Anda di halaman 1dari 6

Koneksi Antar materi Modul 3.

1
Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-
Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin
Pages:

 1 - 19
Koneksi Antar materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai
Pemimpin
Keywords: tugas penggerak
CGP

Koneksi Antar Materi


Modul 3.1

Selamat datang

Koneksi Antar Materi Modul 3.1


Pengambilan Keputusan Berbasis

Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai


Pemimpin

3.1.a.8 koneksi antar materi

Lilik Retno W, S.Pd.,M.Si Dra NURLAILA DJADJULI, M.Pd AKHMAD YANTONO,S.Pd.M.Pd


PENGAJAR PRAKTIK
CALON GURU PENGGERAK FASILITATOR
ANGKATAN 5

SMA N 1 Sukorejo

1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki


kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang
pemimpin?

Dalam Filosofi KHD ada Pratap Triloka yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun
Karso, Tut Wuri Handayani.
Di dalam mengambil suatu keputusan:
a. Ing Ngarso sung tulodho, pemimpin dapat memberikan contoh yang baik kepada murid.
b. Ing Madyo Mangun Karso, pemimpin harus bisa bekerja sama dengan murid. Membantu murid
untuk menyelesaikan atau mengambil keputusan terhadap permasalahannya sendiri.

c. Tut Wuri Handayani, pemimpin memberi kesempatan kepada murid untuk maju dan
berkembang. Jadi guru hanya sebagai pamong yang mengarahkan murid menuju kebahagiaan.
Pengaruh pandangan KHD terhadap pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin
pembelajaran adalah ketika guru menyadari bahwa dalam lingkungan sekolah kita dihadapkan
pada kasus dilema etika dan bujukan moral. Untuk itu kita perlu memiliki Pratap Triloka dengan
cara menjadi sosok yang dapat dijadikan teladan bagi murid yaitu fasilitator, motivator, dan

mampu membentuk karakter positif pada murid untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada


prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai guru penggera


k yaitu mandiri, reflektif,
kolaboratif, inovatif, berpihak pada murid yang telah
tertanam sangat berpengaruh terhadap pengambilan
keputusan seorang pendidik. Nilai-nilai ini membimbing
kita dalam mengambil keputusan. Nilai- nilai tersebut

menjadi prinsip yang kita pegang teguh dalam setiap


pengambilan keputusan untuk meminimalisir risiko yang
sekecil-kecilnya.

3. Materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan coaching. Apakah


pengambilan keputusan tersebut telah efektif?

a. Materi coaching sangat ber


peran penting dalam pengambilan
keputusan. Keterampilan coaching yang baik dengan alur
TIRTA dapat mengidentifikasi masalah yang terjadi dan dapat
memecahkannya secara cermat dan sistematis.
b.Dengan berpegang pada konsep TIRTA, dan dikombinasikan
dengan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan

keputusan, maka proses coaching dalam menyelesaikan masalah


akan mendapatkan keputusan yang maksimal.

MaterMi pateerni
pgenagmampbbielialnnakgneapkumteusbpainuladtenungskaanen4ppbuaretaudrkisgmaaani,t
3atpenrirndssiepedbnagun at9nltaenkglkaeahhgpeieanftgeaamknbtiilcafno?
kaepcuhtuisnang. .4Apapraadikgmaah, yaitu:

a. Individu lawan masyarakat (individual vs community)


b. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
c. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
d. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
Terdapat 3 prinsip
a. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking),
b. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking),

c. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)


9 langkah untuk menguji keputusan dalam situasi dilema etika tersebut adalah:
a. Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini.
b. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.
c. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.
d. Pengujian benar atau salah. Ada uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji halaman depan koran, dan uji
panutan/idola.
e. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar.
f. Melakukan Prinsip Resolusi.
g. Investigasi Opsi Trilema.
h. Buat Keputusan.
i. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan.

. 4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola aspek sosial


emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan

khususnya masalah dilema etika?

Sebagai seorang pendidik harus mampu memenuhi kebutuhan


murid yang beragam, sehingga di dalam pembelajaran semua

kebutuhan belajar murid terpenuhi dan pembelajaran akan


menyenangkan. Di sinilah diperlukan pengambilan keputusan
yang tepat untuk mengakomodasi kepentingan murid.
Kompetensi sosial dan emosional dengan berpikir
mindfulnes/kesadaran penuh akan dapat memberikan
pembelajaran dalam mengambil keputusan dengan tepat dan
bijaksana.

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada moral atau


etika kembali kepada nllai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Nilai-nilai yang dianut oleh seorang pendidik akan


mempengaruhi pola pikirnya dalam mengambil keputusan
terhadap suatu masalah. Oleh karena itu, dalam mengambil

suatu keputusan harus mengaju pada nilai-nilai kebajikan


dan mengutamakan rasa tanggung jawab.

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada


terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?

Pengambilan keputusan yang tepat dengan kasus yang melibatkan

dilema etika, hanya dapat dilakukan dengan 4 paradigma pengambilan


keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah
pengambilan dan pengujian keputusan. Dengan berpegang pada tiga
hal tersebut dan melakukannya secara cermat dan penuh tanggung
jawab maka keputusan yang diambil dapat menciptakan lingkungan
yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan


pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah
kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan-tantangan yang masih saya rasakan di lingkungan


saya adalah saat saya dihadapkan pada permasalahan dilema
etika atau dua kepentingan yang menurut saya benar. Di sini
saya menjadi bingung dalam memutuskannya. Saya berpikir
nanti keputusan saya tidak bisa memuaskan semua pihak dan
bahkan mendapat kritik dari orang lain.

8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan


pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan

pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Pengambilan keputusan yang kita ambil ini sangat berpengaruh terhadap


pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita. Apabila pengambilan
keputusan kita itu positif, maka akan berdampak baik dalam
memerdekakan murid, akan tetapi apabila pengambilan keputusan kita itu
salah maka akan berdampak negatif dalam memerdekakan murid. Yang
kita lakukan dalam memutuskan memutuskan pembelajaran yang tepat
untuk potensi murid kita yang berbeda-beda adalah dengan melihat
karakteristik, potensi dan kebutuhan murid kita. setelah itu baru kita
putuskan untuk merancang pembelajaran yang dapat memenuhi
kebutuhan murid kita yang berbeda-beda itu.

. 9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan


dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Ketika seorang pemimpin pembelajaran mengambil suatu


keputusan, maka akan sangat mempengaruhi kehidupan
atau masa depan murid-muridnya. Pengambilan
keputusan yang tepat dan berpihak pada murid akan
menjadikan murid dapat belajar dengan nyaman,
merdeka, kreatif, inovatif, mandiri dan akhirnya
mempengaruhi kehidupan atau masa depannya.

. 10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul
materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

a. Sebagai pemimpin pembelajaran, sangat memerlukan keterampilan dalam mengambil


suatu keputusan sehingga mampu membuat keputusan yang berpihak pada murid.
b. Pengambilan keputusan yang dilakukan dengan budaya positif dalam melaksanakan
prakarsa perubahan BAGJA untuk mencapai visi sekolah yaitu terwujudnya generasi
yang unggul, berkarakter, cinta lingkungan dan berprofil pelajar Pancasila.
c. Kesadaran penuh /mindfulnes sangat diperlukan dalam setiap mengambil
keputusan, sehingga keputusan yang diambil dapat maksimal dan dapat
dipertanggungjawabkan untuk menghantarkan murid yang berprofil pelajar Pancasila.
d. Untuk mewujudkan murid yang berprofil pelajar Pancasila ada bujukan moral dan
dilema etika yang harus kita hadapi. Untuk itu diperlukan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9
langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

11. Sejauh mana pembelajaran Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu
dilema
etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan,, dan 9
langkah

pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
a. Bujukan moral adalah situasi pengambilan keputusan saat seseorang dihadapkan pada kasus benar
melawan
salah.
b. Dilema etika adalah sebuah situasi saat seseorang dihadapkan pada keadaan yang keduanya benar
namun
bertentangan dalam pengambilan keputusan.
c. Prinsip pengambilan keputusan ada 3 (tiga) yaitu: 1)Berpikir Berbasis hasil akhir (Ends -Based Thinking),
2)
berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking), 3) berpikir Berbasis Peraturan (Rule-based Thinking)
d. Paradigma pengambilan keputusan ada 4 (empat) yaitu: 1) Individu melawan kelompok (individual vs
community), 2) Kebenaran melawan kesetiaan(truth vs loyality), 3) Rasa keadilan melawan rasa kasihan
(justice
vs mercy), 4) Jangka pendek melawan jangka panjang (short term vs long term)
e. 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan : 1) Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan, 2)
Menentukan siapa yang terlibat, 3) Mengumpulkan fakta yang relevan, 4) Melakukan pengujian benar atau
salah
dengan uji legal, uji regulasi, uji instuisi, uji publikasi dan uji panutan, 5) Pengujian paradigma benar
melawan benar
(rasa keadilan lawan rasa kasihan dan jangka panjang lawan jangka pendek), 6) Melakukan prinsip resolusi
dengan berpikir berbasis rasa peduli, 7) Investigasi opsi trilema, 8) Membuat keputusan, 9) Melihat kembali
keputusan dan melakukan refleksi

12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai
pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan yang Anda pelajari di

modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini s


ebenarnya tanpa sengaja saya pernah
menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran
dalam situasi dilema etika. Tapi bedanya dengan setelah saya
mempelajari modul ini adalah ada tahapan-tahapan di dalam pengambilan
dan pengujian keputusan, menggunakan 4 paradigma pengambilan
keputusan, serta 3 prinsip pengambilan keputusan. Jadi pengambilan
keputusan lebih cermat dan dapat dipertanggungjawabkan.

13. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda. Perubahan apa yang terjadi pada cara Anda
dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini, saya dalam mengambil keputusan


berpedoman pada prinsip win-win solution atau tidak merugikan kedua
belah pihak. Sesudah mempelajari modul ini saya harus mengambil
keputusan dengan berpedoman kepada 9 langkah pengambilan dan
pengujian keputusan, menggunakan 4 paradigma pengambilan keputusan,
serta 3 prinsip pengambilan keputusan.

14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang
individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Sangat penting karena sebagai individu dan seorang pemimpin dalam
keseharian kita pasti dihadapkan pada kasus/masalah baik itu dilema
etika atau bujukan moral. Dengan mengetahui 4 paradigma pengambilan
keputusan, serta 3 prinsip pengambilan keputusan maka pengambilan
keputusan lebih cermat dan dapat dipertanggungjawabkan.

TERGERAK
BERGERAK
Ekosistem merupakan suatu sistem ekologi yang terbentuk
oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk
hidup dengan lingkungannya. Dalam hal ini, jika kita
membayangkan sekolah atau tempat saya bertugas jika
diibaratkan sebagai sebuah ekosistem yaitu terdapat
komponen biotik dan abiotik dalam sekolah. komponen biotik
terdiri dari Kepala sekolah, guru, staf karyawan, murid, dsb.
sedangkan komponen abiotik isi misi sekolah, kurikulum,
faktor keuangan, saran prasarana, humas, kepegawaian,
lokasi strategis sekolah, dll. Kedua lingkungan tersebut
saling bersinergi satu dengan lainnya guna menciptakan
lingkungan belajar berbudaya positif.

Sumber daya yang dimiliki atau dapat dimanfaatkan oleh


sekolah yaitu Sumber Daya Manusia seperti kepeminpinan
kepala sekolah, sistem manajemen sekolah, kompetensi guru
di sekolah, kurikulum, fasilitas sekolah, jaringan kemitraan
sekolah, pemanfaatan teknologi, serta sumber daya alam dan
lingkungan sekitar.

Anda mungkin juga menyukai