Anda di halaman 1dari 15

Self Assesment (Student Project 1) 1. 2. Jelaskan cara-cara untuk meningkatkan hidrasi untuk dewasa yang lebih tua?

Jelaskan estimasi kebutuhan kalori istirahat sehari-hari (Harris Benedict Equations / WHO equations) Answer 1. Adapun cara-cara untuk meningkatkan hidrasi untuk lansia adalah sebagai berikut: a. Pada lansia, untuk menghindari terjadinya dehidrasi, sebaiknya menggunakan jadwal minum rutin setiap beberapa jam sekali, sehingga asupan air dapat terjaga. Jika dehidrasi disertai pula kehilangan garam mineral, maka diperlukan minuman dengan kadar garam mineral yang mencukupi & memiliki konsentrasi sama dengan cairan tubuh, yang biasa disebut minuman isotonik. Contoh dari minuman isotonik adalah oralit. Saat ini, minuman isotonik tersedia dalam berbagai rasa & merk. b. Strategi untuk menjaga hidrasi normal harus terdiri dari pendekatan praktis untuk mendorong orang tua untuk minum yang cukup. c. Dengan dorongan sering minum, menawarkan berbagai macam minuman, menasihati untuk sering minum bukan dalam jumlah besar, dan adaptasi lingkungan serta obatobatan yang diperlukan. 2. Persamaan Harris-Benedict (juga disebut prinsip Harris-Benedict) adalah metode yang digunakan untuk memperkirakan kebutuhan kalori harian individu menggunakan Basal Metabolic Rate atau BMR mereka. Nilai yang diperkirakan kemudian dikalikan dengan angka yang sesuai dengan tingkat aktivitas orang tersebut. Jumlah yang dihasilkan adalah asupan kalori harian yang direkomendasikan untuk menjaga berat badan saat ini. Persamaan tidak memperhitungkan perhitungan kalori yang dibakar oleh sejumlah besar massa otot yang ada, juga tidak memperhitungkan kalori tambahan yang disediakan oleh badan lemak berlebih, sehingga persamaan ini lebih efektif untuk individu pada berat badan ideal atau dekat dengan itu. Persamaan Harris-Benedict dapat digunakan untuk membantu penurunan berat badan, dengan mengurangi asupan kalori sejumlah di bawah hasil dari persamaan.

Step 1 Mengukur BMR Tabel berikut memungkinkan perhitungan tingkat Basal Metabolic Rate (BMR).
BMR calculation for men BMR calculation for men BMR calculation for women BMR calculation for women BMR = 66.5 + ( 13.75 x weight in kg ) + ( 5.003 x height in cm ) - ( 6.775 x age in years ) BMR = 66 + ( 6.23 x weight in pounds ) + ( 12.7 x height in inches ) - ( 6.76 x age in years ) BMR = 655.1 + ( 9.563 x weight in kg ) + ( 1.850 x height in cm ) - ( 4.676 x age in years ) BMR = 655 + ( 4.35 x weight in pounds ) + ( 4.7 x height in inches ) - ( 4.7 x age in years )

Step 2 Aplikasi Prinsip Harris-Benedict Tabel berikut memungkinkan perhitungan asupan kalori harian yang direkomendasikan individu untuk menjaga berat badan saat ini:
Little to no exercise Light exercise (13 days per week) Moderate exercise (35 days per week) Heavy exercise (67 days per week) Very heavy exercise (twice per day, extra heavy workouts) Daily calories needed = BMR x 1.2 Daily calories needed = BMR x 1.375 Daily calories needed = BMR x 1.55 Daily calories needed = BMR x 1.725 Daily calories needed = BMR x 1.9

Aplikasi untuk Menurunkan Berat Badan Menggunakan rumus di atas, 24 tahun, laki-laki berat 80 kg, dengan tinggi 180 cm akan memiliki BMR 1900. Jika dia berolahraga cukup, BMR nya dikalikan dengan tingkat kegiatannya (1900 x 1,55) untuk menentukan kebutuhan kalori harian, yang hasilnya adalah 2945 kkal per hari untuk menjaga berat badannya pada 80 kg. Hal ini mungkin tampak seperti asupan kalori yang tinggi, tetapi tingkat kegiatannya memerlukan hal tersebut. Orang ini akan melaksanakan kegiatan yang normal, tetapi tidak menurunkan berat badannya. Individu yang sama tanpa latihan rutin hanya akan dapat mengkonsumsi 2273 kkal per hari tanpa kenaikan berat badan. The US Department of Health and Human Services Daily Value Guidelines menyediakan angka-angka yang mendukung contoh di atas. Menggunakan Persamaan Harris-Benedict, individu dapat mengambil pendekatan matematis untuk penurunan berat badan. Ada 3500 kalori dalam 1 lb (0,45 kg) lemak tubuh. Menggunakan Prinsip Harris-Benedict, jika seseorang memiliki harian 2500 kalori, tetapi ia mengurangi asupan ke 2000, maka perhitungan menunjukkan kerugian 1 pound setiap 7 hari.

Self Assesment (Student Project 2) A. Instability and Falls 1. 2. 3. Jelaskan prevalensi falls pada lansia! Jelaskan kecenderungan faktor resiko pada falls pada lansia! Jelaskan perencanaan perawatan untuk pasien dengan riwayat reccurent falls!

B. Principles and Rehabilition in Elderly 1. Berdasarkan kasus, apa diagnosa dan tolong buat sebuah program rehabilitasi untuk perempuan itu? 2. Yang mana alat pada rebalitasi geriatri yang harus digunakan secara tepat pada kasus ini?

Answer a. 1. Instability and Falls Survei komunitas melaporkan bahwa sekitar 30% lansia diatas 65 tahun pernah mengalami jatuh setiap tahunnya dan separuhnya pernah jatuh lebih dari sekali. Bahkan pada lanjut usia diatas 80 tahun sekitar 50% pernah jatuh, walaupun tidak semua kejadian jatuh mengakibatkan luka atau memerlukan perawatan, tetapi kejadian luka akibat jatuhpun juga meningkat terutama pada lansia diatas 85 tahun (Probosuseno, 2007). Di Amerika Serikat jatuh merupakan penyebab kematian lansia kedua ditahun 1994. Kematian akibat jatuh pada populasi lansia sekitar 75%, sedangkan pada populasi umum sekitar 12% (Tinetti, 2006). Sebagian besar pasien geriatri atau lanjut usia pasti perah jatuh, dengan prevalensi lalinnya yaitu sebagai berikut: a. 20-30 % takut akan jatuh b. 35-40 % orang berumur 65 + pernah jatuh minimal 1 kali setiap bulannya c. Jatuh bisa berulang 2 atau 3 kali pada orang yang sama, karena orang yang sudah pernah jatuh 2 atau 3 kali dapat jatuh kembali d. 10 -20 % jatuh menyebabkan cedera berat e. 20-30 % jatuh pada orang tua bisa menimbulkan cedera yang perlu perawatan medis f. Kebanyakan fraktur disebabkan oleh jatuh g. Jatu pada orang tua adalah penyebab utama adanya cedera otak h. Laki-laki lebih banyak yang menglami jatuh yang fatal disebabkan adanya Traumatic Brain Injury i. Perempuan lebih banyak yang mengalami jatuh yang non-fatal 2. Adapun faktor resiko terjadinya falls yaitu sebagai berikut: a. Sosial dan Demografis

Usia sudah lanjut Tinggal sendiri Aktivitas sehari-hari yang terbatas

b. Perubahan-perubahan terkait umur Kemampuan untuk melihat tepi menurun, ex: tangga Sensasi perifer menurun, ex: raba, lidah, merasakan panas dingin Waktu bereaksi menurun, ex: refleks sudah tidak bagus lagi Kelemahan otot

c. Gangguan gaya jalan dan kestabilan d. Masalah medis Gangguan kognitif Parkinsons disease, ex: tremor, rigit / menggigil Penyakit mata yang mengurangi aktivitas, ex: katarak, glaukoma

e. Obat-obatn/ medication Orang tua banyak penyakit, banyak obat, saling bereaksi, side effect Obat psikoaktif, ex: antidepressant, side effect dari falls Obat cardiovascular, ex: antihipertensi, menyebabkan tekanan darah menurun, darah menuju otak menurun, sehingga menyebablan syncope dan falls Polifarmasi, 4 atau lebih obat-obatan

f. Faktor lingkungan 3. Alas kaki Kaca mata

Recurent falls, merupakan jatuh yang disebabkan oleh banyak faktor (multifaktorial), seperti: berpaling/ turning yanng tidak seimbang (sebagai hasil stroke sebelumnya), diabetes perpheral neurophaty, obat anti hipertensi (penyebab postural hipotensi), penglihatan menurun, dan osteoathristis lututdan quedriceps wasting. Perencanaan perawatan pada geriatri dengan recurent falls adalah sebagai berikut: a. Dilakukan penilaian multifaktorial oleh tim, dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. b. Rawat kondisi-kondisi medis yang ada, termasuk osteoporosis c. Rujuk ke fisioterapis d. Melaksanakan info dan edukasi (oleh perawatan / terapis okupasi)

b. 1.

Rehabilition in Elderly Pada kasus diatas pasien menderita OA (Osteoathritis) karena dilihat dari beberapa gejala-gejala yaitu terdapat bengkak pada lututnya, inflamasi, dan gangguan dalam berbicara. Adapun rehabilitasi yang diberikan untuk pasien dengan OA yaitu sebagai berikut: a. Langkah pertama untuk mengevalauasi pasien dengan OA adalah pemeriksaan fisik dengan spesial perhatian terhadap sendi, postural dan instabilitas berjalan. b. Melasanakan superficial heat (hotpack, heating pads, parrafin bath, fluido therapy, whirpool baths, and radian heat), namun ada yang dilaksanakan secara deep heat. c. Superficial heat dilakukan sebelum olahraga dan setiap pagi untuk membantu orang saat mengalami kekakuan. d. Perawatan bisa juga dilaksakan secara topical ointment, atau TENS dengan menggunakan terapi listrik dengan elektroda yang dipasangkan. e. Program terbaik untuk pasien adalah menanggulangi problem fungsional dengan flexibility exercise untuk mengurangi kekakuan, meningkatkan gerak sendi, dan mencegah kontraktur pada jaringan ikat. f. Dilaksanakan latihan kekuatan dengan latihan isometrik (pilihan cocok apabila sendi mengalami inflamasi atau tidak stabil) dan isotonik. g. Apabila gangguan pada sendi berat, kontraktur meningkat, perawatan yang lebih agresif diperlukan dengan arthoplasty, serial casting, serial casting combined with traction, dan manipulation under anesthesia.

2.

Alat yang tepat digunakan dengan cara cold superficial karena terjadi pembekakan dan kemudian melaksanakan latihan kekuatan dengan isometrik dan isotonik training.

Self Assesment (Student Project 3) A. Polypharmacy 1. 2. Jelaskan perbahan relevan pada proses penuaan dan farmakologi! Jelaskan contoh reaksi adverse drug!

Answer 1. Proses penuaan merupakan roses fisiologis yang tentunya terjadi penurun fungsi tubuh dan dapat mempengaruhi farmakologi dalam tubuh. Farmakologi dibedakan atas dua macam yatu farmakokinetik dan farmakodinamik, adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: a. Farmakokinetik merupakan bagian yang mempelajari kerja obat pada tubuh, atau dengan kata lain reaksi tubuh terhadap obat. Perubahan fisiologis pada tubuh proses

Absorbsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi atau yang lebih dikenal dengan istilah ADME. Namun yang bermakna dipengaruhi oleh umur adalah 3 komponen terakhir ( distribusi, metabolisme, dan ekskresi). Perubahan-perubahan yang penting terjadi ketika obat diberikan secara bersamaan. Absorbsi: pengosongan lambung menurun atau lambat sehingga menyebabkan proses transpor aktif menurun (tidak dipengaruhi oleh umur) Distribusi: proses ini dipengaruhi oleh umur secara signifikan, menyebabkan volume distribusi obat menurun karena total body water (-), sedangkan persentasi lemak tubuh (+). Akibatnya obat yang larut dalam lemak terdistribusi lebih luas, sedangkan yang water soluble lebih sedikit. Oleh karena itu obat yang larut dalam air perlu dosis yang lebihn sedangkan obat yang larut dalam lemak perlu dosis yang lebih rendah, karena apabila tetap dengan dosis semula dapat menyebabkan toxic akibat dari obat yang terakumulasi. Pada orang tua kadar albumin menurun, sehingga hati-hati memberi obat yang dapat mengikat albumin. Metabolisme: metabolisme obat terjadi di hati, namun pada orang tua metabolisme berlangsung menurun, sehingga menyebabkan inaktivasi obat menjadi lebih lambat. Terjadi pula penurunan hepatic blood flow, hal ini penting secara klinis, sebab metabolisme hati menentukan clearence obat-obatan yang dimetabolisme. Perlu monitor lebih lanjut apabila memberikan obat yang dimetabolisme di hati dan mempunyai efek terapi yang sempit ex: warrafin dan phenytoin. Ekskresi: proses ekskresi merupakan hal yang paling signifikan terlihat perbedaannya pada manusia. Peningkataan umur menyebabkan penurunan fungsi ginjal, sehingga proses clearence obat menjadi lambat dan waktu paruh menjadi lebih panjang. Tentunya hal ini mengakibatkan kecenderungan untuk terakumulasi menjadi konsentrasi yang lebih tinggi pada kondisi stabil. Pada orang tua menyebabkan renal blod flow ang mass menurun sehingga menyebabkan penuran clearence obat-obatan (terutaman yang bersifat water solouble). Pada massa otot yang berkurang, maka zat kreatini yang terbentuk tidak cukup, sehingga sulit untuk menentukan derajat kerusakan pada ginjal. Untuk emncegah akumulasi obat berlebih, dosis perlu untuk dikurangi atau meningkatkan jarak antara dosis atau keduanya.

b. Farmakodinamik Pengertian dari farmakodinamik adalah apa yang dilukan obat terhadap tubuh atau respon tubuh terhadap obat yang diberikan. Pada pasien geriatri sensitifitas terhadap efek obat menurun, namun obat yang diperlukan sedikit akibat dari perubahanperubahan pada reseptor obat dan mekanisme homeostatik yang terganggu. 2. Contoh reaksi adverse drug yaitu sebagai berikut: a. Obat psikoaktif: obat ini cenderung menyebabkan syncope/ delirium, bisa muncul fraktur panggul dan fall b. Obat antikoagulan: obat ini diberikan untuk anti hipertensi dan stroke, yang berguna melawan pembekuan, contohnya yaitu: Warfurin, penting untuk managemen atau pencegahan kelainan-kelainan thtomboembolic dan vaskuler, hal ini dapat menilai resiko pendarahan (resiko pendarahan semakin (+). c. Obat-obat nonsteroidal antiinflamatory/NSAID: obat ini merupakan antiinflamasi, namun mengahambat cyclooxygenase yang merupakan enzim yang berperan dalam sintesis prostaglandins (pro inflmasi sebagai pertanda adanya yang harus disembuhkan oleh sel darah putih). Prostaglandin mempertahankan renal blood flow dan melindungi mukosa lambung dan usus dari cedera atau trauma, namun karena prostaglandin menurun dapat menyebabkan gagal ginjal dan mukosa lambung menjadi cedera bila diberikan NSAID. NSAID diberikan untuk mengurangi rasa nyeri. Oleh karena itu terdapat terapi analgesik alternatif seperti nonacetylated sancylate. B. Depression and Other Mental Health Issues in Elderly 1. 2. 3. Jelaskan kriteria diagnosis depresi mayor menggunakan DSM-IV! Jelaskan faktor resiko untuk lansia dengan depresi mayor! Bipolar Disorder merupakan diagnosis yang jarang terjadi pada lansia. Jelaskan, mengapa depresi lebih berbahaya dari pada maniac? 4. 5. 6. Apakah faktor resiko bunuh diri pada pasien dengan depresi mayor? Apakah prognosis untuk depresi mayor pada lansia? Apakah pilihan farmakoterapi untuk depresi mayor pada lansia? Dan apa efek sampingnya? 7. 8. a. Apakah psikoterapi untuk depresi mayor pada lansia? Apakah alat skrining untuk membedakan kondisi dasar untuk populasi lansia?

b. Apakah terapi electroconvulsive, sebuah perawatan terapi untuk depresi mayor pada lansia Answer 1. Depresi ialah suasana perasaan tertekan (depressed mood) yang dapat merupakan suatu diagnosis penyakit atau sebagai sebuah gejala atau respons dari kondisi penyakit lain dan stres terhadap lingkungan. Depresi pada lansia adalah depresi sesuai kriteria DSM-IV. Depresi mayor pada lansia adalah didiagnosa ketika lansia menunjukkan salah satu atau dua dari dua gejala inti (mood terdepresi dan kehilangan minat terhadap suatu hal atau kesenangan) bersama dengan empat atau lebih gejala-gejala berikut selama minimal 2 minggu: perasaan diri tidak berguna atau perasaan bersalah, berkurangnya kemampuan untuk berkonsentrasi atau membuat keputusan, kelelahan, agitasi atau retardasi psikomotor, insomnia atau hipersomnia, perubahan signifikan pada berat badan atau selera makan, dan pemikiran berulang tentang kematian atau gagasan tentang bunuh diri (American Psychiatric Association/APA, 2000).

2.

Frank J.Bruno dalam Bukunya Mengatasi Depresi (1997) mengemukan bahwa ada beberapa faktor resiko, yakni: a. Secara umum tidak pernah merasa senang dalam hidup ini. Tantangan yang ada, proyek, hobi, atau rekreasi tidak memberikan kesenangan. b. Distorsi dalam perilaku makan. Orang yang mengalami depresi tingkat sedang cenderung untuk makan secara berlebihan, namun berbeda jika kondisinya telah parah seseorang cenderung akan kehilangan gairah makan. c. Gangguan tidur. Tergantung pada tiap orang dan berbagai macam faktor penentu, sebagian orang mengalami depresi sulit tidur. Tetapi dilain pihak banyak orang mengalami depresi justru terlalu banyak tidur. d. Gangguan dalam aktivitas normal seseorang. Seseorang yang mengalami depresi mungkin akan mencoba melakukan lebih dari kemampuannya dalam setiap usaha untuk mengkomunikasikan idenya. e. Kurang energi. Orang yang mengalami depresi cenderung untuk mengatakan atau merasa,?saya selalu merasah lelah? atau ?saya capai?. Ada anggapan bahwa gejala itu disebabkan oleh faktor-faktor emosional, bukan faktor biologis. f. Keyakinan bahwa seseorang mempunyai hidup yang tidak berguna, tidak efektif. orang itu tidak mempunyai rasa percaya diri. Pemikiran seperti, ?saya menyia-

nyiakan hidup saya,? atau ?saya tidak bisa mencapai banyak kemajuan?, seringkali terjadi. g. Kapasitas menurun untuk bisa berpikir dengan jernih dan untuk memecahkan masalah secara efektif. Orang yang mengalami depresi merasa kesulitan untuk menfokuskan perhatiannya pada sebuah masalah untuk jangka waktu tertentu. Keluhan umum yang sering terjadi adalah, ?saya tidak bisa berkonsentrasi?. h. Perilaku merusak diri tidak langsung. contohnya: penyalahgunaan alkohol/narkoba, nikotin, dan obat-obat lainnya. makan berlebihan, terutama kalau seseorang mempunyai masalah kesehatan seperti misalnya menjadi gemuk, diabetes, hypoglycemia, atau diabetes, bisa juga diidentifikasi sebagai salah satu jenis perilaku merusak diri sendiri secara tidak langsung. i. Mempunyai pemikiran ingin bunuh diri. (tentu saja, bunuh diri yang sebenarnya, merupakan perilaku merusak diri sendiri secara langsung. Frank menambahkan bahwa tidak ada aturan yang pasti untuk setiap orang. tetapi merupakan konvensi untuk menyatakan bahwa kalau lima atau lebih dari tanda-tanda atau gejala itu ada dan selalu terjadi, maka sangat mungkin seseorang mengalami depresi. Lain halnya jika seseorang mnegalami gejala pada nomor 9, yakni punya keinginan untuk bunuh diri, maka Frank menganjurkan seseorang untuk segera mencari bantuan profesional secepat mungkin. 3. Lebih berbahaya sebab perbedaan jelas terdapat pada depresive dissorder dan manic episode. Pada pasien dengan depresi terjadi pengurangan energi dan konsentrasi (masalah tidur, berkurang nafsu makan, kehilangan berat badan, dan keluhan somatik, terjadi depresi sindrom demensia (pseudo dementia) dan true dementia. Sedangkan pasien dengan manic episode terjadi peningkatan mood namun terjadi pengurangan kebutuhan untuk tidur. Dan banyak minum alkohol. 4. Hal yang harus diperhatikan pada gangguan depresi mayor adalah seringnya kondisi ini disertai dengan ide-ide atau percobaan bunuh diri. Rata-rata angka kematian akibat bunuh diri pada pasien dengan depresi mayor adalah 15%. Gangguan depresi mayor merupakan faktor penyebab pada setidaknya setengah kasus percobaan bunuh diri di AS dan bahkan di dunia. Penyebab dan faktor resiko sampai saat ini belum diketahui secara jelas mekanisme munculnya depresi. Namun dari penelitian lajutan diketahui bahwa gagguan ini terkait dengan interaksi multifaktor hingga bisa bermanifesatasi secara klinis terdapat beberapa faktor yang merupakan faktor resiko munculnya bunuh diri pada orang depresi mayor yaitu:

a. b. c. 5.

Berjenis kelamin wanita, kulit putih dan berwaran Wanita yang single atau bercerai Pada manula terjadi keluhan fisik dan gangguan fungsi kognitif

Depresi mayor geriari sering berlanjut kronis dan kambuh-kambuhan ini berhubungan dengan komorbiditas medis, kemunduran kognitif, dan faktor-faktor penyebab psikososial. Penyebab relaps atau rekurens tinggi pada pasien dengan riwayat episode berulang, onset ssait lebih tua, riwayat distimia, sakit medis yang sedang terjadi dan mungkin tingginya kehebatan dan kronisitas depresi. Prognosis dari depresi mayor dapat dibedakan menjadi dua yaitu diagnosis baik dan buruk, dan didasarkan pada umur yaitu sebagai berikut: a. Usia < 70 tahun b. Riwayat keluarga adanya depresi atau manik Riwayat pernah dperesi berat (sembuh sempurna) sebelum usia 5 tahun Kepribadian ekstrovet dan tentramen yang datar (tak berubah-ubah)

Usia > 70 tahun Terdapat penyakit fisik serius ditambah dengan disabilitas Riwayat depresi terus menerus selama 2 tahun Terbukti adanya kerusakan otak, misalnya gejala neurologik adanya demensia.

6.

Pilihan perawatan farmakologi adalah pemberin obat-obatan psikoaktif (obat penenang). Yang perlu ditekankan bahwa perubahan pada dosis obat diperlukan karena adanya perubahan physiological. Aturan umumnya adalah dosis terendah yang paling mungkin harus dilakukan atau dipakai untuk mencapai respon terapi yang diinginkan. Contoh obat-obatannya yaitu: a. b. c. d. e. Antidepresant Psychostimulant Antimanic Antipsychotic Anxiolytic & sedative-hypnotic

7.

Alat skrining yang bisa digunakan dalam kondisi dasar pada lansia dapat digunakan AMT (Abviated Mental Test) dan MMSE (Mini Mental State Examination) untuk penapisan kognitif, kemudian GDS (Geriatric Depression Scale) untuk penapisan depresi.

8. a. Psychoterapy merupakan terapi non farmakologis, berdasarkan Sigmun Freud pada teapi ini tidak memungkinkan untuk dilakukan psikoanalisis disebabkan oleh demensia. Adapun Insight-Oriented Psychotherapy yaitu sebagai berikut: b. Supportive Psychotherapy Cognitive Psychotherapy Group Therapy Family Therapy

Menggunakan ECT yaitu Electro Convulsive Test.

Self Assesment (student project 4) 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan: 2. Gangguan kognitif pada penuaan normal Mild kognitif impairment Demensia

Jelaskan perbedaan pada alzheimer disease, vascular demensia, demensia with lewy bodies dan frontotemporal demensia!

3.

Jelaskan pemeriksaan fisik dan penunjang yang dibutuhkan untuk mendiagnosis demensia!

4.

Sebutkan differensial diagnosis demensia dan bagaimana kita membedakan dengan demensia!

5. 6.

Sebutkan dan jelaskan komplikasi dari gangguan kognisi dan demensia! Jelaskan pengobatan/penatalaksanaan demensia!

Answer 1. Gangguan kognitif pada penuaan normal

Jawab: Gampang lupa nama/peristiwa lebih ingat kalau sudah disebutkan

fungsi/penampilannya - Recall berkurang susah mengingat memori yang dulu-dulu - Retrieval (perbaikan) berkurang susah mengingat info yang baru-baru ini dikasi tidak bisa ditangkap - Perlu petunjuk untuk mengingat info - Lupanya subjektif dia saja yang mengeluh, keluarga tidak ada compliance/komplain

o o

Mild kognitif impairment

Jawab: Ada keluhan memori pada pasien dan keluarga Aktivitas sehari-hari masih normal fungsi kognitif secara umum juga masih normal, punya sedikit gangguan memori lebih dari apa yang diharapkan ada pada umurnya serta belum terjadi demensia. Demensia: merupakan penyakit neurologis yang umum pada orang tua., penurunan fungsional yang disebabkan oleh kelainan yang terjadi pada otak. Demensia bukan berupa penyakit dan bukanlah sindrom. Penurunan kemampuan mental yang biasanya berkembang secara perlahan, dimana terjadi gangguan ingatan, fikiran, penilaian dan kemampuan untuk memusatkan perhatian, dan bisa terjadi kemunduran kepribadian. 2. o Alzheimer disease: Defisit kognitif yang multiple banyak pada memori dan satu atau lebih dari aspek bahasa, praxis, gnosis dan fungsi eksekutif. Sehingga menyebabkan gangguan yang signifikan dan penurunan fungsi sosial/pekerjaan, onsetnya gradual makin lama makin buruk, kognitifnya terus menurun lalu kronis. o Vascular demensia: merupakan tipe demensia terbanyak. Semua demensia yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah serebral. Demensia vaskular digunakan untuk sindrom demensia yang terjadi sebagai konsekuensi dari lesi hipoksia, iskemia atau perdarahan otak. o Demensia with Lewy bodies: Karakteristik dengan perkembangan proteinaceous (alpha-synuclein) cytoplasmic inclusions yang tidak normal,disebut Lewy bodies, di seluruh bagian otak. o Frontotemporal demensia: sindrom klinis disebabkan oleh degenerasi bagian daun telinga depan dari otak dan meluas ke belakang ke daun telinga temporal. Ada 3 sindrom disebabkan oleh degenerasi frontotemporal lobar, dan keduanya sama pada demensia setiap onsetnya setelah Alzheimer disease. 3. 4. 5. 6. . .

Self Assesment (Student Project 5)

1. 2. 3.

Kaitkan epidemiologi delirium pada lansia! Jelaskan tingkatkan diagnostik untuk delirium! Jelaskan sebuah perencanaan manajemen rasional untuk orang-orang dengan delirium!

Answer 1. Delirium merupakan kelainab mental mayor yang merupakan konsekuensi fisiologis langsung dari suatu kondisi medis. Adapun karakteristiknya yaitu sebagai berikut: a. Gangguan kesadaran, sulit menjaga perhatian b. Perubahan kemampuan kognitif c. Kesulitan perseptual yang bukan merupakan akibat dari demensia d. Terjadi dalam periode yang sangat singkat (jam/hari) dan berfluktuasi Delirium atau dengan nama lain Acute Confussional State (ACS), merupakan gangguan proses informasi dan perhatikan yang dikarakteristikkan dengan kelainan kognitif juga gangguan persepsi, berpikir, memori, atensi, dan wakefullness (global impairment). Patofisiologi dari delirium aibat dari kelainan sistemik bukan karena organik (di daerah itu saja, ex: stroke, pecah pembuluh darah). Adapun skema terjadinya delirium adalah: 1 2 3 4 5 6 Hipoxia dan glikemia (O2 dalam darah berkurang) Metabolisme oksidatif terganggu neurotransmiter asetilkolin kurang atau defisiensi (yang mengngkut ransangan) gangguan sistem messenger 2 ganguan cerebral, yakni: kesadaran (-), perhatian (-), fungsi kognitif (-), delusi, halusinasi gangguan aktivitas psikomotor , yakni: agitatif sekali (hiperaktif) ataupun diam saja (hipoaktif)

Tidak hanya disebabkan oleh kelainan sistemi k, delirium dapat pula disebabkan oleh penyakit akut yang berat sebagai contoh infeksi. Dengan skema terjadinya penyakit sebagai berikut:

1 2 3 4 2.

penyakit akut yang berat, ex: infeksi terjadi inflamasi cytokin otak meningkat menyebabkan sistem messenger 2 mengalami gangguan pada serebral dan ganggan aktivitas psikomotor

Untuk mendiagnosis delirium harus lihat 4 aspek dibawah ini yaitu sebagai berikut: a. Onset akut b. Gangguan kesadaran c. Gangguan kognisi atau persepsi yang tidak berkaitan dengan demensia yang sudah ada d. Terdapat kondisi medis tertentu yang mendasarinya ( penyakit akut, intoxication, withdrawal) Pola delirium berdasarkan kegiata psikomotornya, yaitu: a. Hiperaktif delirium agitated + wandering agresif, garang b. Hipoaktif delirium quited + withdrawn diam c. Mixed paling banyak, merupakan campuran keduanya, kadang mengalami hiperaktif, kadang hipoaktif Alat skrining atau penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut: a. DSM IV definition: merupakan penilaian terhadap ACS berkaitan dengan: Gangguan kesadaran kemampuan untuk fokus (-), untuk tetap bertahan (-), atau mengubah atensi (shift attention) Perubahan kognidi gangguan memori, disorientasi, bahasa atau gangguan perseptual yang tidak berkaitan dengan demensia Berfluktuasi, dalam jam/hari

b. Serial MMSE: merupakan penilaian untuk mencari tahu demensia atau tidak Selama perawatan di RS, lihat perubahan performa yang mengindikasikan delirium Ada 5 section, yaitu: (1) orientasi, (2) memori part 1, (3) atensi dan kalkulasi, (4) memori part 2, (5) bahasa, menulis, dan menggambar

c. AMT/ Abreviated Mental Test: penilaian ini digunakan untuk lansia yang tidak tamat SMA d. CAM (Confussion Assesment Method): merupakan penilaian yang cepat, mudah, dengan sensitivitas 94 100% dan spesifisitas 90 95%. CAM digunakan untuk skrining, sedangkan DSM IV digunakan untuk diagnosis. Adapun kriteria yang dilihat dala CAM adalah sebagai berikut: Onset akut, fluktuatif bisa didapat dari keluarga, kerabat, atau staff yang merawat Inatensi dan susah fokus dalam pembicaraan bisa dicoba dengan meminta untuk menghitung 20 1, untuk menentukan masih fokus atau tidak Disorganized thinking unclear conversation, unpredictable, dll Altered level of consciousness kesadaran berubah, mengalami lethargic atau stuphorous. 3. Perencenaan perawatan untuk delirium yaitu sebagai berikut: a. Should be admitted to hospital b. Mempunyai 4 komponen: Obati underlying cause obati penyebab yang mendasarinya Enviromental Measures Pharmalogycal Measures Prevention atau pencegahan komplikasinya

c. Pharmacological measurements dilaksanakan terakhir jika terdapat indikasi situasi sebagai berikut: Mencegah pasien membahayakan dirinya dan orang lain Mengijinkan adanya investigasi atau treatment yang penting Melegakan shess pada pasien yang sangat agitative

Anda mungkin juga menyukai