Anda di halaman 1dari 11

JURNAL PERCOBAAN 6: SOL LIOFIL

I. Hari/Tanggal Praktikum: Jumat/29 Oktober 2021


II. Judul Percobaan: Sol Liofil
III. Tujuan Percobaan:
Mempelajari sifat sol liofil dan menentukan titik isoelektrik melalui pengamatan
viskositas.
IV. Dasar Teori

Sistem koloid adalah suatu sistem yang terdiri atas dua, yaitu fasa terdispersi
dan fasa medium pendispersi. Fasa terdispersi dan medium pendispersi dapat
berupa padatan, cairan dan gas. Koloid yang fasa terdispersinya berupa padatan dan
fasa pendispersinya cairan, maka koloid tersebut disebut dengan sol. Berdasarkan
sifat absorpsi dari medium pendispersinya terhadap zat terdispersi, sol dibedakan
menjadi dua yaitu sol liofil dan sol liofob. Sol liofil merupakan sol yang zat
terdispersinya akan menarik dan mengabsorpsi molekul mediumnya sedangkan sol
liofob merupakan sol yang zat terdispersinya tidak menarik dan tidak mengabsorpsi
molekul mediumnya. Kestabilan sol liofob disebabkan karena memiliki muatan
listrik pada antar muka partikel dalam medium pendispersinya. Permukaan partikel-
partikel pendispersinya dapat mengadsorpsi ion-ion tertentu sehingga akan memilki
muatan listrik sejenis dan akan saling tolak-menolak antar sesamanya yang
menyebabkan kestabilannya. Sol liofob menjadi tidak stabil setelah kehilangan
muatan listriknya. Kestabilan sol liofil terutama disebabkan oleh muatan listrik
serta partikel zat tersolvasi (fenomena dimana partikel koloid dikelilingi oleh
lapisan tipis dari pelarut). Kelompok seperti –COOH dan –NH2 pada protein dan –
OH pada hidroksida dan polisakarida dapat berikatan dengan molekul air. Sol liofil
terbentuk antara lain bila gelatin atau protein dimasukkan ke dalam air. Protein
adalah protein dari asam amino dan bersifat amfoter. Secara umum rumus molekul
zat ini dinyatakan sebagai: HOOC-R-NH2. Dalam lingkungan asam, protein
bermuatan positif: HOOC-R-NH2 + H+ → HCOOC-R-NH3+ lingkungan basa atau
alkali, protein bermuatan negatif: HOOC-R-NH2 + OH- → -OOC-R-NH2 + H2O.
Jadi terbentuknya partikel protein yang bermuatan positif atau negatif bergantung
pada pH. Ketika konsentrasi ion positif sama dengan konsentrasi ion negatif maka
disebut titik isoelektrik. Demikian pula pada larutan koloid, titik isoelektrik dapat
diperoleh ketika muatan positif sama dengan muatan negatif atau dengan kata lain
tidak memiliki muatan. Pada titik isoelektrik berbagai sifat listrik atau transport
protein mencapai harga minimum tatau maksimum. Sifat yang mencapai nilai
minimum antara lain ialah viskositas, hantaran listrik, laju elektroforesa, rotasi
optik, tekanan osmosis, pengembunan dan kepekaan terhadap pengendapan dengan
alkohol. Sedangkan yang mencapai harga minimum misalnya kecepatan
sedimentasi dan pembentukan busa (Tim Praktikum Kimia Fisika, 2021).

V. Alat dan Bahan


No. Alat Jumlah No. Bahan Jumlah
1. Gelas Kimia 150 mL 6 Buah 1. Gelatin atau Protein 3g
2. Labu Takar 250 mL 1 Buah 2. Na2HPO4 0,2 M 130 mL

3. Labu Takar 50 mL 2 Buah 3. Asam Sitrat 0,1 M 171 mL


4. Piknometer 25 mL 1 Buah
5. Viskometer Ostwald 1 Buah
6. Klem Viskometer 1 Buah
7. Batang Pengaduk 1 Buah
8. Botol Semprot 500 mL 1 Buah
9. Pipet Tetes 1 Buah
10. Pembakar Bunsen 1 Set
VI. MSDS (Material Safety Data Sheet) Bahan Praktikum
No. Nama Mr Tl Td Bahaya dan Penanganan
(g/mol) (°C) (°C)
1. Gelatin, padatan - - - Bukan bahan atau campuran
tidak berwarna berbahaya. Jika terhirup: hirup
dan tidak berbau. udara segar. Bila terjadi kontak
kulit: Tanggalkan segera
semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit
dengan air. Jika kontak dengan
mata: bilaslah dengan air yang
banyak. Lepaskan lensa
kontak. Jika tertelan: beri air
minum kepada korban (paling
banyak dua gelas).
2. Dinatrium 141.96 - - Menyebabkan iritasi pada
hydrogen fosfat, mata. Cuci tangan jika tangan
Na2HPO4, terekspos setelah penanganan.
dalam fasa Jika mengenai mata, basuh
padatnya dengan air beberapa menit.
berwujud serbuk
berwarna putih
dan tidak berbau.
3. Asam Sitrat, 210,14 135 - Mudah menyala. Risiko
C₆H₈O₇ * H₂O, - ledakan debu. Setelah
kristal putih 152 menghirup: hirup udara segar.
tidak berbau. Bila terjadi kontak kulit:
Tanggalkan segera semua
pakaian yang terkontaminasi.
Bilaslah kulit dengan air/
pancuran air. Setelah kontak
pada mata : bilaslah dengan air
yang banyak.
VII. Cara Kerja
1) Larutan dengan pH berturut-turut: 2,2; 3,0; 4,4; 5,0; 6,0; 7,0; masing-masing
dibuat sebanyak 50 mL. Untuk memperoleh larutan-larutan tersebut. komposisi
larutan yang digunakan sesuai dengan tabel di bawah ini. Ke dalam tiap larutan
tersebut larutan 0,5 gram gelatin dimasukkan (massa ditimbang dengan teliti).
Tabel 1. Komposisi Larutan
pH mL 0,2 M mL 0,1 M pH mL 0,2 M mL 0,1 M
Na2HPO4 Asam Sitrat Na2HPO4 Asam Sitrat
2,2 0,20 9,08 5,0 5,15 4,85
3,0 2,06 7,94 6,0 6,32 3,68
4,0 3,86 6,14 7,0 8,24 1,76

2) Jika untuk melarutkan diperlukan pemanasan maka setelah dipanaskan larutan


dipindahkan ke dalam labu takar 50 mL dan volumenya dijadikan tepat 50 mL
dengan penambahan larutan buffer masing-masing.
3) pH larutan ditentukan dengan pH meter (pelajari penggunaan pH meter dengan
baik sebelum menggunakan alat tersebut).
4) Viskositas larutan-larutan gelatin di atas ditentukan dengan menggunakan air
sebagai standar.
5) Massa larutan-larutan tersebut ditentukan dengan menggunakan piknometer.

VIII. Tabel Pengamatan


a. Data pH Larutan

No. pH larutan gelatin pH pengukuran


1. 2,2
2. 3,0
3. 4,4
4. 5,0
5. 6,0
6. 7,0
b. Data Piknometer
No. pH Larutan Massa
gelatin Piknometer Piknometer + air Piknometer + larutan
kosong (g) (g) (g)
1.
2.
3.
4.
5.
6.

c. Data Laju Alir Larutan Gelatin pada pH tertentu


No. pH Larutan gelatin t alir (detik) t alirrata-rata
1 2 (detik)
1.
2.
3.
4.
5.
6.

IX. Pengolahan Data


a. Penentuan massa jenis (ρ) larutan gelatin
T ruang = … °C
ρair = … g/mL
𝑊𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟+𝑎𝑖𝑟 − 𝑊𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
Vair = = … g/mL
ρair
𝑊𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟+𝑏𝑢𝑓𝑓𝑒𝑟 − 𝑊𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
ρbuffer = = … g/mL
𝑉𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

Dengan menggunakan rumus yang sama, didapat ρbuffer beberapa larutan yang
dituliskan dalam tabel 1 di bawah.
Tabel 1. Hasil pengolahan data massa jenis larutan gelatin
No. pH Massa Massa Jenis
Larutan Piknometer Piknometer Piknometer Larutan
gelatin kosong (g) + air (g) + larutan (g/mL
(g)
1.
2.
3.
4.
5.
6.

b. Penentuan Viskositas Larutan


T ruang = … °C
ρair = … g/mL
Ƞair = … cPas
ρbuffer x t buffer
Ƞlarutanbuffer = xȠ air = … cPas
ρair x t air

Dengan menggunakan rumus yang sama, didapat Ƞ beberapa larutan yang


dituliskan dalam tabel 2 di bawah.
Tabel 2. Perhitungan Viskositas Larutan Buffer
No. pH Larutan t Larutan ρ (g/mL) Ƞ (cPas)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
c. Penentuan Titik Isolistrik
No. pH Ƞ
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Titik isolistrik ditentukan dengan cara memplotkan viskositas terhadap pH.


Dari persamaan garis yang didapatkan, dicari nilai x. Nilai x merupakan titik
isolistrik.

X. Pembahasan
XI. Kesimpulan
XII. Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan perbedaan mekanisme penstabilan antara sol liofil dan sol liofob?
Jawab:
Kestabilan sol liofil Kestabilan sol liofob
Kestabilan sol liofil disebabkan oleh Kestabilan sol liofob disebabkan
partikel zat tersolvasi (mempunyai adanya lapisan rangkap listrik pada
selubung molekul zat pelarut pada antarmuka partikel dan medium
permukaannya, bila pelarut atau pendispersinya. Permukaan partikel-
medium pendispersi berupa air disebut partikel terdispersi dapat
terhidrasi). Sol liofil lebih kental dari mengadsorpsi ion-ion tertentu
medium pendispersinya dan tidak sehingga akan memiliki muatan listrik
akan mengalami penggumpalan bila sejenis dan akan saling tolak-menolak.
ditambahkan sedikit elektrolit. Oleh Adanya sedikit elektrolit akan
karena itu, koloid dari sol liofil lebih menstabilkan sol liofob. Jika medium
stabil jika dibandingkan dengan pendispersi dari sol liofob diuapkan
koloid liofob. Zat terdispersi dari atau digumpalkan dengan larutan
suatu sol liofil dapat dipisahkan dari elektrolit, sampai zat terdipersi
medium pendispersinya dengan cara terpisah dari medium pendispersi
penguapan atau pengendapan. Koloid maka tidak akan dapat membentuk sol
yang sudah dipisahkan dapat kembali liofob lagi walaupun ditambah air
menjadi sol liofil dengan sebagai medium pendispersinya. Sol
menambahkan air lagi sebagai liofob bersifat irreversible.
medium pendispersi. Jadi,
pembentukan sol liofil bersifat
reversible.

2. Dengan menggunakan rumus protein, tuliskan 4 spesi yang mungkin terdapat dalam
suatu sol protein dalam air!
Jawab:
COOH COOH COO- COO-

+ +
H2 N C H H3 N C H H3 N C H H2 N C H

R R R R
R adalah gugus alkil.
3. Bagaimana hubungan konsentrasi spesi-spesi pada nomor 2 pada keadaan
isoelektrik?
Jawab:
Titik isoelektrik merupakan keadaan dengan muatan total protein bernilai nol dan
gaya tolak elektrostatik antarkoloid protein yang bernilai minimun. Di titik ini,
interaksi antarmolekul yang dominan adalah gaya van der Waals. Suspensi akan
mengalami flokulasi/pengendapan dan berubah menjadi sistem koloid liofobik.
Pada titik ini pula, proses koagulasi terjadi. Namun, jika pH larutan berada di
bawah pI, protein bermuatan total positif. Muatan positif protein berasal dari ion
NH4+ yang tersisa, karena gugus karbolsilat COO- telah berikatan dengan ion H+
yang melimpah. Sedangkan jika pH larutan berada di atas pI, protein bermuatan
total negatif. Muatan negatif protein berasal dari ion COO- yang tersisa, karena
gugus amino NH4+ telah berikatan dengan ion OH- yang lebih banyak. Gugus
karboksil pada sol protein memberikan sifat asam sedangkan gugus amina
memberikan sifat basa. Asam amino dapat bertindak menjadi zwitter ion pada
keadaan isoelektrik dimana asam amino pada protein dapat bersifat amfoter yaitu
cenderung bersifat asam pada larutan basa dan bersifat basa pada larutan asam.

4. Tuliskan rumus molekul asam sitrat dan tetapan ionisasi asamnya?


Jawab:
Rumus molekul: C6H8O7
Tetapan Ionisasi Asam Sitrat:
pKa1=3,15; pKa2= 4,77; pKa3=6,40
atau
Ka1= 7,1 x 10-4 ; Ka2= 1,7 x10-5 ; Ka3= 6,3 x 10-7

XIII. Daftar Pustaka


Tim Praktikum Kimia Fisik. (2021). Petunjuk Praktikum Kimia Fisik KI-6171.
Bandung, Fakultas FMIPA ITB, 37-40.
Referensi dari Internet:
MSDS Gelatin, diunduh dari
https://www.merckmillipore.com/ID/id/product/msds/MDA_CHEM-
104078?ReferrerURL=https%3A%2F%2Fwww.google.com%2F , diakses
pada 28 Oktober 2021.
MSDS Na2HPO4, diunduh dari
http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC24774.pdf , diakses pada
27 Oktober 2021.
MSDS Asam Sitrat, diunduh dari https://www.merckmillipore.com/Web-HU-
Site/hu_HU/-/USD/ShowDocument-File?ProductSKU=MDA_CHEM-
100243&DocumentType=MSD&DocumentId=100243_SDS_ID_ID.PDF
&DocumentUID=287029&Language=ID&Country=ID&Origin=PDP ,
diakses pada 27 Oktober 2021.

Anda mungkin juga menyukai