Cornpertumbuhan Dan Hasil Baby Corn (Zea Mays) Akibat Penggunaan NPK Phonska Dan Pengaturan Jarak Tanam Pada Lahan Berpasir
Cornpertumbuhan Dan Hasil Baby Corn (Zea Mays) Akibat Penggunaan NPK Phonska Dan Pengaturan Jarak Tanam Pada Lahan Berpasir
GROWTH AND YIELD OF BABY CORN (Zea Mays) DUE TO THE USE OF NPK
PHONSKA AND SPACING SETTINGS ON SANDY LAND
Murdaningsih1, Albertus B. Katu1, Josina I B Hutubessy1
Universitas Flores Jalan Sam Ratulagi- ende
1
a Korespondensi: Murdaningsih, E-mail: Murdaningsih11@gmail.com
(Diterima: 09-01-2022; Ditelaah: 10-01-2022; Disetujui: 15-03-2022)
ABSTRACT
This study aims to determine the growth and yield of baby corn due to the use of NPK Phonska,
to determine the growth and yield of baby corn due to the spacing of the plants and to see the
interaction between the use of NPK Phonska and the regulation of plant spacing on the growth
and yield of baby corn plants. The design used in this study was a factorial randomized block
design (RAK) with two factors, namely P1 (350 kg/Ha) and P2 (700 kg/Ha) and the second
factor was plant spacing, namely J1 (50cm X 15cm), J2 (50cm X 20cm,) and J3 (50cm X 25 cm)
so that there are 6 treatment combinations, namely: P1J1, P1J2, P1J3, P2J1, P2J2, P2J3 and
repeated 3 times. The variables observed in this study were plant height (cm), number of
leaves (strands), leaf area (cm2), cob length, ear diameter, cob weight per plot, and cob weight
per hectare. The indication of the results of this study is the combination treatment of Phonska
NPK Fertilizer Application and Planting Distance there is no significant interaction on all
growth variables and baby corn yields. Treatment of NPK Ponska fertilizer application 700
kg/Ha showed plant height 105 cm, number of leaves 7.41 strands, leaf area 1079.79 cm2,
length of ear 12.26 cm, diameter of ear 1.70 cm, weight of cob per plot 2.54 kg and the weight
of the cobs per hectare is 3.82 tons. Likewise, setting a spacing of 50x20 cm for baby corn
shows a plant height of 105.86 cm, number of leaves 7.67, leaf area of 1310.79 cm2, length of
cob 12.25 cm, diameter of cob 1.64 cm, the weight of the cobs per plot is 2.65 kg and the weight
of the cobs per hectare is 3.98 tons
Keywords: Baby Corn, growth, Phonska NPK, Plant Distance, yield
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil baby corn akibat
penggunaan NPK Phonska, mengetahui pertumbuhan dan hasil baby corn akibat pengaturan
jarak jarak tanam serta untuk melihat adanya interaksi penggunaan NPK Phonska dan
pengaturab jarak tanam pada pertumbuhan dan hasil tanaman baby corn. Rancangan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan dua
factor yaitu P1 (350 kg/Ha) dan P2 (700 kg/Ha) dan Faktor kedua adalah Jarak tanam yaitu J1
(50cm X 15cm), J2 (50cm X 20cm,) dan J3 (50cm X 25 cm) sehingga terdapat 6 kombinasi
perlakuan yaitu: P1J1, P1J2, P1J3, P2J1, P2J2, P2J3 dan diulang sebanyak 3 kali. Variabel yang
diamati dalam penelitian ini adalah Tinggi Tanaman (cm), Jumlah Daun (Helai), Luas daun
(cm2), Panjang Tongkol, diameter tongkol, berat tongkol per petak, dan berat tongkol per
hektar. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kombinasi perlakuanAplikasi Pupuk NPK
Phonska dan Jarak Tanam tidak terdapat interaksi yang nyata pada semua variable
pertumbuhan dan Hasil baby corn. Perlakuan Aplikasi pupuk NPK Ponska 700 kg/Ha
menunjukkan tinggi tanaman 105 cm, jumlah daun 7,41 helai, luas daun 1079,79 cm 2, panjang
tongkol 12,26 cm, diameter tongkol 1,70 cm, berat tongkol per petak 2,54 kg dan berat tongkol
per hektar 3,82 ton. Demikian juga pengaturan Jarak tanam 50x20 cm pada tanaman Jagung
Semi (Baby corn) menunjukkan tinggi tanaman 105,86 cm, jumlah daun 7,67 helai, luas daun
Jurnal Pertanian ISSN 2087-4936 e-ISSN 2550-0244 7
Volume 13 Nomor 1, April 2022
1310,79 cm2, panjang tongkol 12,25 cm, diameter tongkol 1,64 cm, berat tongkol per petak
2,65 kg dan berat tongkol per hektar 3,98 ton
Kata Kunci: Baby Corn, pertumbuhan, NPK Phonska, Jarak Tanam, hasil
Murdaningsih., Albertus B K., & Hutubessy, J, I, B. (2022). Pertumbuhan dan hasil baby corn
(Zea Mays) Akibat Penggunaan NPK Phonska dan pengaturan Jarak Tanam pada Lahan
berpasir. Jurnal Pertanian, 13(1), 6-13.
beberapa faktor antara lain pemupukan,
PENDAHULUAN
yang merupakan salah satu teknik budidaya
Jagung Baby corn disebut juga jagung semi yang perlu dilakukan untuk mendapatkan
atau putren adalah jagung yang dipanen hasil yang optimal dan memperbaiki mutu
pada saat tongkol jagung masih muda. Baby hasil sesuai yang diinginkan oleh konsumen.
corn dapat dikategorikan sebagai sayuran Peningkatan produksi harus diimbangi
ketika di panen sebelum terjadi dengan nutrisi yang cukup selama
penyerbukan atau belum menghasilkan biji pertumbuhannya (Fitriasari & Rahmayuni,
dan menjadi alternatif yang sangat 2017). Respons tanaman baby corn akibat
menguntungkan bagi petani karena waktu pemberian pupuk eceng gondok dengan
panennya sangat singkat, permintaan tinggi, aktivator Trichoderma sp. berpengaruh
dan nilai gizi yang tinggi (Benyamin Z & nyata pada variabel tinggi tanaman dan
Awaluddin, 2013) dan (Saptorini & Sutiknjo, diameter batang (umur 30 hari HST), berat
2021). Pengembangan jagung semi tongkol tanpa kelobot, dan panjang tongkol
dipandang mempunyai prospek yang tanpa kelobot. Dosis 20 ton per hektar
menjanjikan, karena sangat digemari mampu menghasilkan berat tongkol tanpa
masyarakat Indonesia. Permintaan baby kelobot sebesar 17,95 g per tanaman
corn di pasar internasional sangat tinggi, (Pujowati et al., 2019).
biasanya untuk konsumsi segar (Minh, Penelitian yang sudah dilakukan terkait
2019), karena sebagai sumber nutrisi yang aplikasi pupuk kandang dan kompos vermik
baik seperti protein, serat kasar, dapat digunakan dan layak secara ekonomi
karbohidrat dan serat makanan dan kualitas meningkatkan produksi jagung muda
nutrisinya setara atau bahkan lebih unggul organik berkualitas dan peningkatan
dari banyak sayuran lain (Hooda & Kawatra, kesehatan tanah (Babu et al., 2020).
2013) Demikian juga terkait peningkatan dosis
Secara Agroklimatologis wilayah pupuk NPK Mutiara dapat meningkatkan
kabupaten Ende mempunyai potensi untuk pertumbuhan tinggi tanaman, karena sistim
dilakukan usahatani baby corn, dan dilihat perakaran yang telah berkembang dengan
dari sisi ekonomi lebih menguntungkan bagi baik dan lengkap, mengakibatkan tanaman
para petani, karena memiliki umur panen semakin mampu menyerap unsur hara
yang lebih pendek, tetapi para petani belum dalam bentuk anion dan kation yang
ada yang mengusahakan, padahal memiliki mengandung unsur N, P dan K yang terdapat
umur panen yang relative singkat dan dapat pada pupuk Mutiara (Hamid, 2019) dan
menjadi pilihan yang potensial untuk dosis NPK Mutiara 180 gram/petak pada
meningkatkan pendapatan petani. Kelebihan jagung manis menunjukkan tinggi tanaman
lainnya adalah cocok dengan berbagai 192,72 cm, jumlah daun 15,65 helai, panjang
sistem tanam dan tumbuh sepanjang tahun tongkol tanpa klobot 17,16 cm dan diameter
dalam berbagai kondisi iklim. Teknologi tongkol tanpa klobot 3,46 cm (Assagaf,
produksi yang digunakan sedikit berbeda 2017)
dengan jagung, oleh karena itu Jarak tanam memegang peranan penting
pengembangan dan standarisasi teknik dalam peningkatan produksi, namun
pertanian spesifik lokasi diperlukan umumnya petani menggunakan jarak tanam
sebelum dipopulerkan di kalangan petani yang tidak teratur sehingga kemungkinan
Produksi baby corn dipengaruhi oleh terjadi kompetisi dalam pemanfaatan air,
8 Murdaningsih, at. al. Pertumbuhan dan hasil baby corn
unsur hara, maupun cahaya antar individu sebesar 11,58 ton/ha. (Maruapey, 2011).
tanaman. Pengaturan jarak tanam yang Penggunaan jarak tanam 50 cm x 20 cm dan
sesuai merupakan salah satu cara guna pupuk kandang ayam pada tanaman Baby
meningkatkan laju produksi tanaman. corn menunjukkan interaksi yang nyata,
Secara tidak langsung, dapat mempengaruhi dengan rata - rata bobot tongkol tanpa
intensitas cahaya matahari yang dapat di klobot 20,25 g/tanaman; 1,06 kg/petak
terima tanaman. Cahaya matahari serta 1,76 ton/Ha. Jarak tanam 50 cm x 20
merupakan sumber energi bagi tanaman cm tanaman mulai berbunga umur 52,16
untuk proses fotosintesis. Jarak tanam yang hari, panen umur 53 hari, dengan jumlah
terlalu rapat, berdampak daun antar tongkol 2,1 buah/tanaman, panjang tongkol
tanaman akan saling menutupi terhadap tanpa klobot 10, 74 cm, dan diameter
penerimaan cahaya matahari, sehingga tongkol tanpa klobot 1,61 cm. Aplikasi
pertumbuhan tanaman akan memanjang pupuk kandang ayam menunjukkan jumlah
akibat bersaing dalam mendapatkan cahaya daun 12,46 helai, diameter tongkol tanpa
yang menghambat proses fotosintesis dan klobot 1,60 cm dan bobot brangkasan 10,49
produksi menjadi tidak optimal. Pengaturan kg (Nuraeni et al., 2016).
jarak tanam bertujuan untuk memudahkan Pupuk majemuk merupakan pupuk yang
pemeliharaan tanaman dan menjaga sinar menyediakan lebih dari satu unsur hara,
matahari serta suplai unsur hara yang salah satu jenis pupuk majemuk adalah
diperlukan tanaman (Probowati et al., Pupuk NPK Phonska dengan kandungan
2014). Nitrogen (N) 15 %, Fosfor (P2O5) 15%,
Pengaturan jarak tanam 75 cm x 15 cm Kalium (K2O) 15 %, Sulfur (S) 10% dan
pada tanaman jagung non hibrida Srikandi kadar air maksimal 2%. Pengaturan jarak
memberikan pengaruh terbaik terhadap tanam dan penggunaan pupuk NPK Ponska
pertumbuhan dan produksi tanaman jagung perlu dilakukan kajian dalam penerapan
(Kartika, 2018). Jarak tanam berkaitan teknologi budidaya baby corn dalam upaya
langsung dengan populasi tanaman, untuk pengembangan dan standarisasi teknik
populasi tanaman jagung Varietas Sri pertanian spesifik lokasi.
Kencana yang terbaik adalah 71.429
tanaman/ha atau jarak tanam 70 cm x 20
cm, dengan tinggi tanaman 96 cm dan hasil MATERI DAN METODE
3,85 t/ha (Benyamin Z & Awaluddin, 2013). Penelitian ini dilaksanakan di Kebun
Namun pada tanaman jagung muda Percobaan Fakultas Pertanian Universitas
pengaturan jarak tanam 60 × 25 cm, Flores yang bertempat di Kelurahan
menunjukkan panjang jagung maksimum Lokoboko, Kecamatan Ndona, Kabupaten
(3,90%), hasil jagung (32,55%) dan hasil Ende, pelaksanaan penelitian selama 3
pakan ternak (26,21%), Jagung muda bulan.
dengan jumlah tongkol/tanaman yang lebih Bahan yang di gunakan dalam penelitian ini
tinggi secara signifikan (47,33%), hasil yaitu benih tanaman jagung manis varietas
jagung (35,79%) dan hasil pakan ternak Talenta, pupuk NPK Phonska, Furadan 3G
(20,59%) (Singh et al., 2015). (untuk mengendalikan hama semut, cacing
Penggunaan kotoran sapi dan jarak tanam dan penggerek batang), papan nama dan tali
menunjukkan tidak terjadi interaksi nyata rafia. Sedangkan Alat yang di gunakan
pada semua perlakuan. Kombinasi kotoran antara lain cangkul, parang, tugal kayu,
sapi 20 ton / ha dan jarak tanam 75 cm x 40 timbangan, tali raffia, meteran, gunting
cm merupakan perlakuan terbaik terhadap potong, jangka sorong, alat tulis, kalkulator,
pertumbuhan dan hasil jagung dan kacang dan kamera.
hijau (Arisana et al., 2017). Pada tanaman Penelitian dengan menggunakan
jagung manis, Kombinasi pupuk kandang Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial
ayam dengan jarak tanam 60 cm x 60 cm dengan dua factor, yaitu Faktor 1 Dosis
dapat menghasilkan tongkol layak jual Pupuk NPK Phonska (P) terdiri dari 2 taraf
Jurnal Pertanian ISSN 2087-4936 e-ISSN 2550-0244 9
Volume 13 Nomor 1, April 2022
yaitu P1: 350 kg/ha atau 210 gram/petak: setiap petak 7 tanaman sampel sehingga
105 gram/petak / aplikasi; P2: 700 kg/ha terdapat 216 tanaman contoh yang di ambil
atau 420 gram/petak: 210 gram/petak/ secara acak. Pengamatan pertumbuhan
aplikasi. Faktor 2 yaitu Jarak Tanam (J) terdiri dari Tinggi tanaman, jumlah daun
terdiri dari 3 taraf yaitu J1= 50x15cm, J2 = dan Luas Daun yang diamati pada umur 10,
50x20cm, J3 = 50x25 cm. Sehingga terdapat 20 dan 30 HST. Dan komponen hasil yang
6 Kombinasi Perlakuan yaitu: P1J1, P1J2, diamati adalah Panjang Tongkol, diameter
P1J3, P2J1, P2J2. P2J3, yang di ulang 3 kali, tongkol dan Berat tongkol yang diamati
dengan demikian terdapat 18 anak petak pada saat panen.
percobaan. Data dianalisis sidik ragam, apabila
Pelaksanaan penelitian dimulai dengan terdapat perbedaan nyata (signifikan) yang
pengolahan lahan dan pembuatan bedengan menunjukkan F hitung > F tabel 0,05 atau
atau petak penelitian dengan ukuran 2m x berbeda sangat nyata yang menunjukkan F
3m sebanyak 18 petak, jarak antar petak 30 Hitung > F tabel 0,01 selanjutnya dilakukan
cm dan jarak antar ulangan 40 cm. Setelah uji lanjut dengan Uji BNJ 5% (Beda Nyata
satu minggu dilakukan penanaman dengan Jujur).
jarak tanam sesuai perlakuan yaitu J1 (50 x
15 cm= 80 tanaman), J2 (50 x 20 cm=60
tanaman), dan J3 (50 x 25cm=48 tanaman) HASIL DAN METODE
dan setiap lubang di tanam dua biji benih
jagung, setelah tanaman umur 10 hari Pertumbuhan Tanaman Baby Corn
dijarangkan menjadi satu tanaman per Berdasarkan hasil analisis sidik ragam
lubang. terhadap hasil penelitian aplikasi pupuk
Pemupukan NPK Phonska di berikan 2 NPK Phonska dan Jarak tanam terhadap
tahap selama satu periode tanam yaitu tanam baby corn menunjukkan tidak
tahap I di berikan 15 HST dan tahap II di terdapat interaksi yang nyata pada semua
berikan 30 HST dengan dosis P1=105 variabel yang diamati diantaranya tinggi
gram/petak/ aplikasi dan P2= tanaman (cm), jumlah daun (helai) dan luas
210gram/petak/aplikasi. Pupuk ponska daun (cm2).
(setiap dosis aplikasi) dihaluskan lalu di Jika dikaji secara terpisah dari data yang
larutkan ke dalam air sebanyak 5 liter dosis diperoleh, bahwa penggunaan pupuk NPK
aplikasi/petak kemudian disiram secara Phonska dan pengaturan jarak tanam
merata kesetiap petak penelitian. Tindakan menunjukkan tidak berpengaruh nyata pada
pemeliharaan lainnya yang di lakukan yaitu variabel pengamatan tinggi tanaman dan
pengairan, penyulaman, penjarangan dan luas daun (Gambar 1 dan Gambar 2).
pengendalian hama dan penyakit.
Panen Baby corn yaitu pada umur 53 HST
yang di tandai dengan keluarnya rambut
pada tongkol. Pengamatan akan diambil
10 Murdaningsih, at. al. Pertumbuhan dan hasil baby corn
1500
1000
500
0
P1 P2 P1 P2 P1 P2
Tinggi Jumlah Daun Luas Daun
Tanaman
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
J1 J2 J3 J1 J2 J3 J1 J2 J3
Tinggi Tanaman Jumlah Daun Luas Daun
10 HST 7,45 7,99 7,12 3,12 3,07 3,12 39,22 34,56 33,98
20 HST 50,47 46,93 48,19 5,62 5,74 5,71 321,41 347,13 263,47
30 HST 103,62 105,86 95,93 7,5 7,67 7,33 1103,25 1310,1 992,3
rentan mengalami kerusakan akibat erosi Pengaturan Jarak Tanam juga tidak
jika dibandingkan dengan lahan yang relatif memberikan pengaruh yang nyata
datar.
pada variabel jumlah daun, tinggi tanaman Produksi Tanaman Baby Corn.
dan luas daun (Gambar 2). Perlakuan Jarak
tanam 50x20 cm (J2) pada tanaman Jagung Berdasarkan hasil analisis sidik ragam
Semi (Baby corn) menunjukkan tinggi perlakuan pupuk NPK Phonska dan Jarak
tanaman 105,86 cm, jumlah daun 7,67 helai, tanam tidak memberikan interaksi pada
luas daun 1310,79 cm2. Tanaman baby corn perlakuan pupuk dan jarak tanam untuk
dengan kondisi tanah lempung berpasir dan semua variabel produksi. Demikian juga
miring, belum menunjukkan terjadinya secara terpisah Perlakuan Pupuk NPK
kompetisi dan perlakuan jarak tanam antara Phonska dan perlakuan jarak tanam tidak
J1, J2 dan J3 belum menunjukkan memberikan pengaruh yang nyata pada
pertumbuhan tanaman yang saling variabel produksi, seperti terlampir pada
menutupi, artinya ruang tumbuh tanaman Table 1.
masih dalam kondisi standar.
Tabel 1. Pengaruh Pupuk NPK Phonska dan Jarak Tanam terhadap komponen produksi
Tanaman Jagung Semi (Baby corn).
Perlakuan Panjang Diameter Berat Berat
tongkol (cm) tongkol tongkol/ tongkol/
(cm) petak hektar
(kg) (ton)
P1 12,17 1,70 2,40 3,60
P2 12,26 1,70 2,54 3,82
BNJ TN TN TN TN
J1 12,18 1,65 2,20 3,30
J2 12,25 1,64 2,65 3,98
J3 12,20 1,81 2,57 3,85
BNJ TN TN TN TN
itu pada J1. Melihat hal ini peneliti
Hal tersebut diduga selama penelitian melakukan pemberantasan dalam dua tahap
tanaman mengalami serangan hama ulat yaitu pertama saat pertama kali tanaman di
grayak di umur 35 hari sampai pada serang pada umur 35 sampai 40 HST dengan
pembentukkan bunga jagung, dimana cara mengambil ulat satu per satu dalam
serangannya melebihi batas yang satu tanaman lalu di matikan. Setelah tahap
mengakibatkan daun pada tanaman jagung pertama dan tidak membuahi hasil maka
mengalami kerusakan 25% sampai 50% peneliti melakukan pemberantasan dengan
yaitu kerusakan pada daun tanaman menggunakan pestisida kimia yaitu Danke
setengahnya terkena serangan dan ada pada umur 51 HST.
daun-daun tertentu yang serangannya Upaya peningkatan produksi jagung yang
hanya sedikit, jumlah serangannya dalam dilakukan secara intensif, juga menimbulkan
satu petak kurang lebih 25 tanaman dan dari munculnya berbagai masalah lain, karena
jumlah tanaman yang terserang hama ulat kualitas produksi juga dipengaruhi faktor
semua perlakuan terkena serangan hama biotik, antara lain adanya hama dan
ulat dan disetiap perlakuan jarak tanam penyakit yang tidak dikehendaki, bisa saja
yang paling banyak diserang oleh hama ulat muncul menyerang tanaman yang
yaitu pada J1 sedangkan J2 dan J3 tidak dibudidayakan. Adapun jenis hama yang
terlalu banyak dan dalam hal inipun selisih banyak menyerang tanaman baby corn saat
serangan setiap perlakuan tidak terlalu penelitian yaitu ulat grayak dan penggerek
signifikan buktinya dalam lapangan peneliti batang.
melihat total serangan yang paling banyak
12 Murdaningsih, at. al. Pertumbuhan dan hasil baby corn
Penggunaan NPK Ponska pada tanaman tanaman per lubang tanam, apalagi tanaman
baby corn tidak menunjukkan perbedaan ini di tanam di lahan yang miring dan selama
yang nyata pada variable produksi. Tetapi penelitian tanaman semakin bertumbuh dan
dapat dilihat yang terbaik pada perlakuan berkembang semakin rapat. Jarak tanam
P2 atau dosis 700 kg/Ha yaitu dengan yang terlalu rapat mengakibatkan daun
panjang tongkol 12,26 cm, diameter tongkol antar tanaman akan saling menutupi
1,70 cm, berat tongkol per petak 2,54 kg dan sehingga terjadi persaingan dalam
berat tongkol per hektar 3,82 ton. Lokasi mendapatkan cahaya matahari untuk proses
penelitian banyak bebatuan sampai saat fotosintesis yang sangat mempengaruhi
pengolahan awal sulit untuk di cangkul pembentukan asimilat untuk pertumbuhan
karena tanahnya keras dan banyak bebatuan tanaman, akibatnya produksi menjadi tidak
sehingga hal itu menyebabkan proses optimal.
perkembangan maupun produksi tanaman
mengalami penurunan serta kemungkinan KESIMPULAN
penyebab tidak terjadinya perbedaan yang Kesimpulan dari penggunaan NPK Ponska
nyata pada variable produksi akibat dan pengaturan jarak tanam pada tanaman
penggunaan pupuk NPK Ponska, diduga baby corn tidak menunjukkan interaksi yang
karena saat aplikasi pupuk tahap kedua nyata pada semua variable pertumbuhan
terjadi hujan, apalagi dengan kondisi lahan dan variable produksi tanaman Jagung Semi
penelitian yang miring yang seringkali (Baby corn), tetapi secara terpisah aplikasi
terjadi kerusakan bedengan saat hujan pupuk NPK Ponska 700 kg/Ha menunjukkan
datang. Aliran air saat hujan sangat cepat tinggi tanaman 105 cm, jumlah daun 7,41
sehingga membuat daya serap pupuk oleh helai, luas daun 1079,79 cm2, panjang
tanaman yang dibudidaya sangatlah sulit tongkol 12,26 cm, diameter tongkol 1,70 cm,
sehingga pupuk yang diaplikasikan tidak berat tongkol per petak 2,54 kg dan berat
bermanfaat secara maksimal bagi tanaman tongkol per hektar 3,82 ton, sedangkan
yang dibudidaya. Lahan penelitian dengan Jarak tanam 50x20 cm pada tanaman Jagung
tekstur tanah berpasir, tentunya sedikit Semi (Baby corn) menunjukkan tinggi
menyimpan air karena terjadinya laju tanaman 105,86 cm, jumlah daun 7,67 helai,
perkolasi air sangat tinggi. luas daun 1310,79 cm2, panjang tongkol
Lahan dengan kemiringan lebih dari 15% 12,25 cm, diameter tongkol 1,64 cm, berat
kurang baik dipergunakan sebagai lahan tongkol per petak 2,65 kg dan berat tongkol
pertanian, dan lebih cocok sebagai lahan per hektar 3,98 ton. Rekomendasi untuk
konservai, karena samakin besar kemirigan dapat dilakukan penelitian penggunaan
lahan maka laju aliran permukaan akan Pupuk NPK Phonska dan pupuk organic
semakin cepat. Pada kondisi lahan padat pada tanaman Jagung Semi (Baby
berlereng, dapat dilakukan cara corn) pada lahan berpasir.
memperlambat laju aliran permukaan dan
memperpendek panjang lereng sehingga UCAPAN TERIMAKASIH
memberikan kesempatan air dapat meresap
kedalam tanah. Kami sampaikan ucapan terimakasih kepada
Pengaturan jarak tanam sebagai Faktor Pimpinan Universitas Flores, Pimpinan
kedua dalam penelitian ini, juga tidak Fakultas Pertanian Universitas Flores,
memberikan pengaruh yang nyata pada Rekan-rekan Dosen dan Karyawan yang
variabel produksi, secara umum jarak tanam sudah banyak memberikan support dan
yang terbaik pada perlakuan J2 atau jarak sarannya, serta semua Tim peneliti yang
tanam 50x20 cm dengan panjang tongkol telah bekerja sama dalam penelitian. Besar
12,25 cm, diameter tongkol 1,64 cm, berat harapan kami agar hasil penelitian ini dapat
tongkol per petak 2,65 kg dan berat tongkol bermanfaat bagi kemaslahatan banyak
per hektar 3,98 ton, hal ini diduga terjadi orang.
akibat tanaman terlalu rapat dengan 2
Jurnal Pertanian ISSN 2087-4936 e-ISSN 2550-0244 13
Volume 13 Nomor 1, April 2022