Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PEMBINAAN & PENGAWASAN

O
L
E
H

Dosen Pengampu : Iskandar Sukmana S.H.,M.H.


Mata Kuliah : Hukum Pemerintahan Daerah
KELOMPOK 6 :
1. Rifgi Febrian
2. Roby Nurdiansyah
3. Syahrulagus Rishman Edo Putra
4. Rifqi Al Hisyam
5. Taris Hibatul Aufar
6. Rike Wahyu Pramita
7. Raodatul Janah

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM

2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Perwujudan dari sistem desentralisasi dituangkan dengan penerapan otonomi


daerah dan daerah otonom. Sebagaimana Pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik
Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas
kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten dan kota itu mempunyai
pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang.

Sedangkan secara yuridis, konsep daerah otonom dan otonomi daerah


mengandung dua elemen yaitu wewenang mengatur dan mengurus. Wewenang mengatur dan
mengurus merupakan substansi otonomi daerah. Dengan penyerahan urusan pemerintahan
oleh pemerintah kepada daerah otonom, berarti telah terjadi distribusi urusan
pemerintahan. Dalam pelaksanaannya, otonomi daerah merupakan hak, wewenang, dan
kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Namun, dalam proses penyelenggaraan pemerintahan daerah di lakukan pembinaan


dan pengawasan terhadap penyelenggaran pemerintah daerah. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pemerintahan daerah agar semakin lebih baik. oleh karnanya, dalam
makalah ini di jelaskan tentang pembinaan dan pengawasan penyalanggaraan pemerintahan
daerah.
2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari pembinaan dan pengawasan pemerintahan daerah.
2. Jelaskan ruang lingkup tentang pembinaan dan pengawasan
pemerintahan daerah
3. Jelaskan tata cara pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan
pemerintahaan daerah.
4. Jelaskan tentang laporan hasil pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
5. Jelaskan tindak lanjut hasil pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
6. Evaluasi
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Dalam PP NO 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN


PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH dijelaskan bahwa:
Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Dacrah adalah usaha, tindakan, dan
kegiatan yang ditujukan untuk mewujudkan tercapainya tujuan penyelenggaraan
Pcmerintahan Daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. (PASAL 1
AYAT 1 )
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah usaha, tindakan, dan
kegiatan yang ditujukan untuk menjamin penyelenggaraan Pcmerintahan Daerah berjalan
sccara cfisicn dan efektif scsuai dcngan kctentuan peraturan perundang-undangan. (PASAL 1
AYAT 2 )
Kemudian dalam pasal 2 ayat (1) berbunyi: Pembinaan dan Pengawasan
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah secara nasional dikoordinasikan
oleh Mcntcri. Pasal 2 ayat (2) berbunyi: Pembinaan dan Pengawasan penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (l) dilakukan secara cfisien dan
efektif untuk meningkatkan kapasitas daerah dalam rangka mendukung pelaksanaan urusan
pemcrintahan konkuren sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. RUANG LINGKUP TENTANG PEMBINAAN DAN


PENGAWASAN PEMERINTAHAN DAERAH
A. PEMBINAAN

Pembinaan penyelenggaraan pemerintah daerah dalam lingkup provinsi dilaksanakan


oleh Menteri untuk pembinaan umum, dan meteri teknis atau kepala Lembaga pemerintah
non kementerian untuk pembinaan teknis. kemudian untuk daerah kabupaten/kota
dilaksanakan oleh Gubernur.
 Pembinaan umum sendiri meliputi:
a. pembagian urusan pemerintahan;
b. kelembagaan daerah;
c. kepegawaian pada Perangkat Daerah;
d. keuangan daerah;
e. pembangunan daerah;
f. pelayanan publik di daerah;
g. kerja sama daerah;
h. kebijakan daerah;
i. kepala daerah dan DpRD; dan
j. bcntuk pembinaan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
 Pembinaan teknis.
Dilakukan terhadap teknis penyelenggaraan urusan yang diserahkan ke daerah.

Pembinaan umum dan teknis dilakukan dalam bentuk fasilitas, konsultasi, Pendidikan
dan pelatihan, serta penelitian dan pengembangan. Selanjutnya fasilitas dilakukan secara
efisien dan efektif untuk meningkatkan kapasitas daerah melalui tahapan perencanaan,
penganggaran, pengorganisasian, pelaksanaan, pelaporan, evaluasi, dan pertanggungjawaban
penyelenggaraan pemerintah daerah. Fasilitas yang dilakukan meliputi kegiatan:

a. pemberdayaanPemerintahanDaerah;

b. penguatan kapasitas Pemerintahan Dacrah; dan

c. bimbingan teknis kepada Pemerintahan Daerah.

Dalam bentuk penyediaan sarana dan prasarana pemerintahaan atau pendampingan.

Konsultasi dilakukan untuk mendapatkan petunjuk, pertimbangan, dan/atau pendapat


terhadap permasalahan penyelenggaraan pemerintah daerah yang sifat nya mendesak
dan/atau menyangkut permasalahan masyarakat luas yang belum diatur secara tegas dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan. Konsultasi dapat dilakukan secara langsung atau
tidak langsung. Hasil konsultasi secara langsung dituangkan secara tertulis dalam berita acara
hasil konsultasi. Hasil konsultasi secara tidak langsung dituangkan secara tertulis dalam surat
jawaban.
Pendidikan dan pelatihan diselenggarakan dalam rangka pengembangan kompetensi
penyelenggara pemerintahan daerah, meliputi:

a. pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional substantif pemerintahan dalam negeri.

b. pendidikan dan pelatihan kepemimpinan pemerintahan dalam negeri;

c. pendidikan dan pelatihan kepamongprajaan;

d. pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional substantif kementerian/ lembaga


pemerintah nonkementerian; dan/atau

e. pendidikan dan pelatihan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Penelitian dan pengembangan dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas


kebijakan dan program penyelenggaraan pemerintah daerah. Seperti pengkajian, penerapan,
perekayasaan, dan pengoperasian. Hal ini dapat dilakukan melalui Kerjasama antar
kementerian/ Lembaga pemerintah non kementerian, antar-pemerintah daerah, dan/atau
dengan perguruan tinggi serta Lembaga penelitian dan pengembangan lainnya.

B. PENGAWASAN

Pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam ruang lingkup provinsi


dilaksanakan oleh, Menteri, untuk pengawasan umum dan meteri teknis/ Lembaga
pemerintahan nonkementrian untuk pengawasan teknis. Sedangkan dalam ruang lingkup
kebupaten dilakukan oleh gubernur, untuk pengawasan umum dan teknis.

Pengawasan umum meliputi:

a. pembagian urusan pemerintahan

b. kelembagaan daerah;

c. kepegawaian pada Perangkat Daerah;

d. keuangan daerah;

e. pembangunan daerah;

f. pelayanan publik di daerah;

g. kerja sama daerah;


h. kebijakan daerah;

i. kepala daerah dan DPRD; dan

j. bentuk pengawasan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pengawasan teknis dilakukan terhadap teknis pelaksaanaan substansi urusan


pemerintahaan yang diserahkan kepada daerah. Pengawasan teknis meliputi:

a. capaian standar pelayanan minimal atas pelayanan dasar;

b. ketaatan terhadap ketentuan peraturan perundangundangan termasuk ketaatan pelalsanaan


norna, standar, prosedur, dan kriteria, yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dalam
pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren;

c. dampak pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren yang dilakukan oleh Pemerintah


Daerah; dan d. akuntabilitas pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja negara dalam
pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren di daerah.

Pengawasan umum dan teknis dilakukan dalam bentuk reviu, monitoring, evaluasi,
pemeriksaan, dan bentuk pengawasan lainnya. Pengawasan dalam bentuk ini dilaksanakan
APIP (Aparat Pengawas Internal Pemerintah) sesuai dengan fungsi dan kewenangannya.

3. TATA CARA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN


PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAAN DAERAH
 Pembinaan dan Pengawasan oleh Menteri
Dalam hal ini, Menteri mengkordinasikan secara nasional penyelenggaraan
pemerintahan daerah terhadap aspek perencanaan, penganggaran, pengorganisasian,
pelaksanaan, pelaporan, dan evaluasi. Melalui bentuk perencanaan, pembinaan dan
pengawasan lima tahunan dan tahunan. Perencanaan dan pengawasan penyelenggaraan
pemrintahan daerah lima tahunan, meliputi:

a. prioritas Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; dan

b. sasaran dan target Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

Sedangkan perencanaan pembinaan dan pengawasan tahunan, meliputi:

a. fokus Pembinaan dan Pcngawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang disusun


bcrbasis prioritas dan risiko;
b. sasaran Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Dacrah; dan

c. jadwal pelaksanaan Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

Pembinaan dan pengawasan penyelengaraan pemerintahaan daerah dilaksanakan dengan


ketentuan:

a. untuk pembinaan umum, Menteri mcnugaskan unit kerja di lingkungan Kementerian scsuai
dcngan fungsi dan kewenangannya dan dilaksanakan secara cfisicn dan efektif serta
koordinatif;

b. untuk pengawasan umum, Menteri menugaskan APIP di lingkungan Kemcntcrian scsuai


dengan fungsi dan kewenangannya dan dilaksanakan sccara cfisicn dan cfcktif serta
koordinatif;

c. untuk pembinaan teknis, menteri teknis/ kepala Iembaga pemerintah nonkementcrian


menugaskan unit kcrja di lingkungan kementerian/lembaga pemerintah nonkcmenterian
masing-masing sesuai dcngan fungsi dan kewenangannya dan dilaksanakan secara efisien dan
efektif serta koordinatif; dan

d. untuk pengawasan teknis, menteri teknis menugaskan APIP di lingkungan kementerian


teknis masing-masing sesuai dengan fungsi dan kewenangannya dan kepala lembaga
pemerintah nonkementerian menugaskan APIP di lingkungan unit pengawasan lembaga
pemerintah nonkementerian masing-masing sesuai dengan fungsi dan kewenangannya dan
dilaksanakan secara elisien dan efektif serta koordinatif.

 Pengawasan oleh APIP

Pengawasan Penyelenggaraan pemerintahan daerah oleh APIP harus berdasarkan


kompetensi yang sesuai dengan fungsi dan kewenangannya serta sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Hal itu di laksanakan berdasarkan prinsip :

a. profcsional;

b. independen;

c. objcktif;

d. tidak tumpang tindih antar-APIP; dan

e. berorientasi pada perbaikan dan peringatan dini.


Pengawasan yang di lakukan oleh APIP melalui tahapan-tahapan:

a. penJrusunan dokumen perencanaan dan penganggaran daerah;

b. pelaksanaan Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

c. pelaksanaan program strategis nasional di daerah;

d. berakhirnya masa jabatan kepala daerah untuk mengevaluasi capaian rencana


pcmbangunan jangka mcnengah daerah; dan

e. pengawasan dalam rangka tu.iuan tertentu sesuai dengan ketentuan peraturErn perundang-
undangan.

 Pembinaan dan Pengawasan oleh Kepala Daerah

Pembinaan dan pengawasan kepala daerah terhadap perangkat daerah dilaksanakan


oleh Gubernur dan Bupati/walikota dibantu oleh inspektorat daerah, hal ini dilaksanakan
dalam bentuk audit, reviu, monitering, evaluasi, pemantauan, dan bimbingan teknis serta
bentuk pembinaan dan pengawasan lainnya. Pembinaan dan pengawasan sebagai mana
dimaksud dilaksanakan sejak tahap perencanaan, penganggaran, pengorganisasian,
pelaksanaan, pelaporan, evaluasi, dan pertanggungjawaban penyelenggaraan pemerintahan
daerah. pembinaan dan pengawasan kepala daerah terhadap perangkat daerah meliputi:

a. pelaksanaan urusan pcmerintahan yang menjadi kewenangan daerah;

b. pelaksanaan tugas pembantuan yang bcrsumber dari anggaran pendapatan dan belanja
daerah; '

c. ketaatan terhadap ketentuan peraturan perundangundangan termasuk ketaatan pelaksanaan


norma, standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dalam tahap
perencanaan, penganggaran, pengorganisasian, pclaksanaan, pclaporan, evaluasi, dan
pertanggungjawaban atas pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah; dan

d. akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah yang bersumber dari anggaran pendapatan dan
belanja daerah.

Hal ini dilaksanakan berdasarkan prinsip:

a. pemeriksaan dan penilaian atas manfaat dan keberhasilan kebijakan serta pelaksanaan
program dan kegiatan;
b. pemeriksaan secara berkala atau sewaktu-waktu maupun pemeriksaan terpadu;

c. reviu terhadap dokumen atau laporan secara bcrkala atau sewaktu-waktu dari Perangkat
Daerah;

d. pengusutan atas kebenaran laporan mengenai adanya indikasi terjadinya penyimpangan,


korupsi, kolusi, dan nepotisme; dan

e. monitoring dan evaluasi terhadap program dan kegiatan Perangkat Daerah.

Pasal 19 PP NO 12 Tahun 2017 menjelaskan bahwa selain melakukan pembinaan dan


pengawasan di atas, bupati atau wali kota juga melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap desa. Hal ini di lakukan untuk menjaga akuntabilitas pengelolaan keuangan desa,
meliputi :

a. laporan pertanggungiawaban pengelolaan keuangan desa;

b. efisiensi dan efektivitas pengelolaan keuangan desa; dan

c. pelaksanaan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

 Pengawasan oleh DPRD

Pengawasan yang di lakukan oleh DPRD bersifat kebijakan, meliputi :

a. pelaksanaan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah;

b. pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penyelenggaraan


Pemerintahan Daerah; dan

c. pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan laporan keuangan oleh Badan Pemeriksa
Keuangan.

DPRD dalam melaksanakan pengawasan juga mempunyai hak, yakni:

a. mendapatkan laporan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan;

b. melakukan pembahasan terhadap laporan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan;

c. meminta klarifikasi atas temuan laporan hasil pemeriksaan kepada Badan Pemeriksa
Keuangan; dan

d. meminta kepada Badan Pemeriksa Keuangan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan


sesuai dengan ketentuan peraturan penrndang-undangan.
 Pengawasan oleh Masyarakat

Pengawasan oleh masyarakat merupakan salah satu bentuk partisipasi masyarakat


dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah ( PASAL 21 (1) ). Pengawasan oleh
masyarakat dapat dilakukan secara perorangan, perwakilan kelompok pengguna pelayanan,
penrrakilan kelompok pernerhati, atau perwakilan badan hukum yang mempunyai kepedulian
terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Adapaun laporan dan pengaduan diajukan
secara tertulis yang memuat paling sedikit:

a. nama dan alamat pihak yang melaporkan;

b. nama, jabatan, dan alamat lengkap pihak yang dilaporkan;

c. perbuatan yang diduga melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

d. keterangan yang memuat fakta, data, atau petunjuk terjadinya pelanggaran.

4. LAPORAN HASIL PEMBINAAN DAN PENGAWASAN


 Oleh APIP

laporan hasil pengawasan oleh APIP akan disampaikan kepada pimpinan instansi
masing-masing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Lapora tersebut
bersifat rahasia, tidak boleh dibuka kepada publik, dan tidak boleh diberikan kepada publik
kecuali ditentukan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

 Oleh Bupati/Walikota

Bupati/wali kota menyampaikan laporan hasil pembinaan dan pengawasan terhadap


Perangkat Daerah kabupaten/kota dan pembinaan dan pengawasan terhadap desa serta
pembinaan dan pengawasan Lain yang terkait dengan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan kepada gubemur sebagai wakil
Pemerintah Pusat (Pasal 24 ayat (1)).

 Oleh Gubernur

Gubernur menyampaikan laporan hasil pembinaan dan pengawasan terhadap


Perangkat Daerah provinsi dan Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah kabupaten/kota serta pembinaan dan pengawasan lain yang terkait dengan
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan kepada Menteri (Pasal 24 ayat (2)).
 Oleh Menteri

Menteri, Menteri teknis/kepala lembaga pemerintah nonkementerian menyampaikan


laporan hasil Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sesuai
dengan kewenangannya kepada Presiden. Selain itu , Menteri menyusun ikhtisar hasil
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah secara nasional
berdasarkan laporan. Dalam menJrusun ikhtisar hasil Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Menteri melibatkan menteri teknis/kepala lembaga
pemerintah nonkementerian terkait dan kepala daerah (Pasal 24 ayat (6)). Kemudian
menyampaikannya kepada presiden.

5. TINDAK LANJUT HASIL PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

APIP wajib melakukan pemeriksaan atas dugaan penyimpangan yang dilaporkan atau
diadukan oleh masyarakat, serta melakukan koordinasi dengan aparat penegak hukum. Aparat
penegak hukum melalnrkan pemeriksaan atas laporan atau pengaduan yang disampaikan oleh
masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 sesuai tata cara penanganan laporan atau
pengaduan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan setelah terlebih dahulu
berkoordinasi dengan APIP (Pasal 25 ayat (3)). Pemeriksaan dilakukan setelah terpenuhi
semua unsur laporan atau pengadua serta terlebih dahulu melakukan pengurnpulan dan
verilikasi data awal. Koordinasi dilakukan dalam bentuk :

a. pemberianinformasi;

b. verifikasi;

c. pengumpulan data dan keterangan;

d. pemaparan hasil pemeriksaan penanganan laporan atau pengaduan masyarakat dimaksud;


dan/atau

e. bentuk koordinasi lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Apparat penegak hukum yang di maksud dalam hal ini adalah inspektorat jenderal
Kementerian, inspektorat jenderal kementerian terkait, unit pengawasan lembaga pemerintah
nonkementerian, inspektorat provinsi, dan/atau inspektorat kabupaten/kota, kepolisian
dan/atau kejaksaan. Adapun hasil dari koordinasi tersebut dituangkan dalam berita acara.
Jika berdasarkan hasil koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat l7l ditemukan
bukti adanya penyimpangan yang bersifat administratif, proses lebih lanjut diserahkan kepada
APIP untuk ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini dan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai administrasi
pemerintahan (Pasal 25 ayat (9)). Jika berdasarkan hasil koordinasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (7) ditemukan bukti permulaan adanya penyimpangan yang bersifat pidana, proses
lebih lanjut diserahkan kepada aparat penegak hukum untuk ditindaklanjuti sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan (Pasal 25 ayat (9)).

Kepala daerah, wakil kepala daerah, dan kepala Perangkat Daerah wajib
melaksanakan tindak Lanjut hasil pembinaan dan pengawasan. Tindak lanjut yang di lakukan
di koordinasikan dengan inspektorat. Tindak lanjut yang di lakukan yaitu untuk hasil
pembinaan dan pengawasan yang terkait dengan tuntutan perbendaharaan dan/atau tuntutan
ganti rugi wajib dilakukan proses tuntutan perbendaharaan dan/atau tuntutan ganti rugi sesuai
denga.n ketentuan peraturan perundang-undangan. untuk hasil pembinaan dan pengawasan
yang tidak terkait dengan tuntutan perbendaharaan dan/atau tuntutan ganti rugi dilaksanakan
paling lama 6O (enam puluh) hari kerja setelah hasil pembinaan dan pengawasan diterima.

APIP wajib memantau dan melakukan pemutakhiran data tindak lanjut hasil
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Pelaksanaan
pemutakhiran data tindak lanjut hasil Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah dilaksanakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam I (satu) tahun. Hasil
pemutakhiran tersebut dikoordinasikan oleh Menteri.

6. EVALUASI

Menteri, menteri teknis/kepala lemboga pemerintah nonkementerian terkait, dan


kepala daerah melakukan evaluasi secara berkala terhadap pelalsanaan Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

Anda mungkin juga menyukai