125-Article Text-226-1-10-20190809
125-Article Text-226-1-10-20190809
ABSTRACT
In Article 1 of Act Number 8 of 1999 concerning consumer protection, it is stated that
consumers are every person who uses goods and or services available in the community, both for the
benefit of themselves, their families, other people, and other living things and not for trading.
Consumer protection is a matter of legal protection given to consumers in an effort to obtain goods
and services from possible losses due to their use, then the law of consumer protection can be said as
a law governing the provision of consumer protection how guarantees are protected consumer rights
and how to enforce regulations through state administration law, criminal law, and civil law so that
the fulfillment of consumer rights is fulfilled, the goods and services of the business conduct products
will be protected as such. The responsibility of the business actor for the loss of the consumer is to
provide compensation for the damage, pollution, and or loss of the consumer due to consuming goods
and or services produced or traded. Payment of compensation is the main responsibility of the
business actor, compensation in accordance with Law No. 8 of 1999 concerning Consumer Protection
can be in the form of: refunds, replacement of similar goods and or services of equal value, health
care, and compensation.
Keywords: Responsible; Legal Protection; Consumer Rights.
ABSTRAK
Di dalam pasal 1 Undang-undang Nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen
disebutkan bahwa konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam
masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan
tidak untuk diperdagangkan. Perlindungan konsumen merupakan mempersoalkan perlindungan
hukum yang diberikan kepada konsumen dalam usahanya untuk memperoleh barang dan jasa dari
kemungkinan timbulnya kerugian karena penggunaannya, maka hukum perlindungan konsumen dapat
dikatakan sebagai hukum yang mengatur tentang pemberian perlindungan konsumen bagaimana
jaminan akan hak-hak konsumen terlindungi dan bagaimana penegakkan peraturan melalui hukum
administrasi Negara, hukum pidana, dan hukum perdata sehingga terpenuhinya hak-hak konsumen
terpenuhi, barang dan jasa dari produk prelaku usaha akan terlindunggi sepenunhnya. Tanggung
jawab pelaku usaha terhadap kerugian konsumen adalah dengan memberikan ganti rugi atas
kerusakan, pencemaran, dan atau kerugian konsumen akibat mengonsumsi barang dan atau jasa yang
dihasilkan atau diperdagangkan. Pembayaran pengganti kerugian merupakan tanggung jawab paling
utama dari pelaku usaha, ganti kerugian menurut Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen dapat berupa: pengembalian uang, penggantian barang dan atau jasa yang
sejenis atau setara nilainya, perawatan kesehatan, dan pemberian santunan.
Kata Kunci: Tanggungjawab; Perlindungan Hukum; Hak Konsumen.
memproduksi barang dan jasa berkualitas,
I. PENDAHULUAN aman dimakan atau digunakan, mengikuti
A. Latar Belakang standar yang berlaku, serta harga yang
Permasalahan konsumen selalu sesuai.1
menjadi bahan perbincangan di
masyarakat, selama masih banyak
konsumen yang dirugikan. Idealnya Pelaku 1
. Sabarudin, Hukum Perlindungan
usaha menyadari bahwa mereka harus Konsumen, http://www.scribd.com/doc/35914052/,
menghargai hak-hak konsumen dengan diakses: 10 Oktober 2011.
dilakukan pelaku usaha diatur dalam pasal memberikan solusi untuk penyelesaian
46 ayat (1) UUPK, yaitu:13 sengketa konsumen di luar peradilan
a. Seseorang konsumen yang umum. Dalam Ketentuan pasal 52 UUPK
dirugikan atau ahli waris yang penyelesaian sengketa diselesaikan dengan
bersangkutan. cara sebagai berikut :
b. Sekelompok konsumen yang, a. Mediasi yang merupakan suatu
mempunyai kepentingan yang proses dimana pihak ketiga
sama. mangajak pihak yang bersengketa
c. Lembaga Perlindungan Konsumen pada suatu penyelesaian sengketa
Swadaya Masyarakat yang yang telah disepakati. Sesuai
memenuhi syarat, yaitu yang batasan tersebut, mediator berada
berbentuk badan hukum atau di tengah-tengah dan tidak
yayasan, yang dalam Anggaran memihak pada salah satu pihak.
Dasarnya menyebutkan dengan b. Arbitrase Merupakan cara
tegas bahwa tujuan didirikannya penyelesaian sengketa di luar
organisasi tersebut adalah untuk peradilan umum yang didasarkan
kepentingan perlindungan pada perjanjian arbitrase yang
konsumen dan telah melaksanakan dibuat oleh para pihak yang
kegiatan perlindungan konsumen bersengketa. Kelebihan arbitrase
sesuai dengan anggaran dasarnya. ini karena keputusannya langsung
d. Pemerintah dan atau instansi yang final dan mempunyai kekuatan
terkait apabila barang dan atau jasa hukum tetap dan mengikat para
yang dikonsumsi atau pihak.
dimanfaatkan mengakibatkan c. Konsiliasi, cara ini ditempuh atas
kerugian materi yang besar dan inisiatif salah satu pihak atau para
atau korban yang tidak sedikit. pihak dimana majelis BPSK
Penyelesaian sengketa konsumen bertugas sebagai perantara antara
melalui peradilan hanya memungkinkan para pihak yang bersengketa dan
apabila:14 Majelis BPSK bersifat pasif.
1. Para pihak belum memilih upaya Penyelesaian sengketa ini memiliki
penyelesaian sengketa konsumen di banyak kesamaan dengan arbitrase,
luar pengadilan, atau dan juga menyerahkan kepada
2. Upaya penyelesaian sengketa pihak ketiga untuk memberikan
konsumen di luar pengadilan, pendapatnya tentang sengketa yang
dinyatakan tidak berhasil oleh salah di sampaikan para pihak. Namun
satu pihak atau oleh para pihak pendapat dari konsiliator tersebut
yang bersengketa. tidak mengikat sebagaimana
2. Penyelesaian Sengketa di Luar mengikatnya putusan arbitrase.
Peradilan
Terhadap proses penyelesaian III. PENUTUP
sengketa diluar Peradilan, maka UUPK Berdasarkan uraian dalam bab-bab
terdahulu, terutama yang berhubungan
13
Gunawan Widjaja, Alternatif dengan permasalahan, dapat ditarik
Penyelesaian Sengketa, PT. Raja Grafindo Persada, kesimpulan dan saran-saran sebagai
Jakarta, 2002, hlm 75.
14
berikut:
Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Op. A. Kesimpulan
Cit., hlm 234.
1. Tanggung jawab pelaku usaha jika ada cacat dan berbahaya dari
terhadap kerugian konsumen produk barang atau jasa yang
adalah dengan memberikan ganti dijualnya.
rugi atas kerusakan, pencemaran,
dan atau kerugian konsumen akibat DAFTAR PUSTAKA
mengonsumsi barang dan atau jasa A. Buku
yang dihasilkan atau Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Hukum
diperdagangkan. Pembayaran Perlindungan Konsumen, PT. Raja
pengganti kerugian merupakan Grafindo Persada, Jakarta, 2004.
tanggung jawab paling utama dari Az. Nasution, Konsumen dan Hukum, PT.
pelaku usaha, ganti kerugian Pustaka Sinar Harapan, Jakarta 1995.
menurut UUPK dapat berupa: Gunawan Widjaja, Alternatif Penyelesaian
pengembalian uang, penggantian Sengketa, PT. Raja Grafindo
barang dan atau jasa yang sejenis Persada, Jakarta 2002.
atau setara nilainya, perawatan Happy Susanto, Hak-hak Konsumen jika
kesehatan, dan pemberian Dirugikan, PT. Visimedia, Jakarta 2008.
santunan. Husni Syawali dan Neni Imaniyati, Hukum
2. Perlindungan hukum terhadap Perlindungan Konsumen, Mandar
konsumen di Indonesia yaitu: Maju, Bandung, 2000.
a) Telah dikeluarkannya peraturan Janus sidabalok, Hukum Perlindungan
yang bertujuan untuk menjamin Konsumen di Indonesia, PT. Citra
hak-hak konsumen Aditya Bakti, Bandung, 2010.
b) Penegakkan peraturan melalui Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji,
sanksi hukum administrasi, Penelitian Hukum Normatif, PT.
hukum pidana, dan hukum Raja Grafindo Persada, Jakarta,
perdata sehingga terpenuhinya 2001.
hak-hak konsumen benar-benar Sabarudin, Hukum Perlindungan
terpenuhi. Konsumen,
B. Saran http://www.scribd.com/doc/3591405
1. Hendaknya konsumen menjadi 2/, diakses: 10 Oktober 2011.
konsumen yang cerdas, Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1168/
membiasakan diri untuk belanja Men.Kes/ Per/ 1999 tentang Bahan
dengan rencana, mengonsumsi Tambahan Makanan yang Dilarang.
barang atau jasa sesuai kebutuhan, Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2001,
teliti sebelum membeli, Tentang Badan Perlindungan
memperhatikan label keterangan Konsumen Nasional
barang, tanggal kadaluarsa, sehingga R. Subekti, Kitab Undang-undang Hukum
tidak merugikan konsumen sendiri di Perdata, PT. Pradnya Paramitha,
kemudian hari. Jakarta 2006.
2. Agar pihak pelaku usaha Undang-undang No. 8 Tahun 1999,
memproduksi barang atau jasa yang Tentang Perlindungan Konsumen.
berkualitas sesuai dengan standar Undang-undang No. 36 Tahun 2009,
kesehatan, keamanan, kenyamanan, Tentang Kesehatan.
dan keselamatan konsumen.
Hendaknya pelaku usaha juga
memberitahukan kepada konsumen