Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

LBP (LOW BACK PAIN)

Disusun oleh :

NAMA : CUT AJA NURI


NIM : 19900031

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)


MEDIKA NURUL ISLAM
PROFESI NERS
2019
LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH

(LOW BACK PAIN/LBP)

A. Pendahuluan

Low Back Pain (LBP) merupakan keluhan yang sering terjadi di praktek

sehari-hari. LBP adalah nyeri yang dirasakan di daerah punggung bawah, dapat

merupakan nyeri lokal (inflamasi), maupun nyeri radikuler atau keduanya.

Nyeri yang berasal dari punggung bawah dapat menjalar pada daerah lain atau

sebaliknya. Nyeri yang berasal dari daerah lain akan dirasakan pada punggung

bawah (refered pain). Walaupun LBP jarang fatal namun nyeri yang dirasakan

menyebabkan penderita mengurangi kemampuan (disabilitas) yaitu

keterbatasan fungsional dalam aktifitas sehari-hari dan banyak kehilangan jam

produktifitas.

Insiden secara keseluruhan pria dan wanita sama tetapi setelah usia 60

tahun wanita lebih banyak oleh karena terjadinya osteoporosis. Pada penelitian

yang dilakukan oleh studi nyeri (pokdi nyeri) pada 14 rumah sakit pendidikan

Indonesia yang dilakukan pada bulan mei menunjukkan jumlah penderita nyeri

sebanyak 4456 orang (25% dari total kunjungan), dimana 1598 orang (35,86%)

merupakan penderita nyeri kepala dan 819 (18,37% adalah penderita nyeri

punggung bawah (Suherman, 2009 dalam Dina, 2010). Berbagai data

epidemiologik menjelaskan bahwa terdapat faktor risiko yang mempengaruhi

insiden atau prevalensi nyeri punggung bawah (LBP) mekanik.


B. Pengertian Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain/LBP)

Nyeri punggung bawah adalah perasaan nyeri didaerah lumbasakral dan

sakroiliakal, nyeri pinggang bawah ini sering disertai penjalaran ketungkai

sampai kaki. (Harsono, 2010)

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak

menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual maupun potensial.

Peraturan utama dalam merawat pasien dengan nyeri adalah bahwa semua

nyeri adalah nyata, meskipun penyebabnya tidak diketahui. Oleh karena itu,

keberadaan nyeri adalah berdasarkan hanya pada laporan pasien.

Low Back Pain adalah nyeri kronik didalam lumbal, biasanya disebabkan

oleh terdesaknya para vertebral otot, herniasi dan regenerasi dari nucleus

pulposus, osteoartritis dari lumbal sacral pada tulang belakang (Brunner,

2012).

Low back pain dapat terjadi pada siapa saja yang mempunyai masalah

pada muskuloskeletal seperti ketegangan lumbosacral akut, ketidakmampuan

ligamen lumbosacral, kelemahan otot, osteoartritis, spinal stenosis serta

masalh pada sendi inter vertebra dan kaki yang tidak sama panjang.

Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan Low Back

Pain adalah nyeri kronik atau acut didalam lumbal yang biasanya disebabkan

trauma atau terdesaknya otot para vertebra atau tekanan,herniasi dan

degenerasi dari nuleus pulposus, kelemahan otot, osteoartritis dilumbal sacral

pada tulang belakang.


C. Anatomi Fisiologi

Tulang punggung atau vertebra adalah tulang tak beraturan yang

membentuk punggung yang mudah digerakkan. Terdapat 33 tulang punggung

pada manusia, 5 di antaranya bergabung membentuk bagian sacral dan 4 tulang

membentuk tulang ekor (coccyx). Tiga bagian di atasnya terdiri dari 24 tulang

yang dibagi menjadi 7 tulang cervical (leher), 12 tulang thorax (thoraks atau

dada) dan 5 tulang lumbal. Struktur umum Sebuah tulang punggung terdiri atas

dua bagian yakni bagian anterior yang terdiri dari badan tulang atau corpus

vertebrae, dan bagian posterior yang terdiri dari arcus vertebrae. Arcus

vertebrae dibentuk oleh dua "kaki" atau pediculus dan dua lamina, serta

didukung oleh penonjolan atau procesus yakni procesus articularis, procesus

transversus, dan procesus spinosus. Procesus tersebut membentuk lubang yang

disebut foramen vertebrale. Ketika tulang punggung disusun, foramen ini akan

membentuk saluran sebagai tempat sumsum tulang belakang atau medulla

spinalis. Di antara dua tulang punggung dapat ditemui celah yang disebut

foramen intervertebrale.

D. Etiologi

1. Perubahan postur tubuh biasanya karena trauma primer dan sekunder.

a. Trauma primer seperti Trauma secara spontan, contohnya kecelakaan.

b. Trauma sekunder seperti Adanya penyakit HNP, osteoporosis,

spondilitis, stenosis spinal, spondilitis, osteoartritis.

2. Ketidak stabilan ligamen lumbosacral dan kelemahan otot

3. Prosedur degenerasi pada pasien lansia


4. Penggunaan hak sepatu yang terlalu tinggi

5. Kegemukan

6. Mengangkat beban dengan cara yang salah

7. Keseleo

8. Terlalu lama pada getaran

9. Gaya berjalan

10. Merokok

11. Duduk terlalu lama

12. Kurang latihan (olahraga)

13. Depresi /stress

14. Olahraga (golf, tennis, sepak bola)

E. Patofisiologi

Mekanisme terjadinya nyeri pada Low Back Pain 2 macam :

1. Nyeri Nosiseptif

Bangunan peka nyeri yang terdapat di punggung bawah adalah

periosteum, 1/3 bangunan luar annulus fibroseptor (bagian fibrosa dari

diskus intervertebralis) ligamentum kapsula artikularis, fasia dan otot.

Semua bangunan tersebut mengandung nosiseptor yang peka terhadap

berbagai stimulus (mekanik, termal, kimiawi). Bila reseptor dirangsang

oleh sebagian stimulus lokal akan, dijawab dengan pengeluaran sebagai

mediator inflamasi dan substansia lainnya yang menyebabkan timbulnya

persepsinyeri, hiperalgesia maupun alodinia yang bertujuan mencegah

pergerakan untuk memungkinkan berlangsung proses penyembuhan.


Salah satu mekanisme untuk mencegah kerusakan yang lebih berat

adalah spasme otot yang membatasi pergerakan. Spasme otot ini

menyebabkan iskemia dan sekaligus menyebabkan munculnya titik picu

(trigger points) yang merupakan salah satu kondisi nyeri. Pembungkus

syaraf juga, kaya akan nosiseptor yang merupakan akhiran dari nervi

nervorum yang juga berperan sebagai sumber nyeri nosiseptif inflamasi,

terutama nyeri yang dalam dan sulit dilokalisir. Berbagai jenis

rangsangan tadi akan mengantisipasi nosiseptor, langsung menyebabkan

nyeri dan sensitisasi menyebabkan hiperalgesia.

2. Mekanisme Nyeri Neurepatik Pada LBP

Nyeri neuropatik adalah nyeri yang didahului atau disebabkan

oleh lesi atau disfungsi primer pada system syaraf. Nyeri neuropatik yang

sering ditemukan pada LBP berupa penekanan atau jeratan radiks syaraf

oleh karena Hernia Nukleus Pulposus (HNP), penyempitan kanalis

spinalis, pembengkaan artikulasio atau jaringan sekitarnya, fraktur mikro

(misalnya penderita osteoporosis), penekanan oleh tumor dan sebagainya.

F. Pemeriksaan Diagnostik

1. Neurofisiologik

a. Electromyography (EMG)

b. Need EMG dan H-reflex dianjurkan bila dugaan disfungsi radiks lebih

dari 3-4 minggu

c. Bila diagnosis radikulapati sudah pasti secara pemeriksaan klinis,

pemeriksaan elektrofisiologik tidak dianjurkan.


d. Somatosensory Evoked Potensial (SSEP). Berguna untuk stenosis kanal

dan mielopati spinal.

2. Radiologik

a. Foto polos.

b. Tidak direkomendasikan untuk evaluasi rutin penderita NPB.

c. Direkomendasikan untuk menyampingkan adanya kelainan tulang.

d. Mielografi, mielo-CT, CT-Scan, Magnetik Resonance Imaging (MRI)

e. Diindikasikan untuk mencari penyebab nyeri antara lain tumor, HNP

perlengketan

f. Discography tidak direkomendasikan pada NPB oleh karena invasive

3. Laboratorium

a . Laju endap darah, darah perifer lengkap, C-reactif protein (CRP), faktor

rematoid, fosfatase alkali / asam, kalsium (atas indikasi)

b . Urinalisa, berguna untuk penyakit non spesifik seperti infeksi, hematuri

c . Likuor serebrospinal (atas indikasi)

G. Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan Keperawatan.

a. Informasi dan edukasi.

b. NPB kronik: psikologik, modulasi nyeri (TENS, akupuntur, modalitas

termal), latihan kondisi otot, rehabilitasi vokasional, pengaturan berat

badan posisi tubuh dan aktivitas.


2. Medis

a. Formakoterapi

- NPB akut: Asetamenopen, NSAID, muscle relaxant, opioid (nyeri berat),

injeksi epidural (steroid, lidokain, opioid) untuk nyeri radikuler

- NPB kronik : antidepresan trisiklik (amitriptilin) antikonvulsan (gabapentin,

karbamesepin, okskarbasepin, fenitoin), alpha blocker (klonidin, prazosin),

opioid (kalau sangat diperlukan)

b. Invasif nonbedah

- Blok saraf dengan anestetik lokal (radikulopati)

- Neurolitik (alcohol 100%, fenol 30 % (nyeri neuropatik punggung bawah

yang intractable)

c. Bedah

HNP (Hernia Nukleus Pulposus), indikasi operasi :

- Skiatika dengan terapi konservatif selama lebih dari empat minggu: nyeri

berat/intractable / menetap / progresif

- Defisit neurologik memburuk

- Sindroma kauda

H. Asuhan keperawatan

1.Pengkajian

a. Identitas

b. Riwayat Penyakit :
 Keluhan Utama (keluhan yang dirasakan pasien saat dilakukan

pengkajian)

 Riwayat penyakit sekarang

 Riwayat Penyakit Sebelumnya

c. Pemeriksaan fisik

 Keadaan Umum

 Sistem persepsi dan sensori

 Sistem persarafan (Pemeiksaan neurologik)

 Sistem pernafasan

 Sistem kardiovaskuler

 Sistem Gastrointestinal

 Sistem Perkemihan

 Pola fungsi kesehatan

 Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

 Pola aktifitas dan latihan

 Pola nutrisi dan metabolisme

 Pola tidur dan istirahat

 Pola kognitif dan perceptual

 Pola toleransi dan koping stress

 Pola hubungan dan peran

 Pola nilai dan keyakinan


2. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri akut b.d spasme otot,masalah muskuloskeletal,tekanan saraf

b. Kerusakan mobilitas fisik b.d nyeri, kerusakan muskuloskeletal, kekakuan

sendi, kontraktur.

3. Rencana Keperawatan

a. Nyeri akut b/d spasme otot,masalah muskuloskeletal,tekanan saraf

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan

nyeri berkurang / hilang dengan kriteria hasil : melaporkan nyeri

berkurang / hilang, ketegangan otot berkurang / hilang dan dapat istirahat

Intervensi :

1) kaji skala nyeri

2) Jelaskan pada pasien tentang sebab-sebab timbulnya nyeri

3) Ajarkan teknik relaksasi napas dalam

4) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik

b. Kerusakan mobilitas fisik b.d nyeri, kerusakan muskuloskeletal, kekakuan

sendi atau kontraktur.


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 X 24 jam

diharapkan klien mampu mencapai mobilitas fisik dengan kriteria hasil :

pasien dapat melakukan mobilitas secara bertahap dengan tanpa

merasakan nyeri, pasien dapat menggerakkan otot dan sendi, mampu

berpindah tempat tanpa bantuan dan mampu berjalan tanpa bantuan

Intervensi :

1)Pertahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan.

2)Bantu dengan rentang gerak aktif pasif jika memungkinkan.

3)Ubah posisi dengan sesering mungkin.

4) Kolaborasi dengan fisioterapi


Lampiran

Pathway
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah, Edisi 8, Volume 1, EGC, Jakarta, 2002
Brunner & Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah, Edisi 8, Volume 3, EGC, Jakarta, 2002

Ruth F. Craven, EdD, RN, Fundamentals Of Nursing, Edisi II, Lippincot,


Philadelphia, 2000

Askep LBP (Low Back Pain). Diakses pada tanggal 12 Februaei 2012.
http://nursingbegin.com/askep-lbp/.

Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Low Back Pain. Diakses pada tanggal 12
Februari 201. http://sedetik.multiply.com/journa

Anda mungkin juga menyukai