Anda di halaman 1dari 4

SKSR MCR

Satuan Kegiatan Siaran Radio Paramuda 93,7 FM TEMA TEMA PENDENGAR PENYIAR NARASUMBER Disfungsi Seksual Nama: 1) 2) TANGGAL PELAKSANAAN TTD TTD TTD

Kamis, Oktober 2011 MATERI Disfungsi seksual (Sexual Dysfunction) adalah gangguan yang melibatkan gangguan siklus respon seksual atau sakit dalam berhubungan seksual. Dimulai dengan studi kontemporer tentang disfungsi seksual, tepatnya pada 1960an kerjasama William Masters dan Virginia Johnson di Reproductive Biology Foundation, St. Louis. Ketika Masters dan Johnson memulai penelitian mereka, studi tentang seksualiti masih langka, dan dokter yang masalah seksual masih jarang atau langka ditemukan. JENIS JENIS : Hypoactive Sexual Desire Disorder Ditandai sebagai kurangnya atau tidak adanya fantasi seksual dan keinginan untuk aktivitas seksual untuk beberapa jangka waktu tertentu. Faktor biologis yang paling umum dalam Hypoactive Sexual Desire Disorder adalah sakit, penyakit, dan kurangnya hormon testosteron yang mengendalikan minat seksual. Disfungsi seksual yang paling umun pada wanita (Beck, 1995) dan mungkin menjadi faktor kedua dalam psikologi seperti kekurangan hormon, perubahan menopause, atau intervensi medis (Berman, Berman, Werbin, et al., 1999). Sebagai faktor psikologis, ini mungkin termasuk dalam depresi, stress, ambivalensi tentang seks, dan konflik dalam hubungan. Sexual Aversion Disorder Pada orang yang mengalami sexual aversion disorder tidak hanya tidak tertarik pada seks, tetapi juga jijik atau takut karena seks, oleh sebab itu selalu menghindari aktivitas seks. Masalah ini lebih banyak ditemukan pada wanita daripada pria, dan sering terjadi karena

trauma seperti pemerkosaan atau kekerasan seksual pada anak kecil (Berman, Berman, Werbin, et al., 1999), walaupun begitu, mungkin bisa terjadi karena sedang dalam kondisi dyspareunia atau rasa nyeri saat berhubungan seksual. Female Sexual Arousal Disorder Diindikasikan oleh tidak cukupnya mengeluarkan pelumas dari vagina. Berdasarkan studi survei di Amerika, seperlima wanita melaporkan mempunyai masalah dengan pelumasan (Laumann, Gagnon, Michael, et al., 1994). Meskipun gangguan ini dikarenakan oleh faktor gangguan psikologis, termasuk emotional distress, pengalaman trauma seksual, dan kurangnya kepercayaan terhadap pasangan, itu juga dapat menjadi hasil dari masalah medis dan fisik seperti operasi dan kekurangan hormon. Gangguan Ereksi Pada Pria (Male Erectile Disorder) Gangguan dikenal dengan impotensi, salah satu bentuk disfungsi seksual yang paling sering membawa kepada terapis, meskipun begitu ini termasuk salah satu yang banyak menerima perhatian. Ini menjadi masalah paling besar, sekitar sepuluh juta pria Amerika mengalami gangguan ini, dan para pria Amerika harus membayar hampir setengah miliar dollar untuk perawatan di klinik urologi. Gangguan Orgasimik Wanita (Female Orgasmic Disorder) Ketika wanita memiliki masalah dalam mencapai orgasme, dia dapat dikatakan wanita yang memiliki gangguan orgasmik. Masalah ini menerima banyak perhatian selama bertahuntahun. Meskipun begitu, mungkin beberapa kekhawatiran disebabkan oleh suatu desakan pada vaginal orgasm. Apapun mengenai definisinya, survey dalam Seks di Amerika hampir seperempat wanita di Amerika memiliki masalah ini (Laumann, Gagnon, Michael et al., 1994). Penyebab umumnya termasuk masalah seksual lainnya (khususnya sexual arousal disorder), stimulus seksual yang tidak memadai, kecemasan tentang seks, performa seksual, body image, atau hubungan dengan pasangan seksualnya.

Gangguan Orgasmik Pria (Male Orgasmic Disorder) Gangguan ini adalah pria yang tidak dapat mencapai orgasme, biasa juga disebut sebagai

retardasi ejakulasi (retardation ejaculation). Kondisi ini dapat disebabkan oleh obat antidepresant, meskipun tampaknya bahwa beberapa pria memiliki konstitutional tinggi untuk mencapai orgasme. Ejakulasi Dini (Premature Ejaculation) Masalah ini merupakan dimana pria mencapai orgasme sebelum saat yang diinginkan atau terlalu cepat dalam hubungan seksual sehingga tidak dapat memuaskan pasangannya. Dalam penelitian menemukan bahwa 90% pria dengan gangguan ejakulasi dini tidak lebih dari 1 menit dalam proses penetrasi, 80% proses ejakulasi tidak lebih dari 30 detik. Dyspareunia Merupakan nyeri saat melakukan aktivitas seksual atau dyspareunia, telah dilaporkan oleh 14% wanita tapi juga 3% dilaporkan oleh pria dalam survey sex di Amerika (Laumann, Gagnon, Michael, et al., 1994). Rasa sakit seperti pada masalah ginekologi atau urologis. Tapi, masalah ini juga diakibatkan oleh respon dari trauma seksual dan itu dapat menunjukkan sebagai asal mula penyebab psikologis. Vaginismus Merupakan masalah khusus pada wanita yaitu vaginismus, yang dimana otot disekeliling sebelah luar vagina berkontraksi secara tak sadar ketika dicoba untuk memasukan penis. Ini membuat hubungan seksual menjadi tidak baik dan akan menyakitkan.

FAKTOR PENYEBAB :

Kesalahan pembelajaran Perasaan atau Ketakutan, Kecemasan, dan ketidakcukupan Masalah interpersonal KESIMPULAN

Materi Sexopolitan Selanjutnya:

Mitra Citra Remaja-PKBI JABAR Jl. Soekarno Hatta No. 496 Bandung 40266 Hotline: 022 706 97 997- SMS 0812 242 91 19 Email: mckonsul@indosat.net.id FB: Mcrpkbi Jawa Barat Twitter: @mcrpkbi

Bandung, 3 Oktober 2011

Liris Kinasih Paramita

Mengetahui, Program Manager MCR-PKBI Koordinator Konseling MCR-PKBI

Abdurrahman Sholeh

Alam Setia Bakti

Anda mungkin juga menyukai