Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KROMATOGRAFI GAS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kimia Analitik Instrumen

Oleh :

1. Fera Emilia Sari 2. Bagus Adi Prasetyo 3. Rina Lailatul M.

( 4301409021) ( 4301409032) ( 4301409053)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEMARANG 2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kromatografi gas merupakan metode pemisahan suatu campuran menjadi komponen-komponennya diantara fasa gerak dan asa diam. Fasa gerak berupa gas yang stabil sedang fasa diam bisa zat padat atau zat cair yang sukar menguap. Cuplikan yang dapat dipisahkan dengan metode ini harus mudah menguap. Metode ini sangat cepat bekerjanya, dalam waktu beberapa detik dapat memisahkan secara sempurna, selain itu konsentrasi cuplikan sangat rendah dengan konsentrasi cuplikan sampai ng/l. Kromatografi gas dapat juga digunakan untuk analisis kuali dan kuantitatif senyawa organik. Cuplikan dalam bentuk uap dibawa oleh aliran gas ke dalam kolom pemisah. Hasil pemisahan dapat dianalisis dari kromatogram. Melihat betapa efisiennya penggunaan metode ini dalam metode pemisahan suatu campuran, maka pada makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai kromatografi gas khususnya kromatografi gas-cair (GLC). Dengan menggunakan instrumen yang canggih, hasil pengukuran berupa kurva tau grafik dapat ditafsirkan.

B.

Rumusan Masalah 1. Apakah yang dimaksud dengan kromatografi? 2. Apakah yang dimaksud dengan kromatografi gas? 3. Apa sajakah komponen dalam kromatografi gas dan cara kerja dari alat tersebut?

C.

Tujuan 1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kromatografi 2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kromatografi gas 3. Untuk mengetahui apa saja komponen kromtografi gas dan cara kerjanya

BAB II PEMBAHASAN

A.

Kromatografi Kromatografi pertama kali dikenalkan oleh Michael Tswest (1906) yaitu seorang botani dari Rusia. Pengertian kromatografi adalah metode pemisahan yang didasarkan atas distribusi diferensial komponen sampel diantara dua fase. Menurut pengertian ini kromatografi selalu melibatkan dua fasa yaitu fasa diam (stationary phase) dan fase gerak (mobile phase). Fasa diam dapat berupa padatan atau cairan yang terikat pada permukaan padatan (kertas atau suatu adsorben). Sedangkan fasa gerak dapat berupa cairan yang disebut eluen. Komponen yang dipisahkan harus larut dalam fasa gerak dan harus mempunyai kemampuan untuk interaksi dengan fasa diam dengan cara melarut didalamnya, teradsopsi, atau bereaksi secara kimia (penukar ion). Pemisahan terjadi berdasarkan perbedaan migrasi zat-zat yang menyusun sampel. Hasil pemisahan dapat digunakan untuk keperluan identifikasi, penetapan kadar, serta pemurnian suatu senyawa. Metode kromtografi dalam beberapa hal ada kemiripan dengan metode pemisahan secara ekstrasi arah berlawanan dari Craig yaitu sama-sama menggunakan dua fasa,dimana fasa satu bergerak terhadap fasa lainnya, terjadi kesetimbangan zat terlarut diantara dua fasa. Metode kromatografi terus berkembang dengan peralatan yang modern dan hasil yang lebih selektif, akurat, dan digunakan sampel sangat kecil misalnya kromatografi gas dan kromatografi cair.

B.

Kromatografi Gas Kromatografi gas (GC) digunakan untuk memisahkan komponen mudah menguap dari campuran. Pada prinsipnya pemisahan dalam GC disebabkan oleh perbedaan dalam kemampuan distribusi analit diantara fasa gerak dan fasa diam di dalam kolom pada kecepatan dan waktu yang berbeda. Kromatografi gas sendiri terdiri dari 2 yaitu kromatografi gas cairan dengan mekanisme pemisahan partisi, teknik kolom dan nama alat GLC dan kromatografi gas padat dengan mekanisme pemisahan absorbsi, teknik kolom dan nama alat GSC. Namun GSC jarang digunakan sehingga pada umumnya yang disebut dengan GC saat ini adalah GLC. Keuntungan yang ditunjukkan oleh GLC adalah sebagai berikut: 1. Kecepatan:

a. Gas yang merupakan fase gerak sangat cepat mengadakan kesetimbangan antara fase gerak dengan fase diam. b. Kecepatan gas yang tinggi dapat juga digunakan. 2. Sederhana: Alat GLC relatif sangat mudah dioperasikan. Interprestasi langsung dari data yang diperoleh dapat dikerjakan. Harga dari alat GLC relatif murah. 3. Sensitif: GLC sangat sensitif. Alat yang paling sederhana dapat mendeteksi konsentrasi dalam ukuran 0,01% (=100 ppm). Alat-alat GLC yang lebih rumit dapat mendeteksi senyawa yang konsentrasinya hanya beberapa ppm. Disebabkan sensitivitas yang tinggi dari GLC maka hanya memerlukan sejumlah kecil dari cuplikan, biasanya dalam ukuran mikroliter. 4. Pemisahan: (resolution=performance) Dengan GLC memungkinkan untuk memisahkan molekul-molekul dari suatu campuran, dimana hal ini tidak mungkin dipisahkan dengan cara-cara lain. Misalnya pemisahan metil ester-metil ester dari: 1) Asam stearat dengan titik didih 232 0C pada tekanan 15 mmHg 2) Asam oleat dengan titik didih 229 0C pada tekanan 15 mmHg 3) Asam linoleat dengan titik didih 237 0C pada tekanan 15 mmHg Senyawa-senyawa tersebut tidak mungkin dipisahkan dengan cara distilasi atau dengan cara ekstraksi, tetapi sangat mudah dipisahkan dengan GLC, yang hanya membutuhkan waktu sekitar 23 menit. 5. Analisa: dapat digunakan sebagai: 1) Analisa kualitatif yaitu dengan membandingkan waktu retensi 2) Analisa kuantitatif yaitu dengan perhitungan lus puncak 6. Alat GLC dapat digunakan dalam waktu yang lama dan berulang-ulang Alat GLC atau GC terdiri atas 7 bagian yang pokok seperti pada gambar, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Silinder tempat gas pembawa/pengangkut Pengatur aliran dan pengatur tekanan Tempat injeksi cuplikan Kolom Detector Pencatat Thermostat untuk 3, 4 dan 5

Gambar 1. Diagram Gas Kromatografi Dasar kerja GLC adalah sebagai berikut: Cuplikan diinjeksikan ke dalam injektor. Aliran gas dari gas pengangkut akan membawa cuplikan yang telah teruapkan masuk ke dalam kolom. Kolom akan memisahkan komponen-komponen dari cuplikan. Kemudian komponen-komponen dideteksi oleh detektor, dan sinyal dalam bentuk puncak akan dihasilkan oleh pencatat. Bagian-bagian dari kromatografi gas : 1. Gas pembawa ( Carrier Gas ) Gas pembawa (carrier gas) ditempatkan dalam silinder bertekanan tinggi. Biasanya tekanan dari silinder sebesar 150 atm. Tetapi tekanan ini sangat besar untuk digunakan secara lansung. Gas pengangkut harus memenuhi persyaratan : a. Harus inert, tidak bereaksi dengan cuplikan, cuplikan-pelarut, dan material dalam kolom. b. c. d. Murni dan mudah diperoleh, serta murah. Sesuai/cocok untuk detektor. Harus mengurangi difusi gas. Gas-gas yang sering dipakai adalah : helium, argon, nitrogen, karbon dioksida dan hidrogen. Gas helium dan argon sangat baik, tidak mudah terbakar, tetapi sangat mahal. H2 mudah terbakar, sehingga harus berhati-hati dalam pemakaiannya. Kadang-kadang digunakan juga C02. Disebabkan kualitas dari gas-gas tersebut berbeda-beda dar negara satu dengan negara lain, maka cara yang baik sebelum gas tersebut digunakan harus dikeringkan terlebih dahulu. Pengeringan dilakukan dengan menggunakan

molekuler sieve. Pengeringan gas pembawa akan menjamin hasil yang dapat diulang. Pemilihan gas pengangkut atau pembawa ditentukan oleh detektor yang digunakan. Tabung gas pembawa dilengkapi dengan pengatur tekanan keluaran dan pengukur tekanan. Sebelum masuk ke kromatografi, (harusnya) ada pengukur kecepatan aliran gas serta sistem penapis molekuler untuk memisahkan air dan pengotor gas lainnya. Pada dasarnya kecepatan alir gas diatur melalui pengatur tekanan dua tingkat yaitu pengatur kasar (coarse) pada tabung gas dan pengatur halus (fine) pada kromatograf. Tekanan gas masuk ke kromatograf (yaitu tekanan dari tabung gas) diatur pada 10 s.d 50 psi (di atas tekanan ruangan) untuk memungkinkan aliran gas 25 s.d 150 mL/menit pada kolom terpaket dan 1 s.d 25 mL/menit untuk kolom kapiler. 2. Pengatur aliran dan pengatur tekanan Pengatur aliran ini disebut pengatur atau pengurang Drager. Drager bekerja baik pada 2,5 atm, dan mengalirkan massa aliran dengan tetap. Tekanan lebih pada tempat masuk dari kolom diperlukan untuk mengalirkan cuplikan masuk ke dalam kolom. Ini disebabkan, kenyataan lubang akhir dari kolom biasanya mempunyai tekanan atmosfir biasa. Juga oleh kenyataan bahwa suhu kolom adalah tetap, yang diatur oleh thermostat, maka aliran gas tetap yang masuk kolom akan tetap juga. Demikian juga komponen-komponen akan dielusikan pada waktu yang tetap yang disebut waktu penahanan (the retention time), t R. Karena kecepatan gas tetap, maka komponen juga mempunyai volume karakteristik terhadap gas pengangkut = volume penahanan (the retention volume), v r. Kecepatan gas akan mempengaruhi effisiensi kolom. Harga-harga yang umum untuk kecepatan gas untuk kolom yang memiliki diameter luar. 1/4" O.D : kecepatan gas 75 ml/min 1/8" O.D : kecepatan gas 25 ml/min. 3. Tempat injeksi (The injection port) Dalam pemisahan dengan GLC cuplikan harus dalam bentuk fase uap. Gas dan uap dapat dimasukkan secara langsung. Tetapi kebanyakan senyawa organik berbentuk cairan dan padatan. Hingga dengan demikian senyawa yang berbentuk cairan dan padatan pertama-tama harus diuapkan. Ini membutuhkan pemanasan sebelum masuk dalam kolom. Panas itu terdapat pada tempat injeksi.

Tempat injeksi dari alat GLC selalu dipanaskan. Dalam kebanyakan alat, suhu dari tempat injeksi dapat diatur. Aturan pertama untuk pengaturan suhu ini adalah batiwa suhu tempat injeksi sekitar 50C lebih tinggi dari titik didih campuran dari cuplikan yang mempunyai titik didih yang paling tinggi. Bila kita tidak mengetahui titik didih komponen dari cuplikan maka kita harus mencobacoba. Sebagai tindak lanjut suhu dari tempat injeksi dinaikkan. Jika puncakpuncak yang diperoleh lebih baik, ini berarti bahwa suhu percobaan pertama terlalu rendah. Namun demikian suhu tempat injeksi tidak boleh terlalu tinggi, sebab kemungkinan akan terjadi perubahan karena panas atau penguraian dari senyawa yang akan dianalisa.

Gambar 2. Diagram Injektor

Cuplikan dimasukkan ke dalam kolom dengan cara menginjeksikan melalui tempat injeksi. Hal ini dapat dilakukan dengan pertolongan jarum injeksi yang sering disebut "a gas tight syringe". Perlu diperhatikan bahwa kita tidak boleh menginjeksikan cuplikan terlalu banyak, karena GC sangat sensitif. Biasanya jumlah cuplikan yang diinjeksikan pada waktu kita mengadakan analisa 0,5 -50 ml gas dan 0,2 - 20 ml untuk cairan. 4. Kolom Kolom merupakan jantung dari kromatografi gas. Bentuk dari kolom dapat lurus, bengkok, misal berbentuk V atau W, dan kumparan/spiral. Biasanya bentuk dari kolom adalah kumparan. Kolom selalu merupakan bentuk tabung. Tabung ini dapat terbuat dari : a. b. Tembaga (murah dan mudah diperoleh) Plastik (teflon), dipakai pada suhu yang tidak terlalu tinggi.

c. d. e.

Baja (stainless steel), (mahal) Alumunium Gelas Panjang kolom dapat dari 1 m sampai 3 m. Diameter kolom mempunyai

berbagai ukuran, biasanya pengukuran berdasarkan diameter dalam dari kolom gelas yaitu antara 0,3 mm hingga 5 min. Kebanyakan kolom yang digunakan berupa stainles steel dengan diameter luar (OD) dari I/S atau 1/4 inch (0,3 atau 0,6 cm). Pada GSC kolom diisi dengan penyerap (adsorbent), sedangkan pada GLC kolom diisi dengan "solid support" (padatan pendukung) yang diikat oleh fase diam.

Gambar 3. Jenis Kolom Isi kolom a. Padatan pendukung Padatan pendukung berfungsi mengikat fasa diam. Kebanyakan zat ini berupa tanah diatome yang telah dipanaskan/dikeringkan. Pendukung ini disebut diatomite. Diatomite terdiri dari satuan ganggang bersel satu yang disebut ditom yang pori-porinya sangat kecil. Luas permukaan dari struktur berpori sekitar 20 m2/g. Luas permukaan yang besar ini dibutuhkan untuk mendistribusi fasa diam yang bersifat cairan dalam GLC. Padatan pendukung yang biasa digunakan adalah Kiesel Guhr (forementionned-diatomaceous earth). Nama dalam perdagangan: diatoport, celite, chromosorb. Padatan pendukung ini terutama terdiri dari SiO2. Yang paling penting adalah chromosorb. Ada beberapa jenis chromosorb: a) Chromosorb G: luas permukaan yang kecil, hingga hanya dapat digunakan untuk mengikat fasa cair dalam jumlah yang sedikit, merupakan materi

yang sangat keras; baik untuk pemisahan senyawa-senyawa yang polar. Ini merupakan padatan yang bersifat universal. b) Chromosorb P: berwarna kemerah-merahan; biasanya dignakan untuk senyawa-senyawa apolar, terutama hidrokarbon. c) Chromosorb W: berwarna putih, agak mudah hancur, terutama digunakan untuk senyawa-senyawa polar. Chromosorb yang kotor dapat bereaksi dengan cuplikan; hal ini akan menyebabkan puncak berekor. Interaksi utama antara padatan pendukung dengan molekul-molekul cuplikan adalah ikatan hidrogen melalui gugus-gugus OH dari chromosorb. Untuk mencegah hal ini, chromosrb harus direaksikan terlebih dahulu hingga ia menjadi kurang aktif. Dua pereaksi yang sering digunakan untuk melindungi gugus-gugus hidroksil dari padatan pendukung adalah: DMCS (dimetilklorosilan) dan HMDS (hexametildisilazan) b. Fasa diam Dalam GLC fasa diam berupa cairan. Pada fasa cairan inilah pemisahan komponen-komponen dari cuplikan terjadi. Dasar kerja adalah partisi antara fasa cairan dan fasa gerak(=gas). Suhu Kolom Aturan umum dapat dinyatakan sebagai berikut: Kenaikan sebesar 30 0C dalam suhu kolom akan menurunkan setengah harga k, jadi menurunkan juga setengah dari waktu retensi. Hingga suhu kolom yang lebih tinggi akan menurunkan waktu analisa. Tetapi, biasanya, pemisahan dapat ditingkatkan dengan penurunan suhu kolom. Ini berarti harus ada suhu kolom optimum dalam analisa GLC. Pada umumnya ada aturan yaitu: suhu kolom yang paling besar adalah harga rata-rata dari titik didih dari cuplikan. Jumlah yang tinggi dari fasa cair akan memerlukan suhu kolom yang lebih tinggi. Dalam menentukan suhu kolom kita harus memperhatikan juga suhu maksimum yang diperbolehkan dari fasa cair yang digunakan bila tidak, terjadi colum bleeding (=penguapan dari fasa diam). Meskipun demikian dalam setiap hal suhu yang digunakan harus di atas titik lebur dari senyawa atau cuplikan. Pemilihan yang tepat fasa diam untuk GLC Fasa dim dibagi dalam tiga kelompok, yaitu: 1. Fasa cair non polar

a. Fasa cair non polar yang terkenal adalah : APIEZON Apiezon merupakan suhu cmpuran dari alkana-alkana dengan titik didih yang sangat tinggi; CnH2n+2 ,dimana n sangat besar. b. Squalane. Ini adalah hidrokarbon: hexametil tetrakosaan, C30H62 c. Karet silikon Pada umumnya fasa-fasa cair non polar memisahkan komponen-komponen cuplikan sesuai dengan titik didih mereka. 2. Fasa-fasa cair semi polar Fasa-fasa cair semi polar terdiri dari rantai non polar yang panjang, yang terikat pada gugus-gugus polar atau dapat menjadi polar. Yang sering digunakan adalah ester-ester dari asam ftalat dan alkohol-alkohol tinggi, misal dionilftalat. 3. Fasa-fasa cair polar Fasa-fasa cair polar mengandung gugus-gugus polar. Fasa cair polar yang terkenal adalah polieter. Carbowax termasuk dalam golongan ini. Fasa-fasa cair polar dpat mempunyai sifat baik sebagai penerima (acceptors) amupun pemberi (donor) ikatan hidrogen. Sehingga fasa cair tersebut dapat memisahkan campuran senyawa-senyawa polar dan non polar dalam suatu cuplikan yaitu dengan menahan komponen-komponen polar. 5. Detektor Detektor berfungsi sebagai pendeteksi komponen-komponen yang telah dipisahkan dari kolom secara terus-menerus, cepat, akurat, dan dapat melakukan pada suhu yang lebih tinggi. Detektor harus dapat dipercaya dan mudah digunakan. Fungsi umumnya mengubah sifat-sifat molekul dari senyawa organik menjadi arus listrik kemudian arus listrik tersebut diteruskan ke rekorder untuk menghasilkan kromatogram. Detektor yang umum digunakan: a. b. c. d. e. f. Detektor hantaran panas (Thermal Conductivity Detector_ TCD) Detektor ionisasi nyala (Flame Ionization Detector_ FID) Detektor penangkap elektron (Electron Capture Detector _ECD) Detektor fotometrik nyala (Falame Photomertic Detector _FPD) Detektor nyala alkali Detektor spektroskopi massa Detektor yang peka terhadap senyawa organik yang mengandung fosfor adalah FID, ECD, dan FPD. Detektor penangkap elektron (Electron Capture

Detector ECD). Pada penetapan ini, digunakan detektor penangkap elektron. Detektor ini merupakan modifikasi dari FID yaitu pada bagian tabung ionisasi. Dasar dari ECD ialah terjadinya absorbsi e- oleh senyawa yang mempunyai afinitas terhadap e- bebas (senyawa-senyawa elektronegatif). Dalam detektor gas terionisasi oleh partikel yang dihasilkan dari 3H atau
63

Ni. Detektor ini mengukur

kehilangan sinyal ketika analit terelusi dari kolom kromatografi. Detektor ini peka terhadap senyawa halogen, karbonil terkoyugasi, nitril, nitro, dan organo logam, namun tidak peka terhadap hidrokarbon, ketone, dan alkohol. 6. Oven kolom Kolom terletak didalam sebuah oven dalam instrumen. Suhu oven harus diatur dan sedikit dibawah titik didih sampel. Jika suhu diset terlalu tinggi, cairan fase diam bisa teruapkan, juga sedikit sampel akan larut pada suhu tinggi dan bisa mengalir terlalu cepat dalam kolom sehingga menjadi terpisah (Hendayana, 2001). 7. Rekorder Rekorder berfungsi sebagai pengubah sinyal dari detektor yang diperkuat melalui elektrometer menjadi bentuk kromatogram. Dari kromatogram yang diperoleh dapat dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dengan cara membandingkan waktu retensi sampel dengan standar. Analisis kuantitatif dengan menghitung luas area maupun tinggi dari kromatogram (Hendayana, 2001). Sinyal analitik yang dihasilkan detektor dikuatkan oleh rangkaian elektronik agar bisa diolah oleh rekorder atau sistem data. Sebuah

rekorder bekerja dengan menggerakkan kertas dengan kecepatan tertentu. di atas kertas tersebut dipasangkan pena yang digerakkan oleh sinyal keluaran detektor sehingga posisinya akan berubah-ubah sesuai dengan dinamika keluaran penguat sinyal detektor. Hasil rekorder adalah sebuah kromatogram berbentuk pik-pik dengan pola yang sesuai dengan kondisi sampel dan jenis detektor yang digunakan. Rekorder biasanya dihubungkan dengan sebuah elektrometer yang

dihubungkan dengan sirkuit pengintregrasi yang bekerja dengan menghitung jumlah muatan atau jumlah energi listrik yang dihasilkan oleh detektor. Elektrometer akan melengkapi pik-pik kromatogram dengan data luas pik atau tinggi pik lengkap dengan biasnya. Sistem data merupakan pengembangan lebih lanjut dari rekorder dan elektrometer dengan melanjutkan sinyal dari rekorder dan elektrometer ke sebuah unit pengolah pusat (CPU, Central Procesing Unit).

C.

Langkah Langkah Penggunaan Kromatografi Gas

Gambar 4. Kromatografi Gas Untuk menggunakan GC, langkah-langkah yang harus diikuti adalah: 1. Mencuci jarum suntik dengan aseton dengan mengisi jarum suntik mendepak sepenuhnya dan aseton limbah ke kertas handuk. Cuci 2-3 kali. 2. Tarik beberapa sampel ke dalam jarum suntik. Biasanya 1-2 mL sampel disuntikkan ke dalam GC. 3. Pastikan tabel perekam dan diatur ke kecepatan grafik yang sesuai (Arrow A). Mengatur baseline menggunakan nol pada tabel perekam (Arrow B). Dengan pena di tempat, menyalakan bagan (Arrow D), pastikan pena ke bawah (yang menandai kertas) dan kertas bergerak. 4. Menyuntikkan sampel baik ke kolom A atau kolom B sesuai instruksi. Pegang tingkat jarum suntik dan mendorong jarum sepenuhnya ke injector. Setelah jarum tidak lagi terlihat, dengan cepat dorong pendorong dan kemudian tarik jarum suntik injeksi keluar dari pelabuhan.

Gambar 5. Injeksi Catatan: a. Injector sangat panas, jadi berhati-hatilah untuk tidak menyentuh perak disk. b. Jarum akan melewati septum karet, sehingga akan terasa beberapa perlawanan. c. Suntikkan dengan cepat untuk hasil terbaik. Jangan ragu untuk menyuntikkan jarum setelah benar diposisikan di pelabuhan injeksi. d. Lepaskan jarum suntik segera setelah injeksi. (Pelaksanaan catatan C dan D membantu untuk memastikan bahwa semua sampel memasuki GC kolom di sekitar waktu yang sama.) 5. Menandai waktu injeksi pada tabel perekam. Ini dapat dilakukan dengan menyesuaikan nol tepat setelah sampel disuntikkan.

Gambar 6. Oven lid 6. Bersihkan jarum suntik segera setelah injeksi. Jarum suntik sering tersumbat dengan cepat dan harus diganti jika mereka tidak dibersihkan setelah setiap penggunaan. 7. Catatan pengaturan perekam grafik selama berjalan. Perlu diketahui kecepatan grafik dan pengaturan skala penuh. 8. Catatan pengaturan GC selama Anda berlari. Sebuah tombol di bagian tengah bawah GC dapat diubah untuk membaca kolom (atau oven) suhu, suhu detektor dan suhu injektor pelabuhan dalam C.

D.

Dasar Kerja Kolom dalam GLC Afinitas cuplikan terhadap fasa cair menentukan berapa lama cuplikan ditahan. Senyawa-senyawa yang mempunyai afinitas rendah (tidak suka) terhadap fasa diam akan keluar dari kolom pertama. Sedangkan senyawa-senyawa dengan afinitas besar (larut dengan baik) terhadap fasa diam akan keluar dari kolom kemudian. Jika kita

memasukkan senyawa tunggal ke dalam GLC, maka senyawa tersebut akan teruapkan dan terlarut dalam gas pembawa. Jika senyawa ini masuk ke dalam kolom, ia akan ditarik oleh fasa cair. Kemudian akan dipartisikan sesuai dengan hukum NERNST. Hukum NERNST menyatakan:

K merupakan tetapan kesetimbangan, selama suhu dalam kolom tetap. Harga K tergantung pada: 1. Volatilitas terutama tergantung pada titik didih dari senyawa 2. Afinitas didasarkan pada interaksi antara cuplikan senyawa dengan fasa diam Jika harga k tetap pada kisaran konsentrasi yang besar, maka kita akan mendapatkan : Linear GLC. Kita selalu mempunyai GLC linear yang tidak ideal, karena kolom yang ideal tidak terdapat. Apabila dilihat pada kromatogram gas normal, tidak ada puncakpuncak kecil, tetapi berupa bentuk-bentuk kurva yang disebut kurva-kurva Gauss atau bila keadannya lebih jelek akan menghasilkan puncak-puncak berekor atau pemanjangan di muka. Hal ini disebabkan adanya kenyataan berikut: 1. Difusi eddy: difusi ini disebabkan oleh kenyataan bahwa kecepatan gas pembawa tidak sama di dalam seluruh kolom. Ini disebabkan oleh kenyataan bahwa bagianbagian dari pori yang dilalui tidak sama panjang. 2. Difusi molekuler: terutama dalam fasa gas, molekul-molekul cuplikan dapat bergerak dalam arah yang salah yang disebabkan oleh difusi. 3. Kesetimbangan yang lambat: beberapa molekul tetap tinggal lama, lainnya sebentar dalam fasa diam 4. Harga k tidak tetap: ini disebabkan perbedaan rasio distribusi dalam kolom Keempat faktor ini menyebabkan perbedaan puncak. Faktor-faktor 1,2,3 memberikan pelebaran puncak yang simetris. Faktor 4 menyebabkan pelebaran puncak yang tidak simetris. Pemisahan R (resolution) didefinisikan sebagai pemisahan nyata antara dua puncak berdekatan: , dalam hal dua puncak dengan luas pincak sama. Jika R=1 pemisahan adalah 98%. Untuk pemisahan yang baik R harus: R 1,5, ini berarti pemisahan 99,7%.

Pemisahan dari puncak-puncak dalam kromatografi erat hubungannya dengan dua faktor: 1. Efisiensi kolom : pelebaran puncak merupakan hasil dari bentuk kolom dan kondisi operasi. 2. Efisiensi pelarut : hasil dari interaksi antara cuplikan dengan fasa diam, efisiensi pelarut menentukan keduudkan relatif dari jalur-jalur solute pada sebuah kromatogram. 1) Efisiensi Kolom Efisiensi kolom diukur sebagai jumlah plat teoritis : N.

N = jumlah plat teoritis dari suatu kolom L = panjang (cm) dari kolom tersebut Efisiensi kolom tergantung pada: pelarut; solute; suhu; kecepatan aliran; ukuran dari cuplikan. a. Teori Pelat Konsep tentang pelat adalah imaginasi: sutu kolom GLC tidak memiliki pelatpelat, tetapi merupakan penggambaran dari partikel-partikel yang terikat pada fasa cair seperti halna dalam GLC. Dasar teroi pelat adalah dari distribusi. Pelat atau HETP, adalah tinggi dari kolom yang cukup untuk tercapainya kesetimbangan antara solute dalam fasa gerak dan fasa cair yang tetap. Leih banyak pelat yang dimiliki oleh kolom, akan memberikan puncak yang lebih kecil, atau efisiensi kolom lebih baik. Efisiensi kolom naik jika jumlah pelat teoritis lebih. Suatu kenyataan dari teori pelat ialah bahwa ia tidak dapat mengatakan bagaimana jumlah pelat dari suatu kolom dpat dinaikkan. Keuntungannya ialah bahwa kita dapat dengan mudah menghitung jumlah pelat dari suatu kolom tertentu. b. Teori Kelajuan Teori kelajuan telah dikembangkan oleh Van Deemter. Bentuk persamaan van Deemter adalah: Persamaan ini memberikan jawaban bagimana untuk meningkatkan peranan kolom kromatografi.

adalah kecepatan liniar gas melalui kolom

Besaran-besaran A,B, dn C penyebab utama terjadinya pelebaran puncak: A. Difusi olakan ( the eddy diffusion) B. Difusi molekuler; pendefusian solute dalam gas pembawa C. Penahanan terhadap perpindahan massa 2) Efisiensi pelarut Suatu hal yang terpenting dari GLC adalah bahwa GLC dapat memisahkan senyawa-senyawa dengan tekanan uap yang sama, yaitu yang mempunyai titik didih-titik didih yang sama. Hal ini dimungkinkan oleh kenyataan bahwa GLC memiliki fasa cair, yaitu pelarut (fasa diam). Pelarut mempunyai interaksi yang spesifik dengan cuplikan. Gaya-gaya ini menentukan kelarutan hingga dengan demikian pemisahan dapat terjadi. Pemisahan tergantung pada harga-harga koefisien partisi K. Efisiensi pelarut didefinisikan sebagai perbandingan dari koefisien-koefisien partisi, atau waktu-waktu retensi yang teratur. Efisiensi pelarut, Kita juga mendefinisikan: faktor pemisahan, Koefisiensi distribusi (=partisi), k, tergantung pada suhu. Harga k turun dengan kenaikan suhu, karena molekul-molekul akan lebih lama berada dalam fasa gas pada suhu yang lebih tinggi. E. Analisa Gas Kromatograf Contoh Soal: 1. Data luas puncak berikut diperoleh dari kromatogram campuran butil alkohol ( faktor koreksi detektor diperoleh dari percobaan lain dengan jumlah alkohol murni diketahui). Tentukan persentase masing-masing butil alkohol.
Alkohol n-butil i-butil s-butil t-butil Luas Puncak cm2 2,74 7,61 3,19 1,66 Jumlah Luas Puncak Faktor Koreksi Detektor 0,603 0,530 0,667 0,681 Luas Puncak sebenarnya 1,652 4,033 2,178 1,130 8,943

Kolom yang merupakan hasil kali kolom 2 dan 3 Jadi, % n-butil = % i-butil = % n-butil = % n-butil = x 100 = 18,3 x 100 = 45,1 x 100 = 23,8 x 100 = 12,6

2. Terdapat kolom kromatografi gas dengan diameter 9 mm. Jika kecepatan volume retensi adalah 70 ml/ menit, sedangkan waktu retensinya adalah 12 sekon. Maka panjang kolom yang sesuai dengan piranti tersebut adalah... 12 sekon = 0,2 menit Volume saat 0,2 menit= 70ml/ menit x 0,2 menit = 14 ml=14000 mm3 Volume kolom = volume gas 3,14x (4,5)2xp= 14000 P= 220,178 mm= 22,0178 cm

3. Dalam analisa GLC dari dua campuran komponen, waktu retensi dari puncak A adalah 14 min dan puncak B adalah 17 min. Lebar puncak pada garis dasar dari puncak B adalah 1 min. Puncak udara terelusi setelah 1 min setelah penginjeksian cuplikan. Pemisahan ini diperoleh dengan kolom sepanjang 3 meter. Hitunglah panjang kolom minimum yang dibutuhkan untuk mendapatkan pemisahan 1,5. Jawab: Untuk kolom ini ( )

N yang diperlukan = = ( ) (

( )

) (

Mula-mula kita mempunyai 4624 pelat teoritis. Tetapi kita hanya membutuhkan untuk R=1,5, 1155 pelat.

Sekarang L yang dibutuhkan= =3x Kolom sepanjang 0,75 m cukup (disamping menggunakan kolom sepanjang 3 m) untuk memperoleh pemisahan yang memuaskan dengan R=1,5.

BAB III PENUTUP

A.

Simpulan 1. Kromatografi adalah metode pemisahan yang didasarkan atas distribusi diferensial komponen sampel diantara dua fase. 2. Kromatografi gas (GC) digunakan untuk memisahkan komponen mudah menguap dari campuran. Pada prinsipnya pemisahan dalam GC disebabkan oleh perbedaan dalam kemampuan distribusi analit diantara fasa gerak dan fasa diam di dalam kolom pada kecepatan dan waktu yang berbeda. 3. Alat GLC atau GC terdiri atas 7 bagian yang pokok seperti pada gambar, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Silinder tempat gas pembawa/pengangkut Pengatur aliran dan pengatur tekanan Tempat injeksi cuplikan Kolom Detector Pencatat Terminal untuk 3, 4 dan 5

DAFTAR PUSTAKA

Hendayana, Sumar. 1994. Kimia Analitik Instrumen. Edisi Kesatu. Semarang : IKIP Semarang Press. Basset, J. dkk. 1978. Vogel`s Textbook of Quantitative Inorganic Analysis. 4th ed. London : Longman. Sastrohamidjojo, Harjono. 2003. Kromatografi. Yogyakarta : Liberty. http://www.chem-is try.org/ materi_kimia/ instrumen_analisis/ kromatografi1/ kromatografi_ gas cair/ (akses: 19 Oktober 20111 ; 13.00 WIB )

Anda mungkin juga menyukai