Bab 4 Kewajiban Legal Auditor
Bab 4 Kewajiban Legal Auditor
OLEH:
MAXYANUS TARUK LOBO’
A311 12 296
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2014
A. LINGKUNGAN HUKUM (Boynton, 2003: 139)
Profesi akuntan memiliki presentasi yang sangat rendah dalam hal perbandingan antara
dugaan kegagalan audit terhadap jumlah audit yang dilaksanakan. Kegagalan audit
sangat jarang terjadi, namun apabila terjadi dapat menimbulkan akibat yang luar biasa.
Banyak auditor yang tidak pernah mengalami kegagalan audit sepanjang karir mereka.
Namun demikian, dugaan kegagalan audit dapat berdampak buruk bagi setiap kantor
akuntan
1. Kecenderungan Litigasi di Amerika serikat
Kecenderungan penting dimulai pada tahun 1980-an, berlanjut dalam tahun 1990-
an, dan sampai pada lahirnya private Securities Litigation Reform Act pada tahun
1995. Jumlah dan biaya litigasi yang berkaitan dengan dugaan kekurangan audit
mencapai tingkat yang membahayakan. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh
banyaknya laporan kegagalan bisnis yang berakibat pada kerugian signifikan yang
diderita oelh investor dan pembayar pajak, seperti kehancuran asosiasi ismpan
pinjam pada ahir tahu 1980-an dan awal 1990-an.
Betapa seriusnya keadaan lingkungan hukum pada awal tahun 1990-an
digambarkan sebagai berikut:
a. Pada ahir tahun 1990-an profesi akunta menghadapi lebih dari 4000 gugatan
dengan estimasi klaim yang belum diselesaikan dalam jumlah yang cukup
fantastis, yaitu lebih dari $30 milyar.
b. Pada tahun 1992, kantor akuntan publi nasional terbesar ketujuh ynag bernama
Laventhol dan Horwarth dinyatakan pailit, akibat besarnya beban kewajiban.
c. Pada tahun 1993 sampai tahun 1995 biaya asuransi wajibbagi kantor akuntan
publik yang tergolong dalam enam besar meningkat sampai sepuluh kali hingga
lebih dari $5000 per akuntan, sementara biaya yang dapat dikurangkan
melonjak dari $2 juta menjadi sekitar $25 juta sampai $50 juta, sedangkan batas
jaminan sampai kantor merosot dari $200 juta menjadi $100 juta atau kurang.
Premi utuk kantor akuntan publik yang tergolong kantor ukuran kecil dan
menengah meningkat antara 200% sampai 300%, dengan median deductible
yang meningkat hampir enam kali. Selain itu, terdapat penurunan tajam dalam
jumlah perusahaan asuransi yang menawarkan kebujakan kewajiban kepada
kantor CPA.
d. Kantor-kantor akuntan publik dalam berbagai ukuran mengundurkan diri dari
layanan kepada klien yang memiliki risiko audit yang tinggi, dan banyak kantor
akuntan publik yang lebih kecil menghentikan pelaksanaan audit secara
serentak.
Krisis yang terjadi ini tidak hanya terbatas pada profesi akuntansaja. Studi yang
diselenggarakan oleh Kelompok Konsultan Hukum dan ekonomi pada tahun 1993,
menunjukkan bahwa gugatan class action tentang kecurangan (fraud) dalam bidang
sekuritas yang diterbitkan tanpa jaminan, diajukan terhadap satu dari setiap delapan
perusahaan pada New York Stock Exchange, satu dari setiap 18 perusahaan pada
American Exchange, serta satu dari setiap 20 perusahaan pada NASDAQ.
Tumbuhnya kesadaran akan adanya masalah pada sistem peadilan, mendorong
terbentuknya Coalition to Eliminate Abusive Securities Suits (CEASS). Koalisi ini
terdiri dari AICPA, kantor akuntan enam besar, para penjamin asuransi, lebih dari
300 perusahaan manufaktur, pegecer dan asosiasi niaga. Koalisi ini berusaha
memenangkan perubahan undang-undang yag dapat mengendalikan litigasi yang
tidak terjamin.
Boynton, William C., Johnson, Raymond N., dan Kell, Walter G. 2003. Modern Auditing.
Jakarta: Erlangga.