Anda di halaman 1dari 1

Asian Agri Grup Ancam Praperadilankan Dirjen Pajak

Contributed by Susi
Monday, 05 May 2008 04:42 -

Asian Agri Grup (AAG) akan mempertimbangkan mengajukan gugatan praperadilan jika surat permintaan
penghentian penyidikan (SP3) yang diajukan sejak akhir Maret 2008 tidak dikabulkan.

Melalui kuasa hukumnya. Alamsyah Hanafiah, AAG menilai pengenaan penyidikan kasus perpajakan Asian Agri
secara pidana tidak tepat dan prematur karena tidak melalui proses sebagaimana diatur dalam UU 16/2000
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. "Seharusnya Dirjen Pajak menjelaskan dulu kewajib pajak
dan menyurati wajib pajak untuk menyelesaikan kewajibannya," ungkap Alamsyah di Jakarta kemarin.

/Mamsyah mengatakan, dari awal pemeriksaan, Asian Agri belum pernah mendapatkan penjelasan secara detail
dari Dirjen Pajak tentangsangkaan penggelapan pajak. Bahkan, menurut dia,/ian Agri telah berulang kali
menyurati Dirjen Pajak untuk menanyakan tuduhan tersebut, tetapi tidak ada penjelasan secara resmi.

Selain itu, menurut Alamsyah, pengumuman dugaan penggelapan pajak /Vsian Agri kepada media massa
mengabaikan ketentuan Pasal 34 UU 16/2000. "Ada prinsip rahasia negara yang dilanggar karena Ditjen Pajak
dengan gamblang menyebutkan identitas perusahaan wajib pajak," tegasnya." Kira-kira dua minggu lagi, jika belum
ada tanggapan mengenai SP3, gugatan praperadilan akan kami layangkan," ujarnya kepada SINDO kemarin.

Direktur Asian Agri Semion Tarigan menyampaikan, pihaknya sangat mendukung proses pemeriksaan yang
dilakukan Ditjen Pajak. Bahkan, menurut dia, Asian Agri telah menyampaikan surat ke Dirjen Pajakyang
menegaskan komitmen pembayaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku. "Jika ada yang kurang, kami akan
selesaikan," ujarnya.

Sebelumnya Kejaksaan Agung (Kejagung) mengembalikan tiga berkas penyidikan kasus dugaan penggelapan
pajak /VG ke Ditjen Pajak. Langkah itu ditempuh karena ada beberapa kekurangan dalam berkas kasus
penggelapan pajaksebesar Rp80 triliun dengan tersangka SI GBS, dan WT tersebut. Ditjen Pajak menduga PT
AAG yang di antaranya bergerak di bidang perkebunan dan pengolahan minyak kelapa sawit menggelapkan pajak
yang menimbulkan kerugian negara hingga Rp786,3 miliar

Dugaan tersebut ditemukan dari indikasi penggelembungan biaya perusahaan, penggelembungan kerugian
transaksi ekspor, dan mengecilkan hasil penjualan.

Sumber : Harian Seputar Indonesia

1/1

Anda mungkin juga menyukai