Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Rekayasa Mesin Vol.6, No.

3 Tahun 2015: 167-170 ISSN 2477-6041

ANALISIS PENGARUH LETAK BAHAN TERHADAP DEFLEKSI BALOK


SEGI EMPAT DENGAN TUMPUAN ENGSEL - ROLL - ROLL
Jahirwan Ut Jasron
Universitas Nusa Cendana, Jl.Adisucipto Penfui Kupang-NTT
Telp.(0380) 881590
E-mail: jasron_unc@ymail.com

Abstract
Deflection is one of criteria in designing a construction. Analysis can be conducted by
using several method and to obtain the more accurate result the process can be conducted by
using a computer program. For comparison to evaluate the accurate of the analysis, a deflection
test was conducted with a deflection test device.The exact analysis was conducted by using the
three moment methods. The aim of this study is to analyze the effect of the lay out of load along
the beam towards deflection. The deflection along the beam varied according on the load and
its position. The deflection obtained for brass is 1,29 x 10-3 m, while for alluminium and steel are
1,25 x 10-3 m and 4,87 x 10-4 m, respectively.

Keywords: Deflection, three moment methods, load

PENDAHULUAN menyebabkan defleksi yang terjadi adalah


Pembebanan pada suatu batang atau amat besar, kondisi ini harus dihindari. Dalam
balok yang ditumpu pada ujung-ujungnya menganalisis balok maka balok akan
menyebabkan sumbu batang atau balok dibedakan atas dua jenis yaitu balok statis
mengalami lenturan. Lenturan ini membentuk tertentu apabila dapat diperoleh semua reaksi,
suatu kurva dan disebut kurva defleksi [1]. gaya geser, momen lentur dari diagram benda
Akibat lainnya dari pembebanan ini, pada bebas dan persamaan kesetimbangan dan
setiap penampang batang atau balok akan balok statis tak tentu apabila banyaknya reaksi
terjadi tegangan lentur dan tegangan geser. melebihi banyaknya persamaan
Deformasi yang terjadi besarnya tergantung kesetimbangan independen [2]. Jenis dan
pada bentuk penampang lintang batang dan banyaknya tumpuan pada sepanjang balok
sifat mekanis bahan.Defleksi dan tegangan ini akan sangat mempengaruhi analisis dari balok
merupakan salah satu kriteria dalam tersebut. Apabila suatu balok adalah statis tak
mendisain suatu konstruksi. Amannya suatu tentu, maka persamaan kesetimbangan tidak
konstruksi harus memenuhi persyaratan batas cukup dan dibutuhkan persamaan tambahan
nilai defleksi. Dalam aplikasi, besarnya defleksi lain. Metode paling mendasar untuk
yang terjadi akibat pembebanan harus kecil menganalisis balok statis tak tentu adalah
yang artinya kelengkungan kurva defleksi dengan memecahkan persamaan diferensial
hampir mendatar. Dan tegangan yang terjadi kurva defleksi. Hampir semua jenis struktur
harus kecil dari tegangan yang diisinkan untuk yang dijumpai sehari hari seperti rangka mobil,
bahan yang digunakan. Hal ini berlaku untuk gedung, pipa-pipa, dan pesawat terbang
kondisi statis maupun kondisi dinamis.Untuk adalah statis tak tentu. Namun struktur seperti
kondisi dinamis misalnya pada poros atau itu lebih rumit daripada balok dan harus
rotor suatu konstruksi mesin dimana putaran didesain dengan menggunakan cara-cara
kritis yang terjadi tergantung pada nilai defleksi analitis yang sangat canggih. Namun demikian
maksimum yang diperoleh. Semakin kecil banyak di antara cara-cara tersebut yang
defleksi akan semakin besar putaran kritis dan didasarkan atas dasar analisis balok.
berlaku sebaliknya. Kerusakan (patah) suatu Analisis dimulai dengan melepas
poros atau rotor akan terjaddi apabila putaran redundan dan mendapatkan struktur primer
kritis berimpit dengan putaran normalnya (struktur terlepas), sehingga diperoleh struktur
(frekuensi pribadi sistem sama dengan primer dalam bentuk balok-balok sederhana.
frekuensi gaya luar), sehingga akan Setiap balok sederhana mengalami dua

167
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.6, No.3 Tahun 2015: 167-170 ISSN 2477-6041

pembebanan: (1) beban luar yang bekerja


dimasing-masing balok menerus, dan (2)  BC 2  M B .L  M C .L (3)
momen redundan yang bekerja di ujung-ujung 3EI 6 EI
balok sederhana. Semua beban ini Sudut rotasi akibat beban luar dan momen
menghasilkan sedut rotasi di ujung-ujung lentur diperoleh dengan superposisi sebagai
setiap balok sederhana. Persamaan berikut:
keserasian menyatakan bahwa di setiap  BA   BA 1   BA 2   BA 1 
tumpuan pada dua balok yang bersebelahan M A .L M B .L
harus mempunyai sudut rotasi sama. Dengan  (4)
memecahkan semua persamaan keserasian 6 EI 3EI
tersebut didapatkan semua momen lentur  BC    BC 1  BC 2   BC 1 
redundan. M B .L M C .L
Pada Gambar 1 diperlihatkan bahwa  (5)
balok memiliki tiga tumpuan berturut-turut yang 3EI 6 EI
diidentifikasikan sebagai tumpuan A, B, dan C. Kedua persamaan tersebut memberikan sudut
Bentang Balok di kanan tumpuan A rotasi di struktur primer di tumpuan B yang
mempunyai panjang L dan momen inersia I, kemudian dimasukkan ke dalam persamaan
demikian juga dengan bentang di kanan keserasian sehingga diperoleh persamaan
tumpuan B. Kalau struktur tersebut dibagi berikut:
menjadi balok-balok sederhana maka akan
diperoleh struktur primer seperti pada gambar M A  4M B  M C  
6 EI
 BA 1  6EI  BC 1
L L
berikut [3].
(6)
P Dalam melakukan perhitungan dengan
persamaan tiga momen, sudut  BA 1 dan
A B MB
MA  BC 1 harus dinyatakan dalam radian.
BA
METODOLOGI PENELITIAN
RB Dimensi spesimen uji defleksi masing-
P A masing jenis material adalah : Batang segi
empat dengan panjang 1000 mm, tinggi 8 mm
B C MC dan lebar 12 mm. Dimensi spesimen uji tarik
disesuaikan dengan spesifikasi mesin uji tarik
MB
BC yang digunakan.
L/8 L/4
RB
C
Gambar 1. Konfigurasi struktur balok L/2 L/2

Persamaan keserasian di titik B adalah:


 BA   BC (1)
L/4 L/4

Masing-masing sudut tersebut sama dengan


superposisi dari dua sudut: (1) sudut rotasi L/2 L/2
dibalok sederhana akibat beban luar, dan (2)
sudut rotasi di balok sederhana akibat momen
lentur anu. Kedua sudut rotasi dapat dicari
3L/8 L/4
dengan persamaan:

 BA 2  M A.L  M B .L (2)
L/2 L/2
6 EI 3EI
Gambar 2. Posisi pembebanan

168
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.6, No.3 Tahun 2015: 167-170 ISSN 2477-6041

Besarnya defleksi diukur pada Pembahasan Grafik


penampang batang yang berjarak L/8 = 125 Dari hasil analisis terlihat bahwa defleksi
mm, L/4 = 250 mm dan 3L/8 = 375 mm pada terbesar terletak di titik tengah setiap
masing-masing bentangan untuk setiap bentangan baik analisis dengan metode tiga
perletakan beban sepanjang balok dan jenis momen maupun hasil pengujian dengan alat
bahan yang digunakan. Perletakan beban uji defleksi. Pada setiap bentangan untuk
pada balok dilakukan dengan kombinasi semua jenis bahan terlihat bahwa pada letak
seperti yang ditunjukkan gambar 2. pembebanan 2, defleksi bertambah dari
tumpuan kiri sampai ke titik tengah bentangan
HASIL DAN PEMBAHASAN dan kemudian berkurang sampai ke tumpuan
Dari hasil analisis yang dilakukan dengan kanan dimana pertambahan maupun
metode tiga momen dan dari hasil pengujian penurunannya relatif seragam.
dengan alat uji defleksi diperoleh nilai defleksi Untuk letak pembebanan 1 pola yang
maksimum yang terjadi untuk masing-masing terlihat adalah pada jarak yang sama dari titik
bahan dan letak pembebanan pada tiap-tiap tengah bentangan, defleksi yang terjadi pada
bentangan seperti yang diperlihatkan pada titik dekat perletakan beban akan lebih besar
tabel berikut: dibandingkan dengan defleksi yang terjadi
pada titik yang lebih jauh dari perletakan
Tabel 1. Defleksi untuk Baja Karbon beban, hal ini berlaku untuk semua jenis
Posisi Jarak Metode Pengujian bahan. Untuk letak pembebanan 3 pola yang
Beban Defleksi Tiga terlihat sama seperti yang terjadi pada letak
Momen pembebanan 1. Perubahan besar defleksi
2L/8 0,000355 0,00010 pada jarak tertentu hanya terjadi pada
1
6L/8 0,000487 0,00017 bentangan 1-2 sedangkan untuk bentangan 2-
2L/8 0,000487 0,00016 3 sama seperti letak pembebanan 2 untuk
2
6L/8 0,000487 0,00014 masing-masing bahan.Berikut diberikan grafik
2L/8 0,000355 0,00011 defleksi untuk setiap jenis bahan :
3
6L/8 0,000487 0,00015 GRAFIK DEFLEKSI UNTUK LETAK PEMBEBANAN 1

2
Tabel 2. Defleksi untuk Kuningan
0
Posisi Jarak Metode Pengujian 0 2 4 6 8 10 12
Defleksi x 10E-04 m

-2
Beban Defleksi Tiga -4 Baja Karbon
Momen -6 Kuningan
2L/8 0,000940 0,00021 -8 Alluminium
1
6L/8 0,001290 0,00048 -10

2L/8 0,001290 0,00042 -12


2
6L/8 0,001290 0,00039 -14
Jarak x 10E-01 m
2L/8 0,000940 0,00019
3 Gambar 3. Defleksi untuk letak pembebanan 1
6L/8 0,001290 0,00042
GRAFIK DEFLEKSI UNTUK LETAK PEMBEBANAN 2
Tabel 3. Defleksi untuk Alluminium
0
Posisi Jarak Metode Pengujian 0 2 4 6 8 10 12
-2
Beban Defleksi Tiga
Defleksi x E-04 m

-4
Momen
Baja Karbon
2L/8 0,000881 0,00027 -6
Kuningan
1 -8
6L/8 0,001250 0,00078 Alluminium
-10
2L/8 0,001250 0,00055
2 -12
6L/8 0,001250 0,00066
-14
2L/8 0,000881 0,00023
3 Jarak x E-01 m
6L/8 0,001250 0,00065
Gambar 4. Defleksi untuk letak pembebanan 2

169
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.6, No.3 Tahun 2015: 167-170 ISSN 2477-6041

GRAFIK DEFLEKSI UNTUK LETAK PEMBEBANAN 3 DAFTAR PUSTAKA


[1] Timoshenko, 1950, Strength of Material,
2
Elementary Theory and Problem, Part I, D
0

-2
0 2 4 6 8 10 12 Van Nostrand Company, Inc.Toronto,New
Defleksi x E-04 m

-4 Baja Karbon
York, London.
-6 Kuningan [2] Meriam dan Kraige, 1991, Statika, Penerbit
-8 Alluminium
Erlangga, Jakarta.
-10 [3] Gere dan Timosenko, 1984, Mekanika
-12
Bahan, Jilid II, Terjemahan oleh Bambang
-14
Jarak x E-01 m
Suryoatmono, 1996,Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Gambar 4. Defleksi untuk letak pembebanan 3 [4] William and Sturgess, 1983, Schaum’s
Outline of Theory and Problems of Strength
Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa of Material, Second Edition, McGraw-Hill
besar defleksi sangat dipengaruhi oleh letak International Book Company, Singapore.
beban yang berkaitan dengan momen yang [5] Timoshenko and Goodier, 1970, Theory of
ditimbulkan yaitu semakin jauh letak beban Elasticity, Third Edition, Terjemahan oleh
dari tumpuan semakin besar momen, dan jenis Darwin Sebayang, 1994, Penerbit
material yang berkaitan dengan besar Erlangga, Jakarta.
elastisitas bahan yaitu semakin besar nilai
kekakuan bahan semakin kecil defleksi yang
terjadi.

KESIMPULAN
1. Defleksi yang terjadi berdasarkan analisis
metode tiga momen (teoritis) ternyata lebih
besar dari defleksi berdasarkan hasil
pengujian (eksperimen) dengan
perbedaan masing-masing adalah :
 Baja Karbon,sebesar 2,45E-04 sampai
3,47E-04 meter
 Kuningan, sebesar 7,30E-04 sampai
9,00E-04 meter
 Alluminium, sebesar 4,70E-04 sampai
7,00E-04 meter
2. Letak beban sepanjang balok untuk
tumpuan engsel -roll-roll sangat
mempengaruhi defleksi yang terjadi, yang
kisarannya untuk masing-masing bahan
yakni ;
 Baja Karbon, antara 3,55E-04 sampai
4,87E-04 meter
 Kuningan, antara 9,40E-04 sampai
1,29E-03 meter
 Alluminium, antara 8,81E-04 sampai
1,25E-03 meter

170

Anda mungkin juga menyukai