Pengembangan Kurikulum Kel 2 (80 %) (Autorecovered)
Pengembangan Kurikulum Kel 2 (80 %) (Autorecovered)
Angelina shondaqh
A4BAR (2210210010)
angelinashondaqh@gmai
l.com Nomor HP
(+628741414012)
Muhammad yusril
A4BAR (2210210030)
emailanda@email.com
Nomor HP (+6281********)
Abstrak
Secara etimologi, kurikulum berasal dari bahasa Latin yaitu currere yang
artinya lapangan perlombaan. Dalam bahasa Inggris disebut curriculum artinya
rencana pelajaran atau kurikulum. Dalam bahasa Arab istilah kurikulum lebih
populer dengan sebutan “al manhaj” atau “al manhaj al dirâsi”. Kata al manhaj
secara etimologi berarti ‘al tharîq al wâdhih” atau jalan yang terang dan jelas 2.
Sedangkan secara terminologi, manhaj adalah langkah-langkah yang komprehensip
yang dipakai oleh seorang guru berdasarkan eksperimen dan dipakai untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan3. E. Mulyasa dalam bukunya Kurikulum
Berbasis Kompetensi, mengemukakan bahwa kurikulum adalah suatu konsep yang
menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas
dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta
didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu 4. Jadi kurikulum
menurut E. Mulyasa adalah pengembangan kemampuan yang telah dimiliki peserta
didik sebelumnya agar potensi yang dimiliki mengalami sebuah peningkatan.
B. Metode penelitian
Metode yang digunakan dalam penyusunan artikel menggunakan metode
penelitian deskriptif kualitatif. Yang mana metode penelitian ini merupakan
penelitian yang menggunakan fenomena alamiah dengan mengamati sesuatu yang
terjadi dengan melibatkan berbagai metode yang ada. Penelitian kulaitatif
merupakan salah satu penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman
dengan sesuatu yang di teliti. Penelitian ini identik dengan pengumpulan data
tanpa menyajikan data numerik, namun di sajikan dalam bentuk deksriptif
dengan kata-kata secara terperinci 6.
5
Christine Sant’Anna de Almeida et al., “Problematika Implementasi Kurikulum Merdeka Dalam
Mata Pelajaran Bahasa Arab Di MA Nasyi’in Sidoarjo,” Revista Brasileira de Linguística Aplicada 5,
no. 1 (2016): 1689–99,
https://revistas.ufrj.br/index.php/rce/article/download/1659/1508%0Ahttp://
hipatiapress.com/hpjournals/index.php/qre/article/view/1348%5Cnhttp://
www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/09500799708666915%5Cnhttps://
mckinseyonsociety.com/downloads/reports/Educati.
6
Miza Nina Adlini et al., “Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka,” Edumaspul: Jurnal Pendidikan 6,
no. 1 (2022): 974–80, https://doi.org/10.33487/edumaspul.v6i1.3394.
7
Aris Dwi Cahyono, “(Library Research) Peranan Pengembangan Manajemen Kinerja Tenaga
Administrasi Kesehatan Terhadap Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas,” Jurnal Ilmiah
Pamenang 3, no. 2 (2021): 28–42, https://doi.org/10.53599/jip.v3i2.81.
dampak Covid-19 untuk meresponn dampak dari wabah tersebut8. Perkembangan
kurikulum Merdeka di Indonesia terjadi secara bertahap sejak 2020 hingga saat ini
resmi di gunakan. Kurikulum ini merupakan hasil usaha pemerintah untuk
mengejar ketertinggalan pembelajaran atau learning los akibat wabah Covid 199.
Kurikulum Merdeka menekankan guru dan siswa melakukan pembelajaran
mandiri. Yang mana akan memberikan kebebasan dan kekuatan kondisi belajar
lebih nyaman, kreatif dan interaktif. Pembelajaran siswa dengan mengekplorasi
topik pembelajaran secara aktif10.
1. Model tyler
Model tyler merupakan model yang biasa di kenal terhadap perkembangan
kurikulum dan mendapatkan perhatian khusus pada fase perencanaan hingga
dikenal model klasik. Di cantumkan dalam bukunya Basic principal of Curriculum
and Instruction The Tyler Rationale: curriculum development weeded to be treated
logically and systematically. Berisi mengenai pentingnya pendapat rasional,
menganalisis, menginterpretasi kurikulum dan program pengajaran dalam sebuah
Lembaga Pendidikan18. Model ini menekankan bahwa pembelajaran terstruktur
oleh pihak sekolah. Tyler menekankan bahwa untuk tercapainya sebuah tujuan,
terdapat empat persoalan utama antara lain19:
a) Objektives (tujuan prndidikan yang diharapkan) : maksudnya dalam sebuah
pembelajaran semestinya seorang guru menentukan tujuan Pendidikan yang
akan di peroleh di akhir semester nanti. Sejalan dengan pernyataan tyler bahwa
15
Agus Dwianto, “Model-Model Pengembangan Kurikulum, Desain Pengembangan Kurikulum,”
Diakses Pada Tanggal 16 Februari 2020, Pukul 07 : 15, no. 1401412316 (2014): 1–13,
http://juliancreative.blogs.uny.ac.id/wp-content/uploads/sites/1984/2015/10/Model-Model-
Pengembangan-Kurikulum.pdf.
16
Raden Praja Hasbi and Fitri Nur Mahmudah, “Pengembangan Kurikulum Sekolah,” Nidhomul Haq:
Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 5, no. 2 (2020): 1–6.
17
Syaifuddin Sabda et al., PENGEMBANGAN KURIKULUM (Tinjauan Teoritis), 2019.
18
SERI REZKI FAUZIAH, “MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM TYLER DAN
IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH” 5, no.
2 (2019): 197–218.
19
Fitriah, “Model Pengembangan Kurikulum Ralp W. Tyler,” An-Nahdhah 11, no. 21 (2018): 45–58,
https://www.jurnal.staidarululumkandangan.ac.id/index.php/annahdhah/article/download/44/24/.
tercapainya tujuan Pendidikan dalam sebuah pembelajaran, karena keselarasan
dalam memilih dan memastikan objek Pelajaran sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan pembelajar. Sesuai pendapat tyler ada tiga aspek yang din
perhatikan dalam menentukan tujuan penddikan antaranya: hakikat peserta
didik, peradaban Masyarakat, dan pendangan ahli bidang studi. Dalam
pembelajaran Bahasa arab terkait model ini, Pendidik menetapkan tujuan
Pendidikan dalam pembelajaran Bahasa arab ini agar peserta didik ini
menguasi maharatul lughah (istima’, kalam, qiroah, dan kitabah) dan anasirul
lughoh (qowaid dan mufrodat)20.
b) Selecting learning experience (menentukan proses pembelajaran): setelah
penentuan tujuan pendidikan, selanjutnya menentukan proses pembelajaran
yang sesuai dengan kondisi latar belakang kompetensi peserta didik. Dalam hal
ini akan berpengaruh terhadap kondisi mental dan juga emosional pembelajar
dalam pembelajaran. Pada pemebelajaran Bahasa arab pendidik harus mampu
menyesuaikan proses pembelajaran agar sesuai dengan kompetensi masing-
masing anak didiknya, karena ada kaitannya dengan latar belakang dari peserta
didik tidak semua anak itu awal mengenal Bahasa arab, ada yang berasal dari
sekolah dasar, menengah atau sama sekali belum mengetahui apa itu Bahasa
arab agar dalam pembelajaran berjalan dengan kondisional dan sesuai dengan
tujuan Pendidikan, misalnya kelas 7 tsnawiyyah lulusan SD maka dalam
pembelajaran mengunakan ceramah agar memiliki pengetahuan awal tentang
Bahasa arab..
c) Organiezing leaning experience (menentukan organisasi pengalaman belajar):
dalam tahap ini penentuan oraganisasi pengalaman belajar, maksud dari
pengalaman belajar di dalamnya mencakup tahapan belajar dan materi belajar.
Bahan ajar yang di gunakan oleh peserta didik di organisasikan agar
memudahkan mencapai tujuan. Karena dari urutan yang sebelumnya sesuai
akan mempermudah gamabaran evaluasi. Pada Bahasa arab disajikan materi
yang mudah hingga sulit misalnya: mufrodat Bahasa arab, bacaan, lalu baru
materi-materi qowaid.
d) Evaluation (penentuan evaluasi): memilih evalusi yang sesuai pada model
tyler. Jenis penilaian yang digunakan menyesuaikan dengan jenis dan sifat dari
tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran Bahasa arab pemberian evaluasi
sesuai maharatul lughahnya, misalnya: kalam, evalauasi pembelajaranya bisa
dengan mendemontrasikan materi kalam.
2. Model taba
Model pengembangan kurikulum ini di modifikasi dari model tyler yang
mana menekankan bahwa guru merupakan faktor utama dalam pengembangan
kurikulum. Dalam melaksanakan pengembangan kurikulum oleh guru dan
20
Mamluatu Sholihah, Risda Aprilia, and Fathi Hidayah, “Penerapan Model Tyler Pada
Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab Di MTs Ja-Alhaq Kota Bengkulu,” Mumtaz: Jurnal Pendidikan
Agama Islam 2, no. 2 (2023): 106,
https://www.ejournal.iaiibrahimy.ac.id/index.php/mumtaz/article/view/2167.
menempatkan guru sebagai innovator yang menjadi ciri dari model taba. Hilda taba
berpendapat bahwa inovasi kurikulum memberikan unit percobaan. Adapun lima
Langkah yang harus di kembangakan antara lain21:
a) Kelompok guru lebih dahulu menghasilkan unit kurikulum yang akan di uji
cobakan. Tahapan dalam mendapatkan hasil yang di tempuh antaranya:
menelaah kebutuhan, membuat tujuan khusus, memilih materi, memilih proses
pembelajaran, mengorganisasi, dan membuat evaluasi dan memeriksa
kesesuaian materi.
b) Ekperimen terkait unit kurikulum untuk menemukan validasi kelayakan
penggunaan.
c) Merevisi unit yang di peroleh setelah melakukan eksperimen yang telah di uji
coba.
d) Mengembangkan keseluruhan dari kerangka kurikulum..
e) Implementasi kurikulum yang telah di uji cobakan. Jadi guru mempersiapkan
dengan mengikuti pelatihan, seminar, dan sosialiasai.
3. Model Wheeler
Wheeler berpendapat bahwa dalam pengembangan kurikulum adalah sebuah
proses yang bentuknya siklus/melingkar. Pengembangan kurikulum pada model ini
sifatnya terus menerus dan dapat di ketahui bahwa antara langkah satu dengan yang
lain saling berkesinambungan. Adapun Langkah yang harus di lakukan dalam model
wheeler diantaranya:
a) Memastikan tujuan umum dan tujuan khusus: tujuan umum sifatnya praktis
dan normatif, yang didalamnya terdapat tujuan filosofis, misalnya: agar siswa
madrasah mendapatkan materi Bahasa arab. Adapun tujuan khusus yakni
sifatnya spesifik objektif dan tercapainya tujuan mudah di ukur.
b) Memastikan pengalaman belajar agar mungkin ketercapaian tujuan yang
sudah di buat di raih oleh siswa.
c) Memastikan materi/isi yang relevan terhadap pengalaman belajar.
d) Menyelesaikan seluruh pengalaman belajar.
e) Mengadakan evaluasi terhadap Langkah pengembangan dan capaian tujuan.
4. Emerging technical model
Dalam model ini menjelaskan bahwa perkembangan model-model kurikulum
di pengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), serta
nilai-nilai dan efesiensi efektivitas dalam bisnis. Muncul kencenderungan-
kecenderungan baru yang didasarkan karea hal tersebut antara lain22:
a) The behavioral analysis model: dalam hal ini cenderung kepada perilaku atau
kemampuan. Suatu perilaku atau kemampuan diuraikan menjadi perilaku-
perilaku yang bertahap mulai dari yang sederhana hingga menjadi kompleks.
21
. Roviin ., “Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab Di Madrasah,” Tarling : Journal of Language
Education 1, no. 2 (2018): 1–18, https://doi.org/10.24090/tarling.v1i2.1248.
22
Tarida Alvina Simanjuntak, “Jurnal Stipro-Model Pengembangan Kurikulum (2018),” 2018.
b) The system analysis model: dalam hal ini berasal dari kegiatan efisiensi
bisnis. Tahap awal pada model ini yakni menentukan spesifikasi perangkat
hasil belajar yang harus di kuasai siswa.
c) The computer based model: dalam hal ini bahwa model pengembangan
kurikulum dengan memanfaatkan computer.
5. Model rogers
Model ini di temkan oleh psikolog carl rogers. Menurut rogers bahwa
kurikulum di di perlukan karena berpengaruh pada perkembangan individu menjadi
terbuka, luwes, adaptif terhadap perubahan. Dalam model ini ada empat tahap dalam
pengembangan kurikulum antara lain23:
a) Penentuan target dari sistem Pendidikan, yang menjadi pokok pada tahap ini
Adanya tenaga kependidikan atau pejabat Pendidikan yang ikur serta
kegiatan kelompok intensif.
b) Partisipasi tenaga pendidik dalam pengalaman kelompok secara intensif,
siswa bertukar pengalaman di bawah pimpinan pengajar.
c) Pengembangan pengalaman kelompok dianggap intensif, jika satu kelas atau
unit Pelajaran, dengan diadakannya pertemuan Masyarakat yang lebih luas
untuk memperkuat hubungan interpersonal.
d) Keikutsertaan orang tua dalam kegiatan kelompok.yang intensif.
23
A. Wahyudin, Kurikulum Dalam Tantangan Perubahan, In A. &. Wahyudin, Sejarah Kurikulum
Pendidikan Di Indonesia (Pp. 25-46)., 2020.
24
O Rokhman et al., “MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM,” Jurnal Berkala Epidemiologi 5,
no. 1 (2020): 90–96, https://core.ac.uk/download/pdf/235085111.pdf%250Awebsite:
http://www.kemkes.go.id%250Ahttp://www.yankes.kemkes.go.id/assets/downloads/PMK No. 57 Tahun
2013 tentang PTRM.pdf%250Ahttps://www.kemenpppa.go.id/lib/uploads/list/15242-profil-anak-
indonesia_-201.
d) Uji validasi kurikulum dengan uji coba dan telaah lebih cermat oleh tim
pengarah tenaga ahli.
e) Revisi berdasarkan hasil yang di peroleh
f) Sosialiasasi dan desiminasi
g) Monitoring dan evaluasi.
7. Model Beauchamp’s System
Model Beauchamp’s system terdapat beberapa fokus tujuan dalam
mengembangkan kurikulum ini. Antara lain yaitu menyiapkan lingkup wilayah,
menyiapkan personalia, organisasi dan prosedur pengembangan kurikulum,
implementasi kurikulum, serta evaluasi kurikulum 25. Model ini dilakukan secara
berurutan dan melibatkan ahli seluas mungkin. Evaluasi dalam model ini juga
mencakup setiap poin yang menjadi rujukan pengembangan kurikulum merdeka
belajar.
Menurut Beauchamp, definisi kurikulum adalah suatu perencanaan dalam
pendidikan atau pengajaran. Model pengembangan kurikulum ini dikembangkan
oleh Beauchamp dengan menghadirkan lima langkah dalam pengembangan
kurikulum yaitu26:
a. Menentukan area atau area di mana kurikulum berisi, area yang disediakan
oleh sekolah, kabupaten, wilayah, kabupaten, provinsi, kabupaten, atau negara.
b. Menentukan pihak-pihak yang akan terlibat dalam pengembangan kurikulum
bersama dengan tugas yang akan dilakukan.
c. Menentukan prosedur yang harus dikejar, yaitu perumusan tujuan (umum dan
spesifik), memilih konten dan pengalaman belajar, dan menentukan alat dan
jenis evaluasi.
d. Implementasi Kurikulum. Agar implementasi kurikulum baru menjadi efektif,
diperlukan dukungan dari berbagai sumber, seperti : guru, biaya, fasilitas,
manajemen, dan sebagainya.
e. Evaluasi Kurikulum.
25
Christine Sant’Anna de Almeida et al., PENGEMBANGAN KURIKULUM MERDEKA, Revista Brasileira
de Linguística Aplicada, vol. 5, 2016,
https://revistas.ufrj.br/index.php/rce/article/download/1659/1508%0Ahttp://
hipatiapress.com/hpjournals/index.php/qre/article/view/1348%5Cnhttp://
www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/09500799708666915%5Cnhttps://
mckinseyonsociety.com/downloads/reports/Educa.
26
Izzatul Fitriyah, “Manajemen Kurikulum Dalam Perspektif Beauchamp,” JUMPA: Jurnal Manajemen
Pendidikan 1, no. 1 (2020): 16–27,
https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/jumpa/article/view/1032.
27
Tanya Weaver, “Grass Roots,” Engineering 250, no. 2 (2009): 44–47.
Keinginan ini biasanya didorong oleh hasil pengalaman yang dirasakan pihak
sekolah atau guru, di mana kurikulum yang sedang berjalan dirasakan terdapat
beberapa masalah atau ketidaksesuaian dengan kebutuhan dan potensi yang
tersedia di lapangan.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun kurikulum di
grass root, antara lain28: 1) pendidik harus memiliki kapasitas yang mumpuni; 2)
pendidik harus benar-benar terlibat dengan peningkatan kurkulum, mengurus
masalah kurikulum, 3) instruktur harus langsung dikaitkan dengan perincian target,
pilihan bahan, dan jaminan penilaian, 4) pertemuan pemahaman pendidik berturut-
turut dan akan menghasilkan kesepakatan tentang tujuan, standar, dan rencana. Ada
beberapa hal yang diharapkan dalam model ini, mengingat keragaman kerangka
kurikulum di sekolah karena melakukan pemerataan partisipasi sekolah dan daerah.
Sarana untuk melaksanakan kurikulum akar rumput yang harus dilakukan adalah: (a)
Perlu investigasi, (b) Mengkaji ulang rencana pendidikan, (c) Identifikasi masalah
lingkungan, (d) Memecahkan masalah secara adil, (e) Penyusunan kurikulum, (f)
Pengenalan rencana pendidikan baru yang lebih asli.
9. Model Problem Based-Learning (PBL)
Problem Based Learning merupakan sebuah model pembelajaran yang fokus
pada proses memecahkan masalah dan mengimplementasi konsep didalam keadaan
dunia nyata29. Problem Based Learning (PBL) merupakan metode pembelajaran yang
menuntut keaktifan peserta didik untuk selalu berpikir kritis dan terampil dalam
menyelesaikan suatu permasalahan. Semakin aktif peserta didik dalam keterampilan
berpikirnya, semakin besar pula peluang masalah untuk diselesaikan. Problem
Based-Learning memungkinkan peserta didik untuk terlibat dalam proses
pembelajaran yang aktif dan menggembangkan pemahaman sendiri tentang
pengetahuan, melalui penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Model PBL
merupakan proses melibatkan peserta didik dalam memecahkan masalah dan
menerapkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam situasi dunia nyata.
Langkah-langkah dalam model Problem Based Learning memungkinkan guru
untuk terus memberikan motivasi kepada peserta didik selama pembelajaran, dan
memancing peserta didik untuk terus berpegang pada motivasi awal menyelesaikan
permasalahan. Selain itu, model ini juga memungkinkan guru meningkatkan
kemandirian peserta didik dalam mengerjakan tugas-tugas mandiri sesuai dengan
masalah yang harus dipecahkan. Problem Based Learning sebagai suatu model
pembelajaran konstruktivistik berorientasi student centered learning yang mampu
menumbuhkan jiwa kreatif, kolaboratif, berpikir metakognisi, mengembangkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi, meningkatkan pemahaman akan makna,
28
Yani Pratiwi et al., “Role Model Pengembangan Kurikulum Grass Root Di Sekolah Dasar,”
Bidayatuna Jurnal Pendidikan Guru Mandrasah Ibtidaiyah 5, no. 2 (2022): 188–203,
https://doi.org/10.54471/bidayatuna.v5i2.1680.
29
Andi Annisa Sulolipu et al., “Model Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Merdeka,”
Jurnal Pengabdian Kolaborasi Dan Inovasi IPTEKS 1, no. 5 (2023): 730–37,
https://doi.org/10.59407/jpki2.v1i5.118.
meningkatkan kemandirian, memfasilitasi pemecahan masalah, dan membangun
teamwork. Hal ini selaras dengan karakteristik hasil proses pembelajaran yang
diharapkan dari penerapan Kurikulum Merdeka yang menekankan pada fleksibilitas
guru untuk mampu menciptakan pembelajaran berdiferensiasi sesuai dengan
kemampuan peserta didik.
30
Ahmad Purwanto and Mts Negeri Pangandaran, “Implementasi Model Pembelajaran Problem
Based Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Bahasa Arab Ahmad
Purwanto MTs Negeri 1 Pangandaran,” Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan 8 (15), no. September
(2022): 679–92.
31
Rohis Amaliyah, “Penerapan Strategi Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan
Menulis Teks Hiwayah Siswa Kelas X 3 MAN 1 Pasuruan” 1, no. 2 (2023).
Berdasarkan hasil pemaparan artikel yang diperoleh, cara belajar model problem
based learning pada setiap maharah yang dapat diimplementasikan pada kurikulum
merdeka, hal ini terbukti berdasarkan penelitian Ahmad Purwanto dan Rohis Amaliyah.
Temuan yang dihasilkan menunjukkan bahwa telah menunjukkan peningkatan dari
siklus ke siklus. Dan hasil yang diperoleh dari penelitian model problem based learning
telah meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan meskipun pada
pengimplementasian yang dilakukan oleh rohis amaliyah tidak terlalu signifikan.
Simpulan
Referensi
. Roviin . “Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab Di Madrasah.” Tarling : Journal of
Language Education 1, no. 2 (2018): 1–18.
https://doi.org/10.24090/tarling.v1i2.1248.
Adlini, Miza Nina, Anisya Hanifa Dinda, Sarah Yulinda, Octavia Chotimah, and Sauda
Julia Merliyana. “Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka.” Edumaspul: Jurnal
Pendidikan 6, no. 1 (2022): 974–80.
https://doi.org/10.33487/edumaspul.v6i1.3394.
Almeida, Christine Sant’Anna de, Laura Stella Miccoli, Nisa Fitri Andhini, Solange
Aranha, Luciana C. de Oliveira, Citar Este Artigo, Aprovado Autor Recebido Em,
et al. “Pengembangan Kurikulum BahasaArab.” Revista Brasileira de Linguística
Aplicada 5, no. 1 (2016): 1689–99.
32
Muhammad Fu et al., “IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
PADA KURIKULUM MERDEKA PESERTA DIDIK ABAD 21 Pendahuluan” 3 (2023): 31–39.
https://revistas.ufrj.br/index.php/rce/article/download/1659/1508%0Ahttp://
hipatiapress.com/hpjournals/index.php/qre/article/view/1348%5Cnhttp://
www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/09500799708666915%5Cnhttps://
mckinseyonsociety.com/downloads/reports/Educa.
Almeida, Christine Sant’Anna de, Laura Stella Miccoli, Nisa Fitri Andhini, Solange
Aranha, Luciana C. de Oliveira, Citar Este Artigo PENGEMBANGAN
KURIKULUM MERDEKA. Revista Brasileira de Linguística Aplicada. Vol. 5,
2016. https://revistas.ufrj.br/index.php/rce/article/download/1659/1508%0Ahttp://
hipatiapress.com/hpjournals/index.php/qre/article/view/1348%5Cnhttp://
www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/09500799708666915%5Cnhttps://
mckinseyonsociety.com/downloads/reports/Educa.
Almeida, Christine Sant’Anna de, Laura Stella Miccoli, Nisa Fitri Andhini, Solange
Aranha, Luciana C. de Oliveira, Citar Este Artigo “Problematika Implementasi
Kurikulum Merdeka Dalam Mata Pelajaran Bahasa Arab Di MA Nasyi’in
Sidoarjo.” Revista Brasileira de Linguística Aplicada 5, no. 1 (2016): 1689–99.
https://revistas.ufrj.br/index.php/rce/article/download/1659/1508%0Ahttp://
hipatiapress.com/hpjournals/index.php/qre/article/view/1348%5Cnhttp://
www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/09500799708666915%5Cnhttps://
mckinseyonsociety.com/downloads/reports/Educati.
Amaliyah, Rohis. “Penerapan Strategi Problem Based Learning Untuk Meningkatkan
Kemampuan Menulis Teks Hiwayah Siswa Kelas X 3 MAN 1 Pasuruan” 1, no. 2
(2023).
Aris Dwi Cahyono. “(Library Research) Peranan Pengembangan Manajemen Kinerja
Tenaga Administrasi Kesehatan Terhadap Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan
Di Puskesmas.” Jurnal Ilmiah Pamenang 3, no. 2 (2021): 28–42.
https://doi.org/10.53599/jip.v3i2.81.
Cholilah, Mulik, Anggi Gratia Putri Tatuwo, Komariah, and Shinta Prima Rosdiana.
“Pengembangan Kurikulum Merdeka Dalam Satuan Pendidikan Serta
Implementasi Kurikulum Merdeka Pada Pembelajaran Abad 21.” Sanskara
Pendidikan Dan Pengajaran 1, no. 02 (2023): 56–67.
https://doi.org/10.58812/spp.v1i02.110.
Davidz, Eduard. . “. B. Konsep Pembelajaran Merdeka Belajar.” Laporan Diklat
Pendampingan Implementasi Kurikulum Merdekan Jenjang Sd, 2023.
Dwianto, Agus. “Model-Model Pengembangan Kurikulum, Desain Pengembangan
Kurikulum.” Diakses Pada Tanggal 16 Februari 2020, Pukul 07 : 15, no.
1401412316 (2014): 1–13.
http://juliancreative.blogs.uny.ac.id/wp-content/uploads/sites/1984/2015/10/
Model-Model-Pengembangan-Kurikulum.pdf.
Fitriah. “Model Pengembangan Kurikulum Ralp W. Tyler.” An-Nahdhah 11, no. 21
(2018): 45–58.
https://www.jurnal.staidarululumkandangan.ac.id/index.php/annahdhah/article/
download/44/24/.
Fitriyah, Izzatul. “Manajemen Kurikulum Dalam Perspektif Beauchamp.” JUMPA:
Jurnal Manajemen Pendidikan 1, no. 1 (2020): 16–27.
https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/jumpa/article/view/1032.
Fu, Muhammad, Dwi Yulianti, Muhammad Nurwahidin, Magister Teknologi
Pendidikan, and Universitas Lampung. “IMPLEMENTASI MODEL
PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA KURIKULUM
MERDEKA PESERTA DIDIK ABAD 21 Pendahuluan” 3 (2023): 31–39.
Hasbi, Raden Praja, and Fitri Nur Mahmudah. “Pengembangan Kurikulum Sekolah.”
Nidhomul Haq: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 5, no. 2 (2020): 1–6.
Hikmawati, Sholihatul Atik. “Pendekatan Dan Model-Model Pengembangan Kurikulum
Bahasa Arab Pada Madrasah/Sekolah Di Indonesia.” Jurnal Ihtimam 1, no. 2
(2018): 203–18. https://doi.org/10.36668/jih.v1i2.170.
Ilmiah, Jurnal, and Wahana Pendidikan. “Kurikulum Merdeka Dalam Perspektif Kajian
Teori: Analisis Kebijakan Untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran Di Sekolah”
9, no. 19 (2023): 979–88.
Kemenag. “Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No 347 Tahun 2022
Tentang Pedoman Implementasi Kurikulum Merdeka Pada Madrasah.”
Implementasi Kurikulum Merdeka, 2022, 1–60.
https://www.mgmpmadrasah.com/2022/04/download-kma-keputusan-menteri-
agama.html.
lian. IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA BELAJAR DI SMA NEGERI 1
TANJUNG JABUNG TIMUR. Vol. 5, 2023.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK558907/.
Mentor, Katarina Podlogar. Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab, n.d.
Pratiwi, Yani, Sukiman Sukiman, Rohmi Triwulandari, and Intan Permata Putri. “Role
Model Pengembangan Kurikulum Grass Root Di Sekolah Dasar.” Bidayatuna
Jurnal Pendidikan Guru Mandrasah Ibtidaiyah 5, no. 2 (2022): 188–203.
https://doi.org/10.54471/bidayatuna.v5i2.1680.
Purwanto, Ahmad, and Mts Negeri Pangandaran. “Implementasi Model Pembelajaran
Problem Based Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran
Bahasa Arab Ahmad Purwanto MTs Negeri 1 Pangandaran.” Jurnal Ilmiah
Wahana Pendidikan 8 (15), no. September (2022): 679–92.
Rokhman, O, Ariana Norma Ningsih, Trisfa Augia, Hendery Dahlan, Nur Alam
Rosyada, Amrina, Putri, Dini Arista, Fajar, Evi Yuniarti, Nora Novia Vinnata, et
al. “MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM.” Jurnal Berkala Epidemiologi
5, no. 1 (2020): 90–96. https://core.ac.uk/download/pdf/235085111.pdf
%250Awebsite:
http://www.kemkes.go.id%250Ahttp://www.yankes.kemkes.go.id/assets/
downloads/PMK No. 57 Tahun 2013 tentang
PTRM.pdf%250Ahttps://www.kemenpppa.go.id/lib/uploads/list/15242-profil-
anak-indonesia_-201.
Sabda, Syaifuddin, Universitas Islam, Negeri Antasari, and Banjarmasin Indonseia.
PENGEMBANGAN KURIKULUM (Tinjauan Teoritis), 2019.
SERI REZKI FAUZIAH. “MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM TYLER DAN
IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SEKOLAH” 5, no. 2 (2019): 197–218.
Sholihah, Mamluatu, Risda Aprilia, and Fathi Hidayah. “Penerapan Model Tyler Pada
Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab Di MTs Ja-Alhaq Kota Bengkulu.”
Mumtaz: Jurnal Pendidikan Agama Islam 2, no. 2 (2023): 106.
https://www.ejournal.iaiibrahimy.ac.id/index.php/mumtaz/article/view/2167.
Simanjuntak, Tarida Alvina. “Jurnal Stipro-Model Pengembangan Kurikulum (2018),”
2018.
Sulolipu, Andi Annisa, Muh. Yahya, Erni Rismawanti, and Muh. Anas. “Model
Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.” Jurnal Pengabdian
Kolaborasi Dan Inovasi IPTEKS 1, no. 5 (2023): 730–37.
https://doi.org/10.59407/jpki2.v1i5.118.
Wahyudin, A. Kurikulum Dalam Tantangan Perubahan. In A. &. Wahyudin, Sejarah
Kurikulum Pendidikan Di Indonesia (Pp. 25-46)., 2020.
Weaver, Tanya. “Grass Roots.” Engineering 250, no. 2 (2009): 44–47.
Wiguna, I Komang Wahyu, and Made Adi Nugraha Tristaningrat. “Langkah
Mempercepat Perkembangan Kurikulum Merdeka Belajar.” Edukasi: Jurnal
Pendidikan Dasar 3, no. 1 (2022): 17. https://doi.org/10.55115/edukasi.v3i1.2296.
Zakso, Amrazi. “Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Di Indonesia.” Jurnal
Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora 13, no. 2 (2023): 916.
https://doi.org/10.26418/j-psh.v13i2.65142.