Potensi Sektor Properti DKI Jakarta
Potensi Sektor Properti DKI Jakarta
44 Kecamatan
267 Kelurahan
Hotel dan Restoran 66,574.1 3.3 Perdagangan dan Reparasi 339,204 1.5
Sumber: BKPM s.d Triwulan II-2017 Sumber: BKPM s.d Triwulan II-2017
Jakarta Barat Jakarta Pusat Jakarta Timur Jakarta Selatan Jakarta Utara
Perumahan,
Perdagangan Jasa Lainnya 370,7
148,4 Kawasan Perdagangan
Jasa Lainnya 56,9 dan Reparasi 286,4 73,8
Industri dan dan Reparasi
Perkantoran
Perumahan,
Transportasi, Perumahan, Transportasi, Kawasan 246,7
Gudang dan Kawasan 138,9 Gudang dan Industri dan 7 Hotel dan
37,9 Industri dan 6 51,22 21,28
Telekomunika Telekomunika Perkantoran Restoran
si Perkantoran si
Industri Alat
Pertambangan 52,6
Pertambanga Konstruksi 57,8 Hotel dan Angkutan dan
19,5 12, 15,1
n Restoran Transportasi
Lainnya
Transportasi,
Gudang dan
Perdagangan Hotel dan 22,6
8,4 Perdagangan Telekomunika
2,9 Restoran 9,6 Jasa Lainnya 10,
dan Reparasi dan Reparasi si
Transportasi, Perumahan,
Perdagangan Gudang dan Kawasan
48,1 Perdagangan 51,7 Konstruksi 705,3 45,4
dan Reparasi Telekomunikas Industri dan
7,7
dan Reparasi i Perkantoran
Industri
Logam Dasar, Industri Kimia Perdagangan
16,6 Perdagangan 2,5
Barang Hotel dan Dasar, Barang 276,5
20,1 dan Reparasi dan Reparasi
Logam,… Restoran
1,9 Kimia dan
Farmasi
Industri Karet, Industri Kimia
Barang dari Transportasi,
0, Gudang dan Dasar, Barang
karet dan 88,6 0,
Industri Perdagangan Telekomunikas Kimia dan
Plastik 1, 4,4 Farmasi
Makanan dan Reparasi i
1933
1148
915
662 710 662 715
448
210
35
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Sumber data: Analisa Susenas 2015 Sumber: BPS, Jakarta dalam angka 2017
Hanya 51% penduduk DKI Jakarta yang memiliki rumah sendiri. Sisanya
masih kontrak/sewa (34%),bebas sewa (13%), rumah dinas dan lainnya.
Berdasarkan Jumlah Rumah Berdasarkan Kepemilikan Rumah
Sumber data: Pemprov DKI, Bappenas Sumber data: Pemprov DKI, Bappenas
MISI
1. Mewujudkan Jakarta sebagai kota modern yang tertata rapi serta konsisten dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah.
2. Menjadikan Jakarta sebagai kota yang bebas dari masalah-masalah menahun seperti macet, banjir,
pemukiman kumuh, sampah dan lain-lain.
3. Menjamin ketersediaan hunian dan ruang publik yang layak serta terjangkau bagi warga kota.
4. Membangun budaya masyarakat perkotaan yang toleran, tetapi juga sekaligus memiliki kesadaran dalam
memelihara kota.
5. Membangun pemerintahan yang bersih dan transparan serta berorientasi pada pelayanan publik.
1 Peningkatan Kualitas Lingkungan
Perumahan dan Pemukiman Kota 22 Peningkatan Kualitas dan
Kuantitas RTH
Program
Program Peningkatan
Penyediaan Sarana dan
Perumahan Prasarana
Rakyat Program
Perumahan Program
Penyiapan
Masyarakat Rakyat Pemberdayaan
dan Program Program
Calon Penghuni Program
Penggalangan Peningkatan Pengelolaan
Program Rumah Susun Program Peningkatan
Peran Serta Kuantitas RTH
Peningkatan Ruang
Kebijakan Masyarakat RTH
dalam Terbuka Hijau
Pertamanan Pertamanan
Pengembangan Kualitas dan Pertanian dan
Pengembangan dan dan
Perumahan Perbaikan Pertamanan Kehutanan Pemakaman
Program Pemakaman
Kampung dan
Koordinasi Serah
Pemakaman
Terima Rusun
yang Dibangun
Oleh APBN
RW. 01 dan RW 04, Kel. Kamal Muara, Kec Penjaringan (NCICD) 397
Jakarta Timur
Jakarta Selatan Pengembangan perumahan dan kawasan
Pengembangan perumahan dan kawasan permukiman hijau/taman & orientasi ramah
permukiman hijau/taman & orientasi ramah cadangan resapan air
cadangan resapan air
RUSUN PASAR RUMPUT
2 Tower
1.984 Unit
Lokasi : Pasar Rumput
Tanah : PD Pasar Jaya
Dana : APBN (Kementerian PUPR)
RUSUN PASAR MINGGU
3 Tower
2.332 Unit
Lokasi : Pasar Minggu
Tanah : PD Pasar Jaya
Dana : APBN (Kementerian PUPR)
RUSUN PENJARINGAN
4 Tower 20 Lantai
1.504 Unit
Lokasi : Jl. Tanah Pasir Raya
Kelurahan Penjaringan
Pembangunan Perumahan
Tapak Non MBR
Pembangunan Perumahan
Tapak MBR
Sumber : BPTSP Provinsi DKI Jakarta
Sumber : BPTSP Provinsi DKI Jakarta
(Berdasarkan Perda 7/1991, Pedoman DTK 1995 dan Pergub 76/2000)
Keterbatasan Lahan Perlu Akses Jalan Masuk
yang dapat Dibangun Rusun yang memenuhi Standar Tata Ruang
Penghapusan Aset
Mutasi Aset
Butuh Waktu Lama
Inventarisasi perlu dilakukan Pendataan perlu dilakukan pada
sebelum proses penghapusan seluruh asset Pemprov DKI
dilaksanakan Inventarisasi asset perlu dilakukan
secara periodik
Ketentuan pembangunan rusun yang ada pada Peraturan Daerah Provinsi DKI No.1/2014 tentang
RDTR & Peraturan Zonasi, (lihat tabel) saat ini sangat memberatkan bagi sektor swasta.
Harga lahan yang mahal dan terbatas, membuat sektor swasta semakin sulit mencari lahan yang sesuai
dengan kebutuhan pembangunan rusun.
Dalam investasi di sektor properti di DKI, tidak ada satu otoritas yang menjadi pemimpin dalam proses
perizinan. Sehingga prosedur & kepastian waktu perijinan investasi properti masih cukup sulit.
Peningkatan KLB menjadi rata-rata 4 dapat membantu Pemprov dalam penyediaan perumahan vertikal
1. Menyusun ketentuan dan kemudahan peraturan terkait investasi sektor property khususnya
dalam memperoleh lahan yang siap pakai atau bangun.
2. Melakukan pendataan masyarakat yang membutuhkan rumah.
3. Penyediaan lahan pemerintah untuk pembangunan property melalui identifikasi persebaran aset
tanah dan bangunan milik Pemprov DKI Jakarta.
4. Menjalin komunikasi dengan stakeholder lain (Perbankan, Pengembang, dan Kelompok
Masyarakat).
5. Melakukan pendataan kelompok sasaran dan backlog.
6. Melakukan identifikasi peta aset tanahdan bangunan Pemprov DKI Jakarta dan BUMD.
7. Perlu untuk membuat peraturan tentang pengelolaan rusun sehingga akan tercipta iklim
investasi.
8. Penataan dan pengelolaan Rusunami menjadi lebih professional.
9. Memperbaiki iklim investasi dengan adanya aturan penawaran dan penjualan unit.
10. Memperbaiki iklim investasi dengan adanya aturan tentang PPJB, pengelolaan rumah susun/kawasan
pemukiman.
11. Kepastian hukum terhadap sertifikat (biaya sangat besar untuk biaya memperoleh dan
mempertahankan hak atas tanah, perijinan) hal ini disebabkan perlu ada rekomendasi yang berulang
kali (PTSP memastikan kepada BPN tentang kebenaran sertifikat).
12. SP3L di Jakarta diberlakukan untuk pembebasan lahan dan transaksi property yang luasnya > 5000m2
(transaksi antara satu pemilik lama dengan pemilik lain seharusnya tidak memerlukan SP3L. Apalagi
pengurusan SP3l bisa memerlukan waktu tiga bulan.
13. Memotong atau keringanan perijinan dalam sektor property untuk tahapan yang tidak substansif dan
menimbulkan dampak besar.
14. Penyusunan rencana pembangunan kawasan pemukiman termasuk analisis kelakyakan dan rencana
induk.