Anda di halaman 1dari 2

Siti Farhana, 08/264928/EK/16947

Akuntansi Sektor Publik


ProI. Dr. Abdul Halim, M.B.A

http://www.bpkp.go.id/unit/sakd/abkrevisi.pdI
http://www.dpr.go.id/id/Badan-Anggaran/siklus1
Proses Penyusunan APBN dan APBD di Indonesia
APBN/APBD yang dipresentasikan setiap tahun oleh eksekutiI memberi inIormasi
yang rinci kepada DPR/DPRD dan masyarakat tentang program-program apa yang
direncanakan pemerintah untuk meningkatkan kualitas kehidupan rakyat, dan bagaimana
program-program tersebut dibiayai. (Mardiasmo, 2009). Penyusunan APBN 2010 mengacu
pada ketentuan yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara, dengan berpedoman kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun
2010, Kerangka Ekonomi Makro, dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal tahun 2010
sebagaimana telah disepakati dalam pembicaraan pendahuluan antara pemerintah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Selanjutnya, siklus dan mekanisme APBN meliputi:
(a) tahap penyusunan RAPBN oleh Pemerintah; (b) tahap pembahasan dan penetapan
RAPBN dan RUU APBN menjadi APBN dan UU APBN dengan Dewan Perwakilan Rakyat;
(c) tahap pelaksanaan APBN; (d) tahap pemeriksaan atas pelaksanaan APBN oleh instansi
yang berwenang antara lain Badan Pemeriksa Keuangan; dan (e) tahap pertanggungjawaban
pelaksanaan APBN. Siklus APBN 2010 akan berakhir pada saat Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat (LKPP) disahkan oleh DPR pada 6 bulan setelah berakhirnya tahun
anggaran
Berikut rincian proses penyusunan APBN di Indonesia:
1. Minggu ke-2 bulan Agustus: Rapat paripurna. Presiden menyampaikan RUU APBN
beserta nota keuangan dan dokumen pendukung.
2. Pimpinan DPR memberitahukan rencana pembahasan RUU APBN kepada pimpinan
DPD.
3. Minggu ke-3 bulan Agustus: Rapat paripurna. Pandangan umum Iraksi-Iraksi terhadap
RUU APBN dan nota keuangannya.
4. Minggu ke-4 bulan Agustus: Rapat paripurna. Jawaban pemerintah atas pandangan
umum Iraksi-Iraksi terhadap RUU APBN dan nota keuangannya. Minggu ke-4 bulan
Agustus: rapat kerja badan anggaran dengan pemerintah (Menteri Keuangan) dan
Gubernur Bank Indonesia yang berisi penyampaian pokok RUU APBN dan nota
keuangannya, dan pembentukan panja dan tim perumus draIt RUU APBN.
5. Minggu ke-4 bulan Agustus sampai Minggu ke-1 bulanSeptember: Rapat kerja komisi
VII dan XI dengan mitra kerjanya yaitu membahas asumsi dasar dalam RUU APBN.
Rapat kerja/RDP komisi-komisi dengan mitra kerjanya yaitu membahas RKA K/L.
6. Minggu ke-1 bulan September: Rapat intern yaitu penyampaian hasil rapat kerja/RDP
komisi dengan mitra kerjanya dalam rangka pembahasan RKA/KL.
7. Minggu ke- 1-4 bulan September: Rapat panja-panja yaitu membahas RUU APBN
beserta NK-nya.
8. Minggu ke-4 bulan September: Rapat tim perumus draIt RUU APBN. Minggu ke-4
bulan September: Rapat Kerja Badan Anggaran dengan pemerintah (Menkeu&Meneg.
PPN/Kepala Bappenas) dan Gubernur BI: laporan dan pengesahan hasil panjadan tim
perumus RUU APBN, pendapat akhir mini Fraksi sebagai sikap akhir, pendapat
pemerintah, dan pengambilan keputusanuntuk dilanjutkan ke tingkat II.
9. Minggu ke-1 bulan Oktober: Anggota Badan Anggaran dari komisi menyampaikan hasil
pembahasan Badan Anggaran kepada komisi yang bersangkutan secara tertulis. Minggu
ke-1 bulan Oktober: Rapat kerja/RDP komisi-komisi dengan mitra kerjanya yaitu
menyesuaikan RKA K/L sesuai hasil pembahasan Badan Anggaran (selama 7 hari kerja
untuk disampaikan kembali ke badan anggaran untuk ditetapkan).
Siti Farhana, 08/264928/EK/16947
Akuntansi Sektor Publik
ProI. Dr. Abdul Halim, M.B.A

http://www.bpkp.go.id/unit/sakd/abkrevisi.pdI
http://www.dpr.go.id/id/Badan-Anggaran/siklus1
10. Penyampaian hasil penyesuaian oleh komisi-komisi dengan mitra kerjanyakepada Badan
Anggaran dan Menteri Keuangan.
11. Oktober: Rapat Paripurna yang berisi penyampaian laporan hasil pembahasan tingkat I di
Badan Anggaran DPR RI, pernyataan persetujuan/penolakan dari setiap Iraksi secara
lisan yang diminta oleh pimpinan rapat paripurna, dan penyampaian pendapat akhir
pemerintah.
Berikut proses penyusunan APBD di Indonesia
Berdasarkan Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 serta Undang-Undang No. 32 dan 33
Tahun 2004, tahapan penyusunan APBD adalah sebagai berikut :
1. Pemerintah daerah menyampaikan kebijakan umum APBD tahun anggaran berikutnya
sebagai landasan penyusunan rancangan APBD paling lambat pada pertengahan bulan
Juni tahun berjalan. Kebijakan umum APBD tersebut berpedoman pada RKPD. Proses
penyusunan RKPD tersebut dilakukan antara lain dengan melaksanakan musyawarah
perencanaan pembangunan (musrenbang) yang selain diikuti oleh unsur-unsur
pemerintahan juga mengikutsertakan dan/atau menyerap aspirasi masyarakat terkait,
antara lain asosiasi proIesi, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat (LSM),
pemuka adat, pemuka agama, dan kalangan dunia usaha.
2. DPRD kemudian membahas kebijakan umum APBD yang disampaikan oleh pemerintah
daerah dalam pembicaraan pendahuluan RAPBD tahun anggaran berikutnya.
3. Berdasarkan Kebijakan Umum APBD yang telah disepakati dengan DPRD, pemerintah
daerah bersama DPRD membahas prioritas dan plaIon anggaran sementara untuk
dijadikan acuan bagi setiap SKPD.
4. Kepala SKPD selaku pengguna anggaran menyusun RKA-SKPD tahun berikutnya
dengan mengacu pada prioritas dan plaIon anggaran sementara yang telah ditetapkan
oleh pemerintah daerah bersama DPRD.
5. RKA-SKPD tersebut kemudian disampaikan kepada DPRD untuk dibahas dalam
pembicaraan pendahuluan RAPBD.
Pedoman Penyusunan APBD Berbasis Kinerja (Revisi) DEPUTI IV BPKP 4 2
6. Hasil pembahasan RKA-SKPD disampaikan kepada pejabat pengelola keuangan daerah
sebagai bahan penyusunan rancangan perda tentang APBD tahun berikutnya.
7. Pemerintah daerah mengajukan rancangan perda tentang APBD disertai dengan
penjelasan dan dokumen-dokumen pendukungnya kepada DPRD pada minggu pertama
bulan Oktober tahun sebelumnya.
8. Pengambilan keputusan oleh DPRD mengenai rancangan perda tentang APBD dilakukan
selambat-lambatnya satu bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai