Anda di halaman 1dari 10

STRATEGI PENGEMBANGAN MEDIA:

ANTARA BISNIS DAN IDEOLOGI

Nuriyati Samatan

Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Gunadarma


Jl. Margonda Raya No. 100 Depok 16424
nuriyatisamatan@gmail.com, nuri@staff.gunadarma.ac.id

Abstract

A research about media development strategy: between business and ideology, was
conducted toward Media Indonesia and Metro TV which located under the Media
Group management. The writer used the phenomenology approach in this research, and
analytic descriptive research type. Data collection technique was done through
literature study, observation, interview, and also by surfing the website on the internet.
The findings in this research are: first, the media group policy to integrate Media
Indonesia and Metro TV, was just for the internal needs in the beginning. Second,
Media Indonesia and Metro TV’s operational model, raises “unique convergent” model
which never been done by any other media in the world, which is show integration
between the analog Media Indonesia and the digital Metro TV. The convergent was not
only done in Metro TV shows and Media Indonesia reports, but also by conducted
“exchanging” and “re-cycling” the employee inside Media Indonesia and Metro TV.
They’re not just getting the economical benefits, but they also could educate their
employee to know and have double skills, writing in printed media and writing TV
narration. Third, in order to survive, Media Indonesia and Metro TV try to balance the
media idealism as the agent of change pile with the business interest, through several
internal policies and also society enlighten.

Keywords : strategy, media, business, ideology

Abstrak

Penelitian tentang strategi pengembangan media: antara bisnis dan ideologi, dilakukan
terhadap Media Indonesia dan Metro TV yang berada di bawah manajemen Media
Group. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
fenomenologi, dengan tipe penelitian analitis desktriptif. Teknik pengumpulan data
dilakukan selain melalui studi pustaka, juga dilakukan studi lapang melalui observasi
lapang, wawancara serta penelusuran data melalui situs web. Temuan dalam
penelitian ini adalah: Pertama, kebijakan Media Group untuk melakukan integrasi
antara Media Indonesia dan Metro TV, pada awalnya lebih pada kebutuhan internal;
Kedua, model operasional Media Indonesia dan Metro TV, melahirkan model
“konvergensi unik” yang belum pernah dilakukan oleh media mana-pun di dunia, yakni
melakukan integrasi acara antara Media Indonesia yang analog dan Metro TV yang
digital. Konvergensi dilakukan bukan hanya pada acara Metro TV dan pemberitaan di
Media Indonesia, tetapi juga melakukan “pertukaran” dan “perputaran” karyawan di
lingkup Media Indonesia dan Metro TV. Selain mendapatkan keuntungan ekonomi,
institusi media ini juga mendidik para karyawan kedua institusi ini untuk dapat
menguasai dan memiliki keterampilan ganda, menulis di media cetak dan menulis
narasi televisi.Ketiga, untuk dapat survive, Media Indonesia dan Metro TV berupaya

190 Jurnal Ekonomi Bisnis No. 3, Volume 14, Desember 2009


menyeimbangkan idealisme media sebagai pilar the agent of change dengan
kepentingan bisnis, melalui berbagai kebijakan internal maupun tujuan pencerahan
masyarakat.

Kata Kunci: strategi, media, bisnis, ideologi

PENDAHULUAN sia dan Metro TV. Penelitian ini meng-


gunakan pendekatan fenomenologi, yakni
Sifat media massa yang serba hadir pendekatan yang menjelaskan tentang arti
saat ini, keberadaannya tidak dapat dipi- atau pengalaman individu tentang konsep
sahkan dari kehidupan manusia. Perkem- atau fenomena (Cresswell, 1998). Data
bangan teknologi, terutama transportasi dikumpulkan melalui sumber dokumen-
dan teknologi media, telah mengubah ter, termasuk kepustakaan dan studi
wajah dunia, batas-batas jarak dan waktu lapang. Tipe penelitian ini adalah pene-
yang menjadi kendala masa lalu, kini litian deskriptif, bertujuan untuk men-
telah teratasi. Kondisi keterhubungan ini jelaskan secara tepat sifat-sifat individu,
digambarkan oleh McLuhan (1962) keadaan, gejala pada kelompok tertentu
sebagai global village yaitu sebuah (Newmann, 2002).
suasana untuk menggambarkan dunia Pada penelitian ini, analisis secara
yang menjadi desa saat orang mengenal akurat dilakukan terhadap strategi pe-
antara satu dengan lainnya menembus ngembangan media massa, khususnya
batas-batas negara dan benua sekalipun. Media Indonesia dan Metro TV yang
Kemajuan teknologi, memberikan tergabung dalam Media Group. Pen-
keleluasaan bagi pemirsa untuk memilih jaringan data dilakukan melalui observasi
berita dan tontonan yang diinginkan, serta lapang, wawancara mendalam kepada
meninggalkan berita dan tontonan yang informan representatif, dan penelusuran
tidak diinginkan, melalui pengendali ber- data melalui situs Metro TV dan Media
jarak. Kecenderungan masyarakat akan Indonesia online. Teknik analisa data
informasi yang semakin beragam dan dilakukan secara deskriptif, dengan
meningkat, harus disikapi oleh mana- kategorisasi data dan penyajian data
jemen media dengan rencana yang melalui model.
matang. Kebutuhan masyarakat akan
informasi dapat terpenuhi, sementara di HASIL DAN PEMBAHASAN
sisi lain fungsi media sebagai salah satu
pilar agen perubahan sosial dapat ter- Pada tahun 1989 kondisi media dan
penuhi, dan perannya sebagai industri penyiaran di Indonesia dalam posisi sulit.
bisnis kelangsungannya terjaga. Demokrasi Indonesia pada dekade itu
Penelitian ini membuat rancangan dikategorikan demokrasi semu yang oleh
kebijakan pengembangan dan orientasi Dakhidae (2005) disebut fasis. Konsep
media publik dan menganalisis strategi kepemimpinan di bawah Soeharto kala itu
pengembangan media massa sebagai di bawah kooptasi kekuasaan yang
salah satu agen perubahan sosial. disebut Mulder (2001) sebagai kepemim-
pinan bersemangat Jawa dan secara
METODE PENELITIAN praktis berbau militer dan feodal. Pada
kondisi inilah, Media Indonesia memulai
Jenis penelitian ini adalah peneli- debut di bawah bendera Media Group.
tian kualitatif. Penelitian dilakukan ter- Pada perkembangannya Media Group
hadap Media Group, yakni Media Indone- kemudian melakukan diversifikasi usaha

Samatan, Strategi Pengembangan … 191


dalam bidang media, dengan mendirikan adalah demokrasi semu, dengan berbagai
Metro TV, yang memulai siaran peraturan yang dianggap membelenggu,
perdananya pada 25 November 2000. dan media massa sebagai salah satu
Pemilihan terhadap Media Indonesia dan kekuatan sosial, berada dalam posisi sulit.
Metro TV didasarkan atas pertimbangan Sebagai penyeimbang negara, media saat
bahwa kedua media ini diasumsikan itu berada dalam cengkeraman kekua-
menjadi barometer kemajuan media saan, dan tidak boleh bertentangan
publik yang berorientasi pada berita. dengan kekuasaan pemerintah, dan harus
Media Indonesia dan Metro TV juga saat mengorbankan kepentingan umum dan
ini memposisikan diri sebagai agen kepentingan ideologi media.
perubahan sosial melalui penyiaran dan Media yang dikategorikan sehat
pemberitaan di Indonesia, dan dipandang kala itu, tidak hanya sehat bisnis, tetapi
konsisten dalam menyediakan siaran dan juga sehat berelasi dengan kekuasaan.
pemberitaan sebagai media pembelajaran Kondisi ini menyebabkan berbagai per-
masyarakat Indonesia. soalan internal dan eksternal pada insti-
tusi media, antara lain mati suri karena
Kebijakan Manajemen Media Indonesia tidak sehat secara bisnis, banyaknya jur-
dan Metro TV nalis pragmatis karena tidak dapat digaji
Media Indonesia pada saat pene- secara layak oleh institusi media tem-
litian dilakukan, beroplah 300.000 hingga patnya bernaung, banyak ditemukan
350.000 per hari. Sebagaimana penerbitan wartawan amplop alias wartawan yang
lainnya, saat ini Media Indonesia menjadi melakukan tugas jurnalismenya berdasar-
salah satu bagian dari industri pers yang kan bayaran dari sumber berita.
menempati koran dengan eskalasi na- Fenomena yang paling sering dijumpai
sional. komunikasi massa yang berbasis adalah beberapa penerbitan yang dian-
teknologi, merupakan bagian dari per- ggap melawan kebijakan pemerintah,
kembangan masyarakat modern. Keha- akan menghadapi ancaman breidel
diran dan perkembangan media massa melalui pencabutan SIUPP. Suasana ini
dalam masyarakat, bagi Lorimer dan tentu saja membutuhkan kecerdasan dan
Scannel (2000) merupakan cerminan dari kebijakan-kebijakan strategis, yang tidak
perkembangan masyarakat itu sendiri. terlalu merugikan dan bertentangan
Kebijakan manajemen Media Group dengan ideologi dan kepentingan masya-
dalam menjalankan fungsi media massa rakat umum sebagai pengguna jasa
sebagai salah satu agen perubahan sosial, industri media, serta dapat bertahan di
berawal dari zona ketidaknyamanan saat tengah kuatnya represi kekuasaan.
pengambilalihan manajemen Media Indo- Upaya bertahan antara lain dila-
nesia dari manajemen lama. Pada masa kukan dengan menyiasati ketidakpastian
itu media menghadapi suasana yang tidak bisnis media akibat regulasi kekuasaan,
kondusif dalam bisnis media, salah antara lain dilakukan dengan melakukan
satunya adalah keterbatasan ruang untuk diversifikasi usaha dengan mendirikan
beriklan (saat itu iklan media massa Metro TV. Upaya lain adalah melakukan
dibatasi maksimal 30%). Hal ini di- subsidi silang yang dilakukan oleh Media
sebabkan oleh kuatnya kepentingan Group melalui beberapa perusahaan di
pemerintah untuk melakukan kooptasi luar bisnis media antara lain bisnis
terhadap pemberitaan media massa. katering.
Kondisi yang tidak kondusif ini Sejak awal didirikan, Metro TV
disebabkan oleh gabungan antara regulasi diorientasikan sebagai stasiun televisi
dan kultur kekuasaan. Kultur kekuasaan yang diarahkan untuk menjadi number
di bawah Pemerintahan Orde Baru, one for its news sebagaimana visi misi

192 Jurnal Ekonomi Bisnis No. 3, Volume 14, Desember 2009


Metro TV. Saat kemunculannya pada dan Metro Realitas. Acara Bedah
tahun 2000, Metro TV menjadi satu- Editorial Media Indonesia, adalah ulasan
satunya televisi yang berorientasi pada yang merupakan sikap politik Media
berita, suatu fenomena baru bagi Indonesia pada hari itu, yang kemudian
pertelevisian di Indonesia. diintegrasikan ke dalam acara Metro TV.
Kebijakan manajemen Media Group Integrasi acara ini unik, karena selain
yang nantinya akan melahirkan berbagai integrasi antara media alanog dan digital,
keunikan pada kedua media massa yang juga acara yang cukup berat ini dikemas
berada dalam satu manajemen ini, adalah secara berbeda, ada unsur teaterikal
kebijakan untuk melakukan integrasi dan dilengkapi gambar yang merupakan pen-
pertukaran karyawan antara Media dukung dari Berah Editorial Media
Indonesia dan Metro TV. Kebijakan ini Indonesia. Tujuan acara ini adalah untuk
pada awalnya berangkat dari berbagai mengajak masyarakat lebih kritis dalam
pengalaman lapangan, karena tidak memandang permasalahan yang ada, dan
adanya integrasi dan kerjasama di antara juga kritis menanggapi regulasi peme-
para karyawannya. Beberapa keunggulan rintah.
yang dihasilkan dari kebijakan ini, selain
terciptanya hubungan harmonis antara Konsep Dasar dan Pemikiran
karyawan Media Indonesia dan Metro TV Konsep dasar yang dibangun oleh
adalah: tercipta efektifitas dan efisiensi, manajemen Media Group, berlandaskan
peningkatan sumber daya manusia, inte- pada keinginan pendiri untuk menjadikan
grasi unik pemberitaan Media Indonesia media massa yang dipimpinnya menjadi
dan tayangan Metro TV. salah satu pilar tegaknya demokrasi di
Efektifitas dan efisiensi dapat di- Indonesia, menjadi penyeimbang negara,
ukur dari jumlah personil yang diturun- sekaligus berdiri di atas ideologi media
kan dalam peliputan berita, dana yang yang ditetapkan oleh pendiri media massa
dialokasikan, peruntukan berita, dan itu sendiri.
pemanfaatan teknologi. Peliputan berita Sebagaimana institusi media massa
dilakukan dengan kolaborasi antara lain lainnya, Media Indonesia dan Metro TV
jurnalis berasal dari Media Indonesia dan merupakan bagian sektor primer pada
kameramen berasal dari Metro TV. Berita sebuah sistem informasi. Media, selalu
yang diperoleh diinformasikan melalui berorientasi dan memandang informasi
Media Indonesia, Media Indonesia online, sebagai pasar (Staubhaar dan LaRose,
Metro TV, Metro online dan running text 1996). Pengemasan informasi menjadi
Metro TV. Strategi ini dapat mengurangi bagian penting untuk dapat membidik
dana operasional, sehingga tercipta pasar yang tepat, yang tentunya tujuan
efisiensi. akhirnya adalah pada kepentingan media,
Peningkatan kemampuan sumber selain juga ditujukan untuk kepentingan
daya manusia tercipta melalui pertukaran masyarakat pengguna jasa informasi.
ketrampilan diantara karyawan, seperti Media Indonesia dan Metro TV pada
kemampuan menulis, menganalisis berita, prinsipnya ditujukan kepada masyarakat
kemampuan peliputan untuk media cetak, dengan kelas tertentu. Segmen yang
penggunaan media elektronik serta dibidik merupakan segmen menengah ke
pembuatan berita di televisi. atas, segmen yang tidak terlalu besar jika
Kebijakan untuk melakukan kerja- dibandingkan dengan mayoritas masyara-
sama dan pertukaran karyawan Media kat Indonesia.
Indonesia dan Metro TV menciptakan Rasionalisasi yang ditemukan untuk
acara unggulan di Metro TV. Acara segmen menengah ke atas walaupun
tersebut adalah Editorial Media Indonesia segmen ini tidak terlalu besar, namun

Samatan, Strategi Pengembangan … 193


secara bisnis memiliki daya beli yang Pada masa orde baru, persoalan
cukup tinggi. Pemberitaan yang dikemas yang juga cukup meresahkan manajemen
dalam berbagai bentuk, terutama dalam media massa adalah pembatasan iklan
bentuk berita sebagai topik utama Metro dan pengetatan pemberitaan terutama
TV, diharapkan dapat memenuhi pen- persoalan yang menyangkut penyeleng-
capaian visi misi Media Group untuk ikut garaan negara. Posisi media massa
serta mencerdaskan kehidupan bangsa. sebagai penyeimbang kekuatan negara
Bagi segmen menengah ke bawah, dengan berlandaskan pada ideologi yang
manajemen Media Group berharap, agar dibangun pendiri media ini, menjadi
mampu mengangkat mereka yang berada bagian dari tanggungjawab manajemen
di level itu untuk dapat bersama-sama institusi yang tidak kalah penting.
Media Indonesia dan Metro TV dalam Sebagai sebuah perusahaan jasa, menye-
mencerdaskan kehidupan bangsa. imbangkan antara ideologi, kekuatan
negara dan perusahaan yang berorientasi
Keseimbangan Antara Realitas dan jasa, pihak manajemen perlu memikirkan
Ideologi dan melakukan berbagai terobosan untuk
Pada prinsipnya, selain menjadi selamat pada masa orde baru dari
penyeimbang kekuatan negara dan pembredelan. Salah satu terobosan yang
sebagai salah satu dari agen perubahan dilakukan manajemen adalah melakukan
sosial, media massa juga tidak dapat diversifikasi usaha dengan mendirikan
dipisahkan dari kegiatan bisnis. Dalam Metro TV.
pengelolaanya, media massa dikeluarkan Saat memasuki masa reformasi,
oleh sebuah institusi media swasta, yang pembatasan terhadap pemberitaan tidak
berada pada dua realitas yang berbeda: ditemukan lagi. Demokratisasi menjadi
idealisme media sebagai salah satu agen azas yang banyak didengungkan dan
perubahan sosial dalam masyarakat dan media massa menjadi lebih bebas me-
sebuah institusi bisnis yang berorientasi nyuarakan berbagai pemberitaan. Kebe-
pada keuntungan untuk dapat melanjut- basan media massa ini, membuka peluang
kan kehidupan institusi: menggaji kar- bagi berbagai jenis pemberitaan yang
yawan, mengelola perusahaan, dan seka- menyebabkan sebagian masyarakat resah,
ligus menjaga kesinambungan institusi penyiaran dan penyebaran informasi yang
media massa sebagai industri media. menyangkut berbagai unsur SARA (suku,
Pada awal pengelolaan Media Indo- agama, rasial), tayangan kekerasan, dan
nesia, kondisi bisnis media dianggap yang paling meresahkan masyarakat
kurang menjanjikan. Beberapa masalah adalah berita serta gambar-gambar yang
yang dihadapi dalam penanganan bisnis menyangkut pornografi.
media ini adalah represi kekuasaan di Pada suasana seperti ini, manajemen
bawah orde baru, orde reformasi yang Media Group tetap berpegang pada
kebablasan, serta rendahnya minat baca di ideologi yang dianut para pendiri, yang
kalangan masyarakat. Masalah pertama berpegang pada nilai-nilai kepatutan serta
yaitu represi kekuasaan, yaitu regulasi idealisme. Nilai-nilai kepatutan, dibatasi
pemerintah yang cukup ketat, diantaranya pada prinsip-prinsip profesionalisme,
dalam bentuk pembatasan iklan dan nilai-nilai agama dan budaya, serta ideo-
peraturan pemberitaan yang tidak dapat logi para pendiri. Salah satu bentuk
ditebak. Media massa tidak dapat leluasa transformasi ideologi Media Group akan
menjual informasi yang tentunya dikemas konsistensi atas nilai-nilai yang dianut
secara menarik dan disajikan kepada adalah tidak menayangkan sinetron atau
masyarakat. sinema elektronik. Sinema elektronik di-
anggap hanya membodohi masyarakat

194 Jurnal Ekonomi Bisnis No. 3, Volume 14, Desember 2009


dan tidak memberikan kontribusi bagi kepatutan yang dianut, dalam kasus ini,
penguatan masyarakat. akhirnya harus mengalah pada kepen-
Perbandingan antara penayangan tingan bisnis. Walaupun selalu ada alasan
sinetron dan berita, dapat dikategorikan untuk pembenaran, tetap saja kerusakan
sepuluh berbanding satu. Sepuluh untuk dan wawasan terhadap lingkungan,
pengeluaran untuk berita dan yang semestinya masuk menjadi bagian dari
terbesar adalah siaran langsung, dan satu idealisme.
untuk penayangan sinetron. Jadi, biaya Kebijakan yang diambil manajemen
yang cukup besar dikeluarkan oleh Metro Media Group, walaupun dengan alasan
TV dibanding tayangan sinetron yang untuk memberikan kesempatan kedua,
menjadi pilihan sebagian besar stasiun tetap memberikan pengampunan pada
televisi di Indonesia. mereka yang mau berubah lebih baik,
Media Indonesia yang terbit sebagai tetap saja terjadi benturan. Pertimbangan
koran harian, mengalami banyak kesu- ekonomi sebetulnya menjadi alasan
litan dalam pengelolaan media cetak ini. utama dibanding nilai-nilai kepatutan.
Masukan yang didapatkan melalui
pengecer atau pelanggan setiap bulannya Model Konvergensi Media
tidak mampu untuk menutupi dana Model Konvergensi Media, dina-
operasional penerbitan. Jika terjadi kon- makan Konvergensi Analog Digital,
flik antara idealisme dan bisnis, jalan memperlihatkan kebijakan manajemen
tengah yang juga menjadi pertimbangan Media Group untuk melakukan konver-
utama adalah nilai kepatutan. gensi media, awalnya diindikasikan
Nilai ini seperti pisau bermata dua. adanya suasana yang tidak harmonis
Nilai-nilai kepatutan, dalam penelitian ini antara kedua institusi Media Indonesia
dianut manajemen Media Group pada dan Metro TV yang berada dalam satu
hal-hal yang dianggap linear, seperti: manajemen Media Group. Salah satu
pornografi, tetap dalam koridor yang jalan menuju konvergensi adalah dengan
dianggap haram oleh Media Indonesia mengefektifkan pemanfaatan teknologi
maupun Metro TV. Beberapa hal yang yang dapat digunakan secara bersama
dianggap besar dan nantinya menjadi melalui news room, yang ditata
pembelajaran masyarakat, kadang-kadang sedemikian rupa, sehingga terbuka bagi
tidak dilakukan. Pada penelitian ini seluruh karyawan di kedua institusi ini
terjadi kasus yang cukup mencolok, untuk menggunakannya secara bersama-
karena terjadi dalam waktu yang tidak sama. Data yang didapatkan, pada
terlalu jauh. Pelanggaran yang dilakukan umumnya digunakan untuk kepentingan
perusahaan Riau Pulp misalnya, belum institusi media ini, Media. Saat penelitian
terlalu lama Metro TV melakukan ini dilakukan, konvergensi dilaksanakan
serangan terhadap berbagai pelanggaran pada dua acara, yakni Editorial Media
pemegang HPH lingkungan yang Indonesia yang merupakan sikap politik
menyebabkan terjadinya kerusakan yang Media Indonesia setiap hari, dan Realitas,
membahayakan masyarakat dalam jangka ulasan politik 8 halaman yang awalnya
waktu yang lama. Dalam waktu yang adalah merupakan Tabloid Realitas, dan
tidak terlalu lama, Metro TV malah akhirnya menjadi suplemen bagi Koran
menayangkan iklan Riau Pulp bagi Media Indonesia.
pemulihan nama perusahaan. Pemberitaan Dua komponen yang mejadi bagian
dan iklan ini juga merupakan konflik dari Media Media Indonesia, ditrans-
idealisme dan kepentingan bisnis. Nilai formasikan dalam bentuk acara di Metro

Samatan, Strategi Pengembangan … 195


TV dengan tayangan yang diberi nama di negeri ini, termasuk oleh Presiden
Bedah Editorial Media Indonesia dan Republik Indonesia. Kondisi ini tertera
Metro Realitas. Dua tayangan ini men- pada Gambar 1.
dapatkan apresiasi dari berbagai kalangan

Management Media Group


berita& data

n
e
w
d
s
a r i
Media Indonesia Metro TV g
n o
a o i
m t
l
a
o Media Indonesia & l
g Metro TV online

Editorial Bedah Editorial


Realitas Metro Realitas

Audience

Gambar 1. Konvergensi Analog-Digital

Model Operasionalisasi Media Data dan informasi yang diperoleh


Operasionalisasi media merupakan dari kerja wartawan dan jurnalis media
kelanjutan dari kebijakan konvergensi cetak dan elektronik ini, baik yang
media, yaitu kebijakan pertukaran menjadi wartawan Media Indonesia
karyawan, termasuk professional Media maupun Metro TV, selanjutnya akan
Indonesia dan Metro TV. Para karyawan dimasukkan ke dalam data base, yang
dan professional dua institusi ini, akan mejadi data dan informasi yang
walaupun mereka harus bertanggung digunakan secara bersama oleh Media
jawab terhadap salah satu institusi, namun Indonesia, Metro TV, Media Indonesia
tetap melakukan pertukaran data bagi online dan juga digunakan sebagai
kepentingan institusi masing-masing. running text di Metro TV. Media Indo-
Data dan informasi yang mereka nesia dan Metro TV menyampaikan
dapatkan di lapang, tetap masuk dalam berbagai format informasi kepada
data base, untuk kepentingan dua media audiens. Gambar 2 menggambarkan mo-
ini. del operasionalisasi media.

196 Jurnal Ekonomi Bisnis No. 3, Volume 14, Desember 2009


Manajemen Media Group

Wartawan Wartawan
Media & Konvergensi Media &
Metro Media & Metro Metro

Share berita dan data

Media Indonesia Media Online Metro Online


Metro TV

Audiens

Gambar 2. Model Operasionalisasi Media

Model Strategi Pengembangan Media berita dan hiburan yang berkualitas,


Model Strategi Pengembangan dengan tetap membingkai dengan etika
Media, berangkat dari kepentingan media dan moralitas yang tinggi.
dan fungsi media, yang kadang-kadang Kepentingan lain yang harus diper-
berada dalam koridor yang sama, namun hitungkan media, adalah kepentingan
tidak sedikit dalam prakteknya berada bisnis. Jika kepentingan bisnis ini tidak
pada koridor yang berjauhan, bahkan bertentangan dengan kepentingan media
bertentangan. Secara umum, permasa- dan kepentingan publik, kebijakan akan
lahan yang muncul dapat dibagi dalam berjalan sesuai koridor yang ditetapkan.
dua kategori, yakni faktor interal dan Namun, dalam beberapa kejadian, kepen-
faktor eksternal. Secara initernal, khu- tingan publik, ideologi media dan
susnya dari segi fungsi media, diharapkan kepentingan bisnis tidak sejalan. Untuk
media massa menjalankan fungsi sebagai mengatasi hal ini, keputusan akhir di-
salah satu agen perubahan sosial di tentukan oleh manajemen tertinggi da-
Indonesia. Posisi ini sejalan dengan lam perusahaan, dalam hal ini Surya
ideologi Media Indonesia dan Metro TV, Paloh. Keputusan inilah, yang akan
yang tetap mengedepankan kepentingan menjadi hasil akhir untuk disajikan
masyarakat, memacu pertumbuhan demo- kepada audiens. Gambar 3 merepresen-
krasi di Indonesia, serta menyuguhkan tasikan strategi pengembangan media.

Samatan, Strategi Pengembangan … 197


Kepentingan dan Fungsi Media

F
F a
a Ideologi Agen Perubahan Kepentingan k
k media Sosial
bisnis t
t o
o r
r
Keseimbangan i
e n
k t
s e
t Kepentingan Kesinambun Kepentingan
r
e masyarakat gan media bisnis media
n
r a
n l
a Keputusan akhir
l manajemen

Masyarakat/pengguna

Gambar 3. Model Strategi Pengembangan Media

KESIMPULAN dibutuhkan kecerdasan untuk melakukan


penyeimbangan untuk dapat berdiri tegak
Sebagai institusi yang menyediakan di atas pilar-pilar tersebut.
jasa di tengah-tengah masyarakat, media
massa, khususnya Media Indonesia dan DAFTAR PUSTAKA
Metro TV dituntut untuk dapat berdiri
secara cerdas di tengah-tengah berbagai Lorimer, Rowland and Paddy Scannel.
kepentingan, kepentingan idealisme bagi 2000. Mass Commnucations, A
pencerdasan kehidupan bangsa, kepen- Comparative Introduction.
tingan ideologi media yang memiliki visi Manchester University Press,
dan misi serta mekanisme kerjanya Manchester.
sendiri, serta kepentingan bisnis bagi McLuhan, Marshall. 1962. The
kelanjutan institusi media yang memang Guttenberg Galaxy: The Making of
menjadi bagian dari pengelolaan bisnis. Typographic Man. University of
Pengelolaan media massa, selain Toronto Press, Toronto.
membutuhkan kecerdasan dalam pengelo- Mulder, Neils, 2001. An Interpretation of
laan bisnis, juga kejelian dalam membidik Cultural Change in Java.
segmen pasar, seperti yang ditunjukkan Diterjemahkan ke dalam Bahasa
Metro TV. Selain perlu kiat-kiat khusus, Indonesia dengan Ruang Bathin
diperlukan kecerdasan untuk melakukan Masyarakat Indonesia. Cet I. LKiS,
inovasi, mengikuti keinginan pasar, serta Yogyakarta.
dalam konteks idealisme dan ideologi,

198 Jurnal Ekonomi Bisnis No. 3, Volume 14, Desember 2009


Neumann, Laurence W. 2002. Social Staubhaar, Joseph & Robert LaRose,
Research Method; Qualitatitve and 1996. Communications, Media in
Quantitative Approach, Thrid Society. Belmont, Wadworth
Ediition. Wincounsin, Allyn and Publishing Company.
Bacon, Aviacom Company.

Samatan, Strategi Pengembangan … 199

Anda mungkin juga menyukai