Bercerita tentang seorang pemuda sakti bernama Sangkuriang, yang
jatuh cinta dan ingin menikahi Dayang Sumbi, ibu kandungnya. Dayang Sumbi mengajukan syarat agar Sangkuriang membangun perahu dalam satu malam. Sangkuriang hampir menyelesaikan pekerjaan tersebut, tetapi Dayang Sumbi menggagalkannya dengan cara memaksa ayam berkokok pada saat hari masih gelap gulita. Sangkuriang marah dan menendang kapal yang sedang dibuatnya hingga tertelungkup berubah menjadi gunung yang dikenal sebagai Tangkuban Parahu. Kemudian, dia mengejar Dayang Sumbi yang berubah menjadi bukit dikenal sebagai gunung Putri. Sangkuriang yang tidak dapat menemukan Dayang Sumbi pun akhirnya menghilang ke alam gaib. Pesan moral: bersikaplah jujur dan hindari perbuatan curang. 2. Situ Bagendit
Situ Bagendit merupakan cerita rakyat mengenai asal-usul situ
Bagendit, di mana pada zaman dahulu, Nyai Bagendit, seorang janda kaya yang pelit, memperlakukan orang disekitarnya dengan kejam. Suatu hari, Nyai Bagendit menolak membantu kakek pengembara yang haus dengan cara yang kasar sehingga Sang Kakek pun murka, ia menciptakan banjir besar yang menenggelamkan Nyai Bagendit dengan seluruh kekayaannya. Danau Bagendit pun terbentuk, mengajarkan kita untuk menjauhi sifat pelit dan sombong. 3. Misteri Telaga Warna
Cerita rakyat Telaga Warna menceritakan asal usul Talaga Warna.
Cerita berawal dari Ratu Purbamanah dan Prabu Swarnalaya, penguasa Kuta Tanggeuhan ingin memiliki anak. Akhirnya Sang Ratu hamil dan melahirkan seorang putri bernama Dewi Kuncung Biru. Selama hidupnya, Tuang Putri dikenal rakus dan manja. Sampai akhirnya pada usia 17 tahun ia Ingin melakukan pesta mewah, rakyat yang sangat mencintainya pun berbondong-bondong memberikan harta bendanya kepada Tuan Putri. Namun, apa daya semua pemberian rakyat ditolak mentah-mentah dengan kasar hanya karena tidak menyukai bentuknya. Tiba-tiba langit menjadi gelap dan hujan deras pun turun hingga menenggelamkan Kuta Tanggeuhan menjadi telaga warna-warni atau Telaga Warna. Adapun pesan moral dari cerita tersebut adalah keserakahan dapat berakibat buruk bagi diri sendiri dan orang lain. 4. Si Kabayan Cerita ini berkisah tentang seorang lelaki pemalas bernama Kabayan yang suka tidur dan berkhayal. Suatu hari, istri Kabayan meminta dia untuk pergi mencari siput di sawah. Kabayan pergi ke sawah dan belum pulang padahal sudah sore hari. Istrinya, Iteung, khawatir dan pergi mencarinya di sawah. Di sana, dia menemukan Kabayan sedang mengorek tutut dari pematang sawah. Kabayan tidak mau turun ke sawah karena menurutnya sawah itu terlalu dalam. Sebal dengan Kabayan, Iteung mendorongnya ke dalam sawah sampai basah kuyup. Pesan moral yang dapat dipetik dari cerita ini adalah pentingnya keberanian untuk berkorban demi keberlangsungan hidup. Jika kita tidak mau berusaha dan berkorban, maka kita tidak akan mencapai tujuan yang diinginkan.