Anda di halaman 1dari 5

CHEESA: Chemical Engineering Research Articles

ISSN 2614-8757 (Print), ISSN 2615-2347 (Online)


Available online at: http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/cheesa
Copyright © 2018

Sintesis dan Karakterisasi Busa Poliuretan dari Minyak Goreng Bekas dan Toluen
Diisosianat dengan Penambahan PEG-400

Estin Nofiyanti*, Nida Mariam


Prodi S1 Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya
*
email: estin.nofi@umtas.ac.id

Received: 08/06/2018; Revised: 23/06/2018; Accepted: 24/06/2018

Abstrak
Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk mensintesis busa poliuretan dari minyak goreng bekas
dan Toluen Diisosianat (TDI) dengan penambahan PEG-400 serta karakterisasi busa poliuretan yang
terbentuk. Minyak goreng bekas dikonversi terlebih dahulu menjadi poliol sebelum direaksikan
dengan TDI. Polimerisasi dilakukan pada temperatur kamar dengan variasi komposisi poliol minyak
goreng bekas±TDI - PEG 400 yaitu (2:1,5:0); (2:1,5:1); (2:1,5:2); dan (2:1,5:3). Karakterisasi
poliuretan hasil meliputi penentuan gugus fungsi menggunakan FTIR, jumlah ikatan silang
menggunakan derajat penggembungan, dan sifat termal poliuretan menggunakan DTA. Poliuretan
berhasil disintesis dari polyol minyak goreng bekas-PEG-400-TDI ditunjukkan adanya serapan
karakteristik poliuretan dari spektra FTIR. Penambahan PEG-400 dapat menyempurnakan polimerisasi
dan meningkatkan derajat penggembungan (ikatan silang semakin sedikit). Pengujian sifat termal
poliuretan optimum dengan komposisi polyol minyak goreng bekas±TDI - PEG 400 (2 : 1,5 : 1)
menunjukkan bahwa temperatur transisi gelas sebesar 256 oC dan temperatur degradasinya sebesar
275 oC.

Kata kunci: minyak goreng bekas, TDI, PEG-400, DTA

Abstract
This research aimed to synthesize polyurethane foam from waste cooking oil and toluene diisocyanate
(TDI) with addition of PEG-400, and its characterization. The waste cooking oil converted into polyol
before used as raw material. Polymerization has been done in room temperature used various
composition polyol : TDI : PEG-400 were (2 : 1,5 : 0); (2 : 1,5 : 1); (2 : 1,5 : 2); and (2 : 1,5 : 3). The
products were analyzed functional groups used FTIR, croslinking polyurethane used swelling degree,
and thermal properties used DTA. The result showed that polyurethane foam had been succesfully
synthesized by the reaction polyol of waste cooking oil-TDI-PEG-400. The resut also showed that by
adding PEG-400 can enhance polymerization process more completely and increase swelling degree.
Analyze thermal stabilty showed that polyurethane with composition (2 : 1,5 : 1) had transition glass
(Tg) 256 oC and temperature degradation (Td) 275 oC.
Keywords: waste cooking oil, TDI, PEG-400, DTA

PENDAHULUAN kedokteran, poliuretan digunakan sebagai


Sekitar 70% aplikasi poliuretan bahan pelindung muka, dan kantung darah,
paling banyak adalah sebagai busa, juga sebagai bahan pelapis dan
kemudian diikuti dengan elastomer, baru pembungkus.
kemudian sebagai lem dan pelapis. Di Sutiani dan Bidza (2013) telah
dunia industri, poliuretan diproduksi dalam mempelajari bagaimana penggunaan
bentuk busa-busa yang kuat dan fleksibel sumber polyol dari alam dan perbandingan
dengan konduktivitas rendah sehingga komposisi polyol dengan PEG yang
dapat digunakan sebagai bahan isolator digunakan dapat menentukan kualitas dari
panas (Stevens, 2007). Di bidang poliuretan yang terbentuk. Sifat mekanik
CHEESA, Vol. 1 No. 1 Hal 21-25, 2018 | 21
Estin Nofiyanti*, Nida Mariam
Sintesis dan Karakterisasi Busa Poliuretan dari Minyak Goreng Bekas dan Toluen Diisosianat dengan
Penambahan PEG-400

poliuretan dapat diperoleh dengan dengan waktu reaksi selama 1,5 jam. (2)
mengubah perbandingan komposisi (- Proses pembuatan poliuretan dilakukan
OH/NCO) dan jenis gugus hidroksi dari dengan perbandingan reaktan (gram)
polyol yang digunakan. Arniza et al. Polyol-TDI-PEG-400 yaitu 2 : 1,5 : 1.
(2015) juga telah melakukan sintesis Reaksi polimerisasi dilakukan pada suhu
poliuretan dari poliol hasil transesterifikasi ruang 28 oC selama 20 menit sehingga
minyak kelapa sawit. Berdasarkan uraian diperoleh poliuretan precure. Kemudian
di atas penambahan aditif pada proses poliuretan precure dituang di atas cetakan
polimerisasi sebagai pemanjang rantai dan dibiarkan mengeras. (3) Poliuretan
(chain extender) diperlukan agar lebih yang terbentuk dianalisis gugus fungsi
mudah bereaksi dengan isosianat dan menggunakan FTIR, ikatan silang
diperoleh busa poliuretan dengan sifat menggunakan swelling degree, dan sifat
termal yang lebih baik. termal menggunakan DTA.
Analisa data yang digunakan dalam
METODE PENELITIAN penelitian ini adalah: analisa gugus fungsi
Pada penelitian ini menggunakan dengan FTIR. Analisis dilakukan pada
TDI, sumber poliol berupa minyak goreng busa poliuretan yang terbentuk. Analisis
bekas yang terhidroksilasi, dan aditif PEG- ini bertujuan untuk memastikan
400. Sintesis poliuretan dilakukan dengan pembentukan busa poliuretan dari gugus
cara memvariasikan komposisi PEG-400 fungsi yang ditampilkan spektra FTIR.
terhadap konsentrasi total reaktan. Analisis ikatan silang dilakukan
Karakterisasi yang dilakukan terhadap dengan menentukan derajat
poliuretan hasil sintesis meliputi penentuan penggembungan (swelling degree).
gugus fungsi poliuretan menggunakan Analisis sifat termal dilakukan
spektrofotometer FTIR, dan penentuan menggunakan DTA.
ikatan silang menggunakan derajat
penggembungan. HASIL DAN PEMBAHASAN
Rancangan penelitian pada sintesis Poliuretan disintesis dari minyak
poliuretan dari minyak goreng bekas dan Goreng Bekas dan toluen diisosianat (TDI)
TDI dengan PEG-400 terdiri dari beberapa dengan perbandingan komposisi poliol
tahapan, yaitu: (1) reaksi hidroksilasi minyak Goreng Bekas : TDI yaitu 2 : 1,5.
minyak goreng bekas dengan Dari tiap variasi komposisi ditambahkan
menggunakan asam formiat 90 %(v/v) dan PEG-400. Sintesis poliuretan dan proses
hidrogen peroksida 50 % (v/v). Temperatur curing dilakukan pada temperatur kamar.
reaksi dipertahankan pada 40 oC dengan Sifat poliuretan hasil sintesis dari poliol ±
mengatur termostat dan aliran pendingin TDI ± PEG 400 ditunjukkan pada Tabel 1.

CHEESA, Vol. 1 No. 1 Hal 21-25, 2018 | 22


Estin Nofiyanti*, Nida Mariam
Sintesis dan Karakterisasi Busa Poliuretan dari Minyak Goreng Bekas dan Toluen Diisosianat dengan
Penambahan PEG-400

Tabel 1. Sifat Poliuretan Hasil Sintesis dari Polyol ± TDI - PEG 400
Sampel Variasi Komposisi Poliuretan sebelum Sifat Poliuretan
Polyol- TDI - PEG 400 dicetak yang terbentuk
Poliuretan 1 2 : 1,5 : 0 Cairan berwarna putih Keras, kuat
keruh
Poliuretan 2 2 : 1,5 : 1 Cairan berwarna putih Sedikit lunak, keras,
keruh sedikit berpori
Poliuretan 3 2 : 1,5 : 2 Cairan berwarna putih Lunak, sedikit berpori
keruh
Poliuretan 4 2 : 1,5 : 3 Cairan berwarna putih Keras, berpori
keruh

Hasil karakterisasi terhadap serapan C-O (Wolska et al., 2012; Rohaeti


poliuretan hasil sintesis menggunakan dan Suyanta, 2011; Ifa et al., 2008).
FTIR menunjukkan pita serapan pada Spektra FTIR poliuretan hasil sintesis dari
daerah yang karakteristik untuk poliuretan Poliol : TDI : PEG-400 dengan variasi
seperti gugus N-H, C=O, dan C-O. Ifa et komposisi 2 : 1,5 : 1 dapat dilihat pada
al. (2008) menyatakan bahwa terbentuknya Gambar 1.
poliuretan ditandai dengan berkurangnya Berdasarkan Tabel 2, diketahui
intensitas gugus isosianat (N=C=O) dari bahwa seluruh poliuretan yang terbentuk
TDI. Spektra FTIR yang diperoleh memiliki derajat penggembungan bernilai
menunjukkan adanya serapan khas pada positif untuk semua variasi komposisi. Hal
~1735,93 cm-1 merupakan serapan gugus ini mengindikasikan bahwa poliuretan
C=O uretan (Rus et al., 2015). Serapan yang terbentuk memiliki ikatan silang.
pada ~2276,00 cm-1 merupakan serapan Penggembungan poliuretan terjadi akibat
gugus ±NCO. Serapan pada ~3387,00 cm-1 molekul-molekul air yang digunakan
merupakan serapan gugus N-H. Serapan sebagai pelarut mampu menembus jaringan
pada 1072 cm-1 menunjukkan adanya poliuretan hasil sintesis.

Gambar 1. Spektra FTIR Poliuretan Hasil Sintesis dari Polyol : TDI : PEG-400 (2:1,5:1)

CHEESA, Vol. 1 No. 1 Hal 21-25, 2018 | 23


Estin Nofiyanti*, Nida Mariam
Sintesis dan Karakterisasi Busa Poliuretan dari Minyak Goreng Bekas dan Toluen Diisosianat dengan
Penambahan PEG-400

Nilai derajat penggembungan yang digunakan dalam sintesis sedangkan


semakin besar menunjukkan bahwa sumber ±NCO dari TDI dalam jumlah
poliuretan hasil sintesis mengandung tetap.dengan penambahan PEG-400
sedikit ikatan silang dan mudah ditembus tersebut dapat menyempurnakan
oleh pelarut. Poliuretan hasil sintesis polimerisasi sehingga gugus ±NCO dari
dengan komposisi (poliol ± TDI ± PEG- TDI dapat bereaksi lebih banyak
400) 2:1,5:2 memiliki jumlah ikatan silang menghasilkan poliuretan dengan struktur
paling sedikit. Hal ini disebabkan semakin linier atau bercabang.
banyaknya sumber hidroksil yang
Tabel 2. Derajat Penggembungan Poliuretan Hasil Sintesis
Sampel Massa Swelling
Massa sebelum Massa sesudah Degree (%)
direndam (gram) direndam (gram) Akhir kering
Polyol : TDI : PEG-400 0,27 0,29 0
(2 : 1,5 : 0)
Polyol : TDI : PEG-400 0,53 0,78 13,21
(2 : 1,5 : 1)
Polyol : TDI : PEG-400 0,65 1,25 23,08
(2 : 1,5 : 2)
Polyol : TDI : PEG-400 0,69 1,03 15,94
(2 : 1,5 : 3)

Sifat termal poliuretan hasil sintesis Berdasarkan Gambar 2. dapat


dilakukan dengan menggunakan teknik ditentukan transisi termal yang terjadi pada
DTA. Berdasarkan termogram DTA yang poliuretan hasil sintesis dengan nilai
diperoleh maka Tg, Td, dan Tm dari temperature gelas (Tg) yaitu 256 oC dan
poliuretan hasil sintesis dapat ditentukan. temperature degradasi (Td) yaitu 275 oC.
Termogram DTA poliuretan hasil sintesis
dari komposisi poliol ± TDI ± PEG 400 KESIMPULAN
dengan variasi komposisi 2 : 1,5 : 1 dapat Poliuretan dari minyak goreng
dilihat pada Gambar 2. bekas-TDI-PEG-400 telah berhasil
disintesis yang ditunjukkan adanya serapan
karakteristik gugus fungsi poliuretan.
Poliuretan hasil memiliki derajat
penggembungan bernilai positif. Pengujian
sifat termal poliuretan optimum dengan
komposisi poliol minyak goreng bekas±
TDI - PEG 400 (2 : 1,5 : 1) menunjukkan
bahwa temperatur transisi gelas sebesar
256 oC dan temperatur degradasinya
sebesar 275 oC.

Gambar 2. Termogram DTA Poliuretan Hasil


Sintesis dari Komposisi Polyol ±
TDI ± PEG 400 dengan Variasi
Komposisi 2:1,5:1

CHEESA, Vol. 1 No. 1 Hal 21-25, 2018 | 24


Estin Nofiyanti*, Nida Mariam
Sintesis dan Karakterisasi Busa Poliuretan dari Minyak Goreng Bekas dan Toluen Diisosianat dengan
Penambahan PEG-400

DAFTAR RUJUKAN Rus, A. Z. M., Salim, N. S. M., & Sapiee,


N. H. (2015). Recycling of Cooking
Arniza, M. Z., Hoong, S. S., Idris, Z., Oil Waste into Reactive Polyurethane
Yeong, S. K., Hassan, H.A., Din, A. for Blending with Thermoplastic
K., & Choo, Y. M. (2015). Synthesis Polyethylene. International Journal
of Transesterified Palm Oil-Based of Polymer Science, 1-10.
Polyol and Rigid Polyurethanes from
this Polyol. J. Am. Oil Chem. Soc., Stevens, M. P. (2007). Terjemahan Iis
92(2), 243-255. Sopyan, Kimia Polimer. Jakarta : PT
Pradnya Paramita.
Ifa, L., Sumarno., Susianto, & Mahfud.
(2008). Pembuatan Flexible Sutiani, A., & Bidza, K. R. (2013).
Poliurethane Foam dari Polyol Pengaruh Variasi Komposisi
Berbasis Minyak Sawit. Jurnal Gliserol, PEG1000 dan MDI
Ilmiah Sains dan Teknologi, 7, 87- terhadap Sifat Mekanik Perekat
96. Poliuretan. Prosiding Semirata yang
diselenggarakan oleh FMIPA UNILA
Rohaeti, E. & Suyanta. (2011). Analisis 2013. Lampung: Universitas Negeri
Sifat Termal Poliuretan Berbasis Lampung
Minyak Jarak dan Toluena
Wolska, A., Gozdzikiewicz, M., &
Diisosianat dengan Teknik DTA dan
Ryszkowska, J. (2012). Thermal and
TGA. Prosiding, Seminar Nasional
Mechanical Behaviour of Flexible
Penelitian, Pendidikan dan
Polyurethane Foams Modified with
Penerapan MIPA yang
Graphite and Phosphorous Fillers. J.
diselenggarakan oleh FMIPA UNY,
Mater.Sci., 47, 5627-5634.
tanggal 14 Mei 2011. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta

CHEESA, Vol. 1 No. 1 Hal 21-25, 2018 | 25

Anda mungkin juga menyukai