Anda di halaman 1dari 60

PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I

Perancangan Pondasi Dangkal



Rachmad yusuf
0704101020076

1
BAB I
PENDAHULUAN


Pondasi dapat didefinisikan sebagai bagian paling bawah dari suatu
bangunan yang menanggung beban konstruksi di atasnya (upper structure) dan
meneruskan beban tersebut ke lapisan tanah dasar yang berada di bawahnya
melalui pelimpahan beban ke kolom.
Suatu perencanaan pondasi dikatakan benar apabila beban yang diteruskan
oleh pondasi ke tanah tidak melampaui kekuatan atau daya dukung tanah yang
bersangkutan. Jika kekuatan tanah dilampaui, maka akan terjadi keruntuhan pada
tanah atau penurunan (settlement) yang berlebihan pada konstruksi. Oleh karena
itu, karena tanah akan mengalami pembebanan, maka dalam perencanaan struktur
bawah bangunan (sub structure) seperti pondasi perlu diperhatikan sifat-sifat tanah.
Bentuk pondasi bermacam-macam, dipilih sesuai dengan bangunan dan
kondisi tanah setempat. Salah satu bentuknya adalah pondasi tapak. Pondasi tapak
(spread footing) mempunyai bentuk seperti kolom suatu bangunan, tetapi
ukurannya dibuat lebih besar dari kolom, sehingga beban yang diteruskan ke
pondasi dapat disebarkan ke luasan tanah yang lebih besar.
Pondasi tapak umumnya dinamakan pondasi dangkal. Secara umum, yang
dinamakan pondasi dangkal adalah pondasi dengan perbandingan antara kedalaman
dengan lebar pondasi kurang dari atau sama dengan satu (D/B 1).
Pada perencanaan pondasi ini, akan dilakukan desain pondasi pada
Pembangunan Gedung Mess Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat
Bea Dan Cukai Jalan Soekarno-Hatta Geuce Menara-Banda Aceh. Pondasi yang
direncanakan adalah pondasi dangkal (pondasi tapak) yang berbentuk bujur
sangkar. Desain pondasi meliputi kedalaman perletakan tapak pondasi (D) dan
lebar tapak (B), yang disesuaikan dengan beban yang bekerja di atas pondasi
tersebut. Data yang digunakan dalam desain pondasi ini adalah data sondir atau
CPT (Cone Penetration Test) yang dapat dilihat pada lampiran SO1.



PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

2
BAB II
METODE PERENCANAAN


2.1 BEBAN RENCANA

Beban rencana dibutuhkan dalam menentukan jenis dan bentuk pondasi
yang direncanakan pada suatu konstruksi. Beban rencana yang ditinjau terdiri dari
beban mati dan beban hidup. Perhitungan beban rencana dilakukan dengan
memperhatikan beban mati dan beban hidup yang bekerja pada setiap bagian dari
konstruksi bangunan tersebut, dengan berpedoman pada Peraturan Pembebanan
Indonesia (PPI) 1983.

2.1.1 Beban Mati
Beban mati merupakan berat sendiri dari kontruksi, baik konstruksi bagian
atas (upper structure) maupun konstruksi bagian bawah (sub structure). Berat
konstruksi bagian atas meliputi berat konstruksi kuda-kuda, berat gording, berat
ikatan angin, berat penutup atap, berat listplank, berat ring balok, berat plafon,
berat balok lantai, berat kolom, berat dinding, berat lantai, berat tangga dan bordes
tangga, berat sloof, dan berat perlengkapan lainnya yang bersifat tetap. Sedangkan
berat konstruksi bagian bawah adalah berat sendiri dari pondasi yang telah
direncanakan.
Adapun perhitungan yang dipergunakan untuk menentukan berat sendiri
(beban mati) dari bangunan diambil menurut ketentuan dari Peraturan
Pembebanan Indonesia (1983) Tabel 2.1, sebagai berikut :

Bj penutup atap genteng keramik = 50 kg/m
2

Bj kayu semantok = 980 kg/m
3

Bj beton bertulang = 2.400 kg/m
3

Bj dinding pasangan bata merah = 1.700 kg/m
3

Bj tegel + spesi = 2.200 kg/m
3



PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

3
Berat plafon + penggantung = 18 kg/m
2

yang terdiri dari :
Berat langit-langit (plafon) tanpa penggantung = 11 kg/m
2

Berat penggantung langit-langit (dari kayu) = 7 kg/m
2

Bj pasir (kering udara sampai lembab) = 1.600 kg/m
3


2.1.2 Beban Hidup
Menurut PPI-1983, beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat
penggunaan gedung, termasuk di dalamnya beban-beban pada lantai, yang berasal
dari barang-barang yang berpindah, mesin-mesin, serta peralatan-peralatan lainnya
yang mendukung selama penggunaan konstruksi gedung tersebut.
Maka berdasarkan PPI-1983, dapat dilihat besarnya beban hidup yang
bekerja pada lantai gedung (Tabel 3.1 halaman 17), seperti berikut ini :
Lantai sekolah, ruang kuliah, kantor, toko, toserba, restoran, hotel, asrama,
dan rumah sakit = 250 kg/m
3
(poin c)
Tangga, bordes tangga, dan gang dari yang disebut dalam poin c
= 300 kg/m
3
(poin h)
Sedangkan koefisien reduksi beban hidup, dapat dilihat pada PPI-1983,
Tabel 3.3 halaman 21, seperti berikut ini :
Lantai sekolah & ruang kuliah pada gedung pendidikan = 0,90
Gang dan tangga pada gedung pendidikan dan kantor = 0,75

2.2 KLASIFIKASI PONDASI

Penggunaan pondasi adalah untuk meneruskan beban dari bangunan atas ke
lapisan tanah di bawah pondasi. Beban tersebut diberikan oleh batang seperti
kolom dengan intensitas tegangan yang berkisar antara 140 MPa untuk baja dan 10
MPa untuk beton kepada tanah pendukung, yang jarang terjadi adalah lebih besar
dari 500 kPa, tetapi lebih sering berada pada orde 200 sampai 250 kPa.
Menurut Bowles (1983), pondasi dapat diklasifikasikan menjadi, yaitu :
1. Pondasi dangkal ;


PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

4
Yaitu pondasi tapak, di mana kedalaman pondasi ini pada umumnya
mempunyai perbandingan antara kedalaman dengan lebar pondasi adalah
kurang dari atau sama dengan satu (D/B 1), namun bisa juga lebih.
Pondasi ini dinamakan juga sebagai pondasi alas, tapak, tapak tersebar
atau pondasi rakit (mats).
2. Pondasi dalam ;
Yaitu pondasi yang memiliki kedalaman 4 s/d 5 kali lebar pondasi (D/B
4). Pondasi ini biasanya berupa tiang pancang, tembok/tiang/kaison yang
dibor.

Pondasi dapat juga diklasifikasikan berdasarkan pemakaiannya, yaitu :
a. Pondasi untuk gedung.
b. Pondasi untuk cerobong udara, menara radio dan menara televisi, pilar
jembatan, peralatan industri, dan sebaginya.
c. Pondasi untuk pelabuhan atau bangunan laut.
d. Pondasi untuk mesin yang berputar.
e. Elemen-elemen pondasi untuk mendukung galian atau massa tanah seperti
untuk kepala (abutment) dan pilar jembatan, penahan butiran bijih logam,
batubara, dan lain sebagainya.

2.3 PERSYARATAN-PERSYARATAN UMUM DARI PONDASI

Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam perancangan, di
antaranya adalah sifat variabel tanah yang dikombinasikan dengan beban-beban
yang tidak diperhitungkan sebelumnya atau gerakan tanah yang terjadi kemudian,
misalnya oleh gempa, dapat menyebabkan penurunan-penurunan berlebihan.
Faktor lain yang mempersulit perancangan ialah bahwa parameter-
parameter tanah biasanya diperoleh sebelum otoritas proyek, dan pada waktu
pondasi sudah terpasang, pondasi tesebut terletak pada tanah yang mempunyai
sifat-sifat yang mungkin sudah dimodifikasikan dari keadaan aslinya.


PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

5
Sebagai akibat dari hal-hal tersebut di atas dan juga dari berbagai
ketidakpastian dalam hal muatan dan sifat-sifat tanah, maka upaya untuk
memperhitungkan sifat-sifat variabel dan setiap faktor lainnya sudah merupakan
hal yang lazim untuk bertindak secara konservatif dalam suatu perancangan.
Oleh karenanya, sebuah pondasi harus mampu memenuhi beberapa
persyaratan stabilitas dan deformasi. Adapun persyaratan stabilitas dan
deformasinya antara lain :
a. Kedalaman pondasi harus memadai untuk menghindari pergerakan tanah
lateral dari bawah pondasi, khususnya untuk pondasi tapak dan pondasi rakit.
Untuk itu penggalian pondasi harus memperhitungkan bahwa hal ini dapat
terjadi terhadap tapak-tapak yang sudah ada pada tapak-tapak yang
berbatasan dan mungkin diperlukan suatu perlindungan untuk bangunan-
bangunan yang bersebelahan.
b. Kedalaman pondasi harus berada di bawah zona perubahan volume musiman
yang disebabkan oleh pembekuan, pencairan dan pertumbuhan tanaman.
Kebanyakan peraturan pembangunan lokal mengandung persyaratan
kedalaman minimum.
c. Sistem pondasi harus aman terhadap penggulingan, pergeseran tanah, rotasi,
penggelinciran dan setiap pengangkatan (mengambang).
d. Sistem pondasi harus aman terhadap pengkaratan (korosi) atau kerusakan
yang disebabkan oleh bahan yang berbahaya yang terdapat di dalam tanah.
e. Sistem pondasi harus cukup mampu bertahan terhadap perubahan-perubahan
geometri konstruksi atau lapangan di kemudian hari selama proses
pelaksanaan dan mudah dimodifikasi bila seandainya diperlukan perubahan
pada struktur atas dan pembebanan.
f. Metode pemasangan pondasi harus seekonomis mungkin.
g. Pondasi dan konstruksinya harus dapat dibangun dengan memakai tenaga
kerja konstruksi yang tersedia serta harus memenuhi syarat standar untuk
perlindungan lingkungan setempat.
h. Skema pondasi harus mempertimbangkan kondisi tanah yang memuai.
Selain persyaratan-persyaratan di atas, ada persyaratan-persyaratan lain


PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

6
yang harus dipenuhi dalam perancangan pondasi, yaitu :
a. Faktor aman terhadap keruntuhan akibat terlampauinya daya dukung harus
dipenuhi. Dalam perhitungan daya dukung, umumnya digunakan faktor aman
(safety factor/SF) 3.
b. Penurunan pondasi harus masih dalam batas-batas nilai yang ditoleransikan
1 (2,54 cm). Khususnya penurunan yang tidak seragam (differential
settlement) tidak boleh mengakibatkan kerusakan pada struktur.

2.4 PEMILIHAN JENIS PONDASI DANGKAL (D/B 1)

Jenis pondasi dangkal dapat dibedakan dalam beberapa model, yaitu :
Pondasi sebar, tapak dinding
Pemakaiannya : pada kolom-kolom individual dan dinding.
Kondisi tanah terapan : setiap kondisi di mana kapasitas dukung memadai
untuk beban yang diterapkan. Dapat dipakai pada lapisan tunggal, lapisan
keras (firm) di atas lapisan lunak, atau lapisan lunak di atas lapisan kaku.
Pondasi tapak kombinasi
Pemakaiannya : dua sampai empat kolom pada tapak dan atau ruang
terbatas.
Kondisi tanah terapan : sama seperti tapak sebar tersebut di atas.
Pondasi rakit
Pemakaiannya : untuk beberapa deret kolom sejajar dan beban kolom yang
berat. Pondasi ini dipakai untuk mengurangi penurunan diferensial.
Kondisi tanah terapan : kapasitas daya dukung tanah pada umumnya
kurang daripada untuk tapak sebar, dan lebih dari luas denah yang akan
tertutup oleh tapak sebar.
Dalam perencanaan ini, sesuai dengan pertimbangan jenis bangunan dan
sifat tanah, direncanakan jenis pondasi tapak yang dilakukan dengan menggunakan
Data Sondir yang dapat dilihat pada lampiran SO1 halaman 59.



PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

7
2.5 KEMAMPUAN DUKUNG PONDASI DANGKAL (PONDASI
TAPAK)

Besarnya kapasitas dukung izin (q
a
) dari suatu desain pondasi tergantung
dari sifat-sifat teknis tanah, kedalaman, dimensi pondasi, dan besarnya penurunan
yang ditoleransi (Hardiyatmo, 2002). Perhitungan kapasitas dukung dapat
dilakukan berdasarkan data dari uji tanah di laboratorium, di lapangan, dan atau
dengan cara empiris didasarkan pada alat uji tertentu, seperti uji SPT (Standard
Penetration Test), uji kerucut statis/sondir atau CPT (Cone Penetration test), dan
lain-lain.
Untuk mendapatkan daya dukung maksimal suatu pondasi, dilakukan
dengan suatu perkiraaan (estimasi). Salah satu susunan persamaan daya dukung
yang paling awal adalah persamaan Terzaghi (1943), yang dihasilkan dari
pemakaian teori plastisitas dalam menganalisis penghujaman sebuah alas kaku ke
dalam bahan (tanah) yang lunak. Dari dasar persamaan Terzaghi inilah, para ahli
telah mengembangkan persamaan daya dukung pondasi (pondasi dangkal) ke arah
estimasi daya dukung yang sempurna.
Untuk pondasi pada lapisan pasir, Meyerhoff (1956) sebagaimana dikutip
dari Hardiyatmo (2002) menyarankan persamaan sederhana untuk menentukan
kapasitas dukung izin untuk penurunan 1 (2,54 cm). Persamaannya didasarkan
pada kurva Terzaghi dan Peck (1934) dan dapat diterapkan untuk pondasi tapak
atau pondasi memanjang yang dimensinya tidak begitu besar, sebagaimana yang
akan diuraikan berikut ini :

Rumus Perhitungan daya dukung pondasi ( Meyerhoff )
Untuk pondasi bujur sangkar atau pondasi memanjang dengan lebar B 1,2 m;

(Kg/cm) (2.1)



30
c
a
q
q =


PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

8
Untuk pondasi bujur sangkar atau pondasi memanjang dengan lebar B1,2 m;

(Kg/cm) (2.2)


dimana :
qa = kapasitas daya dukung izin untuk penurunan 2,54 cm (1");
B = lebar pondasi dalam meter;
qc = nilai tahanan konus dari alat kerucut statis dalam Kg/cm,
Meyerhoff menyarankan nilai qc yang diambil adalah nilai qc rata-
rata pada kedalaman 0 sampai B dari dasar pondasi.

Daya dukung pondasi yang diizinkan adalah sebagai berikut :




Dimana :
Q
all
= Q allowable / Q yang diizinkan (t/m)
SF = Safety Factor (3)
P = Beban terpusat yang diizinkan (ton)
A = Luas Dimensi Pondasi (BxL) (m)


2.6 PENURUNAN (SETTLEMENT)

Penurunan terdiri dari dua jenis :
a. Penurunan seketika (immediate settlement);
Yaitu penurunan elastis, penurunan yang terjadi segera setelah pemberian
beban tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan kadar air.
SF
Q
Q
ult
all =
A
P
Qall =
2
30 , 0
50
|
.
|

\
| +
=
B
B q
q
c
a


PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

9
b. Penurunan konsolidasi;
Yaitu penurunan yang baru terjadi sesudah beberapa waktu setelah
pemberian beban, yang biasanya terjadi jauh lebih lama dibandingkan
dengan penurunan segera.
Penurunan jenis ini terdiri dari :
penurunan konsolidasi primer, dan
penurunan konsolidasi sekunder.
penurunan total adalah jumlah dari ketiga macam penurunan tersebut.
Analisa penurunan seketika adalah sesuai untuk semua jenis tanah yang
berbutir halus (lumpur dan lempung), dengan derajat kejenuhan kurang dari kira-
kira 90 persen. Suatu lapisan tanah lempung jenuh air yang mampu mampat
(compressible) jika diberi penambahan beban, maka akan terjadi penurunan
(settlement) dengan segera. Demikian halnya juga dengan semua tanah dengan
koefisien permeabilitas yang besar, termasuk semua tanah non-kohesif, akan
mengalami penurunan seketika. Besarnya penurunan akan tergantung pada
ketentuan dari pondasi dan tipe dari material di mana pondasi tersebut berada.
Sedangkan analisa penurunan konsolidasi adalah sesuai untuk semua
deposit tanah berbutir halus yang jenuh, atau hampir jenuh. Analisis penurunan
konsolidasi sesungguhnya merupakan bentuk perhitungan elastis yang
dimodifikasi. Akan tetapi, perhitungan elastis tersebut dikerjakan dalam bentuk
alternatif, karena di dalam perkembangan konstanta elastis (C
e
) kita mendapatkan
juga sebuah konstanta kecepatan waktu (koefisien konsolidasi C
v
) sehingga kita
dapat memperkirakan baik besarnya penurunan maupun waktu yang dibutuhkan.
Untuk tanah lempung-jenuh, perubahan volume yang disebabkan oleh keluarnya
air dari dalam pori (yaitu konsolidasi) akan terjadi setelah penurunan segera.

Ada beberapa sebab terjadinya penurunan akibat pembebanan, yaitu :
1. Kegagalan atau keruntuhan geser akibat terlampauinya daya dukung tanah.
2. Kerusakan atau terjadi defleksi yang besar pada pondasinya.
3. Distorsi geser (shear distortion) dari tanah pendukungnya.
4. Turunnya tanah akibat perubahan angka pori.


PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

10
Berdasarkan rumus untuk menghitung kapasitas daya dukung izin
sebagaimana dikutip dari Hardiyatmo (2002), Meyerhoff (1956) menyatakan
bahwa toleransi penurunan yang diizinkan adalah sebesar 1 (2,54 cm).
Perhitungan kestabilan terhadap penurunan dilakukan untuk setiap lapisan tanah di
bawah pondasi, dimana tinjauan perhitungan penurunannya dilakukan di tengah-
tengah tiap lapisan tanah tersebut.

Rumus perhitungan penurunan ( Meyerhoff )
Perhitungan penyebaran tegangan akibat pembebanan dilakukan dengan
metode penyebaran 2V : 1H (2 vertikal berbanding 1 horizontal). Menurut
Hardiyatmo (2002), metode yang diberikan Boussinesq ini sangat sederhana untuk
menghitung penyebaran tegangan akibat pembebanan. Dengan metode penyebaran
ini, lebar dan panjangnya bertambah 1 meter untuk tiap penambahan kedalaman 1
meter.
Untuk pondasi dangkal (pondasi tapak) yang berbentuk bujur sangkar dan
pondasi memanjang, penyebaran tegangan dilakukan dengan metode 2V : 1H, yang
digambarkan sebagai berikut :
Pu
B
L
L + Z
B + Z
Z
1
2
Q = qB
2
1
B + Z
Z
Pondasi B x L Pondasi memanjang

Gambar 2.1 Penyebaran Tegangan Metode 2V : 1H

Pertambahan tegangan vertikal pada kedalaman Z adalah :


PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

11
) )( ( Z L Z B
P
A
P
P
u
z
u
+ +
= = A .......................................... (2.3)
Untuk pondasi yang berbentuk bujur sangkar, di mana lebar sama dengan
panjangnya (B = L), maka persamaan di atas dapat menjadi :
2
) ( Z B
P
A
P
P
u
z
u
+
= = A .......................................... (2.4)
Untuk pondasi sumuran, dengan asumsi (B+Z) sebagai diameter
penyebaran tegangan, maka persamaan di atas dapat dimodifikasi menjadi :
2
) (
4
1
Z B
P
A
P
P
u
z
u
+
= = A
t
.......................................... (2.5)
di mana :
P = pertambahan tegangan vertikal pada kedalaman Z, (kg/cm
2
)
P
u
= beban yang bekerja, (kg)
A
z
= luas pada kedalaman Z, (cm
2
)
B = lebar tapak pondasi, (cm)
Z = kedalaman titik yang ditinjau dari dasar pondasi, (cm).

Penurunan yang terjadi dihitung dengan metode Sanglerat (1976).
Schmertmann (1977), mengatakan bahwa metode Sanglerat ini dikembangkan dari
metode Buisman, tapi dengan korelasi q
c
dari banyak penyelidikan yang telah
dilakukan. Pada metode ini, banyak para ahli menggunakan persamaan :

0
3 , 2
o
(

A
= A
n
i c
i
q
P
H H .......................................... (2.6)
di mana :
H = penurunan yang terjadi, (cm)
H
i
= tebal lapisan yang ditinjau, (cm)
P = pertambahan tegangan vertikal pada kedalaman Z, (kg/cm
2
)
q
c
= nilai tahanan konus (q
c

rata-rata
) pada lapisan yang ditinjau, (kg/cm
2
)
o
0
= nilai koefisien Sanglerat berdasarkan nilai q
c

rata-rata
(tabel 2.1)


PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

12
Tabel 2.1 Nilai o
0
Menurut Sanglerat (1972) Berdasarkan Nilai q
c

Tipe Tanah q
c
(kg/cm
2
) o
0

Recent Alluvium (CL)



Recent Alluvium (CL)



Peaty Soils
< 7
7 20
20

< 20
30
0,15 0,40
0,40 0,80
0,80 1,70

0,50 1,00
0,80 1,50
w = 90 130%

1,50 3,00
w > 300%
> 3,00


























PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

13
BAB III
PERHITUNGAN PEMBEBANAN

Pembebanan dari konstruksi bangunan yang dilimpahkan ke setiap titik
pondasi dihitung dengan membaginya menjadi beban konstruksi lantai I, beban
konstruksi lantai II, dan beban atap. Perhitungan dilakukan dengan memperhatikan
beban mati dan beban hidup yang bekerja pada setiap bagian dari konstruksi
bangunan tersebut, serta dengan berpedoman pada PPI-1983.

3.1 PEMBEBANAN KONSTRUKSI LANTAI I
Yang dimaksud dengan beban dari konstruksi lantai I adalah :
Berat sloof
Berat kolom lantai I
Berat dinding lantai I (dinding bawah)
Berat tangga
Berat plat bordes
Data Perencanaan :
Ukuran Sloof (SL) = 50/30 cm
Ukuran Sloof (S) = 25/18 cm
Ukuran Kolom (K1.1) = 40/40 cm
Ukuran Kolom (K2.1) = 40/50 cm
Ukuran Kolom (K2.2) = 50/40 cm
Ukuran Kolom Praktis (K) = 13/13 cm

Perhitungan pembebanan pada lantai I :
1. Titik E1=F1
Berat Sloof (SL) = 0,30x0,50x1/2(4+2)x2.400 = 1080 kg
Berat Kolom (K1.1) = 0,4x0,4x4x2.400 = 1536 kg
Jumlah = 2616 kg



PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

14
2. Titik E6=F6
Berat Sloof (SL) = 0,30x0,50x1/2(4+1)x2.400 = 900 kg
Berat Sloof (S) = 0,25x0,18x(1/2x1)x2,400 = 54 kg
Berat Kolom (K1.1) = 0,4x0,4x4x2.400 = 1536 kg
Berat Kolom Praktis (K) = 0,13x0,13x4x2400x3 = 486,72 kg
Berat Dinding Lantai I = 0,15x4x1/2(1)+2+2+2)x1.700 = 6630 kg
Jumlah = 9282,24 kg

3. Titik E2
Berat Sloof (SL) = 0,30x0,50x1/2(2+3,5+5,5+4)x2.400 = 2700 kg
Berat Kolom (K1.1) = 0,4x0,4x4x2.400 = 1536 kg
Berat Kolom Praktis (K) = 0,13x0,13x4x2400x2 = 324,48 kg
Berat Dinding Lantai I = 0,15x4x((1/2x4)+1+1,5)x1700 = 4950 kg
Jumlah = 9150,48 kg

4. Titik F2
Berat Sloof (SL) = 0,30x0,50x1/2(2+3,5+5,5+4)x2.400 = 2700 kg
Berat Kolom (K1.1) = 0,4x0,4x4x2.400 = 1536 kg
Berat Kolom Praktis (K) = 0,13x0,13x4x2400x5 = 811,2 kg
Berat Dinding Lantai I = 0,15x4x((1/2x4)+1+1,5+(3x1,5)x1700 = 9180 kg
Jumlah = 14227,2 kg

5. Titik C2=H2
Berat Sloof (SL) = 0,30x0,50x1/2(5,5+3,5)x2.400 = 1620 kg
Berat Kolom (K2-1) = 0,4x0,5x4x2.400 = 1920 kg
Berat Dinding Lantai I = 0,15x4x(1/2(5,5)+3)x1700 = 5865 kg
Jumlah = 9405 kg


PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

15
6. Titik A3=J3
Berat Sloof (SL) = 0,30x0,50x1/2(2+1,5)x2.400 = 630 kg
Berat Kolom (K2-2) = 0,4x0,5x4x2.400 = 1920 kg
Berat Dinding Lantai I = 0,15x4x(1/2(1,5)+2+0,5+1+(3x1,5)x1700 = 8925 kg
Jumlah = 11475 kg

7. Titik B3=I3
Berat Sloof (SL) = 0,30x0,50x(1/2(1,5+4)+2)x2.400 = 1710 kg
Berat Kolom (K2-2) = 0,4x0,5x4x2.400 = 1920 kg
Berat Dinding Lantai I = 0,15x4x(1/2(1,5+4)+1+2)x1700 = 5865 kg
Jumlah = 9135 kg

8. Titik D3
Berat Sloof (SL) = 0,30x0,50x1/2(4+7+2+5,5)x2.400 = 3330 kg
Berat Kolom (K1.1) = 0,4x0,4x4x2.400 = 1536 kg
Berat Kolom Praktis(K) = (0,13x0,13x4x2400)x2 = 162,24 kg
Berat Dinding Lantai I = 0,15x4x(1/2(4+2+5,5)+3,5+5)x1700 = 11730 kg
Jumlah = 16758,24 kg

9. Titik G3
Berat Sloof (SL) = 0,30x0,50x1/2(4+7+2+5,5)x2.400 = 3330 kg
Berat Kolom (K1.1) = 0,4x0,4x4x2.400 = 1536 kg
Berat Kolom Praktis (K) = (0,13x0,13x4x2400)x5 = 405,6 kg
Berat Dinding Lantai I = 0,15x4x(1/2(4+2)+3,5+5+2,5+2,5+2)x1700 = 16320 kg
Jumlah = 21591,6 kg




PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

16
10. Titik E3=F3
Berat Sloof (SL) = 0,30x0,50x1/2(2+2+4+5,5)x2.400 = 2430 kg
Berat Kolom (K1.1) = 0,4x0,4x4x2.400 = 1536 kg
Berat Dinding Lantai I = 0,15x4x1/2(2)x1700 = 4590 kg
Jumlah = 4986 kg

11. Titik A5=J5

12. Titik B5=I5

13. Titik D5= G5
Berat Sloof (SL) = 0,30x0,50x1/2(7+4+2)x2.400 = 2340 kg
Berat Kolom (K1.1) = 0,40x0,40x4x2.400 = 1536 kg
Berat Kolom Praktis (K) = (0,13x0,13x4x2400) = 81,12 kg
Berat Dinding Lantai I = 0,15x4x(1/2(4+2)+3,5+5)x1700 = 11730 kg
Jumlah = 15687,12 kg
Berat Sloof (SL) = 0,30x0,50x1/2(2+1,5)x2.400 = 630 kg
Berat Kolom (K2-2) = 0,40x0,50x4x2.400 = 1920 kg
Berat Kolom Praktis (K) = 0,13x0,13x4x2.400 = 162,24 kg
Berat Dinding Lantai I = 0,15x4x(1/2(1,5)+2+1+0,5+(3x1,5)x1700 = 5355 kg
Jumlah = 8862,12 kg
Berat Sloof (SL) = 0,30x0,50x1/2(2+1,5+4)x2.400 = 1350 kg
Berat Kolom (K2-2) = 0,40x0,50x4x2.400 = 1920 kg
Berat Kolom Praktis (K) = 0,13x0,13x4x2.400 = 162,24 kg
Berat Dinding Lantai I = 0,15x4x(1/2(1,5+4)+1+2)x1700 = 5865 kg
Jumlah = 9297,24 kg


PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

17
14. Titik E5=F5
Berat Sloof (SL) = 0,30x0,50x1/2(5+2+1)x2.400 = 1440 kg
Berat Kolom (K1.1) = 0,40x0,40x4x2.400 = 1536 kg
Berat Kolom Praktis (K) = 0,13x0,13x4x2400x4 = 648,96 kg
Berat Dinding Lantai I = 0,15x4x(1/2(2+1)+3,3+2+1,3)x1700 = 7956 kg
Jumlah = 11580,96 kg

Berat Plat Bordes
a. Beban Mati
Plat Border (t = 15 cm) = 0,15x3,75x1,3x2400 = 1755 kg
Pasir (3 cm) = 0,03x3,75x1,3x1600 = 234 kg
Tegel + spesi (4 cm) = 0,04x3,75x1,3x2200 = 429 kg
W
D
= 2418 kg
b. Beban hidup
W
L
= 3,75x1,3x300x0,75 = 1096,8 kg

Maka :
W
U
= 1,2W
D
+1,6W
L
= 1,2(2418)+1,6(1096,8) = 4656,5 kg
Total beban pada Titik E5=F5 adalah 11580,96 + 4656,5 = 16237,46 kg

15. Titik E4=F4
Berat Sloof (SL) = 0,30x0,50x1/2(2+4+5)x2.400 = 1980 kg
Berat Kolom (K1.1) = 0,40x0,40x4x2.400 = 1536 kg
Jumlah = 3516 kg

Berat Tangga
a. Beban Mati
Plat tangga = 0,15x1/2(1,25x2,68)x2400 = 603 kg
Pasir (3 cm) = 0,03x1/2(1,25x2,68)x1600 = 80,4 kg
Tegel + spesi ( 4cm) = 0,04x1/2(1,25x2,68)x2200 = 147,4 kg


PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

18
Plat tangga = 0,15x2,5x2,68x2400 = 2412 kg
Pasir (3 cm) = 0,03x2,5x2,68 x1600 = 321,6 kg
Tegel + spesi ( 4cm) = 0,04x2,5x2,68x2200 = 589,6 kg
W
D
= 4154 kg
b. Beban Hidup
W
L
1
= (1,25x2,68x300x0,75) = 376,9 kg
W
L
2
= 2,5x2,68x300x0,75 = 1507,5 kg
W
L
= 1884,4 kg

Maka :
W
U
= 1,2W
D
+1,6W
L
= 1,2(4154)+1,6(1884,4) = 7999,84 kg

Total beban pada Titik E4=F4 adalah 3516 + 7999,84 = 11515,84 kg

3.2 PEMBEBANAN KONSTRUKSI LANTAI II

Yang menjadi beban dari konstruksi lantai II adalah :
Berat balok lantai
Berat kolom lantai II
Berat dinding lantai II
Berat reng balok
Berat plafon atas
Berat plat lantai
Berat plafon bawah

Data perencanaan :
Tebal plat lantai II = 15 cm
Tebal tegel+spesi = 4 cm
Ukuran Reng Balok (3.3) = 60/30 cm
Ukuran Reng Balok (3.4) = 60/30 cm
Ukuran Reng Balok (1.1) = 30/25 cm


PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

19
Ukuran Reng Balok (1.2) = 30/25 cm
Ukuran Balok (BB) = 35/25 cm
Ukuran Balok (B1) = 35/25 cm
Ukuran Balok (B2.1) = 40/30 cm
Ukuran Balok (B2.2) = 40/30 cm
Ukuran Balok (B3.1) = 60/30 cm
Ukuran Balok (B3.2) = 60/30 cm

Perhitungan pembebanan lantai II :
1. Titik E1=F1
Berat balok lantai B2.1 = (0,40x0,30x1/2(4)x2400 = 576 kg
Berat balok lantai B3.2 =(0,60x0,30x1/2(2)x2400 = 432 kg

Berat Kolom (K1.1) = 0,4x0,4x4x2.400 = 1536 kg
Berat kolom Praktis (K) = 0,13x0,13x4x2400x2 = 162,24 kg
Plafon atas (lantai 2) = 1/2(4)x1/2(2)x18 = 36 kg
Jumlah = 2742,24 kg

Berat Plat Lantai
a. Beban mati
Plat lantai (t=15cm) = 0,15x1/2(4)x1/2(2)x2.400 = 720 kg
Tegel + spesi ( 4cm) = 0,04x1/2(4)x1/2(2)x2.200 = 176 kg
Plafon bawah (lantai 1)= (1/2(4)+1)x(1/2(2)+1)x18 = 108 kg
W
D
= 1004 kg
b. Beban Hidup
W
L
= {1/2(2)x1/2(4)}250x0,75} = 375 kg
Maka W
u

W
u
= 1,2W
D
+1,6W
L
= 1,2(1004)+1,6(375) = 1804,8 kg
Maka berat total adalah :
W
total
= 1804,8 + 2742,24 = 4547,04 kg


PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

20
2. Titik E2=F2
Berat balok lantai B2.1 = (0,40x0,30x1/2(4+3,5)x2400 = 1080 kg
Berat balok lantai B3.2 = (0,60x0,30x1/2(2+5,5)x2400 = 1620 kg
Berat Kolom (K1.1) = 0,4x0,4x4x2.400 = 1536 kg
Berat kolom Praktis (K) = 0,13x0,13x4x2400x2 = 324,48 kg
Berat Dinding Lantai II = 0,15x4x(1/2(4+3,5+2+5,5) +
1+1,5+1,5)x1700
= 11730 kg
Berat reng balok (RB1.1
dan RB1.2)
= 0,25x0,30x1/2(4+3,5+5,5)x2400 = 1170 kg
Berat plafon atas (lantai 2) = {1/2(5,5+2)x1/2(4+3,5)}x18 = 253,125 kg
Jumlah = 17713,605 kg

Berat Plat Lantai
a. Beban mati
Plat lantai (t=15cm) = 0,15x{1/2(2+5,5)x1/2(4+3,5)}x2.400 = 5062,5 kg
Tegel + spesi ( 4cm) = 00,04{1/2(2+5,5)x1/2(4+3,5)}x2.200 = 1237,5 kg
Plafon bawah (lantai 1)= {1/2(4+3,5)x1/2(2+5,5)}x18 = 253,125 kg
W
D
= 6553,125 kg
b. Beban Hidup
W
L
= {1/2(2+5,5)x1/2(4+3,5)}x250x0,75 = 2636,72 kg
Maka W
u

W
u
= 1,2W
D
+1,6W
L
= 1,2(6553,125)+1,6(2636,72) = 12082,502 kg
Maka berat total adalah :
W
total
= 12082,502+17713,605 = 29796,107 kg

2. Titik C2=H2
Berat balok lantai B2.1 = 0,40x0,30x1/2(3,5)x2400 = 504 kg
Berat balok lantai B3.2 = 0,3x0,6x1/2(5,5)x2400 = 1188 kg
Berat Kolom (K2.1) = 0,4x0,5x4x2.400 = 1920 kg
Berat kolom Praktis (K) = 0,13x0,13x4x2400x2 = 324,48 kg


PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

21
Berat Dinding Lantai II = 0,15x4x(1/2(3,5+5,5)+2+2+1,5x
1700
= 10200 kg
Berat reng balok RB1.1 = 0,25x0,30x1/2(3,5+5,5)x2400 = 1170 kg
Berat plafon atas (lantai 2) = {(1/2(5,5)+1)x(1/2(3,5)+1)}x18 = 810 kg
Jumlah = 15132,105 kg

Berat Plat Lantai
a. Beban mati
Plat lantai (t=15cm) = 0,15x1/2(3,5)x1/2(5,5)x2.400 = 1732,5 kg
Tegel + spesi ( 4cm) = 00,04x1/2(3,5)x1/2(5,5)x2.200 = 423,5 kg
Plafon bawah (lantai 1)= 1/2(3,5)x1/2(5,5)x18 = 86,63 kg
W
D
= 2242,63 kg
b. Beban Hidup
W
L
= {1/2(5,5)x1/2(3,5)}x250x0,75 = 902,34 kg
Maka W
u

W
u
= 1,2W
D
+1,6W
L
= 1,2(2242,63)+1,6(902,34) = 4134,9 kg
Maka berat total adalah :
W
total
= 4134 + 15132,105 = 19266,105 kg

3. Titik A3=J3
Berat balok lantai B2.1 = 0,60x0,30x1,5x2400 = 684 kg
Berat balok lantai B3.4 = 0,60x0,30x1/2(7)x2400 = 1512 kg
Berat Balok Lantai B1 = 0,35x0,25x(1,5x3)x2400 = 945 kg
Berat Kolom (K2.2) = 0,4x0,5x4x2.400 = 1920 kg
Berat kolom Praktis (K) = 0,13x0,13x4x2400x3 = 486,72 kg
Berat Dinding Lantai II = 0,15x4x{1/2(1,5)+2+(1,5x3)+0,5}x
1700
= 7905 kg
Berat reng balok RB1.1 = 0,25x0,30x1/2(7+1,5)x2400 = 765 kg
Berat plafon atas (lantai 2) = {(1/2(1,5)+1)x(1/2(7)+1)}x18 = 141,75 kg
Jumlah = 14359,47 kg


PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

22
Berat Plat Lantai
a. Beban mati
Plat lantai (t=15cm) = 0,15x{(1/2(1,5)+1)x(1/2(7)+1)}x2.400 = 2835 kg
Tegel + spesi ( 4cm) = 0,04x{(1/2(1,5)+1)x(1/2(7)+1)}x2.200 = 693 kg
Plafon bawah (lantai 1) = {(1/2(1,5)+1)x(1/2(7)+1)}x18 = 141,75 kg
W
D
= 3669,75 kg
b. Beban Hidup
W
L
{1/2(7)x1/2(1,5)}x250x0,75 = 492,1875 kg
Maka W
u

W
u
= 1,2W
D
+1,6W
L
= 1,2(3669,75)+1,6(492,1875) = 5191,2 kg
Maka berat total adalah :
W
total
= 5191,2 + 14359,47 = 19550,67 kg

4. Titik B3=I3
Berat balok lantai B3.1 = 0,60x0,30x1/2(4)x2400 = 864 kg
Berat balok lantai B3.4 = 0,60x0,30x1/2(7)x2400 = 1512 kg
Berat Balok Lantai B1 = 0,35x0,25x1x2400 = 210 kg
Berat Kolom (K2.2) = 0,4x0,5x4x2.400 = 1920 kg
Berat kolom Praktis (K) = 0,13x0,13x4x2400x2 = 324,48 kg
Berat Dinding Lantai II = 0,15x4x{1/2(1,5+4)+2+1}x1700 = 5865 kg
Berat reng balok RB1.2 = 0,25x0,30x1/2(7+1,5+4)x2400 = 1125 kg
Berat plafon atas (lantai 2) = 1/2(1,5)+1,5)x(1/2(7)+1)}x18 = 182,25 kg
Jumlah = 12002,73 kg

Berat Plat Lantai
a. Beban mati
Plat lantai (t=15cm) = 0,15x{(1/2(1,5)+2,5)x(1/2(7))}x2.400 = 4095 kg
Tegel + spesi ( 4cm) = 0,04x{(1/2(1,5)+2,5)x(1/2(7))}x2.200 = 1001 kg
Plafon bawah (lantai 1) = {(1/2(1,5)+2,5)x(1/2(7))}x18 = 204,75 kg
W
D
= 5300,75 kg



PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

23
b. Beban Hidup
W
L
= {(1/2(1,5)+2,5)x(1/2(7))}x250x0,75 = 2132,8125 kg
Maka W
u

W
u
= 1,2W
D
+1,6W
L
= 1,2(5300,75)+1,6(2132,8125) = 9773,4 kg
Maka berat total adalah :
W
total
= 9773,4 + 12002,73 = 21776,13 kg

5. Titik D3=G3
Berat balok lantai B3.1 = 0,60x0,30x1/2(4+2)x2400 = 1296 kg
Berat balok lantai B3.3 = 0,60x0,30x1/2(7)x2400 = 1512 kg
Berat balok lantai B2.1 = 0,3x0,4x5x2400 = 1440 kg
Berat Kolom (K1.1) = 0,4x0,4x4x2.400 = 1536 kg
Berat kolom Praktis (K) = 0,13x0,13x4x2400 = 162,24 kg
Berat Dinding Lantai II = 0,15x4x{1/2(4+5,5+2+7)+5}x1700 = 14535 kg
Berat reng balok RB1.2 = 0,25x0,30x{1/2(2+4+7)}x2400 = 1170 kg
Berat plafon atas (lantai 2) = {1/2(7+5,5)x(1/2(2)+2,5)}x18 = 393,75 kg
Jumlah = 22044,99 kg

Berat Plat Lantai
a. Beban mati
Plat lantai (t=15cm) = 0,15x{1/2(7+5,5)x(1/2(2)+1,5)}x2.400 = 5625 kg
Tegel + spesi ( 4cm) = 0,04x{1/2(7+5,5)x(1/2(2)+1,5)}x2.200 = 1375 kg
Plafon bawah (lantai 1) = {1/2(7+5,5)x(1/2(2)+1,5)}x18 = 281,25 kg
W
D
= 7281,25 kg
b. Beban Hidup
W
L
= {1/2(7+5,5)x(1/2(2)+2,5)}x250x0,75 = 2929,6875 kg
Maka W
u

W
u
= 1,2W
D
+1,6W
L
= 1,2(7281,25)+1,6(2929,6785) = 13425 kg
Maka berat total adalah :
W
total
= 13425 + 22044,99 = 35469,99 kg


PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

24
6. Titik E3=F3
Berat balok lantai B3.1 = 0,60x0,30x1/2(4+2)x2400 = 1296 kg
Berat balok lantai B3.2 = 0,60x0,30x1/2(2+5,5)x2400 = 1620 kg
Berat Kolom (K1.1) = 0,4x0,4x4x2.400 = 1536 kg
Berat Dinding Lantai II = 0,15x4x{1/2(5,5+2)}x1700 = 3825 kg
Berat reng balok RB1.2 = 0,25x0,30x{1/2(2+2+4+5,5)}x2400 = 1215 kg
Berat plafon atas (lantai 2) = {1/2(2+4)x1/2(2+5,5)}x18 = 202,5 kg
Jumlah = 9694,5 kg

Berat Plat Lantai
a. Beban mati
Plat lantai (t=15cm) = 0,15x{1/2(2+4)x1/2(2+5,5}x2.400 = 4050 kg
Tegel + spesi ( 4cm) = 0,04x{1/2(2+4)x1/2(2+5,5}x2.200 = 990 kg
Plafon bawah (lantai 1) = {1/2(2+4)x1/2(2+5,5}x18 = 202,5 kg
W
D
= 5242,5 kg
b. Beban Hidup
W
L
= {1/2(2+5,5)x1/2(4+2)}x250x0,75 = 2109,375 kg
Maka W
u

W
u
= 1,2W
D
+1,6W
L
= 1,2(5242,5)+1,6(2109,375) = 9666 kg
Maka berat total adalah :
W
total
= 9666 + 9694,5 = 19360,5 kg

7. Titik E4=F4
Berat balok lantai B2.2 = 0,40x0,30x(1/2(4)+2)x2400 = 1152 kg
Berat balok lantai B3.2 = 0,60x0,30x1/2(7)x2400 = 1512 kg
Berat Kolom (K1.1) = 0,4x0,4x4x2.400 = 1536 kg
Berat kolom Praktis (K) = 0,13x0,13x4x2400 = 162,24 kg
Berat Dinding Lantai II = ,15x4x1/2(5)x1700 = 2550 kg
Berat reng balok RB1.1 = 0,25x0,30x1/2(4)x2400 = 360 kg


PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

25
Berat reng balok RB1.2 = 0,25x0,30x1/2(2+5)x2400 = 630 kg
Berat plafon atas (lantai 2) = {1/2(2+5)x1/2(2+4)}x18 = 189 kg
Jumlah = 8091,24 kg

Berat Plat Lantai
a. Beban mati
Plat lantai (t=15cm) = 0,15x{1/2(2+5)x1/2(2+4)}x2.400 = 3780 kg
Tegel + spesi ( 4cm) = 0,04x{1/2(2+5)x1/2(2+4)}x2.200 = 924 kg
Plafon bawah (lantai 1) = {1/2(2+5)x1/2(2+4)}x18 = 189 kg
W
D
= 4893 kg
b. Beban Hidup
W
L
= {1/2(2+5)x1/2(4+2)}x250x0,75 = 1968,75 kg
Maka W
u

W
u
= 1,2W
D
+1,6W
L
= 1,2(4893)+1,6(1968,75) = 9021,6 kg
Maka berat total adalah :
W
total
= 9021,6 + 8091,24 = 17112,84 kg


8. Titik A5=J5
Berat balok lantai B2.1 = 0,60x0,30x1,5x2400 = 684 kg
Berat balok lantai B3.4 = 0,60x0,30x1/2(7)x2400 = 1512 kg
Berat Balok Lantai B1 = 0,35x0,25x(1,5x3)x2400 = 945 kg
Berat Kolom (K2.2) = 0,4x0,5x4x2.400 = 1920 kg
Berat kolom Praktis (K) = 0,13x0,13x4x2400x3 = 486,72 kg
Berat Dinding Lantai II = 0,15x4x{1/2(1,5)+2+(1,5x3)+0,5}x
1700
= 7905 kg
Berat reng balok RB1.1 = 0,25x0,30x1/2(7+1,5)x2400 = 765 kg
Berat plafon atas (lantai 2) = {(1/2(1,5)+1)x(1/2(7)+1)}x18 = 141,75 kg
Jumlah = 14359,47 kg



PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

26
Berat Plat Lantai
a. Beban mati
Plat lantai (t=15cm) = 0,15x{(1/2(1,5)+1)x(1/2(7)+1)}x2.400 = 2835 kg
Tegel + spesi ( 4cm) = 0,04x{(1/2(1,5)+1)x(1/2(7)+1)}x2.200 = 693 kg
Plafon bawah (lantai 1) = {(1/2(1,5)+1)x(1/2(7)+1)}x18 = 141,75 kg
W
D
= 3669,75 kg
b. Beban Hidup
W
L
= {(1/2(1,5))x(1/2(7)}x250x0,75 = 492,1875 kg
Maka W
u

W
u
= 1,2W
D
+1,6W
L
= 1,2(3669,75)+1,6(492,1875)= 5191,2 kg
Maka berat total adalah :
W
total
= 5191,2 + 14359,47 = 19550,67 kg

9. Titik B5=I5
Berat balok lantai B2.1 = 0,40x0,30x1/2(4)x2400 = 576 kg
Berat balok lantai B3.4 = 0,60x0,30x1/2(7)x2400 = 1512 kg
Berat Balok Lantai B1 = 0,35x0,25x1x2400 = 210 kg
Berat Kolom (K2.2) = 0,4x0,5x4x2.400 = 1920 kg
Berat kolom Praktis (K) = 0,13x0,13x4x2400x2 = 324,48 kg
Berat Dinding Lantai II = 0,15x4x{1/2(1,5+4)+2+1}x1700 = 5865 kg
Berat reng balok RB1.2 = 0,25x0,30x1/2(7+1,5+4)x2400 = 1125 kg
Berat plafon atas (lantai 2) = {1/2(1,5+4)x(1/2(7)+1)}x18 = 222,75 kg
Jumlah = 11755,23 kg

Berat Plat Lantai
a. Beban mati
Plat lantai (t=15cm) = 0,15x{1/2(1,5+4)x(1/2(7))}x2.400 = 3465 kg
Tegel + spesi ( 4cm) = 0,04x{1/2(1,5+4)x(1/2(7))}x2.200 = 550 kg
Plafon bawah (lantai 1) = {1/2(1,5+4)x(1/2(7))}x18 = 112,5kg
W
D
= 4127,5 kg


PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

27
b. Beban Hidup
W
L
= {1/2(7)x1/2(4+1,5)}x250x0,75 = 1804,6875 kg
Maka W
u

W
u
= 1,2W
D
+1,6W
L
= 1,2(4127,5)+1,6(1804,6875) = 7840,5 kg
Maka berat total adalah :
W
total
= 7840,5 + 11755,23 = 19595,73 kg

10. Titik D5=G5
Berat balok lantai B2.1 = 0,40x0,30x1/2(4+2)x2400 = 864 kg
Berat balok lantai B3.3 = 0,60x0,30x1/2(7)x2400 = 1512 kg
Berat Kolom (K1.1) = 0,4x0,4x4x2.400 = 1536 kg
Berat Dinding Lantai II = 0,15x4x{1/2(4+2+7)+5}x1700 = 6630 kg
Berat reng balok RB1.2 = 0,25x0,30x{1/2(4+2+7}x2400 = 1170 kg
Berat plafon atas (lantai 2) = {1/2(4+2)x1/2(7)}x18 = 189 kg
Jumlah = 11901 kg

Berat Plat Lantai
a. Beban mati
Plat lantai (t=15cm) = 0,15x{1/2(4+2)x1/2(7)}x2.400 = 3780 kg
Tegel + spesi ( 4cm) = 0,04x{1/2(4+2)x1/2(7)}x2.200 = 924 kg
Plafon bawah (lantai 1) = {1/2(4+2)x1/2(7)}x18 = 189 kg
W
D
= 4893 kg
b. Beban Hidup
W
L
= {(1/2(4+2)x1/2(7)}x250x0,75 = 1968,75 kg
Maka W
u

W
u
= 1,2W
D
+1,6W
L
= 1,2(4893)+1,6(1968,75) = 9021,6 kg
Maka berat total adalah :
W
total
= 7840,5 + 11755,23 = 20922,6 kg





PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

28
11. Titik E5=F5
Berat balok lantai B2.1 = 0,40x0,30x1/2(2)x2400 = 288 kg
Berat balok lantai B3.2 = 0,60x0,30x1/2(1+5)x2400 = 1296 kg
Berat Kolom (K1.1) = 0,4x0,4x4x2.400 = 1536 kg
Berat kolom Praktis (K) = 0,13x0,13x4x2400 = 162,24 kg
Berat Dinding Lantai II = 0,15x4x1/2(5+4)x1700 = 4590 kg
Berat reng balok RB1.1 = 0,25x0,30x1/2(4)x2400 = 360 kg
Berat reng balok RB1.2 = 0,25x0,30x1/2(5)x2400 = 450 kg
Berat plafon atas (lantai 2) = {1/2(1+5)x1/2(2+4)}x18 = 162 kg
Jumlah = 8844,24 kg

Berat Plat Lantai
b. Beban mati
Plat lantai (t=15cm) = 0,15x{1/2(1+5)x1/2(2+4)}x2.400 = 3240 kg
Tegel + spesi ( 4cm) = 0,04x{1/2(1+5)x1/2(2+4)}x2.200 = 729 kg
Plafon bawah (lantai 1) = {1/2(1+5)x1/2(2+4)}x18 = 162 kg
W
D
= 4194 kg
b. Beban Hidup
W
L
= {1/2(1+5)x1/2(4+2)}x250x0,75 = 1687,5 kg
Maka W
u

W
u
= 1,2W
D
+1,6W
L
= 1,2(4194)+1,6(1687,5) = 7732,8 kg
Maka berat total adalah :
W
total
= 7732,8 + 8844,24 = 16577,04 kg


12. Titik E6=F6
Berat balok lantai B2.1 = (0,40x0,30x1/2(4)x2400 = 576 kg
Berat balok lantai B3.2 = (0,60x0,30x1/2(1)x2400 = 216 kg
Berat Kolom (K1.1) = 0,4x0,4x4x2.400 = 1536 kg


PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

29
Berat plafon atas (lantai 2) = 1/2(4)x1/2(1)x18 = 18 kg
Jumlah = 2346 kg

Berat Plat Lantai
a. Beban mati
Plat lantai (t=15cm) = 0,15x1/2(4)x1/2(1)x2.400 = 360 kg
Tegel + spesi ( 4cm) = 0,04x1/2(4)x1/2(1)x2.200 = 88 kg
Plafon bawah (lantai 1) = 1/2(4)x1/2(1)x18 = 18 kg
W
D
= 466 kg
b. Beban Hidup
W
L
= {1/2(1)x1/2(4)}250x0,75} = 187,5 kg
Maka W
u

W
u
= 1,2W
D
+1,6W
L
= 1,2(466)+1,6(187,5) = 859,2 kg
Maka berat total adalah :
W
total
= 859,2 + 2346 = 3205,2 kg


3.3 PEMBEBANAN ATAP

Beban yang diperhitungkan pada atap meliputi :
a. Beban Mati (W
D
)
2) Berat rangka kuda-kuda
3) Berat gording
Berat gording (kg) = Jumlah gording panjang kayu (m) lebar
kayu (m) BJ
kayu
(kg/m
2
).
4) Berat ikatan angin
Berat ikatan angin (kg) = Jumlah kayu ikatan angin panjang kayu
(m) lebar kayu (m) BJ
kayu
(kg/m
2
).
5) Berat penutup atap
Berat genteng keramik (kg) = Luasan atap (m
2
) BJ
genteng
(kg/m
2
).



PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

30
b. Beban Hidup (W
L
)
Berdasarkan PPI-1983 beban hidup pada atap dan atau bagian atap yang
dapat dicapai dan dibebani oleh orang, harus diambil minimum 100 kg

(PPI-1983,
halaman 13, pasal 3.2, poin 2b). Namun, pada balok tepi dari atap yang tidak cukup
ditunjang oleh dinding atau penunjang lainnya harus ditinjau adanya beban hidup
terpusat sebesar 200 kg

(PPI-1983, halaman 13, pasal 3.2, poin 3). Sehingga beban
hidup untuk atap adalah :
W
L
= Jumlah beban hidup yang bekerja pada setiap titik buhul

c. Beban Ultimit (W
U
)
Dari kedua beban tersebut, beban mati dan beban hidup, dapat
diperhitungkan beban ultimit, W
U
= 1,2 W
D
+ 1,6 W
L
.

BERAT RANGKA KUDA-KUDA

KUDA-KUDA I



Berat *) = Volume x BJ Kayu
Kayu yang dipakai Kayu Semantok (Bj) = 980 Kg/cm
3


PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

31
Tabel 3.1 Perhitungan kuda-kuda I
Nama Panjang Ukuran Luas Volume Berat *)
Batang (m) (cm) (m) (m) (kg)
A0 0,3 6/12 0,0072 0,0022 2,117
A1 2,6 6/12 0,0072 0,0187 18,346
A2 1,8 6/12 0,0072 0,0130 12,701
A3 2,4 6/12 0,0072 0,0173 16,934
A4 2,4 6/12 0,0072 0,0173 16,934
A5 1,8 6/12 0,0072 0,0130 12,701
A6 2,6 6/12 0,0072 0,0187 18,346
A7 0,3 6/12 0,0072 0,0022 2,117
B1 2,1 2 x 6/12 0,0144 0,0302 29,635
B2 1,5 2 x 6/12 0,0144 0,0216 21,168
B3 2 2 x 6/12 0,0144 0,0288 28,224
B4 2 2 x 6/12 0,0144 0,0288 28,224
B5 1,5 2 x 6/12 0,0144 0,0216 21,168
B6 2,1 2 x 6/12 0,0144 0,0302 29,635
V1 1,5 6/12 0,0072 0,0108 10,584
V2 2,5 6/12 0,0072 0,0180 17,640
V3 3,9 6/12 0,0072 0,0281 27,518
V4 2,5 6/12 0,0072 0,0180 17,640
V5 1,5 6/12 0,0072 0,0108 10,584
D1 2,1 6/12 0,0072 0,0151 14,818
D2 3,2 6/12 0,0072 0,0230 22,579
D3 3,2 6/12 0,0072 0,0230 22,579
D4 2,1 6/12 0,0072 0,0151 14,818
G1 2 2 x 4/12 0,0048 0,0096 9,408
G2 2 2 x 4/12 0,0048 0,0096 9,408
Jumlah 435,826

Berat Kuda-kuda Tipe I didapat = 435,826 kg




PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

32
KUDA-KUDA II

Tabel 3.2 Perhitungan kuda-kuda II
Nama Panjang Ukuran Luas Volume Berat *)
Batang (m) (cm) (m) (m) (kg)
A0 1,1 6/12 0,0072 0,00792 7,7616
A1 2 6/12 0,0072 0,0144 14,112
A2 3,1 6/12 0,0072 0,02232 21,8736
A3 3,1 6/12 0,0072 0,02232 21,8736
A4 2 6/12 0,0072 0,0144 14,112
A5 1,1 6/12 0,0072 0,00792 7,7616
B1 1,4 2 x 6/12 0,0144 0,02016 19,7568
B2 2,2 2 x 6/12 0,0144 0,03168 31,0464
B3 2,2 2 x 6/12 0,0144 0,03168 31,0464
B4 1,4 2 x 6/12 0,0144 0,02016 19,7568
V1 1,4 6/12 0,0072 0,01008 9,8784
V2 3,6 6/12 0,0072 0,02592 25,4016
V3 1,4 6/12 0,0072 0,01008 9,8784
D1 2,6 6/12 0,0072 0,01872 18,3456
D2 2,6 6/12 0,0072 0,01872 18,3456
Jumlah 270,950


PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

33
Berat untuk Kuda-kuda Tipe II didapat = 270,950 kg

KUDA-KUDA III


Tabel 3.3 Perhitungan kuda-kuda III
Nama Panjang Ukuran Luas Volume Berat *)
Batang (m) (cm) (m) (m) (kg)
A0 1,1 6/12 0,0072 0,00792 7,7616
A1 2,8 6/12 0,0072 0,02016 19,7568
A2 2,8 6/12 0,0072 0,02016 19,7568
A3 1,1 6/12 0,0072 0,00792 7,7616
B1 2 2 x 6/12 0,0144 0,0288 28,224
B2 2 2 x 6/12 0,0144 0,0288 28,224
V1 2 6/12 0,0072 0,0144 14,112
Jumlah 125,597

Berat untuk Kuda-kuda Tipe III didapat = 125,597 kg
Keterangan:
*) Berat = Volume x BJ Kayu
Kayu yang dipakai Kayu Semantok (Bj) = 980 Kg/cm
3



PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

34
Dari gambar denah kap kuda-kuda, dapat dilihat ada perbedaan jarak antara
kuda-kuda, sehingga mengakibatkan perbedaan pembebanan pada atap. Oleh
karena itu, pembebanan atap dibagi menjadi 3 tipe.

Berat atap I
Beban mati (W
D
)
Berat Rangka Kuda-kuda = 435,826 x 2 = 871,652 kg
Berat : Volume x Bj atap genteng (50 kg/m
3
)
Berat gording :
Nama Panjang Ukuran Luas Volume Berat *)
Batang (m) (cm) (m) (m) (kg)
G1 3 6/12 0,0072 0,0216 21,168
G2 4,9 6/12 0,0072 0,0353 34,574
G3 6,9 6/12 0,0072 0,0497 48,686
G4 6,4 6/12 0,0072 0,0461 45,158
G5 6,4 6/12 0,0072 0,0461 45,158
G6 6,4 6/12 0,0072 0,0461 45,158
G7 1,5 6/12 0,0072 0,0108 10,584
G8 3,5 6/12 0,0072 0,0252 24,696
G9 5,5 6/12 0,0072 0,0396 38,808
G10 6,4 6/12 0,0072 0,0461 45,158
G11 6,4 6/12 0,0072 0,0461 45,158
G12 6,4 6/12 0,0072 0,0461 45,158
Jumlah 449,464

Karena simetris maka berat Gording = 449,464 x 2 = 898,928 kg
Berat ikatan angin = 2 x 3 x 0,06 x 0,10 x 980 = 35,28 kg
Berat penutup atap genteng keramik :
o Bentuk jajar genjang = (4,9 x6,4) + (5x0,9) = 35,86 m
o Bentuk trapesium = {(7+1,4)x2,4}/2 + [{(8,8+4,1)x2,3}/2] =
39,75 m
o Maka total luas atap = (35,86 + 39,75) x 2 = 151,24 m


PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

35
o Berat penutup atap = 151,24 x 50 = 7562 kg
W
D
= 871,652 + 898,928 + 35,28 + 7562 = 9367,86 kg


Beban Hidup (W
L
)
W
L
= (Pa + Ph + Pi +Pj +Pk + P
L
+ Pb) x 2
= (200 + 100 + 100 + 100 + 100 +100 + 200) x 2 = 1800 kg
Beban Ultimit (Wu)
Wu = 1,2 W
D
+1,6 W
L
=1,2(9367,86 ) + 1,6(1800) = 14121,43 kg

Beban ultimit ini akan dilimpahkan pada 10 kolom bangunan, yang masing-
masing beratnya adalah;
R =
10
1
x W
U
=
10
1
x 14121,43 = 1412,143 kg
Kemudian beban R tersebut dilimpahkan kekolom C2, H2, D3, G3, E3, F3,
E4, F4, D5, G5.

Berat atap II
Beban mati (W
D
)
Berat Rangka Kuda-kuda = 270,950 kg
Berat gording :
Nama Panjang Ukuran Luas Volume Berat *)
Batang (m) (cm) (m) (m) (kg)
G13 1,4 6/12 0,0072 0,0101 9,878
G14 3,4 6/12 0,0072 0,0245 23,990
G15 5,4 6/12 0,0072 0,0389 38,102
G16 7,3 6/12 0,0072 0,0526 51,509
G17 2,7 6/12 0,0072 0,0194 19,051
G18 2,7 6/12 0,0072 0,0194 19,051
G19 2,7 6/12 0,0072 0,0194 19,051
G20 2,7 6/12 0,0072 0,0194 19,051
G21 2,7 6/12 0,0072 0,0194 19,051


PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

36
G22 2,7 6/12 0,0072 0,0194 19,051
G23 2,7 6/12 0,0072 0,0194 19,051
G24 2,7 6/12 0,0072 0,0194 19,051
Jumlah 275,890
Berat penutup atap genteng keramik
o Bentuk jajar genjang = (6x3) + (6x3) = 36 m
o Bentuk segitiga = {1/2(8,7)x4,2} = 18,27 m
Maka total luas atap = 36 + 18,27 = 54,27 m
o Berat penutup atap = 54,27 x 50 = 2713,5 kg
W
D
= 270,950 + 275,890 + 2713,5 = 3260,34 kg

Beban Hidup (W
L
)
W
L
= (Pa + Pf + Pg+ Ph +Pb)
= (200 + 100 + 100 + 100 + 200) = 700 kg

Beban Ultimit (Wu)
Wu = 1,2 W
D
+ 1,6 W
L
= 1,2(3260,34) + 1,6(700) = 5032,41 kg
Beban ultimit ini akan dilimpahkan pada 4 kolom bangunan, yang masing-
masing beratnya adalah;
R =
4
1
x W
U
=
4
1
x 5032,41 = 1258,1025 kg
Kemudian beban R tersebut dilimpahkan kekolom A3, B3, A5, B5, karena
simetris beban yang sama juga dilimpahkan ke kolom I3, J3, I5, J5.

Berat atap III
Beban mati (W
D
)
Berat Rangka Kuda-kuda = 125,597 kg
Berat gording :
Nama Panjang Ukuran Luas Volume Berat *)
Batang (m) (cm) (m) (m) (kg)
G25 0,4 6/12 0,0072 0,0029 2,822
G26 2,4 6/12 0,0072 0,0173 16,934


PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

37
G27 4,4 6/12 0,0072 0,0317 31,046
G28 0,8 6/12 0,0072 0,0058 5,645
G29 0,8 6/12 0,0072 0,0058 5,645
G30 0,8 6/12 0,0072 0,0058 5,645
G31 0,8 6/12 0,0072 0,0058 5,645
G32 0,8 6/12 0,0072 0,0058 5,645
G33 0,8 6/12 0,0072 0,0058 5,645
Jumlah 84,672

Berat penutup atap genteng keramik
o Bentuk jajar genjang = (3,8x0,9) + (3,8x0,9) = 6,84 m
o Bentuk segitiga = {1/2(5,7)x2,7)} = 7,695 m
Maka total luas atap = 6,84 + 7,695 = 14,535 m
o Berat penutup atap = 14,535 x 50 = 726,75 kg
W
D
= 125,597 + 84,672 + 726,75 = 937,02 kg

Beban Hidup (W
L
)
W
L
= (Pa + Pd +Pb)
= (200 + 100 + 200) = 500 kg

Beban Ultimit (Wu)
Wu = 1,2 W
D
+ 1,6 W
L
= 1,2(937,02) + 1,6(500) = 1924,424 kg



Beban ultimit ini akan dilimpahkan pada 4 kolom bangunan, yang masing-
masing beratnya adalah;
R =
4
1
x W
U
=
4
1
x 1924,424 = 481,11 kg
Kemudian beban R tersebut dilimpahkan kekolom E1, F1, E2, F2, karena
simetris beban yang juga dilimpahkan ke kolom E5, F5, E6, F6





PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

38
3.4 PELIMPAHAN BEBAN KE KOLOM

Beban lantai I, lantai II, dan beban atap pada masing-masing titik ke kolom
dikumulatifkan, sehingga didapat beban totalnya seperti terlihat pada table berikut:

NO.
Titik
kolom
Beban
lantai I
(kg)
Beban
lantai II
(kg)
Beban
atap
(kg)
Total
(kg)
Pembulatan
(ton)
1 A3 11475,00 19550,67 1258,1025 32283,77 32,28
2 A5 11637,24 19550,67 1258,1025 32446,01 32,45
3 B3 9135,00 21776,13 1258,1025 32169,23 32,17
4 B5 9297,24 19595,73 1258,1025 30151,07 30,15
5 C2 9405,00 19266,11 1412,143 30083,25 30,08
6 D3 16758,24 35469,99 1412,143 53640,37 53,64
7 D5 15687,12 20922,60 1412,143 38021,86 38,02
8 E1 2616,00 4547,04 481,11 7644,15 7,64
9 E2 9150,48 29796,11 481,11 39427,7 39,43
10 E3 4986,00 19360,50 1412,143 25758,64 25,76
11 E4 11515,84 17112,84 1412,143 30040,82 30,04
12 E5 16237,46 16577,04 481,11 33295,61 33,30
13 E6 9282,24 3205,20 481,11 12968,55 12,97
14 F1 2616,00 4547,04 481,11 7644,15 7,64
15 F2 14227,20 29796,11 481,11 44504,42 44,50
16 F3 4986,00 19360,50 1412,143 25758,64 25,76
17 F4 11515,84 17112,84 1412,143 30040,82 30,04
18 F5 16237,46 16577,04 481,11 33295,61 33,30
19 F6 9282,24 3205,20 481,11 12968,55 12,97
20 G3 21591,60 35469,99 1412,143 58473,73 58,47
21 G5 15687,12 20922,60 1412,143 38021,86 38,02
22 H2 9405,00 19266,11 1412,143 30083,25 30,08
23 I3 9135,00 21776,13 1258,1025 32169,23 32,17
24 I5 9297,24 19595,73 1258,1025 30151,07 30,15
25 J3 11475,00 19550,67 1258,1025 32283,77 32,28
26 J5 11637,24 19550,67 1258,1025 32446,01 32,45
Total beban bangunan 805,77




PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

39
BAB IV
PERHITUNGAN KEMAMPUAN
DAYA DUKUNG PONDASI

Konstruksi bagian bangunan bawah tanah (sub structure) yang
direncanakan untuk Pembangunan Gedung Mess Departemen Keuangan Republik
Indonesia Direktorat Bea Dan Cukai Jalan Soekarno-Hatta Geuce Menara-Banda
Aceh ini adalah pondasi dangkal (pondasi tapak) yang berbentuk bujur sangkar.
Desain pondasinya yang meliputi kedalaman perletakan tapak pondasi (D
f
) dan
lebar tapak (B) disesuaikan dengan beban yang bekerja di atas pondasi tersebut.
Berdasarkan hasil perhitungan pembebanan total dari konstruksi tersebut,
maka diambil tujuh buah ukuran pondasi tapak sebagai perwakilan dari
keseluruhan beban yang ada pada masing-masing titik, yaitu titik G3 (B=L=150,
P=58,47 ton), titik E3 (B=L=150, P=25,76 ton), titik E5=F5 dan E6=F6(B=150,
L=250, P=46,27 ton) . Masing-masing ukuran pondasi tersebut direncanakan
sebagai berikut :

4.1 Data Rencana
Data rencana ini meliputi data tanah berupa data sondir atau CPT (Cone
Penetration Test) yang dapat dilihat pada lampiran SO1.

4.2 Kecenderungan Lapisan Tanah (Profil Lapisan Tanah)
a. Lapisan tanah permukaan
Kedalaman tanah tanah 0,00 0,40 meter diasumsikan sebagai lapisan
tanah permukaan, dengan nilai :
q
c
=
3
70 , 25 90 , 10 0 + +
= 12,20 kg/cm
2

b. Lapisan tanah I
Kedalaman tanah tanah 0,40 1,40 meter diasumsikan sebagai lapisan
tanah pertama, dengan nilai :
q
c1
=
5
81 , 78 91 , 50 50 , 35 87 , 15 50 , 31 + + + +
= 42,52 kg/cm
2




PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

40

2.20

2.20

58,47
c. Lapisan tanah II
Kedalaman tanah tanah 1,40 2,20 meter diasumsikan sebagai lapisan
tanah kedua, dengan nilai :
q
c2
=
4
70 , 140 70 , 155 23 , 140 70 , 130 + + +
= 141,83 kg/cm
2

d. Lapisan tanah III
Kedalaman tanah tanah 2,20 2,80 meter diasumsikan sebagai lapisan
tanah ketiga, dengan nilai :
q
c3
=
3
27 , 98 66 , 78 37 , 93 + +
= 90,10 kg/cm
2

e. Lapisan tanah IV
Kedalaman tanah tanah 2,80 4,00 meter diasumsikan sebagai lapisan
tanah keempat, dengan nilai :
q
c4
=
6
16 , 198 56 , 192 81 , 184 73 , 181 92 , 171 89 , 122 + + + + +
= 175,35 kg/cm
2


4.3 Perencanaan Desain Pondasi Dangkal ( Pondasi Tapak)
4.3.1 Perencanaan pondasi tapak untuk beban di titik G3
















PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

41
A. Muatan Vertikal
a. Berat pondasi tapak
Berat jenis beton bertulang = 2400 kg/cm
2
= 2,4 t/m
3

Volume pondasi tapak = (1,5 m 1,5 m 0,4 m) + (0,4 m x 0,4
m x 1,6 m)
= 1,156 m
3

Berat pondasi tapak (Wp) = 1,156 m
3
2,4 t/m
3

= 2,774 ton
b. Beban total di titik G3
W
konst
= 58,47 ton
P
ult
= W
total

= W
konst
+ Wp
= 58,47 + 2,774
= 61,244 ton
B. Kapasitas Daya Dukung
D
f
= 2 m = 200 cm
B = 1,5 m = 150 cm
P
ult
= 61,244 ton = 61244 kg
q
ult
=
BxL
P
ult

Keterangan :
Untuk pondasi tapak yang berbentuk bujur sangkar B = L
Jadi :
q
ult
=
( )
2
/ 722 , 2
150 150
61244
cm kg
x
=

Untuk pondasi bujur sangkar dengan lebar B 1,20 meter, kapasitas daya
dukung izin ditentukan dengan persamaan:
q
all
=
2
3 , 0
50
|
.
|

\
| +
B
B q
c

dimana :
q
all
= kapasitas daya dukung izin untuk penurunan 2,54 cm (1) (kg/cm
2
);






PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

42
B = lebar pondasi (m);
q
c
= nilai tahanan konus dari alat kerucut statis (kg/cm
2
).
Meyerhoff menyarankan nilai q
c
yang diambil adalah nilai q
c
rata-rata
pada kedalaman 0 sampai B dari dasar pondasi.

Nilai q
c
yang diambil adalah nilai q
c
rata-rata pada kedalaman 2,0 m sampai
3,5 m.
2
kg/cm 279 , 136
9
27 , 183 73 , 181 92 , 171 89 , 122 27 , 98 66 , 78 37 , 93 70 , 140 70 , 155
=
+ + + + + + + +
=
c
c
q
q

q
all
=
2
3 , 0
50
|
.
|

\
| +
B
B q
c

=
2
2
/ 925 , 3
5 , 1
3 , 0 5 , 1
50
279 , 136
cm kg = |
.
|

\
| +

q
all
= 3,925 kg/cm
2
> q
ult
= 2,722 kg/cm
2
(konstruksi aman)

Karena q
all
= 3,925 kg/cm
2
> q
ult
= 2,722 kg/cm
2
Struktur pondasi aman
terhadap beban.




















PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

43
4.3.2 Perencanaan pondasi tapak Gabungan untuk beban di titik E6 = F6
dan E5 = F5

2. 20

2. 20

46,27

e = 2,2
y = 7,2
33,30 ton 12,97 ton
P
75 100 75


( )
Meter y
y
y
L P y P
72 , 0
46270
33300
1 33300 33300 12970
1 2
=
=
= +
=


e = y 0,5
= 0,72 0,5
= 0,22 Meter


PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

44
( )
( )
( ) ( )
2
997 , 1
92700
185080
22 2 250 ) 150 ( 3
33300 12970 4
2 3
4
cm
kg
ex L B
P
q
ult
=
=

+
=

=

Untuk pondasi bujur sangkar dengan lebar B 1,20 meter, kapasitas daya
dukung izin ditentukan dengan persamaan:
q
all
=
2
3 , 0
50
|
.
|

\
| +
B
B q
c

dimana :
q
all
= kapasitas daya dukung izin untuk penurunan 2,54 cm (1) (kg/cm
2
);
B = lebar pondasi (m);
q
c
= nilai tahanan konus dari alat kerucut statis (kg/cm
2
).
Meyerhoff menyarankan nilai q
c
yang diambil adalah nilai q
c
rata-rata
pada kedalaman 0 sampai B dari dasar pondasi.

Nilai q
c
yang diambil adalah nilai q
c
rata-rata pada kedalaman 2,0 m sampai
3,5 m.
2
kg/cm 279 , 136
9
27 , 183 73 , 181 92 , 171 89 , 122 27 , 98 66 , 78 37 , 93 70 , 140 70 , 155
=
+ + + + + + + +
=
c
c
q
q

q
all
=
2
3 , 0
50
|
.
|

\
| +
B
B q
c

=
2
2
/ 925 , 3
5 , 1
3 , 0 5 , 1
50
279 , 136
cm kg = |
.
|

\
| +

q
all
= 3,925 kg/cm
2
> q
ult
= 0,374 kg/cm
2
(konstruksi aman)

Karena q
all
= 3,925 kg/cm
2
> q
ult
= 1,997 kg/cm
2
Struktur pondasi aman
terhadap beban.



PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

45
4.3.3 Perencanaan pondasi tapak untuk beban di titik E3 dan F3

2.20

2.20

25,76


A. Muatan Vertikal
a. Berat pondasi tapak
Berat jenis beton bertulang = 2400 kg/cm
2
= 2,4 t/m
3

Volume pondasi tapak = (1,5 m 1,5 m 0,4 m) + (0,4 m x 0,4
m x 1,6 m)
= 1,156 m
3

Berat pondasi tapak (Wp) = 1,156 m
3
2,4 t/m
3

= 2,774 ton
b. Beban total di titik E3 dan F3
W
konst
= 25,76 ton
P
ult
= W
total

= W
konst
+ Wp
= 25,76 + 2,774
= 28,534 ton








PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

46
B. Kapasitas Daya Dukung
D
f
= 2 m = 200 cm
B = 1,5 m = 150 cm
P
ult
= 28,534 ton = 28534 kg
q
ult
=
BxL
P
ult

Keterangan :
Untuk pondasi tapak yang berbentuk bujur sangkar B = L
Jadi :
q
ult
=
( )
2
/ 268 , 1
150 150
28534
cm kg
x
=

Untuk pondasi bujur sangkar dengan lebar B 1,20 meter, kapasitas daya
dukung izin ditentukan dengan persamaan:
q
all
=
2
3 , 0
50
|
.
|

\
| +
B
B q
c

dimana :
q
all
= kapasitas daya dukung izin untuk penurunan 2,54 cm (1) (kg/cm
2
);
B = lebar pondasi (m);
q
c
= nilai tahanan konus dari alat kerucut statis (kg/cm
2
).
Meyerhoff menyarankan nilai q
c
yang diambil adalah nilai q
c
rata-rata
pada kedalaman 0 sampai B dari dasar pondasi.

Nilai q
c
yang diambil adalah nilai q
c
rata-rata pada kedalaman 2,0 m sampai
3,5 m.
2
kg/cm 279 , 136
9
27 , 183 73 , 181 92 , 171 89 , 122 27 , 98 66 , 78 37 , 93 70 , 140 70 , 155
=
+ + + + + + + +
=
c
c
q
q

q
all
=
2
3 , 0
50
|
.
|

\
| +
B
B q
c

=
2
2
/ 925 , 3
5 , 1
3 , 0 5 , 1
50
279 , 136
cm kg = |
.
|

\
| +



PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

47
q
all
= 3,925 kg/cm
2
> q
ult
= 1,268 kg/cm
2
(konstruksi aman)

Karena q
all
= 3,925 kg/cm
2
> q
ult
= 1,268 kg/cm
2
Struktur pondasi aman
terhadap beban.



































PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

48
BAB V
KESTABILAN TERHADAP PENURUNAN PONDASI


Konstruksi bagian bangunan bawah tanah (sub structure) yang
direncanakan untuk Pembangunan Gedung Mess Departemen Keuangan Republik
Indonesia Direktorat Bea Dan Cukai Jalan Soekarno-Hatta Geuce Menara-Banda
Aceh ini adalah pondasi dangkal (pondasi tapak) yang berbentuk bujur sangkar
(square footing). Desain pondasi ini yang meliputi kedalaman perletakan tapak
pondasi (Df), lebar tapak ( B ) dan panjang tapak ( L ) disesuaikan dengan beban
yang bekerja diatas pondasi tersebut.
Berdasarkan hasil perhitungan pembebanan dari konstruksi tersebut, maka
pondasi tapak ini direncanakan terdiri dari 2 buah ukuran, sesuai dengan beban
yang dipikul oleh masing-masing pondasi tersebut. Pertimbangan pertama dalam
menghitung besarnya penurunan adalah penyebaran tekanan pondasi ke tanah di
bawahnya. Hal ini sangat tergantung pada kekakuan pondasi dan sifat-sifat tanah.
Tekanan yang terjadi pada pertemuan antara dasar pondasi dan tanah disebut
tekanan sentuh (contact pressure). Besarnya intensitas tekanan akibat beban
pondasi ke tanah di bawahnya, semakin ke bawah semakin berkurang. Dalam
setiap perencanaan suatu konstruksi bangunan, diperhitungkan kestabilan pondasi
terhadap beban yang bekerja agar konstruksi tersebut benar-benar aman. Dalam arti
konstruksi tersebut stabil jika penurunan terjadi sehingga tidak melebihi toleransi
yang diizinkan. Selain itu kapasitas daya dukung juga harus sangat dierhitungkan.
Berdasarkan rumus untuk menghitung kapasitas daya dukung izin, Meyerhoff
(1956) menyatakan bahwa toleransi penurunan yang diizinkan adalah sebesar 1
(2,54 cm). Perhitungan kestabilan terhadap penurunan dilakukan untuk setiap
lapisan tanah di bawah pondasi, dimana tinjauan perhitungan penurunannya
dilakukan di tengah-tengah tiap lapisan tanah tersebut.
Penurunan akibat beban adalah jumlah total dari penurunan segera
(immediate settlement) dan penurunan konsolidasi (consilidation settlement).
Penurunan segera merupakan bentuk penurunan elastis yang biasanya sering terjadi


PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

49
pada tanah berbutir kasar dan tanah berbutir halus yang kering atau tak jenuh
terjadi dengan segera setelah penerapan bebannya sedangkan penurunan
konsolidasi terjadi pada pada tanahberbutir halus yang terletak dibawah muka air
tanah.

5.1 Perhitungan Penurunan Pondasi Tapak
5.1.1 Penurunan pondasi tapak pada titik G3

2.20

2.20

2
1
Z1=10cm
Z2=50cm
Z3=140cm

58,47

Diketahui:
B = 1,5 m = 150 cm
P
u
= 58,47 ton = 58,47 kg
AH =
0
3 , 2
o
(

A
n
i
c
i
q
P
H
Penurunan total yang terjadi pada pondasi di titik G3 adalah:
AH
K
= AH
1
+ AH
2
+ AH
3



PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

50
1
AH =
0
1
1
1
3 , 2
o
(

AP
H
c
q

Penurunan yang terjadi pada lapisan tanah II
H
1
= 2,2 2,0 m = 0,2 m = 20 cm
Z
1
= H1 = 1/2 (20) = 10 cm
q
c2
= 141,83 kg/cm
2

Interpolasi untuk mendapatkan nilai o
0
(dari tabel 2.1)
o
0
= ( ) 47 , 1 80 , 0 80 , 0 70 , 1
52 , 42 35 , 175
52 , 42 83 , 141
= + |
.
|

\
|


Perhitungan penurunan :
AP
1
=
1
A
P
u
; A
1
= (B+ Z
1
)
2
= (150+10)
2
= 25600 cm
2

=
2
/ 284 , 2
25600
58470
cm kg =
AH
1
=
0
2
1
1
3 , 2
P
H o
(

A
c
q

= 47 , 1
) 83 , 141 ( 3 , 2
284 , 2
20
(


= 0,206 cm


Penurunan yang terjadi pada lapisan tanah III
H
2
= 2,8 2,2 = 0,60 m = 60 cm
Z
2
= H2 + H1 = (60) + 20 = 50 cm
q
c3
= 90,10 kg/cm
2

Interpolasi untuk mendapatkan nilai o
0
(dari tabel 2.1)
o
0
= ( ) 12 , 1 80 , 0 80 , 0 70 , 1
52 , 42 35 , 175
52 , 42 10 , 90
= + |
.
|

\
|


Perhitungan penurunan :
AP
2
=
2
A
P
u
; A
2
= (B+ Z
2
)
2
= (150+50)
2
= 40000 cm
2



PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

51
=
2
/ 462 , 1
40000
58470
cm kg =

AH
2
=
0
3
2
2
3 , 2
P
H o
(

A
c
q

AH
2
= 12 , 1
) 10 , 90 ( 3 , 2
462 , 1
60
(


= 0,474 cm


Penurunan yang terjadi pada lapisan tanah IV
H
3
= 4,0 2,8 =1,20 m = 120 cm
Z
3
= H3 + H2 + H1 = (120) + 60 + 20 = 140 cm
q
c4
= 175,35 kg/cm
2

o
0
= 1,7 (dari tabel 2.1)
Perhitungan penurunan :
AP
3
=
3
A
P
u
; A
3
= (B+ Z
3
)
2
= (150+140)
2
= 84100 cm
2

=
2
/ 695 , 0
84100
58470
cm kg =
AH
3
=
0
4
3
3
3 , 2
P
H o
(

A
c
q

AH
3
= 7 , 1
) 35 , 175 ( 3 , 2
695 , 0
120
(


= 0,352 cm

Jadi, Penurunan total yang terjadi pada pondasi di titik G3
AH
G3
= AH
1
+ AH
2
+ AH
3

= 0,206 + 0,474 + 0,352
= 1,032 cm
AH
G3
= 1,032 cm < H
izin
= 2,54 cm (aman)



PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

52
Karena penurunan yang terjadi lebih kecil dari yang diizinkan, maka desain
pondasi untuk titik G3 ini dapat digunakan.

5.1.2 nan pondasi tapak pada titik E6 = F6 dan E5 = F5

2. 20

2. 20

2
1
Z1=10cm
Z2=50cm
Z3=140cm

46,27

Diketahui:
B = 1,5 m = 150 cm
P
u
= 46,27 ton = 46270 kg
AH =
0
3 , 2
o
(

A
n
i
c
i
q
P
H
Penurunan total yang terjadi pada pondasi di titik E6 = F6 dan E5 = F5adalah:
AH
K
= AH
1
+ AH
2
+ AH
3

1
AH =
0
1
1
1
3 , 2
o
(

AP
H
c
q

Penurunan yang terjadi pada lapisan tanah II
H
1
= 2,2 2,0 m = 0,2 m = 20 cm


PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

53
Z
1
= H1 = 1/2 (20) = 10 cm
q
c2
= 141,83 kg/cm
2

Interpolasi untuk mendapatkan nilai o
0
(dari tabel 2.1)
o
0
= ( ) 47 , 1 80 , 0 80 , 0 70 , 1
52 , 42 35 , 175
52 , 42 83 , 141
= + |
.
|

\
|


Perhitungan penurunan :
AP
1
=
1
A
P
u
;A
1
= (B+ Z
1
)(L+ Z
1
) (150+10)(250+10) = 41600 cm
2

=
2
/ 112 , 1
41600
70 462
cm kg =
AH
1
=
0
2
1
1
3 , 2
P
H o
(

A
c
q

= 47 , 1
) 83 , 141 ( 3 , 2
112 , 1
20
(


= 0,100 cm


Penurunan yang terjadi pada lapisan tanah III
H
2
= 2,8 2,2 = 0,60 m = 60 cm
Z
2
= H2 + H1 = (60) + 20 = 50 cm
q
c3
= 90,10 kg/cm
2

Interpolasi untuk mendapatkan nilai o
0
(dari tabel 2.1)
o
0
= ( ) 12 , 1 80 , 0 80 , 0 70 , 1
52 , 42 35 , 175
52 , 42 10 , 90
= + |
.
|

\
|


Perhitungan penurunan :
AP
2
=
2
A
P
u
; A
2
= (B+ Z
2
)(L+ Z
2
) = (150+50)(250+50) = 60000 cm
2

=
2
/ 771 , 0
60000
46270
cm kg =
AH
2
=
0
3
2
2
3 , 2
P
H o
(

A
c
q



PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

54
AH
2
= 12 , 1
) 10 , 90 ( 3 , 2
771 , 0
60
(


= 0,250 cm


Penurunan yang terjadi pada lapisan tanah IV
H
3
= 4,0 2,8 =1,20 m = 120 cm
Z
3
= H3 + H2 + H1 = (120) + 60 + 20 = 140 cm
q
c4
= 175,35 kg/cm
2

o
0
= 1,7 (dari tabel 2.1)
Perhitungan penurunan :
AP
3
=
3
A
P
u
;A
3
= (B+ Z
3
)(L+ Z
3
) = (150+140)(250+140) = 113100 cm
2

=
2
/ 409 , 0
113100
46270
cm kg =
AH
3
=
0
4
3
3
3 , 2
P
H o
(

A
c
q

AH
3
= 7 , 1
) 35 , 175 ( 3 , 2
550 , 0
120
(


= 0,207 cm
Jadi, Penurunan total yang terjadi pada pondasi di titik E6 = F6 dan E5 =
F5
AH
E6=F6
= AH
1
+ AH
2
+ AH
3

= 0,100 + 0,250 + 0,207
= 0,557 cm
AH
E6=F6
= 0,557 cm < H
izin
= 2,54 cm (aman)

Karena penurunan yang terjadi lebih kecil dari yang diizinkan, maka desain
pondasi untuk titik E5=F5 dan E6=F6 ini dapat digunakan.






PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

55
5.1.3 Penurunan pondasi tapak pada titik E3 dan F3

2.20

2.20

2
1
Z1=10cm
Z2=50cm
Z3=140cm

25,76

Diketahui:
B = 1,5 m = 150 cm
P
u
= 25,76 ton = 25760 kg
AH =
0
3 , 2
o
(

A
n
i
c
i
q
P
H
Penurunan total yang terjadi pada pondasi di titik E3 dan F3 adalah:
AH
K
= AH
1
+ AH
2
+ AH
3

1
AH =
0
1
1
1
3 , 2
o
(

AP
H
c
q

Penurunan yang terjadi pada lapisan tanah II
H
1
= 2,2 2,0 m = 0,2 m = 20 cm
Z
1
= H1 = 1/2 (20) = 10 cm
q
c2
= 141,83 kg/cm
2

Interpolasi untuk mendapatkan nilai o
0
(dari tabel 2.1)


PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

56
o
0
= ( ) 47 , 1 80 , 0 80 , 0 70 , 1
52 , 42 35 , 175
52 , 42 83 , 141
= + |
.
|

\
|


Perhitungan penurunan :
AP
1
=
1
A
P
u
; A
1
= (B+ Z
1
)
2
= (150+10)
2
= 25600 cm
2

=
2
/ 006 , 1
25600
25760
cm kg =
AH
1
=
0
2
1
1
3 , 2
P
H o
(

A
c
q

= 47 , 1
) 83 , 141 ( 3 , 2
006 , 1
20
(


= 0,091 cm


Penurunan yang terjadi pada lapisan tanah III
H
2
= 2,8 2,2 = 0,60 m = 60 cm
Z
2
= H2 + H1 = (60) + 20 = 50 cm
q
c3
= 90,10 kg/cm
2

Interpolasi untuk mendapatkan nilai o
0
(dari tabel 2.1)
o
0
= ( ) 12 , 1 80 , 0 80 , 0 70 , 1
52 , 42 35 , 175
52 , 42 10 , 90
= + |
.
|

\
|


Perhitungan penurunan :
AP
2
=
2
A
P
u
; A
2
= (B+ Z
2
)
2
= (150+50)
2
= 40000 cm
2

=
2
/ 644 , 0
40000
25760
cm kg =

AH
2
=
0
3
2
2
3 , 2
P
H o
(

A
c
q




PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

57
AH
2
= 12 , 1
) 10 , 90 ( 3 , 2
644 , 0
60
(


= 0,209 cm


Penurunan yang terjadi pada lapisan tanah IV
H
3
= 4,0 2,8 =1,20 m = 120 cm
Z
3
= H3 + H2 + H1 = (120) + 60 + 20 = 140 cm
q
c4
= 175,35 kg/cm
2

o
0
= 1,7 (dari tabel 2.1)
Perhitungan penurunan :
AP
3
=
3
A
P
u
; A
3
= (B+ Z
3
)
2
= (150+140)
2
= 84100 cm
2

=
2
/ 306 , 0
84100
25760
cm kg =
AH
3
=
0
4
3
3
3 , 2
P
H o
(

A
c
q

AH
3
= 7 , 1
) 35 , 175 ( 3 , 2
306 , 0
120
(


= 0,155 cm
Jadi, Penurunan total yang terjadi pada pondasi di titik E3 dan F3
AH
E3=F3
= AH
1
+ AH
2
+ AH
3

= 0,091 + 0,209 + 0,155
= 0,455 cm
AH
E3=F3
= 0,455 cm < H
izin
= 2,54 cm (aman)

Karena penurunan yang terjadi lebih kecil dari yang diizinkan, maka desain
pondasi untuk titik E3 dan F3 ini dapat digunakan.









PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

58
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
a. Konstruksi bagian bawah (pondasi) yang digunakan adalah pondasi tapak
yang berbentuk bujur sangkar.

b. Berdasarkan hasil perhitungan pembebanan konstruksi, diperoleh : Untuk
perencanaan pondasi tapak, titik yang ditinjau hanya tujuh saja, yaitu
sebagai berikut :
- Beban di titik G3, dengan berat 58,47 ton
- Beban di titik E6=F6 dan E5=F5, dengan berat 46,27 ton
- Beban d ititik E3=F3, dengan berat 25,76 ton
Titik-titik tersebut sekaligus dijadikan titik perencanaan desain pondasi.

c. Berdasarkan hasil perhitungan kemampuan dukung pondasi tapak,
diketahui bahwa daya dukung yang diizinkan (q
all
) untuk kedua dimensi
pondasi yang direncanakan adalah lebih besar dari daya dukung ultimit
(q
ult
).
- Beban di titik G3 : q
all
= 3,925 kg/cm
2
> q
ult
= 2,722 kg/cm
2

- Beban di titik E6=F6 dan E5=F5: q
all
= 3,925 kg/cm
2
> q
ult
= 1,997
kg/cm
2

- Beban di titik E3=F3 : q
all
= 3,925 kg/cm
2
> q
ult
= 1,268 kg/cm
2

Dengan demikian, konstruksi diperkirakan cukup aman dan pondasi dapat
menahan beban di atasnya.

d. Besarnya penurunan yang terjadi untuk pondasi tersebut adalah sebagai
berikut :


PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

59
AH
G3
= 1,032 cm < H
izin
= 2,54 cm (aman)
AH
E6=F6
= 0,557 cm < H
izin
= 2,54 cm (aman)
AH
E3=F3
= 0,455 cm < H
izin
= 2,54 cm (aman)

- Penurunan pondasi di titik G3 sebesar 1,032 cm.
- Penurunan pondasi di titik E6=F6, E5=F5 sebesar 0,557 cm.
- Penurunan pondasi di titik E3=F3 sebesar 0,455 cm.
Dengan demikian, penurunan yang terjadi masih aman karena masih berada
dalam batas toleransi seperti yang dinyatakan oleh Meyerhoff yaitu sebesar
1 (2,54 cm).


6.2 SARAN
Perancangan pondasi yang perlu diperhatikan demi tercapainya hasil yang
lebih baik sehingga mahasiswa dapat:
Memahami bagaimana terapan dilapangan dengan perancangan geotek ini.
Perhitungan perencanaan pondasi sebaiknya dilakukan dengan sangat teliti,
seperti dalam perhitungan pembebanan, perhitungan kemampuan dukung,
dan perhitungan penurunan, harus disesuaikan dengan ketentuan literatur
yang ada.
Mahasiswa diharapkan sering berkonsultasi dengan pembimbing jika
terbentur dalam pengerjaannya sehingga dapat tercapai suatu perencanaan
yang baik.
Mahasiswa diharapkan tidak mengulur-ulur waktu dalam membuat tugas
perancangan pondasi ini agar perancangan pondasi dapat selesai tepat pada
waktunya.







PERENCANAAN KONSTRUKSI GEOTEKNIK-I
Perancangan Pondasi Dangkal

Rachmad yusuf
0704101020076

60
DAFTAR PUSTAKA


Anonym, 1983, Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983,
Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Cipta Karya, Bandung.

Bowles, J. E., 1983, Analisa dan Desain Pondasi, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.

Hardiyatmo, H. C., 2002, Teknik Pondasi I, Edisi ke-2, Beta Offset, Yogyakarta.

Prodoto, S., 1989, Teknik Pondasi, Pusat Antar Universitas Ilmu Rekayasa, ITB,
Bandung.

Schmertmann, J. H., 1977, Guidelines for CPT Permormance and Design,
Federal Highway Administration Implementation Division (HDV-22),
Washington, DC.

Zulfadli, 2003, Perencanaan Konstruksi Gedung I, Konstruksi Kayu, Baja,
dan Beton, Fakultas Teknik Unsyiah, Banda Aceh.

Anda mungkin juga menyukai