Sumber Daya Mineral Dan Energi
Sumber Daya Mineral Dan Energi
Disusun oleh :
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………......................... 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………… 1
1.3 Tujuan…………..……………………………………………………….... 1
1.4 Manfaat …………………………………………………………………... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Sumber Daya Mineral dan Energi............................................. 3
2.2 Konservasi Sumber Daya Mineral dan Energi............................................ 3
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Sumber Daya Mneral dan Energi.........……………..…………………..... 5
3.2 Klasifikasi Sumber Daya Alam...……………………………....…............ 6
3.3 Kegunaan Sumber Daya Mineral dan Energi.............................................. 7
3.4 Permasalahan Sumber Daya Mineral dan Energi…………........................ 9
3.5 Indikator Kerusakan & Pencemaran Sumber Daya Energi danMineal…… 11
3.6 Manajemen Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan 12
Energi………………
BAB IV PENUTUP
4.1 Simpulan………………………………………………………………….. 13
4.2 Saran………………………………………………………………………. 16
DAFTAR RUJUKAN…………………………………………………………………. 17
ii
ABSTRAK
Lorentin, Lingga M., Setiawan Puguh., Rosania, Risma A 2017. Sumber Daya
Mineral dan Energi. Makalah Dasar Lingkungan, Offering B S1
Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang. Dosen Pembimbing : Dr.
Sueb, M.Kes E-mail: sueb.fmipa@um.ac.id No. Telepon : 08155150474
Sumber daya mineral dan energi merupakan salah satu hal yang terpenting dalam
kehidupan. Sumber daya mineral dan energi di dunia ini banyak jenisnya seperti
bahan tambang, minyak bumi dan gas alam. Manfaat dari sumber daya mineral
dan energi ini banyak dirasakan oleh manusia di dunia. Dibalik banyaknya
manfaat dari sumber daya mineral dan energi tersimpan banyak masalah baik
dalam pengelolaannya maupun ketersediaannya. Oleh karena itu, diperlukan
manajemen pengelolan sumber daya mineral dan energi yang sangat baik agar
generasi selanjutnya dapat merasakan manfaatnya juga.
ABSTRACT
Mineral resources and energy is one of the most important things in life. Mineral
and energy resources in the world of many kinds, minerals, petroleum and natural
gas. The benefits of mineral and energy resources are widely perceived by humans
in the world. Behind the many benefits of mineral resources and energy saved a
lot of problems both in the management and availability. Therefore, the necessary
management of mineral resource management and excellent energy so that future
generations can benefit as well.
iii
Keywords: mineral and energy resources, benefits, problem management,
management.
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia sebagai negara yang memiliki daratan luas dan laut yang luas,
menjadikan negara ini dengan aset sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya
itu salah satunya yaitu sumber daya mineral. Sumber daya mineral melimpah di
Indonesia dengan berbagai jenisnya. Mulai dari emas, intan, timah, belerang, dan
bahan tambang lainnya merupakan sumber daya mineral yang melimpah di
Indonesia.
Berbagai sumber daya mineral yang ada di Indonesia perlu kita ketahui
macamnya. Sumber daya tersebut juga harus dikelola dan dikembangkan dengan
baik agar memberi manfaat bagi manusia. Eksploitasi terhadap berbagai sumber
daya mineral tidaklah boleh sembarangan, harus menjaga lingkungan dan
keberlanjutan, sehingga dapat diwariskan kepada anak cucu kita. Untuk itu dalam
makalah ini akan dijelaskan tentang sumber daya mineral dan macam sumber daya
mineral. Penting bagi kita menyadari akan hasil bumi kita dan cara mengelolanya .
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan pembuatan makalah adalah sebagai
berikut :
1
1. Mengetahui pentingnya Sumber Daya Mineral dan Energi bagi kehidupan.
2. Mengetahui pengklasifikasian Sumber Daya Mineral dan Energi.
3. Mengetahui masalah Sumber Daya Mineral dan Energi yang terjadi.
4. Mengetahui manajemen Sumber Daya Mineral dan Energi.
1.4 Manfaat
Manfaat pembuatan makalah adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui pentingnya Sumber Daya Mineral dan Energi bagi
kehidupan.
2. Dapat mengetahui dan lebih memahami apa sajakah yang termasuk ke
dalam pengklasifikasian Sumber Daya Mineral dan Energi.
3. Dapat mengetahui masalah Sumber Daya Mineral dan Energi yang terjadi.
4. Dapat mengetahui manajemen Sumber Daya Mineral dan Energi
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
eksplorasi sumber daya mineral. Sehingga apabila data-data hasil eksplorasi yang
diperoleh tersebut menguntungkan dan memenuhi persyaratan untuk dilakukan
langkah penambangan selanjutnya maka langkah tersebut langsung dapat dilakukan.
Walaupun terlihat belum ekonomis untuk ditambang, apabila sudah tersedia data
yang telah diarsipkan pada suatu saat nanti ketika memang sumber daya tersebut
sudah ekonomis atau layak ditambang kita tidak perlu lagi memulai kegiatan
eksplorasi dari awal, cukup melanjutkan kegiatan eksplorasi pada langkah
selanjutnya yang lebih detail.
Selain hal tersebut, penerapan konservasi sumber daya mineral juga dapat
dilakukan dalam bentuk efisiensi dan efektifitas dalam pengambilan data. Kegiatan-
kegiatan eksplorasi yang dilakukan disetiap daerah tentunya terdapat sumber daya
mineral yang berbeda-beda yang masih layak dan menguntungkan untuk ditambang.
Dalam melakukan kegiatan eksplorasi, objek yang dieksplor tidak hanya terfokus
pada satu komoditas saja tetapi juga memperhatikan keberadaan komoditas lain
yang mungkin juga ada dalam suatu daerah yang sedang dieksplorasi. Sehingga
tidak terjadi kegiatan eksplorasi ditempat yang sama hanya untuk mencari
kemungkinan keberadaan suatu komoditas yang berbeda. ( J. Bourgois, 2001)
Upaya konservasi terhadap sumber daya mineral ini sudah menjadi tanggung
jawab bersama dalam pengelolaan dan penghematan sumber daya yang semakin
langka karena kebutuhan manusia.
4
BAB III
PEMBAHASAN
5
Energi itu sendiri dapat berupa energi kimiawi, listrik, gelombang, nuklir, mekanis,
dan panas.
3.2 Klasifikasi Sumber Daya Mineral dan Energi
Menurut Sukanto Reksohadiprojo (1994), jenis-jenis sumber daya energi
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Sumber daya energi yang dapat diperbaharui
Sumber daya energi yang dapat diperbaharui atau dapat diisi kembali atau
tidak terhabiskan (renewable) adalah sumber daya energi yang bisa
dihasilkan kembali baik secara alamiah maupun dengan bantuan manusia.
b. Sumber daya energi yang tidak dapat diperbaharui
Sumber daya energi yang tidak dapat diperbaharui adalah sumber daya
energi yang habis sekali pakai. Misalnya: minyak bumi, gas bumi, dan batu
bara.
6
f. Sumber daya mineral kelayakan (feasibility mineral resource)
Dinyatakan berpotensi ekonomis dari hasil studi kelayakan atau suatu
kegiatan penambangan yang sebelumnya dilakukan di daerah eksplorasi
rinci.
3.3 Kegunaan Sumber Daya Mineral dan Energi
a. Peranan Energi dalam pembangunan di Indonesia
Energi merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan bagi
tercapainya sasaran pembangunan. Peranan energi untuk pembangunan di
Indonesia mencakup dua hal yaitu sebagai sumber dana pembangunan
(penerimaan pemerintah) yang berasal dari devisa (ekspor) dan yang utama
untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri yang dibutuhkan dalam
pembangunan. (Howard,2000)
b. Peranan energi sebagai sumber penerimaan negara
Penerimaan negara dari sektor minyak dan gas bumi (penerimaan
migas), memberikan sumbangan yang cukup penting dalam perekonomian
Indonesia. Walaupun peranan minyak dan gas bumi dalam penerimaan
negara relatif semakin menurun, namun dalam jangka waktu lima tahun
terakhir (1996/97-1999/2000) rata-rata penerimaan minyak dan gas bumi
dibandingkan dengan jumlah penerimaan dalam negeri masih mencakup
yaitu sekitar 30%. Penerimaan minyak dan gas bumi dipengaruhi antara lain
oleh besarnya tingkat produksi minyak mentah dan kondesat, volume ekspor
LNG dan LPG, harga minyak mentah dan biaya produksi. Unsur lain yang
juga penting dan mempengaruhi besarnya penerimaan minyak dan gas
adalah nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Selain sebagai
sumber penerimaan negara, minyak dan gas bumi juga berperan sebagai
sumber penerimaan devisa. (Horne, 2004)
c. Peranan energi untuk kebutuhan konsumsi dalam negeri.
Dalam hal ini terlihat bahwa hubungan perekonomian dengan energi
sedemikian kuat, peningkatan kegiatan ekonomi biasanya diikuti dengan
meningkatnya konsumsi energi. Di Indonesia tercermin dari meningkatnya
7
pertumbuhan ekonomi sebesar 7% per tahun mengakibatkan pertumbuhan
konsumsi energi meningkat sebesar 10%. Hubungan tersebut disebut dengan
”elastisitas energi” terhadap kegiatan energi, atau dapat didefenisikan
sebagai perubahan pertumbuhan konsumsi energi sebagai akibat perubahan
pertumbuhan konsumsi energi sebagai akibat perubahan kegiatan ekonomi.
Listrik sebagai Sumber Daya Energi Tenaga listrik merupakan sarana
produksi maupun sarana kehidupan sehari-hari yang memegang peranan
penting dalam upaya mencapai sasaran pembangunan. Sebagai sarana
produksi, tersedianya tenaga listrik dalam jumlah dan mutu pelayanan yang
baik serta harga yang terjangkau merupakan penggerak utama dan sangat
mendorong laju pembangunan di berbagai sektor lain.
Pembangunan di berbagai sektor ini sangat penting bagi tercapainya
tujuan pembangunan seperti menciptakan lapangan kerja, meningkatkan
pendapapatan nasional, mengubah struktur ekonomi, yang pada gilirannya
akan meningkatkan permintaan tenaga listrik. Di samping itu, tersedianya
tenaga listrik yang merata dan dipergunakan secara luas untuk keperluan
sehari-hari akan dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh lapisan
masyarakat.
Minyak bumi, gas bumi dan batu bara merupakan sumber daya
energi yang dapat dimanfaatkan untuk memproduksi listrik. Pemanfaatan
minyak bumi, gas bumi dan batu bara sebagai pemasok untuk memproduksi
listrik di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Keterbatasan
cadangan minyak bumi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri
menyebabkan pemerintah mengambil kebijaksanaan untuk melakukan
diversifikasi energi untuk sektor Pembangkit Listrik Negara (PLN) bentuk
diversifikasi ini telah dapat dirasakan dengan berdirinya pusat pembangkit
listrik tenaga air, tenaga gas, maupun panas bumi. (Achnan, 1998)
Sebagai salah satu bentuk energi yang sudah siap dipergunakan oleh
konsumen, tenaga listrik merupakan salah satu faktor yang menentukan
untuk mencapai sasaran pembangunan, sehingga perlu diusahakan serasi,
8
selaras, dan serempak dengan tahap pembangunan nasional. Hal ini berarti
bahwa sasaran pembangunan ketenagalistrikan harus selalu menunjang
setiap tahap pembangunan nasional baik dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat maupun dalam mendorong peningkatan ekonomi. (Bronto, 2004)
9
Besarnya kekuasaan pemerintah untuk mengeluarkan ijin kuasa pertambangan
batubara mengakibatkan secara sepihak pemerintah dapat mengklaim suatu wilayah
sebagai tanah negara bebas dan memberikan kuasa pertambangan pada perusahaan
tambang berakibat terampasnya wilayah hidup rakyat. Hal ini yang memicu konflik
kepemilikan lahan dan penduduk lokal.
4. Tumpang tindih lahan dengan sektor lain
Industri pertambangan merupakan industri yang memakan lahan. Untuk mengeruk
bahan tambang diperlukan ketersediaan areal tambang yang sangat luas. Hal ini
yang memicu tumpang tindih peruntukan lahan dengan sektor lain.
5. Pelanggaran HAM dalam pengusahaan pertambangan batubara
Pengusahaan pertambangan batubara sering memunculkan konflik dengan
masyarakat sekitar areal pertambangan. Dalam penyelesaian sengketa seringkali
diwarnai dengan pelanggaran HAM. Seperti yang terjadi di kasus PT. KPC dengan
masyarakat Desa Sekerat yang mengalami intimidasi selama proses ganti rugi lahan
kebunnya. Kasus PT Thailand di Kalimantan Timur sarat dengan perampasan tanah
adat, kebun dan hutan tanpa ganti rugi.
6. Ketiadaan konsep pencadangan energi
Perspektif yang dimiliki untuk menggali dan memanfaatkan semaksimal mungkin
bahan tambang dengan tidak memiliki konsep mineral reserve, tak memiliki strategi
untuk mengelola agar kekayaan bahan tambang masih bisa digali terus oleh generasi
yang akan datang, atau lebih panjang pemanfaatannya. Akibatnya, dimana pun
bahan galian terpendam akan segera digali.
7. Tidak berpihak pada lingkungan
Adanya perusahaan pertambangan menimbulkan berbagai masalah lingkungan bagi
kawasan sekitar areal penambangan. Seperti rusaknya lahan pertanian, sungai,
hutan, dan lainnya yang berakibat pada kehidupan masyarakat sekitar.
8. Reklamasi lahan paksa penambangan tidak dilakukan
Perusahaan yang telah selesai melakukan penambangan harus melakukan reklamasi
lahan. Hal tersebut sudah tercantum dalam Undang – Undang Pertambangan Nomor
4 Tahun 2009. Namun dalam pelaksanaannya tidak berjalan efektif. Lahan bekas
10
tambang dibiarkan menjadi danau yang beracun. Hal ini terjadi karena tidak adanya
sanksi tegas bagi perusahaan tamban yang melakukan pelanggaran.
9. Rakyat akan mudah dikriminalkan
Persoalan lain yaitu konsep kriminalisasi terhadap rakyat melalui Undang – Undang
Pertambangan untuk meminggirkan hak rakyat atas bahan tambang. Hal tersebut
tercantum pada pasal 32 ayat 2 Undang- Undang Nomor 4 Tahun 2009 yaitu
“Dihukum dengan hukuman selama tiga bulan dengan denda setinggi – tingginya
sepuluh ribu rupiah, barang siapa yang berhak atas tanah merintangi atau
mengganggu usaha pertambangan yang sah.” Penyelesaian atas sengketa berkaitan
dengan penambahan batubara hendaknya dapat memenuhi rasa keadilan para pihak
yang bersengketa.
3.5 Indikator Kerusakan dan Pencemaran Sumber Daya Mineral dan Energi.
Beberapa indikator mengenai terjadinya kerusakan sumber daya mineral dan energi
ini dapat kita perhatikan dari uraian berikut ini :
11
i. Adanya penetrasi air asin pada sumur penduduk di beberapa kota
pantai/pesisir.
j. Semakin kecilnya “Catchment Water Areas” (daya serap lahan
terhadap curahan air hujan).
k. Semakin tingginya pencemaran air sungai (terutama sungai-sungai di
Pulau Jawa).
l. Semakin menyempitnya luas areal hutan lindung/hutan alami sebagai
akibat “illegal logging”, (pencurian kayu) terutama di Pulau Jawa.
m. Semakin luasnya HPH dan HTI yang kurang diimbangi dengan
upaya reboisasi yang berhasil (karena seringnya dimanipulasi).
n. Semakin maraknya pertanian ilegal di kawasan tanah/hutan negara
akibat desakan kebutuhan penduduk miskin, terutama di pulau Jawa.
o. Semakin berkurangnya keragaman/jumlah “species” tumbuhan dan
hewan liar, karena banyak yang telah punah sebagai akibat kebakaran
hutan dan perburuan hewan yang sering terjadi. (Bronto dan Hartono,
2003)
12
tingkat keleluasaan didalam pelaksanaan pembanguann energi dan sumber daya
mineral yang berwawasan kemasyarakatan dan lingkungan hidup.
- Pendekatan Integratif
Pelaksanaan pembangunan energi dan sumber daya mineral harus
dilaksanakan melalui pendekatan kewilayahan yang terintegrasi, dengan
memperhatikan daya dukung sosial, dan keberlanjutan fungsi lingkungan hidup,
keterpaduan seluruh sektor dalam pemanfaatan segenap potensi kekayaan alam
dan sumber daya manusia, optimasi dari seluruh potensi dari pemanfaatan
seluruh potensi yang dimiliki secara merata dan keberkeadilan dengan
menerapkan atas konservasi sumber daya alam serta efisiensi dalam
pengusahaannya.
- Menghargai Keanekaragaman
Indonesia sebagai negara dan bangsa yang pluralistis, harus dapat
menghargai keanekaragamannya dan menjadikan basis pembangunan energi dan
sumber daya mineral karena keberhasilannya sangat ditentukan oleh kondisi
sosial budaya ekonomi dan ekologi sekitar wilayah kegiatan. (Darmoyo, 2001)
13
Untuk dapat melaksanakan pembangunan energi dan sumber daya mineral yang
berwawasan kemasyarakatan dan lingkungan hidup diperlukan keikutsertaan
segenap pelakunya (stakeholder) dalam suatu kemitraan yang sinergis. (Soeria-
Atmadja, 2002)
Kemitraan yang sinergis dapat dilaksanakan berdasarkan beberapa hal dibawah ini :
Segenap pelaku pembangunan mempunyai visi dan persepsi yang sama
tentang makna pembangunan energi dan sumber daya mineral.
Segenap pelaku pembangunan mengetahui peran dan posisinya serta
peran dan posisi mitranya.
Menghargai posisi mitranya dan berpikir positif serta mendukung tugas
dan fungsi mitranya.
Setiap pelaku memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap
situasi yang diciptakan demi kepentingan bersama dalam kerangka
pencapaian tujuan.
Dalam menjalankan tugasnya dan fungsinya setiap pelaku harus
berpegang pada etika sosial, etos kerja dan profesionalime.
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Pentingnya sumber daya mineral dan energi bagi kehidupan adalah untuk
pemenuhan kepuasan dan utilitas manusia. Sumber daya mineral dan energi
sangat penting bagi keberlangsungan hidup manusia, hampir semua
kebutuhan hidup manusia berkaitan dengan sumber daya mineral dan energi.
Misalnya, sebagai sumber energi dan bahan bakar.
2. Sumber daya mineral dapat diklafikasikan menjadi :
Hipotetik
Tereka
Terujuk
Terukur
Pra kelayakan
Kelayakan
Dapat diperbaharui
Tidak dapat diperbaharui
Menghargai Keanekaragaman
4.2 Saran
1. Sebaiknya kita lebih mengetahui dan memahami pentingnya wawasan
lingkungan bagi mahasiswa.
2. Sebaiknya kita mengetahui dan memahami apa sajakah yang termasuk ke
dalam masalah lingkungan.
3. Sebaiknya mahasiswa mengetahui hubungan antara wawasan lingkungan
dengan masalah lingkungan.
16
DAFTAR RUJUKAN
Achnan, K., 1998. Hubungan antara struktur geologi dan lokasi geowisata di wilayah
Bandung dan sekitarnya Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral, v. VIII, h.8 - 14.
Bronto, S., Achnan K., Kartawa, W., Dirk, M.H., Utoyo, H., Subandrio, J. dan
Lumbanbatu, K., 2004a. Penelitian Awal Mineralisasi di Daerah Cupunagara,
Kabupaten Subang – Jawa Barat. Majalah Geologi Indonesia, v. 19, no. 1, h.12-30.
Bronto, S. dan Hartono, U., 2003. Strategi Penelitian Emas Berdasarkan Konsep Pusat
Gunungapi. Prosiding Kolokium Energi dan Sumber Daya Mineral 2003, Balitbang
ESDM, Bandung, h.172-189.
Darmoyo, A.B., Sosromihardjo, S.P.C. and Satyamurti, B., 2001. The Sedimentology
Pleistocene Volcaniclastic in the Lapindo Brantas Block, East Java. Majalah
Geologi
Indonesia, v. 16, no. 1, h.15-38
Horne, J.C. Ferm, Caruccio, F.T., Baganz, B.P., 2004, Depositional Models
in Coal Exploration and Mine Planning in Appalachian Region, The
American Assosiation of Petroleum Geologists Bulletin volume 62,
number 12, America, hal. 2379 – 2411
17
J. Bourgois, “Traitements chimiques et physico-chimiques des déchets”, Techniques de
l’Ingénieur, vol.1, (2001)
Nugraha, Andhika. 2014. Sumber Daya Mineral dan Energ. Yogyakarta : BPFE
Sillitoe, R.H., 1999. Styles of High-Sulphidation Gold, Silver and Copper Mineralisation in
Porphyry and Epithermal Environments, the Pacific Rim Conggress on
Mineralisation, Bali – Indonesia, 10-13 October 1999, h.29-44
Soeria-Atmadja, R., Maury, R.C., Bellon, H., Pringgoprawiro, H., Polve, M. and Priadi, B.,
2002. Tertiary magmatic belts in Java. Journal of SE Asian Earth Science, v. 9, no.
1-2, h.13-27
Zen, M.T. 1984. Sumber daya dan industri mineral. Yogyakarta: Yayasan Obor Indonesia
18