Anda di halaman 1dari 7
Hubungan antara kebudayaan dengan individu pukan bersifat sepihak, namun keduanya memiliki pengaruh yang timbal-balik. Kebudayaan mempengaruhi seseorang dengan kekuatan yang terarah dan menciptakan konstelasi kehidupan masyarakal yang stabil. Sebaliknya, masyarakat sendiri membuat kebudayaan yang eksistensinya dan dinamikanya berkesinambungan, serta membuat kebudayaan sebagai warisan sosial. Seseorangpun mampu mempengaruhi kebudayaan, yang memberikan dorongan dan peluang untuk terjadinya perubahan sosial. Kebudayaan suatu masyarakat berisikan seperangkat nilai yang digunakan untuk merahami dan memberikan makna_terhadap gejala-gejala atau unsur-unsur — lingkungan —_ masyarakat yang, bersangkutan. Kebuday&n juga digunakan untuk Pengantar Ilmu Sosial 29 mes vega cer memecahkan Mmasalah yahg S + antara manusia dengar 5oN sesaman ya dan ant tara manusia dengan hngkungannya Isi_kebud, ia udayaan cara esensia i i Sej aes ] as sejumlah nilai yang bersifat universal, yakni Segenap sisi Kkehidupan makhluk manusia di planet bumi ini; musalnya nilai-nilai = erat hubungannya dengan Kebutuhan Ste pendidikan dan ilmu Pengetahuan, en estetika, ihwal kesucian, dan nilai-nilai yang ak hubungannya dengan sistem simbol (bahasa) Setiap masyarakat mengadopsi perangkat nilai yang berbeda, oleh karenanya tiada dua kebudayaan yang, betul-betul sama. Pengadopsian nilai kebudayaan tidak terlepas dari pengaruh faktor-faktor lingkungan fisikal, misalnya iklim, topografis, sumber daya alam, dan sejenisnya. Orang-orang yang hidup di daerah arid (kering), maka orientasi sistem ekonominya akan bertumpu pada budaya pemeliharaan atau Pengantar Ilmu Sosial 30 ia vip ud Uellyadll J ~ penggembalaan hewan seperti domba; dan unsur- er kebudayaan lainnya akan erat hubungannya dengan sistem ekonomi tersebut. Bentuk interaksi fadi akan berkembang dan akan mewujudkan totalitas kebudayaan yang bernuansa kehidupan masyarakat nomadik. Lain halnya dengan kelompok orang yang berdiam di daerah yang kondisi lahan atau tanah yang subur (produktif}, yang mendorong untuk terciplanya suatu kehidupan komunitas yang sidenter (nenetap) karena kondisi tanah tersebui fafourable untuk memproduksi bahan pangan (tanaman bijitdijian). Kondisi lingkungan seperti ini selanjutnya memberikan peluang untuk berkembangnya perik- pemik peradaban yang lebih maju. Pernik-pernik peradaban yang dimaksud musalnya sistem irigasi, ‘eknologi pengolahan Jahan, aspek-aspek spiritual yang erat hubungannya dengan usaha agraris Pengantar Imu Sosial 3] ———_ Vipiidal UeHYy tersebul, teknologi pengolanan makanan, aan sistem simbol (tulisan) Fitrah manusia bukanlah subyek yang pasif, ia tidak mudah menyerah kepada keadaan lingkungan (fisikal) yang ada di sekitamya. Dalam batas-batas tertentu, manusia memiliki kemampuan untuk mempengaruhi — bakkan mampu —mengadakan perubahan-perubahan agar lingkungannya lebih bermakna dan _bermanfaat bagi kehidupannya dan bagi memuliakan lingkungan itu sendiri, Pendeknya, sebuah kebudayaan dari suatu kelompok masyarakat atau komunitas, tidak secara komplit ditentukan oleh lingkungan fisikal secara apa adanya; namun, lingkungan tersebut sekedar memberikan peluang untuk terbentuknya sebuah kebudayaan. Sebuah kebudayaan suatu kelompok masyarakat atau komunitas, tidak bakalan terhindar dari pengaruh Pengantar Ilmu Sosial 32 AACA ava nenr kebudayaan-keougayaan tauutya konlak antar kelompok atau melalui proses difusi. Jadi, terjadi suatu proses keserasian (congruence) antara lingkungan fisikal dengan kebudayaan yang terbentuk di lingkungan tersebut, kemudian, ada keserasian juga antara kebudayaan masyarakat yang satu dengan kebudayaan dari masyarakal tetangga dekat. Suatu proses peminjaman kebudayaan (culture-borrowing) ternyata tidak secara membabi bua, alau tidak secara acak. Suatu masyarakat hanya akan meminjam unsur-unsur baru dari luar, bilamana unsur-unsur tersebut berguna untuk mengatasi atau memenuhi iuntutan yang dihadapinya. Apa yang membentuk sebuah kebudayaan, dan apa pula isi yang menjadi isinya ? Persoalan ini erat hubungannya dengan konsep apa yang disebut dengan explicit-culture dan _implicit-culture. Kebudayaan eksplisit memuat unsur-unsur reguler, Pengantar Ilmu Sosial 33 vipiiudl ueiydll Car - om yay LAUPOR MAUL VEEN peer, on-verball yang dilampilkan oleh warga kelompok yang, bersangkutan. Kebudayaan implisit bermuatan nso unsur yang erat hubungan dengan nilai-nilai keyakinan atau kepercayaan dan premis-premis, Unsur-unsur implisit ini berfungsi untuk menjelaskan unsur-unsur reguler (yang tampak) dalam bentuk perilaku atau non-perilaku. Kebudayaan adalah apa yang diperbuat oleh manusia; kebudayaan eksplisit bermuatan pola-pola dari ciriciri perilaku manusia. Apa yang yang disebut peristiwa perilaku standar (standar behavior event) adalah, pola perilaku yang menjadi ciri individual dari situasi standard dalam sebuah kebudayaan. Semua peristiwa perilaku standard menjadi muatan kebudayaan eksplisit dari masyarakat yang — bersangkutan. Kategori yang penting dari peristiwa perilaku standard adalah Pengantar Iimu Sosial 34 perilaku interpersonat, yang auaruxan sevay 5 2 Sistem perilaku dari peran yang bersifat Tesiprok, al. Dokter mewawancarai pasien, guru mengajar dj kel as, seorang bapak mendisiplinkan anak lakitakinya, dan seterusnya; semua ini sekedar contoh dari Perilaky interpersonal standard. Unsur-unsur kebudayaan hnplisit berfungsi sebagai pengontrol atau pengendali dari perilaku reguler yang ditampilkan oleh kebudayaan eksplisit tadi, Kebudayaan implisit merupakan faktor-faktor yang sama dengan term dari para ahli psikologi sosial, misalnya yang erat hubungannya dengan kognisi, kemauan, respon interpersonal, dan sebagainya. Pengantac Ilmu Sosial 35 ~ pipmudrderngar car

Anda mungkin juga menyukai