Kemenko - PEDOMAN PENYELENGGARAAN KOORDINASI LINTAS SEKTOR MENGHADAPI KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) - WABAH ZOONOSIS DAN PENYAKIT INFEKSI EMERGING (PIE)
Kemenko - PEDOMAN PENYELENGGARAAN KOORDINASI LINTAS SEKTOR MENGHADAPI KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) - WABAH ZOONOSIS DAN PENYAKIT INFEKSI EMERGING (PIE)
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2016
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan bimbingan dan
petunjuk kepada kita sehingga kita berhasil menyusun Draft Pedoman Penyelenggaraan
Koordinasi Lintas Sektor Menghadapi Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit
Infeksius Emerging (PIE) ini.
Koordinasi lintas sektor dalam pencegahan dan pengendalian terhadap kemungkinan terjadinya
Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksi Emerging (PIE) sangat
diperlukan pada setiap tahapan yang diperlukan. Sektor teknis terkait telah memiliki berbagai
pedoman, panduan dan mekanisme kerja dalam hal kesiapan dan tanggap terhadap Kejadian
Luar Biasa (KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksi Emerging (PIE), sehingga diperlukan
sebuah pedoman untuk dapat menjembatani proses koordinasi yang dapat dilakukan. Tanpa
mengubah ataupun mengintervensi berbagai peraturan, kebijakan dan aturan hukum lainnya
yang telah ada, pedoman ini diharapkan dapat digunakan oleh koordinator pada berbagai
tingkatan pemerintah untuk dapat menetapkan langkah-langkah yang diperlukan.
Proses penyusunan pedoman ini telah dimulai sejak tahun 2016, dengan mendapatkan
masukan dari masing-masing sektor teknis ditambah dengan masukan dari
Kementerian/Lembaga lainnya yang berkaitan, pedoman ini telah diperkaya dengan berbagai
arahan dan pedoman teknis untuk melakukan koordinasi. Masukan juga didapatkan dari
berbagai Instansi terkait di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota, serta melalui 2 (dua) kali uji
coba, yaitu di Pekanbaru, Riau dan Pontianak, Kalimantan Barat.
Pedoman ini disusun bersama oleh seluruh unsur teknis terkait Zoonosis dan Penyakit Infeksi
Emerging (PIE) dengan dukungan teknis dari USAID EPT-2 Program melalui Preparedness
and Response Project.
Kami menyadari bahwa pedoman ini masih belum sempurna, dan bersifat living document.
Untuk itu kami harapkan masukan bagi penyempurnaan buku ini di kemudian hari.
Untuk itu tim penyusun mengucapkan terima kasih dan harapan kami semoga pedoman ini
dapat dipergunakan sebagai acuan dengan baik.
Tim Penyusun
1
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
PEDOMAN
PENYELENGGARAAN KOORDINASI LINTAS SEKTOR MENGHADAPI
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)/WABAH ZOONOSIS DAN PENYAKIT INFEKSI EMERGING (PIE)
Tim Penyusun
Drg. Naalih Kelsum, MPH Endang Drh. M. Sybli
Sinurtina Sihombing Ratna Budi Hapsari Drh. M. Azhar
Drh. Rama PS Fauzi, M.Si Abdurrahman Drh. Pebi P. Suseno
Nunung Nurbaeti, SKM, M.Kes Maharani Drh. Rince Maria Butarbutar
Daisy Joyce Johar Isbandono Dr. Drh. Kisman A Rasyid, MM
Irzal Azhar Mahmud Yunus Drh. MM Hidayat
Eka Nurmalasari Budi S Sudarmadi M. Washiludin. AR
Dra. Enny Sutowo Julekha drh. Chaindra
Kol. Laut. Samuel Finley P Yogi Endra Permana Ir. Dedi Murdiana
Petrus Sembiring Sabar Parulian dr. Retnawan Pujiatmiko
Sarah Edvine
Kontributor
Sumiati Syaiful Nahwi
Dr. Drh. Mangku Sitepu Dr. Nelly RM
Nengah Dwiana H.M Mardani
I Nengah Budiarmika Zulfikar
Drh. IKG. Nata Kesuma,MMA Dra. Minar Nababan
Editor
dr. I Nyoman Kandun, MPH
dr. Bimo
Drh.Agung Joni Wahyuda
Drh.Bugie Kurnianto Prasetyo
Drh. Asfri Rangkuti
2
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
DAFTAR ISI
3
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
EVALUASI ................................................................................................................................ 26
BAB V ....................................................................................................................................... 27
PENDANAAN ........................................................................................................................... 27
BAB VI...................................................................................................................................... 28
PENUTUP ................................................................................................................................ 28
Lampiran 1. Daftar Istilah/Ketentuan Umum ...................................................................... 29
Lampiran 2. Referensi Hukum .............................................................................................. 31
Lampiran 3. Outline Rencana Pengendalian Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah Zoonosis
dan Penyakit Infeksi Emerging (PIE) .................................................................................... 35
Lampiran 4. Struktur Organisasi Pos Komando (Posko) Kesiapsiagaan dan Pengendalian
Kejadian Luar Biasa (KLB)/ Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksius Emerging (PIE) –
Tingkat Pusat .......................................................................................................................... 37
Lampiran 5. Struktur Pos Komando (Posko) Kesiapsiagaan dan Pengendalian Kejadian
Luar Biasa (KLB)/ Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksius Emerging (PIE) – Tingkat
Provinsi ................................................................................................................................... 41
Lampiran 6. Struktur Pos Komando (Posko) Kesiapsiagaan dan Pengendalian Kejadian
Luar Biasa (KLB)/ Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksius Emerging (PIE) – Tingkat
Kabupaten/Kota ..................................................................................................................... 45
Lampiran 7. Contoh Diagram Alur Koordinasi Pengendalian Kejadian Luar Biasa
(KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksi Emerging (PIE)........................................... 49
Lampiran 8. Klasifikasi Zoonosis dan Penyakit Infeksius Emerging (PIE) di Indonesia .. 50
Lampiran 9. Tabel Penyelenggaraan Koordinasi Lintas Sektor Menghadapi Ancaman
Kejadian Luar Biasa (KLB)/ Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksius Emerging (PIE) ... 52
4
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Kesatuan Republik Indonesia terletak di garis khatulistiwa pada posisi silang
antara dua benua dan dua samudera, dengan kondisi alam yang memiliki berbagai
keunggulan antara lain keanekaragaman hayati (flora dan fauna). Negara Kesatuan
Republik Indonesia merupakan negara kepulauan dengan beragam suku dan budaya
yang berbeda. Hampir seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki
potensi bencana, baik bencana alam, bencananonalam dan bencana sosial.
Zoonosis merupakan penyakit hewan secara alami dapat menular ke manusia atau
sebaliknya. Pada kondisi tertentu zoonosis berpotensi menjadi wabah atau pandemi
yang perlu dikendalikan. Ancaman zoonosis di dunia dan wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia cenderung terus mengalami peningkatan dan berimplikasi pada
aspek kesehatan, sosial, ekonomi, keamanan, dan kesejahteraan rakyat.
Penyakit Infeksi Emerging (PIE) adalah penyakit infeksi yang bersifat cepat menyebar
pada suatu populasi manusia dapat berasal dari virus, bakteri atau parasit. Penyakit
Infeksi Emerging (PIE) mencakup new emerging (baru muncul) dan re-emerging
(muncul kembali).Sebagian besar Penyakit Infeksi Emerging (PIE) bersifat zoonosis dan
berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah di wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Berdasarkan regulasi kebencanaan, Kejadian Luar Biasa
(KLB)/Wabah atau Pandemi merupakan Bencana Nonalam.
Pengendalian zoonosis selama ini masih dilakukan secara sektoral, baik pada sektor
kesehatan manusia maupun sektor kesehatan hewan. Sektor lain seperti pemerintahan
daerah, sektor perlindungan atau konservasi hewan liar, sektor transportasi, sektor
pendidikan, sektor swasta dan sektor lainnya belum secara intens memiliki kegiatan
yang terfokus untuk mendukung pengendalian zoonosis. Dalam rangka percepatan
pengendalian zoonosis maka diperlukan langkah-langkah komprehensif dan terpadu
dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha, organisasi profesi, lembaga non
pemerintah, perguruan tinggi, dan lembaga internasional serta seluruh lapisan
masyarakat. Selain itu, dalam rangka mengantisipasi dan menanggulangi situasi
kedaruratan akibat wabah zoonosis, perlu diambil langkah-langkah operasional dari
berbagai sektor yang cepat dan tepat dalam satu sistem komando pengendalian nasional
yang terintegrasi.
Dalam rangka mencapai keterpaduan dalam pengendalian Kejadian Luar Biasar
(KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksi Emerging (PIE), perlu disusun Pedoman
Penyelenggaraan Koordinasi Menghadapi Ancaman Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah
Zoonosis dan Penyakit Infeksi Emerging (PIE) yang melibatkan seluruh sektor yang
terkait dalam pengendalian zoonosis. Pedoman ini dirumuskan secara bersama oleh
seluruh pihak yang berkepentingan sehingga telah mencakup seluruh kegiatan prioritas
pengendalian zoonosis di sektor terkait, khususnya pada aspek koordinasi. Pedoman ini
diharapkan mampu menjadi acuan seluruh sektor terkait dalam melaksanakan
koordinasi pencegahan dan pengendalian Zoonosis dan Penyakit Infeksi Emerging (PIE)
secara terpadu di tingkat nasional maupun daerah.
5
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
Tujuan:
Mewujudkan koordinasi lintas sektor yang terpadu, efektif dan efisien dalam
menghadapi bahaya Bencana Nonalam Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah akibat
Zoonosis dan Penyakit Infeksi Emerging (PIE).
C. Sasaran
1. Terwujudnya kesamaan pemahaman dan komitmen secara lintas sektor antar
pemerintah pusat, antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dalam
menghadapi Bencana Nonalam Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah ancaman
Zoonosis dan Penyakit Infeksi Emerging (PIE) yang terjadi di daerah.
2. Terwujudnya keterpaduan pelaksanaan antisipasi dan pengendalian sektor antar
pemerintah pusat, antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dalam
menghadapi Bencana Nonalam Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah ancaman
Zoonosis dan Penyakit Infeksi Emerging (PIE) yang terjadi di daerah.
3. Terwujudnya sinergitas sumberdaya dari berbagai sektor antar pemerintah pusat,
antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dalam menghadapi Bencana
Nonalam Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah ancaman Zoonosis dan Penyakit Infeksi
Emerging (PIE) yang terjadi di daerah.
D. Asas
1. Terpadu, Efektif dan Efisien – berorientasi kepada hasil
Bahwa dalam melaksanakan pengendalian untuk menghadapi Kejadian Luar Biasa
(KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksi Emerging (PIE) berorientasi pada
pencapaian hasil, minimal untuk mengurangi acaman dan dampak dari Kejadian
Luar Biasa (KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksi Emerging (PIE). Tujuan dan
hasil yang diharapkan dapat disepakati bersama secara terpadu dan terkoordinasi
dengan mempertimbangkan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia yang
tersedia.
2. Kerjasama – optimalisasi sumberdayai institusi yang setara
Koordinasi yang baik harus dilandasi oleh kerjasama (antar pemerintah pusat,
antara pemerintah pusat dan daerah, dan antar pemerintah daerah) dan saling
memahami dengan mengedepankan semangat kesetaraan, sehingga dalam
menjalankan tugas-tugas untuk menghadapi Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah
ancaman Zoonosis dan Penyakit Infeksi Emerging (PIE) didorong untuk
mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya pada institusi masing-masing dan
mendorong keterpaduan.
6
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
7
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
E. Substansi Koordinasi
Substansi koordinasi yang dilakukan pada tiap tahapan merupakan suatu siklus dan
dapat dilihat pada matriks dibawah ini:
Matriks ini dilaksanakan sesuai dengan situasi dan kondisi kejadian,sebagai referensi
berbagai tahapan di dalam pedoman dalam rangka koordinasi menghadapi Kejadian
Luar Biasa (KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksi Emerging (PIE).
F. Ruang Lingkup
Penyelenggaraan koordinasi lintas sektor antar pemerintah pusat serta antara
pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dalam menghadapi bahayaKejadian Luar
Biasa (KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksi Emerging (PIE) mencakup tahapan
yang sejalan dengan tahapan penanggulangan bencana, yaitu:
a. Koordinasi Pra Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah
b. Koordinasi Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah
c. Koordinasi Pasca Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah
d. Evaluasi
e. Pendanaan
8
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
BAB II
KOORDINASI PRA KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)/ WABAH
Pra Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah merupakan suatu kondisi sebelum terjadinya Kejadian
Luar Biasa (KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksi Emerging (PIE) dan adanya potensi
terjadinyaKejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah.Dalam kondisi Pra Kejadian Luar Biasa
(KLB)/Wabah ini diharapkan seluruh pemangku kepentingan dan sumber daya yang ada telah
memiliki kesiapsiagaan untuk menghadapi kemungkinan terjadinya Kejadian Luar Biasa
(KLB)/Wabah. Kesiapsiagaan tersebut diarahkan untuk meningkatkan sistim kesiagaan dan
tanggap darurat Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah, kapasitas SDM, sarana dan prasarana, serta
kapasitas perencanaan dan anggaran.
Koordinasi Pra Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah, baik ditingkat pusat, provinsi maupun
kabupaten/kota, dapat diinisiasi dari berbagai sumber dengan berbagai kemungkinan kondisi
yang terjadi sebagai pemicunya, yang dikoordinir oleh koordinator sesuai dengan jenjang
pemerintahan. Untuk koordinator di tingkat pusat adalah Menteri Koordinator Pembangunan
Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), di tingkat provinsi adalah Gubernur sebagai kepala
daerah dan kabupaten/kota adalah Bupati/Walikota.
Inisiasi koordinasi pada Pra Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah dimulai dari Perangkat Daerah
(PD) atau kementerian teknis (kesehatan dan kesehatan hewan) dengan mengacu pada hasil
‘analisis risiko’ yang bersumber dari sistim informasi pada masing-masing sektor teknis. Bila
masing-masing sektor memandang perlu dilakukan koordinasi lintas sektor untuk
kewaspadaan terhadap potensi terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah, maka harus
dilakukan pelaporan kepada koordinator. Kementerian teknis (Kemenkes, Kementan dan atau
KemenLHK) melapor kepada Menko PMK sebagai koordinator di tingkat pusat. Perangkat
Daerah (PD) teknis (kesehatan, kesehatan hewan, satwa liar) di tingkat provinsi dan
kabupaten/kota melapor kepada kepada kepala daerah (gubernur, bupati/walikota) sebagai
koordinator pada tingkatan pemerintah masing-masing. Laporan ini harus dilengkapi dengan
data dan kajian teknis analisa risiko sebagai bahan untuk advokasi kepada koordinator masing-
masing pada tingkat pemerintahan.Diagram alur koordinasi di tingkat pusat seperti pada
gambar 2. Untuk alur koordinasi bila laporan analisis risiko masuk ke Deputi III Kementerian
Koordinator Pengembangan Manusia dan Kebudayaan (Menko MPK), maka alur koordinasinya
akan mengikuti seperti gambar 3.
Selanjutnya koodinator akan memutuskan apakah perlu dilakukan koordinasi lintas sektor atau
tidak diperlukan koordinasi. Bila keputusan koordinator tidak diperlukan koordinasi lintas
sektor maka seluruh tindakan teknis Pra Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah dikembalikan
pelaksanaannya kepada Perangkat Daerah (PD) teknis masing-masing di tingkat provinsi dan
kabupaten/kota, sedangkan untuk tingkat pusat pelaksanaannya dilaksanakan oleh
kementerian teknis masing-masing. Bila koordinator memutuskan diperlukan koordinasi lintas
sektoral dalam menanggapi potensi terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah, maka
koordinator harus melakukan rapat koordinasi lintas sektor untuk membuat dan memilih
rangkaian tindakan Pra Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah, baik saat tidak terjadi Kejadian Luar
Biasa (KLB)/Wabah maupun pada saat terdapat potensi Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah.
Kegiatan koordinasi yang dapat dipilihseperti Penyusunan Rencana Pengendalian Kejadian Luar
Biasa (KLB)/Wabah, koordinasi pencegahan, koordinasi mitigasi, koordinasi kesiapsiagaan
maupun koordinasi peringatan dini. Berikutnya, masing-masing sektor melaksanakan
9
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
keputusan bersama sesuai hasil rapat koordinasi, yang selanjutnya kegiatan-kegiatan pilihan
tersebut akan dimonitoring dan dievaluasi secara berkala. Alur koordinasi di tingkat provinsi
tergambar pada gambar diagram 4.
Alur koordinasi dalam situasi Pra Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah di tingkat Pusat dan
daerah sebagai berikut:
10
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
Koordinasi Pra Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksius Emerging
(PIE) meliputi:
Koordinasi pada situasi tidak terjadi Pra Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah.
Koordinasi pada situasi terdapat potensi terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah.
Koordinasi mitigasi terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah.
Penyelenggaraan koordinasi lintas sektor dalam situasi tidak terjadi Kejadian Luar Biasa
(KLB)/Wabah meliputi:
1. Koordinasi Perencanaan Pengendalian Kejadian LuarBiasa
(KLB)/Wabah.
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah wajib memiliki ‘Rencana Pengendalian
Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksi Emerging (PIE)’.
Rencana Pengendalian Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah merupakan rujukan
apabila terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah di suatu wilayah. Perencanaan
pengendalian Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah harus disusun bersama secara
lintas sektor agar diperoleh suatu langkah pengendalian yang menyeluruh.
Pemerintahan Daerah menyusun Rencana Pengendalian Kejadian Luar Biasa
11
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
12
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
1. Koordinasi Kesiapsiagaan
Koordinasi kesiapsiagaan secara lintas sektor untuk memastikan terlaksananya
tindakan yang cepat dan tepat saat terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah.
Penyelenggaraan koordinasi lintas sektor kesiapsiagaan yang dilakukan oleh
instansi/lembaga yang berwenang secara teknis dan administratif dalam bentuk:
a. Kaji cepat dan Identifikasi kebutuhan sumber daya untuk kebutuhan tanggap
Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah
b. Pembentukan Pos Komando (Posko) kesiapsiagaan Kejadian Luar Biasa
(KLB)/Wabah
c. Penyebaraninformasi secara formal terhadap kesiapsiagaan kepada lintas
sektor.
d. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat tentang potensi
Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah.
e. Simulasi Rencana Pengendalian Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah.
f. Penyediaan dan penyiapan bahan, barang dan peralatan termasuk kebutuhan
laboratorium untuk pengendalian Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah
Penyiapan lokasi karantina, evakuasi dan isolasi.
g. Pencarian, pengumpulan dan analisa data yang cepat dan akurat.
13
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
14
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
Untuk melakukan upaya mitigasi risiko dan dampak Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah
dilakukan penyusunan rencana aksi mitigasi risiko Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah,
yang terdiri dari:
a. Rencana Aksi Nasional Mitigasi Risiko dan Dampak Kejadian Luar Biasa
(KLB)/Wabah harus dikoororganisasi koordinasikan bersama BNPB
b. Rencana Aksi daerah mitigasi risiko dan dampak Kejadian Luar Biasa
(KLB)/Wabah harus dikoororganisasi koordinasikan bersama Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) yang membidangi fungsi kebencanaan.
15
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
BAB III
16
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
17
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
√
Presiden
√
Menteri Kesehatan √ √
√
Menteri Pertanian √
√ √ √* √
Gubernur
√ √ √* √
Bupati/Walikota
√
Perangkat daerah (PD) Kesehatan √ **
Provinsi
√
Perangkat daerah (PD) provinsi yang *
membidangi fungsi kesehatan hewan
√
Perangkat daerah (PD) Kesehatan √**
Kabupaten/Kota
√
Perangkat daerah (PD) Kabupaten/kota *
yang membidangi fungsi kesehatan
hewan
Sumber : Dari berbagai aturan (PP No.38 Tahun 2007, PP No 95 Tahun 2012, PP No. 47 Tahun 2014,
Permenkes Nomor 949/MENKES/SK/VIII/2004, Permekes 1501 tahun 2010 tentang penyakit berpotensi
KLB, Perka BNPB NO. 6a Tahun 2011 tentang Pedoman Penggunaan Dana Siap Pakai pada Status keadaan
Darurat Bendana).
Penjelasan tabel:
(*) = memberikan rekomedasi teknis untuk penetapan KLB kepada koordinator dan atau
kepala daerah
(√*) = menetapkan KLB berdasarkan rekomendasi teknis dari Organisasi perangkat daerah
(OPD) provinsi atau Kabupaten/Kota yang membidangi fungsi kesehatan hewan
(√**) = Sesuai kewenangan wilayah administrasi
Penetapan Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksi Emerging
(PIE) sebagai status keadaan darurat bencana yang dikategorikan sebagai bencana non-
alam ditetapkan oleh Bupati/Walikota di tingkat Kabupaten/Kota berdasarkan
rekomendasi perangkat daerah (PD) terkait perangkat daerah (OPD) kesehatan/
perangkat daerah (PD) yang membidangi fungsi kesehatan hewan. Penetapan oleh
Gubernur di tingkat Provinsi berdasarkan rekomendasi teknis Kepala perangkat daerah
18
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
19
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
Bila hasil evaluasi status Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah sebagai Bencana Non Alam
hasilnya adalah terkendali maka Koordinator perlu melakukan pencabutan
statusBencana NonalamKejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah i Kedaruratan sehingga
Bencana NonalamKejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah dianggap selesai. Namun tindakan
kewaspadaan tetap dilaksanakan sesuai mekanisme dan tindakan teknis dimasing-
masing kementerian teknis. Diagram alur koordinasi Bencana Nonalam Kejadian Luar
Biasa (KLB)/Wabah pada gambar 5.
Alur Koordinasi Bencana Nonalam Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah pada tingkat
provinsi dan kabupaten/kota diawali dengan adanya laporan hasil analisis risiko
(Anris) Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah dari Perangkat Daerah (PD) teknis (Dinas
Kesehatan, Rumah Sakit Daerah, Dinas yang membidangi Kesehatan Hewan maupun
Dinas/unit pusat terkait yang menjalankan fungsi satwa liar/Konservasi SDA). Laporan
hasil analisis risiko Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah disampaikan kepada
Gubernur/bupati/walikota sebagai Koordinator ditingkat pemerintahan masing-masing.
Selanjutnya koordinator melakukan rapat koordinasi teknis lintas sektoral (Dinas
Kesehatan, Rumah Sakit, Dinas yang membidangi Kesehatan Hewan dan Dinas/unit
pusat yang membidangi Satwa Liar/Konservasi SDA) untuk membahas secara
mendalam tentang laporan hasil analisis risiko Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah
tersebut sebagai Bencana NonalamKemudian Gubernur, Bupati/Walikota sebagai
Koordinator ditingkat pemerintahan masing-masing akan menetapkan Kejadian Luar
Biasa (KLB)/Wabah sebagai Bencana Non Alam (baik sebagai siaga Darurat atau
tangap darurat) .
20
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
Evaluasi Status Bencana Nonalam Kejadian Luar Biasa (KLB)/wabah dilakukan ketika
secara teknis pengendalian bencana nonalam Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah sudah
sesuai dengan ketetapan masa waktu Bencana Nonalam atau statusnya sudah dianggap
dapat ditinjau kembali. Bila hasil evaluasi Status Bencana Non alam menyatakan bahwa
Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah Belum terkendali maka status Bencana
Nonalamdapat diperpanjang kembali atau ditingkatkan(bila kejadiannya/ kasusnya
semakin meningkat maka dapat ditingkatkan dari siaga darurat menjadi tanggap
darurat).Untuk itu, Koordinator kembali melaksanakan Rapat koordinasi lintas sektor
untuk menyusun rencana aksi hasil evaluasi status untuk menetapkan strategi baru
pengendalian Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah yang selanjutnya kembali mengikuti
alur seperti koordinasi tindakan pengendalian, koordinasi monitoring tindakan
pengendalian dan evaluasi status demikian seterusnya sampai statusnya ditetapkan
terkendali.
Bila hasil evaluasi status Bencana Nonalam Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah hasilnya
adalah terkendali maka perlu dilakukan pencabutan status Bencana Nonalam Kejadian
Luar Biasa (KLB)/Wabah oleh koordinator, sehingga Bencana Nonalam Kejadian Luar
Biasa (KLB)/Wabah dianggap selesai.Namun tindakan kewaspadaan tetap dilaksanakan
sesuai mekanisme dan tindakan teknis dimasing-masing perangkat daerah (PD) teknis.
Diagram alur koordinasi Bencana Nonalam Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah pada
gambar 6.
21
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
22
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
23
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
24
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
BAB IV
Koordinasi pasca Bencana Nonalam Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah merupakan tahap akhir
dalam proses pengendalian Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah zoonosis dan Penyakit Infeksi
Emerging (PIE).
Koordinasi pasca Bencana Nonalam kejadian luar biasa (KLB)/Wabah mencakup 3 hal:
2. Pemulihan ekonomi.
Akibat dari terjadinya Bencana Nonalam Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah baik pada
manusia maupun hewan, dapat memberikan kerugian ekonomi yang besar sehingga
dibutuhkan sebuah tindakan pemulihan. Kematian maupun menurunnya produksi dan
produktivitas hewan atau ternak yang tinggi dan memiliki nilai ekonomi penting
dimasyarakat akan memberikan kerugian ekonomi yang tinggi bagi masyarakat. Dalam
kondisi seperti ini dibutuhkan kebijakan dan tindakan yang dapat mendorong
pemulihan ekonomi bagi masyarakat yang terkena dampak. Demikian pula akibat
Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah yang terjadi pada manusia dapat saja menurunkan
atau melumpuhkan kegiatan ekonomi karena penggerak kegiatan ekonomi tersebut
tidak dapat melakukan aktivitas ekonominya. Kondisi seperti ini dapat terjadi karena
wilayah Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah ditetapkan sebagai daerah isolasi atau
mungkin orang-orang penggerak ekonomi tersebut ditetapkan sebagai obyek karantina
berdasarkan kajian teknis kesehatan.
25
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
BAB V
EVALUASI
Evaluasi dimaksudkan untuk memastikan terkendalinya Bencana Nonalam Kejadian Luar Biasa
(KLB)/Wabah dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang adalah untuk mengurangi
munculnya kembali Bencana Nonalam Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah Zoonosis dan
Penyakit Infeksi Emerging (PIE). Disamping itu evaluasi dapat dimanfaatkan untuk
menganalisa kemungkinan dan mengembangkan strategi dalam mitigasi maupun
pengembangan program pengurangan risiko terhadap Bencana NonalamKejadian Luar Biasa
(KLB)/Wabah. Evaluasi dilaksanakan pada seluruh tahapan baik pada saat pra Kejadian Luar
Biasa (KLB)/Wabah maupun pada saat PengendalianBencana Nonalam Kejadian Luar
Biasa(KLB)/Wabah.
Laporan hasil evaluasi dilaporkan secara berjenjang kepada Presiden tentang pengendalian
Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah tingkat nasional dan Kepala Daerah tentang pengendalian
Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah tingkat daerah.
Hasil evaluasi digunakan untuk meninjau kembali status Bencana Nonalam Kejadian Luar Biasa
(KLB)/Wabah dan status kebencanaan. (tetap, meningkat, menurun, atau ke status tidak ada
Kejadian Luar Biasa (KLB)/wabah)
26
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
BAB V
PENDANAAN
27
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
BAB VI
PENUTUP
Pedoman koordinasi ini merupakan acuan untuk melakukan koordinasi dalam pengendalian
Bencana Nonalam Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksi Emerging
(PIE) bagi pemerintah dan pemerintah daerah. Acuan teknis dalam pelaksanaan pengendalian
Bencana Nonalam Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksi
Emerging(PIE) harus tetap mengacu pada acuan teknis dimasing-masing sektor. Sedangkan
mekanisme pelibatan lintas sektor juga tetap mengacu pada aturan yang berlaku dan
disesuaikan dengan kondisi serta kapasitas lembaga di daerah masing-masing.
Mengingat Bencana Nonalam Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksi
Emerging (PIE) akan selalu berhubungan dengan lintas wilayah, baik wilayah kabupaten
maupun provinsi maka koordinator provinsi diharapkan mampu mendorong kabupaten/kota
pada wilayahnya untuk mengembangkan seluruh proses dan tindakan dalam menghadapi
Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksi Emerging(PIE).
28
Lampiran 1. Daftar Istilah/Ketentuan Umum
Pengertian terhadap beberapa istilah yang digunakan dalam ruang lingkup pedoman ini disajikan
sebagai berikut:
Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian
peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal
modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.
Keadaan Darurat Bencana adalah suatu keadaan yang mengancam dan menggangu kehidupan
dan penghidupan sekelompok orang/masyarakat yang memerlukan
tindakan penanganan segera dan memadai.
Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan/kematian
yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun
waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada
terjadinya wabah.
Masa Inkubasi adalah waktu mulainya masuknya suatu bibit penyakit kedalam
mahluk hidup (manusia, hewan maupun tumbuhan) sampai
timbulnya tanda atau gejala klinis.
29
penularan serta pemusnahan sumber zoonosis
Penyakit Infeksi Emerging adalah penyakit infeksi baru yang sebelumnya belum pernah dikenal.
(PIE)
Penyelidikan Epidemiologis adalah penyelidikan terhadap seluruh penduduk dan makhluk hidup
lainnya, benda dan lingkungan yang diduga ada kaitannya dengan
wabah.
Status Keadaan Darurat adalah keadaan darurat bencana yang ditetapkan oleh Pemerintah
Bencana atau Pemerintah Daerah untuk jangka waktu tertentu atas dasar
rekomendasi badan yang menyelenggarakan urusan di bidang
penanggulangan bencana dimulai sejak status siaga darurat, tanggap
darurat dan transisi darurat ke pemulihan.
Status Siaga Darurat adalah keadaan ketika potensi ancaman bencana sudah mengarah
pada terjadinya bencana yang ditandai dengan adanya informasi
peningkatan ancaman berdasarkan sistem peringatan dini yang
diberlakukan dan pertimbangan dampak yang akan terjad di
masyarakat.
Status Tanggap Darurat adalah keadaan ketika ancaman bencana terjadi dan telah
mengganggu kehidupan dan penghidupan sekelompok
orang/masyarakat
Zoonosis adalah penyakit yang dapat menular dari hewan kepada manusia
atau sebaliknya.
30
Lampiran 2. Referensi Hukum
Undang-Undang 1. Undang – Undang Dasar 1945
2. Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1962 tentang Karantina Laut
3. Undang – Undang Nomor 2 Tahun 1962 tentang Karantina Udara
4. Undang – Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit
Menular
5. Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
6. Undang – Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,
Ikan dan Tumbuhan
7. Undang – Undang Nomor 7 tahun 1994 tentang pengesahan
Agreement Establishing the World Trade Organization
8. Undang – Undang nomor 18 tahun 1999 tentang perlindungan
konsumen
9. Undang Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
10. Undang – Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
11. Undang – Undang Nomor 34 tahun 2004 tentang Tentara Nasional
Indonesia
12. Undang – Undang nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana
13. Undang – Undang nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan
14. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
15. Undang – Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
16. Undang – Undang Nomor 18 Tahun 2011 tentang Peternakan dan
Kesehatan Hewan
17. Undang – Undang nomor 8 tahun 2012 tentang Pangan
18. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah
19. Undang – undang nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
20. Undang – Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Perubahan atas
Undang-Undang No. 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan
Kesehatan Hewan
Peraturan Pemerintah 1. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 1992 Tentang Obat hewan
2. Peraturan Pemerintah Nomor 95 Tahun 2012 Tentang Kesehatan
Masyarakat Veteriner dan kesejahteraan hewan
3. Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis
Tumbuhan dan Satwa Liar
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1999 tentang Pemanfaatan
Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 Tentang Label dan Iklan
Pangan
6. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina
Hewan
7. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Keamanan,
Mutu, Gizi Pangan
8. Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 2004 tentang Perlindungan
Hutan
9. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Pemasukan
Ternak dan/atau Produk hewan dalam hal tertentu yang berasal dari
negara atau zona dalam suatu negara asal pemasukan
10. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2014 Tentang Pengendalian
dan Penanggulangan penyakit hewan
11. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daera.
21. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang
Penanggulangan Wabah Penyakit Menular
22. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang
31
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
Menteri Pertanian
1. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 74 Tahun 2007 Tentang
pengawasan obat hewan
2. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 02 Tahun 2010 Tentang
Pedoman Pelayanan jasa Medik Veteriner
3. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 13 Tahun 2010 Tentang
Persyaratan RPH ruminansia dan unit penaganan daging (Meat
Cutting Plant)
4. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50 Tahun 2011 Tentang
rekomendasi persetujuan pemasukan karkas, daging dan/atau jeroan
ke dalam wilayah NKRI
5. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 52 Tahun 2011 Tentang
Rekomendasi persetujuan pemasukan dan pengeluaran ternak ke
dalam dan ke luar wilayah Negara Republik Indonesia
6. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2015,
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian
7. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 44/Permentan/OT.140/3/2014
tentang Tempat-Tempat Pemasukan dan Pengeluaran Media
Pembawa Penyakit Hewan Karantina dan Organisme Pengganggu
Tumbuhan Karantina
8. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 1096/Kpts/TN.120/10/1999
tentang Pemasukan Anjing, Kucing, Kera Dan Hewan Sebangsanya Ke
Wilayah/Daerah Bebas Rabies Di Indonesia
9. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 16 Tahun 2016 Tentang
Pemasukan ternak ruminansia besar ke dalam wilayah Negara
Indonesia
10. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 23 Tahun 2015 Tentang
Pemasukan dan pengeluaran Bahan Pakan Asal Hewan ke dan dari
wilayah Negara Republik Indonesia
11. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 48 Tahun 2015 Tentang
Pemasukan sapi bakalan dan sapi indukan ke dalam wilayah Negara
32
Republik Indonesia
12. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 58 Tahun 2015 Tentang
Pemasukan karkas, daging, dan/atau olahannya ke dalam wilayah
Negara Republik Indonesia
13. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61 Tahun 2015 Tentang
Pemberantasan Penyakit Hewan
PeraturanMenteri LHK
1. Keputusan Menteri No. 447/Kpts-II/2003 tentang Tata Usaha
Pengambilan atau Penangkaran dan Peredaran Tumbuhan dan Satwa
Liar;
2. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.19/Menhut.II/2005 tentang
Penangkaran Tumbuhan dan Satwa Liar
3. Peraturan Menteri Kahutanan No. P. 31/Menhut-II/2012 tentang
Lembaga Konservasi
Menteri Pertahanan
1. Peraturan Menteri Pertahanan nomor 40 tahun 2014 tentang
pelibatan satuan kesehatan kementerian pertahanan dan Tentara
Nasional Indonesia dalam penanggulangan bencana
Keputusan Menteri Menteri Kesehatan
1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1479/Menkes/SK/ X/2003
tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemologi
Penyakit Menular dan Tidak Menular Terpadu
2. Kepmenkes No. 612/Menkes/SK/V/2010 tentang PEdoman
Penyelenggaraan Karantina KEsehatan pada Penanggulangan KKM
yang Meresahkan Dunia
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/390/2014
tentang Pedoman Penetapan Rumah Sakit Rujukan Nasional
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/ Menkes/391/ 2014
tentang Pedoman Penetapan Rumah Sakit Rujukan Regional
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/405/2014
tentan Penyakit Virus Ebola yang dapat Menimbulkan Wabah dan
Upaya Penanggulangannya
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 161/Menkes/SK/V/2014
tentang Penyakit Mers sebagai penyakit berpotensi Wabah dan Upaya
Penanggulangannya
Menteri Pertanian
1. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 3238/Kpts/PD.630/9/2009
tentang Penggolongan Jenis-Jenis Hama Penyakit Hewan Karantina,
Penggolongan dan Klasifikasi Media Pembawa
Keputusan Kepala Badan Badan Karantina Pertanian
1. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No.
316.a/Kpts/PD.670.320/L/11/06 tentang Petunjuk Teknis Tindakan
Karantina Hewan Terhadap Media Pembawa Gighly Pathogenic Avian
Influensa (HPAI)
2. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No.
344.b/Kpts/PD.670.370/L/12/06 tentang Petunjuk Teknis
Persyaratan dan Tindakan Karantina Hewan Terhadap Lalu Lintas
Pemasukan Hewan Penular Rabies/ HPR (Anjing, Kucing, Kera dan
Hewan sebangsanya)
33
Surat Edaran Menteri Kesehatan
1. SE Nomor HK.03.03/Menkes/631/2014 tentang Peningkatan
Kewaspadaan terhadap Penyakit Virus Ebola dan MERS Cov
2. SE Nomor IR.02.02/D.I/II.I/1123/2014 tentang Kewaspadaan
Penyakit Virus Ebola di Pintu Masuk Negara
3. SE Nomor IR.01.04/II.1/2109/2014 tentang Kewaspadaan terhadap
Penyakit Virus Ebola
4. SE Nomor HK.03.03/D.II/207/2016 tentang Peningkatan
Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan Terhadap Penyebaran Virus Zika
5. SE Nomor HK.03.03/D.I/II.2/277/2016 tentang Peningkatan
Kewaspadaan Importasi Penyakit Yellow Fever
6. SE Nomor HK.03.03/D.I/II./278/2016 tentang Peningkatan
Kewaspadaan Kasus Demam Lassa
34
Lampiran 3. Outline Rencana Pengendalian Kejadian Luar Biasa
(KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksi Emerging (PIE)
I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Tujuan
c. Sasaran
d. Ruang lingkup
V. KEGIATAN
A. PRA KLB/WABAH
i. Manajemen sistim informasi
ii. Analisis risiko
iii. Pengamatan
iv. Peningkatan kapasitas SDM dan Sarana prasarana
B. TANGGAP KLB/WABAH
i. Kesiapsiagaan
ii. Peringatan dini
iii. Investigasi KLB/Wabah
iv. Penyelidikan Epidemiologis (PE) dan Surveylans Epidemiologis (PE)
v. Tata laksana
Pembentukan Pos Komando (Posko)
Struktur Posko
Pendistribusian logistik
Sistim imformasi dan pelaporan
35
vi. Pembatasan penularan
vii. Pemusnahan sumber penularan
VI. EVALUASI
VII. PENDANAAN DAN RINCIAN ANGGARAN
VIII. PENUTUP
IX. LAMPIRAN
36
Lampiran 4. Struktur Organisasi Pos Komando (Posko) Kesiapsiagaan dan
Pengendalian Kejadian Luar Biasa (KLB)/ Wabah Zoonosis dan Penyakit
Infeksius Emerging (PIE) – Tingkat Pusat
Keterangan
Perintah dan arahan
Laporan
Koordinasi dan informasi
Kerjasama
37
Tabel Struktur Pos Komando Kesiapsiagaan dan Pengendalian Kejadian Luar Biasa (KLB)/ Wabah Zoonosis dan Penyakit Infesius
Emerging (PIE) - Tingkat Pusat
Koordinator Pelaksana Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Mengkoordinir seluruh tahapan, proses dan aktifitas
(BNPB) kesiapsiagaan dan Pengendalian Kejadian Luar Biasa
(KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksius Emerging
(PIE)
Menteri/Kepala Lembaga Terkait - Menteri Kesehatan - Memimpin kegiatan kesiapsiagaan dan pengendalian
- Menteri Pertanian Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah Zoonosis dan
- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Penyakit Infeksius Emerging (PIE) pada
- Menteri Dalam Negeri kementerian/Lembaga sesuai tugas fungsi masing-
- Menteri Komunikasi dan Informatika masing
- Menteri Perhubungan - Memberikan masukan kepada koordinator dalam
- Menteri Keuangan penetapan kebijakan, kegiatan dan hal terkait lainnya
- Menteri Pertahanan dalam kesiapsiagaan dan pengendalian Kejadian Luar
- Kepala Kepolisian Republik Indonesia Biasa (KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksius
Emerging (PIE)
Sekretaris Deputi III Bidang Peningkatan Kesehatan, - Memfasilitasi kebutuhan dukungan kebijakan, sumber
Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia daya dan hal terkait lainnya antara koordinator,
dan Kebudayaan (PMK) koordinator pelaksana, kementerian/lembaga dengan
unsur komando dalam kesiapsiagaan dan pengendalian
Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah Zoonosis dan
Penyakit Infeksius Emerging (PIE)
Komandan Eselon I dari Badan Nasional Penanggulangan Memberikan komando dalam pelaksanaan kesiapsiagaan
Bencana (BNPB) dan pengendalian Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah
Zoonosis dan Penyakit Infeksius Emerging (PIE)
38
Wakil Komandan - Eselon I dari Kementerian Dalam Negeri Mendukung Komandan dalam pelaksanaan kegiatan
- Eselon I dari Kementerian Kesehatan kesiapsiagaan dan pengendalian Kejadian Luar Biasa
- Eselon I dari Kementerian Pertanian (KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksius Emerging
- Eselon I dari Kementerian Lingkungan Hidup dan (PIE) sesuai tugas dan fungsinya
Kehutanan
- Eselon I dari Kementerian Pertahanan
Hubungan Masyarakat (HUMAS) Wakil Kementerian Pembangunan Manusia dan Mengkoordinasikan kegiatan kehumasan dan informasi
Kebudayaan (PMK) – sebagai koordinator dalam kegiatan kesiapsiagaan dan pengendalian
- Wakil dari Kementerian Kesehatan Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit
- Wakil dari Kementerian Pertanian Infeksius Emerging (PIE)
- Wakil dari Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan
Keselamatan dan Keamanan Wakil dari Kepolisian Republik Indonesia Mengkoordinir pelaksanaan pengamanan dan
Wakil dari Tentara Nasional Indonesia keselamatan dalam kegiatan kesiapsiagaan dan
pengendalian Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah
Zoonosis dan Penyakit Infeksius Emerging (PIE)
Koordinator Bidang Perencanaan Wakil dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana Mengkoordinasikan perencanaan dan menyusun
dan Evaluasi (BNPB) kegiatan evaluasi kesiapsiagaan dan pengendalian
Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit
Infeksius Emerging (PIE)
Seksi pada Bidang Perencanaan - Wakil dari Kementerian Kesehatan Mengelola kegiatan perencanaan dan evaluasi
dan Evaluasi - Wakil dari Kementerian Pertanian kesiapsiagaan dan pengendalian Kejadian Luar Biasa
- Wakil dari Kementerian Lingkungan Hidup dan (KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksius Emerging
Kehutanan (PIE)
- Wakil dari Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB)
Koordinator Bidang Pengendalian Wakil dari Kementerian Kesehatan/ Kementerian Mengkoordinasikan seluruh proses dan tahapan kegiatan
KLB/Wabah Pertanian/ BNPB teknis kesiapsiagaan dan pengendalian Kejadian Luar
Biasa (KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksius
Emerging (PIE)
39
Seksi pada Bidang Pengendalian - Wakil dari Kementerian Kesehatan Mengelola seluruh proses dan tahapan kegiatan teknis
KLB/Wabah - Wakil dari Kementerian Pertanian kesiapsiagaan dan pengendalian Kejadian Luar Biasa
- Wakil dari Kementerian Lingkungan Hidup dan (KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksius Emerging
Kehutanan (PIE)
- Wakil dari Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB)
Koordinator Bidang Data, logistik Wakil dari Kementerian Koordinator Pembangunan Mengkoordinasikan pengumpulan data, kebutuhan dan
dan Peralatan Manusia dan Kebudayaan (PMK)/ Badan Nasional distribusi logistik & peralatan untuk kegiatan
Penanggulangan Bencana (BNPB) kesiapsiagaan dan pengendalian Kejadian Luar Biasa
(KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksius Emerging
(PIE)
Seksi Bidang Data, logistik dan - Wakil dari Kementerian Kesehatan Mengelola data, kebutuhan dan distribusi logistik &
Peralatan - Wakil dari Kementerian Pertanian peralatan untuk kegiatan kesiapsiagaan dan
- Wakil dari Kementerian Lingkungan Hidup dan pengendalian Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah
Kehutanan Zoonosis dan Penyakit Infeksius Emerging (PIE)
- Wakil dari Badan Nasional Penanggulangan
Bencana
- Wakil dari Kementerian Koordinator
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK)
Koordinator Bidang Administrasi Wakil dari Kementerian Dalam Negeri Mengkoordinasikan seluruh administrasi dan keuangan
dan keuangan kegiatan kesiapsiagaan dan pengendalian Kejadian Luar
Biasa (KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksius
Emerging (PIE)
Seksi Bidang Administrasi dan - Wakil dari Kementerian Kesehatan Mengelola administrasi dan keuangan kegiatan
Keuangan - Wakil dari Kementerian Pertanian kesiapsiagaan dan pengendalian Kejadian Luar Biasa
- Wakil dari Kementerian Lingkungan Hidup dan (KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksius Emerging
Kehutanan (PIE)
- Wakil dari Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB)
40
Lampiran 5. Struktur Pos Komando (Posko) Kesiapsiagaan dan
Pengendalian Kejadian Luar Biasa (KLB)/ Wabah Zoonosis dan Penyakit
Infeksius Emerging (PIE) – Tingkat Provinsi
Keterangan
Perintah dan arahan
Laporan
Koordinasi dan informasi
Kerjasama
41
Tabel Struktur Pos Komando Kesiapsiagaan dan Pengendalian Kejadian Luar Biasa (KLB)/ Wabah Zoonosis dan Penyakit Infesius
Emerging (PIE)- Tingkat Provinsi
Koordinator Pelaksana Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mengkoordinir seluruh tahapan, proses dan aktifitas
ex offisio Sekretaris Provinsi kesiapsiagaan dan Pengendalian Kejadian Luar Biasa
(KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksius Emerging
(PIE)
Perangkat Daerah/UPT terkait - Kepala Perangkat Daerah Kesehatan - Memimpin kegiatan kesiapsiagaan dan pengendalian
- Kepala Perangkat Daerah yang membidangi kesehatan Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit
hewan Infeksius Emerging (PIE) pada perangkat daerah/instansi
- Kepala Perangkat Daerah /instansi yang membidangi sesuai tugas fungsi masing-masing
satwa liar - Memberikan masukan kepada koordinator dalam
- Kepala Perangkat Daerah yang membidangi penetapan kebijakan, kegiatan dan hal terkait lainnya dalam
Komunikasi dan Informatika kesiapsiagaan dan pengendalian Kejadian Luar Biasa
- Kepala Perangkat Daerah yang membdangi (KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksius Emerging
Perhubungan (PIE)
- Kepala Perangkat Daerah Keuangan
- Kepala Kepolisian Daerah (KAPOLDA)
- Panglima Daerah Militer (Pangdam)
Sekretaris Asisten yang membidangi kesejahteraan rakyat Memfasilitasi kebutuhan dukungan kebijakan, sumber daya
Sekretariat Provinsi dan hal terkait lainnya antara koordinator, koordinator
pelaksana, dengan unsur komandan dalam kesiapsiagaan dan
pengendalian Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah Zoonosis
dan Penyakit Infeksius Emerging (PIE)
Komandan Wakil dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Komandan dalam pelaksanaan kegiatan kesiapsiagaan dan
(BPBD) pengendalian Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah Zoonosis
dan Penyakit Infeksius Emerging (PIE)
Wakil Komandan - Eselon III dari Sekretariat Provinsi Mendukung Komandan pelaksanaan dalam kesiapsiagaan dan
- Eselon III dari Perangkat Daerah Kesehatan pengendalian Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah Zoonosis
- Eselon III dari Perangkat Daerah yang membidangi dan Penyakit Infeksius Emerging (PIE) sesuai tugas fungsinya
42
kesehatan hewan
- Eselon III dari Instansi yang membidangi Satwa Liar
- Wakil dari Kepolisian Daerah
Hubungan Masyarakat (HUMAS) Eselon III Perangkat Daerah yang membidangi Informasi Mengkoordinasikan kegiatan kehumasan dan informasi dalam
kegiatan kesiapsiagaan dan pengendalian Kejadian Luar Biasa
(KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksius Emerging
(PIE)
Keselamatan dan Keamanan Wakil dari Kepolisian Daerah (POLDA) Mengkoordinir pelaksanaan pengamanan dan keselamatan
Wakil dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam kegiatan kesiapsiagaan dan pengendalian Kejadian
Luar Biasa (KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksius
Emerging (PIE)
Koordinator Bidang Perencanaan Wakil dari Perangkat Daerah Perencanaan (BAPPEDA) Mengkoordinasikan perencanaan dan menyusun kegiatan
dan Evaluasi evaluasi kesiapsiagaan dan pengendalian Kejadian Luar Biasa
(KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksius Emerging
(PIE)
Seksi pada Bidang Perencanaan - Wakil dari Perangkat Daerah Kesehatan Mengelola kegiatan perencanaan dan evaluasi kesiapsiagaan
dan Evaluasi - Wakil dari Perangkat Daerah yang membidangi dan pengendalian Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah
kesehatan hewan Zoonosis dan Penyakit Infeksius Emerging (PIE)
- Wakil dari Instansi yang membidangi Satwa Liar
Koordinator Bidang Pengendalian Wakil dari Perangkat Daerah Kesehatan/ yang Mengkoordinasikan seluruh proses dan tahapan kegiatan
KLB/Wabah membidangi Kesehatan Hewan/ BPBD teknis kesiapsiagaan dan pengendalian Kejadian Luar Biasa
(KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksius Emerging
(PIE)
Seksi pada Bidang Pengendalian - Wakil dari Perangkat Daerah Kesehatan Mengelola seluruh proses dan tahapan kegiatan teknis
KLB/Wabah - Wakil dari Perangkat Daerah yang membidangi kesiapsiagaan dan pengendalian Kejadian Luar Biasa
kesehatan hewan (KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksius Emerging
- Wakil dari Perangkat Daerah Perhubungan (PIE)
- Wakil dari Instansi yang membidangi Satwa Liar
- Wakil dari Instansi Karantina
Koordinator Bidang Data, logistik Wakil dari Sekretariat Provinsi/Perangkat Daerah yang Mengkoordinasikan pengumpulan data, kebutuhan dan
dan Peralatan membidangi Informasi/ Badan Penanggulangan Bencana distribusi logistik & peralatan untuk kegiatan kesiapsiagaan
Daerah (BPBD) dan pengendalian Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah
Zoonosis dan Penyakit Infeksius Emerging (PIE)
43
Seksi Bidang Data, logistik dan - Wakil dari Perangkat Daerah Kesehatan Mengelola data, kebutuhan dan distribusi logistik & peralatan
Peralatan - Wakil dari Perangkat Daerah yang membidangi untuk kegiatan kesiapsiagaan dan pengendalian Kejadian
kesehatan hewan Luar Biasa (KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksius
- Wakil dari Instansi yang membidangi Satwa Liar Emerging (PIE)
Koordinator Bidang Administrasi Wakil dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Mengkoordinasikan seluruh administrasi dan keuangan
dan keuangan (BPBD)/Perangkat Daerah yang membidangi kegiatan kesiapsiagaan dan pengendalian Kejadian Luar
Keuangan/Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Biasa (KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksius
(BAPPEDA) Emerging (PIE)
Seksi Bidang Administrasi dan - Wakil dari Perangkat Daerah Kesehatan Mengelola administrasi dan keuangan kegiatan kesiapsiagaan
Keuangan - Wakil dari Perangkat Daerah yang membidangi dan pengendalian Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah
kesehatan hewan Zoonosis dan Penyakit Infeksius Emerging (PIE)
- Wakil dari Perangkat Daerah Keuangan
- Wakil dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(BAPPEDA)
- Wakil dari Instansi yang membidangi Satwa Liar
44
Lampiran 6. Struktur Pos Komando (Posko) Kesiapsiagaan dan
Pengendalian Kejadian Luar Biasa (KLB)/ Wabah Zoonosis dan Penyakit
Infeksius Emerging (PIE) – Tingkat Kabupaten/Kota
Keterangan
Perintah dan arahan
Laporan
Koordinasi dan informasi
Kerjasama
45
Tabel Struktur Pos Komando Kesiapsiagaan dan Pengendalian Kejadian Luar Biasa (KLB)/ Wabah Zoonosis dan Penyakit Infesius
Emerging (PIE) - Tingkat Kabupaten/Kota
Koordinator Pelaksana Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mengkoordinir seluruh tahapan, proses dan aktifitas
ex offisio Sekretaris Kabupaten/Kota kesiapsiagaan dan Pengendalian Kejadian Luar Biasa
(KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksius Emerging
(PIE)
Kepala Perangkat - Kepala Perangkat Daerah Kesehatan - Memimpin kegiatan kesiapsiagaan dan pengendalian
Daerah/Dinas/UPT Terkait - Kepala Perangkat Daerah yang membidangi kesehatan Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit
hewan Infeksius Emerging (PIE) pada perangkat daerah/instansi
- Kepala Perangkat Daerah /instansi yang membidangi sesuai tugas fungsi masing-masing
satwa liar - Memberikan masukan kepada koordinator dalam
- Kepala Perangkat Daerah yang membidangi penetapan kebijakan, kegiatan dan hal terkait lainnya dalam
Komunikasi dan Informatika kesiapsiagaan dan pengendalian Kejadian Luar Biasa
- Kepala Perangkat Daerah yang membdangi (KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksius Emerging
Perhubungan (PIE)
- Kepala Perangkat Daerah Keuangan
- Kepala Kepolisian Resor (KAPOLRES)
- Komandan Daerah Militer (DANDIM)
Sekretaris Asisten yang membidangi kesejahteraan rakyat Memfasilitasi kebutuhan dukungan kebijakan, sumber daya
Sekretarian Daerah dan hal terkait lainnya antara koordinator, koordinator
pelaksana, dengan unsur komandan dalam kesiapsiagaan dan
pengendalian Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah Zoonosis
dan Penyakit Infeksius Emerging (PIE)
Komandan Wakil dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Komandan dalam pelaksanaan kegiatan kesiapsiagaan dan
(BPBD) pengendalian Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah Zoonosis
dan Penyakit Infeksius Emerging (PIE)
Wakil Komandan - Eselon III dari Sekretariat Daerah Mendukung Komandan pelaksanaan dalam kesiapsiagaan dan
- Eselon III dari Perangkat Daerah Kesehatan pengendalian Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah Zoonosis
- Eselon III dari Perangkat Daerah yang membidangi dan Penyakit Infeksius Emerging (PIE) sesuai tugas fungsinya
46
kesehatan hewan
- Eselon III dari Instansi yang membidangi Satwa Liar
- Wakil dari Kepolisian Resor (POLRES)
Hubungan Masyarakat (HUMAS) Eselon III Perangkat Daerah yang membidangi Informasi Mengkoordinasikan kegiatan kehumasan dan informasi dalam
kegiatan kesiapsiagaan dan pengendalian Kejadian Luar Biasa
(KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksius Emerging
(PIE)
Keselamatan dan Keamanan Wakil dari Kepolisian Resor (POLRES) Mengkoordinir pelaksanaan pengamanan dan keselamatan
Wakil dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam kegiatan kesiapsiagaan dan pengendalian Kejadian
Luar Biasa (KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksius
Emerging (PIE)
Koordinator Bidang Perencanaan Wakil dari Perangkat Daerah Perencanaan – Badan Mengkoordinasikan perencanaan dan menyusun kegiatan
dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) evaluasi kesiapsiagaan dan pengendalian Kejadian Luar Biasa
(KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksius Emerging
(PIE)
Seksi pada Bidang Perencanaan - Wakil dari Perangkat Daerah Kesehatan Mengelola kegiatan perencanaan dan evaluasi kesiapsiagaan
dan Evaluasi - Wakil dari Perangkat Daerah yang membidangi dan pengendalian Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah
kesehatan hewan Zoonosis dan Penyakit Infeksius Emerging (PIE)
- Wakil dari Instansi yang membidangi Satwa Liar
Koordinator Bidang Pengendalian Wakil dari Perangkat Daerah Kesehatan/ yang Mengkoordinasikan seluruh proses dan tahapan kegiatan
KLB/Wabah membidangi Kesehatan Hewan/ Badan Penanggulangan teknis kesiapsiagaan dan pengendalian Kejadian Luar Biasa
Bencana Daerah (BPBD) (KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksius Emerging
(PIE)
Seksi pada Bidang Pengendalian - Wakil dari Perangkat Daerah Kesehatan Mengelola seluruh proses dan tahapan kegiatan teknis
KLB/Wabah - Wakil dari Perangkat Daerah yang membidangi kesiapsiagaan dan pengendalian Kejadian Luar Biasa
kesehatan hewan (KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksius Emerging
- Wakil dari Perangkat Daerah Perhubungan (PIE)
- Wakil dari Instansi yang membidangi Satwa Liar
Koordinator Bidang Data, logistik Wakil dari Sekretariat Kabupaten/Kota /Perangkat Mengkoordinasikan pengumpulan data, kebutuhan dan
dan Peralatan Daerah yang membidangi Informasi/Badan distribusi logistik & peralatan untuk kegiatan kesiapsiagaan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan pengendalian Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah
Zoonosis dan Penyakit Infeksius Emerging (PIE)
47
Seksi Bidang Data, logistik dan - Wakil dari Perangkat Daerah Kesehatan Mengelola data, kebutuhan dan distribusi logistik & peralatan
Peralatan - Wakil dari Perangkat Daerah yang membidangi untuk kegiatan kesiapsiagaan dan pengendalian Kejadian
kesehatan hewan Luar Biasa (KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksius
- Wakil dari Instansi yang membidangi Satwa Liar Emerging (PIE)
Koordinator Bidang Administrasi Wakil dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Mengkoordinasikan seluruh administrasi dan keuangan
dan keuangan (BPBD)/Perangkat Daerah yang membidangi Keuangan/ kegiatan kesiapsiagaan dan pengendalian Kejadian Luar
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Biasa (KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksius
Emerging (PIE)
Seksi Bidang Administrasi dan - Wakil dari Perangkat Daerah Kesehatan Mengelola administrasi dan keuangan kegiatan kesiapsiagaan
Keuangan - Wakil dari Perangkat Daerah yang membidangi dan pengendalian Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah
kesehatan hewan Zoonosis dan Penyakit Infeksius Emerging (PIE)
- Wakil dari Perangkat Daerah Keuangan
- Wakil dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(BAPPEDA)
- Wakil dari Instansi yang membidangi Satwa Liar
48
Lampiran 7. Contoh Diagram Alur Koordinasi Pengendalian Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah Zoonosis dan
Penyakit Infeksi Emerging (PIE)
49
Lampiran 8. Klasifikasi Zoonosis dan Penyakit Infeksius Emerging (PIE) di Indonesia
No Klasifikasi Defenisi Contoh
A Berdasarkan reservoir
1 Antropozoonosis merupakan zoonosis yang berkembang secara bebas di satwa Rabies, Leptospirosis, tularemia, dan
liar maupun satwa domestik. Manusia tertular dan menjadi hidatidosis.
titik akhir infeksi, manusia tidak dapat menularkan zoonosis
kepada manusia lain atau kepada hewan
2 Zooantroponosis merupakan zoonosis yang berkembang secara bebas pada Yang termasuk ke dalam golongan ini yaitu
manusia dan kadang hewan tertular dan menjadi titik akhir tuberkulosis tipe humanus disebabkan oleh
infeksi Mycobacterium tubercullosis, amebiasis dan
difteri
3 Amphixenosis merupakan zoonosis dimana manusia dan hewan sama-sama Anthrax, Staphylococcosis, Streptococcosis
merupakan reservoir yang cocok untuk agen penyebab
penyakit dan infeksi teteap berjalan secara bebas walaupun
tanpa keterlibatan grup lain (manusia atau hewan).
B Berdasarkan cara penularan
1 Zoonosis menular langsung (direct merupakan kelompok zoonosis yang dapat ditularkan rabies dan anthrax;
zoonosis) langsung dari hewan kepada manusia tanpa perlu melibatkan
perantara
2 Siklo Zoonosis zoonosis merupakan kelompok zoonosis yang membutuhkan Taenia saginata dan Taenia solium;
satu host/induk semang dalam menyelesaikan siklus
hidupnya
3 Meta zoonosis merupakan kelompok zoonosis yang membutuhkan arbovirus (chikungunya) dan flavivirus
vertebrata maupun invertebrata sebagai host dalam (japanese encephalitis)
menyelesaikan siklus hidupnya
4 Saprozoonosis merupakan kelompok zoonosis yang membutuhkan infeksi cacing pipih dan schistosoma
vertebrata dan non vertebrata (tanah dsb) untuk
menyelesaikan siklus hidupnya
C Berdasarkan Agen Penyebab
1 Parasit - sacroptes scabei,Taenia saginata, T. solium,
T. asiatica, Trichinella spiralis,
''Toxoplasma'', ''Echinococcus granulosus'',
E. multilocularis
2 Jamur - trichopyton
50
3 Bakteri - anthrax, brucellosis, leptospirosis,
listeriosis, Campylobacter,
enterohemorragic Eschericia coli (termasuk
E. coli O157:H7), Mycobacterium bovis,
Brucella sp,Coxiella burnetii yang
menyebabkan Q feverdan Franciella
tularensis
4 Virus - highly pathogenic avian influenza (HPAI),
SARS, NIPAH, Hepatitis A Virus, Hepatitis E
Virus danBorrelia burgdorferi;
5 Prion - Bovine Spongioform Encephalopathy (BSE)
penyebab variant Creutzfeltd Jacob Diseases
(vCJD).
51
Lampiran 9. Tabel Penyelenggaraan Koordinasi Lintas Sektor Menghadapi Ancaman Kejadian Luar Biasa (KLB)/
Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksius Emerging (PIE)
1. Penyelenggaraan Koordinasi Lintas Sektoral Menghadapi Ancaman Kejadian Luar Biasa (KLB)/ Wabah Zoonosis dan Penyakit
Infeksius Emerging (PIE) Sektor Kementerian dan Lembaga Negara.
Kegiatan Kemendagri Kemenko Kemenkes Kementan KemenLHK Keminfo Kemenhub Kepolisian TNI BNPB Kemen
Koordinasi PMK Lainnya
Perencanaan
tanggap darurat
√ √ √ √ √ √ √ √ √
Kejadian Luar
Biasa/Wabah
Pencegahan
terjadinya Kejadian √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Luar Biasa/Wabah
Kesiapsiagaan √ √ √ √ √ √ √ √ √
Peringatan Dini √ √ √ √ √ √ √ √
Mitigasi terjadinya
Kejadian Luar √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Biasa/Wabah
Harmonisasi status
Kejadian Luar √ √ √ √ √
Biasa/Wabah
Investigasi Kejadian
√ √ √
Luar Biasa/Wabah
Penyelidikan
Epidemiologis
√ √ √
(PE)/ Surveilans
Epidemiologis (SE)
Tata Laksana Kasus √ √ √ √
Pemusnahan
√ √ √ √
Sumber Penularan
Pengawasan Lalu
√ √ √ √
Lintas Faktor Risiko
Penilaian secara √ √ √ √
52
Kegiatan Kemendagri Kemenko Kemenkes Kementan KemenLHK Keminfo Kemenhub Kepolisian TNI BNPB Kemen
Koordinasi PMK Lainnya
cepat terhadap
dampak, luas
wilayah dan risiko
penularan
Penmbentukan dan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengelolaan Posko
Evaluasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. Penyelenggaraan Koordinasi Lintas Sektoral Menghadapi Ancaman Kejadian Luar Biasa (KLB)/ Wabah Zoonosis dan Penyakit
Infeksius Emerging (PIE) Tingkat Provinsi
Kegiatan Koordinasi Setda Dinkes Din- Karantina BKSDA Disinfo Dishub Polda TNI BPBD Lab/PT
Keswan kom
Perencanaan
tanggap darurat
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kejadian Luar
Biasa/Wabah
Pencegahan
terjadinya Kejadian √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Luar Biasa/Wabah
Kesiapsiagaan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Peringatan Dini √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Mitigasi terjadinya
Kejadian Luar √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Biasa/Wabah
Harmonisasi status
Kejadian Luar √ √ √ √ √
Biasa/Wabah
Investigasi Kejadian
√ √ √ √ √
Luar Biasa/Wabah
Pembatasan
Penyebaran √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kejadian Luar
53
Kegiatan Koordinasi Setda Dinkes Din- Karantina BKSDA Disinfo Dishub Polda TNI BPBD Lab/PT
Keswan kom
Biasa/Wabah
Penyelidikan
Epidemiologis (PE) /
√ √ √ √ √
Surveilans
Epidemiologis (SE)
Tata Laksana Kasus √ √ √ √ √ √
Pemusnahan
√ √ √ √ √ √
Sumber Penularan
Pengawasan Lalu
√ √ √ √ √
Lintas Faktor Risiko
Penilaian secara
cepat terhadap
dampak, luas √ √ √ √ √ √
wilayah dan risiko
penularan
Penmbentukan dan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengelolaan Posko
Evaluasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3. Penyelenggaraan Koordinasi Lintas Sektoral Menghadapi Ancaman Kejadian Luar Biasa (KLB)/ Wabah Zoonosis dan Penyakit
Infeksius Emerging (PIE) Tingkat Kabupaten/Kota
Kegiatan Koordinasi Setda Dinkes Din- Diskominfo Dishub Kecamatan RS Polres TNI BPBD Int/Lab
Keswan Lainnya
Perencanaan
tanggap darurat
√ √ √ √ √ √ √ √ √
Kejadian Luar
Biasa/Wabah
Pencegahan
terjadinya Kejadian √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Luar Biasa/Wabah
Kesiapsiagaan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Peringatan Dini √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Mitigasi terjadinya √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
54
Kegiatan Koordinasi Setda Dinkes Din- Diskominfo Dishub Kecamatan RS Polres TNI BPBD Int/Lab
Keswan Lainnya
Kejadian Luar
Biasa/Wabah
Harmonisasi status
Kejadian Luar √ √ √ √
Biasa/Wabah
Investigasi Kejadian
√ √ √
Luar Biasa/Wabah
Penyelidikan
Epidemiologis (PE) /
√ √ √
Surveilans
Epidemiologis (SE)
Tata Laksana Kasus √ √ √ √ √ √
Pemusnahan
√ √ √ √ √ √
Sumber Penularan
Pengawasan Lalu
√ √ √ √ √ √ √
Lintas Faktor Risiko
Penilaian secara
cepat terhadap
dampak, luas √ √ √ √
wilayah dan risiko
penularan
Penmbentukan dan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengelolaan Posko
Evaluasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
55