Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TUGAS AKHIR

PROGRAM KEAHLIAN EKOWISATA DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA IPB 2008


: Pengembangan Wisata Pantai Berbasiskan Sumberdaya Alam di Taman Wisata Alam Pangandaran Ciamis Jawa Barat : Indra Kuswanto/ J3B205021 : Kamis/ 14 Agustus 2008 : : Bedi Mulyana, S. Hut. Disetujui, Dosen Pembimbing,

Nama/ NIM Hari/ Tanggal Waktu Pembimbing

Bedi Mulyana, S.Hut. NIK. 913 175 014

ABSTRACT
Pangandaran Conservation Reserve Area consists of Nature Reserve, Marine Reserve and Recreation Park, its one of the interesting tourism resort in West Java. Flora and Fauna, panoramas, coral reafs, limestone caves, cultural and historical site make the reserve visited by visitors. The reserve is located in Pangandaran village, sub district of Pangandaran, district of Ciamis, West Java. The area has function for recreation, education, science and research facilities, culture and environment balancing. Tourist activities range from snorkeling, swimming, cultural and historical site, nature phenomenon and animals watching. Beach Tourism Development in Pangandaran Recreation Park must to make this area to be good all. Key word : Conservation Reserve, Recreation Park, Tourism Activity, Beach Tourism Development.

I. PENDAHULUAN Taman Wisata Alam Pangandaran memiliki banyak potensi wisata yang belum dimanfaatkan secara maksimal, terdapat banyak sumberdaya wisata yang ada belum dikembangkan. Diperlukan adanya suatu penelaahan potensi sumberdaya wisata Pantai Pangandaran untuk berbagai kegiatan wisata yang diinginkan oleh wisatawan. Sehingga selanjutnya dapat dilakukan suatu kegiatan pengembangan wisata pantai secara berkelanjutan. Maksud dari hal tersebut adalah bahwa kegiatan pengembangan yang dilakukan tersebut harus menunjang prinsip ekologi dalam jangka waktu yang lama, meningkatkan ekonomi dan memberdayakan masyarakat lokal. Beberapa kegiatan wisata yang dapat dilakukan pengunjung di TWAP, antara lain: menikmati pemandangan gua-gua alam, menikmati keanekaragaman flora dan fauna, berenang, snorkeling. Kegiatan pengembangan wisata pantai yang dilakukan harus menjadikan kawasan TWAP menjadi lebih baik secara keseluruhan, baik dari segi pelayanan terhadap wisatawan, manajemen pengelolaan kawasan wisata, hubungan timbal balik dengan masyarakat lokal dan pemberdayaan dalam kegiatan pengembangan wisata pantai. Tujuan kegiatan tugas akhir yang dilakukan, yaitu: mengidentifikasi dan inventarisasi sumberdaya wisata yang mendukung pengembangan wisata pantai di Taman Wisata Alam Pangandaran, mengetahui dan memahami potensi wisata di Taman Wisata Alam Pangandaran, pengembangan program wisata pantai berbasiskan sumberdaya alam di Taman Wisata Alami Pangandaran. Manfaat kegiatan tugas akhir, yaitu: sebagai bahan masukan bagi pengelola TWAP dalam pengembangan wisata pantai di Taman Wisata Alam Pangandaran, sehingga pembangunan wisata dapat memberi manfaat kepada semua pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai kawasan pelestarian alam, TWAP memiliki kekayaan laut dalam bentuk keanekaragaman hayati yang sangat penting nilainya bagi sistem penyangga kehidupan bagi ekosistem pesisir dan lautan yang berada disekitarnya, seperti kehidupan terumbu karang, biota laut, flora dan fauna laut, serta kehidupan masyarakat nelayan yang hidup di sekitar kawasan TWAP, dan secara keseluruhan sumberdaya tersebut adalah daya tarik wisata yang sangat menarik dan berpotensi untuk dikembangkan menjadi suatu program wisata pantai. Untuk memadukan semua unsur tersebut dibuatlah suatu kerangka pemikiran. Secara lebih jelas, kerangka pemikiran dideskripsikan pada Gambar 1.
Pantai Taman Wisata Alam Pangandaran

Wisata Pantai

Supply

Pengelola Aksesibilitas Pelayanan Aktual Sejarah kawasan, Kebijakan, Manajemen SDM Motivasi, Persepsi

Demand

Daya Tarik
Amenitas

Potensial

Potensi Pengembangan Wisata Pantai Konsep Pengembangan Analisis

Alternatif Pengembangan Wisata Pantai

Pengembangan Program Wisata Pantai Berbasiskan Sumberdaya Alam di Taman Wisata Alam Pangandaran

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

II. METODE TUGAS AKHIR A. Lokasi dan Waktu Kegiatan Tugas Akhir ini dilaksanakan di obyek wisata pantai pasir putih Taman Wisata Alam Pangandaran, Kabupaten Ciamis, Propinsi Jawa Barat. Waktu Pelaksanaan Tugas Akhir selama satu setengah bulan efektif, yaitu pada bulan april sampai dengan bulan mei 2008. B. Batasan Tugas Akhir 1. Supply, antara lain: Atraksi wisata yang meliputi: Hajat laut, Festival layang-layang, Pentas seni tradisional. Aksesibilitas yang berupa jalan beraspal mulus dengan penerangan yang memadai. Amenitas yang meliputi: Hotel, Restoran, Penginapan, Pondok wisata. Pelayanan yang meliputi: Pelayanan pos, Telekomunikasi, Money changer. 2. Demand, antara lain : a. Aktual demand ( Pengunjung ), antara lain: 1). Karakteristik; Jenis kelamin, Usia, Tingkat pendidikan, Pekerjaan, Pendapatan. 2). Persepsi atau pandangan pengunjung terhadap obyek wisata pantai TWA Pangandaran. 3). Motivasi atau tujuan pengunjung untuk berkunjung ke TWA Pangandaran. b. Potensial demand (Masyarakat sekitar), antara lain : 1). Persepsi atau pandangan masyarakat sekitar terhadap obyek wisata pantai di TWA Pangandaran. 2). Preferensi, keinginanan masyarakat sekitar terhadap obyek wisata pantai di TWA Pangandaran sebelum mereka melakukan kegiatan wisata. 3. Pengelola 4. Lokasi Tugas Akhir untuk menjelaskan lokasi yang diambil sebagai populasi Tugas Akhir yang akan dilaksanakan adalah kawasan TWA Pangandaran,

a. b. c. d.

C. Data dan Informasi


Data yang dikumpulkan dalam pelaksanaan Tugas Akhir terbagi menjadi dua jenis, yaitu: data primer dan data sekunder. D. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam kegiatan tugas akhir, yaitu: studi literatur, kuesioner, wawancara dan observasi lapang. E. Analisis Data dan Pengolahan Data Data yang telah dikumpulkan diolah dengan menggunakan teknik penyuntingan data dan tabulasi data. Analisis yang digunakan dalam mengolah data, antara lain: 1. Analisis deskriptif, digunkan dalam penjelasan dan penguraian mengenai sumberdaya pariwisata yang ada di lokasi penelitian, hubungan antara masyarakat setempat dengan pengusahaan sumberdaya pariwisata dan karakteristik pengusahaan sumberdaya pariwisata yang sudah berjalan di lokasi kegiatan Tugas Akhir. 2. Analisis kualitatif, digunakan dalam penjelasan mengenai data yang didapatkan secara jelas,dilihat dari segi pengelolaan, persepsi masyarakat dan motivasi pengunjung yang datang ke TWA Pangandaran, sehingga dapat dipilih alternatif program wisata yang dilakukan. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sumberdaya Wisata Di Taman Wisata Alam Pangandaran Sumberdaya wisata sangat penting posisinya dalam penyelenggaraan wisata, hanya saja perlu diperhatikan beberapa pertimbangan dalam penggunaan sumberdaya tersebut karena satu kurun waktu tertentu tidak lagi dapat dikatakan sebagai sumberdaya wisata. Dukungan penyelenggaraan kegiatan wisata dengan memanfaatkan sumberdaya wisata yang ada perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu: 1. Amenitas Taman Wisata Alam Pangandaran (TWAP) adalah kawasan wisata yang memiliki tingkat amenitas atau kenyamanan yang cukup baik karena ditunjang dengan fasilitas yang memadai. Terdapat beberapa fasilitas yang harus diperbaiki untuk kenyamanan pengunjung melakukan aktivitas wisata. Fasilitas ini meliputi prasarana dan sarana yang dibangun sesuai dengan keperluan pengunjung dalam melakukan kegiatan wisata. Fasilitas berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia (2002:415) adalah sesuatu yang dapat membantu memudahkan pekerjaan, tugas, dan sebagainya. Prasarana dan sarana di Taman Wisata Alam Pangandaran

dapat dilihat pada Lampiran 1. Prasarana adalah segala hal yang berkaitan dengan konstruksi fisik, yang dibuat sebagai prasyarat untuk pembangunan. Suwantoro (2001) dalam konteks pariwisata, menjelaskan prasarana wisata adalah sumberdaya alam dan buatan yang mutlak diperlukan oleh wisatawan dalam perjalanannya di daerah tujuan wisata seperti jalan, listrik, telekomunikasi, terminal, jembatan, dan sebagainya. Kondisi prasarana dan sarana di TWAP secara umum cukup baik, namun terdapat beberapa prasarana dan sarana yang dinilai buruk. Beberapa prasarana dan sarana yang dinilai buruk, yaitu; MCK dan shelter. Keberadaan prasarana dan sarana yang buruk tidak menghambat kegiatan wisata pengunjung di TWAP, hal ini dikarenakan pihak pengelola sudah menyediakan beberapa MCK dan shelter yang lebih baik dan dapat digunakan pengunjung. Contoh MCK dan shelter dengan kondisi yang baik dapat dilihat pada Lampiran 2. 2. Aksesibilitas Lokasi TWAP yang berada di wilayah selatan Jawa Barat dan kondisi menuju kawasan yang berbukitbukit tidak menjadi hambatan bagi pengunjung untuk berwisata ke TWAP. Aksesibilitas untuk mencapai kawasan TWAP cukup mudah dan dapat dilalui dari berbagai arah seperti Jakarta, Cirebon, Ciamis, Yogyakarta dan Cilacap. Jalan yang akan dilalui sudah beraspal dan cukup aman bagi kendaraan walaupun ditempuh pada waktu malam hari, namun perlu sedikit kewaspadaan dari para pengendara kendaraan bermotor ketika melewati titik-titik rawan kecelakaan dan longsor. 3. Daya Tarik Kawasan TWAP memiliki banyak fenomena alam seperti gua-gua alam (terbentuk melalui proses alam), gua buatan dan situs sejarah budaya. Beberapa gua alam dan buatan serta situs budaya yang terdapat di TWAP antara lain gua panggung, gua parat, gua miring, gua sumur mudal, gua lanang, gua atau benteng pertahanan Jepang serta situs batu kalde. 4. Pelayanan Pengelola kawasan TWAP telah memberikan pelayanan yang cukup maksimal dalam memberikan kenyamanan dan kepuasan bagi para pengunjung yang datang ke kawasan TWAP dengan berbagai jenis kegiatan seperti berwisata, kegiatan pendidikan maupun penelitian. Kegiatan pelayanan pengelola terhadap pengunjung di dalam kawasan berupa keamanan pengunjung selama berada di kawasan TWAP. Keamanan tersebut meliputi kemanan pengunjung dari pengunjung lain yang tidak bertanggung jawab dan gangguan dari satwa liar yang terdapat di kawasanPelayanan yang dapat dimanfaatkan pengunjung diluar kawasan TWAP yaitu; sarana telekomunikasi , pos dan money changer. B. Potensi Wisata Di Taman Wisata Alam Pangandaran Taman Wisata Alam Pangandaran memiliki potensi wisata yang bisa diunggulkan dengan Taman Wisata Alam lainnya di Indonesia. Taman Wisata Alam Pangandaran memiliki daya tarik berupa obyek-obyek atau keindahan alam seperti gua-gua alam, pantai pasir putih, situs sejarah budaya, keanekaragaman flora dan fauna. Salah satu potensi wisata TWAP yaitu pantai pasir putih yang terletak di bagian timur kawasan memiliki nilai estetika yang cukup tinggi. Pemandangan alam yang terbentang di depan pantai berupa barisan bukit hijau dan hamparan laut yang mengandung keanekaragaman hayatinya seperti terumbu karang dan beraneka ragam fauna laut. C. Pengunjung Taman Wisata Alam Pangandaran Pengunjung yang datang ke Taman Wisata Alam Pangandaran terdiri dari pengunjung lokal dan pengunjung mancanegara. Pengunjung lokal biasanya berasal dari luar daerah Pangandaran seperti: Banjar, Ciamis, Tasikmalaya, Garut, Bandung, Jakarta, Bogor, Sukabumi, dan sebagainya. Pengunjung mancanegara biasanya berasal dari Belanda, Jerman, Prancis, Italia, Korea. Sebagian besar pengunjung yang datang ke Taman Wisata Alam Pangandaran bertujuan untuk liburan, refreshing, jalan-jalan, pendidikan, penelitian dan sebagainya. Taman Wisata Alam Pangandaran merupakan salah satu tempat wisata yang banyak diminati oleh pengunjung lokal maupun mancanegara. Pengunjung TWAP memiliki berbagai karakteristik, antara lain: Karakteristik Pengunjung a. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Tingkat Pendidikan Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan kepada pengunjung, maka dapat dilihat karakteristik pengunjung berdasarkan tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan yang mendominasi kunjungan di Taman Wisata Alam Pangandaran adalah SMA yaitu 55 responden dengan persentase 55%. Persentase ini menunjukkan bahwa pengunjung kawasan Taman Wisata Alam Pangandaran memilki peminat yang cukup banyak berasal dari tingkat SMA atau sederajat. b. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Kelas Umur Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada pengunjung, maka dapat dilihat karakteristik berdasarkan kelas umur. Sebagian besar tingkat umur pengunjung yang datang ke TWAP berkisar antara 10 1.

th-20 th sebanyak 47 % . Persentase yang cukup tinggi tersebut disebabkan pengunjung TWAP sebagian besar masih sekolah sebagai siswa SMP dan SMA. c. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Sumber Motivasi Motif (Gerungan 1966) merupakan semua penggerak atau alasan-alasan yang mendorong orang untuk melakukan sesuatu. Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan kepada pengunjung, maka dapat dilihat karakteristik pengunjung berdasarkan sumber motivasi. Sebagian besar pengunjung memilih berkunjung ke Taman Wisata Alam Pangandaran bersama teman untuk mengisi liburannya dengan persentase 44%. Pengunjung TWAP datang dengan motivasi yang beragam sesuai dengan kepentingannya masing-masing. Motivasi pengunjung datang ke TWAP sebagian besar untuk berwisata dengan persentase yaitu 58%, pendidikan 31%, motivasi lainnya seperti penelitian 2%, bekerja 3% dan hiburan 6%. d. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Asal Kota Pengunjung kawasan TWAP berasal dari beberapa daerah. Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada pengunjung, dapat dilihat bahwa sebagian pengunjung berasal dari daerah yang berdekatan atau sekitar Pangandaran seperti: Banjar 17%, Tasikmalaya 20%, Bandung 33%, Jakarta 5%, dan kota lainnya 25%. 2. Kualitas Pelayanan terhadap Pengunjung Penilaian kualitas pelayanan terhadap pengunjung cukup baik bagi sebagian pengunjung, akan tetapi sebagian pengunjung beranggapan bahwa kualitas pelayanan di Taman Wisata Alam Pangandaran masih biasa saja sehingga perlu diadakan peningkatan pelayanan agar pengunjung lebih merasa nyaman berada di kawasan ini. Pelayanan yang dikeluhkan pengunjung terhadap pengelola kawasan TWAP seperti penyediaan MCK yang masih kurang dan penempatan yang kurang strategis, pengamanan pengunjung dari gangguan monyet yang sering merampas makanan pengunjung, serta penertiban nelayan yang keluar masuk kawasan sehingga bisa mengganggu aktivitas pengunjung yang berada di dalam kawasan. Pelayanan yang baik adalah pelayanan yang bisa memberikan kepuasan maksimal bagi pengunjung. Pelayanan terhadap pengunjung perlu ditingkatkan oleh pihak pengelola, hal ini dilakukan agar pelayanan yang diberikan lebih maksimal dan dapat dirasakan secara langsung oleh pengunjung TWAP. Pengunjung tidak akan merasa pernah menyesal berwisata di TWAP, karena mereka akan merasakan pelayanan yang baik dan membuat nyaman selama berada di TWAP.

3. Evaluasi Kondisi Prasarana, Sarana dan Fasilitas Wisata di TWAP


Prasarana dan sarana wisata di TWAP merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan wisata, maka diperlukan suatu usaha pemeliharaan dari pengelola dalam menjaga keutuhan prasarana dan sarana. Kegiatan pemeliharaan dan pemantauan (monitoring) dilakukan pengelola setiap satu bulan sekali. Berdasarkan pemantauan tersebut dilakukan evaluasi dalam menunjang kegiatan perbaikan terhadap prasarana dan sarana wisata yang dianggap sudah rusak atau sudah tidak layak. Kondisi prasarana dan sarana di Taman Wisata Alam Pangandaran cukup memadai untuk digunakan oleh pengunjung. Namun, sebagian pengunjung tidak merasa nyaman menggunakan prasarana dan sarana yang ada karena kurangnya perawatan dari pihak pengelola. Berdasarkan kuesioner yang disebarkan kepada pengunjung, di dapatkan hasil bahwa pengunjung tidak merasa puas dengan keberadaan MCK dan shelter yang ada di TWAP. Kondisi beberapa shelter yang buruk dan kurang terawat, sehingga bangunannya pun mulai mengalami kerusakan serta penempatan MCK yang tidak strategis. Persepsi pengunjung terhadap kondisi prasarana dan sarana, wisata di TWAP dapat dilihat lebih jelas pada Lampiran 3. 4. Evaluasi Kepuasan Pengunjung Berdasarkan variabel yang ada yaitu sebanyak tujuh buah, penilaian skor terhadap kegiatan wisata di obyek wisata Pantai Pasir Putih berjumlah 55 responden dengan penilaian baik. Sebanyak 53 responden memberi penilaian baik terhadap obyek wisata Pantai Pangandaran dan Gua Parat. Penilaian baik terhadap obyek wisata Gua Panggung dan Gua jepang diperoleh dari 49 responden, serta penilaian terhadap obyek wisata Gua Lanang 50 responden dan Gua Sumur Mudal sebanyak 44 responden. Indikasi tingkat kepuasan pengunjung terhadap obyek wisata di TWAP dipengaruhi oleh kenyamananan selama berada di kawasan. Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan kepada pengunjung, aktivitas pengunjung yang dilakukan yaitu: melihat pemandangan alam, jalan-jalan, foto-foto dan melihat gua-gua alam. D. Pengembangan Program Wisata Pantai Di Taman Wisata Alam Pangandaran 1. Potensi Wisata Pantai di Obyek Pantai Pasir Putih TWAP Taman Wisata Alam Pangandaran memiliki potensi dalam pengembangan wisata pantai yang menarik, diantaranya;

a. Panorama alam, seperti bentang alam berupa perbukitan yang membentang di depan pantai,
pemandangan sunrise, suara desiran gelombang air laut, pantai berpasir putih, terumbu karang dan biota laut lainnya, seperti ikan badut, b. Aksesibilitas menuju kawasan TWAP yang sudah baik, dapat dilalui oleh kendaraan bermotor. Jalan menuju obyek wisata pantai pasir putih TWAP yang telah diperbaharui dengan pembuatan jalan dari paving block, sehingga jalan tidak akan becek ketika hujan. c. Masyarakat sekitar yang cukup bersahabat dengan pengunjung yang datang ke TWAP. d. Pengelola TWAP yang dapat bekerjasama dalam kegiatan pengembangan wisata pantai. 2. Kendala Pengembangan Wisata Pantai di Obyek Pantai Pasir Putih TWAP Pelaksanaan kegiatan pengembangan wisata pantai di TWAP menghadapi beberapa kendala, antara lain: a. Keterlibatan masyarakat sekitar belum dimaksimalkan oleh pihak pengelola. Kolaborasi masyarakat dengan pengelola dapat memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. b. Aktifitas nelayan dan pengusaha perahu pesiar di dalam kawasan TWAP seperti: pembuatan bagang ikan, pendaratan perahu nelayan di obyek wisata pantai pasir putih TWAP yaitu; 74 buah di blok gua parat, 87 buah perahu di blok gua panggung, Pendaratan sebanyak 17 perahu pesiar di blok rengganis yang menyebabkan abrasi pantai, bongkar muat mesin tempel perahu, hilir mudiknya gerobak dan becak yang membawa mesin tempel, polusi udara dari mesin tempel dan kebisingan. Lokasi penambatan perahu nelayan di dalam kawasan TWAP sepanjang pantai timur di mulai dari pintu masuk sampai ke lokasi Rengganis. Pada awalnya penambatan perahu ini hanya bersifat sementara mengingat musim tertentu yang membahayakan nelayan namun kemudian penambatan perahu menjadi permanen. Kegiatan penambatan perahu ini juga terjadi sejak di bangunnya tembok abrasi di sepanjang pantai timur (luar kawasan) oleh Pemerintah Daerah. Lokasi pantai timur tersebut semula dijadikan lokasi tempat penambatan perahu, mengingat tembok cukup tinggi tidak bisa lagi di pakai sebagai tempat bersandar perahu nelayan. Nelayan tidak mempunyai alternatif lain kecuali berlabuh di kawasan TWAP karena lokasi ini berdekatan dengan Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Penanganan masalah perahu sudah seringkali dibicarakan dalam rapat-rapat koordinasi dengan pihak-pihat terkait (Pemda, HNSI). Alternatif yang dihasilkan dari pertemuan tersebut adalah pemindahan tempat pelelangan ikan. Namun rencana pemindahan TPI tersebut sampai saat ini belum direalisasikan, sehingga penambatan perahu nelayan masih tetap berlangsung bahkan semakin banyak. c. Keterbatasan pengelola dalam menyediakan prasarana dan sarana wisata menjadi kendala dalam pengembangan wisata pantai. 3. Dasar Pertimbangan Beberapa hal yang menjadi dasar pertimbangan dalam perumusan konsep pengembangan wisata pantai di obyek pantai pasir putih TWAP, yaitu: a. Memberikan alternatif wisata dan kepuasan kepada pengunjung yang berwisata ke TWAP, sehingga kegiatan wisata yang dilakukan tidak monoton. b. Ketersediaan sumberdaya wisata pantai yang mendukung pengembangan wisata pantai pada obyek wisata pantai pasir putih TWAP. c. Mengakomodasi masyarakat sekitar untuk bisa terlibat dalam kegiatan pengembangan wisata pantai. 4. Peran Serta Masyarakat Sekitar Dalam Pengembangan Wisata Pantai Penyelenggaraan kegiatan pengembangan wisata pantai di obyek wisata pantai pasir putih TWAP dapat mengikutsertakan masyarakat sekitar dengan berbagai bentuk usaha jasa atau pelayanan, seperti: jasa penginapan, usaha warung makanan dan minuman, toko souvenir, pemandu wisata, photografi, atau terlibat langsung dalam kegiatan pengusahaan wisata pantai, misalnya jasa penyewaan perahu, alat snorkeling dan pelampung.

5. Rancangan Konsep Pengembangan Wisata Pantai di TWAP


Menurut Suwantoro (2002), unsur pokok yang harus mendapat perhatian guna menunjang pengembangan pariwisata di daerah tujuan wisata yang menyangkut tentang perencanaan, pelaksanaan pembangunan dan pengembangannya meliputi lima unsur, yaitu: 1) Obyek dan daya tarik wisata 2) Prasarana wisata 3) Sarana wisata 4) Tata laksana atau infrastruktur 5) Masyarakat atau lingkungan Taman Wisata Alam Pangandaran merupakan kawasan konservasi yang memiliki nilai wisata yang cuklup tinggi. Hal ini didukung dengan adanya keanekaragaman hayati yang terkandung di dalam kawasan

1)

konservasi TWAP. Kondisi sumberdaya wisata yang menunjang tersebut dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pengembangan wisata alam, khususnya dalam program wisata pantai yang merupakan salah satu keunggulan sumberdaya wisata di TWAP. Kebijaksanaan dalam kegiatan pengembangan program wisata pantai hendaknya berpedoman pada beberapa hal, yaitu: (A. Yoeti, 2000) 1) Pembangunan prasarana dan sarana yang tidak berlebihan atau sesuai dengan kebutuhan dan menggunakan bahan-bahan alami. 2) Meminimalisir penggunaan teknologi dan berbagai fasilitas modern. 3) Kegiatan pengusahaan wisata dengan melibatkan masyarakat setempat dengan tujuan meningkatkan ekonomi masyarakat setempat. 4) Meminimalisir pengaruh luar yang berasal dari pengunjung terhadap adat istiadat masyarakat setempat. Pada kenyataannya hal tersebut cukup sulit dilakukan karena kegiatan pengusahaan wisata memiliki dua kepentingan yang berbeda. Pada satu sisi kita harus berpedoman pada prinsip ekonomi yaitu mengambil keuntungan sebesar-besarnya, di sisi lain kita harus berpegang pada prinsip konservasi yang mengutamakan perlindungan dan pengawetan kawasan. Maka dari itu dalam pelaksanaannya sering terjadi mengarah pada satu sisi saja, hal tersebut dipengaruhi berdasarkan kebijaksanaan pengelola dalam melakukan manajemen pengelolaannya. Kegiatan pengembangan wisata alam harus ditujukan dalam kepentingan mengembangkan sumberdaya alam hayati untuk kepentingan masyarakat di masa yang akan datang, melalui pemanfaatan secara bijkasana, pelestarian kenaekaragaman hayati dan ekosistemnya serta pemanfaatan berkelanjutan. Pelaksanaan pengembangan wisata alam harus memperhatikan faktor lingkungan hidup yang merupakan sumberdaya utama yang dikembangkan dan dimanfaatkan untuk menarik pengunjung serta pemanfaatannya untuk menigkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan TWAP. Pengembangan wisata alam harus mampu memberikan dampak positif dalam menciptakan kesempatan lapangan kerja yang baik bagi masyarakat dan dapat meningkatkan devisa negara (PP No. 18 tahun 1994). Pengembangan wisata pantai di TWAP meliputi berbagai kegiatan, antara lain: a. Pengembangan Prasarana dan sarana Wisata Prasarana dan sarana wisata merupakan aspek penting dalam pelaksanaan kegiatan wisata. Pelaksanaan pengembangan prasarana dan sarana wisata dalam mendukung kegiatan wisata pantai di TWAP, meliputi: Pengadaan prasarana dan sarana wisata Kegiatan pengadaan prasarana dan sarana wisata pantai di TWAP yang diperlukan antara lain: kamar ganti pakaian dan menara pengawas. Kamar ganti pakaian sangat diperlukan pengunjung untuk digunakan dalam mengganti pakaian sebelum melakukan aktivitasnya di pantai. Menara pengawas berfungsi sebagai tempat petugas pantai dalam mengawasi setiap kegiatan pengunjung di kawasan pantai pasir putih TWAP. 2) Penambahan prasarana dan sarana wisata Prasarana dan sarana wisata di kawasan pantai pasir putih TWAP yang masih harus ditambah, antara lain: MCK dan shelter. Jumlah MCK dan shelter masih kurang dalam mengantisipasi jumlah pengunjung yang banyak atau melebihi kapasitas. Pengadaan serta penambahan prasarana dan sarana wisata di kawasan pantai pasir putih TWAP harus memperhatikan aspek terhadap dampak lingkungan. Perlu dilakukan pengendalian pengunjung dengan memperhatikan daya dukung kawasan maupun daya dukung prasarana dan sarana agar keutuhan dan kelestarian kawasan pantai pasir putih TWAP tetap terjaga.

b. Perancangan Kegiatan Wisata Pantai Di TWAP


Keanekaragaman hayati laut Pangandaran dan bentuk permukaan pantai pasir putih di TWAP yang cukup landai mendukung berbagai kegiatan yang dapat dilakukan pengunjung. Kegiatan pengunjung yang dapat dilakukan pengunjung di pantai pasir putih, yaitu: berjemur dengan menikmati pemandangan alam sekitar pantai, berenang, bermain layang-layang, snorkeling dan diving. Kegiatan wisata pantai di obyek wisata pantai pasir putih TWAP yang dapat dilakukan oleh pengunjung dan menjadi wisata alternatif, antara lain: 1) Banana Boat Banana Boat adalah kegiatan wisata yang memadukan unsur olahraga dan rekreasi. Saat ini Banana Boat telah menjadi atraksi wisata andalan sebagai rekreasi alternatif untuk keluarga. Memang tidak ada persyaratan khusus untuk mengikuti kegiatan Banana Boat, karena hampir semua orang dapat mengikutinya. Mulai dari anak-anak, remaja sampai dewasa sekalipun. Tidak memiliki kemampuan berenang pun bukan menjadi hambatan untuk mengikuti kegiatan Banana Boat. Syarat yang diperlukan untuk mengikuti kegiatan ini hanya kondisi fisik yang prima. Dukungan peralatan Banana Boat yang cukup aman (safety) dapat menjamin keamanan dan keselamatan pengunjung selama mengikuti

kegiatan Banana Boat. Peralatan utama yang diperlukan antara lain perahu yang menyerupai pisang (banana), helm dan pelampung. Sasaran kegiatan wisata Banana Boat yaitu kalangan menengah keatas, tetapi tidak menutup kemungkinan bagi pengunjung golongan menengah ke bawah dapat mengikuti kegiatan ini dengan sedikit budget lebih tinggi. 2) Kalut Kayak Laut Wisata kano atau lebih dikenal dengan nama kayak merupakan kegiatan wisata yang dapat memadukan antara unsur olahraga, rekreasi dan petualangan. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh satu atau dua orang. Perahu kayak yang dapat digunakan, yaitu kayak di laut (sea kayak). Syarat mengikuti kegiatan wisata kayak, yaitu: sehat jasmani dan siap untuk melawan gelombang laut. Peralatan yang digunakan dalam kegiatan wisata kayak adalah perahu kayak (berisi 1 atau 2 orang), helm, pelampung dan dayung. Sasaran wisata kayak ini ditujukan bagi semua kalangan. 3) Merajut Jaring Meuting di Atas Perahu Tradisional Kegiatan wisata ini bertujuan memberikan pengetahuan kepada pengunjung mengenai cara pembuatan jaring ikan. Wisata ini juga dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar (nelayan), sehingga tidak terlalu tergantung kepada pekerjaan sebagai nelayan di laut. Wisata merajut jaring ditujukan bagi semua pengunjung obyek wisata pantai pasir putih di TWAP. Peralatan yang dibutuhkan dalam kegiatan merajut jaring ini, yaitu: benang senar dan kayu. Manfaat dari kegiatan wisata ini adalah pengunjung dapat mengetahui adat atau kebiasaan masyarakat sekitar (nelayan) sebelum melaut. V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Taman Wisata Alam Pangandaran adalah kawasan pelestarian alam yang memiliki sumberdaya alam hayati tinggi yang dijadikan sebagai potensi wisata. 2. Pengunjung didominasi oleh pelajar SMA dengan tujuan berwisata dan pendidikan. Karakteristik yang mempengaruhi pengunjung datang ke TWAP adalah teman dan diri sendiri. 3. Pengembangan wisata pantai di TWAP meliputi kegiatan pengembangan prasarana dan sarana wisata dan perencanaan kegiatan wisata pantai di TWAP. 4. Alternatif pengembangan wisata pantai adalah penambahan kegiatan dengan konsep Wisata Adrenalin dan Tradisional, seiring dengan penambahan fasilitas dan sarana pendukung yang memadai. B. Saran Dilakukan upaya kerjasama dari pihak TWAP, pemerintah Kabupaten Ciamis, masyarakat lokal dalam mengembangan pariwisata di kawasan Taman Wisata Alam Pangandaran sebagai salah satu tujuan wisata yang strategis serta sejalan dengan prinsip konservasi dan ekowisata. DAFTAR PUSTAKA Abu A. H. 1990. Psikologi Sosial. Cetakan Kedua. PT Rineka Cipta. Jakarta Suyitno. 2001. Perencanaan Wisata. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Soekadijo RG. 1997. Anatomi Pariwisata Memahami Pariwisata Sebagai Systemic linkage. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Kartini DE. 2007. Pengembangan Program Wisata Bahari Berbasiskan Ekowisata Di Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu, Teluk Jakarta. Institut Pertanian Bogor. Fakultas Kehutanan. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Program Diploma Ekowisata. Yoeti OA. 2000. Pariwisata Berwawasan Lingkungan Hidup. PT Perpja. Jakarta.

LAMPIRAN 4 KONDISI UMUM A. Sejarah Kawasan Taman Wisata Alam Pangandaran pada awalnya merupakan tempat perladangan masyarakat. Berkembangnya bidang pariwisata yang disertai dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi, pada tahun 1978 terjadi perubahan kawasan. Berdasarkan SK Mentan No. 170/Kpts/Um 1978 pada tanggal 10 Maret 1078, sebagian Kawasan Cagar Alam Pangandaran berubah fungsi menjadi Taman Wisata Alam seluas 37, 7 Ha, sehigga luas Cagar Alam Pangandaran menjadi 419, 3 Ha. Pada tahun 1990 berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 225/Kpts-II/1990 tanggal 8 Mei 1990 kawasan perairan yang berada disekitarnya ditetapkan sebagai Cagar Alam Laut dengan luas sekitar 470 Ha. B. Status dan Kepemilikan Pengelolaan Kawasan Konservasi Taman Wisata Alam Pangandaran (TWAP) mengalami perubahan dalam hal status pengelolaan sesuai dengan perkembangan dan kebijakan pemerintah. Pada tahun 1998 sampai dengan tahun 2002, pengelolaan TWA dan CA Pangandaran diambil oleh Balai Koservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat , Berdasarkan SK Menhut No. 204/Kpts-II/1998 tanggal 27 Februari 1998. Berdasarkan wilayah Pemangkuannya kawasan TWA dan CA Pangandaran termasuk Seksi Konservasi Wilayah V dan berkedudukan di Garut, dan berdasarkan tingkat operasional lapangan termasuk pengelolaan Resort KSDA Pangandaran yang berkedudukan di TWA dan CA Pangandaran. Kegiatan Pengusahaan dan Pengelolaan Blok Pemanfaatan TWA Pangandaran seluas 20 Ha dilaksanakan oleh Perum Perhutani sebagaimana Pemberian IPPA berdasarkan SK Menhut No. 341/Kpts-II/1996 Tgl 4 Juli 1996. C. Kebijakan dan Peraturan Pengelolaan Taman Wisata Alam Pangandaran yang merupakan kawasan konservasi berada dibawah pengawasan dan pengelolaan BKSDA Jawa Barat. Kegiatan pengelolaan yang dilakukan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat Tahun 2002-2006 mengenai Rencana Strategi Pembangunan Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) mempunyai visi yaitu: Terwujudnya Pengelolaan Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya secara lestari, bermanfaat bagi masyarakat secara mandiri dan berkeadilan. Tujuan dari Visi tersebut yang merupakan Misi BKSDA Jabar yaitu: perlindungan ekosistem dan pemulihan kawasan konservasi, mengoptimalkan fungsi dan manfaat secara lestari, mengembangkan kelembagaan dan kemitraan konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya, membangun dan mengembangkan kesadaran konservasi bagi generasi muda. Dalam mewujudkan Visi dan Misi, BKSDA Jabar menempuh strategi pengelolaan yaitu: peningkatan frekuensi penyuluhan dan pembinaan generasi muda, penertiban kegiatan perambahan kawasan konservasi dan gangguan lainnya, rehabilitasi dan pemulihan potensi kawasan konservasi, pengembangan sistem informasi manajemen konservasi sda, pengembangan kelembagaan, sdm dan peningkatan sarana prasarana, pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pengusahaan pariwisata alam, pemantapan dan pengelolaan kawasan konservasi, peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan kawasan konservasi, penyelamatan jenis-jenis flora fauna langka secara insitu dan eksitu. D. Struktur Organisasi
RESORT KONSERVASI WILAYAH CAGAR ALAM/ TAMAN WISATA ALAM PANGANDARAN

TATA USAHA

URUSAN KEBERSIHAN Sumber: Resort CA/ TWAP, 2008

URUSAN POLHUT ( PENGAMANAN HUTAN)

URUSAN INFORMASI

Gambar 1. Struktur Organisasi Resort CA/ TWAP E. Letak dan Luas Kawasan Kawasan TWAP secara administratif terletak di Desa Pangandaran, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Ciamis, Propinsi Jawa Barat dengan batas-batas sebagai berikut: sebelah utara berbatasan dengan Desa Pangandaran, sebelah selatan berbatasan dengan Teluk Pangandaran, sebelah timur berbatasan dengan Samudera Indonesia, sebelah barat berbatasan dengan Teluk Parigi. Secara geografis Taman Wisata Alam Pangandaran terletak pada koordinat 108 30 - 109 BT dan 7 30 - 8 LS. Luas kawasan Taman Wisata Alam Pangandaran sekitar 37.7 Ha. F. Kondisi Fisik dan Biologi Kawasan Taman Wisata Alam Pangandaran terdiri dari 50% datar, 35% kawasan berbukit dan 15 % bergunung. Keadaan iklim di Kawasan Taman Wisata Alam Pangandaran termasuk pada tipe iklim tropika basah, dengan suhu udara berkisar antara 25 C - 35 C dengan kelembaban relatif 80 90 %. Curah hujan rata-ratanya adalah 3196 mm/ tahun. Kelembaban udara di Kawasan TWAP dipengaruhi oleh angin laut yang sejuk dan kering. Sumber air tawar yang terdapat di wilayah TWAP berasal dari sungai-sungai yang tidak pernah kering sepanjang tahunnya, yaitu sungai Cirengganis yang bermuara di pantai timur dan sungai Cikamal yang bermuara di pantai barat. Selain itu, terdapat pula mata air yag meresap dari pada celah-celah batuan. Kawasan TWAP bisa di tempuh dari berbagai jalur di Pulau Jawa. Terdapat 7 jalur aksesibilitas untuk menuju ke kawasan TWAP. Aksesibilitas menuju kawasan wisata Pantai Pangandaran bisa dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Aksesibilitas Untuk Mencapai Pantai Pangandaran
No Jalur Aksesibilitas 1 Jakarta - Bandung - Tasikmalaya -Pangandaran 2 Semarang - Cirebon Ciamis - Pangandaran 3 Yogyakarta - Purwokerto - Banjar - Pangandaran 4 Cilacap - Banjar - Pangandaran 5 Cilacap - Kalipucang - Pangandaran 6 Bandung - Tasikmalaya - Pangandaran 7 Surabaya - Yogyakarta - Banjar - Pangandaran Sumber: www. Smkn-1ciamis.co.id, 2007 Jarak Tempuh 393 Km 448 Km 385 Km 172 Km 70 Km 236 Km 510 Km Sarana Transportasi Bus Bus Bus Bus Kapal air dan Bus KA dan Bus KA dan Bus

Sekitar 80 % dari seluruh wilayah TWAP masih ditutupi oleh hutan sekunder tua yang umumnya antara 50-60 tahun. Selebihnya terdiri dari sisa-sisa hutan primer yang tidak luas dan terpencil letaknya terutama disekitar tempat-tempat yang dianggap suci atau keramat. Hutan pantai dan hutan tanaman terdapat dalam beberapa bidang kecil yaitu di bagian sebelah utara semenanjung seluas 20 Ha. Selain hutan sekunder, hutan primer, hutan pantai dan hutan tanaman, selebihnya merupakan pada rumput. Diantaranya terdapat tiga padang rumput, namun yang sampai saat ini masih baik keadaannya yaitu Padang Rumput Nanggorak (10 Ha) dan Padang Rumput Cikamal (20 Ha). Hutan sekunder merupakan bagian yang terluas di kawasan ini. Tumbuhan yang hidup di hutan sekunder ditutupi oleh pohon-pohon yang tinggi terdiri dari berbagai jenis pohon, sehingga secara keseluruhan membentuk lapis-lapis tajuk yang tertutup. Ketinggian jenis pohon di hutan sekunder ini antara 20-35 m. Pohon-pohon yang dominan antara lain: Laban (Vitex Pinnata), Kisegel (Dillenia Exelsa) dan Marong (Cratoxylum Formosum). Beberapa jenis peninggalan hutan primer terdapat pula diantaranya pohon Popoan (Rhucananda Amborescens), Kondang (Ficus Variegata), Knema Cinerea, Benda (Artocarpus Elastica). Beberapa jenis fauna yang dapat dijumpai di kawasan Taman Wisata Alam Pangandaran, antara lain: Monyet Ekor Panjang, Lutung, Rusa, Kalong, Musang, Kelelawar, Landak, Banteng, Kangkareng, Tulung Tumpuk, Elang bondol, Biawak. Satwa liar yang dapat dijumpai di kawasan TWAP, secara lebih jelas dapat dilihat pada G. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Berdasarkan data kependudukan awal Tahun 2007, penduduk desa Pangandaran secara keseluruhan berjumlah 9.152 jiwa. Terdiri dari jumlah penduduk laki-laki 4.269 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 4.883 jiwa, dengan jumlah kepala keluarga 2.382 kepala keluarga. Mata pencaharian penduduk Desa Pangandaran, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Ciamis, mayoritas adalah nelayan tradisional dan nelayan modern yang menggunakan kapal besar dan alat serba mesin. Tingkat pendidikan penduduk Desa Pangandaran sangat beragam dengan jumlah tertinggi dari tingkat lulusan sekolah dasar, yaitu sejumlah 3.177 orang. Desa Pangandaran dipimpin oleh seorang Kepala Desa. Kepala Desa melakukan tugasnya dalam menjalankan pemerintahan dibantu oleh para pamong yang terdiri dari seorang Sekretaris Desa/ Sekdes, tiga orang Kepala Bidang (Kepala Bidang Pemerintahan, Kepala Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Kepala Bidang Kesejahteraan Masyarakat dan Agama), dua orang Kepala Urusan (Kepala Urusan Keuangan/Bendahara, Kepala Urusan Umum), dua orang Kepala Wilayah Dusun/Kanwildus (Kepala Wilayah Dusun Pangandaran Dan Kepala Wilayah Dusun Parapat) dan empat orang staf (Sekretaris BPD, Sie Kamtibmas, dua orang Sie Pendapatan). Kepengurusan pemerintahan Desa Pangandaran dibantu oleh BPD (Badan Permuyawaratan Desa) yang terdiri dari seorang Ketua, dua orang wakil ketua dan sepuluh anggota. Tujuh kepala RW beserta anggotanya dan 47 kepala RT beserta anggotanya yang membawahi secara

langsung kepada kepala-kepala keluarga yang berada dibawahnya membantu menjalankan program-program pemerintahan Desa Pangandaran.

Anda mungkin juga menyukai