Anda di halaman 1dari 9

EduHumaniora: Jurnal Pendidikan Dasar | p-ISSN 2085-1243

Vol. 8. No.1 Januari 2016 | Hal 73-81

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT


BERBASIS KARAKTER
Oleh:
Tatang Muhtar1
Universitas Pendidikan Indonesia

Abstract: Enterprise application and improvement of character education is necessary to answer all
the problems that occur on these days, especially against the challenges of globalization that is
pervasive in almost all areas of life and supported by the progress of information and communication
technology. If no steps are taken in anticipation, our nation will gradually lose their national identity
as a nation that has a variety of noble values. The main purpose of this research is to improve the
character of students through the application of martial arts-based learning model character. The
method used is the method quasi experiment pretest and posttest group design. The results obtained
inter alia, that the application of martial arts-based learning model can improve the character of the
character of elementary school students significantly. This means that there are significant
differences between the average value of the character of students before and after implementation
of the model-based learning martial arts characters. Therefore, it can be concluded that the
application of the model-based martial arts can enhance the character of students with significant
character.
Keywords: Pencak Silat, Character Education, Elementary School Students

Abstrak: Usaha penerapan dan peningkatan pendidikan karakter sangat diperlukan untuk menjawab
segala permasalahan yang terjadi pada dewasa ini terutama terhadap tantangan globalisasi yang
merambah di hampir seluruh bidang kehidupan dan ditunjang oleh perkembangan kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi. Jika tidak dilakukan langkah-langkah antisipasi, bangsa kita
akan sedikit demi sedikit kehilangan jati diri bangsa sebagai bangsa yang memiliki berbagai nilai
luhur. Adapun tujuan utama penelitian ini adalah untuk meningkatkan karakter siswa melalui
penerapan model pembelajaran pencak silat berbasis karakter. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode kuasieksperimen pretest and postest group design. Adapun hasil yang diperoleh
antara lain bahwa penerapan model pembelajaran pencak silat berbasis karakter dapat meningkatkan
karakter siswa sekolah dasar secara signifikan. Artinya bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
antara rata-rata nilai karakter siswa sebelum dan sesudah penerapan model pembelajar pencak silat
berbasis karakter. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pencak silat berbasis
karakter dapat meningkatkan karakter siswanya dengan signifikan.
Kata Kunci :Pencak Silat, Pendidikan Karakter, Siswa Sekolah Dasar

PENDAHULUAN pengertiannya, manfaatnya dan


Pembangunan yang sedang kegunaanya serta peranannya.
dilaksanakan sekarang ini, mutlak Sebagai wahana pendidikan,
memerlukan warga negara yang memiliki pencak silat sarat akan nilai-nilai luhur.
mental dan kepribadian yang tangguh, Nilai-nilai luhur pencak silat tersebut
percaya pada diri sendiri, berani bertindak meliputi aspek mental spiritual, aspek
dan mengambil prakarsa, berkemampuan olahraga, aspek seni dan aspek beladiri.
jasmani yang optimal, memiliki pikiran Keempat aspek tersebut merupakan satu
dan tindakan untuk memungkinkan setiap kesatuan bulat yang terpadu menjadi satu
saat siap berjuang mencapai peningkatan dalam diri seorang pesilat. Berdasarkan
dan kemajuan. Oleh karena itu, olah raga konsepsi di atas, sentuhan pencak silat
pencak silat haruslah ditanamkan, yang dilaksanakan di dalam dunia
dipupuk dan dikembangkan pendidikan yang dimulai dari tingkat

1
Dosen PGSD UPI Kampus Sumedang, Email: tatangmuhtar@upi.edu

Tatang Muhtar : Penerapan Pembelajaran Model Pencak Silat Berbasis Karakter 73


dasar akan sangat membantu kader bangsa karakter apa saja yang dapat
yang berjiwa patriotik, berkepribadian dikembangkan dalam model pembelajaran
luhur, disiplin dan taqwa kepada Tuhan pencak silat berbasis karakter di Sekolah
Yang Maha Esa. Kenyataan ini sejalan Dasar? Berdasarkan permasalah tersebut
dengan tuntutan konsep pendidikan penelitian ini bertujuan untuk
karakter yang bertujuan untuk membentuk memamparkan pengaruh penerapan
warga negara yang memiliki karakter model pembelajaran pencak silat berbasis
yang baik (good karakter terhadap peningkatan karakter
character)(Kemendiknas, 2010). siswa sekolah dasar baik bagi siswa yang
Namun demikian, upaya berkategori rendah maupun tinggi serta
pengintegrasian pencak silat ke dalam memaparkan nilai-nilai karakter yang
mata pelajaran olah raga di sekolah belum dapat dikembangkan dalam model
banyak dilakukan. Selama ini pencak silat pembelajaran pencak silat berbasis
lebih banyak dipandang sebagai bela diri karakter di Sekolah Dasar.
tinimbang sebagai cabang olah raga
tradisional yang sarat dengan muata KAJIAN PUSTAKA
karakter. Berdasarkan kenyataan ini, Pencak silat pada dasarnya adalah
sudah menjadi tugas guru pendidikan seni bela diri khas Indonesia. Pencak silat
jasmani dan kesehatan di sekolah untuk telah tumbuh dan berkembang dalam
menerapkan pencak silat sebagai salah masyarakat Indonesia dan telah menjadi
satu kajian dalam pembelajaran. Dalam salah satu kekayaan khazanah budaya
pengimpementasiannya, tentu dibutuhkan bangsa. Sejalan dengan hal tersebut,
model pembelajaran yang tepat agar Sucipto (2002:28) menjelaskan bahwa
pembelajaran yang dilakukan bukan pencak silat lebih menitikberatkan pada
hanya memberikan pemahaman konsep sikap dan watak kepribadian pesilat yang
tentang pencak silat, tetapi lebih jauh agar sesuai dengan falsafah budi pekerti luhur.
para siswa mampu mengunjukkerjakan Aspek mental spiritual yang
pecak silat dan lebih jauh mampu dikembangkan melalui pencak silat adalah
mengembangkan karakter mereka. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Berdasarkan pada latar belakang dan berbudi pekerti luhur, tenggang rasa,
masalah utama penelitian di atas, dapat percaya diri, pengendalian diri dan
diuraikan beberapa rumusan masalah bertanggung jawab.
sebagai berikut (1) bagaimana pengaruh Selain melibatkan sikap dan
penerapan model pembelajaran pencak watak, sesuai dengan kondisi alamiahnya
silat berbasis karakter terhadap sebagai salah satu cabang seni olah raga
peningkatan karakter siswa sekolah dasar bela diri pencak silat juga menekankan
; (2) bagaimana pengaruh penerapan aspek fisik. Aspek fisik dalam pencak silat
model pembelajaran pencak silat berbasis sangat penting, gerakan-gerakan pencak
karakter terhadap peningkatan karakter silat melibatkan otot-otot tubuh, sehingga
siswa sekolah dasar dengan kategori dapat berpengaruh baik dalam
rendah; (3) bagaimana pengaruh kemampuan daya otot maupun daya tahan
penerapan model pembelajaran pencak kardiovaskuler, kecepatan, kelenturan,
silat berbasis karakter terhadap serta dapat mengambil keputusan secara
peningkatan karakter siswa sekolah dasar singkat dan tepat (Naharsari, 2008:10 ).
dengan kategori tinggi; (4) bagaimana Berdasarkan kenyataan bahwa
perbandingan karakter siswa setelah pencak silat sangat berkenaan dengan fisik
penerapan model pembelajaran pencak maupun watak serta sikap, pembelajaran
silat berbasis karakter dari sekolah dasar pencak silat di sekolah sangat sesuai
kategori rendah dan tinggi; (5) nilai-nilai dengan tuntutan pendidikan baik tuntutan

74 EduHumaniora: Vol. 8 No. 1, Januari 2016


kurikulum maupun tuntutan pendidikan sifat inilah yang membedakan kita dan
karakter. Oleh sebab itu, dapat dikatakan sekaligus menunjukkan siapa kita.
bahwa tugas membentuk generasi yang Karakter bermakna lebih dalam dari
berkarakter ini berada di pundak para guru penampilan dan reputasi dan lebih dalam
pendidikan jasmani (Penjas). Hal ini pula dari dari kepribadian atau
menjadi tantangan bagi para guru dalam temperamen. Secara spesifik dalam
melaksanakan pembelajaran pecak silat bidang olah raga, Power and Sheehan
agar siswa mampu mengenal dan (2014) menyatakan bahwa karakter dalam
mengunjukkerjakan keterampilan bidang olah raga mencakup (1)
berpecak silat dan sekaligus menciptakan ketangguhan mental; (2) bersenang-
sebuah program pendidikan yang dapat senang; (3) menang dan kalah dengan
menerapkan dan memfokuskan pada kelas; (4) keberanian; (5) pengaturan dan
pembentukan karakter peserta didiknya. berkomitmen untuk tujuan (didefinisikan
Tugas ini menjadi sangat penting karena dalam hal keterampilan olahraga); dan (6)
pendidikan pada dasarnya bukan hanya usaha dan tekad.
bertujuan membentuk kognisi siswa Upaya mengembangkan karakter
melainkan lebih penting membentuk siswa melalui pencak silat harus dilakukan
karakter siswa agar mampu hidup dalam guru melalui penerapan model
masyarakat demokratis. pembelajaran yang tepat. Melalui model
Dalam masyarakat demokratis, pembelajaran yang tepat, karakter siswa
setiap orang memiliki komitmen moral akan dikembangkan secara bertahap.
dalam kehidupan bersama, seperti Konsep ini sejalan dengan konsep bahwa
menghormati hak dirinya dan orang lain, tumbuhnya moral dan karakter ditentukan
mematuhi norma dan aturan, patisipasi oleh tahapan-tahapan perkembangan
dalam kebersamaan, peduli terhadap kognitif seseorang dari mulai tahap yang
kemaslahatan hidup bersama, dan paling simpel hingga tahap paling
seterusnya. Dalam rangka memenuhi kompleks. Berkenaan dengan hal ini,
tuntutan tersebut, pendidikan karakter Marlene Lockheed dalam Suryadi (2014)
memainkan peran yang sangat penting. menegaskan bahwa karakter hanya dapat
Hal ini sejalan dengan Lickona (1992) ditumbuhkan setelah melalui tiga tahap
yang menyatakan bahwa pendidikan yaitu : tahap awal (initial stage); tahap
karakter adalah sarana ampuh untuk formal (formal stage); dan tahap transisi
memacu kehidupan bersama yang (transitional stage). Tahapan terakhir
demokratis, demokratis tercermin dari disebut “the stage of meaning” sebagai
kualitas manusia yang tumbuh pada setiap dampak kumulatif tumbuhnya karakter
individu dalam kontek kekehidupan peserta didik. Karakter tertinggi yang
kolektif. dapat dicapai siswa adalah jika sudah
Skaggs dan Bodenhorn (2006) mencapai tahap keempat, yaitu tahap
menyatakan bahwa karakter yang baik pemaknaan (the stage of meaning). Pada
umumnya digambarkan sebagai pelibatan tahap ini karakter siswa dimungkinkan
fasilitas untuk secara konsisten berkembang secara berkelanjutan. Sejalan
menerapkan prinsip-prinsip seperti dengan tahapan ini, pembelajaran pencak
menghormati orang lain, kejujuran, silat dengan model yang tepat diduga akan
keadilan, dan tanggung jawab ketika mampu mengembangkan karakter siswa.
menghadapi pilihan perilaku dan pilihan
etika. Senada dengan pendapat Skaggs METODOLOGI PENELITIAN
dan Bodenhorns, Bohlin (2005) Metode penelitian yang digunakan
menyatakan bahwa karakter adalah ciri dalam penelitian ini adalah penelitian
khas dari seseorang, kombinasi dari sifat- eksperimen semu atau kuasieksperimen

Tatang Muhtar : Penerapan Pembelajaran Model Pencak Silat Berbasis Karakter 75


dengan desain penelitian pre-test and analisis deskripsi yang dilakukan secara
postes group design (Fraenkel dan berkelanjutan sesuai data yang diperoleh
Wallen, 2012). Metode ini dipilih dengan (Stake, 2010). Adapun data kuantitatif
tujuan untuk menguji ketepatan penerapan dianalisis dengan menggunakan
pembelajaran pencak silat berbasis pendekatan analisis statistik (Minium dan
karakter untuk siswa sekolah dasar di King 1993), tepatnya teknik analisis uji t
kabupaten Sumedang. dan anova jalur.
Subjek penelitian adalah siswa kelas 5
yang terdiri dua sekolah dasar di HASIL PENELITIAN
kecamatan kota yaitu Sumedang Utara Model pembelajaran pencak silat
diwakili SDN Cilengkrang berjumlah 40 berbasis karakter yang diterapkan dalam
orang dan SDNPanyingkiran III pembelajaran menghasilkan sejumlah data
berjumlah 40 orang tahun ajaran khususnya berkenaan dengan peningkatan
2013/2014, dengan demikian jumlah karakter siswa. Secara umum gambaran
subjek dalam penelitian ini adalah 80 data pengaruh model pembelajaran
orang siswa. Mereka rata-rata berusia 10 pencak silat berbasis karakter terhadap
sampai 12 tahun yang berstatus siswa peningkatan karakter siswa SD disajikan
regular artinya siswa biasa memiliki dalam tabel 1 di bawah ini.
waktu belajar yang leluasa untuk
konsentrasi belajar di sekolah dasar. Berdasarkan tabel di atas, oleh
Mereka diajar oleh guru pendidikan karena nilai -t hitung < -t tabel (-17,726 <
jasmani yang sudah berpengalaman dan -1,99) dan p value (0,00 < 0,05) maka Ho
bersertifikasi. Sedangkan yang menjadi ditolak, artinya bahwa terdapat perbedaan

Tabel 1. Hasil Pengolahan Data Pengaruh Model Pembelajaran Pencak Silat Berbasis
Karakter Terhadap Peningkatan Karakter Siswa SD

d
No Kriteria Mean N t Sig.(2-tailed)
f
1. Karakter siswa sebelum 56,44 80
penerapan model
pembelajaran pencak silat
berbasis karakter 7
-17,726 0,000
2. Karakter siswa setelah 77,44 80 9
penerapan model
pembelajaran
bahan penelitian pencak silatsiswa
adalah kemampuan yang signifikan antara rata-rata nilai
berbasis
dibidang daya karakter
nalar, keterampilan dan karakter siswa sebelum dengan sudah
bersikap dengan menerapkan model penerapan model pembelajar pencak silat
pembelajar pencak silat berbasis karakter. berbasis karakter. Dengan demikian
Waktu yang diperlukan untuk karena rata-rata nilai karakter siswa
melaksanakan penelitian ini adalah selama setelah penerapan model > dari rata-rata
8 bulan mulai dari bulan Maret hingga Juli nilai karakter siswa sebelum penerapan
2014. model (77,44> 56,44), maka penerapan
Teknik pengumpulan data yang model pencak silat berbasis karakter dapat
digunakan dalam penelitian ini adalah meningkatkan karakter siswanya dengan
observasi, wawancara, angket dan tes. signifikan.
Berdasarkan teknik pengumpulan data Selain secara umum, penerapan
tersebut, dapat diperoleh data kualitatif model pembelajaran pencak silat terhadap
dan data kuantitatif. Data Kualitatif pengembangan karakter siswa dapat pula
dianalisis dengan menggunakan teknik dijelaskan secara khusus berdasarkan

76 EduHumaniora: Vol. 8 No. 1, Januari 2016


kategori kemampuan siswanya yakni di sekolah dasar kategori rendah.
kemampuan tinggi dan kemampuan Penerimaan hipotesis alternatif ini
rendah. Hasil penerapan model diperkuat oleh kenyataan bahwa rata-rata
pembelajaran pencak silat berbasis nilai karakter siswa setelah penerapan
karakter terhadap peningkatan karakter model lebih besar daripada rata-rata nilai
siswa sekolah dasar dengan kategori karakter siswa sebelum penerapan model
rendah yakni sekolah yang fasilitas sarana (77,75> 55,63). Dengan demikian, dapat
dan prasarana yang dimilikinya masih disimpulkan bahwa penerapan model
terbatas dan terhadap peningkatan pencak silat berbasis karakter dapat
karakter siswa sekolah dasar dengan meningkatkan karakter siswanya dengan
kategori tinggi yakni sekolah yang signifikan di Sekolah Dasar berkategori
fasilitas sarana dan prasarana yang rendah.
dimilikinya sudah lengkap dapat disajikan Pada sekolah yang berkategori
dalam tabel sebagai berikut. tinggi pun dapat dikatakan bahwa karakter

Tabel 2. Hasil Pengolahan Data Pengaruh Model Pembelajaran Pencak Silat

No Kriteria Mean N T df Sig.(2-tailed)


1. Karakter siswa sebelum 55,63 40
penerapan model
pembelajaran pencak silat
berbasis karakter di SD
kategori rendah
-12,365 39 0,000
2. Karakter siswa setelah 77,75 40
penerapan model
pembelajaran pencak silat
berbasis karakter di SD
kategori rendah
3. Karakter siswa sebelum 57,25 40
penerapan model
pembelajaran pencak silat
berbasis karakter di SD
kategori tinggi
-12,778 39 0,000
4. Karakter siswa setelah 77,13 40
penerapan model
pembelajaran pencak silat
berbasis karakter di SD
kategori tinggi
Berdasarkan tabel di atas, pada siswa mengalami peningkatan yang
sekolah yang berkategori rendah dapat signifikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai -
dikatakan bahwa karakter siswa t hitung < -t tabel (-12,778 < -2,02) dan p
mengalami peningkatan yang signifikan. value (0,00 < 0,05). Oleh sebab itu, Ho
Hal ini dapat dilihat dari nilai -t hitung < - ditolak, artinya bahwa terdapat perbedaan
t tabel (-12,365 < -2,02) dan p value (0,00 yang signifikan antara rata-rata nilai
< 0,05). Oleh sebab itu Ho ditolak, artinya karakter siswa sebelum dengan sudah
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan penerapan model pembelajar pencak silat
antara rata-rata nilai karakter siswa berbasis karakter di sekolah dasar kategori
sebelum dengan sudah penerapan model tinggi. Penerimaan hipotesis alternatif ini
pembelajar pencak silat berbasis karakter diperkuat oleh kenyataan bahwa rata-rata

Tatang Muhtar : Penerapan Pembelajaran Model Pencak Silat Berbasis Karakter 77


nilai karakter siswa setelah penerapan 0,05). Oleh sebab itu Ho diterima, artinya
model lebih besar dari rata-rata nilai bahwa tidak terdapat perbedaan yang
karakter siswa sebelum penerapan model signifikan antara rata-rata nilai karakter
(77,13> 57,25). Dengan demikian dapat siswa sebelum penerapan model
disimpulkan bahwa penerapan model pembelajar pencak silat berbasis karakter
pencak silat berbasis karakter dapat di sekolah dasar kategori rendah dengan
meningkatkan karakter siswanya dengan kategori tinggi.
signifikan di Sekolah Dasar berkategori Berdasarkan tabel di atas, dapat
tinggi. dijelaskan bahwa karakter siswa antara
Guna memastikan bahwa model yang berasal dari sekolah berkategori
ini lebih tepat digunakan pada sekolah rendah maupun sekolah yang berkategori
kategori rendah atau tinggi dilakukan tinggi sesudah pembelajaran juga tidak
perbandingan peningkatan karakter siswa berbeda secara signifikan. Hal ini dapat
pada sekolah rendah dan sekolah tinggi. dilihat dari besarnya nilai t hitung yang
Hasil perbandingan karakter siswa setelah ternyata lebih kecil dari pada t tabel
penerapan model pembelajaran pencak (0,311< 2,02) dengan p value (0,758 >
silat berbasis karakter dari sekolah dasar 0,05). Oleh sebab itu, Ho diterima, artinya
kategori rendah dan tinggi adalah sebagai bahwa tidak terdapat perbedaan yang
berikut. signifikan antara rata-rata nilai karakter

Tabel 3. Hasil Pengolahan Data Perbandingan Karakter Siswa Sebelum dan


Sesudah
No Kriteria Mean N T df Sig.(2 tailed)
1. Karakter siswa sebelum penerapan
model pembelajaran pencak silat
57,63 40
berbasis karakter di SD kategori
rendah
-0.849 39 0,401
2. Karakter siswa sebelum penerapan 57,25 40
model pembelajaran pencak silat
berbasis karakter di SD kategori
tinggi
3. Karakter siswa setelah penerapan
model pembelajaran pencak silat
77,75 40
berbasis karakter di SD kategori
rendah
0,311 39 0,758
4. Karakter siswa setelah penerapan 77,80 40
model pembelajaran pencak silat
berbasis karakter di SD kategori
tinggi

Berdasarkan tabel di atas, dapat siswa setelah penerapan model pembelajar


dijelaskan bahwa karakter siswa antara pencak silat berbasis karakter di sekolah
yang berasal dari sekolah berkategori dasar kategori rendah dengan kategori
rendah maupun sekolah yang berkategori tinggi.
tinggi sebelum pembelajaran tidak Berdasarkan hasil perhitungan
berbeda secara signifikan. Hal ini dapat tersebut dapat dijelaskan bahwa model
dilihat dari besarnya nilai -t hitung yang pembelajaran pencak silat yang digunakan
ternyata lebih kecil dari pada -t tabel (- dalam penelitian ini mampu
0.849 > -2,02) dengan p value (0,401 > mengembangkan karakter baik untuk di

78 EduHumaniora: Vol. 8 No. 1, Januari 2016


sekolah berkategori tinggi maupun dan karakter bangsa ke dalam Kurikulum,
rendah. Dengan demikian, model ini dapat Silabus dan Rencana Program
diterapkan di semua sekolah dasar baik Pembelajaran (RPP) yang sudah ada.
yang berkategori tinggi ataupun rendah. Prinsip pembelajaran yang
digunakan dalam pengembangan
PEMBAHASAN pendidikan budaya dan karakter bangsa
Berdasarkan hasil penelitian mengusahakan agar peserta didik
terbukti bahwa penerapan Model mengenal dan menerima nilai-nilai
Pembelajaran Pencak Silat Berbasis budaya dan karakter bangsa sebagai milik
Karakter di Sekolah Dasar mampu mereka dan bertanggung jawab atas
meningkatkan karakter siswa secara keputusan yang diambilnya melalui
signifikan. Hal ini dapat dilihat dari tahapan mengenal pilihan, menilai pilihan,
peningkatan rata-rata nilai karakter siswa menentukan pendirian, dan selanjutnya
sebelum implementasi model yaitu 56,44 menjadikan suatu nilai sesuai dengan
menjadi 77,44 setelah penerapan model keyakinan diri. Dengan prinsip ini, peserta
pembelajaran pencak silat berbasis didik belajar melalui proses berpikir,
karakter di Sekolah Dasar. Kondisi ini bersikap, dan berbuat. Ketiga proses ini
menunjukkan bahwa model pembelajaran dimaksudkan untuk mengembangkan
yang digunakan mampu meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
kemampuan akademis siswa dan sekaligus melakukan kegiatan sosial dan mendorong
mengembangkan karakter siswa. Pola peserta didik untuk melihat diri sendiri
pemaduan ini sejalan dengan sebagai makhluk sosial.
Kemendiknas (2010) bahwa yang Undang-Undang Republik
dimaksud dengan pendidikan karakter Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang
secara terintegrasi di dalam proses Sistem Pendidikan Nasional (UU
pembelajaran adalah, pengenalan nilai- Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan
nilai, fasilitas diperolehnya kesadaran pendidikan nasional yang harus digunakan
akan pentingnya nilai-nilai, dan dalam mengembangkan upaya pendidikan
penginternalisasian nilai-nilai ke dalam di Indonesia. Pasal 3 UU Sisdiknas
tingkah laku peserta didik sehari-hari menyebutkan, “Pendidikan nasional
melalui proses pembelajaran baik yang berfungsi mengembangkan dan
berlangsung di dalam maupun di luar membentuk watak serta peradaban bangsa
kelas pada semua mata pelajaran. Dengan yang bermartabat dalam rangka
demikian, kegiatan pembelajaran pencak mencerdaskan kehidupan bangsa,
silat ini selain para siswa diarahkan untuk bertujuan untuk berkembangnya potensi
menguasai materi pencak silat yang telah peserta didik agar menjadi manusia yang
ditargetkan, juga dirancang dan dilakukan beriman dan bertakwa kepada Tuhan
untuk menjadikan peserta didik mengenal, Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
menyadari/peduli, da berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menginternalisasikan nilai-nilai dan menjadi warga negara yang demokratis
menjadikannya perilaku. serta bertanggung jawab”. Tujuan
Pada prinsipnya, pengembangan pendidikan nasional itu merupakan
budaya dan karakter bangsa tidak rumusan mengenai kualitas manusia
dimasukkan sebagai pokok bahasan tetapi Indonesia yang harus dikembangkan oleh
terintegrasi ke dalam mata pelajaran, setiap satuan pendidikan. Oleh karena itu,
pengembangan diri, dan budaya sekolah. rumusan tujuan pendidikan nasional
Oleh karena itu, guru dan sekolah perlu menjadi dasar dalam pengembangan
mengintegrasikan nilai-nilai yang pendidikan budaya dan karakter bangsa.
dikembangkan dalam pendidikan budaya

Tatang Muhtar : Penerapan Pembelajaran Model Pencak Silat Berbasis Karakter 79


Karakter adalah watak, tabiat, sebagai fondasi untuk kehidupan warga
akhlak, atau kepribadian seseorang yang negara. Sebagai mana telah dijelaskan di
terbentuk dari hasil internalisasi berbagai atas bahwa pendidikan karakter sangat
kebajikan (virtues) yang diyakini dan erat kaitannya dengan kehidupan
digunakan sebagai landasan untuk cara kemudian dalam implementasinya tidak
pandang, berpikir, bersikap, dan dapat hanya sebatas diajarkan, tetapi harus
bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah dilakukan dalam bentuk pembiasaan,
nilai, moral, dan norma, seperti jujur, pemahaman, keteladanan, dan aplikasi
berani bertindak, dapat dipercaya, dan yang terus menerus, hingga akhirnya
hormat kepada orang lain. Interaksi ditemukan makna dari suatu nilai karakter.
seseorang dengan orang lain Upaya pengembangan karakter
menumbuhkan karakter masyarakat dan melalui model pembelajaran pencak silat
karakter bangsa. juga dilakukan secara bertahap. Hal ini
Sejalan dengan hal di atas, sejalan dengan pendapat Marlene
pengembangan karakter bangsa hanya Lockheed and Andrian Verspoor dalam
dapat dilakukan melalui pengembangan Suryadi (2014) yang menegaskan bahwa
karakter individu seseorang. Akan tetapi, pendidikan dasar esensinya merupakan
karena manusia hidup dalam lingkungan suatu institusi yang membangun kerangka
sosial dan budaya tertentu, maka landasan untuk menumbuhkan karakter
pengembangan karakter individu siswa secara bertahap. Berdasarkan hal ini
seseorang hanya dapat dilakukan dalam model pembelajaran pencak silat dapat
lingkungan sosial dan budaya yang diterapkan pada seluruh kategori sekolah
berangkutan. Artinya, pengembangan agar semua siswa dapat berkembang
budaya dan karakter bangsa hanya dapat karakternya secara bertahap menuju siswa
dilakukan dalam suatu proses pendidikan yang memiliki karakter yang baik.
yang tidak melepaskan peserta didik dari
lingkungan sosial,budaya masyarakat, dan KESIMPULAN
budaya bangsa. Lingkungan sosial dan Dari hasil penelitian penerapan
budaya bangsa adalah Pancasila; jadi model pembelajaran pencak silat berbasis
pendidikan budaya dan karakter bangsa karakter terhadap peningkatan karakter
haruslah berdasarkan nilai-nilai Pancasila. siswa sekolah dasar ini dapat disimpulkan
Dengan kata lain, mendidik budaya dan bahwa penerapan model pembelajaran
karakter bangsa adalah mengembangkan pencak silat berbasis karakter ini telah
nilai-nilai Pancasila pada diri peserta didik memberikan pengaruh yang positif
melalui pendidikan hati, otak, dan fisik. terhadap peningkatan karakter siswa
Secara khusus nilai yang harus sekolah dasar. Para siswa yang pada
dikembangkan berdasarkan Kemendiknas awalnya masih banyak yang belum
(2010: 9-10) meliputi Religius, Jujur, mengenal seni bela diri pencak silat,
Toleransi, Disiplin, Kerja keras, Kreatif, bahkan banyak di antara mereka lebih
Mandiri, Demokratis, Rasa ingin tahu, menyenangi dan mengagumi seni bela diri
Semangat kebangsaan, Cinta tanah air, dari luar. Akan tetapi dengan mereka
Menghargai prestasi, mengalami proses pembelajaran yang
Bersahabat/komunikatif, Cinta damai, sarat akan pendidikan nilai karakter ini, di
Gemar membaca, Peduli lingkungan, mana pada model pembelajaran pencak
Peduli sosial, Tanggung jawab silat ini dipadukan dengan penerapan seni
Nilai-nilai karakter sebagaimana musik untuk mengiringi setiap gerakan
dipersyaratkan untuk dikembangkan pada yang telah dipelajari oleh para siswa, telah
siswa Indonesia di atas dapat mampu memberikan perubahan yang
ditumbuhkan pada setiap siswa sejak dini positif untuk mulai memotivasi siswa

80 EduHumaniora: Vol. 8 No. 1, Januari 2016


dalam mempelajari seni bela diri pencak research in education. Sevent
silat. Edition. Singapore: McGraw-Hill
Penerapan model pembelajaran Inc.
pencak silat berbasis karakter ini tidak
terpengaruh oleh ketersediaan fasilitas Kemendiknas (2010). Pengembangan
yang harus serba memadai karena pada pendidikan budaya dan karakter
dasarnya dalam seni bela diri pencak silat bangsa. Jakarta : Badan Penelitian
justru kemampuan beradaptasi dengan Dan Pengembangan Pusat
lingkungan menjadi sebuah tuntutan Kurikulum
keberhasilannya sendiri. Dengan Kemdiknas (2010).Buku pedoman
demikian, bagi para guru maupun murid pendidikan karakter di sekolah
harus sama sama belajar menyesuaikan menengah pertama. Jakarta :
diri dengan segala yang ada di Direktorat pembinaan sekolah
lingkungannya. Hal ini berimbas terhadap menengah pertama.
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Lickona, T (1992). Educating for
tidak ada perbedaan antara hasil character, how our schools can
peningkatan karakter siswa sekolah dasar teach respect and responsibility.
di sekolah yang memiliki fasilitas olah New York: Bantam Books.
raga yang baik maupun yang kurang. Minium, E. and King B. (1993).Statistical
Keduanya sama-sama mampu Reasioning in Psychology and
meningkatkan nilai karakter siswanya Education. Canada: John Wiley &
sesuai dengan tuntutan tujuan Sons. Inc.
pembelajaran yang ingin dicapai. Naharsari, N. D. ( 2008). Olahraga
Salah satu kendala yang dihadapi pencak silat. Jakarta : Ganeca Exact
dalam menerapkan model pembelajaran Power, F.C. and Sheehan, K.K. (2014)
pencak silat ini berbasis karakter ini Moral and Character Education
adalah peranan karakter dari guru sendiri Through Sports. dalam L. Nucci, D.
sangat berpengaruh dalam menentukan Narvaez dan T. Krettenauer. (2014)
respons siswa terhadap pemantapan setiap Handbook of Moral and Character
nilai karakter yang telah direncanakan. Education. Second Edition. New
Oleh sebab itu, bagi para guru yang akan York: Routledge.
menerapkan model pembelajaran pencak Skaggs, G. & Bodenhorn, N. (2006)
silat berbasis karakter perlu menyadari Relationships Between
untuk terlebih dahulu memahami empat Implementing Character Education,
tahapan untuk menumbuhkan karakter. Student Behavior, and Student
Achievement.Journal of Advanced
DAFTAR PUSTAKA Academics. 18 (1). pp. 82-114.
Stake, R.E. (2010). Qualitative research:
Suryadi, A. (2014). Pendidikan Indonesia studying how things work. Thousand
menuju 2025. Outlook: Oaks, CA: Sage Publications.
permasalahan, tantangan, dan Sucipto.(2002). Pembelajaran Pencak
alternatif kebijakan. Bandung : PT Silat. Bandung : FPOK UPI
Remaja Rosdakarya Bandung
Bohlin, K.E. (2005) Teaching Character Undang-Undang Republik Indonesia
Education through Literature. New nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
York: Routledge Falmer. pendidikan nasional
Fraenkel, J. R. dan Wallen, N.E. (2012).
How to design and evaluate

Tatang Muhtar : Penerapan Pembelajaran Model Pencak Silat Berbasis Karakter 81

Anda mungkin juga menyukai