Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS KINERJA ORGANISASI PADA KANTOR KECAMATAN BLORA

Oleh :
Pria Bintang Aditama
Nina Widowati
Departemen Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro
Jalan Profesor Haji Soedarto, Sarjana Hukum Tembalang Semarang Kotak Pos 1269
Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405 Laman: http://www.fisip.undip.ac.id
email: fisip@undip.ac.id
ANALYSIS OF ORGANIZATIONAL PERFORMANCE IN BLORA DISTRICT

OFFICE

Abstract

In the era of regional autonomy and decentralized, the performance of public


organizations have an important role in providing public services to the community. Blora
subdistrict is a public organization that is in the province of Central Java. Blora subdistrict
has a duty to carry out the wheels of government and public services at the district level. In
achieving these goals is certainly influenced by the performance of the organization as a
whole. As a district located in the city, it would be a representation of other subdistricts be
interested researchers to discuss it.
The purposed of this research is to analyze the performance of Blora District organizational
in achieving their objectives, accordimg to the vision and mission of the organization. To see
the performance of the organization, researchers viewed from various aspects, such as
productivity, responsiveness, quality of service, cooperation, use of resources and timeliness.
The second objective was to describe the factors inhibiting the Blora District of
organizational performance. This research used qualitative descriptive study that refers to
the concept of performance indicators and the condition of the locus recently.
Based on the results, it can be explained that the performance of the organization has been
run well. Such as the responsiveness indicators, quality of service, cooperation and
timeliness. But, there’s a problem with the human resources and infrastructure. Therefore,
the researchers gave suggestions to increase the competence of human resources. The
organization have to optimizing existing facilities and infrastructure to support the activities
and increase budget allocations and adjust according to budget targets.

Keyword : Organizational performance, Productivity, Use Of Resources and Infrastructure


Abstraksi

Pada era desentraslisasi dan otonomi daerah, kinerja organisasi publik mempunyai
peran penting dalam memberikan pelayanan publik kepada masyarakat. Kecamatan Blora
merupakan organisasi publik yang berada di wilayah Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan
Blora mempunyai tugas untuk melaksanakan roda pemerintahan dan pelayanan publik pada
tingkat kecamatan. Dalam pencapaian tujuan tersebut tentu dipengaruhi oleh kinerja dari
organisasi secara keseluruhan. Sebagai sebuah kecamatan yang terletak di Kota, hal ini tentu
menjadi representasi dari kecamatan-kecamatan lain yang menjadi ketertarikan peneliti untuk
membahasnya.
Di dalam penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana kinerja organisasi
Kecamatan Blora dalam mencapai tujuan sesuai visi misi. Untuk melihat kinerja Kecamatan
Blora peneliti melihat dari berbagai aspek yaitu, produktivitas, responsivitas, kualitas
layanan, kerjasama, penggunaan sumberdaya dan ketepatan waktu. Tujuan kedua adalah
untuk mendeskripsikan faktor penghambat kinerja organisasi Kecamatan Blora. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan mengacu pada konsep indikator kinerja
ditambah dengan keadan yang ada pada lokus penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dijelaskan bahwa kinerja organisasi sudah berjalan
dengan baik seperti pada indikator responsvitas, kualitas layanan, kerjasama dan ketepatan
waktu. Adapun indikator yang masih ada kendala adalah sumber daya manusia dan sarana
prasarana. Oleh karena itu peneliti memberikan saran untuk meningkatkan kompetensi
sumberdaya manusia, mengoptimalkan sarana dan prasarana yang ada untuk menunjang
kegiatan dan menambah alokasi anggaran serta menyesuaikan sesuai target anggaran.

Kata Kunci : Kinerja Organisasi, Produktivitas, Penggunaan Sumberdaya dan Sarana


Prasarana.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menghadapi persaingan di era mekanisme kerja yang jelas. Kinerja
global, organisasi dituntut untuk bekerja suatu organisasi merupakan akumulasi
lebih efisien dan efektif. Persaingan kinerja semua individu yang bekerja di
yang semakin ketat menyebabkan dalamnya. Di sinilah peran sumber daya
organisasi harus mampu meningkatkan manusia dibutuhkan dalam upaya
daya saing dalam rangka menjaga pencapaian tujuan organisasi. Pegawai
kelangsungan hidup organisasi. Setiap yang melaksanakan kinerjanya secara
organisasi dituntut untuk menampilkan efektif dan efisien hasilnya dapat
kinerja yang prima dalam berbagai mempengaruhi peningkatan prestasi
bidang, terutama yang terkait dengan kerja organisasi sehingga tujuan
para stakeholdernya. Situasi lingkungan organisasi yang telah ditetapkan akan
saat ini yang semakin kompleks tercapai.
menuntut sebuah organisasi untuk bisa
memuaskan kepentingan stakeholder Kinerja merupakan suatu prestasi
yang beraneka ragam. atau tingkat keberhasilan yang dicapai
oleh individu atau suatu organisasi
Pada sebuah organisasi pasti dalam melaksanakan pekerjaan pada
terdapat sumber daya manusia yang suatu periode tertentu. Kinerja juga
memiliki peran sebagai unsur pelaksana dapat diartikan sebagai suatu prestasi
atau penggerak dari suatu organisasi. yang dicapai dalam melaksanakan
Apabila tidak ada sumber daya manusia pelayanan kepada masyarakat dalam
dalam organisasi maka hanya menjadi suatu periode. Peningkatan kinerja tidak
suatu kata saja tidak ada suatu kegiatan dapat terwujud apabila tidak ada
di dalam kehidupan nyata. Sumber daya pengelolaan atau manajemen yang baik,
manusia menjadi suatu kendala yang yang dapat mendorong upaya-upaya
sering dihadapi setiap organisasi, karena institusi untuk meningkatkan kinerja.
tidak semua sumber daya manusia dapat Setiap usaha-usaha manajemen kinerja
selamanya melaksanakan suatu tugasnya ditujukan dapat digunakan untuk
dengan baik. Hal ini dapat mendorong kinerja dalam mencapai
mempengaruhi suatu kinerja organisasi tingkat tertinggi pada setiap organisasi.
dalam memperoleh hasil yang baik
untuk mencapai suatu tujuan. Di dalam suatu organisasi,
kejelasan visi merupakan hal yang yang
Kebutuhan publik yang semakin sangat penting, karena visi yang jelas
kompleks diharapkan para pejabat dalam organisasi akan menjadikan suatu
publik terus menunjukkan kinerja organisasi berjalan dengan benar. Visi
primanya. Kepentingan untuk Kecamatan Blora sesuai dengan tugas
mewujudkan kinerja organisasi yang pokok dan fungsinya adalah :
prima tentu bukan hal yang mudah. “Mewujudkan SKPD Kecamatan Blora
Harus memenuhi beberapa indikator Sebagai institusi yang bersih dan
kinerja organisasi tersebut. berpelayanan publik prima”

Setiap organisasi pasti memiliki Untuk mewujudkan visi tersebut


tujuan, visi, dan misi. Sama halnya Kecamatan Blora menetapkan tiga misi,
Kecamatan Blora Kabupaten Blora. yaitu:
Tujuan yang sama dalam unit kerja yang
lebih kecil, dengan pembagian kerja, dan
1. Mewujudkan peningkatan sumber 2013 tercapai 98,75%. Menurunnya
daya manusia ( SDM ) dan kinerja kinerja dari dua tahun terakhir tentunya
aparatur. ada penyebab dari semua itu. Untuk
2. Mewujudkan ketersediaan sarana mengetahui penyebab menurunnya
dan prasarana kerja pelayanan kinerja tersebut, maka dari itu perlu
publik. dilakukan penelitian lebih dalam untuk
3. Mewujudkan koordinasi dan menemukan masalah pada tahun 2015.
sinkronisasi seluruh potensi
aparatur pemerintah Kecamatan Penurunan terjadi tidak hanya
yang bertumpu pada mekanisme pada sasaran strategis 1.1 yaitu
birokrasi kerja dan berbasis fungsi terwujudnya koordinasi dan
pelayanan. meningkatnya pelayanan ditingkan
Kecamatan, ada sasaran berikut yang
Sebagai tindak lanjut pelaksanaan mengalami penurunan, yaitu sasaran 1.2
PP 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan terwujudnya koordinasi dan
Keuangan dan Kinerja Instansi meningkatnya pelayanan ditingkat
Pemerintah dan Peraturan Presiden Kelurahan. Capaian kinerja pada sasaran
Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem strategis 1.2 yaitu terwujudnya
Akuntabilitas Kinerja Instansi koordinasi dan meningkatnya pelayanan
Pemerintah, serta Peraturan Menteri ditingkat Kelurahan rata – rata capaian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan kinerja Tahun 2015 apabila
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun dibandingkan dengan Tahun 2014 dan
2014 tentang petunjuk teknis Perjanjian Tahun 2013 mengalami penurunan,
Kinerja, laporan kinerja Instansi untuk tahun 2015 tercapai 89,7%
Pemerintah dan tata cara review atas sedangkan tahun 2014 dapat tercapai
laporan kinerja Instansi Pemerintah, 97,5% dan tahun 2013 tercapai 99,3%.
setiap Instansi Pemerintah wajib Pada indikator capaian kinerja sasaran
menyusun laporan kinerja yang strategis 1.2 yang paling baik ada pada
melaporkan progres kinerja atas mandat tahun 2014 dan yang paling rendah
dan sumber daya manusia yang terjadi pada tahun 2015. Menurunnya
digunakannya. Pada tahun 2015, SKPD capaian kinerja pada tahun 2015 tentu
Kecamatan Blora telah melaksanakan ada penyebabnya. Untuk mengetahui
seluruh program dan kegiatan yang penyebab turunnya capaiannya kinerja
menjadi tanggungjawabnya. Sesuai tersebut harus dilakukan analisis lebih
dengan Perjanjian Kinerja Camat Blora dalam, sehingga dapat ditemukan
Tahun 2015 dan Rencana Strategis masalah dari menurunnya capaian
Kecamatan Blora, setidaknya terdapat 3 kinerja pada tahun 2015.
sasaran strategis yang harus diwujudkan
yaitu: Sasaran 1.1 Terwududnya Pada sasaran strategis Kecamatan
koordinasi dan meningkatnya pelayanan Blora selanjutnya adalah
ditingkat Kecamatan. Capaian kinerja berkembangnya sarana dan prasarana
pada sasaran strategis 1.1 yaitu umum dan pemberdayaan masyarakat di
terwujudnya koordinasi dan wilayah Kecamatan Blora. Pada sasaran
meningkatnya pelayanan ditingkat strategis ini baru mulai diterapkan di
Kecamatan rata – rata capaian kinerja Kecamatan Blora pada tahun 2014.
Tahun 2015 apabila dibandingkan Capaian kinerja pada sasaran strategis
dengan Tahun 2014 dan Tahun 2013 1.3 yaitu berkembangnya sarana dan
mengalami penurunan, untuk Tahun prasarana umum dan pemberdayaan
2015 tercapai 92,58 % dan Tahun 2014 masyarakat di wilayah Kecamatan jika
dapat tercapai 100% sedangkan Tahun dibandingkan dengan tahun 2014
mengalami penurunan. Dari tiga B. RUMUSAN MASALAH
indikator tersebut hanya satu indikator
yang dapat mencapai target yang telah 1. Bagaimana kinerja organisasi di
ditetapkan. Pada sasaran strategis 1.3 ini Kantor Kecamatan Blora?
baru mulai dilaksanakan pada tahun 2. Faktor – faktor apa yang
2014 dan tahun berikutnya. Dari data menghambat kinerja organisasi
diatas dapat diketahui terdapat satu pada kantor Kecamatan Blora?
indikator yang tidak berjalan sama
sekali, itu terlihat dari indikator C. TUJUAN
meningkatnya gizi balita di wilayaha
desa/kelurahan yaitu dengan presentase 1. Untuk mendiskripsikan dan
0%. Maka dari itu, harus dilakukan menganalisis kinerja organisasi
penelitian lebih mendalam untuk di Kantor Kecamatan Blora.
mengetahui apa yang menyebabkan 2. Untuk mengetahui faktor apa
indikator tersebut tidak berjalan dengan yang menjadi penghambat dalam
semestinya. kinerja organisasi di kantor
Kecamatan Blora.
Ketiga sasaran strategis
Kecamatan Blora dalam mewujudkan D. KERANGKA TEORI
visi, misi, dan tujuannya pada tahun Organisasi yang baik adalah
2015 terdapat beberapa indikator kinerja organisasi yang berhasil mencapai visi,
yang belum mencapai target dari yang misi, dan tujuannya. Keberhasian
ditentukan sebelumnya, dan pada tahun organisasi tentu didukung oleh suatu
2015 merupakan capaian terendah jika kinerja yang maksimal oleh individu-
dibandingkan dengan tahun 2013 dan individu di dalamnya. Banyak ahli
tahun 2014. Sasaran yang belum mendefinisikan apa itu kinerja.
mencapai target ini harus diperbaiki
guna meningkatkan kinerja organisasi. Menurut Prof. Dr. Wibowo, S.E
(2013:7) menjelaskan kinerja berasal
Dari latar belakang diatas dari pengertian Performance. Ada pula
menunjukan bahwa kinerja Kecamatan yang memberikan pengertian
Blora masih belum optimal. Melihat performance sebagai hasil kerja atau
kinerja yang kurang optimal tersebut prestasi kerja, namun sebenarnya kinerja
maka perlu adanya perbaikan dan mempunyai makna yang luas, bukan
peningkatan kinerja Kecamatan Blora. hanya hasil kerja, tetapi termasuk
Oleh karena itu, perlu adanya bagaimana proses pekerjaan
pengukuran terhadap kinerja organisasi berlangsung. Moeheriono (2012:95)
dengan berdasar pada indikator yang mengatakan bahwa kinerja atau
mempengaruhi kinerja organisasi. performance merupakan gambaran
Berdasarkan kondisi Kantor Kecamatan mengenai tingkat pencapaian
Blora, peneliti tertarik untuk mengambil pelaksanaan suatu program kegiatan
sebagai bahan penelitian yang berjudul dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi
“ANALISIS KINERJA dan misi organisasi yang dituangkan
ORGANISASI PADA KANTOR melalui perencanaan strategis suatu
KECAMATAN BLORA”. organisasi.
Terkait dari konsep kinerja
tersebut, Rummler dan Brache dalam
(Sudarmanto,2009:7-8) mengemukakan
ada tiga level kinerja, yaitu :
a. Kinerja organisasi. Ukuran atau standart kinerja terkait
Merupakan pencapaian hasil pada dengan parameter – parameter yang
level atau unit analisis organisasi. dijadikan dasar oleh organisasi untuk
Kinerja pada level organisasi ini mengukur kinerja. Menurut Bambang
terkait dengan tujuan organisasi, Wahyudi dalam kutipan Umam
rancangan organisasi, dan (2010:191), penilaian atau pengukuran
manajemen organisasi. kinerja adalah suatu evaluasi kinerja
termasuk pengembanganya, sedangkan
b. Kinerja proses menurut Henry Simamora masih dalam
Merupakan kinerja pada proses kutipan Umam Khaerul, pengukuran
tahapan dalam menghasilkan kinerja atau penilaian kinerja diartikan
produk atau pelayanan. Kinerja sebagai proses yang dipakai oleh
pada level proses ini dipengaruhi organisasi untuk mengevaluasi
oleh tujuan proses, rancangan pelaksanaan kinerja.
proses dan manajemen proses.
Ada berbagai macam dimensi
c. Kinerja individu/pekerjaan dalam pengukuran kinerja organisasi
Merupakan pencapaian atau yang dikemukakan oleh para ahli,
efektivitas pada tingkat pegawai diantaranya John Miner (Sudarmanto,
atau pekerjaan. Kinerja pada level 2009:11-12) yang mengemukakan
ini dipengaruhi oleh tujuan adanya empat dimensi yang dapat
pekerjaan dan manajemen dijadikan sebagai tolok ukur atau
pekerjaan serta karakteristik indikator dalam menilai kinerja
individu. organisasi, yaitu :
Menurut Amitai Etzioni (Keban, 1. Kualitas, yaitu : tingkat
2008:227) kinerja organisasi kesalahan, kerusakan,
menggambarkan seberapa jauh suatu kecermatan.
organisasi merealisasikan tujuan 2. Kuantitas, yaitu : jumlah
akhirnya. Sedangkan menurut Bastian pekerjaan yang dihasilkan.
(Tangkilisan, 2005:175) kinerja 3. Penggunaan waktu dalam
organisasi adalah gambaran mengenai bekerja, yaitu : tingkat
tingkat pencapaian pelaksanaan tugas ketidakhadiran, keterlambatan,
dalam suatu organisasi, dalam upaya waktu kerja efektif/jam kerja
mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan hilang.
visi organisasi tersebut. 4. Kerjasama dengan orang lain
dalam bekerja.
Jadi kinerja organisasi adalah
kemampuan organisasi untuk
Menurut Agus Dwiyanto (2008:
melaksanakan setiap tugas – tugas yang
diberikan kepada organisasi untuk 50), ada beberapa indikator yang
digunakan untuk mengukur kinerja
mencapai sasaran, tujuan, misi dan visi
organisasai yang telah ditentukan. birokrasi publik, yaitu sebagai berikut :
Kinerja organisasi tidak hanya berfokus 1. Produktivitas
pada pencapaian hasil atau tujuan, tetapi Konsep produktivitas tidak
juga menekankan pada proses hanya mengukur pada tingkat
pelaksanaan dan sumber daya guna efisiensi, tetapi juga efektivitas.
mencapai tujuannya. Produktivitas pada umumnya
dipahami sebagi rasio antara
Membahas kinerja pasti terkait input dengan output. Konsep
dengan ukuran atau standart kinerja. produktivitas dirasa terlalu
sempit dan kemudian General misi dan tujuan organisasi
Accounting Office (GAO) publik.
mencoba mengembangkan satu 4. Responsibilitas
ukuran produktivitas yang lebih Responsibilitas menjelaskan
luas dengan memasukkan apakah pelaksanaan kegiatan
seberapa besar pelayanan publik organisasi publik itu dilakukan
itu memiliki hasil yang sesuai dengan prinsip-prinsip
diharapkan sebagai satu indikator administrasi yang benar atau
kinerja yang penting. sesuai dengan kebijakan
2. Kualitas Layanan organisasi. Hal ini dapat dinilai
Sumber data utama dari kualitas dari analisis terhadap dokumen
layanan didapat dari pengguna dan laporan kegiatan organisasi
jasa atau masyarakat dalam dengan mencocokkan
melakukan penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan dan
kualitas pelayanan. Isu mengenai program organisasi dengan
kualitas layanan cenderung prosedur organisasi dan
semakin menjadi penting dalam ketentuan-ketentuan dalam
menjelaskan kinerja organisasi organisasi.
pelayanan publik. Banyak 5. Akuntabilitas
pandangan negatif yang Akuntabilitas publik menunjuk
terbentuk mengenai organisasi pada seberapa besar kebijakan
publik muncul karena dan kegiatan organisasi publik
ketidakpuasan masyarakat tunduk pada para pejabat publik
terhadap kualitas layanan yang yang dipilih oleh rakyat.
diterima dari organisasi publik. Asumsinya adalah bahwa para
3. Responsivitas pejabat politik tersebut terpilih
Responsivitas adalah karena dipilih oleh rakyat,
kemampuan organisasi dalam dengan sendirinya akan selalu
mengenali kebutuhan masyarakat merepresentasikan kepentingan
untuk menyusun prioritas rakyat. Dalam konteks ini,
pelayanan, serta pengembangan konsep dasar akuntabilitas publik
program-program pelayanan dapat digunakan untuk melihat
publik sesuai dengan kebutuhan seberapa besar kebijakan dan
dan aspirasi masyarakat. kegiatan organisasi publik itu
Responsivitas dimasukkan konsisten dengan kehendak
sebagai salah satu indikator masyarakat banyak. Kinerja
kinerja karena responsivitas organisasi publik tidak hanya
secara langsung menggambarkan bisa dilihat dari ukuran internal
kemampuan organisasi publik yang dikembangkan oleh
dalam menjalankan misi dan organisasi publik atau
tujuannya, terutama untuk pemerintah, seperti pencapaian
memenuhi kebutuhan target. Kinerja sebaiknya harus
masyarakat. Responsivitas yang dinilai dari ukuran eksternal,
rendah ditunjukkan dengan seperti nilai – nilai dan norma
ketidakselarasan antara yang berlaku dalam masyarakat.
pelayanan dengan kebutuhan
masyarakat. Hal tersebut jelas Sedangkan pengukuran kinerja
menunjukkan kegagalan organisasi yang disampaikan oleh Jerry
organisasi dalam mewujudkan Harbour (Sudarmanto, 2009: 13)
merekomendasikan dengan enam aspek, digunakan dalam mempertinggi
yaitu : kinerja organisasi
1. Produktivitas : kemampuan 5. Sarana dan prasarana yang
dalam menghasilkan barang dan dimiliki, yang berhubungan
jasa. dengan penggunaan teknologi
2. Kualitas : memproduksi barang bagi penyelenggara organisasi
dan jasa yang dihasilkan pada setiap aktivitas organisasi.
memenuhi strandar kualitas.
3. Ketepatan waktu (timelines) : Menurut Ruky dalam
waktu yang diperlukan dalam Tangkilisan (2005 : 180),
menghasilkan produk barang dan mengidentifikasi faktor – faktor yang
jasa tersebut. mempunyai pengaruh langsung terhadap
4. Putaran waktu : waktu yang tingkat pencapaian kinerja organisasi,
dibutuhkan dalam setiap proses yaitu :
perubahan barang dan jasa
tersebut, kemudian sampai pada 1. Teknologi yang meliputi
pelanggan/konsumen. peralatan kerja dan metode kerja
5. Penggunaan sumber daya : yang digunakan untuk
sumber daya yang diperlukan menghasilkan produk atau jasa
dalam menghasilkan produk yang dihasilkan oleh organisasi.
barang dan jasa tersebut. 2. Kualitas input atau material yang
6. Biaya : biaya yang diperlukan . digunakan oleh organisasi.
a. Kualitas lingkungan fisik yang
Pada pelaksanaan kegiatan atau meliputi keselamatan kerja,
program untuk mencapai suatu penataan ruangan dan
keberhasilan, terdapat faktor – faktor kebersihan.
yang dapat mempengaruhi keberhasilan b. Budaya organisasi sebagai pola
organisasi tersebut. Faktor tersebut dapat tingkah laku dan pola kerja
berasal dari dalam dan luar organisasi, yang ada dalam organisasi.
berikut adalah faktor – faktor yang dapat c. Kepemimpinan sebagai upaya
mempengaruhi kinerja organisasi untuk mengendalikan anggota
menurut para ahli. organisasi agar bekerja sesuai
dengan standart dan tujuan
Menurut Soesilo dalam organisasi.
(Tangkilisan, 2005 : 108), kinerja suatu 3. Pengelolaan sumber daya
organisasi dapat dipengaruhi oleh faktor manusia yang meliputi aspek
– faktor berikut: kompensasi, imbalan dan
promosi.
1. Struktur organisasi sebagai
hubungan internal yang berkaitan E. METODE PENELITIAN
dengan fungsi yang menjalankan Metode penelitian adalah
aktivitas organisasi. deskriptif kualitatif. Penelitian
2. Kebijakan pengelola, berupa visi deskriptif, suatu penelitian yang
dan misi organisasi. mendeskripsikan apa yang terjadi ketika
3. Sumber daya manusia, yang melakukan penelitian. Penelitian ini
berhubungan dengan kualitas berupaya untuk mendeskripsikan,
karyawan untuk bekerja dan mencatat, menganalisa dan
berkarya secara optimal. menginterpretasikan kondisi – kondisi
4. Sistem informasi manajemen, yang terjadi di lokasi penelitian serta
yang berhubungan dengan melihat kaitan antar variabel. Penelitian
pengelolaan database untuk
deskriptif bertujuan melakukan kurang optimal seperti pembangunan
penelitian terhadap kondisi – kondisi jalan yang sudah lama belum
yang terjadi di lokasi penelitian yang ditangani oleh pihak Kecamatan
selanjutnya akan dideskripsikan dengan Blora.
apa yang telah diteliti. Penelitian ini
dilakukan dengan situs penelitian pada 2. Responsivitas
Kantor Kecamatan Blora. Teknik Responsivitas organisasi berjalan
pemilihan informan dalam penelitian ini efektif dengan disediakannya kotak
adalah purposive sampling yang saran yang digunakan untuk
merupakan pemilihan sekelompok menerima keluhan dari masyarakat
subjek didasarkan atas ciri – ciri atau yang nantinya digunakan untuk
sifat – sifat tertentu yang dipandang membenahi kekurangan dari
mempunyai sangkut paut yang erat Kecamatan Blora. Adanya
dengan ciri – ciri atau sifat – sifat penyerapan aspirasi dari masyarakat
populasi yang sudah diketahui melalui musrenbang. Dengan adanya
sebelumnya. Teknik untuk menguji program musrenbang dapat
kualitas data yang digunakan adalah membantu menangani kebutuhan
teknik trigulasi. Triangulasi diartikan dimasing-masing desa untuk
sebagai pengecekan data dari berbagai melakukan pembangunan dan
sumber dengan berbagai cara, dan memenuhi kebutuhan yang ada di
berbagai waktu. Cara yang dapat desa. Selain adanya program
dilakukan, antara lain, melakukan musrenbang, Kecamatan Blora
wawancara dengan informan, mempunyai skala prioritas dalam
melakukan perpaduan antara hasil menentukan kebutuhan yang paling
wawancara informan dengan isi suatu penting untuk dipenuhi terlebih
dokumen yang berkaitan, dahulu. Kemudian dengan adanya
membandingkan data hasil pengamatan kotak saran, Kecamatan Blora dapat
dengan data hasil wawancara, dan menindak secara cepat dan tepat
membandingkan hasil wawancara antara terkait dengan keluhan masyarakat.
informan yang satu dengan informan
yang lain 3. Kualitas Layanan
Penerapan PATEN mampu
PEMBAHASAN meningkatkan kualitas layanan di
Kecamatan. Karena layanan paten
1. Produktivitas tersebut mempunyai maksud dan
Capaian kinerja di Kecamata Blora tujuan untuk selalu memaksimalkan
belum seluruhnya dapat terlaksana pelayanan kepada masyarakat agar
sesuai dengan targetnya. Hal ini dapat dilakukan dengan baik. Dengan
dikarenakan adanya perubahan adanya layanan paten itu sendiri
regulasi yang diterbitkan dari pusat, membuat pelayanan publik yang
yang menyebabkan salah satu diberikan cukup prima, sehingga
program tidak berjalan sesuai dengan proses pelayanan dapat dilakukan
sasaran startegis yang telah disusun. dengan cepat yang membuat
Kendala dalam produktivitas ini juga masyarakat merasa puas dengan
dikarenakan terbatasnya personil dari kualitas layanan di Kecamatan Blora.
Kecamatan Blora dan anggaran yang
diberikan setiap program, sehingga 4. Kerjasama
setiap program dilakukan secara Kerjasama di Kecamatan Blora
bertahap. Dari masyarakat merasakan dilakukan bersifat internal dan
ada beberapa produktivitas yang ekternal, kerjasama internal
dilakukan antar seksi atau bagian di tersebut ditulis pada papan jadwal
Kecamatan Blora sedangkan Camat yang membuat semua pegawai
kerjasama eksternal dilakukan di Kantor Kecamatan Blora dapat
dengan instansi lain atau SKPD lain. mengetahui jadwal Camat untuk
Kerjasama yang dilakukan secara kedepanya.
keseluruhan cukup bagus, namun
melihat pada rencana strategis KESIMPULAN DAN SARAN
kegiatan dan program Kecamatan
Blora harus lebih ditingkatkan Berdasarkan hasil penelitian terhadap
kembali, karena pada rencana pengukuran kinerja organisasi pada
strategis tersebut masih ada beberapa kantor Kecamatan Blora yang telah
indikator kinerja yang belum dilakukan, peneliti menggunakan enam
mencapai targetnya. indikator pengukuran kinerja, yaitu
produktivitas, responsivitas, kualitas
5. Penggunaan Sumber Daya layanan, kerjasama, penggunaan sumber
Sumber daya manusia (ASN) daya dan ketepatan waktu, dapat
jumlahnya terbatas yang membuat disimpulkan bahwa kinerja organisasi
beberapa pegawai terkadang Kecamatan Blora sudah dapat dikatakan
merangkap suatu pekerjaan di baik walaupun belum optimal. Dari
Kecamatan Blora, selain terbatasnya enam indikator pengukuran kinerja
personil di Kecamatan Blora, sarana organisasi yang belum memenuhi
dan prasarana yang belum memadai kriteria karena masih adanya
untuk mendukung setiap pelaksanan permasalahan dan kendala yang
kegiatan dan program Kecamatan dihadapi adalah produktivitas dan
Blora. Penataan ruang yang dirasa penggunaan sumber daya, sementara
sempit dalam ruang pelayanan dan indikator kinerja yang sudah berjalan
ada beberapa ruang yang tidak dengan baik adalah indikator kinerja
dimanfaatkan dengan semestinya. responsivitas, kualitas layanan,
Kurangnya alokasi anggaran untuk kerjasama, dan ketepatan waktu.
perbaikan sarana dan prasarana yang
membuat perbaikan tersebut menjadi Sedangkan faktor penghambat kinerja
terhambat, namun dalam melakukan organisasi pada Kantor Kecamatan
perbaikan dilakukan secara bertahap Blora adalah :
menurut prioritas. 1. Sumber Daya Manusia
Terbatasnya personil di
6. Ketepatan Waktu Kecamatan Blora menjadi
Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan kendala setiap akan
jadwal yang membuat program dan melaksanakan program dan
kegiatan berjalan dengan semestinya. kegiatan ke desa-desa yang ada
Dan hal tersebut membuat di Kecamatan Blora. Dan masih
Kecamatan Blora dapat melakukan terdapat beberapa kualitas SDM
tugasnya dengan baik sesuai dengan yang masih kurang. Hal tersebut
yang telah ditentukan sebelumnya. menunjukkan bahwa sumber
Ketepatan waktu yang dilakukan daya manusia merupakan faktor
sesuai dengan jadwalnya akan penghambat kinerja organisasi
mempermudah Kecamatan Blora Kecamatan Blora
karena segala keperluan telah 2. Sarana dan Prasarana
dipersiapkan terlebih dahulu. Untuk Sarana dan prasarana di
jadwal Camat telah diatur dengan Kecamatan Blora menjadi salah
baik, yang dimana jadwal Camat satu faktor penghambat kinerja
organisasi Kecamatan Blora 3. Sumber daya manusia baik dari
karena masih terbatasnya kualitas maupun kuantitas masih
ketersediaan sarana dan kurang. Untuk meningkatkan
prasarana. Masih seringnya kualitas dapat dilakukan dengan
terjadi kendala pada sarana dan cara mengikutsertakan pada
prasarana dalam pelaksanaan diklat ataupun pembinaan guna
kegiatannya membuat proses meningkatkan wawasan dan
pelaksanaanya jadi terhambat. motivasi personil atau sumber
daya manusia. Kemudian untuk
Saran kuantitas sumber daya manusia
untuk melakukan penambahan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah personil dan mengutamakan
dilakukan mengenai kinerja organisasi yang mempunyai kompetensi
Kantor Kecamatan Blora, dapat yang sesuai dengan bidangnya.
dikatakan bahwa kinerja organisasi 4. Melakukan peremajaan dan
Kantor Kecamatan Blora kurang penambahan sarana dan
berjalan sesuai dengan yang seharusnya. prasarana agar keberadaannya
Untuk itu, peneliti mencoba memberikan dapat lebih efektif untuk
beberapa saran sebagai bahan masukan mendukung atau menunjang
dan pertimbangan bagi Kantor kinerja di Kantor Kecamatan
Kecamatan Blora dalam upaya untuk Blora.
meningkatkan kinerja organisasi.
Beberapa saran tersebut adalah sebagai DAFTAR PUSTAKA
berikut:
1. Untuk meningkatkan
produktivitas Kecamatan Blora, Afifuddin dan Ahmad Saebani. 2009.
dapat dilakukan dengan Metode Penelitian Kualitatif.
memperhatikan tingkat efisiensi Bandung: PT Pustaka Setia
dan efektivitas, yaitu dapat Ahmad Saebani, Beni. 2008. Metode
dilakukan dengan merencanakan Penelitian. Bandung: Pustaka
program tahunan dengan cara Setia.
menyusun skala prioritas yang Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi
melihat pada keadaan dan Peneliti Kualitatif. Bengkulu:
kemampuan di Kecamatan Blora. Pustaka Setia.
Kemudian lebih memperhatikan Darmadi, Damai dan Sudikin. 2009.
pelayanan publik pada sektor Administrasi Publik. Yogyakarta:
desa dengan melihat keadaan LaksBang PRESSindo.
atau kondisi disetiap desa di Dwiyanto, Agus. 2008. Reformasi
Kecamatan Blora. Birokrasi Publik di Indonesia.
2. Untuk meningkatkan Yogyakarta: PPSK-UGM
penggunaan sumber daya, dapat Lexy, J Moelong. 2007. Metodologi
dilakukan dengan pemanfaatan Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
efisiensi penggunaan anggaran Remaja Rosdakarya
dengan melihat pada skala Moeheriono. 2012. Pengukuran Kinerja
prioritas. Memaksimalkan Berbasis Kompetensi. Jakarta: PT
penggunaan sumber daya yang Raja Grafindo Persada.
ada baik itu sumber daya
manusia maupun sarana dan Moleong, J. Lexy. 2007. Metodologi
prasarana sehingga didapat hasil Penelitian Kualitatif. Bandung:
yang optimal. Remaja Rosdakarya.
Pasolong, Harbani. 2007. Teori T. Keban, Yeremias. 2008. Enam
Administrasi Publik. Bandung : Alfabeta Dimensi Strategi Administrasi
Pasolong, Harbani. 2012. Metode Pubik Konsep, Teori dan Isu.
Penelitian Administrasi Publik. Yogyakarta: Gava Media
Bandung: Alfabeta. Tangkilisan, Hassel Nogi S. 2005.
Prof. Dr. Wibowo, S.E, M.Phill. 2013. Manajemen Publik. Jakarta: PT.
Manajemen Kinerja, Edisi Ke 3. Gramedia
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada Umam. Khaerul. 2010. Perilaku
Rivai, Veithzal. 2003. Kepemimpinan Organisasi. Bandung : Pustaka
dan Perilaku Organisasi (Edisi Setia
Kedua) Jakarta : PT. Raja Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja.
Grafindo Persada. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Sembiring. Masana. 2012. Budaya dan
Kinerja Organisasi ( Perspektif
Organisasi Pemerintah ).
Bandung : Fokusmedia
Sudarmanto. 2009. Kinerja dan
Pengembangan Kompetensi SDM.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Sugiyono, 2008, Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
Bandung : Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai