Anda di halaman 1dari 12

BAB III

LANDASAN TEORI

A. Kualitas Air
1. Pengertian
Kualitas air adalah karakteristik mutu yang dibutuhkan untuk
pemanfaatan tertentu dari sumber-sumber air. Kriteria mutu air merupakan
salah satu dasar baku mutu air. Baku mutu air adalah persyaratan mutu air
yang disiapkan oleh suatu negara atau daerah yang bersangkutan.
Manusia memerlukan air tidak hanya dari segi kuantitasnya tetapi juga
dari kualitasnya. Menurut Acehpedia (2010), kualitas air dapat diketahui
dengan melakukan pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian
yang dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi, atau uji kenampakan (bau
dan warna). Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air
sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk
menjamin agar kondisi air tetap dalam kondisi alamiahnya.
2. Standar kualitas air
Standart Kualitas Air adalah karakteristik mutu yang dibutuhkan untuk
pemanfaatan tertentu dari sumber – sumber air. Dengan adanya standard
kualitas air, orang dapat mengukur kualitas dari berbagai macam air.
Setiap jenis air dapat diukur konsentrasi kandungan unsur yang tercantum
didalam standard kualitas, dengan demikian dapat diketahui syarat
kualitasnya, dengan kata lain standard kualitas dapat digunakan sebagai
tolak ukur. Standar kualitas air bersih dapat diartikan sebagai ketentuan-
ketentuan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan standar kualitas air
minum No.492/MENKES/PER/1V/2010 yang biasanya dituangkan dalam
bentuk pernyataan atau angka yang menunjukkan persyaratan–persyaratan
yang harus dipenuhi agar air tersebut tidak menimbulkan gangguan
kesehatan, penyakit, gangguan teknis, serta

9
10

gangguan dalam segi estetika. Air yang digunakan sebagai kebutuhan air
bersih sehari-hari, sebaiknya air tersebut tidak berwarna, tidak berasa,
tidak berbau, jernih, dan mempunyai suhu yang sesuai dengan standar
yang ditetapkan sehingga menimbulkan rasa nyaman.
Kualitas air dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu : a.
Fisik
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 tahun 2010 tentang
persyaratan kualitas air minum menyatakan bahwa air yang layak
dikonsumsi dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah air
yang mempunyai kualitas yang baik sebagai sumber air minum
maupun air baku (air bersih), antara lain harus memenuhi persyaratan
secara fisik, tidak berbau, tidak berasa, tidak keruh, serta tidak
berwarna.
b. Kimia
Air bersih yang baik adalah air yang tidak tercemar secara
berlebihan oleh zat-zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan antara
lain Besi (Fe), Flourida (F), Mangan ( Mn ), Derajat keasaman (pH),
Nitrit (NO2), Nitrat (NO3) dan zat-zat kimia lainnya. Kandungan zat
kimia dalam air bersih yang digunakan sehari-hari hendaknya tidak
melebihi kadar maksimum yang diperbolehkan untuk standar baku
mutu air minum dan air bersih.
c. Bakteriologi
Dalam parameter bakteriologi digunakan bakteri indikator polusi
atau bakteri indikator sanitasi. Bakteri indikator sanitasi adalah bakteri
yang dapat digunakan sebagai petunjuk adanya polusi feses dari
manusia maupun dari hewan, karena organisme tersebut merupakan
organisme yang terdapat di dalam saluran pencernaan manusia
maupun hewan. Air yang tercemar oleh kotoran manusia maupun
hewan tidak dapat digunakan untuk keperluan minum, mencuci
makanan atau memasak karena dianggap mengandung
mikroorganisme patogen yang berbahaya bagi kesehatan, terutama
patogen penyebab infeksi saluran pencernaan
11

B. Pengolahan Air
Pengolahan air merupakan upaya untuk mendapatkan air yang bersih dan
sehat sesuai standar mutu air untuk kesehatan. Proses pengolahan air minum
merupakan proses perubahan sifat, fisik, kimia, dan biologi air baku agar
memenuhi syarat agar dapat digunakan.
1. Pengolahan secara fisika
Pengolahan secara fisika yaitu tahap penyaringan dengan cara yang
efisien dan mudah untuk mennyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran
besar biasanya dengan menggunakan sand filter dengan ukuran silica
yang disesuaikan dengan bahan-bahan tersuspensi yang akan disaring.
Bahan tersuspensi yang mudah mengendap dapat disisihkan secara
mudah dengan proses pengendapan, pada proses ini bisa dilakukan tanpa
bahan kimia bila ukurannya sudah besar dan mudah mengendap tapi
dalam kondisi tertentu dimana bahan-bahan tersuspensi sulit diendapkan
maka akan digunakan bahan kimia sebagai bahan pembantu dalam proses
ini akan terjadi pembentukan flok-flok dalam ukuran tertentu yang lebih
besar sehingga mudah diendapkan pada proses yang menggunakan bahan
kimia ini masih diperlukan pengkondisian pH untuk mendapatkan hasil
yang optimal.
Pengolahan air secara fisika yang mudah dilakukan di pedesaan adalah
penyaringan (filtrasi), pengendapan (sedimentasi), dan absorpsi.
2. Pengolahan secara kimia
Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk
menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid),
logamlogam berat, senyawa fosfor, dan zat organic beracun dengan
membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan. Penyisihan
bahanbahan tersebut pada prinsipnya berlangsung melalui perubahan
sifat bahan-bahan tersebut, yaitu dari tak dapat diendapkan
(flokulasikoagulasi), baik dengan atau tanpa reaksi oksidasi-reduksi, dan
juga berlangsung sebagai hasil reaksi oksidasi. Pengendapan bahan
tersuspensi yang tak mudah larut dilakukan dengan membubuhkan
elektrolit yang mempunyai muatan yang belawanan dengan muatan
koloidnya agar terjadi netralisasi muatan koloid tersebut, sehingga
akhirnya dapat diendapkan.
3. Pengolahan secara biologi
12

Pengolahan air buangan secara biologis adalah salah satu cara


pengolahan yang diarahkan untuk menurunkan atau menyisihkan substrat
tertentu yang terkandung dalam air buangan dengan memanfaatkan
aktivitas mikroorganisme untuk melakukan perombakan substrat
tersebut. Proses pengolahan air buangan secara biologis dapat
berlangsung dalam tiga lingkungan utama yaitu :
a. Lingkungan aerob, yaitu lingkungan dimana oksigen terlarut (DO)
didalam air cukup banyak, sehingga oksigen bukan merupakan faktor
pembatas.
b. Lingkungan anoksis, yaitu lingkungan dimana oksigen terlarut (DO)
didalam air ada dalam konsentrasi yang rendah.
c. Lingkungan anaerob, merupakan kebalikan dari lingkungan aerob,
yaitu tidak terdapat oksigen terlarut, sehingga oksigen menjadi faktor
pembatas berlangsungnya proses metabolism aerob.
Faktor-faktor yang mempengaruhi mekanisme biologi secara anaerob
diantaranya yaitu, temperature, pH (keasaman), waktu ttinggal,
komposisi kimia air limbah, kompetisi metanogen dan bakteri pemakan
sulfat serta zat toksik.

C. Filtrasi
Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan / koloid dengan
cairan. Proses penyaringan bisa merupakan proses awal (primary treatment)
atau penyaringan atau proses sebelumnya, misalnya penyaringan dan hasil
koagulasi. Filtrasi adalah suatu proses dimana campuran heterogen antara
fluida dan partikel padatan dipisahkan dengan bantuan media filter, yang
membuat fluida dapat mengalir melewatinya namun partikel padatan tertahan
oleh media filter tersebut. Didalam proses filtrasi yang terpenting adalah :
1. Penahanan Partikel Secara Mekanis
Merupakan proses pemisahan partikel-partikel dalam air yang dilakukan
oleh media penyaring karena ukuran partikelnya lebih besar dibandingkan
dengan diameter porous dari media penyaring.
2. Media Pengendapan
Partikel yang berukuran halus akan dipisahkan dengan cara pengendapan
dan akan melekat pada permukaan penyaring.
3. Absorpsi
13

Adsorpsi merupakan proses pengumpulan substansi terlarut (soluble) yang


ada dalam larutan oleh permukaan zat atau benda penyerap dan terjadi
suatu ikatan kimia fisik antara substansi dengan penyerapnya.
Proses filtrasi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
1. Besar Kecilnya Flok
Flok yang terlalu besar akan menyumbat filter, sedangkan flok yang terlalu
kecil akan lolos dari filter.
2. Ketebalan Filter
Semakin tebal lapisan filter, maka luas permukaan penahan partikelpartikel
semakin besar dan jarak yang ditempuh oleh air semakin lama atau
panjang.
3. Kecepatan Filtrasi
Kecepatan filtrasi akan mempengaruhi lama operasi filter, agar lama
operasi saringan dapat diperpanjang diperlukan tekanan pada permukaan
lapisan media filter dapat menambah ketinggian air diatas lapisan media
filter.
4. Temperatur
Efisiensi penyaringan juga dipengaruhi oleh temperatur, karena akan
mempengaruhi aktivitas bakteri serta metabolism mikroorganisme lainnya.

5. Waktu Kontak
Waktu kontak merupakan hal yang penting dalam penyaringan. Makin
tebal media saring, maka waktu kontak antara larutan kontaminan dengan
media saring makin panjang.

D. Bahan Filtrasi
Untuk penelitian ini akan digunakan bahan filtrasi dari kombinasi media
butiran zeolit dan pasir.
1. Butiran Zeolit
Zeolit adalah suatu jenis mineral yang tersusun dari silika (SiO4) dan
alumina (AlO4) dengan rongga-rongga di dalamnya yang berisi ion-ion
logam, biasanya logam alkali dan alkali tanah, dan molekul air (Arifin dan
Harsodo, 1990).
Setiap jenis zeolit juga mempunyai urutan selektifitas pertukaran ion
yang berbeda. Beberapa karakteristik dan sifat yang mempengaruhi
14

selektifitas pertukaran ion pada zeolit yaitu struktur terbenterbentuknya


zeolit yang berpengaruh pada besarnya rongga yang terbentuk serta efek
mengayak dari zeolit, mobilitas kation yang diperlukan, efek medan listrik
yang ditimbulkan kation serta difusi ion ke dalam larutan energi hidrasi.
Zeolit mempunyai kapasitas yang tinggi sebagai penyerap. Hal ini
disebabkan karena zeolit dapat memisahkan molekul-molekul berdasarkan
ukuran dan konfigurasi dari molekul. Mekanisme absorpsi yang mungkin
terjadi adalah adsorpsi fisika (melibatkan gaya Van der Walls), adsorpsi
kimia (melibatkan gaya elektrostatik), ikatan hidrogen dan pembentukan
kompleks koordinasi.
Penggunaan zeolit adalah salah satu metode untuk mengurangi
kandungan zat besi dan mangan yang efektif. Besi merupakan salah satu
unsur pokok alamiah dalam kerak bumi. Keberadaan besi dalam air tanah
biasanya berhubungan dengan pelarutan batuan dan mineral terutama
oksida, sulfida karbonat, dan silikat yang mengandung logam-logam
tersebut (Benefield, 1992).
2. Sifat fisik mineral zeolit
Banyak mineral zeolit yang terdapat dalam batuan sedimen terdiri dari
monomineral (satu jenis mineral) , terutama untuk mineral klinoptilloit
dan analsim, hal ini sangat menguntungkan dalam penambangannya serta
penggunaannya untuk industri.
Sifat yang menonjol dari mineral zeolit tersebut antara lain : struktur
kristal, daya serap dan kapasitas pertukaran ion, sehingga sifat –sifat ini,
yaitu sifat fisik, yang berhubungan langsung dengan struktur kristal dan
komposisi kimia perlu diketahui.
3. Sifat-sifat zeolit Sifat-sifat zeolit meliputi : a. Dehidrasi
Sifat dehidrasi dari zeolit akan berpengaruh terhadap sifat
adsorpsinya. Zeolit dapat melepaskan molekul air dari dalam rongga
permukaan yang menyebabkan medan listrik meluas ke dalam rongga
utama dan akan efektif berinteraksi dengan molekul yang akan
diadsorpsi.
b. Adsorpsi
Dalam keadaan normal ruang hampa dalam kristal zeolit terisi oleh
molekul air bebas yang berada di sekitar kation. Bila mineral zeolit
dipanaskan pada suhu 300o C hingga 400o C maka air tersebut akan
15

keluar sehingga zeolit dapat berfungsi sebagai penyerap gas atau


cairan. Selain mampu menyerap gas atau cairan, zeolit juga mampu
memisahkan molekul dan kepolarannya, meskipun ada 2 molekul atau
lebih yang dapat melintas tetapi hanya sebuah saja yang dapat lolos.
Hal ini dikarenakan faktor selektivitas dari mineral zeolit tersebut
yang tidak ditemukan pada adsorbent padat lainnya.

c. Penukar Ion
Ion-ion pada rongga atau kerangka elektrolit berguna untuk
menjaga kenetralan zeolit. Ion-ion ini dapat bergerak bebas sehingga
pertukaran ion yang terjadi tergantung dari ukuran dan muatan
maupun jenis zeolitnya.
d. Katalis
Ciri paling khusus dari zeolit yang secara praktis akan menentukan
sifat khusus mineral ini adalah adanya ruang kosong yang akan
membentuk saluran di dalam strukturnya. Bila zeolit digunakan pada
proses penyerapan atau katalis maka akan terjadi difusi molekul ke
dalam ruang bebas diantara kristal. Zeolit merupakan katalisator yang
baik karena mempunyai pori-pori yang besar dengan permukaan yang
maksimum.
e. Penyaring atau Pemisah
Meskipun banyak media berpori yang dapat digunakan sebagai
penyaring atau pemisah campuran uap atau cairan, tetapi distribusi
diameter dari pori-pori media tersebut tidak cukup efektif seperti
halnya penyaring molekular zeolit yang mampu memisahkan
campuran berdasarkan perbedaan ukuran, bentuk dan polaritas dari
molekul yang disaring. Contohnya pori-pori zeolit A berbentuk
silinder dapat memisahkan n-parafin dari campuran hidrokarbon.
Zeolit dapat memisahkan molekul gas atau zat lain dari suatu
campuran tertentu karena mempunyai ruang hampa yang cukup besar
dengan garis tengah yang bermacam-macam berkisar antara 2Ǻ
hingga 8Ǻ, tergantung dari jenis zeolit

4. Jenis zeolit
16

Berdasarkan pada proses terbentuknya zeolit dapat dibedakan menjadi


dua macam yaitu zeolit alam dan zeolit sintetis. a. Zeolit Alam
Zeolit alam terbentuk karena adanya proses kimia dan fisika yang
kompleks dari batuan yang mengalami berbagai macam perubahan di
alam. Para ahli geokimia dan mineralogi memperkirakan bahwa zeolit
merupakan produk gunung berapi yang membeku menjadi batuan
vulkanik, batuan sedimen dan batuan metamorfosa yang selanjutnya
mengalami proses pelapukan akibat pengaruh suhu dari panas menjadi
dingin dan sebaliknya sehingga akhirnya terbentuk mineral-mineral
zeolit. Anggapan lain menyatakan proses terjadinya zeolit berawal
dari debu-debu gunung berapi yang beterbangan kemudian
mengendap di dasar danau dan dasar lautan. Debu-debu vulkanik
tersebut selanjutnya mengalami berbagai macam perubahan oleh air
danau atau air laut sehingga terbentuk sedimen-sedimen yang
mengandung zeolit di dasar danau atau laut tersebut (Lestari, 2010).
b. Zeolit Sintesis
Zeolit sintetis adalah suatu senyawa kimia yang mempunyai sifat
fisik dan kimia yang h mpir sama dengan zeolit alam. Mineral zeolit
sintetis yang dibuat tidak dapat persis sama dengan mineral zeolit
alam, walaupun zeolit sintetis mempunyai sifat fisis yang jauh lebih
baik. Beberapa ahli menamakan zeolit sintetis sama dengan nama
mineral zeolit alam dengan menambahkan kata sintetis di
belakangnya, dalam dunia perdagangan muncul nama zeolit sintetis
seperti zeolit A, zeolit K-C dll. Zeolit sintetis terbentuk ketika gel
yang ada terkristalisasi pada temperatur dari temperatur kamar sampai
dengan 200 °C pada tekanan atmosferik ataupun autogenous. Metode
ini sangat baik diterapkan pada logam alkali untuk menyiapkan
campuran gel yang reaktif dan homogen. Struktur gel terbentuk karena
polimerisasi anion aluminat dan silikat. Komposisi dan struktur gel
hidrat ini ditentukan oleh ukuran dan struktur dari jenis polimerisasi.
Zeolit dibentuk dalam kondisi hidrothermal, bahan utama
pembentuknya adalah aluminat silikat (gel) dan berbagai logam
sebagai kation. Komposisi gel, sifat fisik dan kimia reaktan, serta jenis
kation dan kondisi kristalisasi sangat menentukan struktur yang
diperoleh (Saputra, 2006).
17

5. Pasir
Penyaringan atau filtrasi adalah proses pemisahan komponen padatan
yang terkandung di dalam air dengan melewatkannya melalui media yang
berpori atau bahan berpori lainnya untuk memisahkan padatan dalam air
tersebut baik yang berupa suspensi maupun koloid. Selain itu,
penyaringan juga dapat mengurangi kandungan bakteri, bau, rasa,
mangan, dan besi.
Menurut Baker (1948), catatan tertulis paling awal tentang pengolahan
air, sekitar tahun 4000 SM, menyebutkan filtrasi air melalui pasir dan
kerikil. Walaupun sejumlah modifikasi telah dibuat dengan cara yang
aplikasi, filtrasi tetap menjadi salah satu teknologi mendasar terkait
dengan pengolahan air. Digunakannya media filter atau saringan karena
merupakan alat filtrasi atau penyaring yang memisahkan campuran solida
likuida dengan media porous atau material porous lainnya guna
memisahkan sebanyak mungkin padatan tersuspensi yang paling halus.
Dan penyaringan ini merupakan proses pemisahan antara padatan atau
koloid dengan cairan, dimana prosesnya bisa dijadikan sebagai proses
awal (primary treatment).
Menurut Tjokrokusumo (1998), pada pengolahan air baku dimana
proses koagulasi tidak perlu dilakukan, maka air baku langsung dapat
disaring dengan saringan jenis apa saja termasuk pasir kasar. Karena
saringan kasar mampu menahan material tersuspensi dengan penetrasi
partikel yang cukup dalam, maka saringan kasar mampu menyimpan
lumpur dengan kapasitas tinggi. Karakteristik filtrasi dinyatakan dalam
kecepatan hasil filtrat. Masing-masing dipilih berdasarkan pertimbangan
teknik dan ekonomi dengan sasaran utamanya, yakni menghasilkan filtrat
yang murah dengan kualitas yang tetap tinggi.

E. Teknologi Peningkatan Kualitas Air


1. Biofiltrasi
Pencemaran lingkungan dapat dikenali melalui mata, rasa,
pendengaran, dan penciuman. Air merupakan komponen penting dalam
kehidupan. Pencemaran lingkungan terhadap air antara lain menimbulkan
18

bau, warna air hitam atau keruh, dan air menjadi berasa. Pencemaran
yang menimbulkan bau menggunakan udara sebagai media pembawanya.
Penghilangan bau dapat dilakukan sebelum pencemar tersebut dilepas
ke udara atau dapat juga dilakukan setelah pencemar tersebut dilepas ke
udara. Penghilangan bau dengan menggunakan biofilter tercelup
mengandalkan pada kesempurnaan proses penguraian bahan pencemar
yang dimakan oleh bakteri yang menempel pada permukaan media
biofilter, air yang mengalir membawa bahan pencemar yang sekaligus
berfungsi sebagai pemasok makanan bagi bakteri (Herlambang, 2005)..
Proses yang terjadi dalam media biofilter adalah proses
anaerobikaerobik. Pada proses biofilter tercelup arah aliran searah
dengan arah udara yang dipompa dengan menggunakan pompa udara
(blower), namun demikian pada pencemar yang sudah terlepas ke udara,
arah udara berlawanan dengan arah air, dengan demikian pencemar yang
berada dalam udara akan terlarut dalam air dan menempel pada
permukaan biofilter, untuk selanjutnya berjalan proses anaerobik aerobik
dalam permukaan biofilter. Kedua metode ini sama efisiennya, pemilihan
teknologi tergantung keperluan dan jenis pencemarnya(Herlambang,
2005).
Pemakaian biofilter untuk penghilangan kadar pencemar dalam air dan
udara sudah banyak dilakukan oleh para ahli, dengan daerah aplikasi
yang sangat luas. Biofilter sendiri banyak macam dan ragamnya, namun
dalam pemilihan jenis biofilter ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan, antara lain : luas permukaan spesifik yang tinggi
dibanding volumenya, tahan dan tidak mudah hancur, tidak
menggunakan perekat organik, mudah untuk dibersihkan, ringan, dan
mudah pemasangannya.
Kenji et al (1990) mengkaji pemakaian delapan jenis media biofilter,
yaitu kristobalit, zeolit, vermikulit, karbon aktif granular, lempung
granular, batu keramik, debu volkanik, dan peluru gotri. Kenji
berpendapat bahwa media biofilter yang mempunyai performance baik
berhubungan dengan permukaan yang kasar dari pada luas permukaan
yang luas, karena meskipun kristobalit mempunyai luas permukaan yang
lebih kecil (50 m2/g) dibanding karbon aktif granular (1125 m2/g),
kristobalit mempunyai permukaan yang kasar dengan banyak
19

lubanglubangnya mempunyai laju beban maksimum TOC yang tinggi,


yaitu 8 g/l tiap hari pada air limbah sintetis. Selanjutnya Kenji
berpendapat bahwa mikroorganisme yang umumnya bermuatan negatif
lebih mudah melekat pada kristobalit yang bermuatan positip dibanding
zeolit yang bermuatan negatif pada pH 7. Kesimpulan dari penelitian ini
menyatakan bahwa media untuk melekatkan mikroorganisme sebaiknya
mempunyai permukaan kasar dan bermuatan positip dibandingkan luas
permukaan yang lebih luas.

Sumber : www.kinsint.com
Gambar 3.1 Biofilter pengolahan air
2. Teknologi Membrane
Perkembangan teknologi dalam pengolahan air telah berkembang
pesat. Salah satunya yaitu teknologi penyaringan atau filrasi dengan
membran. Teknologi menggunakan membran telah digunakan semenjak
lebih dari 50 tahun yang lalu. Jenis membran yangtersedia saat ini dibagi
menjadi 4 kelompok yang disesuaikan dengan ukuran dan tingkat
penyaringan atau disebut filtration degree(Said, Nusa Idaman dan
Widayat, Wahyu., 2007).
Tingkatan filtrasi yang dimaksud yaitu :
 Micro Filtration (MF)
 Ultra Filtration (UF)
 Nano Filtration (NF)
 Hyper Filtration / Reverse Osmosis (OS)
20

Sumber : www.rjmcompany.com

Gambar 3.2 Sistem penyaringan air reverse osmosis (OS)

Anda mungkin juga menyukai