1.1 PENDAHULUAN
Salah satu penghematan keuangan yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan
meninumkan pemindahan material (OMH) d a n m a k s i m um k a n p e m ak a i a n tempat
yang tersedia Kadang-kadang 0rang tidak memperhatikan hal ini. Karena kelihatannya
tidak begitu berpengaruh terhadap jalannya perusahaan. Pengaruh tata letak pabrik akan
terasa sekali pada perusahaan yang kapasitas produksinya besar (Mass Production),
karena jarak angkut 1 meter saja dapat mengakibatkan pengeluaran yang cukup berarti.
Agar diperoleh suatu tata letak pabrik yang baik, maka diperlukan langkah-langkah
penyusunan yang dihitung berdasarkan tujuan yang hendak dicapai pemilik modal dan
pengelolah (misalnya kapasitas produksinya) dan jenis produk yang akan diproduksi. Oleh
karena itu diperlukan data-data yang dapat menunjang penyusunan tata letak pabrik tersebut.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka program studi Teknik Sekolah Tinggi Teknik Ibnu
Sina Batam mengadakan tugas Prencanaan Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan,
sebagai aplikasi dari teori (mata kuliah) Perencanaan Tata Letak Pabrik dan Pemindahan
Bahan. Adapun langkah-langkah perhitungan yang harus dilakukan agar diperoleh Tata Letak
Pabrik yang diinginkan, yaitu dibagi 8 tugas. Tugas-tugas tersebut sebagai berikut:
1. Tugas I (1 minggu), terdiri dari:
a. Operation Process Chart (OPC)/Peta Proses Operasi
b. Assebly Chart / Peta Perakitan
2. Tugas II (1 minggu), terdiri dari:
a. Routing Sheet (Lembar Rute)
b. Multi Product Process Chart (MPPC) / Peta Proses Produk Mesin
3. Tugas III (1 minggu) terdiri dari:
a. Luas Lantai Bahan Baku dan Bahan Pembantu (Receving) terdiri dari:
- Model Tumpukan
- Model Rak (Bahan Pembantu)
b. Luas Lantai Produk Jadi (Shipping)
c. Luas Lantai Mesin
d. Luas Lantai Maintenance
4. Tugas IV (1 minggu) terdiri dari:
a. Pemilihan Badan Hukum
b. Penyusunan Organisasi
c. Luas Lantai Kantor
d. Activity Relationship Chart (ARC)
e. Worksheet for ARC
f. Activity Block Diagram (ARD Kantor)
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 1 of 61
5. Tugas V (1 minggu), terdiri dari:
a. Ongkos Pemindahan Material (OMH)
b. From to Chart (F to C)
c. In Flow – Out Flow
d. Tabel Skala Prioritas
e. Area Relationship Diagram (ARD)
6. Tugas VI (1 minggu), terdiri dari:
a. Revisi Ongkos Pemindahan Material (OMH)
b. Revisi From to Chart (F to C)
c. Revisi In Flow – Out Flow
d. Revisi Tabel Skala Prioritas
e. Revisi Area Relationship Diagram (ARD)
7. Tugas VII (1 minggu), terdiri dari:
a. Area Alocation Diagram
8. Tugas VIII (2 minggu), terdiri dari:
a. Template (Two Dimensional Iconic Model)
b. Perhitungan Investasi dan Harga Jual
9. Persentase Tugas (1 minggu)
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 2 of 61
skala prioritas (TSP), dimana TSP tersebut disusun berdasarkan perhitungan In
Flow-Out Flow
g. Penggunaan OMH, From to Chart dan ARD serta merevisinya serta memperluas
hasil analisa tersebut bagi penyusunan Tata Letak Pabrik
h. Cara menganalisa hubungan aktivitas antar bagian dalam perusahaan, s erta
kegunaan hasil analisa tersebut bagi penyusunan Tata Letak Pabrik
i. Berdasarkan ARC dan ARD, dapat diketahui cara penyusunan Tata Letak Pabrik
Kasar dengan ukuran sebenarnya.
j. Tahap-tahap pengerjaan Tata Letak Pabrik, sehingga dapat diperoleh suat u
Template
k. Rencana Investasi dari tata Letak Pabrik dan Harga Jual dari Produk yang
dihasilkan.
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 3 of 61
TUGAS I
OPERASI
Suatu kegiatan operasi terjadi apabila benda kerja mengalami perubahan sifat baik
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 4 of 61
fisik maupun kimiawi, mengambil informasi maupun memberikan informasi pd su/
keadaan juga termasuk operasi.
PEMERIKSAAN
Suatu kegiatan pemeriksaan terjadi apabila benda kerja atau peralatan mengalami
pemeriksaan baik untuk segi kualitas maupun kuantitas Lambang ini digunakan
jika kita melakukan pemeriksaan terhadap suatu obyek atau membandingkan
obyek tertentu dgn suatu standar.
TRANSPORTASI
Suatu kegiatan transportasi terjadi apabila benda kerja, pekerjaan atau
perlengkapan mengalami perpindahan tempat yg bukan merupakan bagian dari
suatu operasi.
MENUNGGU
Proses menunggu terjadi apabila benda kerja, pekerja atau perlengkapan tdk
mengalami kegiatan apa-apa selain menunggu (biasanya sebentar)
PENYIMPANAN
Proses penyimpanan terjadi apabila benda kerja disimpan untuk jangka waktu yg
cukup lama. Jika benda kerja tersebut akan diambil kembali, biasanya
memerlukan su/ prosedur perizinan tertentu.
Lambang ini digunakan untuk menyatakan suatu obyek yg mengalami
penyimpanan permanen, yaitu ditahan atau dilindungi terhadap pengeluaran tanpa
izin tertentu. Prosedur perizinan dan lamanya waktu adalah dua hal yg
membedakan antara kegiatan menunggu dan penyimpanan.
AKTIVITAS GABUNGAN
Kegiatan ini terjadi apabila antara aktivitas operasi dan pemeriksaan dilakukan
bersamaan atau dilakukan pd su/ tempat kerja.
Keterangan:
A- C : Nomor komponen
E : Waktu untuk menyelesaikan aktivitas yang bersangkutan
F : % scrap yang terbuang
G : Jenis Pengerjaan yang dilakukan
H : Mesin/peralatan yang digunakan
O-N : Operation Number = nomor urut aktivitas pemeriksaan
I–N : Inspection Number = nomor urut aktivitas pemeriksaan
X : Jumlah komponen/assembling
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 6 of 61
2. 2 ASSEMBLY CHART
Assembly Chart atau peta rakitan adalah gambaran grafis dari urutan-urutan aliran
komponen dan rakitan bagian kedalam rakitan suatu produk.
1. Komponen-komponen yang membentuk produk dapat diketahui dengan mudah
2. Bagaimana mengetahui komponen itu bergabung bersama
3. Komponen yang menjadi suatu rakitan bagian
4. Keterkaitan antara kompoen dengan rakitan tahapan
5. Gambaran menyelurih dari proses rakitan
6. Suatu gambaran awal dari pola aliran bahan
Sebagai dasar Assembly Chart lihat Peta Proses Operasi (OPC) contoh OPC dan
Assembling Chart
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 7 of 61
TUGAS II
ROUTING SHEET
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 8 of 61
3.1.4 Cara Pengisian Routing Sheet
- Untuk mengisi kolom (1) sampai (4) dan (6) gunakan data yang ada dalam
OPC yang telah dibuat.
- Untuk mengisi kolom (5) yaitu kolom (4) x efesiensi pabrik (pembuatan ke
atas).
- Untuk mengisi kolom (7) terlebih dahulu isikan jumlah produk akhir yang
diinginkan pada setiap nomor aktivitas (output setiap aktivitas)
- Kolom (8) diisi dengan jumlah produk yang harus disiapkan pada awal
aktivitas (=input) dengan memperhitungkan % secrap yang terbuang pada
kativitas operasi yang bersangkutan
Karena bahan yang diproses akan mengalami pengurangan material, maka
perlu diperhitungkan scrap yang terbuang selama proses berlangsung. (missal
scrap berupa geram pada proses pembubutan), bahan yang terbuang sebagai
sisa dari proses pemotongan.
Efesiensi mesin yang perlu diperhitungkan dalam penyediaan bahan baku
karena harga efesiensi mesin= 1 (n-1) hanya akan ditemui pada kondisi ideal
(kondisi teoritis) dimana semua komponen secara mekanis berkerja sempurna
� �� � � �
� =
�− % �
� �� � �
=
� � � � �
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 9 of 61
3.2.1 Cara Pengisian MPPC
- Kolom (1) : Nama mesin/peralatan yang digunakan (lihat OPC) Tabel
- Kolom (2)-(3) : Komponen yang termasuk Dept. Fabrikasi.
- Kolom (4) : Jumlah Mesin Teoritis (Fabrikasi).
Hasil penjumlahan dari sejumlah mesin teoritis (lihat routing
sheet)
- Kolom (5) : Jumlah Mesin Actual Pembulatan dari kolom (4)
- Kolom (6)-(7) : Komponen yang termasuk Dept. Assembling.
- Kolom (8) : Jumlah Mesin Teoritis (Assmbling)
Hasil penjumlahan dari sejumlah mesin teoritis (lihat routing
sheet)
- Kolom (9) : Pembulatan kolom (8)
- Kolom (10) : Penjumlahan kolom (5) dan (9).
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 10 of 61
MULTI PRODUK PROSES CHART (MPPC)
DEPT. PABRIKASI JUMLAH MESIN ASSEMBLING JUMLAH MESIN TOTAL
MESIN/ JUMLAH
100 110 … TEORITIS AKTUAL 1000 1100 ….. TEORITIS AKTUAL
PERALATAN MESIN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
RECEIVING
DEPT STORAGE
MEJA UKUR
FAB MS. POTONG
RI MS. BENDING
KA MS. D.PIERCING
SI MS. GERINDAH
MEJA PERIKSA
MS. B.S.WELDER
DEPT. MS. GERINDAH
ASSE MS. SEKRUP
MBLI MS. RIVET SEA
NG MEJA ASSEMBLI
STORAGE
SHIPPING
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 11 of 61
TUGAS III
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 12 of 61
- Luas lantai gudang bahan model rak
2. Luas lantai gudang barang jadi (Shipping)
3. Luas lantai mcsin fabrikasi dan assembling
4.1.3 Luas Lantai Gudang Bahan Baku (Reciving)
Penentuan Luas Lantai Receiving adalah luas lantai yang digunakan untuk bahan
baku. Luas lantai yang digunakan dibagi menjadi dua yaitu Model Tumpukan dan
Model Rak
1. Model Tumpukan
a. Data yang dipcrlukan :
- No. Komponen
- Nama Komponen
- Jumlah komponen/assembling
- Tipe material
- Ukuran per potong
- Ukuran material
- Jumlah yang dibutuhkan/jam praduksi
b. Langkah-langkah Perhitungan Luas Lantai
Gudang Bahan Baku (Model Tumpukan).
- Kolom (1) : Nomor komponen
(lihat data RS/MPPC)
- Kolom (2) : Nama komponen
(lihat data RS/MPPC)
- Kolom (3) : Komponen per assembling
(lihat data Bill Of Material (BOM))
- Kolom (4) : Tipe Bahan
(lihat data Bill Of Material (BOM))
- Kolom (5)-(7) : Ukuran perpotong
(lihat data Bill Of Material (BOM))
- Kolom (8)-(10) : Ukuran Material
(lihat data Bill Of Material (BOM))
- Kolom (11) : Potongan/assembling
- Kolom (12) : Jumlah yang dibutuhkan 1 kali produksi
Lihat RS untuk bahan yang disiapkan.
- Kolom (13) : Material/potong
Kolom (12) / Kolom (11)
- Kolom (14) : Jumlah untuk 1 shif
Kolom (13) x 8
- Kolom (15) : Jumlah untuk 1 hari kerja
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 13 of 61
Kolom (14) x 2
- Kolom (16) : Jumlah untuk 4 minggu produksi
4 x 5 x kolom (15)
- Kolom (17) : Volume material/unit
Kolom (8) x Kolom (9) x Kolom (10)
- Kolom (18) : Volume Material
Kolom (16) x Kolom (17)
- Kolom (19) : Tinggi Maximun Tumpukan
(lihat data)
- Kolom (20) : Luas Lantai
Kolom (18)/Kolom (19)
- Kolom (21) : Allowance Luas Lantai 25 % x kolom (20)
- Kolom (22) : Kebutuhan luas lantai
Kolom (20) + Kolom (21)
- Kolom (23) : Allowance Gang
25 % x Kolom (22)
- Kolom (24) : Kebutuhan total luas lantai
Kolom (22) + Kolom (23)
- Kolom (25) : Kebutuhan luas lantai komulatif
- Kolom (26) : Keterangan
KEBUTUHAN
TINGGI
LUAS KEBUTUHAN ALLOWANCE KEBUTUHAN TOTAL LUAS
TUMPUKAN ALLOWANCE
LANTAI LUAS LANTAI GANG TOTAL LUAS LANTAI KET.
MAKSIMUM LUAS LANTAI
(M2) (M2) 25 % LANTAI (M2) KOMULATIF
(M)
(M2)
(19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26)
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 14 of 61
2. Model Rak
a. Data yang diperlukan
- No. Komponen/bahan dasar
- Nama komponen
- Jumlah yang dibutuhkan 1 kali produksi
- Tipe material
- Ukuran/perpotong
- Ukuran material (Ukuran Kemasan)
- Karakteristik bahan datang (Kemasan Tersedia)
b. Langkah-langkah perhitungan luas gudang model rak (bahan pembantu)
Kolom (1) : Nomor Komponen bahan
(lihat data RS/MPPC)
Kolom (2) : Nama Komponen
(lihat data RS/MPPC)
Kolom (3) : Type Bahan
(lihat data BOM)
Kolom (4) : Jumlah untuk 1 kali produksi
(lihat data BOM)
Kolom (5) - (6) - (7) : Ukuran per potong
(lihat data BOM)
Kolom (8) – (9) – (10) : Ukuran material
(lihat data BOM)
Kolom (11) : Karakteristik bahan datang
(lihat data BOM)
Kolom (12) : Volume satuan bahan datang
Kolom (8) x Kolom (9) x Kolom (10)
Kolom (13) : Jumlah untuk 1 jam produksi
Lihat OPC dan RS
Kolom (14) : Jumlah untuk 4 minggu produksi
Kolom (13) x 4 x 5 x 8 x 2
Kolom (15) : Jumlah bahan datang 4 minggu produksi
Kolom (14) / (11)
Kolom (16) : Volume bahan datang 4 minggu produksi
Kolom (12) x Kolom (15)
Kolom (17)-(18)-(19) : Ukuran Rak
Lihat data
Kolom (20) : Tinggi maksimum tumpukan data rak
Lihat data
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 15 of 61
Kolom (21) : Volume per tumpukan
Kolom (20)/Kolom (10) x Kolom (18)/Kolom (9) x Kolom (12)
Kolom (22) : Jumlah unit per tumpukan maksimum kolom (21)/kolom (12)
Kolom (23) : Kapasitas rak (m 3)
Kolom (17) x Kolom (18) x Kolom (20)
Kolom (24) : Kapasitas per rak (unit)
Kolom(18)/Kolom(9) x Kolom(20)/Kolom(10) x Kolom(17)/kolom(8)
Kolom (25) : Jumlah rak
Kolom (15) / Kolom (24)
Kolom (26) : Luas lantai per rak
Kolom (17) x Kolom (18)
Kolom (27) : Kebutuhan Luas Lantai
Kolom (25) x Kolom (26)
Kolom (28) : Allowance luas lantai 25 %
25% x Kolom (27)
Kolom (29) : Kebutuhan luas lantai + allowance
Kolom (27) + Kolom (28)
Kolom (30) : Allowance gang 25%
25% x Kolom (29)
Kolom (31) : Kebutuhan total luas lantai + gang
Kolom (29) + Kolom (30)
Kolom (32) : Kebutuhan luas lantai komulatif
Kolom (33) : Keterangan
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 16 of 61
PERHITUNGAN LUAS LANTAI BAHAN BAKU (STORAGE II/MODEL RAK)
NOMOR NAMA JUMLAH UNTUK 1 UKURAN PER POTONG (CM) UKURAN PER POTONG (CM)
TYPE
KOMPONEN KOMPONEN BAHAN KALI PRODUKSI P L T P L T
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
ALLOWANCE LUAS KEBUTUHAN LUAS ALLOWANCE KEBUTUHAN TOTAL LUAS KEBUTUHAN LUAS
KET.
LANTAI LANTAI + ALLOWANCE GANG 25 % LANTAI + GANG LANTAI KOMULATIF
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 17 of 61
Gambar-Gambar Tumpukan
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 18 of 61
4.1.4 Luas Lantai Gudang Jadi (Shipping)
1. Data yang diperlukan
- Nomor komponen bahan
- Nama bahan/produk
- Type Barang Jadi
- Ukuran produk
- Ukuran kardus/kemasan
2. Langkah-langkah perhitungan luas lantai gudang baran jadi (shipping)
Kolom (1) : Nomor Komponen bahan
Lihat Bill Of Material
Kolom (2) : Nama bahan/produk
Lihat Bill Of Material
Kolom (3) : Tipe bahan
Lihat Bill Of Material
Kolom (4)-(6) : Ukuran Produk
Lihat Bill Of Material
Kolom (7) : Volume Produk
Kolom (4) x Kolom (5) x Kolom (6)
Kolom (8)-(10) : Ukuran kardus/kemasan
Lihat Bill Of Material
Kolom (11) : Volume Kemasan
Kolom (8) x Kolom (9) x Kolom (10)
Kolom (12) : Jumlah/isis produk/kemasan
Kolom (11) / Kolom (7)
Kolom (13) : Produk jadi / 4 minggu
Kapasitas x 4 x 5 x 8 x 2
Kolom (14) : Jumlah kemasan / 4 minggu
Kolom (14) / Kolom (12)
Kolom (15) : Volume total kardus
Kolom (11) x Kolom (14)
Kolom (16) : Tinggi Max tumpukan
Lihat Data
Kolom (17) : Luas Lantai
Kolom (15) x Kolom (16)
Kolom (18) : Allowance Luas Lantai
25% x Kolom (17)
Kolom (19) : Kebutuhan luas lantai
Kolom (17) + Kolom (18)
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 19 of 61
Kolom (20) : Allowance gang
25% x Kolom (19)
Kolom (21) : Kebutuhan total luas lantai
Kolom (19) + Kolom (20)
Kolom (22) : Kebutuhan luas lantai komulatif
Kolom (23) : Keterangan
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 20 of 61
PERHITUNGAN LUAS LANTAI PRODUK JADI (SHIPPING)
VOLUME
NOMOR UKURAN PRODUK (CM) UKURAN KARDUS (CM)
NAMA BAHAN / PRODUK TYPE PRODUK
KOMPONEN
P L T (CM) P L T
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
JUMLAH JUMLAH
VOLUME TINGGI ALLOWANCE
VOLUME PRODUK PER PRODUK JADI KARDUS 4 LUAS LANTAI
TOTAL TUMPUKAN LUAS LANTAI
KARDUS (CM3) KARDUS PER 4 MINGGU MIGGU (M2)
KARDUS (M3) MAKSIMUM (M) 25 %
PRODUKSI
(11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
ALLOWANCE KEBUTUHAN
KEBUTUHAN LUAS KEBUTUHAN TOTAL
GANG TOTAL LUAS
LANTAI LUAS LANTAI
25% LANTAI
(M2) KOMULATIF
(M2)
(19) (20) (21) (22)
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 21 of 61
4.1.5 Luas Lantai Mesin (Fabrikasi dan Assembling)
1. Data yang diperlukan
- Nama mesin/peralatan
- Jumlah mesin/peralatan
- Ukuran Mesin
2. Langkah-langkah perhitungan luas lantai Mesin (Fabrikasi dan Assembling)
Kolom (1) : Nama mesin/peralatan
Lihat RS/MPPC
Kolom (2) : Jumlah Mesin
Lihat MPPC Kolom (10)
Kolom (3) – (4) : Ukuran Mesin
Lihat data
Kolom (5) : Allowance panjang mesin
3 x Kolom (3)
Kolom (6) : Allowance lebar mesin
2 x Kolom (4)
Kolom (7) : Total Panjang Mesin
Kolom (3) + Kolom (5)
Kolom (8) : Total lebar mesin
Kolom (4) + Kolom (6)
Kolom (9) : Luas Lantai
Kolom (7) x Kolom (8)
Kolom (10) : Total Luas Lantai
Kolom (2) x Kolom (9)
Kolom (11) : Allowance gang (aisle)
25% / Kolom (10)
Kolom (12) : Total luas lantai + gang
Kolom (10) + Kolom (11)
Kolom (13) : Total luas lantai Komulatif
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 22 of 61
PERHITUNGAN LUAS LANTAI MESIN
FABRIKASI
ASSEMBLING
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 23 of 61
4.1.6 Luas Lantai Maintenance
1. Data yang diperlukan
- Nama mesin/peralatan
- Jumlah mesin/peralatan
- Ukuran Mesin
2. Langkah-langkah perhitungan luas lantai Mantainance
Kolom (1) : Nama mesin/peralatan
Lihat data
Kolom (2) : Jumlah Mesin
Lihat data
Kolom (3) – (4) : Karakteristik ukuran mesin
Lihat data ukuran mesin
Kolom (5) : Allowance panjang mesin
3 x Kolom (3)
Kolom (6) : Allowance lebar mesin
2 x Kolom (4)
Kolom (7) : Total Panjang Mesin
Kolom (3) + Kolom (5)
Kolom (8) : Total lebar mesin
Kolom (4) + Kolom (6)
Kolom (9) : Luas Lantai
Kolom (7) x Kolom (8)
Kolom (10) : Total Luas Lantai
Kolom (2) x Kolom (9)
Kolom (11) : Allowance gang (aisle)
25% / Kolom (10)
Kolom (12) : Total luas lantai + gang
Kolom (10) + Kolom (11)
Kolom (13) : Total luas lantai Komulatif
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 24 of 61
TUGAS IV
5.1.2 Kriteria Umum Pemilihan Alternatif Bentuk Badan Hukum dan Struktur
Organisasi
Pemilihan dan badan hokum dan struktur organisasi pada suatu perusahaan
merupakan suatu hal yang diputuskan melalui rapat umum dari investor dan
anggota organisasi.
Pada umumnya alternative yang diputuskan relefansi dengan manajemen
perusahaan, jangkauan perusahaan dan orientasi produksi oleh karena alternative
yang dipilih itu mutlak berpengaruh terhadap legitimasi perusahaan beserta
produknya serta pengorganisasian perusahaan, maka dalam pemilihannya perlu
dipertimbangkan bebagai aspek yang mendukung.
Pada perusahaan yang mempunyai orientasi produksi dan manajemen yang
relative sederhana, masih cukup mampu untuk dikendalikan oleh satu orang
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 25 of 61
sebagai sentral pemantauan. Akan tetapi setelah melakukan ekspansi, jelas sekali
harus dilakukan pemecahan tanggungjawab kedalam bagian-bagian dalam
kaitannya dengan pengendalian perusahaan. Hal ini berarti bahwa alternative
terpilihnya mempunyai fleksibilitas yang cukup.
Dalam suatu perusahaan, struktur organisasi merupakan gambaran dari
tanggung jawab, tugas dan kewajiban serta kekuasaan yang aka nada pada
personil didalam perusahaan tersebut, Sehingga demikian pada prinsipnya fungsi
organisasi adalah:
1. Membedakan atau memberikan ciri terhadap tanggung jawab, tugas dan
kewajiban. Disamping itu juga menekankan spealisasi tugas masing-masing
bagian.
2. Mengadakan pengelompokkan dan koordinasi antara tugas dari setiap bagian
3. Formalitas tanggung jawab dan wewenang setiap personil anggota organisasi.
4. Merefleksikan dan mendukung strategi perusahaan secara umum dan
menyeluruh.
Tujuan organisasi secara global adalah untuk memudahkan personil
dalam melaksanakan aktivitasnya guna mencapai tujuan akhir yang telah
ditentukan. Hal ini dapat dilaksanakan dengan memberikan status yang jelas,
mempertegas posisi dan menempatkan formasi yang utuh kepada berbagai
fungsi usaha seiring dengan kadar/bobot sumbangsihnya terhadap
pelaksanaan untuk mencapai suatu tujuan.
Dalam hal yang telah diuraikan, maka mahasiswa mendapatkab gambaran
yang dapat dijadikan titik tolak untuk menentukan badan hokum bentuk struktur
organisasi yang sesuai dengan memberikan kemungkinan-kemungkinan positif
pada perusahaan yang dirancang.
2. Firma (Fa)
Firma adalah suatu badan usaha yang dimiliki oleh dua orang atau lebih,
mereka bertanggung jawab secara bersama-sama dan tidak terbatas hutang-
hutangnya.
Pendirian Firma dilakukan dihadapan notaries, dalam kaitannya dengan
tanggung jawab yuridis yang menyatakan bahwa setiap anggota Firma
bertindak atas nama Firma, dengan resiko ditanggung bersama secara tak
terbatas.
Perbandingan keuntungan didasarkan atas besar modal yang ditanam.
Anggota biasa pada Firma mendapatkan keuntungan sama dengan persentase
keuntungan dari investor dengan investasi terkecil.
Organisasi produksi dapat luas dan besar, pemodalan cukup besar, dengan
menempatkan beberapa orang sebagai pimpinan.
I. HUBUNGAN KERJA
- Nama Jabatan atasan langsung : ………………………..
- Nama Jabatan bawahan langsung : ………………………..
V. PERSYARATAN JABATAN
- Pendidikan
- Kursus/Latihan Lama :
- Pengalaman Lama :
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 31 of 61
-
2. Personil Pelaksana
URAIAN TUGAS JABATAN (POSITION)
Nama Jabatan : …………………………………………
Kode Jabatan : …………………………………………
Bagian : …………………………………………
Seksi : …………………………………………
Regu : …………………………………………
I. HUBUNGAN KERJA
- Nama Jabatan atasan langsung : ………………………..
- Nama Jabatan bawahan langsung : ………………………..
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 32 of 61
TUGAS V
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 33 of 61
Tabel. Tingkat Kepentingan Activity
3. PENTING I HIJAU
4. BIASA O BIRU
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 34 of 61
Dengan diketahui alasan untuk tingkat kepentingan tersebut, maka
penganalisaan dilakukan dengan menggunakan Peta Hubungan Aktivitas seperti
pada halaman berikut:
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 35 of 61
Untuk mempermudah penganalisaan selanjutnya, maka hubungan antar
aktivitas tersebut dikonversikan kedalam kerta kerja (Worksheet) yang telah dibuat
seperti pada halaman berikut ini.
Dalam tugas ini yang dipergunakan adalah point 1 yaitu membuat Activity Template
Block Diagram.
Pada Activity Block Diagram, data yang telah dikelompokkan dalam worksheet ARC,
kemudian dimasukkan kedalam suatu Activity Template. Tiap-tiap template akan
menjelaskan mengenai bagian-bagian yang bersangkutan dan hubungan dengan
aktivitas dari bagian-bagian yang lain.
Template disini hanya bersifat memberikan penjelasan mengenai hubungan aktivitas
atau bagian satu dengan bagian lain. Oleh karena itu skala dari masing-masing bagian
tidak perlu diperhatikan (Biasanya ukuran 5x5 cm).
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 36 of 61
Contoh Activity Template Block Diagram seperti pada ARC sebelumnya adalah
sebagai berikut:
Pada dasarnya disini semua kode tercamtum dalam worksheet ARC dimasukkan
kedalam Activity Template Block Diagram kecuali huruf U (Unimportant), karena
diangap tidak memberi pengaruh apa-apa dari aktivitas bagian/independen satu
terhadap departemen lainnya. Seperti halnya dalam worksheet ARC, maka disini kode
angka yang menjelaskan mengenai alasan pemilihan tingkat kedekatan antara
departemen juga tidak dimasukkan kedalam diagram ini. Langkah selanjutnya adalah
memotong dan mengatur tenplate tersebut sesuai dengan urutan tingkat aktivitas yang
dianggap penting dan perlu diperhatikan, yaitu berdasarkan urutan kode hhuruf A
kemudian E dan seterusnya diperoleh Activity Relationship Diagram.
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 37 of 61
TUGAS VI
Perlu diperhatikan bahwa untuk menentukan ongkos material hadling pada tugas ini,
pengangkutan/pemindahan bahan menuju gudang bahan baku dan keluar dari gudang
produk jadi tidak diperhitungkan. Jadi dengan kata lain, bahwa ongkos material yang
diperhitungkan adalah hanya yang terjadi didalam pabrik saja.
Setelah diketahui aktivitas pemindahan bahan yang terjadi akibat yang ada tersebut.
Beberapa faktor yang mempengaruhi perhitungan ongkos material handling adalah
sebagai berikut:
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 38 of 61
- Bentuk dan jenis material serta ukuran luarnya yang disesuaikan dengan daya
tamping alat angkut
- Bentuk dan jenis material serta ukuran luarnya yang disesuaikan dengan daya
tamping alat angkut
- Sifat material, dimana diperhatikan mengenai kemungkinan untuk
menggunakan alat angkut khusus/tertentu
Beberapa alat angkut dari sekian banyak alat angkut yang ada dapat
dikemukakan disini beberapa yang umumnya digunakan alat dengan angkut
maksimalnya adalah:
- Alat angkut dengan menggunakan tenaga manusia < 30 kg
- Alat angkut dengan menggunakan Walky pallet 30 s/d 250 kg
- Alat angkut dengan menggunakan lift truck > 250 kg
Setelah ditentukan alat angkut yang digunakan, maka selanjutnya dapat
ditentukan ongkos alat angkut yaitu berdasarkan jarak tempuh (meter gerakan).
Untuk lebih jelasnya alat angkut yang digunakan lihat James M. Apple, Material
Handling System Design).
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 39 of 61
7.1.2 Jarak Pengangkutan
Perhitungan ongkos material handling ini merupakan tahap pertama, karena akan
dilakukan lagi perhitungan ongkos material handling yang merupakan revisi dari
perhitungan tahap pertama ini.
Pada perhitungan tahap pertama ini, jarak antar kelompok mesin ataupun
departemen yang mengalami aktivitas pengangkutan dianggap (diasumsikan
berdampingan). Setelah itu maka mengoptimalkan jarak antar aktivitas tersebut,
maka kelompok mesin atau departemen untuk sementara diasumsikan berbentuk
bujur sangkar.
Untuk lebih jelasnya mengenai cara perhitungan jarak antar kelompok mesin atau
departemen dapat dikemukakan pada contoh perhitungan berikut ini:
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 40 of 61
selesai mencantumkan semua material yang akan diterima dari sumber (kolom
“from”) yang mana diuraikan pada kolom (#) untuk nomor komponen serta
kolom (4) untuk nama material/komponennya.
Dari hal-hal tersebut diatas, maka dapat digambarkan mengenai
carapengangkutan tersebut, yaitu setiap pengangkutan dilakukan dari sumber
yang sama mengangkutan beberapa bahan menuju tujuan yang sama,
kemudian dari yang mengangkut beberapa bahan menuju tujuan lainnya.
Demikian selanjutnya untuk sumber-sumber pengangkutan berikutnya.
Setelah diperhitungkan beberapa faktor yang mempengaruhi perhitungan
Ongkos Material Hadling, maka selanjutnya perhitungan OMH tersebut dapat
segera dilakukan.
Pada dasarnya setelah ditentukan alat angkut yang digunakan serta jarak untuk
setiap proses pengangkutan, maka Ongkos Material Handling dapat segera
diketahui, yaitu:
Total OMH (Cij)=Ca x cij x Fij
dimana:
Cij = Ongkos material handling
Ca = Ongkos satuan perpindahan/satuan jarak
cij = Jarak aktivitas departemen i ke j
Fij = Frekwensi perpindahan dari i ke j
/ �
= � � �� / �
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 41 of 61
7.1.4 Cara Pengisian OMH
Kolom (1)-(4) : Lihat OPC
Kolom (5) : Jumlah Komponen (produksi/jam)
(lihat Routing Sheet)
Kolom (6)-(8) : Karakteristik Material
Lihat BOM
Kolom (9) : Volume material
Kolom (6) x (7) x (8)
Kolom (10) : Berat jenis material
Lihat BOM
Kolom (11) : Berat
Kolom (9) x (10)
Kolom (12) : Jarak angkut
Lihat cara perhitungan jarak
Kolom (13) : Ongkos Satuan
Lihat data ongkos satuan
Kolom (14) : Total Ongkos
Lihat cara perhitungan ongkos OMH
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 42 of 61
Untuk lebih jelasnya lihat contoh pada halaman berikut ini.
Keterangan:
i = Baris
j = Kolom
Cij = Harga koefisien ongkos pada baris ke i kolom j
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 43 of 61
TUGAS VII
Out Flow, Untuk memcari koefiesien ongkos yang keluar dari suatu area (M) ke
beberapa area lain (P,Q,R,S).
In Flow, Untuk mencari koefiesien ongkos yang masuk dari suatu area (M) ke
beberapa area lain (P,Q,R,S).
Referensi perhitungan out flow dan in flow yaitu dari OMH dan From to Chart,
yaitu Ongkos yang dibutuhkan untuk material handling dari mesin (M) ke mesin
lainnya (P,Q,R,S) dan sebaliknya
Perhitungannya:
� � �
�� � �=
∑� � �� � � � � �
� � �
�� � �=
∑� � �� � � � � �
Adapun tujuan perhitungan In flow dan Out Flow adalah untuk menghitung
koefisien ongkos yang terjadi di mesin yang bersangkutan, baik koefiien ongkos
yang masuk (In flow) maupun koefisien ongkos yang keluar (Out flow) dari mesin
tersebut.
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 44 of 61
8.1.2 Rumus perhitungan Inflow – Outflow
FROM TO CHART
Keterangan:
i = Baris
j = Kolom
Cij = Harga koefisien ongkos pada baris ke i kolom j
�
� =
�
� =
∑
Dimana :
Oij = Koefisien Outflow
Iij = Koefisien Inflow
Makin besar koefisien outflow makin dekat kegiatan tersebut
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 45 of 61
berdasarkan harga koefisien out flow
Contoh Tabel Skala Perioritas (TSP) dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Dimana:
X = Koefisien outflow dan inflow
Y = Departemen/mesin/peralatan yang didekatkan
Koefisien outflow dari yang terbesar hingga terkecil
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 46 of 61
- Mesin M harus diikuti oleh perioritas I, II, III seperti digambarkan pada matriks
tersebut diatas dan sederhana seterusnya.
- Untuk prioritas yang besar (III) bisa menempati prioritas yang lebih kecil (II dan I ),
untuk kondisi sebaliknya tidak diperkenankan.
Area/luas pada ARD diasumsikan sama baru pada revisi disesuaikan berdasarkan ARD I
ini dan areanya sesuai dengan luar dari masing-masing aktivitas yang diperkecil dengan
skala tertentu.
Perlu diperhatikan bahwa sebelum menyusun ARD, maka perlu terlebih dahulu
ditetapkan kemungkinan-kemungkinan tata letak area bagian Receiving (R) dan bagian
Shipping (S). Untuk bagian Receiving. Seharusnya ditempatkan berdekatan dengan
fasilitas-fasilitas transportasi yang menghubungkan pabrik dengan lingkungan luar
seperti fasilitas jalan raya kerata api dan lain-lain. Gambar berikut ini menunjukkan
beberapa kemungkinan-kemungkinan penempatan bagian Receiving (R) dan bagian
Shipping (S) dengan sarana/prasarana transportasi yang terletak pada satu sisi,
berpotongan dan dua atau sisi berlawanan.
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 47 of 61
Contoh ARD adalah seperti pada gambar berikut ini:
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 48 of 61
TUGAS VIII
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 49 of 61
- Alternatif jarak:
- Alternatif A-C-B = √ + √ + √ =
- Alternatif A-D-B = √ + √4 + √ =
- Maka alternative jarak yang diambil adalah A-D-B sejauh 8 meter sehingga OMH
revisi menjadi:
OMH = 8 x Rp. 500
= Rp. 4.000,-
Dimana:
d = Jarak
C = Ongkos per meter gerakan
F = Frekwensi
Ct = Ongkos Material Handling
Untuk revisi Inflow dan Outflow, tabel skala prioritas dan Activity Relationship
Diagram sana tahap-tahap perhitungannya dengan tahap pertama.
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 50 of 61
TUGAS IX
Area Alocation Diagram ini merupakan lanjutan penganalisaan Tata Letak setelah
Activity Relationship Chart, maka sesuai dengan persoalan sebelumnya (lihat ARC dan
ARD kantor), maka dapat dibuat Area Alocation Diagram (AAD) yang merupakan
template secara global informasi yang dapat dilihat hanya penempatan area saja.
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 51 of 61
TUGAS X
11.1 TEMPLATE
Template adalah suatu skala repsentasi dalam bentuk dua dimensi (two dimentional
iconic model) dari suatu objek fisik yang dibuat untuk keperluan design layout. (skala
yang umum digunakan adalah 1: 50).
Yang di maksudkan dengan obyek fisik disini dapat berupa mesin, peralatan
pemindahan bahan, manusia dan lain-lain fasilitas kerja.
Template disini akan berguna dalam mengembangkan alternative-alternatif yang bisa
diterapkan untuk pengaturan mesin dan atau peralatan produksi lainnya.
Template juga merupakan gambaran lebih jelas dari tata letak fasilitas yang akan
dibuat, dan merupakan gambar detail dari Area Alocation Diagram yang telah dibuat.
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 52 of 61
perusahaan yang khusus bergerak dibidang tata letak pabrik telah pula membuat
secara komersil berbagai macam bentuk template tigadimensi (tree Dimensional
Iconic Nodel) guna memindahkan perencanaan tata letak pabrik. (lihat Francis &
white hal. 73-74
Adapun pola aliran materialnya dapat dibedakan dalam 2 tipe yaitu pola
aliran produksi dan pola aliran bahan yang diperlukan untuk proses produksi
(assembling).
Pola aliran bahan untuk proses produksi (fabrikasi) dapat dibagi menjadi 2
bagian pola aliran horizontal (horizontal flow pattetn) dan pola aliran vertical
(vertical flow pattern).
Adapun pola aliran material secara horizontal dapat dilihat sebagai berikut:
1. Pola aliran Horizontal:
- Aliran Lurus atau aliran I
- Aliran L
- Aliran U
- Aliran Sirkulasi atau O
- Aliran Sepertine atau S
2. Pola aliran Vertikal
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 53 of 61
yang dibutuhkan. Contoh aliran tersebut adalah sebagai berikut:
a). Aliran Fabrikasi
CIRSAW
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 54 of 61
DAFTAR PUSTAKA
1. Apple, James. Plant Lay out and material Handling, John Wiley & Sons, Inc New
York, 1977.
2. Dimiati Tjuju, Taliah, Materi Kuliah Tata Letak Pabrik, Jurusan Industri, Unpas,
Bandung, 1986
3. Francis, White, Facility Layout and Location an Analytical Approach, Frentice Hall.
4. Gani, Zaini, Anang, Mster Bill Of Material Toys Train, Jurusan Teknik Industri, ITB
Bandung, 1988.
5. Iftikar, Sutalaksana, Teknik Tata Cara, Departemen Teknik Industri, ITB, Bandung,
2002.
6. Lembaga Teknik dan Manajemen Industri (LETMI), Job Description PT. (persero)
Semen Padang, Bandung, 1986.
7. Poerwanto, Nugroho, Kesimpulan Tugas Tata Letak Pabrik, Jurusan Teknik Indust ri,
ITB, Bandung, 1989.
8. Tompkins, A.James, Facilities Planning, John Wiley & Sons, Inc, Canada, 1984.
9. Meyer, Fred E., Plan Lay Out And Material Handling Prentice Hall Englewood Cliff,
New Jersey, 1994.
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 55 of 61
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 56 of 61
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 57 of 61
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 58 of 61
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 59 of 61
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 60 of 61
Buku Penuntun Praktek Perencanaan Tata Letak Fasilitas STT Ibnu Sina Batam – Program Studi Teknik Industri 61 of 61