Anda di halaman 1dari 10

Diroyah: Jurnal Ilmu Hadis 4, 1 (September 2019)

ETIKA BERKOMUNIKASI PERSPEKTIF HADIS


(Dalam Kutub at-Tis’ah)

Darussalam1, Neng Lutfi Maspupah2


Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Panyileukan, Jl. Cimencrang, Cimenerang, Kec. Gedebage, Kota Bandung
E-mail: 1(Drrslmsalam@gmail.com 2neglutfimaspupah@student.uinsgd.ac.id

Abstract
Human nature is born in a sacred condition (fitrah), and one of its forms of purity (fitrah) is
communication. Good communication is effective and efficient communication so that it can deliver
to success also gives problems for everyone. In certain conditions, communication can also have a
bad impact if it is not controlled so that it can cause hatred, hostility, fights can even cause death
due to communication that is not ethical, excessive and uncontrolled. Therefore, ethics is certainly
an important and indispensable part of communication. In this study the author aims to identify the
ethics of communication based on the hadith of the Prophet Muhammad. The method in this study
uses the library method (Library Research), which is a data collection technique by conducting a
study of books, journals, and other literature that have a relationship with related problems.
Keywords: Hadith, Ethics, Communication

Abstrak
Hakikat manusia dilahirkan dalam kondisi suci (fitrah), dan dintara salah satu bentuk kesuciannya
(fitrah) manusia adalah komunikasi. Komunikasi yang baik adalah komunikasi efektif dan efisien
sehingga dapat mengantarkan menuju kesuksesan juga memberikan kemasalahatan untuk semua
orang. Dalam kondisi tertentu, komunikasi juga dapat memberikan dampak yang buruk apabila
tidak dikontrol sehingga dapat menimbulkan kebencian, permusuhan, perkelahian bahkan dapat
menyebakan kematian disebabkan komunikasi yang tidak beretika, berlebihan dan tidak dikontrol.
Oleh karena itu, etika tentu menjadi bagian yang penting dan sangat diperlukan dalam
berkomunikasi. Dalam penelitian ini penulis bertujuan untuk mengidentifikasi etika berkomunikasi
berdasarkan hadits Rasulullah Saw., agar menjadi tauladan bagi semua insan khususnya umat
Muslim ketika berkomunikasi. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode pustaka (Librery
Reasearch) yakni teknik pengumpulan data dengan melakukan studi telaah pada buku, jurnal, serta
literatur lain yang memiliki hubungan dengan masalah terkait.
Kata kunci : Hadits, Etika, komunikasi.

dan manusia yang tertutup sehingga sulit


A. PENDAHULUAN
untuk membangun interaksi dengan individu
Pembahasan terhadap hadis tampaknya lain. Seseorang yang aktif dalam komunikasi
Komunikasi merupakan salah satu fitrah dan interaksi dengan sesama tentu tidak akan
manusia dan dengan komunikasi manusia mengalami kesulitan dalam kehidupannya.
dapat mengekspresikan dirinya, membentuk Seseorang yang senantiasa pasif dan enggan
jaringan interaksi sosial dan mengembangkan untuk berkomunikasi dan berinteraksi maka
kepribadiannya.1 akan dihadapkan dengan banyak kesulitan
Tentu terdapat perbedaan antara dalam kehidupannya. Kesulitan tersebut
manusia yang terlatih untuk berkomunikasi dikarenakan keterbatannya dala

1
Muh. Syawir Dahlan, ‘Etika Komunikasi Dalam
Al-Qur’an Dan Hadits’, Dakwah Tabligh, 15 (2014),
117.
100 Darussalam & Neng Lutfi Maspupah/ Diroyah: Jurnal Ilmu Hadis 4, 1 (September 2019):99-108

berkomunikasi. Sebagai makhluk sosial, karena itu, sudah seharusnya kita menjadikan
manusia sudah semestinya hidup Rasul sebagai teladan komunikasi dalam
bermasyarakat dan menjauhi sikap individual kehidupan.
yang cenderung membentuk pribadi yang Imam al-Bukharimeriwayatkan sebuah
pasif. Dengan hidup bermasyarakat akan hadits dengan nomor hadits : 5996, Rasulullah
menuntut seseorang untuk berinteraksi sedikit Saw., menyampaikan mengenai ucapan yang
demi sedikit sehingga terbentuk etika menjadi madarat. Hadis tersebut berbunyi:
komunikasi yang baik.. ٍ ‫ي‬
Dalam kehidupan manusia, komunikasi ‫يد َع ْن‬ َ ‫َح َّدثَيِن إيبْ َراه ُيم بْ ُن َحََْزةَ َح َّدثَيِن ابْ ُن أيَِب َحا يزم َع ْن يَيز‬
mempunyai peran yang sangat penting. Yakni ‫اَّللي الت َّْي يم يي َع ْن‬
َّ ‫يسى بْ ين طَلْ َحةَ بْ ين ُعبَ ْي يد‬ ‫ي‬ ‫ي ي ي‬
َ ‫ُُمَ َّمد بْ ين إبْ َراه َيم َع ْن ع‬
ketika memposisikan diri dengan Tuhannya
ُ ‫اَّللُ َعلَْي يه َو َسلَّ َم يَ ُق‬
‫ول إي َّن الْ َعْب َد‬ َّ ‫صلَّى‬ ‫ول َّي‬َ ‫أيَِب ُهَريْ َرَة َيَس َع َر ُس‬
dan sesamanya atau hubungan secara vertikal َ ‫اَّلل‬
‫ي‬ ‫ي‬ ‫لَي ت َكلَّم يِبلْ َكليم ية ما ي ت ب َّ ي‬
dan horizontal. Seseorang yang memiliki
َ َْ‫َّي ف َيها يَيزُّل ِبَا يِف النَّا ير أَبْ َع َد ِمَّا ب‬
‫َّي‬ ُ َ ََ َ َ ُ ََ
kemampuan baik dalam berkomunikasi tentu
dapat dengan mudah mempengaruhi ‫الْ َم ْش يريق‬
pendengarnya tanpa adanya rasa bosan meski
Berdasarkan hadits diceritakan bahwa
dalam pembicaraan yang cukup lama.
“Abu Hurairah dia mendengar Rasulullah
Komunikasi yang efektif, dapat menghasilkan
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
buah pikir manusia dan cenderung untuk
"Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan
meyakinkan bahwa apa yang dikatakannya
kalimat tanpa diteliti yang karenanya ia
adalah sebuah kebenaran.
terlempar ke neraka sejauh antara jarak ke
Disisi lain, komunikasi yang tidak
timur." (HR. Bukhari No: 5996).5
dikontrol dapat berakibat fatal. Faktanya,
tidak sedikit dampak negatif yang Hadits tersebut menurut Ibnu Hajar
ditimbulkan berupa pertikaian, permusuhan, adalah ungkapan peringatan agar menghindari
perselisihan, perkelahian bahkan kematian tutur kata yang buruk, yang tidak penting
sekalipun yang terjadi karena disebabkan untuk didengarkan atau bahkan dapat
komunikasi yang tidak beretika. Dengan menyakiti perasaan seseorang.6 Lisan yang
pemahaman yang dimiliki mengenai Al- terjaga dapat menjadi patokan seseorang
Qur’an dan as-sunah maka hal-hal negatif berada dalam kebenaran atau kebathilan.
yang telah disebutkan pasti tidak mungkin Dalam hadits lain Rasulullah Saw., juga
terjadi. menegaskan mengenai diam menjadi hal yang
Dalam berbagai hal umat Muslim lebih baik dari pada mengatakan sesuatu yang
hendaknya senantiasa mengikuti keteladanan tidak ada manfaatnya. Ditegaskan pula bahwa
Rasulullah Saw. karena beliau merupakan tutur kata yang senantiasa terjaga dengan baik
uswatun hasanah bagi semesta alam.2 Rasul merupakan ciri dari seseorang yang beriman.
merupakan bentuk kesempurnaan komunikasi Hadits tersebut berbunyi:
vertikal dan horizontal (hablu min Allah dan
ٍ‫ص‬ ‫ص عن أيَِب ح ي‬ ٍ‫ي‬
hablu min annas).3 ‫َّي‬ َ ْ َ ‫َح َو ي‬ ْ ‫َحدَّثَنَا قُتَ ْي بَةُ بْ ُن َسعيد َحدَّثَنَا أَبُو ْاْل‬
‫اَّللُ َعلَْي يه‬
َّ ‫صلَّى‬ ‫ول َّي‬ َ َ‫صالي ٍح َع ْن أيَِب ُهَريْ َرةَ ق‬ َ ‫َع ْن أيَِب‬
Dikatakan oleh al-Jahiz bahwa Rasul
memiliki kharisma dan lembut tutur katanya َ ‫اَّلل‬ ُ ‫ال َر ُس‬ َ َ‫ال ق‬
sehingga terhindar adanya penentangan atau ‫َو َسلَّ َم َم ْن َكا َن يُ ْؤيم ُن يِب ََّّللي َوالْيَ ْويم ْاْل يخ ير فَ ََل يُ ْؤيذ َج َارهُ َوَم ْن َكا َن‬
bantahan dari apa yang beliau ucapkan.4 Oleh

2
Abdullah Syihata, Dakwah Islamiyah Kehidupan Rasulullah (Jakarta: CV Pedoman Ilmu
(Proyek Pembinaan Prasarjana dan Sarjana Perguruan Jaya, 1982). 113.
5
Tinggi Agama: Departemen Agama, 1986). 23. Muhammad bin Ismail bin al-Mughirah Al-
3
M. Munir, Metode Dakwah (Jakarta: Bukhari, Shahih Al-Bukhari (Riyadh: Maktabah al-
Kencana, 2006). 204. Rusyd, 2006). 897.
4 6
Abdurrahman Azam, Keagungan Nabi Ibn Hajar Al-Asqalânî, Fath Al-Bârî Bi
Muhammad SAW: Kepahlawanan Dan Keindahan Syarh Shahîh Al-Bukhârî (Kairo: Dâr al-Rayyân li al-
Turâts, 2009). 267.
Darussalam & Neng Lutfi Maspupah/ Diroyah: Jurnal Ilmu Hadis 4, 1 (September 2019):99-108 101

‫ضْي َفهُ َوَم ْن َكا َن يُ ْؤيم ُن يِب ََّّللي َوالْيَ ْويم‬ ‫ي ي ي ي‬


َ ‫يُ ْؤم ُن يِب ََّّلل َوالْيَ ْوم ْاْلخ ير فَ ْليُ ْك يرْم‬ buruk. Seseorang yang mampu memelihara
‫ي‬ lisannya akan terhindar dari marabahaya
‫ي‬
‫ت‬ ْ ‫ص ُم‬ ْ َ‫ْاْلخ ير فَ ْليَ ُق ْل َخ ْ ًْيا أ َْو لي‬ selain dari akibat penglihatan dan
pendengarannya.7 Selain itu, lisan yang
Rasulullah shallallahu 'alaihi
terpelihara dengan baik mampu menjadi
wasallam bersabda: "Barangsiapa berimana
jaminan bagi seseorang menuju surga.
kepada Allah dan hari Akhir, janganlah ia
Begitupun sebaliknya, seseorang yang tidak
mengganggu tetangganya, barangsiapa
mampu memelihara lisannya dapat
beriman kepada Allah dan hari Akhir
mengantarkannya menuju marabahaya yang
hendaknya ia memuliakan tamunya dan
menjerumuskan ke dalam lubang neraka.
barangsiapa beriman kepada Allah dan hari
Akhir hendaknya ia berkata baik atau diam." Diantara hadits Rasul terdapat beberapa
(HR. Bukhari No: 5559). yang berkaitan dengan etika berkomunikasi,
namun praktiknya dalam kehidupan sehari-
Dalam hadits di atas dikatakan bahwa
hari masih sangat minim dan justru
menjaga lisan dapat dilakukan melalui dua
berbanding terbalik dengan hadits yang sudah
hal, pertama, berbicara dengan tutur kata yang
Rasul berikan sebagai panutan mengenai
baik, dan kedua, apabila tidak bisa berbicara
etika berkomunikasi, masih banyak orang
baik maka lebih baik untuk diam. Pada
yang bertutur kata buruk, seringkali menyakiti
kondisi tertentu diam memiliki keutamaan
hati dan perasaan seseorang dan lebih
yang besar, tetapi jika dibandingkangkan
mengedepankan hawa nafsunya. Terdapaat
dengan ucapan yang bermanfaat maka diam
ancaman yang ditegaskan dalam hadits Rasul
tidak lebih utama.
bagi pendusta, dan orang-orang yang
Terdapat hadist Rasul yang menjamin mengotori lisannya dengan tutur kata yang
orang yang senantiasa menjaga lisaanya buruk.
dengan baik kelak akan mendapatkan surga.
Sebagaimana Rasulullah Saw., bersabda:
B. PEMBAHASAN
‫َحدَّثَنَا ُُمَ َّم ُد بْ ُن أيَِب بَ ْك ٍر الْ ُم َقد يَّم ُّي َحدَّثَنَا ُع َمُر بْ ُن َعلي ٍي َيَس َع‬ 1. Pengertian Etika Berkomunikasi
‫اَّللُ َعلَْي يه َو َسلَّ َم‬
َّ ‫صلَّى‬ ‫ول َّي‬ ‫أَِب حا يزٍم َعن سه يل ب ين سع ٍد َعن رس ي‬
َ ‫اَّلل‬ َُ ْ َْ ْ َْ ْ َ َ Etika merupakan sebuah kata yang
‫ي‬ ‫ي‬ ‫ي‬
َ‫اْلَنَّة‬
ْ ُ‫َض َم ْن لَه‬ ْ ‫َّي ر ْجلَْيه أ‬ َ َْ‫ض َم ْن يِل َما ب‬
َ َْ‫َّي ََلْيَ ْيه َوَما ب‬ ْ َ‫ال َم ْن ي‬ َ َ‫ق‬ berasal dari bahasa Yunani dengan dasar kata
tunggal ethos yang berarti pola pikir. Adapun
“Telah menceritakan kepada kami dalam bentuk jamaknya adalah ta etha yang
Muhammad bin Abu Bakr Al Muqaddami berarti adat atau kebiasaan. Secara istilah
telah menceritakan kepada kami Umar bin Ali etika dapat diartikan sebagai aturan yang
dia mendengar Abu Hazim dari Sahl bin Sa'd dapat diterapkan dan dipegang teguh oleh
dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seseorang maupun kelompok masayarakat.8
beliau bersabda: "Barangsiapa dapat Abudin Nata mengutip dari apa yang
menjamin bagiku sesuatu yang berada di dikatakan oleh Ki Hajar Dewantara bahwa
antara jenggotnya (mulut) dan di antara etika merupakan sebuah ilmu yang
kedua kakinya (kemaluan), maka aku akan mempelajari baik buruknya tingkah laku
menjamin baginya surga”. (HR. Bukhari No: seseorang yang terwujud dalam ucapan
5993). maupun perilaku.9 Etika juga diungkapkan
sebagai cabang dari ilmu filsafat yang
Dijelaskan oleh Ibnu Hajar bahwa
membahas aturan sebagai bekal dalam hidup
“sesuatu yang ada di antara kedua tulang
bermasyarakat. A. Mustafa juga memiliki
pipinya” yakni bibir, yang menjadi sumber
ungkapan mengenai etika yang tidak jauh
keluarnya setiap perkataan baik maupun
beda dengan ungkapan Khi Hajar Dewantara

7 9
Al-Asqalânî. Abudin Nata, Akhlak Tasawuf (Jakarta: Raja
8
Muhammad Mufid, Etika Dan Filsafat Grafindo, 1996). 8.
Komunikasi (Jakarta: Kencana, 2009). 173.
102 Darussalam & Neng Lutfi Maspupah/ Diroyah: Jurnal Ilmu Hadis 4, 1 (September 2019):99-108

bahwa etika sebagi ilmu yang menuntun baik informasi kepada responden yang dibarengi
buruknya perilaku seseorang didasari dengan dengan adanya stimulus atau rangsangan.
bekal pengetahuan yang dimiliki.10 Demikian merupakan definisi dari etika
Dari uraian-uraian tersebut tentu dapat dan komunikasi baik secara bahasa dan secara
ditarik sebuah kesimpulan mengenai etika istilah. Oleh karena itu, dapat ditarik sebuah
yang tidak akan pernah lepas dari aturan, definisi mengenai etika berkomunikasi yaitu
tingkah laku, dan nilai-nilai yang dijunjung sebuah aturan yang digunakan untuk
dalam hidup seorang individu maupun mengungkapkan buah pemikiran dan perasaan
kelompok masyarakat. seseorang secara sistematis, lemah lebut,
Setelah membahasa mengenai etika efektif dan efisen, sehingga dapat diterima
secara bahasa dan istilah, maka selanjutnya dengan baik oleh lawan bicaranya dan
perlu dibahas mengenai komunikasi secara menghasilkan timbal balik (feedback) yang
bahasa dan juga istilah. Komunikasi positif.
merupakan sebuah kata yang berasal dari 2. Kajian Hadis-Hadis Etika Berkomunikasi
bahasa lain yaitu “communicatio” dan
perkataan sumbernya dari kata “communis” Dari penelitian yang penulis lakukan
yang memiliki kesamaan dalam makna.11 dalam kutub tis’ah, tidak semua riwayat ke
Adapun secara istilah komunikasi sembilan Imam penulis cantumkan, akan
dikategorikan sebagai kata yang memiliki tetapi hanya lima periwayat yang akan penulis
banyak makna/arti.12 bahas dalam tulisan ini. Kelima periwayat itu
Meski dianggap sulit untuk yakni hadis yang diriwayatkan oleh Imam
mendapatkan makna hakiki dari komunikasi, Bukhari, Imam Muslim, Sunan at-Tirmidzi,
beberapa ahli juga mencoba mendefinisikan Sunan Abu Dawud, dan Sunan Ibnu Majah.
komunikasi. Sebagaimana yang diungkapkan
oleh A. Markarma, bahwa komunikasi Hadis tentang Berbicara Menggunakan
diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan Kata-kata yang Baik
ٍ‫ص‬ ‫ص عن أيَِب ح ي‬ ٍ‫ي‬
ْ َ ‫َح َو ي‬
komunikator untuk mengubah perilaku
komunikan dengan cara mengirimkan sebuah
‫َّي‬ َ ْ ‫َحدَّثَنَا قُتَ ْي بَةُ بْ ُن َسعيد َحدَّثَنَا أَبُو ْاْل‬
‫اَّللُ َعلَْي يه‬
َّ ‫صلَّى‬ ‫ول َّي‬ َ َ‫صالي ٍح َع ْن أيَِب ُهَريْ َرةَ ق‬
rangsangan (stimulus). Komunikasi juga َ ‫اَّلل‬ ُ ‫ال َر ُس‬َ َ‫ال ق‬ َ ‫َع ْن أيَِب‬
‫َو َسلَّ َم َم ْن َكا َن يُ ْؤيم ُن يِب ََّّللي َوالْيَ ْويم ْاْل يخ ير فَ ََل يُ ْؤيذ َج َارهُ َوَم ْن َكا َن‬
diartikan sebagai sebuah seni yang
menggambarkan perasaan berupa ungkapan
tersurat maupun tersirat.13 Ungkapan lain ‫ي ؤيمن يِب ََّّللي والْي ويم ْاْل يخ ير فَ ْلي ْك يرم ضي َفه ومن َكا َن ي ؤيمن يِب ََّّللي‬
ُ ُْ ْ َ َ ُ َْ ْ ُ َْ َ ُ ُْ
mengenai komunikasi yaitu suatu proses ‫ي‬ ‫ي ي‬
‫ت‬ْ ‫ص ُم‬ْ َ‫َوالْيَ ْوم ْاْلخ ير فَ ْليَ ُق ْل َخ ْ ًْيا أ َْو لي‬
16
untuk berinterkasi antara satu individu dengan
individu lain dan saling menggambarkan citra “Rasulullah shallallahu 'alaihi
dari masing-masing individu.14 wasallam bersabda: "Barangsiapa berimana
Ungkapan Muhammad Mufid mengenai kepada Allah dan hari Akhir, janganlah ia
hakikat komunikasi yaitu sebuah ekspresi mengganggu tetangganya, barangsiapa
yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan beriman kepada Allah dan hari Akhir
hidup seseorang berdasarkan isi hati dan hendaknya ia memuliakan tamunya dan
pikirannya.15 Komunikasi dapat terjadi karena barangsiapa beriman kepada Allah dan hari
adanya sebuah proses penyampain pesan atau
10
Seputar Pengetahuan, ‘15 Pengertian Etika 13
A. Markarma, Komunikasi Dakwah Efektif
Menurut Para Ahli Terlengkap’, Dalam Perspektif Al-Qur’an (Studi Islamika, 2014).
Www.seputarpengetahuan.com, 2015. Di akses pada 130.
14
25 April 2019. Dan Nimmo, Komunikasi Politik:
11
Tsalis Rifa’i, Komunikasi Dalam Komunikator, Pesan Dan Media (t.t: Remadja Karya
Musyawarah (Tinjauan Konsep Asyura dalam Islam, CV). 7.
15
2015). 37. Mufid.
12 16
Morissan, Teori Komunikasi Individu Al-Bukhari.
Hingga Massa (Jakarta: Prenada Media Group, 2015).
8.
Darussalam & Neng Lutfi Maspupah/ Diroyah: Jurnal Ilmu Hadis 4, 1 (September 2019):99-108 103

Akhir hendaknya ia berkata baik atau diam." mengharamkan tiga perkara dan melarang
(HR. Bukhari No: 5559). dari tiga perkara; Allah mengharamkan
durhaka terhadap orang tua, mengubur anak
Dari hadits di atas dijelaskan bahwa
perempuan hidup-hidup dan tidak mau
perlakuan baik yang diberikan kepada orang
memberi. Dan Allah melarang dari tiga
lain berupa tutur kata yang baik, atau menjada
perkara; mengatakan sesuatu yang tidak jelas
lisan dari perkataan yang dapat menyinggung
sumbernya, banyak bertanya dan menyia-
dan menyakati orang lain merupakan salah
nyiakan harta." (HR. Muslim No: 3239).
satu bentuk keimanan dan penghambaan kita
kepada Allah.17 Pada akhir uraian hadits Pada redaksi hadis di atas disebutkan,
ُّ ‫ال َوَكثْ َرةي‬
ِ‫الس َؤال‬ َ َ‫يل َوق‬‫ي‬
tersebut Rasul menghimbau kepada seluruh َ ‫( ق‬Allah membenci kalian dari
umat untuk senantiasa mememelihara qiila wa qaala dan banyak bertanya).
lisannya dari perkataan buruk yang dapat Dijelaskan bahwa maksud hadits tersebut
menimbulkan madarat, karena lisan yang baik yaitu Allah tidak menyukai orang yang
adalah lisan yang digunakan untuk senantiasa berbicara berdasarkan “katanya” dan bukan
berdzikir kepada Allah, memberi informasi berdasarkan “faktanya”, karena sebaiknya
yang bermanfaat bagi orang lain, dan lisan perkara yang hendak dibicarakan harus
yang diam apabila tidak dapat digunakan berdasarkan fakta. Allah juga tidak menyukai
untuk kebaikan. orang-orang bertanya dengan tujuan
Terdapat sebuah keterangan jika menyudutkan dan mendesak orang lain
seseorang menginginkan pembicaraannya mengenai suatu perkara yang tidak ada
selamat dari ketergelinciran dan kecacatan manfaatnya.20 Hadits tersebut menjadi acuan
menurut Abu al-Hasan Ali al-Mawardi. Di untuk berkomunikasi dengan baik yang
antaranya, pembicaraan harus mengarah didasari dengan etika berkomunikasi, yakni
kepada manusia dalam hal mengajak keharusan berbicara dengan sopan, lembut,
ketaqwaan, berbicara yang tepat sesuai pada langsung ke inti, dan ketika berbicara
tempatnya, berbicara seperlunya dan memilah hendaknya seperlunya saja, tidak mengatakan
kata-kata yang akan diucapkan.18 Jika salah hal yang tidak bermanfaat dan tidak pula
satu atau semua syarat di atas tidak terpenuhi, banyak menanyakan hal yang tidak penting.
maka tidak dianjurkan untuk berbicara atau Hadis tentang Berbicara Jujur dan Tidak
lebih baik diam. Dusta
Hadis tentang Berbicara dengan
Efektif dan Efisien
‫ش َع ْن َش يق ييق بْ ين‬ ‫َّاد َحدَّثَنَا أَبُو ُم َعا يويَةَ َع ْن ْاْل َْع َم ي‬
ٌ ‫َحدَّثَنَا َهن‬
‫اَّللُ َعلَْي يه‬
َّ ‫صلَّى‬ ‫ول َّي‬ ٍ ‫اَّللي ب ين مسع‬ ‫ي‬
‫ي َع ْن‬ُّ ‫َحدَّثَنَا ابْ ُن أيَِب ُع َمَر َحدَّثَنَا َم ْرَوا ُن بْ ُن ُم َعا يويَةَ الْ َفَزا ير‬ َ ‫اَّلل‬ ُ ‫ال َر ُس‬ َ َ‫ال ق‬َ َ‫ود ق‬ ُ ْ َ ْ َّ ‫َسلَ َمةَ َع ْن َعْبد‬
‫الص ْد َق يَ ْه يدي إي ََل الْي يَب َوإي َّن الْيَبَّ يَ ْه يدي‬
‫لص ْد يق فَإي َّن ي‬ ‫وسلَّم علَي ُكم يِب ي‬
ْ َْ َ ََ
َ َ‫اَّللي الثَّ َق يف ُّي َع ْن َوَّر ٍاد ق‬
‫ال‬ َّ ‫َخ َََبََن ُُمَ َّم ُد بْ ُن عُبَ ْي يد‬ ‫ي‬
ْ ‫ُُمَ َّمد بْ ين ُسوقَةَ أ‬
‫ي‬ ‫ب‬ ‫ي‬
َ َ‫ص ُد ُق َويَتَ َحَّرى الص ْد َق َح ََّّت يُكْت‬ َّ ‫إي ََل ا ْْلَن يَّة َوَما يََز ُال‬
ْ َ‫الر ُج ُل ي‬
‫ول‬
َ ‫ت َر ُس‬ ُ ‫ك أ ََّما بَ ْع ُد فَيإيّن ََس ْع‬ َ ‫ب الْ ُمغي َْيةُ إي ََل ُم َعا يويَةَ َس ََل ٌم َعلَْي‬
َ َ‫َكت‬
ٍ ‫اَّلل حَّرم ثَََل ًًث وََنَى عن ثَََل‬ ‫َّي‬ ‫ب يَ ْه يدي إي ََل الْ ُف ُجوير‬ ‫ي‬ ‫اَّللي يص يدي ًقا وإي ََّّي ُكم والْ َك يذ ي‬
َ ‫ب فَإ َّن الْ َكذ‬ َ َّ ‫يعْن َد‬
‫ث‬ َْ َ َ َ ََّ ‫ول إي َّن‬ ُ ‫اَّللُ َعلَْي يه َو َسلَّ َم يَ ُق‬
َّ ‫صلَّى‬ َ ‫اَّلل‬
َْ َ
‫ي‬ ‫ي ي‬ ‫ي‬
‫يل‬ ‫ٍ ي‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫حَّرم ع ُق َ ي ي‬ ‫ب َويَتَ َحَّرى‬ ُ ‫َوإ َّن الْ ُف ُج َور يَ ْهدي إ ََل النَّا ير َوَما يََز ُال الْ َعْب ُد يَكْذ‬
َ ‫وق الْ َوالد َوَوأ َْد الْبَ نَات َوََل َوَهات َوََنَى َع ْن ثَََلث ق‬ ُ ََ
‫اَّللي َك َّذ ًاِب َويِف الْبَاب َع ْن أيَِب بَ ْك ٍر‬ ‫ي‬
َّ ‫ب يعْن َد‬ َ َ‫ب َح ََّّت يُكْت‬ َ ‫الْ َكذ‬
19 ‫ي‬
‫اع ية الْ َمال‬َ‫ض‬ َ ‫الس َؤ يال َوإي‬ ُّ ‫ال َوَكثْ َرةي‬
َ َ‫َوق‬
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Sesungguhnya Allah
17 18
Ibnu Hamzah al-Husaini al-Hanafi Al- Abu Hasan Al-Mawardi, Mutiara Akhlak
Dimasyqi, Asbab Wurud: Latar Belakang Historis Al-Karimah (Jakarta: Pustaka Amani, 1993). 137.
19
Timbulnya Hadits-Hadits Rasul, Penerjemah Suwarta Abu al-Husain Muslim bin al-Hajjaj Al-
Wijaya Dan Zafrullah Salim (Jakarta: Kalam Mulia, Qusyairi, Shahîh Muslim (Beirut: Dar al-Kutub al-
2002). 311. Ilmiyyah, 1991). 2013.
20
Al-Asqalânî. 262.
104 Darussalam & Neng Lutfi Maspupah/ Diroyah: Jurnal Ilmu Hadis 4, 1 (September 2019):99-108

‫ي‬ ‫اَّللي ب ين ي‬
َ َ‫الش يخ يْي َوابْ ين ُع َمَر ق‬ ‫ي‬ ‫يي‬ ‫ال ص ي‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫النيَّب صلَّى َّ ي‬
‫يسى‬
َ ‫ال أَبُو ع‬ ْ َّ ‫الصد ييق َو ُع َمَر َو َعْبد‬ ‫احبَ ُك ْم‬ َ َ َ‫اَّللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم أَتَ ْستَحقُّو َن قَتيلَ ُك ْم أ َْو ق‬ َ ُّ
ٌ ‫َه َذا َح يد‬ ‫ي‬
21 ‫ي‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫ي‬
‫يح‬
ٌ ‫صح‬َ ‫يث َح َس ٌن‬ ‫ال فَتُْيَبئُ ُك ْم‬َ َ‫اَّلل أ َْمٌر ََلْ نََرهُ ق‬
َّ ‫ول‬ َ ‫َّي مْن ُك ْم قَالُوا ََّي َر ُس‬ َ ‫يِبَْْيَان َخَْس‬
‫ول َّي‬ َ ‫َّي يمْن ُه ْم قَالُوا ََّي َر ُس‬ ‫ي ي‬
“Rasulullah shallallahu 'alaihi ‫َّار فَ َوَد ُاه ْم‬
ٌ ‫اَّلل قَ ْوٌم ُكف‬ َ ‫ود يِف أَْْيَان َخَْس‬ ُ ‫يَ ُه‬
wasallam bersabda: "Hendaklah kalian
ً‫ت ََنقَة‬ ُ ‫ال َس ْه ٌل فَأ َْد َرْك‬ َ َ‫اَّللُ َعلَْي يه َو َسلَّ َم يم ْن قيبَلي يه ق‬
َّ ‫صلَّى‬ ‫ول َّي‬
َ ‫اَّلل‬ ُ ‫َر ُس‬
bersikap jujur, karena kejujuran itu akan
membawa pada kebaikan, sedangkan ‫ث‬ُ ‫ال اللَّْي‬ َ َ‫ضْت يِن بي ير ْجلي َها ق‬ ‫اْلبي يل فَ َدخلَ ي‬
َ ‫ت م ْربَ ًدا ََلُْم فَ َرَك‬ ْ َ ‫ك ْي‬ َ ‫يم ْن تيْل‬
‫ال َم َع‬ َ َ‫ت أَنَّهُ ق‬ ‫ي‬ َ َ‫َح َّدثَيِن ََْي ََي َع ْن بُ َش ٍْْي َع ْن َس ْه ٍل ق‬
ُ ‫ال ََْي ََي َحسْب‬
kebaikan akan membawa kepada surga.
Tidaklah seorang bersikap jujur dan selalu
berbuat jujur hingga ia ditulis di sisi Allah ‫ال ابْ ُن ُعيَ ْي نَةَ َحدَّثَنَا ََْي ََي َع ْن بُ َش ٍْْي َع ْن َس ْه ٍل‬ َ َ‫يج َوق‬ٍ ‫َرافي يع بْ ين َخ يد‬
ُ‫َو ْح َده‬
sebagai orang yang jujur. Dan hendaklah 23
kalian menjauhi sikap dusta, karena
kedustaan itu akan membawa pada kekejian, “Rasulullah salallahu alaihi wasallam
sedangkan kekejian akan membawa kepada bersabda: "Yang lebih tua, yang lebih tua."
neraka. Dan tidaklah seorang berbuat dusta Yahya berkata; "Maksudnya hendaknya yang
dan selalu berdusta hingga ia ditulis di sisi paling tua yang lebih dulu angkat bicara."
Allah sebagai seorang pendusta." Terdapat Lalu mereka melaporkan mengenai perkara
hadits yang memiliki redaksi sama makna saudaranya, lantas Nabi shallallahu 'alaihi
sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu wasallam bersabda: "Hendaknya lima puluh
Bakar Ash Shiddiq, Umar, Abdullah bin Asy orang dari kalian bersumpah atas satu orang
Syikhkhir dan Ibnu Umar. Abu Isa berkata; Ini dari mereka (Yahudi), maka kalian berhak
adalah hadits Hasan Shahih”. (HR. Tirmidzi menuntut darah sahabatmu." Mereka berkata;
No: 1894). "Perkara ini sama sekali belum pernah kami
Imam nawawi menjelaskan bahwa alami, bagaimana kami akan bersumpah?"
kejujuran dapat menuntun seseorang pada beliau bersabda: "Jika demikian, orang-orang
kebaikan dan dapat menjadi perantara bagi Yahudi telah terbebas dari tuduhanmu,
seseorang menuju surga. Sedangkan dengan lima puluh orang dari mereka yang
kebohongan dapat menuntun seseorang bersumpah." Mereka berkata; "Wahai
menuju keburukan, dosa, dan maksiat Rasulullah, mereka adalah orang-orang kafir."
sehingga dapat mengantarkannya menuju Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi
neraka.22 wasallam membayar diyat dari diri beliau
sendiri kepada mereka." Sahal berkata; "Maka
Hadis tentang Mendahulukan yang Lebih saya dapati seekor unta dari unta-unta
Tua dalam Berbicara tersebut, lalu saya masukkan ke kandang unta
‫اد ُه َو ابْ ُن َزيْ ٍد َع ْن ََْي ََي‬ ٌ َّ‫ب َحدَّثَنَا ََح‬ ٍ ‫حدَّثَنَا سلَْيما ُن بْن حر‬
َْ ُ َ ُ َ
mereka, tiba-tiba saya di tendang oleh kaki
unta itu." Laits berkata; Telah menceritakan
‫ي‬ ‫ي‬ ٍ ‫ي‬
‫يج‬ ٍ ‫صا ير َع ْن َراف يع بْ ين َخد‬ َ ْ‫بْ ين َسعيد َع ْن بُ َش ْيْي بْ ين يَ َسا ٍر َم ْوََل ْاْلَن‬ kepadaku Yahya dari Busyair dari Sahal.
‫َن عبد َّي‬
َ ‫اَّلل بْ َن َس ْه ٍل َوُُمَي‬ َ َْ َّ ‫َو َس ْه يل بْ ين أَيِب َحثْ َمةَ أ َََّنُ َما َح َّد ًَثهُ أ‬
Yahya berkata; Aku mengira dia berkata
َ‫صة‬ bersama dengan Rafi' bin Khadij. Ibnu
‫اَّللي بْ ُن َس ْه ٍل‬ َّ ‫َّخ يل فَ ُقتي َل َعْب ُد‬ ٍ
ْ ‫بْ َن َم ْس ُعود أَتَيَا َخْي َََب فَتَ َفَّرقَا يِف الن‬ 'Uyainah berkata; Telah menceritakan kepada
‫ود إي ََل الني ي‬
‫َّب‬ ٍ ‫الر َْح ين بن سه ٍل وحويصةُ وُُميصةُ اب نا مسع‬ kami Yahya dari Busyair dari Sahal saja. (HR.
ُ ْ َ َْ َ َ َ َ َ ُ َ ْ َ ُ ْ َ َّ ‫فَ َجاءَ َعْب ُد‬ Bukhari No: 5677).
َّ ‫احبي يه ْم فَبَ َدأَ َعْب ُد‬‫اَّلل علَي يه وسلَّم فَت َكلَّموا يِف أَم ير ص ي‬
‫الر َْحَ ين‬ َ ْ ُ َ َ َ َ ْ َ َُّ ‫صلَّى‬ َ Menurut Ibnu Hajar bahwa yang
‫ي‬
‫اَّللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم َكي َْب الْ ُك ْ ََب‬
َّ ‫صلَّى‬ ‫ي‬
َ ‫َّب‬ ُّ ‫ال لَهُ الني‬
َ ‫َصغََر الْ َق ْوم فَ َق‬
ْ ‫َوَكا َن أ‬ dimaksud tua adalah usianya. Selain itu,
‫ال‬ َ ‫احبي يه ْم فَ َق‬‫ال ََيَي ي ع يِن لييليي الْ َك ََلم ْاْلَ ْكَب فَت َكلَّموا يِف أَم ير ص ي‬ mempersilahkan berbicara terlebih dahulu
َ ْ ُ َ َُ َ َ َ ْ َ َ ْ َ َ‫ق‬ kepada orang yang lebih tua usianya yaitu

Muhammad bin ‘Isa al-Tirmidhi, Sunan Al-


21 22
Yahya bi Syaraf An-Nawawi, Syarah
Tirmidzî (al-Riyad: Dar al-Salam li al-Nashr wa al- Shahîh Muslim, Penerjemah Fathoni Muhammad Dan
Tawzi‘, 2000). 894 Futuhal Arifin (Jakarta: Darus Sunnah, 2014). 737.
23
Al-Bukhârî, Shahîh Al-Bukhârî.
Darussalam & Neng Lutfi Maspupah/ Diroyah: Jurnal Ilmu Hadis 4, 1 (September 2019):99-108 105

apabila orang tersebut memiliki keilmuan dan “Rasulullah shallallahu 'alaihi


pemahaman yang lebih (alim), tetapi usia wasallam bersabda: "Tidaklah termasuk
tidak menjamin seseorang sebagi alim karena hamba yang mukmin, yaitu mereka yang
banyak pula orang yang masih muda tetapi selalu mengungkap aib, melaknat,
memiliki pemahaman dan keilmuan yang berperangai buruk dan suka menyakiti." Abu
mumpuni.24 Isa berkata; Ini adalah hadits hasan shahih
gharib. Dan telah diriwayatkan pula dari
Dari uraian tersebut, dapat diketahui
Abdullah selain jalur ini. (HR. Tirmidzi No:
bahwa Rasul menegaskan untuk
1900).
memprioritaskan orang yang lebih tua sebagai
bentuk pnghormatan, juga memprioritaskan Dijelaskan oleh Al-Mubarakfuri bahwa
‫ي‬
‫س الْ ُم ْؤم ُن‬َ ْ‫ لَي‬merupakan keterangan yang
orang yang ilmunya lebih banyak sebagai
bentuk takdzim. menjelaskan mengenai ketidaksempurnaan
Hadis tentang Larangan Mencaci, iman seorang hamba26 Maka, menurut hadis
Mencela, dan Berkata Keji tersebut keimanan seseorang dapat dilihat
kualitasnya atau kesempurnaannya dari
‫ان َحدَّثَنَا فُلَْي ُح بْ ُن ُسلَْي َما َن َحدَّثَنَا يه ََل ُل‬
ٍ َ‫حدَّثَنَا ُُم َّم ُد بن يسن‬
ُْ َ َ perlakuan dan ucapan seorang muslim.
‫ي‬
‫اَّللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم‬
َّ ‫صلَّى‬ ‫ي‬ ‫ي‬
ٍ َ‫بْ ُن َعل ٍي َع ْن أَن‬
َ ‫اَّلل‬َّ ‫ول‬
ُ ‫ال ََلْ يَ ُك ْن َر ُس‬ َ َ‫س ق‬ Uraian di atas menjelaskan mengenai
‫ي‬ ‫اَن وََل سبَّاِب َكا َن ي ُق ُ ي‬ ‫ي‬
‫ب‬َ ‫ول عْن َد الْ َم ْعتَ بَة َما لَهُ تَ ير‬ ً َ َ ً ‫فَاح ًشا َوََل لَ َّع‬
keharusan menggunakan lisan dengan baik,
َ dan menghindari setiap bentuk keburukan
ُ‫َجبيينُه‬ seperti membicarakan aib orang lain. Dengan
demikian, segala yang kita ucapkan akan
"Rasulullah shallallahu 'alaihi menjadi kebaikan dan hal terpuji sehingga
wasallam tidak pernah berkata keji, melaknat memberikan kenyamanan dalam hidup sosial
dan mencela, apabila beliau hendak mencela, bermasyarakat.27
maka beliau akan berkata: "Mengapa
dahinya berdebu (dengan bahasa sindiran)." Hadis tentang Menjauhi Perdebatan
(HR. Bukhari No: 5586). dengan Lawan Bicara
Diantar sifat tak terpuji yang mesti ‫الد َم ْش يق ُّي َوَه ُارو ُن بْ ُن إي ْس َح َق‬
‫الر َْح ين بن إيب ر ياهيم ي‬
َ َ ْ ُ ْ َ َّ ‫َحدَّثَنَا َعْب ُد‬
dihindari seorang muslim meliputi mencela,
‫س بْ ين‬ ‫ك َع ْن َسلَ َمةَ بْ ين َوْرَدا َن َع ْن أَنَ ي‬ ٍ ‫قَ َاَل حدَّثَنَا ابن أيَِب فُ َدي‬
mencaci, dan berkata kotor, karena muslim ْ ُْ َ
‫ي‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ٍ ‫مالي‬
telah memiliki pedoman yang dapat dijadikan ‫ب‬ َ ‫اَّللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم َم ْن تََرَك الْ َكذ‬ َّ ‫صلَّى‬ َ ‫اَّلل‬
َّ ‫ول‬ُ ‫ال َر ُس‬َ َ‫ال ق‬َ َ‫ك ق‬ َ
‫اْلَن يَّة َوَم ْن تَ َرَك الْ يمَراءَ َوُه َو ُيُم ٌّق‬ ‫ي ي‬
acuan dalam kehidupan25 dalam sebuah hadis
ْ ‫ض‬ ‫صٌر يِف َربَ ي‬ْ َ‫ِن لَهُ ق‬
yang diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi َ ُ‫َوُه َو َِبط ٌل ب‬
‫ِن لَهُ يِف أ َْع ََل َها‬‫ي‬ ‫ي‬ ‫بُي ي‬
َ ُ‫ِن لَهُ ِف َو َسط َها َوَم ْن َح َّس َن ُخلُ َقةُ ب‬
adalah: 28
َ
‫ي َحدَّثَنَا ُُمَ َّم ُد بْ ُن َسابي ٍق‬ ُّ ‫ص ير‬ ُّ ‫َحدَّثَنَا ُُمَ َّم ُد بْ ُن ََْي ََي ْاْل َْزيد‬
ْ َ‫ي الْب‬ “Rasulullah shallallahu 'alaihi
‫اَّللي‬
َّ ‫ش َع ْن إيبْ َر ياه َيم َع ْن َع ْل َق َمةَ َع ْن َعْب يد‬ ‫َع ْن إي ْسَرائييل َع ْن ْاْل َْع َم ي‬ wasallam bersabda: "Barangsiapa
َ meninggalkan dusta, sementara dia bathil,
‫اَّلل علَي يه وسلَّم لَيس الْم ْؤيمن يِبلطَّعَّاني‬ َّ ‫ي‬
ُ ُ َ ْ َ َ َ ْ َ َُّ ‫صلى‬ َ ‫اَّلل‬ َّ ‫ول‬ُ ‫ال َر ُس‬ َ َ‫ال ق‬
َ َ‫ق‬ maka akan dibangunkan baginya istana di
ٌ ‫يسى َه َذا َح يد‬ ‫ي‬ ‫ش وََل الْب يذ ي‬ ‫ي‬ ‫ي‬
‫يث‬ َ ‫ال أَبُو ع‬ َ َ‫يء ق‬ َ َ ‫َوََل اللَّعَّان َوََل الْ َفاح ي‬
tepian surga. Barangsiapa meninggalkan
debat meskipun ia benar, maka akan
‫اَّللي يم ْن َغ ْيْي َه َذا الْ َو ْج يه‬
َّ ‫ي َع ْن َعْب يد‬ َ ‫يب َوقَ ْد ُريو‬ ٌ ‫َح َس ٌن َغ ير‬ dibangunkan baginya istana di tengah surga.
Barangsiapa memperbaiki akhlaknya maka

24 27
Al-Asqalânî. 454. Al-Hisyam. 201.
25
Muhammad Ali Al-Hisyam, Jati Diri Abi al-Hasan al-Hanafi al-Ma’ruf bi Al-
28

Muslim (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1999). 199. Sindi, Sunan Ibn Mâjah (Beirut: Dar al-Ma’rifah,
26
Abu Abdurrahman bin Abdurrahim Al- 1997). 530
Mubarakfuri, Tuhfah Al-Ahwadzi Syarah Jami’ Al-
Tirmidzi (T.tp: Bait al-Afkar al-Dauliyyah). 1650.
106 Darussalam & Neng Lutfi Maspupah/ Diroyah: Jurnal Ilmu Hadis 4, 1 (September 2019):99-108

baginya akan dibangunkan istana di surga tetap akan menampakkan kesalahannya


yang paling tinggi." (HR. Ibnu Majah No: 50). meskipun ia ada di dalam rumahnya." (HR.
Abu Dawud No: 4236).
Al-Mubarakfuri menjelaskan mengenai
redaksi hadis di atas bahwa seseorang yang Dijelaskan oleh Abu Tayyib mengenai
senantiasa jujur maka Allah akan membangun potongan hadis ُ‫اْلْيَا ُن قَلْبَه‬ ‫ََّي َم ْع َشر َم ْن َآمن بيليسانييه وََلْ يَ ْد ُخل ْي‬
ْ َ َ َ َ
istana untuknya di dekat surga, adapun bagi ‫َّي‬‫م‬‫ ََل تَ ْغتَابوا الْمسلي ي‬Banyak orang mengaku muslim
orang yang meninggalkan debat sekalipun ia َ ُْ ُ
benar maka Allah akan membangun istana dan tetapi keimanan dalam hatinya belum
untuknya di tengah surga. Hal tersebut mencerminkan keimanan sebenarnya, karena
menunjukan bahwa meninggalkan debat masih banyak orang-orang muslim
meskipun dalam perkara yang benar akan membicarakan keburukan saudaranya sesama
lebih utama dari sekedar jujur saja. Tidak muslim yang diistilahkan dengan “memakan
sedikit orang yang berdebat dengan berkata daging saudaranya sendiri”. Oleh karena itu,
bohong, hal tersebut dilakukan untuk sudah seharusnya menjaga lisan dan hati dari
menghalalkan segala cara sekalipun dengan perbuatan menggunjing dan mencari-cari
memanipulasi data dan fakta agar terlihat kesalahan dan aib orang lain.31
menjadi sebuah kebenaran.29 Pada redaksi “janganlah kalian
Berdasarkan redaksi hadits di atas dapat mengumpat seorang muslim dan jangan pula
diketahui bahwa lisan merupakan sumber mencari-cari kesalahannya”. Menggunjing
komunikasi yang mesti dijaga dan dipelihara atau mencari-cari kesalahan orang lain
dengan baik agar terhidar dari macam-macam merupakan hal yang tidak terpuji, karena akan
keburukan salah satunya adalah debat. Oleh disibukkan dengan urusan orang lain tetapi
karena itu, akan lebih utama apabila hal lupa untuk bercermin diri dan melalaikan
tersebut dihindari dan dijauhi. kewajiban untuk selalu bermuhasabah diri.
Sibuk kesana kemari mencari tau aib yang ada
Hadis Larangan Mengumpat dan Ghibah pada diri orang lain, padahal aib sendiri
‫َس َوُد بْ ُن َع يام ٍر َحدَّثَنَا‬ ْ ‫ح ََ َّدثَنَا عُثْ َما ُن بْ ُن أيَِب َشْي بَةَ َحدَّثَنَا ْاْل‬
menggunung. Sadar dengan setiap kesalahan
yang orang lain lakukakan tetapi tidak sadar
‫اَّللي بْ ين ُجَريْ ٍج‬
َّ ‫يد بْ ين َعْب يد‬ ‫ش عن سعي ي‬
َ ْ َ ‫اش َع ْن ْاْل َْع َم ي‬ ٍ َّ‫أَبُو بَ ْك ير بْ ُن َعي‬ dengan apa yang diperbuat diri sendiri,
‫اَّللُ َعلَْي يه َو َسلَّ َم‬
َّ ‫صلَّى‬ ‫ول َّي‬ َ َ‫َسلَ يم يي ق‬
sungguh amat tercela perilaku seperti ini.
َ ‫اَّلل‬ ُ ‫ال َر ُس‬ َ َ‫ال ق‬ ْ ‫َع ْن أيَِب بَْرَزةَ ْاْل‬
‫اْلْيَا ُن قَ ْلبَهُ ََل تَ ْغتَابُوا‬ ‫ََّي َم ْع َشر َم ْن َآمن بيليسانييه وََلْ يَ ْد ُخل ْي‬ Dalam berkomunikasi berdasarkan
ْ َ َ َ َ uraian hadits hendaknya umat islam
‫يي‬ ‫يي‬
َّ ‫َّي َوََل تَتَّبيعُوا َع ْوَراِت ْم فَإينَّهُ َم ْن اتَّبَ َع َع ْوَراِت ْم يَتَّبي ُع‬ ‫يي‬
ُ‫اَّللُ َع ْوَرتَه‬ َ ‫الْ ُم ْسلم‬ senantiasa menjauhkan diri dari ghibah.
30 ‫ي ي‬ Komunikasi yang dibangun oleh komunikator
‫ض ْحهُ يِف بَْيته‬ َّ ‫َوَم ْن يَتَّبي ْع‬
َ ‫اَّللُ َع ْوَرتَهُ يَ ْف‬ dan komunikan harus berisikan message
“"Rasulullah shallallahu 'alaihi (pesan) yang positif dan jauh dari nilai-nilai
wasallam bersabda: "Wahai orang-orang gunjing dan fitnah. Dengan begitu,
yang beriman dengan lisannya namun komunikasi yang terjalin antara komunikator
keimanannya belum masuk ke dalam hatinya, dan komunikan akan menjadi bermanfaat dan
janganlah kalian mengumpat seorang muslim membawa dampak baik kepada dua belah
dan jangan pula mencari-cari kesalahannya. pihak.
Sebab siapa saja yang mencari-cari
kesalahan mereka, maka Allah akan mencari-
cari kesalahannya. Maka siapa saja yang
Allah telah mencari-cari kesalahannya, Allah

29 31
Al-Mubarakfuri. 1656. Abu at-Tayyib Muhammad Syam al-Haq
Abi Dawud Sulaiman bin al-Asy’ats Al-
30
al-’Azim Abadi, Aun Al-Ma’bud (Madinah: al-
Sijistani, Sunan Abu Dawud (Beirut: Bait al-Afkar al- Maktabah al-Salafiyah, 1969). 224.
Dauliyyah). 529.
Darussalam & Neng Lutfi Maspupah/ Diroyah: Jurnal Ilmu Hadis 4, 1 (September 2019):99-108 107

C. KESIMPULAN Dan Zafrullah Salim (Jakarta: Kalam


Mulia, 2002)
Berdasarkan penelitian berupa
Al-Hisyam, Muhammad Ali, Jati Diri
penelaahan, pengkajian dalam kitab-kitab
Muslim (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,
hadits, beberapa diantara hadits-hadits yang
1999)
ada dalam kitab berkaitan dengan etika
Al-Mawardi, Abu Hasan, Mutiara Akhlak Al-
berkomunikasi secara komprehensif. Terdapat
Karimah (Jakarta: Pustaka Amani,
poin-poin yang dapat diambil, meliputi: dalam
1993)
berbicara hendaknya menggunakan kata-kata
Al-Mubarakfuri, Abu Abdurrahman bin
yang baik dan santun; berbicara secara efektif
Abdurrahim, Tuhfah Al-Ahwadzi
dan efisien agar tidak banyak menyita waktu;
Syarah Jami’ Al-Tirmidzi (T.tp: Bait
berbicara berdasarkan fakta dan realita dan
al-Afkar al-Dauliyyah)
menjauhi sifat dusta; ketika berbicara
Al-Qusyairi, Abu al-Husain Muslim bin al-
mempersilahkan orang yang usianya lebih tua
Hajjaj, Shahîh Muslim (Beirut: Dar al-
dan lebih tinggi pemahaman serta
Kutub al-Ilmiyyah, 1991)
keilmuannya; tidak berbicara yang menyakiti
Al-Sijistani, Abi Dawud Sulaiman bin al-
dan menyudutkan orang lain; menjauhi
Asy’ats, Sunan Abu Dawud (Beirut:
perdebatan agar terhindar dari masalah;
Bait al-Afkar al-Dauliyyah)
komunikasi yang dilakukan untuk
Al-Sindi, Abi al-Hasan al-Hanafi al-Ma’ruf
menyampaikan informasi atau pesan kepada
bi, Sunan Ibn Mâjah (Beirut: Dar al-
komunikan harus bersifat positif dan
Ma’rifah, 1997)
bermanfaat.
An-Nawawi, Yahya bi Syaraf, Syarah Shahîh
Dari beberapa hadits yang ditemukan maka
Muslim, Penerjemah Fathoni
peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa
Muhammad Dan Futuhal Arifin
dalam berkomunikasi juga harus didasari
(Jakarta: Darus Sunnah, 2014)
dengan etika yang menjadi atura-aturan dalam
Azam, Abdurrahman, Keagungan Nabi
berbicara yang baik, sopan, dan dapat diterima
Muhammad SAW: Kepahlawanan
oleh lawan bicara. Dengan berlandaskan
Dan Keindahan Kehidupan
hadis-hadis tersebut sebagai teladan, niscaya
Rasulullah (Jakarta: CV Pedoman
akan terealisasi dengan terciptanya
Ilmu Jaya, 1982)
komunikasi yang efektif, efisien, bermanfaat
Markarma, A., Komunikasi Dakwah Efektif
dan sesuai dengan apa yang sudah Rasul
Dalam Perspektif Al-Qur’an (Studi
contohkan.
Islamika, 2014)
Morissan, Teori Komunikasi Individu
Hingga Massa (Jakarta: Prenada
DAFTAR PUSTAKA
Media Group, 2015)
Abadi, Abu at-Tayyib Muhammad Syam al- Mufid, Muhammad, Etika Dan Filsafat
Haq al-’Azim, Aun Al-Ma’bud Komunikasi (Jakarta: Kencana, 2009)
(Madinah: al-Maktabah al-Salafiyah, Muh. Syawir Dahlan, ‘Etika Komunikasi
1969) Dalam Al-Qur’an Dan Hadits’,
Al-Asqalânî, Ibn Hajar, Fath Al-Bârî Bi Dakwah Tabligh, 15 (2014), 117
Syarh Shahîh Al-Bukhârî (Kairo: Dâr Muhammad bin ‘Isa al-Tirmidhi, Sunan Al-
al-Rayyân li al-Turâts, 2009) Tirmidzî (al-Riyad: Dar al-Salam li al-
Al-Bukhârî, Shahîh Al-Bukhârî Nashr wa al-Tawzi‘, 2000)
Al-Bukhari, Muhammad bin Ismail bin al- Munir, M., Metode Dakwah (Jakarta:
Mughirah, Shahih Al-Bukhari Kencana, 2006)
(Riyadh: Maktabah al-Rusyd, 2006) Nata, Abudin, Akhlak Tasawuf (Jakarta: Raja
Al-Dimasyqi, Ibnu Hamzah al-Husaini al- Grafindo, 1996)
Hanafi, Asbab Wurud: Latar Belakang Nimmo, Dan, Komunikasi Politik:
Historis Timbulnya Hadits-Hadits Komunikator, Pesan Dan Media (t.t:
Rasul, Penerjemah Suwarta Wijaya Remadja Karya CV)
108 Darussalam & Neng Lutfi Maspupah/ Diroyah: Jurnal Ilmu Hadis 4, 1 (September 2019):99-108

Pengetahuan, Seputar, ‘15 Pengertian Etika


Menurut Para Ahli Terlengkap’,
Www.seputarpengetahuan.com, 2015
Rifa’i, Tsalis, Komunikasi Dalam
Musyawarah (Tinjauan Konsep
Asyura dalam Islam, 2015)
Syihata, Abdullah, Dakwah Islamiyah
(Proyek Pembinaan Prasarjana dan
Sarjana Perguruan Tinggi Agama:
Departemen Agama, 1986)

Anda mungkin juga menyukai