PKN Bab 2. IDENTITAS NASIONAL
PKN Bab 2. IDENTITAS NASIONAL
BUKU AJAR
2021
1
BAB 2
IDENTITAS NASIONAL
https://www.bing.com/images/
2
Jati diri bangsa berarti totalitas penampilan bangsa yang utuh dengan muatan dari
masyarakat sehingga dapat membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain. Usaha
mengukuhkan jati diri bangsa sangat diperlukan karena jati diri yang diibaratkan sebagai akar umbi
dan akar tunjang keutuhan hidup berbangsa dan bernegara goyah, akan menggoyahkan keutuhan
bangunan bangsa.
3
membudayakan adanya kekuasaan pendeta. Pendeta merupakan penghubung antara Tuhan/Dewa
dengan raja dan umat manusia. Konsep membuat pendeta sangat berkuasa.
Dua gelombang yang terpenting adalah pertama; Proto-Melayu (Melayu Polenisia) datang
sekitar 3000 SM dan menyebar dari Pasifik Timur hingga Madagaskar dengan budaya zaman batu;
kedua Deutro-Melayu yang berbudaya besi; datang kira-kira 2000-1000 SM. Namun,
diperkirakan, pangkal penyebaran sekitar Cina Selatan, lautan Nusantara, teluk Benggala, dan
Samudera India, mereka berbaur dan dikenal sebagai ras Melayu. Pembauran ini dikenal dengan
istilah Bhineka Tunggal Ika.
Gambaran pembauran digambarkan: “Di suatu desa tampak penduduk yang jelas
bertampang semit, dan yang lebih tua di antara mereka menyerupai tampang raja-raja Assyria
yang berjenggot, seperti dalam patung-patung peningggalan Niniveh. Di desa tetangga, tampak
penduduk yang sama jelasnya, bertampang Negroit. Sungguh tak ada barang satu pulau pun,
betapa kecil pun ukurannya, penduduknya tidak bercampur secara ras.” (H.M. Vlekke dalam
Simbolon.1995:375). Melalui pembauran inilah masyarakat di Nusantara dengan mudah
menggunakan bahasa-bahasa Melayu yang berasal dari rumpun bahasa Austronesia yang
kemudian dikenal dengan bahasa Indonesia.
Sumber tertulis paling tua mengenai Nusantara berupa catatan dari dinasti Han, Cina
sekitar tahun 1-6 M, berisi permintaan kaisar Wang Mang berupa upeti seekor badak, kepada
penduduk Huang-ze (sebutan bagi Aceh), yaitu negeri badak laut dan pedagang batu mulia. Namun
sumber tertulis lain, tahun 400 M, berupa empat batu bertulis (yupa/prasasti) di tepi sungai
Mahakam menyatakan bahwa: “Pangeran yang mashur Kundungga punya anak yang terkenal
bernama Aswawarman, sang pendiri wangsa. Salah satu yang terhebat dari putra Aswawarman,
yang telah mempersembahkan banyak emas, sehingga untuk mengenangnya didirikan batu
persembahan ini oleh para pemuka yang lahir dua kali.”
4
dengan kedatangan orang Nusantara dan sebaliknya. Masyarakat Nusantara juga dipengaruhi
agama Budha yang berkembang di Asia Tenggara, jadi mereka mengakui agama Budha di samping
agama Hindu. Awal pengaruh agama Budha diperkirakan oleh adanya kunjungan Budha ke Jawa
dan Sumatera, pengaruh Budha terlihat pada kerajaan-kerajaan yang menjadi pusat agama Budha.
Dua agama yang berbeda ini, menimbulkan konflik antara penguasa/dinasti di Nusantara.
https://www.bing.com/images/search?view
Beberapa penguasa dibantu oleh pendeta mencoba menggabungkan budaya Budha dan
Hindu. Salah satu kerajaan yang menerimanya ialah Sriwijaya yang pada masa jayanya
menghasilkan penulis handal, seperti Mpu Tantular dengan seloka persatuan dan kesatuan dalam
karya Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua, Mpu Prapanca yang menulis Negara
Kertagama (dalam bentuk daun lontar dan ditemukan di Cakra Negara) yang menyembah dan
menyebutkan bahwa Hayam Wuruk sebagai Betara Abadi dan Ciwa Budha. Dengan demikian
Raja Mulawarman sampai Hayam Wuruk dipengaruhi budaya India (Hindu dan Budha). Seperti
kita ketahui, Majapahit menjadi besar setelah menguasai Nusantara berkat Perdana Menteri Gajah
Mada, tetapi sepeningggal Gajah Mada, kerajaan ini menjadi lemah bersamaan dengan kedatangan
peradaban Islam.
Peradaban Islam berkembang melalui perdagangan rempah-rempah, dan berasal dari
pantai. Kerajaan yang terpengaruh agama Hindu dan Budha sulit menerima Islam sehingga terjadi
sinkritisme kepercayaan. Prasasti di Nusantara menyatakan bahwa kerajaan Islam pertama di Jawa
ada di Demak. Pusat peradaban Islam berkembang dari pusat perdagangan yang umumnya
5
dikuasai pedagang Arab, Persi, dan India. Setelah Islam menguasai sebagian besar Nusantara,
datanglah ras Eropa yang hendak mencari rempah-rempah dengan cara menguasai pusat
komoditas. Akibatnya, kerajaan-kerajaan kecil yang Islam menjadi mendua dan saling konflik.
Mereka berusaha melawan ras Eropa dengan senjata teknologi yang kurang memadai
(buatan artis/empu) sedangkan Eropa menggunakan senjata teknologi hasil pertukangan (craft).
Kemampuan sistem senjata sosial yang bersumber adat istiadat, etika, norma, dan budaya
nusantara mulai dilanggar karena pengaruh Eropa. Sementara itu, ras Eropa bangkit bersamaan
dengan zaman renaisance (pencerahan), Nusantara dikuasai Belanda, Inggris, Portugal, Spanyol.
Mayoritas Nusantara dijajah Belanda, yang telah berhasil menjadikan masyarata berkelas-kelas
yang menimbulkan primordialisme yang memungkinkan adanya perpecahan antarnegara etnis.
Koentjaraningkrat (1979:301-316) menyatakan; masyarakat Nusantara yang majemuk
diperkirakan terdiri atas 200 suku bangsa yang memiliki bahasa, budaya, adat istiadat, sistem nilai
yang berbeda meskipun ada juga yang mirip. Letak Nusantara yang berada di jalan silang dunia
menjadi bangsa yang terbuka, dapat menerima konsekuensi kedatangan bermacam-macam
ras/bangsa sehingga terjadi asimilasi bangsa dan dengan sendirinya terjadi asimilasi budaya.
6
kebudayaan bangsa sendiri, serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia (Ki Hajar
Dewantara).
https://www.bing.com/images/search?q=perjuangan+bangsa+indonesia&qs
7
2) Bersifat deklaratif; sifat ini ditunjukkan oleh adanya tujuan negara, undang-undang
dasar, pengakuan dari negara lain; baik de facto dan de jure dalam perhimpunan bangsa-
bangsa (PBB)
3) Negara dapat berbentuk negara kesatuan (unitary state) dan negara serikat (federation).
Bentuk negara juga ditentukan oleh proses bangsa yang bersangkutan menjadi suatu
negara/menegara; yaitu sekelompok manusia yang berada di dalamnya merasa sebagai bagian dari
bangsa. Negara merupakan organisasi yang mewadahi bangsa, bangsa merasakan pentingnya
keberadaan negara sehingga tumbuh kesadaran untuk mempertahankan tetap tegak dan utuhnya
negara melalui upaya bela negara. Upaya ini dapat dilaksanakan dengan baik apabila tercipta pola
pikir, pola sikap, dan pola tindak bangsa yang berbudaya yang bermotivasi untuk membela negara.
Bangsa yang berbudaya berarti bangsa yang mempunyai hubungan dengan pencipta
(beragama), bangsa yang dapat memenuhi kebutuhan/usaha dengan, sesama manusia, alam sekitar
(sosial), bangsa yang berhubungan dengan kekuasaan (politik), bangsa yang berusaha
mendapatkan keamanan, ketertiban, dan ketentraman (pertahanan keamanan).
Sesuai dengan deklarasi dan kelaziman yang dibenarkan oleh bangsa-bangsa di dunia yang
diimplementasikan dalam pembukaan UUD 1945, bangsa Indonesia memutuskan bahwa Nagara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ada, karena kemerdekaan adalah hak segala bangsa sehingga
penjajahan yang bertentangan dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan harus dihapuskan. Dalil
ini menunjukkan bahwa hidup berkelompok dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
seharusnya tidak atas dasar ekploitasi sesama manusia tetapi harus berdasarkan peri-kemanusiaan
dan peri-keadilan.
Pada perjalanan suatu bangsa/negara, sering timbul pertentangan karena perbedaan konsep
negara yang dilandasi oleh ideologi. Di sinilah ada tuntutan terbentuknya suatu negara;
memerlukan pengakuan dari bangsa lain yang diwadahi oleh mekanisme yang lazim disebut
Proklamasi Kemerdekaan.
Perkembangan ini mempengaruhi perdebatan di Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) tentang batas wilayah dan perumusan UUD 1945 yang sedianya menjadi naskah
proklamasi. Tetapi tidak satu pun bangsa Indonesia yang menganggap NKRI terbentuk atas dasar
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, sekalipun pemerintah belum terbentuk, bahkan hukum
dasar juga belum disyahkan. Jadi NKRI terjadi atas proses yang bersinambungan, yaitu:
✓ Perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia
8
✓ Proklamasi atau pintu gerbang kemerdekaan
✓ Keadaan bernegara yang nilai-nilai dasarnya ialah merdeka, bersatu, berdaulat, adil,
dan makmur.
9
2.3.4 Proses Berbangsa dan Bernegara
Sebuah bangsa baru dapat menegara apabila memenuhi syarat, yaitu
✓ Memiliki wilayah.
✓ Memiliki warga/penduduk.
✓ Memiliki pemerintahan/undang-undang.
✓ Memiliki pengakuan dari negara lain/internasional.
Hubungan bangsa, warga negara, dan negara sangat erat, dan harus dibina dan ditingkatkan
dengan memberikan hak dan kewajiban masing-masing. Warga negara berhak mendapatkan
kesejahteraan dan keamanan namun wajib membela negara; sedangkan negara berhak
mendapatkan pembelaan dari warganya, namun wajib memberikan kesejahtreaan dan keamanan
kepada warganya. Hubungan timbal balik inilah yang akan membuat suatu negara tetap kokoh.
10
wilayah tertentu di muka bumi (Kamus Besar Bahasa Indonesia:89). Jadi, bangsa Indonesia
ialah sekelompok orang/manusia yang mempunyai beberapa kesamaan dan kepentingan yang
sama pula serta menyatakan dirinya sebagai suatu bangsa serta berproses dalam satu wilayah
Nusantara/Indonesia. Pernyataan diri bangsa-bangsa di Nusantara sebagai bangsa Indonesia
dilakukan oleh pemuda-pemuda pada Sumpah Pemuda, yaitu Kami putra dan putri Indonesia
menyatakan berbangsa satu bangsa Indonesia.
3) Negara
Negara dapat diartikan sebagai: Suatu organisasi dari sekelompok atau beberapa
kelompok manusia yang bersama-sama mendiami satu wilayah tertentu dan mengakui adanya
satu pemerintahan yang mengurus tata tertib serta keselamatan sekelompok orang tersebut.
Satu perserikatan yang melaksanakan satu pemerintahan melalui hukum yang mengikat
masyarakat dengan kekuasaan memaksa untuk ketertiban sosial. Masyarakat ini berada di
suatu wilayah yang membedakannya dari kondisi masyarakat lain di luarnya.
11
direfleksikan dalam budaya sipil dengan titik kulminasinya saat diikrarkan Sumpah Pemuda dan
Proklamasi Kemerdekaan.
Sumpah Pemuda
Kami putra putri Indonesia mengaku:
Berbangsa satu, bangsa Indonesia
Bertanah air satu, tanah air Indonesia
Menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Proklamasi
Kami, bangsa Indonesia, dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang
mengenai perpindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara seksama
dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
17 Agustus 1945
atas nama bangsa Indonesia
Sukarno, Hatta
12
berasal dari bahasa melayu dan telah dipakai sebagai bahasa lingua franca (pergaulan)
antarpedangan di nusantara menjadi bahasa persatuan/ nasional di Indonesia. Bahasa adalah
anak kebudayaan, tanpa kemampuan berbahasa, manusia tidak dapat mengembangkan
kebudayaannya karena akan hilang sarana untuk meneruskan nilai-nilai budaya dari generasi
ke generasi.
4) Budaya Nasional: Kebudayaan adalah kegiatan dan penciptaan batin manusia, berisi nilai yang
digunakan sebagai rujukan hidup. Kebudayaan nasional ialah sebagai puncak-puncak
kebudayaan daerah yang menyatu dalam semangat nasionalisme yaitu sumpah pemuda.
Kemajemukan budaya dijadikan konsep Bhineka Tunggal Ika yang menjadi budaya nasional
yang dijadikan pegangan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; dengan
landasan cinta dan bangga terhadap tanah air, menjaga nilai kebersamaan; saling menghormati;
saling mencintai; saling menolong antar sesama. Budaya nasional merupakan manifestasi
kekitaan sebagai bentuk keterbukaan bukan kekamian sebagai bentuk ketertutupan.
Kebudayaan sebenarnya adalah jawaban dari pertanyaan Siapa kita? Akan jadi apa kita?,
Watak apa yang kita inginkan? Bagaimana kita mewujudkan masa depan?
5) Wilayah Nusantara: Wilayah nasional Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau besar dan kecil
yang terbentang di khatulistiwa serta terletak di posisi silang yang sangat strategis; memiliki
karakteristik khas yang berbeda dangan negara lain. Wilayah nusantara mempunyai potensi
yang dapat diperlakukan secara negatif maupun positif sehingga memunculkan keunggulan
sekaligus kelemahan. Semua ini harus dipandang secara utuh menyeluruh dan harus disikapi
dalam kebijakan politik. Kebijakan nasional yang berwawasan nusantara tanpa melupakan ciri
khas bagian wilayah dalam rangka mempertahankan keutuhan wilayah NKRI, yang
merupakan bagian dari identitas nasional.
6) Ideologi Pancasila: Ideologi adalah pengetahuan tentang gagasan manusia; masyarakat; dan
dunia secara keseluruhan sehingga merupakan suatu sistem. Kemudian digunakan untuk
menamakan pengetahuan yang mengkaji motivasi dan penghalalan tindak-tindak politik.
Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia dimuat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 sebagai sistem ide secara normatif memberikan persepsi, landasan, serta pedoman
tingkah laku bagi bangsa Indonesia dalam kehidupan untuk mencapai tujuan. Dalam ideologi
Pancasila dikandung pemikiran komprehensif integral, sebagai aliran kesisteman, dari situasi
kehidupan bangsa di nusantara yang serta majemuk. Ideologi Pancasila sebenarnya
13
menggambarkan keinginan bangsa Indonesia ke depan; yang dulunya terjajah, mudah diadu
domba, rapuh, tidak memiliki interaksi sosial dan serba majemuk. Jadi (Prof. Dr. Franz Magnis
Suseno SJ) jangan pernah menyerahkan negara dan bangsa Indonesia ini kepada ideologi
manapun karena setiap ideologi akan lebih cocok dengan bangsanya sendiri. Dengan demikian
Ideologi Pancasila dijadikan pandangan hidup (way of life), dasar falsafah NKRI, dan norma
dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Unsur-unsur pembentuk jati diri bangsa membentuk tiga identitas, yaitu:
✓ Identitas Fundamental, yaitu Pancasila yang merupakan falsafah bangsa, dasar negara,
dan ideologi negara.
✓ Identitas Instrumental, yaitu UUD 1945 dan tata perundangannya, bahasa Indonesia.
Lambang negara, bendera negara, lagu Indonesia Raya.
✓ Identitas Alamiah, yaitu ruang hidup bangsa sebagai negara kepulauan yang pluralis
dalam suku, bahasa, agama dan kepercayaan.
14
pikiran/ motif/kesadaran harus berhubungan dengan lingkungan konkret dari sosio-historis
(Masoed, Mohtar. 1998: 195).
Rumusan nasionalisme yang dikutip oleh Sartono Kartodirdjo (1972) antara lain:
nasionalisme sebagai persepsi mahasiswa terhadap nasionalisme pasca reformasi (K.
Lamprech.1920) mental masyarakat (F, Meineck.1901), sejumlah perasaan dan ide yang kabur (F.
Hertz.1951), a sense of belonging. Sejumlah pengertian tersebut tidak terdapat perbedaan yang
mendasar, justru menunjukkan persamaan, yaitu semua lebih bersifat sosiopsikologis. Artinya
nasionalisme tidak lahir dengan sendirinya, tetapi lahir dari suatu respon secara psikologis, politik,
dan ideologis terhadap peristiwa yang mendahuluinya, yaitu imperialisme. Dengan demikian
terbentuknya nasionalisme lebih bersifat subyektif karena merupakan reaksi group consciousness,
we-sentiment, corporate will dan berbagai fakta mental lainnya. Secara analisis, nasionalisme
mempunyai tiga aspek yang dapat dibedakan;
1) Aspek kognitif menunjukkan adanya pengetahuan atau pengertian akan suatu fenomena
yaitu situasi kolonial pada segala posisinya.
2) Aspek orientasi yang menunjukkan kesadaran yang dianggap berharga oleh pelakunya;
dalam hal ini adalah bebas dari kolonialisme.
3) Aspek afektif yaitu tindakan kelompok yang menunjukkan situasi dengan pengaruhnya
yang menyenangkan atau menyusahkan bagi pelakunya, (Kartodirdjo, Sartono. 1972:
55-69).
15
2.5.2 Perkembangan Nasionalisme di Indonesia
Untuk menjelaskan perkembangan nasionalisme di Indonesia, sebaiknya dijelaskan
bagaimana keberadaan kolonialisme/penjajahan, hal ini sesuai dengan beberapa rumusan
pengertian nasionalisme yang merupakan dampak langsung maupun tidak langsung dari
kolonialisme.
Kolonialisme di Indonesia telah dirasakan sejak tahun 1511, yaitu ketika Portugis
menundukkan Malaka, dan sekitar tahun 1640 ketika Belanda berhasil merebut Malaka dari tangan
Portugis. Portugis masuk ke wilayah Nusantara melalui perdagangan, demikian juga dengan
Belanda menguasai perdagangan interinsuler di hampir seluruh Nusantara. Hal ini menunjukkan
awal masuknya penguasaan kolonialisme Belanda, terutama di Pulau Jawa ketika Raja Mataram
menyerahkan kekuasaan atas daerahnya di Pantai Utara Pulau Jawa kepada VOC tahun 1749
(Husken.1998:64-67).
Eksploitasi kolonial Belanda mulai dirasakan di Pulau Jawa sejak tahun-tahun pembubaran
VOC, tahun 1675 dan awal pembentukan culturstelstel, terutama rencana Daendels membangun
sarana dan prasarana yang membutuhkan pengerahan tenaga kerja paksa dan rencana Raffles
menerapkan sistem pajak tanah. Puncaknya ketika Jenderal Van den Bosch (1830) mengeluarkan
kebijakan tentang eksploitasi negara tanah jajahan menjadi pedoman kerja pemerintah kolonial.
Maksud kebijakan tersebut untuk mencapai peningkatan semaksimal mungkin produksi pertanian
untuk Eropa. Kebijakan ini lebih bermuatan ekonomi, tetapi seiring dengan perkembangan
ekonomi yang pesat berdampak pada kebijakan yang bersifat politis; yaitu adanya perluasan
jabatan pemerintah kolonial secara besar-besaran di Nusantara; mulai dari keresidenan hingga ke
distrik. Sistem pemerintahan ini bersifat sentralistik dan ekstrim, birokrasi kaku dan otokrasi
mutlak, tidak ada satu badan politik pun yang menjadi alat penyalur aspirasi rakyat
(Kartodirdjo.1972:29-29). Jelas bahwa penindasan ini memunculkan kesadaran untuk melepaskan
diri dari kungkungan kolonialisme, bentuk kesadaran inilah mengarah pada suatu bentuk ikatan
sentimen dan solidaritas sosial berupa nasionalisme.
Nasionalisme di Indonesia dimunculkan berbagai bentuk pergerakan nasional. Pergerakan
ini lebih disebabkan oleh adanya kesadaran yang terus berkembang, yaitu kesadaran terhadap
situasi yang tertindas, terbelakang, dan diskriminatif yang melahirkan suatu keinginan untuk
bebas, merdeka, dan maju. Sedangkan secara eksternal, dipengaruhi oleh perlakuan Jepang
terhadap Rusia tahun 1905, kemudian Gerakan Turki Merdeka, Revolusi Cina, dan gerakan
16
nasional di negara-negara tetangga, seperti India dan Filipina. Peristiwa-peristiwa tersebut
membesarkan kesadaran nasional yang memunculkan harga diri sebagai bangsa yang mandiri.
Walaupun pengaruh eksternal ini dapat membangun kesadaran pemuda Indonesia “kalau mereka
bisa kenapa kita tidak bisa”; tetapi sebenarnya kesadaran akan harga diri bangsa lebih dimunculkan
karena faktor internal karena dirasakan langsung oleh bangsa Indonesia.
17
ekonomi, dan hukum yang kuat berakar dalam masyarakat dan sejajar dengan
administrasi kolonial.
https://www.bing.com/images/search?view
Dengan kemampuan dan kekuatan bangsa Indonesia ini, akhirnya mampu merebut
kemerdekaannya sendiri dan diproklamasikannya Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945 oleh Sukarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia. Sejak saat ini bangsa Indonesia
mempunyai tugas untuk mencapai cita-cita nasional yaitu membentuk negara merdeka, bersatu,
berdaulat, adil, dan makmur; dan mewujudkan tujuan nasional yaitu melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia. Semua ini didasari oleh
perdamaian abadi yang berlandaskan Pancasila.
Bangsa Indonesia harus mampu mengisi kemerdekaan dengan pembangunan yang
dilaksanakan sesuai dengan perkembangan bangsa dan negara Indonesia, terutama kekuasaan
pemerintah. Terjadi periodesasi pembangunan, yaitu 1) 1945 sampai 1965 Orde Lama, 2) 1965
sampai 1998 Orde Baru, 3) 1998 sampai sekarang Orde Reformasi. Semua orde membutuhkan
nasionalisme dari warga negara, yang bentuknya mengikuti perkembangan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Sikap nasionalisme mahasiswa Indonesia dimulai pada masa kolonial Belanda, yaitu ketika
mahasiswa yang belajar di STOVIA mencoba memulai gerakan anti kolonial dan imperialis
dengan mendirikan Budi Utomo 1908, Tri Koro Dhormo 1915. Kedua gerakan ini yang
mempelopori aksi mahasiswa dalam mengimplementasikan sikap nasionalismenya dan betujung
pada Sumpah Pemuda. Setelah kemerdekaan, sekitar tahun 1950-1959 banyak organisasi pemuda
18
yang menarik anggota dari Front Pemuda Indonesia, dan pada 28 Februari 1957 mahasiswa
Universitas Indonesia (UI) memprakarsai pembentukan Federasi Mahasiswa dengan menggalang
senat mahasiswa dari berbagai universitas dengan nama Majelis Mahasiswa Indonesia.
Melihat sepak terjang politik Indonesia yang bersinergi dengan militer, mahasiswa tidak
ambil diam. Bukti-bukti peran mahasiswa dalam kehidupan berbangsa cukup banyak, misalnya
gerakan Malari yang menentang kezaliman Presiden Sukarno yang berakhir dengan dipecatnya
Jenderal Sumitro yang dianggap pro mahasiswa. Yang paling populer adalah gerakan mahasiswa
dalam menggoyang Orde Baru 1998 yang berujung pada lengsernya Suharto sebagai presiden
Indonesia keenam kalinya dan digantikan BJ Habibie. Sejak saat itu, mahasiswa sebagai agent of
change menjadi sangat populer. Belum lagi peran-peran kecil yang sangat menentukan kehidupan
di lingkungannya, baik di kampus, daerah, maupun nasional dalam mengusung isu-isu untuk
kesejahteraan rakyat.
Bangsa Indonesia saat ini ada dalam Pandemic covid 19 hal ini menuntun nasionalisme
yang sesuai dengan tuntutan kondisi. Bagaimana bentuk nasionalisme mahasiswa saat ini?
Silakan didiskusikan bersama teman-teman. Hasilnya dilaporkan secara tertulis kepada dosen
19
✓ Percaya diri dalam menjamin komunikasi dengan tetangga dan dunia.
20
Ancaman disintegrasi bangsa masih terjadi, baik di bidang ideologi, politik, ekonomi,
sosial budaya, pertahanan keamanan semata tetapi juga dapat merembet ke arah perpecahan fisik
atau wilayah. Hal ini dapat dilihat pada konlik yang terjadi di Aceh, Ambon, Kalimantan Barat,
dan Papua. Tetapi, harus diingat bahwa setiap manusia tidak dapat dipisahkan dari ruang hidupnya.
Salah satu upaya mencegah disintegrasi bangsa, bangsa Indonesia harus memiliki wawasan yang
sama atas wilayah yang diklaim sebagai miliknya dan harus dipertahankan sampai titik darah yang
penghabisan.
21
Indonesia. Untuk itu, kita harus sadar bahwa ideologi akan sesuai untuk suatu bangsa adalah
ideologi yang sesuai dengan jati diri bangsa yang merupakan manifestasi identitas nasional. Bagi
bangsa Indonesia, ideologi yang sesuai adalah Pancasila, bukan yang lain.
22
Sebagai antisipasi kita harus meningkatkan kecintaan kita terhadap nilai-nilai yang dianut
oleh bangsa Indonesia. Di satu sisi kita tidak boleh menutup diri dari globalisasi dengan berbagai
macam dampaknya, di sisi lain; sebagai bangsa; kita harus mempertahankan karakter atau
kepribadian bangsa sesuai dengan nilai spiritual bangsa Indonesia, yaitu Pancasila dan bersikap
mandiri; disiplin; proaktif/wirausaha.
Solusi yang ditawarkan untuk menyelamatkan bangsa ialah kesepakatan kebangsaan
dalam mempertahankan keutuhan bangsa dalam nilai bhineka tunggal ika untuk mengembangkan
semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Faktor perekatnya adalah keberadaan negara Indonesia
yang mampu menjamin dan memberikan kebebasan kepada tiap komponen bangsa untuk
mengembangkan diri dan mengejar kepentingan masing-masing dengan tidak mengenyampingkan
adanya persatuan asosiatif.
Kesepakatan kebangsaan bercirikan:
✓ didasari niat baik, bahwa kesepakatan kebangsaan bukan hanya artifikasi dan formal
tetapi juga spiritual yang direalisasikan dalam gerak dan langkah seluruh warga dalam
mekanisme yang disepakati bersama,
✓ merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari reformasi, dengan tidak ada pamrih dan
kepentingan kelompok tertentu,
✓ melibatkan seluruh warga bangsa dalam kesetaraan untuk membangun bangsa dan
negara,
✓ menjunjung tinggi hukum yanag menjunjung tinggi prinsip praduga tak bersalah,
norma dan etika sosial, serta tidak terpolusi oleh dendam atau politik.
Dengan pola sikap yang didasari niat baik, kejujuran, keterbukaan, kesetaraan dan saling
percaya, akan dapat dikembangkan keikhlasan untuk saling memaafkan dan toleransi yang
mendasari kokoknya komitmen kebangsaan. Dengan demikian akan tercapai satu tekad yang
mendasari itikad setiap komponen bangsa untuk rela berkorban demi kepentingan hari depan
bangsa sehingga globalisasi tidak dapat memanfaatkan kerawanan situasi dan kondisi psikologis
untuk merebut hati, pikiran, kemauan bangsa Indonesia.
23
bangsa Indonesia, mulai kehilangan jati dirinya sehingga, misalnya mempunyai kecenderungan
konsumerisme, membeli gengsi, kehidupan yang semu. Semua ini jelas akan membelokkan
identitas nasional yang pada akhirnya dapat mengoyang ideologi Negara, Pancasila, padahal
Pancasila merupakan identitas fundamental.
Ideologi Pancasila telah menempatkan bangsa Indonesia duduk berdampingan dengan
bangsa lain sebagai sebuah bangsa yang merdeka dan berdaulat. Indonesia telah menjadi bangsa
yang unik dengan ideologi sendiri dan tidak kurang dihanyutkan dalam pusaran ideologi lain,
tetapi aspek emosional dan identitas nasional serta patriotisme telah dipadukan dalam sistem
ideologi Pancasila. Mengapa Pancasila dapat bertahan?
Pancasila mempunyai semua syarat sebuah ideologi, yaitu
1) dimensi realita, yaitu kemampuan ideologi yang mencerminkan nilai-nilai yang
hidup dan berkembang dalam masyarakat,
2) dimensi idealisme, yaitu kemampuan ideologi memberikan harapan yang lebih
baik dalam membangun masa depan,
3) dimensi fleksibilitas, yaitu kemampuan ideologi dalam mempengaruhi dan
menyesuaikan diri dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat.
Revitalisasi Pancasila harus diarahkan pada pembinaan dan pengembangan moral
Pancasila sehingga dapat dijadikan dasar dalam upaya mengatasi krisis yang mulai menyentuh
segala sendi kehidupan. Untuk itu perlu dukungan dengan kepastian hukum sehingga
implementasi Pancasila tidak menimbulkan legalitas yang refresif, kontra produksi, dan tidak
bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Caranya? Dengan menggali nilai-nilai yang dikandung
oleh Pancasila.
LATIHAN
1. Jelaskan, mengapa ada kaitan erat antara karakteristik nasional dengan asal-usul bangsa,
agama, dan budaya?
2. Uraikan dengan singkat asal-usul bangsa Indonesia?
3. Uraikan secara singkat asal-usul agama dan budaya Indonesia?
4. Jelaskan, mengapa bentuk negara ditentukan oleh proses bangsa yang bersangkutan menjadi
negara/menegara?
24
5. Bagaimana pendapat anda, apakah NKRI dibentuk atas dasar Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945?
6. Jelaskan dengan singkat, yang dimaksud masyarakat, bangsa, dan negara; dan apa berbedaan
dari ketiganya?
7. Bagaimana kondisi NKRI jika tanpa religiositas?
8. Jelaskan hal yang mempengaruhi kebudayaan nasional, menyatu dengan semangat
nasionalisme Sumpah Pemuda?
9. Apa saja unsur-unsur pembentuk identitas nasional, jelaskan dengan singkat.
10. Jelaskan, mengapa Pancasila terkandung pemikiran komprehensif integral? Dan bagaimana
melaksanakannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara?
11. Jelaskan yang dimaksud dengan nasionalisme dan perekembangannya di Indonesia?
12. Uraikan dengan singkat perjuangan (nasionalisme) mahasiswa Indonesia dari mulai Gerakan
Budi Utomo sampai Gerakan Reformasi?
13. Jelaskan yang dimaksud dengan integrasi nasional dan bagaimana integrasi dapat menyatukan
bangsa Indonesia?
14. Jelaskan tantangan nasionalisme dalam menghadapi globalisasi?
15. Bagaimana peran Pancasila dalam memperkokoh identitas nasional?
25