Abstrak Abstrak: ISSN" !#$#%#!! ISSN" !#$#%#!!
Abstrak Abstrak: ISSN" !#$#%#!! ISSN" !#$#%#!!
ABSTRAK
Gunung Api Merapi diketahui secara luas sebagai gunung api dengan aktivitas yang sangat tinggi.
Aktivitas gunung api tersebut telah membangun tubuhnya membentuk tipe gunung api komposit (strato).
Geomorfologi Gunung Api Merapi memiliki bentang alam kerucut, yang pada bagian puncaknya dari waktu ke
waktu mengalami perubahan. Tubuhnya tersusun atas litologi yang bervariasi, berupa material klastika gunung
api berbagai ukuran, lava koheren dan batuan intrusi dangkal, lahar dan endapan fluviogunung api! yang
berkomposisi andesit dan basal yang secara stratigrafi bersusunan berselingan. "ini, aktivitas Gunung Api
Merapi diinterpretasi sebagai fasa pembangunan tubuh gunung api (konstruktif).
#i daerah penelitian yang secara regional masuk ke dalam $egunungan %elatan, di&umpai batuan gunung api
berumur Tersier,
Tersier, yang dikenal seb agai anggota 'ormasi glanggeran! tersusun atas batuan klastika gunung api
berbagai ukuran, koheren lava dan batuan intrusi dangkal. atuanbatuan tersebut berkomposisi andesit dan
basal yang bersusunan secara berselingan. atuan asal komposit gunung api tersebut secara stratigrafi ser ing
berselingan dengan pumis dan tuf, anggota
anggota 'ormasi %emilir.
%emilir.
%ecara geologi, komposisi dan kond isi litologi di daerah penelitian tersebut memiliki kemiripan dengan litologi
yang menyusun
menyusun Gunung Api Merapi. *leh kemiripankemiripan litologin
litologinya
ya tersebut,
tersebut, maka batuanbatuan
batuanbatuan tersebut
tersebut
diinterpretasi sebagai sisasisa tubuh gunung api komposit (strato) yang terbentuk oleh aktivitas pembangunan
kerucut gunung api pada umur Tersier. "ini, tubuh kerucutnya telah hancur oleh proses erosi dan + atau oleh
aktivitas gunung api destruktifnya.
Ka&a (un)i gunung api, komposit, 'ormasi glanggeran dan Gunung Api Merapi
ABSTRACT
Mera+i ol*ano is -i.el" kno-n as /er" fre0uent /ol*ano) T'ose a*ti/ities 'a/e uilt its o." .e/elo+ing
*o$+osite /ol*ano strato3) Mera+i ol*ano geo$or+'olog" 'as *one s'a+e t'at its su$$it *'anges ti$e " ti$e)
T'e o." is *o$+ose. " /ar"ing /ol*ani* $aterials, i)e /ol*ani*lasti* $aterials in $ulti+le grainsi4e, *o'erent la/as
an. s'allo- intrusions, la'ars an. flu/io5/ol*ani* $aterials6 t'at stratigra+'i*all" interse*tion in *o$+ilation) No-,
t'ose a*ti/ities are inter+rete. as *onstru*ti/e /ol*ano .e/elo+$ents)
In stu." area, regionall" lo*ate. at Sout'ern Mountain, foun. Tertierr"Tertierr" /ol*ani* ro*ks, kno-n as Nglanggeran
For$ation6 *o$+ose. " /ol*ani*5*lasti* ro*ks t'at /ar" in grainsi4es, *o'erent la/as an. /ol*ani* s'allo-
intrusion) T'ose /ol*ani* ro*ks are *o$+ose. " interse*tion of an.esite an. asalt) Stratigra+'"*all", t'ose
ro*ks
ro *ks ar
aree oft
often
en fou
foun.
n. int
inters
erse*t
e*ting
ing -it
-it'
' /ol
/ol*an
*ani*5
i*5*la
*lasti
sti** ro
ro*ks
*ks of tuf
tufff an. +u$
+u$i*ei*e,, $e$
$e$er
erss of Se$
Se$ili
ilirr
For$ation) Geologi*all"
Geologi*all",, lit'ologi* *o$+osition an. *on.ition of t'e stu." area is 'a/ing rese$le -it'
lit'olog"
lit'olog" of Mera+
Mera+ii ol*an
ol*ano)
o) 7" its lit'
lit'ologi*
ologi* rese$le,
rese$le, stu." area is inte inter+re
r+rete.
te. as *o$+os
*o$+osite
ite /ol*ano
re$nants,
re$ nants, t'at -as .e/el
.e/elo+e.
o+e. " *onst
*onstru*ti
ru*ti/e
/e /ol*an
/ol*ani*i* a*ti
a*ti/itie
/itiess .urin
.uring
g Tertia
ertiarr"
rr")) No-
No-,, its *one s'a+e -as
.estro"e. " erosion an. 8 or .estru*ti/e /ol*ano a*ti/ities)
PENDAHULUAN
Gunung api merapi diketahui secara luas sebagai gunung api yang sangat aktif, berlangsung
sekali dalam - tahun dengan masa istirahat -/ tahun (ratdomopurbo 0 andreastuti, /111). tubuh
gunung api merapi adalah strato, yang tersusun atas perselingan lava, piroklastika dan lahar. kini,
aktivitasnya lebih didominasi oleh fasafasa konstruktif yang membangun tubuh kerucutnya.
#aerah ini di&umpai batuan gunung api, yaitu breksi, lava dan batuan intrusi dangkal yang berkomposisi
andesit dan basal, yang bersusunan secara berselingan. daerah penelitian diduga sebagai sisa geologi gunung
api komposit yang bertubuh strato pada umur tersier.
/2/
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode ISSN" !#$#%#!!
III Yogyakarta, 3 November 2!2
Makalah ini disusun dengan tu&uan untuk membuktikan keberadaan gunung api purba yang
berumur Tersier dan bertipe komposit di daerah Gunung Gede (imogiri), sekaligus merekonstruksi
pusat gunung api purba tersebut. #aerah penelitian terletak di $egunungan %elatan 3awa Tengah
3awa Timur di bagian barat, yang secara administrasi temasuk ke dalam cakupan wilayah $rovinsi
#aerah 4stimewa 5ogyakarta (Gambar -).
METODE
Makalah ini disusun dengan didasarkan pada hasil pemahaman geologi gunung api masa kini,
untuk selan&utnya diaplikasikan dalam menginterpretasi geologi gunung api pada masa lampau.
#asar pemikirannya adalah konsep unifor$itarianis$e 3ames 6utton pada akhir abad ke -7 (tahun
-897), yaitu :masa kini adalah kunci dari masa lampau;. $enelitian dilakukan dengan menggunakan
pendekatan geologi gunung api, yaitu berdasarkan analisis indera&a dan geomorfologi, stratigrafi dan
fasies gunung api, sedimentologi, struktur geologi, serta petrologigeokimia. $enelitian diawali
dengan studi literatur untuk mengetahui kondisi geologi Gunung Api Merapi dan geologi regional
$egunungan %elatan. $enelitian lapangan dilakukan untuk mengetahui kondisi geologi gunung api,
meliputi pengamatan geomorfologi, pengamatan dan pengukuran stratigrafi dan struktur geologi dan
pengambilan contoh batuan.
Daar &*%ri
4stilah gunung api oleh kebanyakan ahli vulkanologi diartikan selalu berhubungan dengan suatu
bukaan (ra+ture) yang berasal dari dalam bumi dan menghubungkan hingga di permukaan bumi, yang
selan&utnya dilalui oleh magma, gas atau keduaduanya hingga muncul di permukaan bumi (Mc#onald,
-<8/). erdasarkan pada bentuk tubuhnya, aktivitasnya dan tatanan tektoniknya, serta material yang
dihasilkannya, gunung api dibedakan dalam empat tipe! yaitu tipe komposit (strato), tipe perisai, tipe maar
dan tipe kaldera tunggal ( single *al.era). Gunung api komposit (strato) adalah gunung api yang tubuhnya
tersusun oleh material hasil erupsinya yang bersusunan secara berlapislapis yang dihasilkan selama
aktivitasnya (Gambar /! Mc#onald, -<8/). Material yang menyusunnya adalah piroklastika, koheren lava
dan lahar. Tubuh gunung api komposit terdapat rusukrusuk yang dibentuk oleh batuan beku intrusi
dangkal, seperti intrusi gang, sill, retas, lakolit dan lapolit. Gunung api komposit dengan afinitas magma
basaintermediet memiliki durasi waktu aktif hingga -,= &uta tahun dan intermedietasam dapat mencapai
-,7 &uta tahun ('errari, -<<). Gunung api tipe perisai terbentuk pada daerah pemekaran lantai samudera,
dengan tipe magma ultra basa. Aktivitasnya didominasi oleh erupsierupsi efusif dengan lava yang sangat
encer, dengan durasi waktu aktif hingga 9,/ &uta tahun ('errari, -<<). Gunung api tipe maar
(monogenetik) terbentuk hanya oleh sekali erupsi! biasanya erupsinya berlangsung secara eksplosif,
menghasilkan material fragmental dengan volume
/2=
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode ISSN" !#$#%#!!
III Yogyakarta, 3 November 2!2
yang besar. "arena hanya berlangsung sekali, maka geomorfologinya sering membentuk cekungan
lingkaran atau setengah lingkaran. Gunung api yang paling banyak di&umpai di 4ndonesia adalah tipe
komposit.
Gambar /. Gambaran umum tipe gunung api komposit (dimodifikasi dari Mc#onald, -<8/)
P*n*li&ian T*r+a!ulu
Gunung Api Merapi merupakan salah satu gugusan busur gunung api di 3awa! busur vulkanik
tersebut dihasilkan oleh proses tektonisme se&ak $aleogene hingga eogene (6amilton, -<8<).
Menurut ewhall dkk. (/111), Gunung Api Merapi terbentuk se&ak 21.111 tahun yang lalu dan mulai
menun&ukkan aktivitas eksplosifnya se&ak -1.111 tahun yang lalu. >etusan awalnya bertipe
%tromboli, mengendapkan kerucut sinder berumur 2/.9=1?711 tyl di @epogo (Mulyaningsih, /119).
Tubuh Gunung Api Merapi tersusun atas lava dan batuan intrusi dangkal (puncak),
piroklastika fraksi kasar (di lereng atas) hingga fraksi halus, dan lahar (Andreastuti dkk., /111!
erthomier, -<<1! @amus dkk., /111! Mulyaningsih, /119! ewhall dkk., /111! irakusumah dkk.,
-<79). #alam perkembangannya, komposisi magmanya mengalami perubahan berulang, dari basal
ke andesit, yang berimplikasi pada intensitas dan frekuensi letusannya (del Marmol, -<7<!
Mulyaningsih, /119). "ini, aktivitasnya lebih didominasi oleh pembangunan dan guguran kubah
lava, yang sesekali ter&adi erupsi eksplosif energi rendah (Batdomopurbo 0 Andreastuti, /111).
%e&ak awal pertumbuhan, kubah lava Merapi telah beberapa kali mengalami pergeseran (Gambar =)!
dari Gunung ibi (2/ k tyl! Mulyaningsih, /119), Gunung atulawang (-9.111 tyl! ewhall dkk.,
/111), $asarbubar (7.111 tyl! ewhall dkk., /111), Ga&ahmungkur (/.111 tyl! Andreastuti, -<<<)
hingga ke Gunung Anyar (911 tyl! @amus dkk., /111).
%urono dkk. (-<</), othe (-</<), van emmelen (-<2<), Bahard&o dkk. (-<88 dan -<<)!
dan %uyoto (/118) menyebutkan bahwa litologi tertua yang menyusun $egunungan %elatan adalah
batuan metamorf $raTersier sebagai batuan dasar! dan berturutturut di atasnya adalah 'ormasi
Gampingungkal, "eboutak, %emilir, glanggeran, %ambipitu, *yo, onosari dan "epek.
Mengacu pada hasil penelitian terdahulu tersebut, lingkup penelitian di daerah penelitian secara
regional masuk ke dalam 'ormasi glanggeran.
/22
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode ISSN" !#$#%#!!
III Yogyakarta, 3 November 2!2
Gambar =. $ertumbuhan kubah lava Gunung Mer api yang dari waktu ke waktu mengalami pergeseran ( sumber
Mulyaningsih, /119)
PEMBAHASAN
$enelitian geologi permukaan telah dilakukan di Gunung Api Merapi (sebagai gunung api masa
kini) dan di $egunungan %elatan bagian barat sampai tengah (sebagai gunung api masa lampau).
G*%l%gi Gunung A,i M*ra,i
#ari pengamatan indera&a pada Gunung Api Merapi, men&umpai geomorfologi kerucut
sempurna yang simetris (Gambar 2a). egitu pula dengan kenampakan baik secara fisual di lapangan
memperlihatkan bentuk kerucut sempurna (Gambar 2b). #ari data geomorfologi tersebut, dapat
diidentifikasi fasies pusat gunung api, fasies proksimal, fasies medial dan fasies distalnya.
Gambar 2. a) 4nterpretasi indera&a Gunung Merapi dari %BTM! b) entuk kerucut sempurna Gunung Merapi
(foto diambil dari model Gunung Merapi yang dipa&ang di Musium Merapi)
/2
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode ISSN" !#$#%#!!
III Yogyakarta, 3 November 2!2
Gunung Api Merapi tertua berada di Gunung ibi (/111 m dpl)! morfologinya terhadap
Gunung Merapi (puncak Gunung Anyar) menyerupai pelana kuda (terlihat pada Gambar 2b).
>itologi yang menyusun Gunung ibi adalah lava basal (andesit piroksen @aAlkalin) lapuk abuabu
gelap, porfiroafanitik! dan breksi lahar yang sangat keras. #i sepan&ang &alan utama Muntilan%elo,
tersingkap perlapisan lava dan piroklastika dengan tebal masingmasing bervariasi! kedua &enis
litologi tersebut di permukaan lapuk dan biasanya tertutup soil dan lahan pertanian+perkebunan,
namun penyebarannya dapat ditelusuri dengan mudah. #i @epogo, basal di&umpai berlapis (tebal
lava -1 cm sampai 2 m) dengan breksi dan tuf coklat. "e arah timur, di daerah @epogo lava basal
-2
&uga di&umpai bersamasama dengan endapan sinder! hasil analisis pentarikhan @ , sinder tersebut
diketahui berumur 2/ ribu tahun dan lava basal diketahui berumur 21 ribu tahun.
"e arah barat, di Gunung atulawang, di&umpai tefra aliran piroklastika fragmental kasar yang
berselingan dengan seruakan dan &atuhan piroklastika) dan lava andesit piroksen, serta beberapa
andesit horenblenda (Gambar .a). %ebagian besar tefra belum mengalami pembatuan, namun
sebagian yang lain terlihat agak keras. "eberadaan tefra dan lava Gunung atulawang &uga sering
berasosiasi dengan tuf dan pumis coklat yang dideskripsi sebagai endapan tefra atulawang. "ondisi
singkapan kebanyakan lapuk dan sebagian di sepan&ang &alur pendakian masih segar. arna litologi
Gunung atulawang lebih cerah dibandingkan dengan litologi yang menyusun Gunung ibi. #i
bagian selatan, yaitu di $lawangan dan Turgo, tersingkap lava basal yang mirip dengan lava Gunung
ibi, berumur 21 ribu tahun (umur oleh ewhall dkk., /111).
#i daerah $lunyon"aliurang dan "inare&o, tersingkap lava andesit piroksen abuabu terang
dari hasil aktivitas belakangan. "eberadaan lava berasosiasi dengan breksi piroklastika dan fraksi
halus, dengan komposisi andesit piroksen dan andesit horenblenda (Gambar .b). #i Gunung Anyar
material kubah lava sebagian besar longsor membentuk awan panas guguran yang masif, sortasi
buruk, kemas terbuka dan tersusun atas fragmen andesit piroksen (diameter maksimal beberapa
meter) dengan matriks abu dan lapilli. eberapa material hasil erupsi eksplosifnya dicirikan oleh
perselingan breksi piroklastika (andesit piroksen, andesit horenblenda, beberapa batuan dasar dan
beberapa batuan hasil alterasi) dan tuf (seruakan dan &atuhan piroklastika). eberapa periode dalam
aktivitasnya &uga menghasilkan material pumisan kekuningankecoklatan, hasil erupsi eksplosif tipe
Culkan. Dndapan tersebut warna abuabu sampai abuabu gelap agak kecoklatan, berlapis hingga
antidune, tekstur halus dengan diameter butir tuf halus sampai lapilli! secara mikroskopis sortasi
sedang hingga buruk dan tersusun atas kristal mineral (piroksen dan plagioklas) dan litik yang
tertanam dalam matriks abu halus takteridentifikasi.
G*%l%gi Da*ra! Gunung G*+* I.%giri /P*gunungan S*la&an0
#ari pengamatan di lapangan, di&umpai gawir setengah melingkar (tapal kuda) di daerah
penelitian. #ari pandangan katak &uga dapat diinterpretasi bahwa kemiringan lapisan batuan di
daerah #engkeng$ucung (sebelah timur Gunung Gede) terlihat ke arah selatan, sedangkan di
$agergunung (sebelah utara) terlihat ke arah utara. #ari pengamatan detail secara langsung di
o
lapangan, di&umpai banyak gawir dengan slope lebih dari 8 , bahkan sebagian besar hampir tegak.
eberapa gawir dapat diamati sesarsesar turun oblik! tetapi banyak gawir yang lain tidak dapat
diamati struktur geologinya, karena tertutup oleh material+&atuhan batuan di dalamnya. Gawirgawir
tersebut dari baratdaya ke arah timurlauttimur di&umpai di #esa ron&ong (onolelo4mogiri),
@inomati, Gunung %udimoro dan $emakaman Ba&aBa&a (4mogiri). Gawirgawir tersebut tersusun
atas breksi dan lava andesit+basal serta batupasir coklat dan batupasir hitam. #i atas dan di bawah
batuan gunung api tersebut adalah tuf dan breksi pumis 'ormasi %emilir. %truktur sesar oblik turun
dari ukuran kecil hingga sangat besar di&umpai hampir di sepan&ang %ungai *pak (dari
$agergunung), %ungai *yo (sampai %iluk), %rumbung#engkeng%indet sampai #lingo4mogiri.
Arah utama sesarsesar tersebut adalah baratdayatimurlaut, barattimur dan baratlauttenggara,
tergantung dari posisi dan arah bukaan gawir utama (Gambar 9).
$engamatan singkapan batuan men&umpai lava basal berstruktur bantal, breksi andesit, lava
basal dan lava andesit, aglomerat, batupasir coklat dan batupasir hitam, pumis dan tuf. >ava basal
berstruktur bantal di&umpai di sebelah barat #engkeng yang berbatasan dengan Gunung Gede dan
Gunung "elir. reksi dan lava andesit di&umpai di onolelo, anyakan, #engkeng, $ucung dan
/29
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode ISSN" !#$#%#!!
III Yogyakarta, 3 November 2!2
Gunung Gede. $uncak Gunung Gede di&umpai intrusi andesit berwarna abuabu terangkehi&auan,
masif, porfiritik dan tersusun atas mineral plagioklas, piroksen dan horenblenda. atupasir (tuf)
coklat di&umpai di sebelah timur onolelogelosari, anyakan dan %rumbung. #i Gunung "elir, di
atas basal adalah tuf putih (teralterasi), breksi pumis kehi&auan dan makin ke atas adalah breksi dan
lava andesit basalan. reksi andesit dan aglomerat andesit tersingkap di Mangunan, sedikit di
onolelo, dan @egokan.
/28
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode ISSN" !#$#%#!!
III Yogyakarta, 3 November 2!2
Gambar 9. Gawir dengan bidangbidang sesar oblik turun di&umpai di ron&ongogosari ($leret
antul kiri) dan di @inomati (%udimoro! kanan) dengan litologi penyusun breksi pumis (bagian
atas) dan breksi dan lava andesit (pada kaki gawir).
%ecara umum, stratigrafi batuan gunung api tersebut sering di&umpai perselingan antara lava
dan breksi, atau perselingan lava dan tuf, sebagaimana yang dapat di&umpai di tubuh Gunung Api
Merapi. Gambar 8 men&elaskan komposisi litologi yang menyusun daerah penelitian di Gunung
Gede dan sekitarnya, meliputi di antaranya adalah di daerah onolelo@egokan, onolelo
ron&ong, #engkengGunung "elir, "aligatukMangunan, $ucung#engkeng dan %iluk4mogiri.
#aerahdaerah tersebut seluruhnya mengitari Gunung Gede, yang pada puncaknya di&umpai intrusi
andesit horenblenda.
Mengacu pada Mc#onald (-<8/) Gunung Api Merapi adalah gunung api tipe strato (komposit).
%ecara geomorfologi, tubuh Gunung Api Merapi berbentuk kerucut sempurna, yang dibangun oleh hasil
aktivitasnya sendiri, sehingga pertumbuhannya dikategorikan sebagai fasa konstruktif (pembangunan).
$ada beberapa periode ativitasnya, erupsi Gunung Api Merapi lebih didominasi oleh pembentukan kubah
lava dan erupsi efusif, yang selan&utnya material erupsi tersebut gugur dan terendapkan pada lereng
lerengnya. #alam beberapa periode tertentu, yaitu sekali dalam 1-1 tahun, erupsinya bersifat
eksplosif, disertai dengan penghancuran kubah lava membentuk kaldera baru, dan materialnya bersifat
fragmental yang diendapkan pada lereng hingga kaki gunung api. $embentukan kaldera baru tersebut
menyebabkan perubahan geomorfologi puncaknya dan berimplikasi pada perubahan arah erupsinya.
Aktivitas eksplosif Gunung Api Merapi tersebut membentuk rekahan baru, yang selan&utnya dilalui oleh
magma ke permukaan, membentuk beberapa puncak gunung api, yaitu puncak Gunung ibi, atulawang,
$atuk AlapAlap, $usunglondon dan Gunung Anyar.
#idasarkan atas hasil analisis regional dari beberapa peneliti terdahulu serta hasil pengamatan
di lapangan! mengacu pada geologi Gunung Api Merapi, dapat diinterpretasi bahwa daerah
penelitian pernah berlangsung aktivitas gunung api pada umur Tersier. #engan komposisi batuan
terdiri atas andesit piroksen, andesit horenblenda dan basal, gunung api purba di daerah penelitian
telah mengalami evolusi magmatik dalam kurun waktu geologi yang pan&ang. #idasarkan atas data
stratigrafi batuan gunung api, yang terdiri atas batuan beku (intrusi dangkal dan lava) dan fragmental
kasar (breksi dan tuf andesit) yang berselingan dengan batuan vulkanik fragmental halus (pumis dan
tuf), mengindikasikan bahwa aktivitas komposit dan destruktuf gunung api telah berlangsung secara
berselingan.
%ecara bertahap, aktivitas gunung api tersebut pada awalnya dalah pembangunan tubuh
kerucutnya membangun 'ormasi glanggeran bagian bawah. "eberadaan breksi polimik ko
ignimbrit di daerahdaerah tertentu, breksi pumis dan tuf yang menumpang breksi dan lava andesit +
basal di daerah penelitian diinterpretasi bahwa telah berlangsung erupsi efusif dan eksplosif secara
berulangulang. "eberadaan breksi pumis dan tuf diinterpretasi dihasilkan oleh erupsi sangat
eksplosif yang membentuk kaldera baru.
/27
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode ISSN" !#$#%#!!
III Yogyakarta, 3 November 2!2
/2<
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN" !#$#%
#!!
Yogyakarta, 3 November 2!2
6asil analisis magmatologi Gunung Api Merapi men&umpai magma Merapi bertipe "alk
alkalin, dan telah berulangulang mengalami perubahan dari basal hingga andesit. Maka tidak
aneh &ika litologi yang menyusun daerah penelitian berkomposisi basal hingga dasitikriolitik.
Cariasi komposisi litologi tersebut, mengindikasikan bahwa dalam satu tubuh gunung api dapat
berlangsung perubahan sifat magma secara berulang yang dari waktu ke waktu menghasilkan
magma yang lebih kental. 6al itu berimplikasi pada tipe dan intensitas erupsinya, yang dapat
bersifat membangun dan merusak dalam periode tertentu.
KESIMPULAN
Mengacu pada geologi Gunung Api Merapi, dapat disimpulkan bahwa di daerah Gunung Gede
dan sekitarnya telah berlangsung aktivitas gunung api komposit pada Tersier. Aktivitas gunung api
tersebut berlangsung dalam waktu yang sangat lama, menghasilkan erupsi efusif yang sifatnya
membangun yang dihasilkan oleh tipe magma andesitbasalt yang lebih basa dan erupsi eksplosif
yang sifatnya merusak yang dihasilkan oleh tipe magma andesit horenblenda yang lebih asam. "ini,
tubuh kerucut gunung api tersebut tidak lagi terlihat, sebagaimana di Gunung Api Merapi, karena
aktivitas eksplosifnya dan oleh erosi sepan&ang akhir Tersier"uarter.
DA1TAR PUSTAKA
Andreastuti, %#., (-<<<), Stratigra+'" an. geo*'e$istr" of Mera+i ol*ano, 9entral Ja/a,
In.onesia% i$+li*ation for t'e assess$ent of /ol*ani* 'a4ar., #isertasi $h# at Eniversity
of Auckland, ew Fealand, 2.
Can emmelen, B.. (-<2<), T'e Geolog" of In.onesia, The 6ague Martinus i&nhoff, Col 4A
-</-<2, -<8/11, /19/18.
erthomier, $.@. (-<<1), #tu.e /ol*anologi0ue .u Mera+i 9enter Ja/a3 T:+'rostratigra+'ie et
*'ronologie5$:*'anis$es :ru+tifs, $h# thesis, Eniversity of laise $ascal, @lermont
'errand, --.
othe, A. @h. #., -</<, #&iwo 6ills and %outhern Banges, Dcursion Guide, 4Cth $acific %ci.
@ong., andung, /= p.
ronto, %., /1-1, Geologi Gunung A+i Pura, $ublikasi "husus adan Geologi "ementrian
Dnergi dan %umber #aya Mineral, -2.
Merapi (@entral 3ava 4ndonesia) an outline of the structural and magmatological evolution, with
a special emphesis to the ma&or pyroclastic events, J) ol*) An. Geot'er$al Res), -11, -=<
-9=.
'errari, >., -<<, Miocene shearing along the northern boundary of the 3alisco block and the
opening of the southern Gulf of @alifornia Geology, v. /=, 8-H82.
6amilton, . (-<8<), Te*toni* of t'e In.onesian Regions, E% Geological %urvey. $rof. paper,
-187
#el Marmol, M.A. (-<7<), T'e +etrolog" an. geo*'e$istr" of Mera+i ol*ano, 9entral Ja/a,
In.onesia, Enpublished $h# dissertation, The 3ohn 6opkins Eniversity, altimore, M#, =72
Macdonald, G.A., -<8/, ol*anoes, $rentice6all, Dnglewood @liffs, ew 3ersey, -1.
Mulyaningsih, %., /119, Geologi ;ingkungan .i aera' ;ereng Selatan Gununga+i Mera+i,
!og"akarta, +a.a <aktu Sejara' =istori*al Ti$e3, #isertasi, 4T, tidak dipublikasikan,
=7.
ewhall, @. G., ronto, %., Alloway, ., anks, . G., ahar, 4., del Marmol, M. A.,
6adisantono, B. #., 6olcomb, B. T., McGeehin, 3., Miksic, 3. ., Bubin, M., %ayudi, %.#.,
%ukhyar, B., Andreastuti, %. #., Tilling, B. 4., Torley, B., Trimble, #. dan irakusumah, A.
#. (/111), -1,111 years of eplosive eruptions of Merapi Colcano, @entral 3ava
archeological and modern implications. J) ol*) An. Geot'er$al Res), -11, <1.
Bahard&o, ., %ukandarrumidi dan 6.M. Bosidi, -<88, $eta Geologi >embar 5ogyakarta, 3awa,
skala - -11.111, @etakan ke 4, irektorat Geologi, andung.
%oeriaAtmad&a, B., B.@. Maury, 6. ellon, 6. $ringgoprawiro dan . $riadi, -<<2, Tertiary
magmatic belts in 3ava, Journ) S# Asian #art' S*i., <, -=-/.
/1
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN" !#$#%
#!!
Yogyakarta, 3 November 2!2
%urono, Toha, . dan %udarno, 4. -<</, Peta geologi le$ar Surakarta Ja-a skala 1% 1>>)>>>,
Ddisi 44, $usat $enelitian dan $engembangan Geologi, andung.
irakusumah, A.#. , 3uwarna, 6. dan >ubis, 6. (-<79), Peta Geologi Gununga+i Mera+i, Ja-a
Tenga' sekala 1%?> >>>, #irektorat Culkanologi, andung.
/-