Anda di halaman 1dari 3

Notulensi Ilmiah Pagi

4 Agustus 2023
Moderator : dr. Muh. Bayu Sasongko, M.Epi., Ph.D., Sp.M
Notulen : dr. Fergiawan Indra Prabowo

A. Journal Reading/dr. Yoseph Wicaksono Susetio/Corneal Sensitivity and Patient-Reported


Dry Eye Symptoms in a Prospective Randomized Contralateral-Eye Trial Comparing Laser In
Situ Keratomileusis and Small Incision Lenticule Extraction
1. Pertanyaan dr. Aditya Nugraha: Bagaimana cara kerja estesiometri yang digunakan di
penelitian ini?
Jawaban presentan: Alat yang jarang sekali kita gunakan benangnya semakin pendek
semakin dekat kornea dan keras Ketika nilainya kecil memerlukan sensasi ke kornea. Cara
pemeriksaan bagian tali yang panjang disentuhkan ke kornea kita lihat respon pasien apakah
terasa atau tidak dilihat apakah pasien akan berkedip. Keterbatasan alat ini tergantung
subjektivitas pasien juga.

2. Asupan dan pertanyaan dr. Muh. Bayu Sasongko, M.Epi., Ph.D., Sp.M: Kenapa pada
penelitian ini menggunakan Contralateral Eye?
Jawaban presentan: Interpretasi satu mata akan sama dan kenyamanan antara pasien 1
maupun pasien berbeda subjektivitas berbeda bisa dihilangkan dengan kontralateral. tetapi
hasilnya bisa menjadi bias dari peneliti karena pada penelitian ini tidak dilakukan blinding.
Asupan dan pertanyaan dr. Muh. Bayu Sasongko, M.Epi., Ph.D., Sp.M: Yang lebih tinggi
yang mana?
Jawaban presentan: Penelitian ini corneal sensitivity lebih baik pada SMILE daripada LASIK
karena pada LASIK banyak terkena nerve ending. Pada pemeriksaan estesiometeri akan
sama di umur 12 bulan
Asupan dan pertanyaan dr. Muh. Bayu Sasongko, M.Epi., Ph.D., Sp.M: Apa hipotesis pada
penelitian ini?
Jawaban presentan: Hipotesisnya corneal denervation mengganggu refleks tearing dan
bulging hipotesisnya
Asupan dan pertanyaan dr. Muh. Bayu Sasongko, M.Epi., Ph.D., Sp.M: Apa yang menjadi
Hipotesis penelitian ini?
Jawaban presentan Lasik mengalami gejala dry eye dibandingkan SMILE.
Asupan dan pertanyaan dr. Muh. Bayu Sasongko, M.Epi., Ph.D., Sp.M: Kenapa kontralateral
banyak perancu individu, 1 kluster diharapkan tidak ada perancu antarindividu 1 mata
dijadikan control dan mata lain perlakuan. Mengapa 1 mata smile dan 1 mata lainnya lasik.

3. Pertanyaan dr.Andika Desi: Mengapa terjadi dry eye pada pasien post bedah refraktif?
Jawaban presentan: paling aawal kerusakan pada lapisan sarafnya, lapisan kornea terdapat
inervasi dating dari nervus trigeminus sensoris. Ketika ada kerusakan kornea ada lapisan
saraf superfisial epitial sampai basal yang terpotong terjadi penurunan sensasi. Padahal
untuk menyebabkan refleks tearing dan bulging berdasarkan persarafan mata. Dry eye pada
kasus ini bisa terjadi evaporative dan aquos deficient. Produksi air mata berkurang. Tindakan
lasik merusakan bentuk kornea dari sel goblet dan sekresi dari lakrimal gland menyebabkan
terjadi dry eye.
4. Asupan dan pertanyaan dr. Reny Setyowati, Sp.M : Stase EED mesti mengetahui persarafan
dikornea seperti apa beda LASIK dan SMILE, bagaimana potongan lasik dan smile. Subbasal
nerve plexus pada smile tidak mengganggu persarafan. Pada praktiknya harus memilah dry
eye sebelum tindakan LASIK dan SMILE, Apa saja obat post operasi pada penelitian ini?
Jawaban presentan: Pada penelitian ini post operasi diberikan tetes mata prednisolone
asetat dan moxifloxacin 4 kali sehari selama 7 hari
Asupan dan pertanyaan dr. Reny Setyowati, Sp.M : dalam 1 bulan tidak ada diberikan terapi
sampai 1 tahun sembuh. Pentingnya bisa menjadi tambahan ilmu pada Tindakan CXL. Post
keratoplasty pemulihan kornea bisa sampai 18 bulan. Mohon dibaca PNPK pada dry eye,
gangguan neurosensory bagian dari dry eye.

5. Asupan dan pertanyaan Prof. dr. Suhardjo, SU., Sp.M(K) : SMILE lebih baik dari lasik, Lasik
dilakukan pengambilan lenticular tidak manual tetapi dibakar. Luka lebih banyak pada lasik
dibandingkan smile. Angkatan tidak boleh dan tidak dianjurkan lasik perlukaan terlalu lebar
sehingga flapnya bisa berpindah tempat luksasi dan bekas lukanya lebih melingkar
sedangkan pada SMILE lebih kecil. Angkatan lebih dianjurkan PRK. PRK dengan Lasik lebih
berat mana efek samping dry eye?
Jawaban presentan: Pada PRK lebih banyak pada epitel ekspose nerve lebih banyak nyeri
lebih terasa.
Asupan dan pertanyaan Prof. dr. Suhardjo, SU., Sp.M(K): Gejala dry Eye lebih berat yang
mana antara PRK dan LASIK?
Jawaban presentan: Ada yang menyebutkan lebih berat pada PRK dan ada yang lebih berat
Asupan dan pertanyaan Prof. dr. Suhardjo, SU., Sp.M(K): PRK lebih berat gejala dry eye
karena pada Lasik karena kerusakannya tidak pada nerve ending pada stroma anterior.

B. Book Reading/dr. Aditya Nugraha/Oklusi Vena Retina Cabang


1. Pertanyaan dr. Elvira Esmeralda Poerwosusanta: Bagaimana follow up dilakukan untuk
pasien BRVO?
Jawaban presentan: Komplikasi utama BRVO menyebabkan kehilangan penglihatan, edema
makula, iskemik macula, neovaskularisasi. Follow up 1 bulan sekali. Anti VEGF diberikan pada
kasus edema macula. Laser atau injeksi steroid dipertimbangkan ketika pasien anti VEGF
tidak ada perbaikan. Apabila edem macula stabil follow up dapat diperpanjang 3-6 bulan
atau lebih lama lagi pada kasus yang kronis. Pasien tidak diobati harus dipantau interval
lebih dekat resiko komplikasi neovascular. Terapi utama adalah obat obatan, jika obat gagal
dilakukan pembedahan. Beberapa penelitan membuktikan bahwa bevacizumab dapat
digunakan sebagai terapi.

2. Pertanyaan dr.Mark Belfis Wicaksono: Bisa dijelaskan secara singkat apa perbedaan antara
oklusi vena retina dengan oklusi arteri retina?
Jawaban presentan: CRVO dan BRVO gejala kurang lebih sama unilateral penurunan
penglihtan, perdarahan difus pada seluruh kuadran. Kalau BRVO terbatas pada salah satu
kuadran pada pembuluh darah yang terlibat. CRVO perdarahan lebih luas splashed tomato
appearance. CRVO terbagi menjadi dua iskemik dan non iskemik pada iskemik gejala lebih
berat. CRVO non iskemik edem papil lebih ringan jarang terjadi neovascular. RAO terjadi
karena aterosklerosis sisanya disebabkan oleh emboli dapat menimbullkan terjadinya
glaucoma. CRAO gejala unilateral, penurunan penglihatan mendadak. Riwayat amaurosis
fugax. Terdapat gambaran cherry red spot. BRAO gejala unilateral tidak nyeri, opasitasi
superfisial pada cabang arteri retina yang mengalami sumbatan.

3. Pertanyaan dr. Dian Kusumastuti: Pada terapi Anti-VEGF dikatakan jika bevacizumab
digunakan secara off-label untuk terapi pada BRVO, namun saat ini masih sering digunakan,
apakah bisa dijelaskan?
Jawaban presentan: Bevacizumab biaya lebih murah, belum ada banyak penelitian
bevacizumab yang mengurangi edem macula. Studi Marshall tentang perbandingan
bevacizumab dan ranibizumab membandingkan edem macula pada BRVO. Efikasi yang sama
dari outcome visual dan central macula thickness.

4. Asupan dan pertanyaan dr. Firman Setya Wardhana, M.Kes., Sp.M(K): BRVO materi
sederhana tetapi sangat penting karena sering kita temukan. Kompetensi masih dokter mata
ahli retina. Bisa tunjukkan gambar angiografi? Tunjukkan perbedaan kolateral dan
neovascular?
Jawaban presentan: Kontraleteral vessel terjadi persilangan pada pembuluh darah retina
sedangkan neovascular adalah pembuluh darah
Asupan dan pertanyaan dr. Firman Setya Wardhana, M.Kes., Sp.M(K): Membedakan
collateral vaksular pertanda baik karena retina berusaha memperbaiki obstruksi
dibandingkan neovascular yang tidak memperbaiki sumbatan, Berapa persen terjadi
neovascular pada BRVO?
Jawaban presentan: 40 persen terjadinya neovascular pada BRVO
Asupan dan pertanyaan dr. Firman Setya Wardhana, M.Kes., Sp.M(K): Neovaskular muncul
pada BRVO yang terjadi iskemia semakin tinggi neovascular apabila lebih dari 5 diameter
disk maka beresiko 60-95%

5. Asupan dan pertanyaan dr. Muh. Bayu Sasongko, M.Epi., Sp.M., Ph.D: BRVO banyak sekali
kasusnya, terapi anti VEGF sudah berkembang dan penegakkan diagnostik. Injeksi
merupakan kompetensi dokter umum
Asupan dan Pertanyaan dr. Muh. Bayu Sasongko, M.Epi., Sp.M., Ph.D: jangan lupa minta
asupan pada senior di poli untuk menambah ilmu.

Anda mungkin juga menyukai