Anda di halaman 1dari 16

IMPLEMENTASI MODEL PENGEMBANGAN

KURIKULUM MERDEKA BELAJAR DALAM BAHASA


ARAB

Angelina shondaqh
A4BAR (2210210010)
angelinashondaqh@gmai
l.com Nomor HP
(+628741414012)

Firda amalya zuliyani


A4BAR (2210210020)
Fahmifirda42@email.com
Nomor HP (+6288221404584)

Muhammad yusril
A4BAR (2210210030)
emailanda@email.com
Nomor HP (+6281********)

Abstract (in English; 11 pt CAMBRIA, Bold, Centre)

Abstracts made between 100-150 words contain goals, problems, methods,


and results. Abstracts are written using Cambria letters (Headings) size 11
and spaces 1. Abstract English versions are written using standard English
structure.

Keywords:Include at least 3 to 5 keywords

Abstrak

Abstrak yang dibuat antara 100-150 kata berisi tujuan, masalah,


metode, dan hasil. Abstrak ditulis menggunakan huruf Cambria
(Headings) ukuran 11 dan spasi 1. Abstrak versi Bahasa Indonesia
ditulis menggunakan Bahasa Indonesia baku dengan Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan.

Kata kunci: paling tidak 3 sampai 5 kata kunci


A. Pendahuluan
Kurikulum pendidikan yang ada di negara Indonesia sering mengalami
perubahan dan perbedaan dari sebelumnya, bahkan sampai muncul kesan di mata
para pendidik bahwa setiap kali ada pergantian menteri pendidikan maka hampir
dapat dipastikan bahwa akan terjadi pergantian kurikulum. Kurikulum yang
digunakan sebelum dan sesudah kemerdekaan itu berbeda, hal ini disebabkan oleh
kebutuhan masyarakat yang telah berubah, bahkan ia berkembang dengan sangat
cepat setelah Indonesia melewati masa reformasi. Ada banyak kurikulum yang telah
diterapkan di indonesia, diantaranya: Rencana Pelajaran 1947, Rencana Pelajaran
Terurai 1952, Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, Kurikulum 1984, Kurikulum 1994
dan Suplemen Kurikulum 1999, Kurikulum KBK 2004, Kurikulum KTSP 2006,
Kurikulum Berbasis Karakter K-13 2013, dan Kurikulum Merdeka Belajar 20211.

Secara etimologi, kurikulum berasal dari bahasa Latin yaitu currere yang
artinya lapangan perlombaan. Dalam bahasa Inggris disebut curriculum artinya
rencana pelajaran atau kurikulum. Dalam bahasa Arab istilah kurikulum lebih
populer dengan sebutan “al manhaj” atau “al manhaj al dirâsi”. Kata al manhaj
secara etimologi berarti ‘al tharîq al wâdhih” atau jalan yang terang dan jelas 2.
Sedangkan secara terminologi, manhaj adalah langkah-langkah yang komprehensip
yang dipakai oleh seorang guru berdasarkan eksperimen dan dipakai untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan3. E. Mulyasa dalam bukunya Kurikulum
Berbasis Kompetensi, mengemukakan bahwa kurikulum adalah suatu konsep yang
menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas
dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta
didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu 4. Jadi kurikulum
menurut E. Mulyasa adalah pengembangan kemampuan yang telah dimiliki peserta
didik sebelumnya agar potensi yang dimiliki mengalami sebuah peningkatan.

Setiap pengembangan kurikulum atau penggantian kurikulum, tentu


memiliki kelebihan dan kekurungan masing-masing dan probem-problem dalam
implementasi. Madrasah Nasyiin Sidoarjo merupakan salah satu diantara madrasah
swasta yang sedang menerapkan kurikulum merdeka yang didalamnya terdapat mata
pelajaran Bahasa Arab5. Penelitian ini dilatar belakangi berbagai persoalan dan
problematika dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka sebagai perbaikan
1
Sholihatul Atik Hikmawati, “Pendekatan Dan Model-Model Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab
Pada Madrasah/Sekolah Di Indonesia,” Jurnal Ihtimam 1, no. 2 (2018): 203–18,
https://doi.org/10.36668/jih.v1i2.170.
2
Christine Sant’Anna de Almeida et al., “Pengembangan Kurikulum BahasaArab,” Revista Brasileira
de Linguística Aplicada 5, no. 1 (2016): 1689–99,
https://revistas.ufrj.br/index.php/rce/article/download/1659/1508%0Ahttp://
hipatiapress.com/hpjournals/index.php/qre/article/view/1348%5Cnhttp://
www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/09500799708666915%5Cnhttps://
mckinseyonsociety.com/downloads/reports/Educa.
3
Katarina Podlogar Mentor, Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab, n.d.
4
dari kurikulum sebelumnya. Diantara problematika tersebut adalah keterlambatan
pengiriman buku paket atau buku ajar bagi madrasah yang menerapkan, pelatihan
guru yang belum merata, dan siswa yang merasa terlalu dibebankan dalam kegiatan
pembelajaran. Dari beberapa problematika yang ada, maka perlu kiranya melakukan
riset terhadap realita yang terjadi di lapangan guna memberikan pandangan positif
bagi siswa, guru maupun Madrasah.

B. Metode penelitian
Metode yang digunakan dalam penyusunan artikel menggunakan metode
penelitian deskriptif kualitatif. Yang mana metode penelitian ini merupakan
penelitian yang menggunakan fenomena alamiah dengan mengamati sesuatu yang
terjadi dengan melibatkan berbagai metode yang ada. Penelitian kulaitatif
merupakan salah satu penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman
dengan sesuatu yang di teliti. Penelitian ini identik dengan pengumpulan data
tanpa menyajikan data numerik, namun di sajikan dalam bentuk deksriptif
dengan kata-kata secara terperinci 6.

Teknik dalam pengumpulan data dalam artikel ini, menggunakan penelitian


kepustakaan yang sering dikenal dengan sebutan library research. Seejalan dengan
pendapat Sutrisno hadi dalam penelitian ini data-data ataupun bahan-bahan
diperoleh dari literatur kepustakaan baik berupa buku, artikel, jurnal yang relevan
dengan topik bahasan, bahkan KMA No.347 tahun 2022 (Keputusan mahkamah
agung No.347 tahun 2022) yang telah di cantumkan serta di dukung dengan
referensi lain yang relevan dengan objek kajian penelitian7.

C. Hasil dan Pembahasan


Definisi dan kebijakan kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka merupakan perkembangan kurikulum 2013 yang baru


dari kurukulum prototipe yang resmi oleh kemendikbudristek. Namun pada saat ini
sekolah masih memilih mengimplementasikan kurikulum di satuan Pendidikan
masing-masng. Kurikulum Merdeka merupakan pengembangan kurikulum pasca

5
Christine Sant’Anna de Almeida et al., “Problematika Implementasi Kurikulum Merdeka Dalam
Mata Pelajaran Bahasa Arab Di MA Nasyi’in Sidoarjo,” Revista Brasileira de Linguística Aplicada 5,
no. 1 (2016): 1689–99,
https://revistas.ufrj.br/index.php/rce/article/download/1659/1508%0Ahttp://
hipatiapress.com/hpjournals/index.php/qre/article/view/1348%5Cnhttp://
www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/09500799708666915%5Cnhttps://
mckinseyonsociety.com/downloads/reports/Educati.
6
Miza Nina Adlini et al., “Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka,” Edumaspul: Jurnal Pendidikan 6,
no. 1 (2022): 974–80, https://doi.org/10.33487/edumaspul.v6i1.3394.
7
Aris Dwi Cahyono, “(Library Research) Peranan Pengembangan Manajemen Kinerja Tenaga
Administrasi Kesehatan Terhadap Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas,” Jurnal Ilmiah
Pamenang 3, no. 2 (2021): 28–42, https://doi.org/10.53599/jip.v3i2.81.
dampak Covid-19 untuk meresponn dampak dari wabah tersebut8. Perkembangan
kurikulum Merdeka di Indonesia terjadi secara bertahap sejak 2020 hingga saat ini
resmi di gunakan. Kurikulum ini merupakan hasil usaha pemerintah untuk
mengejar ketertinggalan pembelajaran atau learning los akibat wabah Covid 199.
Kurikulum Merdeka menekankan guru dan siswa melakukan pembelajaran
mandiri. Yang mana akan memberikan kebebasan dan kekuatan kondisi belajar
lebih nyaman, kreatif dan interaktif. Pembelajaran siswa dengan mengekplorasi
topik pembelajaran secara aktif10.

Merdeka belajar adalah kurilukum yang memiliki tujuan mengasah minat


bakat anak sejak usia dini terpaku dengan materi essensial, pengembangan karakter,
serta kompetensi peserta didik11. Kemendikbud berpendapat bahwasannya
Kebijakan terhadap Merdeka belajar dengan adanya kebebasan Lembaga
Pendidikan yang di berikan oleh Otonomi atau pemerintah melalui biroktratisasi.
Yang mana tidak hanya murid dan juga yang berinovasi, belajar dengan kreatif,
dan mandiri12. Kebijakan pengembangan kurikulum 2013 revisi menjadi kurikulum
Merdeka belajar telah di cantumkan pada Keputusan Kemendikbudristek Nomor
56/M/2022 pada tanggal 10 februari 2022 mengenai pedoman penerapan
pelaksanaan kurikulum Merdeka belajar sebagai rangka pemulihan pembelajaran.
Keputusan ini sebagai landasan hukum dalam pelaksaan dan pemgimplementasian
kurikulum Merdeka belajar terhadap sekolah-sekolah dan juga madrsah-madrasah,
bahkan hingga intitusi semua Lembaga Pendidikan yang ada di Indonesia 13.
Dijelaskan juga dalam KMA Nomor 347 tahun 2022 tentang pedoman
implementasi kurikulum Merdeka pada madrasah bahwa kurikulum Merdeka di
madrasah merupakan kurikuljm mata pelajaran sekain PAI dan Bahasa Arab yang
di susun oleh kemendikbudristek, Adapun kurikulum mata pelajaran PAI dan
Bahasa Arab khusus madrasah di kembangkan oleh kementrian agama (kemenag),
dan nilai nilai kekhasan madrasah di kembangbangkan oleh madrasah14.

Model pengembangan kurikulum


8
I Komang Wahyu Wiguna and Made Adi Nugraha Tristaningrat, “Langkah Mempercepat Perkembangan
Kurikulum Merdeka Belajar,” Edukasi: Jurnal Pendidikan Dasar 3, no. 1 (2022): 17,
https://doi.org/10.55115/edukasi.v3i1.2296.
9
Jurnal Ilmiah and Wahana Pendidikan, “Kurikulum Merdeka Dalam Perspektif Kajian Teori: Analisis
Kebijakan Untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran Di Sekolah” 9, no. 19 (2023): 979–88.
10
Amrazi Zakso, “Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Di Indonesia,” Jurnal Pendidikan Sosiologi
Dan Humaniora 13, no. 2 (2023): 916, https://doi.org/10.26418/j-psh.v13i2.65142.
11
Eduard Davidz, . “. B. Konsep Pembelajaran Merdeka Belajar,” Laporan Diklat Pendampingan
Implementasi Kurikulum Merdekan Jenjang Sd, 2023.
12
lian, IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA BELAJAR DI SMA NEGERI 1 TANJUNG JABUNG
TIMUR, vol. 5, 2023, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK558907/.
13
Mulik Cholilah et al., “Pengembangan Kurikulum Merdeka Dalam Satuan Pendidikan Serta
Implementasi Kurikulum Merdeka Pada Pembelajaran Abad 21,” Sanskara Pendidikan Dan Pengajaran
1, no. 02 (2023): 56–67, https://doi.org/10.58812/spp.v1i02.110.
14
Kemenag, “Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No 347 Tahun 2022 Tentang Pedoman
Implementasi Kurikulum Merdeka Pada Madrasah,” Implementasi Kurikulum Merdeka, 2022, 1–60,
https://www.mgmpmadrasah.com/2022/04/download-kma-keputusan-menteri-agama.html.
Model merupakan pola penting yang berguna sebagai acuan dalam melakukan
sebuah Tindakan. Model sering di temukan dalam setiap kegiatan Pendidikan. Banyak
Lembaga Pendidikan memiliki gambaran untuk satu tahun. Banyak Lembaga
Pendidikan yang memiliki konsep problem solving atau prosedur yang tidak dapat di
hindari15. Pengembangan kurikulum selalu di lakukan terhadap dunia Pendidikan sesuai
dengan tututan perkembangan IPTEK dan dinamika penduduk yang di lakukan oleh
Lembaga Pendidikan. Berdasarkan pendapat nana syaodih sukmadinata bahwa
pengembangan kurikulum adalah, perencana, mindset pelaksana, penilai, pengembang
kurikulum. Yang di harapkan atas kurikulum memberikam landasan, isi, dan menjadi
acuan bagi pengembang kompetensi siswa secara optiomal sesuai dengan problematika
perkembangan Masyarakat16.

Pengembangan kurikulum dapat di lakukan dengan berbagai cara yang di


tuangkan dalam berbagai model. Banyak sekali model-model yang di kembangkan dan
di temukan oleh pakar ahli kurikulum yang di dalamnya terdapat keunggulan dan
kelemahan antara satu sama lain17. Dalam KBBI juga dijelaskan keterka antara
pendekatan dan pengembangan kurikulum berarti proses, jalan, metode pengembang
kurikulum menempuh dan menghasikan kurikulum segbagai dasar acuan pembelajaram
atau Pendidikan. Adapun terkait dengan model pengembangan kurikulum ada beberapa
macam antara lain:

1. Model tyler
Model tyler merupakan model yang biasa di kenal terhadap perkembangan
kurikulum dan mendapatkan perhatian khusus pada fase perencanaan hingga
dikenal model klasik. Di cantumkan dalam bukunya Basic principal of Curriculum
and Instruction The Tyler Rationale: curriculum development weeded to be treated
logically and systematically. Berisi mengenai pentingnya pendapat rasional,
menganalisis, menginterpretasi kurikulum dan program pengajaran dalam sebuah
Lembaga Pendidikan18. Model ini menekankan bahwa pembelajaran terstruktur
oleh pihak sekolah. Tyler menekankan bahwa untuk tercapainya sebuah tujuan,
terdapat empat persoalan utama antara lain19:
a) Objektives (tujuan prndidikan yang diharapkan) : maksudnya dalam sebuah
pembelajaran semestinya seorang guru menentukan tujuan Pendidikan yang
akan di peroleh di akhir semester nanti. Sejalan dengan pernyataan tyler bahwa
15
Agus Dwianto, “Model-Model Pengembangan Kurikulum, Desain Pengembangan Kurikulum,”
Diakses Pada Tanggal 16 Februari 2020, Pukul 07 : 15, no. 1401412316 (2014): 1–13,
http://juliancreative.blogs.uny.ac.id/wp-content/uploads/sites/1984/2015/10/Model-Model-
Pengembangan-Kurikulum.pdf.
16
Raden Praja Hasbi and Fitri Nur Mahmudah, “Pengembangan Kurikulum Sekolah,” Nidhomul Haq:
Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 5, no. 2 (2020): 1–6.
17
Syaifuddin Sabda et al., PENGEMBANGAN KURIKULUM (Tinjauan Teoritis), 2019.
18
SERI REZKI FAUZIAH, “MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM TYLER DAN
IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH” 5, no.
2 (2019): 197–218.
19
Fitriah, “Model Pengembangan Kurikulum Ralp W. Tyler,” An-Nahdhah 11, no. 21 (2018): 45–58,
https://www.jurnal.staidarululumkandangan.ac.id/index.php/annahdhah/article/download/44/24/.
tercapainya tujuan Pendidikan dalam sebuah pembelajaran, karena keselarasan
dalam memilih dan memastikan objek Pelajaran sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan pembelajar. Sesuai pendapat tyler ada tiga aspek yang din
perhatikan dalam menentukan tujuan penddikan antaranya: hakikat peserta
didik, peradaban Masyarakat, dan pendangan ahli bidang studi. Dalam
pembelajaran Bahasa arab terkait model ini, Pendidik menetapkan tujuan
Pendidikan dalam pembelajaran Bahasa arab ini agar peserta didik ini
menguasi maharatul lughah (istima’, kalam, qiroah, dan kitabah) dan anasirul
lughoh (qowaid dan mufrodat)20.
b) Selecting learning experience (menentukan proses pembelajaran): setelah
penentuan tujuan pendidikan, selanjutnya menentukan proses pembelajaran
yang sesuai dengan kondisi latar belakang kompetensi peserta didik. Dalam hal
ini akan berpengaruh terhadap kondisi mental dan juga emosional pembelajar
dalam pembelajaran. Pada pemebelajaran Bahasa arab pendidik harus mampu
menyesuaikan proses pembelajaran agar sesuai dengan kompetensi masing-
masing anak didiknya, karena ada kaitannya dengan latar belakang dari peserta
didik tidak semua anak itu awal mengenal Bahasa arab, ada yang berasal dari
sekolah dasar, menengah atau sama sekali belum mengetahui apa itu Bahasa
arab agar dalam pembelajaran berjalan dengan kondisional dan sesuai dengan
tujuan Pendidikan, misalnya kelas 7 tsnawiyyah lulusan SD maka dalam
pembelajaran mengunakan ceramah agar memiliki pengetahuan awal tentang
Bahasa arab..
c) Organiezing leaning experience (menentukan organisasi pengalaman belajar):
dalam tahap ini penentuan oraganisasi pengalaman belajar, maksud dari
pengalaman belajar di dalamnya mencakup tahapan belajar dan materi belajar.
Bahan ajar yang di gunakan oleh peserta didik di organisasikan agar
memudahkan mencapai tujuan. Karena dari urutan yang sebelumnya sesuai
akan mempermudah gamabaran evaluasi. Pada Bahasa arab disajikan materi
yang mudah hingga sulit misalnya: mufrodat Bahasa arab, bacaan, lalu baru
materi-materi qowaid.
d) Evaluation (penentuan evaluasi): memilih evalusi yang sesuai pada model
tyler. Jenis penilaian yang digunakan menyesuaikan dengan jenis dan sifat dari
tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran Bahasa arab pemberian evaluasi
sesuai maharatul lughahnya, misalnya: kalam, evalauasi pembelajaranya bisa
dengan mendemontrasikan materi kalam.
2. Model taba
Model pengembangan kurikulum ini di modifikasi dari model tyler yang
mana menekankan bahwa guru merupakan faktor utama dalam pengembangan
kurikulum. Dalam melaksanakan pengembangan kurikulum oleh guru dan
20
Mamluatu Sholihah, Risda Aprilia, and Fathi Hidayah, “Penerapan Model Tyler Pada
Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab Di MTs Ja-Alhaq Kota Bengkulu,” Mumtaz: Jurnal Pendidikan
Agama Islam 2, no. 2 (2023): 106,
https://www.ejournal.iaiibrahimy.ac.id/index.php/mumtaz/article/view/2167.
menempatkan guru sebagai innovator yang menjadi ciri dari model taba. Hilda taba
berpendapat bahwa inovasi kurikulum memberikan unit percobaan. Adapun lima
Langkah yang harus di kembangakan antara lain21:
a) Kelompok guru lebih dahulu menghasilkan unit kurikulum yang akan di uji
cobakan. Tahapan dalam mendapatkan hasil yang di tempuh antaranya:
menelaah kebutuhan, membuat tujuan khusus, memilih materi, memilih proses
pembelajaran, mengorganisasi, dan membuat evaluasi dan memeriksa
kesesuaian materi.
b) Ekperimen terkait unit kurikulum untuk menemukan validasi kelayakan
penggunaan.
c) Merevisi unit yang di peroleh setelah melakukan eksperimen yang telah di uji
coba.
d) Mengembangkan keseluruhan dari kerangka kurikulum..
e) Implementasi kurikulum yang telah di uji cobakan. Jadi guru mempersiapkan
dengan mengikuti pelatihan, seminar, dan sosialiasai.
3. Model Wheeler
Wheeler berpendapat bahwa dalam pengembangan kurikulum adalah sebuah
proses yang bentuknya siklus/melingkar. Pengembangan kurikulum pada model ini
sifatnya terus menerus dan dapat di ketahui bahwa antara langkah satu dengan yang
lain saling berkesinambungan. Adapun Langkah yang harus di lakukan dalam model
wheeler diantaranya:
a) Memastikan tujuan umum dan tujuan khusus: tujuan umum sifatnya praktis
dan normatif, yang didalamnya terdapat tujuan filosofis, misalnya: agar siswa
madrasah mendapatkan materi Bahasa arab. Adapun tujuan khusus yakni
sifatnya spesifik objektif dan tercapainya tujuan mudah di ukur.
b) Memastikan pengalaman belajar agar mungkin ketercapaian tujuan yang
sudah di buat di raih oleh siswa.
c) Memastikan materi/isi yang relevan terhadap pengalaman belajar.
d) Menyelesaikan seluruh pengalaman belajar.
e) Mengadakan evaluasi terhadap Langkah pengembangan dan capaian tujuan.
4. Emerging technical model
Dalam model ini menjelaskan bahwa perkembangan model-model kurikulum
di pengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), serta
nilai-nilai dan efesiensi efektivitas dalam bisnis. Muncul kencenderungan-
kecenderungan baru yang didasarkan karea hal tersebut antara lain22:
a) The behavioral analysis model: dalam hal ini cenderung kepada perilaku atau
kemampuan. Suatu perilaku atau kemampuan diuraikan menjadi perilaku-
perilaku yang bertahap mulai dari yang sederhana hingga menjadi kompleks.

21
. Roviin ., “Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab Di Madrasah,” Tarling : Journal of Language
Education 1, no. 2 (2018): 1–18, https://doi.org/10.24090/tarling.v1i2.1248.
22
Tarida Alvina Simanjuntak, “Jurnal Stipro-Model Pengembangan Kurikulum (2018),” 2018.
b) The system analysis model: dalam hal ini berasal dari kegiatan efisiensi
bisnis. Tahap awal pada model ini yakni menentukan spesifikasi perangkat
hasil belajar yang harus di kuasai siswa.
c) The computer based model: dalam hal ini bahwa model pengembangan
kurikulum dengan memanfaatkan computer.

5. Model rogers
Model ini di temkan oleh psikolog carl rogers. Menurut rogers bahwa
kurikulum di di perlukan karena berpengaruh pada perkembangan individu menjadi
terbuka, luwes, adaptif terhadap perubahan. Dalam model ini ada empat tahap dalam
pengembangan kurikulum antara lain23:
a) Penentuan target dari sistem Pendidikan, yang menjadi pokok pada tahap ini
Adanya tenaga kependidikan atau pejabat Pendidikan yang ikur serta
kegiatan kelompok intensif.
b) Partisipasi tenaga pendidik dalam pengalaman kelompok secara intensif,
siswa bertukar pengalaman di bawah pimpinan pengajar.
c) Pengembangan pengalaman kelompok dianggap intensif, jika satu kelas atau
unit Pelajaran, dengan diadakannya pertemuan Masyarakat yang lebih luas
untuk memperkuat hubungan interpersonal.
d) Keikutsertaan orang tua dalam kegiatan kelompok.yang intensif.

6. Model Administratif (line staff)


Model pengembangan kurikulum yang pertama dan sangat umum di kenal
dengan model administrative, model ini menggunakan konsep “line staff procedure”
yang berarti garis staf, garis komando dari atas ke bawah atau “topdown approach”.
Maksud dari pernyataan ini bahwa pengembangan kurikulum berasal dari pusat
(kemendiknas) yang terstruktur dan di selenggarakan oleh lembaga pendidikan.
Dalam artian dalam model ini pemerintah (kemendikbud) sebagai pemegang
kebijakan menyiapkan tim dalam mengembangkan kurikulum, sedangkan Lembaga
Pendidikan dan guru tinggal melakukannya dalam pembelajaram. Dalam penerapan
model kurikulum tersebut, melalui beberapa tahapan diantarnya24:
a) Tim pengembangan kurikulum mulai mengembangkan konsep umum, asas,
rujukan dan strategi naskah akademik
b) Analisis kebutuhan.
c) Merumuskan kurikulum.

23
A. Wahyudin, Kurikulum Dalam Tantangan Perubahan, In A. &. Wahyudin, Sejarah Kurikulum
Pendidikan Di Indonesia (Pp. 25-46)., 2020.
24
O Rokhman et al., “MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM,” Jurnal Berkala Epidemiologi 5,
no. 1 (2020): 90–96, https://core.ac.uk/download/pdf/235085111.pdf%250Awebsite:
http://www.kemkes.go.id%250Ahttp://www.yankes.kemkes.go.id/assets/downloads/PMK No. 57 Tahun
2013 tentang PTRM.pdf%250Ahttps://www.kemenpppa.go.id/lib/uploads/list/15242-profil-anak-
indonesia_-201.
d) Uji validasi kurikulum dengan uji coba dan telaah lebih cermat oleh tim
pengarah tenaga ahli.
e) Revisi berdasarkan hasil yang di peroleh
f) Sosialiasasi dan desiminasi
g) Monitoring dan evaluasi.
7. Model Beauchamp’s System
Model Beauchamp’s system terdapat beberapa fokus tujuan dalam
mengembangkan kurikulum ini. Antara lain yaitu menyiapkan lingkup wilayah,
menyiapkan personalia, organisasi dan prosedur pengembangan kurikulum,
implementasi kurikulum, serta evaluasi kurikulum 25. Model ini dilakukan secara
berurutan dan melibatkan ahli seluas mungkin. Evaluasi dalam model ini juga
mencakup setiap poin yang menjadi rujukan pengembangan kurikulum merdeka
belajar.
Menurut Beauchamp, definisi kurikulum adalah suatu perencanaan dalam
pendidikan atau pengajaran. Model pengembangan kurikulum ini dikembangkan
oleh Beauchamp dengan menghadirkan lima langkah dalam pengembangan
kurikulum yaitu26:
a. Menentukan area atau area di mana kurikulum berisi, area yang disediakan
oleh sekolah, kabupaten, wilayah, kabupaten, provinsi, kabupaten, atau negara.
b. Menentukan pihak-pihak yang akan terlibat dalam pengembangan kurikulum
bersama dengan tugas yang akan dilakukan.
c. Menentukan prosedur yang harus dikejar, yaitu perumusan tujuan (umum dan
spesifik), memilih konten dan pengalaman belajar, dan menentukan alat dan
jenis evaluasi.
d. Implementasi Kurikulum. Agar implementasi kurikulum baru menjadi efektif,
diperlukan dukungan dari berbagai sumber, seperti : guru, biaya, fasilitas,
manajemen, dan sebagainya.
e. Evaluasi Kurikulum.

8. Model Grass Roots


Grass roots merupakan kebalikan dari model administratif. Pendekatan
grass roots yang disebut juga dengan istilah pendekatan bottom-up, yaitu suatu
proses pengembangan kurikulum yang diawali dari keinginan yang muncul dari
tingkat bawah, yaitu sekolah sebagai satuan pendidikan atau para guru 27.

25
Christine Sant’Anna de Almeida et al., PENGEMBANGAN KURIKULUM MERDEKA, Revista Brasileira
de Linguística Aplicada, vol. 5, 2016,
https://revistas.ufrj.br/index.php/rce/article/download/1659/1508%0Ahttp://
hipatiapress.com/hpjournals/index.php/qre/article/view/1348%5Cnhttp://
www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/09500799708666915%5Cnhttps://
mckinseyonsociety.com/downloads/reports/Educa.
26
Izzatul Fitriyah, “Manajemen Kurikulum Dalam Perspektif Beauchamp,” JUMPA: Jurnal Manajemen
Pendidikan 1, no. 1 (2020): 16–27,
https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/jumpa/article/view/1032.
27
Tanya Weaver, “Grass Roots,” Engineering 250, no. 2 (2009): 44–47.
Keinginan ini biasanya didorong oleh hasil pengalaman yang dirasakan pihak
sekolah atau guru, di mana kurikulum yang sedang berjalan dirasakan terdapat
beberapa masalah atau ketidaksesuaian dengan kebutuhan dan potensi yang
tersedia di lapangan.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun kurikulum di
grass root, antara lain28: 1) pendidik harus memiliki kapasitas yang mumpuni; 2)
pendidik harus benar-benar terlibat dengan peningkatan kurkulum, mengurus
masalah kurikulum, 3) instruktur harus langsung dikaitkan dengan perincian target,
pilihan bahan, dan jaminan penilaian, 4) pertemuan pemahaman pendidik berturut-
turut dan akan menghasilkan kesepakatan tentang tujuan, standar, dan rencana. Ada
beberapa hal yang diharapkan dalam model ini, mengingat keragaman kerangka
kurikulum di sekolah karena melakukan pemerataan partisipasi sekolah dan daerah.
Sarana untuk melaksanakan kurikulum akar rumput yang harus dilakukan adalah: (a)
Perlu investigasi, (b) Mengkaji ulang rencana pendidikan, (c) Identifikasi masalah
lingkungan, (d) Memecahkan masalah secara adil, (e) Penyusunan kurikulum, (f)
Pengenalan rencana pendidikan baru yang lebih asli.
9. Model Problem Based-Learning (PBL)
Problem Based Learning merupakan sebuah model pembelajaran yang fokus
pada proses memecahkan masalah dan mengimplementasi konsep didalam keadaan
dunia nyata29. Problem Based Learning (PBL) merupakan metode pembelajaran yang
menuntut keaktifan peserta didik untuk selalu berpikir kritis dan terampil dalam
menyelesaikan suatu permasalahan. Semakin aktif peserta didik dalam keterampilan
berpikirnya, semakin besar pula peluang masalah untuk diselesaikan. Problem
Based-Learning memungkinkan peserta didik untuk terlibat dalam proses
pembelajaran yang aktif dan menggembangkan pemahaman sendiri tentang
pengetahuan, melalui penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Model PBL
merupakan proses melibatkan peserta didik dalam memecahkan masalah dan
menerapkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam situasi dunia nyata.
Langkah-langkah dalam model Problem Based Learning memungkinkan guru
untuk terus memberikan motivasi kepada peserta didik selama pembelajaran, dan
memancing peserta didik untuk terus berpegang pada motivasi awal menyelesaikan
permasalahan. Selain itu, model ini juga memungkinkan guru meningkatkan
kemandirian peserta didik dalam mengerjakan tugas-tugas mandiri sesuai dengan
masalah yang harus dipecahkan. Problem Based Learning sebagai suatu model
pembelajaran konstruktivistik berorientasi student centered learning yang mampu
menumbuhkan jiwa kreatif, kolaboratif, berpikir metakognisi, mengembangkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi, meningkatkan pemahaman akan makna,
28
Yani Pratiwi et al., “Role Model Pengembangan Kurikulum Grass Root Di Sekolah Dasar,”
Bidayatuna Jurnal Pendidikan Guru Mandrasah Ibtidaiyah 5, no. 2 (2022): 188–203,
https://doi.org/10.54471/bidayatuna.v5i2.1680.
29
Andi Annisa Sulolipu et al., “Model Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Merdeka,”
Jurnal Pengabdian Kolaborasi Dan Inovasi IPTEKS 1, no. 5 (2023): 730–37,
https://doi.org/10.59407/jpki2.v1i5.118.
meningkatkan kemandirian, memfasilitasi pemecahan masalah, dan membangun
teamwork. Hal ini selaras dengan karakteristik hasil proses pembelajaran yang
diharapkan dari penerapan Kurikulum Merdeka yang menekankan pada fleksibilitas
guru untuk mampu menciptakan pembelajaran berdiferensiasi sesuai dengan
kemampuan peserta didik.

Implementasi kurikulum Merdeka belajar dalam pembelajaran Bahasa arab


Secara umum istilah Implementasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
artinya pelaksanaan atau penerapan. Istilah implementasi biasanya dikaitkan dengan
suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Salah satu upaya
mewujudkan dalam suatau sistem adalah implementasi. Sistem ini dilakukan agar
dapat menerapkan dan mewujudkan kegiatan yang sudah dirancang. Sehubungan
dengan kurikulum merdeka, kurikulum ini menekankan proses merdeka belajar dan
membuat siswa lebih aktif baik didalam kelas maupun diluar kelas. Impelementasi
kurikulum merdeka ini akan diterapkan pada pembelajaran bahasa arab untuk
meningkatkan kualitas kompetensi dasar terhadap 4 keterampilan bahasa yaitu
keterampilan istima’, keterampilan kalam, keterampilan qiro’ah, dan keterampilan
kitabah. Bahasa arab sendiri adalah materi pembelajaran bahasa asing yang telah
diajarkan di beberapa instansi baik di tingkat MI, MTS, MA, maupun tingkat
perguruan tinggi.
Terdapat beerapa model pengembangan kurikulum yang diterapkan pada
kurikulum merdeka seperti yang tertera di atas, penulis akan memaparkan
implementasi model Problem Based Learning pada pembelajaran bahasa arab
berbasis kompetensi dasar. Adapun penerapan pada model ini diterapkan sesuai
dengan karakteristik pembelajaran PBL antara lain:
1. Pengajuan pertanyaan/masalah.
2. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.
3. Penyelidikan autentik.
4. Menghasilkan produk dan mempersembahkannya.
5. Kolaborasi

Dalam Pengimplementasian pembelajaran berbasis kurikulum merdeka belajar


dalam mata pelajaran bahasa arab, sejatinya memberikan manfaat bagi pendidik dan
peserta didik agar mampu berinovasi dan berkrestivitas pada pelaksanaan
pembelajaran bahasa arab, khususnya mampu meningkatkan kompetensi maharatul
lughah dan anasirul lughah. Berikut ini terdapat beberapa analisa dan ringkasan
artikel yang di terbitkan berhubungan dengan implementasi pembelajaran problem
based learning pada kurikulum merdeka belajar.

Peneliti dan tahun Judul artikel Hasil penelitian

Ahmad purwanto, 2022 Implementasi model Menurut hasil dalam artikel


pembelajaran problem bahwasannya belajar siswa dalam
based learning dalam mata pembelajaran bahasa arab
meningkatkan hasil menggunakan konsep tashrif fiil
belajar siswa mata madhi IX pada MTs N 1 pengandaran
pelajaran bahasa arab dengan menggunakan metode problem
based learning, menunjukkan
peningkatan dari siklus ke siklus.
Dalam hal ini ditemukan hasil
peningkatan rata-rata nilai dari 55
pada sebelum tindakan menjadi 72,3
yang mana hasil belajar meningkat
36%. Lalu hasil yang selanjutnya pada
pembelajaran semakin meningkat
37%. Dari nilai tersebut bahwa dalam
penggunaan model problem based
learning dapat meningkatkan hasil
belajar siswa secara signifikan30.

Rohis amaliyah, 2023 Penerapan strategi Berdasarkan hasil pengi plementasian,


problem based learning dapat di simpulkan bahwa
untuk meningkatkan pengimplementasian model problem
kemampuan menulis base learning pada kelas X3 MAN 1
hiwayah siswa kelas X 3 Pasuruan dapat sepenuhnya di
MAN 1 Pasuruan praktikkan sesuai dengan panduan
yang telah di tuangkan dalam kajian
pustaka. Dalam pengimplementasian
problem based learning dilaksanakan
dalam pembelajaran pendidik harus
melakukan modelling terlebih dahulu
sebelum peserta didik mempraktikkan.
Kemudian dalam penerapan problem
based learning secara signifikan
meningkatkan ketrampilan membaca
baik dari aspek kognitif maupun aspek
psikomotorik meski tidak terlalu
signifikan. Dengan demikian dapat
memperoleh hasil >80% nilai kelas
X3 pada aspek kognitif ,dan
psikomotorik terpenuhi dengan baik31.

30
Ahmad Purwanto and Mts Negeri Pangandaran, “Implementasi Model Pembelajaran Problem
Based Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Bahasa Arab Ahmad
Purwanto MTs Negeri 1 Pangandaran,” Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan 8 (15), no. September
(2022): 679–92.
31
Rohis Amaliyah, “Penerapan Strategi Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan
Menulis Teks Hiwayah Siswa Kelas X 3 MAN 1 Pasuruan” 1, no. 2 (2023).
Berdasarkan hasil pemaparan artikel yang diperoleh, cara belajar model problem
based learning pada setiap maharah yang dapat diimplementasikan pada kurikulum
merdeka, hal ini terbukti berdasarkan penelitian Ahmad Purwanto dan Rohis Amaliyah.
Temuan yang dihasilkan menunjukkan bahwa telah menunjukkan peningkatan dari
siklus ke siklus. Dan hasil yang diperoleh dari penelitian model problem based learning
telah meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan meskipun pada
pengimplementasian yang dilakukan oleh rohis amaliyah tidak terlalu signifikan.

Guru sebagai fasilitator pembelajaran dituntut mampu mengembangkan cara


mengajar yang berlandaskan penuntasan problem, sebagai contoh model problem based
learning yang menekankan kepada keahlian dalam memecahkan masalah. Model
problem based learning mampu meningkatkan kemampuan bahasa lebih aktif pada
peserta didik yang dilaksanakan secara diskusi kelompok, bertukar ide untuk
menyelesaikan permasalahan32.

Simpulan

Dalam artikel ini peneliti menemukan beberapa model pengembangan


kurikulum merdeka diantaranya: model tyler, model taba, model wheeler, model, roger,
model administrasi, model beauchamp, model grass root. Dan model problrm based
learning. Dari masing-masing model pengembangan kurikulum ini memiliki ciri khas
sendiri dan setiap model memiliki step dalam pelaksaannya. Adapun model yang di
paparkan oleh peneliti terkait pembelajara bahasa arab adalah model problem based
learning. Peneliti menemukan temuan pengimplementasian model problem based
learning, bahwa model ini sesuai diterapkan dalam pembelajaran. Dalam pelaksaan
pembelajaran di tuntut untuk mampu berkreativitas, berinovasi dan mampu
memecahkan masalah dengan membawa konsep urikulum merdeka belajar.

Referensi
. Roviin . “Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab Di Madrasah.” Tarling : Journal of
Language Education 1, no. 2 (2018): 1–18.
https://doi.org/10.24090/tarling.v1i2.1248.
Adlini, Miza Nina, Anisya Hanifa Dinda, Sarah Yulinda, Octavia Chotimah, and Sauda
Julia Merliyana. “Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka.” Edumaspul: Jurnal
Pendidikan 6, no. 1 (2022): 974–80.
https://doi.org/10.33487/edumaspul.v6i1.3394.
Almeida, Christine Sant’Anna de, Laura Stella Miccoli, Nisa Fitri Andhini, Solange
Aranha, Luciana C. de Oliveira, Citar Este Artigo, Aprovado Autor Recebido Em,
et al. “Pengembangan Kurikulum BahasaArab.” Revista Brasileira de Linguística
Aplicada 5, no. 1 (2016): 1689–99.
32
Muhammad Fu et al., “IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
PADA KURIKULUM MERDEKA PESERTA DIDIK ABAD 21 Pendahuluan” 3 (2023): 31–39.
https://revistas.ufrj.br/index.php/rce/article/download/1659/1508%0Ahttp://
hipatiapress.com/hpjournals/index.php/qre/article/view/1348%5Cnhttp://
www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/09500799708666915%5Cnhttps://
mckinseyonsociety.com/downloads/reports/Educa.
Almeida, Christine Sant’Anna de, Laura Stella Miccoli, Nisa Fitri Andhini, Solange
Aranha, Luciana C. de Oliveira, Citar Este Artigo PENGEMBANGAN
KURIKULUM MERDEKA. Revista Brasileira de Linguística Aplicada. Vol. 5,
2016. https://revistas.ufrj.br/index.php/rce/article/download/1659/1508%0Ahttp://
hipatiapress.com/hpjournals/index.php/qre/article/view/1348%5Cnhttp://
www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/09500799708666915%5Cnhttps://
mckinseyonsociety.com/downloads/reports/Educa.
Almeida, Christine Sant’Anna de, Laura Stella Miccoli, Nisa Fitri Andhini, Solange
Aranha, Luciana C. de Oliveira, Citar Este Artigo “Problematika Implementasi
Kurikulum Merdeka Dalam Mata Pelajaran Bahasa Arab Di MA Nasyi’in
Sidoarjo.” Revista Brasileira de Linguística Aplicada 5, no. 1 (2016): 1689–99.
https://revistas.ufrj.br/index.php/rce/article/download/1659/1508%0Ahttp://
hipatiapress.com/hpjournals/index.php/qre/article/view/1348%5Cnhttp://
www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/09500799708666915%5Cnhttps://
mckinseyonsociety.com/downloads/reports/Educati.
Amaliyah, Rohis. “Penerapan Strategi Problem Based Learning Untuk Meningkatkan
Kemampuan Menulis Teks Hiwayah Siswa Kelas X 3 MAN 1 Pasuruan” 1, no. 2
(2023).
Aris Dwi Cahyono. “(Library Research) Peranan Pengembangan Manajemen Kinerja
Tenaga Administrasi Kesehatan Terhadap Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan
Di Puskesmas.” Jurnal Ilmiah Pamenang 3, no. 2 (2021): 28–42.
https://doi.org/10.53599/jip.v3i2.81.
Cholilah, Mulik, Anggi Gratia Putri Tatuwo, Komariah, and Shinta Prima Rosdiana.
“Pengembangan Kurikulum Merdeka Dalam Satuan Pendidikan Serta
Implementasi Kurikulum Merdeka Pada Pembelajaran Abad 21.” Sanskara
Pendidikan Dan Pengajaran 1, no. 02 (2023): 56–67.
https://doi.org/10.58812/spp.v1i02.110.
Davidz, Eduard. . “. B. Konsep Pembelajaran Merdeka Belajar.” Laporan Diklat
Pendampingan Implementasi Kurikulum Merdekan Jenjang Sd, 2023.
Dwianto, Agus. “Model-Model Pengembangan Kurikulum, Desain Pengembangan
Kurikulum.” Diakses Pada Tanggal 16 Februari 2020, Pukul 07 : 15, no.
1401412316 (2014): 1–13.
http://juliancreative.blogs.uny.ac.id/wp-content/uploads/sites/1984/2015/10/
Model-Model-Pengembangan-Kurikulum.pdf.
Fitriah. “Model Pengembangan Kurikulum Ralp W. Tyler.” An-Nahdhah 11, no. 21
(2018): 45–58.
https://www.jurnal.staidarululumkandangan.ac.id/index.php/annahdhah/article/
download/44/24/.
Fitriyah, Izzatul. “Manajemen Kurikulum Dalam Perspektif Beauchamp.” JUMPA:
Jurnal Manajemen Pendidikan 1, no. 1 (2020): 16–27.
https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/jumpa/article/view/1032.
Fu, Muhammad, Dwi Yulianti, Muhammad Nurwahidin, Magister Teknologi
Pendidikan, and Universitas Lampung. “IMPLEMENTASI MODEL
PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA KURIKULUM
MERDEKA PESERTA DIDIK ABAD 21 Pendahuluan” 3 (2023): 31–39.
Hasbi, Raden Praja, and Fitri Nur Mahmudah. “Pengembangan Kurikulum Sekolah.”
Nidhomul Haq: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 5, no. 2 (2020): 1–6.
Hikmawati, Sholihatul Atik. “Pendekatan Dan Model-Model Pengembangan Kurikulum
Bahasa Arab Pada Madrasah/Sekolah Di Indonesia.” Jurnal Ihtimam 1, no. 2
(2018): 203–18. https://doi.org/10.36668/jih.v1i2.170.
Ilmiah, Jurnal, and Wahana Pendidikan. “Kurikulum Merdeka Dalam Perspektif Kajian
Teori: Analisis Kebijakan Untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran Di Sekolah”
9, no. 19 (2023): 979–88.
Kemenag. “Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No 347 Tahun 2022
Tentang Pedoman Implementasi Kurikulum Merdeka Pada Madrasah.”
Implementasi Kurikulum Merdeka, 2022, 1–60.
https://www.mgmpmadrasah.com/2022/04/download-kma-keputusan-menteri-
agama.html.
lian. IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA BELAJAR DI SMA NEGERI 1
TANJUNG JABUNG TIMUR. Vol. 5, 2023.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK558907/.
Mentor, Katarina Podlogar. Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab, n.d.
Pratiwi, Yani, Sukiman Sukiman, Rohmi Triwulandari, and Intan Permata Putri. “Role
Model Pengembangan Kurikulum Grass Root Di Sekolah Dasar.” Bidayatuna
Jurnal Pendidikan Guru Mandrasah Ibtidaiyah 5, no. 2 (2022): 188–203.
https://doi.org/10.54471/bidayatuna.v5i2.1680.
Purwanto, Ahmad, and Mts Negeri Pangandaran. “Implementasi Model Pembelajaran
Problem Based Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran
Bahasa Arab Ahmad Purwanto MTs Negeri 1 Pangandaran.” Jurnal Ilmiah
Wahana Pendidikan 8 (15), no. September (2022): 679–92.
Rokhman, O, Ariana Norma Ningsih, Trisfa Augia, Hendery Dahlan, Nur Alam
Rosyada, Amrina, Putri, Dini Arista, Fajar, Evi Yuniarti, Nora Novia Vinnata, et
al. “MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM.” Jurnal Berkala Epidemiologi
5, no. 1 (2020): 90–96. https://core.ac.uk/download/pdf/235085111.pdf
%250Awebsite:
http://www.kemkes.go.id%250Ahttp://www.yankes.kemkes.go.id/assets/
downloads/PMK No. 57 Tahun 2013 tentang
PTRM.pdf%250Ahttps://www.kemenpppa.go.id/lib/uploads/list/15242-profil-
anak-indonesia_-201.
Sabda, Syaifuddin, Universitas Islam, Negeri Antasari, and Banjarmasin Indonseia.
PENGEMBANGAN KURIKULUM (Tinjauan Teoritis), 2019.
SERI REZKI FAUZIAH. “MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM TYLER DAN
IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SEKOLAH” 5, no. 2 (2019): 197–218.
Sholihah, Mamluatu, Risda Aprilia, and Fathi Hidayah. “Penerapan Model Tyler Pada
Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab Di MTs Ja-Alhaq Kota Bengkulu.”
Mumtaz: Jurnal Pendidikan Agama Islam 2, no. 2 (2023): 106.
https://www.ejournal.iaiibrahimy.ac.id/index.php/mumtaz/article/view/2167.
Simanjuntak, Tarida Alvina. “Jurnal Stipro-Model Pengembangan Kurikulum (2018),”
2018.
Sulolipu, Andi Annisa, Muh. Yahya, Erni Rismawanti, and Muh. Anas. “Model
Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.” Jurnal Pengabdian
Kolaborasi Dan Inovasi IPTEKS 1, no. 5 (2023): 730–37.
https://doi.org/10.59407/jpki2.v1i5.118.
Wahyudin, A. Kurikulum Dalam Tantangan Perubahan. In A. &. Wahyudin, Sejarah
Kurikulum Pendidikan Di Indonesia (Pp. 25-46)., 2020.
Weaver, Tanya. “Grass Roots.” Engineering 250, no. 2 (2009): 44–47.
Wiguna, I Komang Wahyu, and Made Adi Nugraha Tristaningrat. “Langkah
Mempercepat Perkembangan Kurikulum Merdeka Belajar.” Edukasi: Jurnal
Pendidikan Dasar 3, no. 1 (2022): 17. https://doi.org/10.55115/edukasi.v3i1.2296.
Zakso, Amrazi. “Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Di Indonesia.” Jurnal
Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora 13, no. 2 (2023): 916.
https://doi.org/10.26418/j-psh.v13i2.65142.

Anda mungkin juga menyukai