Anda di halaman 1dari 22

SUMBER DAYA MINERAL DAN ENERGI

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah

Dasar - Dasar Ilmu Lingkungan

Disajikan pada, 15 Maret 2017

Yang dibina oleh Bapak Dr. Sueb, M.Kes

Disusun oleh :

Kelompok 7 Offering B 2017

1. Lingga Mofa Diah Lorentin :160341606034


2. Puguh Setiawan :160341606033
3. Risma Afrida Rosania :160341606026

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
PRODI S1 PENDIDIKAN BIOLOGI
Maret 2017
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………. ii


ABSTRAK……………………………………………………………………………. iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………......................... 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………… 1
1.3 Tujuan…………..……………………………………………………….... 1
1.4 Manfaat …………………………………………………………………... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Sumber Daya Mineral dan Energi............................................. 3
2.2 Konservasi Sumber Daya Mineral dan Energi............................................ 3
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Sumber Daya Mneral dan Energi.........……………..…………………..... 5
3.2 Klasifikasi Sumber Daya Alam...……………………………....…............ 6
3.3 Kegunaan Sumber Daya Mineral dan Energi.............................................. 7
3.4 Permasalahan Sumber Daya Mineral dan Energi…………........................ 9
3.5 Indikator Kerusakan & Pencemaran Sumber Daya Energi danMineal…… 11
3.6 Manajemen Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan 12
Energi………………
BAB IV PENUTUP
4.1 Simpulan………………………………………………………………….. 13
4.2 Saran………………………………………………………………………. 16

DAFTAR RUJUKAN…………………………………………………………………. 17

ii
ABSTRAK

Lorentin, Lingga M., Setiawan Puguh., Rosania, Risma A 2017. Sumber Daya
Mineral dan Energi. Makalah Dasar Lingkungan, Offering B S1
Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang. Dosen Pembimbing : Dr.
Sueb, M.Kes E-mail: sueb.fmipa@um.ac.id No. Telepon : 08155150474

Sumber daya mineral dan energi merupakan salah satu hal yang terpenting dalam
kehidupan. Sumber daya mineral dan energi di dunia ini banyak jenisnya seperti
bahan tambang, minyak bumi dan gas alam. Manfaat dari sumber daya mineral
dan energi ini banyak dirasakan oleh manusia di dunia. Dibalik banyaknya
manfaat dari sumber daya mineral dan energi tersimpan banyak masalah baik
dalam pengelolaannya maupun ketersediaannya. Oleh karena itu, diperlukan
manajemen pengelolan sumber daya mineral dan energi yang sangat baik agar
generasi selanjutnya dapat merasakan manfaatnya juga.

Kata kunci : sumber daya mineral dan energi, manfaat, masalah


pengelolaan, manajemen.

ABSTRACT

Lorentin, Lingga M., Setiawan Puguh., Rosania, Risma A 2017. Resource


Minerals and Energy. Basic Papers Environment, Offering B S1
Biology Education, State University of Malang. Supervisor: Dr. Sueb,
M.Kes E-mail: sueb.fmipa@um.ac.id. No. Telepon : 08155150474

Mineral resources and energy is one of the most important things in life. Mineral
and energy resources in the world of many kinds, minerals, petroleum and natural
gas. The benefits of mineral and energy resources are widely perceived by humans
in the world. Behind the many benefits of mineral resources and energy saved a
lot of problems both in the management and availability. Therefore, the necessary
management of mineral resource management and excellent energy so that future
generations can benefit as well.

iii
Keywords: mineral and energy resources, benefits, problem management,
management.

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai negara yang memiliki daratan luas dan laut yang luas,
menjadikan negara ini dengan aset sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya
itu salah satunya yaitu sumber daya mineral. Sumber daya mineral melimpah di
Indonesia dengan berbagai jenisnya. Mulai dari emas, intan, timah, belerang, dan
bahan tambang lainnya merupakan sumber daya mineral yang melimpah di
Indonesia.
Berbagai sumber daya mineral yang ada di Indonesia perlu kita ketahui
macamnya. Sumber daya tersebut juga harus dikelola dan dikembangkan dengan
baik agar memberi manfaat bagi manusia. Eksploitasi terhadap berbagai sumber
daya mineral tidaklah boleh sembarangan, harus menjaga lingkungan dan
keberlanjutan, sehingga dapat diwariskan kepada anak cucu kita. Untuk itu dalam
makalah ini akan dijelaskan tentang sumber daya mineral dan macam sumber daya
mineral. Penting bagi kita menyadari akan hasil bumi kita dan cara mengelolanya .

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apa pentingnya Sumber Daya Mineral dan Energi bagi kehidupan ?


2. Apa sajakah yang termasuk ke dalam pengklasifikasian Sumber Daya
Mineral dan Energi ?
3. Apa saja masalah Sumber Daya Mineral dan Energi yang terjadi ?
4. Bagaimana manajemen Sumber Daya Mineral dan Energi?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan pembuatan makalah adalah sebagai
berikut :

1
1. Mengetahui pentingnya Sumber Daya Mineral dan Energi bagi kehidupan.
2. Mengetahui pengklasifikasian Sumber Daya Mineral dan Energi.
3. Mengetahui masalah Sumber Daya Mineral dan Energi yang terjadi.
4. Mengetahui manajemen Sumber Daya Mineral dan Energi.

1.4 Manfaat
Manfaat pembuatan makalah adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui pentingnya Sumber Daya Mineral dan Energi bagi
kehidupan.
2. Dapat mengetahui dan lebih memahami apa sajakah yang termasuk ke
dalam pengklasifikasian Sumber Daya Mineral dan Energi.
3. Dapat mengetahui masalah Sumber Daya Mineral dan Energi yang terjadi.
4. Dapat mengetahui manajemen Sumber Daya Mineral dan Energi

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sumber Daya Mineral dan Energi


Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) sumberdaya adalah endapan
mineral yang diharapkan dapat dimanfaatkan secara nyata. Sumber daya mineral
dengan keyakinan geologi tertentu dapat berubah menjadi cadangan setelah
dilakukan pengkajian kelayakan tambang dan memenuhi kriteria layak tambang.

2. 2 Konservasi Sumber Daya Mineral dan Energi


Menurut Ridge, 1964 (dalam Zen, 1984: 67), berbunyi: “conservation is the
most sfficient practical recovery, processing, use, and re-use of known mineral raw
materials that present-day technique permits”. Jadi, konservasi adalah melakukan
penambangan, pemrosesan, penggunaan serta penggunaan ulang bahan mineral
secara praktis dan efisien yang dapat dilakukan dalam batas – batas kemampuan
teknik pada masa ini.
Konservasi dalam pengertian demikian dapat dimajukan dan dikembangkan
melalui penemuan sumber–sumber baru, pengembangan metoda–metoda baru untuk
memperoleh untuk memperolehnya darisumber–sumber lain, menemukan bahan
bahan pengganti bagi bahan yang kinibanyak dipakai, terutama bagi bahan yang
dipakai habis. Jadi, konservasi tidak boleh diartiakn sebagai preservasi, yakni
membiarkan bahan mineral di dalam tanah secara tak terjamah dan menyisihkannya
untuk digunakan generasi yang akan datang.konsep ini lebih menekankan pada
pengembangan metoda dan teknik baru untuk menemukan, memproses dan
memanfaatkan bahan-bahan mineral yang ada agar generasi sekarang dan generasi
mendatang lebih dapat memanfaatkan bahan -bahan secara lebih luas bagi
kesejahteraan masyarakat.
Upaya konservasi harus diterapkan baik dalam kegiatan eksplorasi maupun
kegiatan eksploitasi sumber daya mineral. Dalam kegiatan eksplorasi sumber daya
mineral, upaya konservasi dapat dilakukan dalam bentuk pengarsipan data-data hasil

3
eksplorasi sumber daya mineral. Sehingga apabila data-data hasil eksplorasi yang
diperoleh tersebut menguntungkan dan memenuhi persyaratan untuk dilakukan
langkah penambangan selanjutnya maka langkah tersebut langsung dapat dilakukan.
Walaupun terlihat belum ekonomis untuk ditambang, apabila sudah tersedia data
yang telah diarsipkan pada suatu saat nanti ketika memang sumber daya tersebut
sudah ekonomis atau layak ditambang kita tidak perlu lagi memulai kegiatan
eksplorasi dari awal, cukup melanjutkan kegiatan eksplorasi pada langkah
selanjutnya yang lebih detail.

Selain hal tersebut, penerapan konservasi sumber daya mineral juga dapat
dilakukan dalam bentuk efisiensi dan efektifitas dalam pengambilan data. Kegiatan-
kegiatan eksplorasi yang dilakukan disetiap daerah tentunya terdapat sumber daya
mineral yang berbeda-beda yang masih layak dan menguntungkan untuk ditambang.
Dalam melakukan kegiatan eksplorasi, objek yang dieksplor tidak hanya terfokus
pada satu komoditas saja tetapi juga memperhatikan keberadaan komoditas lain
yang mungkin juga ada dalam suatu daerah yang sedang dieksplorasi. Sehingga
tidak terjadi kegiatan eksplorasi ditempat yang sama hanya untuk mencari
kemungkinan keberadaan suatu komoditas yang berbeda. ( J. Bourgois, 2001)
Upaya konservasi terhadap sumber daya mineral ini sudah menjadi tanggung
jawab bersama dalam pengelolaan dan penghematan sumber daya yang semakin
langka karena kebutuhan manusia.

4
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Sumber Daya Mineral dan Energi


Sumber daya mineral merupakan sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui (unrenewable resources). Jumlahnya sumber daya tersebut sangat
terbatas dan proses pembentukan serta pemulihannya membutuhkan waktu lama.
Untuk itu, pemanfaatannya harus digunakan seefektif dan seefisien mungkin.
Sumber daya mineral (mineral resource) adalah endapan mineral yang diharapkan
dapat dimanfaatkan secara nyata. Sumber daya mineral sendiri menurut keyakinan
geologi dapat berubah menjadi cadangan setelah dilakukan pengkajian kelayakan
tambang dan memenuhi kriteria layak tambang (Nugraha, 2014:1)
Sumber daya energi sangat penting, karena sumber daya energi merupakan
segala sesuatu yang berguna dalam membangun nilai didalam kondisi dimana kita
menemukannya. Untuk itu sumber daya energi adalah aset untuk pemenuhan
kepuasan dan utilitas manusia. Selain itu sesuatu dapat dikatakan sebagai sumber
daya harus memiliki 2 kriteria, yaitu:
 Harus ada pengetahuan, teknologi atau keterampilan (skill) untuk
memanfaatkannya.
 Harus ada permintaan (demand) terhadap sumber daya tersebut.
Sumber daya energi bisa meliputi semua yang terdapat di bumi baik yang
hidup maupun benda mati, berguna bagi manusia, terbatas jumlahnya dan
penguasaannya memenuhi kriteria teknologi, ekonomi, sosial dan lingkungan.
Sumber daya energi di sisi lain merupakan sumber daya yang digunakan untuk
kebutuhan menggerakan energi melalui proses transformasi panas maupun
transformasi energi lainnya. (Braunstein, 2001)
Sumber daya energi terdiri dari sumber daya alam non-hayati mineral patra,
yaitu minyak bumi dan gas bumi, mineral seperti batubara dan uranium. Sumber
daya energi di luar air dan minyak/gas bumi, seperti panas bumi, surya, angin, arus
laut, pasang surut, panas laut serta sumber daya alam hayati seperti kayu bakar.

5
Energi itu sendiri dapat berupa energi kimiawi, listrik, gelombang, nuklir, mekanis,
dan panas.
3.2 Klasifikasi Sumber Daya Mineral dan Energi
Menurut Sukanto Reksohadiprojo (1994), jenis-jenis sumber daya energi
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Sumber daya energi yang dapat diperbaharui
Sumber daya energi yang dapat diperbaharui atau dapat diisi kembali atau
tidak terhabiskan (renewable) adalah sumber daya energi yang bisa
dihasilkan kembali baik secara alamiah maupun dengan bantuan manusia.
b. Sumber daya energi yang tidak dapat diperbaharui
Sumber daya energi yang tidak dapat diperbaharui adalah sumber daya
energi yang habis sekali pakai. Misalnya: minyak bumi, gas bumi, dan batu
bara.

Klasifikasi Sumber Daya Mineral :


a. Sumber daya mineral hipotetik (hypothetical mineral resource)
Sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan
perkiraan pada tahap survei tinjau.
b. Sumber daya mineral tereka (inferred mineral resource)
Sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan
hasil tahap prospeksi.
c. Sumber daya mineral terujuk (indicated mineral resource)
Sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan
hasil tahap eksplorasi umum.
d. Sumber daya mineral terukur (measured mineral resurce)
Sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan
hasil tahap eksplorasi rinci.
e. Sumber daya mineral pra keleyakan (prefeasibility mineral resource)
Dinyatakan berpotensi ekonomis dari hasil studi pra kelayakan yang
biasanya dilaksanakan di daerah eksplorasi rinci dan eksplorasi umum.

6
f. Sumber daya mineral kelayakan (feasibility mineral resource)
Dinyatakan berpotensi ekonomis dari hasil studi kelayakan atau suatu
kegiatan penambangan yang sebelumnya dilakukan di daerah eksplorasi
rinci.
3.3 Kegunaan Sumber Daya Mineral dan Energi
a. Peranan Energi dalam pembangunan di Indonesia
Energi merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan bagi
tercapainya sasaran pembangunan. Peranan energi untuk pembangunan di
Indonesia mencakup dua hal yaitu sebagai sumber dana pembangunan
(penerimaan pemerintah) yang berasal dari devisa (ekspor) dan yang utama
untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri yang dibutuhkan dalam
pembangunan. (Howard,2000)
b. Peranan energi sebagai sumber penerimaan negara
Penerimaan negara dari sektor minyak dan gas bumi (penerimaan
migas), memberikan sumbangan yang cukup penting dalam perekonomian
Indonesia. Walaupun peranan minyak dan gas bumi dalam penerimaan
negara relatif semakin menurun, namun dalam jangka waktu lima tahun
terakhir (1996/97-1999/2000) rata-rata penerimaan minyak dan gas bumi
dibandingkan dengan jumlah penerimaan dalam negeri masih mencakup
yaitu sekitar 30%. Penerimaan minyak dan gas bumi dipengaruhi antara lain
oleh besarnya tingkat produksi minyak mentah dan kondesat, volume ekspor
LNG dan LPG, harga minyak mentah dan biaya produksi. Unsur lain yang
juga penting dan mempengaruhi besarnya penerimaan minyak dan gas
adalah nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Selain sebagai
sumber penerimaan negara, minyak dan gas bumi juga berperan sebagai
sumber penerimaan devisa. (Horne, 2004)
c. Peranan energi untuk kebutuhan konsumsi dalam negeri.
Dalam hal ini terlihat bahwa hubungan perekonomian dengan energi
sedemikian kuat, peningkatan kegiatan ekonomi biasanya diikuti dengan
meningkatnya konsumsi energi. Di Indonesia tercermin dari meningkatnya

7
pertumbuhan ekonomi sebesar 7% per tahun mengakibatkan pertumbuhan
konsumsi energi meningkat sebesar 10%. Hubungan tersebut disebut dengan
”elastisitas energi” terhadap kegiatan energi, atau dapat didefenisikan
sebagai perubahan pertumbuhan konsumsi energi sebagai akibat perubahan
pertumbuhan konsumsi energi sebagai akibat perubahan kegiatan ekonomi.
Listrik sebagai Sumber Daya Energi Tenaga listrik merupakan sarana
produksi maupun sarana kehidupan sehari-hari yang memegang peranan
penting dalam upaya mencapai sasaran pembangunan. Sebagai sarana
produksi, tersedianya tenaga listrik dalam jumlah dan mutu pelayanan yang
baik serta harga yang terjangkau merupakan penggerak utama dan sangat
mendorong laju pembangunan di berbagai sektor lain.
Pembangunan di berbagai sektor ini sangat penting bagi tercapainya
tujuan pembangunan seperti menciptakan lapangan kerja, meningkatkan
pendapapatan nasional, mengubah struktur ekonomi, yang pada gilirannya
akan meningkatkan permintaan tenaga listrik. Di samping itu, tersedianya
tenaga listrik yang merata dan dipergunakan secara luas untuk keperluan
sehari-hari akan dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh lapisan
masyarakat.
Minyak bumi, gas bumi dan batu bara merupakan sumber daya
energi yang dapat dimanfaatkan untuk memproduksi listrik. Pemanfaatan
minyak bumi, gas bumi dan batu bara sebagai pemasok untuk memproduksi
listrik di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Keterbatasan
cadangan minyak bumi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri
menyebabkan pemerintah mengambil kebijaksanaan untuk melakukan
diversifikasi energi untuk sektor Pembangkit Listrik Negara (PLN) bentuk
diversifikasi ini telah dapat dirasakan dengan berdirinya pusat pembangkit
listrik tenaga air, tenaga gas, maupun panas bumi. (Achnan, 1998)
Sebagai salah satu bentuk energi yang sudah siap dipergunakan oleh
konsumen, tenaga listrik merupakan salah satu faktor yang menentukan
untuk mencapai sasaran pembangunan, sehingga perlu diusahakan serasi,

8
selaras, dan serempak dengan tahap pembangunan nasional. Hal ini berarti
bahwa sasaran pembangunan ketenagalistrikan harus selalu menunjang
setiap tahap pembangunan nasional baik dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat maupun dalam mendorong peningkatan ekonomi. (Bronto, 2004)

3.4 Masalah Sumber Daya Mineral dan Energi


Kegiatan pertambangan sering menjadi sorotan negatif dan perhatian banyak
pihak. Di satu sisi kegiatan pertambangan membawa dampak perubahan
lingkungan. Namun di sisi lain, tidak dapat dipungkiri bahwa secara makro kegitan
pertambangan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pembangunan
nasional.
Menurut Susmiyati (2005) terdapat permasalahan dalam pengusahaan
pertambangan dan batubara di Indonesia, yaitu :
1. Penguasaan negara atas bahan galian tambang batubara sangat besar
Konsepsi Hak Menguasai Negara merupakan masalah serius dalam praktik
pertambangan di Indonesia. Konsepsi ini kerap melahirkan berbagai kebijakan salah
kaprah yang berdampak bagi penduduk lokal. Dari konsepsi ini pula trecipta
tindakan – tindakan negara yang tidak bijak.
2. Kebijakan pertambangan batubara lebih berpihak pada modal asing
Keberpihakan pemerintah kepada investor asing nampak pada pasal 5 Peraturan
Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000, yang menyatakan “Perjanjian dan komitmen
Internasional yang berlaku dan akan dibuat oleh pemerintah juga berlaku bagi
daerah otonom.” Ketentuan tersebut memperlihatkan betapa pemerintah sangat
melindungi pengusaha asing yang telah menanamkan modalnya di Indonesia.
Substansi tersebut akan membahayakan bagi daerah sebab apabila pemerintah pusat
mengadakan perjanjian internasional berkaitan dengan pertambnagan batubara,
maka daerah akan tunduk dengan apa yang dilakukan pemerintah tersebut.
3. Konflik pemilikan lahan dengan penduduk lokal dan meniadakan posisi masyarakat
adat.

9
Besarnya kekuasaan pemerintah untuk mengeluarkan ijin kuasa pertambangan
batubara mengakibatkan secara sepihak pemerintah dapat mengklaim suatu wilayah
sebagai tanah negara bebas dan memberikan kuasa pertambangan pada perusahaan
tambang berakibat terampasnya wilayah hidup rakyat. Hal ini yang memicu konflik
kepemilikan lahan dan penduduk lokal.
4. Tumpang tindih lahan dengan sektor lain
Industri pertambangan merupakan industri yang memakan lahan. Untuk mengeruk
bahan tambang diperlukan ketersediaan areal tambang yang sangat luas. Hal ini
yang memicu tumpang tindih peruntukan lahan dengan sektor lain.
5. Pelanggaran HAM dalam pengusahaan pertambangan batubara
Pengusahaan pertambangan batubara sering memunculkan konflik dengan
masyarakat sekitar areal pertambangan. Dalam penyelesaian sengketa seringkali
diwarnai dengan pelanggaran HAM. Seperti yang terjadi di kasus PT. KPC dengan
masyarakat Desa Sekerat yang mengalami intimidasi selama proses ganti rugi lahan
kebunnya. Kasus PT Thailand di Kalimantan Timur sarat dengan perampasan tanah
adat, kebun dan hutan tanpa ganti rugi.
6. Ketiadaan konsep pencadangan energi
Perspektif yang dimiliki untuk menggali dan memanfaatkan semaksimal mungkin
bahan tambang dengan tidak memiliki konsep mineral reserve, tak memiliki strategi
untuk mengelola agar kekayaan bahan tambang masih bisa digali terus oleh generasi
yang akan datang, atau lebih panjang pemanfaatannya. Akibatnya, dimana pun
bahan galian terpendam akan segera digali.
7. Tidak berpihak pada lingkungan
Adanya perusahaan pertambangan menimbulkan berbagai masalah lingkungan bagi
kawasan sekitar areal penambangan. Seperti rusaknya lahan pertanian, sungai,
hutan, dan lainnya yang berakibat pada kehidupan masyarakat sekitar.
8. Reklamasi lahan paksa penambangan tidak dilakukan
Perusahaan yang telah selesai melakukan penambangan harus melakukan reklamasi
lahan. Hal tersebut sudah tercantum dalam Undang – Undang Pertambangan Nomor
4 Tahun 2009. Namun dalam pelaksanaannya tidak berjalan efektif. Lahan bekas

10
tambang dibiarkan menjadi danau yang beracun. Hal ini terjadi karena tidak adanya
sanksi tegas bagi perusahaan tamban yang melakukan pelanggaran.
9. Rakyat akan mudah dikriminalkan
Persoalan lain yaitu konsep kriminalisasi terhadap rakyat melalui Undang – Undang
Pertambangan untuk meminggirkan hak rakyat atas bahan tambang. Hal tersebut
tercantum pada pasal 32 ayat 2 Undang- Undang Nomor 4 Tahun 2009 yaitu
“Dihukum dengan hukuman selama tiga bulan dengan denda setinggi – tingginya
sepuluh ribu rupiah, barang siapa yang berhak atas tanah merintangi atau
mengganggu usaha pertambangan yang sah.” Penyelesaian atas sengketa berkaitan
dengan penambahan batubara hendaknya dapat memenuhi rasa keadilan para pihak
yang bersengketa.

3.5 Indikator Kerusakan dan Pencemaran Sumber Daya Mineral dan Energi.

Beberapa indikator mengenai terjadinya kerusakan sumber daya mineral dan energi
ini dapat kita perhatikan dari uraian berikut ini :

a. Semakin banyak dan meluasnya lubang-lubang bekas galian mineral


tambang atau bekas galian tanah untuk pembuatan “bata” dan
genting yang dibiarkan tanpa upaya reklamasi.
b. Semakin luasnya areal semak-semak belukar dan tanah gundul bekas
penebangan hutan ilegal dan peladangan bakar yang tidak dihijaukan
kembali.
c. Semakin menurunnya tingkat kesuburan tanah/lahan untuk budidaya
pertanian, karena siklus pemanfaatan lahan yang terlalu intensif
tanpa upaya penyuburan kembali (refertilization).
d. Semakin banyaknya terjadi tanah longsor di wilayah
pegunungan/perbukitan, dan tanah terbuka bekas penggalian
tambang permukaan (emas, timah, batubara dan lain-lain).
e. Semakin bertambahnya areal lahan kritis akibat dibiarkan begitu saja
dan terbakar setiap tahun.
f. Semakin kecilnya debit air sungai dari tahun ke tahun.
g. Semakin besarnya perbedaan debit air sungai pada musim hujan
dengan musim kemarau.
h. Semakin dalamnya permukaan air tanah dan mengeringnya sumur
penduduk di daerah ketinggian.

11
i. Adanya penetrasi air asin pada sumur penduduk di beberapa kota
pantai/pesisir.
j. Semakin kecilnya “Catchment Water Areas” (daya serap lahan
terhadap curahan air hujan).
k. Semakin tingginya pencemaran air sungai (terutama sungai-sungai di
Pulau Jawa).
l. Semakin menyempitnya luas areal hutan lindung/hutan alami sebagai
akibat “illegal logging”, (pencurian kayu) terutama di Pulau Jawa.
m. Semakin luasnya HPH dan HTI yang kurang diimbangi dengan
upaya reboisasi yang berhasil (karena seringnya dimanipulasi).
n. Semakin maraknya pertanian ilegal di kawasan tanah/hutan negara
akibat desakan kebutuhan penduduk miskin, terutama di pulau Jawa.
o. Semakin berkurangnya keragaman/jumlah “species” tumbuhan dan
hewan liar, karena banyak yang telah punah sebagai akibat kebakaran
hutan dan perburuan hewan yang sering terjadi. (Bronto dan Hartono,
2003)

3.6 Manajemen Pegelolaan Sumber Daya Mineral dan Energi


Menyadari bahwa fungsi sumber daya alam mineral sebagai sumber daya
alam yang tidak terbaharui, masih memegang peranan penting didalam
pembangunan nasional di masa mendatang, maka perlu dikembangkan visi, misi
kebijaksanaan, strategi dan program pembangunan energi dan sumber daya mineral
yang berlandaskan paradigma dan konsep pembangunan berkelanjutan dalam
mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. (Sillitoe,1999) Sehingga
pengelolaan energi dan sumber daya mineral yang berwawasan kemasyarakatan dan
lingkungan hidup didasarkan pada empat faktor mendasar yaitu:

- Pemerataan dan Keadilan


Pemanfaatan sumber daya alam dalam hal ini energi dan sumber daya
mineral untuk semaksimal mgkin untuk kemakmuran rakyat merupakan dasar
kebijaksanaan pembangunan energi dan sumber daya mineral yang berwawasan
kemasyarakatan dan lingkungan hidup. Konsep kemitraan dan eksistensi yang
bersinergi antara kegiatan pertambangan tradisional, skala kecil menengah dan
skala besar perlu dikembangkan, sehingga memberikan kepastian kepada
masyarakat, dunia usaha dan pemerintah tentang arah, lingkup ruang gerak dan

12
tingkat keleluasaan didalam pelaksanaan pembanguann energi dan sumber daya
mineral yang berwawasan kemasyarakatan dan lingkungan hidup.

- Pendekatan Integratif
Pelaksanaan pembangunan energi dan sumber daya mineral harus
dilaksanakan melalui pendekatan kewilayahan yang terintegrasi, dengan
memperhatikan daya dukung sosial, dan keberlanjutan fungsi lingkungan hidup,
keterpaduan seluruh sektor dalam pemanfaatan segenap potensi kekayaan alam
dan sumber daya manusia, optimasi dari seluruh potensi dari pemanfaatan
seluruh potensi yang dimiliki secara merata dan keberkeadilan dengan
menerapkan atas konservasi sumber daya alam serta efisiensi dalam
pengusahaannya.

- Wawasan Jangka Panjang


Sumber daya mineral adalah sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui oleh karena itu eksploitasinya perlu dilaksanakan dengan asas
efisiensi yang berlandaskan pada pencapaian nilai tambah yang maksimal.
Pemanfaatan sumber daya alam mineral juga harus didasarkan kepada wawasan
keberlanjutan sehingga apabila sumber daya alam habis dieksploitasi tidak
menimbulkan biaya sosial bagi generasi masa depan. Kegiatan pasca tambang
harus dikembangkan berdasarkan dimensi ruang dan waktu sehingga
‘reklasifikasi’ dari kegiatan pemanfaatan energi dan sumberdaya mineral
menjadi kegiatan lainnya (industri, pertanian, pariwisata, dll) dapat
dikembangkan secara simultan.

- Menghargai Keanekaragaman
Indonesia sebagai negara dan bangsa yang pluralistis, harus dapat
menghargai keanekaragamannya dan menjadikan basis pembangunan energi dan
sumber daya mineral karena keberhasilannya sangat ditentukan oleh kondisi
sosial budaya ekonomi dan ekologi sekitar wilayah kegiatan. (Darmoyo, 2001)

13
Untuk dapat melaksanakan pembangunan energi dan sumber daya mineral yang
berwawasan kemasyarakatan dan lingkungan hidup diperlukan keikutsertaan
segenap pelakunya (stakeholder) dalam suatu kemitraan yang sinergis. (Soeria-
Atmadja, 2002)

Kemitraan yang sinergis dapat dilaksanakan berdasarkan beberapa hal dibawah ini :
 Segenap pelaku pembangunan mempunyai visi dan persepsi yang sama
tentang makna pembangunan energi dan sumber daya mineral.
 Segenap pelaku pembangunan mengetahui peran dan posisinya serta
peran dan posisi mitranya.
 Menghargai posisi mitranya dan berpikir positif serta mendukung tugas
dan fungsi mitranya.
 Setiap pelaku memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap
situasi yang diciptakan demi kepentingan bersama dalam kerangka
pencapaian tujuan.
 Dalam menjalankan tugasnya dan fungsinya setiap pelaku harus
berpegang pada etika sosial, etos kerja dan profesionalime.

14
BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Pentingnya sumber daya mineral dan energi bagi kehidupan adalah untuk
pemenuhan kepuasan dan utilitas manusia. Sumber daya mineral dan energi
sangat penting bagi keberlangsungan hidup manusia, hampir semua
kebutuhan hidup manusia berkaitan dengan sumber daya mineral dan energi.
Misalnya, sebagai sumber energi dan bahan bakar.
2. Sumber daya mineral dapat diklafikasikan menjadi :
 Hipotetik
 Tereka
 Terujuk
 Terukur
 Pra kelayakan
 Kelayakan

Sumber daya energi dapat diklafikasikan menjadi :

 Dapat diperbaharui
 Tidak dapat diperbaharui

3. Masalah Sumber Daya Mineral dan Energi :


 Penguasaan negara atas bahan galian tambang batubara sangat besar
15
 Kebijakan pertambangan batubara lebih berpihak pada modal asing
 Konflik pemilikan lahan dengan penduduk lokal dan meniadakan
posisi masyarakat adat
 Tumpang tindih lahan dengan sektor lain
 Pelanggaran HAM dalam pengusahaan pertambangan batubara
 Ketiadaan konsep pencadangan energi
 Tidak berpihak pada lingkungan
 Reklamasi lahan paksa penambangan tidak dilakukan
 Rakyat akan mudah dikriminalkan

4. Manajemen Sumber Daya Mineral dan Energi :


 Pemerataan dan Keadilan
 Pendekatan integrative
 Wawasan jangka panjang

 Menghargai Keanekaragaman

4.2 Saran
1. Sebaiknya kita lebih mengetahui dan memahami pentingnya wawasan
lingkungan bagi mahasiswa.
2. Sebaiknya kita mengetahui dan memahami apa sajakah yang termasuk ke
dalam masalah lingkungan.
3. Sebaiknya mahasiswa mengetahui hubungan antara wawasan lingkungan
dengan masalah lingkungan.

16
DAFTAR RUJUKAN

Achnan, K., 1998. Hubungan antara struktur geologi dan lokasi geowisata di wilayah
Bandung dan sekitarnya Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral, v. VIII, h.8 - 14.

Braunstein. H. M, Copenhaver. E. D., and Pfudere, 2001, Environmental, Health and


Control Aspect of Coal Conversion, Vol. I, hal: 237 – 524. Ann Arbor Science.

Bronto, S., Achnan K., Kartawa, W., Dirk, M.H., Utoyo, H., Subandrio, J. dan
Lumbanbatu, K., 2004a. Penelitian Awal Mineralisasi di Daerah Cupunagara,
Kabupaten Subang – Jawa Barat. Majalah Geologi Indonesia, v. 19, no. 1, h.12-30.

Bronto, S. dan Hartono, U., 2003. Strategi Penelitian Emas Berdasarkan Konsep Pusat
Gunungapi. Prosiding Kolokium Energi dan Sumber Daya Mineral 2003, Balitbang
ESDM, Bandung, h.172-189.

Darmoyo, A.B., Sosromihardjo, S.P.C. and Satyamurti, B., 2001. The Sedimentology
Pleistocene Volcaniclastic in the Lapindo Brantas Block, East Java. Majalah
Geologi
Indonesia, v. 16, no. 1, h.15-38

Horne, J.C. Ferm, Caruccio, F.T., Baganz, B.P., 2004, Depositional Models
in Coal Exploration and Mine Planning in Appalachian Region, The
American Assosiation of Petroleum Geologists Bulletin volume 62,
number 12, America, hal. 2379 – 2411

Howard, A.D., 2000, Drainage Analysis in Geologic Interpretation:A


Summation, AAPG Bulletin, Vol. 51 No.11 November 2000, p 2246 – 2259

17
J. Bourgois, “Traitements chimiques et physico-chimiques des déchets”, Techniques de
l’Ingénieur, vol.1, (2001)

Nugraha, Andhika. 2014. Sumber Daya Mineral dan Energ. Yogyakarta : BPFE

Reksohadiprodjo, Sukanto, 2001. Ekonomi Perkotaan. Penerbit BPFE, Yogyakarta

Sillitoe, R.H., 1999. Styles of High-Sulphidation Gold, Silver and Copper Mineralisation in
Porphyry and Epithermal Environments, the Pacific Rim Conggress on
Mineralisation, Bali – Indonesia, 10-13 October 1999, h.29-44

Soeria-Atmadja, R., Maury, R.C., Bellon, H., Pringgoprawiro, H., Polve, M. and Priadi, B.,
2002. Tertiary magmatic belts in Java. Journal of SE Asian Earth Science, v. 9, no.
1-2, h.13-27

Susmiyati, Haris Retno. 2005. Tinjauan Permasalahan dalam Pengusahaan Pertambangan


Batubara di Indonesia : Risalah Hukum Edisi Nomor Dua.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral


dan Batubara dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa.

Zen, M.T. 1984. Sumber daya dan industri mineral. Yogyakarta: Yayasan Obor Indonesia

18

Anda mungkin juga menyukai