12.Restia2C231012 Publish
12.Restia2C231012 Publish
net/publication/376312721
CITATIONS READS
0 33
3 authors, including:
All content following this page was uploaded by Yusra Pintaningrum on 08 December 2023.
Article History Abstract: Hypertension is the condition of a person whose blood pressure is
Received : September 22th, 2023 above the normal limit according to medical regulations, namely greater
Revised : October 18th, 2023 than 140/90 mmHg. Hypertension is a major risk factor for cardiovascular
Accepted : October 24th, 2023 disease, stroke, kidney failure and the main cause of death throughout the
world. Consuming foods that are high in fat, carbohydrates, fiber and
sodium can increase the occurrence of hypertension. This study aims to
*Corresponding Author: Restia,
determine the effect of food on the incidence of hypertension. This research
Program Studi Pendidikan
Dokter, Fakultas Kedokteran,
uses several relevant literature from various references and focuses on risk
Universitas Mataram, Mataram, factors for hypertension, one of which is food. The references used came
Nusa Tenggara Barat, Indonesia; from searches on NCBI, Pubmed, Google Scholar, and Science Direct and
Email: restirestia0@gmail.com 25 data-based sources were obtained. The results of this research are that
there is an influence between food sources such as carbohydrates, fat and
sodium which can increase the occurrence of hypertension and high fiber
consumption which helps to reduce the occurrence of hypertension.
Excessive sodium consumption causes the sodium concentration in the
extracellular fluid to increase. And consuming excess carbohydrates can
cause triglyceride levels in the blood to increase, causing carbohydrates to
be converted into fat. High fat levels can cause atherosclerosis which will
ultimately lead to hypertension. The conclusion is that consuming foods
high in carbohydrates, fat and sodium can cause hypertension and high fiber
consumption can help minimize the occurrence of hypertension.
faktor resiko hipertensi digolongkan menjadi Sampai saat ini, masih banyak dari
dua, yaitu faktor primer dan faktor sekunder. penderita masih belum bisa mengontrol dan
Faktor primer merupakan faktor resiko yang mengatur jenis makanan yang berdampak
tidak dapat dimodifikasi dan bersifat mutlak terhadap kesehatan, salah satunya hipertensi.
yaitu jenis kelamin, faktor keturunan (genetik) Oleh karena itu, berdasarkan penjabaran terkait
dan faktor usia. Sedangkan faktor sekunder faktor resiko hipertensi yang berpengaruh salah
merupakan faktor yang dapat dimodifikasi satunya yaitu terkait asupan makanan, peneliti
karena erat kaitannya dengan pola hidup sendiri ingin mengetahui lebih lanjut mengenai
yaitu konsumsi garam, alkohol dan kafein bagaimana pengaruh makanan terhadap
berlebihan, obesitas, stress, merokok serta terjadinya hipertensi.
olahraga yang kurang rutin (Shaumi & Engkus,
2019). Bahan dan Metode
Pencegahan hipertensi merupakan salah
satu upaya penting untuk mencegah terjadinya Metode yang digunakan dalam penulisan
komplikasi. Faktor resiko primer merupakan ini adalah studi literatur yang relevan dari
faktor resiko mutlak yang tidak dapat dihindari berbagai referensi dan terfokus pada komplikasi
atau dimodifikasi, oleh karena itu, upaya untuk hipertensi dan asupan makanan. Adapun mesin
mengontrol pencegahan hipertensi dapat pencari yang digunakan dalam pencarian
dilakukan dengan mengontrol faktor resiko yang literatur antara lain NCBI, Pubmed, Google
dapat dimodifikasi yaitu mengontrol factor Scholar, dan Science Direct. Secara keseluruhan
sekunder. Contohnya yaitu mengontrol digunakan sebanyak 25 sumber yang didapat
konsumsi garam, alkohol dan kafein berlebihan, dari berbagai basis data.
obesitas, stress, merokok serta olahraga yang
kurang rutin (Meher et al., 2023). Hipertensi Hasil dan Pembahasan
yang tidak terkontrol merupakan faktor resiko
utama terjadinya penyakit kronis yang Klasifikasi hipertensi
merupakan penyebab utama kardiovaskular dan Hipertensi merupakan suatu keadaaan
kematian diseluruh dunia (Adeniyi et al, 2016). tekanan darah mengalami peningkatan lebih dari
Salah satu upaya untuk mempertahankan status batas normal atau biasa disebut dengan tekanan
asupan makanan tetap baik adalah dengan darah tinggi. Diagnosis hipertensi ditegakkan
memperhatikan jenis dan pola makanan yang bila TDS ≥140 mmHg dan/atau TDD ≥90
dikonsumsi sehari-hari (Dis, 2018). mmHg pada pengukuran di klinik atau fasilitas
Salah satu upaya pencegahan dan layanan kesehatan. Kalsifikasi hipertensi
pengendalian hipertensi yaitu dengan menurut ESC/ESH Hypertension Guidelines
mengetahui faktor-faktor risiko yang 2018 disajikan pada tabel 1.
berhubungan dengan kejadian hipertensi hal ini
dilakukan agar individu yang sehat tetap sehat, Tabel 1. Klasifikasi hipertensi
yang sudah mempunyai risiko dapat Kategori TDS TDD
mengendalikan faktor risiko agar tidak sakit, (mmHg) (mmHg)
dan yang sudah sakit dapat melakukan Optimal < 120 dan < 80
pengendalian agar tidak terjadi komplikasi yaitu Normal 120-129 Dan/atau 80-84
dengan mengetahui faktor makanan yang Normal- 130-139 Dan/atau 85-89
dikonsumsi setiap hari. Penelitian ini tinggi
menunjukkan bahwa kesadaran akan hipertensi Hipertensi 140-159 Dan/atau 90-99
tidak memperbaiki gaya hidup melainkan derajat 1
mereka yang sadar namun tidak menggunkaan Hipertensi 160-179 Dan/atau 100-109
derajat 2
obat antihipertensi apapun, mampu mengontrol
Hipertensi ≥ 180 Dan/atau ≥ 110
tingkat tekanan darahnya lebih baik dengan derajat 3
mengontrol faktor resiko seperti makanan Hipertensi ≥ 140 dan < 90
sehari-hari dibandingkan mereka yang sistolik
menggunakan obat-obatan (Akbarpour et al., terisolasi
2018).
260
Restia et al., (2023). Jurnal Biologi Tropis, 23 (4b): 259 – 264
DOI: http://dx.doi.org/10.29303/jbt.v23i4b.5814
261
Restia et al., (2023). Jurnal Biologi Tropis, 23 (4b): 259 – 264
DOI: http://dx.doi.org/10.29303/jbt.v23i4b.5814
Pergantian makanan dari diet rendah serat terpenuhi menyebabkan terjadinya iskemia
ke diet tinggi serat bisa menurunkan tekanan jantung, yang pada akhirnya dapat menjadi
darah orang sehat yang biasanya diikuti dengan infark (Nuraini, 2015).
penurunan berat badan, penyakit jantung Penyakit ginjal kronik dapat terjadi karena
koroner dan tekanan darah tinggi identik dengan kerusakan progresif akibat tekanan tinggi (Pugh
lemak dan kolesterol jahat HDL (High Density et al., 2019) pada kapiler-kepiler ginjal dan
Lipoprotein ), keberadaan lemak dan HDL dari glomerolus. Kerusakan glomerulus akan
dalam tubuh harus dikurangi (Egan et al., 2013) mengakibatkan darah mengalir ke unitunit
serat larut dan serat tidak larut harus sama-sama fungsional ginjal, sehingga nefron akan
berfungsi mencegah penyempitan pembuluh terganggu dan berlanjut menjadi hipoksia dan
darah penyebab penyakit hipertensi (Nepal et kematian ginjal (Pugh et al., 2019). Tekanan
al., 2022). Berbagai penelitian menunjukkan darah yang tinggi dapat menyebabkan
bahwa kerusakan pembuluh darah bisa dicegah kerusakan pembuluh darah pada retina. Makin
dengan mengkonsumsi serat. Serat pangan dapat tinggi tekanan darah dan makin lama hipertensi
membantu meningkatkan pengeluaran kolesterol tersebut berlangsung, maka makin berat pula
melalui feces dengan jalan meningkatkan waktu kerusakan yang dapat ditimbulkan. Kelainan
transit bahan makanan melalui usus kecil. Selain lain pada retina yang terjadi akibat tekanan
itu, konsumsi serat sayuran dan buah akan darah yang tinggi adalah iskemik optik
mempercepat rasa kenyang. Keadaan ini neuropati (Ma & Jonathan, 2020) atau
menguntungkan karena dapat mengurangi kerusakan pada saraf mata akibat aliran darah
pemasukan energi dan obesitas, dan akhirnya yang buruk, oklusi arteri dan vena retina akibat
akan menurunkan risiko hipertensi (Nepal et al., penyumbatan aliran darah pada arteri dan vena
2022). retina (Nuraini, 2015).
262
Restia et al., (2023). Jurnal Biologi Tropis, 23 (4b): 259 – 264
DOI: http://dx.doi.org/10.29303/jbt.v23i4b.5814
263
Restia et al., (2023). Jurnal Biologi Tropis, 23 (4b): 259 – 264
DOI: http://dx.doi.org/10.29303/jbt.v23i4b.5814
264