Anda di halaman 1dari 12

130 - Jurnal Keolahragaan, Volume 1 – Nomor 2, 2013

MODEL SENAM SI BUYUNG UNTUK PEMBELAJARAN MOTORIK KASAR


PADA SISWA TAMAN KANAK-KANAK

A GYMNASTIC MODEL SI BUYUNG AS A MEDIUM IN GROSS MOTOR LEARNING


FOR KINDERGARTEN STUDENTS

Galih Dwi Pradipta, Pamuji Sukoco


PPs UNY, Universitas Negeri Yogyakarta
galihdwipradipta@ymail.com, pamuji_sukoco@uny.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model senam Si Buyung untuk pembelajaran moto-
rik kasar pada siswa TK. Senam Si Buyung yang dikembangkan diharapkan dapat digunakan guru TK
sebagai salah satu bentuk pembelajaran motorik kasar pada siswa TK.Penelitian pengembangan ini
dilakukan dengan langkah-langkah penelitian sebagai berikut: (1) pengumpulan informasi di lapangan,
(2) melakukan analisis terhadap informasi yang telah dikumpulkan, (3) mengembangkan produk awal
(draf model), (4) validasi ahli dan revisi, (5) uji coba lapangan skala kecil dan revisi, (6) uji coba
lapangan skala besar dan revisi, dan (7) pembuatan produk final. Uji coba skala kecil dilakukan terha-
dap siswa kelas B dari TK Amal Mulia Mancasan yang berjumlah 15 anak. Uji coba skala besar
dilakukan terhadap siswa kelas B dari TK Purbasari Dukuhsari Kalasan yang berjumlah 45 anak.
Instrumen pengumpulan data yang digunakan yaitu; (1) angket, (2) lembar pedoman observasi senam
Si Buyung, (3) lembar format penilaian anak. Teknik analisis data yang dilakukan yaitu analisis
deskriptif kuantitatif dan analisis deskriptif kualitatif. Penelitian ini menghasilkan model senam Si
Buyung untuk pembelajaran motorik kasar pada siswa taman kanak-kanak. Produk hasil penelitian
pengembangan berupa buku RKH (Rencana Kegiatan Harian) dan video senam Si Buyung yang
dibuat dalam bentuk CD. Dari hasil penilaian para ahli materi, dapat ditarik kesimpulan bahwa model
senam Si Buyung yang dibuat layak digunakan untuk pembelajaran motorik kasar pada siswa TK.
Kata kunci: Senam Si Buyung, motorik kasar, dan anak TK.

Abstract
This research is aimed at developing a gymnastic model named Si Buyung as a medium in gross
motor learning for kindergarten students. This gymnastic model is developed to help kindergarten
teachers in conducting the teaching and learning of gross motor effectively and sufficiently. This
educational research and development (R & D) was conducted by adapting R & D steps according to
Borg & Gall (1983, p.775), consisting of: (1) collecting information, (2) information analysis, (3)
developing initial product, (4) expert validation and revision, (5) preliminary field test and revision,
(6) main field test and revision, and (7) making the final product. The preliminary field test was
conducted to 15 students Class B of TK Amal Mulia Mancasan and the main field test was conducted
to 45 students Class B of TK Purbasari .Dukuhsari Kalasan Yogyakarta. Data collecting instrument
used were: (1) questionnaire, (2) observation guide line in Si Buyung (3) scoring guide line for
students’ involvement in Si Buyung gymnastic. The data were analyzed using quantitative descriptive
analyses and qualitative descriptive analyses.Based on the data and results of the study, it can be
concluded that Si Buyung as a gymnastic model is appropriate and as a teaching and learning medium
in gross motor learning for kindergarten students. The results of this study are in the forms of a book
RKH (Rencana Kegiatan Harian) and Compact Disc (CD). Based on some judgements of the
experts, it can be concluded that a gymnastic model Si Buyung developed is appropriate to be
applied in the teaching of gross motor towards the students of kindergarten.
Keywords: Gymnastic Si Buyung, gross motor, and kindergarten students.
Model Senam Si Buyung untuk Pembelajaran Motorik Kasar ... 131
Galih Dwi Pradipta, Pamuji Sukoco

mengacu pada SK dan KD, supaya gerakan-


Pendahuluan
gerakan yang disusun layak digunakan untuk
Taman kanak-kanak adalah lembaga pembelajaran motorik kasar. Bentuk senam Si
pendidikan prasekolah sebelum memasuki lem- Buyung dapat berupa lagu atau cerita, dalam
baga pendidikan sekolah dasar. Taman kanak- menyusun lagu dan cerita pada senam Si Bu-
kanak adalah suatu upaya pembinaan yang ditu- yung harus mengacu pada model tematik di TK.
jukan kepada anak usia 4-6 tahun yang dilaku- Konsep tematik di sini yaitu untuk memilih
kan melalui pemberian rangsangan pendidikan bentuk lagu atau tema cerita yang sesuai dengan
untuk membantu pertumbuhan dan perkem- karakteristik siswa. Guru dapat mengaplikasi-
bangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kan senam Si Buyung sebagai pembelajaran
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lan- motorik kasar di TK, manfaatnya banyak dari
jut. Di TK proses pembelajaran dalam perkem- menvariasikan model senam tersebut, selain
bangan kemampuan dasar meliputi lingkup ber- untuk meningkatkan motorik kasar anak juga
bahasa, kognitif, dan fisik. Pembelajaran taman mampu melatih kognitif, afektif, dan psikomo-
kanak-kanak mengembangkan aspek kognitif, tor pada anak. Guru mampu kreatif dalam
afektif, dan psikomotor, untuk mencapai tujuan menyusun metode pembelajaran, sehingga anak
pembelajaran yang diinginkan guru dituntut un- tidak bosan dalam belajar. Anak senang dalam
tuk menggunakan cara yang kreatif. Salah satu mengikuti pembelajaran maka materi-materi
cara yang digunakan guru dalam keberhasilan yang disampaikan guru akan mudah dipahami
pembelajaran yaitu mampu menerapkan pem- anak, sehingga tujuan pembelajaran yang diha-
belajaran yang tepat untuk anak-anak di taman rapkan dapat tercapai.
kanak-kanak.
Senam Si Buyung
Pembelajaran olahraga di TK bertuju-
an untuk meningkatkan perkembangan dan per- Mawarti, dkk (2012, p.2) mendefinisi-
tumbuhan anak, meningkatkan keterampilan kan senam Si Buyung adalah salah satu cabang
dan ketangkasan, meningkatkan pengetahuan dari senam ritmik yang di dalamnya ada unsur
dan kecerdasan, serta menanamkan sikap-sikap gerak dan irama, yang akan di tujukan untuk
positif pada anak. Mengajar olahraga di TK gu- perkembangan sistem syaraf sensoris pada anak
ru harus mempunyai model yang paling efektif usia dini. Berdasarkan definisi tersebut senam
dan efisien, karena jika model pembelajaran Si Buyung ditujukan untuk anak usia dini,
yang digunakan efektif dan efisien maka tujuan senam Si Buyung merupakan senam bentuk
pembelajaran dapat tercapai. Guru diharapkan meniru melalui aktifitas gerak dan lagu. Bentuk
mampu memberikan pembelajaran yang atraktif dan isi senam Si Buyung dijelaskan sebagai
dan menarik pada anak, sehingga tujuan-tujuan berikut: (a) Senam Si Buyung bentuk cerita.
pembelajaran pada TK dapat tercapai. Tujuan- Senam si Buyung yang di dalamnya terdapat
tujuan pembelajaran untuk meningkatkan ke- unsur-unsur cerita sebagai media penarik anak
terampilan gerak dasar anak, misalnya untuk didik untuk secara tidak sadar atau sadar mela-
meningkatkan motorik kasar anak. Guru mam- kukan gerakan yang diinginkan. Ketentuan:
pu memilih model pembelajaran yang tepat mulai dari awal sampai akhir ceritanya masih
untuk menyusun materi-materi yang bertujuan dalam satu tema. Di dalam cerita bisa dengan
untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar memfantasikan atau meniru gerakan tumbuhan,
anak. Guru mampu menggunakan model senam hewan, dan lain-lain; (b) Senam Si Buyung
untuk pembelajaran motorik kasar di TK. Mo- bentuk gerak lagu. Senam Si Buyung di mana
del pembelajaran senam di TK salah satunya di dalamnya terdapat unsur-unsur gerak lagu.
adalah senam Si Buyung. Senam Si Buyung Anak didik diharapkan mampu mengetahui
merupakan bentuk senam meniru yang sering bentuk tersebut dan mengevaluasi secara seder-
digunakan dalam pembelajaran senam di TK. hana. Ketentuannya dari masing-masing gerak
Senam Si Buyung dapat disusun dengan meng- dalam sistematika senam harus dicocokkan
gunakan lagu atau cerita, lagu dan cerita disu- dengan lagunya; (c) Isi latihan senam Si Bu-
sun supaya anak mampu meniru gerakan dalam yung: (A) pendahuluan/pema-nasan, (B) latihan
senam Si Buyung. inti: (B1) latihan tubuh (normalisasi), (B1.1)
Tujuan dari pembelajaran senam Si latihan penguluran, (B1.2) latihan pelemasan,
Buyung yaitu untuk meningkatkan kemam- (B1.3) latihan penguatan, (B1.4) latihan pele-
puan motorik kasar pada anak TK. Gerakan- pasan, (B2) latihan keseimbangan, (B3) latihan
gerakan yang disusun dalam senam Si Buyung kekuatan dan ketangkasan, (B4) jalan dan lari,

Jurnal Keolahragaan, Volume 1 – Nomor 2, 2013


132 - Jurnal Keolahragaan, Volume 1 – Nomor 2, 2013

(B5) lompat dan loncat, dan (C) pendinginan: yang lemah, misalnya otot perut dan otot ping-
penutup. gang, latihan dengan gerakan-gerakan lambat,
Metode mengajar senam Si Buyung latihan dengan menambah beban. Tujuan latih-
berdasarkan urutannya yaitu latihan pemanas- an penguatan yaitu untuk menguatkan otot-otot
an/pendahuluan, latihan inti, dan latihan pene- yang lemah, misal otot perut dan otot pinggang;
nangan. Cara menyusun senam Si Buyung serta (4) Latihan pelepasan, cara menyusun latihan
tujuannya antara lain sebagai berikut: pelepasan yaitu: gerakan disusun dengan mele-
paskan ketegangan-ketegangan otot, gerakan
Pemanasan
disusun tanpa kekuatan/tidak banyak kerja otot,
Cara menyusun latihan pemanasan, (1) gerakan disusun dengan memperbaiki koordina-
Bentuk gerakan menarik anak-anak serta meng- si otot. Tujuan latihan pelepasan yaitu untuk
gembirakan, (2) Latihan pemanasan membuat menghilangkan ketegangan otot, memperbaiki
semua anak bergerak, (3) Gerakannya tidak me- koordinasi otot, serta merelaksasikan otot-otot
lelahkan untuk anak, (4) Bentuk gerakan mudah yang tegang.
dimengerti dan dapat dilakukan semua anak de- Kedua, latihan keseimbangan, cara me-
ngan mudah. nyusun latihan keseimbangan yaitu: Memper-
Tujuan latihan pemanasan yaitu meme- tinggi bidang tumpuan, memperkecil bidang
nuhi hasrat bergerak anak, membawa/menyiap- tumpuan, memperpendek jarak antara titik berat
kan suhu badan anak kepada panas yang opti- badan dengan bidang tumpuan, melakukan la-
mal guna menerima latihan selanjutnya, serta tihan dengan memejamkan mata. Tujuan latihan
membawa jiwa dan raga anak pada pembelajar- keseimbangan yaitu melatih kontrol gerak tu-
an pendidikan jasmani. buh anak, meningkatkan keseimbangan gerak
Latihan Inti anak, serta melatih pembentukan sikap dan ge-
rak anak.
Latihan inti diperinci menjadi 5 bagian Ketiga, latihan kekuatan dan ketang-
antara lain: latihan tubuh, latihan keseimbang- kasan, cara menyusun latihan yaitu: gerakan di-
an, latihan kekuatan dan ketangkasan, latihan susun untuk menguatkan, dalam arti untuk me-
jalan dan lari, serta latihan lompat dan loncat. lawan beban, gerakan disusun melibatkan kece-
Latihan tubuh dibagi menjadi 4 latihan yaitu patan, misalnya kecepatan bereaksi, kecepatan
latihan penguluran, latihan pelemasan, latihan bergerak, dan kecepatan mengubah arah, gerak-
penguatan, serta latihan pelepasan. Di bawah ini an secara mendadak, mislanya gerakan melon-
adalah penjelasan cara menyusun latihan serta cat, menumpu, memukul, dan sebagainya, ge-
tujuan latihan. rakan yang tahan lama (endurance) atau gerak-
Pertama, latihan tubuh antara lain: (1) an yang dilakukan dalam waktu lama. Tujuan
Latihan penguluran, cara menyusun latihan pe- latihan kekuatan dan ketangkasan yaitu melatih
nguluran yaitu: Gerakan disusun dengan meng- bergerak secara ekonomis (efisien), melatih
ulur otot-otot dan sendi, gerakan dilakukan ber- mempercepat reaksi gerak, melatih koordinasi
ulang-ulang, gerakan dilakukan sedikit demi otot, serta melatih pembentukan gerak dalam
sedikit untuk menambah rangsangan. Tujuan mencapai prestasi.
latihan penguluran yaitu untuk memperpanjang Keempat, latihan jalan dan lari, cara
otot-otot dan sendi sehingga memudahkan ge- menyusun latihan, yaitu: gerakan disusun de-
rakan senam (fleksibilitas); (2) Latihan pele- ngan mempertahankan sikap tubuh tetap tegak,
masan, cara menyusun latihan pelemasan yaitu: gerakan menekankan pada dorongan kaki mela-
Gerakan disusun dengan melemaskan otot-otot lui ujung jari, gerakan disusun untuk mening-
dan sendi, latihan dilakukan dengan melakukan katkan daya tahan (endurance). Tujuan latihan
gerakan yang luas dalam segala arah, memung- jalan dan lari yaitu membenarkan posisi tubuh
kinkan gerak pada setiap persendian, gerakan pada waktu berjalan/berlari, melatih kesadaran
dilakukan berulang-ulang dan sedikit demi sedi- arah, serta melatih daya tahan tubuh (endu-
kit untuk menambah rangsangan. Tujuan latih- rance).
an pelemasan yaitu melemaskan sendi-sendi Kelima, latihan lompat dan loncat, cara
supaya memudahkan gerak dan memperbesar menyusun latihan yaitu: Gerakan disusun de-
elastisitas pembungkusan (capsul) dan tali sen- ngan mencapai ketinggian, gerakan disusun de-
di; (3) Latihan penguatan, cara menyusun latih- ngan mencapai kejauhan, gerakan disusun de-
an penguatan yaitu: gerakan disusun dengan ngan memperhatikan posisi kaki dari mulai
menguatkan otot-otot setempat terutama otot tolakan, ayunan, dan mendarat. Tujuan latihan
Model Senam Si Buyung untuk Pembelajaran Motorik Kasar ... 133
Galih Dwi Pradipta, Pamuji Sukoco

lompat dan loncat yaitu melatih ketangkasan, Manfaat Senam Si Buyung


melatih daya tahan (endurance), serta mampu
Manfaat Fisik
melatih otot kaki supaya kuat.
Senam merupakan aktivitas jasmani
Latihan Pendinginan
yang mampu meningkatkan komponen fisik
Latihan pendinginan, cara menyusun serta kemampuan gerak anak. Anak yang meng-
latihan yaitu: latihan disusun dengan perhatian ikuti senam akan berkembang daya tahan otot,
dan ketenangan, latihan tidak banyak menge- kekuatan, power, kelentukan, koordinasi, kelin-
luarkan tenaga, latihan dengan mengatur nafas cahan, serta keseimbangannya. Kegiatan senam
(menghirup nafas dalam-dalam dan mengeluar- menuntut sistem kerja jentung dan paru, sehing-
kan nafas pelan-pelan). Tujuan latihan yaitu ga kegiatan senam sangat mendukung anak
membawa temperatur badan anak kepada tem- dalam perkembangan fisik yang seimbang.
peratur badan yang semula (normal), serta
Manfaat Mental dan Sosial
membawa anak ke suasana tenang untuk siap
kembali ke dalam kelas. Senam selain mampu meningkatkan
Anak supaya mampu mencapai keber- kekuatan fisik anak juga dapat melatih mental
hasilan dalam proses pembelajaran senam di dan sosial anak. Senam Si Buyung mampu me-
sekolah, ada beberapa kunci yang sebaiknya di- nuntut anak untuk berfikir sendiri tentang
lakukan oleh guru. Price (Lavin, 2008, p.56) pengembangan keterampilannya. Anak harus
menyatakan bahwa ada beberapa kunci antara mampu menggunakan kemampuan berfikirnya
lain adalah sebagai berikut: (a) Merencanakan secara kreatif melalui pemecahan masalah-ma-
bagian-bagian kerja secara menyeluruh, dengan salah gerak, dengan demikian anak akan ber-
tema dan aktivitas individu yang berdasarkan kembang kemampuan mentalnya.
asosiasi. Aktifitas tersebut disampaikan dengan Manfaat Perkembangan Otak
tingkatan perkembangan di mana siswa tersebut
belajar dalam kelas yang sedang diajar, (b) Me- Senam Si Buyung melalui gerak dan la-
melihara harapan yang tinggi secara konsisten gu adalah aktivitas yang sangat menyenangkan
terhadap pandangan bahwa siswa mampu dan bagi anak TK, aktivitas gerak dan lagu memberi
mengetahui kenyataan bahwa siswa-siswa antu- sumbangan yang besar untuk perkembangan
sias dan menerima isi senam yang disampaikan otak anak TK. Kadir (2010, p.110) berpendapat
kepada siswa dan pada waktu yang sama akan bahwa melalui aktivitas jasmani gerak dan lagu
memberi ide kepada siswa-siswa tersebut, (c) dapat memberikan sumbangan yang besar untuk
Mempersiapkan diri untuk mengulangi dan menyeimbangkan otak anak usia dini, dengan
mengkonsolidasi pekerjaan sebelumnya dengan memadukan aktivitas jasmani (olahraga) dan
varian aktivitas yang beragam dan menerapkan aktivitas mendengarkan musik ataupun menya-
alternatif gaya mengajar dan pendekatan-pende- nyi, dapat membantu membantu perkembangan
katan untuk memperkaya kualitas tugas yang otak.
muncul, (d) Memberikan kegiatan-kegiatan Karakteristik Gerak Dasar Senam
yang berbeda untuk aktivitas di lapangan yang
akan membawa interpretasi pelengkap terhadap Senam merupakan cabang olahraga
kemampuan dan tantangan kerja pada fase ting- yang didirikan oleh keterampilan gerak yang sa-
katan yang berbeda, (e) Tetap bekerja dengan ngat unik. Dilihat dari taksonomi gerak umum,
tingkatan yang tinggi, keikutsertaan yang total senam secara lengkap diwakili oleh gerak-gerak
dan meminimalisasi instruksi yang menandai dasar yang membangun pola gerak yang leng-
alur kerja yang dihasilkan, (f) Menciptakan kap, dari mulai pola gerak lokomotor (gerak
lingkungan dan atmosfir pembelajaran yang po- berpindah tempat), gerak non lokomotor (gerak
sitif dengan mengadopsi dan menerapkan ruti- tidak berpindaah tempat), serta manipulatif (ge-
nitas tugas yang konsisten diperlukan dalam rak manipulasi objek). Gerakan senam jika di-
pembelajran dan diaplikasikan, (g) Mengatur tinjau dari klasifikasi keterampilannya, senam
dan secara terus-menerus mengukur penampilan masuk ke dalam keterampilan distrik (berlang-
yang melawan kriteria yang telah diberikan sung singkat) sekaligus serial (berkelanjutan)
pada saat proses perencanaan dan untuk meng- jika sudah berupa rangkaian.
atur motivasi dan antusias pelajar. Karakteristik dan struktur gerakan se-
nam merupakan aktivitas fisik yang sangat
cocok untuk mengembangkan kualitas motorik

Jurnal Keolahragaan, Volume 1 – Nomor 2, 2013


134 - Jurnal Keolahragaan, Volume 1 – Nomor 2, 2013

dan kualitas fisik anak secara sekaligus. Senam gerak yang tidak berpindah tempat, mengandal-
mengandung gerakan lokomotor yang dianggap kan ruas-ruas persendian tubuh untuk memben-
mampu meningkatkan aspek kekuatan, kecepat- tuk posisi berbeda dengan tetap tinggal di satu
an, power, daya tahan, kelincahan, serta kese- titik. Contoh-contoh gerakan non lokomotor ya-
imbangan pada anak. Dihubungkan dengan ge- itu gerakan menghindar, mengayun, peregang-
rak non lokomotor senam mampu meningkat- an, melipat, dan lain-lain.
kan aspek kekuatan, kelentukan, dan keseim-
Keterampilan Manipulatif
bangan statis. Dihubungkan dengan gerak ma-
nipulatif senam mampu merangsang kemampu- Samsudin (2008, p.103) menyatakan
an koordinasi serta pengolahan rangsang pada gerakan manipulasi yaitu gerakan yang melibat-
pusat kesadaran anak. kan pemberian gaya kepada objek-objek atau
Senam dapat membantu perkembangan penerimaan gaya dari objek-objek. Bentuk-ben-
kemampuan gerak lokomotor seperti berjalan, tuk keterampilan manipulatif seperti mengayun,
berlari, meloncat, melompat, skipping, berlari menangkap, melempar, mumukul, menendang,
cepat, dan berjalan, sedangkan kemampuan ge- dribling, dan sebagainya. Keterampilan mani-
rak nonlokomotor seperti keseimbangan, me- pulatif sering diartikan sebagai kemampuan un-
mutarkan badan, berbalik arah, dan melipat tuk memanipulasi objek dengan anggota tubuh:
badan. Kegiatan tersebut membantu anak-anak tangan, kaki, dan kepala.
untuk dasar-dasar kecerdasan otak, keseim- Pembelajaran Motorik Kasar pada Anak TK
bangan, dan koordinasi.
Lavin (2008, p.30) menyatakan bahwa Pembelajaran motorik kasar perlu dite-
senam mampu meningkatkan kemampuan seba- kankan dalam aktivitas jasmani di TK. Berfung-
gai berikut: (1) Agility: dalam senam anak-anak sinya keterampilan motorik kasar dengan baik
bisa mengubah tingkat atau arah memutar ba- dapat mempunyai manfaat untuk keterampilan
dan, dan gerak berbalik badan atau cara berjalan gerak anak. Samsudin (2008, p.15) mendefinisi-
dengan menggunakan tubuh; (2) Keseimbang- kan pengayaan motorik kasar adalah aktivitas
an: beberapa gerakan dalam tari memerlukan dengan menggunakan otot-otot besar. Model
sebuah tinkat simertis dan asimetris keseim- pembelajaran motorik kasar di TK seperti berja-
bangan yang baik; (3) Koordinasi: berjalan de- lan di atas papan titian, berjalan dengan berba-
ngan cara berbeda dan menggunakan bagian gai variasi, memanjat, melompat, dan melaku-
tubuh pada posisi yang berbeda di sekitar tubuh kan senam (Depdiknas, 2002, p.20).
dan ruang. Manfaat dan fungsi pembelajaran mo-
Keterampilan senam selalu dibangun torik kasar (Depdiknas, 2002, p.3) adalah seba-
oleh keterampilan dasar lokomotor, non loko- gai berikut: (1) Manfaat pembelajaran motorik
motor, serta manipulatif (Depdiknas, 2004, kasar, yaitu: Mampu meningkatkan keterampil-
p.8), untuk lebih jelasnya uraian dari masing- an gerak, Mampu memelihara dan meningkat-
masing keterampilan adalah sebagai berikut: kan kebugaran jasmani, Mampu menanamkan
sikap percaya diri, Mampu bekerja sama, Mam-
Keterampilan Lokomotor pu berperilaku disiplin, jujur, dan sportif; (2)
Sukamti (2007, p.56) mengemukakan Fungsi pembelajaran motorik kasar yaitu, Seba-
keterampilan lokomotor adalah kemampuan gai alat pemacu pertumbuhan dan perkembang-
tubuh untuk berpindah tempat dari satu tempat an jasmani, rohani, dan kesehatan anak prase-
ke tempat lainnya atau mengangkat tubuh. Lo- kolah, Sebagai alat untuk membentuk, memba-
komotor diartikan sebagai gerak berpindah tem- ngun, dan memperkuat tubuh anak prasekolah,
pat seperti jalan, lari, lompat, berjingkat, dan Sebagai alat untuk meningkatkan perkembang-
lain-lain. Gerakan tersebut dalam senam sangat an emosional, Sebagai alat untuk meningkatkan
penting digunakan, karena hakikatnya hampir perkembangan sosial, Sebagai alat untuk me-
seluruh gerakan senam merupakan gerak loko- numbuhkan perasaan senang dan memahami
motor. manfaat kesehatan pribadi, Untuk melatih kete-
rampilan dan ketnagkasan gerak juga daya pikir
Keterampilan Non Lokomotor
anak prasekolah.
Sukamti (2007, p.58) menyatakan ge-
Pola Gerak Anak TK
rak non lokomotor adalah kemampuan gerak tu-
buh yang dilakukan di tempat, tanpa ada ruang Gerak pada anak diawali dengan gerak
gerak. Keterampilan non lokomotor merupakan yang dilakukan tanpa pertimbangan kognitif di
Model Senam Si Buyung untuk Pembelajaran Motorik Kasar ... 135
Galih Dwi Pradipta, Pamuji Sukoco

mana anak hanya melakukan gerak untuk men- Tahapan Formal Operasional
capai tujuannya, misalnya gerak mengayunkan
Tahapan formal operasional menekan-
tangan untuk memasukkan makanan ke dalam
kan bahwa tahap tersebut merupakan kemam-
mulut. Sebernarnya anak pada usia dini atau
puan untuk mempertimbangkan ide-ide yang ti-
bahkan sangat dini bisa dibantu untuk mempu-
dak didasarkan pada realita. Anak sudah mam-
nyai gerak sesuai dengan kemampuan kognitif-
pu berpikir yang bersifat abstrak.
nya. Piaget, Bruner, dan Gardner (Hughes,
Teori-teori di atas menunjukkan tahap-
2010, p.224) menyatakan bahwa aktivitas fisik
an anak TK berada pada tahapan preoprasional,
merupakan komponen yang sangat esensial pa-
tahapan tersebut menunjukkan bahwa anak ma-
da pemahaman pengetahuan atau kognitif. Ge-
sih belum memiliki kemampuan untuk berpikir
rak anak secara alamiah dan sensornya merupa-
logis atau operasional. Teori preoprasional
kan konsep pola gerak pada anak.
mendukung senam Si Buyung hanya cocok
Pola gerak pada anak sangat berhu-
dilakukan untuk anak TK, karena melihat ke-
bungan pada perkembangan kognitif anak.
mampuan berpikir dari anak TK. Konsep senam
Piaget (Mu’min dan Yudha, 2000, p.22) menga-
Si Buyung merupakan senam bentuk meniru
tegorikan perilaku gerak terhadap perkembang-
yang gerakannya disusun berdasarkan bentuk
an kognitif anak antara lain: (a) sensorimotorik
cerita dan lagu, berdasarkan bentuk cerita dan
dari lahir sampai dengan 2 tahun, (b) preopera-
lagu mengajak anak untuk meniru gerakan
sional dari 2 tahun sampai dengan 8 tahun, (c)
mengikuti isi dari cerita maupun lagu. senam si
konkret operasional dari 8 tahun sampai dengan
Buyung melatih kemampuan gerak anak mela-
11 tahun, (d) formal operasional 11 tahun sam-
lui perkembangan kognitif anak.
pai dengan 12 tahun. Tahapan-tahapan di atas
Piaget (Mu’min dan Yudha, 2000,
dijabarkan sebagai berikut:
p.22) menyatakan perkembangan kognitif dan
Tahap Sensorimotor perkembangan gerak secara konstan berinterasi,
perkembangan kognitif lebih kuat bergantung
Tahap sensorimotor menggambarkan
pada kemampuan intelektual anak. Tahapan-ta-
berpikir melalui gerak tubuh, kemampuan un-
hapan seperti di atas selalu dialami anak tanpa
tuk belajar dan meningkatkan kemampuan inte-
pernah dilewati oleh anak. Perkembangan kog-
lektual berkembang sebagai suatu hasil dari pe-
nitif terjadi melalui proses adaptasi, adaptasi
rilaku gerak dan konsekuensinya. Gerak selalu
merupakan penyesuaian terhadap tuntutan ling-
berhubungan dengan proses berpikir pada tahap
kungan dan intelektual melalui dua hal yaitu
sensorimotor, pengetahuan dan berpikir muncul
asimilasi dan akomodasi. Asimilasi merupakan
sebagai hasil atau akibat dari perilaku yang ter-
proses yang anak upayakan untuk menafsirkan
jadi melalui gerak tubuh.
pengalaman barunya yang didasarkan pada in-
Tahap Preoperasional terpretasinya saat sekarang mengenai dunianya.
Tahap preoperasional menekankan be- Akomodasi merupakan aspek kedua dari adap-
rupa batasan, anak masih belum memiliki ke- tasi, anak berusaha untuk menyesuaikan kebera-
mampuan untuk berpikir logis atau operasional. daan struktur pikiran dengan sejumlah penga-
Tahap preoperasional dibagi menjadi dua sub laman baru. Asimilasi dan akomodasi selalu be-
bagia antara lain: (a) prekonseptual yaitu anak kerjasama menjadi dasar perkembangan kogni-
yang berusia anatara 2 tahun sampai dengan 4 tif dan penekanan akan pentingnya anak me-
tahun, (b) intuitif yaitu anak yang berusia antara nempatkan pada peranan lingkungan dalam per-
4 tahun sampai dengan 11 tahun. kembangan manusia.

Tahapan Konkret Operasional Karakteristik Anak TK

Tahapan konkret operasional menekan- Anak TK berada dalam masa keemasan


kan bahwa tiap anak akan mencapai tahap kon- di sepanjang rentang usia perkembangan manu-
kret operasional dikarenakan anak telah bertam- sia. Montessori (Sujiono, 2011, p.54) menjelas-
bah kemampuannya. Karakteristik umum dari kan masa anak usia dini merupakan periode
tahapan konkret operasional adalah bertambah- sensitif (sensitive periods), selama masa ini
nya kemampuan dari variabel dalam situasi anak secara khusus mudah menerima stimulus-
problem solving. Kemampuan tersebut dapat stimulus dari lingkungannya. Masa anak siap
dimiliki dampak penting untuk perkembangan melakukan berbagai kegiatan dalam rangka me-
motorik pada anak. mahami dan menguasai lingkungannya. Usia

Jurnal Keolahragaan, Volume 1 – Nomor 2, 2013


136 - Jurnal Keolahragaan, Volume 1 – Nomor 2, 2013

keemasan pada anak merupakan masa di mana pikir: berpikir kritis, berpikir ilmiah, dan pe-
anak mulai peka untuk menerima berbagai sti- nyelesaian masalah. Pernyataan tersebut dapat
mulasi dan berbagai upaya pendidikan dari ling- dijadikan acuan untuk melatih anak dalam ber-
kungannya baik disengaja maupun tidak dise- pikir. Program-program pembelajaran di seko-
ngaja. Masa peka inilah terjadi pematangan lah harusnya disusun supaya mampu melatih
fungsi-fungsi fisik dan psikis sehingga anak anak dalam berpikir, misalnya dalam peme-
siap merespon dan mewujudkan semua tugas- cahan masalah. Anak banyak menghadapi ma-
tugas perkembangan yang diharapkan muncul salah di sekolah maupun di luar sekolah. Peme-
pada pola perilakunya sehari-hari. cahan masalah seperti usaha menemukan cara
Berdasarkan teori perkembangan anak yang tepat untuk mencapai tujuan perlu diajar-
seperti di atas diyakini bahwa setiap anak lahir kan pada anak supaya anak mampu mengatasi
dengan memiliki banyak bakat. Bakat tersebut masalah yang dihadapinya.
bersifat potensial dan ibaratnya belum terlihat Masa kanak-kanak merupakan masa di
pada anak, untuk itulah anak perlu diberikan mana anak susah untuk diatur, susah diatur ya-
pendidikan yang sesuai dengan perkembangan- itu anak melakukan apapun dengan semaunya
nya dengan cara memperkaya lingkungan ber- sendiri. Masa anak tidak berakhir begitu saja
mainnya. Orang dewasa perlu memberi peluang melainkan diawali dengan masa yang menyulit-
kepada anak untuk menyatakan diri, berekspre- kan yaitu umumnya muncul sekitar anak umur
si, berkreasi, dan menggali sumber-sumber ter- tiga tahun. Anak yang setiap hari selalu menu-
unggul yang sembunyi dalam diri anak. Pen- rut dan patuh kepada orang tuanya, dapat beru-
didikan anak TK haruslah berorientasi pada bah menjadi anak yang nakal yang tidak nurut
pendekatan berpusat pada anak dan perlahan- apa kata orang tuanya. Anak menjadi keras ke-
lahan menyeimbangkan dominasi pendekatan pala, pembantah, penentang, dekil, dan lain se-
lama yang lebih berpusat pada guru. bagainya. Anak mengalami perubahan tingkah
Hakikatnya anak adalah makhluk indi- laku dalam menemukan jati dirinya. Anak me-
vidu yang membangun sendiri pengetahuannya. nyadari bahwa anak sama seperti orang lain,
Anak lahir dengan membawa sejumlah potensi mempunyai kebebasan berbuat, kebebasan ber-
yang siap untuk ditumbuhkembangkan asalkan kehendak, kebebasan melakukan apa yang
lingkungan menyiapkan situasi dan kondisi diinginkan seperti ayah maupun ibunya.
yang dapat merangsang kemunculan dari poten- Anak mulai menyadari jati dirinya,
si yang tersembunyi. Berdasarkan tinjauan as- anak mulai menemukan kepribadiannya. Kei-
pek pedagogis, masa usia dini merupakan masa nginan anak untuk dapat berdiri sendiri sebagai
pondasi awal bagi pertumbuhan dan perkem- manusia yang hidup dalam masyarakat. Anak
bangan selanjutnya. Masa kanak-kanak yang adalah makhluk individu yang sekaligus adalah
bahagia merupakan dasar bagi keberhasilan di makhluk masyarakat. Anak dapat diperintah te-
masa datang dan sebaliknya, agar pertumbuhan tapi juga dapat memerintah, anak mampu
dan perkembangan tercapai secara optimal, ma- diminta untuk tunduk tetapi anak juga mampu
ka dibutuhkan situasi dan kondisi yang kondu- meminta untuk tidak tunduk. Sifat anak mulai
sif pada saat memberikan stimulasi dan upaya dari dapat diperintah dan mampu memerintah.
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan Soejanto (2005, p.40) menyatakan beberapa si-
minat anak. fat-sifat pada anak adalah sebagai berikut: (a)
Secara teoritis berdasarkan aspek per- Egocentris, artinya segala sesuatu ingin dipusat-
kembangannya, seorang anak dapat belajar de- kan pada anak, dan demi kepentingan anak.
ngan sebaik-baiknya apabila kebutuhan fisiknya Anak menuntut agar seluruh lingkungan berada
dipenuhi dan anak merasa aman dan nyaman di bawah kekuasaannya, (b) Selalu menentang,
secara psikologis, hal lain yang perlu diperhati- membantah, segala permintaan, suruhan, la-
kan adalah bahwa anak membangun pengetahu- rangan, anjuran, keharusan, dan sebagainya
annya sendiri, anak belajar melalui interaksi so- yang datang dari siapa juga, (c) Anak selalu
sial dengan orang dewasa dan anak-anak lain- berusaha menarik perhatian. Semua orang yang
nya, anak belajar melalui bermain serta terdapat ada di sekitarnya harus memperhatikannya, (d)
variasi individual dalam perkembangan dan Anak selalu meminta untuk dihargai, dipuji,
belajar. dan tidak mau dicela dipersalahkan atau diang-
Masa kanak-kanak merupakan masa gap tidak mampu, (e) Anak selalu menuntut
untuk mengeksplorasi proses berpikir, Santrock adanya kebebasan, (f) Keberaniannya bertam-
(2007, p.295) menyatakan tipe-tipe proses ber- bah dan rasa takutnya mulai berkurang.
Model Senam Si Buyung untuk Pembelajaran Motorik Kasar ... 137
Galih Dwi Pradipta, Pamuji Sukoco

Berdasarkan pendapat di atas dapat di- nyatakan pertumbuhan merupakan perubahan


simpulkan bahwa sifat anak pada masa pertum- dari ukuran bentuk tubuh, sedangkan Cratty
buhan untuk mencari jati dirinya dapat melaku- (Samsudin, 2008, p.6) menyatakan perkem-
kan banyak kesalahan. Pada masa tersebut seha- bangan berkaitan dengan kematangan mekanis-
rusnya orang tua mampu melakukan pendekat- me otot, syaraf, serta keterampilan motorik.
an pada anak melalui media-media yang mendi- Tumbuh kembang anak sangat perlu diperhati-
dik, sehingga anak tidak salah dalam masa per- kan, supaya anak mampu mendapatkan bentuk
tumbuhan untuk mencari jati dirinya. Orang tua dan fungsi tubuh secara baik. Memberikan sti-
seharusnya tidak membatasi diri anak untuk mulus-stimulus secara optimal mampu mempe-
berkembang, peran orang tua seharusnya meng- ngaruhi tumbuh kembang anak. Pemberian
awasi dan mengarahkan pada diri anak. Sikap asupan gizi serta pembelajaran gerak secara ba-
orang tua seperti banyak memerintah, melarang, ik dapat menunjang tumbuh kembang anak.
menyuruh, dan campur tangan dalam apa yang Davies (2003, p.1) menyatakan bahwa
dilakukan anak sebaiknya tidak ditekankan pa- gerak memberikan peranan yang penting dalam
da anak. pertumbuhan, perkembangan dan pendidikan
Anak dalam mencari jati dirinya biasa- anak. Ada tiga kategori yang penting dan saling
nya menyukai sanjungan dari orang tua. Orang berhubungan dalam menyusun pembelajaran
tua sebaiknya banyak memberikan reward ke- gerak antara lain: (a) dinamis yang menghu-
pada anak jika anak melakukan keberhasilan bungkan bagaimana instrumen bergerak, (b)
dalam belajar, misalnya saja pada waktu anak space yang mengacu pada cara-cara yang ada
mampu menghitung atau melafalkan huruf- dalam tubuh dan menggunakan ruang atau
huruf dengan baik dan benar. Orang tua mem- space, dan (c) hubungan (relationship) yang
berikan pujian pada anak sehingga anak akan mengidentifikasi cara-cara di mana tubuh ber-
termotivasi untuk giat belajar. Anak jika mela- gerak dan berhubungan dengan manusia dan
kukan kesalahan sebaiknya orang tua memberi- objek.
kan teguran dengan sikap yang halus, menggu- Berdasarkan pendapat seperti di atas
nakan kata-kata yang enak supaya anak mampu bahwa anak sangat memerlukan banyak gerak
memahami dan mengerti jika anak telah mela- untuk membantu pertumbuhan dan perkem-
kukan kesalahan. Adanya sikap memahami bangan, dalam menyusun pembelajaran gerak
anak sangat penting supaya anak mampu di pada anak harus disusun secara bertahap. Gerak
arahkan dengan baik. di mulai dari yang dinamis dengan menghu-
Soejanto (2005, p.41) menyatakan bah- bungkan berbagai instrumen gerak hingga gerak
wa, “Masa Trotz adalah merupakan masa pera- yang menghubungkan dengan manusia/objek di
lihan, dari masa kanak-kanak ke masa anak. sekitarnya, dengan demikian anak mampu me-
Masa Trotz berlaku satu tahun.” Masa Trotz latih geraknya secara efektif untuk mengetahui
anak harus diberikan pelayanan dari orang tua ruang di sekitarnya.
dengan baik, jika pada masa peralihan anak Ketertarikan bahwa anak-anak menam-
mendapatkan pelayanan yang keliru maka anak pilkan gerak terbagi dalam empat katergori
akan benar-benar tumbuh menjadi anak yang yang saling berkaitan. Davies (2003, p.54)
sukar dikendalikan. Diharapkan pada masa per- membagi kategori tersebut menjadi empat an-
alihan anak harus mendapatkan pendidikan tara lain: (a) Menghubungkan tubuh anak-anak
dengan mengikuti proses perkembangannya, dengan lingkungan yang stabil dengan aktivitas
seperti anak masuk mengikuti pendidikan for- seperti berjalan merangkak, memanjat, berayun,
mal/nonformal misalnya anak masuk untuk dan keseimbangan, (b) Mengetes pribadi anak-
mendapatkan pembelajaran di PAUD, TK, atau anak akan kekuatan dan gerak akrobatik dan at-
TPA. Adanya pendidikan mampu menunjang letik seperti menggulingkan badan (roll), jatuh
anak ke arah yang lebih baik. berguling-guling (tumble), melompat (leap),
dan mendarat (land), (c) Menguji ketangkasan
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak TK
siswa dengan memberikan dan bermain dengan
Pertumbuhan dan perkembangan pada benda seperti rattle, bola, simpai, tali, tongkat,
anak TK banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor, pemukul, dan batu, (d) Menikmati gerak untuk
seperti faktor gizi, lingkungan serta genitika. kepentingan pribadi siswa tersebut dalam kegi-
Faktor-faktor tersebut mempengaruhi pertum- atan berbalik, berjalan mengelilingi sesuatu,
buhan dan perkembangan anak menuju ke arah berputar-putar, menyambar yang muncul secara
berikutnya. Cholik (Samsudin, 2008, p.6) me- spontan dari waktu ke waktu.

Jurnal Keolahragaan, Volume 1 – Nomor 2, 2013


138 - Jurnal Keolahragaan, Volume 1 – Nomor 2, 2013

Kategori-kategori seperti di atas meru- suaikan dengan genetik maupun stimulus yang
pakan bentuk pembelajaran gerak untuk melatih diberikan pada anak.
kemampuan gerak anak. Anak semakin menik- Stimulus pada anak melalui aktivitas
mati pembelajaran yang menyenangkan, secara gerak sangat penting dalam membantu mengop-
tidak sadar anak menambah kemampuan gerak- timalkan tumbuh kembang anak. Adanya akti-
annya dengan banyak melakukan aktivitas ber- vitas gerak dalam media pembelajaran sangat
main seperti merangkak, berayun, melompat, diharapkan dalam tumbuh kembang anak. Pem-
serta berguling-guling. Anak dengan banyak ak- belajaran melalui aktivitas jasmani di sekolah
tivitas berbagai macam gerak mampu mensti- sangat penting, pembelajaran jasmani di TK se-
mulasi pertumbuhan fisik maupun mentalnya, baiknya dilakukan melalui aktivitas-aktivitas
dengan demikian sumbangsi belajar gerak pada seperti menari, permainan, olahraga, dan se-
anak mempunyai banyak manfaat terhadap per- nam. Aktivitas-aktivitas tersebut masuk ke da-
kembangan diri anak. lam wilayah pendidikan jasmani. Pembelajaran
Seefeldt (2008, p.63) menyatakan bah- aktivitas jasmani melalui senam Si Buyung di
wa perkembangan anak TK meliputi perkem- TK dapat mempengaruhi pertumbuhan dan per-
bangan fisik, emosi, bahasa, kognitif, dan sosi- kembangan anak. Belajar melalui aktivitas jas-
al. Dalam perkembangan anak upaya mendidik mani akan membantu mengoptimalkan empat
atau membimbing anak supaya anak dapat me- ranah dalam pendidikan di TK yaitu: ranah kog-
ngembangkan potensi dirinya seoptimal mung- nitif, afektif, dan psikomotor.
kin sangat dibutuhkan. Guru dan orang tua Senam Si Buyung mampu mengopti-
harus berperan aktif dalam perkembangan anak, malkan berbagai ranah yang ada dalam pendi-
mengajarkan anak ke arah positif sangat penting dikan, di dalam senam Si Buyung bentuk cerita
seperti mengenalkan anak untuk berolahraga, terdapat kemampuan untuk melatih ranah terse-
menanamkan sikap kejujuran, berbicara sopan but. Ranah kognitif berhubungan dengan ke-
santun, mengajarkan untuk rajin membaca, ser- mampuan berpikir, senam Si Buyung bentuk
ta mengajarkan anak untuk saling tolong meno- cerita mengajak anak untuk berpikir dan mem-
long. Pembelajaran tersebut mampu mendorong bayangkan dalam alur cerita. Ranah afektif ber-
anak untuk tumbuh dan berkembang dengan ba- hubungan dengan sikap dan perasaan senang,
ik. Masa-masa anak merupakan masa emas, senam Si Buyung memerlukan kedisiplinan
masa di mana anak menentukan pertumbuhan dalam mengikuti senam dari mulai berbaris
dan perkembangan selanjutnya, jika pada masa yang rapi hingga mendengarkan instruksi guru.
emas anak sudah mendapatkan stimulus yang Ranah yang terakhir yaitu ranah psikomotor
positif maka anak selanjutnya akan tumbuh dan berkaitan dengan kebugaran jasmani serta me-
berkembang secara optimal. latih kemampuan gerak pada anak.
Yusuf (2004, p.17) menyatakan prin- Pembelajaran gerak (motorik) terdiri
sip-prinsip dalam perkembangan anak antara atas beberapa tingkatan, Schmidt (2005, p.402)
lain: (a) Perkembangan merupakan proses yang menjelaskan tiga tingkatan dalam pembelajaran
tidak pernah berhenti, (b) Semua aspek perkem- motorik antara lain sebagai berikut: (a) Tingkat-
bangan saling mempengaruhi, (c) Perkembang- an pertama yaitu tingkat kognitif. Tingkat kog-
an mengikuti pola atau arah tertentu, (d) Per- nitif anak mampu memahami gerak yang harus
kembangan terjadi pada tempo yang berlainan, dikeluarkan dengan strategi yang tepat untuk
(e) Setiap fase perkembangan mempunyai ciri mendapatkan gerak yang diinginkan. Guru
khas, (f) Setiap individu yang normal akan memberikan kegiatan imajinatif, instruksi, mo-
mengalami tahapan/fase perkembangan. del, timbal balik yang membangun, dan berma-
Berdasarkan prinsip perkembangan di cam-macam teknik pelatihan yang mendukung
atas setiap anak mengalami berkembangan se- lainnya, (b) Tingkat kedua adalah tingkat aso-
cara terus menerus. Setiap aspek perkembangan siatif di mana anak menghasilkan cara yang
baik fisik dan mental saling mempengaruhi. paling efektif dalam menyelesaikan tugas atau
Perkembangan terjadi secara teratur mengikuti kegiatan untuk menampilkan kemampuan anak.
pola tertentu, setiap tahap perkembangan meru- Gerak yang dihasilkan anak lebih konsisten dan
pakan hasil perkembangan dari tahap sebelum- lebih berfokus pada bagaimana melakukan ge-
nya. Perkembangan fisik dan mental anak men- rakan, dalam tingkat asosiatif diperlukan waktu
capai kematangannya terjadi pada waktu yang yang cukup lama karena anak akan menghasil-
berbeda-beda. Anak dalam perkembangan fisik kan penampilan yang lebih efektif, (c) Tingkat-
dan mental ada yang cepat maupun lambat dise- an ketiga yaitu tingkatan otonomi (independen).
Model Senam Si Buyung untuk Pembelajaran Motorik Kasar ... 139
Galih Dwi Pradipta, Pamuji Sukoco

Anak menghasilkan gerak secara otomatis de- Hasil Penelitian Dan Pembahasan
ngan aktivitas yang berkelanjutan, pada tingkat-
Hasil penilaian para ahli materi di la-
an otonomi anak memerlukan pemahaman yang
pangan terhadap model senam Si Buyung meli-
profesional, sebagai contoh pemain piano tidak
puti: (1) observasi senam Si Buyung, (2) obser-
perlu melihat pianonya ketika memainkan alat
vasi keefektifan model senam Si Buyung, dan
musik tersebut.
(3) observasi terhadap guru pelaku uji coba.
Metode Data-data tersebut dipaparkan berikut ini.
Penelitian yang dilakukan mengguna- Tabel 1. Data Hasil Observasi Model Senam Si
kan metode penelitian dan pengembangan atau Buyung
sering disebut (research and development).
Ahli Item Observasi Total
Borg dan Gall (1983, p.772) menyatakan pene-
Materi 1 2 3 4 5 6 7 8 Nilai
litian dan pengembangan merupakan metode
Pakar
penelitian untuk menghasilkan produk-produk 1 1 1 1 1 1 1 1 8
Senam (1)
pendidikan, baik produk yang berupa objek ma- Pakar
terial seperti buku teks, dan film pengajaran. 1 1 1 1 1 1 1 1 8
Senam (2)
Produk yang berupa proses dan prosedur yang Guru TK
ditemukan seperti metode mengajar atau meto- 1 1 1 1 1 1 1 1 8
(1)
de mengorganisir pengajaran. Penelitian pe- Guru TK
1 1 1 1 1 1 1 1 8
ngembangan dilakukan untuk menghasilkan se- (2)
buah buku panduan dan CD senam Si Buyung Ahli
1 1 1 1 1 1 1 1 8
sebagai pembelajaran motorik kasar pada siswa Media
taman kanak-kanak. Pengembangan dilakukan Berdasarkan hasil tabel penilaian ob-
berdasarkan kajian terhadap kurikulum yang servasi model senam Si Buyung dimasukkan ke
ada di TK. Pemilihan bentuk lagu dan cerita da- dalam norma kategori. Berikut penyajian norma
lam senam Si Buyung berdasarkan pada tahap- kategori pada Tabel 2:
tahap perkembangan dan karakteristik anak, se-
hingga model yang dihasilkan sesuai bagi anak. Tabel 2. Penghitungan Normatif Kategorisasi
Prosedur pengembangan dalam peneli- Formula Batasan Kategori
tian sesuai dengan langkah-langkah penelitian X < (µ-1,0σ) X < 2,67 Kurang
pengembangan menurut Borg dan Gall. Menu- (µ-1,0σ) ≤ X < (µ+1,0σ) 2,67 ≤ X < 5,33 Cukup
rut Borg dan Gall (1983, p.775) dalam melaku- (µ+1,0σ) ≤ X 5,33 ≤ X Baik
kan penelitian pengembangan ada beberapa Keterangan: X = jumlah skor subjek; µ = mean
langkah yang harus ditempuh, langkah-langkah ideal = ½ [(8 x 1)+(8 x 0)] = 4; σ = standar
yang harus ditempuh tersebut, dapat digambar- devisiasi ideal = 1/6 [(8 x 1)-(8 x 0)] = 1,33.
kan sebagai berikut: (1) pengumpulan hasil riset
Mengacu pada kategorisasi tersebut
dan informasi, (2) perencanaan, (3) pengem-
maka hasil penilaian observasi model senam Si
bangan produk awal, (4) uji coba awal, (5) re-
Buyung dari para ahli materi dapat diketahui
visi untuk menyusun produk utama, (6) uji coba
dan disajikan ke dalam Tabel 3 berikut.
lapangan utama, (7) revisi untuk menyusun pro-
duk operasional, (8) uji coba produk operasio- Tabel 3. Distribusi Frekuensi
nal, (9) revisi produk final, dan (10) diseminasi Interval Kategori Frek Persen
dan implementasi produk hasil pengembangan. X < 2,67 Kurang 0 0,00%
Langkah-langkah tersebut diadaptasi menjadi 2,67 ≤ X < 5,33 Cukup 0 0,00%
tujuh rancangan prosedur penelitian pengem- 5,33 ≤ X Baik 5 100,00%
bangan berikut ini: (1) Pengumpulan informasi Jumlah 5 100,00%
di lapangan, (2) Melakukan analisis terhadap
informasi yang telah dikumpulkan, (3) Pengem- Tabel di atas menunjukkan penilaian
bangan produk awal (draf model), (4) Validasi observasi ahli materi terhadap model senam Si
ahli dan revisi, (5) Uji coba lapangan skala ke- Buyung sebagai pembelajaran motorik kasar
cil dan revisi, (6) Uji coba lapangan skala besar pada siswa TK tidak ada subjek (0%) yang ka-
dan revisi, (7)Pembuatan produk final. tegori kurang, tidak ada subjek (0%) yang
kategori cukup, dan lima responden (100,00%)
kategori baik. Total nilai para ahli semuanya
sama yaitu sebesar 8 terletak pada interval 5,33

Jurnal Keolahragaan, Volume 1 – Nomor 2, 2013


140 - Jurnal Keolahragaan, Volume 1 – Nomor 2, 2013

≤ X, maka penilaian para ahli materi terhadap Tabel 7 Data Observasi


hasil observasi model senam Si Buyung sebagai Terhadap Guru Pelaku Uji Coba
pembelajaran motorik kasar pada siswa TK Item Observasi
Ahli Materi Total Nilai
mengkategorikan baik. 1 2 3 4 5
Pakar Senam (1) 1 1 1 1 1 5
Tabel 4. Data Hasil Observasi Keefektifan
Pakar Senam (2) 1 1 1 1 1 5
Model Senam Si Buyung Guru TK (1) 1 1 1 1 1 5
Ahli Item Observasi Total Guru TK (2) 1 1 1 1 1 5
Materi 1 2 3 4 5 6 7 8 Nilai Berdasarkan hasil tabel penilaian ob-
Pakar servasi terhadap guru yang melakukan uji coba
1 1 1 1 1 1 1 1 8
Senam (1) model senam Si Buyung dimasukkan ke dalam
Pakar
1 1 1 1 1 1 1 1 8 norma kategori. Berikut penyajian norma kate-
Senam (2)
Guru TK gori pada Tabel 8:
1 1 1 1 1 1 1 1 8
(1) Tabel 8 Penghitungan Normatif Kategorisasi
Guru TK
1 1 1 1 1 1 1 1 8 Formula Batasan Kategori
(2)
X < (µ-1,0σ) X < 1,67 Kurang
Berdasarkan hasil tabel penilaian ob- (µ-1,0σ) ≤ X < (µ+1,0σ) 1,67 ≤ X < 3,33 Cukup
servasi kefektifan model senam Si Buyung (µ+1,0σ) ≤ X 3,33 ≤ X Baik
dimasukkan ke dalam norma kategori. Berikut Keterangan: X = jumlah skor subjek; µ = mean
penyajian norma kategori pada Tabel 5: ideal = ½ [(5 x 1)+(5 x 0)] = 2,5; σ = standar
Tabel 5. Penghitungan Normatif Kategorisasi devisiasi ideal = 1/6 [(5 x 1)-(5 x 0)] = 0,83.

Formula Batasan Kategori Mengacu pada kategorisasi tersebut


X < (µ-1,0σ) X < 2,67 Kurang maka hasil observasi terhadap guru pelaku uji
(µ-1,0σ) ≤ X < (µ+1,0σ) 2,67 ≤ X < 5,33 Cukup coba model senam Si Buyung sebagai pem-
(µ+1,0σ) ≤ X 5,33 ≤ X Baik belajaran motorik kasar pada siswa TK dari
Keterangan: X = jumlah skor subjek; µ = rerata para ahli materi dapat diketahui dan disajikan
ideal = ½ [(8 x 1)+(8 x 0)] = 4; σ = simpangan ke dalam tabel 9 berikut.
baku ideal = 1/6 [(8 x 1)-(8 x 0)] = 1,33. Tabel 9. Distribusi Frekuensi
Mengacu pada kategorisasi tersebut Interval Kategori Frek Persen
maka hasil penilaian observasi keefektifan X < 1,67 Kurang 0 0,00%
model senam Si Buyung dari para ahli materi 1,67 ≤ X < 3,33 Cukup 0 0,00%
dapat diketahui dan disajikan ke dalam Tabel 6 3,33 ≤ X Baik 4 100,00%
berikut. Jumlah 4 100,00%
Tabel 6 Distribusi Frekuensi
Tabel di atas menunjukkan penilaian
Interval Kategori Frek Persen
X < 2,67 Kurang 0 0,00%
ahli materi terhadap senam Si Buyung sebagai
2,67 ≤ X < 5,33 Cukup 0 0,00% pembelajaran motorik kasar pada siswa TK ti-
5,33 ≤ X Baik 4 100,00% dak ada subjek (0%) yang kategori kurang,
Jumlah 4 100,00% tidak ada subjek (0%) yang kategori cukup, dan
empat responden (100,00%) kategori baik. To-
Tabel di atas menunjukkan penilaian tal nilai para ahli semuanya sama yaitu sebesar
ahli materi terhadap senam Si Buyung sebagai 5 terletak pada interval 3,33 ≤ X, maka peni-
pembelajaran motorik kasar pada siswa TK ti- laian para ahli materi terhadap hasil observasi
dak ada subjek (0%) yang kategori kurang, guru yang melakukan uji coba model senam Si
tidak ada subjek (0%) yang kategori cukup, dan Buyung sebagai pembelajaran motorik kasar
empat responden (100,00%) kategori baik. To- pada siswa TK mengkategorikan baik.
tal nilai para ahli semuanya sama yaitu sebesar
8 terletak pada interval 5,33 ≤ X, maka peni- Kesimpulan
laian para ahli materi terhadap hasil observasi Berdasarkan hasil penelitian yang telah
keefektifan model senam Si Buyung sebagai diuraikan pada bagian pembahasan, maka dapat
pembelajaran motorik kasar pada siswa TK diambil kesimpulan bahwa gerakan yang di-
mengkategorikan baik. rangkai pada senam Si Buyung sesuai dengan
karakteristik siswa TK. Gerakan senam si Bu-
Model Senam Si Buyung untuk Pembelajaran Motorik Kasar ... 141
Galih Dwi Pradipta, Pamuji Sukoco

yung disesuaikan dengan standar kompetensi achieve their true potential. New York:
dan kompetensi dasar yang termuat dalam Routledge.
kurikulum, disesuaikan dengan pertumbuhan
Ma’mun, Amung & Saputra, Yudha M. (2000).
dan perkembangan anak TK, serta disesuaikan
Perkembangan gerak dan belajar ge-
dengan tingkat keamanan pelaksanaan kegiatan
rak. Jakarta: Depdikbud.
di sekolah. Model senam Si Buyung yang
dibuat juga layak digunakan untuk pembelajar- Mawarti, Sri., Sukamti, Endang Rini., &
an mo-torik kasar pada siswa TK. Uji kelayakan Prasetyo, Yudik. (2010). Pembuatan
dila-kukan berdasarkan penilaian para ahli ma- paket senam Si Buyung untuk guru-
teri, penilaian ahli materi menunjukkan bahwa guru TK. Yogyakarta: UNY.
senam Si Buyung yang disusun layak untuk Samsudin. (2008). Pembelajaran motorik di
digunakan sebagai pembelajaran motorik kasar taman kanak-kanak. Jakarta: Litera.
di TK. Produk dari penelitian pengembangan
yaitu buku RKH (rencana kegiatan harian) dan Santrock, John W. (2007). Perkembangan anak.
CD model senam Si Buyung untuk pembel- (Terjemahan Mila Rachmawati & Anna
ajaran motorik kasar pada siswa TK. Kuswanti). Jakarta: Erlangga. (Buku
asli diterbitkan tahun 2007)
Daftar Pustaka
Schmidt, Richard A. (2005). Motor control and
Borg, Walter R. & Gall. M. D. (1983). learning. USA: Human Kinetics.
Educational research. (an introduction)
4th edition. New York & London: Seefeldt, Carol. (2008). Pendidikan anak usia
Longman. dini. (Terjemahan Pius Nasar). Jakarta:
PT. Indeks. (Buku asli diterbitkan tahun
Davies, Mollie. (2003). Movement and dance in 2006)
the early years. London: Sage Pub-
lications Companion. Soejanto, Agoes. (2005). Psikologi perkem-
bangan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Depdiknas. (2002). Model pengembangan mo-
torik anak prasekolah. Jakarta: Sujiono, Yuliani Nurani. (2011). Konsep dasar
Depdiknas. pendidikan anak usia dini. Jakarta: PT.
Indeks.
Depdiknas. (2004). Instrumen pemanduan ba-
kat senam. Jakarta: Depdiknas. Sukamti, Endang Rini. (2007). Diktat perkem-
bangan motorik. Yogyakarta: UNY.
Hughes, Fergus P. (2010). Children, play, and
development. USA: SAGE Yusuf, Syamsu, L. N. (2004). Psikologi
Publications. perkembangan anak dan remaja.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Kadir, Abdul. (2010). Misteri otak kiri manu-
sia. Yogyakarta: Diva Press.
Lavin, Jim. (2008). Creattive approaches to
physical education: helping children to

Jurnal Keolahragaan, Volume 1 – Nomor 2, 2013

Anda mungkin juga menyukai