Anda di halaman 1dari 14

Abuyazid Bustomi, TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP KERUGIAN

KONSUMEN. Halaman. 154 - 166

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP KERUGIAN KONSUMEN


Abuyazid Bustomi
Fakultas Hukum Universitas Palembang
Abuyazid.bustomi13.ab@gmail.com

ABSTRACT
In Article 1 of Act Number 8 of 1999 concerning consumer protection, it is stated that
consumers are every person who uses goods and or services available in the community, both for the
benefit of themselves, their families, other people, and other living things and not for trading.
Consumer protection is a matter of legal protection given to consumers in an effort to obtain goods
and services from possible losses due to their use, then the law of consumer protection can be said as
a law governing the provision of consumer protection how guarantees are protected consumer rights
and how to enforce regulations through state administration law, criminal law, and civil law so that
the fulfillment of consumer rights is fulfilled, the goods and services of the business conduct products
will be protected as such. The responsibility of the business actor for the loss of the consumer is to
provide compensation for the damage, pollution, and or loss of the consumer due to consuming goods
and or services produced or traded. Payment of compensation is the main responsibility of the
business actor, compensation in accordance with Law No. 8 of 1999 concerning Consumer Protection
can be in the form of: refunds, replacement of similar goods and or services of equal value, health
care, and compensation.
Keywords: Responsible; Legal Protection; Consumer Rights.

ABSTRAK
Di dalam pasal 1 Undang-undang Nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen
disebutkan bahwa konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam
masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan
tidak untuk diperdagangkan. Perlindungan konsumen merupakan mempersoalkan perlindungan
hukum yang diberikan kepada konsumen dalam usahanya untuk memperoleh barang dan jasa dari
kemungkinan timbulnya kerugian karena penggunaannya, maka hukum perlindungan konsumen dapat
dikatakan sebagai hukum yang mengatur tentang pemberian perlindungan konsumen bagaimana
jaminan akan hak-hak konsumen terlindungi dan bagaimana penegakkan peraturan melalui hukum
administrasi Negara, hukum pidana, dan hukum perdata sehingga terpenuhinya hak-hak konsumen
terpenuhi, barang dan jasa dari produk prelaku usaha akan terlindunggi sepenunhnya. Tanggung
jawab pelaku usaha terhadap kerugian konsumen adalah dengan memberikan ganti rugi atas
kerusakan, pencemaran, dan atau kerugian konsumen akibat mengonsumsi barang dan atau jasa yang
dihasilkan atau diperdagangkan. Pembayaran pengganti kerugian merupakan tanggung jawab paling
utama dari pelaku usaha, ganti kerugian menurut Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen dapat berupa: pengembalian uang, penggantian barang dan atau jasa yang
sejenis atau setara nilainya, perawatan kesehatan, dan pemberian santunan.
Kata Kunci: Tanggungjawab; Perlindungan Hukum; Hak Konsumen.
memproduksi barang dan jasa berkualitas,
I. PENDAHULUAN aman dimakan atau digunakan, mengikuti
A. Latar Belakang standar yang berlaku, serta harga yang
Permasalahan konsumen selalu sesuai.1
menjadi bahan perbincangan di
masyarakat, selama masih banyak
konsumen yang dirugikan. Idealnya Pelaku 1
. Sabarudin, Hukum Perlindungan
usaha menyadari bahwa mereka harus Konsumen, http://www.scribd.com/doc/35914052/,
menghargai hak-hak konsumen dengan diakses: 10 Oktober 2011.

Volume 16, Nomor 2, Bulan MEI, Tahun 2018


154
Abuyazid Bustomi, TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP KERUGIAN
KONSUMEN. Halaman. 154 - 166

Hak konsumen yang diabaikan standar kualitas dan keamanan


oleh pelaku usaha perlu dicermati secara yang sangat minim. Kondisi ini
seksama. Pada era globalisasi dan menyebabkan diri mereka selalu
perdagangan bebas saat ini, banyak dekat dengan bahaya-bahaya
bermunculan berbagai macam produk yang bisa mengancam kesehatan
barang atau pelayanan jasa yang dan keselamatan dirinya kapan
dipasarkan kepada konsumen di tanah air, saja.
baik melalui promosi, iklan, maupun Banyak pelaku usaha yang kurang
penawaran barang secara langsung. Jika menyadari tanggung jawabnya untuk
tidak berhati-hati dalam memilih produk melindungi konsumen atau menjamin
barang atau jasa yang diinginkan, keselamatan dan keamanan dalam
konsumen hanya akan menjadi objek mengkonsumsi produk yang
eksploitas dari pelaku usaha yang tidak dihasilkannya. Hal ini juga dipengaruhi
bertanggung jawab. Tanpa disadari, oleh faktor-faktor sebagai berikut:
konsumen menerima begitu saja barang a. Rendahnya kesadaran hukum
atau jasa yang dikonsumsinya. Berbagai para pejabat pemerintah yang
bentuk kesalahan dan pelanggaran hak-hak kurang hati-hati dalam
konsumen sudah banyak terjadi dan ini melakukan pengawasan
begitu meresahkan dan merugikan terhadap barang-barang
masyarakat. konsumsi yang dihasilkan
Ada beberapa hal yang patut produsen.
dicermati dalam kasus-kasus perlindungan b. Adanya kebijakan resmi
konsumen : pemerintah tentang pemakaian
1. Perbuatan pelaku usaha, baik barang berbahaya, misalnya
disengaja maupun karena dipakainya bahan tambahan
kelalaian, ternyata berdampak makanan (BTM) untuk
serius dan meluas. Akibatnya, mempengaruhi sifat ataupun
kerugian yang diderita bentuk makanan melalui Depkes
konsumen dapat bersifat massal. RI.2
2. Dampak yang ditimbulkan juga c. Masih rendahnya kesadaran
bersifat seketika. Kerugian masyarakat konsumen dan
materi atau ancaman bahaya produsen lapisan bawah serta
pada jiwa konsumen disebabkan kurangnya penyuluhan hukum
oleh tidak sempurnanya produk. sehingga mereka tidak
Banyak produsen yang kurang terjangkau oleh peraturan
menyadari tanggung jawabnya perundang-undangan yang ada.
untuk melindungi konsumen d. Adanya kesengajaan dari
atau menjamin keselamatan dan produsen untuk mengedarkan
keamanan dalam mengkonsumsi barang cacat dan berbahaya,
produk yang dihasilkannya. baik karena menyadari
3. Kalangan yang menjadi korban kelemahan konsumen,
adalah masyarakat bawah, kelemahan pengawasan, ataupun
karena tidak ada pilihan lain,
terpaksa mengonsumsi barang
2
atau jasa yang hanya . Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
semampunya didapat, dengan 1168/Men.Kes/Per/1999 tentang Bahan Tambahan
Makanan yang Dilarang.

Volume 16, Nomor 2, Bulan MEI, Tahun 2018


155
Abuyazid Bustomi, TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP KERUGIAN
KONSUMEN. Halaman. 154 - 166

demi mengejar keuntungan atau seseorang menimbulkan kerugian tersebut


laba. mirip perbuatan melawan Hukum dan
Berdasarkan Undang-undang kerugian itu ditimbulkan oleh benda tanpa
Perlindungan Konsumen No. 8 tahun perbuatan manusia maka,
1999 pada pasal 1 angka 1 disebutkan pertanggungjawabannya terletak pada
bahwa perlindungan konsumen adalah pihak yang mengawasi benda tersebut
segala upaya yang menjamin adanya serta bertanggung jawab memberikan ganti
kepastian hukum untuk memberi rugi atas kerugian yang terjadi.
perlindungan kepada konsumen. Kepastian Konsumen yang merasa haknya
hukum untuk melindungi hak-hak dilanggar bisa mengadukan dan
konsumen, sebagaimana terdapat dalam memproses perkaranya secara hukum di
ketentuan Pasal 4 hak-hak konsumen Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen
meliputi : (BPSK). Dasar hukum tersebut bisa
1. Hak atas kenyamanan, keamanan, menjadi landasan hukum yang sah dalam
dan keselamatan dalam soal pengaturan perlindungan konsumen
mengonsumsi barang atau jasa. atau dalam mengajukan gugatan perdata ke
2. Hak untuk memilih dan pengadilan.
mendapatkan barang atau jasa Berdasarkan latar belakang tersebutdi atas,
sesuai dengan nilai tukar dan maka penulis tertarik untuk menulis
kondisi serta jaminan yang penelitian dengan judul “TANGGUNG
dijanjikan. JAWAB PELAKU USAHA
3. Hak atas informasi yang benar, TERHADAP KERUGIAN
jelas, dan jujur mengenai kondisi KONSUMEN ”.
dan jaminan barang atau jasa. B. Permasalahan
4. Hak untuk didengar pendapat Bertolak dari uraian dalam latar
keluhannya atas barang atau jasa belakang tersebut di atas, maka terdapat
yang digunakan. beberapa permasalahan yang perlu dibahas
5. Hak untuk mendapat advokasi, dalam skripsi ini, antara lain sebagai
perlindungan, dan upaya berikut:
penyelesaian sengketa konsumen 1. Bagaimanakah tanggung jawab
secara patut. pelaku usaha terhadap barang
6. Hak untuk mendapatkan yang cacat dan berbahaya yang
pembinaan dan pendidikan mengakibatkan kerugian kepada
konsumen. konsumen?
7. Hak untuk diperlakukan atau 2. Bagaimanakah perlindungan
dilayani secara benar dan jujur hukum terhadap konsumen ?
serta tidak diskriminatif. C. Ruang Lingkup dan Tujuan
8. Hak untuk mendapatkan Ruang lingkup penelitian
kompensasi, ganti rugi atau dititikberatkan pada perlindungan hukum
pergantian, jika barang atau jasa terhadap kerugian konsumen akibat barang
yang diterima tidak sesuai dengan cacat dan berbahaya, yang diproduksi atau
perjanjian atau tidak sebagaimana dipasarkan oleh pelaku usaha secara bebas,
mestinya. tanpa menutup kemungkinan
Kerugian yang dialami konsumen menyinggung pula hal-hal lain yang ada
akibat barang cacat diatur dalam ketentuan kaitannya.
pasal 1367 KUHPerdata. Apabila

Volume 16, Nomor 2, Bulan MEI, Tahun 2018


156
Abuyazid Bustomi, TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP KERUGIAN
KONSUMEN. Halaman. 154 - 166

Adapun tujuan penelitian ini antara A. Pengertian Konsumen dan


lain : Perlindungan Hukum Konsumen
1. Untuk mengetahui bagaimana 1. Pengertian Konsumen
tanggung jawab pelaku usaha Dalam peraturan perundang-
terhadap barang yang cacat dan undangan di Indonesia, istilah “konsumen”
berbahaya yang mengakibatkan sebagai definisi yuridis formal ditemukan
kerugian kepada konsumen pada Undang-undang Nomor 8 Tahun
2. Untuk mengetahui perlindungan 1999 tentang Perlindungan Konsumen
hukum terhadap konsumen. (UUPK) disebutkan bahwa konsumen
D. Metodologi adalah setiap orang pemakai barang dan
Penelitian yang bertujuan untuk atau jasa yang tersedia dalam masyarakat,
dapat menjelaskan dan menguji suatu teori baik bagi kepentingan diri sendiri,
yang telah ada sebelumnya, dengan keluarga, orang lain, maupun makhluk
melakukan pengkajian terhadap bahan- hidup lain dan tidak untuk
bahan hukum baik bahan Hukum Primer diperdagangkan.
maupun bahan Hukum Sekunder. Dalam Sebagaimana disebutkan dalam
penelitian ini bahan hukum yang pasal 1 angka 2 bahwa konsumen yang
dipergunakan mencakup:3 dimaksud adalah konsumen akhir yang
1. Bahan Hukum Primer dikenal dalam kepustakaan ekonomi. Yang
a. Kitab Undang-undang Hukum dimaksud dengan konsumen akhir adalah
Perdata. pengguna atau pemanfaat akhir dari suatu
b. Undang-undang No. 8 Tahun produk. Sedangkan dalam literatur
1999 tentang Perlindungan ekonomi dikenal juga konsumen antara,
Konsumen. yaitu konsumen yang menggunakan suatu
c. Undang-undang No. 36 Tahun produk sebagai bagian dari proses
2009 tentang Kesehatan. produksi suatu produk lainnya.4
d. Peraturan Pemerintah No. 57 Persoalan hubungan konsumen
Tahun 2001 tentang Badan dan pelaku usaha biasanya dikaitkan
Perlindungan Konsumen dengan produk, barang atau jasa yang
Nasional. dihasilkan teknologi. Menurut pasal 1
2. Bahan Hukum Sekunder angka 4 Undang-undang Perlindungan
a. Kepustakaan atau buku-buku Konsumen disebutkan bahwa barang
yang merupakan hasil karya adalah setiap benda baik berwujud maupun
para pakar (tokoh) dan sarjana tidak berwujud, baik bergerak maupun
yang menguraikan tentang tidak bergerak, dapat dihabiskan, yang
hukum perlindungan konsumen. dapat diperdagangkan, dipakai atau
b. Makalah-makalah tentang dimanfaatkan oleh konsumen.
perlindungan konsumen dan 2. Pengertian Hukum Perlindungan
juga hukum perlindungan Konsumen
konsumen. Perlindungan konsumen
mempersoalkan perlindungan (hukum)
II PEMBAHASAN yang diberikan kepada konsumen dalam
usahanya untuk memperoleh barang dan
3 4
. Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, . Janus sidabalok, Hukum Perlindungan
Penelitian Hukum Normatif, PT. Raja Grafindo Konsumen di Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti,
Persada, Jakarta, 2001, hlm 13. Bandung, 2010, hlm 18.

Volume 16, Nomor 2, Bulan MEI, Tahun 2018


157
Abuyazid Bustomi, TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP KERUGIAN
KONSUMEN. Halaman. 154 - 166

jasa dari kemungkinan timbulnya kerugian 2. Mengangkat harkat dan martabat


karena penggunaannya, maka hukum konsumen dengan cara
perlindungan konsumen dapat dikatakan menghindarkannya dari akses
sebagai hukum yang mengatur tentang negatif pemakaian barang atau jasa.
pemberian perlindungan konsumen dalam 3. Meningkatkan pemberdayaan
rangka pemenuhan kebutuhannya sebagi konsumen dalam memilih,
konsumen. Hukum perlindungan menentukan dan menuntut hak-
konsumen adalah bagian dari hukum haknya sebagai konsumen
konsumen. Hukum konsumen menurut 4. Menciptakan sistem perlindungan
beliau adalah keseluruhan asas-asas dan konsumen yang mengandung unsur
kaidah-kaidah hukum yang mengatur kepastian hukum dan keterbukaan
hubungan dan masalah antara berbagai informasi serta akses untuk
pihak satu sama lain berkaitan dengan mendapatkan informasi.
barang dan atau jasa konsumen, di dalam 5. Menumbuhkan kesadaran pelaku
pergaulan hidup. 5 usaha mengenai pentingnya
Pada dasarnya, baik hukum perlindungan konsumen sehingga
konsumen maupun hukum perlindungan tumbuh sikap yang jujur dan
konsumen membicarakan hal yang sama, bertanggung jawab dalam
yaitu kepentingan hukum atau hak-hak berusaha.
konsumen. Dengan demikian, hukum 6. Meningkatkan kualitas barang atau
perlindungan konsumen atau hukum jasa yang menjamin kelangsungan
konsumen dapat diartikan sebagai usaha produksi barang dan atau
keseluruhan peraturan hukum yang jasa, kesehatan, kenyamanan,
mengatur hak-hak dan kewajiban keamanan dan keselamatan
konsumen dan pelaku usaha yang timbul konsumen.
dalam usahanya untuk memenuhi Dengan demikian jelas hukum
kebutuhannya. perlindungan konsumen yang berlaku di
Upaya perlindungan konsumen di Indonesia menjadi dasar dan kepastian
tanah air didasarkan pada sejumlah asas hukun bagi masyarakat sebagai konsumen
dan tujuan yang telah diyakini bisa untuk mendapatkan hak-haknya dengan
memberikan arahan dalam penuh optimisme dan optimal.
implementasinya di tingkatan praktis. B. Kriteria atau Ukuran Barang yang
Dengan adanya asas dan tujuan yang jelas, Menjadi Tanggung Jawab Pelaku
hukum perlindungan konsumen memiliki Usaha
dasar pijakan yang benar-benar kuat.6 1. Barang Cacat
Berdasarkan Pasal 3 Undang- Produk disebut cacat bila produk
Undang No. 8 tahun 1999 tujuan itu tidak aman dalam penggunaannya,
perlindungan konsumen adalah sebagai tidak memenuhi syarat-syarat keamanan
beriku : tertentu. Produk yang cacat menurut Tim
1. Meningkatkan kesadaran, Kerja penyusun naskah akademis Badan
kemampuan, dan kemandirian Pembinaan Hukum Nasional Departemen
konsumen untuk melindungi diri. Kehakiman RI. Mereka merumuskan
produk yang cacat, sebagai berikut:7
5
. Az. Nasution, Konsumen dan Hukum, PT.
Pustaka Sinar Harapan, Jakarta 1995, hlm 66.
6
. Happy Susanto, Hak-hak Konsumen jika
7
Dirugikan, PT. Visimedia, Jakarta, 2008, hlm 17. . Ibid, hlm 22.

Volume 16, Nomor 2, Bulan MEI, Tahun 2018


158
Abuyazid Bustomi, TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP KERUGIAN
KONSUMEN. Halaman. 154 - 166

“Setiap produk yang tidak dapat karsinogenik, teratogenik, metagenik,


memenuhi tujuan pembuatannya, korosif dan iritasi.9
baik karena kesengajaan, atau Penggunaan bahan berbahaya dapat
kealpaan dalam proses produksinya mengakibatkan kerugian pada konsumen
maupun disebabkan hal-hal lain secara massal, hal ini juga disebabkan oleh
yang terjadi dalam peredarannya, ketidaktahuan konsumen terhadap
atau tidak menyediakan syarat- berbagai jenis bahan berbahaya yang
syarat keamanan bagi manusia atau ada.Oleh karena itu konsumen perlu
harta benda mereka dalam bersikap secara mandiri yaitu dengan cara
penggunaannya, sebagai layaknya sebagai berikut:
diharapkan orang.” 1. Sadar akan harkat dan martabat
KUHPerdata mengatur mengenai konsumen, mampu untuk
produk cacat pada pasal 1504 sampai pasal melindungi diri sendiri dan
1512, dikenal dengan terminologi cacat keluarganya.
tersembunyi. Yang dimaksud dengan cacat 2. Jujur dan bertanggung jawab.
tersembunyi adalah cacat yang 3. Mampu menentukan pilihan barang
mengakibatkan kegunaan barang tidak dan jasa sesuai dengan
serasi lagi dengan tujuan semestinya. kepentingan, kebutuhan serta
Penjual selalu diharuskan untuk kemampuan dan keadaan yang
bertanggung jawab atas adanya cacat menjamin keamanan, keselamatan
tersembunyi dalam hal demikian. Sehingga kesehatan konsumen sendiri.
apabila pembeli mendapatkan barangnya 4. Berani dan mampu mengemukakan
terdapat cacat tersembunyi maka pendapat, serta berani
terhadapnya diberikan dua pilihan. Pilihan memperjuangkan dan
tersebut sesuai dengan pasal 1507 mempertahankan hak-haknya.
KUHPerdata yaitu:8 5. Berbudaya dan sadar hukum
1. Mengembalikan barang yang dibeli perlindungan konsumen.
dengan menerima pengembalian C. Hak Konsumen dan Kewajiban
harga (refund). Pelaku Usaha
2. Tetap memiliki barang yang dibeli 1. Hak Konsumen
dengan menerima ganti rugi dari Berkaitan dengan perlindungan
penjual. konsumen, maka hak-hak konsumen yang
2. Bahan Berbahaya mendapat perlindungan sebagaimana yang
Bahan berbahaya adalah zat, bahan telah ditetapkan dalam ketentuan Undang-
kimia dan biologi, baik dalam bentuk Undang No. 8 Tahun 1999 tentang
tunggal maupun campuran yang dapat perlindungan konsumen pasal 4 sebagai
membahayakan kesehatan dan lingkungan berikut :
hidup secara langsung maupun tidak a. Hak atas kenyamanan, keamanan,
langsung yang mempunyai sifat racun, dan keseluruhan dalam
mengkonsumsi barang dan atau
jasa.
b. Hak untuk memilih dan
mendapatkan barang dan atau jasa
8 9
. R. Subekti, Kitab Undang-undang .
Hukum Perdata, PT. Pradnya Paramitha, Jakarta http://staf.blog.ui.ac.id/abdul.salam/2008/07/17-cacat-
2006, hlm 34. tersembunyi-latent-defect.Op. Cit

Volume 16, Nomor 2, Bulan MEI, Tahun 2018


159
Abuyazid Bustomi, TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP KERUGIAN
KONSUMEN. Halaman. 154 - 166

sesuai dengan nilai tukar dan Secara tegas di dalam Undang-


kondisi serta jaminan yang Undang Perlindungan Konsumen telah
dijanjikan. mengatur secara tegas kewajiban pelaku
c. Hak atas informasi yang benar, usaha dalam pasal 7 UUPK sebagai
jelas dan jujur mengenai kondisi berikut:
dan jaminan barang dan atau jasa. 1. Beritikad baik dalam menjalankan
d. Hak untuk di dengar pendapat dan usaha.
keluhannya atas barang dan jasa 2. Memberikan informasi yang benar,
yang digunakan. jelas dan jujur mengenai kondisi,
e. Hak untuk mendapatkan advokasi, jaminan barang atau jasa serta
perlindungan dan upaya memberikan penjelasan
penyelesaian sengketa penggunaan, perbaikan dan
perlindungan konsumen secara pemeliharaan.
patut. 3. Memperlakukan atau melayani
f. Hak untuk mendapat pembinaan konsumen secara benar, jujur dan
dan pendidikan konsumen. tidak diskriminatif.
g. Hak untuk diperlakukan atau 4. Menjamin mutu barang dan atau
dilayani secara benar dan jujur jasa yang di produksi dan atau
serta tidak deskriminatif. yang diperdagangkan berdasarkan
h. Hak untuk mendapatkan ketentuan standar mutu barang dan
kompensasi, ganti rugi dan atau atau jasa yang berlaku.
penggantian, apabila barang dan 5. Memberikan kesempatan kepada
atau jasa yang diterima tidak sesuai konsumen untuk menguji, dan atau
dengan perjanjian atau tidak mencoba barang dan atau jasa
sebagaimana mestinya. tertentu serta memberikan jaminan
i. Hak-hak yang diatur dalam dan atau garansi atas barang yang
ketentuan peraturan perundang- dibuat atau diperdagangkan.
undangan lainnya. 6. Memberikan kompensasi, ganti
Disamping Hak Konsumen juga rugi dan atau penggantian atas
punya kewajiban sebagaimana yang diatur kerugian akibat penggunaan,
dalam pasal 5 Undang-undang Nomor 8 pemakaian dan pemanfaatan
Tahun 1999 menyatakan sebagai berikut: barang dan atau jasa yang
1. Membaca atau mengikuti petunjuk diperdagangkan.
informasi dan prosedur pemakaian 7. Memberikan kompensasi, ganti
atau pemanfaatan barang dan atau rugi, dan atau penggantian apabila
jasa demi keamanan dan barang dan atau jasa yang diterima
keselamatan. atau di manfaatkan tidak sesuai
2. Beritikad baik dalam melakukan dengan yang di perjanjikan.
transaksi pembelian barang dan D. Peran Pemerintah dalam Melindungi
atau jasa. Konsumen
3. Membayar sesuai dengan nilai 1. Pembinaan
tukar yang lebih disepakati. Dalam undang-undang
4. Mengikuti upaya penyelesaian perlindungan konsumen padal 29 ayat 1
hukum sengketa perlindungan dinyatakan bahwa “pemerintah
konsumen secara patut. bertanggung jawab atas pembinaan
2. Kewajiban Pelaku Usaha penyelenggaraan perlindungan konsumen

Volume 16, Nomor 2, Bulan MEI, Tahun 2018


160
Abuyazid Bustomi, TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP KERUGIAN
KONSUMEN. Halaman. 154 - 166

yang menjamin diperolehnya hak pencantuman label dan klausula


konsumen dan pelaku usaha serta baku, promosi, pengiklanan, serta
dilaksanakannya kewajiban konsumen dan pelayanan purnajual barang dan
pelaku usaha”. atau jasa.
Pelaksanaan pembinaan dilakukan 2. Pengawasan sebagaimana
oleh pemerintah melalui Menteri teknis dimaksud dalam ayat 1 dilakukan
yang terkait dengan perlindungan dalam proses produksi, penawaran,
konsumen. Dalam hal ini Menteri teknis promosi, pengiklanan dan
yang menangani perlindungan konsumen penjualan barang atau jasa.
akan melakukan koordinasi tentang 3. Hasil pengawasan sebagaimana
penyelenggaraan perlindungan konsumen dimaksud dalam ayat 2 dapat
dengan menteri-menteri lainnya. disebarluaskan kepada masyarakat.
Pemerintah juga diberi wewenang untuk 4. Ketentuan mengenai tata cara
melakukan pembinaan atas pengawasan sebagaimana
penyelenggaraan perlindungan konsumen, dimaksudkan dalam ayat 1
yaitu meliputi upaya untuk: ditetapkan oleh menteri dan atau
a. Terciptanya iklim usaha yang menteri teknis terkait bersama-
sehat; sama atau sendiri-sendiri sesuai
b. Berkembangnya lembaga dengan bidang tugas masing-
perlindungan konsumen masing.
swadaya masyarakat; Selain melakukan tugas pembinaan
c. Meningkatnya kualitas sumber dan pengawasan penyelenggaraan
daya manusia serta meningkatnya perlindungan konsumen, peran pemerintah
kegiatan penelitian dan juga membentuk apa yang disebut dengan
pengembangan di bidang Badan Perlindungan Konsumen Nasional
perlindungan konsumen. (BPKN). Badan ini dibentuk sebagaimana
2. Pengawasan diamanatkan dalam undang-undang
Dalam UU perlindungan konsumen perlindungan konsumen dan peraturan
pasal 30 ayat 1 disebutkan bahwa pemerintah No. 57 Tahun 2001 tentang
“pengawasan terhadap penyelenggaraan Badan Perlindungan Konsumen Nasional.
perlindungan konsumen serta penerapan Badan Perlindungan Konsumen
ketentuan peraturan perundang- Nasional berfungsi memberikan saran dan
undangannya diselenggarakan oleh pertimbangan kepada pemerintah dalam
pemerintah, masyarakat, dan lembaga upaya mengembangkan perlindungan
perlindungan konsumen swadaya konsumen di Indonesia. Dalam rangka
masyarakat” menjalankan fungsi tersebut, BPKN
Bentuk pengawasan oleh mempunyai tugas sebagai berikut:
pemerintah diatur dalam peraturan 1. Memberikan saran dan
pemerintah Nomor 58 tahun 2001 tentang rekomendasi kepada pemerintah
pembinaan dan pengawasan dalam rangka penyusunan
penyelenggaraan perlindungan konsumen kebijaksanaan di bidang
pasal 8 sebagai berikut. perlindungan konsumen.
1. Pengawasan oleh pemerintah 2. Melakukan penelitian dan
dilakukan terhadap pelaku usaha pengkajian terhadap peraturan
dalam memenuhi standar mutu perundang-undangan yang berlaku
produksi barang dan atau jasa, di bidang perlindungan konsumen.

Volume 16, Nomor 2, Bulan MEI, Tahun 2018


161
Abuyazid Bustomi, TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP KERUGIAN
KONSUMEN. Halaman. 154 - 166

3. Melakukan penelitian terhadap bahan mentah atau


barang dan atau jasa yang komponen.
menyangkut keselamatan 2. Mencantumkan nama, merek,
konsumen. atau tanda lain pada produk
4. Mendorong berkembangnya dengan tidak menunjukkan
lembaga perlindungan konsumen pihaknya sebagai pelaku
swadaya masyarakat. usaha.
5. Menyebarluaskan informasi 3. Mengimpor produk ke
melalui media mengenai wilayah Republik Indonesia.
perlindungan konsumen dan 4. Menyalurkan barang yang
memasyarakatkan sikap tidak jelas identitas pelaku
keberpihakan kepada konsumen. usahanya, baik produk dalam
6. Menerima pengaduan tentang negeri maupun importirnya
perlindungan konsumen dari yang tidak jelas identitasnya.
masyarakat, lembaga perlindungan 5. Menjual jasa seperti
konsumen swadaya masyarakat, mengembangkan perumahan
atau pelaku usaha. atau membangun apartemen.
7. Melakukan survei yang 6. Menjual jasa dengan
menyangkut kebutuhan konsumen. menyewakan alat transportasi
Badan atau alat berat.
B. Tanggung Jawab Pelaku Usaha Dasar pembebanan tanggung jawab
Terhadap Barang yang Cacat dan pelaku usaha terhadap konsumen adalah:
Berbahaya yang Mengakibatkan Adanya Negligence Adalah suatu perilaku
Kerugian Kepada Konsumen yang tidak sesuai dengan kelakuan
Tanggung jawab pelaku usaha (standard of conduct) yang ditetapkan
tersebut merupakan bagian dari kewajiban oleh Undang-undang dan Adanya duty of
yang mengikat kegiatan mereka dalam care (kewajiban memelihara kepentingan
berusaha. Yang disebut dengan istilah orang lain).
Product liability (tanggung jawab produk). Prinsip pertanggung jawaban mutlak
“Product liability adalah suatu (Strict liability) ini tidak mempersoalkan
tanggung jawab secara hukum dari lagi mengenai ada atau tidak adanya
orang atau badan yang kesalahan, tetapi pelaku usaha langsung
menghasilkan suatu produk bertanggung jawab atas kerugian yang
(producer, manufacturer) dari ditimbulkan oleh produknya yang cacat.
orang atau badan suatu produk Pelaku uasaha dianggap harus bertanggung
(processor, assembler) atau jawab apabila telah timbul kerugian pada
mendistribusikan (seller, konsumen karena mengonsumsi suatu
distributor) produk tersebut.”10 produk dan oleh karena itu pelaku usaha
Pelaku usaha yang diharuskan harus mengganti kerugian itu.
bertanggung jawab atas hasil usahanya Dalam Pasal 19 Undang-undang
adalah pelaku usaha yang melakukan No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
kegiatan-kegiatan berikut ini: Konsumen menyatakan Tanggung jawab
1. Menghasilkan produk akhir, pelaku usaha atas kerugian konsumen
termasuk memproduksi adalahl sebagai berikut:
1. Pelaku usaha bertanggung jawab
10
memberikan ganti rugi atas
Happy Susanto, Op. Cit., hlm 37.

Volume 16, Nomor 2, Bulan MEI, Tahun 2018


162
Abuyazid Bustomi, TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP KERUGIAN
KONSUMEN. Halaman. 154 - 166

kerusakan, pencemaran, dan atau 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 8


kerugian konsumen akibat Tahun 1999 tentang Perlindungan
mengonsumsi barang dan atau jasa Konsumen disebutkan bahwa perlindungan
yang dihasilkan atau konsumen adalah segala upaya yang
diperdagangkan. menjamin adanya kepastian hukum untuk
2. Ganti rugi sebagaimana dimaksud memberi perlindungan kepada konsumen.
pada ayat (1) dapat berupa Perlindungan konsumen mempunyai
pengembalian uang atau cakupan yang luas meliputi perlindungan
penggantian barang dan atau jasa terhadap konsumen barang dan jasa, yang
yang sejenis atau setara nilainya, berawal dari tahap kegiatan untuk
atau perawatan kesehatan dan atau mendapatkan barang dan jasa hingga ke
pemberian santunan yang sesuai akibat-akibat dari pemakaian barang dan
dengan ketentuan peraturan jasa itu. Cakupan perlindungan konsumen
perundang-undangan yang berlaku. terbagi dalam dua aspek :11
3. Pemberian ganti rugi dilaksanakan 1. Perlindungan terhadap
dalam tenggang waktu 7 (tujuh) kemungkinan diserahkan kepada
hari setelah tanggal transaksi. konsumen barang dan jasa yang
4. Pemberian ganti rugi sebagaimana tidak sesuai dengan apa yang telah
dimaksud pada ayat 18 dan ayat (2) disepakati atau melanggar
tidak menghapuskan kemungkinan ketentuan Undang-Undang. Dalam
adanya tuntutan pidana hal ini konsumen mendapatkan
berdasarkan pembuktian lebih pergantian jika timbul kerugian
lanjut mengenai adanya unsur karena memakai atau mengonsumsi
kesalahan. produk yang tidak sesuai.
5. Ketentuan sebagaimana dimaksud 2. Perlindungan terhadap
pada ayat (1) dan ayat (2) tidak diberlakukannya kepada konsumen
berlaku apabila pelaku usaha dapat syarat-syarat yang tidak adil.
membuktikan bahwa kesalahan Dalam hal ini berua persoalan-
tersebut merupakan kesalahan persoalan promosi dan periklanan,
konsumen. standar kontrak, harga, layanan
Terhadap kebenaran Pelaku Usaha purnajual, dan sebagainya.
telah menyebabkan kerugian Konsumen Untuk memenuhi tujuan dari
diatur dalam pasal 28 Undang-Undang No. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
8 tahun 1999, yang inti pokoknya tentang Perlindungan Konsumen,
menyatakan beban dan tanggung jawab pemerintah perlu melakukan pembinaan
pelaku usaha dalam memberikan ganti dan pengawasan meliputi:
kerugian dapat berupa : a. Diri pelaku usaha, mendorong
1. Pengembalian uang; pelaku usaha supaya bertindak
2. Penggantian barang dan atau jasa sesuai aturan yang berlaku, baik
yang sejenis atau setara nilainya; aturan yang diharuskan Undang-
3. Perawatan kesehatan; dan undang, kebiasaan, maupun
4. Pemberian santunan. kepatutan. Dengan demikian
Perlindungan konsumen adalah pelaku usaha akan bertingkah laku
istilah yang dipakai untuk menggambarkan
perlindungan hukum yang diberikan
kepada konsumen yang diatur dalam pasal 11
Janus Sidabalok, Op. Cit, hlm 10.

Volume 16, Nomor 2, Bulan MEI, Tahun 2018


163
Abuyazid Bustomi, TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP KERUGIAN
KONSUMEN. Halaman. 154 - 166

sepantasnya dalam memproduksi seutuhnya. Pengaturan perlindungan


dan mengedarkan produknya. konsumen dilakukan dengan:12
b. Sarana dan prasarana produksi, 1. Menciptakan sistem
melalui pembinaan ini dapat perlindungan konsumen yang
dicapai tingkat produk yang mengandung unsur
berkualitas, pembangunan yang keterbukaan.
memadai sebagai pelaksana 2. Melindungi kepentingan
kegiatan usaha. konsumen pada khususnya dan
c. Iklim usaha secara keseluruhan, kepentingan seluruh pelaku
dengan pembinaan ini diharapkan usaha.
tumbuh dan berkembang iklim 3. Meningkatkan kualitas barang
usaha yang sehat sehingga dapat dan pelayanan jasa.
mempertinggi tingkat kesejahteraan 4. Memberikan perlindungan
masyarakat melalui efisiensi usaha. kepada konsumen dari praktik
d. Konsumen, pembinaan kepada usaha yang menipu dan
konsumen diarahkan untuk menyesatkan.
meningkatkan sumber daya 5. Memadukan penyelenggaraan,
konsumen sehingga mempunyai pengembangan, dan pengaturan
kesadaran yang kuat atas hak- perlindungan pada bidang-
haknya, mau berkonsumsi secara bidang lain.
sehat dan rasional. Terhadap Sengketa antara
Dalam pasal 29 ayat (4) Undang- Konsumen dan Pelaku Usahan Undang-
undang No. 8 Tahun 1999 tentang Undang Perlindungan Konsumen, telah
Perlindungan Konsumen disebutkan memberikan sarana bagi konsumen untuk
bahwa pembinaan penyelenggaraan menuntu haknya melalui :
perlindungan konsumen dimaksudkan 1. Penyelesaian lewat Peradilan
untuk : Menurut UU Perlindungan
1. Terciptanya iklim usaha dan Konsumen pasal 45 ayat 1, setiap
tumbuhnya hubungan yang sehat konsumen yang dirugikan bisa menggugat
antara pelaku usaha dan konsumen. pelaku usaha melalui lembaga yang
2. Berkembangnya lembaga bertugas menyelesaikan sengketa antara
perlindungan konsumen swadaya konsumen dan pelaku usaha. Badan
masyarakat. Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)
3. Meningkatnya kualitas sumber merupakan suatu lembaga khusus yang
daya manusia serta meningkatnya dibentuk diatur dalam Undang-Undang
kegiatan penelitian dan Perlindungan Konsumen, yang tugas
pengembangan di bidang utamanya adalah menyelesaikan sengketa
perlindungan konsumen. atau perselisihan.
Keperluan adanya hukum untuk Adapun yang berhak melakukan
memberikan perlindungan konsumen gugatan terhadap pelanggaran yang
Indonesia merupakan suatu hal yang tidak
dapat dielakkan sejalan dengan tujuan
pembangunan Nasional kita, yaitu
pembangunan manusia Indonesia
12
Husni Syawali dan Neni Imaniyati,
Hukum Perlindungan Konsumen, Mandar Maju,
Bandung, 2000, hlm 7.

Volume 16, Nomor 2, Bulan MEI, Tahun 2018


164
Abuyazid Bustomi, TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP KERUGIAN
KONSUMEN. Halaman. 154 - 166

dilakukan pelaku usaha diatur dalam pasal memberikan solusi untuk penyelesaian
46 ayat (1) UUPK, yaitu:13 sengketa konsumen di luar peradilan
a. Seseorang konsumen yang umum. Dalam Ketentuan pasal 52 UUPK
dirugikan atau ahli waris yang penyelesaian sengketa diselesaikan dengan
bersangkutan. cara sebagai berikut :
b. Sekelompok konsumen yang, a. Mediasi yang merupakan suatu
mempunyai kepentingan yang proses dimana pihak ketiga
sama. mangajak pihak yang bersengketa
c. Lembaga Perlindungan Konsumen pada suatu penyelesaian sengketa
Swadaya Masyarakat yang yang telah disepakati. Sesuai
memenuhi syarat, yaitu yang batasan tersebut, mediator berada
berbentuk badan hukum atau di tengah-tengah dan tidak
yayasan, yang dalam Anggaran memihak pada salah satu pihak.
Dasarnya menyebutkan dengan b. Arbitrase Merupakan cara
tegas bahwa tujuan didirikannya penyelesaian sengketa di luar
organisasi tersebut adalah untuk peradilan umum yang didasarkan
kepentingan perlindungan pada perjanjian arbitrase yang
konsumen dan telah melaksanakan dibuat oleh para pihak yang
kegiatan perlindungan konsumen bersengketa. Kelebihan arbitrase
sesuai dengan anggaran dasarnya. ini karena keputusannya langsung
d. Pemerintah dan atau instansi yang final dan mempunyai kekuatan
terkait apabila barang dan atau jasa hukum tetap dan mengikat para
yang dikonsumsi atau pihak.
dimanfaatkan mengakibatkan c. Konsiliasi, cara ini ditempuh atas
kerugian materi yang besar dan inisiatif salah satu pihak atau para
atau korban yang tidak sedikit. pihak dimana majelis BPSK
Penyelesaian sengketa konsumen bertugas sebagai perantara antara
melalui peradilan hanya memungkinkan para pihak yang bersengketa dan
apabila:14 Majelis BPSK bersifat pasif.
1. Para pihak belum memilih upaya Penyelesaian sengketa ini memiliki
penyelesaian sengketa konsumen di banyak kesamaan dengan arbitrase,
luar pengadilan, atau dan juga menyerahkan kepada
2. Upaya penyelesaian sengketa pihak ketiga untuk memberikan
konsumen di luar pengadilan, pendapatnya tentang sengketa yang
dinyatakan tidak berhasil oleh salah di sampaikan para pihak. Namun
satu pihak atau oleh para pihak pendapat dari konsiliator tersebut
yang bersengketa. tidak mengikat sebagaimana
2. Penyelesaian Sengketa di Luar mengikatnya putusan arbitrase.
Peradilan
Terhadap proses penyelesaian III. PENUTUP
sengketa diluar Peradilan, maka UUPK Berdasarkan uraian dalam bab-bab
terdahulu, terutama yang berhubungan
13
Gunawan Widjaja, Alternatif dengan permasalahan, dapat ditarik
Penyelesaian Sengketa, PT. Raja Grafindo Persada, kesimpulan dan saran-saran sebagai
Jakarta, 2002, hlm 75.
14
berikut:
Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Op. A. Kesimpulan
Cit., hlm 234.

Volume 16, Nomor 2, Bulan MEI, Tahun 2018


165
Abuyazid Bustomi, TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP KERUGIAN
KONSUMEN. Halaman. 154 - 166

1. Tanggung jawab pelaku usaha jika ada cacat dan berbahaya dari
terhadap kerugian konsumen produk barang atau jasa yang
adalah dengan memberikan ganti dijualnya.
rugi atas kerusakan, pencemaran,
dan atau kerugian konsumen akibat DAFTAR PUSTAKA
mengonsumsi barang dan atau jasa A. Buku
yang dihasilkan atau Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Hukum
diperdagangkan. Pembayaran Perlindungan Konsumen, PT. Raja
pengganti kerugian merupakan Grafindo Persada, Jakarta, 2004.
tanggung jawab paling utama dari Az. Nasution, Konsumen dan Hukum, PT.
pelaku usaha, ganti kerugian Pustaka Sinar Harapan, Jakarta 1995.
menurut UUPK dapat berupa: Gunawan Widjaja, Alternatif Penyelesaian
pengembalian uang, penggantian Sengketa, PT. Raja Grafindo
barang dan atau jasa yang sejenis Persada, Jakarta 2002.
atau setara nilainya, perawatan Happy Susanto, Hak-hak Konsumen jika
kesehatan, dan pemberian Dirugikan, PT. Visimedia, Jakarta 2008.
santunan. Husni Syawali dan Neni Imaniyati, Hukum
2. Perlindungan hukum terhadap Perlindungan Konsumen, Mandar
konsumen di Indonesia yaitu: Maju, Bandung, 2000.
a) Telah dikeluarkannya peraturan Janus sidabalok, Hukum Perlindungan
yang bertujuan untuk menjamin Konsumen di Indonesia, PT. Citra
hak-hak konsumen Aditya Bakti, Bandung, 2010.
b) Penegakkan peraturan melalui Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji,
sanksi hukum administrasi, Penelitian Hukum Normatif, PT.
hukum pidana, dan hukum Raja Grafindo Persada, Jakarta,
perdata sehingga terpenuhinya 2001.
hak-hak konsumen benar-benar Sabarudin, Hukum Perlindungan
terpenuhi. Konsumen,
B. Saran http://www.scribd.com/doc/3591405
1. Hendaknya konsumen menjadi 2/, diakses: 10 Oktober 2011.
konsumen yang cerdas, Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1168/
membiasakan diri untuk belanja Men.Kes/ Per/ 1999 tentang Bahan
dengan rencana, mengonsumsi Tambahan Makanan yang Dilarang.
barang atau jasa sesuai kebutuhan, Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2001,
teliti sebelum membeli, Tentang Badan Perlindungan
memperhatikan label keterangan Konsumen Nasional
barang, tanggal kadaluarsa, sehingga R. Subekti, Kitab Undang-undang Hukum
tidak merugikan konsumen sendiri di Perdata, PT. Pradnya Paramitha,
kemudian hari. Jakarta 2006.
2. Agar pihak pelaku usaha Undang-undang No. 8 Tahun 1999,
memproduksi barang atau jasa yang Tentang Perlindungan Konsumen.
berkualitas sesuai dengan standar Undang-undang No. 36 Tahun 2009,
kesehatan, keamanan, kenyamanan, Tentang Kesehatan.
dan keselamatan konsumen.
Hendaknya pelaku usaha juga
memberitahukan kepada konsumen

Volume 16, Nomor 2, Bulan MEI, Tahun 2018


166
Abuyazid Bustomi, TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP KERUGIAN
KONSUMEN. Halaman. 154 - 166

Volume 16, Nomor 2, Bulan MEI, Tahun 2018


167

Anda mungkin juga menyukai