Anda di halaman 1dari 22

PENYELESAIAN

SENGKETA DI LUAR
PENGADILAN
TB. GURUH RAMADHAN, SE, MM
DOSEN FE
UNIVERSITAS DARMA PERSADA
Pengertian Sengketa
“ Suatu situasi di mana ada pihak yang merasa dirugikan
oleh pihak lain. Pihak yang merasa dirugikan
menyampaikan ketidakpuasan ini kepada pihak kedua dan
apabila pihak kedua tidak menanggapi dan memuaskan
pihak pertama, serta menunjukkan perbedaan pendapat”,
yang dapat diawali adanya kontrak maupun tidak diawali
kontrak.
Pilihan Sikap terhadap adanya
sengketa
1) Lumping it (menerima atau tidak menuntut, tidak
mempermasalahkan)
2) Avoidance (menghindar)
3) Coercion (memaksa dengan menggunakan kekuatan pihak
tertentu, misalnya jasa penagihan hutang)
4) Negotiation (negosiasi/ musyawarah)
5) Mediation (mediasi/ musyawarah yang dibantu oleh mediator)
6) Arbitration (arbitrase/ menyerahkan kepada pihak ketiga sebagai
pemutus masalah)
7) Adjudication (menggunakan jalur hukum)
Alternatif Penyelesaian Sengketa
(APS)
adalah lembaga penyelesaian sengketa atau beda
pendapat melalui prosedur yang disepakati para
pihak, yakni penyelesaian di luar pengadilan
dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi,
konsiliasi atau penilaian ahli (Pasal 1 angka 10
UU. No. 30 tahun 1999)
Bentuk Alternatif Penyelesaian
Sengketa (APS)
Konsultasi adalah tindakan yang bersifat personal antara satu pihak
tertentu yang disebut dengan Klien dan pihak lain yang merupakan
Konsultan yang memberikan pendapatnya kepada Klien tersebut
untuk memenuhi keperluan kliennya tersebut.

Konsiliasi adalah proses penyelesaian sengketa dengan menyerahkan


kepada suatu komisi orang-orang yang bertugas
menguraikan/menjelaskan fakta-fakta dan (biasanya setelah
mendengar para pihak mengupayakan agar mereka mencapai suatu
kesepakatan) membuat usulan-usulan untuk suatu penyelesaian
namun keputusan tersebut tidak mengikat. konsiliator mempunyai
kewenangan yang aktif.
Negosiasi,adalah bentuk APS yang paling “simpel’ karena tidak
melibatkan orang ketiga atau pihak ketiga. Tetapi pada saat para pihak
tidak mampu berkomunikasi dengan baik, maka dapat dipastikan negosiasi
akan menemukan jalan buntu (dead lock), tidak tertutup kemungkinan jika
dipaksakan justru akan menimbulkan konflik dan sengketa baru yang jauh
lebih kompleks, terutama bila para pihak menganggap pihak lawannya
sebagai musuh.

Penilaian ahli atau pendapat ahli adalah suatu keterangan yang


dimintakan oleh para pihak yang sedang bersengketa kepada seorang ahli
tertentu yang dianggap lebih memahami tentang suatu materi sengjeta yang
terjadi.
Pada sistem pengambilan keputusan ajudikasi
(pengadilan dan arbitrase), pihak pemenang akan
mengambil segalanya (winner takes all). Tetapi di dalam
sistem APS, penyelesaian diusahakan sebisa mungkin
dilakukan secara kooperatif (co-operative solution)
sehinga penyelesaian secara kooperatif di istilahkan
sebagai win-win soluton”, dimana semua pihak merasa
sama-sama menang.
Kritik terhadap lembaga
pengadilan
a) Tuntutan Dunia Bisnis
b) Waktu
c) Biaya mahal
d) Prosedur yang ketat
e) Lawyer oriented
f) Ungkapan mengenai citra pengadilan
g) Win – lose situation
h) Kurangnya kemampuan hakim
i) Hubungan putus
j) Memicu konflik baru
Pengertian Negosiasi
Negosiasi adalah proses komunikasi di mana dua pihak,
masing – masing dengan tujuan dan sudut pandang
mereka sendiri, berua a untuk mencapai kesepakatan yang
memuaskan kedua belah pihak tersebut mengenai
masalah yang sama (George M. Hartman)
Negosiasi adalah proses bekerja untuk mencapai
suatu perjanjian dengan pihak lain (Gary
Goodpaster).
Kelebihan penyelesaian sengketa
melalui negosiasi
Pihak-pihak yang bersengketa sendiri yang akan
menyelesaikan sengketa tersebut. Pihak– pihak yang
bersengketa adalah pihak yang paling tahu mengenai
masalah yang menjadi sengketa dan bagaimana cara
penyelesaian sengketa yang di inginkan. Dengan
demikian, pihak yang bersengketa dapat mengontrol
jalannya proses penyelesaian sengketa ke arah
penyelesaian sengketa yang diharapkan.
Keuntungan Negosiasi
1) Menciptakan pengertian yang lebih baik mengenai
pandangan pihak lawan
2) Memungkinkan penyelesaian masalah secara bersama
sama (joint problem solving)
3) Mengupayakan solusi terbaik yang dapat dipercayai,
diterima dan dijalankan kedua belah pihak
Kelemahan Negosiasi
1) Tidak dapat berjalan dengan baik tanpa kemauan dan
itikad baik para pihak untuk bernegosiasi dan
melakukan konsesi
2) Tidak akan efektif apabila tidak dilakukan oleh pihak
–pihak yang mempunyai kewenangan untuk
mengambil keputusan
3) Sulit berjalan baik apabila para pihak berada dalam
situasi datau posisi yang tidak seimbang atau berat
sebelah
Sebagai penutup, kami sampaikan beberapa hal yang juga harus
mampu dilakukan seorang negosiator:
a) Merencanakan
b) Bertindak dengan penuh integritas
c) Berpikir jernih walau dibawah tekanan
d) Menggunakan penilaian yang baik
e) Mendengarkan
f) Mempunyai empati
g) Komunikasi
Pengertian Mediasi
Mediasi adalah cara penyelesaian sengketa melalui proses
perundingan untuk memperoleh kesepakatan para pihak dengan
dibantu oleh mediator (Pasal 1 butir 1 Perma No. 1 tahun 2016
tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan)

Menurut John W Head, mediasi adalah suatu prosedur penengahan di


mana seseorang bertindak sebagai “kendaraan” untuk berkomunikasi
antar para pihak, sehingga pandangan mereka yang berbeda atas
sengketa tersebut dapat dipahami dan mungkin didamaikan, tetapi
tanggung jawab utama tercapainya suatu perdamaian tetap berada di
tangan para pihak sendiri.
Menurut Chrispher W Moore, mediasi adalah sebuah
intervensi terhadap proses negosiasi yang dilakukan oleh
pihak ketiga. Pihak ketiga memiliki kewenangan terbatas
atau sama sekali tidak memiliki kewenangan untuk
mengambil keputusan, yang membantu para pihak yang
bersengketa mencapai penyelesaian sengketa yang
diterima kedua belah pihak.
Mediasi sebagai salah satu mekanisme penyelesaian
sengketa alternatif di luar pengadilan sudah lama dipakai
dalam berbagai kasus-kasus bisnis, lingkungan hidupm
perburuhan, pertanahan, perumahan, sengketa konsumen,
dan sebagainya yang merupakan perwujudan tuntutan
masyarakat atas penyelesaian sengketa yang cepat, efektif
dan efisien.
Dasar Hukum Mediasi
Pilihan penyelesaian sengketa melalui Mediasi di atur/ tersebar dalam
beberapa aturan hukum, antara lain :

1) UU. 30 tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian


Sengketa
2) UU. No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
3) UU. Paten
4) UU. Merek
5) UU. Rahasia Dagang
6) UU. Desain Industri
7) UU. Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
8) UU. No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta
9) PP No. 54/2000 tentang lembaga penyedia jasa pelayanan
penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan

Khusus mediasi di selenggarakan di pengadilan, semua perkara


perdata wajib mediasi, kecuali diatur berbeda
Karakteristik Mediasi
a) Perpanjangan atau pengembangan proses negosiasi yang dibantu
oleh pihak ketiga
b) Intervensi dari pihak ketiga (mediator) yang imparsial dan dapat
diterima oleh kedua belah pihak melalui perundingan
c) Pihak ketiga (mediator) tidak berwenang untuk membuat
keputusan
d) Pihak ketiga (mediator) membantu para pihak untuk mencapai
atau menghasilkan kesepakatan yang dapat diterima para pihak
e) Proses bersifat rahasia dan keberadaan mediator disetujui oleh
para pihak
KEUNTUNGAN MEDIASI
a) Para pihak yang bersengketa dapat tetap berhubungan baik. Hal
ini sangat baik bagi hubungan bisnis karena pada dasarnya
bertumpu pada good relationship dan mutual trust
b) Lebih murah dan cepat
c) Bersifat rahasia (confidential), sengketa yang timbul tidak
sampai diketahui oleh pihak luar, penting untuk menjaga reputasi
pengusaha karena umumnya tabu untuk terlibat sengketa
d) Hasil-hasil memuaskan semua pihak
e) Kesepakatan-kesepakatan lebih komrehensif
f) Kesepakatan yang dihasilkan dapat dilaksanakan
Jenis Mediasi
A. Mediasi yang dilaksanakan di luar Pengadilan
B. Mediasi yang dilaksanakan di Pengadilan
a) MEDIASI AWAL LITIGASI
b) MEDIASI DALAM LITIGASI
c) MEDIASI DALAM TINGKAT BANDING, KASASI
DAN PENINJAUAN KEMBALI

Anda mungkin juga menyukai