Identifikasi Ikan Karang Dan Invertebrata Laut Dilengkapi Dengan Metode Monitoringnya
Identifikasi Ikan Karang Dan Invertebrata Laut Dilengkapi Dengan Metode Monitoringnya
Ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada ALLAH SWT atas berkat dan izin-
Nyalah buku Panduan Lapangan Identifikasi Ikan Karang Dan Invertebrata
Laut dapat diselesaikan. Penulis juga berterimakasih terhadap Fisheries Diving Club
(FDC-IPB) karena di FDC lah penulis mengenyam ilmu selam dan belajar identifikasi
ikan karang untuk pertama kalinya serta Ilmu Dan Teknologi Kelautan –IPB dimana
penulis menyelesaikan jenjang strata satu dan banyak memahami tentang dunia kelau-
tan. Penulis juga sangat berterimakasih terhadap Wildlife Conservation Society (WCS-
IP) karena foto-foto yang diambil menggunakan kamera dari Marine Program. Buku ini
masih sangat jauh dari kesempurnaan karena kualitas dan jumlah stok foto yang sangat
minim dan keterbatasan lainnya.
Penulis juga berterimakasih kepada Mas Rizya Legawa Ardiwijaya selaku program
manager WCS-IP Marine Program yang mensuport serta contributor foto,begitu juga
Bang Tasrif Kartawijaya, Rian Prasetia dan Bang Yudi Herdiana, Mba Shinta T. Pard-
ede dan Efin Muttaqien. Ucapan terimakasih juga kepada Mba Shinta T. Pardede yang
mau menjadi editor serta ………..yang bersedia menjadi sponsor untuk mencetak buku
ini. Ucapan terimakasih juga kepada teman-teman di Lapangan baik di Pulau Weh
(ODC, Rubiah tirta Divers,WCS sabang), Karimunjawa (staf TNKJ, MDC, WCS Kari-
munjawa), Labuan Bajo (Staf PNK dan kru Kapal) dan lainnya yang belum disebutkan
untuk menemani hari-hari selama penyelaman.
Penulis sengaja menggunakan bahasa Indonesia untuk mempermudah pembela-
jaran serta mengharapkan kedepannya banyak putra/putri Indonesia yang belajar dan
meneliti sumberdaya hayati laut bumi pertiwi yang sangat kaya dan beranekaragam ini.
Buku ini sengaja didesin sesederhana mungkin sehingga orang awam sekalipun dapat
memahami isi dari buku ini. Keritik, saran dan koreksi sangat diharapkan untuk revisi
dan kesempurnaan buku ini. Keritik, saran dan koreksi yang membangun dapat di
alamatkan ke: setiawan.rizal@gmail.com atau ubun_ahead@yahoo.com.
Fakhrizal Setiawan
Manado, Indonesia
Panduan Lapangan
Identifikasi Ikan Karang
Dan Invertebrata Laut
Dilengkapi dengan Metode Monitoringnya
TENTANG PENULIS
Editor:
Shinta Trilestari Pardede
Ilustrator:
Fakhrizal Setiawan
Foto credit:
Fakhrizal Setiawan
Rizya L. Ardiwijaya
Tasrif Kartawijaya
Rian Prasetia
Yudi Herdiana
Efin Muttaqien
Shinta Trilestari Pardede
DAFTAR ISI
Bagaimana menggunakan buku ini …………………………………….…………. iii
Pendahuluan ….……………………………………………………………….…. iv
Monitoring ikan karang ………………………………………………… …………..... 11
Monitoring Invertebrata bentik non karang ……...……………………….…… 266
Acanthuridae 40 Pomacentridae 176
Apogonidae 46 Priacanthidae 212
Aulostomidae 56 Pseudochromidae 214
Balistidae 58 Scaridae 218
Blenidae 62 Scorpaenidae 224
Caesionidae 64 Serranidae 229
Carangidae 68 Siganidae 243
Carchanidae 71 Sphyraenidae 249
Centriscidae 75 Syngnathidae 251
Chaetodontidae 77 Synodonthidae 254
Cirrhitidae 94 Tetraodonthidae 257
Dasyatidae 97 Zanclidae 264
Ephippidae 99 Diademidae 277
Fistularidae 102 Bintang laut 284
Gobidae 104 Teripang 290
Haemulidae 107 Nudibranchia 294
Holocentridae 111 Spons 296
Kyphosidae 115 Clams/kerang 301
Labridae 117 Gorgonian 305
Lethrinidae 132 Crustacea 308
Lutjanidae 136 Ascidian 309
Monacanthidae 139 Anemone 311
Moorynidae 143 Sephia/sotong 313
Mullidae 147 Octopus/gurita 314
Nemipteridae 152
Ostracidae 156
Pempheridae 158
Pinguipedidae 160
Plesiopidae 165
Plotosidae 167
Pomacanthidae 169
BAGAIMANA MENGGUNAKAN BUKU INI
Sewaktu kecil kita sering didengungkan akan lokasi Indonesia yang sangat stratergis
yaitu diapit oleh 2 samudra yaitu Hindia dan Pasifik. Hal ini sangatlah masuk akal di-
karenakan di Indonesialah terdapat percampuran biota laut dari kedua samudra terse-
but. Dalam buku ini anda dapat melihat ikan – ikan dari samudra Hindia dan Pasifik
bertemu di Indonesia serta batas jenisnya yang tergantikan oleh saudaranya di
Samudra lainnya. Buku ini merupakan panduan prkatis di lapangan bagi yang ingin
belajar survey serta identifikasi ikan karang dan invertebrata bentik selain karang.
Buku ini didesian sesederhana mungkin dan seinteraktif mungkin sehingga mengu-
rangi kebosanan dalam mempelajarinya.
Dibagian awalnya juga diterangkan mengenai metode-metode monitoring ikan
karang dari seluruh dunia untuk memudahkan monitoring. Penggolongan ikan ke-
dalam family di buku ini ditandai dengan warna sehingga memudahkan dalam pen-
cariannya. Urutan family ikan juga berdasarkan alphabet meski kadang bentuk yang
mirip namun nama familynya berbeda menyebabkan gambar menjadi sulit dibanding-
kan. Identifikasi dibuku ini menggunakan nama latin, nama inggris/ common name
dan nama Indonesia. Selanjutanya ciri-ciri fisik, habitatnya, distribusinya dan terakhir
makannnya. Salah satu kesulitannya yitu dalam pengumpulan materi adalah kurangnya
informasi nama-nama lokal ikan di Indonesia dan perbedaan nama lokal untuk satu
1 jenis ikan di beberapa lokasi namanya berbeda dan banyak. Umumnya nama lokal
diberikan untuk level family dan bukan level species. Pewarnaan dalam tiap halaman
yang berbeda untuk setiap family akan membantu menemukan species yang dicari den-
gan lebih mudah. Identifikasi ikan bersumber dari www.fishbase.org dan Allen, 2003.
Identifikasi kelompok
Buku ini terbagi kedalam dua kelompok yaitu Identifikasi ikan karang dang identi-
fikasi invertebrata. Identifikasi ikan paling mudah dimulai dari bentuk tubuh dari sini
dapat dikatehui identifikasi level Family.
Penandaan Anatomi
Identifikasi level ini sudah masuk kebagian species, namun sebelum masuk lebih
jauh akan sedikit diulas bagaimana cara mengidentifikasi ikan karang secara lebih mu-
dah. Kunci identifikasi ikan karang terdiri dari:
Cara berenang
Waktu aktifnya
Bentuk sirip, baik sirip pectoral (dada), sirip anal(dekat dubur), dorsal
(punggung) maupun ventral(Perut)
Pola warna
Ciri-ciri khusus lainnya, seperti organ tambahan, dll.
2
Monitoring ikan karang di buku ini terfokus pada metode visual sensus dimana
observer mencatat langsung ikan yang dia lihat. Metode ini merupakan metode paling
ramah lingkungan karena menimbulkan efek merusak paling kecil dibandingkan me-
tode lain. Namun baik tidaknya suatu metode monitoring secara visual tergantung
kepada:
Kemampuan penyelam dalam identifikasi ikan
Kemampuan penglihatan penyelam ex; visibility air dan kondisi mata
Skala spasial dari metode sampling terhadap tingkat gerakan ikan, atau ukuran
area yang sedang dicatat dibandingkan dengan rentang pergerakan ikan
Kisaran ecology species ikan yang berbeda yang sedang dicatat
Ikan yang berenang cepat akan lebih mudah terlihat oleh seorang penyelam yang
berenang perlahan
Metode yang baik juga tergantung arah penelitian, akan seperti apa dan apa
yang ingin kita ketahui dari masalah yang sedang kita teliti. Sehingga metode yang pal-
5
ing tepat dapat di gunakan untuk mencapai tingkat efisiensi di air dan data yang me-
madai. Kita mungkin menginginkan survei keanekaragaman jenis sebagai bagian dari
studi baseline ketika memulai suatu program monitoring. Survei keanekaragaman jenis
juga dapat membantu memutuskan spesies apa yang dapat dimasukkan ke dalam pro-
gram monitoring. Pertanyaannya yang sering timbul:
- Spesies ikan apa saja yang terdapat di site tersebut?
- Kelimpahan spesies target kunci apakah dari site tersebut?
Monitoring keanekaragaman ikan karang membutuhkan tingkat keahlian teknis yang
tinggi, sebagai contoh yaitu dibutuhkan seorang ahli setiap taksonomi. Jika Anda tidak
memiliki keahlian teknis, mungkin perlu untuk mendatangkan seorang ahli. Metode
standar untuk keanekaragaman jenis telah dikembangkan dan digunakan oleh sejum-
lah organisasi non-pemerintah internasional (NGO) di dunia.
Jenis metode sensus ikan yang ada saat ini:
1. Belt transek memberikan perkiraan keragaman dan mencakup wilayah besar per
sensus (banyak digunakan untuk estimasi kelimpahan dan ukuran)
2. Stationery visual census terfokus pada kelimpahan relatif dan frekuensi ke-
hadiran semua spesies di site (banyak digunakan pada terumbu karang yang
mengelompok)
3. Plotless methods (sensus visual cepat) dilakukan dengan cara penyelam
berenang secara acak dan menghitung ikan untuk memberikan informasi yang lebih
lengkap tentang total kekayaan spesies.(Hill dan Wilkinson, 2004)
1. Manta Tow Ikan
Personil lapangan:
1 pengemudi perahu dan pengamat di permukaan
Minimum 2 pengamat (penyelam). Setidaknya 1 penyelam harus mampu men-
gidentifikasi spesies semua ikan di daerah tersebut.
9 Prosedur Umum:
Biasanya dilakukan antara jam 10,00 - 14,00
Satu survei yang dilakukan per site
Berenang di sekitar lokasi (kira-kira 200 m dari awal) selama 30 menit dan men-
catat semua jenis ikan yang diamati
Perkiraan kepadatan setiap spesies dengan menggunakan logarithmic kategori: Sin-
gle (1 ikan), Sedikit (2-10), Banyak (11-100), atau melimpah (> 100 ikan).
Keterbatasan:
Dibatasi oleh usaha dan kemampuan identifikasi penyelam
Menyelam disetiap titik sampling dan dapat mencakup berbagai kedalaman dan
habitat tergantung pada topgrafi area. Relawan berkonsentrasi pada tempat menye-
lam populer dan tidak secara acak terdistribusi di antara habitat.
Oleh karena itu, tidak ada kontrol sebagai berikut:
Meliputi wilayah Spasial per sampel (susah untuk membandingkan kelimpahan di- 10
antara survei)
Jumlah mikro-habitat tertutup per sampel
Site seleksi
Waktu sampling
Pelatihan dan keterampilan penyelam sangat bervariasi antara pemula dan ahli,
meskipun tes penyelam oleh REEF dan mengkategorikan mereka kedalam level ke-
mampuan sehingga data diurutkan berdasarkan tingkat keterampilan
Estimasi Kelimpahan merupakan sebuah indeks yang membutuhkan sejumlah be-
sar sampel untuk studi perbandingan dan tidak dapat dikonversi ke dalam
perkiraan kelimpahan mutlak.
Personel di kantor:
entri data, analisis, interpretasi dan pelaporan.
Prosedur Umum:
Survei ini dilakukan antara jam 09.00 dan 16,30 di musim dingin dan antara 08.30
dan 17,00 di musim panas
Pertama awan, angin dan status laut dicatat (lihat informasi yang diperoleh di atas);
Survei dilakukan sepanjang 5 transek permanen x 50 m digunakan untuk LTMP
AIMS.
Transek ini ditetapkan antara 6 dan 9 m di lereng terumbu
Visibilitas horizontal air dicatat dalam data entry
Pengamat berenang di atas roll meter dan menggunakan stakes permanen yang
diposisikan setiap 10m untuk memandu arah mereka. Berenang ditransek dua kali;
terlebih dulu mencatat ikan yg lebih mobile, ikan yang lebih besar pada sabuk 5 m;
tim kembali berenang sepanjang transek menghitung ikan yg seddikit bergerak
(misalnya famili Pomacentridae) dalam luasan sapuan sabuk 1
Pengamat harus melihat ke depan untuk stekes permanent berikutnya dan menghi-
tung ikan dengan menghabiskan jumlah waktu yang sama pada setiap bagian tran-
sek untuk setiap kelompok ikan target. Ikan mobile harus dihitung terlebih dulu,
diikuti oleh lebih kecil / spesies lebih cryptic /samar
Hanya ikan dalam kelas umur + 1 tahun dihitung karena variabilitas temporal
dalam kelas umur +0 m 12
Keuntungan:
Meletakkan roll meter ikan di belakang untuk mengurangi gangguan ikan.
Keterbatasan:
Pengamat tidak dapat mengumpulkan data yang memadai pada komposisi jenis,
kelimpahan, frekuensi kejadian dan biomassa pada saat yang sama;
Transek mustahil untuk digunakan pada beberapa terumbu karang karena bentuk
dan kondisi habitat yang kompleks, regulasi pemerintah atau campur tangan sen-
gaja dari penyelam lainnya;
Beberapa ikan tertarik terhadap penyelam; ada juga yang menolaknya. Hal ini da-
pat membiaskan hasil;
Transek tidak cocok untuk sampling kecil, daerah terlarang, misalnya beberapa
mikrohabitat karang dan kawasan yang rusak atau karang dengan tipe habitat yang
berbeda dan heterogenitas habitat (patchiness), karakteristik karang Karibia.
Bohnsack dan Bohnsack (1986) merancang 'metode visual diam/Fish Stationery
Plot Survey' untuk memecahkan masalah dalam metode transek sabuk.
Deskripsi Metode:
Tujuannya adalah mengestimasi kelimpahan dan ukuran ikan secara bersamaan di
daerah tertentu.
Prosedur Umum:
Menyelam dengan hati-hati
Dilakukan selama siang hari;
List spesies yang dominan untuk disertai dalam pencatatan transek sabuk. Ini mengu-
rangi waktu yang diperlukan untuk menulis nama-nama spesies pada lembar data, se-
hingga meningkatkan kemampuan pengamat untuk mencatat ikan terus-menerus.
Spesies yang dimasukkan harus dipilih dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
- Nampak secara visual dan dominan, tanpa perilaku samar/cryptic;
- Mudah diidentifikasi di bawah air;
- berasosiasi dengan terumbu karang.
Kelompok dari spesies yang sesuai untuk penilaian terumbu karang harus diguna-
kan untuk:
- Perkiraan kuantitatif struktur kelimpahan dan ukuran spesies yang menjadi
'target' nelayan, misalnya Serranidae, Siganidae, Acanthuridae, Lutjanidae,
Lethrinidae, Haemulidae Balistidae
- Perkiraan kuantitatif kelimpahan ikan sepanjang garis 50 m yang sama diguna
kan untuk intercept transek garis / LIT
- Estimasi Semi-kuantitatif kelimpahan relatif dari spesies lain yang termasuk
kategori mayor trofik (planktivores, grazers ganggang, dan feeders karang),
misalnya Pomacentridae, Acanthuridae, Caesionidae, Scaridae, Siganidae,
Labridae, Mullidae dan spesies lain yang 'visualnya jelas', misalnya Chaetodon-
tidae.
Belt transek
Dilakukan selama siang hari di sepanjang 3 transek sama dengan LIT tetapi transek
sensus ikan harus 50 m panjangnya dan di 2 kedalaman (3-5 m dan 8-10 m)
Tunggu selama 5 sampai 15 menit setelah meletakkan roll meter sebelum menghi-
tung untuk memungkinkan ikan untuk melanjutkan perilaku normalnya 14
Berenang perlahan-lahan di sepanjang transek, mencatat ikan yang dijumpai
dalam transek sabuk lebar 5 m dan 5 m di atas terowongan transek tersebut
Hitung jumlah spesies target yang sebenarnya terlihat dalam transek dan estimasi
ukuran (dalam cm) dari masing-masing ikan tersebut
Jangan kompromi untuk mendapatkan gambaran yang baik dari masyarakat den-
gan berusaha menghitung semua individu dari taksa tertentu, dengan men-
gorbankan estimasi yang hilang dari kelimpahan ikan lainnya.
Satu penyelam melakukan sensus dalam area transek sedangkan penyelam satunya
lagi menyelam di belakang pengamat dan membuat observasi umum lingkungan
karang dan kumpulan ikan
Di daerah dimana keanekaragaman dan kelimpahan ikan yang tinggi, kami mere-
komendasikan tugas dipisahkan. Hal ini dapat dilakukan dalam 2 atau lebih sa-
puan, mobilitas kelompok ikan yang lebih besar dilakukan pada sapuan pertama
dan ikan teritorial yang lebih kecil dilakukan pada sapuan kedua atau tugas tersebut
dapat dibagi diantara penyelam.
Keuntungan:
Visual sensus ikan adalah salah satu metode sampling yang paling umum diguna-
kan kuantitatif dan kualitatif
Cepat, non-destruktif dan murah
Minim personel dan peralatan khusus yang diperlukan
Informasi yang diperoleh berguna bagi manajemen dan stok assessment
Keterbatasan:
Pengamat harus sangat terlatih
Ada 2 kemungkinan ikan mungkin tertarik terhadap penyelam, atau menjauh dari
penyelam
Kesalahan Observer dan bias terjadi dalam memperkirakan jumlah dan ukuran;
Ada kekuatan statistik yang rendah untuk mendeteksi perubahan spesies langka;
Penggunaan kategori kelimpahan mengurangi kekuatan untuk mendeteksi peruba-
han kecil dari ukuran ikan.
CP:
Sue Inggris, s.english @ aims.gov.au
Referensi:
Inggris et al. (1997)
15
Contoh 3. Metode Reef Check (Community Monitoring)
Deskripsi Metode:
Metode ini dirancang untuk digunakan oleh penyelam relawan atau snorkellers.
Prosedur Umum:
Bentangkan rollmeter transek 100 m di masing-masing 2 kedalaman, 2-6 m dan 6-
12 m
Tunggu selama 15 menit
Transek panjang 20 m dengan lebar 5 m dan 5 m tinggi;
Pengamat berenang perlahan di sepanjang garis transek dan berhenti setiap 5 m
untuk menghitung spesies target. Pengamat kemudian menunggu selama 1-3 menit
sebelum melanjutkan ke titik perhentian berikutnya. Proses ini diulang 3 kali sam-
pai 20 meter transek telah selesai disurvei. Satu transek lengkap terdiri dari 4 seg- 16
men replikasi 20 m untuk panjang total survei 80 m.
Keuntungan:
- dapat digunakan oleh pekerja non-profesional, sehingga biaya lebih murah
- Satu survei penuh, cukup untuk mendapatkan gambaran tentang kelimpahan ikan
target bila dibandingkan pada skala regional atau global. Survei ditingkatkan dalam
ruang dan waktu yang diperlukan untuk mendapatkan gambaran yang lebih tepat ten-
tang kelimpahan dan perubahan dari waktu ke waktu pada skala site.
Keterbatasan:
- Replikasi lebih banyak dan survei lebih sering diperlukan untuk memperoleh indikasi
yang lebih baik terhadap kelimpahan local ikan serta perubahannya. Peningkatan rep-
likasi menyebabkan kenaikan biaya.
Deskripsi Metode:
Metode ini dirancang untuk menentukan dampak perdagangan akuarium terhadap
populasi ikan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan ukuran sampel yang cukup spe-
sies ikan indikator yang dapat dibandingkan secara statistik dan membedakan antara
pengumpulan ikan dan site kontrol.
Prosedur Umum:
Jumlah transek yang diperlukan tergantung pada kepadatan ikan di daerah tersebut,
ukuran area sampling dan heterogenitas spasial area sampling. Hal ini biasanya berarti
bahwa minimal 5 dan terbanyak 15 transek akan dibutuhkan untuk mencapai ukuran
sampel yang cukup untuk sebagian besar spesies.
17 -Lihat Reef Check metode transek sabuk di samping. Kedalaman survey bervariasi ter-
gantung di mana ikan target yang dicatat
- Untuk mencatat kelimpahan, jika individu-individu dari kelas ukuran dalam kelom-
pok ikan antara 1-50 individu, hitung setiap ikan dalam ukuran kelas. Masukan
perkiraan panjang kedalam selang kelas . Ketika ada schooling besar ikan, perkiraan
kelimpahan harus dibuat dengan membuat kuadrat imajiner ke schooling dengan
membagi sepertiga atau seperempat dari ukuran schooling dan memperkirakan kelim-
pahan ikan di dalam sepertiga atau seperempat bagian tersebut.
Time Swim
Time swim dapat dilakukan di luar transek 100m (yang juga digunakan untuk Reef
Check PIT dan transek sabuk MAQTRAC invertebrata) daripada meletakkan roll
meter ulang . Time swim harus dilakukan sebagai teknik survei utama ketika spe-
sies ikan tidak cukup melimpah di survei transek sabuk atau di habitat yang tidak
memungkinkan untuk transek sabuk. Apabila time swim adalah satu-satunya cara
mendapatkan data kelimpahan, sangat penting untuk memperkirakan jarak dan
mencatat waktu secara akurat.
Survei ini sepanjang jalan 5 m sabuk yang sama, tetapi panjang transek diukur den-
gan waktu berenang bukan roll meter transek
Catatan awal dan waktu berhenti (ini sangat penting)
Pertahankan kecepatan berenang secara konstan
Ketika berhenti digunakan untuk menghitung sebuah schooling besar atau untuk
melihat ke dalam celah-celah karang, waktu harus dihentikan dan kemudian di-
jalankan lagi ketika berenang dilanjutkan kembali. Ini merupakan langkah penting
karena pengukuran densitas/kepadatan dapat diperoleh dari waktu sampel dan ke-
cepatan berenang;
Perhitungan semua individu dari spesies ikan target dan ukuran dengan cara yang
sama seperti pada survei transek.
Keuntungan:
Metode yang secara statistik cukup kuat jika ada ulangan yang cukup. Oleh karena
itu dapat digunakan untuk mendeteksi dampak perdagangan akuarium pada popu-
lasi ikan
Metode ini dirancang sebagai versi yang lebih rinci dari reef chek monitoring dila-
kukan masyarakat, oleh karena itu data dapat dibandingkan dengan data masyara-
kat.
18
Keterbatasan:
Sulit untuk menentukan apakah dampak yang cukup signifikan secara statistik juga
signifikan secara ekologis;
Memakan banyak waktu dan mahal jika banyak ulangan diperlukan.
Deskripsi Metode:
Observer memperkirakan kelimpahan ikan besar sepanjang transek sabuk, misalnya
ikan kerapu dan napoleon.
Prosedur Umum:
Kedua survei ini termasuk time swim. Akan sangat membantu untuk memperkirakan
jarak pengamat mengcover area pada saat survei sehingga perkiraan densitas dapat
dihitung dan dibandingkan dari waktu ke waktu dan antara site. Kerapu cenderung
memiliki perilaku cryptic/samar dan tinggal dekat dengan bagian dasar, atau bersem-
bunyi di gua-gua atau di bawah karang. Untuk memastikan ini
tidak terlewat, kecepatan berenang yang konsatan diperlukan untuk sensus visual.
Teknik Long-swim untuk ikan besar dan ikan karang yang mobile
Berenang selama 20 menit dengan kecepatan standar pada kedalaman 5 m konstan
di sepanjang terumbu karang (reef crest);
Catat jumlah dan ukuran dari semua individu spesies target besar yang diamati
dalam area 10 m di kedua sisi pengamat;
Untuk jenis ikan besar yang bergera, dimensi transek yang tepat adalah 400 x 20 m.
Untuk ikan yang lebih kecil, lebar transek diperkecil menjadi 5 m di kedua sisii.
Salah satu contoh Metode ini adalah:
Long Swim Method (IUCN CCCR Resilience Fish Survey Method)
Deskripsi Metode:
Metode ini digunakan untuk ikan-ikan ukuran besar (> 35 cm TL) dimana untuk men-
getahui functional grup ikan.
Informasi yang didapat:
Kelimpahan ikan target ukuran besar
Kelimpahan functional group ikan ukuran besar
Prosedur umum:
Menyelam hingga kedalaman 10 m
Berenang sejajar kedalaman selama 20 menit atau sekitar 400 m
Catat ikan dengan lebar 20 m (10 meter tiap sisi dikiri dan kanan)
Catat ikan ukuran besar (>35 cm)
Jika menemukan ikan schooling kategorikan kedalam ukuran kelas
Keuntungan:
Cepat dan mudah karena list ikan sudah dibuat dari darat
Keterbatasan:
Jika arus kuat, sapuan berenang yang didapat menjadi pendek
Dalam kondisi tertentu (Kontur karang) menyebabkan disorientasi arah
Referensi:
IUCN – The International Union for the Conservation of Nature – Global Marine Pro-
gram. Web: www.iucn.org/marine; marine@iucn.org
Gabriel Grimsditch; ggrimsditch@iucnus.org
CORDIO East Africa (Coastal Oceans Research and Development – Indian Ocean
Web: www.cordioea.org . David Obura; dobura@cordioea.org
Survey kerapu
Berenang dengan kecepatan 6 meter per menit selama 30 menit;
Cek substrat secara seksama, hitung dan estimasi ukuran semua individu dalam
sabuk 5 m;
Seorang pengamat kedua harus mengikuti di belakang dan mencatat jumlah dan
ukuran ikan kerapu yang lebih besar yang bergerak dalam jarak 10 m kedua sisi.
Keterbatasan:
Pengamat dapat dilatih untuk berenang dengan kecepatan konstan tetapi sulit dalam
keadaan berarus .
Keuntungan:
Long-swim memungkinkan tutupan daerah yang lebih luas dalam waktu terbatas
dibandingkan dengan transek kecil;
Gangguan ikan oleh penyelam diminimalkan karena tidak ada rollmeter yang
digunakan sebelum menghitung;
Teknik ini lebih cocok untuk ikan yang sensitif terhadap penyelam ;
Transek yang lebih lebar untuk spesies mencolok berguna untuk menghitung ikan
yang lebih besar yang tidak memungkinkan didekati menggunakan rollmeter;
kecepatan berenang yang lambat dengan intensitas pencarianyang meningkat
dalam sabuk 5 m menghasilkan jumlah yang lebih tinggi daripada metode lain un-
tuk ikan kerapu yang criptic/lebih samar;
Long-swim metode memerlukan peralatan yang sederhana dan menyediakan data
yang berguna berguna di samping metode survei visual yang lebih baik.
Referensi:
Samoilys (1997); Wilkinson et al. (2003); Hill and Wilkinson (2004).
Personil Lapangan:
1 pengemudi perahu / pengamat permukaan;
2 pengamat (penyelam). m Setidaknya 1 dari penyelam harus mampu mengidenti-
fikasi ikan di daerah rekrut dan terbiasa dengan batas ukuran yang membedakan
rekrut ikan dari ukuran kelas lain.
Personel di kantor:
Entri data, analisis, interpretasi dan pelaporan.
Prosedur Umum:
3 x 50 m panjang transek harus diletakkan secara acak pada kedalaman antara 6-9
m di daerah lereng karang
Transek tidak boleh tumpang tindih dan harus dipisahkan dengan jarak 10-20 m;
Letakkan transek dalam garis lurus
Jika LIT digunakan di site-site rekrutmen, dianjurkan bahwa hal itu dilakukan
sepanjang 50 m. namun transek ikan harus diselesaikan terlebih dahulu;
Tunggu 5-15 menit sebelum memulai penghitungan untuk memungkinkan ikan un-
tuk perilaku normal kembali
Berenang perlahan-lahan di sepanjang transek dan catat ikan dengan lebar 1 m
kedua sisi dari garis transek
Menghitung rekrutmen dengan pencarian habitat yang seksama sepanjang transek
tersebut. Catat schooling species ikan di depan penyelam
Transek tidak harus dipecah menjadi unit yang lebih kecil karena banyak spesies 22
langka yang jarang
Keterbatasan:
Membutuhkan pengamat yang terlatih dan berpengalaman;
Visual sensus rekrut ikan terbatas pada spesies juvenile yang menetap
Tidak berguna untuk spesies pelagis.
Keuntungan:
Cepat dan non-destruktif
Sederhana dan murah
Minim jumlah personel dan peralatan.
CP:
Sue Inggris, s.english @ aims.gov.au
Referensi:
Inggris et al. (1997).
4. Fish Stationery Plot Survey / Survey Ikan secara Diam
Instansi yang menggunakan metode ini:
Atlantic and Gulf Reef Rapid Assessment (AGRRA);
Florida Keys National Marine Sanctuary Coral Reef Monitoring Program (FKNMS
CRMP).
IUCN CCCR Resilience Fish Survey Method
Deskripsi Metode:
Ikan berada dalam sebuah tabung imajiner yang dihitung oleh penyelam yang menga-
mati dari luar daerah. Metode ini dirancang untuk memperkirakan struktur komunitas
ikan dan digunakan untuk melakukan penilaian stok ikan di Amerika Serikat bersama
dengan data perikanan tradisional.
Personel di Kantor:
entri data, analisis, interpretasi dan pelaporan.
Prosedur Umum:
Satu pengamat menghitung jumlah ikan secara visual dalam sebuah tabung ima-
jiner dengan radius/jari-jari 7,5 m selama 5 menit
Estimasi dan catat panjang untuk setiap ikan yang dihitung
Keuntungan:
Kunci kelebihan dibandingkan dengan metode transek meliputi:
Sangat mudah digunakan dan dapat mencatat ukuran sampel yang besar
Minim peralatan yang dibutuhkan
Minimum '' kesalahan’ atau eror
Tidak ada waktu yang terbuang dalam memasang rollmeter
Efesiensi waktu dibawah air (karena konsumsi udara minimum)
Menyediakan penggabungan spasial jika terdapat beberapa tipe habitat yang
di cover
Masalah tingkah laku dan ketertarikan ikan terhadap penyelam dapat diminimal-
kan dibandingkan dengan dengan berenang karena cenderung untuk membiasakan
penyelam diam dan bertindak lebih normal;
Bias melalui metode matrac dapat tereliminasi
Ukuran data maksimum lebih sensitif untuk perikanan dan efek mortalitas ikan
dewasa sedangkan ukuran minimum lebih sensitif terhadap efek rekrutmen
Data dikumpulkan secara bersamaan dengan komposisi jenis, kelimpahan, fre-
kuensi kejadian dan panjang individu untuk semua jenis ikan yang terdeteksi secara
visual. Data-data ini pada semua komunitas parameter utama dapat dikumpulkan
dengan praktis melalui metode ini;
Metode pengumpulan data ini telah diuji secara luas dan tidak berubah selama 25
tahun terakhir;
Teknik ini sangat berguna untuk terumbu karang yang patch/mengelompok dan
terumbu buatan.
Keterbatasan:
24
Metode ini tidak cocok untuk celah karang dimana ikan tinggal, ikan yang tersem-
bunyi dan sangat rahasia ikan dan tidak efisien untuk studi tentang beberapa spe-
sies atau genus
Tidak bekerja dengan baik dalam kondisi gelombang tinggi, arus kuat, dan di
bawah visibilitas rendah meskipun faktor-faktor koreksi dapat diterapkan untuk
mengoreksi visibilitas rendah. Namun, metode ini memberikan data yang konsisten
dan dapat diandalkan dalam berbagai kondisi visibilitas yang biasanya ditemukan
pada terumbu karang;
Indeks kelimpahan (kerapatan per sampel) dapat diperoleh dari data dan cocok
untuk perbandingan yang relatif, namun ketepatan dari metode ini adalah kemam-
puan pengamat untuk memperkirakan diameter tabung. Jika kelimpahan mutlak
diperlukan, secara empiris diperoleh faktor koreksi habitat khusus yang perlu
ditentukan dan diterapkan. Ini bukan masalah bagi kebanyakan studi yang hanya
perlu untuk menunjukkan perubahan relatifatau perbedaan;presisi yang dicapai
sangat tergantung pada keterampilan penyelam untuk memperkirakan jari-jari 7,5
m.
Perbaikan metode sensus visual diam/Plot Statinery
Perbaikan signifikan dalam perkiraan dari koefisien variasi (perkiraan presisi) te-
lah dicapai dengan menggunakan dua tahap stratifikasi acak untuk memilih 200 x
200 m sampling site. Statistik perbaikan ini dijelaskan secara rinci di Ault et al.
(2001); Ault et al. (2002). Keutamaan dari presisi perbaikan dicapai dengan tidak
lebih dari sampling site individu tetapi upaya mendistribusikan sampel atas site le-
bih;
Auto korelasi pasangan buddy (yang sering melihat ikan yang sama) bisa dikurangi
dan perbedaan individu dapat dikurangi dengan mengkombinasikan data dari
buddy selam. Replikasi disediakan oleh buddy penyelam yang memiliki metode
sampling yang sama;
Distribusi ukuran populasi dapat dihasilkan dengan menggunakan mean, mak-
simum, dan minimum ukuran seperti yang dijelaskan oleh Meester et al. (1999).
CP:
Robert Ginsburg, rginsburg@rsmas.miami.edu atau Phil Kramer,
25 agrra@rsmas.miami.edu
Referensi:
AGRRA www.coral.aoml.noaa.gov/agra/
FKNMS CRMP: http://www.fknms.nos.noaa.gov/research_monitoring/
Publikasi dikutip di atas dapat dilihat dan download di:
www.sefsc.noaa.gov / articlesandpublications.jsp. Juga lihat Kimmel (1985); Bohnsack
dan Bannerot (1986), Obura dan Grimsdtich (2008) dan Hill dan Wilkinson (2008)
Deskripsi Metode:
Pengamat melakukan survei ini pada kecepatan konstan untuk waktu yang tetap,dan
bukan mengukur daerah dengan rollmeter transek. Metode ini berguna untuk mem-
perkirakan kelimpahan relatif dan didasarkan pada asumsi bahwa kemungkinan
menghadapi suatu spesies meningkat kelimpahannya. Oleh karena itu, spesies yang
lebih umum kemungkinan dapat semakin cepat pengamat menghadapi itu.
Personel di Kantor:
Entri data, analisis, interpretasi dan pelaporan.
Prosedur Umum:
Pengamat berenang di sekitar terumbu secara acak untuk menemukan dan men-
catat sebanyak mungkin spesies ikan
Penyelam harus terbatas pada habitat yang spesifik (kedalaman, zona terumbu) un-
tuk menentukan jenis kekayaan
Spesies hanya dicatat satu kali ketika saat pertama terlihat pada Interval 10 menit
waktu, dengan total 10 menit interval 5 menit. 10 menit interval pencarian me-
mungkinkan penyelam untuk memperoleh perkiraan kelimpahan relatif dari
masing-masing spesies selain ada atau tidak adanya data yang berasal dari daftar
spesies. Asumsinya adalah bahwa spesies terjadi dalam interval waktu
awal yang paling melimpah di komunitas
Ikan tyang ditemukan diinterval 10 menit pertama menerima nilai 5, pada interval
kedua 4, dan seterusnya sehingga interval kelima skor ikan 1. Skor Spesies yang
dijumlahkan untuk menunjukkan frekuensi kejadian
Ulangi jumlah tersebut 8 kali per site
Keuntungan:
Sederhana dengan peralatan yang minim
Menghindari metode transek yang memakan waktu
Berguna untuk survei awal keanekaragaman jenis, dan untuk memilih spesies yang
akan diikutsertakan dalam monitoring jangka panjang sesuai dengan kelimpahan
mereka, hal ini akan mempengaruhi kualitas data dari panjang transek yang dipilih
dapat diimplementasikan pada daerah patch reef dimana interval waktu berhenti
penyelam berenang di antara area terumbu karang.
Keterbatasan:
Data tidak dapat secara langsung dibandingkan dengan tutupan karang atau data
makro-invertebrata sebagai daerah berbeda yang diteliti;
Seperti semua metode sensus ikan, keanekaragaman jenis yang diperkirakan seba-
gai spesies samar/cryptic mungkin banyak yang diabaikan;
Metode yang ini menekankan pentingnya luas yang discover meskipun kadang se-
27 peciesnya jarang (umumnya untuk ikan di terumbu karang), sementara banyak di
daerah patchreef kita sudah underestimate /di bawah perkiraan tapi ikannya ber-
limpah.
Referensi:
Jones dan Thompson (1978); Kimmel (1985).
6. Butterfly Fish Method (Metode Survey Ikan Kepe-kepe)
Deskripsi Metode:
Metode ini dilakukan dengan cara mengobservasi ikan kepe-kepe dan perilaku
makannya untuk menentukan kelimpahan makanan dan habitat ikan butterfl y per
pasangan. Persentase tutupan komunitas bentik juga harus ditentukan. Konsep ini di-
dasarkan pada asumsi bahwa ikan kepe2 yang memakan karang akan bergerak jauh
dari daerah terumbu karang ketika kesehatan/kondisi karang memburuk.
Prosedur Umum:
Wajib dilaksanakan minimal pada 2 studi site di mana satu site adalah kontrol
(tanpa gangguan antropogenik )
28
Level dasar estimasi kelimpahan ikan; level lanjutan untuk mengukur tingkah laku
ikan dan ukuran area teritorialnya(tergantung sumber daya).
Estimasi Kelimpahan
Tempatkan sampai 4 x 30 m transek pada wilayah tutupan karang yang tinggi
(tidak sembarangan);
Berenang perlahan dengan kecepatan 6 m per menit sepanjang transek dan target-
nya kelimpahan ikan kepe-kepe sepanjang transek sabuk selebar 10 meter.
Personel di Kantor:
Kalkulasi perilaku makan dan pengukuran luas wilayah teritorialnya
Analisis data, interpretasi dan pelaporan.
Keuntungan:
Sederhana dan murah
Dapat dilaksanakan oleh pemula yang tidak mendapat pelatihan teknis sebelumnya
Sangat peka untuk mengetahui perubahan kondisi terumbu karang secara perlahan
-lahan; ikan kepe2 pemakan polip karang akan memperbesar wilayah
makannya jika kepadatan karang menurun untuk mencukupi kebutu-
han makannya, sehingga ukuran pengamatan wilayah territorial ikan
kepe-kepe dapat menunjukkan penurunan kondisi karang secara ber-
tahap namun yang mungkin tidak secara signifikan dibandingkan survey lang-
sung tutupan karang
modifikasi desain di mana informasi lebih lanjut dapat ditambahkan jika sumber
daya dan kapasitas penyelam memungkinkan.
Keterbatasan:
Lebih mudah untuk mengukur tutupan karang secara langsung yaitu dengan melaku-
kan intercept transek titik(Point Intersept Transect/PIT).
Referensi:
Crosby dan Reese (1996).
30
7. Fish Spawning Aggregations Method (Metode Agregasi
Pemijahan Ikan)
Deskripsi Metode:
Metode ini melibatkan penentuan lokasi, musim pemijahan dan ukuran site pemijahan
dan melakukan sensus visual bawah air untuk memperkirakan kelimpahan pemijahan
ikan dewasa.
Personel di kantor:
Entri data, analisis, interpretasi dan pelaporan.
Prosedur Umum:
Keterbatasan:
Site Monitoring lebih dari satu merlukan beberapa tim pengamat kalau agregasi
terjadi pada waktu yang sama, dimana pemihjahan sering berlangsung secara ber-
samaan;
Karena variasi lokasi pemijahan dan waktunya yang musiman selama agregasi itu,
tidak mungkin untuk mengunjungi site pemijahan hanya sekali dan mengharapkan
data survei yang baik. perencanaan hati-hati sangat penting;
Karena setiap site pemijahan yang berbeda, metode survei yang disarankan di sini
harus diambil sebagai panduan;
Umumnya agregasi terjadi didaerah yang tutupan karang nya signifikan, seringkali
dengan berlimpahnya tempat persembunyian, ikan yang tersembunyi di celah-celah
atau di bawah karang akan menyebabkan nilainya lebih kcil dari angka yang se-
benarnya;
Sangat sulit untuk mendapatkan data ikan akurat dan valid setiap sehingga setiap
interpretasi harus dilakukan dengan hati-hati. Pengulangan analisis video adalah
salah satu pilihan, tetapi tidak selalu cocok untuk semua jenis ikan;
Data ukuran harus ditafsirkan secara hati-hati, karena estimasi ukuran panjang
33 minimum dan maksimum adalah relatif;
Menentukan seks hanya mungkin untuk spesies yang memiliki ukuran jelas atau
perbedaan warna.
Referensi:
Lihat Domeier et al. (2002); Colin et al. (2003) for fisheries dependent data and re-
moute surveillance techniques; www.scrfa.org/
The Nature Conservancy juga mengembangkan metode inil untuk pemantauan agregasi
pemijahan kerapu di Indo Pasifik (Lihat www.nature.org), begitu juga Wildlife Conser-
vation Society (WCS) di Pulau Weh, Aceh.
34
ACANTHURIDAE
Surgeon fish, Ikan butana
Acanthurus leucosternon
Powderblue surgeonfish
Nama Umum: Ikan butana biru,
kuli pasir (sulawesi),
Ciri-ciri: Panjang max 38 cm
(TL).Badan berwarna biru, dorsal
kuning, sekitar muka berwarna hi-
tam dan sangat mudah dibedakan
dengan jenis Paracanthus hepatus
Habitat: Perairan terumbu karang
dari kedalaman 45 m hingga dang-
kal 2-3 m.
Distribusi: Perairan terumbu
karang tersebar dari Afrika hingga
35 Papua New Guinea
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Tipe pemakan: Pemakan Alga
Foto by Fakhrizal Setiawan
Paracanthurus hepatus
Palette surgeonfish
Nama Umum: ikan dori, leter six
Ciri-ciri: Panjang max 31 cm (TL),
Warna biru cerah dengan pola
hitem seperti angka enam, ekor
kuning dengan strip hitam. Sirip
dada biru dengan ujungnya hitam
dilingkari kuning.
Habitat: Daerah karang yang
jernih dan berarus. Soliter atau
kelompok kecil, juv sering terlihat
sembunyi di celah karang Pocil-
lopora. Benthopelagic.
Distribusi: Indo-Pasifik:Afrika
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh timur– Samoa, Jepang-GBR
Foto by Fakhrizal Setiawan Tipe pemakan: Zooplankton
Acanthurus lineatus
Lined surgeonfish
Nama Umum: Butana kasur
Ciri-ciri: Panjang max 38 cm (TL),
3/4 badan atas terdiri dari garis
kuning dan garis biru strip hitam, 1/4
badan bawahnya berwarna abu-abu.
Kill dipangkal ekor tajam, kuat dan
beracun. Sirip perut oranye
Habitat: Pejantan mengontrol
daerah teritorial makan dan harem-
nya, benthopelagic. Dewasa umum-
nya schooling di daerah dangkal.
Juv soliter dan di habitat rubble.
Membentuk kelompok pemijahan.
Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika
timur-Hawai, Marquesan dan
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Kep.Tuamoto, Jepang –GBR dan
Foto by Fakhrizal Setiawan New Caledonia. Digantikan Acan-
thurus sohal di Laut merah.
Tipe pemakan: Bentik alga/ herbi- 36
vorus kadang krustacea
Acanthurus pyropherus
Mimic surgeonfish
Nama Umum:
Ciri-ciri: Berwarna kecoklatan,
garis hitam dari atas sampai bawah
katup insang, sirip pectoral ber-
warna kuning diujungnya
Habitat: Biasanya hidup soliter/
sendiri, hidup di area laguna hingga
terumbu karang dari 2 - 40 m
Distribusi: berada di seluruh
perairan terumbu karang di Indone-
sia
Tipe pemakan: Pemakan alga
37
Ctenochaetus binotatus
Twospot surgeonfish
Nama Umum:
Ciri-ciri: Panjang max 22 cm (TL),
spot hitam di belakang sirip dorsal
dan anal, dewasa terdapat lingkaran
biru di mata. Dorsal dan anal coklat
gelap, sirip ekor coklat dewasa dan
juv berwarna kuning.
Habitat: Daerah karang dan rubble
di laguna dan pantai habits coral and
rubble areas of deep lagoon and
seaward reefs.
Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika
timur Kep.Tuamoto, Jepang –NSW
dan New Caledonia)
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Tipe pemakan: fitoplankton dan
Foto by Fakhrizal Setiawan detritus (dinoflagelata /
Gambierdiscus toxicus )
Ctenochaetus striatus
Striated surgeonfish
Nama Umum:
Ciri-ciri: Panjang max 26 cm (TL),
badan berwarna coklat kehita-
man .spot oranye di kepala. Sirip
pectoral kekuningan, sirip ekor dan
perut coklat. Pangkal ekor terdapat
kill tajam.
Habitat: Daerah karang , rubble,
berbatu yang flat di laguna dan
karang hingga kedalaman 30 m.
ditemukan soliter hingga schooling
dengan species lain.
Distribusi: Indo-Pasifik
Tipe pemakan: Fitoplankton
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
(diatom) dan Bentik alga (lapisan
Foto by Fakhrizal Setiawan
luar blue green alga yang membuat
species ini kunci rantai makanan
ciguatera)
38
Ctenochaetus cyanocheilus
Bluelipped bristletooth
Nama Umum:
Ciri-ciri: Panjang max 20 cm (TL)
badan coklat kekunngan dengan
garis kebiruan di badan. Terdapat
lingkaran kuning di mata dan bibir
berwarna biru.
Habitat: Dareah kaya karang mulai
dari laguna hingga lereng karang.
Biasa ditemukan di kedalaman 7-15
m. Range kedalaman 2-30 m.
Distribusi: Pasifik barat: Kep.
Ogaswara, Filipina, Indonesia-GBR
dan New Caledonia, Samoa-Kep.
Marshal.
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Tipe pemakan: Bentik alga / her-
Foto by Fakhrizal Setiawan
bivora
Naso lituratus
Orangespine unicornfish
Nama Umum: Naso
Ciri-ciri: Panjang max 46 cm (TL),
badan coklat keabuan, sirip ekor ber-
bentuk sabit dengan batas hitam,
pangkal ekor oranye dengan strip
putih, dorsal oranye dengan batas
garis biru, kuning dan hitam dari mu-
lut hingga kepala. Sirip perut oranye.
Habitat: Daerah karang, rubble dan
berbatu di laguna dan pantai . De-
wasa dalam soliter/kelompok kecil.
Juv di daerah berbatu dangkal.
Range kedalaman 0-90 m.
Distribusi: Samudra Pasifik untuk
Samudra Hindia sekarang diketahui
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh sebagai species yang terpisah den-
Foto by Fakhrizal Setiawan gan nama Naso elegans.
Tipe pemakan: Alga (Sargassum
39 dan Dictyota) dan zooplankton
Naso vlamingii
Bignose unicornfish
Nama Umum: Naso
Ciri-ciri:
Bagian muka berwaran kecoklatan,
badan berwarna biru kecoklatan,
memiliki garis biru di dekat mata,
serta bagian ekor yang menjuntai,
panjang max 50 cm,
Habitat:
Umumnya dijumpai di kolom perairan
atau di perairan agak dalam mulai
dari 4-50 m dan biasanya ditemukan
sendiri,
Distribusi: tersebar di perairan area
terumbu karang di Indonesia
Tipe pemakan: Omnivore
Lokasi foto: : TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
40
APOGONIDAE
Cardinal fish, Ikan capungan
Apogon compressus
Split-banded cardinalfish
Nama Umum: Ikan
capungan
Ciri-ciri:
Berwarana putih atau pink
dengan 6 garisdi sis-
inya,lingkar mata berwarna
biru, sewaktu juvenile
memilki warna kuning
41 didekat ekor dengan spot
hitam ditengahnya, panjang
max 12 cm.
Habitat:
Ditemukan berkelompok di
dekat karang bercabang,
merupakan ikan nocturnal,
ditemukan di area karang
mulai dari kedalaman 2-20
m.
Distribusi:
Indo pasifik: GBR hingga
jepang
Tipe pemakan:
carnivora
Kesukaan habitat:
karang bercabang seperti
Porites cylindrical atau
P.nigrescens
Apogon bandanensis
Bigaye cardinalfish
Nama Umum: Beseng
Ciri-ciri: Panjang max 10 cm
(TL), warna badan kecoklatan
dengan strip halus vertical,
dipangkal ekor terdapat
bagian putih dengan lingkaran
hitam, di bagian sirip perut
terdapat warna biru,sinonim
Nectamia bandanensis.
Habitat: Biasanya ditemukan
diperairan karang agak dalam,
merupakan ikan nocturnal,
rang kedalaman 10-34 m.
Tipe pemakan: Carnivore
Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Apogon chrysopomus
Spotted-gill cardinalfish
Nama Umum: Serinding
Ciri-ciri:
Panjang max 10 cm(TL), de-
wasa memiliki spot kuning di-
katup insang, berwarna coklat
krem, dengan 3 garis coklat me-
manjang serta spot hitam kecil
dekat pangkal ekor.
Habitat:
Biasa dijumpai berkelompok di
atas karang branching.
Distribusi:
Indo-pacifik, Indonesia
Tipe pemakan: Carnivora
Lokasi foto: : TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
43
Apogon seleii
Nama Umum: Serinding
Ciri-ciri:
Panjang max 10 cm(TL),garis
kuning/coklat dekat katup in-
sang, pola bdan ,corak serta
warna mirip dengan Apogon
chrysopomus.
Habitat:
Perairan karang dan berasosiasi
dengan karang branching.
Distribusi:
Tersebar di hamper seluruh
perairan Indonesia
Tipe pemakan: Carnivora
Ciri-ciri:
Panjang max 9 cm (TL),
begariskuning dengan strip
biru di dekat mata, memiliki
spot hitam dipangkal ekor,
Habitat:
Umumnya berkelompok di
gua-gua kecil disekitar la-
guna atau disela-sela karang
branching. Range kedala-
mannya 2-60 m.
Distribusi:
Pantai timur benua Afrika
Lokasi foto: :Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah hingga Samoa, baratdaya 44
Foto by Fakhrizal Setiawan Jepang hingga New Caledo-
nia
Tipe pemakan:
Zooplankton
45
Apogon hoevenii
Frostfin cardinalfish
Nama Umum: Serinding layar
Apogon zosterophera
Blackbelted cardinalfish
Nama Umum: Beseng
Ciri-ciri: Panjang max 8 cm
(TL), memiliki garis hitam di-
bawah sirip dorsal kedua,
memiliki dua garis berwarna or-
ange dekat katup insang, serta
memiliki spot hitam kecil dipang-
kal ekor.
Habitat: Biasa hidup di
perairan dangkal di area te-
rumbu karang atau sekitar la-
guna / sela-sela karang dengan
range kedalaman 2-15 m.
Distribusi: Laut jawa dan Kali-
mantan di Indonesia
Lokasi foto: :Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah Tipe pemakan: Zoobenthos
Foto by Fakhrizal Setiawan
Sphaeramia nematoptera
Pajama cardinalfish
Nama Umum: Capungan
Ciri-ciri: Panjang max 8,5 cm (TL),
bentuknya sangat mudah dikenali
dengan mata merah besar, kepala
yang berwarna kuning,garis hitam
disirip prtama dorsal, spot coklat
yang banyak di badan belakang.
Habitat: Berkumpul bisasanya
diatas karang branching, menyebar
di malam hari untuk mencari makan
karena ikan nocturnal. Range 1–
14m.
Distribusi: Laut jawa– Fiji
Tipe pemakan: Zoobenthos
Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
47
Ciri-ciri:
Panjang max 11 cm (TL), san-
gat mirip dengan
C.qunquilineatus dimana per-
bedaanya hanya pada spot
hitam dikelilingi warna kuning.
C. qunquilineatus garis strip
dibadan hingga mengenai spot
hitam di pangkal ekor sedang-
kan C. isostigmus tidak.
Habitat:
Hidup didarah karang laguna,
Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah bisanya berkelompok dalam
Foto by Fakhrizal Setiawan
jumlah kecil dikarang berca-
bang, Range 4 - 40 m. 48
Distribusi:
Perairan laut jawa, kalimantan
di Indonesia.
Tipe pemakan:
Ikan kecil / Carnivora
Habitat:
Umumnya ditemukan didaerah
reef slope 4-30 m, suka bersem-
Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah
bunya di gua-gua kecil / celah
karang . Kadang juga ditemukan
Foto by Fakhrizal Setiawan
49 didaerah laguna dari kedalaman
0-40 m. lebih sering ditemukan
soliter/sendiri atau berpasangan.
Juv lebih terlihat dalam kelom-
pok kecil.
Distribusi:
Indo pasifik, laut merah, timur
Afrika, Pulau Ryukyu, Perairan
karang di Indonesia
Tipe pemakan:
Ikan kecil / Carnivora
Tipe pemakan:
Bentik krustacea dan zoo-
plankton
Aulostomus chinensis
Chinese trumpetfish
Nama Umum: lkan
trompet
Ciri-ciri:
Panjang max 80 cm (TL),
memiliki 2 warna dasar
yaitu coklat ke hijauan
serta kuning (Jenis
variannya), sirip pertama
dorsal tegak karena terda-
pat duri, sirip dorsal kedua
tipis sama seperti sirip
analnya. Dekat pangkal
ekor warna hitam gelap,
bagian sirip ekor berwarna 52
kuning dengan spot hitam
Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh diujung-ujungnya
Foto by Fakhrizal Setiawan
Habitat:
Ditemukan soliter di
perairan dangkal dan
jernih, kadang diarea habi-
tat berbatu . Kebisaanya
yang suka berkamuflase
untuk menangkap mangsa
dan bersembunyi di atas
ikan yang lebih besar
Distribusi:
Hampir ditemukan di selu-
ruh perairan karang di In-
donesia
Tipe pemakan:
Udang dan ikan kecil /
Carnivora
Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
53
BALISTIDAE
Triger fish, Ikan Tato (Sulawesi utara),
Balistoides conspicillum
Clown triggerfish
Nama Umum: Triger biji
nangka
Ciri-ciri:
Panjang max 50 cm (TL),
memiliki pola warna yang unik,
mulut berwarna kuning, garis
putih dimata, separuh badan
bagian bawah spot putih besar
dan separuh atasanya hitam
dengan bercak kuning, pang- 54
kal ekor putih dengan bintik
hitam serta sirip ekor terdapat
Lokasi foto: TN Komodo, NTT bagian putih lebar. Merupakan
Foto by Fakhrizal Setiawan target perdagangan ikan hias
yang mahal.
Habitat:
Spesies soliter, hidup
diperairan jernih didaerah reef
slope dan drop-off, saat juve-
nile hidup di gua-gua karang.
Distribusi:
Indo-pasifik, sebagian timur
dan selkatan Afrika, Indonesa
hingga Samoa, selatan New
Caledonia
Tipe pemakan:
Bulubabi, krustasea, tunicate
Habitat:
Didaerah kaya karang di la-
guna dan terumbu karang.
Jenis yang territorial, biasa
meletakkan telur dalam
lubang di daerah pasir atau
rubble di daerah karang.
Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh Range kedalaman 1-50 m.
55
Foto by Fakhrizal Setiawan
Distribusi:
Indo-Pasifik : Laut merah,
Afrika Selatan, Kep. Line,
Marquesan dan Tuamoto,
Jepang-GBR dan New Cale-
donia.
Tipe pemakan:
Zoobenthos (Echinodermata,
moluska, tunikata, sponge
dan hydrozoa), ikan kecil dan
alga bentik.
56
Sufflamen chrysopterus
Halfmoon triggerfish
Nama Umum: Triger bulan
Escenious sp.
Nama Umum: Bleni
Ciri-ciri:
Panjang max 5,5 cm
(TL), badan coklat den-
gan garis terang sepan-
jang dorsal, bagian
kepala kehijauan, strip
hijau dari mata hingga
katup insang.terdapat
sepasang mirip sungut di
58
depan mata.
Habitat:
Daerah kaya karang,
bias dijumpai berda di
atas karang, soliter na-
mun kadang dalam
kelompok kecil.
Distribusi:
Baru diketahui dari laut
jawa
Caesio caerulaureus
Blue and gold fusilier
Nama Umum: Ekor kuning
Ciri-ciri: Panjang max 35 cm (TL),
memiliki garis kuning emas meman-
jang dari pangkal ekor hingga diatas
mata, serta strip hitam di kedua
ujung cagak sirip ekornya.
Habitat: Area terumbu karang
yang jernih, sering ditemukan
schooling dalam jumlah besar ber-
sama jenis caesionidae lainnya.
Range 5-50 m.
60
Distribusi: Hampir seluruh
perairan Indonesia
Caesio teres
Yellow and blueback fusilier
Nama Umum: Ekor kuning
Ciri-ciri: Panjang max 40 cm (TL),
berwarna 2/3 biru keperakan, warna
kuning mulai dari ekor hingga ke
badan atas dekat sirip dorsal,
Habitat: Di kolom perairan karang
yang jernih kedalaman 5-50 m, ber-
migrasi saat purnama mencari
daerah di karang yang memiliki ce-
lah sempit serta arus yang kuat un-
tuk menyebarkan telurnya.
Distribusi: Hampir diseluruh
perairan di Indonesia
Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah
Tipe pemakan: Zooplankton
Foto by Fakhrizal Setiawan
Caesio xanthonota
Yellowback fusilier
Nama Umum: lkan ekor
kuning
Ciri-ciri:
Panjang max 40 cm (TL), ber-
warna biru keperakan dengan
warna kuning hampir 1/2 badan
hingga bagian kepala.Sirip ekor
berwarna kuning.
Habitat:
Daerah karang namun umum-
nya berada di kolom perairan.
Aktif schooling dengan cae-
sionid lain di kolom perairan
Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh karang. Range kedalaman 0-50
61 Foto by Fakhrizal Setiawan m.
Distribusi:
Timur Afrika hingga Indonesia
(tidak di laut merah and Persia)
Distribusi:
Indo-pasifik, Indonesia,
Jepang, dan kep. Di t imur
PNG
Tipe pemakan:
Zooplankton
Carangoides bajad
Orangespotted trevally
Nama Umum: Kwe macan
Ciri-ciri: Panjang max 55 cm (TL),
badan agak kekuningan dengan
banyak spot oranye tersebar di
badan,
Habitat: Kolom perairan yang agak
dalam di area karang, biasanya soli-
ter atau berpasangan. Range ke-
dalamannya 2-50 m
Distribusi: Laut merah, teluk
Oman,Persia,Thailand dan Indone-
sia serta Okinawa. 64
Tipe pemakan: Carnivora
Lokasi foto: TN Karimunjawa, jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Caranx melampygus
Bluefin trefally
Nama Umum: Kwe biru / bobara
Ciri-ciri: Panjang max 117 cm
(TL), badan berwaran perak biru
kehijauan, kadang soliter, berpasan-
gan atau schooling di spot site ter-
tentu, sirip berwarna biru. Sirip pec-
toral berbentuk sabit.
Habitat: Species perairan pelagis
dan pantai serta di karang.
(chiguatera)Dagingnya menjadi
beracun jika sudah melebihi pan-
jang (TL) 50 cm.
Distribusi: Hampir di seluruh
peraian karang di dunia
Lokasi foto: Kep. Kayoa, Maluku Utara Tipe pemakan: ikan kecil dan
Foto by Rizya L. Ardiwijaya
65
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
Caranx ignobilis
Giant trefally
Nama Umum: Ikan kwe, bobara
Ciri-ciri:
Panjang max 170 cm (TL), berwarna keperakan, warna sirip biasanya abu-abu gelap,
memiliki 28-36 scutes keras, ukuran dewasa dari corak badannya dapat mudah dike-
nali.
Habitat:
Jenis ikan pelagis biasa ditemukan di pasir, batu dan di terumbu karang, saat juvenile
biasa ditemukan di estuaria dan dewasa umumnya soliter atau berpasangan. Ukuran
dewasa biasanya ciguatoxic.
Distribusi:
Perairan karang di dunia
Tipe pemakan:
krustacea dan ikan (malam) / carnivora
66
CARCHARHINIDAE
Shark fish, Ikan hiu
Carcharhinus obsesus
Whitetip reef shark
lokal: ikan hiu sirip putih
Habitat: Perairan lepas pantai, pasir, patahan karang, dan di dasar karang. Aktif di-
malam hari (nocturnal), siang hari beristirahat di celah-celah atau di bawah karang.
Berenang lambat di celah-celah karang saat berburu makanan.
Distribusi: Indo-west pasifik barat (Laut merah dan sisi timur Afrika hingga New
Caledonia, utara Jepang– New South Wales, Australia)
Tipe pemakan: moluska, ikan kecil, krustasea, dan ular laut / Carnivora
69
71
Aeoliscus strigatus
Common name:Razorfish, nama lokal: Ikan piso-piso
Ciri-ciri: Panjang max 15 cm (TL), warna bervariasi tergantung daerahnya, mudah dike-
nali dari bentuk badan dan cara berenangnya, bentuk duri sirip dorsalnya yang meman-
jang ke ekor,
Habitat: Biasanya berkelompok, sembunyi di sela-sela duri bulubabi atau cabang karang,
range kedalaman 1-20 m.
Distribusi:Indo-west pasifik, dari selatan jepang hingga New south Wales, Australia
Tipe pemakan: Zooplankton
72
CHAETODONTIDAE
Buterfly fish, Ikan kepe-kepe
73
Chaetodon trifascialis
Chevron butterflyfish
lokal: Ikan kepe-kepe
Ciri-ciri: Panjang max 18 cm (TL),
badan memanjang putih dengan
garis hitam bersudut, muka garis
hitam memanjang, sirip dorsal dan
anal oranye, ekor hitam dengan ba-
tas kuning.
Habitat: Daerah laguna dan karang
semi terlindung, territorial, berasosi-
asi dengan acropora meja dan men-
jari, soliter atau berpasangan(saat
memijah)
Distribusi: Indo-Pasifik: Laut
Merah dan Timur Afrika-Hawai dan
Kep. Society.
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Tipe pemakan: Pemakan mucus
Foto by Fakhrizal Setiawan dan polip karang / Coralivore
Chaetodon lunulatus
Oval butterfly fish
lokal: Ikan kepe-kepe
Ciri-ciri: Panjang max 14 cm
(TL), sangat mirip dengan
C.trifasciatus dimana perbe-
daannya terletak di pangkal
ekor yang berwarna biru abu-
abu.
Habitat: Selalu berpasangan
di area terumbu karang. Juve-
nile bersembunyi di celah
karang bercabang. Range ke-
dalaman 3-20m.
Distribusi: Tersebar dari
jepang, Hawai - Australia. Ter-
gantikan oleh C.trifasciatus di
Lokasi foto: TN Komodo, NTT samudra hindia
Foto by Fakhrizal Setiawan Tipe pemakan: Pemakan
polip karang / Coralivore
76
Chaetodon trifasciatus
Melon butterflyfish
lokal: Ikan kepe roti
Ciri-ciri: Panjang max 15 cm
(TL), Badan atas kebiruan dan
bawahnya kekuningan, pangkal
sirip ekor kuning serta sirip
anal..
Habitat: Daerah kaya karang di
laguna dan karang semi ter-
lindung. Territorial dan agresif
terhadap chaetodon lain. Juv
sembunyi di karang.
Distribusi: Samudra Hindia:
Timur Afrika – Sumatra. Ter-
gantikan oleh C. lunulatus di
Indonesia tengah-timur
Tipe pemakan: Pemakan
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh polip karang / Coralivore
Foto by Fakhrizal Setiawan
Chaetodon kleinii
Sunburst butterfly fish
lokal: lkan kepe coklat
Ciri-ciri: Panjang max 15 cm
(TL), tubuh berwarna kuning,
dengan 2 garis putih verti-
kal,pertama di pangkal ekor dan
kedua di badan depan, garis
hitam vertikal memanjang mele-
wati mata.
Habitat: Area terumbu karang,
laguna, alur dan area rumput
laut/alga. Biasa soliter atau ber-
pasangan
Distribusi: Indo pasifik
Tipe pemakan:Pemakan polip
karang / Coralivore
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
77
Chaetodon rafflesi
Latticed butterflyfish
lokal: lkan kepe nanas
Ciri-ciri: Panjang max 18 cm
(TL), badan kuning dengan pola
garis menyilang, garis hitam me-
manjang melewati mata, sirip
dorsal, anal, dan caudal memiliki
strip hitam yang berubah sesuai
usia. Habitat: Daerah kaya
karang, rubble, karang berbatu di
laguna hingga lereng. Ovipar dan
berpasangan saat memijah
Distribusi: Indo-Pasifik: Sri
Lanka - Kep. Tuamoto , Jepang-
GBR, Palau-Micronesia
Tipe pemakan: Pemakan polip
karang / Coralivore (anemone,
octocoralia dan scleratinia polip)
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
dan cacing polychaeta
Foto by Fakhrizal Setiawan
Chaetodon citrinellus
Speckled butterflyfish
lokal: lkan kepe pasangan / biasa
Ciri-ciri: Panjang max 13 cm (TL).
Krem kekuningan dengan spot hitam
menyebar di badan, garis memanjang
melewati mata. Strip hitam diujung sirip
anal.
Habitat: Didaerah reef flat yang dang-
kal, laguna, lereng karang. Juv dalam
kelompok kecil dan kadang bercampur
dengan C.kleinii. Berpasangan saat
memijah.
Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika Timur-
Hawai, Marquesan dan Kep.Tuamoto,
Jepang– Australia) dan P. Lord Howe.
Tipe pemakan: Pemakan polip
karang / Coralivore, cacing polychaeta,
dan alga berfilamen
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan 78
Chaetodon guttatissimus
Peppered butterflyfish
lokal: lkan kepe-kepe
Ciri-ciri: Panjang max 12 cm (TL),
badan krem dengan spot hitam di
badan, garis hitam memanjang mele-
wati mata, ujung sirip dorsal kuning
dan bawahnya oranye, kuning muda di
ekor dan anal, sirip ekor transparan
dan kuning muda dibatasi hitam.
Habitat: Daerah laguna dan lereng
karang , berpasangan atau kelompok
kecil.
Distribusi: Samudra Hindia: laut
merah, Durban, Afsel, Christmas Is-
land, Thaliand dan barat Indonesia.
Tipe pemakan: Pemakan polip
karang / Coralivore, cacaing poly-
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh chaeta, bentik invertebrate, dan alga
Foto by Fakhrizal Setiawan bentik
Chaetodon meyeri
Scrawled butterflyfish
lokal: lkan kepe mayeri
Ciri-ciri: Panjang max 20 cm
(TL), Badan krem kebiruuan garis
hitam melengkung di badan, muka
hingga sirip.
Habitat: Didaerah kaya karang di
laguan yang jernih dan lereng
karang. Juv soliter di karang
branching, dewasa berpasangan
saat memijah.
Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika
Timur-Kep.line, Kep.Ryukyu,
GBR, Micronesia dan Kep. Galapa-
gos.
Tipe pemakan: Pemakan polip
karang / Coralivore
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
79
Chaetodon vagabundus
Vagabond butterflyfish
lokal: lkan kepe tiker
Ciri-ciri: Panjang max 23 cm (TL),
badan putih krem dengan garis
diagonal berlawanan diatas dan
dibawah badan. Strip hitam mele-
wati mata, garis hitam memanjang
dari belakang badan dari dorsal
hingga anal. Ini yang membedakan
dengan C.decussatus
Habitat: Didaerah reef flat, laguna
dan lereng karang. Berpasangan
monogami, aggressive tritorial
dengan Chaetodon lain.
Distribusi: Indo-Pasifik: laut
Merah dan Timur Afrika - Kep.Line
dan Tuamoto, Jepang-Australia.
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Tipe pemakan: Coralivore, ben-
Foto by Fakhrizal Setiawan tik alga dan bentik invertebrata
Chaetodon falcula
Blackwedged butterflyfish
lokal: lkan kepe biji 2
Ciri-ciri: Panjang max 20 cm
(TL), badan putih dengan garis
hitam vertikal, bagian atas
kuning, dorsal belakang dan ekor
oranye. Spot hitam besar 2 di
punggung, spot hitam kecil di
pangkal ekor
Habitat: Didaerah Terumbu
karang dan lereng karang bera-
rus, berpasangan (saat memijah)
atau kelompok kecil, ovipar.
Distribusi: Samudra Hindia:
Timur Afrika - Indonesia.
Tipe pemakan: Bentik inverte-
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh brates/zoobenthos dan alga ben-
Foto by Fakhrizal Setiawan tik
80
Chaetodon melannotus
Blackback butterflyfish
lokal: lkan kepe-kepe
Ciri-ciri: Panjang max 18 cm
(TL), Badan putih dengan banyak
garis hitam diagonal, gitam bagian
punggung atas, spot hitam di
pangkal ekor dan sirip anal,warna
berubah saat ketakutan dan pen-
gamatan malam.
Habitat: Didaerah kaya karang di
reef flat, laguna dan lereng
karang. Berpasangan atau kelom-
pok kecil. Range kedalaman 1-20
m.
Distribusi: Indo-Pasifik: Laut
Merah dan Timur Afrika-Samoa,
Jepang, P.Lord Howe dan Micro-
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
nesia.
Foto by Fakhrizal Setiawan
Tipe pemakan: Coralivore
Coradion chrysozonus
Goldengirdled coral fish
Nama Umum:
Ciri-ciri: Panjang max 15 cm
(TL), Coradion dapat dibedakan
dengan Chaetodon karena
memiliki duri dorsal (8-10 vs 11-
16). Memiliki sirip dorsal dan anal
yang halus yang memberikan tam-
pilan lebar
Habitat: Area terumbu drop-off
dimana kaya akan invertebrate
juga di area karang yang
sedikit.Range kedalaman 3-60m
Distribusi: Indo fasifik
Tipe pemakan: Sponge
Lokasi foto: TN Karimunjawa, jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
81
83
Forcipiger longirostris
Big longnose butterflyfish
lokal: monyong asli
Ciri-ciri:
Panjang max 20 cm (TL), warna kuning den-
gan hitam dibagian atas kepala, bagian bawah
kepala perak dengan mulut panjang. Spot hi-
tam di sirip anal. Varian ada yang berwarna
gelap
Habitat:
Berpasangan monogami, biasa berada di area
karang dangkal hingga dalam. Range kedala-
man 3-70m
Distribusi: Indopasifik
Tipe pemakan: memakan apa saja seperti
krustacea kecil / Omnivora
Chaetodon ephippium
Saddle butterflyfish
Nama Umum: Kepe monalisa
Ciri-ciri: Panjang max 30 cm (TL),
badan bbiru hijau keabuan, spot hi-
tam besar dengan batas putih di
punggung belakang. Oranye dari mu-
lut-sirip perut.
Habitat: Didaerah Laguna dan ler-
eng karang, yang jernih, soliter, ber-
pasangan (saat memijah) dan grup
kecil.Range kedalaman 1-30 m.
Distribusi: Indo-Pasifik: Sri Lanka
dan Kep. Cocos-Keeling - Hawai,
kep. Marquesan and Tuamoto,
Jepang-Australia.
Tipe pemakan: Pemakan polip
karang dan invertebrate, cacing poly-
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
chaeta, bentik krustacea,alga bentik.
Foto by Fakhrizal Setiawan
Hemitaurichthys polylepis
Pyramid butterflyfish
Lokal: kepe-kepe piramid
Ciri-ciri: Panjang max 18 cm
(TL), ciri utamanya bentuk pyra-
mid putih besar dibadan hingga
ekor, kepala coklat, dengan
warna dasar badan kuning
Habitat: Biasa schooling dalam
jumlah besar di kolom perairan
karang. Range kedalaman 3-60
m
Distribusi: Samudra pasifik
(hawai, indosesia timur hingga
pulau Christmas), samudra hin-
dia diganti kan dengan H. zoster
Tipe pemakan: Planktivora
Lokasi foto: TN Bunaken, Sulawesi Utara
Foto by Fakhrizal Setiawan
85
Hemitaurichthys zoster
Brown-and-white butterflyfish
Nama Umum: Piramid coklat
Ciri-ciri: Panjang max 18 cm
(TL), Badan tengah putih berben-
tuk piramid yang dibatasi coklat
gelap di bagian depan dan be-
lakang badan.
Habitat: Didaerah batas te-
rumbu karang. Schooling dalam
jumlah besar . Berpasangan saat
memijah, ovipar. Range kedala-
man 1-40m.
Distribusi: Samudra Hindia :
Timur Afrika - Guam, India, Mau-
ritius hingga Sumatra (Indonesia)
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Tipe pemakan: Pemakan polip
Foto by Fakhrizal Setiawan karang dan invertebrate, zoo-
plankton dan bentik alga
Heniochus diphreutes
False morish idol / Schooling
bannerfish
Nama Umum:
Ciri-ciri: Panjang max 21 cm
(TL), badan putih dengan 2 garis
hitam besar memanjang dari dor-
sal ke perut dan sirip anal. Strip
hitam dari kepala sampai mata.
Sebagian sirip dorsal dan ekor
kuning.
Habitat: Schooling dalam jumlah
besar di daerah reef slope agak
dalam. Range kedalaman 15-210
m.
Distribusi: Indo-pasifik
Tipe pemakan: Planktivora
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
86
Heniochus acuminatus
Pennant coralfish / Longfin
banner fish
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 25 cm
(TL), yang membedakan dari
H.diphreutes adalah moncong
yang lebih panjang, bentuk badan
yang lebih bulat dan memanjang
Heniochus pleurotaenia
Phantom bannerfish
lokal: Keling tanduk
Ciri-ciri: Panjang max 17 cm (TL),
2 garis putih dibatasi garis coklat
gelap gingga sirip perut dan anal.
Yang membedakan dengan
H.varius adala garis putih ini.
Habitat: Daerah kaya karang di
laguna dan lereng karang , soliter,
berpasangan atau kelompok. Biasa
juga diarea campuran laga dan
karang. Range kedalaman 1-25 m.
Distribusi: Samudra Hindia: Mal-
dives, Sri Lanka—Indian Ocean:
Maldives and Sri Lanka, Laut Anda-
man Sumatra dan Jawa Barat.
Tipe pemakan: Zoobenthos / ben-
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh tik invertebrata
Foto by Fakhrizal Setiawan
Chaetodon adiergsatos
Philipinne butterflyfish / panda
butterflyfish
Lokal: Kepe-kepe panda
Ciri-ciri: Panjang max 20 cm(TL),
berwarna putih dengan garis diago-
nal coklat. Sirip dorsal, anal dan
dada berwaran kuning dan spot hi-
tam besar di sekitar mata serta spt
hitam di atas kepala.
Chaetodon lunula
Raccoon butterfly fish
Nama Umum: Kepe gajah
Paracirrhites arcatus
Arc-eye hawkfish
Nama Umum: Mata nyender
Ciri-ciri:
Panjang max 20 cm (TL), bi-
asanya bervariasi warnanya, tapi
selalu memiliki cincing kuning
dibelakang matanya.
Habitat:
Soliter di daerah karang, biasa 90
ditemukan berada diatas karang
bercabang seperti: Stylophora,
Lokasi foto: TN Bunaken , Sulawesi Utara
Pocillopora, Porites, Acropora.
Foto by Fakhrizal Setiawan
Range kedalaman 1 - 91m
Distribusi:
Indo-Pasifik (Afrika timur – Ha-
wai,Utara Jepang-Australia)
Tipe pemakan:
Ikan kecil dan krustacea kecil /
Carnivora
Ciri-ciri:
Habitat:
Distribusi:
Tipe pemakan:
93
95
Fistularia commersonii
Bluespotted cornetfish
Nama Umum: Julung
alus
Ciri-ciri:
Panjang max 160 cm (TL),
bentuk runcing meman-
jang, warna hijau di dorsal ,
keperakan di perut, ekor
meruncing panjang. 2 spot
biru di punggung. Sirip dor-
sal dan anal transparan.
98
Habitat:
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Didaerah terumbu karang
Foto by Fakhrizal Setiawan
dan dasra berpasir,. Soliter
atau dalam kelompok kecil.
Range kedlaman 2 - 130
m.
Distribusi:
Indo-Pasifik: Laut Merah
dan Timur Afrika, Jepang-
Australia dan Selandia
baru. Pasifik timur: Mexico,
Panama.
Tipe pemakan:
Ikan kecil, zooplankton,
bentik krustacea
100
103
Ciri-ciri:
Panjang max 50 cm (TL), De-
wasa dengan warna garis te-
bal kuning dan biru keputihan
silih berganti dari depan
hingga pangkal ekor.Terjadi
perubahan warna dari juvenile
hingga dewasa
Habitat:
Biasa ditemukan didaerah
karang dalam, reef slope den-
gan banyak kelimpahan inver-
tebrata. Soliter atau dalam
Lokasi foto: TN Komodo , NTT kelompok kecil sembunyi di
Foto by Fakhrizal Setiawan karang saat siang hari. Aktif 104
malam hari mencari makan.
Distribusi:
Indonesia, Filipina-PNG dan
barat laut Australia
Tipe pemakan:
Bentik invertebrata / Carnivore
105
Plectorhinchus chaetodontoides
Harlequin sweetlips / Many-spotted
sweetlips
Nama Umum: onde / bronkeli
Ciri-ciri: Panjang max 72 cm (TL),
dewasa warna dasarnya putih kekunin-
gan atau kehijauan. Juvenil berwarna
coklat dengan banyak spot putih be-
sar,spot berubah dari putih menjadi
hitam saat dewasa.
Habitat: Daerah terumbu karang yang
sehat, laguna. Dewasa soliter sem-
bunyi didasar karang dan aktif saat
malam mencari makan, juvenile suka
bersembunyi disela-sela karang.
Range kedalaman 1-30 m.
Distribusi: Samudra Hindia (Maldives
-Kep.cocos), Samudra Pasifik (Kep. Fiji
-Sumatra)
Tipe pemakan: Krustasea, moluska,
Lokasi foto: TN Komodo , NTT
dan ikan kecil / Carnivora
Foto by Fakhrizal Setiawan
106
HOLOCENTRIDAE
Squarel fish, Ikan mata belo
Sargocentron rubrum
Redcoat Squarelfish
Nama Umum: Menyeng
belo
Ciri-ciri: Panjang max 32 cm
(TL), waran merah kecoklatan
dengan garis putih, strip
merah di cagak sirip
ekornya,dorsal dan sirip anal
Habitat: Soliter atau
berkelompol bersembunyi di-
bawah karang didaerah tak
berarus
107 Distribusi: Indo-west pasifik
Tipe pemakan: Bentik In-
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
vertebrata / Zoobenthos
Foto by Fakhrizal Setiawan
Neoniphon sammara
Sammara squirrelfish
Nama Umum: menyeng
Ciri-ciri: Panjang max 32 cm
(TL), warna pink kekuninga
dan keperakan.Garis merah
disirip dorsal. Sirip ujung
kemerahan kecuali dada dan
perut.
Habitat: Didaerah lamun dan
didasar karang bersembunyi.
Umumnya didaerah dangkal,
nokturnal. Range 1-50 m.
Distribusi: Indo-Pasifik
Tipe pemakan: Zoobenthos,
ikan dan zooplankton dan alga
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Myripristis violacea
Lattice soldierfish / violet sol-
dierfish
Nama Umum: Mata belo
Ciri-ciri: Panjang max 35 cm
(TL), badan violet keperakan,
sirip berwarna oranye diujungnya,
tutup insang berwarna merah
gelap.
Habitat: Biasanya di laguna,
alur karang, perairan karang semi
tertutup. Range 4-25 m.
Distribusi: Indo-pasifik
Tipe pemakan: Zooplankton/
larva krustacea
108
Sargocentron caudimaculatum
Silverspot squirrelfish
Nama Umum: belo buntut putih
Ciri-ciri:
Panjang max 25 cm (TL), kepala dan
badan merah bagian belakang
hingga pankal ekor dan sirip ekor
putih keperakan.
Habitat:
Didaerah terumbu karang luar, la-
guna dan tebing karang. Soliter atau
berkelompok. Range kedalaman 2-
40 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik: Laut Merah dan Timur
Afrika - Kep. Marshal dan French
Polynesia Jepang dan Australia
Tipe pemakan:
Bentik krustacea dan ikan
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Myripristis murdjan
Pinecone souldierfish / Blotch-
eye souldierfish
Nama Umum: Mata belo
Ciri-ciri: Panjang max 60 cm
(TL), warna badan merah kepera-
kan, semua sirip merah, tutup in-
sang berwarna coklat
Habitat: Soliter, hidup sembunyi
di karang di siang hari. Dan aktif
malam hari (nocturnal) mencari
makan
Distribusi: Indo-pasifik (Laut
merah n Timur Afrika-Samoa,
Jepang-Australia)
Tipe pemakan: Zooplankton
Myripristis hexagona
Doubletooth souldierfish
Nama Umum: Mata belo
Ciri-ciri: Panjang max 30 cm
(TL), bdan berwarna merah ter-
ang ke kuningan, sirip merah,
sirup yang terbuka merupakan
bagian sirip yg lembut (dorsal,
anal dan ekor).
Habitat: Daerah pantai
berkarang, sembunyi dibawah /
goa karang dan kadang bersama
jenis lainnya juga ditemukan di-
daerah keruh. Ikan nocturnal
Distribusi: Indo-pasifik
Tipe pemakan: Zooplankton
111
Cheilinus undulatus
Humphead wrasse /
Napoleon wrasse
Lokal: lkan Napoleon
Distribusi: Indo-pasifik
Status: Masuk daftar
merah IUCN dan terd-
daftar Appendix 2
CITES
Tipe pemakan: Mo-
luska, ikan, bulubabi,
krustacea / Carnivora
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Oxycheilinus digram-
mus
Cheeklined wrasse
Nama Umum:
Tipe pemakan:
Moluska, krustacea dan bu-
lubabi / Zoobenthos
Cheilinus trilobatus
Tripletail wrasse
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang max 45 cm (TL), hijau
kemerahan tipis vertikal di badan, d2
garis putih di pangkal ekor, garis tidak
beraturan di kepala dan dada. De-
wasa sirip ekor trilobe.
Habitat:
Dewasa didaerah laguna dan lereng
karang,juv daerah karang beralga dan
di hydrozoa. Umumnya soliter.
Distribusi:
Indo-Pasifik: Timur Afrika-Kep.
Tuamoto dan Australia, Kep.Ryukyu
dan New Caledonia.
Tipe pemakan:
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Moluska, bentik krustacea, ikan
Foto by Fakhrizal Setiawan kecil,echinodermata
Epibulus insidiator
Sling-jaw wrasse
Nama Umum: Kukuniran
(sulut), kenari / trompet
kuning (jawa)
Ciri-ciri:
Panjang max 54 cm(TL), cirinya
mulut dapat dipanjangkan dan
berguna menangkap mangsa.
Warna berubah sesuai dengan
umur dan variasi ada yang cok-
lat(betina) dan kuning.
Habitat:
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Daerah karang yang sehat,
Foto by Fakhrizal Setiawan umumnya soliter. Dewasa di-
daerah lereng karang atau
117 karang terjal. Range kedalaman
1-42 m
Distribusi: Indo-Pasifik
Tipe pemakan:
Krustacea kecil dan ikan kecil /
karnivora
Halichoeres melanochir
Orangfin wrasse
Nama Umum: keling biru
Ciri-ciri: Panjang max 18 cm
(TL), badan berwarna ungu,
pangkal sirip dada terdapat spot
hitam, ekor berwarna kuning.
Habitat: Biasa dijumpai soliter,
berpasangan atau kelompok
kecil. Hidup di daerah terumbu
karang berpasir dan banyak rub-
ble, pantai berbatu,
Distribusi: Pasifik barat
(Filipina-Indonesia, Taiwan-
Australia)
Tipe pemakan: Zoobenthos
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Halichoeres richmondi (Inisial
Fase)
Tailspot wrasse / Richmond’s
wrasse
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 19 cm(TL),
jantan dikenali dari kepala coklat-
oranye dan garis biru berantai. Juv
dan betina memiliki sirip ekor
oranye atau kuning. Muka lebih ber-
sudut. Saat Inisial fase sangat mirip
dengan H. melanurus dan
H.leucurus yang dibedakan dari
spot hitam dan warna ekor.
Habitat: Dari laguna hingga
daerah karang yang sehat. Range
kedalaman 0-12 m.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Distribusi: Pasifik barat (jawa-
Foto by Fakhrizal Setiawan Indonesia timur, Filipina, jepang,
palau )
121
Halichoeres marginatus
Dusky wrasse
Nama Umum: Keling coklat
Stethojulis trilineata
Three-lined rainbowfish
Nama Umum: Es lilin
Ciri-ciri: Panjang max 15
cm (TL), badan kehijauan
dengan dorsal merah, 4
garis biru horizontal dan
daerah kuning sekitar sirip
dada.
Habitat: Didaerah dangkal
yang jernih, di reef crest dan
lereng karang. Range 0-8 m.
Distribusi: Indo-{asifik
barat: Laut merah, Maldives,
Samua dan palau, Jepang-
Australia.
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Tipe pemakan: Zoob-
Foto by Fakhrizal Setiawan nethos
Labroides bicolor
Bicolor cleaner wrasse
Nama Umum: Dokter asli
123
Labroides dimidiatus
Bluestreak cleaner wrasse
Nama Umum: Dokter
125
Habitat:
Didaerah terumbu karang dan
pantai, biasa bersembunyi di sela
karang dalam kelompok kecil.
Distribusi:
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Indo-Pasifik: Laut Merah, Afrika
126
Foto by Fakhrizal Setiawan Timur - Kep. Tuamoto di French
Polynesia, Jepang - Australia.
Lethrinus erythropterus
Longfin emperor
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 50 cm (TL),
Kepala dan tubuh atas berwarna
merah kecoklatan, dekat pangkal
ekor terdapat 2 garis putih vertical,
sirip berwarna kemerahan.
Habitat: Didaerah berkarang atau
pasir berkarang. Range 2 - 25m.
Distribusi: Indo-Pasifik barat
(Tanzania n Mozambik-
PNG,Palau)
Tipe pemakan: Echinodermata, 128
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah krustacea, moluska, ikan kecil /
Foto by Fakhrizal Setiawan Carnivora
Lethrinus harak
Thumbprint Emperor
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 50 cm
(TL), punggung berwarna hijau
muda, bercak hitam besar di-
badan yang dikelilingi warna
kuning, ada titik biru di depan
mata, sirip berwarna merah muda.
Habitat: Soliter atau kelompok
kecil di perairan dangkal, man-
grove, laguna, lamun dan karang.
Range 0-20m
Distribusi: Indo-west Pasifik
Tipe pemakan: Ikan kecil, krus-
tacea, moluska / Carnivora
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Gnathodentex aureolineatus
Striped large-eye bream
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang max 30 cm (TL), ber-
warna perak abu-abu, 4-5 garis
coklat dibadan dengan spot
kuning dibelakang sirip dorsal.
Pangkal sirip dada kuning.
Habitat:
Terumbu karang yang dangkal
dan laguna, sering terlihat
schooling bergabung dengan
ikan lain. Nokturnal, Range ke-
dalaman 3-30m.
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan Distribusi:
129 Indo-pasifik (Afrika Timur - Kep.
Tuamoto di French Polynesia,
Jepang-Australia)
Tipe pemakan:
Krustacea kecil, Gastropoda /
Zoobenthos
Monotaxis grandoculis
Humpnose big-eye bream
Nama Umum: l
130
Ciri-ciri: Panjang max 60 cm
(TL), hitam keabu-abuan, garis
vertical putih yang semakin de-
wasa pudar, daerah sekitar mata
kekuningan,
Habitat: Didaerah pasir dan rub-
ble dekat karang, soliter atau
berkelompok. Aktif malam hari,
ukuran dewasa berpotensi cigua-
tera.Range kedalaman 1-100m
Distribusi: Indo-Pasifik (Laut
merah dan Timur Afrika-Hawai,
Jepang-Australia)
Tipe pemakan: Moluska, krus-
tacea, Teripang, Tunikata, Poly-
Lokasi foto: TN Komodo, NTT chaeta/ Zoobenthos
Foto by Fakhrizal Setiawan
131
LUTJANIDAE
Snapper fish, Ikan kakap
Lutjanus biguttatus
Two-spoted banden
snapper
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 25
cm (TL), garis coklat me-
manjang dari mulut hingga
pangkal ekor diselingi garis
putih, 2 spot putih dibawah
sirip dorsalny, sirip kuning.
Habitat: Area terumbu
karang, biasanya schooling
namun kadang ada juga
soliter. Range 3-36m 132
Distribusi: Indo-Pasifik
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Tipe pemakan:Carnivora
Foto by Fakhrizal Setiawan
Lutjanus decussatus
Checkered snapper
Nama Umum: Kakap
bata
Ciri-ciri: Panjang max 35
cm (TL), wrna dasar putih
dengan badan atas tersusun
kotak coklat dan bawahnya
garis, dengan spot hitam
dipangkal ekor.
Habitat: Daerah dangakl
dan lereng karang, soliter
kadang kelompok,range
kedalaman 2-30m
Distribusi: Indo west Pasi-
fik (selatan India-PNG)
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Tipe pemakan: Carnivora
Foto by Fakhrizal Setiawan
Lutjanus monostigma
One-spot snapper
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 60 cm
(TL), badan perak kekuningan
dengan sirip kuning. Kadang ter-
dapat spot hitam di badan. Badan
kadang ciguatoxic.
Habitat: Di daerah terumbu
karang berada di goa, sela-sela
karang besar dan bangkai kapal.
Soliter atau berkelompok.
Range kedalaman 1-60m.
Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika
Timur - Marqueses dan Kep.
Line, utara Kep. Ryukyu , selatan
Australia.
Tipe pemakan: Carnivora (Ikan
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh dan bentik krustacea)
Foto by Fakhrizal Setiawan
133
Lutjanus kasmira
Common bluestrip snapper
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 40 cm
(TL), berwarna kuning2/3
badan, bawah putih dengan 4
strip biru,ekor kuning.
Habitat: Schooling di terumbu
karang, laguna dangkal, dan
lereng karangyang terlindung.
Range 3-265m.
Distribusi: Indo-Pasifik (Laut
merah dan timur Afrika—Kep
Marquises dan line, Jepang-
Australia)
Tipe pemakan: Carnivora
(ikan, krustacea, cephalo-
poda,stomatopoda)
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
134
136
Gymnothorax javanicus
Giant moray
Lokal:Lindong laut/belut laut
Ciri-ciri: Panjang max 300cm
(TL), Juv coklat dengan banyak
bintik hitam besar, dewasa coklat
dengan bintik hitam mirip leopard
dan area hitam disekitar insang
Gymnothorax flavimarginatus
Yellow-edged moray
Nama Umum: Belut laut
Ciri-ciri: Panjang max 240 cm
(TL), mata kemerahan, badan ke-
kuningan dengan bintik hitam dan
coklat tua padat. Bukaan insang
hitam .
Habitat: Dasar goa/celah batu di-
karang.Sangat sensitive terhadap
ikan luka atau stress. Range kedla-
mana 1-150m.
Distribusi: Indo-Pasifik
Tipe pemakan: Cephalopoda,
ikan dan krustacea / Carnivora
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Rhinomuraenia quaesita
Ribbon eel
Nama Umum: Belut pelangi
Ciri-ciri:
Panjang max 130 cm (TL), Badan
biru cerah dengan dorsal kuning.
memiliki 3 tentakel berdaging diujung
moncong. Tentakel tersebut berada
dibawah rahang memanjang kede-
pan.Juvenil berwarna hitam dengan
dorsal kuning. Hanya moray yang
mengalami perubahan warna dan
kelamin mendadak (protandeus her-
maprodit) dimana belut jantan
berubah kelamin menjadi betina.
Habitat:
Hidup dilaguna dan daerah karang
berpasir, bersembunyi di lubang dan 142
Lokasi foto: TN Komodo, NTT (dewasa) hanya mengeluarkan kepalanya.
Foto by Fakhrizal Setiawan
Distribusi:
Indo-Pasifik (Timur Afrika-
Kep.Tuamoto, Jepang,selatan New
Caledonia,French Polynesia, Kep.
Marianas dan Marshal)
Tipe pemakan:
Ikan kecil / Carnivora
Ciri-ciri:
Panjang max 180 cm (TL),
Warna dasar badan putih den-
gan bentuk tidak bera-
turanspot hitam besar dan
kadang hempir melingkar.
Habitat:
Daerah pantai dengan te-
rumbu karang dan lereng
karang. Rang kedalaman 3 -
30m.
Parupeneus barberinus
Dash and dot goatfish
Lokal: Ikan jenggot
Ciri-ciri: Panjang max 60 cm
(TL), warna dasar putih dengan
garis hitam dari mulut hingga be-
lakang dorsal, dibagian atasnya
berwarna kuning dengan spot
hitam dipangkal ekor.
Habitat: Daerah berpasir dan
rubble dekat karang dan laguna,
Range kedalaman 0-100 m.
Distribusi: Indo-Pasifik
145 Tipe pemakan: Zoobenthos
(cacing, moluska,krustacea)
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Parupeneus macronemus
Long-barbel goatfish
Nama Umum: Ikan jenggot
Ciri-ciri: Panjang max 40 cm
(TL), Tubuh merah abu-abu
bagian punggung keabu-abuan,
perut berwarna merah muda,
dengan garis hitam dari mata ke
bagian ekor; spot hitam dekat
pangkal ekor. Strip hitam sepan-
jang sirip kedua dorsal.
Habitat: Daerah berpasir dan
rubble dekat karang. Range ke-
dalaman 3-25m.
Distribusi: Indo-west Pasifik
Tipe pemakan: Zoobenthos /
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah cacing plychaeta dan krustacea
Foto by Fakhrizal Setiawan
Parupeneus bifasciatus
Doublebar goatfish
Nama Umum: Jenggot totol
2
Ciri-ciri: Panjang max 35 cm
(TL), badan putih kehijauan,
bercak hitam di sekitar mata
dan 2 spot hitam samar di
badan.
Habitat: Biasanya soliter atau
berpasangan didaerah pantai,
laguna dan terumbu karang.
Range 0-80 m.
Distribusi: Indo-Pasifik
(Indonesia, Filipina-Hawai,
French Plynesia, Jepang-
Australia)
Tipe pemakan: Zoobenthos
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan 146
Parupeneus trifasciatus
Doublebar goatfish
Nama Umum: Jenggot
garis
Ciri-ciri: Panjang max 35 cm
(TL), Putih krem dengan spot
merah di perut bawah, 2 garis
di bawah dorsal dan garis per-
tama memanjang hingga sirip
perut.
Habitat: Didarah laguna dan
terumbu karang: juv didaerah
reef flats, dewasa disekitar
daerah berbatu atau karang.
Distribusi: Laut Merah, Laut
Andaman– timur Indonesia.
Tipe pemakan: Zoobenthos
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh (bentik krustacea dan cacing)
Foto by Fakhrizal Setiawan dan ikan kecil
Mulloidichthys vanicolensis
Yellowfin goatfish
Nama Umum: Jenggot kuning
Ciri-ciri: Panjang max 38 cm
(TL), perut berwarna putih; garis
memanjang kuning , Semua sirip
kuning
Habitat: Biasanya schooling di-
daerah karang dangkal, schooling
saat siang hari dan malam menye-
bar untuk mencari makan. Range
5-113 m.
Distribusi: Indo-Pasifik
Tipe pemakan: Zoobenthos/
cacing plychaeta dan krustacea
147
Parupeneus cyclostomus
Gold-saddle goatfish
Nama Umum: Jenggot totol
kuning
Ciri-ciri: Panjang max 50 cm
(TL), Badan kombinasi abu ke-
unguankehijauan dan kekunin-
gan. Spot kuning di atas pang-
kal ekor dan dibawah dor-
sal.garis biru di sekitar mata
Habitat: Didaerah Terumbu
karang, berbatu dan rubbleo di
reef flat, laguna dan lereng
karang. Juv umumnya schooling
kecil dan dewasa soliter.
Distribusi: Indo-Pasifik: Laut
Merah, Afsel, Hawai - French
Polynesia, Kep. Ryukyu, New
Caledonia dan Rapa.
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Tipe pemakan: Ikan kecil dan
Foto by Fakhrizal Setiawan bentik krustacea
148
Pentapodus aureofasciatus
Yellowstripe threadfin bream
Common name:
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 25 cm
(TL), biru keabu-abuan samar,
dua garis kuning satu meman-
jang dari mulut ke belakang dor-
sal dan dari belakang mata
hingga dekat sirip ekor
Habitat: Dikolom perairan
daerah berpasir dekat terumbu
karang. Range 5-20m
Distribusi: Indonesia-Samoa 150
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah dan Tonga
Foto by Fakhrizal Setiawan Tipe pemakan:
Pentapodus trivittatus
Three-striped whiptail
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 25 cm
(TL), Warna: badan atasabu-
abu gelap atau coklat zaitun,
putih keperakan di bawah.
Garis putih kekuningan me-
manjang menyempit dari badan
ke ekor.
Habitat: Daerah karang yang
jernih dan daerah dangkal ban-
yak rubble. Range 1-15 m.
Distribusi: Western Pasifik
Tipe pemakan: ikan kecil dan
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah zoobenthos
Foto by Fakhrizal Setiawan
Scolopsis binileata
Two-lined monocle bream
Common name:
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 23 cm
(TL), abu-abu gelap ke kunin-
gan dibagian atas da putih
dibawah badan. 3 garis diatas
kepala, 2 garis melengkung
dari dekat mata ke dorsal.
Habitat: Daerah terumbu
karang, soliter atau berpasan-
gan. Juv daerah dangkal, la-
guna atau rubble. Range 1-25
m.
Distribusi: Indo-west Pasifik
Tipe pemakan: Zoobenthos
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah dan ikan kecil
Foto by Fakhrizal Setiawan
151
Scolopsis lineata
Striped monocle bream
Nama Umum: l
Ciri-ciri: badan atas coklat
zaitun, putih-keperakan di
bawah ini. 3 garis-garis putih
kekuningan dari kepala ke-
badan. Juv, ada 3 garis hitam
pada badan atas dengan sela
-sela kuning
Habitat: Daerah berpasir
karang, biasanya schooling,
juv sendiri daerah perairan
dangkal. Range 4-20 m.
Distribusi: Timur samudara
Hindia dan Pasifik barat
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Tipe pemakan: Zoobenthos
Foto by Fakhrizal Setiawan
dan ikan kecil
Scolopsis margaritifera
Pearly monocle bream
Common name:
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang max 28 cm (TL),
abu-abu gelap dari kepala
hingga bawah dorsal, Juv
garishitam sempit sepanjang
punggung (hanya pada be-
berapa spesimen) dan hi-
tam. Beberapa dengan perut
kekuningan. variasi warna
antara populasi di Hindia
dan Pasifik: juvenile kurang
warna garis kuning di
Samudra Hindia dan dewasa
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah menunjukkan bagian be-
Foto by Fakhrizal Setiawan lakang yang gelap diband-
ingkan dengan bentuk Pasi-
fik. 152
Habitat:
Daerah dasar berpasir di
area terumbu karang. Range
kedalaman 1-20 m.
Distribusi:
Pasifik barat:(Laut cina se-
latan-Vanuatu and timur laut
Australia.)
Tipe pemakan:
Krustacea kecil, moluska,
cacing polychaeta dan ikan
kecil / Carnivora
156
158
Parapercis millipunctata
Black dotted sand perch
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 18 cm (TL), Badan krem dengan pola coklat b di punggung,
Spt putih pada sirip ekor, dua spot coklat tak beraturan di badan bagian atas dan
bawah serta dihubungkan dengan spot kuning memanjang di sisi badan.
Habitat: Didaerah terumbu karang mengelompok, rubble, pasir disela karang dan
karang berbatu. Range kedalaman 3-30 m.
Distribusi: Indo-Pasifik: Mauritius dan Maldives - French Polynesia, Kep. Ryukyu
Jepang - GBR Australia.
Tipe pemakan: Zoobenthos
162
PLESIOPIDAE
Devilfishes, Ikan cupang laut
Calloplesiops altivelis
Comet
Nama Umum: cupang laut
Ciri-ciri:
Panjang max 20 cm (TL),
warna badan hitam kecokla-
tan dengan spot putih menye-
bar diseluruh badan dan sirip
kecuali sirip dada. Pangkal
sirip dorsal terdapat spot hi-
tam dilingkari putih dan spot
163 kuning di bagian atas pangkal
ekor.
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Habitat:
Foto by Fakhrizal Setiawan Didaerah karang, goa atau
celah karang. Nocturnal. Apa-
bila terancam dapat meniru-
kan/ mimikri seperti mouray.
Range kedalaman 3-50 m.
Distribusi:
Indo-pasifik (Laut merah dan
Afrika timur-Pulau Line,
Jepang-Australia)
Tipe pemakan:
Bentik crustacean dan ikan
kecil / karnivora
Plotosus lineatus
Striped eel catfish
Nama Umum: Lele laut
Ciri-ciri:
Panjang max 32 cm (TL), sirip dor-
sal dan anal bersambung dengan
sirip caudal/ekor, 4 pasang sungut,
sebuah tulang bergigi tunggal san-
gat berbisa di awal punggung per-
tama dan setiap sirip dada.
165
Habitat:
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Juvenil schooling dalam jumlah
banyak. Dewasa dalam kelompok
yang lebih kecil di area terumbu
karang. Range kedalaman 1-60 m.
Tipe pemakan:
Krustacea, moluska, cacing dan
ikan kecil
Pygoplites diacanthus
Regal angelfish
Nama Umum: Enjel doreng
asli
Ciri-ciri:
Panjang max 25 cm (TL), bagian
mata gelap dengan garis kebiruan
dekat mata. Badan kuning dengan
garus lengkung putih dibatasi hi-
tam dari dekat insang hingga
pangkal ekor, dari sirip punggung
hitam kebiruan. Bagian belakang
167 sirip anal garis lengkung kuning
dan biru berjalan sejajar dengan
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah kontur tubuh; sirip ekor kuning.
Foto by Fakhrizal Setiawan juvenil dengan bintik hitam besar
pada bagian basal lunak sirip dor-
sal.
Habitat:
Biasa terdapat didaerah karang
yang sehat di laguna atau lereng
karang. Soliter , berpasangan atau
berkelompok.
Distribusi:
Indo-Pasifik (Laut merah dan
Timur Afrika– Kep.Tuomoto,
Jepang-GBR, New Caledonia)
Tipe pemakan:
Tunikata dan spong / zoobenthos
Ciri-ciri:
Panjang max 40 cm (TL), Juvenil
species ini berwarna biru kehita-
man dengan garis setengah ling-
karan. Dewasa bagian depan ber-
warna coklat kehijauan, bagian
tengah kekuningan, banyak bintik
biru disisinya, perubahan warna
dari jvenil ke dewasa dalam ren-
tang ukuran 8-16 cm.
Habitat:
Juvenile menyukai perairan dang-
kal yang terlindung. Dewasa di
daerah karang yang sehat yang
menyediakan banyak tempat
168
bersembunyi. Soliter dan ber-
pasangan. Range kedalaman 1-30
m.
Distribusi:
Indo-west Pasifik (laut merah dan
timur Afrika-Samoa, Jepang-
Australia)
Tipe pemakan:
Sponge, tinikata dan alga / Zoo-
benthos
Ciri-ciri:
Panjang max 46 cm (TL), De-
wasa coklat kekuningan dengan
6 garis hiteam vertikal. Badan
banyak binti-bintik biru. Kepala
kehitaman dengan garis vertikal
putih, sirip ekor, anal memiliki
bintik biru. Juvenil berwarna ke-
hitaman dengan 15 garis biru
putih melengkung di sisi badan.
Habitat:
Juvenil lebih suka didaerah
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah karang yang dangkal, dewasa
169 Foto by Fakhrizal Setiawan menyukai daerah karang yang
sehat. Soliter kadang berpasan-
gan. Mengeluarkan suara apa-
bila diganggu. Range kedala-
man 3-50 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik (Kep. Ryukyu - Ma-
laysia dan Indonesia - Kep.
Solomon, selatan Australia.
Tipe pemakan:
Sponge, tunikata dan alga /
zoobenthos
Pomacanthus navarchus
Bluegirdled angelfish
Lokal: Bidadari bercadar
Ciri-ciri: Panjang max 28 cm
(TL), juv hitam dengan garis
biru muda melingkar. Dewasa
kuning cerah badan dan ekor,
sirip dada dan perut biru tua
dengan banyak bintik-bintik
biru muda. Garis biru muda
sejajar di wajah dari bawah
mata, dan pada daerah yang
tepat di belakang kepala. Sirip
biru muda.
Habitat: Daerah karang se-
hat dari laguna hingga lereng
karang. Range 3-40m.
Distribusi: Indo-Pasifik
Tipe pemakan: Sponge dan
Lokasi foto: Kep. Kayoa, Maluku Utara tunikata / zoobenthos
Foto by Tasrif Kartawijaya
Genicanthus Lamarck
Blackstriped angelfish
Nama Umum: Enjel putih
Ciri-ciri: Panjang max 25 cm
(TL), badan putih dengan 4 garis
memanjang. Depan dorsal spot
kuning, dorsal atas hotam, buntut
cagak memanjang. Betina dengan
garis hitam yang luas pada pung-
gung dan tepi bagian perut.
Habitat: Biasa di daerah dangkal
dan lereng karang. Memiliki harem
3-7 betina. Range kedalaman 10-
35 m.
Distribusi: Indo-West Pacific:
Indo-Malayan region,Vanuatu,
Japan, GBR Australia.
Lokasi foto: TN. Komodo, NTT Tipe pemakan: Zooplankton
Foto by Fakhrizal Setiawan
171
Apolemichthys trimaculatus
Threespot angelfish
Nama Umum: Enjel kuning
Ciri-ciri: Panjang max 26 cm
(TL), tubuh pendek kuning, mulut
biru, garsi hitam disirip anal, spot
hitam di atas kepala dan belakang
kepala.
Habitat: Di daerah laguna dan
karang dangkal. Range Kedala-
man 3-40 m.
Distribusi: Indo-west Pasifik
(Jepang-Australia, timur Afrika,
Samoa)
Tipe pemakan: Sponge dan
tunikata / zoobenthos
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Chaetodontoplus mesoleucus
Vermiculated angelfish
Nama Umum: Kepe palsu
Ciri-ciri: Panjang max 18 cm (TL),
sekilas mirip Chaetodontidae na-
mun dibedakan dari opercula tu-
lang belakangnya yang kuat.
Badan 2/3 hitam abu-abu dan sis-
nya putih. Garis hitam memanjang
dari kepala hingga bawah.sebagian
muka depan kuning dengan mulut
biru. Ekor kuning.
Habitat: Daerah terumbu karang
dan jarang di laut terbuka. Range
kedalaman 1-20m.
Distribusi: Indo-west pasifik
(Indonesia-Jepang, SriLanka-timur
PNG)
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Tipe pemakan: Sponge, tunikata
Foto by Fakhrizal Setiawan dan alga berfilamen / zoobenthos
172
Centropyge eibli
Blacktail angelfish
Nama Umum: Enjel abu doreng
Ciri-ciri: Panjang max 15 cm (TL),
Badan abu-abu gelap dengan garis
coklat keemasan di sisi badan.
Daerah sekitar sirip perut oranye.
Pangkal ekor, belakang dorsal
hinga sirip ekor hitam.
Habitat: Didaerah karang berbatu
dan lereng karang yang sehat.
Membentuk harem 3-7 individu.
Bentuk sangat mirip dengan juve-
nile Acanthurus tristis. Range ke-
dalaman 0-30 m.
Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Sri
Lanka - Indo-Malay timur.
Tipe pemakan: Bentik alga dan
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
cnidarians (hard coral).
Foto by Fakhrizal Setiawan
173
POMACENTRIDAE
Damsel fish, Ikan betok laut
174
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan Foto by Fakhrizal Setiawan
Amphiprion akallopisos
Skunk clownfish
Nama Umum: Pelet
Ciri-ciri: Panjang max 11 cm (TL), Badan berwarna oranye dengan garis
putih memanjang dari atas mulut hingga ekor. Inilah yang membedakan den-
gan A. sandaracinos.
Habitat: Biasa ditemukan didaerah karang dangkal dekat pantai namun ada juga di
daerah lereng karang dengan arus cukup kuat. Protandeus hermaprodit. Berpasangan
dan monogami. Setipa anemone dengan satu betina lebih besar dan pejantan fung-
sional yang lebih kecil. Jantan mengalami perubahan jenis kelamin juvenile berkem-
bang menjadi jantan fungsional. Biasa berasosiasi dengan jenis anemone: Heteractis
magnifica dan Stichodactyla mertensii. Range kedalaman 3-25 m.
Distribusi: Indo-west pasifik (Afrika timur, Madagaskar, Kep.Comoro, Seychelles,
Laut Andaman, Sumatra, Jawa)
Tipe pemakan: Bentik alga dan zooplankton (omnivora)
Amphiprion ephippium
Saddle anemonefish
Nama Umum: Giro tompel
(aceh), tompel Jakarta
(Jakarta)
Ciri-ciri:
Panjang max 14 cm (TL), badan
oranye kemerahan dengan spot
hitam besar di badan bagian be-
lakang. Juvenil tidak memiliki spot
hitam tapi memiliki garis putih me-
manjang hanya di belakang
kepala.
Habitat:
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Didaerah karang dangkal dengan
Foto by Fakhrizal Setiawan perairan agak keruh dan teluk
179 yang tertutup dimana kecerahan
berkurang. Biasa ditemukan
sepasang. Berasosiasi dengan
anemon: Entacmaea quadricolor
and Heteractis crispa .Range ke-
dalaman 1-15 m.
Distribusi:
Samudra Hindia timur: Laut Anda-
man, Kep. Nicobar, Thailand, Ma-
laysia, Sumatra dan Jawa di Indo-
nesia.
Tipe pemakan:
Zooplankton dan bentik alga
Ciri-ciri:
Panjang max 13 cm (TL),
Badan kuning oval, dewasa
bagian kepala agak keunguan
sedikit.
Habitat:
Hidup didaerah lereng karang,
laguna dan karang terjal bera-
rus. Biasa berada dekat den-
gan Gorgonian /kipas laut di-
mana mereka meletakan te-
lurnya. Juvenile biasa ditemu-
kan dalam kelompok kecil di
dekat gorgonian atau karang
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
hitam. Range kedalaman 3 - 45
181 Foto by Fakhrizal Setiawan m.
Distribusi:
Pasifik barat(Laut Andaman
dan Pulau Christmas - Fiji, Kep.
Ryukyu, New Caledonia)
Ciri-ciri:
Panjang max 10 cm (TL), Badan
perak kehijauan.
Habitat:
Daerah laguna dan karang dang-
kal. Biasa berada dekat koloni
karang besar. Biasa ditemukan
soliter atau berpasangan di atas
karang. Range kedalaman 0 - 12
m.
Distribusi:
Indo-west Pasifik (Maldives dan
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Indonesia) 182
Foto by Fakhrizal Setiawan
Tipe pemakan: Belum diketahui
Ciri-ciri:
Panjang max 13 cm (TL), duri dorsal
(total): 13; sirip lunak dorsal (total):
12-13; sirip duri Anal: 2; Sirip lunak
anal: 12-14. Variasi warna tergan-
tung geofrafis. Populasi di Indonesia
umumnya dengan perut kuning-
oranye .
Habitat:
Mendiami lagunakarang dan lereng
karang. Soliter atau dalam kelompok
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
kecil. Range kedalaman 2-45 m.
Foto by Fakhrizal Setiawan
183
Distribusi: Indo-west Pasifik
Tipe pemakan:
Copepoda, amphipods, mysids, telur
ikan, larva Crustacea, dan sebagian
kecil dari alga /Omnivora
Ciri-ciri:
Panjang max 13 cm (TL), memiliki
beberpa variasi geografis. Popu-
lasi di Indonesia berwarna hijau
dengan garis kehitaman saat de-
wasanya. Papua berwarna lebih
keperakan dengan garis kehijaun
dengan range dari jepang-
Australia timur.
Habitat:
Daerah laguna dan lereng karang
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
bagian luar, Juvenil sering terlihat
Foto by Fakhrizal Setiawan dekat karang lunak jenis Sarco-
phyton dan Sinularia. Makan ser- 184
ing berkelompok didaerah karang.
Range kedalaman 1 - 40 m.
Distribusi:
Pasifik barat ( Rowley shoals, Ma-
laysia - Samoa dan Tonga. Utara
kep.Ryukyu - selatan GBR)
Tipe pemakan:
Zooplankton dan filamentous alga
Habitat:
Biasa ditemukan sendiri atau
kelompok kecil di daerah la-
guna dan karang dangkal.
Sangat territorial. Range ke-
dalaman 1 - 6 m.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
185 Foto by Fakhrizal Setiawan Distribusi:
Pasifik barat (Timur Samudra
Hindia-Jepang dan Australia)
Tipe pemakan:
Alga, gastropoda dan krusta-
cea kecil / Omnivora
Ciri-ciri:
Panjang max 17 cm (TL), badan
abu-abu dengan 5 garis putih
vertikal, sirip ekor berwarna
kuning.
Habitat:
Didaerah karang berbatu serta
lereng curam dengan arus dan
gelombang sedang. Biasa dite-
mukan dalam schooling namun
kadang soliter. Range kedala-
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh man 1-12 m.
Foto by Fakhrizal Setiawan
Distribusi:
Indo-Pasifik barat: Afrika timur, 186
Afrika selatan, New Britain, Su-
matra di Indonesia, timur Papua
New Guenia dan Jepang.
Tipe pemakan:
Bentik alga dan zooplankton
Ciri-ciri:
Panjang max 23 cm (TL), badan
putih krem dengan 6-7 garis abu
gelap.
Habitat:
Habitat didaerah laguna dan
terumbu karang berbatu dangkal
dengan gelombang sedang.
Sangat territorial. Range kedala-
man 0 - 3 m.
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan Distribusi:
Indo-Pasifikc: Afrika timur - Kep.
187 Line dan French Polynesia.
Jepang - GBR Australia.
Tipe pemakan:
Bentik alga, zoobnethos(bentik
copepod), dan zooplankton.
Ciri-ciri:
Panjang max 16 cm (TL),
Badan putih dan agak kehijaun
saat dewasa dengan 5 garis
hitam, ciri khasnya adalah
memiliki garis hitam di bagian
cagak ekornya.
Habitat:
Daerah pantai, karang berbatu
dan trumbu karang yang baik.
Biasa berada di karang lunak
dan koloni hydroid. Range ke-
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah dalaman 1 - 20 m.
Distribusi: 188
Indo-Pasifik (laut merah, Mo-
zambique hingga Jepang,
Kep. Tuomoto, Lord Howe dan
Kep. Rapa).
Abudefduf vaigiensis
Indo-Pacific sergeant
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 20 cm
(TL), Abu-abu dengan 5 garis
hitam atau biru tua vertikal,
daerah kuning di badan atas.
Habitat: Di daerah rataan
trumbu hingga lereng karang
serta daerah berbatu. Berkelom-
pok, memijah dalam jumlah be-
sar. Jantan menjaga telurnya.
Distribusi: Indo-Pasifik: Laut
Merah an Afrika Timur - French
Polynesia. Jepang - Australia.
Tipe pemakan: Omnivora
(zoobenthos, zooplankton, alga
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh bentik dan ikan kecil)
Foto by Fakhrizal Setiawan
Dischistodus prosopotaenia
Honey-head damsel
Nama Umum: Betok susu
Ciri-ciri: Panjang max 17 cm
(TL), badan hijau kecoklatan den-
gan garis putih besar. Soliter dan
teritorial.
Habitat: Mendiami daerah ber-
pasir di laguna dan terumbu
karang. Range kedalaman 1 - 12
m.
Distribusi: Indo-west Pasifik
(varian normal tersebar dari Sin-
gapura - Sulawesi, varian yang
bagian dada agak kuning dari
Papua - timur Australia dan
Vanuatu)
Tipe pemakan: Omnivora
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan 190
Dischistodus melanotus
Black-vent damsel
Nama Umum: Betok susu
Ciri-ciri: Panjang max 16 cm
(TL), bagian badan atas dari
kepala hingga tengah dorsal
hijau kehitaman dengan batas
kuning dan sebagian perut
bawah dekat anal. Badan putih
dengan bercak pink disekitar
insang.
Habitat: Memilih di daerah
pasir dan rubble di area laguna
dan terumbu karang. Range ke-
dalaman 1 - 12 m.
Distribusi: Pasifik barat
Tipe pemakan: Alga bentik
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Dischistodus perspicillatus
White damsel
Nama Umum: Betok susu
Ciri-ciri: Panjang max 18 cm
(TL), Putih krem dengan 2-3 spot
hitam agak memanjang. Bagian
depan kepala kehijaun, garis
bpingk dengan batas biru di
antara mata dan mulut.
Habitat: Daerah patch reef, la-
guna dangkal, pasir di daerah
karang, dan padang lamun.
Range kedalaman 1 - 10 m.
Distribusi: Indo-west Pasifik
Tipe pemakan: Alga bentik dan
detritus
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
191
Chrysiptera oxycephala
Blue-spot demoiselle
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 9 cm
(TL), Juv biru cerah yang hilang
saat dewasa.abu-abu kekunin-
gan dengan banyak bintik biru
di badan. Garis abu-abu samar
dari atas mulut ke mata.
Habitat: Biasa berkelompok
dalam jumlah besar, Didaerah
laguna dan karang dang-
kal.range 1-16 m.
Distribusi: Western central
Pasifik (Indonesia, Filipina,
PNG, Palau)
Tipe pemakan: Zooplankton
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Chrysiptera unimaculata
Onespot demoiselle
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 10 cm (TL),
badan abu gelap, sekitar sirip dada
berwarna kuning dan spot hitam
dikelilingi biru di bagian belakang
sirip dorsal.
Habitat: Di Daerah pantai karang
beralga, rubble atau daerah karang
berbatu dangkal. Soliter atau kelom-
pok kecil, Range kedalaman 0 - 30
m..
Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Laut
Merah dan Afrika Timur - Fiji,
Jepang - GBR Australia.
Tipe pemakan: Bentik Alga
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
192
Chrysiptera talboti
Talbot's demoiselle
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang max 6 cm (TL), bagian
kepala hingga tengah dorsal kuning
sisa badan lainnya coklat keunguan.
Spot hitam d belakang sirip dorsal.
Habitat:
Didaerah kaya karang di laguna
dalam dan lereng karang serta rub-
ble. Soliter, range kedalaman 3-35 m.
Distribusi:
Pasifik Barat: Laut Andaman - Fiji,
Palau, Tonga dan GBR Australia.
Tipe pemakan:
Bentik Alga dan zooplankton
Chromis viridis
Blue green damselfish
Nama Umum: Betok ijo / jae-jae
Ciri-ciri: Panjang max 8 cm (TL),
warna Hijau pucat hingga biru ter-
ang. Jantan yang bersarang ber-
warna kuning.
Habitat: Berkelompok di Acropora
bercabang, daerah laguna dan
karang dangkal. Range 0-12 m.
Distribusi: Indo-Pasifik: Laut
Merah - French Polynesia, Jepang,
New Caledonia.
Tipe pemakan: Zooplankton, fito-
plankton, dan bentik alga.
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Chromis atripes
Dark-fin chromis
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 9 cm
(TL), coklat cerah dengan
ujung sirip dorsal, anal dan
cagak caudal hitam.
Habitat: Daerah karang yang
sehat dan lereng karang.
Range kedalaman 2-40 m.
Distribusi: Pasifik barat
Tipe pemakan: Zooplankton
dan alga bentik
195
Chromis ternatensis
Ternate chromis
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 10 cm
(TL), coklat dengan warna pu-
dar dibagian bawah perut. Garis
hitam di bagian cagak ekor me-
rupakan ciri khasnya.
Habitat: Schooling di atas
karang bercabang di daerah
laguna hingga lereng karang
yang jernih. Range kedlaman 3 -
36 m.
Distribusi: Indo-Pasifik: laut
Merah dan Afrika timur - Samoa
dan Tonga, Kep.Ryukyu, New
Caledonia.
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Tipe pemakan: Zooplankton
Foto by Fakhrizal Setiawan
Chrysiptera springeri
Springer's demoiselle
Nama Umum: Betok neon
Ciri-ciri: Panjang max 6 cm
(TL), dengan bercak hitam
dibagian atas kepala, mirip
dengan C.cymatilis.
Habitat: Habitat karang yang
sehat dan laguna, biasa
berada dikoloni Acropora ber-
cabang. Range kedlaman 2-30
m.
Distribusi: Pasifik barat
(Indonesia-Filipina)
Tipe pemakan: Zooplankton
dan alga bentik
Pomacentrus auriventris
Goldbelly damsel
Nama Umum: blu kuning
Ciri-ciri: Panjang max 7 cm
(TL), kepala biru neon dan
badan atas juga. Kuning
badan bawah, sirip ekor dan
anal.
Habitat: Daerah karang,
pasir dengan alga. Biasa
kelompok kecil didasar. Range
kedalaman 2-15 m.
Tipe pemakan:
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah belum diketahui
Foto by Fakhrizal Setiawan
Chrysiptera rolandi
Rolland's demoiselle
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 7,5 cm
(TL), warna bervariasi, umumnya
badan bagian kepala kebawah
hingga belakang dorsal gelap
dan bagian bawahnya putih
krem.
Habitat: Biasa ditemukan di-
daerah karang, karang dengan
rubble, laguna.Range kedalaman
2-35 m.
Distribusi: Samudra Hinia
timur dan Pasifik barat
Tipe pemakan: Zooplankton
Chrysiptera rex
King demoiselle
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 7 cm
(TL), Juv pink cerah, Bagian
atas badan krem kecoklatan,
kepala abu-abu. Badan bawah
putih krem.
Habitat: karang dari dangkal
hingga lereng karang. Range
kedalaman 1-20 m.
Distribusi: Indo-west Pasifik
Tipe pemakan: Alga
Dascyllus reticulatus
Reticulate dascyllus
Nama Umum: Dakocan putih
Ciri-ciri: Panjang max 9 cm
(TL), Bagian kepala coklat den-
gan garis hitam dibelakangnya,
badan krem kecoklatan, bagian
atas dorsal hitam, garis hitam di
belakang vertikal dari dorsal ke
anal.
Habitat: Biasa didaerah laguna
dan karang. Berkeloompok di
karang bercabang dan menjari.
Range 1-50 m.
Distribusi: Samudra Pasifik.
Samudra Hindia diganti oleh D.
carneus.
Tipe pemakan: Zooplankton,
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah zoobenthos dan alga bentik
Foto by Fakhrizal Setiawan
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan Dascyllus trimaculatus
Threespot dascyllus
Nama Umum: Dakocan item
199 Ciri-ciri: Panjang max 14 cm
(TL), badan hitam, juv ada spot
putih dai kepala dan di badan
atas, dewasa spot dorsal putih
samar dan yang di kepala hi-
lang, sirip hitamkecuali trans-
paran sirip dada dan belakang
dorsal.
Habitat: Daerah karang dan
karang berbatu, biasa juga di
anemone, sela-sela bulubabi
dan karang bercabang. Range
kedalaman 1-55 m.
Ciri-ciri:
Panjang max 13 cm (TL), Juvenil
berwarna kuning dengan 2 garis
hitam memanjang. Dewasa warna
kuning diganti hitam dengan 2 garis
vertikal di katup insang.
Habitat:
Daerah karang yang sehat di la-
guna dan lereng karang. Soliter.
Range 2-23 m.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Distribusi:
Ada 2 bentuk (yang hitam ekor ca-
200
gak dari Laut Andaman-Bali –
Jepang) dan (Pasifik barat). Yuang
keduanya bercampur di Bali.
Tipe pemakan:
Alga, krustacea kecil, tunikata pela-
gis / Omnivora
Ciri-ciri:
Panjang max 12 cm (TL), Juvenile
memiliki spot hitam di dorsalnya
dibelakang garis putih di tengah
badan. Dewasa cokalt gelap den-
gan garis putih lebar di tenagah
badannya.
Habitat:
Mendiami daerah reef crest dan
daerah karang dangkal. Juvenil
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh suka berada di zona intertidal di
201 Foto by Fakhrizal Setiawan reef crest, dewasa biasa di area
agak dalam. Juvenile juga biasa
ditemukan di teluk yang ter-
lindung, batu dan pasir. Range
kedalaman 0-6 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik: Laut Merah dan Af-
rika Temur - Marshall dan Kep.
Pitcairn, Jepang - Australia.
202
Neopomacentrus azysron
Yellowtail demoiselle
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 8 cm
(TL),abu-abu hijau kebiruan den-
gan sirip belakang dorsal, anal
dan sirip ekor kuning. Spot hitam
dipangkal sirip dada serta di oper-
culum atas.
Habitat: Di daerah lereng
karang dan alur karang yang lebih
dalam. Dalam kelompok kecil di
daerah sub-tidal. Range kedala-
man 1 - 12 m.
Distribusi: Indo-Pasifik Barat:
Afrika Timur - Kep. Indo-Malay
dan Vanuatu, Taiwan, Australia,
PNG dan Kep. Solomon.
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Tipe pemakan: Zooplankton
Hemiglyphidodon plagiometopon
Lagoon damselfish
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang max 18 cm (TL), Badan cok-
lat gelap, bagian kepala coklat terang
dengan gradasi coklat gelap di be-
lakangnya. Juvenil berwarna kuning
oranye di bagian perut dan coklat di
punggungnya dengan banyak garis
biru dan spot di muka dan bagian be-
lakang.
Habitat:
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Biasa dijumpai di daerah laguna yang
Foto by Fakhrizal Setiawan terlindung, pantai berkarang di daerah
banyak alga dengan substrat karang
becabang. Range kedalaman 1-20 m.
203
Distribusi:
Pasifik barat( Thailand (Phuket), China,
Philippines, Indonesia, New Guinea,
Laut Timor (Ashmore Reef), Australia
barat, Great Barrier Reef, New Britain
dan Kep. Solomon)
Plectroglyphidodon lacrymatus
Whitespotted devil
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 10 cm (TL),
Badan coklat dengan banyak bintik
biru terang. Putih krem dari sirip ekor
hingga pangkal ekor.
Habitat: Didaerah laguna dan te-
rumbu karang jernih, serta daerah
campuran dengan rubble dan karang
mati. Range kedalaman 1-40 m.
Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah
dan Afrika Timur - Marshal dan Kep.
Society, Jepang - Australia.
Tipe pemakan: Bentik alga, fito-
plankton dan bentik invertebrata.
Pomacentrus chrysurus
Whitetail damsel
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 9 cm (TL),
Badan coklat abu-abu dengan sirip
ekor putih. Juvenile berwarna abu
kebiruan dengan spot hitam di dor-
sal. Punggung berwarna kuning dari
mulut hinnga dorsal belakang. Spot
berangsur menghilang saat dewasa.
Habitat: Mendiami daerah berpasir
di laguna dan pantai berkarang.
Range kedalaman 0-3 m.
Distribusi: Pasifik barat (Pulau
Christmas,- Kep.Solomon, utara
Kep. Ryukyu, selatan New Caledo-
nia)
Tipe pemakan: Alga/ herbivora
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Pomacentrus cuneatus
Wedgespot damsel
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 9 cm (TL),
abu-abu kecoklatan dengan spot
biru di katup insang atas. Garis
tipis dibagian dorsal atas. Juv ber-
warna kuning dan biru diatasnya
dengan spot hitam di belakang
dorsal yang menghilang saat de-
wasa.
Habitat: Daerah terumbu karang
dan biasa bersama jenis lain se-
hingga sulit teridentifikasi. Range
1-15 m.
Distribusi: Pasifik barat
(Indonesia, Malaysia, Thailand)
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
206
Neoglyphidodon melas
(Juvenil)
Bowtie damselfish
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 18 cm
(TL), juvenil badan biru terang
dengan garis kuning besar dari
mulut hingggasirip dorsal serta
sirip perut dan anal ujungnya
biru kehitaman. Dewasa hitam
kebiruan. Perubahan warna ter-
jadi pada ukuran 5-6 cm.
Habitat: Juv di karang berca-
bang, dewasa laguna– lereng
karang. Soliter/berpasangan.
Range 1-12 m.
Distribusi: Indo-west Pasifik
Tipe pemakan: Bentik alga,
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah zoobenthos, zooplankton
Foto by Fakhrizal Setiawan
209
PRIACANTHIDAE
Priacanthus hamrur
Moontail bullseye
Nama Umum: lkan Mata belo
Ciri-ciri:
Panjang max 45 cm (TL), warna
merah namun kadang ada juga
yang perak kemerahan dengan
15 spot hitam sepanjang gurat
sisi. Mata merah besar yang
menjadi ciri khasnya serta ekor
cagak yang membentuk seperti
bulan sabit. 210
Habitat:
Jarang ditemukan didaerah dan-
Lokasi foto: TN Pulau Weh, Aceh gakal di karang. Namun di aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan ditemukan dikedalaman danga-
kal. Kadang ditemukan di lautan
samudra. Range kedalaman 5-
250 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik (Laut merah dan se-
latan Afrika - French Polynesia,
Jepang, Australia)
Tipe pemakan:
Ikan dan zoobenthos / carnivora
Pseudochromis perspicillatus
Southeast Asian blackstripe dottyback
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang total 12 cm (TL), terdapat 2 vari-
asi satu coklat merah dan satunya putih.
Keduanya punya pola garis hitam yang
melengkung dari mulut hingga punggung.
Varian yang merah memiliki pola titik putih
kuning memanjang mengikuti pola leng-
kungan garis hitam. 212
Habitat:
Biasa ditemukan berada dipasir atau rub-
ble di daerah karang, hidup soliter. Range
kedalaman 3 - 27 m.
Distribusi:
Indonesia, Filipina dan PNG
Ciri-ciri:
Panjang max 22 cm (TL), memiliki 3
varian warna, varian ini memiliki ciri
badan hijau kekuningan dengan 10
garis hijau tipis, garis kuning verti-
kal , sirip dorsal, anal dan caudal
merah.
Habitat:
Biasa terlihat berlindung dicelah
batu/ karang. Soliter tau berpasan-
gan. Sudah dapat ditangkarkan.
Range kedalaman 2 - 20m.
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
Distribusi:
214
Indonesia, Sabah dan Filipina
Tipe pemakan:
Ikan kecil / Carnivora
Bolbometopon muricatum
Green humphead parrotfish
Nama Umum: Kakatua besar
Ciri-ciri:
Panjang max 130 cm (TL), tidak
seperti ikan kakatua umumnya, jenis
terbesar dari varies kakaktua,
memiliki profil kepala menonjol yang
berubah hijau menjadi merah muda,
dan memiliki permukaan luar nodu-
lar untuk paruhnya yang besar .
Fase utama adalah kusam abu-abu
dengan bintik-bintik putih tersebar, 216
secara bertahap menjadi seragam
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah hijau gelap saat dewasa.
Foto by Fakhrizal Setiawan Habitat:
Juvenil ditemukan di laguna, de-
wasa di luar laguna dan terumbu ke
arah laut hingga kedalaman minimal
30 m. Biasanya dalam kelompok
kecil. Tidur di gua-gua dan sering
ditemukan di bangkai kapal di ma-
lam hari
Distribusi:
Indo-Pasifik (Laut merah dan Afrika
timur - Samoa dan kep.Line, Kep.
Yaeyama dan Wake, GBR dan New
Caledonia)
Tipe pemakan:
Memakan alga bentik dan alga di
karang dan juga kerang-kerangan
Ciri-ciri:
Panjang max 70 cm (TL), juve-
nil sekitar 8 cm hitam putih den-
gan beberapa garis-garis hori-
zontal. Ukuran lebih besar sam-
pai sekitar 20 cm seragam ge-
lap, coklat kehijauan, perlahan-
lahan menjadi biru sesuai usia.
Garis biru memanjang di be-
lakang mulut jantan dewasa
dibawahnya putih kebiruan.
Jenis yang jarang berwarna-
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah cokelat kekuningan seragam.
Foto by Fakhrizal Setiawan Ekor berbentuk sabit. Jantan
menonjol dibagian dahinya.
217
Habitat:
Biasa ditemukan didaerah la-
guna dan terumbu karang, juve-
nile umumnya soliter, dewasa
biasa berkelompok. Range ke-
dalaman 1-35 m.
Distribusi:
Samudra Pasifik (Indonesia,
Filipina,Kep. Line dan Pitcairn,
Kep. Ryukyu, P. Rottnest, P.
Lord howe dan P. Rapa)
Scarus niger
Dusky parrotfish
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 40 cm (TL), ada
perbedaan warna antara Pasifik dan Hin-
dia.Pasifik lebih monokromatik. Hindia
cenderung fase kemerahan, juvenile dike-
nali dari binti-bintik hitam kembar pada
ekornya.
Habitat: Daerah kaya karang di laguna,
pantai dan lereng karang luar. Umumnya
soliter, juvenile berkelompok. Range ke-
dalaman 0-15 m.
Distribusi: Indo-Pasifik
Tipe pemakan: Alga bentik
Ciri-ciri:
Panjang max 40 cm (TL),
badan berwarna pingk di
bagian perut dan dibagian atas
kehijauan. ciri utamanya
adalah hijau stabilo pada
bagian atas pangkal ekornya.
Habitat:
Daerah kaya karang di pantai
hingga lereng. Soliter atau
berkelompok kecil. Range ke-
dalaman 2-18 m.
Distribusi:
Indo-West Pasifik (India- 220
Vanuatu, utara Kep.Ryukyu,
selatan New Caledonia, Palau
di Micronesia)
222
Pterois muricata
Indian lionfish
Nama Umum: Lepu ayam
Ciri-ciri: Panjang max 35 cm
(TL), cokelat kemerahan dengan
banyak garis gelap tipis pada
tubuh dan kepala. Dewasa
memiliki sebuah duri kecil di
sepanjang pipi dan bintik-bintik
kecil di sirip median
Habitat: Daerah laguna, pantai
keruh dan karang. Range kedala-
man 2-50 m.
Distribusi: Samudra Hindia
( Laut merah, laut Andaman - Su-
matra)
Tipe pemakan: Carnivora
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Scorpaenopsis oxycephala
Tassled scorpionfish
Nama Umum: Lepu Batu
Ciri-ciri:
Panjang max 36 cm (TL), Mulut yang
agak panjang berwarna lebih cerah
dari badannya. Terdapat kulit dibawah
mulutnya seperti jenggot berwarna
oranye kemerahan. Memiliki banyak
variasi warna dan pola. Duri dorsal
beracun.
Habitat:
Habitat daerah karang yang jernih
serta habitat campuran karang dan
batu. Bentuk serta warnanya sangat
mendukung dalam penyamaran untuk
menyergap mangsanya.
224
Distribusi:
Indo-west Pasifik (laut merah, Afrika
selatan - Kep.Mariana, utara Taiwan,
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Palau dan Guam (Micronesia))
Foto by Fakhrizal Setiawan
Tipe pemakan:
Ikan kecil dan invertebrate bentik /
Carnivora
Ciri-ciri:
Panjang max 15 cm (TL), garis
lebih coklat di permukaan sirip
dada bagian dalam; mata relatif
besar; moncong yang relatif
pendek; punuk di punggung
kurang jelas terlihat.Tidak ada
bercak hitam hampir sama besar
dengan mata di permukaan
bagian dalam sirip dada. Tanda
segitiga hitam sempit di dalam
mulut di depan rahang atas gigi
belakang. Tulang hidung tunggal.
Duri dorsal dapat menyuntikkan
bias/racun yang bersumber dari
kelenjar di bawah duri dorsalnya.
225
Habitat:
Biasa dijumpai di daerah campu-
ran pasir dan rubble di rataan te-
rumbu dan laguna dangkal. Bi-
asanya mengubur diri dalam sub-
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh strat pasir atau berkamuflase di
Foto by Fakhrizal Setiawan rubble untuk menjebak mangsa.
Range kedalaman 1-75 m.
Distribusi:
Samudra Pasifik (Australia, Indo-
nesia, Filipina - Kep. Marquesan
dan Society, selatan Rowley
shoals, Tongan dan Micronesia)
227
Ciri-ciri:
Panjang max 30 cm (TL), coklat
kehijauan dengan 7-8 garis verti-
kal samar-samar di badan. Sirip
coklat dengan ujung di sirip dor-
sal, anal dan pojok caudal hitam
dengan ujung kebiruan.
Habitat:
Umumnya di daerah pesisir. Di
habitat rubble, karang yang agak
keruh. Sering terlihat soliter dan
berpasangan saat memijah.
Diandric protogenynous her-
maphrodite. Range kedalaman 1
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah - 64 m.
Foto by Fakhrizal Setiawan 230
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat: Kenya - sela-
tan Mozambique Aldabra,
Comoro, Madagascar, Laut An-
daman, Indonesia, Palau.
Tipe pemakan:
Carnivora (ikan , dan bentik krus-
tacea)
Habitat:
Umumnya mendiami laguna dan
karangterumbu ke arah laut
serta daerah keruh. Juga dite-
Lokasi foto: Lembeh, Sulut mukan di sekitar terumbu
karang dan di kolam pasang
Foto by Tasrif Kartawijaya
surut. Pertumbuhan sangat lam-
bat. 232
Distribusi:
Pasifik Barat: Selatan Jepang -
Palau, Guam, New Caledonia
dan selatan Queensland di Aus-
tralia. Timur Samudra Hindia:
Kep. Nicobar - Broome di barat
Australia.
Tipe pemakan:
Ikan kecil (Carnivora) dan krus-
tacea
Distribusi:
Indo-Pasifik: Laut Merah - Dur-
ban dan Kep. Line, termasuk
pulau-pulau di Samudra Hindia
dan barat-timur Pasifik
Tipe pemakan:
Carnivora (bentik krustacea dan
ikan)
Distribusi:
Indo-Pasifik: Pinda, Mozam-
bique (15°S) - French Polynesia
dan Kep. Pitcairn, Kep.Ryukyu -
GBR Australia.
Habitat: Habitat di daerah berbatu atau karang yang subur di laguna atau di lereng
karang. Biasa juga dijumpai di celah dan goa karang. Juvenil di daerah pasang surut.
Range kedalaman 2– 65 m.
Epinephelus fasciatus
Blacktip grouper
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 40 cm (TL), warna bervariasi dali putih krem hingga kecoklatan,
umumnya memiliki 5-6 garis agak gelap vertikal di badan. Warna lebih gelap di bagian
kepala namun kadang bergaris-garis. Terdapat spot hitam di sirip dorsal.
Habitat: Umumnya didaerah lereng karang dengan kedalaman lebih dari 15 m, juga
didaerah teluk yang tertutup dan laguna yang dangkal. Range kedalaman 4-160 m.
Distribusi:Indo-Pasifik: Laut Merah - Afrika Selatan hingga laut Arafura, Jepang, Ko-
rea, Selatan Queensland (Australia) dan P.Lord Howe.
Tipe pemakan: Zoobenthos(moluska, echinodermata, bentik krustacea) dan ikan.
237
Habitat:
Di daerah pantai dan laguna
juga lereng karang deimana
banyak celah dan goa
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah karang. Range kedlaman 5 -
Foto by Fakhrizal Setiawan 25 m.
238
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat: Afrika
Timur - Kep.Ryukyu, Kep.
Marshal, Fiji, New Caledonia,
dan utara Australia.
Tipe pemakan:
Carnivora ( ikan, dan bentik
krustacea )
Ciri-ciri:
Panjang max 40 cm (TL),
badan putih dengan polygon
coklat yang lebih rapat. Ka-
dang salah identifikasi den-
gan Epinephelus macrospilos
atau Epinephelus hexagona-
tus.
Habitat:
Didaerah karang yang agak
keruh, mulai dari laguna
hingga lereng karang. Range
kedalaman 1– 50 m.
Tipe pemakan:
Carnivora (ikan , cacing dan
bentik krustacea)
241
247
249
251
Habitat:
Didaerah dangkal yang terlindung dengan substrat pasir dan rubble, biasa juga di
daerah agak keruh, ovovipipar, pejantan membawa telur yang disimpan dalam kantung
di dekat ekor. Dewasa umumnya sendiri atau berpasangan. Range kedalaman 0-21 cm.
Distribusi:
Indo-Pasifik: Afrika Timur - Vanuatu dan Jepang.
Tipe pemakan:
Zoobenthos (bentik krustacea) dan zooplankton (larva dan telur ikan)
253
SYNODONTHIDAE
Lizardfishes, Ikan Tokek
254
257
Arothron nigropunctatus
Blackspotted puffer
Nama Umum: Buntal monyet
Ciri-ciri: Panjang max 33 cm
(TL), warna bervariasi namun
ciri utamanya mulut berwarna
hitam.
Habitat: Di daerah terumbu
karang. Dewasa sendiri atau
berpasangan. Kedalaman 3-25
m.
Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika
Timur - Micronesia dan Samoa,
Jepang - Australia. Digantikan
A. diadematus di Laut Merah.
Tipe pemakan: Zoobenthos
(bentik krustacea, moluska,
Lokasi foto: TN Komodo dan TN Bunaken
sponge, tunikata, cnidarians/
karang keras) dan bentik alga
Foto by Fakhrizal Setiawan
Lokasi foto: TN Komodo, NTT 258
Foto by Fakhrizal Setiawan
Arothron mappa
Map puffer
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 65 cm (TL), saat blom sampai usia dewasa badan di penuhi
dengan spot putih yang menyebar merata di badan dengan perut berwarna putih. Saat
dewasa spot itu memanjang membentuk alur tak beraturan dengan perut kekuningan.
ciri khasnya adalah alur garis hitam radial melingkari mata.
Habitat: Biasa dijumpai di daerah laguna dan terumbu karang tepi hingga lereng
karang. Dewasa bisanya di daerah drop off, soliter. Range kedalaman 4 - 30 m.
Distribusi: Indo - Pasifik: Afrika Timur - Afrika Selatan, Samoa, Kep. Ryukyu dan
Laut barat Jepang, selatan New Caledonia dan Queensland, Australia.
Ciri-ciri:
Panjang max 120 cm (TL),
badan abu-abu kusam dengan
diselimuti spot hitam kecil mer-
ata di badan. Terdapat pola hi-
tam di sekitar sirip pectoral. Ju-
venil memiliki garis-garis gelap
di perut yang menjadi spot saat
dewasa.
Habitat:
Didaerah laguna dan lereng
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah karang yang jernih. Juvenile bi-
asa di daerah pantai berpasir
Foto by Fakhrizal Setiawan
dan karang dangkal di daerah
259 agak keruh dan estuaria. Ka-
dang bersembunyi di goa-goa
karang. Range kedalaman 3 -
58 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik: Laut Merah dan
Afrika Timur - Kep. Tuamoto,
Jepang, selatan P. Lord Howe,.
Atlantik tenggara: pantai selatan
Afrika Selatan.
Canthigaster papua
Papuan toby
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 10 cm (TL),
coklat kemerahan, spot menyebar
dibadan dan spot hitam disirip dor-
sal. (ini yg membedakan dengan
C.compressa)
Habitat: Di daerah pantai - batas
karang luar mulai yang keruh hingga
jernih. Dewasa biasa berpasangan di
daerah lereng karang, juvenile bio-
asa di daerah dangkal. Range ke-
dalaman 1 - 50 m
Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Mal-
dives-PNG, Filipina-Palau, GBR dan
New Caledonia.
Tipe pemakan: Belum diketahui
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
263
ZANCLIDAE
Morish idol fish,
264
Deskripsi metode:
Melibatkan 2 pengamat berenang di sepanjang sabuk transek dan menghitung target
spesies invertebrate serta informasi khusus pada terumbu karang, seperti kesehatan
karang atau kerusakan fisik.
Personel lapangan:
2 pengamat (penyelam scuba atau snorkel;
1 pengemudi perahu / pengamat permukaan.
Personel di kantor:
Pengamat harus memasukkan data ke dalam spreadsheet Excel segera setelah menye-
lam . Hasil juga harus pengolahan diinterpretsikan dan dibuat laporannya.
Prosedur Umum:
Bentangkan roll meter sejajar kontur karang/ garis pantai sepanjang 100 m
Biasanya monitoring invertebrate berbarengan dengan monitoring karang
Setelah selesai memasang rollmeter, langsung mencatat invertebrate kunci sepan-
jang 4 x 20 m transek dengan jeda 5 m tiap transek (Jumlah dan jenisnya)
Informasi tambahan catat pula kesehatan karang dan adanya kerusakan karang aki-
bat invertebrate sepanjang 5 m transek sabuk (2,5 m kiri dan kanan). Masing-
masing pengamat survei setengah dari sabuk (2,5 m lebar);
2 pilihan untuk ketepatan lebar sabuk :
1. Pengamat membawa pipa panjang PVC 2,5 m ;
2. Berbaring trus ukur mulai dr ujung kepala hingga ujung fin sekitar 2 - 2,5 m
untuk memperkirakan lebar sabuk;
Keuntungan:
Biaya lebih minim, terutama bila menggunakan penyelam volunteer;
Pelatihan identifikasi dan meningkatkan kesadaran terhadap terumbu karang pada
saat yang sama;
267 Menyediakan informasi global secara cepat tentang kesehatan terumbu karang;
Pengulangan monitoring dapat dilakukan sebagai program monitoring oleh
masyarakat.
Keterbatasan:
Survei idealnya melakukan pengulangan sampai 3 kali per site dan sampai 4 kali
per tahun untuk data yang bkomprehensifuntuk melihat perbandingan lokal. Hal
ini akan menambah biaya.
CP: rcheck@ucla.edu
Referensi:
www.reefcheck.org / metode / instructions.asp
2. AIMS LTMP method
Deskripsi metode:
Ini adalah metode transek sabuk selebar 2 m dimana penyelam meneliti penyakit
karang , bekas pemangsaan, predator dan pemutihan karang.
Prosedur Umum:
Transek tetap
Survei ini mengikuti sensus ikan sepanjang transek 5 x 50 m (AIMS fish LTMP sen- 268
sus visual).
Sepasang pengamat video menyelam di transek dan berenang sepanjang transek
masing-masing mengcover sebuah sabuk 2 m untuk mortalitas karang, penyakit,
COTs dan Drupella. Foto-foto diambil untuk identifikasi penyakit lebih jelasnya.
Peralatan:
Rollmeter transek 50 m;
kamera digital dalam air jika memungkinkan
Personel lapangan:
1 Observer berpengalaman dengan metode ini ditambah seorang buddy (penyelam);
1 pengemudi perahu / pengamat menonton.
Personel di kantor:
Mengentri data, analisis, interpretasi dan pelaporan.
Keuntungan:
Cepat dan mudah melakukan penilaian makro-invertebrata dan indikator kese-
hatan karang;
Dapat dilakukan pada waktu yang sama dengan transek garis (LIT) sehingga buddy
tidak banyak
Keterbatasan:
Pengamat harus mampu mencari dengan cepat penyakit, drupela, COTs, dan mortali-
tas karang karena akan terganggu dengan penyelam lain yang mengambil data lain se-
cara besrsama-sama (AIMS LTMP video transek ).
CP:
Hugh Sweatman, h.sweatman @ aims.gov.au
Referensi:
Bass dan Miller (1998); www.aims.gov.au/pages/research/reef-monitoring/ltm/mon-
sop1/mon-sop1-11.html
269
3. Lincoln-Smith transect
Deskripsi metode:
Metode ini banyak digunakan di daerah pasifik untuk menentukan kelimpahan makro-
invertebrata yang dipanen untuk makanan.
Personel di lapangan:
2 pengamat terlatih (1 untuk meletakkan transek dan 1 untuk menghitung);
1 pengemudi perahu / pengamat permukaan menonton.
Personel di kantor:
270
Entri data, analisis, interpretasi dan pelaporan.
Prosedur Umum:
Bentangkantransek sepanjang 6 x 50 m di dua kedalaman, dangkal di area reef flat
sekitar 0,5—3,5 m dan dalam di daerah reef slope sekitar 15-22 m;
Merekam lebih baik sejajar arus sehingga survei lebih mudah untuk dilakukan.
Keterbatasan:
Penyelam yang berpengalaman harus dilibatkan karena pemasangan transek dalam.
Referensi:
Lincoln-Smith et al. (2001);
www.gbrmpa.gov.au/corp_site/info_services/publications/research_publications/
rp69/
271
4. MAQTRAC method
Program yang menggunakan metode ini:
Reef Check’s MAQTRAC program
Deskripsi metode:
Metode ini melibatkan dua orang pengamat berenang sepanjang transek sabuk dan
menghitung dan mengukur target spesies invertebrata serta mencatat dampaknya ter-
hadap terumbu karang, seperti kesehatan karang atau kerusakan fisik.
Personel di lapangan:
2 pengamat terlatih dalam metode ini, seorang pengamat dapat melakukan survei
karang (Reef Check PIT), sementara yang lainnya melakukan survei invertebrata;
1 pengemudi perahu / pengamat permukaan 272
Personel di kantor:
Mengentri data, analisis, interpretasi dan pelaporan.
Prosedur Umum:
Sebuah studi pendahuluan harus dilakukan untuk menentukan jumlah ulangan
diperlukan untuk presisi/ketepatan yang mencukupi
Survei yang dilakukan di sepanjang transek sabuk sama dengan transek MAQTRAC
ikan (5 m lebar);
Hitung semua spesies invertebrate target dan spesies karang;
Hitung estimasi panjang untuk semua jenis individu, ini mencakup pengukuran
bagian panjang terpanjang, biota yang memiliki bentuk simetris radial diukur tegak
lurus. Pengukuran tambahan harus dibuat untuk pengukuran koloni karang;
Catat estimasi secara kualitatif persentase koloni karang yang mati;
Identifikasi dan ukur bekas luka diagonal panjang terpanjang dari karang tersebut.
Beri kategori bekas luka dikarang dengan kriteria sebagai berikut:
1. '1 'untuk kategori bekas scars/luka baru di karang tanpa ada tanda pertumbuhan
baru;
2. '2 'untuk kategori bekas scars/luka yang telah ditutupi oleh alga dan / atau inverte-
brata Sessile;
3. '3 'untuk kategori bekas scars/luka sebelumnya diketahui sebagai bekas luka yang
hampir tertutup dan sulit untuk membedakan bekasnya dari sekitar.
Keuntungan:
Penilaian hasil yang didapat lebih detail dan terperinci untuk mengetahui dampak
perdagangan ikan hias jika ulangan untuk monitoring cukup.
Keterbatasan:
Banyak memakan waktu
Mungkin membutuhkan banyak replikasi bagi spesies langka atau komunitas yang
kompleks
Membutuhkan tingkat keahlian identifikasi yang mencukupi
CP:
rcheck@ucla.edu
Deskripsi metode:
Metode ini melibatkan dipakai awalnya untuk menghitung kelimpahan dan mengukur
panjang Diadema antillarum sepanjang transek sabuk namun metode ini dapat
digunakan untuk biota lainnya. Disarankan untuk survei ini dilakukan di lokasi yang
sama dengan survei komunitas bentik (karang,dll).
Personel di lapangan:
2 pengamat (penyelam)
1 pengemudi perahu / pengamat permukaan
Personel di kantor:
Entri data, analisis, interpretasi dan pelaporan.
Prosedur Umum:
Transek sabuk ini dilakukan bersamaan dengan survey AGRRA karang, alga dan
survei Diadema
Gunakan alat pengukur 1 m untuk skala, berenang dengan sapuan 1 m disepanjang
transek sabuk masing-masing 6 x 10 m . Catat bulu babi dalam 0,5 m di kedua sisi
sapuan.
Prosedur Umum:
Transek sabuk ini dilakukan bersama dengan metode CARICOMP coral community
274
Tandai the rod transek sehingga Anda dapat mengukur 50 cm kedua sisi dari garis
transek
Berenang kembali di sepanjang transek dan mencatat jumlah bulu babi Diadema
dan lainnya yang ditemui
Metode ini terdiri dari sebuah survei snorkeling diikuti dengan survei scuba.
a. Metode snorkel
Hitung jumlah bulu babi selama 2 x 15 menit survey snorkeling per luasan karang
Pisahkan bulu babi ke dalam 2 kelas ukuran: diameter <5 cm diameter (juvenil)
dan diameter > 5 cm (dewasa)
Catat mengenai kondisi spasial keheterogenan yang didapat dari habitat yang diob-
servasi.
b. Survey Scuba,Pilih 3 site
Bagi terumbu karang kedalam kelompok reef front dan reef slope, dan jika ada back
reef yang tumbuh berkembang dengan baik, bagi menjadi 3 interval kedalaman (0-
5 m, 50-10 m dan> 10 m)
Pada setiap kedalaman, tempatkan sedikitnya lima 10 x 2 m transek sabuk. Guna-
kan tabel nomor acak untuk memilih penempatan transek yang tepat;
Hitung jumlah bulu babi di setiap size kategori di sepanjang transek sabuk.
Keuntungan:
Mudah untuk melaksanakannya
Keterbatasan:
tabel nomor acak dapat menyulitkan untuk digunakan karena terumbu karang
memiliki bentuk tidak teratur (pelajari metode sampling fix 'permanen versus metode
sampel acak).
Hubungi:
AGRRA: Robert Ginsburg, agrra@rsmas.miami.edu
CARICOMP: Dulcie Linton, dmlinton@uwimona.edu.jm dan John Ogden, jog-
den@marine.usf.edu
Referensi:
AGRRA: http://www.coral.aoml.noaa.gov/agra/
CARICOMP: www.ccdc.org.jm / caricomp_main.html
275
6. COLLECTION OF DIADEMA
Instansi yang menggunakan metode ini:
Caribbean Coastal Marine Productivity Program (CARICOMP).
Deskripsi metode:
Metode ini dilakukan setelah snorkeling Diadema dan Scuba belt transect / transek
sabuk dimana melakukan pengumpulan dan pengukuran bulu babi di site yang sama di
mana rantai intercept transek selesai dilakukan.
Personel di kantor:
Mengentri data, analisis, interpretasi dan pelaporan
Prosedur Umum:
Mengikuti survei belt transect CARICOMP bulu babi
Kumpulkan minimum 200 bulu babi dari semua ukuran ditiap interval kedalaman
Gunakan penjepit, pilih individu bulu babi dari keranjang, tebalikkan bulu babi
tersebut sehingga bagian mulutnya terlihat kemudian ukur diameternya mengguna-
kan penggaris/ jangka sorong
Keuntungan:
Estimasi yang tepat untuk kelimpahan dan ukuran bulu babi (mengukur panjang bu-
lubabi hasilnya lebih akurat dibandingakan dengan estimasi)
Keterbatasan:
Memakan waktu
Dampak ekologis yang ditimbulkan dari mengumpulkan bulu babi 276
Beberapa kerusakan karang terjadi tidak dapat terhindarkan apalagi di cabang
karang.
Dampak ekologis mengumpulkan bulu babi tidak dapat dihindari
CP:
Dulcie Linton, dmlinton@uwimona.edu.jm dan John C. Ogden, jog-
den@marine.usf.edu
Referensi:
http://www.ccdc.org.jm/caricomp_main.html
ECHINOIDEA
277
Diadema setosum
(Diadematidae)
Long spined Urchin
Nama Umum: Bulu babi
Ciri-ciri: Badan hitam dengan duri panjang di bagian atas serta duri halus dan pendek
di bagian bawah tubuh.
Habitat: Di daerah terdapat banyak karang mati dan rubble
Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Laut Merah - Pulau-pulau di Pasifik Selatan dan
Jepang.
Pemakan: Alga bentik yang terdapat di karang mati dan rubble
Echinothrix calamaris
(Diadematidae)
Banded sea urchin
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang max 15 cm, meru-
pakan jenids yang memiliki
rentang warna terbanyak
dalam family Diadematidae.
Kebanyakan warna di Indo-
Pasifik adalah putih(duri)
dan coklat. Dimana duri ada
yang polos dan belang.
Habitat:
Di dearah perairan karang
dangkal dan Karang dengan
banyak rubble, range ke-
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
279 dalaman 1– 40 m.
Foto by Fakhrizal Setiawan
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat: Samudra
Hindia, Tahiti, Jepang - Pu-
lau-pulau di Selatan Pasifik.
Habitat:
Di daerah berpasir dan
rubble. Rumah bagi udang
comensal Allopontonia
Lokasi foto: TN Komodo, NTT iaini, Periclimenes cole-
280
Foto by Fakhrizal Setiawan mani and Leutzenia as-
thenosomae (commensal),
range kedalaman 0 - 45 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik barat: Laut
Merah - New Caledonia
dan Jepang.
Pemakan:
Zoobenthos (bentik inver-
tebrata) dan Alga bentik.
Echinometra mathaei
(Echinometridae)
Nama Umum: Bulu babi
Ciri-ciri:
Badan berwarna hitam dengan duri pendek di sekujur badan berwarna coklat dan ka-
dang di ujungnya berwarna putih.
Habitat:
Biasa ditemukan di sela daerah berbatu di area terumbu karang, membuat lobang dan
tinggal disana.
Distribusi:
Daerah tropis dan subtropis di Indo-Pasifik Barat.
ASTEROIDEA
Bintang Laut
Protoreaster nodosus
(Oreasteridae)
Horned sea star
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang max 30 cm, bintang
laut besar, tinggi dan memiliki 5
lengan pendek. Perubahan
warna dasar antara krem dan
oranye, dengan tuberkulum/
283 tanduk menonjol besar, biru, hi-
jau, hitam atau berwarna gelap.
Habitat:
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Biasa berada di daerah padang
Foto by Fakhrizal Setiawan lamun dan daerah rumput laut.
Kadang menjadi rumah gastro-
popda parasit Thyca astericola dan
juga udang comensal Periclimenes
soror. Range kdalaman 1 - 30 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat: dari Sey-
chelles - Australia dan Jepang.
284
Fromia indica
(Ophidiasteridae)
Indian sea star
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang diameter max 8
cm dan tangan max 3 cm . Bintang
laut kecil dengan 5 lengan, ditutupi
warna merah, dengan pola garis
hitam diantara spot-spotnya. Jenis
Formia dibedakan dari bentuk spot
di bagian atasnya.
Habitat:; Daerah terumbu karang ,
range kedalaman 0-44m.
Distribusi: Atlantik teenggara dan
Indo-Pasifik Barat: Afrika selatan -
Australia dan Jepang.
Tipe pemakan: Belum diketahui
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
Nardoa rosea
(Ophidiasteridae )
Rose sea star
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Large tubercles on non-
marginal parts of arms. Found in
shallow reef, rocky areas.
Habitat: Di daerah perairan karang
dangkal dan karang berbatu.
Distribusi:
285
Nardoa pauciforis
(Ophidiasteridae)
Pauciform Seastar
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang max 28 cm, species ini san-
gat mirip dengan the New Caledonian
Seastar (Nardoa novaecaledonia) dan
the Tuber Seastar (Nardoa tubercu-
lata).
Habitat:
Daerah perairan hangat di daerah
karang pasang surut dan laguna.
Range kedalaman 1-20m.
Distribusi:
Indo-Pasifik
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Tipe Pemakan:
Foto by Fakhrizal Setiawan Alga bentik
Acanthaster planci
(Acanthasteridae)
Crown of Thorn
Nama Umum: Bintang laut ber-
duri, bulu seribu( jawa), lipan laut
(sulawesi tengah)
Ciri-ciri:
Max length : 80.0 cm dengan 9-23
lengan. Warna bervariasi untuk
Samudra hindia umumnya merah
keunguan dan untuk Pasifik Barat
abu-abu merah dan agak oranye.
Badan atas ditutupi duri tajam
yang beracun. Predatornya: ker-
ang triton (Charonia tritonis), ikan
napoleon (Cheilinus undulatus), ikan
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng trigger (Balistoides viridescens). 1
Foto by Fakhrizal Setiawan ekor COT dapat mematikan karang 1
meter persegi karang/hari. 286
Habitat:
Daerah terumbu karang, mulai
dari laguna dangkal hingga lereng
karang. Range kedalaman 0 - 65
m
Distribusi:
Samudra Hindia umumnya ber-
warna keungaun hingga Sumatra
dan Pasifik barat abu-abu merah
oranye mulai dari indonesia ten-
gah kearah timur.
Tipe pemakan:
Zoobenthos(cnidarians/polyp
karang keras, brittle star/
echinoderms) dan tanaman ( ben-
tik alga dan fitoplankton (diatom
dan dinoflagelata)).
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Echinaster luzonicus
(Echinasteridae)
Orange sea star
Nama Umum: l
Ciri-ciri:S Diameter max 15 cm,
umumnya 5 lengan, mengkerucut den-
gan ujung tumpul. Warna bervariasi:
merah muda-kuning, oranye, merah
dan coklat.
Habitat: Di daerah terumbu karang
muali dari daerah intertidal hingga
lereng karang. Range kedalaman 0
- 73 m.
Distribusi: Indo-West Pacific.
Tipe Pemakan: Mikroinvertebrata
dan material organik
287
Linckia laevigata
(Ophidiasteridae)
Blue linckia / blue star
Nama Umum:
Ciri-ciri: Diameter 30 cm, umumnya
5 lengan yang membulat. Umumnya
biru namun ada, kuning, merah muda.
Dibedakan dari Linkia purpurea dan
Linkia guildingi dari warna dan bentuk
lebih pendek (lengan pendek dan ujung
membulat tumpul)
Habitat: Di daerah karang dangkal,
berbatu, karang mati dan rubble. Ka-
dang berasosiasi dengan udang Peri-
climenes soror (simbion) dan Thyca
crystallina (parasitic). Range kedala-
man 0 - 60 m.
Distribusi: Indo-Pacific.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Tipe pemakan: Detritus, bentik in-
Foto by Fakhrizal Setiawan vertebrata dan orgnaisme mati.
Choriaster granulates
(Oreasteridae)
Cushion star/granular sea star
Nama Umum: Bintang laut ban-
tal
Ciri-ciri: Diameter 25 cm, dengan 5
lenganpendek tebal mengerucut bu-
lat. Warna dasar pink, dengan
kelompok papilla ditengahnya.
Habitat: Di daerah terumbu karang
dari dangkal hingga lereng, daerah rub-
ble,. Berasosiasi dengan udang simbion
Periclimenes soror .dan ikan dari genus
Carapus dapat hidup dalam system
pencernan dan dapat keluar masuk dari
mulut. Range kedalaman 0-40 m.
Distribusi: Indo-Psifik Barat: Afrika
Timur-Fiji.
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Tipe Pemakan: polyp karang, de-
Foto by Fakhrizal Setiawan
tritus invertebrata kecil dan bangkai.
288
Echinaster callosus
(Echinasteridae)
warty starfish
Nama Umum: Bintang laut benjol
Ciri-ciri: Diameter 25 cm, dengan 5
lengan ujung membulat. Warna dasar
coklat denagn tuberkulum merah muda
atau putih. Dikenali dari tuberkulum
besar dalam baris transversal, dan
menyatu bersama-sama di ujung
lengan untuk membuat sebuah garis.
Habitat: Di daerah berpasir, rubble
dan karang.Range kedalaman 0 - 30
m
Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Af-
rika Timur - Jepang dan New Cale-
donia.
Lokasi foto: Kep. Kayoa, Maluku Utara Tipe Pemakan: Zoobenthos
Foto by Tasrif Kartawijaya (bentik invertebrata)
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan Foto by Fakhrizal Setiawan
Culcita novaeguineae
289 (Oreasteridae)
Cushion star
Nama Umum: Bintang laut bantal
Ciri-ciri: Diameter max 40 cm, bentuk
pentagonal dengan lengan pendek.
Warna sangat variasi:cokelat, merah,
kuning, hijau, dengan piring dan tu-
berkulum kontras dibandingkan
dasarnya.
Habitat: Didaerah laguna, karang
dangkal hingga lereng. Berasosiasi
dengan udang komensal Periclimenes
soror dan ikan komensal genus
Carapus yang hidup di system pencer-
naan dan dapat keluar masuk melalui
mulut Culcita. Range kedalaman 0-90
m.
Distribusi: Indo-Psifik Barat. .
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Tipe Pemakan: Zoobnethos
(cnidarians / polyp karang dan Bentik
Foto by Fakhrizal Setiawan
invertebrata)
TERIPANG
Sea cucumber/ Mentimun Laut
Holothuria edulis
(Holothuridae)
Pinkfish
Thelenota ananas
(Stichopodidae)
Prickly redfish
Nama Umum: Teripang
durian
Ciri-ciri: Panjang max 80 cm
(TL), berat 2,5 - 7 Kg. Kulit te-
bal 0,15 cm. Badan tegas,
kaku, bagian perut rata. Spi-
kula pada kulit berbentuk salib,
berduri bercabang.
Habitat: Daerah berpasir dan
rubble di ekosistem terumbu
karang, range kedalaman 0-30
m
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Distribusi: Indo-Pasifikc ex-
Foto by Fakhrizal Setiawan
Bohadschia sp.
(Holothuridae)
Nama Umum: Teripang
Ciri-ciri:
Panjang sekitar 30 cm, badan cok-
lat kekuningan, berbentuk agak
bulat mengkotak, spikul coklat ge-
lap.
Habitat:
Di daerah karang dan berbatu di
daerah rataan terumbu dan daerah
subtidal yang terkena gelom-
bang.saat di temukan pada kedala-
man 5 m.
Distribusi: Indo-Pasifik
Pearsonothuria graffei
(Holothuridae)
Blackspotted sea cucumber
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang max 45 cm (TL),berat 700-
1300g. Dinding badan tebal 0,4 cm.
Tubuh silindris, punggung meleng-
kung dan perut rata. Badan krem
coklat dan terdapat spot coklat ge-
lap dan titik kecil hitam dibadan
merata.
Habitat:
Daerah terumbu karang, berbatu.
Range kedalaman 0 - 25 m
Distribusi: Indo-Pasifik kecuali
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Teluk Persia dan Hawai.
Foto by Fakhrizal Setiawan
Stichopus chloronotus
(Stichopodidae)
Greenfish
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 35 cm (TL),
bobot hidup: 100-400 g. Dinding
badan tebal 0,2 cm. Badan hitam
kehijauan, kaku dengan bagian
persegi empat, rata bagian perut
(trivium); dinding tubuh mudah han-
cur air laut di luar. Terdapat banyak
kulit menonjol mirip duri namun lem-
but dengan ujung oranye.
Habitat: Daerah terumbu karang
yang datar dengan substrat keras.
Range kedalaman 0 - 15 m.
Distribusi: Indo-Pasifik kecuali
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Teluk Persia dan Hawai.
Foto by Fakhrizal Setiawan Tipe pemakan: Umumnya tana-
man dan detritus
292
Holothuria atra
(Holothuridae)
lollyfish
Nama Umum: Teripang pasir
Ciri-ciri:
Panjang max 60 cm (TL), berat
200-1000g, dinding badan 0,4 cm.
Badan hitam silindris, memanjang
dan kulit ditutupi pasir.
Habitat:
Daerah dasar berpasir di padang
lamun dan terumbu karang, range
0 - 30 m
Distribusi:
Indo-Pasifik barat.
Tipe pemakan:
Tanaman (fotoplankton dan
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Halimeda sp.)
Foto by Fakhrizal Setiawan
Pseudocholchirus violaceus
(Cucumaridae)
Sea apple cucumber
Nama Umum: Apel laut
Ciri-ciri:
Badan bersegi namunmembulat
oval. Warna bervariasi merah ,
biru, kuning serta percampuran
ketiganya. Mulut bertentakel yang
berfungsi menangkap makanan.
Dapat mengeluarkan racun dalam
keadaan stres dan mati.
Habitat:
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Daerah terumbu karang yang
Foto by Fakhrizal Setiawan kaya plankton.
Distribusi:
293 Indonesia, Filipina, Australia,dll
Tipe pemakan:
Filter feeder (fitoplankton)
294
Pentacta quadrangularis
(Cucumaridae)
Pink sea cucumber
Nama Umum: Teripang merah
Ciri-ciri:
Panjang 17 cm, Badan pink kemerahan
dengan mulut bertentakel panjang yang
berfungsi menangkap makanan.
Habitat:
Daerah yang kaya plankton dan semi
terlindung dari arus dan gelombang.
Saat ditemukan kedlaman max 15 m.
Distribusi:
Indo-pasifik
Tipe pemakan:
Filter feeder
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
Stichopus variegatus
(Stichopodidae)
Curryfish
Nama Umum: Teripang gama
Ciri-ciri: Panjang max 90 cm (TL),
berat 1-2,5 Kg, dinding badan tebal
0,8 cm. Badan berwarna kuning
kecoklatan dengan banyak lekuk
tubuh.Terdapat bintik hitam terdapat
simbion ikan yang hidup di dalam
rongga pencernaan.
Habitat: Di daerah berpasir dan
rubble berpasir. Range 0-25 m.
Distribusi: Indo-Pacific kecuali
Hawai
Tipe pemakan: Detritus /Grazes
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
partikel organik
Foto by Fakhrizal Setiawan
295
Neothyonidium magnum
(Phyllophoridae )
Large Burrowing Sea Cucumber
Ciri-ciri:
Tentakel panjang bercabang seperti
ranting pohon yang berfungsi
menangkap makanan. Warna hitam
teransparan dan badan sebagian
terpendam di substrat.
Habitat:
Didaerah berpasir dan rubble
Distribusi:
Indonesia (Sulawesi, NTT) daerah
lain belum ada informasi.
Tipe pemakan:
Plankton (filter feeder)
Chromodoris magnifica
(Chromodorididae)
Nama Umum: Kelinci laut
Ciri-ciri:
Bentuk dan warna yang sangat
cerah di daerah karang. Meru-
pakan hewan yang menjadi fa-
vorit fotografer. Panjang 6 cm,
dengan garis hitam dan putih
serta di kelilingi mantel oranye,
insang oranye. Sangat miip den-
gan Chromodoris africana dan C. 296
quadricolor, keduanya dari Samudra
Hindia.
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan Habitat:
Daerah terumbu karang hingga
lereng karang.
Distribusi:
Western Central Pacific.
Tipe Pemakan:
Zoobenthos (spons).
Ciri-ciri:
Panjang max 2 cm (TL), mirip
dengan C.magnifica hanya per-
bedaannya warna biru di pung-
gung atasnya.
Habitat:
Daerah terumbu karang di la-
guna hingga lereng karang,
range kedalaman 15 - 30 m
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat: Malaysia -
Kep. Marshall.
Hypselodoris whitei
(Chromodorididae )
Chromodoris lochi
(Chromodorididae )
Loch's magnificent slug
Ciri-ciri:
Panjang max 3 cm (TL), warna
dasar putih dengan garis biru
tua di mantel dan di dasar
badan. Antena dan insang
putih.
Habitat:
Habitat terumbu karang dan
substrat pasir.
Distribusi:
Indo-Pasifik: Timur Afrika, In-
donesia - Fiji dan Tonga.
Lokasi foto: Lembeh, Sulut Tipe pemakan:
Zoobenthos (Spons dan tuni-
Foto by Tasrif Kartawijaya
kata)
Hypselodoris kanga
(Chromodorididae )
Ciri-ciri:
Panjang max 4 cm (TL), warna
kebiru-biruan, pendek garis biru
gelap dengan spot kuning atau
oranye. Salah satu karakter ek-
sternal yang paling menonjol
adalah insang segitiga, bermata
biru dengan serangkaian titik
kuning sampai wajah luar.
Habitat:
Daerah terumbu karang berpasir.
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat: afrika Selatan
–Oman, India-hongkong dan In-
donesia.
Tipe pemakan:
Lokasi foto: Lembeh, Sulut
Zoobenthos(spons dari genus
Foto by Tasrif Kartawijaya
299
Tambja morosa
(Polyceridae)
Gloomy nudibranch
Ciri-ciri:
Panjang max 7 cm (TL), warna
hijau gelap dengan batas mantel
biru. Ujung insang juga berwarna
biru.
Habitat:
Subtidal, biasa di daerah dekat
dasar di lereng karang. Range
kedalaman 1-4 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik: Timur Afrika, Indone-
sia, Filipina - Hawaii.
Ciri-ciri:
Panjang max 9 cm, Badan hitam
dengan pola menonjol berbentuk
segitiga tak beraturan,
Habitat:
Daerah terumbu karang dangkal
dan rubble. Range kedalaman 1-
15m.
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat
Tipe pemakan:
Zoobenthos (spons)
300
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
Phyllidia varicosa
(Phyllidiidae)
Nama Umum: Kelinci laut
Ciri-ciri:
Panjang max 7 cm (TL), warna
dasar hitam, dengan pola kasar
seperti bagian menonjol berwarna
abuabu dengan ujung kuning
membentuk pola alur.
Habitat:
Daerah terumbu karang dangkal.
Pergerakan sangat lambat. Range
kedalaman 10-20 m.
Distribusi:
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Indo-Pasifik
Foto by Fakhrizal Setiawan
Gymnodoris aurata
(Gymnodorididae)
Ciri-ciri:
Panjang max 10 cm (TL), badan
merah oranye menyala dengan
spot kuning di badan. Insang ber-
warna kuning namun ada juga yang
merah.
Habitat:
Di daerah karang dangkal dan aktif
dimalam hari.
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat: Filipina, Indone-
sia dan Fiji
Tipe pemakan:
Predator nudibranchia lain (tritonid
Lokasi foto: TN Komodo, NTT nudibranchia)
Foto by Fakhrizal Setiawan
301
Pteraeolidia ianthina
(Facelinidae )
Blue Dragon nudibranch
Ciri-ciri: Panjang max 15 cm (TL),
jenis ini telah mengembangkan sim-
bion mutualistik zooxanthellae dalam
badannya. Zooxanthellae berkembang
terlindung dan ketika mereka
mengkonversi energi matahari menjadi
gula dapat digunakan oleh nudibran-
chia tersebut. Juvenile berwarna putih
dan zooxanthellae blom dimanfaatkan
sebagai penghasil energy sendiri.
Habitat: Terumbu karang kaya hy-
droid.
Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika timur,
Laut arab - Australia, Jepang, Hawaii,
New South Wales dan Indonesia.
Tipe pemakan: Zoobenthos
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
(hydroid) dan gula dari Zooxanthellae.
Foto by Fakhrizal Setiawan
SPONS
Sponge/Porifera
Xestospongia testudinaria
(Petrosiidae)
Barrel sponge
Nama Umum: Spons gentong
Ciri-ciri: Sangat mirip dengan X. muta dari
Karibia baik morfologi, spikula, dll yang dibe-
dakan dari zat kimia yang terkandung di-
dalamnya.
Habitat: Umumnya di daerah terumbu
karang yang agak dalam.
Distribusi: Indo-Pasifik Barat. 302
Tipe pemakan: Filter feeder
Aaptos sp.
(Suberitidae)
Nama Umum: Spons kunyit
Ciri-ciri: Warna untuk di daerah terpapar
matahari coklat gelap sedangkan di daerah
goa berwarna kuning cerah. Makanan penyu
Eretmochelys imbricata.
Habitat: Di daerah perairan karang dangkal
dan laguna.
Distribusi: Perairan trumbu karang
Tipe pemakan: Filter feeder
Ciri-ciri:
Bentuk memanjang mirip trompet, berwarna
abu-abu, spikul agak keras, permukaan kasar
seperti berduri, koloni membentuk tabung
memanjang berkelompok.
Habitat:
Perairan karang dan umumnya di jumpai di
lereng karang yang tenang dan agak keruh.
Distribusi:
Western Central Pasifik: Perairan Indonesia
Tipe pemakan: Filter feeder
Cribrochalina olemda
(Niphatidae)
Ciri-ciri:
Bentuk memanjang membentuk koloni,
warna abu-abu, spikul tidak menonjol se-
hingga permukaan luar lebih halus.
Habitat:
Perairan karang dan biasanya dijumpai di
lereng karang dan
Distribusi:
Western Central Pacific: Indonesia.
Tipe pemakan: Filter feeder
304
Ciri-ciri:
Berkoloni dengan tiap individu ben-
tuknya seperti kapsul dengan badan
berpori halus dan lembut. Berwarna
ungu.
Habitat:
Daerah terumbu karang
Distribusi:
Perairan Indonesia
Tipe pemakan:
Filter feeder
305
Theonella sp.
(Theonellidae)
Ciri-ciri:
Badan membentuk kapsul, berwarna
coklat kekuningan. Dilaporkan mengand-
ung senyawa bioaktif.
Habitat:
Perairan trumbu karang dimana banyak
partikel yang terbawa arus.
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat
Tipe pemakan:
Filter feeder
Ciri-ciri:
Warana coklat kemerahan dan sedikit
keunguan, pori-pori sedikit namun
cukup besar.
Habitat:
Perairan terumbu karang dengan
kondisi yang jernih.
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat
Tipe pemakan:
Filter feeder
Astroclera sp.
(Astroscleridae )
Ciri-ciri:
Warna ungu kecoklatan,mengkerak
menempel pada substrat. Permukaan
berpori mudah terlihat dan memben-
tuk pola di permukaannya.
Habitat:
Perairan terumbu karang, menempel
di substrat keras, kadang di dalam
goa-goa karang.
Distribusi:
Western Central Pacific: Indonesia.
Tipe pemakan: Filter feeder
Ciri-ciri:
Warna krem kecoklatan, dengan permu-
kaan kasar banyak benjolan dengan pori-
pori menyebar di permukaan.
Habitat:
Perairan terumbu karang, menempel
pada substrat keras.
Distribusi:
Perairan Komodo, NTT
307
Clathria sp.
(Myxillidae)
Ciri-ciri:
Warna merah bata, dengan pori-pori kecil
diseluruh permukaan. Corong besar
ditengahnya.
Habitat:
Daerah Terumbu karang yang jernih de-
nagn banyak intensitas matahari.
Distribusi:
Perairan Indonesia
Tipe pemakan:
Filter feeder
Ciri-ciri:
Warna krem dengan permukaan
kasar menonjol karena spikulnya.
Habitat:
Perairan terumbu karang, umum-
nya agak dalam. Range kedalaman
8-60 m.
Distribusi:
Western Central Pacific: Indonesia.
Tipe pemakan:
Filter feeder
Dysidea granulose
(Dysideidae )
Ciri-ciri:
Warna keabu-abuan, memanjang
membentuk rangkaian tersambung.
Pori-pori tersebar di ujung permu-
kaan.
Habitat:
Perairan terumbu karang dangkal,
bias berdekatan dengan karang
jenis tabulate.
Distribusi:
Western Central Pacific: Indonesia.
Tipe pemakan:
Filter feeder
Tridacna squamosa
(Tridacnaeidae)
Fluted giant clam
Nama Umum: Kima
Ciri-ciri:
Panjang max: 40.0 cm (diameter
cangkang),
Habitat:
Perairan terumbu karang, ting-
gal di dasar menetap, range ke-
dalaman 3 –35 m.
Distribusi: Indo-Pasifik.
309
Tridacna maxima
(Tridacnaeidae)
Elongate giant clam
Nama Umum: Kima
Ciri-ciri:
Panjang saat ditemukan 35 cm
(diameter cangkang)
Habitat:
Menetap di substrat dasar dan
biasa di temukan di daerah in-
tertidal di area terumbu karang.
Range kedalaman 0-35 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan
Hyotissa hyotis
(Gryphaeidae )
Honeycomb oyster
Ciri-ciri:
Panjang max aperture 30 cm, aper-
ture berbentik zigzag.
Habitat:
Daerah terumbu karang dengan
substrat keras untuk menem-
pel,range kedalaman 0 - 50 m
Distribusi:
Indo-Pasifik: Afrika Timur - Polyne-
sia, Jepang - Australia.
Tipe pemakan:
Penyaring plankton
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan
310
Pinctada margaritifera
Pacific pearl-oyster
Nama Umum: Kerang mutiara
Ciri-ciri:
Gastropoda yang tidak biasa, le-
bih terlihat seperti nudibranchia
dan memiliki cangkang internal.
Habitat:
Rubble di daerah terumbu
karang.
Distribusi:
Indo-PAsifik Barat: Indonesia,
Mauritius dan Reunion.
311
Cypraea tigris
(Cypraeidae)
Tiger cowrie
Nama Umum: Kerang bintik
Ciri-ciri:
Panjang max : 16.0 cm (diameter bu-
kaan cangkang), bnayak terdapat
spot hitam di cangkang dan sangat
mudah dikenali dari ciri fisiknya.
Habitat:
Berasosiasi di daerah terumbu
karang, umumnya terlihat diperairan
dangkal, range kedalaman 0 - 30 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik.
Ciri-ciri:
Badan banyak terdapat tonjolan
dengan warna oranye, panjang seki-
tar 8-10 cm.
Habitat:
Perairan terumbu karang dan di
dasar karang.
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat.
312
Lambis scorpius
(Strombidae)
Scorpio spider conch
Ciri-ciri:
Panjang max 20 cm (TL), Ujung cang-
kang berduri tumpul dan panajng.
Habitat:
Di daerah terumbu karang, biasa di te-
mukan di bawah / disekitar karang mati
dan di daerah subtidal. Range kedala-
man 0 - 5 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik: Barat Indonesia hingga
baratPolynesia; utara-selatan Jepang,
selatan - utara Queensland dan New
Caledonia.
Ciri-ciri:
Badan mengkilat dengan pola warna
yang indah hijau berulrir berselang
coklat kemerahan. Operculum (tutup
cangkang) tebal mirip dengan mata
kucing.
Habitat:
Perairan terumbu karang dan di
dasar karang.
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat.
313
Pedum spondyloidum
(Pectinidae)
Coral clam
Ciri-ciri:
Badan mengkilat dengan pola warna
yang indah hijau berulrir berselang
coklat kemerahan. Operculum (tutup
cangkang) tebal mirip dengan mata
kucing.
Habitat:
Perairan terumbu karang dan bi-
asanya berada di sela-sela karang
mengebor.
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat.
Lokasi foto: Lembeh, Sulut
Foto by Tasrif kartawijaya
GORGONIAN
Kipas Laut / Sea fan
Subergorgia mollis
(Subergorgiidae)
Gorgonian fan
Nama Umum: Akar bahar
Ciri-ciri:
Warna umumnya krem dengan bentuk ki-
pas lebar sekitar 250 cm. Tulang yang men-
yerupai daun tebal ditengahnya.
Habitat:
Berasosiasi diperairan terumbu karang
agak dalam, range kedalaman 3 - 8 m. 314
Distribusi: Western Central Pacific
Astrogorgia sp.
(Plexauridae)
Ciri-ciri:
Warna umumnya merah dengan
pola yang rapat namun tersusun
rapi.
Habitat:
Perairan terumbu karang di
daerah lereng karang yang agak
dalam.
Distribusi: Indo-Pasifik Barat
Ciri-ciri:
Warna umumnya krem kekunin-
gan, dangan bentuk yang lebih tak
beraturan.
Habitat:
Berasosiasi dengan terumbu
karang dalam. Biasa di daerah
dorp off dengan substrat berbatu.
Distribusi:
Indo-Pasifik barat
315
Melithaea sp.
(Melithaeidae)
Nama Umum: Kipas Laut
Ciri-ciri:
Bentuk seperti tulang daun, umum-
nya berwarna oranye kemerahan.
Memiliki bagian yang keras. Sering
di jadikan souvenir dan cendramata
serta perdagangan akuarium.
Habitat:
Di daerah turumbu karang di tubir
dan lereng karang serta di karang
terjal. Kadang berada di daerah
substrat berbatu. Range kedalaman
3 - 8 m.
Distribusi:
Western Central Pacific.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan 316
Foto by Fakhrizal Setiawan
Panulirus versicolor
(Palinuridae)
Painted spiny lobster
Nama Umum: Lobster mutiara
Ciri-ciri: Panjang max 40 cm
(TL), pangkal antenna pink dengan
bdan hijau gelap dengan strip
putih. Kepala berduri hitam.
Habitat: Di daerah sublitoral
(karang, daerah pecah gelombang)
bersembunyi di celah dan goa
karang dan batu. Nocturnal, range
kedalaman 1-15 m.
317 Distribusi: Indo-Pasifik.
Odontodactylus scyllarus
Reef odontodactylid mantis
shrimp
Nama Umum: Udang pletek /
udang mantis
Ciri-ciri: Panjang max 17 cm
(TL), jenis stomatopoda yang pal-
ing cemerlang dengan uropods
biru dan setae merah.
Habitat: Hidup di celah dan
lubang di dekat terumbu karang
dangkal dan rubble area. Aktif
siang, range kedalaman 2-36 m.
Distribusi: Indo-Pasifik Barat.
Tipe pemakan: Zoobenthos
Lokasi foto: TN Komodo, NTT (bentik krustacea)
Foto by Fakhrizal Setiawan
Periclimenes holthuisi
(Palaemonidae)
Anemone shrimp
Ciri-ciri:
Badan transparan dengan spot
biru putih di ujung capit, badan
dan ekor. Panjang rata-rata seki-
tar 3 cm (TL).
Habitat:
Bersimbiosis dengan anemone
dan tinggal di Anemone.
Distribusi:
Indo-Pasifik
318
Lokasi foto: Lembeh, Sulut
Foto by Tasrif Kartawijaya
Periclimenes imperator
(Palaemonidae)
Emperor shrimp
Ciri-ciri:
Panjang rata-rata 3 cm (TL),
badan merah dengan pola putih di
kepala, badan dan ekor.
Habitat:
Bersimbion dengan teripang.
Ciri-ciri:
Badan putih dengan bintik hitam halus menyebar merata di punggung, pangkal kaki
dan capit serta ujung capit besarnya..
Habitat:
Tinggal menetap di tentakel anemone.
Distribusi:
Samudra Hindia dan Indo-Pasifik Barat.
ASCIDIAN
Atriolum robustum
(Didemnidae)
Ascidians
Ciri-ciri:
Badan putih dengan bintik hitam halus menye-
bar merata di badan. Lubang atas berwarna
hijau.
Habitat:
Tinggal menetap di substrat dasa, range ke-
dalaman 7 - 20 m.
Distribusi: 320
Indo-Pasifik Barat.
Polycarpa aurata
(Styelidae)
Ciri-ciri:
Warna dasar putih dengan perpaduan kuning
dengan bercak ungu. Mengeras apabila tersen-
tuh.
Habitat:
Tinggal menetap di substrat dasar, range ke-
dalaman 3 - 20 m.
Distribusi: Indo-Pasifik Barat.
Ciri-ciri:
Bentuk koloni seperti kantung bu-
lat dengan warna hitam ,coklat
kehijauan dengan ujung kuning.
Habitat:
Tinggal menetap di substrat
dasar, range kedalaman 7 - 13 m.
Distribusi: Indo-Pasifik.
Clavelina robusta
(Clavelinidae)
Ciri-ciri:
Koloni tidak besar dengan warna
dasar hitam transparan dengan
ujung kuning.
Habitat:
Tinggal menetap di substrat
dasar, range kedalaman 3 - 30 m.
Cerianthus filiformis
(Cerianthidae)
Tube anemone
Nama umum: Anemon
tabung
Ciri-ciri:
Soliter, jenis ini berwarna
oranye dan ada pula yang
putih transparan, badan
memiliki bentuk seperti tabung
silinder yang terkubur dalam
substrat.
322
Habitat:
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Dearah berpasir, rubble den-
gan banyak sedimentasi.
Foto by Fakhrizal Setiawan
Distribusi:
Indo-West Pasifik
Ciri-ciri:
Warna dasar abu-abu denagn
tentakel tebal yang berpola se-
hingga seperti bercabang.
Habitat:
Tinggal menetap di substrat
dasar berpasir atau rubble, ke-
dalaman saat di foto 8 m.
Distribusi:
Western Central Pacific: Great
Barrier Reef dan Indonesia
323
Cirrhipathes sp.
(Antipathidae)
Spiral coral
Ciri-ciri:
Perbedaan warna polyp merep-
resentasikan perbedaan species
serta ukuran diameter.
Habitat:
Perairan terumbu karang agak
dalam. Umumnya didaerah drop
off serta di lereng karang dalam.
Distribusi:
Indo-Pasifik.
Sephia latimanus
(Sepiidae)
Broadclub cuttlefish
Nama Umum: Sotong
Gajah
Ciri-ciri: Panjang max: 120
cm, dapat berubah wrna
dalam keadaan terancam
serta dapat mengeluarkan
tinta.
Habitat: Indo-Pasifik Barat:
Afrika Timur - Kep. Hawaii.
Distribusi: Tropical; 33°N -
31°S, 31°E - 152°W . 324
Sephia apama
(Sepiidae)
Australian Giant cuttlefish
Nama Umum: Sotong
325
326
Spirobranchus giganteus
(Serpulidae)
Nama Umum: Cacing tabung
Ciri-ciri:
Panjang max: 20.0 cm DL, warna sangat bervariasi, apabila tersentuh akan sangat re-
sponsive menutup diri.
Habitat:
Biasanya tinggal mengebor di karang massive, saat larva hidup sebagai plankton se-
lama 9-12 hari.
Distribusi: Atlantic, Indo-Pasifik, Mediterannean dan Karibia.
KARANG LUNAK
Soft corals
Dendronephthya sp.
(Nephtheidae)
Nama Umum: Karang Lunak
Ciri-ciri:
Polip dalam kelompok-
kelompok dari berbagai cabang
distal koloni yang lebat. Tidak
mengandung alga simbion
zooxanthellae.
Habitat:
Beberapa jenis tumbuh
327 terekspos bebas dan banyak
juga yang di dalam gua dan
daerah terlindung.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan Distribusi:
Indo-Pasifik barat, Laut Merah,
Afrika Timur-Jepang, Filipina,
Polynesia, Indonesia.
Tipe pemakan:
Tidak mengandung alga
zooxanthellae simbiotik. Oleh
karena itu, makanan berasal
dari mikro-plankton dan bahan
organic terlarut.
Oxycomanthus bennetti
(Comasteridae)
Nama Umum: Lily laut
Ciri-ciri:
Ini merupakan jenis crinoids yang
paling umum. Memiliki beberapa
variasi warna.
Habitat:
Biasa bergantung pada karang, batu
atau gorgonian. Menyukai daerah
terumbu karang yang berarus.
Distribusi:
329 Timur Samudra Hindia– Kep. Mar-
shall.
Himerometra robustipinna
(Himerometridae)
Nama Umum: Lily laut
Ciri-ciri:
Warna merah menyala dengan bagian
lebih tengah lebih putih.
Habitat:
Biasa ditemukan di tubir karang baik
disiang maupun malam hari.
Distribusi:
Perairan Indonesia, Kep. Marshall, Sri
Lanka, Australia dan Filipina.
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
Hydrozoa
Jelatang Laut
Plumularia sp.
(Plumaridae)
Nama Umum: Jelatang laut
Ciri-ciri:
Umumnya berwarna putih atau abu-abu
namun ini oranye yang cerah. Memiliki
sel penyengat apabila tersentuh.
Habitat:
Biasa ditemukan di aderah etrumbu
karang yang jernih an terlindung.
Distribusi:
Indo-Pasifik
330
Sertularia sp.
(Sertulariidae)
Nama Umum: Jelatang Laut
Ciri-ciri:
Warna umumnya abu-abu dan
putih. Memiliki cabang yang
lebih banyak. Mengandung sel
penyengat.
Habitat:
Perairan terumbu karang yang
tenang dan kadang tersem-
bunyi di bawah karang.
Distribusi:
Indo-Pasifik
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
331
Daftar Pustaka
Allen, G.R. and R. Steene. 1999. Indo Pacific Coral Reef Field Guide. Tropical Reef Research.
Singapore.
Bass, DK and IR Miller (1998). Crown-of-Thorns Starfish and Coral Surveys Using the Manta
Tow and Scuba SearchTechniques. Long-term Monitoring of the Great Barrier Reef.
Standard Operations Procedure Number 1,www.aims.gov.au/pages/research/reef-
monitoring/methods.html.
Bohnsack, JA and SP Bannerot (1986). A Stationary Visual Census Technique for Quantitatively
Assessing Community Structure of Coral Reef Fishes. NOAA Technical Report NMFS
41: 1-15.
Brock, RE (1982). A Critique of the Visual Census Method for Assessing Coral Reef Fish Popula-
tions. Bulletin of Marine Science 18: 297-276.
Brock, VE (1954). A Preliminary Report on a Method of Estimating Reef Fish Populations. Jour-
nal of Wildlife Management 18: 297-308.
Brown, E, E Cox, BN Tissot, K Rodgers, W Smith, P Jokiel and S Coles (2000). Evaluation of
Benthic SamplingMethods Considered for the Coral Reef Assessment and Monitoring
Program (CRAMP) in Hawai’i, http://cramp.wcc.hawaii.edu/overview/3._methods.
Carleton, JH and TJ Done (1995). Quantitative Video Sampling of Coal Reef Benthos: Large
Scale Application. CoralnReefs 14; 35-46.
Choat, JH and DR Bellwood (1985). Interactions Amongst Herbivorous Fishes on a Coral Reef:
Influence of Spatial Variation. Marine Biology 89: 221-234.
Colin, P.L., and C. Arneson. 1995. Tropical Pacific Invertebrate, A Field Guide to Marine Inver-
tebrates Occurring on Tropical Pacific Coral Reefs, Seagrass Beds and Mangroves.
Coral Reef Press, Beverly Hills, C.A., USA
Colin, PL, YJ Sadovy and ML Domeier (2003). Manual for the Study and Conservation of Reef
Fish Spawning Aggregations, Society for the Conservation of Reef Fish Aggregations
Special Publication No. 1 (Version 1.0).
Crosby, MP and ES Reese (1996). A Manual for Monitoring Coral Reefs with Indicator Species:
Butterflyfishes as Indicators of Change on Indo-Pacific Reefs. Silver Spring, MD, Of-
fice of Ocean and Coastal ResourceManagement, National Oceanic and Atmospheric
Administration: pp. 45.
Domeier, ML, PL Colin, TJ Donaldson, WD Heyman, JS Pet, M Russell, Y Sadavoy, MA
Samoilys, A Smith, BM Yeeting and S Smith (2002). Transforming Coral Reef Conser-
vation: Reef Fish Spawning AggregationsComponent. Working Group Report: pp. 85.
Donnelly, R, D Neville and PJ Mous, Eds. (2003). Report on a Rapid Ecological Assessment of
the Raja Ampat Islands, Papua, Eastern Indonesia, held October 30 - November 22,
2002, The Nature Conservancy Southeast Asia Center for Marine Protected Areas, Sa-
nur, Bali Indonesia: pp. 249, www.komodonationalpark.org
Downing, JA and MR Anderson (1985). Estimating the Standing Biomass of Aquatic Macro-
phytes. Canadian Journal of Fisheries and Aquatic Science 42: 1860-1869.
English, S, C Wilkinson and V Baker (1997). Survey Manual for Tropical Marine Resources.
Townsville, Australia, Australian Institute of Marine Science, Townsville Australia: pp.
378
Green, AL (1996a). Spatial, Temporal and Ontogenetic Patterns of Habitat Use by Coral Reef
Fishes (Family Labridae). Marine Ecology Progress Series 133: 1-11.
Halford, AR and AA Thompson (1994). Visual Census Surveys of Reef Fish. Standard Opera-
tional Procedure Number 3. Long-term Monitoring of the Great Barrier Reef. Towns-
ville, Australian Institute of Marine Science. Townsville Australia: pp 22, http://
www.aims.gov.au/pages/research/reef-monitoring/ltm/mon-sop3/fishsop.pdf
Hill and Wilkinson (2004). Methods for Ecological Monitoring of Coral Reef. Townsville, Aus-
tralia, Australian Institute of Marine Science, Townsville Australia: pp. 63-94
Hodgson, G (2003). Reef Check Instruction Manual, Reef Check Foundation, http://
www.reefcheck.org/infocenter/publications.asp
Jones, RS and MJ Thompson (1978). Comparison of Florida Reef Fish Assemblages Using a
Rapid Visual Technique.Bulletin of Marine Science 28: 159-172.
Kimmel, JJ (1985). A New Species-Time Method for Visual Assessment of Fishes and Its Com-
parison withEstablished Methods. Environmental Biology of Fishes 12: pp. 23-32.
Lincoln-Smith, MP, J Bell, P Ramohia and KA Pitt (2001). Testing the Use of Marine Protected
Areas to Restore and Manage Tropical Multispecies Invertebrate Fisheries at the Ar-
navon Islands, Solomon Islands: Termination Report. Great Barrier Reef Marine Park
Authority Research Publication No. 69; ACIAR Project No. FIS/1994/117; ICLARMN
Contribution No. 1609: pp. 72.
Maragos, J and D Gulko (2002). Coral Reef Ecosystems of the Northwestern Hawaiian Islands:
Interim ResultsEmphasizing the 2000 Surveys. U.S. Fish and Wildlife Service and the
Hawai’i Department of Land andNatural Resources. Honolulu, Hawai’i.
www.hawaii.edu/ssri/hcri/files/nwhi_report_1of4.pdf
Meester, GA, JS Ault and JA Bohnsack (1999). Visual Censusing and the Extraction of Average
Length as a Biological Indicator of Stock Health. Naturalista sicil XX111 (Suppl.)(205-
222).
Obura and Grimsditch (2008). Ressilience Assessment of Coral Reef. IUCN CCCR Resilience
Assessment Protocol. IUCN – The International Union for the Conservation of Nature
– Global Marine Program.Rue Mauverney 28, 1196 Gland, Switzerland. Pp. 21-25
Oxley, WG (1997). Sampling Design and Monitoring. In: English et al, Survey Manual for Tropi-
cal Marine Resources.Townsville, Australian Institute of Marine Science: pp. 307-326.
Rogers, CS and J Miller (1999). Coral Bleaching, Hurricane Damage, and Benthic Cover on Coral
Reefs in St John, U.S. Virgin Islands: A Comparison of Surveys with the Chain Transect
Method and Videography. Proceedingsof the International Conference on Scientific
Aspects of Coral Reef Assessment, Monitoring and Restoration. Bulletin of Marine Sci-
ence 69: 459-470.
Russ, GR (1996). Do Marine Reserves Export Adult Fish Biomass? Evidence from Apo Island,
Central Philippines.Marine Ecology Progress Series 132: 1-9.
Russ, GR (2002). Marine Reserves as Reef Fisheries Management Tools: Yet Another Review.
San Diego, AcademicPress. pp. 421-443.
Russ, GR and AC Alcala (1996). Marine Reserves: Rates and Patterns of Recover and Decline in
Abundance of Large Predatory Fish. Ecological Applications 6: 947-961.
Russ, GR and JH Choat (1988). Reef Resources: Survey Techniques and Methods of Study,
South PacificCommission/Inshore Fishery Research/WP.10.
Sale, PF and BJ Sharp (1983). Correction for Bias in Visual Transect Censuses of Coral Reef
Fishes. Coral Reefs 2:37-42.
Samoilys, MA (1997). Manual for Assessing Fish Stocks on Pacific Coral Reefs, Department of
Primary Industries,Queensland.
Tomkins, PA, DK Bass, DA Ryan and H Sweatman (1999). Video Identification of Benthic Or-
ganisms: How AccurateIs It? Proceedings of the International Conference on Science.
Aspects of coral reef assessment and monitoring, and rest., April 14-16, 1999, Ft
Lauderdale, FL.
Vogt, H, ARF Montebon and MLR Alcala (1997). Underwater Video Sampling: An Effective
Method for Coral Reef Surveys? Proceedings, 8th Inte4444ernational Coral Reef Sym-
posium, Smithsonian Tropical Research Institute,Panama: 2, pp. 1447-1452
Wilkinson, C, A Green, J Almany and S Dionne (2003). Monitoring Coral Reef Marine Protected
Areas. A Practical Guide on How Monitoring Can Support Effective Management of
MPAs. Townsville, Australia, Australian Institute of Marine Science and the IUCN
Marine Program: pp. 68
Www.fishbase.org
Www.sealifebase.org
Www.seadb.net
DAFTAR ISTILAH