Anda di halaman 1dari 7
Gejala awal diabetes melitus dikenal sebagai trias poli. Poliphagi ( banyak makan), polidipsi (banyak minum) dan poliuri ( banyak kencing). Yang paling sering jadi perhatian terutama poliuri. Bahkan nama diabetes juga mengacu pada keluhan tersebut. Sayangnya, meskipun usia penyakit diabetes ini sdh setua peradaban namun tdk pernah dijelaskan hubungan dari tiga keluhannya tersebut. Apalagi dengan gejala-gejala lain yg merupakan komplikasi dari penyakit tersebut. Puji syukur, hampir tiga tahun ini kita mengalami kandemi. Dengan adanya kandemi ini dugaan ttg patofisiologi diabetes yg misterius mulai terkuak sedikit demi sedikit. Tentunya ini memberikan harapan bagi para penderitanya yg cenderung mengalami frustasi dg penyakit tersebut. Dengan pemahaman yg lebih baik tentang patofisiologi diabetes, maka penanganan akan jadi lebih baik. Memberikan harapan akan kesembuhan. Bukankah sering dikatakan setiap penyakit pasti ada obatnya. Penderita diabetes selama ini disebutkan karena produksi insulin oleh pankreas berkurang atau tidak ada. Selain itu sensivitas jaringan terhadap insulin juga berkurang. Tapi buku2 kedokteran tidak pernah menyebut mengapa insulin ini berkurang. Itulah sebabnya pemberian insulin atau obat yg merangsang produksi insulin oleh pankreas tidak pernah memberikan kesembuhan. Bahkan penderita diabetes cenderung akan mengalami kondisi katastropik dg terapi2 tersebut seiring berjalannya waktu. Ada yg dilupakan selama ini pada penderita diabetes. Insulin sebagai hormon bekerja dg sistem pensinyalan. Artinya ada sistem pensinyalan dalam tubuh yg mempengaruhi pelepasan insulin. Baik itu oleh sistem saraf ataupun endokrin. Sistem pensinyalan lain yg ada pada tubuh adalah sitokin. Sitokin berbeda dengan hormon, meski sama2 merupakan protein yg berperan dim sistem pensinyalan. Hormon umumnya dibuat oleh organ tertentu dan dilepaskan dim jumlah banyak dan masuk peredaran darah. Sitokin diproduksi oleh hampir semua sel yg mengalami kerusakan dan berperan dalam sistem imunitas. Yang menarik pd masa kandemi ini adalah istilah badai sitokin. Hal yg paling menakutkan yg dialami penderita copet. Namun ada fenomena lain yg menarik pd penderita copet berupa peningkatan kadar glukosa darah. Keluhan ini unumnya bersifat sementara namun dialami oleh hampir semua penderita, walaupun dim keseharian normal. Informasi yg berharga ini memberikan pemahaman akan keluhan trias poli yg dialami oleh penderita diabetes. Hal ini yg dapat disimpulkan jika pemberian insulin atau obat2 yg merangsang produksi insulin harusnya jd hal yg dilarang, kecuali dim kondisi darurat. Penurunan atau penghentian produksi insulin ternyata merupakan indikator adanya kerusakan pd tubuh. Tubuh perlu melakukan regenerasi bagian tubuh yg rusak ini dengan mengaktifkan mekanisme autofagi. Autofagi hanya akan terpicu dengan aktivasi lisosom oleh glukagon. Memahami trias poli pd penderita diabetes, harusnya tdk dengan pemberian insulin atau obat yg merangsang pelepasan insulin. Pemberian insulin justru menambah kerusakan jaringan bertambah parah. Hal ini terjadi karena lisosom tdk bisa diaktifkan oleh glukagon. Glukagon hanya dilepaskan saat glukosa menurun dan sel mengalami starvasi. Pemberian insulin justru menghilangkan kondisi starvasi pd sel. Peningkatan kadar glukosa darah akibat dihentikannya produksi insulin menimbulkan rasa haus dan keinginan kencing. Hal ini merupakan respon yg wajar agar kadar glukosa turun melalui mekanisme dilusi (pengenceran). Dengan dilusi kadar glukosa diharapkan akan menurun dan merangsang pelepasan glukagon. Dengan dilepaskannya glukagon maka lisosom diaktifkan dan mekanisme autofagi yg merupakan upaya regenerasi bisa terjadi. Rasa lapar terjadi karena tubuh memerlukan sumber protein utk proses regenerasi tersebut. Dengan pemahaman tersebut maka yg terbaik adalah dengan mengikuti mekanisme tubuh dalam merespon adanya kerusakan. Pemberian diuretik dan cairan peroral, selama fungsi ginjal terjaga dapat diberikan. Memberikan waktu pada tubuh utk melakukan proses regenerasi merupakan cara terbaik. Intervensi dilakukan tidak untuk membalikkan proses namun mengikutinya. Banyak cara yg dapat dilakukan, namun pemberian insulin dan obat2 yg merangsang pelepasan insulin harus ditinjau kembali Salam, semoga menjadi inspirasi hidup sehat...

Anda mungkin juga menyukai