Anda di halaman 1dari 19
2 Lentur Pada Balok Persegi .i1 Teori Dasar pir semua elemen struktur bangunan seperti balok, kolom, dan pelat galami aksi lentur akibat beban luar yang bekerja padanya. Pada C=T (2.3) Gambar 2.1 Distribusi Tegangan pada Penampang Akibat Momen Lentur Lentur Pada Balok Persegi 25 dimana C = gaya resultan tekan pada penampang NE jd 4 gaya resultan tarik pada penampang lengan momen Teori balok o = My/I di atas tidak sepenuhnya dapat digunakan dalam desain balok beton bertulang karena: — hubungan tegangan-regangan tekan beton pada dasarnya bersifat nonlinier, — kuat tarik beton yang rendah, - adanya tulangan baja pada penampang yang berfungsi untuk men- transfer gaya tarik pada saat terjadi retak pada penampang beton. Balok adalah elemen struktur yang utamanya menahan momen dan geser dalam. Bila pada clemen struktur juga bekerja gaya aksial maka elemen struktur tersebut dinamakan elemen balok-kolom. Secara garis besar, perilaku balok beton bertulang dalam menahan lentur dapat dijelaskan seperti pada Gambar 2.2. Gambar 2.3. memperlihatkan hubungan momen-kelengkungan pada penampang balok yang, dibebani lentur. Pada saat awal, di mana retak belum terbentuk, nilai regangan yang terjadi akibat momen yang bekerja sangat kecil, sehingga distribusi tegangan normal yang diperoleh pada dasarnya masih linier (Gambar 2.4a). Pada kondisi ini hubungan momen dan kelengkungan pada penampang juga bersifat linier (Lihat segmen O-B pada Gambar 2.3). Jika beban yang bekerja terus ditingkatkan, retak akan terbentuk pada tepi bawah penampang yang mengalami momen maksimum. Retak terjadi pada i i" " Vs " WTOP PPP egy FE daa N=0 |N-0 ") "4 i | Potongan A (a) Balok. (c) eer momen internal dan Momen pada |r: \r pebdtbbiid peedde caps ea (b) Diagram momen (d) Freebody diagram momen internal lontur sebagai Kopel gaya tekan-gaya tarik Gambar 2.2 Freebody Diagram Momen Kopel Tarik-Tekan pada Balok 26 Iswandi Imran & Ediansjah Zulkifli, Perencanaan Dasar Struktur Beton ... ‘ss=t tegangan tarik pada tepi bawah penampang mencapai kuat tarik beton. “Peds saat retak terbentuk, gaya tarik pada beton di lokasi retak akan ‘Seensfer ke tulangan baja, schingga efektivitas penampang beton dalam Seeschan momen menjadi berkurang (Gambar 2.4b). Dalam hal ini ‘seSekuan balok juga berkurang (segmen B-C-D pada Gambar 2.3), namun ‘Sseribusi tegangan masil, mendekati kondisi linier. & beban terus ditingkatkan pada akhirnya baja tulangan akan leleh “Gembar 2.4c). Setelah baja tulangan leleh, kelengkungan balok meningkat Gengan cepat dengan sedikit peningkatan pada momen (segmen D-E pada ‘Sembar 2.3), hingga tercapai kondisi runtuh. Gambar 2.5 memperlihatkan = ekanisme keruntuhan yang mungkin terjadi pada balok. Asumsi dasar pada teori lentur penampang beton (berdasarkan SNI Beton): < Penampang tegak lurus sumbu lentur yang berupa bidang datar sebelum lentur akan tetap berupa bidang datar setelah lentur (Pasal 10.2.2). Tidak terjadi slip antara beton dan tulangan baja (pada level yang sama, regangan pada beton adalah sama dengan regangan pada baja)(Pasal 10.2.2). 5. Tegangan pada beton dan tulangan dapat dihitung dari regangan dengan menggunakan hubungan tegangan-regangan beton dan baja (Pasal 10.2.4). fo Momen, kN-m 942 (Runtun) 47h D (Lelehnya tulangan) © (Beban layan) {9 haa 6 pay ar Kelengkungan, 6 138 6 0,004 0,008 00072 0.0016 Gambar 2.3 Diagram Momen vs. Kelengkungan Lentur Pada Balok Persegi 27 gu 28 | 7 = Regangan Tegangay (2) Sebelum retak (segmen O AB) P ye ry tn tr wl (b)Sotolah rotak tpl bolum iolh pp meee ane (segmen BC D) (rend eben layer) 4? Ba it Lbs Retak gaser tak te &> 6) Regengen Tegengan LET, (c) Kondisi runtuh (titik E) Gambar 2.4 Perilaku Balok Beton Bertulang (MacGregor dan Wight, 2006) Untuk perhitungan kekuatan lentur penampang, kuat tarik beton diabaikan (Pasal 10.2.5). Beton diasumsikan runtuh pada saat regangan tekannya mencapai regangan batas tekan & = éu = 0,003 (Pasal 10.2.3). Hubungan tegangan-regangan beton dapat diasumsikan persegi, trapesium atau parabola atau lainnya (Pasal 10.2.6). Retak diagonal Balok runtuh dalam mekanisme geser Balok runtuh dalam mekanisme { lentur Gambar 2.5 Bentuk Keruntuhan pada Balok Tswandi Imran & Ediansjah Zulkifli, Perencanaan Dasar Struktur Beton ... Berdasarkan SNI Beton Pasal 10.2.3, regangan batas tekan pada beton dapat diambil sebesar 0,003. Asumsi (6) juga ditegaskan pada SNI Beton Pasal 10.2.6 yang memperbolehkan penggunaan berbagai bentuk hubungan tegangan-regangan beton selama prediksi kekuatan yang, dihasilkan sesuai dengan hasil pengujian. 2.2 Dasar Perhitungan Kuat Lentur Nominal Balok Seperti disebutkan pada Bab I, perilaku tegangan-regangan beton bertulang memperlihatkan sifat nonlinier untuk tegangan > 0,3f. Oleh karena itu, distribusi tegangan tekan pada balok beton yang, telah mencapai kuat nominalnya adalah seperti tergambar di bawah ini (Gambar 2.6). Pada Gambar 2.6, d = tinggi efektif penampang yang diukur dari serat tekan terluar ke centroid tulangan. Kuat lentur nominal penampang diasum-sikan tercapai pada saat regangan pada serat tekan terluar mencapai regangan batas beton. Pada saat hal ini tercapai, regangan tarik pada baja tulangan A, dapat mencapai nilai yang lebih besar atau lebih kecil dari 4; tergantung pada proporsi tulangan terhadap luas penampang beton. Seperti terlihat pada Gambar 2.7, bentuk blok tegangan pada kondisi ultimit dapat dinyatakan melalui 3 konstanta, yaitu: ky = rasio tegangan tekan rata-rata terhadap tegangan maksimum (rasio luas tegangan yang diarsir pada Gambar 2.7¢ terhadap luas segiempat c ks f.’), ky = rasio jarak antara serat tekan ekstrim ke resultan gaya tekan terhadap tinggi daerah tekan, ¢, ks = rasio tegangan maksimum f.” pada zona tekan, terhadap kuat silinder beton, f’ > k, ae k ke o> _. 5 = reg batas pte, a d Ay wie © bag Peay & untuk ¢ *4) @ © Cc) Ponampang balok _—Distribusi regangan _Kondisi tegangan aktual pada bertulangan tunggel _pada kondisultimit kondisi regangan ultimit Gambar 2.6 Distribusi Regangan dan Tegangan Beton pada Kondisi Ultimit Lentur Pada Balok Persegi 29 Regangan batas ef . Sisi tekan ee 79.85 i The ‘ C= bik’ Be . Yj), Neural / | al be - a axis ee 4..|I ni cote a THAL ie yal ro (untuk & > &) fa) (c) (a) Peonampang balok —_Distribusi regangan pada_—Kondiisi tegangan aktual pada_Blok tegangan tekan bertulangan tunggal kondisi ultimit kondisi rogangan ultimit persegi okivalon Gambar 2.7 Blok Tegangan Persegi Ekivalen Untuk distribusi blok tegangan di atas, k; = 0,85 dan kz = 0,425. SNI Beton Pasal 10.2.7 mengizinkan penggunaan distribusi tegangan tekan persegi ekivalen untuk perhitungan kuat ultimit penampang (Gambar 2.8). Blok tegangan tekan persegi ekivalen tersebut didefinisikan sebagai berikut (a) Tegangan tekan merata sebesar af’ (di mana a = 0,85) diasumsikan bekerja di sepanjang zona tekan ekivalen yang berjarak a = ic dari serae tekan terluar (ekstrem). (b) Jarak c ditentukan dari posisi serat tekan terluar ke sumbu netral diukur tegak lurus terhadap sumbu netral tersebut. (c) Nilai & diambil sebagai berikut. 1) untuk f’ < 30 MPa, Ai = 0,85; 2) untuk 30 55 MPa, Ai = 0,65. 0.85, 0,85 fe) C= 0,85 at jd=(d-a) T= Ate A T= Ads Gambar 2.8 Blok Tegangan Ekivalen 30. Iswandi Imran & Ediansjah Zulkifli, Perencanaan Dasar Struktur Beton ... jadi, hanya perlu digunakan dua parameter, yaitu d dan 1 untuk dapat menggambarkan blok tegangan-tekan persegi ekivalen. Berdasarkan distribusi tegangan tersebut, kekuatan lentur dihitung sebagai berikut. C= 0,85 fi ab (2.4) T=Afy (2.5) (tulangan diasumsikan sudah leleh sebelum beton mencapai regangan batas tekannya) Syarat keseimbangan + C= T sehingga (2.6) Sehingga, - (a-£)= e Ady 27) M, HAS, (a f)=a(4 0,59 fb } (2.7) 2.3 Analisis Versus Desain Ada 2 jenis perhitungan yang biasa dilakukan dalam evaluasi penampang beton bertulang, yaitu; 1. Analisis Pada perhitungan analisis, resistance/tahanan atau kapasitas penam- pang ditentukan berdasarkan data penampang, kuat tekan beton, tegangan leleh baja, ukuran dan jumlah tulangan, serta lokasi tulangan. is} Desain/Perencanaan Pada perhitungan desain, dilakukan pemilihan penampang yang cocok (termasuk di sini pemilihan dimensi, f’, f; tulangan, dan lain-lain) untuk menahan pengaruh beban terfaktor (seperti M.). 2.3.1 Kuat Perlu dan Kuat Rencana Pada perencanaan terhadap lentur, harus selalu dipenuhi oMr > Mu (28) dimana gM, = kuat lentur rencana M, = momen ultimit atau kuat lentur perlu Mn kuat lentur nominal faktor reduksi kuat lentur 6 Lentur Pada Balok Persegi 31 Berdasarkan SNI Beton, faktor reduksi kuat lentur bervariasi sesuai dengan kondisi batas yang terjadi pada penampang (lihat penjelasan pada Bab 1 Subbab 1.1.4.2). 2.4 Jenis-jenis Keruntuhan Lentur Tergantung pada sifat-sifat penampang balok, bentuk-bentuk keruntuhan lentur yang dapat terjadi adalah sebagai berikut. 1. Keruntuhan tarik, bersifat Ductile (penampang terkontrol tarik). Pada keruntuhan jenis ini, tulangan leleh sebelum beton hancur (yaitu mencapai regangan batas tekannya). Keruntuhan jenis ini terjadi pada penampang dengan rasio tulangan yang kecil. Balok yang mengalami keruntuhan ini disebut under-reinforced (Gambar 2.9b). 2. Keruntuhan tekan, bersifat Brittle (Getas) (penampang terkontrol tekan). Di sini, beton hancur sebelum tulangan leleh. Keruntuhan seperti ini terjadi pada penampang dengan rasio tulangan yang besar. Balok yang mengalami keruntuhan ini disebut “over-reinforced” (Gambar 2.9c). 3. Keruntuhan seimbang (Balance), bersifat Brittle. Pada keruntuhan jenis ini, kondisi beton hancur dan tulangan leleh terjadi secara bersamaan. Balok seperti ini mempunyai tulangan yang balanced (seimbang) (Gambar 2.9d). — Fon 0,008 fis bi la A, - sie E> s,. Ac gy &= & (a) (b) {ce} (d) Penampang bertulangan _Distribusi regangan ulimit Distribusi egangan ultimitDistribusi regangan ultiit tunggal pada keruntunan tank pada Keruntuhan tekan pada keruntuhan balance (under-eintorced) (over-reinforced) (batance-reitorced) (0) Momen Kelengkungan (0) Gambar 2.9 Jenis-jenis Keruntuhan Lentur 32 = Iswandi Imran & Ediansjah Zulkifli, Perencanaan Dasar Struktur Beton ... 2.5 Analisis Balok Persegi dengan Tulangan Tarik Saja 2.5.1 Persamaan-persamaan M,: Untuk Kondisi Tulangan Tarik Leleh Pada Gambar 2.10, gaya tekan, C, pada beton: C= (0,85 f’) ab Gaya tarik T pada baja tulangan: THA Jika baja tulangan diasumsikan leleh, maka T = A, f,. Keseimbangan gaya horizontal pada penampang mensyaratkan: C=T 0,85 f/ab=A, f, => di mana, a= ple fi p=A, ibd) M, dapat dihitung sebagai berikut. ° M,=Tjd M,=A.f,(d-4) > aM, = A.f,[d—= 2 MET 2 © Mi=Cjd M 0,85 fall a i) oM 6 085f: (a <)| =0,85f/ab d~-—| > gM, =¢ 0; = " fea doo | * fea a5 Persamaan di atas dalam bentuk lain dapat ditulis: mM, =d[fibd? o(1-0,590)| (2.9) ' b : x 4 a d ‘ - =a ft) iene aemencelionengs h ke ‘Sumbu Netral M Ae eo 8 e Liwf (a) (>) ©) Penampang Distribusi tegangan aktual Distribusi tegangan persegi ekivalen Gambar 2.10 Distribusi Tegangan Persegi Ekivalen Lentur Pada Balok Persegi 33 Pemeriksaan Apakah fs = fy Pada penurunan persamaan M,, yang disampaikan sebelumnya, diasumsi- kan bahwa tulangan tarik telah mengalami leleh (f = f;) saat beton mencapai regangan tekan batas 4. Asumsi ini harus dicheck kebenarannya. Untuk pemeriksaan ini, perlu dihitung tinggi tekan (= c) pada kondisi balanced. Berdasarkan perbandingan segitiga sebangun (Gambar 2.11): 0,003 0.003 + 200.000 ae (2.10) d 600+f, ; Jika ay = fics, maka Rg O00 dalam MPa 211 d a ee}e ) en Untuk memeriksa apakah f. = f,, (avd) harus dibandingkan dengan (a/d), sebagai berikut; aif © Jika (4) <(4)> maka fi= fi ° Tika (4)>(4)= maka fi dimana p, = a, = = 0.857%) 0,85! bd Karena a = fics, maka: cy Pofy d 08528,f. Jika nilai ini disubstitusikan pada persamaan c,/d sebelumnya, maka: p, = 285Afe[ 600 (2.12) f, (600+ f, Berdasarkan persamaan ini, dapat juga ditentukan apakah f, = fi: ¢ Jika p kondisi under-reinforced (f= fi). © Jikap> p> kondisi over-reinforced (f. { 500-152 Sesuai dengan SNI Beton Pasal 9.3.2.2 nilai ¢ dapat dihitung sebagai berikut, on M1 165,88 mm , 0,85 aétual B= 250+} Gambar 2.13 Ekivalensi Blok Tegangan pada Contoh Soal 36 Iswandi Imran & Ediansjah Zulkifli, Perencanaan Dasar Struktur Beton ... 165,88 = 500 = 165,88 — &. = 0,006 > ¢ = 0,90 (Gambar 1.6) 0,003 4 OM, = 0,90 x 258 kN-m = 232,2 kN-m. 2.6 Desain Balok Persegi 2.6.1 Penentuan Dimensi Minimum Penampang Dimensi minimum penampang ditetapkan berdasarkan: — Persyaratan defleksi. Tabel 9.5(a) pada SNI Beton memberikan tinggi penampang minimum balok atau pelat, yang jika dipenuhi, pengecekan lendutan tidak perlu dilakukan (Tabel 2.1). — Persyaratan selubungy/selimut beton (SNI Beton Pasal 7.7). — Persyaratan spasi tulangan (SNI Beton Pasal 7.6). Tulangan Minimum Berdasarkan SNI Beton Pasal 10.5 luas tulangan tarik pada penampang balok tidak boleh kurang dari: 025, 2 eh a (2.13) dan tidak lebih kecil dari: 14 Bigg oe Pet 2.14 h en) Batas bawah diperlukan agar tulangan yang digunakan tidak terlalu sedikit. Konsekuensi luas tulangan A, yang terlalu kecil (M, < M..): — &besar (lendutan yang terjadi besar), —_ ketika beton retak (M, > M.,), balok akan segera runtuh karena M, < Mer. Persyaratan tambahan untuk batas bawah p: — Jika A, (terpasang) > 4/3 A, (yang diperlukan) berdasarkan hasil analisis, maka A, minimum tidak diperlukan. Jadi, mM, 2iM (2.15) Lihat SNI Beton Pasal 10.5(3). Klausul ini hanya berlaku untuk komponen struktur yang besar dan masif. Lentur Pada Balok Persegi 37 Tabel 2.1 Tebal Minimum Balok Non-pratekan atau Pelat Satu Arah bila Lendutan tidak Dihitung Tebal minimum, fh - Kedua Dua tumpuan Satuujung | . _ sederhana menerus ae Kentilever Komponen menens struktur Komponen yang tidak menahan atau tidak disatukan dengan partisi atau konstruksi lain yang mungkin akan rusak oleh lendutan yang besar Pelat masif satu a aL a be arah 24 24 28 10 Balok atau pelat | a ai ae ee rusuk satu arah | 16 18,5 21 8 Catatan: Panjang bentang dalam mm. Nilai yang diberikan harus digunakan langsung untuk komponen struktur dengan beton normal (We = 2.400 kg/m?) dan BJTD 40. Untuk kondisi lain, nilai di atas harus dimodifikasi sebagai berikut: a) Untuk struktur beton ringan dengan berat jenis di antara 1.500 kg/m? hingga 2.000 kg/m? , nilai tadi harus dikalikan dengan (1,65 - (0,000 3)w<) tetapi tidak kurang dari 1,09, di mana w. adalah berat jenis dalam kg/m?. b) Untuk fy selain 400 MPa, nilainya harus dikalikan dengan (0,4 + f,/700). Desain Balok Persegi dengan Tulangan Tarik Persyaratan yang harus dipenuhi dalam desain adalah; @M, > My Di mana untuk kombinasi beban gravitasi, kuat perlu M, adalah: Mi = 1,.2Mp + 1,6M, (2.16) dimana =My = momen akibat berat sendiri M; = momen akibat beban hidup Seperti disebutkan sebelumnya, kuat rencana dapat dihitung sebagai berikut. OM, =Lfibd*a(1-0,590)] Pada persamaan-persamaan di atas ada 6 bilangan yang tidak diketahui, yaitu: bd, 2, ff’ dan Mn 38 Iswandi Imran & Ediansjah Zulkifli, Perencanaan Dasar Struktur Beton ... dan 2 persamaan ¢M, dan Mp sebagai fungsi dimensi penampang. Oleh Karena itu, proses desain balok tidak akan menghasilkan produk/solusi yang unik. Untuk mendapatkan solusi desain, diperlukan 4 asumsi berkaitan dengan parameter desain yang tidak diketahui. Sebagai permulaan, perlu dibuat asumsi mengenai kuat tekan beton (f’) dan kuat leleh baja yang akan digunakan. Biasanya ada syarat-syarat durabilitas yang harus dipenuhi dalam pemilihan mutu beton, f’ (SNI Beton Pasal 4). Selain itu juga perlu diperhatikan kemampuan kontraktor dalam menghasilkan beton dengan mutu tertentu, Nilai f’ yang biasanya digunakan berkisar antara 20-40 MPa. Sedangkan untuk baja tulangan, mutu yang biasa digunakan adalah baja tulangan dengan f, = 400 MPa. Dengan diketahuinya fi’ dan fi, tinggal 3 variabel yang perlu ditentukan, yaitu b, h, dan p. Namun jika b dan hr diketahui, p dapat langsung dihitung, serta nilai b dan d dapat diperkirakan dari hubungan berikut: 2 M MM eee te * * G[faol- 0580)) Contoh Perhitungan Desain Balok Suatu balok direncanakan memikul beban hidup merata sebesar 25,5 kN/m dan beban mati tambahan sebesar 14,5 kKN/m. Bentang balok tersebut adalah 10 m. Tentukan b, d, dan A, jika f’ = 25 MPa dan f, = 400 MPa. Solusi: Langkah 1. Perkirakan beban mati pada balok Berdasarkan Tabel 2.1, h = = = 0,625 m — ambil = 800 mm. bx 05h Berat balok = (0,8 » 0,4) x 2.400 = 768 kg/m = 7,68 KN/m. SDL = Beban mati tambahan LL = Beban Hidup nik 25,5 kNim $b ene ee epbbteb bel Nb bed ini HHA Dp 10m Gambar 2.14 Sketsa untuk Contoh Perhitungan Balok Lentur Pada Balok Persegi 39 Langkah 2. Hitung momen terfaktor M,z @, =1,2(7,68 + 14,5) + 1,6(25,5) = 67,4 kKN/m a? M = Se = 842.5 KN-m Langkah 3. Hitung b dan d: M, hdfes A foll —0,590)] Asumsikan p= 0,01, sehingga hy 400 ‘ =p—=0,01— =0,160, sehingga are = 88 842,5 x 10° _ 842,5x10° ba* ~ 0,733[25 0,16 (1-0,59(0,16))] 2,655 bd* = 317,3 10° mm* Jika tulangan yang dipasang 1 lapis, maka h=d+65 > d=(h-65) mm. Sehingga: Untuk b = 450 mm > d= 840 mm > h = 905 mm. Untuk b = 400 mm > d= 891 mm > h=956 mm. Berdasarkan Tabel 2.1, untuk balok di atas dua tumpuan sederhana tinggi minimum balok adalah: pe 0,625 mm 16 Sehingga pilihan tinggi balok yang disebutkan sebelumnya meme- nuhi persyaratan tinggi minimum tersebut. Untuk keperluan desain selanjutnya ambil ukuran balok dengan b = 400 mm dan h = 900 mm (Rasio d/b yang ekonomis adalah berkisar antara 1,5 - 2,0). Langkah 4. Cek ulang beban mati yang bekerja dan Mi: Untuk b = 400 mm dan h = 900 mm, berat sendiri per satuan panjang adalah: DL = 0,4 x 0,9 x 2400 kg/m? = 864 kg/m = 8,64 kN/m. A Sehingga M, = Suey. =857,5kN-m 40 Iswandi Imran & Ediansjah Zulkifli, Perencanaan Dasar Struktur Beton ... 5. Tentukan luas tulangan yang dibutuhkan: Asumsi tulangan dipasang 2 lapis dan asumsi awal, $= 0,90. Jadi, @=h-90=810 mm Ambil jd = (d — 9/2) = 0,875d = 709 mm M, 857,5x 10° A.=—+ = = 3360 mm’ ¢f,ja (0,9)(400)(709) Sehingga A. = Fe yg V5. (400)(810) = 1012,5 mm? af, (4)(400) Ac = 1A pg — LAGOY810) _ 1134 mm? & 400 Ambil yang terbesar dari kedua hasil di atas. Gunakan: = 7025 > Ac = 3437 mm’, atau — 3D32+2D25 — A, = 3394 mm’, atau = 5D32 — A, = 4020 mm?. Ambil pilihan yang paling, ekonomis, yaitu A, = 3304 mm?. Pema- sangan tulangan tersebut adalah seperti terlihat pada Gambar 2.15. Langkah 6. Hitung nilai d terbaru: Berdasarkan Gambar 2.15, d = 900 — (40 + 10 + 32 + 12,5) = 805,5 mm. Nilai ini mendekati nilai yang diasumsikan sebelumnya. — | 400 sf} a 900 H Gambar 2.15 Sketsa Penulangan Balok Lentur Pada Balok Persegi 41 Langkah 7. Hitung a dan cek apakah penampang bersifat under-reinforced: A Pi sfy __ 3394x400 eee te 0,85f'b 0,85x 25 x 400 en 0,1983 d 8055 % (600) pon _ a gee] 0,68, =0,51 Rasio tulangan terpasang: 3394 =——_ = 0,0105 400 x 805,5 Pp Cek tulangan maksimum: r \ O85R: 600 __| =0,0203 > (OK!) Puas = 0,75, = 0,75——- = | “ f, (600+ f, } Langkah 8. Cek faktor reduksi kekuatan, 4 a _ 159,72 2 A 21879 “"B, 0,85 =m Bhs d-c 7 187,9 _ 8055-1879 _, , _9,999861—> ¢ = 0,90(Gambar 1.6) 0,003 é, Langkah 9. Hitung 4M, aM, = 4A, (a = 3) - 0,90(3394) 400) 805,5 it we =886,6 KN-m Jadi, $M, > M,. > (OK!) Soal: 1. Hitunglah momen nominal, M,, untuk penampang beton bertulang pada Gambar 2.16. 2. Hitung kapasitas momen nominal, M,, untuk penampang, beton bertu- lang pada Gambar 2.17. 42 Iswandi Imran & Ediansjah Zulkifli, Perencanaan Dasar Struktur Beton ... opse” 260 + 0,003 fo = 25MPa 508 580 > 6 T-Af Gambar 2.16 Sketsa Penampang untuk Soal 1 Selimut bersih bbeton = 40 mm h| € E Sengkeng D1 8 a | |i spasibersin = entar lapis tuiengan ae e 240 mm 4025 = 400 mm Gambar 2.17 Sketsa Penampang untuk Soal 2 Suatu struktur balok (Gambar 2.18) dengan bentang 10 m direncanakan memikul beban hidup merata sebesar 22,5 kN/m dan beban mati tambahan sebesar 8 KN/m. Rencanakan dimensi dan penulangan penampang balok apabila diketahui f.’ = 25 MPa dan f, = 400 MPa. Beban mati tambahan SDL=8 kNim by daze 7500 mm 2500 mm Gambar 2.18 Sketsa Balok untuk Soal 3 Lentur Pada Balok Persegi 43

Anda mungkin juga menyukai