Anda di halaman 1dari 18

Hapsari Okgianti Yusuf : Tingkat Pertumbuhan Aspergillus Flavus sp dan Pembentukan Aflatoksin pada

berbagai Metode Penyimpanan dengan Kadar Air Biji Jagung Pakan


KELAYAKAN EKONOMI USAHATANI PORANG (Amorphophallus
oncophyllus) DI KABUPATEN SINJAI

Economic Feasibility Of Porang (Amorphophallus oncophyllus) Business


In Sinjai District

Sultan1), Iskandar Hasan2), Annas Boceng2)


1)
Mahasiswa Program Magester Agroteknologi, Pakultas Pertanian,
Pascasarjana Universitas Muslim Indonesia.
2)
Dosen Program Magister Agroteknologi, Fakultas Pertanian,
Pascasarjana Universitas Muslim Indonesia
Email: zhulforester@gmail.com annas.boceng@umi.ac.id

ABSTRACT
This study aims to: (1) describe the production process of porang farming in Pasir Putih Village, Sinjai
Borong District, Sinjai Regency. (2) Analyzing the economic feasibility (income, R/C-Racio, BEP volume
& BEP production value) of porang farming in Pasir Putih Village, Sinjai Borong District, Sinjai
Regency. The choice of research location was determined intentionally (purposive sampling) with the
consideration that the area is one of the centers of porang development in Sinjai Regency. Determination
of the sample using the probability sampling method. Probability sampling was used for sampling
farmers in three neighborhoods and the Slovin formula approach method was used to determine the
number of respondents, namely 42 respondents. The results showed that: (1) the production process of
porang farming in Pasir Putih Village, Sinjai Borong District, Sinjai Regency, namely land area, capital
for the cost of seeds/seeds, pesticides and labor are also affected because the porang cultivation
technique is still not optimal (not yet intensive). (2) The economic feasibility of porang farming in Pasir
Putih Village, Sinjai Borong District, Sinjai Regency is known that the income of porang farming each
respondent (0.78 Ha) is Rp. Rp. 26,134,822, - each hectare of Rp. Rp.34,313,535, - and the average total
cost per respondent is Rp. 8,470,088,- or the total cost per hectare is Rp. 11.120,744. So that the income
of porang farming per respondent each planting season is known to be Rp. 17,664,734 (for 6 months) or
Rp. 2,944,122 /month. While the average income of porang each hectare each planting season is Rp.
23,192,791 (for 6 months) or Rp. 3,865,465/month. In porang farming, the R/C-Ratio value is 3.09. Based
on the feasibility criteria of porang farming with the calculation of R/C-Ratio > 1, then porang farming is
feasible to be developed. This means that for every porang farming expenditure of Rp. 1, the respondent
will receive an income of Rp. 3.09. While the value of the break-even point (BEP) of production and price
is smaller than the production and selling price of porang so that porang farming in Pasir Putih Village,
Sinjai Borong District, Sinjai Regency is said to be profitable to cultivate.
Keywords: Economic Feasibility; Farming; Porang

PENDAHULUAN porang bersifat rendah kalori, penghasil


Porang dalam bahasa ilmiahnya karbohidrat, lemak, protein, mineral,
yaitu Amorphophallus oncophyllus, vitamin dan serat pangan sehingga dapat
Porang merupakan tanaman penghasil berguna sebagai makanan yang
umbi dan merupakan salah satu kekayaan menyehatkan (Sari, dkk, 2015).
hayati umbi-umbian Indonesia yang dapat Direktorat Jenderal Tanaman
dimakan. Budidaya porang merupakan Pangan Kementerian Pertanian
upaya diversifikasi bahan pangan serta (Kementan), mengungkapkan bahwa
penyediaan bahan baku industri yang porang memiliki potensi sebagai tanaman
dapat meningkatkan nilai komoditas industri ekspor, yang sampai saat ini
ekspor di Indonesia. Pangsa pasar produk bahan bakunya masih sangat kurang.
olahan porang dalam bentuk chips, Kran ekspor terhadap porang terbuka
tepung, glukomannan dan olahan porang lebar saat ini. Harapannya komoditas ini
siap saji sangat tinggi. Komposisi umbi menjadi sumber ekonomi baru bagi petani,

Jurnal Agrotek Vol. 6 No. 2 September 2022 63


Hapsari Okgianti Yusuf : Tingkat Pertumbuhan Aspergillus Flavus sp dan Pembentukan Aflatoksin pada
berbagai Metode Penyimpanan dengan Kadar Air Biji Jagung Pakan
khususnya di Sulawesi Selatan (Agrofarm, dikeluarkan secara terperinci.
2020). Sentra produksi porang di Sulawesi Petani dalam memperhitungkan
Selatan diantaranya Gowa, Pangkep, biaya usahataninya hanya berdasarkan
Sidrap, Pinrang, Soppeng, Sinjai, nilai uang yang dikeluarkan dan diterima
Bulukumba, dan Pulau Selayar dimana saja, sehingga tidak diketahui secara
setiap tahun jumlah yang pasti berapa besarnya pendapatan yang
membudidayakan semakin bertambah. diterima dari usahataninya dan meskipun
(Direktorat Jendral Tanaman Pangan, sudah banyak petani membudidayakan
Kementerian Pertanian. 2021). porang dan mempunyai nilai ekonomi
Beberapa kecamatan di Sinjai saat tinggi namun belum memberikan hasil
ini, mulai membudidaya tanaman porang yang maksimal untuk peningkatan
dan kecamatan Sinjai Borong pendapatan petani di Kelurahan Pasir
merupakan salah satu daerah yang Putih, Kecamatan Sinjai Borong,
petaninya banyak yang mengembangkan Kabupaten Sinjai.
tanaman porang dan hampir semua petani Berdasarkan permasalahan diatas,
di desa dan kelurahan di Kecamatan Sinjai mendorong peneliti untuk mengkaji
Borong menanam porang. Menurut data bagaimana proses produksi usahatani
pada Dinas Tanaman Pangan Hortikultura porang, mengetahui pendapatan yang
dan Perkebunan (TPHP) Kabupaten diterima dan kelayakan ekonomi usahatani
Sinjai, tanaman porang yang porang di Kelurahan Pasir Putih,
dibudidayakan oleh petani secara swadaya Kecamatan Sinjai Borong Kabupaten
khususnya di sinjai borong sangat Sinjai. Adapun tujuan penelitian ini adalah
meningkat karena di tahun 2020, baru (1) mendeskripsikan proses produksi
sekitar ±200 hektar, sekarang (2021) usahatani tanaman porang di Kelurahan
luasnya sudah mencapai ±500 hektar Pasir Putih, Kecamatan Sinjai Borong,
(BPP Sinjai Borong. 2021). Kabupaten Sinjai. (2) menganalisis
Salah satu desa/kelurahan di kelayakan ekonomi (pendapatan, R/C-
Kecamatan Sinjai Borong yang petaninya Racio, BEP volume & BEP nilai
tertarik membudidayakan tanaman porang produksi) usahatani tanaman porang di
yaitu Kelurahan Pasir Putih. Secara Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sinjai
geografis, Kelurahan Pasir Putih Borong, Kabupaten Sinjai.
mempunyai lingkungan agroklimatologi
METODE PENELITIAN
seperti curah hujan, suhu, dan keadaan Metode penelitian menggunakan
tanahnya yang gembur, subur, dan campuran/mixed methods yaitu
terdapat naungan dengan intensitas sekitar pendekatan penelitian yang
40%-60% menjadi daerah yang cocok mengkombinasikan atau mengasosiasikan
untuk ditanami porang. bentuk kualitatif dan bentuk kuantitatif
Produktivitas porang di Kelurahan (Creswell, 2012). Bentuk kualitatif dengan
Pasir Putih belum optimal karena menggunakan pendekatan observasi dan
dipengaruhi oleh banyak hal diantaranya survei lapangan melalui penyebaran
adalah pengelolaan lahan, penggunaan kuesioner untuk mengetahui proses
pupuk, pemilihan bibit, pemeliharaan produksi usahatani tanaman porang.
tanaman yang kurang tepat dan efisien. Sedangkan pendekatan kuantitatif
Petani porang di Kelurahan Pasir, dilakukan dalam penelitian yang
Kecamatan Sinjai Borong pada umumnya, melakukan pengujian hipotesis dan
dalam menjalankan usahataninya belum menyandarkan kesimpulan pada hasil
memperhitungkan besarnya biaya yang suatu probabilitas kesalahan penolakan

Jurnal Agrotek Vol. 6 No. 2 September 2022 64


Hapsari Okgianti Yusuf : Tingkat Pertumbuhan Aspergillus Flavus sp dan Pembentukan Aflatoksin pada
berbagai Metode Penyimpanan dengan Kadar Air Biji Jagung Pakan
hipotesis nihil. sampel sebanyak 42 responden yang
Penelitian ini dilaksanakan di memiliki pekerjaan sampingan maupun
Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sinjai tidak, dari jumlah keseluruhan populasi
Borong, Kabupaten Sinjai, yang yaitu 654 petani porang.
dilaksanakan mulai bulan Juni sampai Analisis data kulaitatif digunakan
September 2021. untuk mendeskripsikan proses produksi
Data yang digunakan dalam usahatani tanaman porang yaitu dengan
penelitian terdiri dari data primer dan menggunakan data primer yang diperoleh
sekunder. Data primer diperoleh melalui dari hasil wawancara dengan petani
observasi / pengamatan dan wawancara porang di daerah penelitian dengan tujuan
mendalam dengan responden dan untuk mengetahui pendapatan petani
informan yang dipilih secara probability. dengan menganalisis biaya produksi
Sedangkan data sekunder diperoleh dari usahatani porang, penerimaan usahatani
instansi terkait, hasil-hasil penelitian porang dan pendapatan (keuntungan)
terdahulu, jurnal, artikel, laporan-laporan usahatani porang di Kelurahan Pasir
dan kepustakaan lainnya yang dapat Putih, Kecamatan Sinjai Borong,
mendukung dalam penyelesaian penelitian Kabupaten Sinjai sedangkan analisis data
ini. kuantitatif meliputi:
Penentuan sampel menggunakan 1). Analisis Biaya Produksi
metode sampling insindental di tiga Analisis ini digunakan untuk
lingkungan yaitu di Lingkungan Jennae, mengetahui komponen dan besarnya biaya
Lingkungan Paroppo dan Lingkungan yang harus dikeluarkan oleh setiap petani
Mannyaha. Besarnya sampel ditentukan untuk kelangsungan pertanian dan
dengan menggunakan rumus slovin menghasilkan porang, rumus yang
(Umar, 2004). Sehingga diperoleh jumlah digunakan menurut Soekartawi (2006).

TC =TFC + TVC
Dimana:
TC : Total Cost/Biaya Total (cost) (Rp)
TFC : Total Fixed Cost/Total Biaya Tetap Usahatani Porang (Rp)
TVC : Total Variable Cost/Total Biaya Variabel Usahatani Porang (Rp)

2) Analisis Penerimaan diperoleh dari hasil penjualan outputnya


Analisis ini digunakan untuk dengan menggunakan rumus:
mengetahui besarnya penerimaan yang

TR = P.Q
Dimana:
TR : Total Penerimaan Usahatani Porang (Rp)
P : Price/ Harga Jual Porang (Rp/Kg)
Q : Quantity/Jumlah Produksi Porang Yang Dijual (Rp)

3) Analisis Pendapatan tetap (variabel) yang dikeluarkan dalam


Pendapatan merupakan selisih usahatani porang di hitung dengan
antara penerimaan total dengan biaya- menggunakan rumus:
biaya, yaitu biaya tetap dan biaya tidak

Jurnal Agrotek Vol. 6 No. 2 September 2022 65


Hapsari Okgianti Yusuf : Tingkat Pertumbuhan Aspergillus Flavus sp dan Pembentukan Aflatoksin pada
berbagai Metode Penyimpanan dengan Kadar Air Biji Jagung Pakan
I = TR - TC
Dimana :
: Keuntungan/Pendapatan (Profit) (Rp)
TR : Total Revenue/Total Penerimaan (Rp)
TC : Total Cost/Total Biaya (Rp)
Dengan kreteria pengambilan keputusan:
a. Jika TR > TC, maka usahatani porang menguntungkan
b. Jika TR = TC, maka usahatani porang dalam kondisi tidak untung dan tidak
rugi.
c. Jika TR < TC, maka usahatani porang mengalami kerugian

d. Analisis kelayakan ekonomi melalui selisih besarnya penerimaan


Analisis kelayakan menggunakan dengan biaya produksi yang dikeluarkan.
perhitungan R/C-Ratio dan Break Event Secara matematis menggunakan rumus
Point (BEP). Kelayakan ekonomi Soekartawi, (2006):
usahatani tanaman porang dapat dihitung

R/C-Ratio = Total Penerimaan (TR)


Total Biaya (TC)
Dimana :
R/C-Ratio : Revenue Cost Ratio
TR : Total Revenue (total penerimaan) (Rp)
TC : Total Cost (total biaya) (Rp)
Dengan kreteria kelayakan usaha:
a. R/C Ratio > 1, usahatani porang layak dikembangkan.
b. R/C Ratio = 1, usahatani porang impas.
c. R/C Ratio < 1, usahatani porang tidak layak dikembangkan.
Untuk menghitung BEP Produksi dan BEP Harga (Sabar dan Briman, 2010),
dihutung dengan rumus:
FC
BEP Produksi =
P-VC/Unit
TC
BEP P (Rp) =
Y
Kriteria uji adalah sebagai berikut :
- Jika produksi > BEP produksi, maka usahatani porang menguntungkan.
- Jika harga > BEP harga, maka usahatani porang menguntungkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN petani atau produsen dapat


mengalokasikan sumberdaya yang mereka
Usahatani Porang
miliki (yang dikuasai) sebaik-baiknya dan
Menurut Soekartawi (1995), ilmu
dikatakan efisien apabila pemanfaatan
usahatani biasanya diartikan sebagai
sumberdaya tersebut menghasilkan
ilmu yang mempelajari bagaimana
keluaran (output) yang melebihi masukan
seseorang mengalokasikan sumberdaya
(input).
yang ada secara efektif untuk tujuan
Menurut Moehr dalam Shinta
memperoleh keuntungan yang tinggi pada
(2011), usahatani merupakan kegiatan
waktu tertentu. Dikatakan efektif apabila

Jurnal Agrotek Vol. 6 No. 2 September 2022 66


Hapsari Okgianti Yusuf : Tingkat Pertumbuhan Aspergillus Flavus sp dan Pembentukan Aflatoksin pada
berbagai Metode Penyimpanan dengan Kadar Air Biji Jagung Pakan
yang menyelenggarakan sarana dan Budidaya Porang
teknologi produksi dalam suatu usaha Porang dapat dibudidayakan pada
yang berkaitan dengan pertanian. Adapun kondisi lahan datar dan juga di lahan
tujuan usahatani yaitu untuk memperoleh miring. Hal pertama yang perlu
produksi setinggi mungkin dengan biaya diperhatikan yaitu membersihkan gulma
serendah-rendahnya.(Isaskar, 2014). atau rumput liar. Pada lahan datar, buat
Porang (Amorphophallus guludan dengan lebar 50 cm dan tinggi 25
oncophillus) adalah jenis tumbuhan umbi- cm serta panjang guludan menyesuaikan
umbian yang tumbuh dalam hutan namun lahan yang dimiliki. Sedangkan untuk
beberapa tahun kebelakang sudah banyak lahan miring tidak dibuat guludan dan
dibudidayakan (Dewantoro dan Purnomo, langsung buat lubang untuk ruang tumbuh
2009). Tumbuh optimum pada suhu 25- bibit.
350C dengan curah hujan relatif sedang Tanaman porang mudah tumbuh dan
yaitu 2.500 mm/tahun (Sumarwoto, 2012), dapat tumbuh dimana saja. Namun untuk
dapat hidup dibawah tegakan pohon menghasilkan umbi maksimal, syarat
dengan intensitas sinar matahari 50%-60% budidaya porang yang baik harus
(Purwanto, 2014), cocok ditanam pada dipenuhi. Kondisi untuk menumbuhkan
tanah subur, gembur dan mengandung porang yang baik adalah kondisi Iklim
humus dengan pH tanah 6-7 dengan dengan Intensitas cahaya berkisar antara
ketinggian tempat 0-700 m dpl namun 60% – 70%, Ketinggiannya mencapai 0 –
tumbuh baik pada ketinggian 100 - 600 m 700 m di atas permukaan laut. Namun,
(Dewantoro dan Purnomo, 2009). untuk hasil terbaik diperoleh di daerah
Porang sering ditemukan tumbuh dengan ketinggian 100-600 m di atas
secara liar, berhabitus terna atau herba permukaan laut. Tanah untuk menanam
dengan tinggi dapat mencapai 150-175 cm porang yang baik adalah tanah gembur /
(Aisah et al., 2017) dan mampu hidup subur dan tidak boleh becek. Selain itu
panjang (Afifah et al., 2014). Porang akan tanah memiliki struktur tanah liat berpasir
lebih banyak ditemukan ditempat yang dan bebas dari tanaman alang-alang.
ternaungi dengan intensitas cahaya sekitar Untuk keasaman tanah yang baik dan
40%-60% (Aisah et al. 2017). ideal antara pH 6-7. (Direktorat Jendral
Upaya peningkatan produksi dan Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian.
pendapatan tanaman porang dilakukan 2019).
melalui perbaikan efisiensi usahatani Tanaman porang membutuhkan
dengan mengarahkan penekanan melalui naungan untuk tumbuh secara optimal dan
perbaikan biaya produksi atau naungan yang ideal adalah jati, mahoni
peningkatan produktivitas. Beberapa sono dan lainnya. Kepadatan naungan
upaya yang biasa dilakukan antara lain: minimum adalah 40% dan maksimum
menerapkan Teknologi Tepat Guna (TTG) 60%. (Idris M. 2020).
dan pendampingan oleh aparat pertanian, Persiapan Bibit/Benih
pengadaan dan distribusi sarana produksi Tanaman porang dapat
yang efisien sehingga tersedia pada dibudidayakan secara generatif melalui
tingkat petani pada saat dibutuhkan sesuai umbi dan katak/bulbilnya. Kebutuhan
rekomendasi teknologi dan bibit tergantung pada jarak tanam dan
pengembangan hubungan kelembagaan jenis bibit yang digunakan. Untuk luas
petani dan kemitraan usaha dalam lahan 1 ha dengan jarak tanam 0,5 m
menjamin harga dan pasar produk membutuhkan 4.000 kg umbi (±5-10
(Sudaryanto, 2002). buah/kg), sedangkan untuk bibit

Jurnal Agrotek Vol. 6 No. 2 September 2022 67


Hapsari Okgianti Yusuf : Tingkat Pertumbuhan Aspergillus Flavus sp dan Pembentukan Aflatoksin pada
berbagai Metode Penyimpanan dengan Kadar Air Biji Jagung Pakan
katak/bulbil sebanyak ±200 k g (±200 minggu setelah tanam, hendaknya
buah/kg) dengan persentase tumbuh diadakan untuk melihat bibit yang mati.
sebesar 90% keatas. Untuk bibit dari Bila demikian harus segera dilaksanakan
umbi dipilih dari tanaman porang yang penyulaman agar pertumbuhan bibit
telah berumur ±1 musim yang tumbuh sulaman itu tidak jauh tertinggal dengan
sehat, lalu ambil umbi dari dalam tanah tanaman lain. Penyiangan pertama
dan bersihkan dari akar dan tanah yang dilakukan ketika tanaman berumur 4
menempel. Selanjutnya bibit dikumpulkan minggu kemudian dilanjutkan 4 minggu
pada tempat yang tidak terkena sinar sekali, tergantung pada kondisi tanaman
matahari secara langsung, kering dan pengganggu yang tumbuh. Namun setelah
teduh. Penyimpanan bibit umbi yang Porang berumur 6 bulan, sebaiknya tidak
kurang tepat akan mengakibatkan perlu dilakukan penyiangan lagi, sebab
kebusukan, selain itu bibit juga bisa pada umur tersebut umbi Porang mulai
kering sehingga tidak dapat ditanam. besar. Pemupukan dasar dilakukan pada
Sedangkan untuk penyiapan bibit dari saat pertama kali tanam, yang biasanya
katak/bulbil dengan menunggu batang menggunakan pupuk kandang.
porang kering dan katak/bulbil jatuh di Pemupukan susulan dapat menggunakan
sekitar tanaman, pilih katak/bulbil yang pupuk organik padat juga dengan
sehat. Setelah itu simpan di wadah dan menggunakan pupuk organik cair. Pupuk
lakukan penyemaian sampai tunasnya organik cair ini diaplikasikan dengan cara
tumbuh dan siap untuk dilakukan disemprokan pada pagi hari bisa
penanaman. menggunakan formulasi yang sudah ada.
Panen dan Pasca Panen Pada Porang
Penanaman Porang Tanaman porang akan tumbuh di
Porang sangat baik ditanam ketika musim hujan selama 5-6 bulan, sedangkan
musim hujan (Sumarwoto, 2012) yaitu pada musim kemarau tanaman porang
sekitar bulan November-Desember, pada mengalami masa dorman atau masa
masa ini bibit porang sudah mulai tumbuh istirahat dengan daun yang layu dan
tunas. Untuk penanaman porang yang kering seolah- olah tampak sudah mati.
tepat adalah pilih bibit sehat lalu Umur tanaman Porang yang sudah
masukkan pada lubang yang telah bisa dipanen antara 8 -10 bulan, dengan
disiapkan dengan bakal tunas menghadap ciri-ciri warna daun berubah dari hijau
ke atas. Isi masing- masing satu lubang menjadi kuning dan batang semua
dengan satu bibit, dan yang terakhir tutup mengering. Tanaman porang akan
lubang yang telah diisi bibit dengan tanah mengering pada umur 8 bulan dan akan
setebal ±3 cm. berlangsung selama 15 hari atau lebih.
Menurut Ibrahim (2019) penanaman Waktu panen tanaman porang dilakukan
sedalam ± 15 cm diperuntukan untuk pada bulan April – Juli (masa dorman).
benih berupa umbi yang lebih berat dari Umbi yang dipanen dan dapat dijual
200 gram, penanaman sedalam ± 10 cm adalah umbi yang besar dan memiliki
diperuntukan untuk benih dari umbi berat minimal 0,6 kg/umbi, sedangkan
batang degan berat kurang dari 200 gram, umbi yang masih kecil ditinggalkan untuk
sedangkan untuk penggunaan umbi daun dipanen pada tahun berikutnya atau dapat
yaitu bulbil yang ukurannya sudah besar dijual menjadi bibit. Setelah umbi dipanen
maka ditanam pada kedalaman ± 5 cm. dan kemudian dibersihkan dari tanah dan
Pemeliharaan Tanaman Porang akar, umbi dipotong dan dijemur biasanya
Penyulaman dilakukan sekitar 2-3 membutuhkan waktu 5 hari tujuannya

Jurnal Agrotek Vol. 6 No. 2 September 2022 68


Hapsari Okgianti Yusuf : Tingkat Pertumbuhan Aspergillus Flavus sp dan Pembentukan Aflatoksin pada
berbagai Metode Penyimpanan dengan Kadar Air Biji Jagung Pakan
untuk memperpanjang masa simpan dan Dalam hitungan normal budidaya
menghindari dari jamur yang dapat porang estimasi hasil budidaya porang
merurunkan kualitas dan harga porang. dari benih umbi kurun waktu 6 bulan
Menurut Among Wibowo.(2020) rata-rata dalam luasan lahan hamparan 1 dengan
produksi umbi porang berkisar 8-10 ton jarak tanam 100 x 100 cm, Dari tabel
per hektar. tersebut diatasdidapatkan total estimasi
Analisa Usahatani Porang hasil budidaya porang dari benih umbi
Analisa usahatani porang digunakan kurun waktu 6 bulan dalam luasan lahan
untuk mengetahui keuntungan maupun hamparan 1 hektar adalah Rp.
kerugian yang dilakukan dalam 203.315.000.
membudidayakan tanaman porang. Biaya Usahatani porang dengan jumlah
pengeluaran dan pendapatan merupakan responden sebanyak 42 orang sebagai
komponen-komponen untuk menentukan sampel penelitian, yang dikaji proses
analisa usahatani porang. Analisa usaha produksi usahatani porang, pendapatan
didalam budidaya tanaman mengalami yang diterima dan kelayakan ekonomi
keuntungan apabila komponen pendapatan usahatani porang di Kelurahan Pasir Putih,
dari hasil tanaman lebih besar dari total Kecamatan Sinjai Borong Kabupaten
pengeluaran selama budidaya tanaman. Sinjai.
Keadaan tersebut sebaliknya didalam Proses Produksi
budidaya tanaman yang mengalami Alokasi unsur produksi dalam
kerugian. pengelolaan usahatani porang sangat
Menurut Subini, 2014 di dalam menentukan produk yang dihasilkan.
Rudy Hidayah, 2016, menyatakan biaya- Oleh karenanya, keberhasilan usahatani
biaya pengeluaran di dalam budidaya porang dapat diukur dari produksi yang
tanaman porang secara intensif meliputi dihasilkan. Kegiatan produksi tidak akan
bahan tanaman porang, pupuk, obat dapat dilakukan jika tidak terdapat bahan
pembasmi rumput dan alat-alat seperti yang memungkinkan dilakukannya proses
cangkul, sabit, dan alat penyemprot. produksi itu sendiri. Untuk dapat
Budidaya tanaman porang secara intensif melakukan produksi, petani memerlukan
tidak memperhitungkan tenaga ke dalam tenaga kerja, sumber sumber alam, modal
biaya pengeluran karena kegiatan-kegiatan dalam segala bentuknya, serta kecakapan.
di dalam budidaya tanaman porang secara Penggunaaan unsur produksi yang
intensif dilakukan dengan tenaga sendiri. kurang tepat akan mempengaruhi
Juga menyatakan bahwa pendapatan yang rendahnya produksi yang dihasilkan.
diperoleh dari tanaman porang lebih besar Pada proses produksi porang penggunaan
tiga kali daripada pengeluarannya. unsur produksi perlu diperhatikan, agar
Pendapatan di dalam usahatani porang tidak terjadi penggunaan yang berlebihan
secara intensif tidak saja pada umbi tetapi dan merugikan petani sehingga dapat
pendapatan diperoleh dari bubil dari menyebabkan tingkat produksi kurang
tanaman porang yang jatuh setiap musim optimal. Ketika produksi tidak
dorman. Selain itu, pendapatan dari umbi optimal/maksimal maka akan berpengaruh
dapat diperoleh dari umbi basah atau umbi pada pendapatan usahatani.
yang baru diambil dari tanah dan Unsur-unsur produksi yang
dibersihkan dari tanah maupun umbi mempengaruhi usahatani porang di
basah yang dirajang menjadi belahan umbi Kelurahan Pasir Putih diantaranya luas
dan dikeringkan dengan sinar matahari lahan, benih/bibit, pupuk, obat-obatan,
(umbi kering). tenaga kerja dan biaya (modal) .

Jurnal Agrotek Vol. 6 No. 2 September 2022 69


Hapsari Okgianti Yusuf : Tingkat Pertumbuhan Aspergillus Flavus sp dan Pembentukan Aflatoksin pada
berbagai Metode Penyimpanan dengan Kadar Air Biji Jagung Pakan
a. Lahan lahan usahatani porang di daerah
Menurut Suratiyah (2011), luas penelitian sebagian besar petani memiliki
lahan dipandang dari sudut efisiensi, lahan pertanian sendiri, ada yang
semakin luas lahan yang diusahakan maka menyewa lahan dan juga ada yang
semakin tinggi produksi dan pendapatan menumpang lahan untuk digunakan tanpa
per satuan luasnya. Jadi, besar kecilnya dikenai biaya sewa.
luas lahan usahatani akan mempengaruhi Lahan responden yang dikelola rata-
jumlah produksi yang diperoleh sehingga rata lahan milik sendiri. Luas lahan
meningkat pula pendapatan usahatani responden di Kelurahan Pasir putih dapat
usahatani porang. Status kepemilikkan di lihat pada Tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1. Keadaan Luas Lahan Di Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sinjai Borong, Kabupaten
Sinjai Musim, Musim Tanam 2020-2021
Luas Lahan Responden
No. Luas Lahan (Ha)
Jumlah (Orang) Persentase (%)
1. 0,20-0,96 28 66,67
2. 0,97-1,73 12 28,57
3. 1,73-2,50 2 4.76
Jumlah 42 100,00
Luas Lahan Maksimum : 2,50 Ha
Luas Lahan Minimum : 0,20 Ha
Luas Lahan Rata-Rata : 0,87 Ha
Sumber: Data Primer 2021

Pada tabel 1 menunjukkan bahwa panen.


luas lahan maksimum adalah 2,50 Ha dan b. Benih/Bibit
luas lahan minimum adalah 0,20 Ha. Bibit/benih tanaman porang dari
Luas lahan yang paling banyak digunakan katak/bulbil dapat ditanam secara
pada luas lahan 0,20–0,96 Ha yaitu 28 langsung pada lahan yang tersedia.
orang dengan jumlah persentase masing- Menurut Sumarwoto dan Maryana (2011),
masing sebesar 66,67%, klasifikasi luas bulbil yang baik yang dapat digunakan
lahan 0,97-1,73 Ha sebanyak 12 orang untuk bibit yaitu yang berukuran sedang
dengan persentase sebesar 28,57%, dan besar, sedangkan bulbil yang
klasifikasi luas lahan 1,73-2,50 Ha berukuran kecil apabila ingin digunakan
sebanyak 2 orang dengan persentase sebagai bibit terlebih dahulu harus sudah
sebesar 4,76%. Keadaan ini menunjukkan mengalami pemeliharaan khusus.
bahwa luas lahan yang diusahakan di Bibit/benih porang adalah jenis
daerah penelitian masih relatif kecil. variatas lokal yang dianggap bagus
Responden yang memiliki luas lahan yang dengan kriteria tertentu untuk di tanam
lebih luas, belum menjamin dapat serta bisa menghasilkan produksi yang
menghasilkan produksi yang lebih banyak baik saat panen. Hasil penelitian
dibandingkan dengan lahan yang lebih menunjukan bahwa petani responden
sempit dari lahan mereka, hal ini dapat umumnya menggunakan benih lokal yang
dipengaruhi dengan teknis budidaya sehat dan sesuai dengan anjuran. Besarnya
porang yang diterapkan petani seperti rata-rata penggunaan bibit/benih untuk
pengelolaan tanah, penggunaan bibit, usahatani porang dapat dilihat pada Tabel
pemupukan, pemeliharaan dan waktu 2.

Jurnal Agrotek Vol. 6 No. 2 September 2022 70


Hapsari Okgianti Yusuf : Tingkat Pertumbuhan Aspergillus Flavus sp dan Pembentukan Aflatoksin pada
berbagai Metode Penyimpanan dengan Kadar Air Biji Jagung Pakan
Tabel 2. Penggunaan Bibit/Benih Di Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sinjai Borong, Kabupaten
Sinjai, Musim Tanam 2020-2021
No. Jenis Bibit / Benih Jml Kg / Petani Jml Kg / Ha
1. Umbi Mini 97,35 127,82
2. Katak (Bulbil) 21,24 27,89
3. Biji 0,23 0,30
Jumlah 118,82 156,01
Sumber: Data Primer, 2021
Berdasarkan Tabel 2, menunjukkan kebun yang kemudian mereka tanam
bahwa bibit/benih yang digunakan dilahan kebun yang mereka miliki.
responden yaitu dari umbi mini, bulbil c. Pupuk
atau katak, dan biji. Total bibit/benih yang Menurut Suwarmoto, 2004 dalam
digunakan secara keseluruhan sebanyak Hidayah, 2016 menyatakan bahwa
118,82 kg/petani dengan rata-rata umbi tanaman porang yang sudah siap untuk
mini sebanyak 97,35 kg/petani, katak dipanen terlebih dahulu harus mengalami
(bulbil) sebanyak 21,24 kg/petani, dan tiga siklus vegetatif terlebih dahulu.
biji sebanyak 0,23 kg/petani sedangkan Kegiatan pemupukan dilakukan pada saat
total bibit/benih yang digunakan per pengelolaan tanah dan setelah kegiatan
hektar sebanyak 156,01 kg dengan rata- penyiangan. Hal ini dilakukan agar pupuk
rata umbi mini sebanyak 127,82 kg, katak yang diberikan untuk tanaman dapat
(bulbil) sebanyak 27,89 kg dan biji didapatkan secara keseluruhan sehingga
sebanyak 0,30 kg. tidak dapat bersaing dengan tanaman lain
Bibit/benih yang ditanam responden untuk mendapatkan pupuk dalam proses
berupa umbi mini yang diperoleh dari pertumbuhannya.
umbi dari katak (bulbil) atau umbi dari Di lokasi penelitian pemupukan
biji selama 1-2 musim tanam, benih dari dilakukan rata-rata 1 kali setiap musim
katak/bulbil yang ditanam langsung ada tanam yaitu hanya pada saat mulai
juga yang disemaikan terlebih dahulu di ditanam. Pupuk yang digunakan berupa
bedengan dan pada media tanam dengan pupuk organik dari pupuk kandang (ayam,
wadah polybag begitupula yang dari biji. kambing, sapi) yang sudah matang dan
Setelah tumbuh, tanaman porang ada juga yang menambahkan dengan
dipindahkan pada lahan yang telah pupuk kimia berupa UREA dan NPK
tersedia. Selain itu, responden mutiara. Jenis dan jumlah penggunaan
memperoleh bibit yang tumbuh secara pupuk untuk usahatani porang dapat
alami dengan cara mencari disekitaran dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jenis Dan Jumlah Penggunaan Pupuk Di Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sinjai
Borong, Kabupaten Sinjai, Musim Tanam 2020-2021
Total Per Responden Per Hektar
No. Jenis Pupuk
(Kg, Liter) (Kg/Liter) (Kg/Liter)
1. Organik:
- pupuk kandang Ayam 10.145 241,55 317,14
- pupuk kandang Kambing 1.450 34,52 45,33
- pupuk kandang Sapi 19.765 470,60 617,86
- Organik Cair 77 1,83 2,41
2. Kimia:
- UREA 75 1,79 2,34
- NPK Mutiara 10 0,24 0,31
Sumber: Data Primer, 2021

Jurnal Agrotek Vol. 6 No. 2 September 2022 72


Hapsari Okgianti Yusuf : Tingkat Pertumbuhan Aspergillus Flavus sp dan Pembentukan Aflatoksin pada
berbagai Metode Penyimpanan dengan Kadar Air Biji Jagung Pakan
Tabel 3, menunjukkan bahwa ada 2 d. Pestisida dan Kapur Pertanian/
jenis pupuk yang digunakan petani yaitu Dolomit
pupuk organik (pupuk kandang ayam, Pestisida merupakan bahan yang
pupuk kandang sapi dan POC) dan pupuk digunakan untuk mengendalikan,
kimia (UREA dan NPK). Pupuk organik menolak, atau membasmi OPT
berupa pupuk kandang ayam yang (Organisme Pengganggu Tanaman).
digunakan dalam usahataninya sejumlah Sedangkan kapur pertanian merupakan
10.145 kg dengan rata-rata Per Responden hasil penggilingan bahan baku dari batu
sebanyak 241,55 kg dan rata-rata per kapur hingga menjadi bahan halus. Hasil
hektarnya sebanyak 317,14 kg, untuk penelitian menunjukan bahwa responden
pupuk kandang kambing yang digunakan pada umumnya tidak menggunakan
sejumlah 1.450 kg dengan rata-rata per pestisida dalam perawatan usahataninya.
responden sebanyak 34,52 kg dan rata-rata Pada umumnya responden berprinsip
per hektarnya sebanyak 45,33 kg, untuk bahwa tanaman porang tahan terhadap
kohe sapi yang digunakan sejumlah penyakit dan hampir tidak ada hamanya.
19.765 kg dengan rata-rata per responden Pestisida yang digunakan petani berupa
sebanyak 470,60 kg, sedangkan untuk Benup, Supretox, Primax untuk
pupuk organik cair yang digunakan pengendalian gulma dan kapur
sejumlah 77 liter dengan rata-rata Per pertanian/dolomit untuk meningkatkan pH
Responden sebanyak 1,83 liter. tanah dan sebagai sumber unsur kalsium
Penggunaan pupuk kimia berupa pupuk (Ca) dan magnesium (Mg). Rata-rata
NPK Mutiara sebanyak 10 kg dengan rata- penggunaan pestisida dan kapur pertanian
rata penggunaan per responden sebanyak untuk usahatani porang dapat dilihat pada
0,24 kg. Tabel 4.

Tabel 4. Penggunaan Pestisida Dan Kapur Pertanian Di Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sinjai
Borong, Kabupaten Sinjai, Musim Tanam 2020-2021
Jumlah Per Responden Per Hektar
No. Jenis Obat-Obatan
( Liter, kg) (Liter,Kg) (Liter,Kg)
1. Pestisida 71 1,73 2,27
2. Kaptan/Dolomit 1.500 500,00 656,47
Sumber: Data Primer, 2021

Tabel 4, menunjukkan bahwa produksi berlangsung. Tenaga kerja


pestisida dan kapur pertanian/dolomit dibedakan menjadi dua, yaitu tenaga kerja
yang digunakan responden dalam dalam keluarga dan tenaga kerja luar
usahataninya yaitu sebanyak 71 liter keluarg. Jenis tenaga kerja yang terlibat
berupa Benup, Supretox, Primax dengan dalam kegiatan budidaya porang adalah
rata-rata per respondeni sebanyak 1,73 laki-laki dan perempuan dewasa.
liter. Sedangkan kapur pertanian/dolomit Kegiatan yang membutuhkan tenaga kerja
sebanyak 1.500 kg dengan rata-rata per dalam penelitian ini antaralain: (a) tenaga
responden sebanyak 500,00 kg. kerja pengolahan lahan, (b) tenaga kerja
Penggunaan per hektarnya, pestisida penanaman, (c) tenaga kerja
sebanyak 2,27 liter dan kapur pemeliharaan, terdiri dari pemupukan,
pertanian/dolomit sebanyak 656,47 kg. penyiangan, pendangiran, pengendalian
e. Tenaga Kerja HPT, tenaga kerja pemanenan.
Tenaga kerja adalah tenaga kerja yang Tenaga kerja yang digunakan adalah
diperlukan meliputi hampir seluruh proses jumlah tenaga kerja yang dihitung dari

Jurnal Agrotek Vol. 6 No. 2 September 2022 1


Hapsari Okgianti Yusuf : Tingkat Pertumbuhan Aspergillus Flavus sp dan Pembentukan Aflatoksin pada
berbagai Metode Penyimpanan dengan Kadar Air Biji Jagung Pakan
jumlah tenaga kerja yang dipakai untuk Kerja (HOK) petani. Maka satuan yang
proses produksi dan curahan kerja (alokasi dipakai adalah jumlah orang. Rata-rata
waktu yang dipergunakan oleh tenaga penggunaan tenaga kerja untuk usahatani
kerja tersebut) dihitung per Hari Orang porang dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Penggunaan Tenaga Kerja Di Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sinjai Borong,
Kabupaten Sinjai, Musim Tanam 2020-2021
Total Per Responden Per Hektar
No. Uraian
(HKP) (HKP) (HKP)
1. Pengelolaan Lahan 161 3,83 5,03
2. Penanaman 236 5,62 7,38
3. Pemeliharaan
- Pemupukan 109 2,60 3,41
- Penyiangan 272 6,48 8,50
- Pendangiran 27 0,64 0,84
- Pengendalian HPT 2 0,05 0,06
4. Pemanenan
- TK Dalam Keluarga 506 12,05 15,82
- TK Luar Keluarga 30 0,71 0,94
Jumlah 1.343 19,21 25,23
Sumber: Data Primer, 2021

Berdasarkan Tabel 5, penggunaan dengan benar. Secara teoritis, jika setiap


tenaga kerja pada usahatani porang di usahatani didahului analisis kelayakan
Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sinjai yang benar, resiko kegagalan dan kerugian
Borong, Kabupaten Sinjai yang digunakan dapat dikendalikan dan diminimalkan
sejumlah 161 hari kerja, dengan rata-rata sekecil mungkin (Subagyo, 2007).
per responden 3,83 hari kerja, dan rata- Analisis usahatani bertujuan untuk
rata per hektar 5,03 hari kerja. menganalisis layak atau tidaknya
Kelayakan Ekonomi Usahatani Porang. usahatani tersebut dijalankan selama
Kelayakan ekonomi usahatani periode tertentu. Meninjau apakah
berkaitan erat dengan masalah usahatani tersebut layak atau tidak layak
pengambilan keputusan manajemen, maka dapat dilakukan dengan melakukan
karena pengambilan keputusan secara analisis pendapatan, R/C-Ratio (Revenue
tepat dalam pelaksanaan aktivitas /Cost-Ratio) dan Break Event Point
usahatani akan meningkatkan kelayakan (BEP).
ekonomi usahatani tersebut (Suharyanto Analisis Pendapatan Usahatani Porang
dkk, 2013). Harus diakui bahwa Analisis pendapatan yaitu analisis
pengambilan keputusan yang menyangkut yang dilakukan untuk memperoleh nilai
masalah produksi pertanian sangat pendapatan usahatani (Soekartawi, 2006).
dipengaruhi oleh faktor ketidakpastian Pendapatan usahatani porang adalah
(uncertainty), karena selain usahatani selisih antara penerimaan porang dan
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat semua biaya produksi selama proses
dikontrol (faktor internal), usahatani juga usahatani dalam satu kali musim tanam.
dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar Produksi porang adalah penentu seberapa
kontrol petani (faktor eksternal) (Prihtanti, besar tingkat kinerja petani dalam
2014). mengolah lahan pertanian. Biaya tetap
Gagalnya usahatani dan bisnis merupakan biaya yang besar kecilnya
rumahtangga pertanian merupakan bagian tidak dipengaruhi oleh volume produksi
dari tidak diterapkannya studi kelayakan dan terus dikeluarkan oleh petani,

Jurnal Agrotek Vol. 6 No. 2 September 2022 73


Hapsari Okgianti Yusuf : Tingkat Pertumbuhan Aspergillus Flavus sp dan Pembentukan Aflatoksin pada
berbagai Metode Penyimpanan dengan Kadar Air Biji Jagung Pakan
sedangkan biaya variabel merupakan Biaya usahatani porang diartikan
biaya yang besarnya dipengaruhi oleh sebagai besarnya biaya yang dikeluarkan
volume produksi. Sedangkan untuk oleh petani sampel untuk memproduksi
penerimaan sendiri meliputi total biaya suatu produk dalam mengolah tanaman
penerimaan umbi produksi, umbi mini, porang miliknya, baik itu biaya pupuk,
dan katak/bulbil. Pendapatan yang biaya benih, biaya obat-obatan, biaya
diperoleh dari usaha usahatani porang tenaga kerja dan lain-lain. Biaya usahatani
merupakan selisih antara penerimaan dibagi menjadi 2 yaitu biaya tetap dan
dengan total biaya produksi. biaya variabel. Adapun biaya tetap
responden dapat dilihat pada Tabel 6
berikut.
Biaya produksi

Tabel 6. Biaya Tetap Di Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sinjai Borong, Kabupaten Sinjai,
Musim Tanam 2020-2021
No. Uraian Per Responden (Rp) Per Hektar (Rp)
1. Nilai Penyusutan Alat 259.119 340.946
2. Pajak Tanah 25.852 33.943
Jumlah 284.971 374.151
Sumber: Data Primer, 2021

Berdasarkan Tabel 6, menunjukkan pada biaya nilai penyusutan alat terbesar


bahwa biaya tetap usahatani porang rata- yang harus dikeluarkan dalam usahatani
rata per responden sebesar Rp 284.971 porang.
dan rata-rata per hektar sebesar Rp Biaya variabel merupakan biaya
374.151. Untuk biaya penyusutan alat per yang habis dalam masa satu kali produksi.
responden sebesar Rp 259.119 dan per Komponen biaya variabel yang
hektar sebesar Rp 340.209. Untuk biaya dikeluarkan pada usahatani porang antara
pajak tanah per responden sebesar Rp lain biaya benih, pupuk, pestisida,
25.852 per tahun. Sedangkan rata-rata per kapur/dolomit dan tenaga kerja. Adapun
hektar sebesar Rp 33.943. Dari data rata-rata biaya variabel usahatani porang
tersebut dapat diketahui bahwa biaya tetap dapat dilihat pada Tabel 7 berikut.

Tabel 7. Penggunaan Biaya Variabel Di Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sinjai Borong,
Kabupaten Sinjai, Musim Tanam 2020-2021
No. Jenis Biaya Per Responden (Rp) Per Hektar (Rp)
1. Benih/Bibit 4.182.597 5.491.512
2. Pupuk 779.067 1.022.871
3. Pestisida 107.262 140.829
4. Kapur / Dolomit 35.714 46.891
5. Tenaga Kerja 3.080.476 4.044.490
Jumlah 8.185.117 10.746.593
Sumber: Data Primer, 2021

Tabel 7, menunjukkan bahwa rata- rata penggunaan benih/bibit yaitu sebesar


rata biaya variabel yang di keluarkan Rp 4.182.597,- untuk pupuk rata-rata
petani porang di Kelurahan Pasir Putih biaya yang di keluarkan baik pupuk
Kecamatan Sinjai Borong Kabupaten organik maupun pupuk anorganik sebesar
Sinjai dengan luas lahan yang bervariasi Rp 779.067,- . untuk pestisida rata-rata
mulai dari 0,20 ha – 2,50 Ha. Biaya rata- biaya yang di keluarkan sebesar Rp

Jurnal Agrotek Vol. 6 No. 2 September 2022 74


Hapsari Okgianti Yusuf : Tingkat Pertumbuhan Aspergillus Flavus sp dan Pembentukan Aflatoksin pada
berbagai Metode Penyimpanan dengan Kadar Air Biji Jagung Pakan
107.262,-. Biaya rata-rata penggunaan cara mengalikan hasil produksi (Kg)
kaptan/dolomit yaitu sebesar Rp 35.714,-. dengan harga jual (Rp/kg) umbi porang,
Biaya rata-rata untuk tenaga kerja yang dan katak/bulbil per responden dan per
digunakan petani pada mulai pengolahan hektar.
lahan, penanaman, pemeliharaan dan Rata-rata produksi umbi porang per
pemanenan yang di keluarkan sebesar Rp responden dalam satu kali musim tanam
3.080.476,- sehingga total rata-rata biaya (6-7 bulan) yaitu sebanyak 2.441,19 Kg
variabel sebesar Rp 8.185.117,- dengan harga jual senilai Rp. 6.971
/responden/musim tanam, sedangkan rata- sehingga mendapatkan penerimaan
rata biaya variabel sebesar Rp sebesar Rp. 17.018.604, sedangkan rata-
10.746.593,-/hektar/permusim tanam. rata produksi katak/bulbil dalam sekali
Penerimaan Usahatani Porang musim tanam sebanyak 83,24 Kg, dengan
Penerimaan yang diperoleh rata-rata harga jual senilai Rp. 109.524.
merupakan penjumlahan dari penerimaan mendapatkan penerimaan sebesar Rp.
umbi porang dan katak/bulbil. Sedangkan 9.116.218. Untuk lebih jelasnya dapat
untuk mendapatkan penerimaan umbi dilihat pada Tabel 8.
porang dan katak/bulbil, diperoleh dengan

Tabel 8. Penerimaan Per Responden Usahatani Porang Di Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sinjai
Borong, Kabupaten Sinjai, Musim Tanam 2020-2021
No. Produksi Per Responden (Kg) Harga (Rp/Kg) Penerimaan (Rp)
1. Umbi 2.441,19 6.971 17.018.604
2. Katak (Bulbil) 83,24 109.524 9.116.218
Total 26.134.822
Sumber: Data Primer, 2021

Berdasarkan Tabel 8, diketahui Produksi katak/bulbil per responden


bahwa total rata-rata penerimaan dalam dan per hektar dapat dilihat pada Tabel 9.
satu kali musim tanam sebesar Rp.
26.134.822.

Tabel 9. Penerimaan Usahatani Porang Per Hektar Di Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sinjai
Borong, Kabupaten Sinjai Musim Tanam 2020-2021
No. Produksi Per Hektar (Kg) Harga (Rp/Kg) Penerimaan (Rp)
1. Umbi 3.205,15 6.971 22.344.459
2. Katak (Bulbil) 109,28 109.524 11.969.076
Jumlah 34.313.535
Sumber: Data Primer, 2021

Berdasarkan Tabel 9, diketahui katak/bulbil dalam sekali musim tanam


bahwa rata-rata produksi dalam usahatani sebanyak 109,28 kg, dengan rata-rata
porang per hektar dalam sekali musim harga jual senilai Rp. 109.523,81
tanam (6-7 bulan) sebanyak 3.205,15 Kg mendapatkan penerimaan sebesar
dengan harga jual senilai Rp. 6.971 Rp.11.969.076 sehingga total rata-rata
sehingga mendapatkan penerimaan penerimaan dalam satu kali musim tanam
sebesar Rp.22.344.459. Untuk rata-rata sebesar Rp.34.313.535.
produksi, untuk rata-rata produksi

Jurnal Agrotek Vol. 6 No. 2 September 2022 2


Hapsari Okgianti Yusuf : Tingkat Pertumbuhan Aspergillus Flavus sp dan Pembentukan Aflatoksin pada
berbagai Metode Penyimpanan dengan Kadar Air Biji Jagung Pakan
Pendapatan Usahatani Porang Kabupaten Sinjai sebesar Rp.17.664.734
Produksi dan pendapatan selama (selama 6 bulan) atau Rp. 2.944.122
satu musim tanam usaha usahatani porang /bulan. Sedangkan rata-rata pendapatan
di Kelurahan Pasir Putih dengan rata-rata porang per hektar per musim tanam
pendapatan usahatani porang per sebesar Rp. 23.192.791 (selama 6 bulan)
responden per musim tanam di Kelurahan atau Rp. 3.865.465/bulan. Untuk lebih
Pasir Putih, Kecamatan Sinjai Borong, jelasnya dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Pendapatan Usahatani Porang Di Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sinjai Borong,
Kabupaten Sinjai Musim Tanam 2020-2021
No. Uraian Per Responden (Rp) Per Hektar (Rp)
1. Total Penerimaan 26.134.822 34.313.535
2. Jenis Biaya :
- Biaya Tetap 284.971 374.151
- Biaya Variabel 8.185.117 10.746.593
Total Biaya 8.470.088 11.120.744
3. Pendapatan (1-2) 17.664.734 23.192.791
Sumber: Data Primer, 2021
Analisis R/C-Ratio
Analisis Kelayakan Usahatani Porang
Analisis kelayakan (R/C-Ratio)
Tujuan dari suatu usaha yaitu untuk
merupakan gambaran tentang
mendapatkan keuntungan, setiap petani
keberlanjutan usahatani porang di
dalam berusahatani pasti mengharapkan
Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sinjai
keuntungan yang besar. Dengan demikian,
Borong, Kabupaten Sinjai yang dilakukan
menganalisis kelayakan usahatani dapat
termasuk kategori layak atau tidak layak.
diketahui apakah usahatani tersebut layak
R/C-Ratio adalah total penerimaan
untuk diusahakan atau tidak. Kelayakan
usahatani porang dibagi dengan total
usahatani porang dapat dihitung dengan
biaya yang digunakan. Dengan
menggunakan kriteria R/C-ratio dan Break
menggunakan data primer yang telah
Even Point atau titik impas. Berdasarkan
diolah maka hasil analisis R/C-Ratio
penelitian yang telah dilakukan maka
usahatani porang di Kelurahan Pasir Putih,
diperoleh hasil sebagai berikut:
Kecamatan Sinjai Borong, Kabupaten
Sinjai dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Nilai R/C-Ratio Usahatani Porang Di Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sinjai Borong,
Kabupaten Sinjai Musim Tanam 2020-2021
No. Uraian Total Penerimaan (Rp) Total Biaya (Rp) R/C-Ratio
1. Per Responden 26.134.822 8.470.088 3,09
2. Per Hektar 34.313.535 11.120.744 3,09
Sumber: Data Primer, 2021

Berdasarkan Tabel 11, rata-rata Pada usahatani porang diperoleh nilai


penerimaan usahatani porang di R/C-Ratio sebesar 3,09.
Kelurahan Pasir Putuh per responden Berdasarkan kriteria kelayakan
adalah sebesar Rp.26.134.822 atau rata- usahatani porang dengan perhitungan
rata per hektar sebesar Rp. 34.313.535 dan R/C-Ratio > 1, maka usahatani porang
rata-rata total biaya per responden adalah layak dikembangkan. Hal tersebut berarti
sebesar Rp. 8.470.088 atau rata-rata total setiap pengeluaran usahatani porang
biaya per hektar sebesar Rp. 11.120.744.

Jurnal Agrotek Vol. 6 No. 2 September 2022 77


Hapsari Okgianti Yusuf : Tingkat Pertumbuhan Aspergillus Flavus sp dan Pembentukan Aflatoksin pada
berbagai Metode Penyimpanan dengan Kadar Air Biji Jagung Pakan
sebesar Rp1, maka responden akan keuntungan ataupun kerugian. Berikut
mendapatkan penerimaan sebesar Rp3,09. perhitungan masing-masing titik impas
Break Even Point (BEP) usahatani porang dari hasil penelitian.
Break Even Point (BEP) adalah nilai a) BEP Produksi
titik impas dari usahatani porang. BEP Hasil analasis dari BEP produksi
dapat terbagi atas titik impas produksi dan usahatani porang di Kelurahan Pasir Putih,
harga. Titik impas produksi adalah Kecamatan Sinjai Borong, Kabupaten
jumlah produksi dari usahatani porang Sinjai terdiri dari volume produksi umbi
pada saat tidak memperoleh keuntungan dan volume produksi katak/bulbil (Tabel
ataupun kerugian. Titik impas harga yaitu 30). BEP Volume Produksi umbi
tingkat harga jual porang untuk menutupi usahatani porang dapat dilihat pada Tabel
biaya yang dikeluarkan petani dalam 12 berikut.
usahanya dengan tidak mendapatkan

Tabel 12. Nilai BEP Produksi Umbi Usahatani Porang Di Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sinjai
Borong, Kabupaten Sinjai Musim Tanam 2020-2021
No. Uraian Rata-Rata Produksi Umbi (Kg) BEP Produksi Umbi (Kg)
1. Per Responden 2.441,19 1.214,97
2. Per Hektar 3.205,15 1.595,19
Sumber: Data Primer Diolah, 2021

Berdasarkan Tabel 27, BEP Produksi dikatakan layak untuk diusahatanikan


umbi usahatani porang per responden dikarenakan BEP Produksi lebih kecil dari
adalah sebesar 1.214,97 kg dikatakan rata-rata produksi umbi porang yaitu
layak untuk di usahatani dikarenakan BEP 1.595,19 < 3.205,15. Sehingga usahatani
Produksi umbi lebih kecil dari rata-rata porang dikatakan menguntungkan untuk
produksi umbi usahatani porang yaitu diusahakan.
1.214,97 kg < 2.441,19 kg, sehingga Untuk BEP Volume Produksi
usahatani porang dikatakan katak/bulbil dapat dilihat pada Tabel 13.
menguntungkan untuk diusahakan. berikut.
BEP Produksi umbi usahatani porang
per hektar adalah sebesar 1.595,19

Tabel 13. Nilai BEP Produksi Katak/Bulbil Usahatani Porang Di Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan
Sinjai Borong, Kabupaten Sinjai Musim Tanam 2020-2021
Rata-Rata Produksi BEP Produksi Katak/
No. Uraian
Katak/Bulbil (Kg) Bulbil (Kg)
1. Per Responden 83,24 77,34
2. Per Hektar 109,30 101,54
Sumber: Data Primer Diolah, 2021

Berdasarkan Tabel 13, BEP Produksi Nilai BEP Produksi katak/bulbil


katak/bulbil usahatani porang per usahatani porang per hektar adalah sebesar
responden adalah sebesar 77,34 dikatakan 101,54 kg dikatakan tidak layak untuk
layak untuk di usahatanikan dikarenakan diusahatanikan dikarenakan BEP Produksi
BEP Produksi dari katak/bulbil lebih kecil lebih kecil dari rata-rata produksi
dari rata-rata produksi katak/bulbil katak/bulbil usahatani porang yaitu 101,54
usahatani porang yaitu 77,34 kg < 83,24. kg < 109,28 kg. Sehingga usahatani
Sehingga usahatani porang dikatakan porang dikatakan menguntungkan untuk
menguntungkan untuk diusahakan. diusahakan.

Jurnal Agrotek Vol. 6 No. 2 September 2022 78


Hapsari Okgianti Yusuf : Tingkat Pertumbuhan Aspergillus Flavus sp dan Pembentukan Aflatoksin pada
berbagai Metode Penyimpanan dengan Kadar Air Biji Jagung Pakan
b) BEP Harga Sinjai terdiri dari BEP harga umbi dan
Hasil analasis dari BEP Harga BEP harga katak (bulbil). BEP harga umbi
usahatani porang di Kelurahan Pasir Putih, usahatani porang dapat dilihat pada Tabel
Kecamatan Sinjai Borong, Kabupaten 14 berikut.

Tabel 14. Nilai BEP Harga Umbi Usahatani Porang di Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sinjai
Borong, Kabupaten Sinjai Musim Tanam 2020-2021
No. Uraian Harga Jual (Rp/Kg) BEP Harga Umbi (Rp/Kg)
1. Per Responden 6.971 3.470
2. Per Hektar 6.971 3.470
Sumber: Data Primer Diolah, 2021

Berdasarkan Tabel 14, BEP harga usahatani porang di Kelurahan Pasir Putih,
umbi usahatani porang per responden dan Kecamatan Sinjai Borong, Kabupaten
per hektar adalah sebesar Rp. 3.470/kg, Sinjai dikatakan menguntungkan untuk
dikatakan layak untuk di usahatanikan dan diusahakan.
BEP harga lebih kecil dibandingkan BEP harga katak/bulbil dapat dilihat
dengan harga jual umbi porang yaitu Rp. pada Tabel 15 berikut.
3.470/kg < Rp. 6.904,76/kg sehingga

Tabel 15. Nilai BEP Harga Katak/Bulbil Usahatani Porang Di Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan
Sinjai Borong, Kabupaten Sinjai Musim Tanam 2020-2021
Rata-Rata Harga Katak/Bulbil BEP Harga Katak/
No. Uraian
(Kg) Bulbil (Kg)
1. Per Responden 109.524 101.761
2. Per Hektar 109.524 101.761
Sumber: Data Primer Diolah, 2021

Berdasarkan Tabel 15, BEP harga pemeliharaan tanaman porang antara


katak/bulbil usahatani porang per lain yaitu penyulaman, pemupukan,
responden dan per hektar adalah sebesar penyiangan, pendangiran, kemudian
Rp. 109.524/kg, dikatakan layak untuk di enam sampai tujuh bulan kedepan
usahatanikan karena BEP harga petani porang panen. Proses panen
katak/bulbil lebih kecil dibandingkan biasanya dilakukan pada pagi hari dan
dengan harga jual katak/bulbil yaitu Rp. petani memberikan upah untuk proses
109.524/kg < Rp. 101.761/kg sehingga pemanennya. Hasil penelitian
usahatani porang di Kelurahan Pasir Putih, menemukan bahwa pengaruh faktor
Kecamatan Sinjai Borong, Kabupaten produksi yang berpengaruh terhadap
Sinjai dikatakan menguntungkan untuk proses produksi yaitu luas lahan, modal
diusahakan. untuk biaya bibit/benih, obat-obatan
dan tenaga kerja juga dipengaruhi
KESIMPULAN DAN SARAN
karena teknik budidaya tanaman
Kesimpulan
porang masih kurang maksimal (belum
1. Proses produksi pada usahatani porang
secara intensif).
di Kelurahan Pasir Putih Kecamatan
2. Kelayakan ekonomi usahatani tanaman
Sinjai Borong, Kabupaten Sinjai
porang di Kelurahan Pasir Putih,
dimulai dengan proses pengolahan
Kecamatan Sinjai Borong, Kabupaten
lahan, yang kedua proses penanaman,
Sinjai di ketahui bahwa penerimaan
yang ketiga dilakukan penentuan jarak
usahatani porang per responden (0,78
tanam. Setelah itu dilakukan kegiatan

Jurnal Agrotek Vol. 6 No. 2 September 2022 79


Hapsari Okgianti Yusuf : Tingkat Pertumbuhan Aspergillus Flavus sp dan Pembentukan Aflatoksin pada
berbagai Metode Penyimpanan dengan Kadar Air Biji Jagung Pakan
Ha) adalah sebesar Rp. Rp. DAFTAR PUSTAKA
26.134.822,- atau per hektar sebesar
Rp. Rp.34.313.535,- dan rata-rata total Afifah, E. Mudita O.N, Setiono. 2014.
biaya per responden adalah sebesar Rp. Peluang Budidaya Iles-Iles
8.470.088,- atau total biaya per hektar (Amorphophallus spp.) Sebagai
sebesar Rp. 11.120.744. Sehingga Tanaman Sela di Perkebunan Karet.
pendapatan usahatani porang per Warta Perkaretan. 33(1):35-46.
responden per musim tanam di ketahui Agrofarm. 2020. Indonesia Ekspor Porang
sebesar Rp.17.664.734 (selama 6 Meningkat Hingga 160 Persen.
bulan) atau Rp. 2.944.122 /bulan. https://www.agrofarm.co.id/2020/08
Sedangkan rata-rata pendapatan porang /26495. Diakses tanggal 11 Agustus
per hektar per musim tanam sebesar Rp. 2020.
23.192.791 (selama 6 bulan) atau Rp. Aisah, B.N, Andy S, & Nur B. 2017.
3.865.465/bulan. Pada usahatani Identifikasi Morfologi dan
porang diperoleh nilai R/C-Ratio Hubungan Kekerabatan Tanaman
sebesar 3,09. Berdasarkan kriteria Porang (Amorphophallus muelleri
kelayakan usahatani porang dengan Blume) di Kabupaten Nganjuk,
perhitungan R/C-Ratio > 1, maka Madiun, dan Bojonegoro. Jurnal
usahatani porang layak dikembangkan. Produksi Tanaman. 5(6):1035-1043.
Hal tersebut berarti setiap pengeluaran Creswell, J.W. (2012). Research Design:
usahatani porang sebesar Rp1, maka Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
responden akan mendapatkan dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka
penerimaan sebesar Rp3,09. Sedangkan Pelajar.
nilai titik impas (BEP) produksi dan Direktorat Jendral Tanaman Pangan,
harga lebih kecil dibandingkan Kementerian Pertanian. 2021.
produksi dan harga jual porang Potensi Ekspor Tinggi, Porang
sehingga usahatani porang di Mulai Berkembang Di Sulawesi
Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Selatan. Diakses pada tanggal
Sinjai Borong, Kabupaten Sinjai Rabu, 01 Juli 2020 dari
dikatakan menguntungkan untuk http://tanamanpangan.pertanian.go.i
diusahakan. d/index. php/berita/322.
Saran Idris M. 2020. Mengenal Porang,
Saran yang dapat diberikan Tanaman yang Bikin Banyak Petani
berdasarkan hasil penelitian ini adalah dari Jadi Miliarder. Di unduh
hasil penelitian menunjukkan bahwa pada https://money.kompas.com/rea
usahatani porang di Kelurahan Pasir Putih, d/2020/02/05/130900126/
Kecamatan Sinjai Borong, Kabupaten mengenal-porang-tanaman-yang-
Sinjai, layak dikembangkan dan bikin-banyak-petani jadi-miliarder.
menguntungkan. Untuk perlu Prihtanti, T.M. (2014). Analisis Resiko
dikembangkan dengan cara dengan Berbagai Luas Pengusahaan Lahan
membangun kemitraan antara petani dan pada Usahatani Padi Organik dan
pengusaha/industri yang membutuhkan Konvensional. AGRIC Vol.26, No.
bahan baku porang dan perluasan areal 1 & 2, Juli - Desember 2014: 29 –
penanaman dalam peningkatan produksi. 36.
Rudi Nur Hidayah, 2016. Budidaya
Tanaman Porang Secara Intensif.
Diunduh pada

Jurnal Agrotek Vol. 6 No. 2 September 2022 79


Hapsari Okgianti Yusuf : Tingkat Pertumbuhan Aspergillus Flavus sp dan Pembentukan Aflatoksin pada
berbagai Metode Penyimpanan dengan Kadar Air Biji Jagung Pakan
https://www.researchgate.net/public Pendekatan Pembangunan dan
ation/303881719. Diakses tanggal Kebijaksanaan Pembangunan
10 Juni 2016. Agribisnis. Pusat Penelitian dan
Sabar Sutia dan Briman Tambunan, 2010. Pengembangan Sosial Ekonomi
Analisa Break Even. Mitra Wacana Pertanian, Badan Penelitian dan
Media, Jakarta. Pengembangan Pertanian, Bogor.
Sari R., & Suhartati. 2015. Tumbuhan Suharyanto, J.H.Mulyo, D.H.Darwanto,
Porang: Prospek Budidaya Sebagai dan S. Widodo, 2013. Analisis
Salah Satu Sistem Agroforestry. Efisiensi Teknis Pengelolaan
Info Teknis EBONI Vol. 12 No. 2, Tanaman Terpadu (PTT) Padi
Desember 2015 : 97 – 110. Sawah di Provinsi Bali. Jurnal
Soekartawi, 1995. Analisis Usahatani. SEPA. 9 (2) : 219 – 230.
Penerbit Universitas Indonesia Sumarwoto. (2012). Agroforestry Porang
Press, Jakarta Masa depan Hutan Jawa: Budidaya
Soekartawi. 2006, Analisis Usahatani. Iles-iles Kuning Untuk
Universitas Indonesia Press, Jakarta. Kesejahteraan Masyarakat. Fakultas
Subagyo, Ahmad. (2007). Studi Kehutanan Universitas Gadjah
Kelayakan Teori dan Aplikasi, Mada. Yogyakarta.
Jakarta: PT. Elexmedia Suratiyah. 2011. Ilmu Usahatani. Jakarta :
Komputindo. Penebar Swadaya.
Sudaryanto, Dkk. 2002. Pendekatan Umar, Husein. 2004. Metode Riset Ilmu
Pembangunan dan Kebijaksanaan Administrasi. Jakarta: Gramedia
Pembangunan Agribisnis Pustaka Utama.
(Rangkuman). Analisis kebijakan:

Jurnal Agrotek Vol. 6 No. 2 September 2022 80

Anda mungkin juga menyukai