JTP 06
JTP 06
Sistem koloid adalah suatu sistem yang terdiri atas dua, yaitu fasa terdispersi
dan fasa medium pendispersi. Fasa terdispersi dan medium pendispersi dapat
berupa padatan, cairan dan gas. Koloid yang fasa terdispersinya berupa padatan dan
fasa pendispersinya cairan, maka koloid tersebut disebut dengan sol. Berdasarkan
sifat absorpsi dari medium pendispersinya terhadap zat terdispersi, sol dibedakan
menjadi dua yaitu sol liofil dan sol liofob. Sol liofil merupakan sol yang zat
terdispersinya akan menarik dan mengabsorpsi molekul mediumnya sedangkan sol
liofob merupakan sol yang zat terdispersinya tidak menarik dan tidak mengabsorpsi
molekul mediumnya. Kestabilan sol liofob disebabkan karena memiliki muatan
listrik pada antar muka partikel dalam medium pendispersinya. Permukaan partikel-
partikel pendispersinya dapat mengadsorpsi ion-ion tertentu sehingga akan memilki
muatan listrik sejenis dan akan saling tolak-menolak antar sesamanya yang
menyebabkan kestabilannya. Sol liofob menjadi tidak stabil setelah kehilangan
muatan listriknya. Kestabilan sol liofil terutama disebabkan oleh muatan listrik
serta partikel zat tersolvasi (fenomena dimana partikel koloid dikelilingi oleh
lapisan tipis dari pelarut). Kelompok seperti –COOH dan –NH2 pada protein dan –
OH pada hidroksida dan polisakarida dapat berikatan dengan molekul air. Sol liofil
terbentuk antara lain bila gelatin atau protein dimasukkan ke dalam air. Protein
adalah protein dari asam amino dan bersifat amfoter. Secara umum rumus molekul
zat ini dinyatakan sebagai: HOOC-R-NH2. Dalam lingkungan asam, protein
bermuatan positif: HOOC-R-NH2 + H+ → HCOOC-R-NH3+ lingkungan basa atau
alkali, protein bermuatan negatif: HOOC-R-NH2 + OH- → -OOC-R-NH2 + H2O.
Jadi terbentuknya partikel protein yang bermuatan positif atau negatif bergantung
pada pH. Ketika konsentrasi ion positif sama dengan konsentrasi ion negatif maka
disebut titik isoelektrik. Demikian pula pada larutan koloid, titik isoelektrik dapat
diperoleh ketika muatan positif sama dengan muatan negatif atau dengan kata lain
tidak memiliki muatan. Pada titik isoelektrik berbagai sifat listrik atau transport
protein mencapai harga minimum tatau maksimum. Sifat yang mencapai nilai
minimum antara lain ialah viskositas, hantaran listrik, laju elektroforesa, rotasi
optik, tekanan osmosis, pengembunan dan kepekaan terhadap pengendapan dengan
alkohol. Sedangkan yang mencapai harga minimum misalnya kecepatan
sedimentasi dan pembentukan busa (Tim Praktikum Kimia Fisika, 2021).
Dengan menggunakan rumus yang sama, didapat ρbuffer beberapa larutan yang
dituliskan dalam tabel 1 di bawah.
Tabel 1. Hasil pengolahan data massa jenis larutan gelatin
No. pH Massa Massa Jenis
Larutan Piknometer Piknometer Piknometer Larutan
gelatin kosong (g) + air (g) + larutan (g/mL
(g)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
X. Pembahasan
XI. Kesimpulan
XII. Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan perbedaan mekanisme penstabilan antara sol liofil dan sol liofob?
Jawab:
Kestabilan sol liofil Kestabilan sol liofob
Kestabilan sol liofil disebabkan oleh Kestabilan sol liofob disebabkan
partikel zat tersolvasi (mempunyai adanya lapisan rangkap listrik pada
selubung molekul zat pelarut pada antarmuka partikel dan medium
permukaannya, bila pelarut atau pendispersinya. Permukaan partikel-
medium pendispersi berupa air disebut partikel terdispersi dapat
terhidrasi). Sol liofil lebih kental dari mengadsorpsi ion-ion tertentu
medium pendispersinya dan tidak sehingga akan memiliki muatan listrik
akan mengalami penggumpalan bila sejenis dan akan saling tolak-menolak.
ditambahkan sedikit elektrolit. Oleh Adanya sedikit elektrolit akan
karena itu, koloid dari sol liofil lebih menstabilkan sol liofob. Jika medium
stabil jika dibandingkan dengan pendispersi dari sol liofob diuapkan
koloid liofob. Zat terdispersi dari atau digumpalkan dengan larutan
suatu sol liofil dapat dipisahkan dari elektrolit, sampai zat terdipersi
medium pendispersinya dengan cara terpisah dari medium pendispersi
penguapan atau pengendapan. Koloid maka tidak akan dapat membentuk sol
yang sudah dipisahkan dapat kembali liofob lagi walaupun ditambah air
menjadi sol liofil dengan sebagai medium pendispersinya. Sol
menambahkan air lagi sebagai liofob bersifat irreversible.
medium pendispersi. Jadi,
pembentukan sol liofil bersifat
reversible.
2. Dengan menggunakan rumus protein, tuliskan 4 spesi yang mungkin terdapat dalam
suatu sol protein dalam air!
Jawab:
COOH COOH COO- COO-
+ +
H2 N C H H3 N C H H3 N C H H2 N C H
R R R R
R adalah gugus alkil.
3. Bagaimana hubungan konsentrasi spesi-spesi pada nomor 2 pada keadaan
isoelektrik?
Jawab:
Titik isoelektrik merupakan keadaan dengan muatan total protein bernilai nol dan
gaya tolak elektrostatik antarkoloid protein yang bernilai minimun. Di titik ini,
interaksi antarmolekul yang dominan adalah gaya van der Waals. Suspensi akan
mengalami flokulasi/pengendapan dan berubah menjadi sistem koloid liofobik.
Pada titik ini pula, proses koagulasi terjadi. Namun, jika pH larutan berada di
bawah pI, protein bermuatan total positif. Muatan positif protein berasal dari ion
NH4+ yang tersisa, karena gugus karbolsilat COO- telah berikatan dengan ion H+
yang melimpah. Sedangkan jika pH larutan berada di atas pI, protein bermuatan
total negatif. Muatan negatif protein berasal dari ion COO- yang tersisa, karena
gugus amino NH4+ telah berikatan dengan ion OH- yang lebih banyak. Gugus
karboksil pada sol protein memberikan sifat asam sedangkan gugus amina
memberikan sifat basa. Asam amino dapat bertindak menjadi zwitter ion pada
keadaan isoelektrik dimana asam amino pada protein dapat bersifat amfoter yaitu
cenderung bersifat asam pada larutan basa dan bersifat basa pada larutan asam.