Anda di halaman 1dari 16

INDEKS KINERJA PERBANKAN SYARIAH

DI ASIA TENGGARA BERDASARKAN KONSEP


MAQÂSHID AL-SYARÎ`AH

Herni Ali HT1 & Ali Rama2


Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
1, 2

Jl. Ir. H. Juanda No.95, Ciputat Jakarta 15412 Indonesia


E-mail: 1herni.ali@uinjkt.ac.id, 2rama@uinjkt.ac.id

Abstract: Sharia Banking Performance Index in Southeast Asia Based on the Concept of Maqâshid al-Syarî`ah.
Islamic banks as a banking system that carries out Islamic vision in the field of finance and economics
should develop a method of measuring performance in accordance with its vision. The vision of Islamic
banks can be derived from the vision that chills reversed from the laws of sharia which is called maqâshid
al-syarî`ah. Therefore, this study intends to develop methods of measuring the performance of Islamic
banking based on the skill maqâshid al-syarî`ah. The maqâshid al-syarî`ah index is an index based on the three
main visions of sharia banks, namely individual education (ta’dîb al-fard), justice enforcement (iqâmah al-
`adl) and welfare encouragement (jalb al-maslâhah). From the vision (dimension) is derived into indicators
that are relevant and measurable. This research uses indexing method in calculating maqâshid al-syarî`ah
index with case studies of sharia banking that has been operating in Southeast Asia covering Indonesia,
Malaysia, Brunei Darussalam, Singapore, Thailand and Philippines. This study found that the majority of
sharia banks in Southeast Asia have a low-performance maqâshid al-syarî`ah index. This shows that sharia
banking is generally still run based on conventional vision even though it has operated in accordance with
sharia principles or sharia compliance.
Keywords: maqâshid al-syarî`ah, financial performance, justice, Islamic banks.

Abstrak: Indeks Kinerja Perbankan Syariah di Asia Tenggara Berdasarkan Konsep Maqâshid al-Syarî`ah.
Bank syariah sebagai sistem perbankan yang menjalankan visi Islam dalam bidang keuangan dan ekonomi
seharusnya mengembangkan metode pengukuran kinerja yang sesuai dengan visi yang diembannya. Visi
bank syariah dapat diturunkan dari visi yang dinginkan dibalik dari hukum-hukum syariah yang biasa disebut
maqâshid al-syarî`ah. Oleh karena itu, penelitian ini bermaksud mengembangkan metode pengukuran kinerja
perbankan syariah berdasarkan kerangka maqâshid al-syarî`ah. Indeks maqâshid al-syarî`ah adalah indeks
yang didasarkan pada tiga visi utama bank syariah, yaitu pendidikan individu (ta’dîb al-fard), penegakan
keadilan (iqâmah al-`adl) dan mendorong kesejahteraan (jalb al-maslâhah). Dari visi (dimensi) tersebut
diturunkan ke dalam indikator-indikator yang relevan dan terukur. Penelitian ini menggunakan metode
indeksasi dalam menghitung indeks maqâshid al-syarî`ah dengan studi kasus perbankan syariah yang
telah beroperasi di Asia Tenggara meliputi Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Thailand
dan Filipina. Penelitian ini menemukan bahwa mayoritas bank syariah di Asia Tenggara memiliki kinerja
indeks maqâshid al-syarî`ah yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa perbankan syariah umumnya masih
dijalankan berdasarkan pada visi konvensional meskipun sudah beroperasi sesuai dengan prinsip syariah
atau sharia compliance.
Kata kunci: maqâshid al-syarî`ah, kinerja keuangan, keadilan, bank syariah.

Pendahuluan industri tersebut di kawasan. Thomson Reuters


Tidak bisa dipungkiri bahwa kawasan Asia pada tahun 2014 mempublikasikan laporan
Tenggara saat ini telah berkembang menjadi pusat perkembangan keuangan syariah global dengan
perkembangan industri keuangan dan perbankan menggunakan 8 indikator utama, yaitu lembaga
syariah di dunia. Indonesia dan Malaysia menjadi keuangan syariah, tata kelola syariah, tata kelola
salah satu negara yang menjadi penggerak perusahaan, pendidikan, penelitian, regulasi dan

33 |
MADANIA Vol. 22, No. 1, Juni 2018

kesadaran keuangan syariah, telah menempatkan nilai tambah khususnya keuntungan material
Malaysia sebagai peraih skor tertinggi, sementara bagi pemilik modalnya (shareholders)5. Perbedaan
Indonesia menempati peringkat ke-121. Misalnya utama sistem perbankan syariah dengan bank
pada sektor perbankan syariah, total aset bank konvensional tidak hanya terletak pada cara
syariah di Malaysia telah mencapai sekitar USD bagaimana bisnisnya dilakukan, tetapi di atas itu
170,280 juta, sementara Indonesia sekitar USD semua terletak pada nilai-nilai yang mendasari bank
19,169 juta2 syariah pada keseluruhan operasi dan visinya6.
Perbankan syariah di kawasan Asia Tenggara Nilai-nilai tersebut tidak hanya terefleksikan
tidak hanya berkembang di kedua negara pada transaksi-transaksinya tetapi terletak pada
tersebut, tetapi juga berkembang di Singapura, peranannya untuk mewujudkan tercapainya tujuan-
Brunei, Thailand dan Filipina. Singapura misalnya, tujuan syariah (maqâshid al-syarî`ah)7.
pada bulan November 2004, Menteri Senior Goh Perbankan dan keuangan syariah menurut
Chok Tong berjanji untuk meningkatkan status Laldin dan Furqan8 didirikan dengan tujuan untuk
Singapura sebagai Pusat Jasa Keuangan Syariah membawa visi Islam dalam bidang ekonomi ke
(Center for Islamic Financial Services). Ambisi ini dalam lingkungan perbankan dan keuangan
tidak mustahil untuk dicapai mengingat negara dengan maksud merealisasikan kesejahteraan
tersebut memiliki sistem keuangan yang terbaik manusia (maslahah) dan keadilan di tengah
di dunia selain London3. Namun disadari bahwa masyarakat. Praktik keuangan syariah seharusnya
perkembangan perbankan syariah di negara- dikelola dengan maksud untuk mencapai tujuan
negara Asia Tenggara tidak memiliki kualitas tersebut. Desain tujuan bank syariah seharusnya
perkembangan yang sama, terdapat jarak sama dengan tujuan yang ingin dicapai oleh
perkembangan yang cukup signifikan. Tentunya syariah atau biasa disebut maqâshid al-syarî`ah. 9
ini tidak terlepas dari political will dari masing- Sebagaimana dikatakan oleh Rama dan Makhlani10
masing negara tersebut untuk mengembangkan bahwa bank syariah dibentuk sebagai mekanisme
industri perbankan syariah di negaranya masing- untuk mencapai tujuan-tujuan syariah di bidang
masing. Kesenjangan perkembangan ini misalnya muamalat terutama terkait dengan aktivitas dan
dapat terjadi disebabkan dukungan peraturan transaksi keuangan.
terhadap industri tersebut di masing-masing Dengan sistem operasional dan visi yang
yurisdiksi4. Kesenjangan kualitas perkembangan berbeda tentunya, metode pengukuran kinerja
ini tentunya berimplikasi pada kendala dalam yang diterapkan pada sistem perbankan syariah
terciptanya integrasi sistem keuangan di Asia seharusnya dapat mengakomodir tujuan utama
Tenggara sebagai bagian dari integrasi ekonomi tersebut. Rasio-rasio keuangan yang bersifat
Asia Tenggara yang disebut sebagai Masyarakat maksimalisasi nilai tambah bagi pemilik modal
Ekonomi ASEAN (MEA). seharusnya tidak menjadi kerangka utama dalam
Perkembangan industri perbankan syariah
yang cukup signifikan tentunya menyisakan satu 5
Omar Mustafa dan A. Dzuljastri Razak, “The Performance
pertanyaan serius; apa sebenarnya tujuan utama Measures of Islamic Banking Based on the Maqashid Framework,”
pada IIUM International Accounting Conference, 2008, h. 4.
yang ingin dicapai oleh bank syariah? Apakah 6
Ali Rama, “Analisis Kerangka Regulasi Model Shariah
tujuan utamanya tidak jauh berbeda dengan Governance,” Journal of Islamic Economics Lariba, Vol. 1, No. 1,
entitas bisnis lainnya, yaitu untuk menciptakan 2015, h. 13.
7
Asyraf Wajdi Dusuki dan Nurdianawati Irwani Abdullah,
“Why Do Malaysian Customers Patronise Islamic Banks?,”
1
Ali Rama, “Potensi Ekonomi Syariah Global,” Republika, International Journal of Bank Marketing, Vol. 25, No. 3, 2007, h.145.
tanggal 24 November 2014, h.6. 8
Mohamad Akram Laldin dan Hafas Furqani, “Developing
2
lihat laporan The islamic Financial Services Board (IFSB), Islamic Finance in the Framework of Maqasid Al-Shari’ah,”
tahun 2015, h. 10 International Journal of Islamic and Middle Eastern Finance and
3
Ali Rama, “Analisis Deskriptif Perkembangan Perbankan Management, Vol. 6, No. 4, 2013, h. 280.
Syariah di Asia Tenggara,” Journal of Tauhidinomics, Vol. 1, No. 9
Herni HT Ali dan Ali Rama, “Peringkat Kinerja Lembaga
1, 2015, h. 17. Keuangan Syariah Berdasarkan Maqashid Syariah,” Dialog, Vol.
4
Ali Rama, “Analisis Sistem Tata Kelola Syariah Bagi 39, No. 2, 2016, h. 145.
Perbankan Syariah Di Indonesia Dan Malaysia,” Jurnal Bimas 10
Ali Rama dan Makhlani, “Pembangunan Ekonomi Dalam
Islam, Vol. 8, No. 1, 2015, h. 95. Tinjauan Maqashid Syariah,” Dialog, Vol. 1, No. 1, 2013, h. 36.

| 34
Herni Ali HT: Indeks Kinerja Perbankan Syariah di Asia Tenggara

penilaian ketercapaian kinerja suatu bank syariah. Kajian Konsep Maqâshid al-Syarî`ah
Obaidullah,11 misalnya, mengajukan kinerja aspek Konsep maqâshid al-syarî`ah sebenarnya
etika dan sosial yang harus menjadi alat ukur telah dimulai dari masa al-Juwaini yang terkenal
kinerja bagi sebuah bank syariah. Metode ini dengan Imam Haramain dan oleh Imam al-Ghazâli
sebenarnya tidak jauh berbeda dengan apa yang kemudian disusun secara sistematis oleh seorang
sudah dikembangkan di Barat dengan konsep ahli ushul fikih bermazhab Maliki dari Granada
‘ethical values’ dan ‘corporate social responsibility’ (Spanyol), yaitu Imam al-Syâthibî. Konsep itu
nya. Konsep ini didasari pada nilai budaya ditulis dalam kitabnya yang terkenal, al-Muwâfaqat
dan agama orang Barat berdasarkan paham fî Ushul al-Ahkâm, khususnya pada juz II, yang
rasionalitas (rasionalism). beliau namakan kitab al-Maqâshid. Menurut al-
Di sisi lain, terdapat beberapa metode Syatibi, pada dasarnya syariat ditetapkan untuk
pengukuran kinerja perbankan syariah diajukan mewujudkan kemaslahatan hamba (mashâlih
didasarkan pada keterpenuhan terhadap syariah. al-`ibâd), baik di dunia maupun di akhirat.
Pada aspek kepedulian sosial, di antaranya Kemaslahatan inilah, dalam pandangan beliau,
misalnya, Rama dan Meliana12 dan Dusuki dan menjadi maqâshid al-syarî`ah . Dengan kata lain,
Irwani13melakukan metode indeks yang diambil dari penetapan syari’at, baik secara keseluruhan
konsep-konsep syariah sebagai indikator penilaian (jumlatan) maupun secara rinci (tafshîlan), di­
kinerja bank syariah pada aspek kepedulian sosial. dasarkan pada suatu `illat (motif penetapan
Ali dan Rama14 juga mendesain model pengukuran hukum), yaitu mewujudkan kemaslahatan hamba.
kinerja bank syariah dengan menggunakan indeks Maqâshid al-syarî`ah jika ditinjau dari makna
maqâshid al-syarî`ah sebagai cara untuk melihat katanya dapat diartikan sebagai tujuan (maqâshid)
sejauh mana bank syariah mencapai tujuan-tujuan yang ingin dicapai dibalik dari hukum-hukum
syariah dalam pengelolaan bisnisnya. Allah (syariah) yang ditetapkan untuk manusia
Berdasarkan pada latar belakang tersebut, agar dipedomanin dalam mencapi kebahagian
penelitian ini bermaksud untuk mengukur kinerja dunia dan akhirat. Dengan demikian, maqâshid
perbankan syariah di sejumlah negara di Asia al-syarî`ah berarti kandungan nilai yang menjadi
Tenggara dalam hal pencapaian dan penguatan tujuan pensyariatan hukum.15
tiga tujuan utama yang diinginkan oleh syariah. Sementara itu, Wahbah al-Zuhailî16 men­
Konsep ini selanjutnya menghasilkan peringkat definisikan maqâshid al-syarî`ah sebagai nilai-nilai
kinerja perbankan syariah di negara-negara dan sasaran syara’ yang tersirat dalam segenap
tersebut. atau sebagian terbesar dari hukum-hukumnya,
Adapun sistematika dari penelitian ini adalah atau tujuan akhir dari syariat dan rahasia-rahasia
dimulai dengan latar belakang di bagian pertama. yang diletakkan oleh syara’ pada setiap hukumnya.
Kajian konsep dan pustaka dilakukan di bagian Selanjutnya, Yusuf al-Qardhâwi17 mendefinisikan
kedua, dan selanjutnya penjelasan metodologi maqâshid al-syarî`ah sebagai tujuan yang menjadi
pada bagian selanjutnya. Bagian keempat me­ target teks dan hukum-hukum partikular untuk
nampilkan hasil dan analisisnya lalu ditutup direalisasikan dalam kehidupan manusia baik
dengan kesimpulan dan rekomendasi. berupa perintah, larangan, dan mubah untuk
individu, keluarga, jamaah, dan umat, atau juga
disebut dengan hikmah-hikmah yang menjadi
11
Mohamad Obaidullah “Rating of Islamic Financial tujuan ditetapkannya hukum, baik yang diharuskan
Institutions Some Methodological Suggestions,” Working
ataupun tidak. Setiap hukum yang disyariatkan
Paper, IRTI Jedah, 2005, h.11.
12
Ali Rama dan Meliawati, “Analisis Determinan
Pengungkapan Islamic Social Reporting: Studi Kasus Bank
Umum Syariah Di Indonesia,” EQUILIBRIUM: Jurnal Ekonomi 15
Ghofar Shidiq, “Teori Maqashid Al-Syari’ah Dalam
Syariah, Vol. 2, No. 1, 2014, h. 95–115. Hukum Islam,” Sultan Agung, Vol. XIV, No. 1, 2009, h. 119.
13
Asyraf Wajdi Dusuki dan Abdullah Nurdianawati Irwani, 16
Wahbah al-Zuhaili, Ushul Al-Fiqh Al-Islami, (Beirut: Dar
“Maslahah and Corporate Social Responsibility,” The American al-Fikr, 1986), h.1017.
Journal of Islamic Social Science, Vol. 24, No. 1, 2005, h. 25–42. 17
Yusuf Qardhawi, Fiqh Maqashid Syariah, (Jakarta:
14
Herni Ali HT dan Rama, “Peringkat Kinerja Lembaga..., h.145. Pustaka al-Kautsar, 2007), h. 7.

35 |
MADANIA Vol. 22, No. 1, Juni 2018

kepada tiap hambanya pasti ada kandungan Studi Terdahulu mengenai Maqâshid
hikmahnya, yaitu tujuan luhur di balik kandungan al-Syarî`ah sebagai Model Pengukuran
hukum tersebut. Kinerja
Maqâshid al-syarî`ah di kalangan ulama usul Penelitian ini bermaksud untuk mengukur
fikih disebut sebagai asrâr al-syarî`ah, yaitu kinerja lembaga keuangan syariah di sejumlah
rahasia-rahasia yang terdapat di balik hukum yang negara Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Singapura,
ditetapkan oleh syara’, berupa kemaslahatan bagi Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand dan
manusia, baik di dunia maupun di akhirat. Karena Filipina dengan menggunakan pendekatan indeks
itu, Imam al-Ghazâli dan al-Syathibî merinci lima maqâshid al-syarî`ah. Berdasarkan pada indeks
unsur pokok yang menjadi tujuan syariat yaitu tersebut maka akan ditampilkan kinerja masing-
pemeliharaan agama (dîn), nyawa (nafs), akal masing bank syariah di negara-negara tersebut.
(`aql), keturunan (nasl) dan harta (mâl). Menurut Adapun uraian metodologi yang dikembangkan
al-Ghazâlî, tujuan utama syariah adalah untuk dalam penelitian diuraikan sebagai berikut:
melayani kepentingan manusia dan untuk menjaga
mereka dari segala sesuatu yang mengancam 1. Jenis dan Sumber Data
eksistensinya. Ia selanjutnya mengklasifikasikan Sumber utama data yang digunakan dalam
maqâshid (tujuan) ke dalam empat pembagian penelitian ini berasal dari data sekunder, yaitu
utama, yaitu dengan mengatakan:18 berupa laporan keuangan yang dipublikasikan
“The very objective of the Shariah is to secara resmi dan berkala di masing-masing website
promote the well-being of thepeople, which bank syariah yang menjadi objek dalam penelitian
lies in safeguarding their faith (din), their self ini. Data sekunder yang digunakan dari tahun 2013
(nafs), their intellect (`aql), their posterity
sampai 2015. Data sekunder tersebut dikumpulkan
(nasl), and their wealth (mal). Whatever
dan diolah berdasarkan kepentingan dan tujuan
ensures the safeguard of these five serves
penelitian. Adapun variabel yang digunakan dalam
public interest and is desirable, and whatever
hurts them is against public interest and its penelitian dapat dilihat pada Tabel 2. Adapun
removal is desirable.” konsep operasionalisasi konsep sampai ke variabel
dijelaskan pada bagian selanjutnya.
Dari sini, dengan jelas al-Ghazâlî meng­
ungkapkan bahwa tujuan utama dari syariah adalah Selanjutnya, negara yang menjadi objek
untuk mendorong kemaslahatan (kesejahteraan) penelitian di Asia Tenggara hanya enam negara
manusia yang mana terletak pada pemeliharaan saja, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei
agama, hidup, akal, keturunan dan kekayaan. Darussalam, Thailand dan Filipina. Negara tersebut
Selanjutnya, segala sesuatu yang melindung lima dipilih dikarenakan adanya bank syariah yang
unsur kepentingan publik tersebut maka dianjurkan beroperasi di negara-negara tersebut. Sementara
dilakukan. Dan sebaliknya, segala sesuatu yang negara Asia Tenggara lainnya belum memiliki
mengancamnya adalah harus dihilangkan. bank syariah.
Pandangan yang relatif berbeda tentang
tujuan-tujuan yang ingin dicapai dibalik dari 2. Sampel dan Populasi
hukum-hukum Allah dikemukakan oleh Abû Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa
Zaharah,19 yaitu bahwa maqâshid al-syarî`ah dibagi penelitian ini bermaksud untuk mengukur kinerja
menjadi tiga tujuan utama yang ingin dicapai bank syariah dengan menggunakan pendekatan
meliputi (i) pendidikan individu (ta’dîb al-fard); indeks maqâshid al-syarî`ah maka penelitian ini
(ii) penegakan keadilan (iqâmah al-`adl); dan (iii) selanjutnya memilih sejumlah bank syariah yang
mendorong kesejahteraan (jalb al-maslâhah). telah beroperasi di negara-negara Asia Tenggara.
Penelitian ini hanya membatasi sejumlah bank
syariah yang ada di negara-negara objek penelitian
18
Umar Chapra, The Islamic Vision of Development in the
dikarenakan terdapat sejumlah bank syariah di
Light of Maqasid Al-Shariah, (IDB, 2008), h.4.
19
Abu Zaharah, Ushulul Fiqh, (Mesir: Dar el-Fikri al Arabi, negara-negara tersebut yang tidak menyediakan
1958), h. 89. laporan keuangan yang lengkap. Akibatnya, bank

| 36
Herni Ali HT: Indeks Kinerja Perbankan Syariah di Asia Tenggara

tersebut tidak bisa dilakukan pengukuran kinerja. ditampilkan oleh penelitian sebelumnya. Negara
Adapun bank syariah yang dijadikan sampel dalam yang memiliki sistem regulasi yang lebih baik
penelitian ini yang tersebar di masing-masing negara- tentunya punya dampak pada kinerja inetrnal
negara objek penelitian dapat dilihat pada Tabel 1. perbankan syariah yang beroperasi di negara
Bank syariah yang ditampilkan pada Tabel 1 tersebut.
sebenarnya sudah merepresentasikan perbankan Konsep indeks maqâshid al-syarî`ah yang
syariah di masing-masing negara tersebut. selanjutnya disebut indeks MS diturunkan dari
Penelitian ini menggunakan sampel bank syariah di kerangka maqâshid al-syarî`ah yaitu (i) pendidikan
Indonesia dan Malaysia lebih banyak dibandingkan individu (ta’dîb al-fard); (ii) penegakan keadilan
dengan negara lain disebabkan kedua negara (iqâmah al-`adl); dan (iii) mendorong kesejahteraan
tersebut pada kenyataannya menjadi negara (jalb al-maslâhah). Selanjutnya, masing-masing
yang paling menonjol dan dominan dalam dimensi tersebut diderivasikan menjadi elemen-
pengembangan bank syariah di Asia Tenggara. elemen terukur dan terkecil. Setelah dilakukan
Kedua negara tersebut juga menjadi negara yang operasionalisasi konsep, selanjutnya dilakukan
paling banyak memiliki bank syariah. pembobotan untuk menemukan nilai komposit
indeks untuk masing-masing dimensi dan kategori.
Tabel 1: Bank Syariah di Asia Tenggara Operasionalisasi konsep MS ke dalam indikator-
Indonesia Malaysia indikator terukur dalam konteks perbankan
1. Bank Mandiri Syariah 1. Affin Islamic Bank Berhard
2. Bank Mega Syariah 2. Asian Finance Bank Berhard syariah dapat dilihat pada Tabel 2. Indikator-
3. Bank Muamalat 3. HSBC Amanah Malaysia indikator tersebut dapat dijadikan sebagai alat
Indonesia Berhard
4. Bank Victoria Syariah 4. Standard Chartered Saadiq ukur penilaian kinerja perbankan syariah dalam
5. Bank BCA Syariah Bank Berhard
6. Bank BRI Syariah 5. AM Islamic Bank Berhard pencapaian tujuan berdasarkan pada konsep MS.
7. Bank Maybank Syariah 6. Al Rajhi Banking &
Indonesia Ivestment (Malaysia)
Tabel 2: Operasional Kerangka Maqâshid al-syarî`ah
8. Bank Panin Syariah Berhard
9. Bank Bukopin Syariah 7. CIMB Islamic Bank pada Perbankan Syariah
10. Bank BNI Syariah 8. RHB Islamic Bank
Konsep
11. Bank BJB Syariah 9. Bank Islam Malaysia
10. OCBC Al-Amin Bank Berhard Maqâshid Elemen (E) Indikator (I) Variabel (V)
11. Hong Leong Islamic Bank al-syarî`ah
berhard Pendidikan Peningkatan Biaya Biaya
12. Bank Muamalat Malaysia Individu Pengetahuan pendidikan pendidikan/
Filipina Singapura (educating total
1. Amanah Islamic 1. Noor Islamic Bank individual) pendapatan
Invesment Bank of 2. Maybank Islamic Bank D1
Philippines
Riset Pengeluaran
Thailand Brunei Darussalam riset/total
1. Islamic Bank of 1. Bank Islam Brunei pengeluaran
Thailand Darussalam Berhard
Pengembangan Training Pengeluaran
skill baru dan training/total
perbaikan pengeluaran
3. Operasionalisasi Konsep
Menciptakan Publikasi Pengeluaran
Konsep operasionalisasi konsep yang diadopsi kesadaran publikasi/
terhadap total
dari penelitian ini merupakan pengembangan dari perbankan pengeluaran
model penelitian Herni dan Rama20 sebelumnya. syariah
Perbedaan utama dengan penelitian ini adalah Mewujudkan Keadilan Bagi hasil Keuntungan/
keadilan dalam kontrak/ yang adil total
pada luas cakupan objek penelitiannya yang (establishing transaksi pendapatan
membandingkan dengan sejumlah negara di Asia justice)
D2
Tenggara. Penelitian ini tentunya mampu me­
Produk dan Harga yang Utang
nampilkan keunikan dari kinerja indeks maqâshid layanan yang terjangkau bermasalah/
al-syarî`ah di negara Asia Tenggara yang tidak terjangkau total
investasi
Penghilangan Produk tanpa Pendapatan
20
Herni Ali dan Ali Rama, “Peringkat Kinerja Lembaga ketidakadilan bunga bebas
bunga/total
Keuangan Syariah Berdasarkan Maqashid Syariah.” Dialog Vol.
pendapatan
39, No. 2, 2016, h. 145.

37 |
MADANIA Vol. 22, No. 1, Juni 2018

Mendorong Keuntungan Rasio Keuntungan adalah rasio biaya pelatihan dan training
kesejahteraan keuntungan bersih/total terhadap total pengeluaran. Dengan demikian
(public aset
interest) diasumsikan bahwa semakin besar rasio
D3 indikator maka semakin besar perhatian
Distribusi Pendapatan Zakat/ bank syariah terhadap peningkatan skill para
pendapatan personal pendapatan
dan kekayaan bersih pegawainya.
Investasi pada Rasio Deposito c) Meningkatkan kesadaran terhadap perbankan
sektor strategis investasi investasi/total
pada sektor deposito syariah
riil
Salah satu misi yang harus diemban oleh bank
Adaptasi dari Herni dan Rama (2015)
syariah adalah meningkatkan kesadaran dan
keberpihakan masyarakat kepada lembaga
a. Pendidikan Individu (ta’dîb al-fard)
keuangan yang menawarkan produk dan
Tujuan pertama dari syariah (maqashid layanan syariah. Sehingga masyarakat dapat
syariah) yang dikembangkan menjadi konsep beralih dari praktek keuangan konvensional
tujuan dalam penelitian ini adalah peningkatan ke praktik keuangan syariah. Salah satu bukti
pendidikan individu. Bank syariah memiliki misi keterlibatan bank syariah dalam melakukan
untuk selalu meningkatkan pendidikan individu sosialisasi dan publisitas tentang produk
(pegawai) begitu pula dengan masyarakat secara dan layanan perbankan syariah kepada
umum. Adapun dimensi, elemen serta indikator masyarakat adalah alokasi biaya publikasi
dari tujuan pertama (maqashid syariah) ini dalam dan promosi. Adapun indikator pengukurnya
konteks pengukuran kinerja perbankan syariah adalah rasio biaya publikasi dan promosi
adalah: terhadap total biaya pengeluaran. Dengan
a) Peningkatan pengetahuan demikian diasumsikan bahwa semakin tinggi
Bank syariah sebagai lembaga keuangan rasio indikator maka semakin besar perhatian
yang menawarkan produk dan layanan sesuai bank syariah terhadap peningkatan kesadaran
prinsip syariah harus memiliki misi untuk masyarakat terhadap produk dan layanan
mengembangkan pengetahuan bagi para yang sesuai dengan syariah
pegawainya begitu pula dengan masyarakat
secara umum. Misi ini dapat diukur melalui b. Penegakan Keadilan (iqâmah al-`adl)
dua elemen, yaitu seberapa besar biaya Tujuan kedua dari syariah (maqashid syariah)
pendidikan dan biaya riset yang dialokasikan yang dikembangkan menjadi tujuan konsep
oleh bank syariah. Indikator terukur dari dalam penelitian ini adalah menegakkan keadilan
elemen ini adalah rasio biaya pendidikan (iqâmah al-`adl). Bank syariah memiliki tujuan
terhadap total pengeluaran dan rasio biaya untuk menciptakan produk-produk keuangan yang
riset terhadap total pengeluaran. Dengan terjangkau dan berbasiskan pada prinsip keadilan.
demikian, diasumsikan bahwa semakin Bank syariah tidak boleh memiliki produk yang
tinggi rasio indikator maka bank syariah didasarkan pada kontrak yang dapat merugikan
memiliki perhatian yang tinggi terhadap salah satu pihak yang terlibat dalam kontrak. Dengan
pengembangan pengetahuan. demikian bank syariah harus mengembangkan jenis
b) Pengembangan skill baru dan perbaikan produk yang didasarkan pada kontrak berbasis
Bank syariah memiliki kewajiban untuk keadilan kepada semua pihak yang terlibat. Adapun
menyediakan sejumlah alokasi anggaran dimensi, elemen dan indikator dari tujuan kedua
demi mengupgrade kemampuan maupun (maqâshid al-syarî`ah) dalam konteks pengukuran
skill para pegawainya. Hal ini dapat terlihat kinerja bank syariah adalah:
pada sejumlah dana yang dialokasikan a) Keadilan dalam kontrak dan transaksi
untuk mengikutkan para pegawainya dalam Bank syariah sudah seharusnya melakukan
kegiatan pelatihan dan training pegawai. transaksi secara adil kepada nasabahnya.
Adapun indikator terukur dari elemen ini Oleh karena itu jenis kontrak yang di­

| 38
Herni Ali HT: Indeks Kinerja Perbankan Syariah di Asia Tenggara

kembangkan untuk mendukung transaksi jamak dilakukan pada bank konvensional.


keuangannya harus berdasarkan pada prinsip Bank syariah tidak boleh menawarkan produk
keadilan, tidak boleh ada salah satu pihak keuangan berdasarkan pada prinsip riba atau
yang diuntungkan sementara pihak lainnya bunga. Hal ini dikarenakan riba atau transaksi
dirugikan. Jenis kontrak yang dianggap lebih keuangan yang ada unsur ribanya memiliki
adil dibandingkan dengan kontrak yang berbasis dampak negatif pada perekonomian dan
utang-berbunga adalah kontrak bagi hasil. Jenis menciptakan ketidakadilan dalam transaksi
kontrak yang didasarkan pada prinsip bagi hasil ekonomi. Sistem riba merupakan sistem yang
adalah kontrak musyârakah dan mudhârabah. memberikan peluang bagi para pemilik modal
Dengan demikian jumlah pembiayaan dalam (orang kaya) untuk dapat mengeksploitasi
bentuk kontrak musyârakah dan mudhârabah orang miskin demi untuk mendapatkan untung
menjadi indikasi atas keberpihakan bank yang besar atas kepemilikan dana yang besar.
syariah terhadap tingkat bagi hasil yang adil. Oleh karena itu bank syariah diharuskan
Adapun indikator pengukurnya adalah rasio untuk menjalankan aktivitas perbankannya
pembiayaan musyarakah dan mudhârabah khususnya pada saat melakukan investasi
terhadap total dana syirkah. Semakin tinggi dan pembiayaan tanpa ada unsur riba di
nilai rasio ini menunjukkan bahwa bank syariah dalamnya. Jika hal ini terwujud maka bank
menawarkan skema transaksi mudhârabah dan syariah berkontribusi dalam mengurangi
musyarakah yang tinggi sehingga menunjukkan tingkat kesenjangan pendapatan dalam
bahwa bank syariah meningkatkan fungsinya masyarakat melalui transaksi perbankan
untuk mewujudkan keadilan ekonomi melalui bebas bunga. Elemen dari penghilangan
transaksi bagi hasil. produk dan transaksi yang tidak adil pada
b) Produk dan layanan yang terjangkau bank syariah adalah produk perbankan tanpa
bunga. Adapun indikator terukurnya adalah
Bank syariah yang memiliki produk dan
rasio pendapatan non-bunga terhadap total
layanan yang sesuai dengan prinsip syariah
pendapatan bank syariah. Semakin tinggi nilai
tentunya dituntut untuk menawarkan produk-
rasio menunjukkan bank syariah memiliki
produk yang terjangkau oleh para nasabah.
struktur pendapatan yang didominasi
Olehnya, harga produk bank syariah harus
dari pendapatan non-bunga. Berarti bank
terjangkau. Adapun indikator yang digunakan
syariah memiliki komposisi pendapatan yang
dalam penelitian ini adalah rasio pembiayaan
didominasi dari pendapatan non-bunga.
musyârakah dan mudhârabah terhadap total
pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah.
Apabila rasio ini semakin meningkat, maka c. Mendorong Kesejahteraan (jalb al-maslâhah)
bank syariah memberikan pembiayaan yang Tujuan ketiga dari syariah (maqâshid al-
tinggi kepada masyarakat dalam bentuk akad syarî`ah) yang dikembangkan dalam penelitian
berbasis bagi hasil yang dapat dijangkau oleh ini adalah terciptanya kesejahteraan (jalb al-
masyarakat. Semakin banyak pembiayaan maslâhah). Kehadiran bank syariah di tengah-
yang diberikan kepada nasabah (masyarakat) tengah masyarakat dimaksudkan untuk dapat
maka menunjukkan bahwa produk bank berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan
syariah dapat dijangkau oleh masyarakat. masyarakat secara umum. Banyak teori yang
c) Penghilangan produk dan transaksi yang tidak sudah membuktikan bahwa sektor perbankan
adil berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan
ekonomi dengan fungsi intermediasi yang
Praktek riba atau umumnya dikenal sebagai
dilakukannya, yaitu mobilisasi dana dari masyarakat
suku bunga (interest rate) dalam transaksi
(surplus unit) yang selanjutnya dialokasikan
keuangan di perbankan merupakan jenis
kepada sektor usaha yang membutuhkan (deficit
transaksi yang tidak diperbolehkan pada
unit) demi melakukan kegiatan produksi. Bank
bank syariah. Transaksi keuangan berbasis
syariah sebagai lembaga intermediasi tentunya
riba sudah menjadi praktek umum yang

39 |
MADANIA Vol. 22, No. 1, Juni 2018

harus menjalankan fungsinya demi mendorong didistribusikan menjadi instrumen yang cukup
peningkatan kesejahteraan masyarakat dan efektif dalam menciptakan keseimbangan dan
pertumbuhan ekonomi. Semakin banyak bank pemerataan ekonomi. Tingkat Pendapatan
syariah yang beroperasi dalam perekonomian bersih perusahaan menjadi representasi dari
seharusnya semakin meningkat kesejahteraan dimensi. Adapun indikator terukur yang dapat
masyarakat. Adapun dimensi, elemen dan dilakukan untuk melihat tingkat kontribusi
indikator terukur dari tujuan ketiga maqashîd bank syariah pada distribusi pendapatan
al-syarî`ah (T3) dalam konteks pengukuran kinerja dan kekayaan adalah melalui rasio jumlah
bank syariah adalah: zakat yang dikeluarkan terhadap pendapatan
a) Keuntungan bersih bank syariah. Semakin tinggi nilai
rasio, semakin tinggi dana zakat yang
Keuntungan yang besar menjadi indikasi
dikeluarkan oleh bank syariah. Rasio yang
kesejahteraan yang semakin meningkat.
tinggi tersebut menunjukkan bahwa bank
Semakin tinggi keuntungan perusahaan berarti
syariah berkontribusi dalam meningkatkan
semakin banyak produksi yang dilakukan.
pendapatan orang-orang yang lemah seperti
Produksi yang banyak berarti masyarakat
kaum fakir dan miskin. Sehingga kesejahteraan
menikmati hasil produksi yang banyak dan
mereka juga mengalami peningkatan.
beranekaragam. Di saat bersamaan, keuntungan
yang tinggi akibat produksi yang meningkat c) Investasi pada sektor strategis
akan meningkatkan pendapatan rumah tangga Salah satu bentuk distingsi bank syariah
sebagai pemilik faktor produksi. Ilustrasi ini terhadap bank konvensional adalah
tidak jauh berbeda dengan aktivitas perbankan. keberpihakannya terhadap sektor riil dan
Semakin tinggi keuntungan bank maka semakin strategis yang menyangkut kehidupan
banyak dana yang diakses oleh masyarakat dari banyak. Dalam artian bank syariah memiliki
perbankan begitu pula dengan pendapatan para perhatian yang tinggi terhadap pembiayaan
stakeholdernya. Dengan demikian bank syariah sektor riil dan strategis. Sektor ini menjadi
dituntut untuk meningkat­kan keuntungannya perhatian utama dikarenakan sektor ini
demi peningkatan kesejahteraan masyarakat. menjadi penggerak utama perekonomian
Dengan demikian rasio keuntungan menjadi masyarakat dan tentunya juga menjadi sektor
indikator tingkat keuntungan bank syariah. yang terkait langsung dengan kebutuhan
Adapun indikator terukur dari keuntungan dasar masyarakat. Sektor-sektor yang
bank syariah adalah rasio keuntungan bersih dimaksud, misalnya, adalah sektor pertanian,
terhadap total aset. Semakin tinggi nilai rasio, air dan listrik, konstruksi, pertambangan dan
semakin tinggi kesejahteraan para stakeholder usaha mikro. Untuk melihat seberapa besar
bank syariah, seperti pemilik, pegawai, nasabah, partisipasi bank syariah terhadap investasi
masyarakat, pemerintah dan pihak lainnya. sektor riil digunakan rasio investasi sektor riil.
b) Distribusi pendapatan dan kekayaan Adapun indikatornya adalah rasio investasi
sektor riil terhadap total dana syirkah.
Fungsi utama perbankan baik syariah maupun
Semakin tinggi nilai rasio ini menunjukkan
konvensional adalah intermediasi keuangan,
bahwa bank syariah melakukan alokasi
yaitu mobilisasi dan alokasi dana. Fungsi ini
pembiayaan yang tinggi terhadap sektor riil
berkontribusi dalam menciptakan distribusi dan
dan strategis yang terkait langsung dengan
penyebaran kekayaan kepada semua elemen
kebutuhan masyarakat. Rasio yang semakin
ma­syarakat. Dengan demikian, bank syariah
tinggi menunjukkan bahwa bank syariah
memiliki peran penting dalam menciptakan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
distribusi pendapatan dan kekayaan yang
merata kepada semua golongan. Hal ini
dapat terlihat pada alokasi dana zakat 4. Metode Analisis
yang diberikan bank syariah kepada orang- Metode penghitungan indeks maqâshid
orang yang membutuhkan. Dana zakat yang al-syarî`ah yang digunakan dalam penelitian

| 40
Herni Ali HT: Indeks Kinerja Perbankan Syariah di Asia Tenggara

ini mengadopsi studi-studi sebelumnya yang D3(kesejahteraan)), nilai indeks maqâshid al-syarî`ah
menggunakan metode indeksasi seperti Anto,21 selanjutnya dihitung dengan menggunakan
Herni dan Rama22 dan Omar dan Razak.23 Adapun metode rata-rata hitung. Adapun formulanya
langkah-langkahnya sebagai berikut: Pertama, adalah sebagai berikut:
data yang bernilai negatif terlebih dahulu di Indeks MS(maqâshid al-syarî`ah) = 1/3 (D1+D2+D3)……(5)
positifkan, yaitu jika basis datanya desimal maka
Dengan demikian, indeks maqâshid al-
1 – nilai aktual. Contoh variabel yang bernilai
syarî`ah adalah nilai komposit dari tiga dimensi
negatif pada penelitian ini adalah rasio utang
utama, yaitu pendidikan (D1), keadilan (D2) dan
bermasalah terhadap total investasi pada dimensi
kesejahteraan (D3).
keadilan (lihat Tabel 2). Jika data sudah sama
Setelah menemukan nilai indeks maqâshid
basisnya semua (positif) maka langkah kedua
al-syarî`ah untuk masing-masing bank syariah,
adalah menghitung indeks untuk masing-masing
analisis deskriptif dan komparasi serta korelasi
indikator dengan menggunakan pendekatan nilai
dilakukan dalam penelitian. Analisis deskriptif
maksimum dan minimum. Adapun formulanya
digunakan untuk menguraikan dan menjelaskan
adalah sebagai berikut:
nilai capaian atau kinerja masing-masing bank
nilai aktual—nilai min
Indeks=—————————— syariah yang diteliti yang direpresentasikan
nilai maks—nilai min
oleh nilai indeks maqâshid al-syarî`ah. Selain itu,
Nilai aktual adalah nilai/angka yang terjadi
analisis deskriptif dilakukan untuk menjelaskan
pada indikator di masing-masing bank syariah
kondisi bank syariah berdasarkan pada data-data
yang diteliti. Sementara nilai maks dan min adalah
sekunder yang digunakan.
nilai maksimum dan minimum pada pada data
Selanjutnya, analisis komparasi antara bank
yang diolah. Ketiga, setelah mendapatkan nilai
syariah dilakukan untuk membandingkan bank
dengan pendekatan maksimum dan minimum,
mana yang menempati peringkat pertama dalam
metode rata-rata hitung selanjutnya digunakan
indeks atau dengan kata lain skor tertinggi
untuk menemukan nilai indikator maupun elemen.
dalam pencapaian tujuan maqâshid al-syarî`ah.
Adapun formula dari ketiga elemen penelitian
Analisis korelasi antara sejumlah variabel seperti
adalah sebagai berikut:
jumlah aset dan profitabilitas dengan nilai indeks
D1(pendidikan) = 1/3 (E1 + E2 + E3) ........................... (1)
maqâshid al-syarî`ah dilakukan untuk melihat
D2(keadialan) = 1/3 (E1 + E2 + E3) …………............ (2) sejauh mana hubungan variabel tersebut terhadap
D3(kesejahteraan) = 1/3 (E1 + E2 + E3) ……………........ (3) nilai skor indeks. Misalnya, apakah ada korelasi
Adapun D adalah dimensi. Dimensi yang antara jumlah aset yang dimiliki oleh bank syariah
dimaksud merujuk pada tiga dimensi (D1, D2, D3) dengan kinerja indeks maqâshid al-syarî`ah -nya.
dari maqâshid al-syarî`ah . Sementara E adalah
elemen. E1, E2, dan E3 merujuk elemen-elemen Hasil dan Analisis
dari masing-masing dimensi sebagaimana pada 1. Analisis Deskripsi Aset, Profitabilitas dan
Tabel 2 sebelumnya. Dengan demikian, nilai indeks Indeks Maqâshid al-syarî`ah Perbankan
dari masing-masing dimensi adalah nilai komposit Syariah di Asia Tenggara
dari masing-masing elemen. Bagian ini menganalisis jumlah aset dan tingkat
Setelah menemukan nilai komposit indeks profitabilitas masing-masing bank syariah di Asia
dari masing-masing dimensi (D1(pendidikan), D2(keadilan), Tenggara. Tingkat profitabilitas yang dimaksud
dalam penelitian ini direpresentasikan oleh rasio
21
Hendrie Anto, “Introducing an Islamic Human Return on Asset (ROA). ROA merupakan rasio
Development Index (I-HDI) to Measure Development in OIC dari pendapatan bersih bank syariah terhadap
Countries,” Islamic Economic Studies Vol. 19, No. 2, 2011, h. 69–95.
22
Herni Ali dan Ali Rama, “Peringkat Kinerja Lembaga total aset yang dimiliki. Selain itu, nilai indeks
Keuangan Syariah Berdasarkan Maqashid Syariah” Dialog Vol. maqâshid al-syarî`ah masing-masing bank syariah
39, No. 2, 2016, h. 139-154. juga ditampilkan. Skor indeks diartikan sebagai
23
Omar Mustafa dan A. Dzuljastri Razak, “The Performance
Measures of Islamic Banking Based on the Maqashid Framework,” nilai rata-rata hitung (lihat persamaan 4) dari
pada IIUM International Accounting Conference, 2008, h. 1-17. ketiga dimensi utama, yaitu pendidikan individu

41 |
MADANIA Vol. 22, No. 1, Juni 2018

(ta’dîb al-fard), mewujudkan keadilan (iqâmah bahwa bank BNI Syariah dan Mega Syariah
al-`adl) dan mendorong kesejahteraan (jalb al- mampu mengelola seluruh aset yang dimiliki untuk
maslâhah). Skala indeks antara 1 sampai 100. menghasilkan pendapatan bersih. Sementara
Artinya, bank syariah yang memiliki nilai indeks bank BCA Syariah dan Mandiri Syariah hanya
tertinggi berarti memiliki kinerja tertinggi dalam meraih 0,77% dan 0,50% rasio ROA. Bank umum
total pencapaian dimensi-dimensi maqâshid al- syariah lainnya, seperti bank BCA Syariah, BSM,
syarî`ah. BMI dan lainnya memiliki kinerja yang rendah
jika dilihat dari segi tingkat rasio ROA. Masing-
Indonesia masing BUS tersebut memiliki tingkat ROA di
Pada tahun 2013-2015 tercatat bahwa rata-rata bawah 0,50%. Bahkan bank Victoria Syariah pada
aset perbankan syariah yang di Indonesia sekitar tahun 2013-2015 memiliki kinerja negatif, yaitu
Rp 194 Triliun. Jumlah aset untuk masing-masing dengan tingkat rasio minus sebesar 0,95%. ini
bank syariah di Indonesia memiliki perbedaan menunjukkan bahwa pada periode tersebut, bank
yang cukup signifikan. Berdasarkan Grafik 1 Victoria Syariah mengalami kerugian, yaitu biaya
Bank Mandiri Syariah (BSM) dan Bank Muamalat yang dikeluarkan lebih besar dibandingkan dengan
Indonesia (BMI) merupakan bank syariah terbesar pendapatan yang diterima. Temuan ini secara
di Indonesia jika dilihat dari segi jumlah aset keseluruhan menunjukkan bahwa tidak terdapat
yang dimilikinya, yaitu masing-masing Rp 67.092 korelasi positif bahwa tingkat aset yang besar
triliun dan Rp 58.093 triliun. Selain kedua bank akan mendorong tingkat profitabilitas (ROA) juga
syariah tersebut BRI syariah dan BNI syariah yang tinggi. Justru sebaliknya, bank syariah yang
juga memiliki jumlah aset yang cukup signifikan asetnya relatif rendah justru memiliki kinerja ROA
dengan jumlah masing-masing adalah Rp 20.658 yang lebih tinggi. Hal ini dapat dilihat secara
triliun dan Rp 19.072 triliun. detail pada Grafik 2.
Sementara bank syariah lainnya, seperti Bank Grafik 2: ROA Bank Umum Syariah Indonesia
Mega Syariah, Bank Victoria Syariah, Bank Panin
Syariah, Bank Bukopin Syariah, Maybank Syariah,
BCA Syariah, dan BJB Syariah memiliki jumlah aset
di bawah Rp 10 triliun. Bank victoria Syariah dan
BCA Syariah adalah bank syariah yang memiliki
jumlah aset terendah, yaitu Rp 1.380 triliun dan
Rp 2.130 triliun.

Grafik 1: Aset Bank Umum Syariah Indonesia


Sumber: data diolah

Grafik 3 menyajikan nilai indeks poin dari


kinerja maqâshid al-syarî`ah masing-masing bank
syariah yang ada di Indonesia. Grafik tersebut
Sumber: Data diolah menunjukkan bahwa bank BRI Syariah memiliki
nilai skor indeks terbesar dalam kinerja maqâshid
Tingkat profitabilitas bank syariah di al-syarî`ah dibandingkan dengan bank syariah
Indonesia pada tahun 2013-2015 bervariasi. Tingkat lainnya yang ada di Indonesia. Adapun nilai
profitabilitas untuk masing-masing bank syariah indeks sebanyak 75,35 poin. Nilai skor ini lebih
di Indonesia disajikan pada Grafik 2. Bank BNI tinggi 13 poin dari indeks bank Panin Syariah
Syariah dan Mega syariah memiliki kinerja rata- dengan skor indeks sebesar 62,53 poin. Dengan
rata ROA tertinggi di antara Bank Syariah lainnya demikian, dapat dikatakan bahwa kedua bank
selama tahun 2013-2015. Rasio ROA masing-masing tersebut, yaitu bank BRI Syariah dan bank
adalah 0,89% dan 0,82%. Rasio ini menunjukkan Panin Syariah menjadi peringkat pertama dan

| 42
Herni Ali HT: Indeks Kinerja Perbankan Syariah di Asia Tenggara

kedua dalam pencapaian kinerja bank syariah Islamic Bank Berhard dan Bank Islam Malaysia
berdasarkan pendekatan maqâshid al-syarî`ah. Berhard merupakan bank syariah terbesar di
Jika dibandingkan dengan nilai indeks bank Malaysia jika dilihat dari segi jumlah aset yang
syariah lainnya, terdapat selisih sebesar 1 poin dimilikinya, yaitu masing-masing RM 63.730
dengan peringkat ketiga selanjutnya yang triliun dan RM 46.144 triliun. Selain kedua bank
ditempati oleh bank Muamalat Indonesia dengan syariah tersebut RHB Islamic Bank Berhard dan
nilai skor sebanyak 45 poin. Sementara peringkat AM Islamic Bank Berhard juga memiliki jumlah
selanjutnya adalah bank BNI Syariah sebesar aset yang cukup signifikan dengan jumlah masing-
58,99 poin, dan Bukopin Syariah sebesar 51,11 masing adalah RM 36.440 triliun dan RM 35.914
poin. Adapun nilai skor indeks maqâshid al- triliun.
syarî`ah untuk bank Mandiri Syariah, BCA Syariah, Sementara bank syariah lainnya, seperti
BJB Syariah, Victoria Syariah, Mega Syariah, dan Hong Leong Islamic Bank Berhard sebesar RM
Maybank Syariah berada di nilai skor indeks 22.268 triliun, Bank Mualamat Malaysia RM 21.197
antara 20-40 poin. triliun, HSBC Amanah Malaysia Berhard RM 16.758
triliun, Affin Islamic Bank Berhard RM 12.813
Grafik 3: Indeks Maqâshid al-syarî`ah
Bank Umum Syariah Indonesia triliun, dan OCBC Al-Amin Bank Berhard RM.
12.801 triliun. Sedangkan, Standard Chartered
Saadiq Berhard, Al Rajhi Banking & Investment
Corporation (Malaysia) Berhard, dan Asian Finance
Bank Berhard memiliki jumlah aset di bawah
RM 10 triliun. Al Rajhi Banking & Investment
Corporation (Malaysia) Berhard dan Asian Finance
Sumber: Data diolah
Bank Berhard adalah bank syariah yang memiliki
jumlah aset terendah, yaitu RM 7.113 triliun dan
Temuan penelitian yang cukup mengagetkan
RM 2.773 triliun.
adalah nilai skor indeks bank Mandiri Syariah
sebagai bank syariah terbesar di Indonesia dari Grafik 4: Aset Bank Syariah di Malaysia
segi ukuran kepemilikan aset (lihat Grafik 1)
justru menempati peringkat terendah (ke-6)
dengan nilai 47,92 poin. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa nilai aset yang besar yang
dimiliki oleh suatu bank syariah tidak menjadi
jaminan kinerja maqâshid al-syarî`ah yang tinggi.
Selanjutnya, bank Maybank Syariah menempati
peringkat terendah dalam kinerja maqâshid al-
syarî`ah dengan nilai indeks hanya 29,68 poin.
Hasil ini menunjukkan bahwa bank Maybank Sumber: Data diolah
Syariah secara keseluruhan memiliki nilai kinerja
yang buruk dalam pencapaian ketiga dimensi dari Tingkat profitabilitas bank syariah di
tujuan syariah, yaitu pendidikan individu (ta’dîb Malaysia pada tahun 2013-2015 bervariasi. Tingkat
al-fard), mewujudkan keadilan (iqâmah al-`adl) profitabilitas untuk masing-masing bank syariah
dan mendorong kesejahteraan (jalb al-maslâhah). di Malaysia disajikan pada Grafik 5. Bank Islam
Malaysia Berhard dan CIMB Islamic Bank Berhard
Malaysia memiliki kinerja rata-rata ROA tertinggi di antara
Bank Syariah lainnya selama tahun 2013-2015.
Pada tahun 2013-2015 tercatat bahwa rata-
Rasio ROA masing-masing adalah 1,09% dan 0,99%.
rata aset perbankan syariah di Malaysia sekitar
Rasio ini menunjukkan bahwa Bank Islam Malaysia
RM 287 Triliun. Jumlah aset untuk masing-masing
Berhard dan CIMB Islamic Bank Berhard mampu
bank syariah di Malaysia memiliki perbedaan yang
mengelola seluruh aset yang dimiliki untuk
cukup signifikan. Berdasarkan Grafik 4 Bank CIMB

43 |
MADANIA Vol. 22, No. 1, Juni 2018

menghasilkan pendapatan bersih. Sementara selanjutnya yang ditempati oleh bank RHB Islamic
Hong Leong Islamic Bank Berhard, OCBC Al-Amin Bank Berhard dengan nilai skor sebanyak 42,31
Bank Berhard, HSBC Amanah Malaysia Berhard, poin. Sementara peringkat selanjutnya adalah
AM Islamic Bank Berhard, dan Bank Muamalat bank RHB Islamic Bank Berhard dan Al Rajhi
Malaysia Berhard hanya meraih 0,98%, 0,82%, Banking & Investment (Malaysia) Berhard sebesar
0,81%, 0,71%, dan 0,63% rasio ROA. Bank syariah 42,31 poin dan sebesar 40,64 poin. Adapun nilai
lainnya, seperti RHB Islamic Bank Berhard, Affin skor indeks maqâshid al-syarî`ah untuk bank
Islamic Bank Berhard, Asian Finance Bank Berhard, HSBC Amanah Malaysia Berhard, Bank Muamalat
Standard Chartered Saadiq Bank Berhard, Al Rajhi Malaysia, CIMB Islamic Bank Berhard, HSBC
Banking & Investment (Malaysia) Berhard memiliki Amanah Malaysia Berhard, OCBC Al-Amin bank
kinerja yang rendah jika dilihat dari segi tingkat Berhard, Bank Islam Malaysia Berhard, Standard
rasio ROA. Masing-masing bank syariah tersebut Chartered Saadiq Bank Berhard, AM Islamic Bank
memiliki tingkat ROA di bawah 60%. Temuan ini Berhard, dan Hong Leong Islamic Bank Berhard
secara keseluruhan menunjukkan bahwa tidak berada di nilai skor indeks antara 20-40 poin.
terdapat korelasi positif bahwa tingkat aset yang
besar akan mendorong tingkat profitabilitas Grafik 6: Indeks Maqâshid al-syarî`ah Bank Syariah
di Malaysia
(ROA) juga yang tinggi. Justru sebaliknya, bank
syariah yang asetnya relatif rendah justru memiliki
kinerja ROA yang lebih tinggi. Hal ini dapat dilihat
secara detail pada Grafik 5.

Grafik 5: ROA Bank Syariah di Malaysia

Sumber: Data diolah

Temuan penelitian yang yang hampir sama


dengan perbankan syariah yang berada di
Indonesia, bank syariah di Malaysia bahwa nilai
skor indeks bank CIMB Islamic Bank Berhard
Sumber: Data diolah
sebagai bank syariah terbesar di Malaysia dari
segi ukuran kepemilikan aset (lihat Grafik 4) hanya
Grafik 6 menyajikan nilai indeks dari kinerja
menempati peringkat terendah ke-6 dengan nilai
maqâshid al-syarî`ah masing-masing bank syariah
35,37 poin. Selanjutnya, bank Hong Leong Islamic
yang ada di Malaysia. Berdasarkan grafik tersebut
Bank Berhard menempati peringkat terendah
ditemukan bahwa bank Affin Islamic Bank Berhard
dalam kinerja maqâshid al-syarî`ah dengan nilai
memiliki nilai skor indeks terbesar dalam kinerja
indeks hanya 28,43 poin. Hasil ini menunjukkan
maqâshid al-syarî`ah dibandingkan dengan bank
bahwa bank Hong Leong Islamic Bank Berhard
syariah lainnya yang ada di Malaysia. Adapun
secara keseluruhan memiliki nilai kinerja yang
nilai indeks sebanyak 56,14 poin. Nilai skor ini
buruk dalam pencapaian ketiga dimensi dari
lebih tinggi 7 poin dari indeks Asian Finance
tujuan syariah.
Bank Berhard dengan skor indeks sebesar 49,03
poin. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
kedua bank tersebut, yaitu bank Affin Islamic Bank Singapura
Berhard dan Asian Finance Bank Berhard menjadi Pada penelitian ini hanya memasukkan dua
peringkat pertama dan kedua dalam pencapaian bank syariah yang telah beroperasi di Singapura.
kinerja bank syariah berdasarkan pendekatan Rata-rata aset perbankan syariah di Singapura
maqâshid al-syarî`ah . Jika dibandingkan dengan sekitar SGD 59 Triliun pada periode 2013-2015.
nilai indeks bank syariah lainnya, terdapat Jumlah aset untuk masing-masing bank syariah
selisih sebesar 7 poin dengan peringkat ketiga di Singapura memiliki perbedaan yang cukup

| 44
Herni Ali HT: Indeks Kinerja Perbankan Syariah di Asia Tenggara

signifikan. Berdasarkan Grafik 7 Bank Maybank Malaysia. Hal ini terlihat pada bank Maybank
Islamic Bank merupakan bank syariah terbesar Islamic Bank sebagai bank terbesar dilihat dari
di Singapura jika dilihat dari segi jumlah aset segi aset justru menempati peringkat terendah
yang dimilikinya, yaitu SGD 47.638 triliun. Selain dengan nilai 34,07 poin.
itu bank Noor Islamic Bank juga memiliki jumlah
aset yang cukup signifikan dengan jumlah asetnya Grafik 9: Indeks Maqâshid al-syarî`ah Bank Syariah
di Singapura
sebesar SGD 11.551 triliun.

Grafik 7: Aset Bank Syariah di Singapura


Sumber: Data diolah

Brunei Darussalam
Sumber: Data diolah Penelitian ini hanya menggunakan satu bank
syariah yang beroperasi di Brunei darussalam, yaitu
Sementara itu, dari segi tingkat profitabilitas Bank Islam Brunei Darussalam Berhard (BIBD). Nilai
sebagaimana di tampilkan pada Grafik 7, Bank aset bank syariah tersebut antara periode 2013-2015
Noor Islamic Bank memiliki kinerja rata-rata ROA adalah sebesar B$ 6.799. Sementara profitabilitas
tertinggi di antara Bank Syariah lainnya selama (ROA) pada tahun 2015 adalah sebesar 1,20%.
tahun 2013-2015. Rasio ROA Noor Islamic Bank
Selanjutnya, kinerja maqâshid al-syarî`ah
adalah 13,74%. Rasio ini menunjukkan bahwa Bank
Bank Islam Brunei Darussalam Berhard (BIBD)
Noor Islamic Bank mampu mengelola seluruh aset
berdasarkan konsep dan indikator yang dikembang­
yang dimiliki untuk menghasilkan pendapatan
kan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.
bersih. Sementara Maybank Islamic Bank hanya
meraih 2,34% rasio ROA. Bank Maybank Islamic Berdasarkan tabel 4.10, Bank Islam Brunei
Bank memiliki kinerja yang rendah jika dilihat Darussalam Berhard tercatat mencapai skor
dari segi tingkat rasio ROA. Temuan ini secara indeks pada dimensi ini dengan nilai masing-
keseluruhan menunjukkan bahwa tidak terdapat masing sebesar 46,81 poin. Skor indeks ini
korelasi positif bahwa tingkat aset yang besar menunjukkan bahwa bank tersebut memiliki rasio
akan mendorong tingkat profitabilitas (ROA) juga pada ROA dan investasi sektor riil terhadap total
yang tinggi. Justru sebaliknya, bank syariah yang investasi. Nilai indeksnya hanya sebesar 38,99
asetnya relatif rendah justru memiliki kinerja ROA poin. Dari nilai tersebut dikontribusikan utamanya
yang lebih tinggi. Hal ini dapat dilihat secara oleh dimensi kesejahteraan sebesar 46,81 dan
detail pada Grafik 4.8. selanjutnya pendidikan sebesar 35,82.

Grafik 8: ROA Bank Syariah di Singapura Tabel 3: Indeks Maqâshid al-syarî`ah Bank Islam Brunei
Darussalam Berhard Singapura
Pendidikan Mewujudkan Mendorong
Bank Individu Keadilan Kesejahteraan Indeks
No
Syariah (Ta’dîb (Iqamah (Jalb al- Maqashid
Sumber: Data diolah
al-Fard) al-`adl) Maslahah) Syariah

1/3 1/3 1/3


Selanjutnya, Grafik 9 menyajikan bahwa
1 Bank Islam 35,82 34,33 46,81 38,99
bank Maybank Islamic Bank memiliki nilai indeks Brunei
terbesar dalam kinerja maqâshid al-syarî`ah Darussalam
Berhard
dibandingkan dengan bank Noor Islamic Bank. (BIBD)

Adapun nilai indeks Bank Maybank Islamic Bank Sumber: Data diolah
sebanyak 51,88 poin. Nilai skor ini lebih tinggi 17
poin dari indeks Maybank Islamic Bank dengan Filipina
skor indeks sebesar 34,07 poin. Kinerja indeks Sebagai negara dengan penduduk mayoritas
tersebut menunjukkan hubungan terbalik dengan non muslim jumlah bank syariah yang beroperasi
jumlah aset yang dimiliki oleh bank syariah di di Filipina sangat minim. Hal ini dapat dipahami

45 |
MADANIA Vol. 22, No. 1, Juni 2018

karenan kurangnya permintaan pasar sehingga minim. Sebagaimana diketahui, jumlah penduduk
perbankan syariah tidak bisa berkembang dengan muslim menjadi pendorong utama terjadinya
pesat seperti di Malaysia dan Indonesia. Dengan peningkatan permintaan terhadap produk dan
rendahnya populasi muslim tentunya berdampak layanan perbankan syariah.
juga terhadap kinerja perbankan syariah di negara Akibatnya, kinerja perbankan syariah di
tersebut. Thailand juga tidak lebih baik dibandingkan
Penelitian ini hanya menggunakan bank dengan negara-negara berpenduduk mayoritas
Investasi Islam Al Amanah Filipina dikarenakan muslim seperti Indonesia dan Malaysia di Asia
bank tersebut merupakan satu-satunya bank Tenggara. Bank Islam Thailand (Islamic Bank of
syariah yang beroperasi di negara tersebut. Thailand) merupakan satu-satunya bank syariah
Adapun jumlah aset bank Investasi Islam Al yang beroperasi di Thailand. Jumlah aset bank
Amanah Filipina pada periode 2015 sebesar P syariahnya hanya sekitar Baht 105.975 triliun
720.178 triliun. Selain itu, bank syariah di Filipina dengan rasio Kinerja ROA sebesar -3,59%. Adapun
tersebut memiliki kinerja keuangan yang relatif kinerja indeks maqâshid al-syarî`ah dapat dilihat
buruk, yaitu dengan tingkat rasio minus sebesar pada Tabel 5. Nilai indeks maqâshid al-syarî`ah
45,27%. Ini menunjukkan bahwa pada periode hanya sebesar 33,26 poin yang kinerja masing-
tersebut, bank bank Investasi Islam Al Amanah masing dimensi dari indeks relatif sama sekitar
Filipina memiliki biaya yang dikeluarkan jauh lebih 30 poin.
besar dibandingkan dengan pendapatan yang
diterima. Tabel 5: Skor Indeks Maqâshid al-syarî`ah Bank Islamic
Bank of Thailand
Jumlah aset yang rendah dan diperburuk
Pendidikan Mewujudkan Mendorong
dengan kinerja profitabilitas yang minus tentunya No
Bank Individu Keadilan Kesejahteraan
Indeks
Maqashid
Syariah (Ta’dîb (Iqamah (Jalb al-
berdampak juga terhadap kinerja indeks maqâshid al-Fard) al-`adl) Maslahah)
Syariah

al-syarî`ah. Tabel 4 menyajikan hasil perhitungan 1/3 1/3 1/3


nilai indeks maqâshid al-syarî`ah dari bank syariah
1 Islamic 29,67 31,22 38,89 33,26
di Filipina. Tabel tersebut menunjukkan bahkan Bank of
Thailand
nilai keseluruhan indeksnya hanya sebesar 20,17
Sumber: Data diolah
poin. Bank syariah di Filipina tersebut lebih banyak
menonjol pada aspek kesejahteraan dibandingkan
dengan dua aspek dari maqâshid al-syarî`ah lainnya 2. Peringkat Kinerja Maqâshid al-syarî`ah
yang dikembangkan dalam penelitian ini. Perbankan Syariah di Asia Tenggara
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya
Tabel 4. Skor Indeks Maqâshid al-syarî`ah Bank Al- bahwa indeks maqâshid al-syarî`ah merupakan
Amanah Islamic Investment Bank of Philippines
nilai rata-rata hitung atau komposit indek dari
Pendidikan Mewujudkan Mendorong
Indeks tiga dimensi utama dari maqâshid al-syarî`ah
Bank Individu Keadilan Kesejahteraan
No Maqashid
Syariah (Ta’dîb (Iqamah al- (Jalb al-
Syariah
yang dikembangkan dalam penelitian ini, yaitu
al-Fard) `adl) Maslahah)
peningkatan pendidikan, penegakan keadilan
1/3 1/3 1/3
dan penciptaan kesejahteraan. Dengan demikian,
1 Bank
Investasi
20,01 0,00 40,50 20,17 skor indeks merepresentasikan kinerja dari bank-
Islam Al bank syariah yang diteliti dalam hal penguatan
Amanah
Filipinan ketiga dimensi maqâshid al-syarî`ah tersebut.
Sumber: Data diolah Bank syariah yang memiliki indeks tinggi berarti
berkinerja tertinggi dalam hal penguatan dimensi
Thailand maqâshid al-syarî`ah dan begitupula se­baliknya.
Kondisi perbankan syariah di Thailand tidak Nilai indeks antara 1-100.
jauh berbeda dengan kondisi perbankan syariah di Grafik 10 menyajikan skor indeks maqâshid
Filipina. Hal ini disebabkan kedua negara tersebut al-syarî`ah seluruh bank syariah yang diteliti di
memiliki jumlah penduduk Muslim yang sangat negara Asia Tenggara. Bank syariah yang memiliki

| 46
Herni Ali HT: Indeks Kinerja Perbankan Syariah di Asia Tenggara

nilai indeks tertinggi berarti memiliki kinerja substansi yaitu penguatan kualitas SDM dan
tertinggi dalam total pencapaian dimensi-dimensi kesejahteraan dan penciptaan keadilan ekonomi.
maqâshid al-syarî`ah
3. Uji Korelasi Indeks Maqâshid al-syarî`ah
Grafik 10: Peringkat Kinerja Maqâshid al-syarî`ah dengan Aset dan Tingkat Profitabilitas
Perbankan Syariah di Asia Tenggara
Uji korelasi dilakukan untuk melihat sejauh
mana hubungan antara indeks maqâshid al-syarî`ah
dengan jumlah aset dan tingkat profitabilitas
perbankan syariah. Hasil uji korelasi ditampilkan
pada Tabel 6. Tabel tersebut menunjukkan bahwa
tidak terdapat korelasi kuat antara jumlah aset
bank syariah dengan kinerja indeks maqâshid
al-syarî`ah. Ini menunjukkan bahwa jumlah aset
bank syariah tidak menjadi penentu kinerja indeks.
Bank syariah yang memiliki jumlah aset yang
besar tidak menjamin kinerja indeks maqâshid al-
syarî`ah yang tinggi. Sebaliknya, bank syariah yang
Sumber: data diolah
beraset kecil boleh jadi memiliki kinerja indeks
Berdasarkan Grafik 10 ditemukan bahwa maqâshid al-syarî`ah yang lebih tinggi. Hasil uji
perbankan syariah di Asia Tenggara yang me­ korelasi ini sejalan dengan temuan antara jumlah
miliki kinerja maqâshid al-syarî`ah yang paling aset dan kinerja indeks di masing-masing negara
tinggi adalah perbankan syariah yang berada (bank syariah) yang telah diuraikan sebelumnya.
di Indonesia. Bank BRI Syariah mencapai nilai Sebaliknya, terdapat korelasi tinggi, sekitar
skor tertinggi dalam pengukuran kinerja indeks 98% antara tingkat profitabilitas bank syariah
maqâshid al-syarî`ah dengan nilai indeks sebesar dengan kinerja indeks maqâshid al-syarî`ah-nya.
75,35 poin. Bank syariah lainnya yang memiliki Bank syariah yang profitabilitasnya tinggi juga
kinerja indeks maqâshid al-syarî`ah yang tinggi, akan memiliki tingkat kinerja indeks maqâshid
yaitu di atas 50 poin ditempati secara berturut- al-syarî`ah yang tinggi pula dan begitu pula
turut oleh bank Panin Syariah (62,53), Muamalat sebaliknya. Temuan ini yang dapat menjelaskan
Indonesia (61,36), BNI Syariah (58,99), Affin kenapa bank-bank syariah yang beraset terbesar
Islamic Bank Berhard (56,14), Noor Islamic Bank justru berkinerja indeks maqâshid al-syarî`ah yang
(51,88), dan Bukopin Syariah (51,11). Sementara rendah, hal ini sebagiannya disebabkan oleh
bank syariah lainnya di Asia Tenggara memiliki umumnya bank syariah tersebut memiliki tingkat
skor indeks di bawah 50 poin. Hasil indeks ini profitabilitas rendah pada periode penelitian.
menunjukkan bahwa mayoritas bank syariah
Tabel 6: Korelasi Indeks Maqâshid al-syarî`ah dengan
di Asia Tenggara memiliki kinerja indeks Tingkat Profitabilitas
maqâshid al-syarî`ah yang rendah. Dengan kata Indeks MS Aset ROA
lain bahwa keberadaan bank syariah dalam
Indeks MS 1,00 0,47 0,98
rangka untuk merealisasikan dari tujuan-tujuan
Aset 0,47 1,00 0,00
syariah dalam hal ini memperkuat pendidikan
ROA 0,98 0,00 1,00
individu, menegakkan keadilan dan menciptakan
Sumber: Data diolah
kesejahteraan masih jauh dari harapan. Seharus­
nya bank syariah yang memiliki visi untuk
Penutup
menjalankan ajaran-ajaran Islam dalam bidang
keuangan dan perbankan tidak seharusnya Penelitian ini menemukan bahwa dari 28
hanya menitikberatkan pada aspek kepatuhan bank syariah yang diteliti yang tersebar di enam
syariah dari produk dan operasionalnya semata negara Asia Tenggara (Indonesia, Malaysia,
tetapi semestinya memperhatikan aspek-aspek Brunei Darussalam, Thailand, Singapura dan

47 |
MADANIA Vol. 22, No. 1, Juni 2018

Filipina) menunjukkan bahwa hanya terdapat Irwani, Asyraf Wajdi Dusuki dan Abdullah
tujuh bank syariah yang memiliki skor indeks Nurdianawati, “Maslahah and Corporate
di atas 50 poin, sementara mayoritas sisanya di Social Responsibility,” The American Journal
bawah 50 poin. Nilai indeks ini menggambarkan of Islamic Social Science, Vol. 24, No. 1, 2005.
bahwa secara keseluruhan perbankan syariah di Laldin, Mohamad Akram dan Hafas Furqani,
Asia Tenggara belum menjadikan substansi visi “Developing Islamic Finance in the Framework
Islam yang direpresentasikan oleh tujuan-tujuan of Maqasid Al-Shari’ah,” International Journal
syariah yang ingin dicapai dalam bidang ekonomi of Islamic and Middle Eastern Finance and
sebagai tujuan utama, yaitu penguatan kualitas Management, Vol. 6 No. 4, 2013.
SDM melalui pendidikan dan kesejahteraan Mustafa, Omar dan A. Dzuljastri Razak, “The
dan penegakan keadilan ekonomi. Hal ini Performance Measures of Islamic Banking
juga menunjukkan bahwa perbankan syariah Based on the Maqashid Framework,” pada
umumnya masih dijalankan berdasarkan pada visi IIUM International Accounting Conference, 2008.
konvensional meskipun sudah beroperasi sesuai Obaidullah, Mohamad “Rating of Islamic Financial
dengan prinsip syariah atau sharia compliance. Institutions Some Methodological Suggestions,”
Selain itu, BRI syariah yang beroperasi di Working Paper, IRTI Jedah, 2005.
Indonesia berkinerja tertinggi dalam indeks Qardhawi, Yusuf, Fiqh Maqashid Syariah, Jakarta:
maqâshid al-syarî`ah yang juga selanjutnya diikuti Pustaka al-Kautsar, 2007.
oleh Panin Syariah dan Muamalat Indonesia. Rama, Ali dan Makhlani, “Pembangunan Ekonomi
Dengan demikian, perbankan syariah di Indonesia Dalam Tinjauan Maqashid Syariah,” Dialog,
leading dalam hal kinerja indeks maqâshid al- Vol. 1, No. 1, 2013.
syarî`ah di Asia Tenggara. Sebaliknya, negara- Rama, Ali dan Meliawati,“Analisis Determinan
negara yang berpenduduk muslim minoritas Pengungkapan Islamic Social Reporting: Studi
seperti Thailand dan Filipina serta Singapura relatif Kasus Bank Umum Syariah Di Indonesia,”
rendah dalam kinerja indeks maqâshid al-syarî`ah. EQUILIBRIUM: Jurnal Ekonomi Syariah, Vol.
2, No. 1, 2014.
Pustaka Acuan Rama, Ali, “Analisis Deskriptif Perkembangan
Ali, Herni HT dan Ali Rama,“Peringkat Kinerja Perbankan Syariah Di Asia Tenggara,” Journal
Lembaga Keuangan Syariah Berdasarkan of Tauhidinomics, Vol. 1 No. 1, 2015.
Maqashid Syariah,” Dialog, Vol. 39, No. 2, 2016. _____, “Analisis Kerangka Regulasi Model Shariah
Anto, Hendrie, “Introducing an Islamic Human Governance,” Journal of Islamic Economics
Development Index (I-HDI) to Measure Lariba, Vol. 1 No. 1, 2015.
Development in OIC Countries,” Islamic _____, “Analisis Sistem Tata Kelola Syariah Bagi
Economic Studies Vol. 19, No. 2, 2011. Perbankan Syariah Di Indonesia Dan Malaysia,”
Chapra, Umar, The Islamic Vision of Development Jurnal Bimas Islam, Vol. 8 No. 1, 2015.
in the Light of Maqasid Al-Shariah, IDB, 2008. _____, “Potensi Ekonomi Syariah Global,”
Dusuki, Asyraf Wajdi Dusuki dan Nurdianawati Republika, tanggal 24 November 2014.
Irwani Abdullah, “Why Do Malaysian Customers Shidiq, Ghofar, “Teori Maqashid Al-Syari’ah Dalam
Patronise Islamic Banks?,” International Journal Hukum Islam,” Sultan Agung, Vol. XIV, No. 1,
of Bank Marketing, Vol. 25 No. 3, 2007. 2009.
_____, “Maslahah and Corporate Social Zaharah, Abu, Ushulul Fiqh, Mesir: Dar el-Fikri al
Responsibility,” The American Journal of Arabi, 1958.
Islamic Social Science, Vol. 24, No. 1, 2005. Zuhaili, Wahbah al-, Ushul Al-Fiqh Al-Islami, Beirut:
IFSB, Islamic Financial Service Industry Stability Dar al-Fikr, 1986.
Report 2015

| 48

Anda mungkin juga menyukai