Anda di halaman 1dari 6

1

DOKTRIN ALLAH


Ir Daniel A.1. MDiv

I. PENTINGNYA PENGERTIAN YANG BENAR

'Apa yang timbul di dalam pikiran kita pada waktu kita memikirkan tentang Allah merupakan hal yang paling
penting dan mendasar. Oleh karena itu, maka persoalan yang terpenting yang selalu dihadapi oleh manusia ialah soal
Allah sendiri. Dan yang terpenting mengenai seseorang bukanlah apa yang dikatakan atau dilakukannya pada saat-saat
tertentu, melainkan bagaimana pendapatnya tentang Allah, pendapat yang terdapat jauh didalam hatinya.
1

Pandangan yang benar tentang Allah merupakan dasar bukan saja dari teologi sistematis, tetapi juga dari
kehidupan Kristen yang praktis. Hal ini penting untuk ibadat kita, sama pentingnya seperti sebuah Iondasi suatu
bangunan. Apabila Iondasi itu tidak memadai atau tidak tegak lurus, maka cepat atau lambat bangunan itu akan
ambruk. Hampir semua kesalahan dalam doktrin dan kegagalan dalam menerapkan etika Kristen, disebabkan
pandangan yang kurang sempurna dan kurang mulia tentang Allah.

II. $AMPAI $E1AUH MANA KITA DAPAT MENGENAL ALLAH ?

Mazmur 145:3 'Great is the Lord, greatly to be praised, and his greatness is unsearchable.
Kebesaran Tuhan diatas kemampuan kita untuk menyelidikinya. atau terlalu
besar untuk dapat diketahui secara penuh.
Mazmur 145:4 Kita tidak akan mampu untuk mengukur pengertian Tuhan.

Mazmur 139:6

Yesaya 55:9


Roma 11:33


I Kor 2:11



Dari ayat-ayat diatas dapat kita simpulkan bahwa kebesaran Allah, pengertian Allah, pengetahuan Allah,
kekayaan, hikmat, penghakiman dan jalan-jalan Allah adalah diatas kemampuan kita untuk mengertinya secara penuh.
Kita tidak dapat mengerti secara penuh atau tuntas (incomprehensible (unable to be fully understood )) tentang Allah.
Karena Allah infinite (tidak terbatas) dan kita finite (terbatas). Bagaimana mungkin keberadaan yang terbatas dapat
mengerti yang tidak terbatas ?. John Calvin menggunakan analogi Allah berbicara kepada kita dengan menggunakan
'bahasa bayi seperti seorang ibu yang sedang berbicara kepada bayinya. Allah telah mengakomodasikan diriNya pada
waktu berkomunikasi dengan kita yang Iana dan lebih rendah dari Dia dengan 'bahasa bayi
2

Namun ini tidak berarti bahwa manusia yang terbatas tidak dapat mengerti apa-apa tentang Allah atau segala
pengertian dan pengetahuan kita tentang Allah bersiIat relatiI. Kita dapat mengenal Allah sejauh Allah menyatakannya
diriNya kepada kita (Mat 11:27). Alkitab dapat membuat kita mengerti dengan benar penyataan Allah melalui alam
semesta dan AnakNya. Kita dapat mengerti tentang kasih Allah, hikmat, pengetahuan, keadilan Allah, namun kita akan
pernah dapat untuk mengerti kasih Allah secara tuntas (exhaustively). Alkitab mengatakannya sebagai berikut : 'Hal-
hal yang tersembunyi ialah bagi Tuhan, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi anak-anak kita sampai
selama-lamanya (Ulangan 29.29).
Hal ini seharusnya berarti, tidak seorangpun manusia yang merasa cukup mengetahui Allah. Namun
sebaliknya seharusnya kita selalu memiliki suatu kerinduan yang membara untuk semakin hari kita dapat semakin
mengenal Allah. Orang yang lapar dan haus kebenaran adalah disebut berbahagia (Mat. 5:6). Paulus dalam Kol. 1:9-10
berdoa agar jemaat di Kolese bertumbuh terus-menerus dalam pengetahuan yang benar tentang Allah. Nabi Yeremia
menegaskan tujuan hidup seseorang adalah untuk memahami dan mengenal Allah dengan benar.
Beginilah Firman TUHAN:
'Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya,
janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya,
janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya,
tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut:
bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan, dan
kebenaran di bumi .. (Yer 9:23-24)

1
A.W. Tozer, engenal Yang ahakudus (terj.; Bandung: Kalam Hidup, 1961)6
2
R.C. Sproul, Kebenaran-kebenaran Dasar Iman Kristen (terj.; Malang: SAAT, 1997 )39
2


( III. NAMA - NAMA ALLAH
3


A. Perjanjian Lama
1. El, Elohim, dan Elyon
Nama yang paling sederhana yang dengannya Allah disebut dalam PL adalah nama El, yang sangat mungkin
berasal dari kata ul, yang berarti menjadi yang pertama, menjadi tuan, dan juga berarti kuat dan berkuasa. Nama
Elohim` mungkin juga berasal dari akar kata lh yang berarti 'dilingkupi ketakutan; dan dengan demikian menunjuk
kepada Allah sebagai Dia yang kuat dan berkuasa, atau merupakan obyek dari rasa takut. Dalam Pentateuch, nama ini
sangat sering digunakan dalam kaitannya dengan Allah sebagai Pencipta. Dalam Kej 1 - 3 hampir seluruhnya
digunakan nama ini.
4
Nama Elyon` diturunkan dari kata lh juga, dan nama Elyon memberi penekanan arti 'ke atas,
ditinggikan` dan menunjuk Allah sebagai Dia yang tinggi dan dimuliakan (Kej 14:19-20; Yes 14:14).
Nama-nama ini belum merupakan sebuah nomina propria dalam arti katanya yang paling sempit, sebab nama itu
juga dipakai untuk menunjuk kepada berhala (Maz 96:5), untuk menunjuk manusia (Kel 7:1) dan tentang penguasa
(Hak 5:8; Maz 82:1). Dalam PL, tercatat ada 2570 kali.

2. $haddai dan El-$haddai
Nama $haddai diturunkan dari kata shadad yang artinya penuh kuasa, dan menunjuk kepada Allah sebagai
pemilik kuasa disurga dan di bumi atau kata shad yang artinya tuan. Nama ini menekankan bahwa Allah sebagai
subyek dari semua kekuatan di alam dan memakai segala sesuatu yang ada di alam sebagai alat atau sarana bagi karya
anugerah ilahi. Allah adalah Allah yang Mahabesar. Namun berbeda dengan Elohim, nama ini menyatakan Allah
sebagai sumber berkat dan kedamaian. Dengan nama inilah Allah datang kepada Abraham (Kel 6:2)

3. Adonai
Nama Adonai sangat erat hubungannya dengan nama El, Elohim atau Elyon. Kata Adonai mungkin diturunkan
dari kata Ugarit dun atau adan yang keduanya berarti menghakimi, memerintah, dan dengan demikian menunjuk
kepada Allah sebagai penguasa yang kuat, kepada siapa semuanya harus berhadapan, dan kepadanya manusia adalah
hamba. Hampir seluruh penggunaan kata ini di Alkitab berbentuk jamak. Bila dipakai tentang hubungan Allah
terhadap manusia kata ini mengandung makna otoritas mutlak dari Allah .
.
4. Yahwe
Nama ini dianggap sebagai nama yang paling sakral dan paling diagungkan diantara nama-nama yang lain, sebagai
Allah yang tidak mungkin berubah. Orang Yahudi mempunyai rasa takut tersendiri untuk menyebut nama ini, karena
mereka selalu ingat kepada Im. 24:16 yang berbunyi: $iapa yang menghufat nama Tuhan pastilah ia dihukum mati
dan dilontari dengan batu oleh seluruh femaat itu. Baik orang asing maupun orang Israel asli, bila ia menghufat
nama Tuhan haruslah dihukum.` Asal kata dan pengucapan dari kata ini yang sesungguhnya sebenarnya tidak
diketahui lagi. Kitab Pentateuch menghubungkan kata ini dengan kata kerja bahasa Ibrani haya yang berarti 'adalah
atau 'berada (Kel. 3:13-15). Dalam pengertian ini nama Yahwe, berarti mengandung jaminan bahwa Allah akan
menjadi milik umat Israel pada jaman Musa, sama seperti Allah menjadi Allah bagi Bapa leluhur mereka. Nama ini
menekankan kesetiaan perjanjian Allah, dan merupakan nama diri Allah yang eksklusiI (hanya untuk Allah Israel).

B. Perjanjian Baru

1. Theos
Nama 'Theos(setara dengan El, Elohim dan Elyon) adalah nama yang paling umum dari Allah. Nama Elyon`
sering disejajarkan dengan Allah Mahatinggi (hupistos Theos) (Mar 5:7; Luk 1:32, 35, 76; Kis 7:48, 16:17; Ibr 7:1) .
Nama Shaddai dan El shaddai disejajarkan dengan Yang Mahakuasa (Pantokrator) dan Allah, Yang ahakuasa (Theos
Pantokrator) (2Kor 6:18; Wah 1:8; 4:8; 11:17; 15:3; 16:7,14). Hal yang menarik, theos dalam PB, sering muncul
dalam bentuk genetiI yang menyatakan milik, seperti mou, sou, hemon, humon. Hal ini secara tidak langsung
menunjukkan bahwa di dalam Kristus, Allah dapat dianggap Allah dari segala umatNya atau anak-anakNya.

2. Kurios
Perjanjian Baru menerjemahkan kata Adonay dengan Kurios, yang diturunkan dari kata kuros yang berarti kuasa.
Nama ini tidak mempunyai konotasi yang tepat sama dengan Yahwe, tetapi menunjuk Allah sebagai Yang Maha
kuasa, Tuhan, Pemilik, Penguasa yang memiliki kekuasaan resmi dan juga otoritas. Kata ini tidak hanya dipakai untuk
menunjuk Allah, tetapi juga menunjuk Kristus (Maz 110:1).


3
Studi Lanjut lihat : Charles C. Ryrie, Teologia Dasar I (Yogyakarta: Andi, 1986) 60-67; Louis BerkhoI,
Teologi $istematika. Doktrin Allah (terj.; Jakarta:LRII, 1993)70-76.
4
T.E. McComiskey, Names of God dalam EDT p. 467
3
3. Bapa (Pater)
Sering dikatakan bahwa PB menyebut Allah dengan sebutan baru, yaitu Bapa. Hal ini salah. Nama Bapa
sebenarnya muncul berulang kali dalam PL untuk menunjukkan pertama, hubungan antara Allah dan Israel. (Ul. 32:6;
Maz 103:13; Yes 63:16; 64:8; Yer 3:4,19). Kedua memproklamasikan bahwa Israel adalah anak Allah (Kel 4:22; Ul
14:1; Yes 1:2). Dalam PB, nama Bapa menunjuk kepada Bapa sebagai pencipta dan sumber dari segala sesuatu (I Kor
8:6; EI 3:15). Dan juga untuk menunjukkan hubungan yang khusus dimana pribadi pertama dari Allah Tritunggal
berelasi dengan Kristus, sebagai Anak Allah.

IV.$IFAT / KE$EMPURNAAN ALLAH

A. Pengertian $ifat/Kesempurnaan Allah

1. Bicara tentang sifat
5
Allah, maka kita bicara tentang kualitas dan keberadaan Allah yang membuat Dia ada
sebagaimana Dia ada. Adanya beberapa macam siIat Allah ini bukanlah bagian-bagian komponen dari Allah.
Setiap kesempurnaanNya menguraikan keseluruhan keberadaanNya. Shed berpendapat: 'keseluruhan keberadaan
/ hakekat Allah adalah dalam setiap siIat, dan keseluruhan siIat didalam keberadaan.
6
Grudem berpendapat:
Attribute is simply a way of describing one aspect of Gods being. God is unity, Gods whole being includes all of
his attributes.
2. Ketika Alkitab berbicara bahwa Allah adalah kasih (I Yoh 4:8) dan di bagian yang lain Allah adalah adil, hal ini
tidaklah berarti bahwa Allah sebagian adalah kasih dan bagian lainnya adalah adil. Atau hal ini juga tidaklah
berarti Allah lebih kasih dibandingkan adil atau sebaliknya. Alkitab tidak pernah menonjolkan sebuah atribut lebih
penting dibandingkan lainnya Allah keberadaannya adalah kasih dan juga Allah keberadaannya adalah adil. Walau
Allah mungkin menunjukkan satu siIat pada waktu tertentu, namun tidak ada siIat yang berdiri sendiri atau yang
lebih unggul daripada yang lain. Apabila Allah menunjukkan murkaNya, Ia tetap kasih adanya. Ketika Ia
menunjukkan kadihNya Ia tidak melepaskan kekudusanNya.
3. SiIat-siIat Allah diberitahukan kepada kita melalui penyataan. Manusia tidak memberi siIat-siIat itu kepada Allah;
tetapi Allah menyatakannya kepada manusia.
4. Ketika manusia mungkin dapat mendaItarkan sebanyak mungkin siIat Allah, namun Allah lebih dari seluruh
jumlah total kesempurnaanNya yang dapat kita mengerti.









Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3

1. Gods being is not a collection of attributes added together.
2. Gods attributes are not additions to His real being.
3. Gods love and fustice

B. Klasifikasi $ifat/Kesempurnaan Allah

Dalam sejarah teologia sistimatik, ada beberapa ahli yang telah mencoba membuat klasiIikasi dari siIat Allah.
KlasiIikasi ini mempunyai tujuan agar manusia dapat lebih memahami (secara relasional) dan mengingat tentang siIat
Allah. Namun karena Allah tidak terbatas dan pemikiran manusia sangat terbatas, maka wajar bila tidak ada satu cara
klasiIikasi yang disepakati. Dalam makalah ini penulis cenderung untuk mengikuti cara klasiIikasi yang paling umum
yaitu yang membagi dalam dua kategori: pertama siIat-siIat Allah yang tidak ada pada makhluk ciptaan
(incommunicable); kedua siIat-siIat Allah yang ada pada makhluk ciptaan (communicable). Pembagian ini tetaplah
tidak sempurna, karena tidak ada siIat yang secara penuh communicable dan juga sebaliknya.

B.1. INCOMMUNICABLE ATRIBUTE$ (ALLAH sebagai Yang Mutlak)

5
SiIat adalah merupakan terjemahan dari attribute (Eng) yang oleh Kamus Teologi Inggris - Indonesia karya Henk ten
Napel (Jakarta: BPK, 1996) di deIinisikan 8ifat yang inheren. Hampir semua buku terjemahan, memakai kata siIat`, kecuali
misalnya. terj. LRII, BerkhoI - atribut. Dalam KBBI: $ifat: 1. Rupa dan keadaan yang tampak pada suatu benda, watak, tanda
lahiriah. 2. Peri keadaan yang menurut kodratnya ada pada sesuatu; 3. Ciri khas yang ada pd sesuatu (u/ membedakan dari yang
lain). Hakiki: siIat khas yang mutlak perlu ada pada suatu hal shg membuat hal itu sebagaimanan adanya.; Hakekat: itisari/ dasar;
Natur: asli,; pembawaan, siIat, watak.
6
Studi lanjut tentang hubungan siIat dengan being Allah, lih. BerkhoI, 54-64.
4

a. Allah adalah 8elf-exixtent.
Baca dan selidiki ayat-ayat berikut

Kis. 17:24-25
Wahyu 4:11
Maz. 90:2
Kel. 3:14 ' I will be what I will be`

Allah tidak bergantung atau tidak membutuhkan pada sesuatu atau seseorang yang lain diluar diriNya. Dasar
dari keberadaan Allah (Gods being) tidak terletak didalam yang lain, karena tidak ada yang lain yang lebih tinggi dari
diriNya. God is absolutely independent and self suffeicient.

-. Allah adalah kekal, maha hadir, maha tahu

Kel 3:14
Yoh 8:58
Wahyu 1:8; 4:8
Maz. 90:4; 2Pet 3:8
Maz 139:7-10 Allah juga tidak dibatasi oleh tempat.

Allah adalah yang awal dan yang akhir. Allah tidak dibatasi oleh waktu. Waktu tidak memiliki eIek pada
keberadaanNya, kesempurnaanNya, kehendakNya atau janjiNya. Allah tidak pernah belajar suatu yang baru atau
melupakan sesuatu. Allah mengetahui segala sesuatu yang lampau, saat ini dan akan datang sama jelasnya. SiIat ini
merupakan dasar gagasan bahwa penyataan diri Allah adalah lengkap. Seandainya Allah hanya mengetahui sebagian,
kebenaranNya bersiIat sementara saja. Kemahatahuan Allah juga merupakan dasar pekerjaan Roh Kudus yang
menyingkapkan pikiran dan kebenaran Allah dalam Alkitab dan dengan demikian menjamin keterandalan dan
Iinalitasnya (Yoh 16:13).

.. Allah tidak -eru-ah (immuta-le)

Maz. 102:26-28
Ibrani 1:10-12
Yak 1:17
Mal. 3:6
Bil 23:19
Mat 5:18; 24:35


Allah tidak berubah didalam keberadaanNya, siIatNya, kesempurnaan, keinginan, tujuan dan janjiNya. Allah
tidak pernah kehilangan integritas diri. Tindakan Allah tidaklah pernah bertentangan dengan atributnya. Hermann
Bavinck berkata The fact that God is unchanging in his being is of the utmost importance for maintaining the Creator
/ creature distinction, and for our worship of God.`
Aplikasi: Coba bayangkan apa yang terjadi jika Allah dapat berubah.

d. Ke8atuan Allah.
Dibagi dalam dua pengertian:
O &nita8 Singularitati8: Istilah ini mengandung pengertian bahwa hanya ada satu keberadaan Ilahi, dan semua
keberadaan yang lain ada dan melalui serta kepadaNya. (IRaj 8:60; I Kor 8:6; I Tim 2:5; Kel 15:11).
O &nita8 Simpli.itati8 : Istilah ini mengandung pengertian adanya kesatuan yang mendalam dan kualitatiI dari
Keberadaan Ilahi. Hal ini juga berarti bahwa Allah tidak tersusun atas berbagai bahan dan juga tidak dapat dibagi-
bagi. Pengertian ini juga menunjukkan bahwa ketiga pribadi dalam Allah Tritunggal bukanlah tiga bagian yang
olehnya keberadaan Allah tersusun.

B.2. COMMUNICABLE ATRIBUTE$ (Allah sebagai Roh yang Berpribadi)

Apabila siIat-siIat Allah yang dibicarakan sebelumnya menekankan keberadaan Allah yang absolut, maka sekarang
akan dibahas siIat-siIat yang menekankan natur pribadiNya. BerkhoI membagi dalam 4 kategori,
a. Spiritualitas Allah
b. SiIat-siIat Intelektual : Hikmat, Kebijaksanaan (Omniscience), Kebenaran (TruthIulness)
c. SiIat-siIat Moral: Kebaikan, Kesucian, Kebenaran (Righteousness)
d. SiIat-siIat Kedaulatan: Kehendak Allah yang berdaulat; Kuasa Allah yang berdaulat.
5
Karena adanya keterbatasan waktu maka dalam makalah ini hanya dibahas sebagian kecil dari siIat-siIat diatas.

a. Spiritualita8 Allah
Alkitab memberi kita pengertian bahwa ' Allah adalah Roh (Yoh 4:24). Alkitab tidak semata-mata berkata
bahwa Allah adalah suatu roh, tetapi bahwa Ia adalah Roh. Hal ini berarti bahwa Allah memiliki keberadaan substansial
milikNya sendiri dan berbeda dengan dunia, tidak bersiIat materi, tidak terlihat, dan tanpa penyusunan atau perluasan.
(I Tim 1:17; I Tim 6:15,16).


-. Allah adalah Kudu8
Kata kudus dalam Alkitab memiliki dua arti khusus. Pertama, berarti 'keterpisahan atau 'keberbedaan.
Pada waktu kita katakan bahwa Allah kudus, kita diperhadapkan pada perbedaan yang mendalam antara Allah dengan
semua ciptaan. Kekudusan Allah menunjuk pada kemuliaanNya yang bersiIat transenden, kemahaan-Nya yang tidak
tertandingi oleh siapapun atau apapun juga, dan ini semua menyebabkan Dia layak untuk menerima penghormatan dan
penyembahan kita. Kedua, arti kudus menunjuk pada kemurnian dan kebenaran tindakan Allah. Allah melakukan apa
saja yang benar. Allah selalu bertindak benar karena naturNya kudus. Allah terpisah total dari dosa dan kejahatan.
7


.. Allah adalah Mahakua8a
Kemahakuasaan berarti Allah berkuasa atas semua ciptaanNya. Tidak ada satu ciptaan pun yang berdiri di luar
penguasaan Allah yang berdaulat. Dalam Lukas 1:37, ' Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil. Hal ini berarti aoa
yang tidak mungkin bagi manusia selalu mungkin bagi Allah. Allah dapat melakukan apa saja yang dikehendakiNya.
Tidak ada sesuatupun yang dapat membatasi kuasaNya. Namun, kuasa Allah tetap dibatasi oleh siapa dan apa Dia.
Misalnya Dosa adalah sesuatu yang tidak mungkin dilakukan Allah.

d. Allah adalah Ka8ih
Allah adalah kasih (I Yoh 4:8) adalah deIinisi Alkitab yang paling dikenal tentang Allah. Dalam I Yoh 4:9:
'dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu Allah telah mengutus AnakNya yang tunggal ke
dalam dunia . '. Kata agape di dalam Alkitab dipakai untuk menekankan kasih yang berhubungan dengan obyek yang
tidak layak, yaitu orang yang tidak berhak atas kesetiaan kekasihnya. Dalam PL, ada kesaksian tentang hal ini
berhubungan dengan kasih Allah kepada Israel ( Ul 7:7-8) dan kasih Hosea kepada istrinya yang tidak setia ( Hosea
3:1).

e. Allah adalah Cem-uru
8

Ketika Tuhan membawa bangsa Israel keluar dari Mesir menuju Sinai, kecemburuan Tuhan merupakan salah
satu Iakta pertama tentang diriNya yang Dia ajarkan kepada mereka. (lih. Perintah kedua dari 10 Perintah Allah, Kel
20:5; Kel 34:5-7; band. Nahum 1:2). Pengungkapan nama yang tidak disangka-sangka ini adalah satu kwalitas dalam
diri Tuhan yang sejauh ini nampaknya tidak konsisten dengan pengungkapan namaNya yang sebelumnya. Apa artinya
?. Ada beberapa hal yang perlu diingat berkaitan dengan hal ini.
Pertama, Pernyataan Alkitab mengenai cemburu Tuhan adalah anthropomorphisme (mendeskripsikan Tuhan
dalam bahasa manusia). Hal ini berarti segala motivasi dan kualitas manusia akibat pengaruh dosa, sama sekali tidak
ada hubungannya dengan Allah. Allah cemburu tetapi juga benar, kudus, mahatahu, kasih dll. Allah cemburu bukan
disebabkan suatu gabungan Irustasi dan iri hati, namun suatu kecemburuan yang terpuji untuk memelihara suatu yang
demikian berharga. Kedua, secara konsisten Alkitab memperlihatkan kecemburuan Tuhan adalah sebagai salah satu
aspek dari perjanjian kasih Tuhan dengan umatNya. Perjanjian Lama, memandang perjanjian Tuhan sebagai
pernikahan Tuhan dengan Israel. (Yeh. 16:38). Perjanjian ini bukanlah bersiIat sementara, kebetulan atau tanpa sasaran,
melainkan suatu ekspresi dari rencana kekal, yaitu satu umat yang setia dan bersama Dia dalam kemuliaan. Dan untuk
menyatakan peraturan, kebenaran dan keadilanNya, maka Allah cemburu adanya. Yeh. 39:25: ' CemburuKu timbul
untuk mempertahankan namaKu yang kudus.


SUMBER:
1. Wayne Grudem, $ystematic Theology (Leicester: IVP, 1994)
2. R.C. Sproul, Kebenaran-Kebenaran Dasar Iman Kristen (terj.; Malang: SAAT,1997)
3. G.R. Lewis, Attributes of God dalam Evangelical Dictionary oI Theology (Walter Elwell (ed.); Grand Rapids:
Baker, 1984)
4. Louis BerkhoI, Teologi $istematika 1. Doktrin Allah (terj; Jakarta: LRII, 1993)
5. A.W. Tozer, engenal Yang ahakudus (terj.; Bandung: Kalam Hidup, --)
6. Charles C. Ryrie, Teologia Dasar I (terj.; Yogyakarta: Andi, 1986)
7. Bruce Milne, engenali Kebenaran (Jakarta:BPK, 1996


7
Bruce Milne, engenali Kebenaran (Jakarta:BPK, 1996)96-97
8
Studi lanjut lih: J.I. Packer, Knowing God ( Leicester: IVP, 1972) 151-158

6
Beberapa Catatan:
1. Strong membaginya dalam Atribut yang Absolute dan Immanent. Louis BerkhoI membedakan Atribut yang
incommunicable dan communicable. Gill membagi dua yaitu atribut Metaphysical dan Moral. H.O. Wiley
membagi atribut absolute, relative dan moral. L.S. ChaIer membagi atribut personal dan constituional. Sedangkan
G.R. Lewis membagi atribut Allah dalam:
Metaphysically, God is SelI Existent, Eternal and Unchanging
Intellectually, God is Omniscient, FaithIul and Wise
Ethically, God is Holy, Righteous and Loving
Existentially, God is Free, Authentic and Omnipotent
Emotionally, god Detests Evil, is Long-suIIering, Compassionate
Relationally, God is Trancendent in Being, Immanent Universally in Providential Activity and Immanent with His
people in Redemptive activity.

Anda mungkin juga menyukai