Anda di halaman 1dari 5

FUNGSI

3.1 Fungsi Aljabar dan Fungsi Transenden


Definisi
Fungsi aljabar adalah suatu fungsi yang diperoleh melalui sejumlah berhingga operasi
aljabar pada fungsi konstan dan fungsi kesatuan

Beberapa contoh fungsi aljabar adalah:


1. Fungsi linier, f(x) = ax + b, a, b konstanta
2. Fungsi kuadrat, f(x) = ax2 + bx + c, a ≠ 0, a, b dan c konstanta.
3. Fungsi pangkat tiga (kubik), f(x) = ax2 + bx2 + cx + d, a ≠ 0, a, b, c dan d
konstanta.
4. Suku banyak (polinom), fungsi ini adalah perluasan dari ketiga fungsi
sebelumnya, yang mempunyai bentuk umum
Pn(x) = anxn + an-1xn-1 + . . . + a1x + a0,
An, an-1, . . . , a1, a0, konstanta dinamakan koefisien suku banyak. Dalam kasus
an ≠ 0, bilangan asli n dinamakan derajat suku banyak dan suku banyak
konstan, yaitu fungsi konstan dinamakan suku banyak berderajat nol.
Perhatikan bahwa fungsi linier, kuadrat dan pangkat tiga di atas masing-
masing adalah suku banyak berderajat 1, 2, dan 3.
5. Fungsi rasional, fungsi ini adalah hasil bagi dari dua suku banyak, ditulis
P ( x)
f ( x) = m , Pn ( x) ≠ 0,
Pn ( x)
Pm(x) dan Pn(x) masing-masing adalah suku banyak. Sebagai ilustrasi, fungsi
2x + 1
f ( x) = 3 adalah fungsi rasional
x −x
6. Fungsi irrasional, fungsi ini adalah fungsi aljabar yang tak rasional, yaitu
mengandung faktor atau suku yang diperoleh dengan operasi pengambilan
x4 +1
akar. Sebagai ilustrasi, fungsi f ( x ) = x 2
+ x 3
x 2
− 1, g ( x ) = masing-
x + 2x − 1
masing adalah fungsi irrasional
Jenis fungsi lainnya adalah fungsi transenden, yang didefinisikan sebagai berikut.
Definisi:
Fungsi yang terdefinisi pada himpunan bagian dari R yang bukan fungsi aljabar
dinamakan fungsi transenden
Fungsi transenden meliputi:
1. Fungsi trigonometri dan inversnya.
Fungsi trigonometri y = sin x, y = cos x, y = tan x, y = cot x, y = sec x dan y =
csc x.
2. Fungsi eksponen dan inversnya yaitu fungsi logaritma.
Fungsi yang berbentuk f(x) = ax, a > 0, a ≠ 1 dinamakan fungsi eksponen
sedangkan inversnya, g(x) = alog x, a > 0 dan a ≠ 1 dinamakan fungsi
logaritma.
3. Fungsi hiperbolik dan inversnya, fungsi ini merupakan kombinasi dari fungsi
eksponen.
3.2 Fungsi periodik dan fungsi terbatas
Salah satu keistimewaan dari beberapa fungsi tertentu adalah grafik fungsinya akan
berulang kembali setiap selang tertentu sepanjang sumbu mendatar. Fungsi yang
bersifat demikian dinamakan fungsi periodik, yang definisi lengkapnya sebagai
berikut:
Definisi:
Fungsi f yang terdefinisi pada himpunan bilangan real R dikatakan fungsi periodik
jika terdapat suatu bilangan positif P sehingga f(x_p) = f(x) untuk setiap x ∈ R.
Bilangan positif P terkecil yang mengakibatkan f(x+P) = f(x) dinamakan perioda
fungsi f.
Contoh:
a. Fungsi f(x) = sin x adalah fungsi periodik karena sin (x+2π) = sin (x+4π) = . . .
= sin (x+2nπ) = sin x. Perioda fungsi ini adalah 2π.
b. Fungsi g(x) = cos x adalah fungsi periodik karena cos (x+2π) = cos (x+4π) = .
. . = cos (x+2nπ) = cos x. Perioda fungsi ini adalah 2π.
c. Fungsi h(x) = tan x adalah fungsi periodik karena tan (x+π) = tan (x+2π) = . . .
= tan (x+nπ) = tan x. Perioda fungsi ini adalah π

Teorema
Fungsi X(t) = sin x dan g(x) = cos x adalah fungsi periodik dengan perioda 2π

akibatnya

Teorema
Fungsi X(t) = A sin (ωt + δ) dan X(t) = A cos(ωt + δ) di mana A, ω ∈ R adalah fungsi
periodik dengan perioda 2π/ω.

Contoh:
Tentukan perioda fungsi f(x) = sin2x dan g(x) = cos2x.

Jawab
Dari rumus trigonometrik kita mempunyai identitas sin2x = ½(1-cos2x) dan cos2x =
½(1+cos2x). Berdasarkan ini, f(x) = ½ - ½cos2x dan g(x) = ½ + ½cos2x. Menurut
teorema diatas, fungsi f dan g adalah fungsi periodik dengan perioda 2π/2=π.

Teorema
1. Fungsi y = tan x adalah fungsi periodik dengan perioda π.
2. Fungsi y = a tan (bx +c) adalah fungsi periodik dengan perioda π/b.

Setiap fungsi sebarang yang terdefinisi pada selang berhingga dari R dapat dibuat
periodik. Fungsi f : [a,b] → R , y = f(x), f(x+h) = f(x) di mana h = b – a adalah suatu
fungsi periodik dengan perioda h.

Contoh:
Gambarkan setiap fungsi periodik berikut ini
a. f : [-1,1] → R
x/|x|, x ≠ 0
f(x) =
1, x = 0
f(x+2) = f(x) V x ∈ R

b. g : (-1, 1) → R
g(x) = |x|
g(x+2) = g(x) V x ∈ R

Jawab:
F dan g adalah fungsi periodik dengan perioda 2. Jika -1 ≤ x < 0, maka f(x) = x/(-x) =
-1, f(0) = 1 dan jika 0 < x < 1, maka f(x) = x/x = 1.
Fungsi f dan g kita buat periodik dengan perioda 2 dengan cara menggambarkan
grafik yang sama pada setiap selang yang panjangnya 2 satuan.

Catatan:
1. Fungsi periodik memotong sumbu X atau garis yang sejajar sumbu X di tak
berhingga banyaknya titik.
2. Fungsi suku banyak Pn(x) yang terdefinisi pada R bukan fungsi periodik
karena Pn(x) mempunyai paling banyak n akar, atau memotong garis yang
sejajar sumbu X paling banyak di n buah titik berlainan.

Keistimewaan lain dari beberapa fungsi tertentu adalah keterbatasan dari daerah
nilainya, fungsi demikian dinamakan fungsi terbatas, dengan definisi lengkapkan
sebagai berikut:

Definisi
Misalkan A ⊂ R dan f: A → R suatu fungsi. Maka
1. f dikatakan terbatas di bawah jika terdapat m ∈ R sehingga m ≤ f(x) untuk
setiap x ∈ A. Dalam hal ini m dinamakan batas bawah untuk fungsi f.
2. f dikatakan terbatas di atas jika terdapat M ∈ R sehingga f(x) ≤ M untuk setiap
x ∈ A. Dalam hal ini M dinamakan batas atas untuk fungsi f.
3. f dikatakan terbatas jika terdapat m dan M ∈ R sehingga m ≤ f(x) ≤ M untuk
setiap x ∈ A. Dalam hal ini m dan M masing-masing dinamakan batas bawah
dan atas untuk fungsi f.

Contoh:
a. fungsi f(x) = sin x terbatas pada R karena -1 ≤ sin x ≤ 1 untuk setiap x ∈ R.
b. Fungsi g(x) = 2 cos (x + ¼π) terbatas pada R karena -2 ≤ g(x) ≤ 2 untuk setiap
x ∈ R.
c. Fungsi h(x) = x2 – 2x – 3 terbatas di bawah pada R karena -4 ≤ h(x) untuk
setiap x ∈ R. Nilai batas bawah ini diperoleh dengan menuliskan h(x) = x2 –
2x – 3 = (x – 1)2 – 4 di mana suku pertama tak negatif, sehingga h(x) ≥ -4
untuk setiap x ∈ R.
d. Fungsi k(x) = 3 + 2x – x2 terbatas di atas pada R karena k(x) ≤ 4 untuk setiap x
∈ R. Nilai batas atas ini diperoleh dengan menuliskan k(x) = -x2 + 2x + 3 = -(x
– 1)2 + 4 di mana suku pertama tak positif, sehingga k(x) ≤ 4 untuk setiap x ∈
R. Perhatika juga bahwa fungsi k adalah lawan (negatif) dari fungsi h, yaitu
k(x) = - f(x) untuk setiap x ∈ R.
Contoh:
Tentukan batas bawah dan batas atas dari fungsi
x −1
f ( x) = ,2 ≤ x ≤ 4
x

Jawab:
x −1 1
a. Tulis f ( x) = = 1−
x x
1 1 1 1 1 1
Karena 2≤ x ≤ 4, maka ≤ ≤ , sehingga − ≤ − ≤ − ; yang
4 x 2 2 x 4
1 1 3 1 3
mengakibatkan ≤ 1 − ≤ . Karena itu ≤ y ≤ , sehingga batas bawah
2 x 4 2 4
1 3
dan batas atas dari f masing-masing adalah dan .
2 4

3.3 Fungsi genap dan fungsi ganjil


Untuk mendefinisikan konsep fungsi genap dan fungsi ganjil beserta sifat-sifatnya,
kita memerlukan beberapa konsep tentang simetri garis dan simetri titik dari suatu
himpunan titik di bidang atau grafik suatu persamaan. Konsep simetri tersebut
didefinisikan sebagai berikut.
Definisi:
1. Dua titik A dan B dikatakan simetri terhadap suatu garis jika garis tersebut
merupakan sumbu dari ruas garis AB.
2. Grafik suatu persamaan dikatakan simetri terhadap garis g yang diberikan jika
untuk setiap titik A pada grafik tersebut, terdapat titik B yang juga terletak
pada grafik sehingga A dan B simetri terhadap garis g.
3. Dua titik A dan B dikatakan simetri terhadap titik ketiga jika titik ketiga
tersebut adalah titik tengah dari ruas garis AB.
4. Grafik suatu persamaan dikatakan simetri terhadap titik C yang diberikan jika
untuk setiap titik A pada grafik tersebut, terdapat titik B yang juga terletak
pada grafik sehingga A dan B simetri terhadap titik C.

Contoh
(a) Titik (1,2) dan titik (1,-2) simetri terhadap sumbu X
(b) Titik (1,2) dan titik (-2,-1) simetri terhadap garis y = -x.
(c) Titik (1,2) dan titik (-2,-1) simetri terhadap titik 0
(d) Titik (1,2) dan titik (2,1) simetri terhadap titik (1½, 1½).
(e) Grafik fungsi y = x2 – 2x – 3 simetri terhadap garis x = 1.
(f) Grafik parabola y2 = 2(x-1) simetri terhadap sumbu X
(g) Grafik fungsi y = 1/x, x ≠ 0 simetri terhadap titik 0.
(h) Grafik lingkaran x2 + y2 = 4 simetri terhadap titik 0, sumbu X dan sumbu Y
serta semua garis yang melalui 0

Secara analitis kesimetrian dari grafik suatu persamaan terhadap sumbu X, sumbu Y
dan titik asal 0 dapat diperiksa dengan menggunakan rumus berikut.

Teorema:
Grafik suatu persamaan dalam variabel x dan y,
1. simetri terhadapa sumbu X jika dan hanya jika suatu persamaan yang ekivalen
diperoleh dengan mengganti y dengan –y pada persamaan asalnya.
2. simetri terhadap sumbu Y jika dan hanya jika suatu persamaan yang ekivalen
diperoleh dengan mengganti x dengan –x pada persamaan asalnya
3. simetri terhadap titik asalah O(0,0) jika dan hanya jika suatu persamaan yang
ekivalen diperoleh dengan mengganti x dengan –x dan y dengan –y pada
persamaan asalnya.

Anda mungkin juga menyukai