Anda di halaman 1dari 7

Komponen kebijakan keselamatan

pasien Hofipah ujung/181101034

fipahujung607@gmail.com

Abstrak

Komponen dalam keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah ketepatan sasaran dalam memberikan
asuhan keperawatan,Sasaran Keselamatan Pasien merupakan syarat untuk diterapkan di semua rumah
sakit yang diakreditasi oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit. Gerakan "Patient safety" atau
Keselamatan Pasien telah menjadi spirit dalam pelayanan rumah sakit di seluruh dunia pelaksanaan
keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja
yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan bebas dari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja. Rumah Sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang di
selenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya
kesehatan dasar atau kesehatan rujukan dan upaya kesehatan penunjang. Rumah sakit merupakan
sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sehat dan
sakit sehingga risiko kemungkinan terjadinya gangguan kesehatan dan penularan penyakit sangat
tinggi

Kata kunci : kesehatan keselamatan pasien,rumah


sakit,perawat,keperawatan,sasaran keselamatan pasien

Latar Belakang terjadinya cedera yang di sebabkan oleh

DepKesRI,2006 Keselamatan pasien kesalahan akibat melaksanakan suatu

adalah suatu sistem di rumah sakit yang tindakan atau tidak mengambil tindakan

dapat membuat asuhan pasien menjadi yang seharusnya dilakukan

lebih aman, Hal ini termasuk : identifikasi Silviasari,2011 Pelaksanaan Keselamatan


dan juga pengelolaan hal yang dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah
berhubungan dengan risiko kepada pasien, satu bentuk upaya untuk menciptakan
pelaporan dan juga analisis insiden, tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari
kemampuan belajar dari insiden atau pencemaran lingkungan, sehingga dapat
kejadian dan tindak lanjutnya serta mengurangi dan bebas dari kecelakaan
implementasi solusi untuk meminimalkan kerja dan penyakit akibat kerja
timbulnya resiko. Sistem ini mencegah kerja.Rumah Sakit merupakan salah satu
bentuk sarana kesehatan, baik yang di Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
selenggarakan oleh pemerintah dan atau Peraturan ini menjadi pedoman utama
masyarakat yang berfungsi untuk operasiol keselamatan pasien di rumah
melakukan upaya kesehatan dasar atau sakit seluruh Indonesia. Banyak rumah
kesehatan rujukan dan upaya kesehatan sakit di Indonesia yang telah berupaya
penunjang. Rumah sakit merupakan sarana membangun dan mengembangkan
kesehatan yang menyelenggarakan Keselamatan Pasien, namun upaya tersebut
pelayanan kesehatan, tempat dilaksanakan berdasarkan pemahaman
berkumpulnya orang sehat dan sakit manajemen terhadap Keselamatan Pasien.
sehingga risiko kemungkinan terjadinya Peraturan Menteri ini memberikan
gangguan kesehatan dan penularan panduan bagi manajemen rumah sakit agar
penyakit sangat tinggi dapat menjalankan keselamatan pasien
secara utuh. Menurut PMK,1691/2011
Keselamatan pasien di rumah sakit
Keselamatan Pasien adalah suatu sistem di
merupakan suatu sistem yang dimana
rumah sakit yang menjadikan pelayanan
rumah sakit membuat asuhan pasien
kepada pasien menjadi lebih aman, oleh
menjadi lebih aman dan juga diharapkan
karena dilaksanakannya: asesmen resiko,
dapat mencegah terjadinya cidera atau
identifikasi dan analisis insiden,
kecelakaan. Termasuk juga di dalamnya:
kemampuan belajar dari insiden dan
mengukur angka risiko,identifikasi
tindaklanjutnya, serta implementasi solusi
pasien,pelaporan dan juga menganalisis
untuk meminimalkan timbulnya resiko dan
insiden,kemampuan untuk belajar dan
mencegah terjadinya cedera yang
menindaklanjuti insiden serta menerapkan
disebabkan oleh kesalahan akibat tindakan
solusi untuk mencegah, mengurangi serta
medis atau tidak dilakukannya tindakan
meminimalkan risiko,setiap tindakan
medis yang seharusnya diambil. Sistem
medic menyimpan potensi resiko.
tersebut merupakan sistem yang
Banyaknya jenis obat, jenis pemeriksaan
seharusnya dilaksanakan secara normatif.
dan prosedur, serta jumlah pasien dan staf
Maka keselamatan jasien dalam PMK, jika
Rumah Sakit yang cukup besar,
diterapkan oleh manajemen rumah sakit,
merupakan hal yang potensial bagi
diharapkan kinerja pelayanan klinis rumah
terjadinya kesalahan medis
sakit dapat meningkat serta hal-hal yang
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
merugikan pasien (medical error, nursing
juga telah mengeluarkan Peraturan Menteri
error, dan lainnya) dapat dikurangi
Kesehatan no 1691/2011 tentang
semaksimal mungkin
Tujuan baik itu buku maupun jurnal dan ini akan
lebih mudah meningkatkan
Penulisan kajian ini bertujuan untuk
kemampuannya.penelitian kualitatif ini
menjelaskan kepada mahasiswa mengenai
tidak menggunakan statistik
komponen keselamatan dan kesehatan
kerja di rumah sakit yang diterapkan oleh Hasil
perawat kepada pasien agar dapat
Berdasarkan informasi yang didapatkan
tercapainya interpensi keperawatan yang
dari beberapa informan menunjukan
diharapkan dan mencegah terjadinya
bahwa pelaksanaan Keselamatan dan
kecelakaan kerja Tujuan “Patient safety”
kesehatan kerja Rumah Sakit (K3RS),
agar terciptanya budaya keselamatan
sangat penting karena pelaksanan
pasien di RS, Meningkatnya akuntabilitas
keselamatan dan kesehatan kerja Rumah
rumah sakit terhadap pasien dan
Sakit merupakan kewajiban Rumah Sakit
masyarakat,Menurunnya KTD di RS,
dalam memenuhi tuntutan pemerintah
Terlaksananya program-program
untuk mengadakan akreditasi dan
pencegahan,sehingga tidak terjadi
keselamatan dan kesehatan kerja
pengulangan KTD.dan agar tidak terjadi
merupakan salah satu aspek penilaian
kejadian yang tidak diinginkan dan
dalam akreditasi tersebut. K3RS
diharapkan dirumah sakit
diharapkan mampu menunjang pelayanan
Metode kesehatan Rumah Sakit menjadi lebih baik.
Selain itu , K3RS dapat dijadikan media
Penulisan ini menggunakan metode
preventif dan proteksi diri dari penyakit
penelitian kualitatif yaitu penelitian
penyakit akibat kerja dan kejadian
tentang riset yang bersifat deskriptif dan
kejadian yang tidak di inginkan di Rumah
menggunakan analisis kemudian
Sakit.
diinterpretasikan, memanfaatkan teori
yang ada sebagai bahan pendukung, serta Pembahasan
menghasilkan suatu teori, Pengumpulan
Komponen terpenting dalam kesehatan dan
data dalam pengkajian ini menggunakan
keselamatan pasien adalah ketepatan
jurnal dan buku. Jurnal dan buku yang
sasaran dalam memberikan asuhan
digunakan dalam pengkajian ini untuk
keperawatan, Sasaran keselamatan Pasien
memberikan pemahaman mengenai
merupakan syarat utama untuk diterapkan
kesehatan dan keselamatan kerja di rumah
di semua rumah sakit yang diakreditasi
sakit.perawat akan lebih banyak membaca
oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit.
Penyusunan sasaran ini mengacu kepada Kebijakan memerlukan sedikitnya dua
Patient Safety Solutions (2007) yang cara untuk mengidentifikasi seorang
digunakan juga oleh Komite Keselamatan pasien, seperti nama pasien, nomor rekam
Pasien Rumah Sakit PERSI (KKPRS medis, tanggal lahir, gelang identitas
PERSI), dan dari Joint Commission pasien
International (JCI). Tujuan dari
Salah satu pendukung ini adalah
Keselamatan Pasien ini dapat mendorong
penggunaan gelang identitas pasien.
adanya perbaikan mengenai keselamatan
pasien.pada bagian yang memiliki masalah 2. Peningkatan Komunikasi Efektif
dalam pelayanan kesehatan dan
Cara ini ditujukan untuk dapat pendekatan
menjelaskan bukti serta solusi dari
agar komunikasi bisa berjalan secara
konsensus berbasis bukti dan keahlian atas
efektif. tujuannya agar komunikasi lisan
permasalahan ini bertujuan untuk
terjadi dengan akurat, sehingga
memberikan pelayanan kesehatan yang
informasinya bisa diterapkan secara
bermutu tinggi, sedapat mungkin sasaran
konsisten. Tujuan Komunikasi
secara umum telah difokuskan pada solusi-
efektif, ,akurat,tetap waktu, lengkap, jelas,
solusi yang menyeluruh. Ada enam sasaran
dan yang dipahami oleh pasien, akan
keselamatan pasien adalah
mengurangi kesalahan, dan menghasilkan
1. Ketepatan Identifikasi Pasien peningkatan keselamatan pasien.
Komunikasi dapat berbentuk elektronik,
Hal ini untuk dapat mengembangkan pola
lisan, atau tertulis. Komunikasi yang
pendekatan agar perawat bisa
mudah terjadi kesalahan kebanyakan
meningkatkan dalam mengidentifikasi
terjadi pada saat perintah diberikan secara
pasien. Tujuan sasaran ini untuk
lisan atau melalui telepon. Komunikasi
identifikasi sebelum pemberian atau
yang mudah terjadi kesalahan yang lain
pengambilan darah, konsumsi obat dan
adalah pelaporan kembali hasil
tindakan lainnya. tindakan yang
pemeriksaan kritis, seperti melaporkan
kolaboratif dikembangkan agar dapat
hasil laboratorium klinik
memperbaiki proses identifikasi,pada
proses untuk mengidentifikasi pasien 3. Peningkatan Keamanan Obat
ketika pemberian obat,dan darah,
Dilakukan agar memastikan obat tetap
pengambilan darah dan spesimen lain
aman untuk diberikan kepada pasien atau
untuk pemeriksaan laboratorium, atau
tidak. langkah ini berkaitan dengan proses
pemberian pengobatan atau tindakan lain.
identifikasi, pemberian label, penetapan 5. Pengurangan Terhadap Risiko Infeksi
lokasi dan penyimpanannya. Tujuan Setelah Menggunakan Pelayanan
lainnya Bila obat-obatan menjadi bagian kesehatan
dari rencana pengobatan pasien,
Tindakan dalam pencegahan penyakit yang
manajemen harus berperan secara kritis
menular dan infeksi sesuai dengan
untuk memastikan keselamatan pasien.
pedomannya. Pencegahan dan
Obat-obatan yang tinggi menyebabkan
pengendalian infeksi merupakan tantangan
dampak yang tidak seperti obat-obat yang
terbesar dalam tatanan pelayanan
terlihat mirip dan kedengarannya mirip
kesehatan, dan peningkatan/kenaikan biaya
4.Kepastian Terhadap Lokasi,Prosedur
untuk mengatasi atau pengobatan infeksi
Dan Pasien Operasi
yang berhubungan dengan pelayanan
Cara ini diaplikasikan agar pasien tercatat kesehatan merupakan keprihatinan besar
dengan valid sebelum mendapatkan bagi pasien maupun para profesional
tindakan operasi. Tujuan Sasaran IV yaitu pelayanan kesehatan.contoh daripada
mencegah terjadinya salah lokasi, salah infeksi yaitu infeksi saluran kemih, dan
prosedur, pasien-salah pada operasi, adalah infeksi pada aliran darah. Pusat dari
sesuatu yang menkhawatirkan dan tidak eliminasi infeksi ini maupun infeksi yang
jarang terjadi di rumah sakit. Kesalahan ini lain adalah dengan mencuci tangan yang
dapat juga terjadi akibat dari komunikasi tepat serta menerapkan cuci tangah 7
yang tidak efektif atau yang tidak langkah
adekuat/tidak jelas antara anggota tim
6. Pengurangan Risiko Jatuh
bedah,dan tidak melibatkan pasien di
dalam penandaan dan tidak ada prosedur Setiap tenaga medis harus dapat
untuk verifikasi lokasi operasi. Di samping memahami dan mengaplikasikan langkah
itu juga,asesmen dari pasien yang tidak langkah untuk memastikan pasien tidak
adekuat atau jelas,penulisan ulang catatan mengalami risiko jatuh. Semua langkah
medis tidak adekuat, budaya yang tidak akan diawasi untuk memastikan
mendukung komunikasi terbuka antar keberhasilannya. Dengan begitu segala
anggota tim bedah, permasalahan yang risiko tersebut tidak akan menimpa pasien
berhubungan dengan tulisan tangan yang yang tengah .Jumlah kasus jatuh cukup
tidak terbaca dan pemakaian singkatan bermakna sebagai penyebab cedera bagi
adalah faktor-faktor kontribusi yang sering pasien rawat inap. Dalam masyarakat yang
terjadi. diberikan pelayanan yang disediakan, dan
fasilitasnya, rumah sakit harus telah diberikan kepada pasien dan
mengevaluasi risiko pasien jatuh dan keluarga.
mengambil tindakan untuk mengurangi
Referensi
risiko cedera bila sampai jatuh. Evaluasi
bisa juga termasuk kedalam riwayat jatuh Aryani. (2009). Analisis pengetahuan dan
pasien, obat dan telaah terhadap konsumsi motivasi perawat yang mempengaruhi
alkohol, gaya jalan dan keseimbangan, sikap mendukung pemaparan
serta alat bantu berjalan yang digunakan program patient safety di instalasi
oleh pasien. Program tersebut harus perawatan intensif di RSUD Dr.
diterapkan rumah sakit. Moewardi Surakarta. TESIS, Tidak
Dipublikasikan. Semarang: Program
Kesimpulan
Pasca Sarjana UNDIP
Keselamatan pasien merupakan dalam
Azwar,A.PengantarAdministrasi
melindungi hak setiap orang terutama
Kesehatanedisiketiga .BinarupaAk
dalam hal pelayanan kesehatan agar dapat sara. Jakarta,2010
memperoleh pelayanan kesehatan yang
Cahyono, JBS. Membangun Budaya
bermutu tinggi,peranan perawat dalam
Keselamatan Pasien dalam Praktek
mewujudkan patient safety di rumah sakit
Kedokteran.Jakarta,2000
dapat dirumuskan antara lain sebagai
pemberi pelayanan keperawatan, perawat Firawati. (2012). Pelaksanaan Program
mematuhi standar pelayanan yang telah Keselamtan pasien Di RSUD Solok.
ditetapkan, menerapkan prinsip-prinsip Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol. 6
etik dalam pemberian pelayanan (2). Hal 74-77..
keperawatan,memberikan pendidikan
Kamil, H. (2016). Patient Safety. Idea
kepada pasien dan keluarga tentang asuhan
Nursing Journal. Vol. 1 (1). Hal 1-3.
yang diberikan,menerapkan kerjasama tim
kesehatan yang handal dalam pemberian Mudayana, A. A. (2015). Pelaksanaan
Patient Safety oleh Perawat di
pelayanan kesehatan,menerapkan
RSPKU Muhammadiyah
komunikasi yang baik terhadap pasien dan Yogyakarta. Jurnal Kesehatan
keluarganya, peka, proaktif dan melakukan samodra Ilmu, 06(02), 145-149.
penyelesaian masalah terhadap kejadian Najihah. (2018). Budaya Keselamatan
tidak diharapkan, serta Pasien Dan Insiden Keselamatan
mendokumentasikan dengan baik dan Pasien Di Rumah Sakit: Literature
benar semua asuhan keperawatan yang
Review. Journal Of Islamic Nursing. Suryanto, D. T. H. (2018). Hubungan
Vol. 3 (1). Hal 1-4. Budaya Keselamatan Pasien
dengan Pelaporan Insiden
Panesar, S. (2017). At A Glance Keselamatan Pasien oleh Perawat
Keselamatan Pasien dan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit.
Peningkatan Mutu Pelayanan Medan: Program Studi Magister
Kesehatan. Medan: Erlangga. Ilmu Keperawatan USU.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Triwibowo, C.,dkk. (2016). Handover


Indonesia Nomor 1691 Tahun 2011 Sebagai Upaya Peningkatan
Tentang Keselamatan Pasien. Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Di Rumah Sakit. Jurnal Keperawatan
Rivai, F.,dkk. (2016). Faktor Yang
Soedirman. Vol.11 (2). Hal 77-79.
Berhubungan Dengan Implementasi
Keselamatan Pasien Di Rsud Utarini, A., Djasri, H. (2012).
Ajjappannge Soppeng Tahun 2015. Keselamatan Pasien Dan Mutu
Jurnal Kebijakan Kesehatan Pelayanan Kesehatan. Jurnal
Indonesia. Vol. 5(4). Hal 155-156. Manajemen Pelayanan Kesehatan.
Setiyani, M., Zuhrotunida. (2016). Vol.15 (4). Hal 159-160.
Implementasi Sasaran Keselamatan
Yulia, S., Yani, A. (2012). Peningkatan
Pasien Di Ruang Rawat Inap RSU
Pemahaman Perawat Pelaksana
Kabupaten Tangerang. JKFT. Edisi
Dalam Penerapan Keselamatan
No.2. Hal 60-67..
Pasien Melalui Pelatihan Keselamatn
Simamora, R. H. (2018). Buku Ajar Pasien. Jurnal keperawatan
Keselamatan Pasien Melalui Timbang indonesia. Vol. 15(3). Hal 190..
Terima Pasien Berbasis Komunikasi
Efektif: SBAR.

Anda mungkin juga menyukai