Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MANA1EMEN LABORATORIUM

MINGGU V DAN VI




Disusun Oleh :
KELOMPOK IX
RAHMA SEPTIANA SN DJABAT 0810412060
SYAFRINA YENI 0810412130
SISKA NERI 0810413062












JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PADANG
2011
Bagaimana respon mikroba terhadap pembekuan?
Respon mikroba terhadap pembekuan adalah pertumbuhan mikroba/ bakteri di
bawah suhu 100C akan semakin lambat dengan semakin rendahnya suhu.
Sehingga tidak ada lagi pembelahan sel mikroba/ bakteri akibatnya
pertumbuhan bakteri dan proses biokimia akan terhambat. Proses pembekuan
tidak mampu membunuh semua mikroba, sehingga pada saat dicairkan
kembali (thawing), sel mikroba yang tahan terhadap suhu rendah akan mulai
aktiI kembali.
Pengaruh proses pembekuan terhadap sel mikroorganisme dapat
diterangkan
sebagai berikut :
1. Selama pembekuan, air bebas akan membeku dan membentuk krital es,
Sedangkan air terikat tetap tidak membeku. Pada kecepatan pembekuan
yang lambat, kristal es yang terbentuk umumnya terdapat di luar sel
(ekstraseluler), sedangkan pada kecepatan pembekuan cepat terbentuk
kristal-kristal es di dalam sel (intraseluler). Karena air bebas membeku,
maka selama pembekuan sel mengalami dehidrasi.
2. Pembekuan air menyebabkan peningkatan viskositas komponen-
komponen sel.
3. Pembekuan menyebabkan lepasnya gas-gas yang terdapat di dalam
sitoplasma seperti O2 dan CO2 karena kelarutannya di dalam air menurun.
Kehilangan O2 pada sel-sel aerobik mengakibatkan reaksi respirasi
menurun.
4. Pembekuan menyebabkan perubahan pH dari komponen-komponen sel.
Beberapa peneliti melaporkan perubahan pH selama pembekuan mencapai
0.3 2.0 unit.
5. Pembekuan meningkatkan konsentrasi elektrolit di dalam sel karena air
bebas membeku membentuk kristal es.
6. Pembekuan merusak system koloidal dari protoplasma misalnya system
koloid protein.
7. Pembekuan menyebabkan denaturasi protein di dalam sel. Hal ini diduga
disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya hilangnya grup sulIhidril (-SH)
selama pembekuan, pecahnya lipoprotein dan meningkatnya konsentrasi
elektrolit selama pembekuan.
8. Pembekuan tiba-tiba menyebabkan shok terhadap mikroorganisme, dan
pengaruh terbesar shok ini terjadi pada organisme thermoIilik kemudian
mesoIilik dan yang paling tahan adalah organisme psikroIilik.
9. Pembekuan menyebabkan kerusakan subletal terhadap sebagian sel
mikroorganisme. Ketahanan sel mikroorganisme terhadap proses
pembekuan dipengaruhi oleh kemampuan mikroorganisme tersebut untuk
tetap hidup selama dehidrasi pada waktu medium membeku. Ukuran sel
mikroorganisme yang demikian kecil mengakibatkan sel mengalami
dehidrasi selama pembekuan. Oleh karena itu mekanisme ketahanan sel
terhadap proses pembekuan mungkin sama dengan mekanisme ketahanan
sel terhadap dehidrasi.

Apakah sel mikroba dapat mati akibat pembekuan? 1elaskan !
Sel mikroba tidak dapat mati akibat pembekuan karena semakin rendah suhu
maka pertumbuhan mikroba akan berjalan dengan lambat sehingga proses
pembelahan sel terhenti. Sel mikroba/ bakteri mati apabila suhu naik atau
turun secara drastis, tingkat pertumbuhan akan terhenti, kompenen sel menjadi
tidak aktiI dan rusak, sehingga sel-sel menjadi mati.
Penggolongan bakteri menurut suhu

elompok Suhu Minimum Suhu Optimum Suhu Maksimum
PsikroIil - 15
o
C. 10
o
C. 20
o
C.
PsikrotroI - 1
o
C. 25
o
C. 35
o
C.
MesoIil 5 10
o
C. 30 37
o
C. 40
o
C.
ThermoIil 40
o
C. 45 55
o
C. 60 80
o
C.
ThermotroI 15
o
C. 42 46
o
C. 50
o
C.

Proses pembekuan dapat menyebabkan kematian atau kerusakan subletal
pada sebagian sel. Kematian sebagian sel terjadi segera setelah pembekuan,
dan jumlah sel yang mati tergantung dari ketahanan mikroorganisme terhadap
pembekuan. Sebagai contoh bakteri gram positiI terbentuk bulat (kokus) pada
umumnya lebih tahan terhadap proses pembekuan dibandingkan dengan
bakteri gram negatiI berbentuk batang. Sel-sel yang masih hidup selama
pembekuan mungkin akan mengalami kematian secara lambat selama
penyimpanan beku. Suhu pembekuan yang paling letal, dimana jumlah sel
yang mati paling tinggi adalah diantara suhu -2 sampai -20
o
C.
Selain dipengaruhi oleh spesies mikroorganisme, ketahanan
mikroorganisme terhadap proses pembekuan juga dipengaruhi oleh komposisi
medium pembekuan. Beberapa komponen makanan seperti putih telur,
sukrosa, sirup, gliserol dan ekstrak daging mempunyai pengaruh melindungi
sel terhadap pembekuan dan menurunkan viabilitas sel.

Bagaimana pengaruh waktu terhadap lamanya penyimpanan pada suhu

o
C?



















Sebutkan kerusakan bakteri akibat zat-zat kimia (oksidasi, koagulasi dan
depresi tegangan permukaan!
Kerusakan bakteri akibat zat-zat kimia adalah:
1. Koagulasi
Dengan adanya koagulan akan menurunkan nilai pH dan kemudian akan
menurunkan jumlah bakteri. Rendahnya nilai pH akibat adanya koagulan
akan mempengaruhi daya tahan bakteri karena bakteri tumbuh dalam
lingkungan dengan pH netral.
2. Tegangan permukaan
Tegangan muka mempengaruhi cairan sehingga permukaannya akan
menyerupai membran yang elastis, sehingga dapat mempengaruhi
kehidupan mikroorganisme. Protoplasma mikroorganisme terdapat
didalam sel yang dilindungi dinding sel. Dengan adanya perubahan bahan
pada tegangan muka dinding sel, akan mempengaruhi permukaan
protoplasma, yang akibatnya dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perubahan bentuk morIologinya. Bakteri yang hidup didalam alat
pencernaan dapat berkembangbiak didalam medium yang mempunyai
tegangan permukaan relatiI rendah. Misalnya bakteri-bakteri yang hidup
dalam saluran pencernaan. Sabun mengurangi ketegangan permukaan, dan
oleh karena itu dapat menyebabkan hancurnya bakteri. Diplococcus
pneumoniae sangat peka terhadap sabun. Empedu juga mempunyai khasiat
seperti sabun; hanya bakteri yang hidup di dalam usus mempunyai daya
tahan terhadap empedu. sehingga dikatakan pada umumnya, bahwa bakteri
yang Gram negatiI lebih tahan terhadap pengurangan (depresi) tegangan
permukaan daripada bakteri yang Gram positiI. Tetapi kebanyakan lebih
menyukai tegangan permukaan yang relatiI tinggi.





Bagaimana pengelolaan yang baik dan benar dari penyimpanan
mikroorganisme yang berkelanjutan?
Penyimpanan mikroba bertujuan untuk memperoleh biakan/kultur mikroba
kapanpun kita inginkan. Mikroba yang dapat diremajakan untuk tujuan
penyimpanan adalah isolat/biakan mikroba yang harus mampu
mempertahankan siIat yang diharapkan darinya untuk waktu yang lama.
Beberapa metode penyimpanan mikroba adalah :
1. Penyimpanan pada suhu rendah
a. Agar miring pendingin (4
o
C), Ireezer (-20
o
C), deep Ireezer (-80
o
C)
b. Spora jamur dalam air (5
o
C)
c. Nitrogen cair (-150 sampai-196
o
C)
2. Penyimpanan dalam bentuk kering
a. Tanah biakan dikeringkan. Digunakan untuk jamur.
b. Lyophilization\Ireeze drying. Pembekuan biakan diikuti dengan
pengeringan menggunakan vakum mengakibatkan pengembunan air
sel.
Mutu biakan yang disimpan harus terpelihara dengan baik supaya
diperoleh biakan yang tetap stabil, beberapa hal yang harus
diperhatikanadalah:
a. Setiap batch harus diuji secara rutin
b. Metode apapun yang digunakan untuk penyimpanan, mutu simpanan harus
selalu diikuti.
c. Pengujian dilakukan untuk meyakinkan bahwa galur yang diperbanyak
memiliki siIat tumbuh, morIologi, dan kemampuan menghasilkan produk
yang sama.
Stabilitas dan kemampuan biakan dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :
a. Cara pemberian substrat
b. Nutrien
c. Suhu
d. Tekanan osmosa
e. Oksigen
I. Akumulasi produk intraseluler

Anda mungkin juga menyukai