Anda di halaman 1dari 12

EDUCATUM: JURNAL ILMU PENDIDIKAN

Vol. 1, No. 1, November (2022),IPage 127-138


E-ISSN (2963-4210) & E-ISSN (2963-4350)

Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning


Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Robert Pengabdian Waruwu1, Aprianus Telaumbanua2, Envilwan Berkat Harefa3


123
Prodi Pendidikan Teknik Bangunan, FKIP, Universitas Nias, Indonesia
* Corresponding Author. E-mail: robertwaruwu72@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangin dari pengamatan peneliti pada pelaksanaan proses pembelajaran
di SMK Negeri 2 Mandrehe, yang selama ini mengalami hambatan dalam peningkatkan hasil belajar
siswa yang masih belum memenuhi KKM 70. Penelitian ini bertujuan 1). untuk mendeskripsikan
pelaksanaan proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran contextual teaching and
learning pada kompetensi dasar memahami spesifikasi dan karakteristik beton, 2). untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar memahami spesifikasi dan karakteristik beton
dengan menggunakan model pembelajaran contextual teaching and learning pada siswa kelas X desain
pemodelan dan informasi bangunan di semester ganjil. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas (PTK). Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi responden guru, lembar observasi
keaktifan siswa, tes hasil belajar, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini dilaksanakan di SMK
Negeri 2 Mandrehe dengan subjek penelitian adalah siswa kelas X-DPIB semester ganjil tahun pelajaran
2021/2022 yang berjumlah 12 orang. Berdasarkan hasil penelitian: 1). pada siklus I rata-rata hasil
pengamatan terhadap responden guru dalam proses pembelajaran pertemuan pertama 55% dan
pertemuan kedua 61% dengan rata-rata persentase 58%. Persentase pengamatan terhadap siswa yang
aktif dalam kegiatan pembelajaran pertemuan pertama 44,74% dan pertemuan kedua 58,5% dengan rata-
rata persentase 51,62%. Rata-rata hasil belajar siswa 65,85 dengan persentase ketuntasan 41% dan
persentase ketidaktuntasan 59%, dan 2). pada siklus II presentase pengamatan terhadap responden guru
dalam proses pembelajaran pertemuan pertama 78% dan pertemuan kedua 92% dengan rata-rata 85%.
Persentase pengamatan terhadap siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran pertemuan pertama
82,5% dan pertemuan kedua 91% dengan rata-rata 86,75%. Rata-rata hasil belajar siswa 81,66 dengan
persentase ketuntasan 100% dan presentase ketidaktuntasan 0%, sehingga telah mencapai target
ketuntasan 70. Dengan menerapkan model pembelajaran contextual teaching and learning, dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar memahami spesifikasi dan karakteristik beton.

Kata Kunci: model pembelajaran, contextual teaching and learning, hasil belajar siswa

Abstract
The background of this research is the observation of researchers on the implementation of the
learning process at SMK Negeri 2 Mandrehe, which has so far experienced obstacles in improving
student learning outcomes that have not met KKM 70. This research aims 1). to describe the
implementation of the learning process by applying the contextual teaching and learning model to the
basic competencies of understanding the specifications and characteristics of concrete, 2). to determine
the increase in student learning outcomes in basic competence of understanding the specifications and
characteristics of concrete by using the contextual teaching and learning model for class X students of
building design modeling and information in odd semesters. This type of research is classroom action
research (CAR). The instruments used were teacher respondent observation sheets, student activity
observation sheets, learning achievement tests, interviews, and documentation. This research was
conducted at SMK Negeri 2 Mandrehe with the research subjects being class X-DPIB students in the
odd semester of the 2021/2022 academic year, with a total of 12 people. Based on research results: 1).
in cycle I the average result of observations of teacher respondents in the learning process of the first

Submitted Accepted Published


: https://doi.org/10.56248/educatum.v1i1.43
09-11-2022 26-11-2022 26-11-2022
Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa 128
Robert Pengabdian Waruwu, Aprianus Telaumbanua, Envilwan Berkat Harefa

meeting was 55% and the second meeting was 61% with an average percentage of 58%. The percentage
of observations of students who were active in learning activities in the first meeting was 44.74% and
58.5% in the second meeting with an average percentage of 51.62%. The average student learning
outcomes are 65.85 with a completeness percentage of 41% and an incomplete percentage of 59%, and
2). in cycle II the percentage of observations of teacher respondents in the learning process of the first
meeting was 78% and the second meeting was 92% with an average of 85%. The percentage of
observations of students who were active in learning activities in the first meeting was 82.5% and 91%
in the second meeting with an average of 86.75%. The average student learning outcomes are 81.66
with a completeness percentage of 100% and a incompleteness percentage of 0%, so that the target has
reached 70 completeness. By applying the contextual teaching and learning learning model, it can
improve student learning outcomes in the basic competencies of understanding concrete specifications
and characteristics.

Keywords: learning model, contextual teaching and learning, student learning outcomes

PENDAHULUAN Yulsyofriend, & Mayar (2018),


Salah satu cerminan kualitas mengatakan bahwa pendidikan merupakan
pendidikan di sekolah adalah hasil belajar proses sosialisasi anak yang terarah. Dalam
siswa yang di capai oleh siswa di sekolah Undang-Undang R.I Nomor 20 tahun 2003
tersebut (Dakhi, 2022). Perolehan hasil tentang sistim pendidikan nasional tersebut
belajar sangat ditentukan oleh baik tidaknya bahwa pendidikan nasional menyatakan
kegiatan dalam pembelajaran selama bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
program pendidikan dilaksanakan di kelas terencana untuk mewujudkan suasana
yang pada kenyataannya tidak pernah lepas belajar dan proses pembelajaran agar
dari masalah. Masalah proses belajar peserta didik secara aktif mengembangkan
mengajar pada umumnya terjadi di kelas, potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
kelas dalam hal ini dapat berarti segala spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kegiatan yang dilakukan guru dan anak kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
didiknya di suatu ruangan dalam serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
melaksanakan kegiatan belajar mengajar masyarakat, bangsa, dan Negara
(Zagoto, Yarni & Dakhi, 2019). Kelas (Kemendikbud, 2003).
dalam arti luas mencakup interaksi guru dan Pendidikan dapat dimaknai sebagai
siswa, teknik dan strategis belajar mengajar, proses mengubah tingkah laku anak didik
implementasi kurikulum serta evalusi agar menjadi manusia dewasa yang mampu
(Fajra et al., 2020, Novalinda et al., 2020). hidup mandiri dan sebagai anggota
Dengan demikian hasil belajar siswa masyarakat dalam lingkungan alam sekitar
pada susatu mata pelajaran tertentu di mana individu itu berada (Kirom, 2017).
merupakan salah satu indikator kualitas Pendidikan yang mampu mendukung
pendidikan di sekolah yang bersangkutan. pembangunan di masa mendatang adalah
Hasil belajar adalah kopetensi atau pendidikan yang mampu mengembangkan
kemampuan tentang baik kognitif, afektif potensi peserta didik, sehingga yang
maupun psikomotorik yang di capai atau bersangkutan mampu memiliki dan
dikuasai pesertra didik setelah mengikuti memecahkan probleman pendidikan yang
proses belajar mengajar. dihadapinya. Konsep pendidikan tersebut
Pendidikan selalu mengalami terasa semakin penting ketika seseorang
pembaharuan dalam rangka mencari harus memasuki kehidupan di masyaratkan
struktur kurikulum, sistem pendidikan dan dan di dunia kerja, karena seseorang harus
metode pengajaran yang efektif dan efesien memasuki kehidupan di masyarkat dan
(Karwono, 2017). Upaya tersebut antara dunia kerja, karena yang bersangkutan
lain peningkatan saranan dan prasaranan harus mampu menerapkan apa yang
kurikulum. Menurut Yaswinda, dipelajari di sekolah untuk menghadapi

Copyright © 2022 Educatum: Jurnal Ilmu Pendidikan


E-ISSN (2963-4210) & E-ISSN (2963-4350)
Educatum: Jurnal Ilmu Pendidikan 1 (1), November 2022 - 129
Robert Pengabdian Waruwu, Aprianus Telaumbanua, Envilwan Berkat Harefa

probleman yang dihadapi dalam kehidupan (Telaumbanua et al., 2022). Sementara


sehari-hari saat ini maupun yang akan model contextual teaching and learning
datang. (CTL) belum optimal diterapkan pada
Sekolah sebagai suatu institusi atau pembelajaran dasar-dasar kontrusi
lembaga pendidikan idealnya harus mampu bangunan dan teknik pengukuran tanah
melakukan proses edukasi, sosialisasi, dan sehingga mengurangi keaktifan siswa
transformasi (Norlena, 2015). Dengan kata dalam proses pembelajaran yang
lain sekolah yang bermutu adalah sekolah mengakibatkan hasil belajar siswa belum
yang mampu berperas sebagai proses memenuhi kriteria ketuntasan minimal
edukasi atau proses pendidkikan yang (KKM) yakni 70. Wawancara singkat yang
menekankan pada kegiatan mendidik dan dilakukan dengan kepada guru mata
mengajar, proses sosialisasi atau proses pelajaran, memberi informasi bahwa masih
bermasyarakat terutama bagi anak didik, banyaknya siswa yang tidak memiliki buku
dan wadah proses trasnformasi atau proses materi memahami spesifikasi dan
perubahan tingkah laku ke arah yang lebih karakteristik beton tentang menjelaskan
baik. beton sebagai bahan bangunan dikarenakan
Untuk mewujudkan tujuan fasilitas buku-buku pendukung yang kurang
pendidikan nasional guru harus berupaya memadai serta model contextual teaching
meningkatkan hasil belajar siswa dengan and learning yang digunakan pada proses
cara mengunakan model pembelajaran, pembelajaran belum optimal diterapkan
metode pembelajaran, strategis sehingga keaktifan siswa berkurang dan
pembelajaran, dan pendekatan hasil belajarnya juga berkurang. Kedua
pembelajaran sesuai dengan petunjuk bagian ini saling mempengaruhi dan dapat
kurikulum yang berlaku (Fathurrohman, menentukan hasil belajar. Untuk dapat
2015). Menurut Masril et al., (2020), bahwa menyampaikan pelajaran dengan baik agar
bakat memungkinkan sesorang untuk siswa lebih mudah memahami pelajaran,
mencapai prestasi dalam bidang tertentu, seorang guru selain harus menguasai
akan tetapi di perlukan latihan, materi, dia juga di tuntut untuk dapat
pengetahuan, pengalaman dan dorongan terampil dalam memilih dan menggunakan
atau motivasi agar dapat itu terwujud. model mengajar yang tepat untuk situasi
Untuk mengetahui potensi yang dimiliki dan kondisi yang dihadapinya. Seorang
siswa, guru dapat menggunakan kegiatan guru sangat di tuntut untuk dapat memiliki
evalusi hasil belajar sebagai dasar pengertian secara umum mengenai
pertimbangan. kelemahan-kelemahannya.
Berdasarkan hasil observasi di SMK Melihat kondisi di atas maka
Negeri 2 Mandrehe Kelas X kompetensi pembelajaran yang terjadi belum
keahlian desain pemodelan dan informasi menunjukan aktivitas belajar siswa secara
bangunan mata pelajaran dasar-dasar maksimal. Tentu bila hal ini dibiarkan
konstruksi bangunan dan teknik terus-menerus akan mengakibatkan siswa
pengukuran tanah pada standar kompetensi semakin pasif dan malas untuk belajar
memahami spesifikasi dan karakteristik terutama pelajaran dasar-dasar kontrusi
beton, dari wawancara singkat dengan bangunan dan teknik pengukuran tanah.
beberapa siswa kelas X DPIB, diperoleh Untuk menyikapi permasalahan ini dalam
informasi bahwa salah satu faktor kesulitan proses belajar mengajar, maka di rasa perlu
belajar siswa terletak pada metode untuk mencari suatu alternatif untuk
pembelajaran yang digunakan oleh guru meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
kurang sesuai dengan materi yang siswa, sehingga dapat mencapai tujuan
dipelajari. Metode pembelajaran yang pembelajaran yang diharapkan.
sering digunakan adalah metode ceramah Upaya yang dilakukan dalam
yang masih sangat konvensional memperbaiki hasil belajar siswa dan

Copyright © 2022 Educatum: Jurnal Ilmu Pendidikan


E-ISSN (2963-4210) & E-ISSN (2963-4350)
Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar 130
Siswa
Robert Pengabdian Waruwu, Aprianus Telaumbanua, Envilwan Berkat Harefa

aktivitas siswa adalah dengan adalah siswa kelas X semester ganjil


menggunakan model pembelajaran, salah Kompetensi Keahlian Desain Permodelan
satu diantaranya adalah model dan Informasi Bangunan (DPIB) SMK
pembelajaran contextual teaching and Negeri 2 Mandrehe dengan jumlah siswa 12
learning, sebab melalui model Orang. Dalam pelaksanaan penelitian ini
pembelajaran contextual teaching and digunakan beberapa instrumen penelitian
learning membuat siswa lebih aktif untuk yaitu sebagai berikut: a). observasi, b).
memberi respon terhadap masalah tersebut wawancara, dan c). tes hasil belajar.
(Banu, Tinenti & Tukan, 2022; Tindakan dan tahapan pelaksanaan
Susiloningsih, 2016; Zendrato, Harefa & penelitian tindakan kelas (PTK) ini sebagai
Lase, 2022). berikut: a). perencanaan (planning), b).
Proses pembelajaran berlangsung tindakan (action), c). pengamatan
lebih alamiah, dalam bentuk kegiatan siswa (observation), dan d). refleksi (reflection).
berkerja dan mengalami, bukan transfer Penelitian ini direncanakan 2 (dua) siklus.
pengetahuan dari guru ke siswa. Siklus I menggunakan penerapan model
Pembelajaran kontekstual dengan contextual teaching and learning Siklus
pendekatan konstruktivisme di pandang kedua dilaksanakan berdasarkan hasil
sebagai salah satu strrategis yang refleksi siklus pertama.
memenuhi prinsip-prinsip pembelajaran
berbasis kompetensi. Menurut Shoimin
HASIL DAN PEMBAHASAN
(2016: 41), dan Yulianti, Thaief &
Rahmatullah (2019), bahwa contextual Hasil
teaching and learning merupakan suatu 1. Hasil Uji Coba Tes Hasil Belajar
konsep belajar di mana guru menghadirkan a. Uji Validitas
situasi dunia nyata ke dalam kelas dan Berdasarkan data uji coba instrument
mendorong siswa membuat hubungan tes hasil belajar di kelas X semester I SMK
antara pengetahuan yang dimiliki dan Negeri 2 Gunungsitoli maka dilakukan
penerapannya dalam kehidupan mereka perhitungan validitas. Dari perhitungan uji
sebagai anggota keluarga dan masyarakat. validitas maka diperoleh Nilai rxy= 0,837
Model Pembelajaran kontekstual kemudian dikonsultasikan pada rtabel untuk
(contextual teaching and learning) adalah df = N-2 = 12-2 = 10 pada taraf signifikan
konsep belajar yang membantu guru 5% (α = 0,05) diperoleh rtabel = 0,576,
mengaitkan antara materi yang sehingga item nomor 1 diperoleh rxy>rtabel
diajarkannya dan situasi dunia nyata siswa (0,837>0,576). Dengan demikian item
serta mendorong siswa membuat hubungan nomor 1 dinyatakan valid. Dengan
antara pengetahuan yang dimilikinya dan mengikuti langkah-langkah pada item
penerapannya dalam kehidupan mereka nomor 1, maka perhitungan validitas item
sehari-hari, dengan melibatkan enam nomor 2 sampai nomor 10 dapat dilakukan
komponen untuk pembelajaran efektif, dan hasil selengkapnya tertera pada tabel
yaknik kontruktivisme (contructivism), berikut: dapat digunakan sebagai
bertanya (questioning), menemukan instrument penelitian.
(inquiri), masyarakat belajar (learning
community), pemodelan (modelling), dan b. Uji Reliabilitas
penilaian sebenarnya (authentic Uji reliabilitas dilakukan untuk
assessment). Dengan konsep ini, hasil mengetahui apakah hasil instrumen
pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. penelitian tetap, dapat dipercaya serta dapat
digunakan kapan saja dan di mana saja.
METODE Berdasarkan yang diperoleh r11= 0,944 dan
Jenis penelitian ini adalah penelitian selanjutnya dikonfirmasikan pada nilai rtabel
tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian ini product moment pada taraf signifikan 5%

Copyright © 2022 Educatum: Jurnal Ilmu Pendidikan


E-ISSN (2963-4210) & E-ISSN (2963-4350)
Educatum: Jurnal Ilmu Pendidikan 1 (1), November 2022 - 131
Robert Pengabdian Waruwu, Aprianus Telaumbanua, Envilwan Berkat Harefa

(𝛼 = 0,05). Jadi untuk df = N-2 = 12-2 = Kemudian di hitung jumlah skor ideal
10, rtabel = 0,576 dan karena r11 >rtabel, maka dan di dapat hasil 52. Sehingga dari
tes dinyatakan reliabel. data yang di dapat disubtitusikan
dalam rumus mencari persentase
c. Tingkat Kesukaran pengamatan guru, dari hasil
Untuk mengetahui apakah tingkat pengamatan guru di dapat hasil
kesukaran pada kisi-kisi tes sesuai dengan (responden guru) mencapai 55%.
kondisi yang sebenarnya di sekolah, b) Pada pengamatan keaktifan siswa
berdasarkan hasil uji coba instrumen untuk dalam kegiatan pembelajaran pada
setiap soal dilakukan perhitungan tingkat siklus I pertemuan pertama, dari hasil
kesukaran, dengan rumus mean di bagi pengamatan dideskripsikan dalam
dengan skor maksimum maka untuk nilai persen dengan menggunakan rumus
kesukaran untuk item nomor 1 yaitu 0,70 persentase pengamatan, dari hasil
(mudah). nomor 2; 0.53 (sedang), nomor 3; rata-rata pengamatan siswa yang aktif
0.53 (sedang), nomor 4; 0.55 (sedang), mengikuti pembelajaran mencapai
nomor 5; 0.62 (sedang), nomor 6; 0.71 44,75%.
(mudah), nomor 7; 0.57 (sedang), nomor 8; c) Rata-rata hasil pengamatan siswa
0.71 (mudah), nomor 9; 0.58 (sedang), yang tidak aktif mencapai 55,25%.
Nomor 10; 0.55 (sedang).
2) Pertemuan 2
d. Daya Pembeda a) Dari hasil pengamatan pada Siklus I
Untuk mengetahui apakah setiap item pertemuan kedua skor yang diperoleh
tes dapat membedakan siswa yang mampu 32, sehingga rata-rata pengamatan
dangan siswa yang kurang mampu maka didapatkan 2,46. Skor ideal 52,
dilakukan perhitungan daya pembeda sehingga dari hasil pengamatan
berdasarkan hasil uji coba instrumen (responden guru) mencapai 61%.
diperoleh untuk item nomor 1 maka mean Pada pertemuan Kedua mulai ada
data kelompok atas = 18,6 dan mean data peningkatan namun demikian masih
kelompok bawah = 9,3 maka mencari daya terdapat beberapa kelemahan yang
pembeda = mean data kelompok atas di perlu disempurnakan pada siklus
kurang mean data bawah dan di bagi skor berikutnya.
maksimum, maka hasilnya 18,6 – 9,3 : 20 = b) Pada pengamatan Keaktifan siswa
0,46. Dengan mengikuti langkah-langkah dalam kegiatan pembelajaran pada
pada item nomor 1, maka perhitungan daya siklus I pertemuan kedua, dari hasil
pembeda soal nomor 2 sampai dengan pengamatan dideskripsikan dalam
nomor 10 dapat dilakukan ternyata semua persen dengan menggunakan rumus,
item tes dapat di terima atau baik, artinya dari hasil rata-rata pengamatan siswa
seluruh item tes dapat membedakan siswa yang aktif mengikuti pembelajaran
yang mampu dengan siswa yang kurang mencapai 58,5%.
mampu. c) Pada pengamatan siswa yang tidak
aktif pada siklus I pertemuan kedua
2. Paparan Data Penelitian dihitung dengan persen 100%.
a. Siklus I pengamatan siswa yang aktif.
1) Pertemuan 1 Sehingga rata-rata hasil pengamatan
a) Hasil pengamatan pada proses siswa yang tidak aktif mencapai
pembelajaran responden guru pada 41,5%.
siklus I pertemuan I di dapat jumlah 3) Akhir Siklus I
skor 29 kemudian skor disubtitusikan a) Pada Siklus I Pertemuan 1
dalam rumus. Di mana rata-rata Hasil pengamatan proses
pengamatan didapatkan hasil 2,23. pembelajaran responden guru

Copyright © 2022 Educatum: Jurnal Ilmu Pendidikan


E-ISSN (2963-4210) & E-ISSN (2963-4350)
Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar 132
Siswa
Robert Pengabdian Waruwu, Aprianus Telaumbanua, Envilwan Berkat Harefa

mencapai 55%, pertemuan 2 (kedua) b) Hasil Refleksi Pengamatan siswa


mencapai 61% dari hasil pertemuan 1 Siswa kurang mengikuti
dan 2, maka rata-rata persentase kegiatan pembelajaran bahkan siswa
pengamatan proses pembelajaran cenderung ribut, siswa masih kurang
responden guru pada siklus I yaitu: memahami dengan penerapan model
58%. pembelajaran contextual teaching
b) Pada siklus I pertemuan 1 hasil and learning dikarenakan siswa
pengamatan siswa aktif mengikuti belum terbiasa dengan model
pembelajaran mencapai 44,74%, pembelajaran ini sehingga kegiatan
pertemuan 2 mencapai 58,5% dari pembelajaran sebagian besar siswa
hasil pertemuan 1 dan 2 maka rata- kurang aktif.
rata persentase hasil pengamatan
siswa aktif mengikuti pembelajaran 5) Kesimpulan Pelaksanaan Siklus I
pada siklus I yaitu : 51,62%. Berdasarkan rata-rata hasil belajar
c) Pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa yang diperoleh yaitu: 65,85 dan
siswa 65,85 dengan nilai persentase tidak mencapai target yang telah
ketuntasan hasil belajar siswa sebesar ditentukan KKM (70), dan hasil
41%. wawancara menyatakan bahwa masih
d) Hasil Wawancara terdapat kekurangan dalam proses
Berdasarkan wawancara yang pembelajaran, maka penelitian ini
telah dilakukan, menyimpulkan bahwa dilanjutkan pada siklus ke II.
mereka cukup senang dengan
pembelajaran yang telah mereka ikuti. b. Siklus II
Selanjutnya, karena mereka kurang 1) Pertemuan 1
memahami serta dalam pelaksanaanya a) Dari hasil pengamatan pada siklus II
mereka masih sulit untuk mengikuti pertemuan pertama di dapat skor 41,
pembelajaran sehingga tes atau evaluasi kemudian skor disubtitusikan dalam
yang diberikan, soal-soalnya sulit, itu rumus. Dimana rata-rata pengamatan
dikarenakan kurangnya persiapan dari didapatkan hasil 3,15. Kemudian di
rumah sehingga mereka tidak dapat hitung jumlah skor ideal dan di dapat
memecahkan soal-soal tersebut dengan hasil 52. Sehingga dari data yang di
baik dan benar. dapat disubtitusikan dalam rumus,
sehingga hasil pengamatan dalam
4) Hasil Siklus proses pembelajaran (responden
Berdasarkan hasil refleksi pada guru) mencapai 78%.
pengamatan dalam proses pembelajaran b) Pada pengamatan keaktifan siswa
(responden guru) yang telah dilakukan dalam kegiatan pembelajaran pada
pada siklus I, masih ada beberapa siklus II pertemuan pertama, rata-rata
kelemahan dalam menerapkan model pengamatan siswa yang aktif
pembelajaran contextual teaching and mengikuti pembelajaran mencapai
learning. 82,5%. Siswa mulai terbiasa dengan
a) Hasil Refleksi Pada Pengamatan kondisi belajar yang diterapkan
Responden Guru sehingga sebagian besar siswa terlibat
Belum terbiasa dengan aktif dalam pembelajaran.
penerapan model pembelajaran c) Pada pengamatan siswa yang tidak
contextual teaching and learning. aktif pada siklus II pertemuan
Masih lemah dalam memandu pertama di hitung dengan persen
kegiatan proses pembelajaran, serta 100%, pengamatan siswa yang aktif.
masih lemah dalam menyimpulkan Sehingga rata-rata hasil pengamatan
materi kegiatan.

Copyright © 2022 Educatum: Jurnal Ilmu Pendidikan


E-ISSN (2963-4210) & E-ISSN (2963-4350)
Educatum: Jurnal Ilmu Pendidikan 1 (1), November 2022 - 133
Robert Pengabdian Waruwu, Aprianus Telaumbanua, Envilwan Berkat Harefa

siswa yang tidak aktif mencapai d) Hasil Wawancara


17,5%. Hasil wawancara yang dilakukan
peneliti setelah melaksanakan proses
2) Pertemuan 2 belajar mengajar dari beberapa orang
a) Dari hasil pengamatan pada siklus II siswa adalah model pelajaran
pertemuan Kedua di dapat jumlah contextual teaching and learning di
skor 48, kemudian skor disubtitusikan rasa menyenangkan oleh siswa dan
dalam rumus. Di mana rata-rata bentuk belajar yang telah
pengamatan setiap item didapatkan dilaksanakan membuat siswa lebih
hasil 3,69. Kemudian di hitung kreatif.
jumlah skor ideal dan di dapat hasil
52. Sehingga dari data yang di dapat 4) Hasil Siklus
disubtitusikan dalam rumus, sehingga Berdasarkan hasil refleksi pada
hasil pengamatan proses pengamatan dalam proses pembelajaran
pembelajaran responden guru (responden guru) peneliti telah
mencapai 92%. memperbaiki kelemahan-kelemahan pada
b) Pada pengamatan keaktifan siswa siklus I, sehingga pada siklus ke II berhasil
dalam kegiatan pembelajaran pada menerapkan model pembelajaran
siklus II pertemuan kedua, dari hasil contextual teaching and learning,
pengamatan dideskripsikan dalam Sedangkan pada pengamatan keaktifan
persen dengan menggunakan rumus, siswa dalam kegiatan pembelajaran, siswa
sehingga rata-rata pengamatan siswa secara keseluruhan aktif dan mampu
yang aktif mengikuti pembelajaran mengikuti proses pembelajaran contextual
91%. teaching and learning.
c). Rata-rata hasil pengamatan siswa
yang tidak aktif mencapai 9%. 5) Kesimpulan Pelaksanaan Siklus II
Berdasarkan rata-rata hasil belajar
3) Akhir Siklus II siswa yang diperoleh yaitu : 81,66 dan telah
a) Pada siklus II pertemuan 1 hasil mencapai target yang telah ditentukan
pengamatan proses pembelajaran KKM (70), dan hasil wawancara
responden guru mencapai 78%, menyatakan bahwa proses pembelajaran
pertemuan 2 mencapai 92% dari hasil dengan menggunakan contextual teaching
pertemuan 1 dan 2 maka rata-rata and learning mereka mampu
persentase pengamatan proses menghubungkan materi pembelajaran
pembelajaran responden guru pada dengan kejadian-kejadian atau peristiwa
siklus II yaitu 85% yang pernah mereka ketahui sebelumnya.
b) Pada siklus II pertemuan 1 hasil Model pembelajaran contextual teaching
pengamatan siswa aktif mengikuti and learning menumbuhkan keinginan
pembelajaran mencapai 82,5%, siswa untuk belajar, dan mampu
pertemuan 2 mencapai 91% dari hasil menghasilkan sesuatu dalam pembelajaran
pertemuan 1 dan 2 maka rata-rata serta hasil belajar siswa telah mencapai
persentase hasil pengamatan siswa target yang telah ditetapkan sehingga
aktif mengikuti pembelajaran pada permasalahan telah selesai.
siklus II yaitu 86,75%.
c) Pada siklus II rata-rata hasil belajar
siswa 81,66 dengan nilai persentase
ketuntasan hasil belajar siswa sebesar
100%.

Copyright © 2022 Educatum: Jurnal Ilmu Pendidikan


E-ISSN (2963-4210) & E-ISSN (2963-4350)
Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar 134
Siswa
Robert Pengabdian Waruwu, Aprianus Telaumbanua, Envilwan Berkat Harefa

Gambar 1. Hasil Pengamatan Responden Gambar 4. Ketuntasan Belajar Siswa


Guru
Pembahasan
Sebagaimana telah diuraikan bahwa
permasalahan pokok dalam penelitian ini
adalah hasil belajar siswa tergolong
kategori kurang dan belum mencapai KKM
yang disebabkan oleh beberapa faktor :
a. Belum diterapkannya model
pembelajaran contextual teaching and
learning pada Kompetensi Dasar
Memahami Spesifikasi dan Karakteristik
Beton dalam proses belajar mengajar di
SMK Negeri 2 Mandrehe.
b. Hasil belajar siswa contextual teaching
and learning pada Kompetensi Dasar
Memahami Spesifikasi dan Karakteristik
Beton masih rendah atau belum
Gambar 2. Keaktifan Siswa Dalam Proses memenuhi kriteria ketuntasan minimal
Pembelajaran (KKM) 70.
Dari permasalahan tersebut,
dilakukan suatu penelitian untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada
Kompetensi Dasar Memahami Spesifikasi
dan Karakteristik Beton.
Contextual teaching and learning
adalah suatu strategi pembelajaran di mana
siswa bekerja secara berkelompok dan
mendiskusikan bagian-bagian materi yang
dipelajari. Strategi ini ditunjukkan untuk
membantu siswa berpikir secara sismetis
dan berkonsentrasi pada materi pelajaran.
Untuk mengetahui peningkatan
proses pembelajaran dan hasil belajar siswa
Gambar 3. Rata-Rata Hasil Belajar Siswa maka peneliti melakukan penelitian dengan

Copyright © 2022 Educatum: Jurnal Ilmu Pendidikan


E-ISSN (2963-4210) & E-ISSN (2963-4350)
Educatum: Jurnal Ilmu Pendidikan 1 (1), November 2022 - 135
Robert Pengabdian Waruwu, Aprianus Telaumbanua, Envilwan Berkat Harefa

menerapkan model pembelajaran ditetapkan yaitu 70%. Hal ini disebabkan


contextual teaching and learning, di mana oleh beberapa faktor yaitu:
pada saat proses pembelajaran berlangsung a. Peneliti kurang terbiasa dengan
dilakukan pengamatan oleh pengamat menerapkan model pembelajaran
untuk mengetahui proses pembelajaran contextual teaching and learning.
berlangsung. b. siswa masih belum terbiasa dengan
Setelah proses pembelajaran selesai kondisi belajar dengan menggunakan
diberikan tes kepada siswa untuk model pembelajaran contextual teaching
mengetahui hasil belajar siswa. Hasil tes tes and learning.
tersebut di olah sehingga dapat diketahui c. Siswa kurang berminat dalam belajar
peningkatan hasil belajar siswa dengan bahkan ribut karena belum terbiasa
menerapkan model pembelajran contextual dengan kondisi belajar.
teaching and learning. Berdasarkarn tes d. Sebagian besar siswa tidak aktif dalam
yang diberikan kepada siswa ternyata hasil mengikuti proses pembelajaran.
persentase hasil belajar siswa pada siklus I Pada siklus I pertemuan 2
masih belum mencapai target yang berdasarkan hasil persentase pengamatan
ditetapkan karena bentuk pembelajaran dalam proses pembelajaran responden guru
seperti ini belum pernah mereka alami diperoleh 61%. Hal ini menunjukkan
sebelumnya serta pembelajaran yang adanya sedikit peningkatan namun masih
dilakukan masih memiliki beberapa belum mencapai target yang diharapkan.
kelemahan. Akan tetapi setelah dilakukan Persentase keaktifan siswa dalam proses
perbaikan pada siklus ke II ternyata pembelajaran juga mencapai yaitu 58,5%.
persentase hasil belajar meningkat dan Berdasarkan hasil belajar siswa pada siklus
proses pembelajaran memenuhi target yang I diketahui rata-rata hasil belajar siswa
diharapkan sehingga jawaban umum atas 65,85% dengan kategori cukup, dan
permasalahan pokok adalah : persentase ketuntasan hasil belajar siswa
a. Proses pembelajaran pada mata 41%, ternyata hasilnya masih belum
pelajaran Dasar-Dasar konruksi dan sepenuhnya mencapai target yang
Teknik Pengukuran Tanah akan diharapkan terutama dalam hal peningkatan
meningkat dan terperbaiki dengan hasil belajar dan peningkatan keaktifan
penerapan model pembelajaran siswa. Oleh karena itu, merasa perlu
contextual teaching and learning. melanjutkan penelitian pada siklus II.
b. Ada peningkatan hasil belajar siswa Untuk mengatasi beberapa
dengan penerapan model pembelajaran kelemahan pada pertemuan pertama ini,
contextual teaching and learning dari maka beberapa perbaikan yang dilakukan
41%-100% pada pertemuan kedua antara lain :
a. Mempersiapkan diri lebih baik lagi
3. Analisis dan Interprestasi Temuan terutama dalam hal menerapkan model
Penelitian pembelajaran contextual teaching and
Bagian ini mengulas tentang analisis learning, teknik memahami, penguasaan
dan tafsiran temuan penelitian. Berdasarkan kelas, memberikan pertanyaan dan
lembaran pengamatan proses pembelajaran melakukan evaluasi pada proses
responden guru pada siklus 1 diketahui pembelajaran.
bahwa persentase pengamatan pelaksanaan b. Mencermati kelemahan pada proses
proses pembelajaran responden guru pembelajaran dan memperbaikinya pada
dengan menerapkan model pembelajaran pertemuan selanjutnya.
contextual teaching and learning c. Memberikan perhatian lebih kepada
pertemuan 1 sebesar 55% dan keaktifan siswa yang kurang terlibat aktif dalam
siswa dalam kegiatan belajar 44,75%. proses pembelajaran.
Masih belum mencapai target yang telah

Copyright © 2022 Educatum: Jurnal Ilmu Pendidikan


E-ISSN (2963-4210) & E-ISSN (2963-4350)
Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar 136
Siswa
Robert Pengabdian Waruwu, Aprianus Telaumbanua, Envilwan Berkat Harefa

d. Tetap memotivasi siswa untuk lebih aktif pelajaran untuk membantu Penguasaan
dalam proses pembelajaran. materi, Aktif dalam kelompok, Presentasi
e. Mengupayakan keadaan kelas yang lebih kelompok, dan Menjawab pertanyaan.
kondusif dan juga menyenangkan. . Berdasarkan uraian tersebut di atas
Pada siklus II diperoleh rata-rata hasil maka dibandingkan temuan dengan teori,
Persentase pengamatan pada proses yaitu pelaksanaan proses pembelajaran
pembelajaran responden guru pada contextual teaching and learning dapat
pertemuan 1 dan pertemuan 2 yaitu 85% meningkatkan hasil belajar siswa jika di
termasuk kategori baik. Demikian juga rata- terapkan dan dilakukan pencermatan dan
rata persentase keaktifan siswa dalam perbaikan dalam melaksanakan proses
proses pembelajaran pertemuan 1 dan pembelajaran dalam setiap pertemuan dan
pertemuan 2 diperoleh rata-rata direfleksikan untuk mengetahui kelemahan
pengamatan mencapai 86,75% termasuk pada proses pembelajaran.
kategori baik . Rata-rata hasil belajar siswa Implikasi penelitian ini adalah
pada siklus II mencapai 81,66 tergolong melalui penerapan model pembelajaran
kategori baik dan persentase ketuntasan contextual teaching and learning yang
belajar siswa mencapai 100%. memiliki keunggulan di banding dengan
Berdasarkan hasil belajar siswa pada model pembelajaran yang lain. Di mana
siklus II ternyata hasilnya sudah mencapai model pembelajaran contextual teaching
target yang diharapkan dan memenuhi and learning ini dapat menarik perhatian
standar KKM 70. Oleh sebab itu, siswa menjadi terpusat, menghindari
disimpulkan bahwa : kesalahan siswa dalam ingatan, melalui
a) Proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran ini
menerapkan model pembelajaran verbalisme dapat terhindari, dengan cara
contextual teaching and learning dapat siswa dapat mengamati secara langsung dan
meningkatkan hasil belajar siswa. dapat mengikuti pembelajaran yang
b) Rata-rata hasil belajar siswa dengan diberikan guru, sehingga siswa memiliki
menerapkan model pembelajaran kesempatan untuk membandingkan antara
contextual teaching and learning dapat teori dengan kenyataan. Oleh karena itu
meningkat dapat membuat siswa berminat untuk
Selama pelaksanaan ini diperoleh mengikuti proses pembelajaran dengan
beberapa temuan antara lain kegiatan siswa turut aktif bereksperimen, sehingga siswa
dalam proses pembelajaran baru efektif memperoleh pengalaman-pengalaman
ketika guru menyajikan materi pelajaran, kegiatan pembelajaran untuk
memberikan tugas dan siswa mengembangkan kecakapan dan
mempertanggungjawabkannya dengan memperoleh hasil belajar yang baik.
demikian siswa cepat menanggapi materi Melalui penelitian tindakan kelas ini
yang diajarkan. Sehingga proses diharapkan guru dapat memperbaiki proses
pembelajaran lebih bermanfaat serta pembelajaran serta dapat meningkatkan
kemampuan siswa lebih cepat memahami mutu dan relevansi pendidikan.
materi.
Sebagaimana diuraikan bahwa teori KESIMPULAN
dasar yang menjadi landasan dalam
pelaksanaan penelitian ini adalah penerapan Berdasarkan hasil penelitian yang
model pembelajaran contextual teaching telah dilaksanakan tentang penerapan
and learning. Model pembelajaran model pembelajaran contextual teaching
contextual teaching and learning dapat and learning dalam proses pembelajaran
membuat peserta didik lebih aktif, yaitu Dasar-Dasar Kontruksi Bangunan dan
dengan melibatkan peserta didik dalam Pengukuran Tanah di kelas X-DPIB SMK
belajar secara langsung pada materi Negeri 2 Mandrehe dapat disimpulkan

Copyright © 2022 Educatum: Jurnal Ilmu Pendidikan


E-ISSN (2963-4210) & E-ISSN (2963-4350)
Educatum: Jurnal Ilmu Pendidikan 1 (1), November 2022 - 137
Robert Pengabdian Waruwu, Aprianus Telaumbanua, Envilwan Berkat Harefa

sebagai berikut: 1). proses pembelajaran Kurikulum Sekolah Inklusi


pada Kompetensi Dasar Memahami Berdasarkan Kebutuhan
Spesifikasi dan Karakteristik Beton dengan Perseorangan Anak Didik. Jurnal
menggunakan model pembelajaran Pendidikan, 21(1), 51–63.
contextual teaching and learning: (a). hasil https://doi.org/10.33830/jp.v21i1.746
observasi proses pembelajaran responden .2020
guru pada siklus I mencapai rata-rata 58%, Fathurrohman, M. (2015). Model-Model
dan pada siklus II meningkat mencapai rata- Pembelajaran Inovatif. Jogjakarta:
rata 85%, (b). hasil observasi siswa yang Ar-Ruzz Media.
aktif dalam proses pembelajaran pada siklus
I mencapai rata-rata 51,62%, dan pada Karwono, M. (2017). Belajar Dan
siklus II mencapai rata-rata 86,75%, (c). Pembelajaran Serta Memanfaatkan
hasil observasi siswa yang tidak aktif dalam Sumber Belajar. Depok: Raja
proses pembelajaran pada siklus I mencapai Grafindo Persada.
rata-rata 48,38%, dan pada silkus II Kemendikbud. (2003). Undang-Undang
menurun mencapai rata-rata 13,25%, dan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2). rata-rata hasil belajar baik dengan 2003 Tentang Sistem Pendidikan
menerapkan model pembelajaran Nasional. Jakarta.
contextual teaching and learning. Pada
siklus I rata-rata hasil belajar siswa sebesar Kirom, A. (2017). Peran Guru Dan Peserta
65,86% dan persentase ketuntasan sebesar Didik Dalam Proses Pembelajaran
41%, sedangkan siklus II rata-rata hasil Berbasis Multikultural. Al-Murabbi:
belajar siswa mencapai 81,66% dengan Jurnal Pendidikan Agama Islam,
kategori baik dan persentase ketuntasan 3(1), 69-80.
hasil belajar siswa adalah 100% dan telah Masril, M., Dakhi, O., Nasution, T., &
mencapi target yang telah ditetapkan. Ambiyar, A. (2020). Analisis
Gender Dan Intellectual
DAFTAR PUSTAKA Intelligence Terhadap Kreativitas.
Edukasi: Jurnal Pendidikan, 18(2),
Banu, M. E., Tinenti, Y. R., & Tukan, M. B. 182-191.
(2022). Pengaruh Respon Siswa https://doi.org/10.31571/edukasi.v18i
Tentang Penerapan Pendekatan 2.1847
Contextual Teaching And Learning
Yang Mengintegrasikan Media Video Novalinda, R., Dakhi, O., Fajra, M.,
Pembelajaran Sub Materi Sifat Azman, A., Masril, M., Ambiyar,
Koloid Terhadap Hasil Belajar Siswa. A., & Verawadina, U. (2020).
Educativo: Jurnal Pendidikan, 1(2), Learning Model Team Assisted
423–429. Individualization Assisted Module
https://doi.org/10.56248/educativo.v to Improve Social Interaction and
1i2.43 Student Learning Achievement.
Universal Journal of Educational
Dakhi, O. (2022). Implementasi Research, 8(12A), 7974-7980.
Model Pembelajaran Cooperative https://doi.org/10.13189/ujer.2020.08
Problem Solving Untuk 2585
Meningkatkan Kreativitas Dan
Prestasi Belajar. Educativo: Jurnal Norlena, I. (2015). Sekolah Sebagai
Pendidikan, 1(1), 8-15. Organisasi Formal (Hubungan Antar
https://doi.org/10.56248/educativo.v Struktur). Tarbiyah Islamiyah, 5(2),
1i1.2 43-55.
Fajra, M., Jalinus, N., Jama, J., & Dakhi, O. Shoimin, A. (2016). 68 Model
(2020). Pengembangan Model Pembelajaran Inovatif Dalam
Copyright © 2022 Educatum: Jurnal Ilmu Pendidikan
E-ISSN (2963-4210) & E-ISSN (2963-4350)
Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar 138
Siswa
Robert Pengabdian Waruwu, Aprianus Telaumbanua, Envilwan Berkat Harefa

Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-


Ruzz Media.
Susiloningsih, W. (2016). Model
Pembelajaran CTL (Contextual
Teaching and Learning) dalam
Meningkatkan Hasil Belajar
Mahasiswa PGSD Pada MataKuliah
Konsep IPS Dasar. Pedagogia :
Jurnal Pendidikan, 5(1), 57-66.
https://doi.org/10.21070/pedagogia.v
5i1.89
Telaumbanua, A., Syah, N., Giatman, M.,
Refdinal, R., & Dakhi, O. (2022).
Case Method-Based Learning in
AUTOCAD-Assisted CAD Program
Courses. Edumaspul: Jurnal
Pendidikan, 6(1), 1324-1328.
https://doi.org/10.33487/edumaspul.v
6i1.4127
Yaswinda, Y., Yulsyofriend, Y., & Mayar,
F. (2018). Pengembangan Bahan
Pembelajaran Sains Berbasis
Multisensori Ekologi Bagi Guru Paud
Kecamatan Tilatang Kamang
Kabupaten Agam. Yaa Bunayya:
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,
2(2), 13-22.
Yulianti, Y., Thaief, I., & Rahmatullah, R.
(2019). Contextual Teaching
Learning Dalam Pembelajaran
Ekonomi. Pinisi Business
Administration Review, 1(2), 117-124
Zagoto, M. M., Yarni, N., & Dakhi, O.
(2019). Perbedaan Individu Dari
Gaya Belajarnya Serta Implikasinya
Dalam Pembelajaran. Jurnal Review
Pendidikan Dan Pengajaran, 2(2),
259-265.
https://doi.org/10.31004/jrpp.v2i2.48
1
Zendrato, E. D. K., Harefa, A. R., & Lase,
N. K. (2022). Pengembangan Modul
IPA Berbasis Contextual Teaching
and Learning Pada Materi Sistem
Pernapasan Manusia. Educativo:
Jurnal Pendidikan, 1(2), 446–455.
https://doi.org/10.56248/educativo.v
1i2.61
Copyright © 2022 Educatum: Jurnal Ilmu Pendidikan
E-ISSN (2963-4210) & E-ISSN (2963-4350)

Anda mungkin juga menyukai