Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Alkohol lemak merupakan suatu dasar utama oleokimia yang memiliki
laju pertumbuhan yang berkelanjutan. Sebagai bahan baku yang utama untuk
surIaktan, pertumbuhan paralel alkohol lemak meningkatkan kemakmuran
ekonomi dan kemajuan standar hidup. Alkohol lemak terus meningkat sebagai
bahan baku surIaktan karena siIatnya yang dapat diurai dan dapat diperbaharui.
Permintaan dunia akan alkohol lemak meningkat 4 tiap tahun.
Alkohol lemak dapat diproduksi dari minyak alami, atau sintetis dari
petrokimia. Persediaan alkohol lemak dunia sekarang ini dapat dibagi menjadi
alami dan buatan. Bagaimanapun, perbandingan penggunaan alami : sintetik
bervariasi di masing-masing daerah. Sebagai contoh, pada tahun 1995 di Amerika
Utara memiliki perbandingan 30 : 70, Eropa Barat 52,5 : 47,5, Jepang 86 : 14.
keseluruhan perbandingan antara dunia tersebut di proyeksikan untuk menjangkau
65 : 35 menuju alkohol lemak alami tahun 2000. Ini dapat meningkatkan
persediaan dan stabilitas harga dari minyak lauric. Sumber utama dari minyak
lauric terdapat di daerah Asia bagian Tenggara.
















2

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Alkohol Lemak
Alkohol lemak adalah alkohol aliIatis yang merupakan turunan dari lemak alam
ataupun minyak alam. Alkohol lemak merupakan bagian dari asam lemak dan Iatty
aldehid. Alkohol lemak biasanya mempunyai atom karbon dalam jumlah genap.

2.2. Contoh Alkohol Lemak
Molekul yang kecil dari alkohol lemak digunakan dalam dunia kosmetik,
makanan dan pelarut dalam industri. Molekul yang lebih besar penting sebagai bahan
bakar. Karena siIat amphiphatic mereka, alkohol lemak berkelakuan seperti nonionic
surIaktan. Alkohol lemak dapat digunakan sebagai emulsiIier, emollients, dan thickeners
dalam industri kosmetik dan makanan.
Contoh alkohol lemak:
1. Capryl alcohol (1-octanol) -- 8 carbon atoms
2. Pelargonic alcohol (1-nonanol) -- 9 carbon atoms
3. Capric alcohol (1-decanol, decyl alcohol) -- 10 carbon atoms
4. 1-dodecanol (lauryl alcohol) -- 12 carbon atoms
5. Myristyl alcohol (1-tetradecanol) -- 14 carbon atoms
6. Cetyl alcohol (1-hexadecanol) -- 16 carbon atoms
7. Palmitoleyl alcohol (cis-9-hexadecan-1-ol) -- 16 carbon atoms, unsaturated,
CH3(CH2)5CHCH(CH2)8OH
8. Stearyl alcohol (1-octadecanol) -- 18 carbon atoms
9. Isostearyl alcohol (16-methylheptadecan-1-ol) -- 18 carbon atoms, branched,
(CH3)2CH-(CH2)15OH
10. Elaidyl alcohol (9E-octadecen-1-ol) -- 18 carbon atoms, unsaturated,
CH3(CH2)7CHCH(CH2)8OH
11. Oleyl alcohol (cis-9-octadecen-1-ol) -- 18 carbon atoms, unsaturated
12. Linoleyl alcohol (9Z, 12Z-octadecadien-1-ol) -- 18 carbon atoms, polyunsaturated
3

13. Elaidolinoleyl alcohol (9E, 12E-octadecadien-1-ol) -- 18 carbon atoms,
polyunsaturated
14. Linolenyl alcohol (9Z, 12Z, 15Z-octadecatrien-1-ol) -- 18 carbon atoms,
polyunsaturated
15. Elaidolinolenyl alcohol (9E, 12E, 15-E-octadecatrien-1-ol) -- 18 carbon atoms,
polyunsaturated
16. Ricinoleyl alcohol (12-hydroxy-9-octadecen-1-ol) -- 18 carbon atoms, unsaturated,
diol, CH3(CH2)5CH(OH)CH2CHCH(CH2)8OH
17. Arachidyl alcohol (1-eicosanol) -- 20 carbon atoms
18. Behenyl alcohol (1-docosanol) -- 22 carbon atoms
19. Erucyl alcohol (cis-13-docosen-1-ol) -- 22 carbon atoms, unsaturated,
CH3(CH2)7CHCH(CH2)12OH
20. Lignoceryl alcohol (1-tetracosanol) -- 24 carbon atoms
21. Ceryl alcohol (1-hexacosanol) -- 26 carbon atoms
22. Montanyl alcohol, cluytyl alcohol (1-octacosanol) -- 28 carbon atoms
23. Myricyl alcohol, melissyl alcohol (1-triacontanol) -- 30 carbon atoms
24. Geddyl alcohol (1-tetratriacontanol) -- 34 carbon atoms

2.3. Sumber Terbentuknya Alkohol Lemak
Alkohol lemak, berdasarkan sumber terbentuknya, terbagi menjadi 2 macam,
yaitu :
1. Alkohol Lemak Alami (Natural Fatty Alcohol)
Alkohol lemak alami berasal dari bahan baku yang dapat diperbaharui yang
terdapat di alam. Alkohol Jenis ini selalu berada dalam bentuk gabungan dari pada rantai
bebas (senyawa murni). Alkohol gabungan yang penting adalah gliserol TAG
(triasilgliserol) yang mengandung asam lemak yang memilki panjang rantai karbon C
12
-
C
18
yang di pertukarkan ( metil ester menjadi alcohol lemak). Contoh : Lemak, minyak
dan lilin dari tumbuhan dan hewan, seril sesoat dalam lilin erna dan mirisil palmit dalam
lilin lebah.


4

2. Alkohol Lemak Dari Sumber Lainnya
Untuk mendapatkan Alkohol Lemak dengan bentuk seperti ini, dapat
menggunakan beberapa metode berikut :
1. hydrolysis lilin ester menggunakan lemak hewani
2. proses reduksi sodium menggunakan lemak dan minyak
3. proses Ziegler menggunakan ethylen
4. proses oxo menggunakan hydrogenation oleIin
5. katalitik hidrogenasi asam lemak dan metil ester dari lemak dan minyak
6. hydrogenation lansung lemak dan minyak

2.4. Kegunaan Alkohol Lemak
Alkohol dapat digunakan pada industri sebagai berikut:
1. Plasticizer
2. Deterjen
3. Pelumas
4. Pengemulsi
5. Kosmetik
6. SoItener
7. Makanan, sebagai anti oksidan
8. SurIaktan
9. Bahan anti basa
10.Produk intermediet
11.ParIum
12.Farmasi

2.5. Proses Pembuatan Alkohol Lemak

1. Hidrolisis dari lilin ester
Alkohol lemak pertama kali diperoleh dari hidrolisis lilin ester yang berasal dari
hewan, terutama spermaceti dari sperma ikan paus. Lilin spermaceti dipisahkan dengan
cara pemanasan menggunakan NaOH pekat diatas 300
0
C, lalu alcohol didistilasi dari
5

sabun sodium. Hasil Sulingan (distilat) mengandung alkohol tak jenuh C
16
-C
20
. Untuk
mencegah terjadinya auto-oksidasi, distilat ini dikeraskan dengan hidrogenasi katalitik.
Alkohol yang diperoleh jika minyak sperma hanya mengandung 70 wax ester,
mencapai yield 35 , kemudian hasilnya dipisahkan dalam distilasi vakum dari sabun
dan air yang terbentuk. Produk utama terdiri dari : cetyl, oceyl, dan alcohol arachidyl.

. Proses reduksi sodium
Pada tahun 1909, Beauvault dan Blanc menemukan proses reduksi sodium untuk
memproduksi alkohol lemak dari kelapa ester. Pabrik alkohol lemak yang dibentuk pada
tahun 1930-an menggunakan proses ini. Sedangkan proses dasarnya relative sederhana,
sebenarnya operasi pabrik banyak menangani produk dan reaktan yang kompleks.
Larutan sodium didispersikan dalam pelarut inert lalu ditambahkan ester kering
dan alcohol dengan hati-hati. Saat reaksinya komplit, oksidanya dipecah dengan
pengadukan dalam air, kemudian alkoholnya dicuci dan didistilasi.
Penambahan Alkohol R` (sebaiknya alkohol sekunder), bertindak sebagai donor
hydrogen. Karena adanya reaksi samping , pemakaian sodium bias jadi di atas 20 dari
kebutuhan stoikiometri. Reduksi berjalan selektiI tanpa pembuatan hidrokarbon dari
isomerisasi atau hidrogenasi ikatan rangkap.

3. Proses Zieglar Menggunakan Etilen
Alkohol lemak dari proses ini mempunyai struktur yang sama dengan alkohol
lemak alami. Proses ini dibagi dalam dua proses yaitu proses alIol dan proses Epal.
a. Proses Alfol
Hidrokarbon digunakan sebagai pelarut. Proses ini melalui lima tahap yaitu :
1). Hidrogenasi
2 Al(CH
2
CH
3
)
3
Al 1,5 H
2
3 HAl(CH
2
CH
3
)
3
2). Etilasi
3 HAl(CH
2
CH
3
)
3
3 CH
2
CH
2
3 Al(CH
2
CH
3
)
3
2/3 dari hasil proses ini di recycle lagi ke proses hidrogenasi dan sisanya lansung
masuk ke reaksi perkembangan
3). Reaksi perkembangan (growth Reaction)
6

4). Oksidasi
5). Hidrolisa

b. Proses Epal
Proses ini mempunyai langkah-langkah yang hampir sama dengan proses alIol.
Fleksibilitas Proses ini lebih besar dibandingkan dengan prose alIol. Alkohol dan u-
oleIin yang terbentuk bias dipasarkan. Namun, modal dan biaya yang dibutuhkan juga
lebih besar karena membutuhkan proses control yang lebih kompleks dan penambahan
oleIin dan alcohol rantai bercabang.

. Proses Oxo menggunakan Olefin
Proses oxo (hidroIormilasi) terdiri dari reaksi antara oleIin dengan campuran gas
H
2
-CO dan katalis yang cocok..
Reaksi ini Di temukan oleh O.Roelen pada tahun 1938.
CH
3

2R CHCH
2
2CO 2H
2
R-CH
2
CH
2
-CHO R-CH-CHO
Yield u- oleIin diperkirakan sama dengan jumlah aldehid rantai lurus dan bercabangnya.
Proses oxo dapat dilakukan dengan tiga cara berikut :
Proses klasik dengan menggunakan katalis HCO(CO)
4

Langkah- langkah pada proses klasik yaitu reaksi oxo, pemisahan katalis dan
regenerasi , hidrogenasi aldehid dan distilasi alcohol.

Proses Shell berdasarkan kompleks kobalt karbonil - phosphine
Pada proses shell, alcohol diperoleh lansung karena bagusnya aktiIitas katalis
sehingga tahap hidrogenasi aldehid tidak di perlukan lagi, kelemahan proses ini
adalah, adanya oleIin yang hilang dari proses.

Proses menggunakan Katalis Rhodium
Sedangkan proses yang menggunakan katalis Rhodium dapat dilakukan pada P
dan T yang rendah, karena tingginya aktiIitas katalis. Kelemahannya adalah
memerlukan biaya yang tinggi karena mahalnya harga Rhodium.
7

Proses antara ketiga proses tersebut dapat dilihat pada table berikut ini :
Perbandingan Proses OXO
Klasik Shell Unio Carbide
Katalis Cobalt Carbonil Cobalt Carbonil
Phosphine Complex
Rhodium Carbonil
Phospine complex
Konsentrasi katalis 0,1 1,0 0,5 0,001 - 0,1
CO
2
: H
2
1,1 1,2 1,2 2,5 Excess hidrogen
Temperatur (
0
C) 150 180 170 210 100 120
Tekanan (MPa) 20 30 5 10 2 4
LHSV 0,5 1,0 0,1 1,2 0,1 0,25
Produk Primer Aldehid Alkohol Aldehid
Linearitas () 40 50 80 85 90


. Hidrogenasi Katalistik dari asam lemak dan metil Ester
Proses ini biasanya digunakan untuk memproduksi alkohol lemat tak jenuh pada
skala besar. Katalis yang digunakan dalam kompleks dari Cu
2
dan Cu
3

Adapun reaksinya adalah sebagai berikut :
RCOOCH
3
2 H
2
RCH
2
OH CH
3
OH dengan katalis CuCr
(metil ester) (alkohol lemak)

RCOOH 2H
2
RCH
2
OH H
2
O dengan katalis CuCr
(asam lemak) (alkohol lemak)

6. Hidrogenasi Langsung dari minyak dan Lemak
Suatu proses yang terakhir, yang dikembangkan dan dipatenkan oleh Henkel
KGaA, yaitu direct hydrogenation dari minyak alami atau trigliserida. Proses ini melalui
dua tahap reaksi, yaitu :
1). EsteriIikasi asam lemak dan alcohol lemak menghasilkan Ester dan Air
2). Hidrogenasi ester menghasilkan dua mol Alkohol lemak

8

Kedua reaksi ini berlansung simultan pada reactor yang sama. Reactor yang
digunakan adalah reactor bertekanan tinggi yang berguna sebagai pemanas awal bagi
material umpan asam lemak ;
Resirkulasi alcohol lemak dan katalis Slurry , dan gas hydrogen yang diumpankan secara
terus menerus . proses ini berlansung pada kondisi P 30.000 KPa dan T 280
0
C

a. Reaksi Hidrogenasi
Hidrogenasi metil ester dan asam lemak menjadi alcohol lemak dapat terjadi
melalui reaksi berikut:
ol me lemak alkohol hidrogen ester metil
OH CH OH RCH H RCOOCH
katalis
CuCr
tan
2
3 2 2 3



air lemak alkohol hidrogen lemak Asam
O H OH RCH H RCOOH
katalis
CuCr
2 2 2
2


Hidrogenasi langsung asam lemak tidak digunakan dalam skala industri besar
karena kebutuhan temperature reaksi yang lebih tinggi menghasilkan yield yang lebih
rendah dan karena dapat merusak katalis. Secara konvensional, asam lemak dikonversi
terlebih dahulu menjadi ester sebelum dihidrogenasi.
Lurgi telah menemukan cara untuk mengatasi masalah ini dengan esteriIikasi
bersama asam lemak dengan alcohol dan hidrogenasi ester dalam reactor yang sama :
air ester lemak As lemak alkohol
O H COOR RCH RCOOH OH RCH
katalis
.
2 2 2



lemak alkohol hidrogen ester
OH RCH H COOR RCH
katalis
2 2 2
2 2


9

Asam lemak dimasukkan ke dalam alcohol lemak bervolume besar yang sedang
berputar. Volume alcohol lemak adalah lebih dari 250 kali volume asam lemak, sehingga
esteriIikasi berpengaruh cepat tanpa adanya eIek merusak oleh katalis.

b. Proses Hidrogenasi Tekanan Tinggi
Metil ester yang telah diIraksionasi dapat diubah menjadi alcohol lemak dengan
proses hidrogenasi dengan tekanan tinggi dengan menggunakan katalis CuCr.
CuCr juga membentuk carbon berikatan ganda yang tidak jenuh sehingga hanya
alcohol lemak jenuh yang terbentuk. Jika diinginkan hasil berupa alcohol lemak tak
jenuh, diperlukan katalis zinc.
Proses hidrogenasi terjadi pada tekanan 25.000-30.000 kPa dan temperature
antara 250
0
C-300
0
C di dalam sebuah kolom tubular. Berdasarkan perlakuan terhadap
katalis, proses hidrogenasi dibedakan atas suspension process dan Iixed bed process.

Suspension Process
Katalis dan sejumlah kecil metil ester diumpankan ke dalam reactor bersamaan
dengan sisa ester. Metil ester dan gas hydrogen dipanaskan secara terpisah. Katalis CuCr
yang direaksikan dengan sejumlah kecil metil ester dimasukkan bersamaan dengan metil
ester dan gas hydrogen yang telah dipanaskan, ke dalam reactor tubular, konsentrasi
katalis dalam system setidaknya 2 umpan yang digunakan kira-kira 20 mol gas
hydrogen per mol ester. Gas hydrogen mengakibatkan gelembung yang membantu proses
agitasi reaktan.
Reaksi dijaga pada tekanan 25.000-30.000 kPa dan suhu 250
0
-300
0C
. Selama
proses eksotermik berlangsung, suhu reaksi harus dijaga untuk mengurangi reaksi
samping berupa pembentukan hidrokarbon yang tidak diinginkan. Dari kolom, campuran
reaksi didinginkan, memisahkan gas hydrogen dari campuran alcohol-metanol. Gas
hydrogen di recycle, dan campuran alkohol-metanol dialirkan ke unit methanol stripping,
pada tekanan yang lebih rendah, methanol dipisahkan, di recycle untuk proses
esteriIikasi. Alkohol lemak mentah disaring untuk memisahkan katalisnya sebagian besar
katalis di recycle, sehingga terpakai rata-rata 0,5-0,7 alcohol yang dihasilkan.
10

Alkohol yang disaring kemudian ditreatment dengan soda pekat untuk
membentuk sabun dengan ester yang tidak bereaksi. Alkohol didistilasi untuk
menghilangkan hidrokarbon yang terbentuk. Sabun tertinggal di dasar kolom




ambar 2.1. Hidrogenasi Metil Ester dengan Proses Suspensi

Fixed Bed Process
Reaki terjadi dalam Iasa uap dimana umpan organik diuapkan dalam gas
hydrogen berlebih (20-25 mol) melalui pemanas sebelum melewati Iixed catalyst bed.
Hidrogenasi berlangsung pada takanan 20.000-30.000 kPa dan suhu 200
0
-250
0
C.
Campuran reaksi yang meninggalkan reactor didinginkan dan dipisahkan menjadi Iasa
gas dan cair. Fase gas, kebanyakan berupa kelebihan hydrogen, direcycle, Iasa cair
diexpansi ke tangki untuk menghilangkan methanol dari alcohol lemak.


11

Pengoperasian kondisi termasuk mudah, oleh karena itulah produksi alkohol
lemak tidak memerlukan proses selanjutnya. Hasil keseluruhannya adalah 99 dengan
hidrokarbon dan ester yang tidak melebihi 1,0. Penggunaan katalis diusahakan dibawah
0,3.



ambar 2.2. Hidrogenasi Metil Ester dengan Proses Fixed Bed

Perbandingan Alkohol Lemak hasil Proses Fixed bed dan Proses Suspensi
Proses Iixed bad memerlukan sesuatu untuk menaikkan nilai karena itu
dibutuhkan bejana reaksi yang besar, pompa gas sirkulasi, dan pipa yang tepat untuk
volume yang tinggi dari penggunaan gas hydrogen. Proses suspensi dilain sisi
memerlukan penambahan peralatan untuk pelepasan katalis, distilasi alkohol lemak
mentah dan mengolah lagi methyl ester.
Dalam penggunaan bahan mentah, proses Iixed bad memiliki hasil yang banyak
dan penggunaan katalis hanya setengahnya. Alkohol lemak yang dihasilkan dari proses
Iixed bad memiliki kualitas yang tinggi. Meskipun begitu, kualitas dari alkohol lemak
12

yang dihasilkan oleh prosess suspensi bisa juga ditingkatkan ke tingkat yang sama
dengan distilasi selanjutnya.

Metoda Lurgi Fatty Acid Hidrogenation
Metoda lurgi dengan proses suspensi, menimbulkan kemungkinan hidrogenasi
secara langsung asam lemak menjadi alcohol lemak yang mengatasi eIek kerugian dari
'Iatty acid on the copper-bearing analysist. Ini dicapai dengan dua tahap reaksi. Reaksi
pertama adalah esteriIikasi dari asam lemak dengan alkohol lemak menghasilkan ester
dan air. Reaksi kedua adalah hidrogenasi ester untuk menghasilkan dua mol alkohol.
Kedua reaksi memiliki 'silmutaneously di reactor yang sama. Volume yang besar dari
alkohol lemak direcirculated lebih dari 250 kali umpan asam lemak, dengan eIektiI
mengurangi umpan, asal saja untuk kondisi yang optimum untuk laju dan esteriIikasi
yang kompleks.
Hidrogenasi diletakkan dalam reactor bertekanan tinggi dimana material
dipanaskan terlebih dahulu- umpan asam lemak, di sirkulasi menjadi alcohol lemak
dengan menggunakan katalis, dan gas hydrogen adalah 'Ied continuously. Reaksi ini
berlangsung kira-kira 30.000 kPa dan 280
0
C. Panas dari campuran produk yang
meninggalkan reactor didapatkan lagi dengan recirculating gas hydrogen melalui heat
exchanger, setelah produk dipisahkan melalui sebuah 'two-stage cooling-expansion
system.
Fasa gas (pada dasarnya kelebihan gas hydrogen, sedikit alcohol mendidih dan
reaksi air) dipisahkan dari larutan alkohol didalam separator panas. Pencampuran ini
didinginkan selanjutnya di cold separator, dimana 'the low boiling alcohol dan reaksi air
dikondensasi dan diseparasi. Gas hydrogen yang berlebih di recycle ke system.
Larutan alkohol dari hot separator dipompakan ke Ilash drum dimana penguraian
hydrogen dimulai dan recycled dengan pemisahan hydrogen. Katalis dipisahkan dan
alcohol lemak mentah menggunakan sebuah sentriIugal separator. Bagian dari katalis
diganti dengan katalis baru yang segar untuk mempertahankan aktivitas dan di recirculasi
dengan alkohol lemak. Fase penyelesaian dan sentriIugal separator adalah melalui 'a
polishing Iilter untuk menghilangkan semua sisa dari solid yang didapat.
13

Penghasilan alkohol mentah 'undergoes distilasi selanjutnya untuk
menghilangkan hidrokarbon dan mungkin mengalami Iraksinasi bila diinginkan

Secara Umum, Proses Pembuatan Alkohol Lemak, dapat di lihat dari Skema
Proses Berikut :


ambar 2.3. Pembuatan alkohol lemak dari minyak dan lemak








14

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan yang dapat diambil adalah :
Pembuatan alkohol lemak dengan proses TransesteriIikasi lebih baik karena
menghasilkan alkohol lemak yang berkualitas tinggi dengan penggunaan katalis
yang tidak begitu banyak (Proses berlansung cepat)
Alkohol lemak dengan proses Hydrolisis, berlangsung dengan proses yang cukup
rumit. Sedangkan pada proses Hidrogenasi secara langsung, kebutuhan
temperature reaksi lebih tinggi, menghasilkan yield yang lebih rendah dan dapat
merusak katalis






























15

DAFTAR PUSTAKA

Chauvel,A. & Levebvre G., Petrochem. Processes , Tech. Ed. 1989.

Hui, Y. H. Bailey`s Industrial Oil and Fat Products, IiIth edition. 1996. New York: John
Willey & Sons Inc

http://google.com

http://wikipedia.com

Anda mungkin juga menyukai