148-Article Text-959-2-10-20220720
148-Article Text-959-2-10-20220720
9, November 2020
p-ISSN : 2721-3854 e-ISSN : 2721-2769 Sosial Sains
Agus Sugiarto
Fakultas Hukum Universitas Nahdlatul Ulama Cirebon Jawa Barat, Indonesia
Email: agus-sugiarto@unucirebon.ac.id
569
Agus Sugiarto
materiil ketimbang moral dan identitas jati diri perbuatan yang dilakukannya sehingga timbul
suatu bangsa (Andriani, 2018). tugas yang mulia bagi Hakim untuk
Anak merupakan seseorang yang menjatuhkan sanksi yang sesuai dan tepat
dianggap belum dewasa dari segi umur. bagi anak mengingat anak tersebut masih
Batasan seseorang dikatakan sebagai anak memiliki masa depan yang panjang (Farhan,
tidak memiliki keseragaman (Fitriana, 2016). Perkembangan masa kini, perbuatan
pidana yang dilakukan oleh anak semakin
2017). Undang-undang dan peraturan serta
berkembang. Tindak pidana extra Ordinary
ketentuan-ketentuan lain yang berlaku di
crime (seperti tindak pidana narkotika dan
Indonesia menentukan tingkatan usia
terorisme) juga tidak terlepas dari anak. Anak
seseorang dikatakan sebagai anak, namun
pada masa kini telah turut sebagai pelaku
undang-undang dan peraturan serta ketentuan-
tindakan pidana extra Ordinary Crime ini.
ketentuan lain yang berlaku di Indonesia
Terkhusus tindak pidana terorisme yang
tersebut tidak memiliki keseragaman dalam
dilakukan oleh anak (Nasution, 2017).
menentukan tingkatan usia seseorang dapat
Kejahatan Terorisme yang dipandang
dikatakan sebagai anak, berkaitan dengan
melanggar dan menindas HAM mengalami
masalah penentuan Pertanggungjawaban
pertentangan apabila pelakunya adalah
pidana anak (Illah, 2019).
seorang anak. Anak yang merupakan tunas,
Anak berdasarkan Undang-undang
potensi dan penerus cita-cita perjuangan
Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan
bangsa tentu tidak dapat dihukum begitu saja
Anak adalah seseorang yang belum berusia
sesuai dengan perbuatan yang dilakukannya
18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang
walaupun perbuatan tersebut merupakan
masih di dalam kandungan (Kismadewi &
Ordinary Crime mengingat fungsi dan
Darmadi, 2017). Anak adalah bagian dari
peranan anak itu sendiri (Puspitasari, 2020).
generasi penerus yang akan datang. Baik
Kemampuan anak yang masih terbatas
buruknya masa depan bangsa tergantung pula
dan tidak sempurna orang dewasa harus
pada baik buruknya kondisi anak saat ini.
diperhatikan oleh Undang-Undang serta
Anak merupakan potensi dan penerus cita-cita
aparat penegak hukum dalam menerapkan
perjuangan bangsa, maka anak perlu
sanksi terhadap anak pelaku tindak pidana
mendapatkan pembinaan, dan untuk
terorisme yang dilihat peneliti dalam putusan
melaksanakan pembinaan dan memberikan
Pengadilan Negeri Klaten nomor:
perlindungan terhadap anak, diperlukan
19/Pid.Sus/11/PN.Klt dimana anak pelaku
dukungan, baik yang menyangkut
terorisme dijatuhi hukuman 2 tahun.
kelembagaan maupun perangkat hukum yang
Bagaimana pengaturan sanksi anak yang
lebih mantap dan memadai, Oleh karena itu
melakukan terorisme serta hal-hal apa yang
Ketentuan mengenai penyelenggaraan
menjadi bahan pertimbangan hakim dalam
pengadilan bagi anak perlu dilakukan secara
menjatuhkan sanksi terhadap anak sebagai
khusus (Sinaga & Lubis, 2010).
pelaku tindak pidana terorisme kemudian
Di dalam kehidupan masyarakat, tidak
menarik peneliti untuk melakukan penelitian
asing dan tidak jarang ditemukan seseorang
ini dengan mengacu pada putusan Pengadilan
yang dikatakan sebagai anak melakukan
Negeri Klaten nomor: 19/Pid.Sus/11/PN.Klt.
tindak pidana. Seperti anak yang melakukan
Berdasarkan uraian tersebut diatas,
pencurian, pembunuhan pemerkosaan, dan
penulis tertarik untuk melakukan penelitian
sebagainya. Anak yang melakukan tindak
hukum dengan judul : "Tinjauan Yuridis
pidana tersebut tidak terlepas dari
Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana
pertanggungjawaban hukum positif terhadap
Terorisme Sebelum Berlakunya Undang-
BIBLIOGRAFI
Kismadewi, P. S., & Darmadi, A. A. N. Y.
Andriani, N. (2018). Implementasi bimbingan (2017). Pertanggungjawaban Pidana
dan konselingdalam penanganan Orangtua Yang Menelantarkan Anaknya
perilaku menyimpang anak usia sekolah Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor
kelas X di madrasah aliyah Darul Aitam 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan
(MA DA) Jerowaru Tahun Ajaran Anak. Kertha Wicara: Journal Ilmu
2017/2018. Universitas Islam Negeri Hukum.
Mataram.
Nasution, A. R. (2017). Penegakan Hukum
Farhan, M. I. (2016). Penerapan Diversi Terhadap Kejahatan Terorisme Sebagai
dalam Penyelesaian Tindak Pidana ‘Extraordinary Crime’Dalam Perspektif
Anak Menurut Hukum Positif dan Hukum Internasional Dan Nasional.
Hukum Islam (Analisis Kasus Putusan Deliberatif, 1(1), 1–23.
Perkara Nomor 15/Pid. Sus-
Anak/2014/Pn. Tng). Fakultas Syariah Puspitasari, I. (2020). Perlindungan Hukum
dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Terhadap Anak Dalam Pelaku Tindak
Jakarta. Pidana Kejahatan Terorisme. Jurnal
Meta-Yuridis, 3(2). Tindak Pidana
Fitriana, I. (2017). Studi Komparasi Batas Kejahatan Terorisme. Jurnal Meta-
Usia Cakap Hukum Perspektif Hukum Yuridis, 3(2).
Positif dan Hukum Islam (Tinjauan
Pasal 330 KUHPerdata, Pasal 47 Sinaga, S. M., & Lubis, E. Z. (2010).
Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Perlindungan Hukum terhadap Anak
Tentang Perkawinan, Pasal 45 KUHP Yang Melakukan Kejahatan dalam
Tentang Pidana Anak, dan Pasal 98 Persidangan Anak. Jurnal Mercatoria,
KHI). 3(1), 52–57.
Copyright holder :
Agus Sugiarto (2020).