Kehidupan manusia semakin berkembang dan sejahtera karena adanya bioteknologi, yang
semakin berkembang.
Melalui makalah ini saya ingin menjelaskan secara sederhana tentang proses pembuatan tape
khususnya bagi generasi muda. Makalah ini membantu untuk lebih jauh mengetahui tentang
bagaimana proses pembuatan tape singkong dan manfaat yang ada di balik tape singkong
sebagai proses fermentasi makanan.
Seperti pepatah mengatakan bahwa, “Tak ada gading yang tak retak” demikian pula dengan
makalah ini tentu masih mempunyai banyak kekurangan dan kesalahan, karena itu kepada
para pembaca khususnya guru mata pelajaran ini dimohon kritik dan saran yang bersifat
membangun demi bertambahnya wawasan saya di bidang ini.
Diucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang membantu, hingga selasai makalah
ini. Semoga makalah ini benar-benar bermanfaat.
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Permasalahan
Sehubungan dengan latar belakang masalah di atas, permasalahn yang dibahas dalam karya
tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah proses fermentasi makanan itu?
2. Bagaimana proses fermentasi pada tape?
3. Apa kegunaan ragi dalam proses pembuatan tape singkong?
4. Ada berapa macam langkah-langkah dalam proses pembuatan tape singkong?
a. Pengupasan kulit
Kulit singkong dikupas dengan cara menyayat kulit secara memanjang lalu menarik
bagian kulitnya. Setelah itu dikerik sampai lendirnya hilang, yaitu sampai singkong terasa
kesat.
b. Pencucian
Singkong dicuci hingga bersih, kemudian dipotong kecil-kecil atau dibiarkan utuh.
c. Pengukusan
Dengan menggunakan dandang, singkong dikukus sampai matang atau setengah matang,
tergantung selera kita mau tape yang agak keras atau yang lembek
d. Pendinginan
Singkong dipindahkan di atas nyiru, kemudian dibiarkan dingin.
e. Peragian
Setelah dingin, ragi ditaburkan secara merata. Bila tape dibuat dalam jumlah banyak
sebaiknya ragi tersebut dibungkus dengan kantong kain, kemudian ditepuk-tepukkan secara
merata pada singkong yang telah didinginkan tersebut.
f. Pemeraman ( Fermentasi )
Singkong yang telah beragi itu diatur ke dalam keranjang yang dialasi daun pisang yang
bersih, dikerudungi dan ditutupi dengan daun rapat-rapat. Kemudian diperam selama 2-3 hari
pada suhu kamar. Selama masa pemeraman tidak boleh dibuka dan tidak boleh terkena
tangan agar tape yang dihasilkan tidak kecut (masam).
BAB IV
PENUTUP
4.2. Saran
1. Sebaiknya para pemuda dinekali ilmu pengetahuan yang cukup supaya cepat diterapkan
dalam setiap langkah kehidupannya masing-masing.
2. Kita harus menyambut fermentasi dengan baik sehingga pemanfaatannya dapat kita
rasakan dengan sendirinya.
DAFTAR PUSTAKA
DI SUSUN
O
L
E
H
1. NUR SEFFIYAH
2. SILVIA ASYIFA
3. SHALWA NUTIARA IRAWAN
4. RIRIN FRILSILA
Kelas : IX G