Mangara P. Pohan & Hutamadi R. Kelompok Program Penelitian Konservasi, Pusat Sumber Daya Geologi Bandung
ABSTRAK
Daerah penelitian terletak di Dataran Tinggi Dieng (Plateau Dieng), Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Pengambilan contoh dilakukan terhadap batuan, brine, limbah padatan brine berupa slurry, slurry gel, lumpur kawah dan air panas untuk mengetahui potensi dan peluang pemanfaatan mineral ikutan pada lapangan dan manisfestasi Panas Bumi. Hasil analisis umumnya menunjukan kandungan Cu, Pb, Zn, Ag, Cd, As, Sb, Au, Hg pada batuan tidak memperlihatkan nilai yang signifikan kecuali pada 1 contoh kandungan Cu mencapai 564 ppm dan Hg > 2350 ppb pada beberapa contoh. Kandungan Au pada contoh slurry yang berasal dari sumur 7C mencapai 1.273 ppb, kandunganHg dari 2 buah contoh slurry gel (TPA dan Sumur 28) mencapai 5,220 ppb dan 8.370 ppb, kandungan Niobium (Nb) dari contoh slurry sumur 28 sebesar 99 ppm dan kandungan yttrium (Y) dan Scandium (Sc) umumnya sangat rendah kecuali contoh slurry dari Sumur 28 kandungan yttrium (Y) mencapai 26 ppm dan scandium (Sc) 117 ppm. Analisis yang dilakukan terhadap air kawah maupun brine untuk unsur niobium (Nb), cadmium (Cd), lanthanum (La), cerium (Ce), neodymium (Nd), europium (Eu), terbium (Tb), ytterbium (Yb), lutetium (Lu), yttrium (Y), samarium (Sm) dan scandium (Sc) umumnya menunjukan nilai < 0.1 ppm, kecuali conto air kawah Candradimuka kandungan neodymium (Nd) 2 ppm dan kandungan cadmium (Cd) pada contoh brine Sumur 7C, TPA, Sumur 28 memberikan nilai 0,18 ppm, 0,21 ppm dan 0,29 ppm.
PENDAHULUAN
Panas Bumi adalah merupakan sistem hidrothermal, dan mineral-mineral ubahan yang umumnya terbentuk adalah : mineral lempung, kalsit atau karbonat, klorit, pirit, oksida besi, kuarsa sekunder, anhidrit, gypsum, ilit, zeolit dan epidot. Selain mineral ubahan tersebut mineral yang umum ditemukan pada panas bumi adalah : silika, seng, strotium, rubidium, lithium, potasium, magnesium, timah hitam, mangan, tembaga, boron, perak, tungsten, emas, secium dan barium (J. Michael Canty and Dr. Leland, 2006). Pemanfaatan mineral ikutan yang terkandung dalam panas bumi dapat dilakukan secara komersial oleh pemegang IUP atau pihak lain sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Kabupaten Banjarnegara merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki lapangan panas bumi yang dikenal dengan nama dataran tinggi Dieng (Plateau Dieng), dan beberapa manisfestasi panas bumi seperti : mata air panas, fumarol, dan solfatar. Daerah ini berada 26 Km di sebelah utara Kota Wonosobo secara geografis terletak diantara 71100 LS - 71400 LS dan 1095100 BT 1095430 BT, dan secara administratif sebagian besar masuk ke dalam wilayah Kabupaten Banjarnegara, dan sebagian masuk wilayah Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah.
Panas Bumi di daerah ini telah diusahakan oleh PT Geo Dipa Energi untuk pembangkit tenaga listrik, dengan kapasitas 1 x 60 Mwe (Reva Sasistiya, 2008) yang dijual ke PLN dan telah terintegrasi atau disalurkan ke sistem jaringan interkoneksi Jawa Madura Bali. Sementara sebagian besar potensi lainnya hingga kini belum dimanfaatkan. Analisis contoh yang dilakukan oleh PT Geo Dipa Energi pada brine dan limbah padatan brine berupa slurry, diketahui brine mengandung mineral : besi terlarut (Fe), mangan terlarut (Mn), seng, merkuri, timbal, arsen, sianida, dan slurry mengandung mineral diantaranya : arsen, barium, boron, cadmium, kromium, tembaga, timbal, air raksa, selenium, perak, seng dan silika (PT Geo Dipa Energi, 2004).
METODOLOGI
1. Pengumpulan Data Sekunder Pengumpulan data sekunder dari berbagai sumber, khususnya hasil laporan atau penelitian mengenai geologi daerah penelitian, batuan ubahan, bahan galian lain atau mineral ikutan yang umum terjadi di lapangan panas bumi, dan mineral yang terdapat pada uap atau air panas bumi. 2. Pengumpulan Data Primer Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara pengamatan geologi dan pengambilan contoh yang dilakukan pada air terproduksi dari sumur produksi (sumur 7C, TPA dan sumur 28) berupa brine (Foto 1), limbah padat hasil
pengendapan brine berupa slurry (Foto 2), dan slurry gel pada Sumur 7C, TPA (tempat pembuangan akhir), Sumur 28 (Foto 3). Pengambilan contoh juga dilakukan pada manisfestasi panas bumi berupa air dan lumpur kawah dari Kawah Sikidang, Kawah Sileri, Kawah Candradimuka, air panas di Desa Pulosari, batuan dan lempung. 3. Analisis Contoh Analisis contoh dilakukan dengan cara : a. Analisis Kimia untuk mengetahui - kandungan : Cu, Pb, Zn, Ag, Cd, As, Sb, Au, Hg, dalam batuan; - kandungan : Au, Hg, Ag, As, Sb, Cu, Pb, Zn, Nb, Cd, La, Ce, Nd, Eu, Tb, Lu, Y, Sm dan Sc pada slurry dan slurry gel; - kandungan Cd, La, Ce, Nd, Eu, Tb, Yb, Lu, Y, Sm, dan Sc, unsur lainnya dalam brine, air kawah dan mengetahui pH ; - komposisi mineral dan ukuran lempung dengan Analisis XRD.
b. analisis fisika. - Analisis petrografi untuk conto terpilih; - Analisis mineragrafi untuk conto batuan dari Kawah Sileri ANALISIS CONTO Analisis dilakukan terhadap 37 conto batuan, slurry, slurry gel, brine dan air kawah. 1. Batuan Conto batuan yang diperoleh dari manifestasi panas bumi : Kawah Sikidang, Kawah Sileri, Sumber Air Panas Pulosari, dan Kawah Candradimuka, umumnya memperlihatkan kandungan unsur Cu < 52 ppm dan 1 conto dari Kawah Candradimuka mencapai 564 ppm, Pb < 57 ppm, Zn < 91 ppm, Ag < 4 ppm, Cd < 7 ppm, As < 44 ppm, Sb < 2 ppm, Au < 38 ppb. Beberapa conto dari ketiga kawah memperlihatkan tingginya kandungan unsur Hg sekitar 2350 ppb 7470 ppb, dan pada lokasi air panas Pulosari unsur Hg < 164 ppb. Batuan di daerah ini umumnya merupakan batuan andesit terubah, bertekstur vitrofiritik dan piroklastik dengan butir sangat halus, disusun oleh plagioklas, piroksen, muskovit dan mineral opak pada masa dasar gelas. Pengamatan mineragrafi ANALISIS CONTO Analisis dilakukan terhadap 37 conto batuan, slurry, slurry gel, brine dan air kawah. 1. Batuan
Conto batuan yang diperoleh dari manifestasi panas bumi : Kawah Sikidang, Kawah Sileri, Sumber Air Panas Pulosari, dan Kawah Candradimuka, umumnya memperlihatkan kandungan unsur Cu < 52 ppm dan 1 conto dari Kawah Candradimuka mencapai 564 ppm, Pb < 57 ppm, Zn < 91 ppm, Ag < 4 ppm, Cd < 7 ppm, As < 44 ppm, Sb < 2 ppm, Au < 38 ppb. Beberapa conto dari ketiga kawah memperlihatkan tingginya kandungan unsur Hg sekitar 2350 ppb 7470 ppb, dan pada lokasi air panas Pulosari unsur Hg < 164 ppb. Batuan di daerah ini umumnya merupakan batuan andesit terubah, bertekstur vitrofiritik dan piroklastik dengan butir sangat halus, disusun oleh plagioklas, piroksen, muskovit dan mineral opak pada masa dasar gelas. Pengamatan mineragrafi