Anda di halaman 1dari 24
Anda pasti pernah membaca surat kabar. Dalam surat kabar, ada berbagai tulisan, Tulisan-tulisan tersebut ada yang ditulis oleh redaksi dan ada yang ditulis oleh penulis luar atau masyarakat umum. Tulisan 1. Peserta didik mampu identifikasi informasi beruy i. yang ditulis oleh redaksi di antaranya berita, artikel, dan editorial atau pendapat, alternatif solusi, dan tajuk rencana. Sementara itu, tulisan yang ditulis oleh penulis luar redaksi peneaen, terbaceel sae atau masyarakat umum di antaranya opini dan surat pembaca. Cok perry | Salah satu tulisan yang menarik dalam surat kabar adalah tajuk materi dan-membaca teks rencana atau editorial. Tajuk rencana atau editorial menarik untuk editorial oe dibaca karena berisi pemikiran redaksi surat kabar terhadap suatu 2. Peserta didik mampu me- permasalahan yang sedang hangat terjadi atau dibicarakan, Tajuk rencana mengungkapkan visi dan pandangan redaksi atas topik yang dibahas. nyeleksi ragam informasi se- agai bahan teks editorial, Tulisan dalam tajuk rencana harus berimbang, misalnya menawarkan bbaik secara lisan maupun tulis solusi atas permasalahan yang sedang hangat terjadi dalam masyarakat. dengan tepat setelah_mem- pelajari materi dan membaca teks editorial. 3. Peserta didik mampu._meng- analisis struktur dan kebahasa- an teks editorial dengan tepat setelah_ mempelajari materi ddan membaca teks editorial 4. Peserta didik mampu me- rancang teks editorial dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan, baik secara lisan maupun tulis dengan tepat setelah_ mempelajari materi dan membaca teks editorial Gambar 3.1 Kebiasaan membaca koran Fotograter: Muhammad Sk Riza) n° | Dipindai dengan CamScanner bd. Kritis Editor harus krtis terhadap tindakan, keputusan, atau situasl yang lerjaur, ovans wa, ounur | harus memberi solusi terhadap masalah yang diidentifikasi. Tujuannya agar pembaca melihat permasalahannya, bukan semata-mata ‘solusi.. c. Persuas! } Teks editorial ditujukan untuk melihat solusi, bukan masalah. Dari paragraf pertama, | pembaca akan mendukung tindakan positit, Pengesahan politis merupakan contoh baik = dari persuasi editorial. | 4. Pujlan ‘Teks editorial harus berisi pujian orang atau organisasi untuk sesuatu yang baik. 2. Kaidah Kebahasaan dalam Teks Editorial Teks editorial termasuk ke dalam produk jurnalistik. Produk jurnalistik adalah sesuatu yang menyangkut kewartawanan dan persuratkabaran. Oleh karena itu, kaidah kebahasaan teks editorial tergolong ke dalam kaidah kebahasaan yang berciri bahasa jurnalistik. Ciri-ciri bahasa jurnalistik teks editorial yaitu menggunakan kalimat retoris, kata-kata populer, kata ganti petunjuk, dan | konjungsi kausalitas, | a. Menggunakan kalimat retoris Kalimat retoris adalah kalimat pertanyaan yang tidak ditujukan untuk mendapatkan jawaban, Pertanyaan-pertanyaan tersebut dimaksudkan agar pembaca merenungkan masalah yang dipertanyakan tersebut sehingga tergugah untuk berbuat sesuatu atau mengubah pandangannya. Contoh: Betulkah impor beras mendesak direalisasi? b. Menggunakan kata-kata populer Penggunaan kata-kata populer bertujuan untuk memudahkan pembaca memahami isi teks editorial. Tujuan pemakaian kata-kata populer adalah agar pembaca merasa relaks meskipun membaca masalah yang serius dipenuhi dengan tanggapan kritis. Contoh: Sejumlah pemerintah daerah dengan keras menolak beras impor dengan alasan pasokan beras lokal tetap aman. cc. Menggunakan kata ganti penunjuk Ciri kebahasaan teks editorial lainnya adalah adanya kata penunjuk yang merujuk pada waktu, tempat, peristiwa, atau masalah lain yang menjadi fokus ulasan. Contoh: Berdasarkan hitungan pihak perusahaan pelat merah tersebut andaikan dalam waktu dekat jumlah mobil listrik di Indonesia mencapai 1 juta unit, diprediksi permintaan energi listrik bakal meningkat sebesar 2,5 GW hingga 3 GW. d, Menggunakan konjungsi kausalitas Ciri kebahasaan teks editorial yang lain adalah penggunaan konjungsi yang menyatakan kausalitas, seperti sebab, karena, oleh sebab itu, dan oleh karena itu. Pemakaian konjungsi kausalitas ini terkait dengan penggunaan sejumlah argumen yang dikemukakan redaktur berkenaan dengan masalah yang dikupasnya. S| , @ Dipindai dengan CamScanner d. Memberikan solusi yang realistis terhadap masalah di luar pengetahuan umum. e. Menulis kurang lebih 500 kata dengan menggunakan kata kerja dan tidak menggunakan kata ganti "saya”. 2. Penyuntingan Teks Editorial Saat menyusun teks editorial, Anda harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. Untuk mengetahui teks editorial yang Anda tulis sudah baik dan benar, Anda perlu melakukan penyuntingan. Penyuntingan terhadap teks editorial dilakukan setelah teks editorial selesai ditulis. Unsur-unsur penting yang perlu diperhatikan pada saat melakukan kegiatan penyuntingan teks editorial sebagai berikut. a. b. Ketepatan penulisan huruf, kata, lambang bilangan, serta ketepatan tanda baca. Ketepatan penggunaan kata-kata untuk mengungkapkan suatu maksud sesuai dengan situasi dan kondisi. Keefektifan kalimat untuk mewakili gagasan atau perasaan penulis yang ingin disampaikan kepada pembaca. Struktur kalimat setidaknya harus mengandung unsur S-P. Akan tetapi, dalam unsur tertentu dapat digunakan kalimat tidak lengkap. Keterpaduan paragraf yang terdiri atas gagasan yang utuh dan paparan paragraf yang lengkap. @ Dipindai dengan CamScanner S&S Pendalaman Mate! ). Menyusun Teks Editorial 1. Perancangan Teks Editorial Teks editorial ditulis oleh redaksi surat kabar. Oleh karena itu, teks editorial merupakan produk jurnalistik. Seperti halnya produk jurnalistik, teks editorial ditulis seperti artikel. Di dalam teks editorial, unsur analisis harus menonjol. Penulis harus mengutamakan menulis masalah atau topik yang sedang hangat terjadi atau diperbincangkan. Teks editorial atau tajuk rencana tersebut diharapkan dapat dijadikan acuan pemecahan masalah oleh pihak-pihak yang terlibat dalam permasalahan yang disorot. Berikut langkah-langkah menyusun teks editorial. a. Mengambil topik atau masalah penting yang memiliki sudut pandang berita terkini dan menarik perhatian pembaca. Mengumpulkan informasi dan fakta, meliputi laporan objektif, dan melakukan riset. c. Menganalisis masalah yang telah diangkat. Aktualisasi Redaksi dalam Teks E ea @ Dipindai dengan CamScanner C. Menentukan Struktur dan Kebahasaan Teks Editorial 1. Struktur Teks Editorial Struktur merupakan gambaran cara teks dibangun. Struktur teks editorial terdiri atas masalah atau pernyataan pendapat, argumentasi mendukung atau menolak, dan penegasan ulang. Skema struktur teks editorial sebagai berikut. Masalah/ Peryataan Pendapat Penegasan Ulang Untuk memperdalam pemahaman Anda tentang struktur teks editorial, pindailah QR Code di samping. = = @ Dipindai dengan CamScanner Pend: Materi ‘Sebagai salah satu sumber informasi, surat kabar ditulis oleh orang yang tanggap dan peka terhadap cristiwa yang terjadi dalam masyarakat. Penulis atau penyusun surat kabar tersebuttergabung dalam sebuah edaksi. Redaksi inilah yang juga menyusun teks editorial atau tajuk rencana. .. Menentukan Informasi dalam Teks Editorial Seluk-beluk Teks Editorial ‘Sebelum mempelajariisi atau informasi dalam teks editorial, Anda dapat mempelajari pengertian, ciri-ciri, sifat, dan jenis-jenis teks editorial terlebih dahulu. Anda dapat Dalam materi sebelumnya, dijelaskan tengah terjadi dalam masyarakat Unsur yang gyat kabar atau koran. Penyesuaiantersebut memindai QR Code di samping untuk memahami materi tersebut. Informasi dalam Teks Editorial bahwa teks editorial berisi tanggapan atau KX pendapat redaksi terhadap isu aktual yang Fer as cactlnaca rae a membedakan teks editorial dengan teks-teks | menghansskanpemenggbanftaata dalam ks odhoralal lain dalam surat kabar adalah sikap atau Berkut beberapa contoh pemenggalan kata dalam teks | pendapat redaksi terhadap suatu peristiwa ori. atau masalah. Untuk menguatkan pendapat [AMALIA (A tersebut, redaksi harus menyertakan fakta pan-dai pan-da-i ie atau data untuk menguatkan argumennya. aula aula I | Redaksi juga dapat menuliskan solusi —gaydara sauder 7 alternatif dari permasalahan yang dibahas —yygi Tae | dalam teks editorial. Artinya, teks editorial ‘akoet : berisi fakta, opini, solusialternatif atau saran, 7 paki paket dan simpulan. a. Fakta dalam Teks Editorial Fakta adalah perihal, keadaan, atau peristiwa yang merupakan kenyataan dan sesuatu yang benar-benar terjadi, Fakta merupakan cerminan tentang keadaan atau peristiwa. Oleh karena itu, fakta tidak dapat dibantah. Fakta dapat dilihat, didengar, atau diketahui oleh banyak pihak. Namun, fakta bisa saja berubah jika ditemukan fakta baru yang lebih jelas dan akurat. Fakta yang disajikan dalam teks editorial berupa peristiwa dan data terkait dengan peristiwa yang dibahas. b. Opini dalam Teks Editorial Opini adalah pernyataan yang subjektif yang berasal dari sikap seseorang atau interpretasi fakta yang didapatkan. Opini, pendapat, atau tanggapan redaksi digunakan untukmenguatkan pandangan atau sikapnya terhadap suatu peristiwa dan masalah yang dibahas. Pendapat atau opini redaksi dalam teks editorial dapat berupa penilaian, kritik, prediksi (dugaan berdasarkan fakta empiris), harapan, dan saran penyelesaian masalah, ¢, Saran atau Alternatif Solusi Alternatif solusi merupakan pernyataan berisi solusi atau pemecahan masalah yang ditawarkan oleh redaksi terhadap permasalahan yang dibahas dalam teks editorial. Alternatif solusi yang ditawarkan redaksi harus bersifat netral, tidak memihak, dan mempertimbangkan kepentingan masyarakat luas. Alternatif solusi terdiri atas beberapa rumusan yang dapat dijadikan solusi permasalahan yang sedang dihadapi. d. Simpulan Simpulan teks editorial merupakan rangkuman tethadap ide-ide yang terdapat dalam teks editorial. Simpulan teks editorial memuatisu aktual, fakta, pendapat, argumen, dan saran redaksi. ‘Simpulan teks editorial disampaikan dengan kalimat efektif. Untuk menambah pengetahuan Anda tentang teks editorial, pindailah QR Code di samping. aes: a Banasa indonesia Kelas Xi @ Dipindai dengan CamScanner er Bruises Peserta didik mampu menafsir~ ‘an pandangan hidup pengarang dalam kehidupan novel dengan cepat setelah membaca novel. Peserta didik-mampu__meng- interpretasi pandanganhidup pengarang dalam kehidupan novel dengan tepat setelah membaca novel. Peserta didik mampu menentu- kan isi dan aspek kebahasaan novel dengan tepat setelah mem- aca novel. _ Peserta didik mampu merancang novel atau novelet dengan kreatif setelah melakukan analisis ter- hadap kondisilingkungan sekitar- nya. Sebagai karangan fiksi, novel tidak lepas dari imajinasi pengarang. Seringkali, pengarang memasukkan pengalaman, pengetahuan, hingga pandangan hidupnya dalam sebuah novel. Jadi, novel tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan pengarangnya. Ahmad Tohari merupakan salah satu pengarang novel terkenal Indonesia. Dalam setiap novelnya, dia selalu memasukkan unsur perdesaan. Bukan tanpa alasan. Kehidupan Ahmad Tohari yang syarat dengan nuansa perdesaan membuat novel-novelnya berisi berbagai seluk-beluk kehidupan masyarakat desa, Walaupun demikian, novel karya Ahmad Tohari sangat menarik untuk dibaca. Siapakah pengarang novel favorit Anda? Mengapa Anda menyukainya? Kemudian, apakah pengarang tersebut memasukkan berbagai macam dunianya dalam sebuah novel? Ungkapkan pendapat Anda secara bergantian! Gambar 4.1 Ahmad Tohari, pengarang novel terkenal Indonesia ‘Sumber: web archive org/wety20180708072532Mtp//himaciksiunsoed. logspot.com/2017/1 /biograli-ahmad-tonari.him/, diunduh ‘SMavot 2021, ee pata lla eee a i ie a Dipindai dengan CamScanner ‘Sumber: Fiersa Besari, Arah Langkah, Jakarta, Mediakita, 2018 Jelaskan majas yang digunakan dalam kutipan novel tersebut! endalaman Materi D. Merancang Novel atau Novelet Anda dapat menyusun novel pribadi. Anda dapat membuat novel mengenai kehidupan masyarakat sekitar dan budaya yang berkembang dalam masyarakat tersebut. Anda juga dapat menuliskan pengalaman pribadi menjadi sebuah novel. Selain novel, Anda dapat menyusun novelet. Pada umumnya novel sama dengan novelet. Hanya saja panjang novelet tidak sepanjang novel. Adapun langkah-langkah dalam membuat novel atau novelet sebagai berikut. Menentukan tema yang menarik. Mengumpulkan ide-ide berkaitan dengan tema yang dipilih. Menyusun kerangka novel atau novelet. Menentukan tokoh, latar, dan alur penceritaan. Mengembangkan kerangka dengan teknik penceritaan yang menarik. Memperhatikan keterkaitan isi dan kebahasaan dalam penyusunan cerita. Memberi judul yang menarik. NOMA wWNE gas 1 Mari melanjutkan proyek literasi! Anda sudah menganalisis latar belakang pengarang, pandangan pengarang dalam novel, unsur-unsur mam han men Aan bahahacaan cahuah navel Colarana caiilan cama data vane Anda naraloh dalam cahnah @ Dipindai dengan CamScanner >. Berlian tanggapall tertiauap pesail yang uisaipainau pe--p—-~ o - [rcnaatsman Mate: C. Menganalisis Isi dan Kebahasaan Novel Novel mempunyai unsur pembangun. Unsur cela snc eS Pojok Literasi 4 pembangun novel ada dua, yakni unsur intrinsik iG dan ekstrinsik. Unsur intrinsik membangun |_ Va kerangka novel dalam pengembangan ceritanya, Anda dapat mempelajari materi unsur pembangun novel meliputi tema, alur, latar, penokohan, sudut dengan membaca buku. Salah satu buku yang dapat dibaca adalah Teori Pengkajian Fiksi karya Burhan Nurgiyantoro. pandang, dan amanat. Sementara itu, unsur 7 kstrinsik faddshoeeliel die 7 Rangkumlah materi unsur pembangun novel dalam buku ekstrinsik menjadi pelengkap cerita yang _tersebut. Kemudian, pelajarilah sebagai bekal sebelum berkaitan dengan pengarang dan dunianya, menyusun novel pada akhir bab ini. meliputi latar belakang pengarang, latar belakang masyarakat, dan nilai-nilai yang terkandung dalam novel. Novel juga disusun dengan ciri kebahasaan yang khas. Pengarang sering menggunakan majas atau gaya bahasa dalam novel yang dibuatnya. Gaya bahasa yang sering digunakan dalam novel, antara lain gaya bahasa perbandingan, perulangan, pertautan, pertentangan, dan penegasan. Anda dapat mencari informasi mengenai unsur pembangun dan aspek kebahasaan novel dari berbagai sumber. Agar Anda lebih paham unsur pembangun dan kebahasaan novel, pindailah QR Code di samping. @ Dipindai dengan CamScanner KRasal wyan suual sampar punvannya var 4, Tentukan pandangan hidup pengarang yang digambarkan melalui tokoh Paijo masih relevan dengan kehidupan masa kini! 5. Apa pandangan hidup penulis yang dituangkan melalui tokoh Pak Mantri? Jelaskan! 2. eo OR rendataman Materi B. Menyajikan Interpretasi Pandangan Pengarang terhadap Kehidupan Novel Anda telah menafsirkan pandangan pengarang terhadap kehidupan novel. Anda dapat menginterpretasi pandangan pengarang tersebut. Interpretasi merupakan hasil dari penafsiran, kesan, atau pendapat tentang sesuatu. Jadi, Anda dapat menanggapi pandangan hidup pengarang yang dituangkan dalam karyanya. Adapun langkah menyajikan interpretasi pandangan pengarang terhadap kehidupan novel sebagai berikut. Menyimpulkan pandangan pengarang terhadap kehidupan novel yang dibuatnya. 1. 2. Memberikan kesan, tanggapan, atau penafsiran terhadap pandangan pengarang. 3. Menyajikan hasil interpretasi baik secara lisan maupun tulis dengan menarik. GE Bahasa Indonesia Kelas Xi @ Dipindai dengan CamScanner Novel merupakan salah satu jenis karya sastra yang menarik dibaca. Novel dibuat berdasarkan kisah nyata ataupun imajinasi pengarang. Dengan demikian, isi sebuah novel tidak dapat dilepaskan dari latar belakang pengarang. Pada bab ini, Anda akan belajar menafsirkan pandangan pengarang dalam novel yang dibuatnya, Selain itu, Anda akan menganalisis isi dan kebahasaan novel. Tujuan akhir pembelajaran ini, Anda dapat merancang novel ataupun novelet dengan memperhatikan isi dan kebahasaan yang tepat. A. Menafsirkan Pandangan Pengarang terhadap Kehidupan dalam Novel Novel termasuk fiksi populer. Novel mempunyai arti karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Novel juga dapat diartikan sebagai cerminan kehidupan yang diungkapkan dalam karya sastra. Agar Anda lebih paham mengenai seluk- beluk novel, pindailah QR Code di samping. wes Isi novel berkaitan erat dengan latar belakang pengarangnya. Pengarang sering memasukkan pandangan dalam novel yang dibuatnya. Pandangan hidup pengarang berkaitan erat dengan latar belakang, Pendidikan, kegemaran, tradisi, dan wawasan seninya. Anda dapat menafsirkan pandangan pengarang terhadap novel yang ditulisnya. Menafsirkan pandangan penulis, berarti Anda harus mencari tahu latar belakang pengarang. Setelah itu, Anda dapat mengaitkan latar belakang pengarang dengan isi novel yang dibuatnya. Adapun langkah-langkah menafsirkan pandangan pengarang terhadap novel yang ditulisnya sebagai berikut. Membaca keseluruhan isi novel. Memahanii isi novel secara mendalam. Mengetahui biografi atau kehidupan pengarang. 4. Mengaitkan kehidupan pengarang dengan kehidupan dalam novel. yee Tohari dilahirkan ai Sy 13 Juni 1948. Dia tidak pernah melepaskan dini dari pengalaman hidup kedesaannya yang mewarnai seliap karya sastra yang dibuatnya. Banyak karya sudan dihasilkan Sumber: nttps://bit WBc6ImWh, o- undun § Maret 2021 @ Dipindai dengan CamScanner = Pendalaman Materi Seluk-Beluk Teks Editorial Pengenalan teks editorial meliputi pengertian, ciri-ciri, sifat-sifat, dan jenis-jenis teks editorial. Penjabarannya sebagai berikut. Pengertian Teks Editorial Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, teks editorial atau tajuk rencana berarti artikel dalam surat kabar atau majalah yang mengungkapkan pendirian editor atau pemimpin surat abar (majalah) tersebut mengenai beberapa pokok masalah. Dengan kata lain, editorial atau tajuk rencana adalah opini berisi pendapat dan sikap resmi suatu media sebagai institusi penerbitan terhadap persoalan aktual, fenomenal, atau kontroversial yang berkembang dalam masyarakat. Opini yang ditulis pihak redaksi diasumsikan mewakili redaksi sekaligus mencerminkan pendapat dan sikap media yang bersangkutan, Penulisan editorial atau tajuk rencana dimaksudkan untuk membujuk opini publik, mempromosikan pemikiran kritis, dan kadang-kadang menyebabkan orang-orang bertindak atas suatu isu. Pada intinya, editorial merupakan berita yang bersifat mengikuti atau menjabarkan suatu proses ajaran tanpa kritik sama sekali atau dogmatis. Ciri-Ciri Teks Editorial Teks editorial atau tajuk rencana mempunyai ciri-ciri berikut. 1) Berisi opini redaksi yang sedang hangat diperbincangkan. 2) Berisi ulasan suatu masalah yang dimuat. 3) Biasanya berskala nasional. 4) Menggunakan kalimat yang singkat, padat, dan jelas. 5) Pendapatnya bersifat argumentatif. 6) Sistematis dan logis. 7)_Ditulis dengan perspektif tertentu untuk mengungkapkan kebenaran pendapat. 8) Dimulai dengan pemaparan fakta umum terlebih dahulu, lalu pemaparan pendapat. ‘Teks editorial juga mencerminkan golongan pers media tersebut berasal. Berdasarkan golongan pers, teks editorial terbagi menjadi tajuk rencana pers papan atas dan tajuk rencana pers papan menengah-bawah. Teks editorial atau tajuk rencana pers papan atas memiliki ci yaitu hati- hati, normatif, cenderung konservatif, menghindari pendekatan kritis yang tajam, dan pertimbangan aspek politis lebih besar daripada aspek sosiologis. Teks editorial atau tajuk rencana pers papan menengah ke bawah (middle-low media) memiliki ciri-ciri yaitu lebih berani, atraktif, progresif, memilih pendekatan kritis bersifat tajam dan “tembak langsung’, serta lebih memilih pendekatan sosiologis daripada pendekatan politis. Sifat-Sifat Teks Editorial Sifat-sifat teks editorial atau tajuk rencana sebagai berikut. 1) Krusial dan ditulis secara berkala, tergantung dari jenis terbitan media, misalnya media massa harian, mingguan, dwimingguan, atau bulanan. 2) Isinya menyikapi situasi yang berkembang dalam masyarakat luas baik aspek sosial, politik, ekonomi, kebudayaan, hukum, pemerintahan, maupun olahraga. Bahkan, dunia hiburan pun bisa tetap disikapi, tergantung jenis liputan medianya. 3) Memiliki karakter atau konsistensi teratur kepada para pembaca terkait sikap media massa yang menulis tajuk rencana. 4) Terkait dengan kebijakan media bersangkutan. Setiap media mempunyai perbedaan iklim tumbuh dan berkembang dalam kepentingan beragam, yang menaungi media tersebut. @ Dipindai dengan CamScanner d. Jenis-Jenis Teks Editorial ‘Ada tiga jenis teks editorial berdasarkan isinya, yaitu Interpretative Editorial, Controversial Editorial, dan Explanatory Editorial. 1) _ Interpretative Editorial Teks editorial interpretative editorial adalah teks editorial yang ditulis dengan misi utama untuk menjelaskan isu-isu yang dipertaruhkan oleh fakta dan figur untuk memberikan penerangan dan pengetahuan. Editorial interpretatif bisa bersifat positif, negatif, atau netral dalam pendekatan tergantung pada keadaan dan perlakuan penulis editorial terhadap suatu isu. 2) Controversial Editorial Controversial Editorial adalah jenis editorial yang dikemas dengan misi tertentu atau mandat untuk menyebarkan sudut pandang tertentu. Editorial yang bersifat kontroversial digunakan untuk meyakinkan pembaca pada keinginan atau keniscayaan isu tertentu. Sementara itu, sudut pandang yang berlawanan akan digambarkan secara buruk. 3) Explanatory Editorial Explanatory Editorial adalah jenis editorial yang hanya menyajikan masalah untuk dinilai oleh pembaca. Jenis editorial ini hanya membuka dan memprovokasi pikiran pembaca mengenai masalah kepentingan sosial politik dan ekonomi untuk menarik perhatian pembaca dan memungkinkan mereka untuk menilai. Explanatory Editorial mengidentifikasi masalah, menjelaskannya, dan memungkinkan pembaca untuk mencari solusi terhadap masalah tersebut. @ Dipindai dengan CamScanner aw Pendalaman Materi Struktur Teks Editorial Struktur teks editorial sebagai berikut. a, Masalah/Pernyataan Pendapat Bagian ini berada diawal teks editorial. Bagian ini berisi sudut pandang penulis terhadap permasalahan yang diangkat. Bagian masalah berupa pernyataan atau teori yang akan diperkuat dengan argumen. b. Argumentasi ‘Argumentasi merupakan bentuk alasan atau bukti yang digunakan untuk memperkuat pernyataan dalam tesis. Argumentasi juga dapat digunakan untuk menolak suatu pendapat. Argumentasi dapat berupa penyataan umum (generalisasi) atau dapat juga berupa data hasil penelitian, pernyataan para abl, atau fakta yang didasari referensi yang dapat dipercaya. Pada bagian ini juga tampak keberpihakan penulis terhadap pihak-pihak yang terdapat dalam teks editorial. ¢. Penegasan Ulang Bagian ini berisi penguatan kembali pendapat atau argumen yang ditunjang oleh fakta dalam bagian argumentasi. Pada bagian ini penulis mengungkapkan opini atau pendapatnya terhadap permasalahan yang terdapat dalam teks editorial. Terkadang bagian ini juga berisi solusi yang ditawarkan penulis terhadap permasalahan dalam teks editorial. @ Dipindai dengan CamScanner = Pendalaman Materi Seluk-beluk Novel Novel merupakan salah satu bentuk fiksi populer. Novel menyajikan cerita rekaan, seperti cerpen, tetapi cerita disajikan lebih panjang. Oleh sebab itu, novel dapat menyajikan cerita dengan lebih bebas. Novel menyajikan berbagai macam permasalahan secara lebih terperinc, detail, dan kompleks daripada cerpen. Novel berasal dari bahasa Inggris, novel, Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, novel mempunyat arti ‘karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku, Novel juga dapat diartikan sebagai cerminan kehidupan yang diungkapkan dalam karya sastra. Cerita dalam novel terinspirasi dari berbagai macam problematik yang terjadi dalam masyarakat. Dalam penyajiannya, permasalahan-permasalahan tersebut dituliskan dalam sebuah cerita. Tujuannya sederhana, ada kalanya sebagai kritik, menyampaikan keadaan masyarakat, ataupun hanya hiburan semata, Agar Anda lebih mengenal novel di Indonesia, perhatikan kutipan novel Salah Asuhan karya Abdoel Moeis berikut. Salah Asuhan arya: Abdoo! Mocis, Dari kecil Hanafi sudah disekolahkan di Betawi, yaity tidak dinantikan tamatnya ber- sekolah Belanda di Solok, melainkan dipindahkan ke ibu kota itu, karena kata ibunya ia tidak hendak kepalang menyekolahkan anak tunggal yang sudah kehilangan ayah ity. Sebab ibunya ada dalam berkecukupan, dapatlah ia menumpangkan Hanafi i orang Belanda yang patut-patut. Maksud ‘orang tua tu ialah supaya anaknya menjadi pandai, ‘melebihi kaum keluarganya dari kampung. ‘Tamat sekolah rendah, berpindahiah ia ke HBS, yang dijalaninya sampai tiga tahun. Sebab ibunya sudah tua, dan lama pula merindukan anaknya, maka sekolah Hanafi diputuskan saja di situ, dan dengan pertolongan sahabat-sahabat ayahnya, karena sangat pula ibunya meminta, dapattah ia menjadi klerk di Asisten Residen Solok. Tidakpun lama antaranya sampailah ia diangkat ‘menjadi Komis. Sungguhpun ibunya orang kampung, dan selamanya tinggal diam di kampung sala, tapi sebab kasih kepada anak, ditinggalkannyalah rumah gedang di Koto Anau, dan tinggallah ia bersama-sama Hanafi di Kota Solok. ‘Maka tiadalah ia segan-segan mengeluarkan tang buat mengisi rumah sewaan di Solok itu ‘secara yang dikehendaki anaknya. Hanafi berkata, ‘bahwa ia dari kecilnya hidup di dalam rumah orang Belanda saja; jadi, tidak senanglah hatinya, jika aturan mengisi rumahnya tidak mengarah-arah itu pula, Tapi sepanjang hari orang tua itu termangu- ‘mangu saja, karena dari beranda muka sampai ke dapur dan kamar mandi diperbuat secara aturan rumah orang Belanda. Perempuan Bumiputra memang lebih senang duduk bersimpuh daripada duduk di atas kursi. la gemar sekali berkunjung- kunjungan dengan orang lain. Tempat sirh, tempat ludahnya, dan dapur, itulah barang-barang yang sangat digemarinya melihat setiap hari: itulah dunianya. Tapi Hanafi sekali-sekali tidak mengindahkan kesenangan ibunya itu. Setiap sudut di bagian rumah sudah dipenuhi dengan meja-meja keci mpat pot bunga dan lain-lain, sedang yang jadakan ibunya buat kesenangan orang tua itu selalu dibantahinya. "Ibu orang kampung dan perasaan ibu Kampung semua,” demikian ia berkata, kalau ibunya mengembangkan permadani di beranda belakang, buat menanti tamu yang sesama tuanya. "Dirumah gadang, ai Koto Anau, tentu boleh duduk ‘menabur lantai sepenuh rumah, tapi di sini kita dalam kota, tamuku orang Belanda saja.” "Penat pinggangku duduk di kursi dan berasa pirai kakiku duduk berjuntal, Hanafi,” sahut ibunya. "Kesenangan ibu hanyalah duduk di bawah, sebab semenjak ingatku duduk di bawah saja.” "itu salahnya, ibu, bangsa kita dari kampung; tidak suka menurutkan putaran Jaman. Lebih suka duduk rungkuh dan duduk mengukul saja sepanjang hari. Tidak ubah dengan kerbau bangsa ‘kta, Bu! Dan segala sirih menyini itu... brrr” ‘ikutip dat Axel Noes, Sat Asutan Jakarta, Sala Pua, 1987 @ Dipindai dengan CamScanner Salah Asuhan merupakan salah satu novel klasik Indonesia. Novel tersebut mengisahkan pertentangan dat, antara tradisi dengan modern, antara kearifan lokal dengan kemajuan zaman, antara budaya barat dan timur. Keadaan tersebut merefleksikan kondisi bangsa Indonesia pada masa lampau. Zaman makin berkembang, Kemajuan zaman tidak dapat terbendung lagl. Begitu pula dengan novel. Novel mengikuti dinamika kehidupan yang melesat maju.Isi novel pun berkembang. Coba perhatikan kutipam novel berjudul Anomali Haté karya Lubis Grafura berikut. ‘Anomall Hatl Karya: Libis Gratura Kenangan ini telah terekam dan kelak akan diputarnya lagi dan lagi. “Alendra?” Alendra menatap ke arah dua orang Perempuan yang sedang berdiri mematung tak jauh darinya. Sheli dan Helvida. "Oh, silakan duduk,” katanya agak gagap karena anomali waktu telah mengacaukan ‘Alendra menutup teleponnya, la sudah yakin bahwa hal lain ini akan terjadi. Sheli di dimensi waktu yang lain juga sedang melakukan hal yang sama, barangkali. Inilah yang dilakukannya. la akan menunggu. Menunggu dan terus ‘menunggu. Bahkan, ia akan menunggu sampai suara azan magrib’terdengar dan akhimya ia harus mengatakan ke diri sendiri bahwa Sheli berbohong. ‘Alendra mencoba mengingat-ingat lagi hal torindah yang pernah dilakukannya dengan Shell Mereka saling berkirim pesan sambil menonton film. Kemudian mengajak Sheli ke kale dan minum bersama. Lalu datang ke taman ini. Ya, taman ini memilki banyak kenangan yang begitu indah bagi Alendra. Bangku, rumput, dedaunan menjadi saksi bahwa semuanya ‘pernah terjadi. Anomali waktu adalah nyata dan hanya Alendra yang ‘menjalaninya meski secara empiris ia tidak bisa ‘menemukan makna anomali waktu secarailmiah. Biarlah ilmu pengetahuan tidak mencatatnya, Biarlah waktu melupakan semuanya. Yang jelas, ‘ada sesuatu yang paling indah di dalam hidupnya yang pernah ia jalani bersama Sheli, Alendra dan Sheli seperti dua bintang yang terpisah jauh di galaksi lain, Jaraknya membentang sejauh jutaan tahun cahaya. Tapi cahayanya telah sampai di sini, Menyinari sudut hatinya yang paling gelap. "Kau tampak. . ." Helvida sedang memikir- kan kata-kata yang tepat, "Melamun?” “Oh tidak, aku sedang memikirkan sesuatu.” "Yang kau pikrkan sekarang ada di sini jar Helvida lalu menjawil Shel, Sementara Sheli tetap berwajah dit ‘Alendra ragu dengan pikiran "semua akan baik- jin, Beku. itu membuat ‘nya. Ternyata Sheli benar, semua sai ‘akan menghilang. Dan yang tersisa adalah Sholi yang tidak ia kenal. "Ini Shel "Dan ini Alends ‘heli dan Alendra berkenalan dengan ‘canggung. Seolah pertemuan i yang tepat, tapi mereka terpaksa bertemu pada satu kesempatan yang telah digariskan. Mereka bersalaman dan saling menyebutkan nama layaknya yang orang-orang lakukan saat pertama kali bertemu. Dikutip dart Lie. Grahra, Aromat Hat, Yooyakana, Buku kata Helvida_mengenalkan. ‘bukan waktu Mo, 2018 ‘Anomali Hati merupakan novel yang terbit tahun 2018. Novel ini mempunyai cerita yang menarik. Sesuai dengan perkembangan zaman, novel ini mencoba menggabungkan sains dan fiksi. Bumbu-bumbu sains ‘menjadikan cerita dalam buku ini menarik. Penggunaan teknologi dalam kutipan novel tersebut menunjukkan sastra fiksi bersifat dinamis, Karya fiksi selalu menampilkan imajinasi sesuai dengan zamannya. Kisah-kisah seperti Anomali Hati memperkaya khazanah novel Indonesia. Salah Asuhan dan Anomali Hati merupakan contoh novel berdasarkan perbedaan zaman. Selain perbedaan zaman, novel dapat dibedakan berdasarkan kebenaran cerita, genre, dan tokoh-tokohnya, Berikut penjelasan singkatnya. @ Dipindai dengan CamScanner Novel berdasarkan kebenaran cerita a. Novel fiksi Novel fiksi menceritakan kisah-kisah rekaan yang sangat imajinatif. Bahkan latar tempat dalam. cerita biasanya tidak mungkin ada di kehidupan nyata. Ada banyak novel fiksi yang dibuat di Indonesia. Contoh: Selena dan Nebula karya Tere Liye b. Novel nonfiksi Novel nonfiks menceritakan kisah nyata yang benar-benar terjadi. Biasanya cerita novel int dibuat berdasarkan pengalaman orang atau sejarah sebelumnya. Walaupun demikian, imajinasi pengarang tetap masuk dalam pembuatan novel nonfiksi. Imajinasi pengarang membuat narasi novel menjadi lebih menarik dibaca, Contoh: Laskar Pelangi karya Andrea Hirata Jenis novel berdasarkan genrenya a. Romantis Novel romantis bercerita tentang kisah cinta, penyesalan, penerimaan, atau kasih sayang. Penokohan akan digambarkan seseorang yang hidup mewah dan seseorang yang sederhana atau biasa saja, kemudian mereka saling jatuh cinta. Contoh: ‘Ayat Ayat Cinta karya Hal b. Fiks! ilmiah Cerita fiksi ilmiah menuntut pengetahuan lebih dari pengarang tentang ilmu pengetahuan, baik umum maupun khusus. Cerita yang diangkat akan mengandung pemahaman ilmu pengetahuan seperti fisika dan hukum-hukum alam semesta lainnya untuk memperkuat daya pikattulisannya, Contoh: ‘Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh karya Dee Lestart ¢. Misteri Cerita dalam novel misteri lebih rumit karena akan menimbulkan rasa penasaran hingga akhir cerita, Pengarang memasukkan unsur-unsur misteri dalam jalinan cerita yang dibuatnya. Contoh: Novel-novel karangan Karen Rose dan Agatha Christie 4. Horor Novel horor mempunyai cerita yang menegangkan, seram yang pastinya membuat pembaca akan berdebar-debar saat membacanya. Novel int pada umumnya bercerita seputar peristiwa mistis atau seputar dunia gaib, Contoh: ‘Hantu Rumah Pondok Indah karya Ruwi Meita e. Komedi irahman El Shirazy Cerita dalam novel komedi mengandung unsur akan kelucuan atauakan membuat orang tertawa dan benar-benar terhibur, Novel ini bersifat menghibur, Pembaca dapat terhibur dengan humor-humor yang dituangkan dalam novel. Contoh: Koala Kumal karya Raditya Dika @ Dipindai dengan CamScanner f. Inspiratif Cerita dalam novel inspiratif mampu menginspirasi banyak orang. Novel inspiratif berisi pesan moral atau hikmah tertentu yang bisa diambil oleh pembaca supaya pembaca merasa mendapat suatu dorongan dan motivasi untuk melakukan hal yang lebih baik. Contoh: Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi 3. Jenis novel berdasarkan isi dan tokohnya. a. Teenlit Novel jenis ini bercerita tentang permasalahan para remaja pada umumnya, tentang cinta atau persahabatan. Tokoh novel ini merupakan anak usia remaja, usia yang dianggap labil dan memiliki banyak permasalahan. Contoh: Dealova karya Dyan Nuranindya b. Chicklit Jenis novel ini bercerita tentang seputar kehidupan atau permasalahan yang dihadapi oleh seorang wanita muda pada umumnya. Novel ini sebenarnya bisa dinikmati oleh siapa saja. Akan tetapi, pada umumnya cerita pada novel ini lebih kompleks, rumit, bahkan kadang mengandung unsur dewasa yang tidak terlalu mudah ditangkap oleh pembaca usia remaja. Contoh: Cintapuccino karya Icha Rahmanti c. Songlit Cerita dalam novel ini berasal dari sebuah lagu. Lirik dalam lagu tersebut menjadi judulnya dan isi lagu menjadi keseluruhan jalan cerita pada novel tersebut. Contoh: Sebelum Cahaya karya Karla M. Nashar d. Novel dewasa Jenis novel ini diperuntukkan bagi orang dewasa karena pada umumnya ceritanya bisa seputar percintaan yang mengandung unsur sensualitas orang dewasa. Contoh: Saman dan Larung karya Ayu Utami @ Dipindai dengan CamScanner ri Unsur Pembangun dan Aspek Kebahasaan Novel ‘A. Unsur Pembangun Novel Novel mempunyai unsur pembangun. Unsur pembangun novel ada dua, yakni unsur intrinsik dan ekstrinsik Unsur intrinsik membangun kerangka novel dalam pengembangan cerita. Sementara itu, unsur ekstrinsik menjadi pelengkap cerita yang berkaitan dengan pengarang dan dunianya. 1. Unsur Intrinsik Novel dikembangkan dengan unsur intrinsik. Unsur intrinsik saling berkaitan membangun cerita. ‘Tema dasar penulisan cerita akan menghasilkan jalinan alur, berbagai macam latar, serta konflik perjalanan tokoh di dalamnya. a. Tema ‘Tema adalah landasan dasar penulisan cerita. Sebagai dasar cerita, temaakan dikembangkan ‘menjadi jalinan cerita. Tema menjadi pengikat dari awal sampai akhir cerita. Tema yang digunakan_ dalam cerita novel sangat beragam, seperti masalah sosial,religi, kepahlawanan, hingga cinta asih. ‘Tema dalam novel biasanya dituliskan secara tersirat atau tidak langsung, Tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita. Oleh karena itu, tema bersifat menjiwai seluruh bagian cerita dalam novel. Tema dari sebuah novel dapat ditemukan dengan cara menyimpulkan keseluruhan cerita. b. Alur ‘Alur merupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab-akibat. Pola pengembangan cerita pada cerita sangat beragam. Berdasarkan waktunya, alur dalam sebuah cerpen dapat dibagi menjadi tiga, yakni alur maju, alur mundur, dan alur campuran. c. Latar Latar merupakan pijakan dalam sebuah cerita fiksi. Latar dalam cerita fiksi dapat dibagi menjadi empat, yakni berupa tempat, waktu, suasana, dan lingkungan sosial budaya. 1) Latar tempat Latar tempat berkaitan dengan lokasi terjadinya kejadian pada sebuah cerita. Latar tempat dalam sebuah cerita bisa nyata, bisa juga berdasarkan imajinasi pengarang, Latar tempat dapat dituliskan langsung ataupun diceritakan pengarang berdasarkan ciri-cirinya. Penggambaran latar yang menarik akan mampu menghidupkan perjalanan tokoh dalam sebuah cerita fiksi. @ Dipindai dengan CamScanner 2) Latar waktu Latar waktu berkaitan dengan waktu kejadian peristiwa yang terjadi pada sebuah cerita fiks. Latar waktu yang dipakat dalam suatu cerita fiksi dapat berupa waktulampau, sekarang, ataupun masa depan. Penggunaan latar waktu yang imajiner membebaskan si pengarang dalam mengembangkan isi cerita. 9) Latar suasana Latar suasana menggambarkan suasana kejadian pada cerita fiksi. Latar suasana dapat diketahui dengan menganalisis konteks cerita, seperti tindakan tokoh, dialog tokoh, dan konflik yang dialami tokoh. Latar suasana yang dikemas dengan baik akan menghanyutkan pembaca untuk ikut dan mengalami perjalanan gerak-gerik tokoh. 4) Latar sosial budaya Latar sosial budaya berhubungan erat dengan kehidupan sosial masyarakat. Adat istiadat, tradisi, keyakinan, dan cara berpikir suatu masyarakat dimasukkan sebagai pembangun cerita fiksi. Latar sosial budaya juga dapat berkaitan erat dengan peristiwa sejarah pada ‘masa lampau. Penokohan Penokohan adalah pelukisan gambaran jelas tentang seseorang dalam sebuah cerita. Dalam sebuah cerita fiksi, tokoh yang ditampilkan berupa tokoh rekaan. Tokoh tersebut diceritakan dalam satu situasi saja. Berdasarkan perwatakannya, tokoh dalam cerita fiksi dapat dibagi menjadi dua, yaknitokoh protagonis dan antagonis. 1) Tokoh protagonis adalah tokoh yang mempunyai watak baik. Biasanya, tokoh protagonis sebagai tokoh utama. 2) Tokohantagonis adalah tokoh yangmempunyai watak jahat. Biasanya, tokoh antagonis adalah tokoh yang mempunyai pandangan atau pemikiran yang berbeda dengan tokoh utama. Setiap tokoh dalam cerita fikst mempunyal watak yang berbeda-beda. Watak tersebut ditampilkan penulis baik secara langsung maupun tersirat. Ada dua teknik pengungkapan watak tokoh dalam cerita fiksi, yakni analitik dan dramatik. 1) Teknik analitik ‘Teknik analitik merupakan pengenalan watak tokoh secara langsung. Pelukisan tokoh dilakukan dengan memberikan deskripsi, uraian, atau penjelasan mengenai watak tokoh secara langsung. Deskripsi tokoh yang biasa ditampilkan penulis antara lain, sikap, sifat, watak, tingkah laku, atau cir fisiknya. 2) Teknik dramatik ‘Teknik dramatik merupakan pengenalan tokoh yang mirip dengan pengenalan tokoh pada pentas drama. Pengenalan tokoh dilakukan secara tidak langsung, Pengarang tidak mendeskripsikan secara eksplisitsifat ataupun watak tokoh. Baik sifat maupun watak tokoh ditunjukkan melalui berbagai macam aktivitas yang dilakukan tokoh, baik verbal maupun tingkah laku. Jadi, pembaca perlu menganalisis terlebih dahulu untuk memahami sifat dan watak tokoh. Sudut Pandang ‘Sudut pandang adalah cara atau pandangan yang digunakan pengarang sebagai sarana untuk ‘menyajikan tokoh, tindakan, latar,dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita. Sudut pandang berkaitan dengan penempatan penulis dalam cerita yang dibuatnya, Penulis dapat berperan sebagai tokoh utama dalam cerita. Penulis juga dapat menceritakan orang ketiga yang menjadi pemeran utama dalam sebuah cerita. @ Dipindai dengan CamScanner 1) Sudut pandang orang ketiga Pengisahan cerita pada umumnya mempergunakan sudut pandang orang ketiga. Narator adalah seseorang yang berada di luar cerita yang menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan ‘menyebut nama diri atau kata ganti orang ketiga. Kata ganti tersebut, misalnya ia, dia, dan ‘mereka, Andira, dan Kamal 2) Sudut pandang orang pertama Dalam pengisahan cerita yang mempergunakan sudut pandang orang pertama, narator adalah seseorang yang ikut terlibat dalam cerita. laadalah si“aku’,tokoh yangberkisah, dan ‘mengisahkan kesadaran diri sendiri. 3) Sudut pandang campuran Dalam pengisahan cerita, pengarang menggabungkan penggunaan sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga. Sudut pandang campuran ini jarang dipakai dan ‘membutuhkan kreativitas penulis. Amanat ‘Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Amanat dalam cerita fiksi disampaikan secara implisit. Amanat tersebut dapat dijadikan bahan pembelajaran bagi pembaca. Amanat dalam cerita fiksi biasanya dapat disimpulkan dengan ‘menganalisis tindakan atau dialog tokoh. 2. Unsur Ekstrinsik Novel juga dibangun oleh unsur ekstrinsik. Unsur ekstrinsik adalah unsur pembangun yang berada di luar cerita. Unsur ekstrinsik berkaitan erat dengan kehidupan penulis. Unsur ekstrinsik cerita fiksi ada tiga, yakni latar belakang pengarang, latar sosial budaya, dan nilai-nilai kehidupan. a. Latar Belakang Pengarang Latar belakang pengarang berkaitan erat dengan cerita yang dihasilkan. Ide cerita atau tema ‘muncul dari pengamatan dan perjalanan hidup pengarang. Latar belakang pengarang dapat dipahami melalui sejarah hidup pengarang, Selain itu, latar belakang pengarang juga berkaitan dengan karya-karya yang dihasilkannya. Latar belakang pengarang terdiri atas biografi pengarang, kondisi psikologis, atar belakang pendidikan, daerah asal, dan aliran, paham, atau mazab sastra ‘yang dianut. b. Latar Belakang Masyarakat Latar belakang masyarakat adalah unsur ekstrinsik novel yang berasal dari kondisi lingkungan masyarakat tempat penulis tinggal. Suatu karya sastra fiksi bisa dipengaruhi oleh ideologi suatu negara. Setiap negara yang memiliki ideologi yang berbeda akan menghasilkan karya sastra yang berbeda-beda. Karya sastra juga dipengaruhi oleh kondisi politik di suatu negara. Sebagai contoh, ketika terjadi gejolak kondisi politik di suatu negara dalam jangka waktu tertentu, karya sastra yang dihasilkan para penulis akan berbeda. Seperti halnya kondisi politik, kondisi ekonomi suatu negara juga dapat memengaruhi suatu cerita fiksi. Kondisi sosial suatu negara juga merupakan faktor yang memengaruhi suatu karya sastra yang dihasilkan para penulis. Seringkali para pengarang terinspirasi dari kejadian yang dilihatnya dalam kehidupan sosial sehari-hari, @ Dipindai dengan CamScanner ¢. Nilai-Nilai Kehidupan dalam Cerita Novel mengandung nilai-nitai kehidupan. Nila-nilai tersebut disajikan secara tersirat dalam novel. Nila tersebut dapat disimpulkan dengan menganalisis dialog dan tindakan tokoh. 1) Nilal Moral Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, moral merupakan ajaran baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya. Nilai moral berkaitan dengan akhlak, budi pekerti, dan tindakan susila manusia. Nilai moral dapat diketahui dengan membaca novel. Nilai moral terdapat pada narasi ataupun dialog yang terkandung dalam novel. 2) Nilal Religius Nilai religius berkaitan erat dengan Tuhan. Nilat religius dapat ditunjukkan melalui tindakan ataupun dialog tokoh. Nilai religius dapat diketahui dengan menganalisis tindakan dan dialog tokoh. 3) Nilai Budaya Nilai budaya adalah nilai yang berhubungan dengan konsep masalah dasar yang sangat penting dan bernilai dalam kehidupan manusia, misalnya adatistiadat, kesentan, kepercayaan, ddan upacara adat. Nilai budaya biasanya tergambarkan pada peristiwa atau narasi yang terdapat pada novel. 4) Nilai Kepahiawanan Nilai kepahlawanan adalah nilai-nilai yang berhubungan dengan perjuangan dalam memperjuangkan sesuatu. Nilai ini dapat ditemukan pada novel bertema sejarah. 5) Nilai Sosi Nilai sosial adalah i yang berkaitan dengan tata pergaulan individu di dalam masyarakat. Nila sosial dalam novel dapat diketahui dengan membaca tindakan atau dialog tokoh. 6) Nilal Politik Nilai politik adalah nila yang berhubungan dengan pemerintahan dalam suatu daerah. Nitai poltik berhubungan erat dengan latar pada novel. Nilat politik biasa ditampilkan sebagai pendukung latar waktu atau latar tempat novel. B. Kebahasaan Novel Pengarang sering melukiskan sesuatu untuk menggambarkan tokoh, watak tokoh, dan suasana latar belakang cerita. Pengarang biasanya menggunakan perumpamaan atau perbandingan. Perumpamaan atau perbandingan untuk melukiskan sesuatu dapat ditemukan dalam bentuk majas atau bahasa. Majasadalah bahasa berkias yang dapat menghidupkan atau meningkatkan efekddan konotasi tertentu. Majas mempunyai berbagai macam jenis. Secara garis besar, majas dapat dibagi menjadi empatjenis, yakni ‘majas perbandingan, pertentangan, sindiran, dan penegasan. 1. Majas Perbandingan Majas perbandingan adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-katadalam bentuk perbandingan untuk meningkatkan kesan terhadap pendengar atau pembaca. Beberapamacam majas perbandingan, sebagai berikut. a. Majas Personifikasi Majas personifikasi adalah majas yang menggambarkan benda tidak bernyawa seolah-olah hidup dan mempunyai sifat-sifat seperti manusia. b. Majas Metafora Majas metafora adalah majas yang meletakkan objek bersifat sama dengan pesan yang ingin disampatkan dalam bentuk ungkapan. Gayabahasa yang digunakan sebagai kiasan secara eksplisit. ‘mewakili suatu maksud lain berdasarkan persamaan atau perbandingan. @ Dipindai dengan CamScanner ¢. Majas Simile Majas simile adalah majas yang memperbandingkan dua hal berbeda menjadi sesuatu yang dianggap sama. Penggunaannya biasanya menggunakan konjungsi seperti bagai,laksana, seperti, dan sebagainya. d. Majas Hiperbola Majas Hiperbola adalah majas yang mengungkapkan sesuatu dengan kesan berlebihan, bahkan hampir tidak masuk akal. @. Majas Eufemisme Majas eufemisme adalah majas yang menggantikan kata-kata yang dianggap kurang baik/ kasar//tidak sopan dengan padanan yang lebih bagus. {. Majas Metonimia Majas metonimia adalah majas yang menyandingkan nama, barang, atau istilah tertentu yang maknanya sudah melekat dengan kata tertentu. 9. Majas Alegori Majas alegori adalah majas yang menyandingkan sesuatu dengan kata-kata kiasan, fh. Majas Sinekdoke Gaya bahasa yang digunakan untuk majas sinekdoke terbagi menjadi dua, yaitu sinekdoke pars pro toto dan sinekdoke totem pro parte. Sinekdoke pars pro toto adalah gaya bahasa yang ‘menyebutkan sebagian unsur untuk menampilkan keseluruhan sebuah benda. Sementara itu, sinekdoke totem pro parte adalah gaya kebalikannya, yaitu gaya bahasa yang menyebutkan keseluruhan unsur untuk merujuk pada sebagian benda atau situasi. 1. Majas Simbolik ‘Majas simbolik adalah gaya bahasa yang membandingkan manusia dengan sikap makhluk lup lainnya dalam ungkapan. Majas Pertentangan Majas pertentangan adalah gaya bahasa yang menyatakan pertentangan dengan maksud sebenarnya dengan tujuan untuk memberikan kesan dan pengaruhnya kepada pembaca. Majas Paradoks Majas paradoks adalah majas yang membandingkan situasi sebenarnya dengan situasi kebalikannya, b. Majas Litote: Majaslitotes digunakan untuk merendahkan diri meskipun keadaan sebenarnyalebih bagus dari apa yang diungkapkan. ©. Majas Antitesis Majas antitesis adalah gaya bahasa dengan memadukan sepasang kata yang artinya bertentangan atau berlawanan. Majas Sindiran Majas sindiran adalah gaya bahasa sebagai suatu acuan yang ingin mengatakan sesuatu dengan makna atau maksud berlainan dari apa yang terkandung dalam rangkaian kata-katanya. Beberapa macam gaya bahasa pertautan sebagai berikut. a. Majas Ironi Majas ironi adalah sindiran halus menggunakan kata-kata yang bertentangan dengan fakta atau kenyataan yang ada. b. Malas sinisme Sama seperti majas ironi. Majas sinisme adalah majas sindiran. Hanya saja sindirannya bermakna sedikit lebih kasar. @ Dipindai dengan CamScanner ©. Majas Sarkasme Majas sarkasme adalah majas sindirian yang menggunakan kata-kata sangat kasar schingga cenderung menyakiti perasaan orang yang mendengarkannya. Majas Penegasan Majas penegasan adalah gaya bahasa yang mengulang kata-kata tertentu dalam satu baris kalimat. Macam-macam gaya bahasa penegasan dapat diuraikan sebagai berikut. a, Majas Pleonasme Majas pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata sama sehingga terkesan tidak efektif, tapi tujuannya memang untuk menegaskan suatu hal. b. Majas Repetis! Majas repetisi adalah majas mengulang kata-kata dalam sebuah kalimat sebagai penegasan atau untuk menarik perhatian ¢. Majas Klimaks Majas klimaks adalah majas yang digunakan untuk mengurutkan gagasan dari yangterendah sampai tertinggi. d. Majas Antiklimaks Berkebalikan dengan majas klimaks. Majas antiklimaks adalah majas mengurutkan gagasan dari tinggi ke rendah. ©. Majas Paralelisme Gaya bahasa pada majas ini menggunakan kata yang diulang-ulang dalam berbagai definisi yang berbeda. Jika pengulangannya terletak di awal disebut anafora. Apabila pengulangannya di akhir disebut epifora. f. Majas Tautologi Majas tautologi menggunakan kata atau ungkapan yang memiliki makna sama (sinonim) untuk menegaskan sebuah kondisi atau ujaran, @ Dipindai dengan CamScanner

Anda mungkin juga menyukai