Panduan BPS

Katalog/Catalog: 9301001
PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA

NATIONAL INCOME OF INDONESIA
2018-2022
id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
//
s:
tp
ht
BADAN PUSAT STATISTIK

BPS-Statistics Indonesia
2018-2022
id
.
go
ps.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA 2018-2022
NATIONAL INCOME OF INDONESIA 2018-2022
ISSN : 0854-6959
id
Nomor Publikasi/Publication Number : 07100.2302
.
go
Katalog/Catalog : 9301001
Ukuran Buku/Book Size : 17,6 cm x 25 cm
s.
p
Jumlah Halaman/Number of Pages: xii+225 halaman/pages
.b
Naskah/Manuscript :
w
Direktorat Neraca Produksi/Directorate of Production Accounts

w
Direktorat Neraca Pengeluaran/Directorate of Expenditure Accounts

//w
Penyunting/Editor :
s:

tp
Gambar Sampul oleh/ Cover Design by:

ht

Ilustrasi Sampel/ Cover Illustration :
www.freepik.com
www.pexels.com
www.unsplash.com
Dipublikasikan oleh/ Published by :
© Badan Pusat Statistik/BPS-Statistics Indonesia
Dicetak oleh/ Printed by :
Badan Pusat Statistik/BPS-Statistics Indonesia
Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengkomunikasikan, dan/atau

menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin
tertulis dari Badan Pusat Statistik
Prohibited to announce, distribute, communicate, and/or copy part of all this
book for commercial purpose without permission from BPS-Statistics Indonesia
ii
KATA
PENGANTAR
P
erekonomian Indonesia terus menunjukkan kondisi pemulihan
pasca Pandemi COVID-19. Perekonomian Indonesia yang
resilien ditunjukkan dengan keberhasilan percepatan laju
pertumbuhan ekonomi yang tumbuh positif 3,70 persen pada 2021
id
setelah sebelumnya terkontraksi cukup dalam sebesar 2,07 persen
.
pada 2020. Keberhasilan ini diperkuat dengan akselerasi pertumbuhan
go
ekonomi Indonesia yang terus terjadi hingga mencapai 5,31 persen pada
s.
tahun 2022 bahkan lebih cepat dibanding laju pertumbuhan ekonomi
p
pada tahun 2019 sebesar 5,02 persen.
.b
w
Publikasi ini menyajikan data dan ulasan secara deskriptif

w
terkait perkembangan ekonomi Indonesia selama tahun 2018-2022.

//w
Perkembangan ekonomi akan disajikan dalam tabel Produk Domestik

s:
Bruto (PDB) beserta indikator turunannya baik atas dasar harga berlaku
tp
maupun konstan 2010 serta dalam nilai dan angka persentase. Tinjauan
ht
secara deskriptif merupakan ulasan dari tabel-tabel yang disajikan serta

berisi penjelasan kondisi PDB menurut lapangan usaha dan PDB menurut
pengeluaran. Untuk angka tahun 2022 masih bersifat sangat sementara
dan akan disempurnakan pada publikasi selanjutnya.
Tersusunnya publikasi ini tidak lepas dari kontribusi dan dukungan
berbagai pihak. Kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi langsung
maupun tidak langsung, diucapkan terima kasih. Semoga publikasi
ini dapat dimanfaatkan untuk mendukung pengambilan kebijakan
perekonomian Indonesia serta untuk memenuhi kebutuhan seluruh
pembaca
Jakarta, Mei 2023
Kepala Badan Pusat Statistik
Dr. Margo Yuwono, S.Si., M.Si.
iii
PREFACE
I
ndonesia’s economy is rebounding after being affected by
the COVID-19 outbreak. Indonesia’s resilient economy is
demonstrated by the successful acceleration of the economic
growth rate, which grows positively by 3.70 percent in 2021 after a severe
id
contraction of 2.07 percent in 2020. This condition is strengthened by
.
the acceleration of economic growth, which continues to occur until it
go
reaches 5.31 percent in 2022, even faster than the economic growth
s.
rate in 2019 of 5.02 percent.
p
.b
This publication presents descriptive data and provides an

w
outlook on the economic development of Indonesia during 2018–2022.

w
The economic performance is depicted by the Gross Domestic Product

//w
(GDP) table and its related indicators, both at current and constant 2010
s:
prices, as well as in values and percentages. The descriptive overview

tp
is a glance at the tables presented and provides an explanation of the

ht
GDP by economic activity and GDP by expenditure during 2018-2022.

The figures in 2022 are still very preliminary due to limitations and will
be more refined within the upcoming publication.
The preparation of this publication would not have been possible
without the contribution and support of many people. We would like to
thank all those who have contributed directly or indirectly. Hopefully,
this publication can be utilized to support Indonesia’s economic policies
and meet the needs of all readers.
Jakarta, May 2023

BPS - Statistics Indonesia
Dr. Margo Yuwono, S.Si., M.Si.

Chief Statistician
iv
DAFTAR ISI/CONTENTS
KATA PENGANTAR/PREFACE iii
DAFTAR ISI/CONTENTS v
DAFTAR TABEL/LIST OF TABLES vIii
DAFTAR GAMBAR/LIST OF FIGURES vIii
. id
go
DAFTAR LAMPIRAN/LIST OF APPENDIX ix
p s.
.b
w
01 PENDAHULUAN/INTRODUCTION
w
//w
1.1. Gambaran Umum Perekonomian Indonesia/ 5

An Overview of Indonesia Economy 121
s:
1.2. Pengertian Pendapatan Nasional/ 9

tp
Definition of National Income 124

ht
1.3. Keterkaitan Pendapatan Nasional dan Produk Domestik Bruto (PDB)/ 10

Linkage of National Income and Gross Domestic Bruto 125
1.4. Sistematika Penulisan Publikasi/ 12
Writing Method 127
RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN/

02
COVERAGE AND CALCULATION METHOD
17
2.1. Ruang Lingkup/ Coverage
131
27
2.2. Metode Penghitungan/ Methodology
140
38
2.3. Perubahan Tahun Dasar/ Change in Base Year
151
v
DAFTAR ISI/CONTENTS
PERKEMBANGAN MENURUT LAPANGAN USAHA/
03
TREND OF GDP BY INDUSTRY
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan/ 41
3.1.
Agriculture, Forestry, and Fishing 155
Pertambangan dan Penggalian/ 42
3.2.
Mining and Quarrying 156
Industri Pengolahan/ 44
3.3.
Manufacturing 157
id
Pengadaan Listrik dan Gas/ 45
3.4.
Electricity, Gas, Steam and Air Conditioning Supply 159
.
go
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang/ 46
3.5. s.
Water Supply, Sewerage, Waste Management and Remediation Activities 159
p
Konstruksi/ 46
.b
3.6.
Construction 160
w
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor/ 47

w
3.7.
Wholesale and Retail Trade; Repair of Motor Vehicles and Motorcycles 161
//w
Transportasi dan Pergudangan/ 48

3.8.
s:
Transportation and Storage 162

tp
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum/ 50

3.9.
Accommodation and Food Service Activities 163
ht
Informasi dan Komunikasi/ 51

3.10.
Information and Communication 164
Jasa Keuangan dan Asuransi/ 51
3.11.
Financial and Insurance Activities 164
Real Estat/ 52
3.12.
Real Estate Activities 165
Jasa Perusahaan/ 53
3.13.
Business Activities 166
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib/ 53
3.14.
Public Administration and Defence; Compulsory Social Security 166
Jasa Pendidikan/ 54
3.15.
Education 167
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial/ 55
3.16.
Human Health and Social Work Activities 167
Jasa Lainnya/ 56
3.17.
Other Services Activities 168
vi
DAFTAR ISI/CONTENTS
PERKEMBANGAN MENURUT PENGELUARAN/ TREND OF
04
GDP BY EXPENDITURE
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga/ 60
4.1.
Household Final Consumption Expenditure 171
Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga/
60
4.2. Non Profit Institution Serving Households (NPISHs) Final Consumption
172
Expenditure
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah/ 61
4.3.
Government Final Consumption Expenditure 173
id
Pembentukan Modal Tetap Bruto/
.
61
go
4.4.
Gross Fixed Capital Formation (GFCF) 173
Ekspor dan Impor Barang dan Jasa/
s. 62
4.5.
p
Export and Import of Goods and Services 174
.b
65
w
DAFTAR ISTILAH PENTING/ GLOSSARY 175

w
//w
71
LAMPIRAN/APPENDIX 181
s:
tp
ht
vii
DAFTAR TABEL/LIST OF TABLES
Tabel/Table
Pertumbuhan Ekonomi Negara Anggota ASEAN, 2019-2022 (persen)/ 7
1.1.
Economic Growth of ASEAN Countries, 2019-2022 (percent) 123
Pertumbuhan Ekonomi Negara Anggota G7, 2019-2022 (persen)/ 8
1.2.
Economic Growth of G7 Countries, 2019-2022 (percent) 124
Metode Penghitungan NTB ADHB dan NTB ADHK Menurut Lapangan
id
Usaha/ 30
.
2.1.
go
The Calculation Methods for GVA Current Prices and GVA Constant Prices 143
by Industry s.
p
.b
w
w
DAFTAR GAMBAR/LIST OF FIGURES

//w
s:
tp
ht
Gambar/Figure
Laju Pertumbuhan PDB Menurut Lapangan Usaha, 2019-2022/ 41
3.1.
Growth Rate of GDP by Industry, 2019-2022 155
Laju Pertumbuhan PDB Menurut Pengeluaran, 2019-2022/ 59
4.1.
Growth Rate of GDP by Expenditure, 2019-2022 171
viii
DAFTAR LAMPIRAN/LIST OF APPENDIX
Lampiran/Appendix
Lampiran 1/ Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut 72
Appendix 1 Lapangan Usaha (miliar rupiah), 2018-2022/ 182
Gross Domestic Product at Current Market Prices by Industry
(billion rupiahs), 2018-2022
Lampiran 2/ Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut 75
id
Appendix 2 Lapangan Usaha (miliar rupiah), 2018-2022/ Gross Domestic 185
.
go
Product at Constant Prices by Industry (billion rupiahs), 2018-
2022 s.
Lampiran 3/ Kontribusi Terhadap Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga 78
p
188
.b
Appendix 3 Berlaku Menurut Lapangan Usaha (persen), 2018-2022/

Percentage Distribution of Gross Domestic Product at Current
w
Market Prices by Industry (percent), 2018-2022

w
//w

Appendix 4 Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (persen), 2018-2022/ 191
s:
Percentage Distribution of Gross Domestic Product at Constant

tp

ht
Lampiran 5/ Indeks Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar 84

Appendix 5 Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, 2018-2022/ Indices 194
of Gross Domestic Product at Current Market Prices by Industry,
2018-2022
Lampiran 6/ Indeks Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga 87
Appendix 6 Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha, 2018-2022/ Indices 197
of Gross Domestic Product at 2010 Constant Market Prices by
Industry, 2018-2022
Lampiran 7/ Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga 90
Appendix 7 Berlaku Menurut Lapangan Usaha (persen), 2019-2022/ Growth 200
Rate of Gross Domestic Product at Current Market Prices by
Industry (percent), 2019-2022
Lampiran 8/ Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga 93
Appendix 8 Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (persen), 2019-2022/ 203
Growth Rate of Gross Domestic Product at 2010 Constant Market
Prices by Industry (percent), 2019-2022
ix
Lampiran/ Appendix
Lampiran 9/ Indeks Harga Implisit Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan 96
Appendix 9 Usaha (2010=100), 2018-2022/ Implicit Price Indices of Gross 206
Domestic Product by Industry (2010=100), 2018-2022
Lampiran 10/ Laju Pertumbuhan Indeks Harga Implisit Produk Domestik Bruto 99
Appendix 10 Menurut Lapangan Usaha (persen), 2019-2022/ Growth Rate 209
id
of Implicit Price Indices of Gross Domestic Product by Industry
.
go
(percent), 2019-2022
Lampiran 11/ Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
s. 102
Appendix 11 Pengeluaran (miliar rupiah), 2018-2022/ Gross Domestic Product 212
p
.b
at Current Market Prices by Expenditure (billion rupiahs), 2018-

2022
w
w
Lampiran 12/ Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut 103
//w
Appendix 12 Pengeluaran (miliar rupiah), 2018-2022/ Gross Domestic Product 213

at Constant Market Prices by Expenditure (billion rupiahs), 2018-
s:
2022
tp
ht
Appendix 13 Berlaku Menurut Pengeluaran (persen), 2018-2022/ Percentage 214

Distribution of Gross Domestic Product at Current Market Prices by
Expenditure (percent), 2018-2022
Lampiran 14/ Kontribusi Terhadap Produk Domestik Bruto Atas Dasar Har- 105
Appendix 14 ga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran (persen), 2018-2022/ 215
Market Prices by Expenditure (percent), 2018-2022
Lampiran 15/ Indeks Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga 106
Appendix 15 Berlaku Menurut Pengeluaran, 2018-2022/ Indices of Gross 216
Domestic Product at Current Market Prices by Expenditure, 2018-
2022
Lampiran 16 Indeks Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga 107
Appendix 16 Konstan 2010 Menurut Pengeluaran, 2018-2022/ Indices of 217
Gross Domestic Product at 2010 Constant Market Prices by Expen-
diture, 2018-2022
x
Lampiran/ Appendix
Lampiran 17/ Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Ber- 108
Appendix 17 laku Menurut Pengeluaran (persen), 2019-2022/ Growth Rate of 218
Gross Domestic Product at Current Market Prices by Expenditure
(percent), 2019-2022
Lampiran 18/ Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Kon- 109
id
Appendix 18 stan 2010 Menurut Pengeluaran (persen), 2019-2022/ Growth 219
.
go
Rate of Gross Domestic Product at 2010 Constant Market Prices
by Expenditure (percent), 2019-2022
s.
Lampiran 19/ Indeks Harga Implisit Produk Domestik Bruto Menurut Pengelu- 110
p
220
.b
Appendix 19 aran (2010=100), 2018-2022/ Implicit Price Indices of Gross

Domestic Product by Expenditure (2010=100), 2018-2022
w
w
Lampiran 20/ Laju Pertumbuhan Indeks Harga Implisit Produk Domestik Bruto 111
//w
Appendix 20 Menurut Pengeluaran (persen), 2019-2022/ Growth Rate of 221

Implicit Price Indices of Gross Domestic Product by Expenditure
s:
(percent), 2019-2022
tp
Lampiran 21/ Perkembangan Beberapa Agregat Pendapatan dan Pendapa- 112

ht
Appendix 21 tan Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku, 2018-2022/ Income 222
Aggregates and Per Capita Income at Current Market Prices,
2018-2022
Lampiran 22 Perkembangan Beberapa Agregat Pendapatan dan Pendapa- 113
Appendix 22 tan Perkapita Atas Dasar Harga Konstan, 2018-2022/ Income 223
Aggregates and Per Capita Income at Constant Market Prices,
2018-2022
Lampiran 23/ Laju Pertumbuhan Beberapa Agregat Pendapatan dan 114
Appendix 23 Pendapatan Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku (persen), 224
2019-2022/ Growth Rate of Income Aggregates and Per Capita
Income at Current Market Prices (percent), 2019-2022
Lampiran 24/ Laju Pertumbuhan Beberapa Agregat Pendapatan dan 115
Appendix 24 Pendapatan Perkapita Atas Dasar Harga Konstan (persen), 225
2019-2022/ Growth Rate of Income Aggregates and Per Capita
Income at Constant Market Prices (percent), 2019-2022
xi
ht
tp
s:
//w
w
xii
w
.b
ps.
go
.id
2018-2022
id
.
go
ps.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
ht
tp
s:
//w
w
w
.b
ps.
go
.id
ht
01
tp
s:
//w
w
w
PENDAHULUAN
.b
ps.
go
.id
Momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia terus terjaga ditunjukkan
dengan pertumbuhan ekonomi yang impresif dan didukung oleh
peningkatan beberapa indikator nasional
5,31% 278,10% 19,82%

wisatawan wisnus
pertumbuhan ekonomi mancanegara domestik
Mengalami percepatan Peningkatan kunjungan wisatawan
pertumbuhan dibanding tahun mancanegara dan domestik
2021 dibanding tahun 2021
5,00% 50,14%
86,81% 74,43% 37,12% pengeluaran pangsa
vaksin 1 vaksin 2 vaksin 3 konsumsi per kapita pengeluaran pangan
Capaian Vaksinasi penduduk Peningkatan pengeluaran konsumsi

dari total target per kapita dibanding tahun 2021
234,7 Juta Jiwa dengan total konsumsi didominasi
oleh pengeluaran pangan
* Informasi terkait vaksinasi diperoleh dari Kementerian Kesehatan
id
PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
.
go
DIBANDING BEBERAPA NEGARA, 2022
s.
* Sumber : International Monetary Fund, World Economic Output Database, April 2023
p
.b
w
w
//w
AMERIKA INGGRIS JEPANG

SERIKAT 4,05% 1,08%
s:
2,07%
tp
INDONESIA
ht
5,31%
MALAYSIA SINGAPURA THAILAND

8,69% 3,65% 2,64%
PERBANDINGAN PDB & PENDAPATAN NASIONAL

(Triliun Rupiah)
* Disajikan dalam Triliun Rupiah 19.588,4
16.976,7
15.832,7 15.443,4
14.838,8 14.391,3
12.570,5
Selisih antara
11.392,2 11.418,5 PDB &
10.865,9
Pendapatan Nasional
meningkat sebesar
17,95% dari tahun 2021
sampai tahun 2022
2018 2019 2020 2021 2022
PDB Indonesia Pendapatan Nasional Indonesia

1.1. Gambaran Umum Perekonomian Indonesia
Salah satu indikator yang sering digunakan untuk menggambarkan kondisi

perekonomian Indonesia adalah PDB. Indikator PDB dapat menunjukkan struktur
dan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada suatu periode waktu tertentu serta
perbandingannya antar-waktu. Struktur ekonomi Indonesia menunjukkan kontribusi dari
masing-masing lapangan usaha serta komponen pengeluaran dalam pembentukan
PDB. Dari sisi lapangan usaha, struktur perekonomian Indonesia cenderung tidak
mengalami perubahan selama periode tahun 2018-2022. Secara konsisten, Industri
Pengolahan menjadi lapangan usaha yang mendominasi perekonomian Indonesia.
Lapangan usaha lain yang berkontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia
id
secara berurutan adalah Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan
.
go
Sepeda Motor; serta Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan. Pada tahun 2022,
s.
kontribusi masing-masing lapangan usaha tersebut terhadap perekonomian Indonesia
p
.b
sebesar 18,34 persen; 12,85 persen; dan 12,40 persen. .

w
Dari sisi pengeluaran, struktur perekonomian Indonesia tidak mengalami

w
//w
perubahan yang berarti selama periode tahun 2018-2022. Selama periode lima
tahun tersebut, kontributor terbesar untuk perekonomian Indonesia adalah Komponen
s:
tp
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT). Pada tahun 2022, kontribusi komponen
ht
PK-RT sebesar 51,87 persen yang mencakup lebih dari separuh PDB Indonesia dari
sisi pengeluaran. Sementara itu, Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)
serta Ekspor Barang dan Jasa masing-masing berkontribusi terhadap perekonomian
Indonesia sebesar 29,08 persen serta 24,49 persen.
Pada tahun 2022, perekonomian Indonesia terus mengalami percepatan

pertumbuhan sebesar 5,31 persen setelah sebelumnya tumbuh sebesar 3,70
persen pada tahun 2021. Percepatan laju pertumbuhan ini menunjukkan konsistensi
pemulihan serta resiliensi perekonomian Indonesia. Percepatan laju pertumbuhan
ekonomi ini diikuti oleh hampir seluruh lapangan usaha serta hampir seluruh komponen
pengeluaran.
Dari 17 kategori lapangan usaha yang ada, 13 lapangan usaha diantaranya

berhasil mengalami percepatan laju pertumbuhan pada tahun 2022 dibanding tahun
2021. Secara konsisten, Transportasi dan Pergudangan menjadi lapangan usaha
Pendapatan Nasional Indonesia 2018 - 2022 5

dengan laju pertumbuhan paling pesat dibanding lapangan usaha lainnya. Pada
tahun 2021, lapangan usaha ini tumbuh sebesar 3,24 persen setelah sebelumnya
terkontraksi dalam sebesar 15,05 persen. Pada tahun 2022, laju pertumbuhan
lapangan usaha ini semakin pesat mencapai 19,87 persen tertinggi dibanding
lapangan usaha lainnya. Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
juga mengalami pertumbuhan yang pesat sebesar 11,97 persen setelah sebelumnya
tumbuh sebesar 3,89 persen. Faktor pendorong percepatan laju pertumbuhan ini
adalah peningkatan mobilitas masyarakat dan arus barang melalui berbagai
moda transportasi. Selain itu, pelonggaran PPKM serta penyelenggaran berbagai
kegiatan berskala nasional maupun internasional berperan dalam peningkatan
jumlah wisatawan yang akhirnya mendorong peningkatan okupansi hotel.
. id
Dibandingkan dengan lapangan usaha yang telah disebutkan, beberapa
go
lapangan usaha justru mengalami perlambatan laju pertumbuhan. Salah satu
s.
diantaranya adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial yang tumbuh melambat
p
.b
dari 10,45 persen pada tahun 2021 menjadi 2,74 persen pada tahun 2022.
w
Perlambatan laju pertumbuhan ini diikuti oleh Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
w
Limbah, dan Daur Ulang; Jasa Perusahaan; serta Konstruksi.

//w
s:
Dari sisi pengeluaran, percepatan laju pertumbuhan juga dialami oleh

tp
beberapa komponen pengeluaran. Percepatan laju pertumbuhan tertinggi dialami

ht
oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT)
yang tumbuh dari 1,62 persen pada 2021 menjadi 5,64 persen. Percepatan laju
pertumbuhan juga dialami oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga dan
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB). Masing-masing komponen tersebut tumbuh
4,93 persen dan 3,87 persen. Pada tahun 2022, faktor pendorong percepatan laju
pertumbuhan beberapa komponen ini adalah karena membaiknya perekonomian
setelah pandemi COVID-19.
Meski begitu, terdapat beberapa komponen pengeluaran yang justru

mengalami perlambatan pertumbuhan. Komponen yang dimaksud adalah
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah yang terkontraksi cukup dalam mencapai 4,51
persen di tahun 2022 setelah sebelumnya tumbuh positif sebesar 4,24 persen
di tahun 2021. Kontraksi laju pertumbuhan pada komponen ini disebabkan oleh
penurunan realisasi belanja barang dan jasa serta belanja bantuan sosial seiring
6 National Income of Indonesia 2018 - 2022

dengan penanganan COVID-19 yang semakin terkendali. Ekspor Barang dan jasa
juga mengalami perlambatan pertumbuhan dari 17,95 pada tahun 2021 persen
menjadi 16,28 persen pada tahun 2022. Komponen Impor Barang dan Jasa sebagai
faktor pengurang untuk PDB menurut pengeluaran juga tumbuh melambat dari 24,87
persen di tahun 2021 menjadi 14,75 persen di tahun 2022.
Kondisi pemulihan ekonomi pasca Pandemi COVID-19 terus dialami oleh

negara-negara dalam lingkup Association of Southeast Asia Nation (ASEAN).
Berdasar laporan International Monetary Fund (IMF), hampir semua negara dalam
lingkup ASEAN mengalami percepatan laju pertumbuhan ekonomi pada tahun
2022. ASEAN-5 yang terdiri dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan
Filipina berhasil mempertahankan pertumbuhan positif sebesar 5,47 persen bahkan
. id
angka ini lebih tinggi dibanding tahun 2019 sebelum adanya Pandemi COVID-19.
go
Pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi di Malaysia dengan laju pertumbuhan 8,69
s.
persen. Myanmar yang sebelumnya mengalami kontraksi pertumbuhan terdalam
p
.b
sebesar 17, 94 persen mampu tumbuh positif sebesar 1,97 persen pada tahun
w
2022. Brunei Darussalam yang sebelumnya juga mengalami kontraksi pertumbuhan

w
sebesar 1,59 persen mulai menunjukkan percepatan pertumbuhan meskipun masih

//w
terkontraksi sebesar 1,51 persen. Pertumbuhan ekonomi negara-negara ASEAN

s:
dapat dilihat pada Tabel 1.1.

tp
ht
Tabel 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Negara Anggota ASEAN,

2019 - 2022 (persen)
Negara 2019 2020 2021 2022
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Indonesia 5,02 -2,07 3,70 5,31
2. Malaysia 4,41 -5,53 3,09 8,69
3. Singapura 1,33 -3,90 8,88 3,65
4. Thailand 2,12 -6,16 1,56 2,64
5. Filipina 6,12 -9,52 5,70 7,60
ASEAN-5 4,25 -4,40 3,96 5,47
6. Brunei Darussalam 3,87 1,13 -1,59 -1,51
7. Kamboja 7,05 -3,10 3,03 5,01
8. Myanmar 6,75 3,19 -17,94 1,97
9. Laos PDR 4,65 -0,44 2,06 2,25
10. Vietnam 7,36 2,87 2,56 8,02
Sumber : International Monetary Fund, World Economic Outlook Database, April 2023

Berbeda dengan pola pertumbuhan ekonomi yang dialami oleh ASEAN,
perekonomian dunia tetap tumbuh namun mengalami perlambatan pada tahun
2022. Pada tahun 2021, perekonomian dunia mampu pulih dengan laju pertumbuhan
ekonomi sebesar 6,28 persen setelah sebelumnya terkontraksi sebesar 2,81 persen.
Pada tahun 2022, perekonomian dunia tumbuh melambat sebesar 3,41 persen
atau turun 2,87 persen poin. Pola ini juga terjadi pada negara-negara dengan
perekonomian maju, seperti kelompok G7. Secara agregat, pertumbuhan ekonomi
kelompok negara ini tumbuh melambat menjadi 2,26 persen atau turun sebesar 3,06
persen poin. Negara dengan perlambatan ekonomi paling dalam adalah Perancis
yang tumbuh melambat sebesar 2,61 persen atau turun 4,16 persen poin. Negara
dengan laju pertumbuhan terendah dialami oleh Jepang yang tumbuh 1,08 persen.
id
Sementara itu, laju pertumbuhan paling tinggi dialami oleh Inggris dengan laju
.
go
pertumbuhan 4,05 persen meskipun pertumbuhan ekonominya melambat sedalam
s.
3,55 persen poin. Pertumbuhan ekonomi dunia dan beberapa negara maju dapat
p
dilihat pada Tabel 1.2.
.b
w
w
Tabel 1.2. Pertumbuhan Ekonomi Negara Anggota G7, 2019 - 2022 (persen)
//w
s:
Negara 2019 2020 2021 2022

tp
(1) (2) (3) (4) (5)

ht
Amerika 2,30 -2.77 5,95 2,07

Jepang -0,40 -4,28 2,15 1,08
Kanada 1,89 -5,07 5,01 3,40
Inggris 1,60 -11,03 7,60 4,05
Jerman 1,05 -3,69 2,63 1,78
Perancis 1,88 -7,91 6,77 2,61
Italia 0,48 -8,98 6,99 3,68
Eropa 1,60 -4,51 5,32 2,26
G7 1,59 -6,10 5,37 3,47
Dunia 2,81 -2,81 6,28 3,41
Sumber : International Monetary Fund, World Economic Outlook Database, April 2023

1.2. Pengertian Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional merupakan salah satu indikator yang berperan penting

untuk menggambarkan keterkaitan antara kesejahteraan atau kemakmuran suatu
negara dengan kondisi perekonomiannya. Ukuran kesejahteraan dan keterkaitan
ekonomi digambarkan melalui kemampuan untuk menghasilkan berbagai produk,
menciptakan pendapatan, mengkonsumsi, serta menambah aset yang dimiliki oleh
masyarakat suatu negara pada kurun waktu tertentu.
Pendapatan nasional diartikan sebagai seluruh pendapatan yang diterima

oleh masyarakat suatu negara pada kurun waktu tertentu. Penciptaan pendapatan
id
pada indikator ini berhubungan erat dengan pendapatan faktor produksi.
.
go
Pendapatan faktor produksi merupakan perolehan pendapatan atau pembayaran
dalam wujud balas jasa tenaga kerja (seperti upah dan gaji) serta bukan tenaga
s.
p
kerja (bunga, dividen, royalti, dan kompensasi atas kepemilikan faktor produksi
.b
lainnya). Pendapatan tersebut merupakan sumber pembiayaan hidup masyarakat.

w
Apabila produk-produk yang dihasilkan dalam perekonomian dikaitkan dengan

w
//w
pola dan perilaku konsumsi masyarakat, maka pendapatan nasional dapat menjadi
proksi atas ukuran kemakmuran.
s:
tp
Pendapatan nasional juga menunjukkan pendapatan potensial yang dapat

ht
diterima oleh masyarakat sesuai dengan sumber pendapatannya. Pada kenyatannya,

pendapatan yang dihasilkan suatu negara belum tentu sepenuhnya dinikmati oleh
masyarakat negara tersebut. Ada pendapatan yang mengalir ke luar wilayah suatu
negara, namun ada juga pendapatan yang diterima dari negara lain. Oleh karena
itu, konsep pendapatan nasional menjelaskan tentang pendapatan dari seluruh balas
jasa faktor produksi yang diterima oleh masyarakat residen, baik yang berasal dari
aktivitas ekonomi domestik maupun luar negeri dikurangi dengan pembayaran atas
masyarakat non residen.

1.3. Keterkaitan Pendapatan Nasional dan Produk Domestik Bruto
Pendapatan nasional menjelaskan tentang pendapatan yang diterima oleh

masyarakat (residen) dari seluruh balas jasa faktor produksi yang diterima, baik
yang berasal dari aktivitas ekonomi domestik maupun dari luar negeri dikurangi
oleh pembayaran atas pendapatan masyarakat non residen.
Merujuk pada SNA 2008, pendapatan nasional merupakan indikator
ekonomi yang diperoleh dari PDB ditambah dengan pendapatan faktor neto dari
luar negeri. Tahapan untuk mendapatkan indikator pendapatan nasional dari PDB
adalah sebagai berikut :
a. Pendapatan Nasional Bruto (PNB)
id
PNB menjadi indikator awal untuk memperoleh angka pendapatan
.
go
nasional. Indikator ini diperoleh dari PDB ditambah kompensasi tenaga
s.
kerja, pendapatan properti serta pajak atas produksi neto yang diterima
p
.b
dari luar negeri dikurangi kompensasi tenaga kerja, pendapatan properti,

w
dan pajak atas produksi neto yang dibayarkan ke luar negeri. Dengan
w
kata lain, PNB didapatkan dari PDB ditambah pendapatan faktor neto
//w
dari luar negeri.

s:
tp
b. Pendapatan Nasional Neto (PNN)

ht
PNN diperoleh dari pengurangan antara PNB dengan konsumsi barang

modal tetap. Pada level agregat ekonomi indikator ini dideskripsikan
sebagai Pendapatan Nasional.
c. Pendapatan Nasional Disposabel Neto (PNDN)

PNDN adalah indikator yang digunakan untuk melihat pengaruh luar
negeri terhadap perekonomian nasional. PNDN didapatkan dari PNN
ditambah transfer berjalan yang diterima dari luar negeri dikurang
transfer berjalan yang dibayarkan ke luar negeri.
Indikator pendapatan nasional dan PDB dapat diturunkan menjadi beberapa

indikator turunan yang berguna untuk melihat kondisi tertentu dari perekonomian di
suatu negara. Berikut disebutkan indikator turunan pada pendapatan nasional dan
PDB beserta kegunannya :

a. PDB menurut lapangan usaha dan pengeluaran atas dasar harga berlaku
PDB atas dasar harga berlaku dapat disebut sebagai PDB Nominal.
Indikator ini digunakan untuk menghitung distribusi PDB yang menunjukkan
struktur perekonomian atau peranan setiap kategori lapangan usaha
ekonomi dan pengeluaran dalam suatu negara.
b. PDB menurut lapangan usaha dan pengeluaran atas dasar harga

konstan
PDB atas dasar harga konstan dapat disebut sebagai PDB riil. Indikator
ini dapat digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi
secara keseluruhan atau setiap kategori lapangan usaha dan komponen
pengeluaran dari tahun ke tahun.
. id
go
c. PNB atas dasar harga berlaku
PNB atas dasar harga berlaku menunjukkan pendapatan yang
s.
p
memungkinkan untuk dinikmati oleh penduduk suatu negara.
.b
w
d. PDB dan PNB per kapita atas dasar harga berlaku

w
PDB dan PDN per kapitas atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai
//w
PDB dan PNB per satu orang penduduk.Indikator ini dapat mencerminkan
s:
pendapatan setiap penduduk di suatu negara.

tp
ht
e. PDB dan PNB per kapita atas dasar harga konstan

PDN dan PNB per kapita atas dasar harga konstan menunjukkan
pertumbuhan nyata ekonomi per kapita penduduk suatu negara.
Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan indikator ekonomi yang lebih umum
digunakan oleh berbagai negara dibandingkan dengan Pendapatan Nasional
Bruto. Di Indonesia, PDB berperan penting dalam pengambilan kebijakan. Selain
itu, PDB juga digunakan oleh berbagai organisasi internasional untuk melihat
tingkat kesehatan perekonomian suatu negara. PDB per kapita pun juga sering
digunakan untuk melihat perkembangan kondisi kesejahteraan masyarakat suatu
negara. Meskipun pendapatan nasional merupakan indikator yang lebih tepat
untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan suatu negara, PDB masih lebih banyak
digunakan untuk keterbandingan ekonomi antar wilayah atau antar negara dan selain
karena proses penghitungan yang lebih mudah. Melihat kondisi tersebut, publikasi

ini akan lebih mengulas metode penghitungan serta analisis struktur perekonomian
berdasar indikator PDB.
1.4. Sistematika Penulisan Publikasi
Publikasi Pendapatan Nasional Indonesia 2018-2022 disusun untuk

menggambarkan kondisi perekonomian Indonesia berdasar hasil penghitungan
beberapa indikator makro ekonomi. Publikasi ini akan memuat pengertian umum
pendapatan nasional beserta kaitannya dengan PDB, metode penghitungan, serta
analisis struktur ekonomi Indonesia berdasarkan PDB menurut lapangan usaha
dan pengeluaran. Cakupan wilayah pada publikasi ini terbatas hanya untuk level
id
nasional. Sementara itu, periode waktu yang akan diulas terbatas untuk tahun 2018
.
go
hingga tahun 2022.
s.
Secara umum, lingkup penyusunan publikasi ini adalah :
p
.b
1. Pengertian umum terkait pendapatan nasional serta keterkaitannya dengan

w
PDB sebagai indikator ekonomi makro;

w
//w
2. Ruang lingkup dan metode yang digunakan dalam penghitungan PDB menurut
lapangan usaha dan pengeluaran;
s:
3. Gambaran umum struktur perekonomian Indonesia sesuai dengan PDB

tp
ht
menurut lapangan usaha dan pengeluaran; serta

4. Tabel-tabel data yang berkaitan dengan indikator pendapatan nasional
dan PDB
Sementara itu, Publikasi Pendapatan Nasional Indonesia 2018-2022 akan

diterbitkan dalam empat bab dengan pembabakan sebagai berikut :
a. Bab I Pendahuluan
Bab ini memuat penjelasan singkat mengenai pendapatan nasional beserta
kaitannya dengan PDB, gambaran umum perekonomian Indonesia beserta
perbandingannya dengan negara lain, serta ruang lingkup dan sistematika
penulian.

b. Bab II Ruang Lingkup dan Metode Penghitungan
Bab ini mencakup ruang lingkup untuk masing-masing lapangan usaha dan
komponen pengeluaran serta metode penghitungan yang digunakan untuk
menyusun PDB menurut lapangan usaha dan pengeluaran.
c. Bab III Perkembangan PDB Menurut Lapangan Usaha

Pada bab ini akan dijelaskan analisis umum struktur perekonomian Indonesia
beserta perkembangannya berdasarkan hasil penghitungan PDB menurut
lapangan usaha.
d. Bab IV Perkembangan PDB Menurut Pengeluaran
Pada bab ini akan dijelaskan analisis umum struktur perekonomian Indonesia
id
beserta perkembangannya berdasarkan hasil penghitungan PDB menurut
.
go
pengeluaran. p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

id
.
go
ps.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

02
RUANG LINGKUP
DAN
METODE PENGHITUNGAN
id
.
go
ps.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
NOTE
duksi,
d e k a t an Pro
Pen eluaran, & n
Peng patan aka ai
Pendahasilkan nil
meng ang sama
PDB y
PDB
Produksi kasikan
Produk mpubli a
BPS mbeerdasar adituu
+
PDBdekatan y ngeluaran
Domestik pen uksi & Pe
Prod
Bruto Jumlah nilai tambah
barang & jasa
Pajak Neto
Atas Produk
atas dasar harga dasar
dapat disusun berdasar
3 id
Pendapatan
.
+ + + go
p s.

.b
Kompensasi Surplus Usaha Pendapatan Pajak Atas

w
Tenaga Bruto Campuran Produksi & Impor

Kerja Bruto Neto
w
PENDEK ATAN
//w
Pengeluaran
s:
+ + + +
tp
ht
Konsumsi Konsumsi Konsumsi PMTB Ekspor

Rumah Tangga LNPRT Pemerintah Neto
PDB DIGUNAKAN UNTUK MENGHASILKAN

INDIKATOR PENDAPATAN NASIONAL
PDB + PNB - - = PN
PRODUK Pajak Atas Konsumsi
Pendapatan Neto Produksi & Impor Barang Modal
NASIONAL PENDAPATAN NASIONAL
PRODUK DOMESTIK Terhadap Luar Negeri Neto Tetap
BRUTO
BRUTO Atas Faktor Produksi
=
2.1. Ruang Lingkup
Pada sub bab ini diuraikan ruang lingkup dalam penyusunan PDB menurut
lapangan usaha dan pengeluaran. Ruang lingkup berisi penjelasan jenis kegiatan
ekonomi yang tercakup untuk setiap lapangan usaha atau komponen PDB. Penentuan
ruang lingkup lapangan usaha dan komponen PDB mengacu pada System of
National Accounts (SNA) 2008 dengan beberapa penyesuaian berdasarkan kondisi
perekonomian di Indonesia.
2.1.1. Ruang Lingkup PDB Menurut Lapangan Usaha
Lapangan usaha yang dicakup dalam penghitungan PDB dikelompokkan
. id
dalam 17 kategori lapangan usaha. Berikut uraian ruang lingkup untuk masing-
go
masing lapangan usaha. s.
p
A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
.b
Lapangan usaha ini mencakup segala pengusahaan yang didapatkan dari

w
w
alam dan merupakan benda-benda atau barang-barang biologis (hidup) yang

//w
hasilnya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sendiri atau untuk
s:
dijual kepada pihak lain. Pengusahaan ini termasuk kegiatan yang tujuan utamanya
tp
memenuhi kebutuhan sendiri (subsisten) seperti kegiatan usaha tanaman pangan.

ht
Lapangan usaha ini mencakup tiga subkategori, yaitu:
1. Pertanian, Peternakan, dan Jasa Pertanian

2. Kehutanan dan Penebangangan Kayu
3. Perikanan
B. Pertambangan dan Penggalian

Ruang lingkup pada lapangan usaha ini mencakup serangkaian kegiatan
untuk aktivitas pertambangan dan penggalian. Beberapa kegiatan tersebut dalah
penggalian, pengeboran, penyaringan, pencucian, pemilihan dan pengambilan
segala macam barang tambang, mineral dan barang galian yang tersedia di alam,
baik berupa benda padat, cair, maupun gas. Sifat dari kegiatan-kegiatan tersebut
adalah menciptakan nilai guna barang tambang dan galian sehingga memungkinkan
untuk dimanfaatkan, dijual, atau diproses lebih lanjut.

Lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian dikelompokkan dalam
empat subkategori, yaitu:
1. Pertambangan Minyak, Gas, dan Panas Bumi

2. Pertambangan Batubara dan Lignit
3. Pertambangan Bijih Logam
4. Pertambangan dan Penggalian Lainnya
C. Industri Pengolahan
Lapangan Usaha Industri Pengolahan meliputi kegiatan ekonomi di bidang

perubahan secara kimia atau fisik dari bahan, unsur atau komponen menjadi produk
baru. Bahan baku industri pengolahan berasal dari produk pertanian, kehutanan,
id
perikanan, pertambangan atau penggalian. Industri Pengolahan juga mencakup
.
go
perubahan bahan menjadi produk baru dengan menggunakan tangan, kegiatan
s.
maklon, atau kegiatan penjualan produk yang dibuat di tempat sama dimana produk
p
.b
tersebut dijual dan unit yang melakukan pengolahan bahan-bahan dari pihak lain
w
atas dasar kontrak. Lapangan usaha ini mencakup 16 subkategori, yaitu :

w
//w
1. Industri Pengolahan Batubara dan Pengilangan Minyak dan Gas Bumi

2. Industri Makanan dan Minuman
s:
tp
3. Industri Pengolahan Tembakau

ht
4. Industri Tekstil dan Pakaian Jadi

5. Industri Kulit, Barang dari Kulit, dan Alas Kaki
6. Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus, dan Barang Anyaman
7. Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan, dan Reproduksi Media
Rekam
8. Industri Kimia, Farmasi, dan Obat Tradisional
9. Industri Karet, Barang dari Karet, dan Plastik
10. Industri Barang Galian Bukan Logam
11. Industri Logam Dasar
12. Industri Barang Logam, Komputer, Barang Elektronik, Optik, dan Peralatan
Listrik
13. Industri Mesin dan Perlengkapan
14. Industri Alat Angkutan

15. Industri Furnitur
16. Industri Pengolahan Lainnya, Jasa Reparasi, dan Pemasangan Mesin dan
Peralatan
D. Pengadaan Listrik dan Gas

Lapangan usaha ini mencakup kegiatan yang berhubungan dengan
ketenagalistrikan serta pengadaan gas dan produksi es. Kegiatan yang dicakup
ketenagalistrikan adalah pembangkitan, transmisi, dan pendistribusian energi listrik
kepada konsumen akhir. Sementara itu, kegiatan untuk pengadaan gas dan produksi
es terdiri dari kegiatan gas alam dan buatan, pengadaan uap/air panas, udara
dingin, serta produksi es. Lapangan usaha ini dikelompokkan dalam dua subkategori:
id
1. Ketenagalistrikan
.
go
2. Pengadaan Gas dan Produksi Es
s.
E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, dan Daur Ulang
p
.b
Lapangan usaha ini berhubungan dengan pengelolaan berbagai bentuk

w
limbah/sampah yang dapat mencemari lingkungan. Hasil proses pengelolaan

w
limbah/sampah atau kotoran ini dibuang atau menjadi input dalam proses produksi
//w
lainnya. Kegiatan pengadaan air termasuk lapangan usaha ini, karena sering
s:
kali kegiatan tersebut berhubungan dengan atau oleh unit yang terlibat dalam
tp
pengelolaan limbah/kotoran.
ht
F. Konstruksi
Kegiatan yang tercakup dalam Lapangan Usaha Konstruksi adalah kegiatan
usaha di bidang konstruksi umum dan khusus, baik digunakan sebagai tempat tinggal
maupun sarana kegiatan lainnya. Lapangan usaha ini mencakup pekerjaan baru,
perbaikan, penambahan dan perubahan, pendirian prafabrikasi bangunan atau
struktur di lokasi proyek, serta konstruksi yang bersifat sementara.
G. Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

Lapangan usaha ini meliputi semua kegiatan berhubungan dengan mobil dan
motor (termasuk lori dan truk), baik perdagangan besar maupun eceran, perawatan,
serta pemeliharaan mobil dan motor. Lapangan usaha ini juga mencakup kegiatan
ekonomi di bidang perdagangan besar dan eceran (penjualan tanpa perubahan
teknis) dari berbagai jenis barang, dan memberikan imbalan jasa yang mengiringi

penjualan barang-barang tersebut. Penjualan secara grosir (perdagangan besar)
maupun eceran merupakan tahap akhir dalam pendistribusian barang dagangan.
Secara garis besar, lapangan usaha ini dibagi dalam dua subkategori sebagai
berikut :
1. Perdagangan Mobil, Sepeda Motor, dan Reparasinya

2. Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor
H. Transportasi dan Pergudangan

Lapangan usaha ini mencakup penyediaan angkutan penumpang atau
barang dengan menggunakan rel, saluran pipa, jalan darat, air atau udara dan
kegiatan yang berhubungan dengan pengangkutan. Lapangan usaha ini termasuk
id
penyewaan alat angkutan dengan pengemudi atau operator, serta kegiatan pos
.
go
dan kurir. Lapangan usaha ini dikelompokkan dalam enam subkategori, yaitu :
s.
1. Angkutan Rel
p
.b
2. Angkutan Darat
w
3. Angkutan Laut
w
4. Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan

//w
5. Angkutan Udara
s:
6. Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan; Pos dan Kurir

tp
ht
I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

Lapangan usaha ini mencakup kegiatan yang berkaitan dengan penyediaan
akomodasi, pelayanan, serta penyediaan makan dan minum. Kegiatan penyedian
akomodasi mencakup kegiatan penyediaan akomodasi jangka pendek untuk
pengunjung serta penyediaan akomodasi lebih lama untuk pelajar, pekerja, dan
sejenisnya. Sementara itu, penyediaan makan dan minum mencakup kegiatan
pelayanan makan minum yang menyediakan makanan atau minuman untuk dikonsumsi
segera. Namun, hal ini tidak termasuk penyediaan akomodasi jangka panjang
seperti tempat tinggal utama, serta penyediaan makan atau minum bukan untuk
dikonsumsi segera atau yang melalui kegiatan perdagangan besar dan eceran.

Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum dikelompokkan
dalam dua subkategori, yaitu:
1. Penyediaan Akomodasi
2. Penyediaan Makan dan Minum
J. Informasi dan Komunikasi

Lapangan usaha ini mencakup seluruh kegiatan dalam penyediaan informasi
serta aktivitas komunikasi. Beberapa kegiatan yang dicakup dalam penyediaan
informasi adalah kegiatan industri penerbitan (termasuk penerbitan piranti lunak);
kegiatan industri produksi gambar bergerak, video, perekaman suara dan penerbitan
musik; serta kegiatan industri penyiaran dan pemrograman (radio dan televisi).
id
Sementara kegiatan yang termasuk penyediaan telekomunikasi adalah kegiatan
.
go
penyediaan telekomunikasi dan kegiatan jasa; kegiatan industri pemrograman;
konsultasi komputer; serta kegiatan penyediaan jasa keahlian di bidang teknologi
s.
p
informasi.
.b
w
K. Jasa Keuangan dan Asuransi

w
Lapangan usaha ini mencakup aktivitas pelayanan atau penyediaan jasa

//w
keuangan serta penyediaan jasa asuransi. Beberapa aktivitas yang tercakup dalam
s:
jasa keuangan seperti bank sentral, perbankan, koperasi simpan-pinjam, pegadaian,

tp
modal ventura, pasar uang (bursa efek), lembaga kliring dan penjaminan, dan jasa
ht
penukaran mata uang. Sementara itu, kegiatan asuransi mencakup aktivitas asuransi,
reasuransi, dan dana pensiun.
Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi dapat dikelompokkan ke dalam

empat subkategori, yaitu :
1. Jasa Perantara Keuangan

2. Asuransi dan Dana Pensiun
3. Jasa Keuangan Lainnya
4. Jasa Penujang Keuangan

L. Real Estat
Kegiatan yang dicakup dalam lapangan usaha ini meliputi kegiatan
persewaan, agen dan/atau perantara dalam penjualan atau pembelian,
penyewaan, serta penyediaan jasa real estat lainnya. Kegiatan penyediaan jasa
real estat bisa dilakukan atas milik sendiri atau milik orang lain yang dilakukan
atas dasar balas jasa atau kontrak. Lapangan usaha ini juga mencakup kegiatan
pembangunan gedung yang disatukan dengan pemeliharaan atau penyewaan
bangunan tersebut. Lapangan usaha ini juga mencakup real estat yang dimiliki dan
ditempati sendiri (owner occupied dwelling) serta kegiatan pengelolaan bangunan
real estat.
M,N. Jasa Perusahaan
. id
Lapangan Usaha Jasa Perusahaan merupakan gabungan dari 2 (dua)
go
kategori, yakni kategori Jasa Profesional, Ilmiah, dan Teknis (M) serta kategori
s.
Jasa Persewaan dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi, Ketenagakerjaan, Agen
p
.b
Perjalanan, dan Penunjang Usaha Lainnya (N). Kategori M mencakup kegiatan

w
membutuhkan tingkat pelatihan tinggi dan menghasilkan ilmu pengetahuan serta

w
ketrampilan khusus yang tersedia untuk pengguna. Kegiatan yang termasuk kategori
//w
M seperti jasa hukum dan akuntansi, jasa arsitektur dan teknik sipil, periklanan
s:
dan penelitian pasar, serta jasa profesional, ilmiah, dan teknis lainnya. Kategori
tp
N mencakup berbagai kegiatan mendukung operasional usaha secara umum.

ht
Kegiatan termasuk kategori N antara lain: jasa persewaan dan sewa guna usaha
tanpa hak opsi, jasa ketenagakerjaan, jasa agen perjalanan, penyelenggaraan tur
dan jasa reservasi lainnya, jasa keamanan dan penyelidikan, jasa untuk gedung
dan pertamanan, jasa administrasi kantor, serta jasa penunjang kantor dan jasa
penunjang usaha lainnya.
O. Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

Lapangan usaha ini mencakup semua kementerian dan non kementerian,
badan/lembaga tinggi negara, kantor-kantor, dan badan-badan yang
berhubungan dengan administrasi pemerintah dan pertahanan. Lapangan usaha
ini termasuk kegiatan yang bersifat administrasi di sekolah, universitas, dan rumah
sakit pemerintah. Lapangan usaha ini meliputi semua tingkat pemerintah baik
pusat maupun daerah.

P. Jasa Pendidikan
Lapangan usaha ini mencakup kegiatan pendidikan pada berbagai tingkatan
dan untuk berbagai pekerjaan, baik secara lisan atau tertulis seperti halnya dengan
berbagai cara komunikasi. Lapangan usaha ini juga termasuk pengajaran utamanya
mengenai kegiatan olahraga, hiburan, dan penunjang pendidikan.
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

Lapangan usaha ini mencakup kegiatan penyediaan jasa kesehatan dan
kegiatan sosial berupa pelayanan kesehatan yang diberikan tenaga profesional
terlatih di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lain sampai kegiatan perawatan di
rumah, yang melibatkan tingkatan kegiatan pelayanan kesehatan. Adapun kegiatan
sosial yang tidak melibatkan tenaga kesehatan profesional juga merupakan bagian
. id
dari lapangan usaha ini. Selain itu, jasa kegiatan sosial seperti panti asuhan, panti
go
jompo, dan lain-lain yang diidentifikasi sebagai Lembaga Non-Profit yang Melayani
s.
Rumah Tangga (LNPRT) dengan output non-pasar ikut termasuk dalam lapangan
p
.b
usaha ini.
w
w
R, S, T, U. Jasa Lainnya
//w
Lapangan Usaha Jasa Lainnya mempunyai kegiatan yang cukup luas meliputi:
s:
kesenian, hiburan, dan rekreasi; jasa reparasi komputer dan barang keperluan
tp
pribadi dan perlengkapan rumah tangga; jasa perorangan yang melayani rumah
ht
tangga; kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa oleh rumah tangga yang
digunakan sendiri untuk memenuhi kebutuhan; jasa swasta lainnya termasuk kegiatan
badan internasional, seperti PBB dan perwakilan PBB, Badan Regional, IMF, OECD,
dan lain-lain.
2.1.2. Ruang Lingkup PDB Menurut Pengeluaran
Sesuai pengertiannya, PDB menurut pengeluaran menunjukkan penggunaan

barang dan jasa untuk konsumsi akhir, investasi (fisik), serta ekspor neto (ekspor
dikurang impor). Secara spesifik, PDB Pengeluaran direalisasikan dalam enam
komponen pengeluaran. Berikut uraian ruang lingkup untuk masing-masing komponen.

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT)
Rumah tangga didefinisikan sebagai individu atau sekelompok individu yang
tinggal bersama dalam suatu bangunan tempat tinggal, mengumpulkan sebagian
atau seluruh pendapatan dan kekayaannya, serta mengonsumsi barang dan jasa
secara kolektif, utamanya makanan dan perumahan. Pengeluaran konsumsi rumah
tangga adalah pengeluaran atas barang dan jasa oleh rumah tangga residen untuk
tujuan konsumsi akhir.
Konsumsi akhir yang dimaksud adalah konsumsi barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan rumah tangga. Konsumsi akhir rumah tangga mencakup:
1. Nilai barang dan jasa yang berasal dari pembelian;
2. Perkiraan nilai barang dan jasa yang berasal dari transaksi barter;
id
3. Perkiraan nilai barang dan jasa yang berasal dari pemberi kerja
.
go
sebagai bagian dari kompensasi tenaga kerja;
s.
4. Perkiraan nilai barang dan jasa yang diproduksi untuk dikonsumsi sendiri.
p
.b
2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non-profit yang Melayani Rumah

w
Tangga (PK-LNPRT)
w
LNPRT merupakan lembaga yang menyediakan barang dan jasa secara

//w
gratis atau pada tingkat harga yang tidak berarti secara ekonomi bagi anggota
s:
atau rumah tangga, serta tidak dikontrol oleh pemerintah. LNPRT dibedakan atas 6
tp
jenis lembaga, yaitu:

ht
1. Organisasi kemasyarakatan
2. Organisasi sosial
3. Organisasi profesi dan serikat buruh
4. Organisasi kebudayaan, olah raga, dan rekreasi
5. Partai Politik
6. Lembaga keagamaan
Besarnya PK-LNPRT adalah output atau biaya produksi yang dikeluarkan
untuk melakukan aktivitas pelayanan pada masyarakat, anggota organisasi, atau
kelompok masyarakat tertentu. Biaya produksi LNPRT adalah nilai konsumsi antara
ditambah biaya primer (kompensasi pegawai, konsumsi barang modal tetap, dan
pajak atas produksi lainnya). Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan
lembaga atas penggunaan barang dan jasa (antara) dan faktor produksi, ditambah
nilai barang dan jasa yang berasal dari produksi sendiri atau pemberian pihak lain.

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P)
Pemerintah merupakan unit institusi yang dibentuk melalui proses politik
dan punya otoritas di bidang lembaga legislatif, yudikatif dan eksekutif atas
unit institusi lain di dalam suatu negara/wilayah. Dalam suatu perekonomian, unit
pemerintah berperan baik sebagai konsumen, produsen, dan sebagai regulator
yang menetapkan berbagai kebijakan di bidang fiskal maupun moneter. Sebagai
konsumen, pemerintah akan melakukan aktivitas konsumsi atas barang dan jasa
akhir. Sedangkan sebagai produsen, pemerintah menyediakan barang dan jasa
pada individu atau masyarakat secara gratis atau pada harga yang tidak signifikan
secara ekonomi.
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah merupakan pengeluaran atas barang dan
id
jasa yang dilakukan oleh pemerintah untuk konsumsi akhir, terdiri dari pengeluaran
.
go
konsumsi kolektif dan pengeluaran konsumsi individu. Pengeluaran konsumsi kolektif
s.
adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk menghasilkan barang
p
dan jasa yang tidak terbatas jumlahnya dan bisa diakses seluruh masyarakat, contoh
.b
w
jasa pertahanan dan keamanan oleh TNI/Polri. Sedangkan Pengeluaran Konsumsi

w
Individu adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk menghasilkan
//w
barang dan jasa yang terbatas jumlahnya dan hanya dapat dikonsumsi apabila
s:
memenuhi syarat tertentu (biasanya harga), contoh pelayanan kesehatan di rumah

tp
sakit/puskesmas dan jasa pendidikan di sekolah/universitas.

ht
4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB)
PMTB didefinisikan sebagai penambahan dan pengurangan aset tetap pada

suatu unit produksi. Penambahan barang modal mencakup pengadaan, pembuatan,
pembelian (barang modal baru dari dalam negeri serta barang modal baru dan
bekas dari luar negeri), termasuk perbaikan besar, transfer atau barter barang
modal, sewa beli (financial leasing), serta pertumbuhan aset sumber daya hayati
yang dibudidaya. Sedangkan pengurangan barang modal mencakup penjualan,
transfer atau barter barang modal pada pihak lain, serta sewa beli (financial
leasing). Pengecualian kehilangan yang disebabkan oleh bencana alam tidak dicatat
sebagai pengurangan.

5. Perubahan Inventori
Inventori didefinisikan sebagai aset berupa barang dan jasa yang disimpan
untuk kemudian dijual, digunakan dalam kegiatan produksi atau penggunaan lainnya
di waktu mendatang. Inventori dapat dikelompokkan menjadi lima jenis, yaitu:
1. Bahan baku dan penolong;
2. Barang dalam penyelesaian;
3. Barang jadi;
4. Barang/jasa untuk dijual kembali;
5. Inventori militer.
id
Perubahan inventori menunjukkan transaksi yang terjadi dalam inventori.
.
go
Perubahan inventori menjelaskan tentang perubahan posisi barang inventori yang
s.
bisa bermakna pertambahan (tanda positif) atau pengurangan (bertanda negatif).
p
.b
Perubahan inventori diukur dengan nilai barang yang masuk ke dalam inventori
w
dikurangi nilai barang yang keluar dari inventori dan dikurangi nilai kerugian dari
w
barang inventori yang terjadi secara regular. Tidak termasuk kerugian yang luar
//w
biasa yang bersifat irregular seperti kebakaran, kecurian, dan serangan hama.
s:
tp
6. Ekspor/Impor Barang dan Jasa

ht
Ekspor-impor didefiniskan sebagai transaksi alih kepemilikan (ekonomi) atas

barang dan jasa antara residen suatu perekonomian dengan nonresiden. Suatu unit
institusi didefinisikan sebagai residen dari wilayah ekonomi sebuah negara, jika unit
institusi tersebut memiliki pusat kepentingan ekonomi yang utama di dalam wilayah
ekonomi dan unit institusi ini terlibat dalam aktivitas atau transaksi ekonomi untuk
periode waktu yang lama, umumnya ditetapkan minimal satu tahun. Ekspor impor
menggunakan prinsip pencatatan dengan basis akrual di mana untuk barang dicatat
saat terjadi alih kepemilikan yang pendekatannya menggunakan waktu pencatatan
pada dokumen kepabeanan, sedangkan untuk jasa dicatat saat jasa tersebut
disediakan atau diberikan.

2.2. Metode Penghitungan
Secara konsep, PDB dapat dihitung menggunakan tiga pendekatan, yaitu:
a. Pendekatan Produksi
PDB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang
dihasilkan oleh berbagai unit produksi di suatu negara pada periode
waktu tertentu (biasanya satu tahun) ditambah pajak atas produk neto
(pajak kurang subsidi atas produk).
b. Pendekatan Pendapatan
PDB adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor
produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu negara pada
. id
periode waktu tertentu (biasanya dalam satu tahun). Komponen balas
go
jasa yang diterima berupa kompensasi pekerja, surplus usaha bruto,
s.
pendapatan campuran bruto, dan pajak kurang subsidi atas produksi
p
.b
impor.
w
w
c. Pendekatan Pengeluaran
//w
PDB merupakan perkiraan dari jumlah seluruh komponen

s:
permintaan akhir, investasi (fisik), serta ekspor neto yang terdiri dari:
tp
(1) Pengeluaran konsumsi rumah tangga;

ht
(2) Pengeluaran konsumsi lembaga non-profit yang melayani rumah

tangga (LNPRT);
(3) Pengeluaran Konsumsi pemerintah;
(4) Pembentukan modal tetap bruto;
(5) Perubahan inventori; dan
(6) Ekspor neto (ekspor dikurang impor).
Penghitungan PDB dari sisi yang berbeda ini mencakup perbedaan

metode, ruang lingkup, hingga sumber data yang digunakan. Perbedaan ini
dimaksudkan untuk memastikan konsistensi dan kelengkapan dalam membuat
estimasi, mengontrol kelayakan estimasi, dan dapat memberikan manfaat lebih
dalam melakukan analisis PDB.
Pendekatan produksi, pendapatan, ataupun pengeluaran akan
menghasilkan nilai yang sama. Hal ini disebabkan apa yang diproduksi oleh

suatu ekonomi sama dengan apa yang digunakan dalam perekonomian tersebut.
Untuk Indonesia, PDB dihitung menurut dua pendekatan yaitu produksi dan
pengeluaran. Sementara itu, penghitungan menurut pendekatan pendapatan
sudah dihitung berdasar kerangka kerja Supply and Use Tables (SUT) dan Neraca
Institusi Terintegrasi. Akan tetapi, lag data PDB pendekatan pendapataan masih
cukup jauh serta masih dalam tahap eksperimental sehingga belum dipublikasikan.
Penghitungan PDB baik menurut lapangan usaha maupun pengeluaran,
terbagi menjadi PDB atas dasar harga berlaku (ADHB) dan PDB atas dasar harga
konstan (ADHK). PDB ADHB dihitung berdasarkan harga yang berlaku pada saat
tahun berjalan. PDB yang dihasilkan disebut PDB Nominal. Sementara itu, PDB ADHK
dihitung pada harga tetap (harga pada tahun dasar). PDB yang dihasilkan disebut
id
PDB Riil. Tahun dasar yang digunakan dalam penghitungan ADHK adalah tahun
.
go
2010. p s.
2.2.1. PDB Menurut Lapangan Usaha
.b
w
w
A. PDB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)

//w
PDB ADHB dihitung menggunakan pendekatan produksi, yaitu penjumlahan

s:
nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan berbagai unit produksi di wilayah
tp
regional/negara dalam jangka waktu tertentu.

ht
dimana:
NTB adalah nilai tambah bruto yang didapatkan dari output dikurangi dengan
konsumsi antara, yang dituliskan dalam rumus berikut :

Berdasarkan buku pedoman SNA 2008, PDB menururt lapangan usaha
diartikan sebagai penjumlahan nilai tambah bruto terhadap pajak atas produk
dikurangi subsidi atas produk. Pajak atas produk adalah pajak yang dibayar per
unit barang atau jasa. Pajak ini dapat berupa sejumlah uang per kuantitas barang
atau jasa, atau pajak yang nilainya dihitung sebagai persentase dari harga per unit
atau total nilai barang dan jasa yang ditransaksikan. Subsidi atas produk adalah
subsidi yang dibayar per unit barang atau jasa. Subsidi atas produk juga dapat
berbentuk nilai spesifik atau persentase nilai dari barang dan jasa yang dihasilkan.
Selain itu, subsidi atas produk juga dapat dihitung sebagai selisih antara harga
tertentu dan haga pasar aktual yang dibayar pembeli. Berdasarkan keterangan
di atas, rumus penghitungan PDB menurut lapangan usaha dapat dituliskan sebagai
id
berikut :
.
go
p s.
.b
w
B. PDB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)

w
Pada prinsipnya, PDB ADHK sama dengan PDB ADHB yang merupakan
//w
penjumlahan nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan berbagai unit
s:
produksi di wilayah regional/negara dalam jangka waktu tertentu. Akan tetapi,

tp
metode penghitungan NTB pada PDB ADHK berbeda dengan NTB ADHB.
ht
Terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk menghitung

NTB ADHK, yaitu :
1. Metode Revaluasi
Output harga konstan dihitung berdasarkan harga pada tahun dasar atau
dapat dituliskan sebagai berikut :
2. Metode Ekstrapolasi
Output harga konstan dihitung berdasarkan indeks produksi sebagai berikut

3. Metode Deflasi
Output harga konstan dihitung dengan membagi output harga berlaku
terhadap indeks produksi atau dapat dituliskan sebagai berikut :
4. Metode Double Deflasi

Output harga konstan dihitung dengan membagi output harga berlaku
terhadap indeks produksi. Selain itu, konsumsi antara harga konstan didapat dari
hasil pembagian antara konsumsi antara harga berlaku dengan indeks harga.
Metode ini dapat dituliskan sebagai berikut:
. id
go
p s.
.b
w
C. Metode Penghitungan NTB ADHB dan NTB ADHK Menurut Lapangan

w
Usaha
//w
s:
Berikut disajikan tabel metode penghitungan NTB ADHB dan NTB ADHK untuk
tp
52 lapangan usaha sebagai dasar penyusun PDB menurut pendekatan lapangan

ht
usaha.
Metode Penghitungan NTB ADHB dan NTB ADHK Menurut

Tabel 2.1
Lapangan Usaha
Lapangan Usaha NTB ADHB NTB ADHK

(1) (2) (3)
A Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

1. Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa
Pertanian
Pendekatan Produksi Metode Revaluasi
a. Tanaman Pangan Pendekatan Produksi Metode Revaluasi

b. Tanaman Holtikultura Pendekatan Produksi Metode Revaluasi
c. Tanaman Perkebunan Pendekatan Produksi Metode Revaluasi
d. Peternakan Pendekatan Produksi Metode Revaluasi

(1) (2) (3)
e. Jasa Pertanian dan Perburuan Pendekatan Produksi Metode Revaluasi

2. Kehutanan dan Penebangan Kayu Pendekatan Produksi Metode Revaluasi
3. Perikanan Pendekatan Produksi Metode Revaluasi
B Pertambangan dan Penggalian
1. Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi Pendekatan Produksi Metode Revaluasi
2. Pertambangan Batubara dan Lignit Pendekatan Produksi Metode Revaluasi
3. Pertambangan Bijih Logam Pendekatan Produksi Metode Deflasi
Diestimasi berdasar Diestimasi berdasar
4. Pertambangan dan Penggalian Lainnya
hasil Survei Khusus hasil Survei Khusus
C Industri Pengolahan
id
1. Industri Batubara dan Pengilangan Migas
.
go
a. Industri Pengolahan Batubara Pendekatan Produksi Metode Revaluasi
b. Industri Pengilangan Minyak
p s.
Pendekatan Produksi Metode Ektrapolasi
2. Industri Makanan dan Minuman Pendekatan Produksi Metode Ektrapolasi
.b
3. Industri Pengolahan Tembakau Pendekatan Produksi Metode Ektrapolasi

w
4. Industri Tekstil dan Pakaian Jadi Pendekatan Produksi Metode Ektrapolasi

w
//w
5. Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki Pendekatan Produksi Metode Ektrapolasi
6. Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus
s:
dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Pendekatan Produksi Metode Ektrapolasi
Sejenisnya
tp
7. Industri Kertas dan Barang dari Kertas;

ht
Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman

8. Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional Pendekatan Produksi Metode Ektrapolasi
9. Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik Pendekatan Produksi Metode Ektrapolasi
10. Industri Barang Galian Bukan Logam Pendekatan Produksi Metode Ektrapolasi
11. Industri Logam Dasar Pendekatan Produksi Metode Ektrapolasi
12. Industri Barang Logam; Komputer, Barang
Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik
13. Industri Mesin dan Perlengkapan Pendekatan Produksi Metode Ektrapolasi

14. Industri Alat Angkutan Pendekatan Produksi Metode Ektrapolasi
15. Industri Furnitur Pendekatan Produksi Metode Ektrapolasi
16. Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi
dan Pemasangan Mesin dan Peralatan
D Pengadaan Listrik dan Gas
1. Ketenagalistrikan Pendekatan Produksi Metode Revaluasi

2. Pengadaan Gas dan Produksi Es Pendekatan Produksi Metode Revaluasi

(1) (2) (3)
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah

E
dan Daur Ulang
Pendekatan Produksi Metode Revaluasi
F Konstruksi Metode Ekstrapolasi Metode Deflasi

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil
G
dan Sepeda Motor
Perdagangan:
Marjin Perdagangan
1. Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan
Reparasinya
x Rasio Nilai Tambah Metode Deflasi
Trade Margun x Value
Added Ratio
Reparasi:
Metode Deflasi
Pendekatan Produksi
2. Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil
dan Sepeda Motor
Metode Deflasi
. id
H Transportasi dan Pergudangan
go
1. Angkutan Rel Pendekatan Produksi Metode Ektrapolasi
2. Angkutan Darat
p s.
.b
3. Angkutan Laut Pendekatan Produksi Metode Ektrapolasi

w
4. Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan Pendekatan Produksi Metode Ektrapolasi

w
5. Angkutan Udara Pendekatan Produksi Metode Ektrapolasi

//w
6. Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan;

Pos dan Kurir
Pendekatan Produksi Metode Deflasi
s:
Penyediaan Akomodasi dan Makan

I
tp
Minum
ht
1. Penyediaan Akomodasi Pendekatan Produksi Metode Revaluasi

2. Penyediaan Makan Minum Pendekatan Produksi Metode Deflasi
J Informasi dan Komunikasi Pendekatan Produksi Metode Deflasi
K Jasa Keuangan dan Asuransi
Bank Komersial:
1. Jasa Perantara Keuangan Metode Deflasi
Pendekatan Produksi
Bank Sentral:
Pendekatan Metode Deflasi
Pengeluaran
2. Asuransi dan Dana Pensiun Pendekatan Produksi Metode Deflasi
3. Jasa Keuangan Lainnya Pendekatan Produksi Metode Deflasi
4. Jasa Penunjang Keuangan Pendekatan Produksi Metode Deflasi
L Real Estat Pendekatan Produksi Metode Ektrapolasi
M,N Jasa Perusahaan Pendekatan Produksi Metode Revaluasi
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Ja-
O
minan Sosial Wajib

(1) (2) (3)
Pemerintah : Pemerintah :
P Jasa Pendidikan
Pendekatan Pengeluaran Metode Deflasi
Swasta : Pemerintah :
Pendekatan Produski Metode Revaluasi
Pemerintah : Pemerintah :
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
Pendekatan Pengeluaran Metode Deflasi
Swasta : Pemerintah :
Pendekatan Produski Metode Revaluasi
RSTU Jasa lainnya Pendekatan Produksi Metode Deflasi
. id
go
2.2.2. PDB Menurut Pengeluaran s.
p
PDB menurut pengeluaran menjelaskan penggunaan barang dan jasa yang
.b
dihasilkan oleh berbagai kegiatan ekonomi untuk memenuhi pengeluaran konsumsi

w
w
akhir, investasi (fisik), dan ekspor neto. Konsumsi akhir terdiri dari barang dan
//w
jasa yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan individu maupun kolektif tetapi
s:
tidak termasuk barang dan jasa yang dikonsumsi atau digunakan sebagai input
tp
dalam proses produksi. Konsumsi akhir dilakukan oleh rumah tangga, LNPRT, dan
ht
pemerintah. Sementara itu, investasi (fisik) terdiri dari Pembentukan Modal Tetap
Bruto (PMTB) dan perubahan inventori. Selain konsumsi akhir dan investasi (fisik),
PDB menurut pengeluaran juga melibatkan selisih antara ekspor dengan impor
barang dan jasa. Secara umum, rumus PDB menurut pengeluaran dapat ditulis :
Berikut metode penghitungan untuk masing-masing komponen PDB menurut

pengeluaran baik untuk harga berlaku (ADHB) maupun harga konstan (ADHK).
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT)

Estimasi PK-RT untuk harga berlaku didasarkan pada data pengeluaran
konsumsi per kapita hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas). Angka yang
dihasilkan kemudian dikelompokkan ke dalam 12 divisi COICOP. Hasil tersebut
merupakan estimasi awal untuk selanjutnya dilakukan penyesuaian atau koreksi.

Dalam melakukan penyesuaian, digunakan rasio PK-RT hasil Supply and Use Tables
(SUT), Survei Biaya Hidup (SBH), serta data sekunder dari berbagai sumber. Angka
yang dihasilkan menunjukkan estimasi nilai PK-RT atas dasar harga berlaku. Untuk
memperoleh PK-RT atas dasar harga konstan, maka PK-RT atas dasar harga berlaku
dideflasi dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang bersesuaian.
2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah

Tangga (PK-LNPRT)
PK-LNPRT atas dasar harga berlaku diestimasi dengan menggunakan hasil
Survei Khusus Lembaga Nonprofit (SKLNP) dengan menghitung rata-rata pengeluaran
menurut jenis lembaga dan input. Rata-rata pengeluaran diperoleh dari hasil SKLNP
yang dilaksanakan setiap tahun. Kemudian mengalikan nilai rata-rata pengeluaran
. id
menurut jenis lembaga, dengan populasi LNPRT sehingga diperoleh nilai PK-LNPRT.
go
Sementara itu, untuk PK-LNPRT atas dasar harga konstan dihitung dengan membagi
s.
nilai PK-LNPRT adh berlaku dengan rata-rata IHK umum.
p
.b
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P)

w
w
PK-P merupakan pengeluaran atas barang dan jasa yang dilakukan oleh
//w
pemerintah untuk konsumsi akhir. Besarnya PK-P merupakan nilai seluruh jenis output
s:
non-pasar pemerintah ditambah output nonpasar Bank Indonesia dikurangi dengan

tp
penerimaan dari penjualan barang dan jasa.

ht
Output nonpasar pemerintah diestimasi melalui pendekatan biaya-biaya

yang dikeluarkan pemerintah untuk menyediakan barang dan jasa pada individu
atau masyarakat, diantaranya: konsumsi antara, kompensasi pekerja, serta
perkiraan konsumsi barang modal tetap.
PK-P adh konstan dihitung dengan cara deflasi. Untuk belanja pegawai
dideflasi menggunakan indeks upah, belanja barang dan jasa, belanja bantuan
sosial dideflasi menggunakan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) umum tanpa
ekspor, konsumsi barang modal tetap dideflasi menggunakan implisit Pembentukan
Modal Tetap Bruto (PMTB), penerimaan dari penjualan barang dan jasa dideflasi
menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK) Umum.

4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB)
Berdasarkan sumber data yang tersedia secara umum penghitungan PMTB

menggunakan metode arus barang. Pada metode ini sumber data yg digunakan
merupakan informasi barang dari sisi penyedia seperti produksi dan impor. Selain
itu juga digunakan data administratif yang berasal dari kementerian.
Penghitungan metode arus barang dilakukan dengan cara meghitung nilai

penyedian produk yang dihasilkan oleh berbagai industri domestik serta penyediaan
dari impor. Sebagian sumber data ini diperoleh dari subject matter BPS yaitu Statistik
Industri Besar Sedang dan Statistik Impor. Data jenis barang dari sisi penyediaan ini
dirinci sangat detail, kemudian sebagian diantaranya dialokasikan menjadi barang
id
modal. Barang modal tersebut dinilai atas dasar harga (adh) pembelian, di dalamnya
.
go
sudah termasuk biaya-biaya yang dikeluarkan, seperti biaya transportasi, biaya
instalasi, pajak-pajak, serta biaya lain yang terkait dengan pengadaan barang
s.
p
modal tersebut. Bagi barang modal yang berasal dari impor di dalamnya termasuk
.b
bea masuk dan pajak-pajak yang terkait dengan pengadaan atau alih kepemilikan
w
w
barang modal tersebut. Jenis barang modal yang dihitung dengan metode ini antara
//w
lain mesin, kendaraan, dan jenis barang modal lainnya.

s:
Selain penghitungan berdasarkan data dari subject matter BPS, informasi

tp
produksi barang modal juga diperoleh dari laporan keuangan perusahaan terbuka
ht
untuk jenis Produk Kekayaan Intelektual (IPP) seperti software dan eksplorasi mineral.
Untuk barang modal jenis Sumber Daya Hayati (Cultivated Biological Resources)
atau yang di kenal sebagai CBR menggunakan data adminstratif dari Kementrian
terkait. Berdasarkan konsep definisi PMTB untuk jenis barang CBR ini, data yang
digunakan dalam penghitungan adalah komoditas tanaman/tumbuhan tahunan
yang menghasilkan panen berulang serta komoditas tersebut belum produktif atau
masih dalam masa pertumbuhan. Dari data tersebut dilakukan revaluasi dengan
menggunakan data biaya perawatan pertahun
Untuk memperoleh nilai adh konstan pada PMTB jenis mesin, kendaraan,
dan jenis barang lainnya adalah dengan mendeflasi PMTB (adh berlaku) dengan
IHPB yang sesuai dengan jenis barang modal, untuk IPP menggunakan indeks harga
konsumen, dan untuk CBR menggunakan indeks harga barang modal petani.

5. Perubahan Inventori
Penghitungan perubahan inventori terdiri dari dua pendekatan yaitu
pendekatan langsung dari sisi korporasi atau unit usaha dan pendekatan tidak
langsung dari sisi komoditas atau jenis barang. Pendekatan tersebut dengan
mempertimbangkan ketersediaan data dasar.
A. Pendekatan dari Sisi Korporasi

Pendekatan ini dilakukan untuk menghitung perubahan inventori dari laporan
keuangan perusahaan dan laporan tahunan hasil survei industri besar dan sedang.
a. Menghitung nilai posisi inventori atas dasar harga konstan dengan
membagi nilai buku inventori dengan deflator harga (IHPB) bulan terakhir
di tahun berjalan yang bersesuaian;
. id
b. Menghitung nilai perubahan inventori atas dasar harga konstan dengan
go
mengambil selisih antara nilai posisi inventori atas dasar harga konstan
s.
pada tahun berjalan dan tahun sebelumnya. Angka yang dihasilkan
p
.b
menunjukkan estimasi perubahan inventori pada harga tahun dasar;

w
c. Menghitung nilai perubahan inventori atas dasar harga berlaku dengan

w
mengalikan nilai perubahan inventori atas dasar harga konstan dengan

//w
indeks harga (IHPB) rata-rata pada tahun berjalan yang bersesuaian.

s:
tp
B. Pendekatan dari Sisi Komoditas

ht
Perubahan inventori dihitung dengan cara mengalikan harga dan perubahan

volume komoditas. Metode estimasi ini membutuhkan informasi seluruh barang masuk
dan keluar dari inventori yang dinilai menggunakan harga saat transaksi dilakukan.
Langkah-langkah mengestimasi nilai perubahan inventori :
1. Menghitung jumlah komoditas inventori dengan kriteria sesuai dengan
jenisnya;
2. Menghitung nilai posisi inventori setiap jenis komoditas dengan
mengalikan jumlah/kuantitas komoditas yang menjadi inventori dengan
harga komoditas tersebut pada tahun berjalan dalam satuan unit yang
ditentukan;
3. Menghitung nilai perubahan inventori atas dasar harga berlaku dengan
mengambil selisih antara nilai posisi inventori pada tahun berjalan dan
tahun sebelumnya;

4. Menghitung nilai posisi inventori atas dasar harga konstan dengan
mengalikan jumlah/kuantitas komoditas yang menjadi inventori dengan
harga komoditas tersebut pada tahun dasar dalam satuan unit yang
ditentukan;
5. Menghitung nilai perubahan inventori atas dasar harga konstan dengan
mengambil selisih antara nilai posisi inventori atas dasar harga konstan
pada tahun berjalan dan tahun sebelumnya.
6. Ekspor dan Impor Barang dan Jasa
Ekspor impor barang mencakup seluruh komoditas yang ditransaksikan

baik melalui perdagangan, barter, maupun grant. Ekspor dan impor barang dinilai
id
menurut harga Free on Board (FOB) dan dalam satuan rupiah, kemudian ditambahkan
.
go
dengan estimasi transaksi undocumented sehingga didapatkan ekspor dan impor
barang adh berlaku. s.
p
Penghitungan ekspor impor jasa mencakup dua belas jenis jasa yang
.b
w
ditransaksikan (Jasa pengolahan input fisik yang dimiliki pihak lain; Jasa pemeliharaan
w
dan perbaikan; Jasa transportasi; Jasa perjalanan; Jasa konstruksi; Jasa asuransi
//w
dan pensiun; Jasa keuangan; Biaya atas penggunaan kekayaan intelektual; Jasa
s:
telekomunikasi, komputer dan informasi; Jasa perusahaan lain; Jasa personal,

tp
budaya, dan rekreasi; dan Barang dan jasa pemerintah). Data ekspor impor
ht
jasa dari Statistik Pariwisata yang dihasilkan oleh BPS dan lalu lintas devisa yang
dihasilkan Bank Indonesia (BI) dikonversi dengan kurs transaksi rata-rata tertimbang
sehingga diperoleh estimasi ekspor impor jasa adh berlaku.
Penghitungan estimasi ekspor dan impor adh konstan diperoleh dengan

metode deflasi, yaitu membagi ekspor atau impor adh berlaku dengan indeks
harga (deflator) yang bersesuaian. Deflator ekspor impor barang adalah Indeks
Harga Perdagangan Internasional ekspor dan impor menurut HS 2 digit, sedangkan
deflator ekspor impor jasa adalah Indeks Harga Konsumen global.

7. Diskrepansi Statistik
Penghitungan PDB di Indonesia dilakukan berdasarkan dua pendekatan
yaitu sisi produksi (lapangan usaha) dan sisi pengeluaran. Secara teori perbedaan
ini dimaksudkan agar dapat dipastikannya kosistensi dan kelengkapan estimasi,
mengontrol kelayakan hasil estimasi, dan dapat memberi manfaat lebih dalam
melakukan analisis PDB. Akan tetapi, adanya perbedaan dalam pendekatan estimasi,
sumber data, maupun metode pengukuran menimbulkan hasil yang berbeda antara
kedua pendekatan tersebut. Selisih yang muncul disebut dengan diskrepansi statistik
dan diletakkan pada sisi PDB menurut pengeluaran.
2.3. Perubahan Tahun Dasar
. id
go
BPS telah melakukan perubahan tahun dasar dalam penyusunan PDB dari
tahun 2000 menjadi 2010. Perubahan tahun dasar dilakukan karena selama sepuluh
s.
p
tahun terakhir telah terjadi banyak perubahan baik pada tatanan global maupun
.b
lokal yang berpengaruh pada perekonomian nasional. Perubahan taun dasar

w
w
dalam penghitungan PDB sudah berpedoman pada SNA 2008. SNA 2008 adalah
//w
rekomendasi internasional tentang bagaimana menyusun ukuran aktivitas ekonomi

s:
yang sesuai dengan standar neraca buku berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi.

tp
ht

03
PERKEMBANGAN
MENURUT
LAPANGAN USAHA
id
.
go
ps.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
5
LAPANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN
USAHA 18,34% Rp 3.591,8 T
sebagai [19,86%] [Rp 2.947,5 T]
KONTRIBUTOR
TERTINGGI PERDAGANGAN & REPARASI
MOBIL - MOTOR
terhadap PDB Rp
12,85% Rp 2.516,6 T
[13,02%] [Rp 1.931,8 T]
2018 & 2022 PERTANIAN, KEHUTANAN, &

PERIKANAN
12,40% Rp 2.428,9 T
[12,81%] [Rp 1.900,62 T]
PERTAMBANGAN &
PENGGALIAN
Total kontribusi 12,22% Rp 2.393,4 T
[8,08%] [Rp 1.199,0 T]
id
ke-5 lapangan usaha
.
terhadap KONSTRUKSI
go
Perekonomian s. 9,77% Rp 1.912,9 T
Indonesia [10,53%] [Rp 1.562,3 T]
p
sebesar 65,58%
.b
pada tahun 2022 * [...] merupakan angka tahun 2018

w
w
//w
PDB MENURUT
s:
LAPANGAN USAHA
tp
ht
Seluruh [17] Jasa Barang

Kontribusi
lapangan usaha
lapangan usaha Kategori Barang
terhadap
berhasil mengalami 53,12% Perekonomian
pertumbuhan positif Indonesia
terus
dari 2021 ke 2022 mengalami
46,88% peningkatan
dari tahun 2021
sampai tahun
Transportasi & Pergudangan 2022
2021
serta Akomodasi &
Makan Minum secara
konsisten menjadi lapangan 53,83%
usaha dengan laju
pertumbuhan paling cepat
46,17%
3,24% 19,87%
(2021) (2022) 2022
3,89% 11,97%
(2021) (2022)
PDB menurut lapangan usaha menunjukkan besaran nilai yang diciptakan
dari aktivitas produksi berbagai lapangan usaha di dalam perekonomian. Dalam
penghitungan PDB Indonesia, lapangan usaha dikelompokkan ke dalam 17 kategori
lapangan usaha. Dari 17 kategori tersebut, terdapat beberapa kategori yang
dirinci ke dalam subkategori yang lebih mendetail. Sampai saat ini, pedoman yang
digunakan dalam pengkategorian lapangan usaha PDB Indonesia adalah Klasifikasi
Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2009. Perkembangan setiap kategori
lapangan usaha diuraikan di bawah ini.
Gambar 3.1. Laju Pertumbuhan PDB Menurut Lapangan Usaha, 2019-2022

2019
2020
id
2021
.
2022 7,07% 6,83%
go
5,76%
5,52%
4,89%
4,60% 4,63%
s. 4,00%
4,38%
3,80%
p
3,39% 3,61%
3,18%
.b
2,25% 2,81%
1,87%
1,77% 2,01%
w
1,22%
w
//w
-0,51%
s:
-1,95%
-2,93% -3,79% -3,26%
tp
etc .
ht
Industri Perdagangan; Pertanian, Pertambangan & Konstruksi Lainnya

Pengolahan Reparasi Mobil Kehutanan, & Penggalian
& Motor Perikanan
3.1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan menjadi salah satu lapangan usaha

yang secara konsisten menyumbangkan nilai tambah cukup besar bagi perekonomian
Indonesia. Secara nominal, total NTB lapangan usaha ini mengalami peningkatan
dari Rp 1.900.621,7 miliar pada tahun 2018 menjadi Rp 2.428.900,5 miliar pada
tahun 2022. Secara riil, total NTB lapangan usaha ini pun mengalami peningkatan
dari Rp 1.307.253,0 miliar pada 2018 menjadi Rp 1.435.853,3 miliar pada 2022.

Selama periode tahun 2018-2022, lapangan usaha ini selalu masuk ke
dalam peringkat tiga besar kontributor tertinggi terhadap PDB Indonesia. Pada
tahun 2020-2021, lapangan usaha ini berhasil menjadi kontributor terbesar kedua
dengan besaran kontribusi 13,28 persen pada 2021. Pada tahun 2022, lapangan
usaha ini menempati peringkat ketiga dengan besaran kontribusi 12,40 persen
yang mana lebih rendah dibanding tahun sebelumnya. Selama tiga tahun, kontribusi
lapangan usaha ini terus mengalami penurunan. Selain itu, kontribusi lapangan usaha
ini pada tahun 2022 merupakan angka kontribusi terendah selama periode tahun
2018-2022.
Lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan terbagi ke dalam

7 subkategori. Dari seluruh subkategori, Tanaman Perkebunan bertahan sebagai
id
penyumbang terbesar nilai tambah lapangan usaha ini dengan kontribusi sebesar
.
go
30,30 persen pada 2022 meningkat dibanding tahun sebelumnya dengan kontribusi
s.
29,65 persen. Kontributor terbesar kedua adalah Perikanan dengan kontribusi
p
.b
sebesar 20,79 persen sedikit lebih rendah dibanding tahun 2021 dengan kontribusi
w
sebesar 20,83 persen. Kontributor terbesar ketiga adalah Tanaman Pangan dengan
w
kontribusi sebesar 18,72 persen lebih rendah dibanding tahun 2021 dengan
//w
kontribusi sebesar 19,58 persen. Sementara itu, subkategori yang menunjukkan

s:
peningkatan nilai kontribusi adalah Peternakan dengan persentase kontribusi 12,27

tp
persen pada tahun 2022 dibanding tahun sebelumnya sebesar 11,90 persen.
ht
Berbeda dengan pola kontribusi Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan yang menunjukkan penurunan, laju pertumbuhan lapangan usaha ini justru
terus mengalami percepatan pertumbuhan. Pada tahun 2021, Laju pertumbuhan
lapangan usaha ini tercatat sebesar 1,87 persen kemudian tumbuh sebesar 2,25
persen pada tahun 2022. Pertumbuhan ini dipicu oleh pertumbuhan Subkategori
Lapangan Usaha Tanaman Pangan (0,08%), Tanaman Hortikultura (4,22 %),
Peternakan (6,24), serta Jasa Pertanian dan Perburuan (2,65%).
3.2. Pertambangan dan Penggalian
Selama periode tahun 2018-2022, NTB Lapangan Usaha Pertambangan dan

Penggalian baik secara nominal maupun riil cenderung meningkat. Secara nominal,

nilai tambah lapangan usaha ini meningkat dari Rp 1.198.987,1 miliar pada tahun
2018 menjadi Rp 2.393.390,9 miliar pada tahun 2022. Secara riil, nilai tambah
lapangan usaha ini juga meningkat dari Rp 796.505,0 miliar pada tahun 2018
menjadi Rp 858.146,6 miliar pada tahun 2022. NTB yang tercipta pada tahun
2022 merupakan NTB tertinggi selama periode tahun 2018-2022, baik secara
nominal maupun riil.
Pada tahun 2022, Pertambangan dan Penggalian menduduki peringkat

keempat sebagai kontributor terbesar bagi PDB Indonesia setelah selama 4 tahun
berturut-turut menduduki peringkat kelima. Pada tahun 2022, lapangan usaha ini
berkontribusi sebesar 12,22 persen terhadap PDB Indonesia. Kontribusi tersebut
lebih tinggi dibanding besaran kontribusi tahun 2021 sebesar 8,97 persen. Besaran
. id
kontribusi lapangan usaha ini pada tahun 2022 tercatat sebagai kontribusi tertinggi
go
Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian selama tahun 2018 – 2022.
s.
p
Pertambangan dan Penggalian memiliki empat subkategori yang
.b
berkontribusi terhadap pembentukan nilai tambah lapangan usaha ini. Pada

w
w
tahun 2022, penyumbang terbesar nilai tambah lapangan usaha ini adalah
//w
Pertambangan Batubara dan Lignit dengan kontribusi sebesar 54,19 persen jauh
s:
lebih tinggi dibanding kontribusi tahun 2021 sebesar 39,59 persen. Kontributor
tp
terbesar selanjutnya adalah subkategori Pertambangan Minyak, Gas, dan Panas

ht
Bumi (24,55 persen); Pertambangan dan Penggalian Lainnya (11,12 persen); serta
Pertambangan Bijih Logam (10,14 persen).
Sejalan dengan nilai NTB yang tercipta, laju pertumbuhan Pertambangan dan
Penggalian pada tahun 2022 merupakan pertumbuhan tertinggi selama periode
2018-2022. Pada tahun 2022, lapangan usaha ini tumbuh sebesar 4,38 persen
dibanding tahun sebelumnya yang tumbuh 4,00 persen. Percepatan laju pertumbuhan
ini didorong oleh laju pertumbuhan Subkategori Pertambangan Batubara dan
Lignit yang tumbuh sebesar 8,11 persen pada tahun 2022 dibandingkan tahun
sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,60 persen. Selanjutnya adalah pertumbuhan
dari Pertambangan dan Penggalian Lainnya yang tumbuh sebesar 2,33 persen pada
tahun 2022 dibandingkan tahun sebelumnya yang terkontraksi sebesar 1,97 persen.
Akan tetapi belum semua subkategori lapangan usaha mendorong percepatan
laju pertumbuhan Pertambangan dan Penggalian. Laju pertumbuhan Subkategori

Lapangan Usaha Pertambangan Minyak, Gas, dan Panas Bumi masih terkontraksi
sebesar 4,42 persen pada tahun 2021 dan sebesar 4,82 persen pada tahun 2022.
3.3. Industri Pengolahan
Industri Pengolahan menjadi salah satu lapangan usaha utama penggerak

perekonomian di Indonesia. Baik secara nominal maupun riil, Industri Pengolahan selalu
menjadi lapangan usaha penyumbang nilai tambah terbesar dalam perekonomian.
Secara nominal, nilai tambah Industri Pengolahan tercatat Rp 3.591.774,7 miliar
pada tahun 2022 dimana nilai ini jauh lebih tinggi dibanding tahun 2018 yaitu RP
id
2.947.450,8 miliar. Secara riil, nilai tambah Industri Pengolahan meningkat dari Rp
.
go
2.193.368,4 miliar pada tahun 2018 menjadi Rp 2.396.603,0 miliar pada tahun
2022. s.
p
.b
Meskipun menjadi penyokong utama perekonomian, besaran kontribusi

w
lapangan usaha ini cenderung menunjukkan penurunan selama periode tahun 2018-
w
2022. Pada tahun 2018, Industri Pengolahan berkontribusi sebesar 19,86 persen
//w
terhadap PDB Indonesia. Selanjutnya, kontribusi Industri Pengolahan terhadap PDB

s:
Indonesia menunjukkan penurunan dengan besaran kontribusi 18,34 persen pada

tp
tahun 2022. Penurunan ini juga diikuti oleh penurunan kontribusi Subkategori Lapangan
ht
Usaha Industri Batubara dan Pengilangan Migas serta kelompok Subaktegori

Lapangan Usaha Industri Pengolahan Non Migas. Kontribusi Industri Batubara dan
Pengilangan Migas turun dari 2,24 persen pada tahun 2018 menjadi 1,86 persen
pada tahun 2022. Sementara untuk kontribusi kelompok Industri Pengolahan Non
Migas turun dari 17,62 persen pada tahun 2018 menjadi 16,48 persen pada tahun
2022.
Industri Makanan dan Minuman selalu menjadi subkategori lapangan usaha

yang berkontribusi besar terhadap pembentukan nilai tambah Industri Pengolahan.
Pada tahun 2021, kontribusi Industri Makanan dan Minuman sebesar 34,32 persen
terhadap nilai tambah Industri Pengolahan. Selanjutnya diikuti oleh Industri Kimia,
Farmasi, dan Obat Tradisional (10,38 persen) serta Industri Batubara dan Pengilangan
Migas (9,80 persen). Pada tahun 2022, struktur ini mengalami pergeseran dimana
Industri Kimia, Farmasi, dan Obat Tradisional berada pada posisi ketiga sebesar

9,95 persen. Sementara itu, Industri Batubara dan Pengilangan Migas berada pada
posisis kedua dengan kontribusi sebesar 10,12 persen. Sementara untuk kontributor
terbesar tetap Industri Makanan dan Minuman sebesar 34,47 persen lebih tinggi
dibanding tahun sebelumnya.
Setelah mengalami kontraksi pertumbuhan pada tahun 2020, Industri

Pengolahan mulai pulih dan terus mengalami percepatan laju pertumbuhan. Industri
Pengolahan tumbuh sebesar 4,89 persen pada tahun 2022 setelah sebelumnya
mengalami pertumbuhan sebesar 3,39 persen. Hampir seluruh subkategori lapangan
usaha pada Industri Pengolahan mengalami percepatan laju pertumbuhan. Pada
tahun 2022, subkategori dengan laju pertumbuhan tertinggi adalah Industri Logam
Dasar sebesar 14,80 persen, diikuti oleh Industri Mesin dan Perlengkapan yang
. id
tumbuh sebesar 11,37 persen dan Industri Alat Angkutan yang tumbuh sebesar
go
10,67 persen. Namun begitu, masih ada beberapa subkategori yang terkontraksi
s.
diantaranya Industri Pengolahan Tembakau (-2,34 persen); Industri Karet, Barang
p
.b
dari Karet dan Plastik (-4,10 persen); Industri Barang Galian Bukan Logam (-2,00
w
persen); serta Industri Furnitur (-1,99 persen).

w
//w
s:
3.4. Pengadaan Listrik dan Gas

tp
ht
Selama periode tahun 2018-2022, nilai tambah Lapangan Usaha Pengadaan

Listrik dan Gas cenderung meningkat baik secara nominal maupun riil. Secara nominal,
NTB Lapangan Usaha Pengadaan Listrik dan Gas meningkat dari Rp 176.640,3
miliar pada tahun 2018 menjadi Rp 204.673,7 miliar pada tahun 2022. Sementara
secara riil, NTB lapangan usaha ini meningkat dari Rp 107.108,6 miliar pada tahun
2018 menjadi Rp 122.451,9 miliar pada tahun 2022.
Kontribusi Pengadaan Listrik dan Gas terhadap PDB Indonesia cenderung

menurun selama periode tahun 2018-2022. Pada tahun 2018, kontribusi lapangan
usaha ini sebesar 1,19 persen dan terus menunjukkan penurunan hingga menyentuh
1,04 persen untuk tahun 2022. Penurunan kontribusi terhadap PDB Indonesia juga
diikuti oleh Subkategori ketenagalistrikan serta Pengadaan Gas dan Produksi Es.
Meski kontribusi lapangan usaha ini cukup rendah dan terus mengalami penurunan,
lapangan usaha ini berperan penting untuk menunjang kegiatan di dalam

perekonomian. Output dari lapangan usaha ini banyak digunakan sebagai input
pada kegiatan produksi serta konsumsi akhir untuk masyarakat.
Berbeda dengan besaran konstribusi yang terus menurun, laju pertumbuhan

Pengadaan Listrik dan Gas justru menunjukkan pergerakan yang positif. Pada tahun
2021, Pengadaan Listrik dan Gas tumbuh sebesar 5,55 persen. Pada tahun 2022,
pertumbuhan lapangan usaha ini mengalami percepatan hingga 6,61 persen. Laju
pertumbuhan yang positif didukung oleh pertumbuhan Subkategori Lapangan Usaha
Ketenagalistrikan yang tumbuh sebesar 7,06 persen pada tahun 2022 Selain itu,
Pengadaan Gas dan Produksi Es juga tumbuh positif sebesar 3,01 persen pada
tahun 2022.
id
3.5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
.
go
Nilai tambah Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
s.
terhadap perekonomian Indonesia menunjukkan peningkatan yang konsisten selama
p
.b
periode tahun 2018-2022. Secara nominal, NTB lapangan usaha ini meningkat dari
w
Rp 10.023,6 miliar pada tahun 2018 menjadi Rp 12.537,1 miliar pada tahun 2022.
w
Sementara secara riil, NTB pun menunjukkan peningkatan dari Rp 8.429,4 miliar
//w
pada tahun 2018 menjadi Rp 10.240,1 miliar pada tahun 2022.

s:
Kontribusi Lapangan Usaha Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah,

tp
dan Daur Ulang terhadap perekonomian Indonesia mengalami sedikit penurunan.

ht
Selama tahun 2018-2021 besaran kontribusi Lapangan Usaha Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang terhadap perekonomian Indonesia
cenderung stabil sebesar 0,07 persen. Akan tetapi, kontribusi lapangan usaha ini
sedikit turun menjadi 0,06 persen pada tahun 2022. Sejalan dengan pergerakan
kontribusi, laju pertumbuhan lapangan usaha ini mengalami perlambatan. Pada
tahun 2021, laju pertumbuhan lapangan usaha ini mencapai 4,97 persen sedikit
lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya (4,94 persen). Pada tahun 2022 justru
mengalami perlambatan dengan tumbuh sebesar 3,23 persen.

3.6. Konstruksi
Selama periode tahun 2018-2022, nilai tambah lapangan usaha ini

cenderung meningkat. Meskipun nilai tambah lapangan usaha ini sempat mengalami
penurunan akibat Pandemi COVID-19 pada tahun 2020, namun berangsur mulai
membaik dengan peningkatan nilai tambah pada tahun 2022. Secara nominal,
Konstruksi menyumbang NTB sebesar Rp 1.562.297,0 miliar pada tahun 2018
kemudian meningkat hingga mencapai Rp 1.912.978,7 miliar pada tahun 2022.
Secara riil, NTB Konstruksi meningkat dari Rp 1.048.082,8 miliar pada tahun 2018
menjadi Rp 1.124.725,2 miliar pada tahun 2022.
Pergeseran nilai kontribusi Konstruksi terhadap PDB Indonesia cenderung
id
berfluktuasi dari 2018 ke 2022. Selama 2018-2019, kontribusinya terhadap PDB
.
Indonesia meningkat dari 10,53 persen menjadi 10,75 persen. Namun, kontribusinya
go
mulai menurun sejak pandemi COVID-19. Pada 2020-2022, kontribusi Konstruksi
s.
turun dari 10,70 persen menjadi 9,77 persen. Meski demikian, Konstruksi tetap
p
.b
berhasil konsisten masuk ke dalam 5 besar lapangan usaha penyumbang PDB

w
Indonesia tertinggi dari tahun 2018 hingga 2022.

w
//w
Selama periode waktu lima tahun terakhir, laju pertumbuhan Konstruksi

cenderung fluktuatif. Pada tahun 2020, laju pertumbuhan lapangan usaha ini
s:
terkontraksi sebesar 3,26 persen. Selanjutnya, Konstruksi mulai menunjukkan

tp
ht
pemulihan dengan laju pertumbuhan positif sebesar 2,81 persen pada tahun 2021.
Akan tetapi, laju pertumbuhan lapangan usaha ini menunjukkan perlambatan
meskipun masih tumbuh positif sebesar 2,01 persen.
3.7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda

Motor
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

merupakan salah satu lapangan usaha dengan penciptaan nilai tambah yang
cukup tinggi dalam perekonomian Indonesia. Hal ini disebabkan peranan penting
lapangan usaha ini sebagai penyambung rantai distribusi barang dan jasa yang
digunakan untuk proses produksi ataupun penggunaan akhir untuk konsumsi. Selain
itu, lapangan usaha ini berperan untuk menghubungkan produsen dengan konsumen

domestik maupun luar negeri. Secara nominal, NTB lapangan usaha ini meningkat
dari Rp 1.931.813,0 miliar pada tahun 2018 menjadi Rp 2.516.591,5 miliar pada
tahun 2022. Pola yang sama juga terjadi pada kondisi riil. Secara riil, NTB lapangan
usaha ini meningkat dari Rp 1.376.878,8 miliar pada tahun 2018 menjadi Rp
1.529.885,6 miliar pada tahun 2022.
Lapangan usaha ini selalu masuk ke dalam tiga lapangan usaha dengan
kontribusi tertinggi dalam perekonomian Indonesia, bahkan pada tahun 2022
menempati peringkat kedua. Pada tahun 2020, lapangan usaha ini berkontribusi
sebesar 12,91 persen terhadap PDB Indonesia. Selanjutnya, kontribusi lapangan
usaha ini terhadap PDB Indonesia mulai menunjukkan peningkatan menjadi
12,96 persen pada tahun 2021. Pada tahun 2022, kontribusi lapangan usaha ini
. id
mengalami sedikit penurunan menjadi 12,85 persen. Penurunan besaran kontribusi
go
juga dialami oleh Subkategori Lapangan Usaha Perdagangan Mobil, Sepeda Motor,
s.
dan Reparasinya. Pada tahun 2021, kontribusi subkategori ini sebesar 2,40 persen
p
.b
kemudian turun menjadi 2,24 persen pada tahun 2022. Sementara itu, kontribusi
w
Subkategori Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan
w
Sepeda Motor justru meningkat dari 10,56 persen pada tahun 2021 menjadi 10,61
//w
persen pada tahun 2022.

s:
tp
Pada tahun 2022, Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan
ht
Sepeda Motor menunjukkan percepatan laju pertumbuhan ekonomi dibanding tahun

sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari pergerakan laju pertumbuhan pada 2022
sebesar 5,52 persen setelah sebelumnya tumbuh sebesar 4,63 persen . Hal serupa
juga terjadi untuk Subkategori Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan
Sepeda Motor tumbuh sebesar 5,44 persen setelah sebelumnya tumbuh 3,11 persen.
Sementara itu, Subkategori Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya
justru mengalami perlambatan dari 12,13 persen pada tahun 2021 menjadi 5,89
persen pada tahun 2022
3.8. Transportasi dan Pergudangan
Sebagai penunjang berbagai aktivitas ekonomi, Transportasi dan Pergudangan

merupakan salah satu lapangan usaha yang dipengaruhi oleh dinamika mobilisasi
masyarakat dan aktivitas ekonomi. Selama masa Pandemi COVID-19 pada tahun

2020, NTB lapangan usaha ini mengalami penurunan yang cukup dalam. Akan
tetapi, penciptaan NTB lapangan usaha ini terus mengalami peningkatan. Pada
tahun 2022, NTB yang tercipta secara nominal sebesar Rp 983.530,1 miliar lebih
tinggi dibanding NTB yang tercipta pada tahun 2018 sebesar Rp 797.777,0 miliar.
Sementara secara riil, NTB yang tercipta sebesar Rp 486.874,9 miliar pada tahun
2022 lebih tinggi dibanding tahun 2018 dengan NTB sebesar Rp 435.336,5 miliar.
Kontribusi Transportasi dan Pergudangan dalam pembentukan PDB Indonesia

cenderung fluktuatif selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2021, Transportasi dan
Pergudangan berkontribusi sebesar 4,24 persen lebih rendah dibandingkan tahun
2020 sebesar 4,47 persen. Akan tetapi, kontribusi lapangan usaha ini mengalami
peningkatan pada tahun 2022 menjadi 5,02 persen. Peningkatan kontribusi ini
. id
diikuti oleh hampir seluruh subkategori di dalam Transportasi dan Pergudangan.
go
Peningkatan kontribusi dialami oleh Subkategori Angkutan Rel dari 0,05 persen
s.
pada 2021 menjadi 0,07 persen pada 2022; diikuti oleh Angkutan Darat dari 2,40
p
.b
persen menjadi 2,41 persen; Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan dari 0,10
w
persen menjadi 0,15 persen; serta Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan, Pos,
w
dan Kurir dari 0,83 persen menjadi 1,06 persen. Tidak ada perubahan komposisi
//w
kontribusi subkategori lapangan usaha yang berperan dalam penyusunan nilai

s:
tambah Transportasi dan Pergudangan. Subkategori Angkutan Darat masih menjadi

tp
penyumbang utama pembentukan nilai tambah untuk Transportasi dan Pergudangan.

ht
Sementara Angkutan Udara menunjukkan peningkatan kontribusi terhadap lapangan

usaha Transportasi dan Pergudangan dari 13,35 persen menjadi 20,98 persen.
Transportasi dan Pergudangan menjadi lapangan usaha yang berhasil pulih

dengan pertumbuhan yang cukup tinggi dibanding tahun 2020. Pada masa Pandemi
COVID-19, laju pertumbuhan lapangan usaha ini terkontraksi sebesar 15,05 persen.
Pada tahun 2021, lapangan usaha mulai pulih ditunjukkan dengan laju pertumbuhan
positif sebesar 3,24 persen. Pada tahun 2022, laju pertumbuhan lapangan usaha
ini semakin cepat mencapai 19,87 persen. Percepatan pertumbuhan ini dialami
oleh seluruh subkategori lapangan usaha dalam Transportasi dan Pergudangan.
Subkategori dengan pertumbuhan tercepat adalah Angkutan Udara mencapai
66,90 persen setelah sebelumnya terkontraksi 8,01 persen. Diikuti oleh Angkutan
Rel yang tumbuh 69,80 persen setelah terkontrasi 3,37 persen. Selanjutnya adalah

Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan yang tumbuh 69,94 persen setelah
terkontraksi 0,42 persen.
3.9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

Setelah mengalami kontraksi laju pertumbuhan terdalam dibanding lapangan
Selama periode tahun 2018-2022, nilai tambah Lapangan Usaha Penyediaan
Akomodasi dan Makan Minum cenderung meningkat. Meskipun nilai tambah
lapangan usaha ini sempat mengalami penurunan akibat Pandemi COVID-19
pada tahun 2020, namun berangsur mulai membaik dengan terus meningkatnya
besaran NTB yang tercipta. Secara nominal, Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum menyumbang NTB sebesar Rp 412.709,7 miliar pada tahun 2018 kemudian
id
meningkat hingga mencapai Rp 472.064,6 miliar pada tahun 2022. Secara riil, NTB
.
go
lapangan usaha ini meningkat dari Rp 315.068,6 miliar pada tahun 2018 menjadi
Rp 347.943,8 miliar pada tahun 2022.
p s.
.b
Selama periode tahun 2018-2022, kontribusi Penyediaan Akomodasi dan

w
Makan Minum terus mengalami penurunan. Pada tahun 2022, lapangan usaha ini
w
berkontribusi terhadap ekonomi sebesar 2,41 persen. Nilai kontribusi tersebut lebih
//w
rendah dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 2,78 persen dan tahun 2020
s:
sebesar 2,55 persen. Penurunan kontribusi selama lima tahun berturut-turut juga
tp
dialami oleh Subkategori Penyediaan Makan Minum. Kontribusi subkategori tersebut

ht
pada tahun 2022 sebesar 1,87 persen dimana nilai ini lebih rendah dibanding
tahun 2018 sebesar 2,13 persen dan tahun 2020 sebesar 2,07 persen. Sementara
itu, kontribusi untuk Penyediaan Akomodasijustru mengalami peningkatan dari 0,47
persen pada tahun 2021 menjadi 0,54 persen pada tahun 2022.
Peyediaan Akomodasi dan Makan Minum semakin menguat dengan semakin

cepatnya laju pertumbuhan pada lapangan usaha ini. Pada tahun 2021, laju
pertumbuhan lapangan usaha ini menunjukkan angka 3,89 persen. Laju pertumbuhan
lapangan usaha ini terus tumbuh sebesar 11,97 persen. Percepatan ini didorong
oleh laju pertumbuhan subkategori Penyediaan Akomodasi yang sebelumnya
tumbuh sebesar 5,79 persen kemudian dapat tumbuh positif sebesar 31,00 persen.
Subkategori Penyediaan Makan Minum yang sebelumnya tumbuh sebesar 3,52
persen kemudian menguat dan dapat tumbuh sebesar 8,23 persen.

3.10. Informasi dan Komunikasi
NTB yang tercipta untuk Informasi dan Komunikasi terus mengalami peningkatan
selama periode tahun 2018-2022. Secara nominal, NTB lapangan usaha ini tercipta
sebesar Rp 558.938,0 miliar pada tahun 2018 dan terus meningkat mencapai Rp
812.807,5 miliar pada tahun 2022. Secara riil, NTB lapangan usaha ini sebesar Rp
538.762,7 miliar pada tahun 2018 menjadi Rp 750.389,2 miliar pada tahun 2022.
Dalam era pesatnya perkembangan teknologi, kontribusi Lapangan Usaha

Informasi dan Komunikasi terhadap perekonomian Indonesia justru semakin mengalami
penurunan. Pada masa Pandemi COVID-19, kontribusi lapangan usaha ini sempat
meningkat dari 3,96 persen menjadi 4,51 persen tahun 2020. Akan tetapi, sejak
id
2020 – 2022 kontribusi lapangan usaha ini terus mengalami penurunan. Pada tahun
.
go
2021, kontribusi NTB Informasi dan Komunikasi terhadap perekonomian Indonesia
s.
sebesar 4,41 persen lebih rendah dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun 2022,
p
.b
kontribusi lapangan usaha ini semakin turun mencapai 4,13 persen.

w
Berbeda dengan pergerakan kontribusi NTB, pergerakan laju pertumbuhan

w
//w
Informasi dan Komunikasi justru mengalami percepatan. Pada tahun 2021, Informasi
dan Komunikasi tumbuh sebesar 6,82 persen melambat dibanding tahun sebelumnya
s:
tp
yang mampu tumbuh 10,61 persen. Akan tetapi, laju pertumbuhan lapangan usaha
ht
ini semakin meningkat mencapai 7,74 persen pada tahun 2022.
3.11. Jasa Keuangan dan Asuransi
Jasa Keuangan dan Asuransi berperan untuk menggambarkan kegiatan

ekonomi pada sektor finansial. Kegiatan utama lapangan usaha ini berhubungan
dengan pengelolaan keuangan berupa penarikan dana dari masyarakat dan
penyalurannya kembali kepada pelaku ekonomi atau masyarakat. NTB yang tercipta
pada lapangan usaha ini terus mengalami peningkatan selama periode tahun 2018-
2022. Pada tahun 2018, NTB yang tercipta secara nominal sebesar Rp 616.315,1
miliar sementara secara riil sebesar Rp 415.620,6 miliar. Pada tahun 2022, NTB
yang tercipta secara nominal sebesar Rp 809.356,7 miliar sementara secara riil
sebesar Rp 473.615,0 miliar.

Kontribusi Jasa Keuangan dan Asuransi cenderung fluktuatif selama periode
tahun 2018-2022. Pada tahun 2020, lapangan usaha ini berkontribusi terhadap
perekonomian sebesar 4,51 persen meningkat dibanding tahun sebelumnya yaitu
4,24 persen. Pada tahun 2021, kontribusi lapangan usaha ini turun menjadi 4,34
persen. Pada tahun 2022, kontribusi lapangan usaha masih turun mencapai 4,13
persen. Penurunan kontribusi terhadap PDB Indonesia pun dialami oleh seluruh
subkategori pada Jasa Keuangan dan Asuransi.
Laju pertumbuhan Jasa Keuangan dan Asuransi cenderung mengalami

perlambatan pada 2018-2021 namun mulai menunjukkan percepatan pada
tahun 2022. Pada tahun 2022, lapangan usaha ini tumbuh sebesar 1,93 persen
lebih tinggi dibanding tahun 2021 yang tumbuh sebesar 1,56 persen. Percepatan
. id
laju pertumbuhan ini didukung oleh Subkategori Lapangan Usaha Jasa Keuangan
go
Lainnya yang tumbuh sebesar 4,47 persen setelah sebelumnya terkontraksi 2,39
s.
persen. Sementara itu, hampir seluruh subkategori mengalami pertumbuhan positif
p
.b
kecuali Asuransi dan Dana Pensiun yang tumbuh terkontraksi sebesar 0,98 persen.
w
w
3.12. Real Estat

//w
s:
NTB yang tercipta untuk Real Estat semakin meningkat selama periode lima
tp
tahun terakhir, baik secara nominal maupun riil. Secara nominal, NTB Real Estat
ht
meningkat dari Rp 406.013,7 miliar pada tahun 2018 menjadi Rp 488.311,2 miliar
pada tahun 2022. Secara riil, NTB pun meningkat dari Rp 299.648,2 miliar pada
tahun 2018 menjadi Rp 339.014,9 miliar pada tahun 2022.
Selama periode tahun 2018-2022, pergerakan kontribusi Real Estat terhadap

perekonomian Indonesia cukup fluktuatif. Pada tahun 2018, Real Estat berkontribusi
terhadap ekonomi sebesar 2,74 persen dan terus mengalami peningkatan hingga
tahun 2020. Akan tetapi, besaran kontribusi lapangan usaha ini terus menurun pada
periode tahun 2020 – 2022. Pada tahun 2020, Real Estat berkontribusi sebesar
2,94 persen terhadap perekonomian kemudian terus mengalami penurunan hingga
mencapai 2,49 persen pada tahun 2022.
Sejalan dengan pergerakan kontribusi NTB, laju pertumbuhan Real Estat juga
bergerak secara fluktiatif. Pada tahun 2019, Real Estat tumbuh sebesar 5,76 persen
selanjutnya mengalami perlambatan hingga mencapai 2,32 persen pada tahun

2020. Akan tetapi, laju pertumbuhan lapangan usaha ini mengalami percepatan
mencapai 2,78 persen pada tahun 2021. Namunlaju pertumbuhan lapangan usaha
ini kembali melambat hingga 1,72 persen danmerupakan angka terendah selama
periode 2018-2022.
3.13. Jasa Perusahaan
Jasa Perusahaan mengalami penurunan NTB pada tahun 2020, namun pada
tahun 2021 NTB pada Jasa Perusahaan menunjukkan peningkatan hingga tahun
2022. Pada tahun 2020, NTB yang tercipta secara nominal sebesar Rp 294.255,5
miliar sementara secara riil sebesar Rp 195.671,1 miliar. Pada tahun 2022, NTB
yang tercipta secara nominal sebesar Rp 341.427,3 miliar sementara secara riil
sebesar Rp 214.399,0 miliar.
. id
go
Kontribusi Jasa Perusahaan terhadap perekonomian Indonesia cenderung
s.
mengalami peningkatan selama periode 2018-2019 namun mulai mengalami
p
penurunan pada tahun 2020-2022. Pada tahun 2018, Jasa Perusahaan berkontribusi
.b
sebesar 1,80 persen kemudian meningkat hingga 1,92 persen pada tahun 2019.
w
w
Akan tetapi, kontribusi lapangan usaha ini mengalami sedikit penurunan menjadi
//w
1,91 persen pada tahun 2020. Kemudian terus mengalami penurunan hingga
s:

tp
Selama periode tahun 2018-2021, laju pertumbuhan Jasa Perusahaan

ht
terus mengalami percepatan setelah sempat terkontraksi pada tahun 2020. Laju
pertumbuhan lapangan usaha ini sempat terkontraksi sedalam 5,44 persen pada
2020 setelah sebelumnya tumbuh positif 10,25 persen. Pada tahun 2021, laju
pertumbuhan semakin membaik ditunjukkan dengan angka pertumbuhan positif
sebesar 0,73 persen. Pada tahun 2022, laju pertumbuhan semakin menguat dan
tumbuh sebesar 8,77 persen.
3.14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial

Wajib
Perkembangan NTB yang tercipta mengalami perbedaan antara nilai

nominal dan nilai riil selama periode tahun 2018-2022. Secara nominal, NTB yang
tercipta secara konsisten mengalami peningkatan dari Rp 541.685,6 miliar pada

tahun 2018 menjadi Rp 605.117,3 miliar pada tahun 2022. Sementara secara riil,
NTB yang tercipta justru mengalami penurunan dari tahun 2019-2021 kemudian
meningkat pada tahun 2022. Pada tahun 2019, NTB yang tercipta sebesar Rp
365.538,8 miliar dan terus menurun menjadi Rp 364.251,4 miliar pada tahun 2021.
Pada tahun 2022, NTB secara riil meningkat dibanding tahun sebelumnya menjadi
Rp 373.439,1 miliar.
Kontribusi Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib

terhadap perekonomian Indonesia cenderung menurun dalam periode tahun 2018-
2022. Pada tahun 2018, lapangan usaha ini berkontribusi sebesar 3,65 persen
kemudian mengalami sedikit penurunan hingga 3,61 persen pada tahun 2019.
Pada tahun 2020, kontribusi lapangan usaha ini sedikit meningkat hingga mencapai
. id
3,79 persen. Akan tetapi, kontribusi lapangan usaha ini terus mengalami penurunan
go
hingga mencapai 3,09 persen pada tahun 2022. s.
p
Selama periode tahun 2019-2022, laju pertumbuhan Administrasi
.b
Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib cenderung berfluktuasi.

w
w
Lapangan usaha ini sempat tumbuh hingga 4,66 persen pada tahun 2019. Akan
//w
tetapi, laju pertumbuhan lapangan usaha ini terus mengalami perlambatan hingga
s:
terkontraksi mencapai 0,33 persen pada tahun 2021. Namun pada tahun 2022,
tp
pertumbuhan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib

ht
mulai tumbuh positif sebesar 2,52 persen.

3.15. Jasa Pendidikan
Jasa Pendidikan menunjukkan peningkatan nilai tambah yang konsisten
selama periode tahun 2018-2022, baik secara nominal maupun riil. Secara nominal,
NTB yang tercipta untuk Jasa Pendidikan sebesar Rp 481.747,0 miliar pada tahun
2018 menjadi Rp 566.624,5 miliar pada tahun 2022. Sementara secara riil, NTB
yang tercipta sebesar Rp 321.133,8 miliar pada tahun 2018 menjadi Rp 352.716,2
miliar pada tahun 2022.
Pergerakan kontribusi Jasa Pendidikan cenderung berfluktuasi selama

periode 2018-2022. Pada tahun 2018, lapangan usaha ini berkontribusi sebesar
3,25 persen terhadap perekonomian. Kontribusi lapangan usaha ini terus meningkat
hingga mencapai 3,57 persen pada tahun 2020. Akan tetapi, besaran kontribusi

lapangan usaha ini terhadap perokonomian terus mengalami penurunan hingga
Laju pertumbuhan Jasa Pendidikan cenderung tumbuh melambat selama

periode 2019 – 2021, namun mulai mengalami percepatan pada tahun 2022. Pada
tahun 2019, Jasa Pendidikan tumbuh sebesar 6,30 persen namun terus melambat
mencapai 0,11 persen pada tahun 2021. Akan tetapi, laju pertumbuhan lapangan
usaha ini mulai menunjukkan percepatan tumbuh sebesar 0,59 persen pada tahun
2022.
3.16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
id
SSelama periode tahun 2018-2022, NTB yang tercipta untuk Jasa Kesehatan
.
go
dan Kegiatan Sosial secara konsisten meningkat baik secara nominal maupun riil.
Secara nominal, NTB yang tercipta meningkat dari Rp 158.070,1 miliar pada tahun
s.
p
2018 menjadi Rp Rp 236.166,8 miliar pada tahun 2022. Secara riil, NTB yang
.b
tercipta pun meningkat dari Rp 117.322,2 miliar pada tahun 2018 menjadi Rp
w
w
161.384,9 miliar pada tahun 2022.

//w
Kontribusi Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial terhadap perekonomian

s:
Indonesia menunjukkan peningkatan selama periode 2018-2021 namun mengalami

tp
sedikit penurunan pada tahun 2022. Pada tahun 2018, kontribusi lapangan usaha
ht
ini terhadap perekonomian sebesa 1,07 persen dan terus meningkat hingga 1,34
persen pada 2021. Akan tetapi, kontribusi lapangan usaha ini mengalami sedikit
penurunan mencapai 1,21 persen pada 2022.
Pergerakan kontribusi NTB lapangan usaha ini tidak sejalan dengan laju
pertumbuhan yang cenderung melambat. Pada tahun 2019, lapangan usaha ini
tumbuh sebesar 8,66 persen kemudian meningkat mencapai 11,56 persen pada
2020. Akan tetapi, laju pertumbuhan lapangan usaha ini terus menunjukkan
perlambatan hingga tahun 2022. Pada tahun 2022, lapangan usaha ini tumbuh
melambat mencapai 2,74 persen setelah sebelumnya tumbuh sebesar 10,45 persen.

3.17. Jasa Lainnya
Kegiatan jasa yang lebih luas dicakup pada Lapangan Usaha Jasa Lainnya.
Untuk lapangan usaha ini, NTB yang tercipta secara nominal terus meningkat dari Rp
268.574,7 miliar pada tahun 2018 menjadi Rp 309.002,0 miliar pada tahun 2019.
Akan tetapi, pada tahun 2020 mengalami penurunan menjadi Rp 302.588,1 miliar.
NTB yang tercipta terus mengalami peningkatan hingga mencapai Rp 354.181,2
miliar. Pola yang sama juga terjadi untuk NTB secara riil. Pada tahun 2019, NTB
secara riil untuk lapangan usaha ini mencapai Rp 205.011,4 miliar kemudian turun
menjadi Rp 196.608,9 miliar pada tahun 2020. NTB secara riil terus meningkat
mencapai Rp 219.777,8 miliar pada tahun 2022.
id
Dari tahun 2018-2020, kontribusi lapangan usaha ini terhadap perekonomian
.
go
terus mengalami peningkatan namun menunjukkan pola menurun pada tahun 2021-
s.
2022. Pada tahun 2020, Jasa Lainnya berkontribusi sebesar 1,96 persen. Kontribusi
p
lapangan usaha ini terhadap perekonomian Indonesia terus turun hingga mencapai
.b
w
1,81 persen pada tahun 2022.

w
//w
Meskipun kontribusi Jasa Lainnya menurun, laju pertumbuhan lapangan usaha

ini justru menunjukkan percepatan. Dari tahun 2019 ke tahun 2020, laju pertumbuhan
s:
Jasa Lainnya terkontraksi cukup dalam hingga 4,10 persen. Pada tahun 2021,
tp
ht
kondisi pemulihan ekonomi pada lapangan usaha ini terlihat dari percepatan laju
pertumbuhan yang tumbuh positif sebesar 2,12 persen. Selanjutnya laju pertumbuhan
terus mengalami percepatan hingga tumbuh sebesar 9,47 persen pada tahun 2022
.

04
PERKEMBANGAN
MENURUT
PENGELUARAN
id
.
go
ps.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
PENGELUARAN KONSUMSI
RUMAH TANGGA
51,87% Rp 10.160,4 T
[55,76%] [Rp 8.274,2 T]
PEMBENTUKAN MODAL
TETAP BRUTO (PMTB)
KONTRIBUSI 29,08% Rp 5,697,3 T
[32,29%] [Rp 4.791,2 T]
Komponen Pengeluaran
Terhadap PDB Indonesia EKSPOR BARANG & JASA
2018 & 2022 24,49%

[21,00%]
Rp 4.797,7 T
[Rp 3.116,5 T]
IMPOR BARANG & JASA

20,90% Rp 4.094,2 T Perekonomian
[22,07%] [Rp 3.275,1 T] Indonesia
dari sisi pengeluaran
PENGELUARAN KONSUMSI di topang oleh
PEMERINTAH
PK - RT dan PMTB
id
7,66% Rp 1.500,7 T
[9,02%] [Rp 1.338,6 T] sebesar 80,95%
.
go
pada tahun 2022
LAINNYA s.
7,80% Rp 1.526,6 T
p
[4,00%] [Rp 593,3 T]
.b
* Lainnya terdiri dari komponen Konsumsi LNPRT,

w
Perubahan Inventori, & Diskrepansi Statistik

* [...] merupakan angka tahun 2018
w
//w
PDB MENURUT
s:
PENGELUARAN
tp
ht
Hampir seluruh komponen

pengeluaran mengalami
pertumbuhan positif dari
2021 ke 2022 kecuali
Komponen Pengeluaran
Konsumsi Pemerintah
Ekspor Barang dan Jasa masih

menjadi komponen yang
mengalami laju pertumbuhan
paling cepat meskipun
melambat
17,95% 16,28%
2021 2022
Selain dari sisi produksi (lapangan usaha), PDB dapat pula dilihat dari sisi
pengeluaran. PDB menurut pengeluaran menggambarkan struktur pengeluaran
untuk permintaan akhir. Permintaan akhir yang dimaksud dapat berupa permintaan
dari dalam negeri (domestik) maupun luar negeri. Permintaan domestik terdiri
dari konsumsi rumah tangga, konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah
tangga (LNPRT), konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto (PMTB),
serta perubahan inventori. Sementara itu, permintaan dari luar negeri dicerminkan
oleh kegiatan ekspor. Untuk memenuhi permintaan akhir domestik, barang dan jasa
tidak hanya berasal dari produksi dalam negeri tetapi juga bergantung pada
produk impor. Dalam penghitungan besaran PDB, impor harus dikeluarkan dari hasil
penghitungan permintaan akhir. Oleh karena itu, impor dihitung sebagai komponen
id
pengurang untuk ekspor dimana selisih yang dihasilkan disebut sebagai ekspor neto.
.
go
Perkembangan dari masing-masing komponen PDB menurut pengeluaran diuraikan
sebagai berikut.
p s.
.b
w
Gambar 4.1. Laju Pertumbuhan PDB Menurut Pengeluaran, 2019-2022

w
//w
s:
2019
2020 2022 24,87%
tp
2021
ht
17,95%
16,28%
14,75%
10,62%
5,64% 3,27% 3,87%

5,04% 4,93% 4,24% 4,45%
2,12% 3,80%
2,02% 1,62%
-0,48%
-2,63%
-4,21% -4,51% -4,96%
-7,13%
-8,42%
-17,60%
Pengeluaran Pengeluaran Pengeluaran Pembentukan Ekspor Impor Barang &

Konsumsi Rumah Konsumsi LNPRT Konsumsi Modal Tetap Barang & Jasa Jasa
Tangga Pemerintah Bruto

4.1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT)
Dalam kurun waktu 2018-2022, konsumsi akhir rumah tangga mengalami

peningkatan yang cukup signifikan. Secara nominal, total nilai konsumsi rumah tangga
pada tahun 2018 sebesar Rp 8.274.214 miliar kemudian meningkat menjadi Rp
10.160.356 miliar pada tahun 2022. Secara riil, total nilai konsumsi rumah tangga
pada 2018 sebesar Rp 5.651.456 miliar meningkat menjadi Rp 6.187.190 miliar
pada tahun 2022.
Kontribusi komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) terhadap

PDB terbesar pada periode tahun 2018-2022. Pada tahun 2018, kontribusi PK-RT
id
sebesar 55,76 persen dan mengalami penurunan pada tahun 2022 menjadi sebesar
.
go
51,87 persen. Kontribusi PK-RT yang tinggi menggambarkan sebagian besar produk
domestik yang dihasilkan di Indonesia dan produk impor yang didatangkan dari
s.
p
luar negeri lebih banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
.b
w
Laju pertumbuhan PK-RT pada tahun 2019 sebesar 5,04 persen, kemudian
w
//w
terkontraksi sebesar 2,63 persen pada tahun 2020. Pada tahun 2021 dan 2022,
laju pertumbuhan PK-RT mengalami peningkatan kembali sebesar 2,02 persen dan
s:
4,93 persen.
tp
ht
4.2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani

Rumah Tangga (PK-LNPRT)
Konsumsi akhir LNPRT meningkat cukup signifikan pada tahun 2018-2022.

Secara nominal, total nilai konsumsi akhir LNPRT pada tahun 2018 sebesar Rp
180.893 miliar, kemudian meningkat menjadi Rp 228.958 miliar pada tahun 2022.
Secara riil, total nilai konsumsi akhir LNPRT pada 2018 sebesar Rp 122.970 miliar
selanjutnya meningkat menjadi Rp 139.879 miliar pada tahun 2022.
Pada periode tahun 2018-2022, kontribusi komponen Pengeluaran Konsumsi

LNPRT (PK-LNPRT) terhadap total PDB relatif kecil. Pada tahun 2018, kontribusi PK-
LNPRT sebesar 1,22 persen dan meningkat pada tahun 2020 menjadi sebesar 1,30
persen terhadap total PDB. Kontribusi PK-LNPRT mengalami penurunan pada tahun
2021 menjadi sebesar 1,22 persen dan 1,77 pada tahun 2022.

Laju pertumbuhan komponen PK-LNPRT pada tahun 2019 sebesar 10,62
persen, kemudian terkontraksi pada tahun 2020 sebesar 4,21 persen. Pada tahun
2021, laju pertumbuhan PK-LNPRT kembali meningkat sebesar 1,62 persen dan
5,64 persen di tahun 2022.
4.3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P)
Pada kurun waktu 2018-2022, konsumsi akhir pemerintah mengalami

peningkatan yang cukup signifikan. Secara nominal, total nilai konsumsi akhir
pemerintah pada tahun 2018 sebesar Rp 1.338.639 miliar kemudian meningkat
menjadi Rp 1.500.693 miliar pada tahun 2022. Secara riil, total nilai konsumsi akhir
pemerintah pada 2018 sebesar Rp 828.877 miliar dan meningkat menjadi Rp
. id
870.093 miliar pada tahun 2022.
go
s.
Kontribusi komponen pengeluaran pemerintah (PK-P) terhadap total PDB
p
pada periode 2018 – 2022 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2018, kontribusinya
.b
sebesar 9,02 persen dan mengalami penurunan pada tahun 2019 menjadi sebesar
w
w
8,81 persen. Kontribusi PK-P pada tahun 2020 kembali meningkat menjadi sebesar
//w
9,66 persen dan kembali menurun menjadi sebesar 7,66 persen pada tahun 2022.
s:
Sejalan dengan kontribusinya, laju pertumbuhan PK-P pada tahun 2019

tp
sebesar 3,27 persen, kemudian tumbuh melambat pada tahun 2020 sebesar 2,12
ht
persen. Pada tahun 2021, laju pertumbuhan PK-P mengalami peningkatan menjadi
sebesar 4,24 persen dan pada tahun 2022 terkontraksi menjadi sebesar 4,51
persen.
4.4. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)
Komponen PMTB pada PDB menurut pengeluaran menunjukkan gambaran

produk barang dan jasa yang digunakan untuk investasi fisik (sebagai barang modal).
Barang modal tersebut merupakan peralatan yang digunakan untuk berproduksi dan
biasanya mempunyai umur pemakaian lebih dari satu tahun. Dalam penghitungannya,
PMTB digolongkan dalam bentuk bangunan, mesin dan perlengkapan, kendaraan,
peralatan lainnya, Cultivated Biological Resources (CBR), serta produk kekayaan
intelektual.

Dalam kurun waktu 2018-2022, PMTB mengalami peningkatan yang cukup
signifikan. Secara nominal, total nilai PMTB pada tahun 2018 sebesar Rp 4.791.211
miliar kemudian meningkat menjadi Rp 5.697.279 miliar pada tahun 2022. Secara
riil, total nilai PMTB pada 2018 sebesar Rp 3.444.310 miliar selanjutnya meningkat
hingga menjadi Rp 3.686.574 miliar pada tahun 2022.
Kontribusi komponen PMTB terhadap total PDB Pada tahun 2018 sebesar
32,29 persen. Kemudian menurun pada tahun 2020 dan 2022 menjadi sebesar
31,71 persendan 29,08 persen.
Laju pertumbuhan komponen PMTB sebesar 4,45 persen pada tahun 2019
dan terkontraksi sebesar 4,96 persen pada tahun 2020. Pada tahun 2021 dan
id
2022, laju pertumbuhan PMTB meningkat dibanding tahun sebelumnya yaitu sebesar
.
go
3,80 persen dan 3,87 persen.
4.5. Ekspor dan Impor Barang dan Jasa
p s.
.b
Komponen ekspor dalam PDB Pengeluaran menggambarkan permintaan

w
barang dan jasa dari luar negeri yang dapat dipenuhi karena adanya kelebihan
w
output produk domestik. Sedangkan komponen impor menyajikan penyediaan

//w
barang dan jasa yang bersumber dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan
s:
domestik (konsumsi antara, konsumsi dan investasi). Selisih ekspor dikurangi impor
tp
ht
mengekspresikan surplus atau defisit yang berasal dari perdagangan berbagai

barang dan jasa dengan luar negeri dan disebut sebagai “ekspor neto”, yang juga
memberikan gambaran tentang neraca perdagangan luar negeri.
Pada tahun 2018-2022, baik untuk total nilai ekspor maupun impor
menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Secara nominal, total nilai Ekspor
pada tahun 2018 sebesar Rp 3.116.546 miliar kemudian meningkat menjadi
Rp4.797.690 miliar pada tahun 2022. Sementara, total nilai nominal Impor sebesar
Rp 3.275.145 miliar pada tahun 2018 dan Rp 4.094.153 miliar pada tahun 2022.
Secara riil, total nilai Ekspor pada 2018 sebesar Rp 2.286.396 miliar selanjutnya
meningkat hingga Rp 2.858.316 miliar pada tahun 2022. Untuk komponen Impor,
total nilai riil pada tahun 2018 sebesar Rp 2.203.270 miliar kemudian meningkat
menjadi Rp 2.415.760 miliar pada tahun 2022.

Kontribusi Ekspor Barang dan Jasa terhadap PDB mengalami peningkatan
dari 21,00 persen pada tahun 2018 menjadi 24,49 persen pada tahun 2022,
sedangkan kontribusi Impor Barang dan Jasa menurun dari 22,07 persen pada
tahun 2018 menjadi 20,90 persen pada tahun 2022.
Laju Pertumbuhan Ekspor Barang dan Jasa terhadap PDB mengalami

pertumbuhan signifikan dari minus 0,48 persen pada tahun 2019 menjadi 16,28
persen pada tahun 2022, begitu pula laju pertumbuhan Impor Barang dan Jasa
meningkat dari minus 7,13 persen pada tahun 2019 menjadi 14,75 persen pada
tahun 2022.
. id
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

id
.
go
ps.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

DAFTAR
ISTILAH PENTING
id
.
go
ps.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
Aset (Harta) Pemilikan atas berbagai macam harta baik
berwujud maupun tidak yang dimiliki oleh
perorangan, perusahaan ataupun pemerintah.
Secara praktis biasanya dinilai dalam bentuk
moneter.
Konsumsi Antara Input yang dipergunakan habis dalam proses

produksi dan terdiri dari barang tidak tahan
lama dan jasa baik yang dibeli dari pihak lain
ataupun yang diproduksi sendiri.
Ekspor Barang dan Meliputi seluruh transfer dan penjualan barang

Jasa dan jasa dari residen (penduduk) suatu negara ke
residen negara lainnya dilakukan baik di dalam
id
negeri maupun di luar negeri. Dalam prakteknya,
.
go
ekspor terdiri dari barang dagangan dan
barang lainnya yang keluar melalui daerah
s.
batas pabean atau wilayah domestik suatu
p
.b
negara, termasuk pembelian langsung di negara

w
tersebut oleh perwakilan negara asing dan

w
orang-orang non residen (staf diplomat dan

//w
keluarganya). Karena ekspor barang dagangan

suatu negara dinilai atas dasar fob, maka nilai
s:
ekspor tidak termasuk pengapalan dan asuransi

tp
sampai pada negara tujuan.

ht
Faktor Produksi Mencakup faktor-faktor yang terlibat dalam

suatu proses produksi baik secara langsung
maupun tidak langsung, seperti: tanah, tenaga
kerja, modal dan keahlian.
Faktor Pendapatan Pendapatan/kompensasi yang diterima oleh

dari Luar Negeri faktor produki, atas keterlibatannya dalam suatu
proses produksi di luar batas wilayah domestik.
Harga berlaku Penilaian yang dilakukan terhadap barang dan

jasa yang dihasilkan ataupun yang dikonsumsi
pada harga tahun berjalan.

Harga Konstan Penilaian yang dilakukan terhadap barang
dan jasa yang dihasilkan atau dikonsumsi pada
harga tetap di tahun dasar
Impor Barang dan Meliputi seluruh transfer dan pembelian barang

Jasa dan jasa dari residen suatu negara ke residen
negara lainnya dilakukan baik dalam wilayah
domestik maupun di luar negeri. Pada prakteknya,
impor terdiri dari barang dagangan dan
barang lainnya yang melewati batas pabean
atau wilayah domestik suatu negara, termasuk
pembelian langsung oleh pemerintah, penduduk
dan perwakilan negara tersebut di luar negeri.
Karena impor barang-barang dagangan dinilai
id
dengan cif, maka nilai barang termasuk biaya
.
go
pengangkutan dan asuransi.
s.
Input Primer Disebut juga nilai tambah bruto, terdiri dari balas
p
.b
jasa tenaga kerja, surplus usaha, penyusutan

w
dan pajak tidak langsung neto.

w
//w
Nilai Tambah Bruto Adalah nilai tambah bruto (NTB) ditingkat

Atas Harga Dasar Produsen sebelum dikenakan pajak dan subsidi
s:
atas produk.
tp
ht
Investasi Dana yang disisihkan untuk ditanamkan

sebagai modal dalam usaha untuk memperoleh
keuntungan dengan harapan modal tersebut
akan kembali dalam beberapa tahun.
Kapital (Barang Faktor produksi yang diciptakan oleh keahlian

Modal) manusia dari sumber alam yang tersedia dan
digunakan untuk menciptakan pendapatan,
seperti: mesin, peralatan, pabrik, dan
sebagainya.
Margin Perdagangan Selisih antara nilai penjualan dengan nilai

dan Biaya Transpor pembelian, dan biaya transpor yang timbul
dalam menyalurkan barang dari produsen
kepada pembeli.

Output Domestik Nilai dari barang dan jasa yang dihasilkan
oleh sektor-sektor ekonomi tanpa membedakan
pelaku produksinya di wilayah domestik tertentu.
Pajak atas Produksi Pajak atas produksi dan impor dikurangi subsidi
dan Impor Neto atas produksi dan impor.
Pembentukan Modal Meliputi pembuatan dan pembelian barang

Tetap modal baru baik dari dalam negeri maupun
impor, termasuk barang modal bekas dari luar
negeri. Pembentukan modal tetap yang dicakup
hanyalah yang dilakukan oleh sektor-sektor
ekonomi di dalam negeri (domestik).
id
Konsumsi Barang Yang dimaksudkan adalah nilai susutnya barang-
.
go
Modal Tetap barang modal tetap yang digunakan dalam
proses produksi.
s.
p
Permintaan Antara Merupakan permintaan barang dan jasa untuk
.b
memenuhi proses produksi.

w
w
Permintaan Akhir Merupakan permintaan barang dan jasa untuk

//w
memenuhi konsumsi akhir, pembentukan modal

s:
dan ekspor.
tp
Tahun Dasar Tahun terpilih sebagai referensi statistik, yang

ht
digunakan sebagai dasar penghitungan tahun

yang lain. Dengan tahun dasar tersebut dapat
digambarkan seri data dengan indikator rinci
mengenai perubahan/pergerakan yang terjadi.
Harga Dasar Merupakan harga keekonomian barang dan

jasa di tingkat produsen sebelum adanya
intervensi pemerintah seperti pajak dan subsidi
atas produk.
Pajak dan Subsidi Atas Adalah pajak dan subsidi yang dibayar per unit
Produk barang atau jasa. Pajak/subsidi dapat berupa
sejumlah uang per kuantitas barang atau
jasa atau dihitung berdasarkan nilai sebagai
presentase spesifik dari harga per unit atau nilai
barang dan jasa yang ditransaksikan.

. id
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

ht
tp
s:
//w
w
w
.b
ps.
go
.id
ht
tp
s:
//w
w
LAMPIRAN
w
.b
ps.
go
.id
Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan
Lampiran 1
Usaha (miliar rupiah), 2018─2022
Lapangan Usaha 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Pertanian, Kehutanan dan

A 1 900 621,7 2 012 742,8 2 115 494,5 2 254 541,3 2 428 900,5
Perikanan
1. Pertanian, Peternakan,
Perburuan dan Jasa 1 417 316,9 1 488 985,7 1 575 380,0 1 672 938,4 1 805 453,6
Pertanian
a. Tanaman Pangan 449 553,1 446 497,3 474 270,5 441 364,6 454 735,2
b. Tanaman Holtikultura 218 713,2 238 830,5 250 457,8 262 471,3 281 504,6
id
c. Tanaman Perkebunan 489 185,6 517 507,8 560 225,6 668 379,8 735 907,4
.
d. Peternakan 232 274,7 256 849,6 260 238,2 268 198,7 298 013,5
go
e. Jasa Pertanian dan
27 590,3 29 300,5
s. 30 187,9 32 524,0 35 292,9
Perburuan
p
2. Kehutanan dan Penebangan
97 396,8 104 121,9 108 645,6 112 008,5 118 386,1
.b
Kayu
w
3. Perikanan 385 908,0 419 635,2 431 468,9 469 594,4 505 060,8
w
B Pertambangan dan Penggalian 1 198 987,1 1 149 913,5 993 541,9 1 523 650,1 2 393 390,9
//w
1. Pertambangan Minyak, Gas

460 169,9 439 602,8 332 559,6 461 703,0 587 597,3
dan Panas Bumi
s:
2. Pertambangan Batubara
tp
401 276,9 368 890,5 283 194,7 603 138,0 1 296 911,9
dan Lignit
ht
3. Pertambangan Bijih Logam 111 321,4 96 824,6 130 956,9 204 590,1 242 717,1
4. Pertambangan dan
226 218,9 244 595,6 246 830,7 254 219,0 266 164,6
Penggalian Lainnya
C Industri Pengolahan 2 947 450,8 3 119 593,8 3 068 041,7 3 266 905,5 3 591 774,7
1. Industri Batubara dan
332 299,0 336 672,6 307 606,4 320 008,5 363 619,5
Pengilangan Migas
2. Industri Makanan dan
927 443,5 1 012 959,8 1 057 000,7 1 121 362,0 1 238 099,1
Minuman
3. Industri Pengolahan
131 937,3 140 966,5 135 935,1 135 145,8 135 754,0
Tembakau
4. Industri Tekstil dan Pakaian
168 545,2 200 019,4 186 626,8 180 216,9 201 642,5
Jadi
5. Industri Kulit, Barang dari
41 716,0 42 499,0 39 204,0 42 508,7 48 125,3
Kulit dan Alas Kaki
6. Industri Kayu, Barang
dari Kayu dan Gabus
dan Barang Anyaman 83 710,0 80 319,9 78 689,2 76 689,4 80 134,9
dari Bambu, Rotan dan
Sejenisnya

lanjutan lampiran 1
Lapangan Usaha 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
7. Industri Kertas dan Barang

dari Kertas; Percetakan
101 758,2 109 892,2 110 562,3 113 201,5 128 957,7
dan Reproduksi Media
Rekaman
8. Industri Kimia, Farmasi dan
239 678,0 265 925,1 296 710,3 339 183,4 357 326,3
Obat Tradisional
9. Industri Karet, Barang dari
92 662,6 87 975,4 82 856,6 88 607,7 87 798,0
Karet dan Plastik
10. Industri Barang Galian
93 166,9 93 362,6 85 860,2 89 016,8 91 078,0
Bukan Logam
id
11. Industri Logam Dasar 111 341,3 116 068,6 120 956,8 137 599,0 168 012,8
.
go
12. Industri Barang Logam;
Komputer, Barang Elektronik, 257 687,0 265 384,3
s. 252 142,8 257 365,6 284 559,3
Optik; dan Peralatan Listrik
p
13. Industri Mesin dan
.b
47 879,6 46 982,5 43 230,6 48 900,0 55 327,3

Perlengkapan
w
14. Industri Alat Angkutan 260 986,8 258 287,3 208 886,0 251 892,9 284 619,9
w
15. Industri Furnitur 35 487,6 39 239,0 38 653,1 42 173,1 41 970,5

//w

Lainnya; Jasa Reparasi dan
s:
21 151,8 23 039,6 23 120,8 23 034,2 24 749,6

Pemasangan Mesin dan
tp
Peralatan
ht
D Pengadaan Listrik dan Gas 176 640,3 185 115,3 179 741,6 190 047,2 204 673,7
1. Ketenagalistrikan 144 437,1 151 975,9 150 541,1 159 078,6 172 281,4
2. Pengadaan Gas dan

32 203,2 33 139,4 29 200,5 30 968,6 32 392,3
Produksi Es
Pengadaan Air, Pengelolaan
E Sampah, Limbah dan Daur 10 023,6 10 736,1 11 305,4 12 026,1 12 537,1
Ulang
F Konstruksi 1 562 297,0 1 701 741,2 1 652 659,6 1 771 726,7 1 912 978,7
Perdagangan Besar dan Ecer-

G an; Reparasi Mobil dan Sepeda 1 931 813,0 2 060 268,9 1 993 988,7 2 199 934,9 2 516 591,5
Motor
1. Perdagangan Mobil,
Sepeda Motor dan 386 619,9 416 437,3 360 030,1 407 988,2 439 166,4
Reparasinya
2. Perdagangan Besar dan
Eceran, Bukan Mobil dan 1 545 193,1 1 643 831,6 1 633 958,6 1 791 946,7 2 077 425,1
Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan 797 777,0 881 505,4 689 552,4 719 610,3 983 530,1
1. Angkutan Rel 10 462,9 12 092,1 7 789,8 7 847,9 13 881,3

lanjutan Lampiran 1
Lapangan Usaha 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2. Angkutan Darat 354 035,6 390 604,4 380 884,3 407 336,3 471 125,3
3. Angkutan Laut 45 108,9 50 534,2 48 574,2 50 331,7 55 027,7
4. Angkutan Sungai Danau dan

16 030,6 17 416,2 15 722,0 16 500,8 28 579,8
Penyeberangan
5. Angkutan Udara 240 931,1 257 735,6 104 950,4 96 060,2 206 376,2
6. Pergudangan dan Jasa

Penunjang Angkutan; Pos 131 207,9 153 122,9 131 631,7 141 533,4 208 539,8
dan Kurir
id
Penyediaan Akomodasi dan
I 412 709,7 440 207,7 394 055,0 412 251,1 472 064,6
.
Makan Minum
go
1. Penyediaan Akomodasi 96 571,7 99 204,0 74 611,3 79 160,8 105 067,6
2. Penyediaan Makan Minum 316 138,0

s.
341 003,7
p
319 443,7 333 090,3 366 997,0
.b
J Informasi dan Komunikasi 558 938,0 626 532,6 695 963,3 748 802,9 812 807,5
w
K Jasa Keuangan dan Asuransi 616 315,1 671 433,8 696 072,9 736 187,2 809 356,7
w
1. Jasa Perantara Keuangan 375 503,9 405 183,7 418 860,0 455 258,9 513 276,4
//w
2. Asuransi dan Dana Pensiun 137 653,4 149 880,9 159 064,7 162 703,2 167 909,8
s:
3. Jasa Keuangan Lainnya 90 037,0 102 631,9 104 095,8 103 212,4 112 424,7
tp
4. Jasa Penunjang Keuangan 13 120,8 13 737,3 14 052,4 15 012,7 15 745,8

ht
L Real Estat 406 013,7 439 455,9 453 780,9 468 221,7 488 311,2
M,N Jasa Perusahaan 267 094,0 304 285,5 294 255,5 301 085,2 341 427,3
Administrasi Pemerintahan,
O Pertahanan dan Jaminan So- 541 685,6 571 584,1 585 960,1 586 703,0 605 117,3
sial Wajib
P Jasa Pendidikan 481 747,0 522 354,2 551 227,1 557 656,1 566 624,5
Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Q 158 070,1 174 689,0 201 480,4 227 222,8 236 166,8
Sosial
RSTU Jasa lainnya 268 574,7 309 002,0 302 588,1 312 188,4 354 181,2
Nilai Tambah Bruto Atas Harga Dasar 14 236 758,4 15 181 161,8 14 879 709,1 16 288 760,5 18 730 434,3
Pajak Dikurang Subsidi Atas Produk 601 997,6 651 495,4 563 644,1 687 930,3 858 011,3
Produk Domestik Bruto 14 838 756,0 15 832 657,2 15 443 353,2 16 976 690,8 19 588 445,6
* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara

Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut
Lampiran 2
Lapangan Usaha (miliar rupiah), 2018─2022
Lapangan Usaha 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A 1 307 253,0 1 354 399,1 1 378 398,9 1 404 190,9 1 435 853,3
Perikanan
Perburuan dan Jasa 1 005 655,0 1 038 902,9 1 061 087,3 1 072 977,7 1 097 952,3
Pertanian
a. Tanaman Pangan 298 027,3 292 883,0 303 453,7 299 203,3 299 436,6
b. Tanaman Holtikultura 145 131,2 153 157,8 159 539,3 160 385,3 167 155,1
id
c. Tanaman Perkebunan 387 496,7 405 147,5 410 570,4 425 042,6 432 011,5
.
d. Peternakan 155 539,9 167 637,9 167 116,4 167 647,3 178 100,6
go
19 459,9 20 076,7
s. 20 407,5 20 699,2 21 248,5
Perburuan
p
2. Kehutanan dan
62 981,8 63 217,6 63 199,3 63 246,6 62 448,6
.b
Penebangan Kayu
w
3. Perikanan 238 616,2 252 278,6 254 112,3 267 966,6 275 452,4
w
Pertambangan dan Peng-

B 796 505,0 806 206,2 790 475,2 822 099,5 858 146,6
galian
//w
1. Pertambangan Minyak,
298 420,1 289 980,1 272 583,2 260 546,1 247 985,8
Gas dan Panas Bumi
s:
tp
235 561,4 259 598,5 245 498,6 261 709,8 282 943,8
dan Lignit
ht
3. Pertambangan Bijih Logam 103 719,4 88 003,4 105 829,4 129 999,6 153 412,8
4. Pertambangan dan
158 804,1 168 624,2 166 564,0 169 844,0 173 804,2
Penggalian Lainnya
C Industri Pengolahan 2 193 368,4 2 276 667,8 2 209 920,3 2 284 821,7 2 396 603,0
219 831,8 217 402,2 202 603,7 203 766,9 211 339,8
Pengilangan Migas
690 462,5 744 170,5 755 914,9 775 098,4 813 062,4
Minuman
87 548,7 90 486,7 85 257,5 84 133,3 82 167,7
Tembakau
126 406,8 145 804,6 132 851,0 127 429,1 139 326,5
Jadi
28 941,7 28 654,1 26 142,6 28 169,3 30 805,0
Kulit dan Alas Kaki
dari Kayu dan Gabus
dan Barang Anyaman 62 337,3 59 498,3 58 212,1 56 050,9 56 381,8
Sejenisnya

lanjutan Lampiran 2
Lapangan Usaha 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

73 681,6 80 211,0 80 385,3 78 061,2 80 974,5
Rekaman
179 791,9 195 040,9 213 360,5 233 866,0 235 475,3
Obat Tradisional
76 627,8 72 398,8 68 337,7 69 072,8 66 242,6
Karet dan Plastik
71 424,4 70 690,7 64 239,2 64 812,0 63 514,7
Bukan Logam
id
11. Industri Logam Dasar 89 188,6 91 716,9 97 099,5 108 267,3 124 289,7
.
go
Komputer, Barang s.
205 216,8 204 172,5 193 026,6 189 890,0 202 637,9
Elektronik, Optik; dan
p
Peralatan Listrik
.b

34 297,3 32 881,0 29 536,4 32 911,1 36 652,3
Perlengkapan
w
w
14. Industri Alat Angkutan 205 907,2 198 853,9 159 359,0 187 750,7 207 792,8
//w
15. Industri Furnitur 25 946,0 28 113,0 27 167,5 29 385,7 28 800,7

s:

15 758,0 16 572,7 16 426,8 16 157,0 17 139,3
tp

Peralatan
ht
D Pengadaan Listrik dan Gas 107 108,6 111 436,7 108 826,4 114 861,1 122 451,9
1. Ketenagalistrikan 93 318,0 97 623,8 96 663,1 102 083,9 109 290,2

13 790,6 13 812,9 12 163,3 12 777,2 13 161,7
Produksi Es
E Sampah, Limbah dan Daur 8 429,4 9 004,9 9 449,3 9 919,3 10 240,1
Ulang
F Konstruksi 1 048 082,8 1 108 425,0 1 072 334,8 1 102 517,7 1 124 725,2
Perdagangan Besar dan

G Eceran; Reparasi Mobil dan 1 376 878,7 1 440 185,7 1 385 651,2 1 449 831,4 1 529 885,6
Sepeda Motor
Sepeda Motor dan 262 578,5 272 349,7 233 920,3 262 292,9 277 746,1
Reparasinya
Eceran, Bukan Mobil dan 1 114 300,2 1 167 836,0 1 151 730,9 1 187 538,5 1 252 139,5
Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudan-
H 435 336,5 463 125,9 393 418,9 406 169,3 486 874,9
gan

lanjutan Lampiran 2
Lapangan Usaha 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Angkutan Rel 4 020,0 4 200,3 2 422,0 2 340,4 3 973,9
2. Angkutan Darat 238 457,7 262 208,1 248 208,0 259 493,2 282 147,8
3. Angkutan Laut 34 276,4 37 865,4 36 134,2 37 177,0 39 080,0
4. Angkutan Sungai Danau

11 566,5 12 212,2 10 624,6 10 580,0 17 979,5
dan Penyeberangan
5. Angkutan Udara 77 493,4 69 926,9 32 826,9 30 198,9 50 402,8
id
Penunjang Angkutan; Pos 69 522,5 76 713,0 63 203,2 66 379,8 93 290,9
dan Kurir
.
go
I 315 068,6 333 304,6 299 122,4 310 748,6 347 943,8
Makan Minum
1. Penyediaan Akomodasi 62 997,3
s.
63 867,4
p
48 227,9 51 021,0 66 835,8
.b
2. Penyediaan Makan Minum 252 071,3 269 437,2 250 894,5 259 727,6 281 108,0
w
J Informasi dan Komunikasi 538 762,7 589 536,1 652 062,9 696 506,1 750 389,2
w
K Jasa Keuangan dan Asuransi 415 620,6 443 093,1 457 486,5 464 637,7 473 615,0
//w
1. Jasa Perantara Keuangan 251 912,3 267 387,0 278 028,3 285 571,6 292 549,7
s:
2. Asuransi dan Dana Pensiun 93 169,9 98 453,6 102 419,0 103 146,3 102 137,0
tp
3. Jasa Keuangan Lainnya 61 371,0 67 894,7 67 507,6 65 894,2 68 839,1

ht
4. Jasa Penunjang Keuangan 9 167,4 9 357,8 9 531,6 10 025,6 10 089,2
L Real Estat 299 648,2 316 901,1 324 259,4 333 282,9 339 014,9
M,N Jasa Perusahaan 187 691,1 206 936,2 195 671,1 197 106,7 214 399,0
O Pertahanan dan Jaminan So- 349 277,6 365 538,8 365 446,0 364 251,4 373 439,1
sial Wajib
P Jasa Pendidikan 321 133,8 341 349,9 350 272,8 350 662,6 352 716,2

Q 117 322,2 127 487,9 142 227,3 157 085,3 161 384,9
Sosial
RSTU Jasa lainnya 185 405,6 205 011,4 196 608,9 200 773,2 219 777,8
Nilai Tambah Bruto Atas Harga Dasar 10 002 892,8 10 498 610,4 10 331 632,3 10 669 465,4 11 197 460,5
Pajak Dikurang Subsidi Atas Produk 422 959,1 450 545,0 391 367,0 450 612,5 512 937,3
Produk Domestik Bruto 10 425 851,9 10 949 155,4 10 722 999,3 11 120 077,9 11 710 397,8
* Angka Sementara

Kontribusi Terhadap Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga
Lampiran 3
Berlaku Menurut Lapangan Usaha (persen), 2018─2022
Lapangan Usaha 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A 12,81 12,71 13,70 13,28 12,40
Perikanan
Perburuan dan Jasa 9,55 9,40 10,20 9,85 9,22
Pertanian
a. Tanaman Pangan 3,03 2,82 3,07 2,60 2,32
b. Tanaman Holtikultura 1,47 1,51 1,62 1,55 1,44
id
c. Tanaman Perkebunan 3,30 3,27 3,63 3,94 3,76
.
d. Peternakan 1,57 1,62 1,69 1,58 1,52
go
0,19 0,19 s. 0,20 0,19 0,18
Perburuan
p
2. Kehutanan dan
0,66 0,66 0,70 0,66 0,60
.b
Penebangan Kayu
w
3. Perikanan 2,60 2,65 2,79 2,77 2,58

w

B 8,08 7,26 6,43 8,97 12,22
galian
//w
3,10 2,78 2,15 2,72 3,00
Gas dan Panas Bumi
s:
tp
2,70 2,33 1,83 3,55 6,62

dan Lignit
ht
3. Pertambangan Bijih Logam 0,75 0,61 0,85 1,21 1,24
4. Pertambangan dan
1,52 1,54 1,60 1,50 1,36
Penggalian Lainnya
C Industri Pengolahan 19,86 19,70 19,87 19,24 18,34
2,24 2,13 1,99 1,88 1,86
Pengilangan Migas
6,25 6,40 6,84 6,61 6,32
Minuman
0,89 0,89 0,88 0,80 0,69
Tembakau
1,14 1,26 1,21 1,06 1,03
Jadi
0,28 0,27 0,25 0,25 0,25
Kulit dan Alas Kaki
dari Kayu dan Gabus
dan Barang Anyaman 0,56 0,51 0,51 0,45 0,41
Sejenisnya

lanjutan Lampiran 3
Lapangan Usaha 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

0,69 0,69 0,72 0,67 0,66
Rekaman
1,62 1,68 1,92 2,00 1,82
Obat Tradisional
0,62 0,56 0,54 0,52 0,45
Karet dan Plastik
0,63 0,59 0,56 0,52 0,46
Bukan Logam
id
11. Industri Logam Dasar 0,75 0,73 0,78 0,81 0,86
.
go
Komputer, Barang s.
1,74 1,68 1,63 1,52 1,45
p
Peralatan Listrik
.b

0,32 0,30 0,28 0,29 0,28
Perlengkapan
w
w
14. Industri Alat Angkutan 1,76 1,63 1,35 1,48 1,45

//w
15. Industri Furnitur 0,24 0,25 0,25 0,25 0,21

s:

0,14 0,15 0,15 0,14 0,13
tp

Peralatan
ht
D Pengadaan Listrik dan Gas 1,19 1,17 1,16 1,12 1,04
1. Ketenagalistrikan 0,97 0,96 0,97 0,94 0,88

0,22 0,21 0,19 0,18 0,17
Produksi Es
E Sampah, Limbah dan Daur 0,07 0,07 0,07 0,07 0,06
Ulang
F Konstruksi 10,53 10,75 10,70 10,44 9,77

G Eceran; Reparasi Mobil dan 13,02 13,01 12,91 12,96 12,85
Sepeda Motor
Sepeda Motor dan 2,61 2,63 2,33 2,40 2,24
Reparasinya
Eceran, Bukan Mobil dan 10,41 10,38 10,58 10,56 10,61
Sepeda Motor
H 5,38 5,57 4,47 4,24 5,02
gan

lanjutan Lampiran 3
Lapangan Usaha 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Angkutan Rel 0,07 0,08 0,05 0,05 0,07
2. Angkutan Darat 2,39 2,47 2,47 2,40 2,41
3. Angkutan Laut 0,30 0,32 0,31 0,30 0,28

0,11 0,11 0,10 0,10 0,15
dan Penyeberangan
5. Angkutan Udara 1,62 1,63 0,68 0,57 1,05
id
Penunjang Angkutan; Pos 0,88 0,97 0,85 0,83 1,06
dan Kurir
.
go
I 2,78 2,78 2,55 2,43 2,41
Makan Minum
1. Penyediaan Akomodasi 0,65 0,63
p s. 0,48 0,47 0,54
.b
2. Penyediaan Makan Minum 2,13 2,15 2,07 1,96 1,87

w
J Informasi dan Komunikasi 3,77 3,96 4,51 4,41 4,15

w
K Jasa Keuangan dan Asuransi 4,15 4,24 4,51 4,34 4,13

//w
1. Jasa Perantara Keuangan 2,53 2,56 2,71 2,68 2,62

s:
2. Asuransi dan Dana Pensiun 0,93 0,95 1,03 0,96 0,86

tp
3. Jasa Keuangan Lainnya 0,61 0,65 0,67 0,61 0,57

ht
4. Jasa Penunjang Keuangan 0,09 0,09 0,09 0,09 0,08
L Real Estat 2,74 2,78 2,94 2,76 2,49
M,N Jasa Perusahaan 1,80 1,92 1,91 1,77 1,74
O Pertahanan dan Jaminan So- 3,65 3,61 3,79 3,46 3,09
sial Wajib
P Jasa Pendidikan 3,25 3,30 3,57 3,28 2,89

Q 1,07 1,10 1,30 1,34 1,21
Sosial
RSTU Jasa lainnya 1,81 1,95 1,96 1,84 1,81
Nilai Tambah Bruto Atas Harga Dasar 95,94 95,89 96,35 95,95 95,62
Pajak Dikurang Subsidi Atas Produk 4,06 4,11 3,65 4,05 4,38
Produk Domestik Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
* Angka Sementara

Lampiran 4
Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (persen), 2018─2022
Lapangan Usaha 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A 12,54 12,37 12,85 12,63 12,26
Perikanan
Pertanian
a. Tanaman Pangan 2,86 2,67 2,83 2,69 2,56
id
.
d. Peternakan 1,49 1,53 1,56 1,51 1,52
go
0,19 0,18
s. 0,19 0,19 0,18
Perburuan
p
2. Kehutanan dan
0,60 0,58 0,59 0,57 0,53
.b
Penebangan Kayu
w
3. Perikanan 2,29 2,30 2,37 2,41 2,35

w
Pertambangan dan Pengga-

B 7,64 7,36 7,37 7,39 7,33
lian
//w
2,86 2,65 2,54 2,34 2,12
Gas dan Panas Bumi
s:
tp
2,26 2,37 2,29 2,35 2,42

dan Lignit
ht
4. Pertambangan dan
1,52 1,54 1,55 1,53 1,48
Penggalian Lainnya
2,11 1,99 1,89 1,83 1,80
Pengilangan Migas
6,62 6,80 7,05 6,97 6,94
Minuman
0,84 0,83 0,80 0,76 0,70
Tembakau
1,21 1,33 1,24 1,15 1,19
Jadi
0,28 0,26 0,24 0,25 0,26
Kulit dan Alas Kaki
dari Kayu dan Gabus
Sejenisnya

lanjutan Lampiran 4
Lapangan Usaha 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

0,71 0,73 0,75 0,70 0,69
Rekaman
1,72 1,78 1,99 2,10 2,01
Obat Tradisional
0,73 0,66 0,64 0,62 0,57
Karet dan Plastik
0,69 0,65 0,60 0,58 0,54
Bukan Logam
id
.
go
Komputer, Barang s.
1,97 1,86 1,80 1,71 1,73
p
Peralatan Listrik
.b

0,33 0,30 0,28 0,30 0,31
Perlengkapan
w
w

//w

s:

0,15 0,15 0,15 0,15 0,15
tp

Peralatan
ht

0,13 0,13 0,11 0,11 0,11
Produksi Es
Ulang
F Konstruksi 10,05 10,12 10,00 9,91 9,60
Perdagangan Besar dan Ecer-

G an; Reparasi Mobil dan Sepe- 13,21 13,15 12,92 13,04 13,06
da Motor
Sepeda Motor dan 2,52 2,49 2,18 2,36 2,37
Reparasinya
Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan 4,18 4,23 3,67 3,65 4,16
1. Angkutan Rel 0,04 0,04 0,02 0,02 0,03

lanjutan Lampiran 4
Lapangan Usaha 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2. Angkutan Darat 2,29 2,39 2,31 2,33 2,41
3. Angkutan Laut 0,33 0,35 0,34 0,33 0,33

0,11 0,11 0,10 0,10 0,15
dan Penyeberangan
5. Angkutan Udara 0,74 0,64 0,31 0,27 0,43

dan Kurir
id
I 3,02 3,04 2,79 2,79 2,97
.
Makan Minum
go
1. Penyediaan Akomodasi 0,60 0,58 0,45 0,46 0,57
2. Penyediaan Makan Minum 2,42

p s.
2,46 2,34 2,34 2,40
.b

w

w

//w

s:

tp

ht
L Real Estat 2,87 2,89 3,02 3,00 2,89
sial Wajib

Q 1,13 1,16 1,33 1,41 1,38
Sosial
* Angka Sementara

Indeks Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga
Lampiran 5
Berlaku Menurut Lapangan Usaha, 2018─2022
Lapangan Usaha 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A 198,78 210,51 221,26 235,80 254,04
Perikanan
Pertanian
a. Tanaman Pangan 177,46 176,25 187,22 174,23 179,51
id
.
d. Peternakan 214,28 236,95 240,07 247,42 274,92
go
195,60 207,73 214,02
s. 230,58 250,21
Perburuan
p
2. Kehutanan dan
167,56 179,13 186,91 192,70 203,67
.b
Penebangan Kayu
w
3. Perikanan 268,81 292,31 300,55 327,11 351,81

w

B 166,96 160,13 138,35 212,17 333,28
galian
//w
136,89 130,77 98,93 137,34 174,79
Gas dan Panas Bumi
s:
tp
249,66 229,51 176,19 375,24 806,88

dan Lignit
ht
4. Pertambangan dan
202,01 218,42 220,42 227,02 237,68
Penggalian Lainnya
142,12 143,99 131,56 136,86 155,51
Pengilangan Migas
257,31 281,03 293,25 311,11 343,49
Minuman
196,19 209,62 202,14 200,96 201,87
Tembakau
175,01 207,69 193,78 187,13 209,37
Jadi
211,79 215,76 199,03 215,81 244,33
Kulit dan Alas Kaki
dari Kayu dan Gabus
Sejenisnya

lanjutan Lampiran 5
Lapangan Usaha 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

149,68 161,64 162,63 166,51 189,69
Rekaman
209,63 232,59 259,52 296,66 312,53
Obat Tradisional
138,79 131,77 124,11 132,72 131,51
Karet dan Plastik
182,87 183,25 168,52 174,72 178,77
Bukan Logam
id
.
go
Komputer, Barang s.
197,08 202,97 192,84 196,84 217,64
p
Peralatan Listrik
.b

201,45 197,68 181,89 205,75 232,79
Perlengkapan
w
w

//w

s:

139,90 152,38 152,92 152,35 163,69
tp

Peralatan
ht

235,36 242,20 213,41 226,34 236,74
Produksi Es
Ulang
F Konstruksi 249,21 271,45 263,62 282,61 305,15

Sepeda Motor
Sepeda Motor dan 212,26 228,64 197,67 224,00 241,11
Reparasinya
Sepeda Motor
H 325,13 359,25 281,02 293,27 400,83
gan

lanjutan Lampiran 5
Lapangan Usaha 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Angkutan Rel 440,60 509,21 328,03 330,48 584,55
2. Angkutan Darat 261,31 288,30 281,13 300,65 347,73
3. Angkutan Laut 207,73 232,71 223,69 231,78 253,41

197,59 214,67 193,79 203,38 352,27
dan Penyeberangan
5. Angkutan Udara 628,99 672,87 273,99 250,78 538,78
id
dan Kurir
.
go
I 206,06 219,79 196,75 205,84 235,70
Makan Minum
p s.
208,62 221,34 293,78
.b

w

w

//w

s:

tp

ht
L Real Estat 204,84 221,71 228,94 236,22 246,36
sial Wajib

Q 237,90 262,91 303,23 341,97 355,43
Sosial
* Angka Sementara

Lampiran 6
Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha, 2018─2022
Lapangan Usaha 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A 136,72 141,66 144,17 146,86 150,18
Perikanan
Pertanian
a. Tanaman Pangan 117,65 115,61 119,79 118,11 118,20
id
.
d. Peternakan 143,49 154,65 154,17 154,66 164,30
go
137,96 142,33
s. 144,68 146,75 150,64
Perburuan
p
2. Kehutanan dan
108,35 108,76 108,73 108,81 107,44
.b
Penebangan Kayu
w
3. Perikanan 166,21 175,73 177,01 186,66 191,87

w

B 110,91 112,26 110,07 114,48 119,50
galian
//w
88,77 86,26 81,08 77,50 73,77
Gas dan Panas Bumi
s:
tp
146,55 161,51 152,74 162,82 176,03

dan Lignit
ht
4. Pertambangan dan
141,81 150,58 148,74 151,67 155,21
Penggalian Lainnya
94,02 92,98 86,65 87,15 90,38
Pengilangan Migas
191,56 206,46 209,72 215,04 225,57
Minuman
130,19 134,55 126,78 125,11 122,18
Tembakau
131,25 151,40 137,95 132,32 144,67
Jadi
146,93 145,47 132,72 143,01 156,39
Kulit dan Alas Kaki
dari Kayu dan Gabus
Sejenisnya

lanjutan Lampiran 6
Lapangan Usaha 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

108,38 117,98 118,24 114,82 119,11
Rekaman
157,25 170,59 186,61 204,55 205,96
Obat Tradisional
114,78 108,44 102,36 103,46 99,22
Karet dan Plastik
140,19 138,75 126,09 127,21 124,67
Bukan Logam
id
.
go
Komputer, Barang s.
156,95 156,15 147,63 145,23 154,98
p
Peralatan Listrik
.b

144,31 138,35 124,27 138,47 154,21
Perlengkapan
w
w

//w

s:

104,22 109,61 108,65 106,86 113,36
tp

Peralatan
ht

100,79 100,95 88,90 93,38 96,19
Produksi Es
Ulang
F Konstruksi 167,18 176,81 171,05 175,87 179,41

Sepeda Motor
Sepeda Motor dan 144,16 149,53 128,43 144,01 152,49
Reparasinya
Sepeda Motor
H 177,42 188,74 160,33 165,53 198,42
gan

lanjutan Lampiran 6
Lapangan Usaha 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Angkutan Rel 169,28 176,88 101,99 98,56 167,34
2. Angkutan Darat 176,00 193,53 183,20 191,53 208,25
3. Angkutan Laut 157,84 174,37 166,40 171,20 179,97

142,57 150,52 130,96 130,41 221,61
dan Penyeberangan
5. Angkutan Udara 202,31 182,56 85,70 78,84 131,59
id
dan Kurir
.
go
I 157,31 166,42 149,35 155,16 173,73
Makan Minum
1. Penyediaan Akomodasi 176,15
s.
178,58
p
134,85 142,66 186,88
.b

w

w

//w

s:

tp

ht
L Real Estat 151,17 159,88 163,59 168,14 171,04
sial Wajib

Q 176,57 191,87 214,05 236,42 242,89
Sosial
* Angka Sementara

Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku
Lampiran 7
Menurut Lapangan Usaha (persen), 2019-2022
Lapangan Usaha 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5)
A Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 5,90 5,11 6,57 7,73

5,06 5,80 6,19 7,92
Pertanian
a. Tanaman Pangan -0,68 6,22 -6,94 3,03
b. Tanaman Holtikultura 9,20 4,87 4,80 7,25
c. Tanaman Perkebunan 5,79 8,25 19,31 10,10
id
d. Peternakan 10,58 1,32 3,06 11,12
.
go
e. Jasa Pertanian dan Perburuan 6,20 3,03 7,74 8,51
2. Kehutanan dan Penebangan Kayu 6,90

p s. 4,34 3,10 5,69
3. Perikanan 8,74 2,82 8,84 7,55

.b
B Pertambangan dan Penggalian -4,09 -13,60 53,36 57,08

w
w
1. Pertambangan Minyak, Gas dan Panas

-4,47 -24,35 38,83 27,27
//w
Bumi
2. Pertambangan Batubara dan Lignit -8,07 -23,23 112,98 115,03
s:
3. Pertambangan Bijih Logam -13,02 35,25 56,23 18,64

tp
4. Pertambangan dan Penggalian Lainnya 8,12 0,91 2,99 4,70

ht
C Industri Pengolahan 5,84 -1,65 6,48 9,94
1. Industri Batubara dan Pengilangan Migas 1,32 -8,63 4,03 13,63
2. Industri Makanan dan Minuman 9,22 4,35 6,09 10,41
3. Industri Pengolahan Tembakau 6,84 -3,57 -0,58 0,45
4. Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 18,67 -6,70 -3,43 11,89
5. Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas

1,88 -7,75 8,43 13,21
Kaki
6. Industri Kayu, Barang dari Kayu dan
Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, -4,05 -2,03 -2,54 4,49
Rotan dan Sejenisnya
Percetakan dan Reproduksi Media 7,99 0,61 2,39 13,92
Rekaman
8. Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 10,95 11,58 14,31 5,35
9. Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik -5,06 -5,82 6,94 -0,91
10. Industri Barang Galian Bukan Logam 0,21 -8,04 3,68 2,32

lanjutan Lampiran 7
Lapangan Usaha 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5)
11. Industri Logam Dasar 4,25 4,21 13,76 22,10

2,99 -4,99 2,07 10,57
13. Industri Mesin dan Perlengkapan -1,87 -7,99 13,11 13,14
14. Industri Alat Angkutan -1,03 -19,13 20,59 12,99
15. Industri Furnitur 10,57 -1,49 9,11 -0,48

8,93 0,35 -0,37 7,45
id
.
4,80 -2,90 5,73 7,70
go
1. Ketenagalistrikan 5,22 -0,94 5,67 8,30
2. Pengadaan Gas dan Produksi Es

p s.
2,91 -11,89 6,06 4,60

.b
E 7,11 5,30 6,37 4,25

dan Daur Ulang
w
F Konstruksi 8,93 -2,88 7,20 7,97

w
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mo-

//w
G 6,65 -3,22 10,33 14,39

bil dan Sepeda Motor
s:
7,71 -13,55 13,32 7,64

Reparasinya
tp
2. Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan

6,38 -0,60 9,67 15,93
Mobil dan Sepeda Motor
ht
H Transportasi dan Pergudangan 10,50 -21,78 4,36 36,68
1. Angkutan Rel 15,57 -35,58 0,75 76,88
2. Angkutan Darat 10,33 -2,49 6,94 15,66
3. Angkutan Laut 12,03 -3,88 3,62 9,33

8,64 -9,73 4,95 73,20
Penyeberangan
5. Angkutan Udara 6,97 -59,28 -8,47 114,84
6. Pergudangan dan Jasa Penunjang

16,70 -14,04 7,52 47,34
Angkutan; Pos dan Kurir
I 6,66 -10,48 4,62 14,51
Minum
1. Penyediaan Akomodasi 2,73 -24,79 6,10 32,73
2. Penyediaan Makan Minum 7,87 -6,32 4,27 10,18
J Informasi dan Komunikasi 12,09 11,08 7,59 8,55
K Jasa Keuangan dan Asuransi 8,94 3,67 5,76 9,94

lanjutan Lampiran 7
Lapangan Usaha 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5)
1. Jasa Perantara Keuangan 7,90 3,38 8,69 12,74
2. Asuransi dan Dana Pensiun 8,88 6,13 2,29 3,20
3. Jasa Keuangan Lainnya 13,99 1,43 -0,85 8,93
4. Jasa Penunjang Keuangan 4,70 2,29 6,83 4,88
L Real Estat 8,24 3,26 3,18 4,29
M,N Jasa Perusahaan 13,92 -3,30 2,32 13,40
id
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
O 5,52 2,52 0,13 3,14
Jaminan Sosial Wajib
.
go
P Jasa Pendidikan 8,43 5,53 1,17 1,61
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 10,51

p s. 15,34 12,78 3,94
RSTU Jasa lainnya 15,05 -2,08 3,17 13,45

.b
Nilai Tambah Bruto Atas Harga Dasar 6,63 -1,99 9,47 14,99
w
w
Pajak Dikurang Subsidi Atas Produk 8,22 -13,48 22,05 24,72

//w
Produk Domestik Bruto 6,70 -2,46 9,93 15,38

s:
* Angka Sementara
tp
ht

Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga
Lampiran 8
Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (persen), 2019-2022
Lapangan Usaha 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5)

3,31 2,14 1,12 2,33
Pertanian
a. Tanaman Pangan -1,73 3,61 -1,40 0,08
id
d. Peternakan 7,78 -0,31 0,32 6,24
.
go
2. Kehutanan dan Penebangan Kayu

p s.
0,37 -0,03 0,07 -1,26
3. Perikanan 5,73 0,73 5,45 2,79

.b
B Pertambangan dan Penggalian 1,22 -1,95 4,00 4,38

w
w

-2,83 -6,00 -4,42 -4,82
//w
Bumi
2. Pertambangan Batubara dan Lignit 10,20 -5,43 6,60 8,11
s:
3. Pertambangan Bijih Logam -15,15 20,26 22,84 18,01

tp
4. Pertambangan dan Penggalian Lainnya 6,18 -1,22 1,97 2,33

ht
C Industri Pengolahan 3,80 -2,93 3,39 4,89
1. Industri Batubara dan Pengilangan Migas -1,11 -6,81 0,57 3,72
3. Industri Pengolahan Tembakau 3,36 -5,78 -1,32 -2,34
4. Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 15,35 -8,88 -4,08 9,34

-0,99 -8,76 7,75 9,36
Kaki
Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, -4,55 -2,16 -3,71 0,59
Percetakan dan Reproduksi Media 8,86 0,22 -2,89 3,73
Rekaman
8. Industri Kimia, Farmasi dan Obat
8,48 9,39 9,61 0,69
Tradisional
9. Industri Karet, Barang dari Karet dan
-5,52 -5,61 1,08 -4,10
Plastik
10. Industri Barang Galian Bukan Logam -1,03 -9,13 0,89 -2,00

lanjutan Lampiran 8
Lapangan Usaha 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5)
11. Industri Logam Dasar 2,83 5,87 11,50 14,80

-0,51 -5,46 -1,62 6,71
13. Industri Mesin dan Perlengkapan -4,13 -10,17 11,43 11,37
14. Industri Alat Angkutan -3,43 -19,86 17,82 10,67
15. Industri Furnitur 8,35 -3,36 8,16 -1,99

5,17 -0,88 -1,64 6,08
id
.
4,04 -2,34 5,55 6,61
go
1. Ketenagalistrikan 4,61 -0,98 5,61 7,06
2. Pengadaan Gas dan Produksi Es 0,16

p s. -11,94 5,05 3,01

.b
E 6,83 4,94 4,97 3,23

dan Daur Ulang
w
F Konstruksi 5,76 -3,26 2,81 2,01

w

//w
G 4,60 -3,79 4,63 5,52

s:
3,72 -14,11 12,13 5,89

Reparasinya
tp

4,80 -1,38 3,11 5,44
ht
1. Angkutan Rel 4,49 -42,34 -3,37 69,80
2. Angkutan Darat 9,96 -5,34 4,55 8,73
3. Angkutan Laut 10,47 -4,57 2,89 5,12

5,58 -13,00 -0,42 69,94
Penyeberangan
5. Angkutan Udara -9,76 -53,06 -8,01 66,90

10,34 -17,61 5,03 40,54
I 5,79 -10,26 3,89 11,97
Minum
2. Penyediaan Makan Minum 6,89 -6,88 3,52 8,23

lanjutan Lampiran 8
Lapangan Usaha 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5)
1. Jasa Perantara Keuangan 6,14 3,98 2,71 2,44
2. Asuransi dan Dana Pensiun 5,67 4,03 0,71 -0,98
3. Jasa Keuangan Lainnya 10,63 -0,57 -2,39 4,47
L Real Estat 5,76 2,32 2,78 1,72
M,N Jasa Perusahaan 10,25 -5,44 0,73 8,77
id
O 4,66 -0,03 -0,33 2,52
.
go
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8,66

p s. 11,56 10,45 2,74
RSTU Jasa lainnya 10,57 -4,10 2,12 9,47

.b
w
w

//w

s:
* Angka Sementara
tp
ht

Indeks Harga Implisit Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan
Lampiran 9
Usaha (2010=100), 2018-2022
Lapangan Usaha 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A 145,39 148,61 153,47 160,56 169,16
Perikanan
Pertanian
a. Tanaman Pangan 150,84 152,45 156,29 147,51 151,86
id
.
d. Peternakan 149,33 153,22 155,72 159,98 167,33
go
141,78 145,94 147,93
s. 157,13 166,10
Perburuan
p
2. Kehutanan dan
154,64 164,70 171,91 177,10 189,57
.b
Penebangan Kayu
w
3. Perikanan 161,73 166,34 169,79 175,24 183,36

w

B 150,53 142,63 125,69 185,34 278,90
galian
//w
154,20 151,60 122,00 177,21 236,95
Gas dan Panas Bumi
s:
tp
170,35 142,10 115,35 230,46 458,36

dan Lignit
ht
3. Pertambangan Bijih
107,33 110,02 123,74 157,38 158,21
Logam
4. Pertambangan dan
142,45 145,05 148,19 149,68 153,14
Penggalian Lainnya
151,16 154,86 151,83 157,05 172,05
Pengilangan Migas
134,32 136,12 139,83 144,67 152,28
Minuman
150,70 155,79 159,44 160,63 165,22
Tembakau
4. Industri Tekstil dan
133,34 137,18 140,48 141,43 144,73
Pakaian Jadi
144,14 148,32 149,96 150,90 156,23
Kulit dan Alas Kaki
dari Kayu dan Gabus
Sejenisnya

lanjutan Lampiran 9
Lapangan Usaha 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
7. Industri Kertas dan

Barang dari Kertas;
Percetakan dan 138,11 137,00 137,54 145,02 159,26
Reproduksi Media
Rekaman
133,31 136,34 139,07 145,03 151,75
Obat Tradisional
120,93 121,51 121,25 128,28 132,54
Karet dan Plastik
id
130,44 132,07 133,66 137,35 143,40
Bukan Logam
.
go
12. Industri Barang Logam; s.

Komputer, Barang
125,57 129,98 130,63 135,53 140,43
p
.b
Peralatan Listrik
w
139,60 142,89 146,36 148,58 150,95

Perlengkapan
w

//w

s:

tp
Lainnya; Jasa Reparasi

134,23 139,02 140,75 142,56 144,40
dan Pemasangan Mesin
ht
dan Peralatan

233,52 239,92 240,07 242,37 246,11
Produksi Es
Ulang
F Konstruksi 149,06 153,53 154,12 160,70 170,08

Sepeda Motor
Sepeda Motor dan 147,24 152,91 153,91 155,55 158,12
Reparasinya
Sepeda Motor
H 183,26 190,34 175,27 177,17 202,01
gan

lanjutan Lampiran 9
Lapangan Usaha 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Angkutan Rel 260,27 287,89 321,63 335,32 349,31
2. Angkutan Darat 148,47 148,97 153,45 156,97 166,98
3. Angkutan Laut 131,60 133,46 134,43 135,38 140,81

138,60 142,61 147,98 155,96 158,96
dan Penyeberangan
5. Angkutan Udara 310,91 368,58 319,71 318,09 409,45
id
dan Kurir
.
go
I 130,99 132,07 131,74 132,66 135,67
Makan Minum
p s.
154,71 155,15 157,20
.b

w

w

//w

s:

tp

ht
L Real Estat 135,50 138,67 139,94 140,49 144,04
sial Wajib

Q 134,73 137,02 141,66 144,65 146,34
Sosial
Nilai Tambah Bruto Atas Harga 142,33 144,60 144,02 152,67 167,27
Dasar
* Angka Sementara

Laju Pertumbuhan Indeks Harga Implisit Produk Domestik Bruto
Lampiran 10
Menurut Lapangan Usaha (persen), 2019-2022
Lapangan Usaha 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5)

1,69 3,59 5,02 5,47
Pertanian
a. Tanaman Pangan 1,06 2,52 -5,62 2,95
id
d. Peternakan 2,60 1,64 2,73 4,59
.
go
2. Kehutanan dan Penebangan Kayu

p s.
6,51 4,37 3,02 7,04
3. Perikanan 2,85 2,08 3,21 4,63

.b
B Pertambangan dan Penggalian -5,25 -11,88 47,46 50,48

w
w

-1,69 -19,52 45,25 33,71
//w
Bumi
2. Pertambangan Batubara dan Lignit -16,58 -18,82 99,78 98,89
s:
3. Pertambangan Bijih Logam 2,51 12,47 27,18 0,53

tp
4. Pertambangan dan Penggalian Lainnya 1,83 2,16 1,00 2,31

ht
C Industri Pengolahan 1,97 1,32 2,99 4,82
1. Industri Batubara dan Pengilangan Migas 2,45 -1,96 3,44 9,56
3. Industri Pengolahan Tembakau 3,37 2,35 0,75 2,85
4. Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 2,89 2,40 0,67 2,33

2,90 1,11 0,63 3,53
Kaki
Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, 0,53 0,13 1,22 3,88
Percetakan dan Reproduksi Media -0,80 0,39 5,44 9,82
Rekaman
8. Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 2,28 2,00 4,29 4,63
9. Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 0,49 -0,22 5,80 3,32
10. Industri Barang Galian Bukan Logam 1,25 1,20 2,76 4,41

lanjutan Lampiran 10
Lapangan Usaha 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5)
11. Industri Logam Dasar 1,37 -1,57 2,02 6,36

3,51 0,50 3,76 3,61
13. Industri Mesin dan Perlengkapan 2,35 2,43 1,52 1,59
14. Industri Alat Angkutan 2,48 0,92 2,35 2,09
15. Industri Furnitur 2,05 1,94 0,87 1,54

3,57 1,24 1,29 1,29
id
.
0,73 -0,57 0,18 1,02
go
1. Ketenagalistrikan 0,58 0,04 0,06 1,16
2. Pengadaan Gas dan Produksi Es 2,74

p s. 0,06 0,96 1,54

.b
E 0,26 0,35 1,33 0,98

dan Daur Ulang
w
F Konstruksi 3,00 0,38 4,27 5,84

w

//w
G 1,96 0,59 5,44 8,41

s:
3,85 0,66 1,06 1,65

Reparasinya
tp

1,51 0,79 6,36 9,95
ht
1. Angkutan Rel 10,61 11,72 4,26 4,17
2. Angkutan Darat 0,34 3,01 2,29 6,37
3. Angkutan Laut 1,41 0,73 0,71 4,01

2,90 3,76 5,40 1,92
Penyeberangan
5. Angkutan Udara 18,55 -13,26 -0,51 28,72

5,76 4,34 2,38 4,84
I 0,83 -0,25 0,70 2,27
Minum
2. Penyediaan Makan Minum 0,91 0,60 0,73 1,80

lanjutan Lampiran 10
Lapangan Usaha 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5)
1. Jasa Perantara Keuangan 1,66 -0,58 5,82 10,05
2. Asuransi dan Dana Pensiun 3,04 2,02 1,57 4,22
3. Jasa Keuangan Lainnya 3,04 2,01 1,58 4,27
L Real Estat 2,34 0,92 0,39 2,53
M,N Jasa Perusahaan 3,33 2,27 1,58 4,25
id
O 0,83 2,54 0,46 0,60
.
go
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

s.
1,70
p
3,38 2,11 1,17
RSTU Jasa lainnya 4,05 2,11 1,03 3,64

.b
w
w

//w

s:
* Angka Sementara
tp
ht

Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lampiran 11
Pengeluaran (miliar rupiah), 2018-2022
Jenis Pengeluaran 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah

8 274 214,4 8 965 837,4 8 899 917,6 9 236 019,6 10 160 355,7
Tangga
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 180 893,3 206 094,5 201 451,6 207 916,2 228 958,3
3. Pengeluaran Konsumsi
1 338 638,6 1 394 615,1 1 491 171,7 1 569 495,9 1 500 692,7
Pemerintah
4. Pembentukan Modal Tetap

4 791 211,3 5 121 371,3 4 897 049,7 5 227 853,9 5 697 279,2
Bruto
id
5. Perubahan Inventori 338 633,6 226 922,8 97 857,7 111 143,0 129 369,7
.
go
Diskrepansi Statistik#) 73 763,8 - 11 772,6 - 405 112,6 179 728,4 1 168 252,7
6. Ekspor Barang dan Jasa 3 116 546,3 2 943 532,9

p s. 2 676 513,5 3 634 390,9 4 797 690,1
Dikurangi
.b
7. Impor Barang dan Jasa 3 275 145,3 3 013 944,2 2 415 496,0 3 189 857,1 4 094 152,8
w
w
8. PRODUK DOMESTIK BRUTO 14 838 756,0 15 832 657,2 15 443 353,2 16 976 690,8 19 588 445,6
//w
9. Pendapatan Neto Terhadap

Luar Negeri Atas Faktor - 442 183,7 - 481 321,1 - 424 047,4 - 460 896,9 - 538 549,7
s:
Produksi
tp
10. PRODUK NASIONAL BRUTO 14 396 572,3 15 351 336,1 15 019 305,8 16 515 793,9 19 049 895,9
ht
Dikurangi
11. Pajak atas Produksi dan Impor
730 653,0 791 060,4 657 020,2 798 859,6 972 537,6
Neto
Dikurangi
12. Konsumsi Barang Modal Tetap 2 800 030,2 3 168 101,1 2 943 805,0 3 146 409,1 3 686 044,4
13. PENDAPATAN NASIONAL 10 865 889,0 11 392 174,7 11 418 480,6 12 570 525,2 14 391 313,9
* Angka Sementara
#) Selisih antara PDB Lapangan Usaha dan PDB Penggunaan

Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut
Lampiran 12
Pengeluaran (miliar rupiah), 2018-2022

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

5 651 456,3 5 936 399,5 5 780 223,4 5 896 706,8 6 187 190,4
Tangga
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 122 969,8 136 027,4 130 306,5 132 411,9 139 878,8
828 876,6 855 963,0 874 145,6 911 198,1 870 093,2
Pemerintah

3 444 310,3 3 597 664,1 3 419 181,6 3 549 218,8 3 686 573,7
Bruto
id
5. Perubahan Inventori 197 369,6 129 953,8 51 334,1 62 709,1 70 749,2
.
go
Diskrepansi Statistik#) 97 744,3 63 903,5 69 870,1 215 038,6 313 356,2
6. Ekspor Barang dan Jasa 2 286 394,9

p s.
2 275 488,3 2 083 941,8 2 458 032,3 2 858 316,4
Dikurangi
.b
7. Impor Barang dan Jasa 2 203 269,9 2 046 244,2 1 686 003,8 2 105 237,7 2 415 760,1
w
w
8. PRODUK DOMESTIK BRUTO 10 425 851,9 10 949 155,4 10 722 999,3 11 120 077,9 11 710 397,8
//w
* Angka Sementara
s:

tp
ht

Lampiran 13
Berlaku Menurut Pengeluaran (persen), 2018-2022

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

55,76 56,63 57,63 54,40 51,87
Tangga
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 1,22 1,30 1,30 1,22 1,17
9,02 8,81 9,66 9,25 7,66
Pemerintah

32,29 32,35 31,71 30,79 29,08
Bruto
id
5. Perubahan Inventori 2,28 1,43 0,63 0,65 0,66
.
go
Diskrepansi Statistik#) 0,50 -0,07 -2,62 1,07 5,97
6. Ekspor Barang dan Jasa 21,00 18,59

p s. 17,33 21,41 24,49
Dikurangi
.b
7. Impor Barang dan Jasa 22,07 19,04 15,64 18,79 20,90

w
w
8. PRODUK DOMESTIK BRUTO 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

//w
* Angka Sementara
s:

tp
ht

Lampiran 14
Konstan 2010 Menurut Pengeluaran (persen), 2018-2022

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

54,21 54,22 53,90 53,03 52,84
Tangga
7,95 7,82 8,15 8,19 7,43
Pemerintah

33,04 32,86 31,89 31,92 31,48
Bruto
id
.
go
Diskrepansi Statistik#) 0,93 0,58 0,65 1,94 2,68
6. Ekspor Barang dan Jasa 21,93

p
20,78
s. 19,43 22,10 24,41
Dikurangi
.b
7. Impor Barang dan Jasa 21,13 18,69 15,72 18,93 20,63

w
w

//w
* Angka Sementara
s:

tp
ht

Indeks Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar
Lampiran 15
Harga Berlaku Menurut Pengeluaran, 2018-2022

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

218,54 236,81 235,07 243,95 268,36
Tangga
216,55 225,60 241,22 253,89 242,76
Pemerintah
225,17 240,68 230,14 245,69 267,75
Bruto
. id
6. Ekspor Barang dan Jasa 186,85 176,48 160,47 217,90 287,65
go
7. Impor Barang dan Jasa 212,99 196,00 157,08
s. 207,44 266,25
p
.b
* Angka Sementara
w

w
//w
s:
tp
ht

Lampiran 16
Konstan 2010 Menurut Pengeluaran, 2018-2022

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

149,27 156,80 152,67 155,75 163,42
Tangga
134,08 138,47 141,41 147,40 140,75
Pemerintah
161,87 169,08 160,69 166,80 173,25
Bruto
id
.
go
7. Impor Barang dan Jasa 143,28 133,07
s. 109,64 136,91 157,10
p
.b
* Angka Sementara
w

w
//w
s:
tp
ht

Lampiran 17
Berlaku Menurut Pengeluaran (persen), 2019-2022
Jenis Pengeluaran 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 8,36 -0,74 3,78 10,01
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 13,93 -2,25 3,21 10,12
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 4,18 6,92 5,25 -4,38
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 6,89 -4,38 6,76 8,98
5. Perubahan Inventori - - - -
id
6. Ekspor Barang dan Jasa -5,55 -9,07 35,79 32,01
.
go
7. Impor Barang dan Jasa -7,98 -19,86 32,06 28,35
8. PRODUK DOMESTIK BRUTO 6,70

p s.-2,46 9,93 15,38
* Angka Sementara
.b

w
w
//w
s:
tp
ht

Lampiran 18
Konstan 2010 Menurut Pengeluaran (persen), 2019-2022

(1) (2) (3) (4) (5)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 5,04 -2,63 2,02 4,93
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 10,62 -4,21 1,62 5,64
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 3,27 2,12 4,24 -4,51
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 4,45 -4,96 3,80 3,87
6. Ekspor Barang dan Jasa
id
-0,48 -8,42 17,95 16,28
.
7. Impor Barang dan Jasa
go
-7,13 -17,60 24,87 14,75
8. PRODUK DOMESTIK BRUTO 5,02

p s. -2,07 3,70 5,31
* Angka Sementara
.b

w
w
//w
s:
tp
ht

Indeks Harga Implisit Produk Domestik Bruto Menurut Pengeluaran
Lampiran 19
(2010=100), 2018-2022

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

146,41 151,03 153,97 156,63 164,22
Tangga
161,50 162,93 170,59 172,25 172,47
Pemerintah
139,11 142,35 143,22 147,30 154,54
Bruto
. id
go
7. Impor Barang dan Jasa 148,65 147,29 143,27
s. 151,52 169,48
p
.b
* Angka Sementara
w

w
//w
s:
tp
ht

Laju Pertumbuhan Indeks Harga Implisit Produk Domestik Bruto
Lampiran 20
Menurut Pengeluaran (persen), 2019-2022

(1) (2) (3) (4) (5)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 3,16 1,95 1,73 4,84
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 3,00 2,04 1,57 4,24
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 0,88 4,70 0,97 0,13
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 2,33 0,61 2,84 4,92
6. Ekspor Barang dan Jasa
id
-5,10 -0,71 15,12 13,52
.
7. Impor Barang dan Jasa
go
-0,91 -2,73 5,76 11,85
8. PRODUK DOMESTIK BRUTO

p
1,60 s. -0,40 6,00 9,57
* Angka Sementara
.b

w
w
//w
s:
tp
ht

Perkembangan Beberapa Agregat Pendapatan dan Pendapatan
Lampiran 21
Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku, 2018-2022
Uraian 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Produk Domestik Bruto, Miliar

14 838 756,0 15 832 657,2 15 443 353,2 16 976 690,8 19 588 445,6
Rupiah
2. Produk Domestik Bruto Per

55 992 136,3 59 317 913,2 57 289 592,4 62 258 083,5 71 030 850,1
Kapita, Rupiah
3. Produk Nasional Bruto, Miliar

14 396 572,3 15 351 336,1 15 019 305,8 16 515 793,9 19 049 895,9
Rupiah
4. Produk Nasional Bruto Per

54 323 612,8 57 514 617,6 55 716 520,9 60 567 851,0 69 077 982,3
id
Kapita, Rupiah
5. Pendapatan Nasional, Miliar
.
go
10 865 889,0 11 392 174,7 11 418 480,6 12 570 525,2 14 391 313,9
Rupiah
6. Pendapatan Nasional Per s.
41 001 034,0 42 681 403,3 42 358 683,0 46 099 491,3 52 185 215,9
Kapita, Rupiah
p
7. Jumlah Penduduk Pertengahan
.b
265 015,0 266 911,9 269 566,5 272 682,5 275 773,8
Tahun, Ribu Orang
w
* Angka Sementara
w

//w
s:
tp
ht

Perkembangan Beberapa Agregat Pendapatan dan Pendapatan
Lampiran 22
Perkapita Atas Dasar Harga Konstan, 2018-2022
Uraian 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Produk Domestik Bruto, Miliar

10 425 851,9 10 949 155,4 10 722 999,3 11 120 077,9 11 710 397,8
Rupiah
2. Produk Domestik Bruto Per

39 340 610,5 41 021 607,5 39 778 683,5 40 780 311,5 42 463 783,4
Kapita, Rupiah
3. Jumlah Penduduk Pertengahan

265 015,0 266 911,9 269 566,5 272 682,5 275 773,8
Tahun, Ribu Orang
* Angka Sementara
id
.
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

Laju Pertumbuhan Beberapa Agregat Pendapatan dan Pendapatan
Lampiran 23
Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku (persen), 2019-2022
Uraian 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5)
1. Produk Domestik Bruto 6,70 -2,46 9,93 15,38
2. Produk Domestik Bruto Per Kapita 5,94 -3,42 8,67 14,09
3. Produk Nasional Bruto 6,63 -2,16 9,96 15,34
4. Produk Nasional Bruto Per Kapita 5,87 -3,13 8,71 14,05
id
5. Pendapatan Nasional 4,84 0,23 10,09 14,48
.
go
6. Pendapatan Nasional Per Kapita 4,10 -0,76 8,83 13,20
p s.
7. Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun 0,72 0,99 1,16 1,13
.b
w
* Angka Sementara
w
//w
s:
tp
ht

Laju Pertumbuhan Beberapa Agregat Pendapatan dan
Lampiran 24 Pendapatan Perkapita Atas Dasar Harga Konstan (persen),
2019-2022
Uraian 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5)
1. Produk Domestik Bruto 5,02 -2,07 3,70 5,31
2. Produk Domestik Bruto Per Kapita 4,27 -3,03 2,52 4,13
3. Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun 0,72 0,99 1,16 1,13
* Angka Sementara
id
.
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

id
.
go
ps.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

2018-2022
id
.
go
ps.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
id
.
go
ps.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

ht
01
tp
s:
//w
w
w
INTRODUCTION
.b
ps.
go
.id
Indonesia economy continously accelerates as indicated by impressive
economic growth and supported by improvements of several national
indicators
5.31% 278.10% 19.82%

economic growth foreign tourist domestic tourist
the economic growth Visit rate of foreign and domestic

thriving positively from tourist tend to increase compared
2021 to 2022 to 2021
5.00% 50.14%
86.81% 74.43% 37.12% consumption share of food
1st vaccine 2nd vaccine 3rd vaccine expenditure per capita expenditure
Vaccination achieved from consumption expenditure per capita

total target increased compare to 2021. The
234.7 Million people total consumption dominated by
food expenditure
* The information regarding to vaccination obtained from Ministry of Health
id
INDONESIA ECONOMIC GROWTH TO OTHER
.
go
COUNTRIES, 2022
s.
* Source: International Monetary Fund, World Economic Output Database, April 2023
p
.b
w
w
//w
UNITED UNITED JAPAN

STATES KINGDOM 1.08%
s:
2.07% 4.05%
tp
INDONESIA
ht
5.31%
MALAYSIA SINGAPORE THAILAND

8.69% 3.65% 2.64%
GDP & NATIONAL INCOME COMPARISON

(Trillion Rupiah)
* Disajikan dalam Triliun Rupiah 19,588.4
16,976.7
15,832.7 15,443.4 The contrast
14,838.8 14,391.3
12,570.5 between GDP &
11,392.2 11,418.5
10,865.9 National Income
tend to increase by
17.95% from 2021
to 2022
2018 2019 2020 2021 2022
Indonesia GDP Indonesia National income

1.1. An Overview of Indonesia Economy
An indicator commonly used to describe the state of the Indonesian economy

is GDP. GDP presents the structure and growth rate of the Indonesian economy over a
given period alongside its intertemporal comparison. Indonesia’s economic composition
demonstrates the contribution of each industry and expenditure component in the
GDP compilation. By industry sides, Indonesia’s economy tends to remain unchanged
during 2018-2022. Consistently, Manufacturing is the industry that dominates the
Indonesian economy. Other industries that immensely contributed to the Indonesian
economy are, in order, Wholesale and Retail Trade-Repair of Cars and Motorcycles,
and Agriculture, Forestry, and Fisheries. In 2022, each of these industries, respectively,
id
contributed to the Indonesian economy by 18.34 percent, 12.85 percent, and 12.40
.
go
percent. p s.
By expenditure side, the structure of the Indonesian economy shows insignificant
.b
changes during 2018-2022. During five years, Household Final Consumption

w
Expenditure Component (HFCE) has enormously contributed to the Indonesian economy.

w
//w
In 2022, the HFCE contributed 51.87 percent or more than half of Indonesia’s GDP
by expenditure. Meanwhile, the Gross Fixed Capital Formation (GFCF) and Exports
s:
tp
of Goods and Services contributed to the Indonesian economy by 29.08 percent and
ht
24.49 percent, respectively.
In 2022, the Indonesian economy continued to achieve accelerated growth

of 5.31 percent after growing by 3.70 percent in 2021. This acceleration in the
growth rate shows the consistency of Indonesia’s economic recovery and resilience.
This acceleration of the economic growth rate has been adhered to by almost all
industries and components of expenditure.
Of the 17 industry categories, 13 of them managed to experience an

accelerated growth rate in 2022 compared to 2021. Consistently, Transportation and
Storage is the industry with the most rapid growth rate compared to others. In 2021,
this industry grew by 3.24 percent after plummeting to 15.05 percent. By 2022, its
growth rate was even faster, reaching 19.87 percent, higher than other industries.
Accommodation and Food Service Activities also experienced rapid growth of
11.97 percent after growing by 3.89 percent. The driving factor for its accelerated

growth rate is the increase in people’s mobility and the flow of goods through various
modes of transportation. In addition, the easing of Community Activities Restrictions
Enforcement or CARE (PPKM) and the holding of various national and international
events play a role in increasing the number of tourists, which in turn encouraged an
increase in hotel occupancy.
Compared to the categories mentioned above, some industries experienced

a setback in growth rates. One of them is Human Health Services and Social Work
Activities, which grew slowly from 10.45 percent in 2021 to 2.74 percent in 2022.
This slowing growth rate is trailed by Water Supply, Sewerage, Waste Management,
and Remediation Activities; Business Activities; and Construction.
id
From the expenditure side, several of its components experienced accelerated
.
go
growth rates. The highest growth rate acceleration was experienced by the Non-
Profit Institutions Serving Households (NPISH), which increased from 1.62 percent
s.
p
in 2021 to 5.64 percent. The accelerated growth rate was also experienced by
.b
Household Final Consumption Expenditure (HFCE) and Gross Fixed Capital Formation
w
w
(GFCF). Each of these components grew by 4.93 percent and 3.87 percent. In 2022,
//w
the driving factor for accelerated growth rate of these components is due to the
s:
economic improvement after the COVID-19 pandemic.

tp
Nevertheless, several expenditure components experienced a slowdown in

ht
growth. The component in question is Government Final Consumption Expenditure

Component (GFCE) which plummeted to reach minus 4.51 percent in 2022 after
growing positively by 4.24 percent in 2021. The contraction in the growth rate of this
component was caused by a decline in spending on goods and services and social
assistance, along with the increasingly controlled supervision of COVID-19. Exports
of goods and services also experienced a slowdown in growth from 17.95 percent
in 2021 to 16.28 percent in 2022. Imports of goods and services as a deducting
factor for GDP by expenditure also grew slower from 24.87 percent in 2021 to 14
.75 percent in 2022.
Economic recovery due to the COVID-19 pandemic continues to be perceived

by countries that are members of the Association of Southeast Asian Nations (ASEAN).
Based on the report of the International Monetary Fund (IMF), almost all of the
countries within ASEAN have experienced an acceleration in the rate of economic

growth in 2022. The ASEAN-5 consists of Indonesia, Malaysia, Singapore, Thailand,
and the Philippines, which sustained positive growth of 5.47 percent, even higher
than in 2019 before the COVID-19 pandemic. The highest economic growth occurred
in Malaysia, with a growth rate of 8.69 percent. Having plummeted dramatically to
minus 17.94 percent in 2021, Myanmar managed to grow positively by 1.97 percent
in 2022. Brunei Darussalam, which also previously contracted by 1.59 percent,
began to show accelerating growth, although it still contracted by 1.51 percent. The
economic growth of the ASEAN countries is presented in Table 1.1.
Table 1.1 Economic Growth of ASEAN Countries, 2019-2022 (percent)
id
Country 2019 2020 2021 2022
.
go
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Indonesia 5.02 s. -2.07 3.70 5.31
2. Malaysia 4.41 -5.53 3.09 8.69
p
3. Singapore 1.33 -3.90 8.88 3.65
.b
4. Thailand 2.12 -6.16 1.56 2.64

w
5. Philippines 6.12 -9.52 5.70 7.60

w
ASEAN-5 4.25 -4.40 3.96 5.47

//w
6. Brunei Darussalam 3.87 1.13 -1.59 -1.51

s:
7. Cambodia 7.05 -3.10 3.03 5.01

tp
8. Myanmar 6.75 3.19 -17.94 1.97

9. Lao PDR
ht
4.65 -0.44 2.06 2.25

10. Vietnam 7.36 2.87 2.56 8.02
Source : International Monetary Fund, World Economic Outlook Database, April 2023
In contrast to the pattern of economic growth by ASEAN, the world economy

continues to strive but slackens in 2022. In 2021, the world economy rebounded with
an economic growth rate of 6.28 percent after contracting by 2.81 percent. In 2022,
the world economy meagerly grew at 3.41 percent, or down by 2.87 percentage
points. This pattern also occurs in countries with developed economies, such as the
G7. Overall, the economic growth of this group of countries slowed to 2.26 percent,
or a decrease of 3.06 percentage points. The country experiencing the most severe
economic slowdown is France, which grew at a slower rate of 2.61 percent, or a
decline of 4.16 percentage points. The country with the lowest growth rate was
Japan, which grew by 1.08 percent. Meanwhile, the highest growth recorded by
the United Kingdom which flourished by 4.05 percent, although its economic growth

diminished by 3.55 percentage points. The world economic and some developed
countries’ growth rate is visible in Table 1.2.
Table 1.2 Economic Growth of G7 Countries, 2019-2022 (percent)
Country 2019 2020 2021 2022

(1) (2) (3) (4) (5)
United States 2.30 -2.77 5.95 2.07
Japan -0.40 -4.28 2.15 1.08
Canada 1.89 -5.07 5.01 3.40
United Kingdom 1.60 -11.03 7.60 4.05
Germany 1.05 -3.69 2.63 1.78
id
France 1.88 -7.91 6.77 2.61
.
Italy 0.48 -8.98 6.99 3.68
go
Euro Area 1.60 -4.51 5.32 2.26
G7 1.59 -6.10
p s. 5.37 3.47
World 2.81 -2.81 6.28 3.41
.b
Source : International Monetary Fund, World Economic Outlook Database, April 2023
w
w
1.2. Definition of National Income

//w
s:
National income is one of the indicators that plays a significant role in

tp
ht
describing the relationship between the welfare or prosperity of a country and its
economic conditions. Measures of well-being and economic linkages represented by
the ability to produce various products, generate income, consume, and increase the
assets owned by the people of a country over a given period.
National income is defined as all income received by the people of a country

at a certain period. Income creation in this indicator is closely related to production
factor income. Production factor income is the acquisition of income or payments in the
form of remuneration for labor (such as wages and salaries) and non-labor (interest,
dividends, royalties, and compensation for ownership of other factors of production).
This income is a source of financing for people’s lives. If the products produced in the
economy are linked to people’s consumption patterns and behavior, then national
income can be a proxy for the measure of prosperity.

National income also indicates the potential income received by society
according to the source of income. The income generated by a country is not necessarily
entirely enjoyed by the people of that country. There is income that flows outside
the territory of a country, but there is also income received from other countries.
Therefore, the concept of national income explains the income from all remuneration
for production factors obtained by resident society, both from domestic and foreign
economic activities minus payments to non-resident communities.
1.3. Linkage of National Income and Gross Domestic Product
National income explains the income obtained by residents (residents) from
. id
all factors of production services received, originating from domestic and foreign
go
economic activities minus payments on non-resident income.
s.
According to the 2008 SNA, national income is an economic indicator derived
p
.b
from GDP plus net factor income from abroad. The stages for obtaining national
w
income indicators from GDP are as follows :

w
//w
a. Gross National Income (GNI)

s:
GNI is the initial indicator for obtaining national income figures. This indicator
tp
is acquired from GDP plus compensation of employees, property income,

ht
and net taxes on production received from abroad minus compensation of

employees, property income, and net taxes on production used abroad. In
other words, GNI is obtained from GDP plus net factor income from abroad.
b. Net National Income (NNI)

NNI is calculated by subtracting GNI from the consumption of fixed capital
goods. At the aggregate level of the economy, this indicator is referred to as
National Income.
c. Net National Disposable Income (NNDI)

The NNDI is an indicator of foreign influence on the national economy. NNDI
is equal to NNI plus current transfers received from abroad minus current
transfers paid abroad.

National income and GDP indicators can be derived into several derivative
indicators which are useful for observing certain conditions of the economy of a
country. The followings are the derived indicators of national income and GDP and
their usefulness :
a. GDP by industry and by expenditure at current prices

GDP at current prices is referred to as Nominal GDP. This indicator
calculates the distribution of GDP that shows the structure of the economy
or the role of each category of economic activity and expenditure in a
country.
b. GDP by industry and by expenditure at constant prices
id
GDP at constant prices is considered real GDP. This indicator can be
.
go
utilized to show the rate of economic growth as a whole or for each
industry category and the component of expenditure from year to year.
s.
p
.b
c. GNI at current prices

w
GNI at current prices indicates the income that is possibly enjoyed by

w
residents of a country.
//w
d. GDP and GNI per capita at current prices

s:
tp
GDP and GNI per capita at current prices show the value of GDP and
ht
GNI per person. This indicator could estimate the income of every resident
in a country.
e. GDP and GNI per capita at constant prices

GDP and GNI per capita at constant prices indicate the real economic
growth per capita of the residents of a country.
Gross Domestic Product (GDP) is an economic indicator commonly used by

various countries compared to Gross National Income. In Indonesia, GDP plays a vital
role in policy-making. In addition, GDP is also used by international organizations
to determine a nation’s economic health. GDP per capita is also often used to see
developments in the welfare conditions of a country’s people. Even though national
income is a more accurate indicator to describe the level of welfare of a country, GDP
is still more utilized for economic comparisons between regions or countries because
of its effortless calculation process. Based on these conditions, this publication will

further review the method of calculation and analysis of the economic structure based
on GDP indicators.
1.4. Writing Method
The 2018-2022 National Income of Indonesia publication provides an

overview of the Indonesian economy based on the results of calculations from several
macroeconomic indicators. This publication will contain a general notion of national
income and its correspondence with GDP, calculation methods, and an analysis of
Indonesia’s economic structure based on GDP by industry and expenditure. The
coverage area of this publication is limited to the national level. Meanwhile, the
id
period discussed is bound from 2018 to 2022. In general, the coverage and writing
.
go
methods of this publication are:
1. General understanding of national income and its relation to GDP as a
s.
p
macroeconomic indicator;
.b
2. Scope and methods used in the calculation of GDP by industry and expenditure;
w
w
3. An overview of the structure of the Indonesian economy according to GDP by

//w
industry and expenditure; and

s:
4. Data tables related to national income and GDP indicators.

tp
Meanwhile, the 2018-2022 National Income of Indonesia Publication is

ht
presented in four chapters as the following :
a. Chapter I Preliminary
This chapter contains a brief explanation of national income and its relation
to GDP, an overview of the Indonesian economy and its comparisons with
other countries, and the scope and writing methods.
b. Chapter II Coverage and Methodology

This chapter covers the scope for each industry and expenditure components
as well as the calculation method used to compile GDP by industry and
expenditure.
c. Chapter III Analysis of GDP by Industry

This chapter will explain the general analysis of the structure of the Indonesian
economy and its development based on the calculation of GDP by industry.

d. Chapter IV Analysis of GDP by Expenditure
This chapter will explain the general analysis of the structure of the Indonesian
economy and its development based on the results of calculation of GDP by
expenditure.
. id
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

02
COVERAGE
AND
CALCULATION METHOD
id
.
go
ps.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
NOTE
,
Income
P ro d uction, pproach
The re a me
penditu a
and Exroduced the s
will p of GDP
value
GDP
Production P base
shes aGcDhes:
d
Gross p u b li
BPS wo appro and by
+
on t roduction
Domestic by Penditure
Exp
Product Total value-added of
goods & services
Net Taxes
on Products
at basic price
can be calculated by
3 id
Income
.
+ + + go
p s.

.b
Compensation Gross Gross Net Taxes

w
of Employees Operating Mixed Income on Production

Surplus & Import
w
APPROACHES
//w
Expenditure
s:
+ + + +
tp
ht
Household Final NPISHs Final Government Final GFCF Net

Consumption Consumption Consumption Export
Expenditure Expenditure Expenditure
GDP is used to generate

INDIcators of NATIONAL INCOME
GDP + GNI - - = NNI

GROSS Net Taxes Fixed Capital
Net Income on Production Consumption
NATIONAL
GROSS DOMESTIC Production Factor and Import NET NATIONAL INCOME
INCOME
PRODUCT From Abroad
=
2.1. Coverage
This section will describe the coverage used in the compilation of GDP by
industry and expenditures. It contains the technical explanation of the kind of economic
activity which covered for each industry or component of GDP. In establishing the
coverage for industries and other components of GDP, it is all according to the 2008
System of National Accounts (SNA) with several adjustments based on economic
conditions in Indonesia.
2.1.1. Coverage of GDP by Industry
The industries included for compiling the GDP will be grouped into 17
. id
categories of industries. The following section will explain the coverage for each
go
industry. s.
p
A. Agriculture, Forestry, and Fishing
.b
This category includes any cultivation obtained from nature and constitutes
w
w
biological (living) objects or goods which the results can be used for own consumption
//w
or to be sold to others. The cultivation includes activities whose main objective is to

s:
meet their own needs (subsistence), such as in food crops activities. This category
tp
includes several sub-categories :

ht
1. Crop, Animal Production, Hunting and Related Service Activities

2. Forestry and Logging
3. Fishing
B. Mining and Quarrying

The coverage of this category includes a kind of activities for mining and
excavation. Some of the activities covered are excavation, drilling, filtering, washing,
selecting and extracting all kinds of mining goods, minerals and minerals available
in nature, whether in the form of solid, liquid or gas. The nature of these activities is
to create use value from mining and excavated goods so that they can be used, sold,
or further processed.

The Mining and Quarrying category are divided into four sub-categories :
1. Extraction of Crude Petroleum, Natural Gas and Geothermal
2. Mining of Coal and Lignite
3. Mining of Iron Ores
4. Other Mining and Quarrying
C. Manufacturing
The Manufacturing category includes economic activities in the field of chemical
or physical changes from materials, elements, or components into new products. The
raw materials for manufacturing come from agricultural, forestry, fisheries, mining,
or quarrying products. The manufacturing also includes changing materials into new
products by hand, printing activities or selling products made at the same place where
. id
the product old and units that process materials from other parties on a contract
go
basis. This industry includes several sub-categories :
s.
p
1. Manufacture of Coal Products, Oil and Gas Refineries
.b
2. Manufacture of Food Products and Beverages

w
w
3. Manufacture of Tobacco Products

//w
4. Manufacture of Textiles and Wearing Apparel

s:
5. Manufacture of Leather and Related Product

tp
6. Manufacture of Wood and of Products of Wood and Cork, Except Furniture;

ht
Manufacture of Articles of Straw and Plaiting Materials

7. Manufacture of Paper and Paper Products; Printing and Reproduction of
Recorded Media
8. Manufacture of Chemicals, Pharmaceuticals and Botanical Products
9. Manufacture of Rubber and Plastic Products
10. Manufacture of Other Non-Metallic Mineral Products
11. Manufacture of Basic Metals
12. Manufacture of Fabricated Metal Products, Except Machinery and Equipment;
Computer, Electronic, Optical Products and Electrical Equipment
13. Manufacture of Machinery and Equipment
14. Manufacture of Transport Equipment
15. Manufacture of Furniture
16. Other Manufacturing; Repair and Installation of Machinery and Equipment

D. Electricity, Gas, Steam and Air Conditioning Supply
This category includes activities related to electricity as well as gas procurement
and production. The activities covered by electricity are the generation, transmission,
and distribution of electrical energy to end consumers. Meanwhile, activities for gas
procurement and production consist of natural and artificial gas, steam / hot water,
cold air, and ice production. These industries can be grouped into two sub-categories:
1. Electricity
2. Gas Supply and Production of Ice
E. Water Supply, Sewerage, Waste Management and Remediation Activities

This category is related to the management of various forms of waste/
id
garbage that can pollute the environment. The results of this waste/garbage or
.
go
sewage process will be disposed of or become input in other production processes.
Water supply activities are included in this category because they are often carried
s.
p
out in activities or by units involved in waste/sewage management.
.b
w
F. Construction
w
The activities covered by the Construction industry are business activities in

//w
the field of general construction as well as special construction, whether used as a

s:
residence or as a means of other activities. This industry includes new works, repairs,
tp
additions and changes, construction of buildings or structures at the project site, and
ht
construction that is temporary.
G. Wholesale and Retail Trade; Repair of Motor Vehicles and Motorcycles

This industry comprises all activities related to cars and motorbikes (including
lorry and trucks), both wholesale and retail trade, maintenance, and repair of cars
and motorbikes. This industry also covers economic activities in the field of wholesale
and retail trade (i.e. sales without technical changes) of various types of goods
and providing fees for services that accompany the sale of these goods. Both
wholesale (wholesale trade) and retail sales are the final stages in the distribution of
merchandise. In general, this industry is divided into two sub-categories as follows :
1. Wholesale and Retail Trade and Repair of Motor Vehicle and Motorcycle
2. Wholesale and Retail Trade, Except of Motor Vehicles and Motorcycle

H. Transportation and Storage
This category includes the provision of passenger or freight transportation using
railways, pipelines, road, water, or air and other activities related to transportation.
It also includes the rental of transportation equipment with drivers or operators, as
well as postal and courier activities. This category consists of several sub-categories :
1. Railways Transport
2. Land Transport
3. Sea and Coastal Water Transport
4. Inland Water Transport
5. Air Transport
6. Warehousing and Support Activities for Transportation; Postal and Courier
. id
Activities
Accommodation and Food Service Activities

go
I.
p s.
This category includes activities of providing accommodation services and
.b
preparation of food and beverages. The activities of providing accommodation

w
w
include the activities of short-term accommodation for visitors and also longer
//w
accommodation for students, workers, and so on. Meanwhile, the preparation of

s:
food and beverages includes food and beverages for immediate consumption.
tp
However, it does not include the provision of long-term accommodation such as the
ht
main residence, as well as the preparation of food or beverages not for immediate
consumption or through wholesale and retail trading activities.
The category for accommodation and food service activities are grouped
into two sub-categories :
1. Accommodation
2. Food and Beverage Service Activities
J. Information and Communication

This category includes all activities in providing information as well as
communication activities. Some of the activities involved in providing information
are the publishing industry activities (including software publishing); motion picture
production, video, sound recording, and music publishing industrial activities; as well as
broadcasting and programming (radio and television) industry activities. Meanwhile,

the activities included in the provision of telecommunications are the activities of
providing telecommunications and service activities; programming industry activities;
computer consulting; as well as activities to provide expert services in the field of
information technology.
K. Finance and Insurance Activities

This category includes service activities or the provision of financial services as
well as the provision of insurance services. Some of the activities covered by financial
services include central banks, banking, savings and loan cooperatives, pawnshops,
venture capital, money markets (stock exchange), clearing and guarantee institutions,
and currency exchange services. Meanwhile, insurance activities include insurance,
reinsurance, and pension fund activities.
. id
go
The Information and Communication Business Field can be grouped into
several sub-categories : s.
p
.b
1. Financial Intermediary Services

w
2. Insurance and Pension Fund

w
3. Other Financial Services

//w
4. Financial Support Services

s:
tp
L. Real Estate Activities

ht
The activities covered in this category include rental activities, agents and/
or intermediaries in sales or purchases, leasing, and the provision of other real
estate services. The activity of providing real estate services can be carried out on
one’s own or based on remuneration or contract. This category includes construction
activities that integrate with the maintenance or leasing of the building, owner-
occupied and occupied real estate, and real estate building management activities.
M,N. Business Activities

Business Activities is a combination of 2 (two) categories, namely the
Professional, Scientific, and Technical Services (M) category as well as the category
of Business Leasing and Leasing Services without Option Rights, Employment, Travel
Agencies, and Other Business Supports (N). Category M includes activities that
require a high level of training and result in specific knowledge and skills available
to users. Activities that fall into the M category include legal and accounting services,

architectural and civil engineering services, advertising and market research, other
professional, scientific, and technical services. Category N includes various activities
that support business operations in general. Category N include leasing and leasing
services without option rights, employment services, travel agency services, tour, and
other reservation services, security and investigation services, services for buildings
and landscaping, office administration services, and support services. offices and
other business support services.
O. Public Administration and Defence, Compulsory Social Security

This category includes all ministries and non-ministries, high state agencies/
institutions, offices, and agencies related to government administration and defense.
This includes administrative activities in schools, universities, and government
. id
hospitals. This category covers all levels of government, both central and local.
Education
go
P.
p s.
This category includes educational activities at various levels and for a
.b
variety of occupations, either orally or in writing as well as with various means

w
w
of communication. This category also includes teaching primarily about sports,

//w
entertainment, and educational support activities.

s:
Q. Human Health and Social Work Activities

tp
This category covers the provision of health services and social activities in the
ht
form of health services provided by trained professionals in hospitals and other health
facilities to home care activities involving the level of health service activities to social
activities that do not involve professional health workers. This category also includes
social activity services such as orphanages, nursing homes, and others identified as
Non-Profit Institutions Serving Households (NPISHs) with non-market output.
R, S, T, U. Other Service Activities

Other Service Activities have a wide range of activities including arts,
entertainment, and recreation; repair services for computers and personal needs and
household equipment; individual services serving households; activities that produce
goods and services that are used by households to fulfill their own needs; Other
private services include the activities of international agencies, such as the United
Nations and UN agencies, Regional Bodies, IMF, OECD, and others.

2.1.2. Coverage of GDP by Expenditure
By definition, GDP by expenditure represents the use of goods and services

for final consumption, investment, and net exports (exports minus imports). Specifically,
GDP by expenditure is realized in six components. The following will explain the
description and coverage for each component.
1. Household Final Consumption Expenditure (HFCE)

Households are defined as individuals or groups of individuals who live
together in a residential building. They collect income, have assets and liabilities, and
consume goods and services collectively, especially for food and housing groups.
Household Final Consumption Expenditure is expenditure on goods and services by
id
resident households for the purpose of final consumption. Meanwhile, final consumption
.
go
meant is the consumption of goods and services to meet household needs. Household
s.
final consumption includes :
p
.b
1. The value of goods and services derived from purchases;

w
2. The estimated value of the barter transaction;

w
3. The estimated value of goods and services provided by the employers as

//w
part of compensation for the employees;

s:
4. The estimated value of goods and services produced for own consumption
tp
ht
2. Nonprofit Institutions Serving Households (NPISHs) Final Consumption

Expenditure
NPISHs is a Non-Profit Institution (NPI) that provides goods and services for
free or at an economically insignificant price level to its member or households and
uncontrolled by the government. NPISHs are divided into six types of institutions,
namely :
1. Social Organizations
2. Community organizations
3. Professional organizations and trade unions
4. Cultural, sports and recreation organizations
5. Political parties
6. Religious institutions

NPISH’s final consumption equals to the value of non-market output or
production costs incurred minus the sales of goods/services in carrying out service
activities to the community, members of the organization, or specific community
groups. NPISH production costs are equal to the value of intermediate consumption
plus primary costs (employee compensation, consumption of fixed capital, and other
taxes less subsidies on production). Production costs are costs incurred by institutions for
the use of goods and services and factors of production, plus the value of goods and
services originating from their own production or gifts from other parties (transfers).
3. Government Final Consumption Expenditure (GFCE)

Government is an institutional unit constituted by the political process and has
the authority of legislative, judicial, and executive institutions over other institutional
. id
units within a country/region. Within an economy, government units act as consumers,
go
producers, and regulators who enact various fiscal and monetary policies. As a
s.
consumer, government fulfills consumption activities for final goods and services.
p
.b
Meanwhile, as a producer, the government provides goods and services to individuals

w
or society for free or at economically insignificant prices.

w
Government Consumption Expenditures are expenses on goods and services

//w
incurred by the government for final consumption that consists of collective and
s:
individual consumption expenditures. The collective consumption expenditures are all

tp
costs incurred by the government to produce goods and services that are not limited
ht
in number and accessible to the communities, for example, defense and security
services by the Army/Police. Meanwhile, individual consumption expenditures are
all costs incurred by the government to produce goods and services that are limited
in numbers and could only be consumed if certain conditions are met (in terms of
prices), for example, health services in hospitals/health centers and educational
services at schools/universities.
4. Gross Fixed Capital Formation (GFCE)

Gross Fixed Capital Formation is defined as the addition and reduction of
fixed assets in a production unit. The addition of capital goods includes procurement,
manufacture, and purchase (new capital goods from within the country as new and
used capital goods from abroad), including major repairs, transfer or barter of
capital goods, financial leasing, and growth of cultivated biological resource assets.

Meanwhile, the reduction of capital goods includes sales, transfers, or barters of
capital goods to other parties and financial leasing. As an exception, losses caused
by natural disasters are excluded from the recording (as reduction).
5. Changes in Inventories
Inventories are defined as assets in the form of goods and services that are
stored for sales, use in production activities, or other uses in the future. Inventories are
grouped into five types :
1. Raw and auxiliary materials;
2. Work-in-progress;
3. Finished goods;
4. Items for re-sale;
. id
5. Military inventories.
go
Changes in inventories show transactions that occurred within the inventory.
s.
Changes in inventories explain changes in the position of inventory items which means
p
.b
an increase (positive sign) or a decrease (negative sign). Changes in inventories are

w
measured by subtracting the value of goods entering the inventory from those leaving
w
the inventory, and also deduct the value of losses from inventory items that come
//w
regularly. However, it does not include extraordinary losses of an irregular nature

s:
such as fire, theft, and pest attacks.

tp
ht
6. Export and Import of Goods and Services

Exports-imports are defined as the ownership transfer (economically) of goods
and services between residents and non-residents of an economy. An institutional unit
is defined as a resident of the economic area of a country when the institutional unit
has predominant economic interests within the economic area, and this institutional unit
is involved in economic activities or transactions over a period of time, generally set
at least one year. Exports-imports use the principle of recording on an accrual basis
where goods are recorded when there is a transfer of ownership whose approach is
to use the time of recording on customs documents while services are recorded when
provided or rendered.

2.2. Methodology
Conceptually, GDP is calculated by the three methodology approach :
a. Production Approoach
GDP is the total value-added of goods and services produced by
the various units of production in a country over a certain period (usually
one year) plus net taxes on products.
b. Income Approach
GDP is the amount of remuneration received by the factors of
production that participate in the production process in a country in a
certain period (usually in one year). The components of remuneration
. id
received are in the form of workers’ compensation, gross operating surplus,
go
gross mixed-income, and tax-less subsidies on production and imports.
s.
p
c. Expenditure Approach
.b
GDP is the total estimation of all components of final demand

w
w
consisting of:
//w
(1) Household Final Consumption Expenditure

s:
(2) NPISHs Final Consumption Expenditure

tp
(3) Government Final Consumption Expenditure

ht
(4) Gross Fixed Capital Formation

(5) Changes in Inventories
(6) Net Export (Exports Less Imports)
The calculation of GDP from various approaches includes distinct methods,

coverage, and data sources used. These diversities are intended to ensure consistency
and completeness not only in producing and controlling the feasibility of estimation
but also in providing more benefits in conducting GDP analysis.
Whichever approaches are used in the calculation, either production, income,

or expenditure, GDP will yield the same value. It is because what an economy
produces is the same as what is used in the economy. For Indonesia, GDP is calculated
based on two approaches which are production and expenditure. Meanwhile, the
calculation based on the income approach is still in an experimental stage using the

Supply and Use Tables (SUT) framework. Through this framework, a consistent GDP
for the three approaches will be obtained.
The calculation of GDP, both by industry and expenditure, is divided into GDP
at current prices and GDP at constant prices. GDP at current prices is calculated
based on the price prevailing at the time of the year. The resulting GDP is called
Nominal GDP. Meanwhile, GDP at constant prices is calculated at fixed prices (prices
in the base year). The resulting GDP is called Real GDP. The base year used for the
calculation is 2010.
2.2.1. GDP by Industry
id
A. GDP at Current Prices
.
go
GDP at current prices is calculated using the production approach, which is
s.
the sum of the value added of goods and services produced by various production
p
units in the region/country within a certain period.
.b
w
w
//w
s:
Where as:
tp
GVA is the gross value added obtained from output minus intermediate consumption,
ht
which will be written in the following formula :
Based on the SNA 2008 guidebook, GDP by industry is defined as the sum of
gross value added to taxes on products minus subsidies on products. Taxes on products
are taxes paid per unit of goods or services. This tax can be the sum of money per
quantity of goods or services or a tax which value computed as a percentage of the
price per unit or the total value of the goods and services transacted. Subsidies for
products are subsidies paid per unit of goods or services. Subsidies for products can
also be in the form of a specific value or a percentage of the value of the goods and

services produced. In addition, subsidies for products can also be calculated as the
difference between a certain price and the actual market price paid by the buyer.
Based on the information above, the formula for calculating GDP by industry can be
written as follows :
B. GDP at Constant Prices

GDP at constant prices is, in principle, the same as GDP at current prices,
which is the sum of value-added for goods and services produced by various
id
production units in the region/country within a certain period. However, the method
.
go
of calculating GVA on GDP at constant prices is different from GVA at current prices.
s.
Several approaches that can be used to calculate it are :
p
.b
1. Revaluation Method
w
Constant price output is calculated based on the price in the base year or it
w
//w
can be written as follows :

s:
tp
ht
2. Extrapolation Method
Constant price output is calculated based on the production index or it can
be written as follows :
3. Deflation Method
Constant price output is calculated by dividing the current price output against
the production index or it can be written as follow:
Constant Prices Outputt = Current Price Outputt/Prices Indext

Constant Prices GVAt = Current Price Outputt- Intermediet Consumptiont

4. Double Deflation Method
Constant price output is calculated by dividing the current price output against
the production index. In addition, consumption between constant prices is obtained
from dividing consumption between current prices and the price index. So, it can be
written as follow:
Constant Prices Outputt = Current Price Outputt/Prices Indext
Constant Intermediet Costt = Current Prices Intermediete Consumptiont/Prices Indext
Constant GVAt = Constant Outputt - Intermediete Consumptiont
C. Calculation Method for GVA Current Prices and GVA Constant Prices by
Industry
. id
go
The following table presents the calculation method of GVA at Current Prices
and GVA at Constant Prices for 52 industries as the basis for compiling GDP by
s.
p
industry approach.
.b
w
Calculation Method for GVA Current Prices and GVA

Table 2.1
w
Constant Prices by Industry

//w
Industry GVA Current Prices GVA Constant

s:
tp
(1) (2) (3)

A Agriculture, Forestry, and Fishing
ht
1. Crop, Animal Production, Hunting and

Production Approach Revaluation Method
Related Service Activities
a. Food Crops Production Approach Revaluation Method
b. Horticultural Crops Production Approach Revaluation Method
c. Plantation Crops Production Approach Revaluation Method
d. Animal Production Production Approach Revaluation Method
e. Agriculture and Hunting Related
Service Activities
2. Forestry and Logging Production Approach Revaluation Method
3. Fishing Production Approach Revaluation Method
B Mining and Quarrying Production Approach Revaluation Method
1. Extraction of Crude Petroleum, Natural
Gas and Geothermal
2. Mining of Coal and Lignite Production Approach Revaluation Method
3. Mining of Iron Ores Production Approach Deflation Method
Estimated based
Estimated based on
4. Other Mining and Quarrying on Special Survey
Special Survey Results
Results

(1) (2) (3)
C Manufacturing
1. Manufacture of Coal Products, Oil and
Gas Refineries
a. Manufacture of Coal Products Production Approach Revaluation Method
Extrapolation
b. Oil and Gas Refineries Production Approach
Method
2. Manufacture of Food Products and Extrapolation
Production Approach
Beverages Method
Extrapolation
3. Manufacture of Tobacco Products Production Approach
Method
4. Manufacture of Textiles and Wearing Extrapolation
Production Approach
Apparel Method
id
5. Manufacture of Leather and Related Extrapolation
Production Approach
.
Product Method
go
6. Manufacture of Wood and of Products
of Wood and Cork, Except Furniture; s.
Production Approach
Extrapolation
Manufacture of Articles of Straw and Method
p
Plaiting Materials
.b
7. Manufacture of Paper and Paper

w
Extrapolation
Products; Printing and Reproduction of Production Approach
Method
w
Recorded Media
//w
8. Manufacture of Chemicals, Extrapolation

Production Approach
Pharmaceuticals and Botanical Products Method
s:
9. Manufacture of Rubber and Plastic Extrapolation

Production Approach
Products Method
tp
10. Manufacture of Other Non-Metallic Extrapolation

ht
Production Approach
Mineral Products Method
Extrapolation
11. Manufacture of Basic Metals Production Approach
Method
12. Manufacture of Fabricated Metal
Products, Except Machinery and Extrapolation
Production Approach
Equipment; Computer, Electronic, Optical Method
Products and Electrical Equipment
13. Manufacture of Machinery and Extrapolation
Production Approach
Equipment Method
Extrapolation
14. Manufacture of Transport Equipment Production Approach
Method
Extrapolation
15. Manufacture of Furniture Production Approach
Method
16. Other Manufacturing; Repair and Extrapolation
Production Approach
Installation of Machinery and Equipment Method
Electricity, Gas, Steam and Air Conditioning

D Production Approach
Supply
1. Electricity Production Approach Revaluation Method
2. Gas Supply and Production of Ice Production Approach Revaluation Method

(1) (2) (3)
Water Supply, Sewerage, Waste
E Production Approach Revaluation Method
Management and Remediation Activities
F Construction Extrapolation Method Deflation Method
Wholesale and Retail Trade; Repair of

G
Motor Vehicles and Motorcycles
Trade:
1. Wholesale and Retail Trade and Repair
Trade Margin x Value Deflation Method
of Motor Vehicle and Motorcycle
Added Ratio
Repair:
Deflation Method
Production Approach
2. Wholesale and Retail Trade, Except of
Deflation Method
. id
H Transportation and Storage
go
Extrapolation
1. Railways Transport Production Approach
s. Method
Extrapolation
p
2. Land Transport Production Approach
Method
.b
Extrapolation
3. Sea and Coastal Water Transport Production Approach
Method
w
Extrapolation
w
4. Inland Water Transport+C51 Production Approach

Method
//w
Extrapolation
5. Air Transport Production Approach
Method
6. Warehousing and Support Activities
s:
for Transportation; Postal and Courier Production Approach Deflation Method

tp
Activities
ht
I Accomodation and Food Service Activities
1. Accomodation Production Approach Revaluation Method
2. Food and Beverage Service Activities Production Approach Deflation Method
J Information and Communication Production Approach Deflation Method
K Financial and Insurance Activities

Commercial Bank:
1. Financial Intermediary Services Deflation Method
Production Approach
Central Bank:
Deflation Method
Expenditure Approach
2. Insurance and Pension Fund Production Approach Deflation Method
3. Other Financial Services Production Approach Deflation Method
4. Financial Support Services Production Approach Deflation Method
Extrapolation
L Real Estate Activities Production Approach
Method

(1) (2) (3)
M,N Business Activities Production Approach Revaluation Method
Public Administration and Defence, Extrapolation

O Production Approach
Compulsory Social Security Method
Government : Government :
P Education
Expenditure Approach Deflation Method
Private : Private :
Government : Government :
Q Human Health and Social Work Activities
Expenditure Approach Deflation Method
Private : Private :
id
RSTU Other Service Activities Production Approach Deflation Method
.
go
s.
2.2.1. GDP by Expenditure
p
.b
w
GDP by expenditure describes the use of goods and services produced by

w
various economic activities to meet final consumption expenditures, investment, net

//w
exports. Final consumption consists of goods and services used to meet individual and
s:
collective needs but does not include goods and services consumed or used as inputs in
tp
the production process. The final consumption is carried out by households, LNPRT, and
ht
the government. Meanwhile, investment consisting of Gross Fixed Capital Formation

(PMTB) and inventory changes. In addition to final consumption and investment, GDP
by expenditure also includes the difference between exports and imports of goods
and services. In general, the formula for GDP according to expenditure can be
written:
GDP Final Consumption Expenditures + Gross Fixed Capital Formation + Exports - Imports
The following describes the calculation method for each component of GDP by
expenditure for both current prices and constant prices.

1. Household Final Consumption Expenditure (HFCE)
HFCE estimation at current prices is based on per capita consumption
expenditure data from the National Socio-Economic Survey (Susenas). Subsequently,
generated figures were categorized into 12 COICOP divisions. These results are
preliminary estimations for further adjustments or corrections. In producing adjustments,
the HFCE ratio results from Supply and Use Tables (SUT), Cost of Living Survey (SBH)
are used, as well as secondary data from various sources. The resulting numbers
indicate the estimated value of the HFCE at current prices. To obtain HFCE at constant
prices, it is deflated by the corresponding Consumer Price Index (CPI).
2. Nonprofit Institutions Serving Households (NPISHs) Final Consumption

Expenditure
. id
NPISHs FCE at current prices is estimated using the results of a special survey
go
for non-profit institutions (SKLNP) by calculating the average expenditure by type
s.
of institution and input. These are obtained from the SKLNP’s result which is carried
p
.b
out every year. Then multiply the average value of expenditure by institution type
w
by the population of NPISH to achieve the NPISHs FCE value. Meanwhile, NPISHs
w
at constant prices is calculated by dividing NPISHs FCE at the current price by the
//w
average general CPI.

s:
tp
3. Government Final Consumption Expenditure (GFCE)

ht
GGFCE is expenditures on goods and services incurred by the government

for final consumption. The value of GGFCE is the sum of all non-market output, plus
the non-market output of the Central Bank less the revenue from sales of goods and
services.
Non-market output is calculated by a cost-expenditure approach, incurred

by the government to provide goods and services to individuals or communities,
including intermediate consumption, compensation of employees, and consumption
of fixed capital goods.
GGFCE at constant prices is calculated by the deflation method. Compensation

of employees is deflated using the wage index; Expenditure on goods and services,
and social assistance spending is deflated using the general Wholesale Price Index
(WPI) without exports; Consumption of fixed capital goods is deflated using the

implicit Gross Fixed Capital Formation index (GFCF); lastly, Revenues from the sale
of goods and services is deflated using the general Consumers Price Index (CPI).
4. Gross Fixed Capital Formation (GFCF)
Based on available data sources, GFCF generally calculated by the flow of

goods method. This method allows information on goods from the provider side (i.e.
exports and imports) as data sources. In addition, administrative data from related
agencies (i.e. ministries) also used as supporting data sources.
The computation of the commodity flow method is carried out by calculating

the value of the supply of the products produced by various domestic industries also
supplies from imports. Some data were obtained from the BPS-subject matter: Statistics
id
of Large Medium Industries and Statistics of Imports. Data on the type of goods from
.
go
the supply side is presented in great detail; some of them were allocated as capital
s.
goods. These capital goods are assessed based on the purchased price that includes
p
.b
costs incurred, such as transportation costs, installation costs, taxes, and other costs
w
related to the procurement of these capital goods. For capital goods originating from
w
imports, it includes import duties and taxes related to the procurement or transfer
//w
of ownership of the said capital goods. Types of capital goods calculated by this
s:
method include machines, vehicles, and other types of capital goods.

tp
ht
In addition to those calculations, information on the production of capital

goods, like intellectual property products (IPP), such as software and mineral
exploration, was derived from financial statements of public companies. Other type
of capital goods is Cultivated Biological Resources (CBR). For this type, the calculation
used administrative data from relevant ministries including data of annual plant/
plant commodities that produce repeated harvests and are not yet productive or are
still in their infancy. These data are inflated by using data on annual maintenance
costs. Another type of capital goods is Cultivated Biological Resources (CBR). For this
type, the calculation used administrative data from relevant ministries that include
data on annual plant/plant commodities that produce repeated harvests and are
not yet productive or are still in their infancy. These data were revaluated by annual
maintenance costs data.
Deflators for GFCF at constant price calculation are varied for every type of

capital goods. GFCF for machines, vehicles, and other types of goods is obtained by
deflating GFCF at the current price with the corresponding WPI. For IPP, it used the
consumer price index. Meanwhile, for CBR, the farmer’s capital goods price index is
used as the deflator.
5. Changes in Inventories
There are two approaches for calculating changes in inventories: a direct
approach from the perspective of the corporation or businesses and an indirect
approach from the perspective of commodities or types of goods. These approaches
were applied to consider the data availability.
A. The Corporate Side Approach
id
This approach is used to calculate changes in inventories based on the
.
go
companies’ financial statements and annual reports resulting from large and medium
manufacturing statistics (IBS Survey). s.
p
a. Calculating the value of the inventory positions at constant prices by
.b
dividing the book values of inventories by the price deflator (WPI) for the
w
w
last month of the current year.

//w
b. Calculating the value of changes in inventories at constant prices by

s:
measuring the difference between the value of inventories positions at

tp
constant prices in the current year and the previous year. The resulting
ht
figure presents estimated changes in inventories at base-year prices.

c. Calculating the value of changes in inventories at current prices by
multiplying the value of changes in inventories at constant prices by the
corresponding average price index of the current year.
B. The Commodities Side Approach

In this approach, changes in inventories are calculated by multiplying prices by
changes in commodities volume. This estimation method requires information about all
goods entering and exiting inventories. The entry and exit of goods from inventories
are assessed using the price at the transaction.
The following are the steps to estimating the value of changes in inventory :
a. Counting the number of inventory commodities by category.
b. Calculating the value of each commodity inventory position by multiplying
the quantity of the commodity in inventory by the current year price in the

specified units.
c. Calculating the value of changes in inventories at current prices by
subtracting the value of the inventory positions in the current year and the
previous year.
d. Calculating the value of the inventory position at constant prices by
multiplying the quantity of the commodity in inventory by the base year
price in the specified units.
e. Calculating the value of changes in inventory at constant prices by
subtracting the value of inventory positions at constant prices in the current
year to the previous year.
6. Export and Import of Goods and Services
. id
go
Exports and imports of goods include all commodities that are transacted
either through trade, barter, or grants. Exports and imports of goods are assessed
s.
p
according to Free on Board (FOB) prices and in rupiah, then added with the estimated
.b
undocumented transactions to obtain exports and imports of goods at the current

w
w
price.
//w
The calculation of the exports and imports of services includes 12 types

s:
of services transaction (Physical input processing services owned by other parties;

tp
Maintenance and repair services; Transportation services; Travel services;

ht
Construction services; Insurance and pension services; Financial services; Fees for
the use of intellectual property; Telecommunication services e-commerce, computers,
and information; other business services; personal, cultural and recreational services;
and government services). Service exports and imports data from Tourism Statistics
produced by BPS and International Transactions Reporting System (ITRS) produced
by Bank Indonesia (BI) are converted to the weighted average transaction exchange
rate until an estimation of exports and imports of services at the current price is
obtained.
Furthermore, the calculation of estimated exports and imports at constant

prices is carried out using the deflation method, namely dividing exports or imports
at current prices by the corresponding price index (deflator). The goods exports and
imports deflator is the International Trade Price Index (IHPI) for exports and imports
based on the 2-digit HS. Meanwhile, the deflator for the services exports and imports

is the domestic and international CPI.
7. Statistical Discrepancies
The calculation of GDP in Indonesia is carried out based on two approaches,
which are the production side (industry) and the expenditure side. In theory, these
differences are intended to ensure consistency and entirety of estimation, control
the adequacy of the estimation results, and can provide more benefits in carrying
out GDP analysis. However, differences in the estimation approach, data source,
and calculation method lead to different results between the two approaches. The
difference that appears is called a statistical discrepancy and is placed on the GDP
id
side by expenditure.
.
2.3. Change in Base Year
go
p s.
.b
BPS has made changes to the base year in the calculation of GDP from
w
2000 to 2010. Changes in the base year were conducted as during the last ten
w
//w
years, there are many changes both in global and local structures that have had an
impact on the national economy. The basic year change in calculating GDP is based
s:
on the 2008 System of National Accounts (SNA). The 2008 SNA is an international
tp
ht
recommendation on how to compile a measure of economic activity according to

balance sheet standards based on economic principles.

id
.
go
ps.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

03
TREND OF GDP
BY INDUSTRY
id
.
go
ps.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
5
MANUFACTURING
INDUSTRIES
as 18.34% Rp 3,591.8 T
[19.86%] [Rp 2,947.5 T]
TOP
CONTRIBUTOR WHOLESALE & RETAIL TRADE,
REPAIR OF MOTOR VEHICLE &
of Indonesia GDP Rp MOTORCYCLES
12.85% Rp 2,516.6 T
2018 & 2022 [13.02%] [Rp 1,931.8 T]
AGRICULTURE, FORESTRY, &

MINING
12.40% Rp 2,428.9 T
[12.81%] [Rp 1,900.6 T]
MINING & QUARRYING

The total contribution of 12.22% Rp 2,393.4 T
id
5 Major Indusries [8.08%] [Rp 1,199.0 T]
.
go
to the
CONSTRUCTION
Indonesia Economy s. 9.77% Rp 1,912.9 T
amounted to 65,58%
p
[10.53%] [Rp 1,562.3 T]
in 2022
.b
* [...] of 2018 figures

w
w
//w
GDP BY
s:
INDUSTRY
tp
ht
All [17] industry Services Goods
categories The contribution

of Goods
53.12%
thrives positively Category to
Indonesia
from 2021 to 2022 economy
has continously
46.88% increased
since 2021 to
Transportation & Storage 2022
2021
also Accommodation & Food
Service Activities has
constantly became the 53.83%
industries with
rapid growth rate
46.17%
3.24% 19.87%
(2021) (2022)
2022
3.89% 11.97%
(2021) (2022)
GDP by industry shows the amount of value added generated by the
production activities of the various industries in the economy. In calculating Indonesia’s
GDP, the economic activities are classified into 17 categories of industries. Of the
17 categories, several of them are sub-divided into more detailed subcategories.
To date, the guideline used in categorizing the industries in Indonesia’s GDP is the
2009 Indonesian Standard Industrial Classification (KBLI). The development of each
of these industry categories are described as below.
Figure 3.1. Growth Rate of GDP by Industry, 2018-2021

2019
2020
2021
7.07% 6.83%
2022
id
5.76%
5.52%
.
4.89%
go
4.60% 4.63% 4.38%
3.80% 4.00%
3.61%
3.39% s. 3.18%
2.25% 2.81%
1.87% 2.01%
p
1.77%
1.22%
.b
w
-0.51%
w
//w
-1.95%
-2.93% -3.79% -3.26%
s:
etc.
tp
ht
Manufacturing Trade; Repair of Agriculture, Construction Mining & Others

Motor Vehicles Forestry, & Quarrying
and Motorcycles Fishing
3.1. Agriculture, Forestry, and Fishing
Agriculture, Forestry, and Fishing are one of the industries that consistently
contribute significant value added to the Indonesian economy. Nominally, the total
GVA of this industry has increased from IDR 1,900,621.7 billion in 2018 to IDR
2,428,900.5 billion in 2022. In real terms, the total GVA of this industry also increased
from IDR 1,307,253.0 billion in 2018 to IDR 1,435,853.3 billion in 2022.
During 2018-2022, this industry has consistently ranked among the top three
main contributors to Indonesia’s GDP. In 2020-2021, this industry managed to become
the second highest contributor by contributing 13.28 percent in 2021. In 2022, this

industry ranked third with a contribution of 12.40 percent, which was lower than the
previous year. For three years, the share of this industry has continued to decline.
Moreover, the contribution of this industry in 2022 is the lowest contribution figure for
2018-2022.
The Agriculture, Forestry, and Fishing industry is divided into 7 subcategories.

Of all subcategories, Plantation Crops remains as the highest contributor to the value-
added of this industry, contributing 30.30 percent in 2022, an increase compared
to the previous year with a contribution of 29.65 percent. The second largest
contributor is Fishing, which contributes 20.79 percent, slightly less than the 20.83
percent contributed in 2021. The third largest contributor is Food Crops, contributing
18.72 percent, lower than in 2021 with a contribution of 19.58 percent. Meanwhile,
. id
the subcategory that shows an increasing contribution value is Animal Production,
go
contributing 12.27 percent in 2022 compared to 11.90 percent in the previous year.
s.
p
In contrast to the contribution pattern of the Agriculture, Forestry, and
.b
Fishing industry Field that showed a slump, the growth rate of this industry continues
w
w
to experience accelerated growth. In 2021, the growth rate of this industry was
//w
recorded at 1.87 percent, and then grew by 2.25 percent in 2022. This growth
s:
is driven by the growth of the Food Crops, Horticultural Crops, Animal Production,
tp
and Agriculture and Hunting Related Services Subcategories, which grew by 0.08
ht
percent; 4.22 percent; 6.24 percent; and 2.65 percent, respectively
3.2. Mining and Quarrying
During 2018-2022, the GVA of the Mining and Quarrying industry, both in
nominal and real terms, tends to increase. Nominally, the value added to this industry
increased from IDR 1,198,987.1 billion in 2018 to IDR 2,393,390.9 billion in 2022.
In real terms, the value added to this industry also increased from IDR 796,505.0
billion in 2018 to IDR 858,146.6 billion in 2022. The GVA created in 2022 is the
highest GVA during the 2018-2022 period, both in nominal and real terms.
By 2022, Mining and Quarrying ranked fourth as the biggest contributor

to Indonesia’s GDP after four consecutive years in fifth place. In 2022, this industry
contributed 12.22 percent to Indonesia’s GDP. This is higher than the amount

contributed in 2021, which amounted to 8.97 percent. The size of the contribution
by this industry in 2022 was recorded as the highest contribution of the mining and
quarrying industry during 2018 - 2022.
Mining and Quarrying have four subcategories that contribute to the value-
added of this industry. For two consecutive years, the major contributor to the value-
added of this industry was Coal and Lignite Mining. In 2022, the contribution of
Coal and Lignite Mining amounted to 54.19 percent, much higher than the 2021
contribution of 39.59 percent. The second contributors are the subcategories of
Extraction of Crude Petroleum, Natural Gas, and Geothermal (24.55 percent), Other
Mining and Quarrying (11.12 percent), and Mining of Metal Ore (10.14 percent).
id
Along with the GVA value created, the growth of Mining and Quarrying in
.
go
2022 was the highest during 2018-2022. During 2022, this industry thrived by 4.38
percent, compared to the previous year’s growth of 4.00 percent. This accelerated
s.
p
growth was driven by the Mining of Coal and Lignite Subcategory increased by
.b
8.11 percent in 2022 compared to the previous year contracted by 6.60 percent.
w
w
Subsequently, Other Mining and Quarrying grew by 2.33 percent in 2022 compared
//w
to the previous year contracted by 1.97 percent. However, not all subcategories of
s:
industry have encouraged the growth rate of Mining and Quarrying. The growth rate
tp
of the Extraction of Crude Petroleum, Natural Gas, and Geothermal subcategories

ht
still contracted by 4.82 percent in 2022.
3.3. Manufacturing
Manufacturing is one of the major industries driving the economy in Indonesia.

Whether in nominal or real terms, Manufacturing has always been the ultimate
contributor to the value-added of the economy. In nominal terms, the value-added
of Manufacturing recorded at IDR 3,591,774.7 billion in 2022, which is much higher
than in 2018, which was IDR 2,947,450.8 billion. In real terms, the value-added of
Manufacturing increased from IDR 2,193,368.4 billion in 2018 to IDR 2,396,603.0
billion in 2022.
Despite being the major contributor to the economy, the contribution of this
industry tends to decline during 2018-2022. In 2018, Manufacturing contributed to

19.86 percent of Indonesia’s GDP. Subsequently, its contribution to Indonesia’s GDP
decreased to 18.34 percent in 2022. Its decline was followed by a decrease in the
share of the Manufacture of Coal Products, Oil and Gas Refineries Subcategory,
and the Non-Oil and Gas Manufacturing Subcategory group. The contribution of
Manufacturing of Coal Products, Oil and Gas Refineries fell from 2.24 percent in 2018
to 1.86 percent in 2022. Meanwhile, the share of Non-Oil and Gas Manufacturing
fell from 17.62 percent in 2018 to 16.48 percent in 2022.
The Manufacture of Food Products and Beverages has always been a

subcategory that immensely contributed to the value-added creation of Manufacturing.
In 2021, the Manufacture of Food Products and Beverages contributed 34.32 percent
to the value-added of Manufacturing. Henceforth, the Manufacture of Chemicals,
. id
Pharmaceuticals, and Botanical Products (10.38 percent) and the Manufacture of
go
Coal Products, Oil and Gas Refineries (9.80 percent). By 2022, this structure has
s.
shifted where the Manufacture of Chemicals, Pharmaceuticals, and Botanical Products
p
.b
is in third place at 9.95 percent. Meanwhile, the Manufacture of Coal Products, Oil
w
and Gas Refineries is in the second position with a contribution of 10.12 percent.
w
However, the main contributor remains the Manufacturing of Food and Beverage
//w
Products at 34.47 percent, higher than the previous year.

s:
tp
After experiencing a slump in 2020, Manufacturing began to recover and

ht
continued to experience an acceleration in growth rates. Manufacturing grew by

4.89 percent in 2022 after previously experiencing growth of 3.39 percent. Almost
all subcategories within Manufacturing experienced an acceleration in growth rates.
By 2022, the subcategory with the highest growth rate was the Manufacture of Basic
Metals at 14.80 percent, followed by the Manufacture of Machinery and Equipment
grew by 11.37 percent, and the Manufacture of Transport Equipment grew by 10.67
percent. However, several subcategories still diminished, including the Manufacture
of Tobacco Products (-2.34 percent); the Manufacture of Rubber and Plastic Products
(-4.10 percent); the Manufacture of Other Non-Metallic Mineral Products (-2.00
percent); and the Manufacture of Furniture (-1.99 percent).

3.4. Electricity, Gas, Steam and Air Conditioning Supply
During the period 2017-2021, the value-added of the Electricity, Gas,

Steam, and Air Conditioning Supply tends to increase both in nominal and real
terms. In nominal terms, its GVA increased from IDR 176,640.3 billion in 2018 to
IDR 204,673.7 billion in 2022. Meanwhile, in real terms, the GVA of this industry
increased from IDR 107,108.6 billion in 2018 to IDR 122,451.9 billion in 2022.
The contribution of Electricity, Gas, Steam, and Air Conditioning Supply to

Indonesia’s GDP tends to decline over the period 2018-2022. In 2018, its contribution
was 1.19 percent and continued to show a decline to reach 1.02 percent by 2022.
Its contribution decline in Indonesia’s GDP is followed by the Electricity Subcategory
. id
and the Gas Supply and Production of Ice. Although the contribution of this industry is
go
mediocre and continues to decline, this industry plays an essential role in supporting
s.
activities in the economy. The output of this industry is commonly used as input for
p
.b
production activities and final consumption for the community.

w
w
In contrast to the amount of contribution that continues to decline, the growth

//w
rate of Electricity, Gas, Steam, and Air Conditioning Supply shows a positive
s:
movement. In 2021, the growth rate of this industry grew by 5.55 percent. By 2022,
tp
Its growth rate accelerated to 6.61 percent. The positive growth rate is supported
ht
by the growth of the Electricity subcategory which grew by 7.06 percent in 2022. In
addition, the Gas Supply and Production of Ice also grew positively by 3.01 percent
in 2022.
3.5. Water Supply, Sewerage, Waste Management and Remediation

Activities
The value-added of Water Supply, Sewerage, Waste Management, and

Remediation Activities to the Indonesian economy shows a consistent increase during
the 2018-2022 period. In nominal terms, the GVA of this industry increased from
IDR 10,023.6 billion in 2018 to IDR 12,537.1 billion in 2022. Meanwhile, in real
terms, the GVA also showed an increase from from IDR 8,429.4 billion in 2018 to IDR
10,240.1 billion in 2022.

The contribution of the Water Supply, Sewerage, Waste Management, and
Remediation Activities to the Indonesian economy has decreased slightly. By 2018-
2021, it steadily contributed 0.07 percent to the Indonesian economy. However,
its contribution reduced to 0.06 percent in 2022. Along with the movement of
contribution, the growth rate of this industry has declined. In 2021, the growth rate
of this industry reached 4.97 percent, slightly higher than the previous year (4.94
percent). By 2022, its actually falloff to 3.23 percent.
3.6. Construction
During 2018-2022, the value-added of this industry tended to increase.
id
Although the value-added of this industry slackened due to the COVID-19 Pandemic
.
go
in 2020, it gradually began to strive for an increase in value-added in 2022. By
nominal, Construction contributed to the GVA of IDR 1,562,297.0 billion in 2018
s.
p
and increased to IDR 1,912,978.7 billion in 2022. By real, the GVA of Construction
.b
increased from IDR 1,048,082.8 billion in 2018 to IDR 1,124,725.2 billion in 2022.
w
w
The shifts in Construction value of contribution to Indonesia’s GDP tend to

//w
fluctuate from 2018 to 2022. During 2018-2019, its contribution to Indonesia’s GDP
s:
increased from 10.53 percent to 10.75 percent. However, its contribution began to
tp
decline after the COVID-19 pandemic. By 2020-2022, Construction’s contribution

ht
fell from 10.71 percent to 9.77 percent. Nevertheless, Construction still managed to
enter the top 5 highest contributors to Indonesia’s GDP from 2018 to 2022.
Over the last five years, the growth rate of Construction tends to fluctuate.
In 2020, the growth rate of this industry contracted by 3.26 percent. Furthermore,
Construction began to recover with a positive growth rate of 2.81 percent in 2021.
However, the growth rate of this industry showed a slowdown even though it still grew
positively by 2.01 percent.

3.7. Wholesale and Retail Trade; Repair of Motor Vehicles and
Motorcycles
Wholesale and Retail Trade; Repair of Motor Vehicles and Motorcycles is

one of the industries with high value-added creation in the Indonesian economy.
These industries have a pivotal role as a link to the distribution chain of goods and
services used for the production process or final use for consumption. In addition, this
industry plays a role in connecting producers with domestic and foreign consumers. In
nominal, the GVA of this industry increased from IDR 1,931,813.0 billion in 2018 to
IDR 2,516,591.5 billion in 2022. The same pattern also occurs in real terms. In real
terms, the GVA of this industry increased from IDR 1,376,878.8 billion in 2018 to IDR
id
1,529,885.6 billion in 2022.
.
go
p s.
This industry has always been among the top three contributors to Indonesia’s
.b
w
economy, and by 2022, it even ranked second. In 2020, this industry contributed
w
12.91 percent to Indonesia’s GDP. Furthermore, the contribution of this industry to

//w
Indonesia’s GDP began to strive by 12.96 percent in 2021. In 2022, the share of this
s:
industry diminished to 12.85 percent. A slacken-off in contribution was also achieved

tp
by the Wholesale and Retail Trade and Repair of Motor Vehicle and Motorcycle
ht
sub-category. In 2021, the share of this sub-category was 2.40 percent and then
decreased to 2.24 percent in 2022. Meanwhile, the contribution of the Wholesale
and Retail Trade, Except of Motor Vehicles and Motorcycles, increased from 10.56
percent in 2021 to 10.61 percent in 2022.
In 2022, the Wholesale and Retail Trade; Repair of Motor Vehicles and
Motorcycles showed rapid economic growth compared to the previous year. It is
visible from the leap of the growth rate by 5.52 percent in 2022 after growing by
4.63 percent. The same thing also happened for the Subcategory of Wholesale
and Retail Trade, Except of Motor Vehicles and Motorcycles, which grew by 5.44
percent after achieving 3.11 percent. Meanwhile, the Wholesale and Retail Trade
and Repair of Motor Vehicle and Motorcycle Subcategory experienced a slowdown
from 12.13 percent in 2021 to 5.89 percent in 2022.

3.8. Transportation and Storage
As support for various economic activities, Transportation and Storage are

one of the industries affected by the dynamics of community mobilization and
economic activity. During the COVID-19 pandemic in 2020, the GVA of this industry
experienced a significant slump. However, the GVA creation of this industry continued
to strive. In 2022, the GVA created in nominal terms amounted to IDR 983,530.1
billion, higher than the GVA gained in 2018 of IDR 797,777.0 billion. While in real
terms, the GVA gained amounted to IDR 486,874.9 billion in 2022, higher than in
2018 with a GVA of IDR 435,336.5 billion.
id
The contribution of Transportation and Storage in Indonesia’s GDP compilation
.
go
is tend to fluctuate over the past five years. By 2021, the Transportation and
Storage contributed 4.24 percent, lower than in 2020 at 4.47 percent. However, its
s.
p
contribution increased to 5.02 percent in 2022. This increase trailed by almost all
.b
subcategories in Transportation and Storage. The increase in contribution is achieved

w
by the Railways Transport Subcategory from 0.05 percent in 2021 to 0.07 percent
w
//w
in 2022; followed by Land Transport from 2.40 percent to 2.41 percent; Sea and
Coastal Water Transport from 0.10 percent to 0.15 percent; and Warehousing and
s:
tp
Support Activities for Transportation; Postal and Courier Activities from 0.83 percent
ht
to 1.06 percent. There is no shift in the contribution composition of this industry

subcategories that plays a role in constructing the value-added of Transportation
and Storage. The Land Transportation subcategory is still the main contributor to the
formation of value-added for Transportation and Storage. Meanwhile, Air Transport
showed an increase in contribution to the Transportation and Storage industry from
13.35 percent to 20.98 percent.
Transportation and Storage is an industry that has rebounded in leaps

compared to 2020. During the COVID-19 pandemic, the growth rate of this industry
shrank by 15.05 percent. In 2021, it began to revive, as indicated by a positive
growth rate of 3.24 percent. In 2022, the growth of this industry accelerated to
19.87 percent. This growth acceleration is accomplished by all subcategories of
Transportation and Storage. The most proliferating subcategory is Air Transport,
acquiring 66.90 percent after contracting to 8.01 percent. It was followed by

Railways Transport which grew 69.80 percent after contracting 3.37 percent, and
Inland Water Transport grew by 69.94 percent after contracting 0.42 percent
3.9. Accommodation and Food Service Activities
During 2018-2022, the value-added of Accommodation and Food Service

Activities tend to increase. Although the value-added of this industry had experienced
a slump due to the COVID-19 pandemic in 2020, its gradually began to thrive
with the amount of GVA created. In nominal, the Accommodation and Food Service
Activities contributed to GVA of IDR 412,709.7 billion in 2018 and increased to
IDR 472,064.6 billion in 2022. In real, the GVA of this industry increased from IDR
id
315,068.6 billion in 2018 to IDR 347,943.8 billion in 2022.
.
go
On the other hand, during 2018-2022, the contribution of Accommodation
s.
and Food Service Activities to Indonesia’s economy continues to decline. In 2022, this
p
.b
industry contributed 2.41 percent to the economy. Its contribution value is lower than in
w
2018 by 2.78 percent and in 2020 by 2.55 percent. The Food and Beverage Service
w
//w
Activities also suffered a decrease in contribution for five consecutive years. The
share of this subcategory in 2022 amounted to 1.87 percent, which was lower than
s:
in 2018 by 2.13 percent and in 2020 by 2.07 percent. Meanwhile, the contribution
tp
ht
for Food and Beverage Service Activities increased from 0.47 percent in 2021 to
0.54 percent in 2022.
Accommodation and Food Service Activities are thriving significantly, as

indicated by their leap in growth rate. In 2021, the growth rate of this industry
showed a figure of 3.89 percent. Subsequently, its growth rate was able to grow
positively by 11.97 percent. This acceleration is driven by the positive growth rate of
each of its constituent subcategories. The Accommodation subcategory, which grew by
5.79 percent, was then able to grow positively by 31.00 percent. The subcategory of
Food and Beverage Service Activities grew by 3.52 percent and then grew positively
by 8.23 percent

3.10. Information and Communication
GVA created from Information and Communication continued to increase

during 2018-2022. Nominally, the GVA of this industry amounted to IDR 558,938.0
billion in 2018 and thrived to IDR 812,807.5 billion in 2022. In real terms, the GVA
of this industry amounted to IDR 538,762.7 in 2018 to IDR 750,389.2 billion in 2022.
In the era of rapid technological development, the contribution of the

Information and Communication Industry to the Indonesian economy has depleted.
During the COVID-19 pandemic, its contribution increased from 3.96 percent to 4.51
percent in 2020. However, in 2020 - 2022, the share of this industry continued to
id
decline. In 2021, the contribution of GVA Information and Communication to the
.
go
Indonesian economy was 4.41 percent, lower than the previous year. By 2022, the
share of this industry dwindled to 4.13 percent. s.
p
In contrast to the share of GVA, the growth rate of Information and
.b
w
Communication accelerated. By 2021, Information and Communication grew by

w
6.82 percent, slowing down from the previous year, when it grew by 10.61 percent.
//w
However, the growth rate of this industry continues to increase and obtained 7.74
s:
percent in 2022.
tp
ht
3.11. Financial and Insurance Activities
Financial and Insurance Activities serve to describe economic activity in

the financial industries. The main activities of this industry are related to financial
management in the form of withdrawing funds from the public and channeling them
back to economic agents or society. The GVA created by this industry continues
to thrive during 2018- 2022. In 2018, its GVA in nominal terms amounted to IDR
616,315.1 billion, while in real terms, it amounted to IDR 415,620.6 billion. By 2022,
the GVA created in nominal terms amounted to IDR 809,356.7 billion, while in real
terms, it amounted to IDR 473,615.0 billion.
The contribution of Financial and Insurance Activities tends to fluctuate from

2018 to 2022. In 2020, this industry contributed 4.51 percent to the economy, an
increase from the previous year’s 4.24 percent. In 2021, the contribution of this

industry fell to 4.34 percent. By 2022, the share of this industry in Indonesia’s GDP
declined to 4.13 percent. This was due to the slackening of almost all sub-categories
of Financial and Insurance Activities.
The growth rate of Finance and Insurance Activities tended to slow down
between 2018 and 2021 but began to accelerate in 2022. In 2022, the growth
rate of this industry was 1.93 percent, higher than the growth rate of 1.56 percent
in 2021. The acceleration in this growth rate was supported by the Other Financial
Services subcategory, which grew by 4.47 percent after previously contracted to
2.39 percent. Meanwhile, almost all subcategories experienced positive growth
except for insurance and pension funds, which contracted by 0.98 percent.
id
3.12. Real Estate Activities
.
go
s.
The GVA created for Real Estate Activities has increased over the last five
p
.b
years, both nominal and real. In nominal, its GVA increased from IDR 406,013.7
w
billion in 2018 to IDR 488,311.2 billion in 2022. In real terms, the GVA also increased
w
//w
from IDR 299,648.2 billion in 2018 to IDR 339,014.9 billion in 2022.

s:
During 2017-2021, the contribution of Real Estate Activities to the Indonesian

tp
economy fluctuated. In 2018, Real Estate Activities contributed 2.74 percent to

ht
the economy and continued to increase until 2020. However, the contribution of
this industry continued to slacken in 2020 - 2022. By 2020, Real Estate Activities
contributed 2.94 percent to the economy and continued to decline until it reached
2.49 percent in 2022.
Along with the shifting of GVA’s contribution, the growth rate of Real Estate
Activities also fluctuated. In 2019 Real Estate Activities grew by 5.76 percent and
diminished to 2.32 percent in 2020. However, the growth rate of this industry
accelerated to reach 2.78 percent in 2021. Furthermore, the growth rate of this
industry slowed down again to 1.72 percent, which was the lowest figure during
2018-2022.

3.13. Business Activities
After experiencing a decline in 2020, the GVA created in Business Activities

continues to strive until 2022. In 2020, the GVA nominal is IDR 294,255.5 billion,
while in real terms, it is IDR 195,671.1 billion. In 2022, the GVA obtained in nominal
terms of IDR 341,427.3 billion, while in real terms, it is IDR 214,399.0 billion.
The contribution of Business Activities to the Indonesian economy tended to

increase during 2018-2019 but began to decline in 2020-2022. By 2018, Business
Activities contributed 1.80 percent and rose to 1.92 percent in 2019. However,
the contribution of this industry decreased slightly to 1.91 percent in 2020. Then it
continued to decline until it reached 1.74 percent in 2022.
. id
go
During 2018-202, the growth rate of Business Activities continued to accelerate
s.
after contracting in 2020. The growth rate of this industry plummeted as deep as
p
5.44 percent in 2020 after growing positively by 10.25 percent. In 2021, the growth
.b
rate improved further, indicated by a positive growth rate of 0.73 percent. In 2022,
w
w
the growth rate strengthened further by 8.77 percent.

//w
3.14. Public Administration and Defence, Compulsory Social Security

s:
tp
ht
The development of GVA experienced a difference between the nominal and

rIn the development of GVA, there is a difference between nominal and real value
in 2018-2022. In nominal terms, the GVA consistently increased from IDR 541,685.6
billion in 2018 to IDR 605,117.3 billion in 2022. While in real, the GVA decreased
during 2019-2021 and improved in 2022. In 2019, the GVA created amounted to
IDR 365,538.8 billion and diminished to IDR 364,251.4 billion in 2021. In 2022, the
real GVA increased to IDR 373,439.1 billion compared to the previous year.
The contribution of Public Administration and Defence, Compulsory Social

Security to the Indonesian economy tends to decline in 2018-2022. In 2018, this
industry contributed 3.65 percent and then experienced a slight decrease to 3.61
percent in 2019. In 2020, the contribution of this industry increased slightly to reach
3.79 percent. However, its contribution continues to depleted to 3.09 percent in 2022.
During 2019-2022, the growth rate of GPublic Administration, and Defence,

Compulsory Social Security tended to fluctuate. This industry grew up to 4.66 percent
in 2019. However, the growth rate of this industry continued to slow down until it
contracted to 0.33 percent in 2021. In 2022, the growth of Public Administration,
and Defence, Compulsory Social Security began to grow positively by 2.52 percent.
3.15. Education
Education escalates in value-added over 2018-2022, both nominal and real

terms. In nominal, the GVA for Education amounted to IDR 481,747.0 billion in 2018
and IDR 566,624.5 billion in 2022. While in real terms, the GVA created amounted
to IDR 321,133.8 billion in 2018 to IDR 352,716.2 billion in 2022.
. id
The contribution of Education tends to fluctuate during the 2018-2022. In
go
2018, this industry contributed 3.25 percent to the economy. The contribution of this
s.
industry continued to increase until it reached 3.57 percent in 2020. However, the
p
.b
amount of contribution of this industry to the economy continued to decline until it

w
reached 2.89 percent in 2022.

w
//w
The growth rate of Education Services tends to grow slowly during 2019-
s:
2021 but begins to accelerate in 2022. In 2019 Educational Services grew by 6.30
tp
percent but continued to depreciate to 0.11 percent in 2021. However, the growth
ht
rate of this industry began to accelerate by 0.59 percent in 2022.
3.16. Human Health and Social Work Activities
During 2018-2022, the GVA created for Human Health and Social Work
Activities consistently increased in both nominal and real terms. In nominal, the GVA
increased from IDR 158,070.1 billion in 2018 to IDR 236,166.8 billion in 2022. In
real terms, the GVA created also increased from IDR 117,322.2 billion in 2018 to
IDR 161,384.9 billion in 2022.
The share of Human Health and Social Work Activities ishows an increase
during 2018-2021 but experienced a slight decline in 2022. In 2018, the contribution
of this industry was 1.07 percent, continued to increase to 1.34 percent in 2021.
However, its contribution diminished to 1.21 percent in 2022.

The increasing GVA contribution of this industry to the economy is not in line
with the growth rate that tends to slow down. In 2019 this industry grew by 8.66
percent and then increased to 11.56 percent in 2020. However, the growth rate of
this industry continued to slow down until 2022. By 2022, this industry show a meager
growth of 2.74 percent after growing by 10.45 percent
3.17. Other Service Activities
Other Service Activities covered a vast scope of services activities. The GVA
created from this industry, in nominal, is thriving from IDR 268,574.7 billion in 2018
to IDR 309,002.0 billion in 2019. However, in 2020 it decreased to IDR 302,588.1
id
billion. The GVA created continued to increase until it reached IDR 354,181.2 billion.
.
go
The same pattern also occurred for GVA in real terms. In 2019, the real GVA for this
s.
industry reached IDR 205,011.4 billion and then decreased to IDR 196,608.9 billion
p
in 2020. The GVA in real flourished to IDR 219,777.8 billion in 2022.
.b
w
From 2018-2020, the contribution of this industry to the economy continued

w
to increase but showed a downward pattern in 2021- 2022. In 2020, Other Services
//w
contributed 1.96 percent. The contribution of this industry to the Indonesian economy
s:
continued to fall until it reached 1.81 percent in 2022

tp
ht
Although the contribution of Other Service Activities decreased, the growth

rate of this industry actually showed acceleration. From 2019 to 2020, the growth
rate of Other Services contracted quite deeply to 4.10 percent. By 2021, the
economic recovery condition in this industry is visible from the accelerated growth
rate which grew positively by 2.12 percent. Furthermore, the growth rate continue to
flourish until it grows by 9.47 percent in 2022.

04
TREND OF GDP
BY EXPENDITURE
id
.
go
ps.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
HOUSEHOLD FINAL
CONSUMPTION EXPENDITURE
51.87% Rp 10,160.4 T
[55.76%] [Rp 8,274.2 T]
GROSS FIXED CAPITAL

FORMATION
CONTRIBUTION OF 29.08% Rp 5,697.3 T
[32.29%] [Rp 4,791.2 T]
Expenditure Components to
Indonesia GDP EXPORT OF GOODS &
SERVICES
2018 & 2022 24.49% Rp 4,797.7 T
[21.00%] [Rp 3,116.5 T]
IMPORT OF GOODS &

SERVICES
20.90% Rp 4,094.2 T
Indonesia
[22.07%] [Rp 3,275.1 T] Economy by
expenditure approach
GOVERNMENT FINAL was supported by
CONSUMPTION EXPENDITURE
HFCE and GFCF
id
7.66% Rp 1,500.7 T
[9.02%] [Rp 1,338.6 T] amounted to 80.95%
.
go
in 2022
OTHERS s.
7.80% Rp 1,526.6 T
p
[4.00%] [Rp 593.3 T]
.b
* Others consists of NPISHS, Changes in Inventory and

w
statistical discrepancies
* [...] of 2018 Figures
w
//w
GDP BY
s:
EXPENDITURE
tp
ht
Nearly all of the

expenditure components
thriving positively during
2021 to 2022 except for
Governement Final
Consumption Expenditure
Export of Goods & Services

become component with
rapid grow despite its slacken
17.95% 16.28%
2021 2022
Besides the production approach (industry), GDP can also be observed by
the expenditure approach. This approach portrays the expenditure structure for
final demand. Where in the final demand referred to might be from within the
country (domestic) or abroad. In detail, domestic final demand consists of household
consumption, non-profit institutions serving households (NPISHs) consumption,
government consumption, gross fixed capital formation (GFCF), and changes in
inventories. Meanwhile, final demand from abroad emerges from export activities.
To fulfill domestic final demand, all goods and services come not only from domestic
production but also from imported products. In the estimation of GDP, imports must
be excluded from the final demand calculation. Therefore, imports are counted as a
subtraction component for exports where the difference is referred to as net exports.
id
The growth of each GDP by expenditure components described as follows.
.
go
p s.
.b
Figure 4.1. Growth Rate of GDP by Expenditure, 2019-2022

w
2019
24.87%
w
2020 2022
2021
//w
17.95%
16.28%
14.75%
s:
10.62%
tp
3.87%
ht
5.04% 4.93% 5.64% 3.27% 4.24% 4.45% 3.80%

2.12%
2.02% 1.62%
-0.48%
-2.63%
-4.21% -4.51% -4.96%
-7.13%
-8.42%
-17.60%
Household NPISHs Government Gross Fixed Exports of Imports of

Final Consumption Final Consumption Final Consumption Capital Goods and Goods and
Expenditure Expenditure Expenditure Formation Services Services
4.1. Household Final Consumption Expenditure
From 2018-to 2022, household final consumption expenditure has increased

considerably. Nominally, the total value of household final consumption expenditure

in 2018 equals 8,274,214 billion rupiahs before rising to 10,160,356 billion rupiahs
in 2022. In real terms, the total value of household final consumption in 2018 equals
5,651,456 billion rupiahs increased further to 6,187,190 billion in 2022.
Based on its contribution to GDP, the Household Final Consumption Expenditure

(HFCE) component has always been the key factor to the GDP by expenditure in 2018-
2022. In 2018, HFCE contributed 55.76 percent of the total GDP. The contribution
of HFCE decreasing to 51.87 percent of the total GDP in 2022. This major HFCE
contribution indicates that most of the domestic products produced in Indonesia, as
well as imported products imported from abroad, are mostly used to meet household
needs.
id
The growth rate of the HFCE in 2019 was 5.04 percent, then contracted by
.
go
2.63 percent in 2020. In 2021 and 2022, the HFCE growth rate has increased again
by 2.02 percent and 4,93 percent s.
p
.b
4.2. Non-Profit Institutions Serving Households (NPISHs) Final

w
w
//w
s:
The final consumption conducted by NPISHs has increased considerably from

tp
2018-to 2022. In nominal terms, the total value of NPISH’s final consumption in 2018
ht
was 180,893 billion rupiahs, which subsequently increased to IDR 228,958 billion
in 2022. In real terms, the total value of NPISH’s final consumption in 2018 was
122,970 billion rupiahs, rising further to 139,879 billion rupiahs in 2022.
From 2018-to 2022, the contribution of the NPISHs Consumption Expenditure

component to total GDP by expenditure was minor. In 2018, NPISHs contributed
1.22 percent to the total GDP. NPISHs continues to increased until 2020 contribute
1.30 percent to total GDP. However, the contribution of NPISHs decreased by 1.22
percent in 2021 and 1,77 percent in 2022.
The growth rate of NPISHs final consumption expenditure in 2019 was 10.62
percent, then contracted in 2020 by 4.21 percent. However, its growth increase by
1,62 percent in 2021 and 5,64 percent in 2022.

4.3. Government Final Consumption Expenditure
From 2018 to 2022, Government final consumption expenditure has increased

remarkably. In nominal terms, the total value of government final consumption in
2018 amounted to 1,338,639 billion rupiahs, subsequently increased to 1,500,693
billion rupiahs in 2022. In real terms, its value in 2018 was 828,877 billion rupiahs,
then increased further to 870,093 billion rupiahs in 2022.
In 2018, the Government Final Consumption Expenditure component

contributed 9.02 percent to the total GDP. Its contribution to total GDP decreased
by 8.81 percent in 2019. However, the Government Final Consumption Expenditure
id
contribution in 2020 increased from the previous year with a contribution value of
.
go
9.66 percent. In 2021, the Government Final Consumption Expenditure contribution
has decreased again by 9.25 percent until 7,66 percent in 2022.
s.
p
The growth rate for the Government Final Consumption Expenditure component
.b
w
in 2019 was 3.27 percent, then it grew slower in 2020 by 2.12 percent. In 2021, the
w
growth rate has increased compared to the previous year, which was 4.24 percent.
//w
However, in 2022 the growth rate contracted by 4,51 percent

s:
tp
4.4. Gross Fixed Capital Formation (GFCF)

ht
The GFCF component of GDP by expenditure shows a description of the

goods and services used for physical investment (as capital goods). Capital goods
are equipment used for production and usually have a service life of more than
one year. In the calculation, GFCF is classified in the form of buildings, machinery
and equipment, vehicles, other equipment, Cultivated Biological Resources (CBR), and
intellectual property products.
From 2018-to 2022, GFCF has increased significantly. In nominal terms, the
total value of GFCF in 2018 amounted to 4,791,211 billion rupiahs, subsequently
increased to 5,697,279 billion rupiahs in 2022. In real terms, the total value of
GFCF in 2018 was 3,444,310 billion rupiahs, then rising further to 3,686,574 billion
rupiahs in 2022.

In 2018, the GFCF component contributed 32.29 percent to the total GDP.
The contribution of GFCF to total GDP in 2019 increased to 32.35 percent. GFCF’s
contribution decreased to 31.71 percent in 2020; 30.79 percent in 2021 and 29,08
percent in 2022.
The growth rate of the GFCF component was 4.45 percent in 2019. However,
the GFCF growth rate contracted in 2020 by 4.96 percent. In 2021 and 2022, the
GFCF growth rate increased compared to the previous year, which was 3.80 percent
and 3,87 percent.
4.5. Export and Import of Goods and Services
. id
One of the components of GDP from the demand side is the export of goods
go
and services, and from the supply side is the import of goods and services. This
s.
component has an important role in the creation of added value, where import value
p
.b
is a deduction for export value to obtain net exports.

w
w
From 2018-to 2022, both the total value of exports and imports has increased
//w
significantly. Nominally, the total export value in 2018 was 3,116,546 billion rupiahs
s:
then increased to 4,797,690 billion rupiahs in 2022. Meanwhile, the total nominal
tp
value of imports was 3,275,145 billion rupiahs in 2018 and 4,094,153 billion rupiahs
ht
in 2022. In real terms, the total value of exports in 2018 amounted to 2,286,396
billion rupiahs, which increased further to 2,858,316 billion rupiahs in 2022. For
imports, the total real value in 2018 was 2,203,270 billion rupiahs then increased to
2,415,760 billion rupiahs in 2022.
The contribution of goods and services exports to GDP has increased from
21.00 percent in 2018 to 24.49 percent in 2022, likewise, the contribution of goods
and services imports decreased from 22.07 percent in 2018 to 20.90 percent in
2022.
The growth rate in exports of goods and services to GDP has increased
significantly from minus 0,48 percent in 2019 to 16.28 percent in 2022, as well as
the growth rate of imports of goods and services increased from 7.13 percent in
2019 to 14.75 percent in 2022.

ht
tp
s:
//w
w
w
GLOSSARY
.b
ps.
go
.id
Asset Ownership of all tangible and intangible objects
by individual, establishment or government.
In practice, usually it shows in monetary value.
Base Year The selected year as for a statistical reference,

which is used for an estimation in other years.
With this base year, series of data, detailed
indicators and real changes can be derived.
Basic Prices It is economic value of product (good and

services) recieved by producer before taxes and
subsidieries on products.
Capital Goods Production factor produced by human skill,
id
originally from nature and they are used to
.
generate income, for example : machines,
go
appliances, plants, and the like.
s.
p
Constant Prices Valuation for goods and services produced or
.b
consumed at the specific base year.

w
w
Consumption of That is a decreasing value of fixed capital

//w
Fixed Capital formation used in production process.

s:
Current Prices Valuation for goods and services produced or

tp
consumed at the year being concerned.

ht
Domestic Output Value of production of goods and services

produced by economic sectors regardless the
operating actors taken places in domestic
territory.
Export of Goods and Includes all transfers and selling goods and
Services services from residents to others conducted
in domestic area or in overseas. In practice,
the export consists of merchandise and other
goods cross to custom area or domestic territory
of a country, including direct purchased by
other countries representative and by non-
resident in the domestic area. Because export
of merchandise is valued at free on board, it
excludes cost of transport and insurance to the
country’s destination.

Final Consumption It demands for goods and services to fulfill the
final consumption, capital formation and export.
Fix Capital It covers constructing and purchasing new

Formation capital goods produced by domestic economy
and import, including used capital goods from
import. The fixed formation covered is only the
one conducted by economic sectors in domestic
territory.
Gross Value Added It is gross value added (GVA) received by

at Basic Prices producer before taxes and subsidies on products.
Import of Goods and Covering all transfers and purchases of goods
id
Services and services from the resident of a country to
.
the other resident of the country is performed
go
both in domestic and overseas areas. In practice,
s.
imports consist of merchandise and other goods
p
that cross the customs boundary or domestic
.b
territory of a country, including direct purchases

w
by the government, residents and representatives

w
of the country abroad. Because the import of

//w
merchandise is assessed with CIF, then the value

s:
of the goods including the cost of carriage and

tp
insurance.
ht
Income Factor from It is an income or a compensation received by

Overseas production factors due to their involving in
production process outside the domestic territory.
Intermediate The inputs are, finished in production process,

Consumption consist of non durable goods and services
purchased from other party or own production.
Investment Funds are set aside to be implanted as capital

in an effort to gain profit in the hopes that the
capital will return in a few years.
Net Taxes on Taxes on production and imports less subsidies on

Production and production and imports.
Import

Primary Input It is also called as a value added, consists of
compensation of employee, operating surplus,
depreciation and net indirect tax.
Production Factors Includes factors which involved in production

process either direct or indirectly, such as: land,
labor, capital and entrepreneurship.
Trade and Transport It is the difference between the value of sales

Margin (TTM) to the value of purchases, and transport costs
existed from distributing goods from producers
to purchasers.
Taxes and Subsidies There are taxes and subsidies that are payable
id
on Product per unit of somegood or service. The taxes/
.
subsidies may be a specific amount of money
go
per unit of quantity of a good or service or it
s.
may be calculated ad valorem as a specified
p
percentage of the price per unit or value of the
.b
goods or services transacted.

w
w
//w
s:
tp
ht

. id
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

ht
tp
s:
//w
w
w
.b
ps.
go
.id
ht
tp
s:
//w
w
APPENDIX
w
.b
ps.
go
.id
Gross Domestic Product at Current Market Prices by Industry (billion
Appendix 1
rupiahs), 2018-2022
Industry 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Agriculture, Forestry, and

A 1 900 621.7 2 012 742.8 2 115 494.5 2 254 541.3 2 428 900.5
Fishing
1. Crop, Animal Production,

Hunting and Related 1 417 316.9 1 488 985.7 1 575 380.0 1 672 938.4 1 805 453.6
Service Activities
a. Food Crops 449 553.1 446 497.3 474 270.5 441 364.6 454 735.2
b. Horticultural Crops 218 713.2 238 830.5 250 457.8 262 471.3 281 504.6
id
c. Plantation Crops 489 185.6 517 507.8 560 225.6 668 379.8 735 907.4
.
d. Animal Production 232 274.7 256 849.6 260 238.2 268 198.7 298 013.5
go
e. Agriculture and Hunting
Related Service 27 590.3
s.
29 300.5 30 187.9 32 524.0 35 292.9
Activities
p
.b
2. Forestry and Logging 97 396.8 104 121.9 108 645.6 112 008.5 118 386.1
w
3. Fishing 385 908.0 419 635.2 431 468.9 469 594.4 505 060.8
w
B Mining and Quarrying 1 198 987.1 1 149 913.5 993 541.9 1 523 650.1 2 393 390.9
//w
1. Extraction of Crude
s:
Petroleum, Natural Gas and 460 169.9 439 602.8 332 559.6 461 703.0 587 597.3
Geothermal
tp
2. Mining of Coal and Lignite 401 276.9 368 890.5 283 194.7 603 138.0 1 296 911.9
ht
3. Mining of Iron Ores 111 321.4 96 824.6 130 956.9 204 590.1 242 717.1
4. Other Mining and

226 218.9 244 595.6 246 830.7 254 219.0 266 164.6
Quarrying
C Manufacturing 2 947 450.8 3 119 593.8 3 068 041.7 3 266 905.5 3 591 774.7
1. Manufacture of Coal
Products, Oil and Gas 332 299.0 336 672.6 307 606.4 320 008.5 363 619.5
Refineries
2. Manufacture of Food
927 443.5 1 012 959.8 1 057 000.7 1 121 362.0 1 238 099.1
Products and Beverages
3. Manufacture of Tobacco
131 937.3 140 966.5 135 935.1 135 145.8 135 754.0
Products
4. Manufacture of Textiles and
168 545.2 200 019.4 186 626.8 180 216.9 201 642.5
Wearing Apparel
5. Manufacture of Leather and
41 716.0 42 499.0 39 204.0 42 508.7 48 125.3
Related Product
6. Manufacture of Wood and
of Products of Wood and
Cork, Except Furniture;
83 710.0 80 319.9 78 689.2 76 689.4 80 134.9
Manufacture of Articles
of Straw and Plaiting
Materials

Continued Appendix 1
Industry 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
7. Manufacture of Paper and

Paper Products; Printing
101 758.2 109 892.2 110 562.3 113 201.5 128 957.7
and Reproduction of
Recorded Media
8. Manufacture of Chemicals,
Pharmaceuticals and 239 678.0 265 925.1 296 710.3 339 183.4 357 326.3
Botanical Products
9. Manufacture of Rubber and
92 662.6 87 975.4 82 856.6 88 607.7 87 798.0
Plastic Products
10. Manufacture of Other Non-
93 166.9 93 362.6 85 860.2 89 016.8 91 078.0
Metallic Mineral Products
id
11. Manufacture of Basic Metals 111 341.3 116 068.6 120 956.8 137 599.0 168 012.8
.
go
12. Manufacture of Fabricated
Metal Products, Except
Machinery and Equipment;
Computer, Electronic, Optical
257 687.0
p s.
265 384.3 252 142.8 257 365.6 284 559.3
Products and Electrical

.b
Equipment
w
13. Manufacture of Machinery

47 879.6 46 982.5 43 230.6 48 900.0 55 327.3
and Equipment
w
//w
14. Manufacture of Transport

260 986.8 258 287.3 208 886.0 251 892.9 284 619.9
Equipment
s:
15. Manufacture of Furniture 35 487.6 39 239.0 38 653.1 42 173.1 41 970.5

tp
16. Other Manufacturing;

Repair and Installation of 21 151.8 23 039.6 23 120.8 23 034.2 24 749.6
ht
Machinery and Equipment

Electricity, Gas, Steam and Air
D 176 640.3 185 115.3 179 741.6 190 047.2 204 673.7
Conditioning Supply
1. Electricity 144 437.1 151 975.9 150 541.1 159 078.6 172 281.4
2. Gas Supply and Production

32 203.2 33 139.4 29 200.5 30 968.6 32 392.3
of Ice
Water Supply, Sewerage, Waste
E Management and Remediation 10 023.6 10 736.1 11 305.4 12 026.1 12 537.1
Activities
F Construction 1 562 297.0 1 701 741.2 1 652 659.6 1 771 726.7 1 912 978.7
Wholesale and Retail Trade;

G Repair of Motor Vehicles and 1 931 813.0 2 060 268.9 1 993 988.7 2 199 934.9 2 516 591.5
Motorcycles
1. Wholesale and Retail Trade
and Repair of Motor Vehicle 386 619.9 416 437.3 360 030.1 407 988.2 439 166.4
and Motorcycle
2. Wholesale and Retail Trade,
Except of Motor Vehicles 1 545 193.1 1 643 831.6 1 633 958.6 1 791 946.7 2 077 425.1
and Motorcycles

Industry 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
H Transportation and Storage 797 777.0 881 505.4 689 552.4 719 610.3 983 530.1
1. Railways Transport 10 462.9 12 092.1 7 789.8 7 847.9 13 881.3
2. Land Transport 354 035.6 390 604.4 380 884.3 407 336.3 471 125.3
3. Sea and Coastal Water

45 108.9 50 534.2 48 574.2 50 331.7 55 027.7
Transport
4. Inland Water Transport 16 030.6 17 416.2 15 722.0 16 500.8 28 579.8
5. Air Transport 240 931.1 257 735.6 104 950.4 96 060.2 206 376.2
6. Warehousing and Support
id
Activities for Transportation; 131 207.9 153 122.9 131 631.7 141 533.4 208 539.8
Postal and Courier Activities
.
go
Accommodation and Food Ser-
I 412 709.7 440 207.7 394 055.0 412 251.1 472 064.6
vice Activities s.
1. Accommodation 96 571.7 99 204.0 74 611.3 79 160.8 105 067.6
p
.b
2. Food and Beverage Service

316 138.0 341 003.7 319 443.7 333 090.3 366 997.0
Activities
w
Information and Communi-

w
J 558 938.0 626 532.6 695 963.3 748 802.9 812 807.5
cation
//w
Financial and Insurance Ac-

K 616 315.1 671 433.8 696 072.9 736 187.2 809 356.7
tivities
s:
1. Financial Intermediary
375 503.9 405 183.7 418 860.0 455 258.9 513 276.4
tp
Services
ht
2. Insurance and Pension Fund 137 653.4 149 880.9 159 064.7 162 703.2 167 909.8
3. Other Financial Services 90 037.0 102 631.9 104 095.8 103 212.4 112 424.7
4. Financial Support Services 13 120.8 13 737.3 14 052.4 15 012.7 15 745.8
L Real Estate Activities 406 013.7 439 455.9 453 780.9 468 221.7 488 311.2
M,N Business Activities 267 094.0 304 285.5 294 255.5 301 085.2 341 427.3
Public Administration and

O Defence, Compulsory Social 541 685.6 571 584.1 585 960.1 586 703.0 605 117.3
Security
P Education 481 747.0 522 354.2 551 227.1 557 656.1 566 624.5
Human Health and Social Work

Q 158 070.1 174 689.0 201 480.4 227 222.8 236 166.8
Activities
RSTU Other Service Activities 268 574.7 309 002.0 302 588.1 312 188.4 354 181.2
Gross Value Added at Basic Price 14 236 758.4 15 181 161.8 14 879 709.1 16 288 760.5 18 730 434.3
Taxes less Subsidies on Products 601 997.6 651 495.4 563 644.1 687 930.3 858 011.3
Gross Domestic Product 14 838 756.0 15 832 657.2 15 443 353.2 16 976 690.8 19 588 445.6
* Preliminary Figures
** Very Preliminary Figures

Gross Domestic Product at Constant Prices by Industry (billion
Appendix 2
rupiahs), 2018-2022
Industry 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A 1 307 253.0 1 354 399.1 1 378 398.9 1 404 190.9 1 435 853.3
Fishing

Hunting and Related 1 005 655.0 1 038 902.9 1 061 087.3 1 072 977.7 1 097 952.3
Service Activities
a. Food Crops 298 027.3 292 883.0 303 453.7 299 203.3 299 436.6
b. Horticultural Crops 145 131.2 153 157.8 159 539.3 160 385.3 167 155.1
id
c. Plantation Crops 387 496.7 405 147.5 410 570.4 425 042.6 432 011.5
.
d. Animal Production 155 539.9 167 637.9 167 116.4 167 647.3 178 100.6
go
e. Agriculture and
Hunting Related 19 459.9
s.
20 076.7 20 407.5 20 699.2 21 248.5
Service Activities
p
.b
2. Forestry and Logging 62 981.8 63 217.6 63 199.3 63 246.6 62 448.6

w
3. Fishing 238 616.2 252 278.6 254 112.3 267 966.6 275 452.4
w
B Mining and Quarrying 796 505.0 806 206.2 790 475.2 822 099.5 858 146.6
//w
s:
Petroleum, Natural Gas 298 420.1 289 980.1 272 583.2 260 546.1 247 985.8
and Geothermal
tp
2. Mining of Coal and Lignite 235 561.4 259 598.5 245 498.6 261 709.8 282 943.8
ht
3. Mining of Iron Ores 103 719.4 88 003.4 105 829.4 129 999.6 153 412.8
4. Other Mining and

158 804.1 168 624.2 166 564.0 169 844.0 173 804.2
Quarrying
C Manufacturing 2 193 368.4 2 276 667.8 2 209 920.3 2 284 821.7 2 396 603.0
Products, Oil and Gas 219 831.8 217 402.2 202 603.7 203 766.9 211 339.8
Refineries
690 462.5 744 170.5 755 914.9 775 098.4 813 062.4
87 548.7 90 486.7 85 257.5 84 133.3 82 167.7
Products
4. Manufacture of Textiles
126 406.8 145 804.6 132 851.0 127 429.1 139 326.5
and Wearing Apparel
5. Manufacture of Leather
28 941.7 28 654.1 26 142.6 28 169.3 30 805.0
and Related Product
6. Manufacture of Wood
and of Products of
Wood and Cork, Except
62 337.3 59 498.3 58 212.1 56 050.9 56 381.8
Furniture; Manufacture
of Articles of Straw and
Plaiting Materials

Industry 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

73 681.6 80 211.0 80 385.3 78 061.2 80 974.5
and Reproduction of
Recorded Media
Pharmaceuticals and 179 791.9 195 040.9 213 360.5 233 866.0 235 475.3
Botanical Products
9. Manufacture of Rubber
76 627.8 72 398.8 68 337.7 69 072.8 66 242.6
and Plastic Products
71 424.4 70 690.7 64 239.2 64 812.0 63 514.7
id
11. Manufacture of Basic
89 188.6 91 716.9 97 099.5 108 267.3 124 289.7
Metals
.
go
Metal Products, Except s.
205 216.8 204 172.5 193 026.6 189 890.0 202 637.9
p
Computer, Electronic,
.b
Optical Products and

Electrical Equipment
w

w
34 297.3 32 881.0 29 536.4 32 911.1 36 652.3

and Equipment
//w

205 907.2 198 853.9 159 359.0 187 750.7 207 792.8
Equipment
s:
15. Manufacture of Furniture 25 946.0 28 113.0 27 167.5 29 385.7 28 800.7

tp

ht
Repair and Installation of 15 758.0 16 572.7 16 426.8 16 157.0 17 139.3

D 107 108.6 111 436.7 108 826.4 114 861.1 122 451.9
Conditioning Supply
1. Electricity 93 318.0 97 623.8 96 663.1 102 083.9 109 290.2

13 790.6 13 812.9 12 163.3 12 777.2 13 161.7
of Ice
Water Supply, Sewerage,
E Waste Management and Re- 8 429.4 9 004.9 9 449.3 9 919.3 10 240.1
mediation Activities
F Construction 1 048 082.8 1 108 425.0 1 072 334.8 1 102 517.7 1 124 725.2

G Repair of Motor Vehicles and 1 376 878.7 1 440 185.7 1 385 651.2 1 449 831.4 1 529 885.6
Motorcycles
1. Wholesale and Retail
Trade and Repair of Motor 262 578.5 272 349.7 233 920.3 262 292.9 277 746.1
Vehicle and Motorcycle
Trade, Except of Motor 1 114 300.2 1 167 836.0 1 151 730.9 1 187 538.5 1 252 139.5
Vehicles and Motorcycles

Industry 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
H Transportation and Storage 435 336.5 463 125.9 393 418.9 406 169.3 486 874.9
1. Railways Transport 4 020.0 4 200.3 2 422.0 2 340.4 3 973.9
2. Land Transport 238 457.7 262 208.1 248 208.0 259 493.2 282 147.8

34 276.4 37 865.4 36 134.2 37 177.0 39 080.0
Transport
4. Inland Water Transport 11 566.5 12 212.2 10 624.6 10 580.0 17 979.5
5. Air Transport 77 493.4 69 926.9 32 826.9 30 198.9 50 402.8
6. Warehousing and
id
Support Activities for
69 522.5 76 713.0 63 203.2 66 379.8 93 290.9
Transportation; Postal and
.
go
Courier Activities
Accommodation and Food
I 315 068.6 333 304.6
s. 299 122.4 310 748.6 347 943.8
Service Activities
p
1. Accommodation 62 997.3 63 867.4 48 227.9 51 021.0 66 835.8
.b
2. Food and Beverage

w
252 071.3 269 437.2 250 894.5 259 727.6 281 108.0
Service Activities
w

J 538 762.7 589 536.1 652 062.9 696 506.1 750 389.2
//w
cation
K 415 620.6 443 093.1 457 486.5 464 637.7 473 615.0
s:
tivities
tp
251 912.3 267 387.0 278 028.3 285 571.6 292 549.7
Services
ht
2. Insurance and Pension Fund 93 169.9 98 453.6 102 419.0 103 146.3 102 137.0
3. Other Financial Services 61 371.0 67 894.7 67 507.6 65 894.2 68 839.1
4. Financial Support Services 9 167.4 9 357.8 9 531.6 10 025.6 10 089.2
L Real Estate Activities 299 648.2 316 901.1 324 259.4 333 282.9 339 014.9
M,N Business Activities 187 691.1 206 936.2 195 671.1 197 106.7 214 399.0

O Defence, Compulsory Social 349 277.6 365 538.8 365 446.0 364 251.4 373 439.1
Security
P Education 321 133.8 341 349.9 350 272.8 350 662.6 352 716.2
Human Health and Social

Q 117 322.2 127 487.9 142 227.3 157 085.3 161 384.9
Work Activities
RSTU Other Service Activities 185 405.6 205 011.4 196 608.9 200 773.2 219 777.8
Gross Value Added at Basic Price 10 002 892.8 10 498 610.4 10 331 632.3 10 669 465.4 11 197 460.5
Taxes less Subsidies on Products 422 959.1 450 545.0 391 367.0 450 612.5 512 937.3
Gross Domestic Product 10 425 851.9 10 949 155.4 10 722 999.3 11 120 077.9 11 710 397.8

Percentage Distribution of Gross Domestic Product at Current Market
Appendix 3
Industry 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A 12.81 12.71 13.70 13.28 12.40
Fishing

Hunting and Related 9.55 9.40 10.20 9.85 9.22
Service Activities
a. Food Crops 3.03 2.82 3.07 2.60 2.32
b. Horticultural Crops 1.47 1.51 1.62 1.55 1.44
id
c. Plantation Crops 3.30 3.27 3.63 3.94 3.76
.
d. Animal Production 1.57 1.62 1.69 1.58 1.52
go
e. Agriculture and
Hunting Related 0.19 0.19
s. 0.20 0.19 0.18
Service Activities
p
.b
2. Forestry and Logging 0.66 0.66 0.70 0.66 0.60

w
3. Fishing 2.60 2.65 2.79 2.77 2.58

w
B Mining and Quarrying 8.08 7.26 6.43 8.97 12.22

//w
s:
Petroleum, Natural Gas 3.10 2.78 2.15 2.72 3.00

and Geothermal
tp
2. Mining of Coal and Lignite 2.70 2.33 1.83 3.55 6.62

ht
3. Mining of Iron Ores 0.75 0.61 0.85 1.21 1.24
4. Other Mining and

1.52 1.54 1.60 1.50 1.36
Quarrying
C Manufacturing 19.86 19.70 19.87 19.24 18.34
Products, Oil and Gas 2.24 2.13 1.99 1.88 1.86
Refineries
6.25 6.40 6.84 6.61 6.32
0.89 0.89 0.88 0.80 0.69
Products
1.14 1.26 1.21 1.06 1.03
and Wearing Apparel
0.28 0.27 0.25 0.25 0.25
and Related Product
and of Products of
0.56 0.51 0.51 0.45 0.41
Plaiting Materials

Industry 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

0.69 0.69 0.72 0.67 0.66
and Reproduction of
Recorded Media
Pharmaceuticals and 1.62 1.68 1.92 2.00 1.82
Botanical Products
0.62 0.56 0.54 0.52 0.45
0.63 0.59 0.56 0.52 0.46
id
0.75 0.73 0.78 0.81 0.86
Metals
.
go
1.74 1.68 1.63 1.52 1.45
p
.b
w

0.32 0.30 0.28 0.29 0.28
w
and Equipment
//w

1.76 1.63 1.35 1.48 1.45
Equipment
s:
15. Manufacture of Furniture 0.24 0.25 0.25 0.25 0.21

tp

ht
Repair and Installation of 0.14 0.15 0.15 0.14 0.13

D 1.19 1.17 1.16 1.12 1.04
Conditioning Supply
1. Electricity 0.97 0.96 0.97 0.94 0.88

0.22 0.21 0.19 0.18 0.17
of Ice
E Waste Management and Re- 0.07 0.07 0.07 0.07 0.06
F Construction 10.53 10.75 10.70 10.44 9.77

G Repair of Motor Vehicles and 13.02 13.01 12.91 12.96 12.85
Motorcycles
Trade and Repair of Motor 2.61 2.63 2.33 2.40 2.24
Trade, Except of Motor 10.41 10.38 10.58 10.56 10.61

Industry 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
H Transportation and Storage 5.38 5.57 4.47 4.24 5.02
1. Railways Transport 0.07 0.08 0.05 0.05 0.07
2. Land Transport 2.39 2.47 2.47 2.40 2.41

0.30 0.32 0.31 0.30 0.28
Transport
4. Inland Water Transport 0.11 0.11 0.10 0.10 0.15
5. Air Transport 1.62 1.63 0.68 0.57 1.05
6. Warehousing and
id
0.88 0.97 0.85 0.83 1.06
.
go
Courier Activities
I 2.78 2.78 s. 2.55 2.43 2.41
Service Activities
p
1. Accommodation 0.65 0.63 0.48 0.47 0.54
.b

2.13 2.15 2.07 1.96 1.87
w
Service Activities
w

J 3.77 3.96 4.51 4.41 4.15
//w
cation
K 4.15 4.24 4.51 4.34 4.13
s:
tivities
tp
2.53 2.56 2.71 2.68 2.62

Services
ht
2. Insurance and Pension Fund 0.93 0.95 1.03 0.96 0.86
3. Other Financial Services 0.61 0.65 0.67 0.61 0.57
4. Financial Support Services 0.09 0.09 0.09 0.09 0.08
L Real Estate Activities 2.74 2.78 2.94 2.76 2.49
M,N Business Activities 1.80 1.92 1.91 1.77 1.74

O Defence, Compulsory Social 3.65 3.61 3.79 3.46 3.09
Security
P Education 3.25 3.30 3.57 3.28 2.89

Q 1.07 1.10 1.30 1.34 1.21
Work Activities
RSTU Other Service Activities 1.81 1.95 1.96 1.84 1.81
Gross Value Added at Basic Price 95.94 95.89 96.35 95.95 95.62
Taxes less Subsidies on Products 4.06 4.11 3.65 4.05 4.38
Gross Domestic Product 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Appendix 4
Industry 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A 12.54 12.37 12.85 12.63 12.26
Fishing

Service Activities
a. Food Crops 2.86 2.67 2.83 2.69 2.56
id
.
go
e. Agriculture and
Hunting Related 0.19
s.
0.18 0.19 0.19 0.18
Service Activities
p
.b

w
3. Fishing 2.29 2.30 2.37 2.41 2.35

w

//w
s:

and Geothermal
tp

ht
4. Other Mining and

1.52 1.54 1.55 1.53 1.48
Quarrying
C Manufacturing 21.04 20.79 20.61 20.55 20.47
Refineries
6.62 6.80 7.05 6.97 6.94
0.84 0.83 0.80 0.76 0.70
Products
1.21 1.33 1.24 1.15 1.19
and Wearing Apparel
0.28 0.26 0.24 0.25 0.26
and Related Product
6. Manufacture of Wood and
of Products of Wood and
Cork, Except Furniture;
0.60 0.54 0.54 0.50 0.48
Manufacture of Articles
of Straw and Plaiting
Materials

Industry 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

0.71 0.73 0.75 0.70 0.69
and Reproduction of
Recorded Media
Botanical Products
9. Manufacture of Rubber and
0.73 0.66 0.64 0.62 0.57
Plastic Products
0.69 0.65 0.60 0.58 0.54
id
0.86 0.84 0.91 0.97 1.06
.
Metals
go
1.97 1.86 1.80 1.71 1.73
p
.b

w

w
0.33 0.30 0.28 0.30 0.31

and Equipment
//w

1.97 1.82 1.49 1.69 1.77
Equipment
s:

tp

ht

D 1.03 1.02 1.01 1.03 1.05
Conditioning Supply
1. Electricity 0.90 0.89 0.90 0.92 0.93

0.13 0.13 0.11 0.11 0.11
of Ice
F Construction 10.05 10.12 10.00 9.91 9.60

Motorcycles

Industry 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2. Land Transport 2.29 2.39 2.31 2.33 2.41

0.33 0.35 0.34 0.33 0.33
Transport
5. Air Transport 0.74 0.64 0.31 0.27 0.43
6. Warehousing and
0.67 0.70 0.59 0.60 0.80
id
Courier Activities
.
Accomodation and Food Ser-
go
I 3.02 3.04 2.79 2.79 2.97
vice Activities
1. Accomodation 0.60
p s.
0.58 0.45 0.46 0.57

2.42 2.46 2.34 2.34 2.40
.b
Service Activities
w

J 5.17 5.38 6.08 6.26 6.41
cation
w

//w
K 3.99 4.05 4.27 4.18 4.04

tivities
s:
2.42 2.44 2.59 2.57 2.50

Services
tp

ht

Security
P Education 3.08 3.12 3.27 3.15 3.01

Q 1.13 1.16 1.33 1.41 1.38
Work Activities

Indices of Gross Domestic Product at Current Market Prices by
Appendix 5
Industry, 2018-2022
Industry 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A 198.78 210.51 221.26 235.80 254.04
Fishing

Service Activities
a. Food Crops 177.46 176.25 187.22 174.23 179.51
id
.
go
e. Agriculture and
s.
214.02 230.58 250.21
Service Activities
p
.b

w
3. Fishing 268.81 292.31 300.55 327.11 351.81

w

//w
s:

and Geothermal
tp

ht
4. Other Mining and

202.01 218.42 220.42 227.02 237.68
Quarrying
C Manufacturing 194.84 206.22 202.81 215.96 237.43
Refineries
257.31 281.03 293.25 311.11 343.49
196.19 209.62 202.14 200.96 201.87
Products
175.01 207.69 193.78 187.13 209.37
and Wearing Apparel
211.79 215.76 199.03 215.81 244.33
and Related Product
and of Products of
147.44 141.47 138.60 135.08 141.14
Plaiting Materials

Industry 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

149.68 161.64 162.63 166.51 189.69
and Reproduction of
Recorded Media
Botanical Products
138.79 131.77 124.11 132.72 131.51
182.87 183.25 168.52 174.72 178.77
id
204.40 213.08 222.06 252.61 308.44
Metals
.
go
197.08 202.97 192.84 196.84 217.64
p
.b

w

w
201.45 197.68 181.89 205.75 232.79

and Equipment
//w

194.39 192.38 155.58 187.62 211.99
Equipment
s:

tp

ht

D 243.48 255.16 247.75 261.96 282.12
Conditioning Supply
1. Electricity 245.36 258.17 255.73 270.24 292.66

235.36 242.20 213.41 226.34 236.74
of Ice
F Construction 249.21 271.45 263.62 282.61 305.15

Motorcycles

Industry 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2. Land Transport 261.31 288.30 281.13 300.65 347.73

207.73 232.71 223.69 231.78 253.41
Transport
5. Air Transport 628.99 672.87 273.99 250.78 538.78
6. Warehousing and
333.16 388.81 334.24 359.38 529.52
id
Courier Activities
.
go
I 206.06 219.79 196.75 205.84 235.70
Service Activities
1. Accommodation 270.02 277.38
p s.
208.62 221.34 293.78

192.16 207.28 194.17 202.46 223.07
.b
Service Activities
w

J 218.29 244.69 271.81 292.45 317.44
cation
w

//w
K 257.09 280.08 290.36 307.09 337.61

tivities
s:
250.60 270.41 279.53 303.82 342.54

Services
tp

ht

Security
P Education 239.01 259.16 273.48 276.67 281.12

Q 237.90 262.91 303.23 341.97 355.43
Work Activities

Indices of Gross Domestic Product at 2010 Constant Market Prices
Appendix 6
by Industry, 2018-2022
Industry 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A 136.72 141.66 144.17 146.86 150.18
Fishing

Service Activities
a. Food Crops 117.65 115.61 119.79 118.11 118.20
id
.
go
e. Agriculture and
Hunting Related 137.96
s.
142.33 144.68 146.75 150.64
Service Activities
p
.b

w
3. Fishing 166.21 175.73 177.01 186.66 191.87

w

//w
s:

and Geothermal
tp

ht
4. Other Mining and

141.81 150.58 148.74 151.67 155.21
Quarrying
C Manufacturing 144.99 150.50 146.09 151.04 158.43
Refineries
191.56 206.46 209.72 215.04 225.57
130.19 134.55 126.78 125.11 122.18
Products
131.25 151.40 137.95 132.32 144.67
and Wearing Apparel
146.93 145.47 132.72 143.01 156.39
and Related Product
and of Products of
109.80 104.80 102.53 98.72 99.31
Plaiting Materials

Industry 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

108.38 117.98 118.24 114.82 119.11
and Reproduction of
Recorded Media
Botanical Products
114.78 108.44 102.36 103.46 99.22
140.19 138.75 126.09 127.21 124.67
id
163.73 168.38 178.26 198.76 228.17
Metals
.
go
156.95 156.15 147.63 145.23 154.98
p
.b

w

w
144.31 138.35 124.27 138.47 154.21

and Equipment
//w

153.36 148.11 118.69 139.84 154.77
Equipment
s:

tp

ht

D 147.64 153.60 150.00 158.32 168.78
Conditioning Supply
1. Electricity 158.52 165.84 164.21 173.42 185.66

100.79 100.95 88.90 93.38 96.19
of Ice
F Construction 167.18 176.81 171.05 175.87 179.41

Motorcycles

Industry 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2. Land Transport 176.00 193.53 183.20 191.53 208.25

157.84 174.37 166.40 171.20 179.97
Transport
5. Air Transport 202.31 182.56 85.70 78.84 131.59
6. Warehousing and
176.53 194.79 160.49 168.55 236.88
id
Courier Activities
.
go
I 157.31 166.42 149.35 155.16 173.73
Service Activities
1. Accommodation 176.15
s.
178.58
p
134.85 142.66 186.88

153.22 163.77 152.50 157.87 170.87
.b
Service Activities
w

J 210.41 230.24 254.66 272.02 293.07
cation
w

//w
K 173.37 184.83 190.84 193.82 197.56

tivities
s:
168.12 178.45 185.55 190.58 195.24

Services
tp

ht

Security
P Education 159.32 169.35 173.78 173.97 174.99

Q 176.57 191.87 214.05 236.42 242.89
Work Activities

Growth Rate of Gross Domestic Product at Current Market Prices
Appendix 7
by Industry (percent), 2019-2022
Industry 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5)
A Agriculture, Forestry, and Fishing 5.90 5.11 6.57 7.73

5.06 5.80 6.19 7.92
a. Food Crops -0.68 6.22 -6.94 3.03
b. Horticultural Crops 9.20 4.87 4.80 7.25
c. Plantation Crops 5.79 8.25 19.31 10.10
id
d. Animal Production 10.58 1.32 3.06 11.12
.
go
6.20 3.03 7.74 8.51
Service Activities
2. Forestry and Logging 6.90
p s. 4.34 3.10 5.69
.b
3. Fishing 8.74 2.82 8.84 7.55

w
B Mining and Quarrying -4.09 -13.60 53.36 57.08

w
1. Extraction of Crude Petroleum, Natural Gas

//w
-4.47 -24.35 38.83 27.27

and Geothermal
s:
-8.07 -23.23 112.98 115.03

tp
3. Mining of Iron Ores -13.02 35.25 56.23 18.64

ht
4. Other Mining and Quarrying 8.12 0.91 2.99 4.70
C Manufacturing 5.84 -1.65 6.48 9.94

1. Manufacture of Coal Products, Oil and Gas
1.32 -8.63 4.03 13.63
Refineries
2. Manufacture of Food Products and
9.22 4.35 6.09 10.41
Beverages
3. Manufacture of Tobacco Products 6.84 -3.57 -0.58 0.45
4. Manufacture of Textiles and Wearing

18.67 -6.70 -3.43 11.89
Apparel
5. Manufacture of Leather and Related
1.88 -7.75 8.43 13.21
Product
of Wood and Cork, Except Furniture;
-4.05 -2.03 -2.54 4.49
Manufacture of Articles of Straw and
Plaiting Materials
7. Manufacture of Paper and Paper Products;
Printing and Reproduction of Recorded 7.99 0.61 2.39 13.92
Media
8. Manufacture of Chemicals, Pharmaceuticals
10.95 11.58 14.31 5.35
and Botanical Products

Industry 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5)
9. Manufacture of Rubber and Plastic Products -5.06 -5.82 6.94 -0.91
10. Manufacture of Other Non-Metallic Mineral

0.21 -8.04 3.68 2.32
Products
11. Manufacture of Basic Metals 4.25 4.21 13.76 22.10
12. Manufacture of Fabricated Metal Products,

Except Machinery and Equipment;
2.99 -4.99 2.07 10.57
Computer, Electronic, Optical Products and
13. Manufacture of Machinery and Equipment -1.87 -7.99 13.11 13.14
id
14. Manufacture of Transport Equipment -1.03 -19.13 20.59 12.99
.
15. Manufacture of Furniture 10.57 -1.49 9.11 -0.48
go
16. Other Manufacturing; Repair and
8.93
s. 0.35 -0.37 7.45
Installation of Machinery and Equipment
p
D 4.80 -2.90 5.73 7.70
.b
Supply
w
1. Electricity 5.22 -0.94 5.67 8.30

w
2. Gas Supply and Production of Ice 2.91 -11.89 6.06 4.60

//w
Water Supply, Sewerage, Waste Management

E 7.11 5.30 6.37 4.25
and Remediation Activities
s:
F Construction 8.93 -2.88 7.20 7.97

tp
Wholesale and Retail Trade; Repair of Motor

G 6.65 -3.22 10.33 14.39
ht

1. Wholesale and Retail Trade and Repair of
7.71 -13.55 13.32 7.64
Motor Vehicle and Motorcycle
6.38 -0.60 9.67 15.93
H Transportation and Storage 10.50 -21.78 4.36 36.68
1. Railways Transport 15.57 -35.58 0.75 76.88
2. Land Transport 10.33 -2.49 6.94 15.66
3. Sea and Coastal Water Transport 12.03 -3.88 3.62 9.33
4. Inland Water Transport 8.64 -9.73 4.95 73.20
5. Air Transport 6.97 -59.28 -8.47 114.84
6. Warehousing and Support Activities for

16.70 -14.04 7.52 47.34
Transportation; Postal and Courier Activities
I Accommodation and Food Service Activities 6.66 -10.48 4.62 14.51
1. Accommodation 2.73 -24.79 6.10 32.73

Industry 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5)
2. Food and Beverage Service Activities 7.87 -6.32 4.27 10.18
J Information and Communication 12.09 11.08 7.59 8.55
K Financial and Insurance Activities 8.94 3.67 5.76 9.94
1. Financial Intermediary Services 7.90 3.38 8.69 12.74
2. Insurance and Pension Fund 8.88 6.13 2.29 3.20
3. Other Financial Services 13.99 1.43 -0.85 8.93
4. Financial Support Services 4.70 2.29 6.83 4.88
id
L Real Estate Activities 8.24 3.26 3.18 4.29
.
go
M,N Business Activities 13.92 -3.30 2.32 13.40
Public Administration and Defence, Compul- s.

O 5.52 2.52 0.13 3.14
sory Social Security
p
P Education 8.43 5.53 1.17 1.61
.b

w
10.51 15.34 12.78 3.94

w
RSTU Other Service Activities 15.05 -2.08 3.17 13.45

//w
Gross Value Added at Basic Price 6.63 -1.99 9.47 14.99

s:
Taxes less Subsidies on Products 8.22 -13.48 22.05 24.72

tp
Gross Domestic Product 6.70 -2.46 9.93 15.38

ht

Appendix 8
Industry 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5)

3.31 2.14 1.12 2.33
a. Food Crops -1.73 3.61 -1.40 0.08
id
d. Animal Production 7.78 -0.31 0.32 6.24
.
go
3.17 1.65 1.43 2.65
Service Activities
p s.
0.37 -0.03 0.07 -1.26
.b
3. Fishing 5.73 0.73 5.45 2.79

w
B Mining and Quarrying 1.22 -1.95 4.00 4.38

w
1. Extraction of Crude Petroleum, Natural

//w
-2.83 -6.00 -4.42 -4.82

Gas and Geothermal
s:
10.20 -5.43 6.60 8.11

tp
3. Mining of Iron Ores -15.15 20.26 22.84 18.01

ht
4. Other Mining and Quarrying 6.18 -1.22 1.97 2.33
C Manufacturing 3.80 -2.93 3.39 4.89

1. Manufacture of Coal Products, Oil and
-1.11 -6.81 0.57 3.72
Gas Refineries
7.78 1.58 2.54 4.90
Beverages
3. Manufacture of Tobacco Products 3.36 -5.78 -1.32 -2.34

15.35 -8.88 -4.08 9.34
Apparel
-0.99 -8.76 7.75 9.36
Product
-4.55 -2.16 -3.71 0.59
Plaiting Materials
Printing and Reproduction of Recorded 8.86 0.22 -2.89 3.73
Media
8.48 9.39 9.61 0.69

Industry 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5)
9. Manufacture of Rubber and Plastic Products -5.52 -5.61 1.08 -4.10

-1.03 -9.13 0.89 -2.00
Products
11. Manufacture of Basic Metals 2.83 5.87 11.50 14.80

-0.51 -5.46 -1.62 6.71
13. Manufacture of Machinery and Equipment -4.13 -10.17 11.43 11.37
id
14. Manufacture of Transport Equipment -3.43 -19.86 17.82 10.67
.
15. Manufacture of Furniture 8.35 -3.36 8.16 -1.99
go
5.17 s.-0.88 -1.64 6.08
p
D 4.04 -2.34 5.55 6.61
.b
Supply
w
1. Electricity 4.61 -0.98 5.61 7.06

w
2. Gas Supply and Production of Ice 0.16 -11.94 5.05 3.01

//w

E 6.83 4.94 4.97 3.23
s:
F Construction 5.76 -3.26 2.81 2.01

tp

G 4.60 -3.79 4.63 5.52
ht

3.72 -14.11 12.13 5.89
4.80 -1.38 3.11 5.44
1. Railways Transport 4.49 -42.34 -3.37 69.80
2. Land Transport 9.96 -5.34 4.55 8.73
3. Sea and Coastal Water Transport 10.47 -4.57 2.89 5.12
4. Inland Water Transport 5.58 -13.00 -0.42 69.94
5. Air Transport -9.76 -53.06 -8.01 66.90

10.34 -17.61 5.03 40.54
1. Accommodation 1.38 -24.49 5.79 31.00
2. Food and Beverage Service Activities 6.89 -6.88 3.52 8.23

Industry 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5)
1. Financial Intermediary Services 6.14 3.98 2.71 2.44
2. Insurance and Pension Fund 5.67 4.03 0.71 -0.98
3. Other Financial Services 10.63 -0.57 -2.39 4.47
id
M,N Business Activities 10.25 -5.44 0.73 8.77
.
go
Public Administration and Defence, Compul-
O 4.66 -0.03 -0.33 2.52
P Education
ps.
6.30 2.61 0.11 0.59
Q Human Health and Social Work Activities 8.66 11.56 10.45 2.74
.b
RSTU Other Service Activities

w
10.57 -4.10 2.12 9.47

w

//w
5.02 -2.07 3.70 5.31

s:
Gross Domestic Product

tp
ht

Implicit Price Indices of Gross Domestic Product by Industry
Appendix 9
(2010=100), 2018-2022
Industry 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A 145.39 148.61 153.47 160.56 169.16
Fishing

Service Activities
a. Food Crops 150.84 152.45 156.29 147.51 151.86
id
.
go
e. Agriculture and
s.
147.93 157.13 166.10
Service Activities
p
.b

w
3. Fishing 161.73 166.34 169.79 175.24 183.36

w

//w
s:

and Geothermal
tp
2. Mining of Coal and

ht
170.35 142.10 115.35 230.46 458.36

Lignite
4. Other Mining and

142.45 145.05 148.19 149.68 153.14
Quarrying
C Manufacturing 134.38 137.02 138.83 142.98 149.87
Refineries
134.32 136.12 139.83 144.67 152.28
150.70 155.79 159.44 160.63 165.22
Products
133.34 137.18 140.48 141.43 144.73
and Wearing Apparel
144.14 148.32 149.96 150.90 156.23
and Related Product
and of Products of
134.29 135.00 135.18 136.82 142.13
Plaiting Materials

Industry 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
7. Manufacture of Paper
and Paper Products;
138.11 137.00 137.54 145.02 159.26
Printing and Reproduction
of Recorded Media
Botanical Products
120.93 121.51 121.25 128.28 132.54
10. Manufacture of Other
Non-Metallic Mineral 130.44 132.07 133.66 137.35 143.40
id
Products
.
124.84 126.55 124.57 127.09 135.18
go
Metals
12. Manufacture of Fabricated s.
Metal Products, Except
p
125.57 129.98 130.63 135.53 140.43
.b
w
w

139.60 142.89 146.36 148.58 150.95
//w
and Equipment
126.75 129.89 131.08 134.16 136.97
s:
Equipment
tp

ht

D 164.92 166.12 165.16 165.46 167.15
Conditioning Supply
1. Electricity 154.78 155.68 155.74 155.83 157.64
2. Gas Supply and

233.52 239.92 240.07 242.37 246.11
Production of Ice
F Construction 149.06 153.53 154.12 160.70 170.08

Motorcycles
Trade and Repair of
147.24 152.91 153.91 155.55 158.12
Motor Vehicle and
Motorcycle

Industry 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2. Land Transport 148.47 148.97 153.45 156.97 166.98

131.60 133.46 134.43 135.38 140.81
Transport
5. Air Transport 310.91 368.58 319.71 318.09 409.45
6. Warehousing and
id
188.73 199.60 208.27 213.22 223.54
.
Courier Activities
go
I 130.99 132.07 131.74
s. 132.66 135.67
Service Activities
p
1. Accommodation 153.29 155.33 154.71 155.15 157.20
.b

125.42 126.56 127.32 128.25 130.55
w
Service Activities
w

J 103.74 106.28 106.73 107.51 108.32
cation
//w

K 148.29 151.53 152.15 158.44 170.89
tivities
s:
tp
149.06 151.53 150.65 159.42 175.45

Services
ht
2. Insurance and Pension

147.74 152.24 155.31 157.74 164.40
Fund

Security
P Education 150.01 153.03 157.37 159.03 160.65

Q 134.73 137.02 141.66 144.65 146.34
Work Activities

Growth Rate of Implicit Price Indices of Gross Domestic Product by
Appendix 10
Industry (percent), 2019-2022
Industry 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5)

1.69 3.59 5.02 5.47
a. Food Crops 1.06 2.52 -5.62 2.95
id
d. Animal Production 2.60 1.64 2.73 4.59
.
go
2.94 1.36 6.22 5.71
Service Activities
ps.
6.51 4.37 3.02 7.04
.b
3. Fishing 2.85 2.08 3.21 4.63

w
B Mining and Quarrying -5.25 -11.88 47.46 50.48

w
1. Extraction of Crude Petroleum, Natural Gas

//w
-1.69 -19.52 45.25 33.71

and Geothermal
s:
-16.58 -18.82 99.78 98.89

tp
3. Mining of Iron Ores 2.51 12.47 27.18 0.53

ht
4. Other Mining and Quarrying 1.83 2.16 1.00 2.31
C Manufacturing 1.97 1.32 2.99 4.82

1. Manufacture of Coal Products, Oil and Gas
2.45 -1.96 3.44 9.56
Refineries
1.34 2.73 3.46 5.25
Beverages
3. Manufacture of Tobacco Products 3.37 2.35 0.75 2.85

2.89 2.40 0.67 2.33
Apparel
2.90 1.11 0.63 3.53
Product
0.53 0.13 1.22 3.88
Plaiting Materials
Printing and Reproduction of Recorded -0.80 0.39 5.44 9.82
Media
2.28 2.00 4.29 4.63

Industry 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5)
9. Manufacture of Rubber and Plastic Products 0.49 -0.22 5.80 3.32

1.25 1.20 2.76 4.41
Products
11. Manufacture of Basic Metals 1.37 -1.57 2.02 6.36

3.51 0.50 3.76 3.61
13. Manufacture of Machinery and Equipment 2.35 2.43 1.52 1.59
id
14. Manufacture of Transport Equipment 2.48 0.92 2.35 2.09
.
15. Manufacture of Furniture 2.05 1.94 0.87 1.54
go
3.57 s. 1.24 1.29 1.29
p
D 0.73 -0.57 0.18 1.02
.b
Supply
w
1. Electricity 0.58 0.04 0.06 1.16

w
2. Gas Supply and Production of Ice 2.74 0.06 0.96 1.54

//w

E 0.26 0.35 1.33 0.98
s:
F Construction 3.00 0.38 4.27 5.84

tp

G 1.96 0.59 5.44 8.41
ht

3.85 0.66 1.06 1.65
1.51 0.79 6.36 9.95
1. Railways Transport 10.61 11.72 4.26 4.17
2. Land Transport 0.34 3.01 2.29 6.37
3. Sea and Coastal Water Transport 1.41 0.73 0.71 4.01
4. Inland Water Transport 2.90 3.76 5.40 1.92
5. Air Transport 18.55 -13.26 -0.51 28.72

5.76 4.34 2.38 4.84
1. Accommodation 1.33 -0.40 0.29 1.32

Industry 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5)
2. Food and Beverage Service Activities 0.91 0.60 0.73 1.80
1. Financial Intermediary Services 1.66 -0.58 5.82 10.05
2. Insurance and Pension Fund 3.04 2.02 1.57 4.22
3. Other Financial Services 3.04 2.01 1.58 4.27
id
.
go
M,N Business Activities 3.33 2.27 1.58 4.25
Public Administration and Defence, Compul- s.

O 0.83 2.54 0.46 0.60
p
P Education 2.01 2.84 1.05 1.02
.b

w
1.70 3.38 2.11 1.17

w
RSTU Other Service Activities 4.05 2.11 1.03 3.64

//w

s:

tp
Gross Domestic Product 1.60 -0.40 6.00 9.57

ht

Gross Domestic Product at Current Market Prices by Expenditure
Appendix 11
Expenditure Component 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Household Final Consumption

8 274 214.4 8 965 837.4 8 899 917.6 9 236 019.6 10 160 355.7
Expenditure
2. NPISHs Final Consumption

180 893.3 206 094.5 201 451.6 207 916.2 228 958.3
Expenditure
3. Government Final Consumption

1 338 638.6 1 394 615.1 1 491 171.7 1 569 495.9 1 500 692.7
Expenditure
4. Gross Fixed Capital Formation 4 791 211.3 5 121 371.3 4 897 049.7 5 227 853.9 5 697 279.2
id
5. Changes in Inventories 338 633.6 226 922.8 97 857.7 111 143.0 129 369.7
.
go
Statistical Discrepancies#) 73 763.8 - 11 772.6 - 405 112.6 179 728.4 1 168 252.7
6. Exports of Goods and

3 116 546.3
s.
2 943 532.9 2 676 513.5 3 634 390.9 4 797 690.1
Services
p
.b
Less
w
7. Imports of Goods and

3 275 145.3 3 013 944.2 2 415 496.0 3 189 857.1 4 094 152.8
w
Services
//w
8. GROSS DOMESTIC PRODUCT 14 838 756.0 15 832 657.2 15 443 353.2 16 976 690.8 19 588 445.6
s:
9. Net Factor Income from The

- 442 183.7 - 481 321.1 - 424 047.4 - 460 896.9 - 538 549.7
Rest of The World
tp
10. Gross National Product 14 396 572.3 15 351 336.1 15 019 305.8 16 515 793.9 19 049 895.9
ht
Less
11. Taxes on Production and
730 653.0 791 060.4 657 020.2 798 859.6 972 537.6
Imports
Less
12. Consumption of Fixed Capital 2 800 030.2 3 168 101.1 2 943 805.0 3 146 409.1 3 686 044.4
13. NATIONAL INCOME 10 865 889.0 11 392 174.7 11 418 480.6 12 570 525.2 14 391 313.9
#) Statistical Discrepancies between GDP by Industry and GDP by Expenditure

Gross Domestic Product at Constant Market Prices by Expenditure
Appendix 12

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

5 651 456.3 5 936 399.5 5 780 223.4 5 896 706.8 6 187 190.4
Expenditure

122 969.8 136 027.4 130 306.5 132 411.9 139 878.8
Expenditure

828 876.6 855 963.0 874 145.6 911 198.1 870 093.2
Expenditure
4. Gross Fixed Capital Formation 3 444 310.3 3 597 664.1 3 419 181.6 3 549 218.8 3 686 573.7
id
5. Changes in Inventories 197 369.6 129 953.8 51 334.1 62 709.1 70 749.2
.
go
Statistical Discrepancies#) 97 744.3 63 903.5 69 870.1 215 038.6 313 356.2

2 286 394.9
s.
2 275 488.3 2 083 941.8 2 458 032.3 2 858 316.4
Services
p
.b
Less
w
7. Imports of Goods and Services 2 203 269.9 2 046 244.2 1 686 003.8 2 105 237.7 2 415 760.1
w
8. GROSS DOMESTIC PRODUCT 10 425 851.9 10 949 155.4 10 722 999.3 11 120 077.9 11 710 397.8
//w
s:

tp

ht

Percentage Distribution of Gross Domestic Product at Current
Appendix 13

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

55.76 56.63 57.63 54.40 51.87
Expenditure

1.22 1.30 1.30 1.22 1.17
Expenditure

9.02 8.81 9.66 9.25 7.66
Expenditure
4. Gross Fixed Capital Formation 32.29 32.35 31.71 30.79 29.08
id
5. Changes in Inventories 2.28 1.43 0.63 0.65 0.66
.
go
Statistical Discrepancies#) 0.50 -0.07 -2.62 1.07 5.97

21.00 18.59
s. 17.33 21.41 24.49
Services
p
.b
Less
w

22.07 19.04 15.64 18.79 20.90
w
Services
//w
8. GROSS DOMESTIC PRODUCT 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

s:
tp

ht

Appendix 14

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

54.21 54.22 53.90 53.03 52.84
Expenditure

1.18 1.24 1.22 1.19 1.19
Expenditure
3. Government Final
7.95 7.82 8.15 8.19 7.43
id
.
go
Statistical Discrepancies#) 0.93 0.58 0.65 1.94 2.68

21.93 20.78
s. 19.43 22.10 24.41
Services
p
.b
Less
w

21.13 18.69 15.72 18.93 20.63
w
Services
//w

s:
tp

ht

Indices of Gross Domestic Product at Current Market Prices by
Appendix 15
Expenditure, 2018-2022

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

218.54 236.81 235.07 243.95 268.36
Expenditure
248.62 283.26 276.88 285.76 314.68
Expenditure
3. Government Final
216.55 225.60 241.22 253.89 242.76
4. Gross Fixed Capital
225.17 240.68 230.14 245.69 267.75
Formation
id
.
go
186.85 176.48 160.47 217.90 287.65
Services
212.99 196.00
p s.
157.08 207.44 266.25
Services
.b

w
w
//w
s:
tp
ht

Indices of Gross Domestic Product at 2010 Constant Market Prices
Appendix 16
by Expenditure, 2018-2022

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

149.27 156.80 152.67 155.75 163.42
Expenditure
169.01 186.96 179.09 181.99 192.25
Expenditure
134.08 138.47 141.41 147.40 140.75
Expenditure
id
.
137.08 136.43 124.94 147.37 171.37
go
Services
7. Imports of Goods and s.
143.28 133.07 109.64 136.91 157.10
Services
p
.b

w
w

//w
s:
tp
ht

Growth Rate of Gross Domestic Product at Current Market Prices by
Appendix 17
Expenditure (percent), 2019-2022
Expenditure Component 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5)
1. Household Final Consumption Expenditure 8.36 -0.74 3.78 10.01
2. NPISHs Final Consumption Expenditure 13.93 -2.25 3.21 10.12
3. Government Final Consumption Expenditure 4.18 6.92 5.25 -4.38
4. Gross Fixed Capital Formation 6.89 -4.38 6.76 8.98
5. Changes in Inventories - - - -
id
6. Exports of Goods and Services -5.55 -9.07 35.79 32.01
.
go
7. Imports of Goods and Services -7.98 -19.86 32.06 28.35
8. GROSS DOMESTIC PRODUCT 6.70

p s.-2.46 9.93 15.38
.b

w
w
//w
s:
tp
ht

Appendix 18
Prices by Expenditure (percent), 2019-2022

(1) (2) (3) (4) (5)
1. Household Final Consumption Expenditure 5.04 -2.63 2.02 4.93
2. NPISHs Final Consumption Expenditure 10.62 -4.21 1.62 5.64
3. Government Final Consumption Expenditure 3.27 2.12 4.24 -4.51
4. Gross Fixed Capital Formation 4.45 -4.96 3.80 3.87
6. Exports of Goods and Services
id
-0.48 -8.42 17.95 16.28
.
7. Imports of Goods and Services
go
-7.13 -17.60 24.87 14.75
8. GROSS DOMESTIC PRODUCT

p s.
5.02 -2.07 3.70 5.31
.b

w
w
//w
s:
tp
ht

Implicit Price Indices of Gross Domestic Product by Expenditure
Appendix 19
(2010=100), 2018-2022

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

146.41 151.03 153.97 156.63 164.22
Expenditure
147.10 151.51 154.60 157.02 163.68
Expenditure
3. Government Final
161.50 162.93 170.59 172.25 172.47
4. Gross Fixed Capital
139.11 142.35 143.22 147.30 154.54
Formation
id
.
go
136.31 129.36 128.44 147.86 167.85
Services
148.65 147.29
p s.
143.27 151.52 169.48
Services
.b

w
w
//w
s:
tp
ht

Growth Rate of Implicit Price Indices of Gross Domestic Product
Appendix 20
by Expenditure (percent), 2019-2022

(1) (2) (3) (4) (5)
1. Household Final Consumption Expenditure 3.16 1.95 1.73 4.84
2. NPISHs Final Consumption Expenditure 3.00 2.04 1.57 4.24
3. Government Final Consumption Expenditure 0.88 4.70 0.97 0.13
4. Gross Fixed Capital Formation 2.33 0.61 2.84 4.92
6. Exports of Goods and Services
id
-5.10 -0.71 15.12 13.52
.
7. Imports of Goods and Services
go
-0.91 -2.73 5.76 11.85
8. GROSS DOMESTIC PRODUCT

p
1.60 s. -0.40 6.00 9.57
.b

w
w
//w
s:
tp
ht

Income Aggregates and Per Capita Income at Current Market Prices,
Appendix 21
2018-2022
Description 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Gross Domestic Product, Billion

14 838 756.0 15 832 657.2 15 443 353.2 16 976 690.8 19 588 445.6
Rupiah
2. Per Capita Gross Domestic

55 992 136.3 59 317 913.2 57 289 592.4 62 258 083.5 71 030 850.1
Product, Rupiah
3. Gross National Product, Billion

14 396 572.3 15 351 336.1 15 019 305.8 16 515 793.9 19 049 895.9
Rupiah
4. Per Capita Gross National

54 323 612.8 57 514 617.6 55 716 520.9 60 567 851.0 69 077 982.3
id
Product, Rupiah
.
5. National Income, Billion Rupiah 10 865 889.0 11 392 174.7 11 418 480.6 12 570 525.2 14 391 313.9
go
6. Per Capita National Income,
41 001 034.0 42 681 403.3
s. 42 358 683.0 46 099 491.3 52 185 215.9
Rupiah
p
7. Mid-Year Population, Thousand 265 015.0 266 911.9 269 566.5 272 682.5 275 773.8
.b
w

w
//w
s:
tp
ht

Income Aggregates and Per Capita Income at Constant Market
Appendix 22
Prices, 2018-2022
Description 2018 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Gross Domestic Product,

10 425 851.9 10 949 155.4 10 722 999.3 11 120 077.9 11 710 397.8
Billion Rupiah
2. Per Capita Gross Domestic

39 340 610.5 41 021 607.5 39 778 683.5 40 780 311.5 42 463 783.4
Product, Rupiah
3. Mid-Year Population,
265 015.0 266 911.9 269 566.5 272 682.5 275 773.8
Thousand
id
.
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

Growth Rate of Some Income Aggregates and Per Capita Income
Appendix 23
at Current Market Prices (percent), 2019-2022
Description 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5)
1. Gross Domestic Product 6.70 -2.46 9.93 15.38
2. Per Capita Gross Domestic Product 5.94 -3.42 8.67 14.09
3. Gross National Product 6.63 -2.16 9.96 15.34
4. Per Capita Gross National Product 5.87 -3.13 8.71 14.05
id
5. National Income 4.84 0.23 10.09 14.48
.
go
6. Per Capita National Income 4.10 -0.76 8.83 13.20
p s.
7. Mid-Year Population 0.72 0.99 1.16 1.13
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

Growth Rate of Some Income Aggregates and Per Capita Income
Appendix 24
at Constant Market Prices (percent), 2019-2022
Description 2019 2020 2021* 2022**

(1) (2) (3) (4) (5)
1. Gross Domestic Product 5.02 -2.07 3.70 5.31
2. Per Capita Gross Domestic Product 4.27 -3.03 2.52 4.13
3. Mid-Year Population 0.72 0.99 1.16 1.13
.id
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

DATA go
. id
p s.
.b
w
w
MENCERDASKAN BANGSA
//w
______ENLIGHTEN THE NATION______

s:
tp
ht
BADAN PUSAT STATISTIK

BPS-Statistics Indonesia
Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta, 10710
Telp. (021) 3841195, 3842508, 3810291, Fax: (021) 3857 046
Homepege: http://www.bps.go.id Email: bpshq@bps.go.id

Panduan BPS

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Panduan BPS

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

Katalog/Catalog: 9301001

PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA

BADAN PUSAT STATISTIK

Direktorat Neraca Produksi/Directorate of Production Accounts

Direktorat Neraca Pengeluaran/Directorate of Expenditure Accounts

Direktorat Neraca Produksi/Directorate of Production Accounts

Gambar Sampul oleh/ Cover Design by:

Direktorat Neraca Produksi/Directorate of Production Accounts

Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengkomunikasikan, dan/atau

Publikasi ini menyajikan data dan ulasan secara deskriptif

terkait perkembangan ekonomi Indonesia selama tahun 2018-2022.

Perkembangan ekonomi akan disajikan dalam tabel Produk Domestik

secara deskriptif merupakan ulasan dari tabel-tabel yang disajikan serta

Dr. Margo Yuwono, S.Si., M.Si.

This publication presents descriptive data and provides an

outlook on the economic development of Indonesia during 2018–2022.

The economic performance is depicted by the Gross Domestic Product

prices, as well as in values and percentages. The descriptive overview

is a glance at the tables presented and provides an explanation of the

GDP by economic activity and GDP by expenditure during 2018-2022.

Jakarta, May 2023

Dr. Margo Yuwono, S.Si., M.Si.

KATA PENGANTAR/PREFACE iii

DAFTAR TABEL/LIST OF TABLES vIii

DAFTAR GAMBAR/LIST OF FIGURES vIii

1.1. Gambaran Umum Perekonomian Indonesia/ 5

1.2. Pengertian Pendapatan Nasional/ 9

Definition of National Income 124

1.3. Keterkaitan Pendapatan Nasional dan Produk Domestik Bruto (PDB)/ 10

RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN/

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor/ 47

Transportasi dan Pergudangan/ 48

Transportation and Storage 162

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum/ 50

Informasi dan Komunikasi/ 51

DAFTAR ISTILAH PENTING/ GLOSSARY 175

DAFTAR GAMBAR/LIST OF FIGURES

Appendix 3 Berlaku Menurut Lapangan Usaha (persen), 2018-2022/

Market Prices by Industry (percent), 2018-2022

Lampiran 4/ Kontribusi Terhadap Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga 81

Percentage Distribution of Gross Domestic Product at Constant

Market Prices by Industry (percent), 2018-2022

Lampiran 5/ Indeks Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar 84

at Current Market Prices by Expenditure (billion rupiahs), 2018-

Appendix 12 Pengeluaran (miliar rupiah), 2018-2022/ Gross Domestic Product 213

Appendix 13 Berlaku Menurut Pengeluaran (persen), 2018-2022/ Percentage 214

Appendix 19 aran (2010=100), 2018-2022/ Implicit Price Indices of Gross

Appendix 20 Menurut Pengeluaran (persen), 2019-2022/ Growth Rate of 221

Lampiran 21/ Perkembangan Beberapa Agregat Pendapatan dan Pendapa- 112

5,31% 278,10% 19,82%

Capaian Vaksinasi penduduk Peningkatan pengeluaran konsumsi

AMERIKA INGGRIS JEPANG

MALAYSIA SINGAPURA THAILAND

PERBANDINGAN PDB & PENDAPATAN NASIONAL

2018 2019 2020 2021 2022

PDB Indonesia Pendapatan Nasional Indonesia

Salah satu indikator yang sering digunakan untuk menggambarkan kondisi

sebesar 18,34 persen; 12,85 persen; dan 12,40 persen. .

Dari sisi pengeluaran, struktur perekonomian Indonesia tidak mengalami

Pada tahun 2022, perekonomian Indonesia terus mengalami percepatan

Dari 17 kategori lapangan usaha yang ada, 13 lapangan usaha diantaranya

Pendapatan Nasional Indonesia 2018 - 2022 5

Limbah, dan Daur Ulang; Jasa Perusahaan; serta Konstruksi.

Dari sisi pengeluaran, percepatan laju pertumbuhan juga dialami oleh